Transcript

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI 5 AMUNTAIAlamat : Jl. Sirajul Huda No.13 Jingah Bujur Kec. Haur Gading

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

SURAT PERJANJIAN KERJA PERENCANAAN

Nomor : 04.1/PPK.PL-KS.1/MAN 5-Amt/III/2010 Tanggal : 5 Maret 2010

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI 5 AMUNTAIKABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

TAHUN ANGGARAN 2010

PEKERJAANPERENCANAAN REHABILITASI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 5 AMUNTAI

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI 5 AMUNTAIAlamat : Jl. Sirajul Huda No.13 Jingah Bujur Kec. Haur Gading

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

SURAT PERJANJIAN KERJA Nomor : 04.1/PPK.PL-KS.1/MAN 5-Amt/III/2010Tanggal : 5 Maret 2010

Pada hari ini, Jum’at tanggal Lima bulan Maret tahun Dua Ribu Sepuluh, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : H. MUNSINIP : 19630405 198903 1 009Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen

Alamat Kantor : Jl. Sirajul Huda No.13 Jingah Bujur Kec. Haur GadingKabupaten Hulu Sungai Utara

yang selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Ir.HAIRUNSYAHJabatan : DirekturAlamat : Sultan Adam Komp. Mandiri IV Blok BII No 27 RT. 46 Banjarmsin

Yang didirikan dengan Akte Notaris Nomor : 3. tanggal 8 Januari 2004 oleh Notaris HUSEIN HALIM, S.H. di Banjarmasin dalam hal ini sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya, bertindak untuk dan atas nama perusahanan CV. GANESHA TEKNIK selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

PASAL 1TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan : Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Madrasah Aliyah Negeri 5 Amuntai.

2. Tugas pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Berita Acara Penjelasan Nomor : 05.1/PAN.PL-KS.1/MAN 5-Amt/II/2010 Tanggal 9 Pebruari 2010, antara lain :

a. Melaksanakan pekerjaan persiapan perencanaan seperti : Mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).

b. Membuat gambar rencana, menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).

c. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PIHAK PERTAMA dalam menyusun dokumen pelelangan, membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan, Aanwijzing, dan menyusun kembali dokumen lelang bilamana terjadi lelang ulang.

d. Mengadakan pengawasan berkala selama dalam pelaksanaan konstruksi fisik dan membuat laporan pengawasan berkala.

e. Kekurangan informasi dan kesalahan menterjemahkan informasi adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 2DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN PERENCANAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini, yaitu :

Kedua belah pihak berdasarkan :

a. Surat Penawaran Harga (SPH)Nomor : 035/GT/SP/II/2010Tanggal : 16 Pebruari 2010

b. Surat Usul Penetapan Penyedia Jasa KonsultanNomor : 09.1/PAN.PL-KS.1/MAN 5-Amt/II/2010Tanggal : 24 pebruari 2010

c. Surat Penetapan Penyedia Jasa KonsultanNomor : 01.1/PPK.PL-KS.1/MAN 5-Amt/III/2010Tanggal : 1 Maret 2010

2. Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam perjanjian ini :

a. Keputusan Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah.

b. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerjac. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan Instansi Pemerintah Daerah setempat.d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan perencanaan yang ditetapkan.e. Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA yang masih sesuai

dengan lingkup tanggung jawab dan kewajiban PIHAK KEDUA tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini.

PASAL 3TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan perencanaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan perencanaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini.

3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian Kerja ini dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan seluruhnya atau sebagian tugas yang diterima dari PIHAK PERTAMA kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan catatan-catatan yang merupakan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakannya kepada PIHAK PERTAMA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan biaya dari PIHAK KEDUA.

6. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung maupun tidak langsung turut serta baik sebagai sub kontraktor maupun pemasok bahan bangunan dari Kegiatan ini dan juga tidak dibenarkan merangkap sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi.

7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kebenaran perencanaan yang dihasilkannya dan segala kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui pada waktu pelaksanaan dan pasca konstruksi, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA, sebagai akibat kesalahan perencanaan tersebut.

8. Kelancaran pelaksanaan proyek yang berhubungan dengan perencanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH. Perdata.

