1
KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR INTRINSIK
CERPEN SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
Riesa Putri Indah1 , Dra.Hj.Isnaini Leo Shanty2 , Legi Elfitra3
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ARTIKEL E-JURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
RIESA PUTRI INDAH
NIM 120388201102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2018
2
ABSTRAK
Putri, Reisa Indah, 2018. “Kemampuan Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang,
Tahun Pelajaran 2017/ 2018.”Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd.,
Pembimbing 2: Legi Alfitra, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci : Memahami Unsur Intrinsik pada Cerita Pendek
Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Kemampuan Memahami
Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang,
Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Dalam hal ini, teknik yang
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Hal yang hendak dideskripsikan ialah
Kemampuan Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
Hasil penelitian ini dapat melihat kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik pada cerpen siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2017/ 2018 berkualifikasi Cukup. Hal ini dilihat
melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2017/ 2018, yaitu berada pada kategori
cukup. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes, siswa yang mendapat nilai yang gagal
dalam kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen berjumlah 1
siswa (2,4%), sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dalam kemampuan
memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen berjumlah 6 siswa (14,6%), siswa
yang memiliki nilai cukup dalam kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
pada cerpen berjumlah 19 siswa (46,3%), siswa yang memiliki nilai baik
berjumlah 13 siswa (31,7%) dan siswa yang memiliki nilai dengan sangat baik
berjumlah 2 siswa (4,8%).
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil tes tersebut di atas, secara
meyakinkan dapat dikatakan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik pada
cerpen siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang,
Tahun Pelajaran 2017/ 2018 berkualifikasi Cukup.
3
ABSTRACT
Putri, Riesa Indah, 2018. "Ability to Understand the Intrinsic Elements of Short
Class Students of Class XI of Tanjungpinang 3 Vocational High School,
2017/2018 Academic Year." Thesis. Indonesian Language and Literature
Education Department. Teaching and Education Faculty, Raja Ali Haji
Maritime University. Advisor 1: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd.,
Advisor 2: Legi Elfitra, S.Pd., M.Pd.
Keywords: Understanding Intrinsic Elements in Short Stories
The title proposed in this study was "The Ability to Understand the
Intrinsic Elements of Students in Class XI of Tanjungpinang 3 Vocational High
School, 2017/2018 Academic Year. This study was intended to find out how the
ability to understand the intrinsic elements of short stories for eleventh grade
students of Vocational High Schools Negeri 3 Tanjungpinang, 2017/2018
Academic Year.
To achieve this goal, the method used in this research is quantitative
descriptive method. In this case, techniques that use numbers, ranging from data
collection, interpretation of the data, and the appearance of the results. The thing
to be described is the Ability to Understand the Intrinsic Elements of Short Class
Students of Class XI of Tanjungpinang 3 Vocational High School, Academic Year
2017/2018
The results of this study can see the ability to understand the intrinsic
elements in the short stories of class XI students of Tanjungpinang Vocational
High School 3, moderate / qualified 2017/2018 Academic Year. This is seen
through the average value obtained by students of class X Tanjungpinang 3
Vocational High School in 2017/2019 Academic Year, which is in the sufficient
category. This can be seen in the test results, students who get failed scores in the
ability to understand the intrinsic elements in short stories are 1 student (2.4%),
while students who get less value in the ability to understand the intrinsic
elements in short stories total 6 students (14.6%), students who have enough value
in the ability to understand the intrinsic elements in short stories totaled 19
students (46.3%), students who have good grades are 13 students (31.7%) and
students who have very good value of 2 students (4.8%).
The conclusions that can be drawn based on the test results above, can
conclusively be said to be able to understand the intrinsic elements in the short
stories of the 11th grade students of Tanjungpinang Vocational High School 3,
moderate 2017/2018 Academic Year.
4
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses yang membuat orang belajar. Setiap
proses pembelajaran tersebut, peranan guru selaku pendidik bertugas membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mudah. Di samping itu, siswa
selaku peserta didik berusaha untuk mencari informasi, memecahkan masalah,
dan mengemukakan pendapatnya. Inti dari proses pendidikan adalah proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan demikian, perbaikan mutu
pendidikan harus dimulai dengan menata dan meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas.
Berdasarkan hasil observasi pada kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 Tanjungpinang diperoleh gambaran kondisi siswa saat proses
pembelajaran berlangsung, khususnya pada pembelajaran sastra. Siswa belum
mampu memahami karya sastra secara untuh. Pembelajaran sastra masih kurang,
karena guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan cerpen. Demikian juga
teknik pembelajaran masih berpusat pada guru, dalam arti siswa kurang diaktifkan
dalam proses belajar mengajar. Selain itu, guru kurang selektif dalam memilih
media dalam pembelajaran, khususnya media berupa cerpen yang sesuai dengan
kondisi dan situasi siswa. Hal ini yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam mencapai berbagai
aspek dari tujuan pendidikan dan pengajaran secara umum. Aspek-aspek yang di
maksud adalah aspek pendidikan, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan
keagamaan. Untuk mencapai aspek-aspek itu, sudah barang tentu pembelajaran
sastra haruslah memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pengajaran sastra itu
sendiri, yakni bagian dalam pengajaran sastra adalah memahami unsur intrinsik
dalam sastra itu sendiri.