PASAL 4HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

Hasil pekerjaan perencanaan oleh PIHAK KEDUA yang harus disampaikan kepada PIHAK PERTAMA dan dibuat dalam rangkap 5 (lima), setidak-tidaknya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Survey Lapangan a. Laporan data dan informasi lapangan.b. Survey lapangan dan pengukuran.

2. Tahap Rencana Detaila. Gambar rencana teknis lengkap.b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)c. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)d. Rencana anggaran biaya (RAB)

3. Tahap Pelelangana. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.b. Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.

PASAL 5JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PERENCANAAN

1. Pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini harus diselesaikan tahap demi tahap, setelah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanan sampai dengan penyerahan dokumen pelelangan sebagaimana disebut dalam pasal 4 ayat 1, 2, 3, dan 4 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 30 Tiga Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal 5 Maret 2010 (Surat Perintah Kerja) sampai dengan tanggal 3 April 2010.

3. Hasil pekerjaan perencanaan sampai mencapai prestasi 100 % sebagaimana disebut dalam pasal 4 ayat 6 Surat Perjanjian ini paling lambat harus sudah selesai dan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung setelah tanggal dilaksanakan serah terima pertama pekerjaan pelaksanaan fisik dari Kontraktor Pelaksana kepada PIHAK PERTAMA.

4. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya keadaan memaksa seperti diatur dalam pasal 11 Surat Perjanjian ini atau adanya perintah perubahan tugas pekerjaan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis, yang mengakibatkan terdapat perpanjangan/penambahan waktu penyelesaian pekerjaan dan diatur dalam perjanjian tambahan (addendum).

PASAL 6BIAYA PEKERJAAN PERENCANAAN

Jumlah harga Perencanaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini akan dibayarkan kepada CV. GANESHA TEKNIK dengan Rekening Nomor : 001.0007.01838.1. Pada Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan Cabang Utama Banjarmasin sebesar Rp. 35.700.000,00 Terbilang ( Tiga Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah) yang dibebankan pada DIPA MAN 5 Amuntai Nomor : 3285/025-01.2/XVIII/2010 merupakan Jumlah yang pasti (Lumpsum Fixed Price), yaitu yang mengikat jumlah harga penawaran termasuk Pajak, bea materai dan pengeluaran lainnya.

PASAL 7CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran Pertama sebesar 80 % dari biaya Pekerjaan Perencanaan atau sejumlah Rp.28.560.000,00 ( Dua Puluh Delapan Juta Lima Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah ) yang akan dibayarkan setelah diadakan Serah Terima Hasil Pekerjaan Perencanaan dalam suatu Berita Acara Serah Terima Pertama atau diserahkannya Dokumen Pelelangan dan dinyatakan dalam suatu Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Perencanaan untuk Pembayaran Angsuran yang telah ditandatangani Kedua belah Pihak dan diketahui oleh Pejabat yang berwenang atau Pejabat yang ditunjuk olehnya.

2. Pembayaran Kedua sebesar 5 % dari biaya Pekerjaan Perencanaan atau sejumlah Rp.1.785.000,00 ( Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah ) akan dibayarkan setelah Tahap Pelelangan sampai Kontraktor Pelaksana telah ditunjuk dan dinyatakan dalam suatu Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Perencanaan untuk Pembayaran Angsuran yang telah ditandatangani Kedua belah pihak dan diketahui oleh Pejabat yang berwenang atau Pejabat yang ditunjuk olehnya.

3. Pembayaran Ketiga sebesar 15 % dari biaya Pekerjaan Perencanaan atau sejumlah 5.355.000,00 ( Lima Juta Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah ) yang akan dibayarkan setelah diadakan Serah Terima Pertama Pekerjaan Fisik dan dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Kedua serta Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Perencanaan untuk Pembayaran Angsuran yang telah ditandatangani Kedua belah Pihak dan diketahui oleh Pejabat yang berwenang atau Pejabat yang ditunjuk olehnya.

4. Tahap-tahap pembayaran tersebut di atas, pembayarkan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tanjung.

PASAL 8BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian Kerja ini termasuk biaya materai tempel Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

2. Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan perencanaan ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 9TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan perencanaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA diwajibkan menggunakan bentuk organisasi dan menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian serta keterampilannya sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan dengan pekerjaan perencanaan ini.

3. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 10PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

1. Di tempat pekerjaan perencanaan PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga-tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan tugas-tugas yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian Kerja ini.

2. Untuk setiap tahapan pekerjaan perencanaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pekerjaan, yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/memberikan/memutuskan segala petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.

3. Penunjukan penanggung jawab pekerjaan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis.

4. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, penanggung jawab pekerjaan yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan petugas/tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 11SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA terlambat menyelesaikan pekerjaan perencanaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam pasal 5 Surat Perjanjian ini akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 3 o/oo (tiga permil) dari biaya pekerjaan perencanaan untuk setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

2. Jika PIHAK KEDUA melalaikan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini dan telah mendapat peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dari PIHAK PERTAMA, tetapi PIHAK KEDUA tidak juga memperbaiki kelalaian tersebut, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1% (satu persen) dari biaya perencanaan, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk memperbaiki kesalahan/kelalaian yang diperingatkan tersebut.

3. Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan perencanaan bertentangan dengan Surat Perjanjian Kerja ini dan mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.

4.Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut di dalam Pasal 10 Ayat 1perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli yang telah

ditetapkan, maka PIHAK KEDUA setuju diberi imbalan biaya/jasa sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan dalam melaksanakan tugas tersebut.

5. Denda - denda tersebut di dalam pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 12

PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan perencanaan tersebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian Kerja ini, maka pada saat itu pula PIHAK PERTAMA bersama-sama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap bagian pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

2. Biaya perencanaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 13KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud "keadaan memaksa" dalam perjanjian ini adalah peristiwa-peristiwa yang berada di luar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak, yaitu :a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir)b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali

karyawan kontraktor)c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK KEDUA).d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.

2. Apabila terjadi "keadaan memaksa", maka :

a. PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa telah terjadi "keadaan memaksa".

b. Apabila selama 3 (tiga) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK PERTAMA tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2 a pasal ini, maka PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapat persetujuan tertulis.

c. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang "keadaan memaksa" tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui terjadinya "keadaan memaksa" tersebut.

d. PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan/persetujuan tertulis tentang keadaan memaksa dari PIHAK PERTAMA.

e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat Keadaan Memaksa, setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA.

f. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah dilakukan perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban keuangan kepada para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

3. Apabila "keadaan memaksa" itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku ketentuan-ketentuan pasal 5, pasal 11, pasal 14 Surat Perjanjian Kerja ini.

PASAL 14PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas perencanaan sebagaimana mestinya yang dimaksud dalam pasal 1 dan pasal 4 Surat Perjanjian Kerja ini.

b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 5 ayat 2 Surat Perjanjian Kerja ini tidak ditepati, karena kelalaian PIHAK KEDUA.

c. Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Kerja tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan perencanaan sebagaimana diatur dalam pasal 1 Surat Perjanjian Kerja ini.

d. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan perencanaan yang telah dimulai.

e. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian perencanaan ini.

f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA.

g. PIHAK KEDUA memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan dengan Pekerjaan Perencanaan ini.

h. Denda kumulatif telah mencapai maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah biaya pekerjaan perencanaan, seperti dalam pasal 11 ayat 3 Surat Perjanjian Kerja ini.

2. Jika terjadi Pemutusan Perjanjian Perencanaan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Konsultan Perencana lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas, atas biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan serta kerugian negara.

4. Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

PASAL 15PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak, yang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :

a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota danc. Seorang dari PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak.

3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri.

PASAL 16TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja Perencanaan ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Pengadilan Negeri Amuntai.

PASAL 17PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kerja ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Kerja Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja ini.

2. Surat perjanjian Kerja ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh), bermaterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan perencanaan ini.

PIHAK KEDUA

CV. GANESHA TEKNIK

Ir. HAIRUNSYAHDirektur

PIHAK PERTAMAPEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

H. MUNSINIP. 19630405 198903 1 009

MENGETAHUIKEPALA MADRASAH ALIYAH NEGERI 5AMUNTAI KAB. HULU SUNGAI UTARA

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Drs. HM. JOHANSYAH, MMNIP. 19521226 197611 1001


Top Related