Pembelajaran cerpen sebagai salah satu pembelajaran karya sastra kepada
siswa, tidak dapat diabaikan begitu saja, tetapi perlu dipertahankan sejak dini agar
siswa memiliki pengetahuan yang luas tentang pemahaman dan penerapan unsur-
unsur unstrinsik cerpen, hal ini penting untuk dilakukan agar siswa mempunyai
sikap positif terhadap hasil karya sastra berupa cerpen.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kemahiran
siswa dalam memahami unsur intrinsik pada teks cerpen. Oleh karena itu, peneliti
menulis judul, “Kemampuan Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Siswa
Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran
2017/ 2018”.
5
KAJIAN PUSTAKA
Setiap karya sastra pasti memiliki unsur-unsur pembangun. Unsur pembangun
yang ada di dalam karya sastra disebut dengan unsur intrinsik sementara unsur
yang berasal dari luar karya sastra itu diciptakan disebut dengan unsur ekstrinsik.
Menurut Anggraini (2012:12-15), unsur intrinsik dalam karya sastra terdiri
dari:
a. Tema
Tema adalah inti, pokok, atau gagasan yang melandasi seluruh cerita. Tema
sebuah karya sastra biasanya menyangkut segala persoalan dalam kehidupan
manusia. Tema dapat mencakup kehidupan remaja, kerukunan antarumat
beragama, kasih saying, kesetiaan, korupsi, ketakwaan dan sebagainya.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah para pelaku yang ada dalam cerita. Tokoh-tokoh ini biasanya
memiliki berbagai karakter atau watak dengan perilaku yang membuat suatu
cerita berkembang. Karakter atau watak tokoh pada cerita biasanya bervariasi,
inilah yang dimaksud dengan penokohan.
Berdadarkan watak dan perannya, tokoh dibedakan menjadi tokoh protagonist
(berwatak baik), antagonis (berwatak jahat), dan tokoh pendukung atau
figuran.
c. Latar atau setting
Latar disebut juga setting: yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita.
Peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh-tokoh cerita terjadi ditempat tertentu
dalam cerita dinamakan setting atau latar (Anggraini, 2012:14).
6
Latar atau setting mencakupi tiga hal, yaitu:
1. Setting Tempat
Setting tempat adalah tempat peristiwa itu terjadi.Sebuah peristiwabisa terjadi
di halaman rumah, di ruang tamu, atau di kamar belajar.
2. Setting Waktu
Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi, sebuah peristiwa bisa saja
terjadi pada masa sepuluh tahun yang lalu, zaman majapahit, zaman revolusi
fisik, atau zaman sekarang.
3. Setting Suasana
Peristiwa itu terjadi dalam suasana apa? Suasana ada dua macam, yaitu
suasana batin, dan suasana lahir.Yang termasuk suasana batin, yaitu perasaan
bahagia, sedih, tegang, cemas, marah, dan sebagainya yang dialami oleh
pelaku. Sementara yang termasuk suasana lahir ialah sepi,(takada gerak),
sunyi, (tak ada suara dan gerak). Romantik, hiruk- pikuk dan lain-lain
(Anggraini, 2012:14).
d. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi bercerita (pengarang) terhadap kisah yang
diceritakan (Anggraini, 2012:14).Sudut pandang pada hakikatnya merupakan
strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Ada beberapa jenis sudut pandang yaitu: (1) pengarang sebagai pelaku utama
cerita, (2) pengarang ikut main, tetapi bukan sebagai pelaku utama, (3)
pengarang serba hadir, (4) pengarang peninjau.
7
e. Alur atau Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita.Tiap-tiap
peristiwa selalu berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Alur atau plot dapat dibedakan menjadi alur lurus, alur sorot balik
(flashback), dan alur campur campuran. Disebut alur lurus apabila cerita
disusun mulai dari awal diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya dan
berakhir pada pemecahan masalah.Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni
dari bagan akhir dan bergerak ke muka menuju titik awal cerita disebut alur
sorot balik.Sedangkan alur campuran yakni gabungan dari sebagian alur lurus
dan sebagian alur sorot balik, tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang
padu sehingga tidak menimbulkan kesan ada dua buah cerita atau peristiwa
yang terpisah, baik waktu maupun tempat kejadian (Anggraini, 2012:13).
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang menggunakan bahasa untuk menghasilkan
karya sastra. Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan. Dengan cara yang khas itu kalimat-kalimat yang dihasilkannya
menjadi hidup. Karena itu, gaya bahasa dapat menimbulkan perasaan tertentu,
dan dapat menimbulkan tanggapan pikiran pembaca. Semuanya itu
menyebabkan karya sastra menjadi indah dan bernilai seni (Anggraini,
2012:15).
g. Amanat
Amanat adalah pesan pengarang kepada pembaca baik tersurat maupun tersirat
yang disampaikan melalui karyanya.Amanat merupakan unsur pendidikan,
8
terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya (Rosdiyanto, Juanda, dan Sunarti,
2007:102).
Amanat dapat disampaikan dengan cara tersirat dan tersurat. Tersirat artinya
pengarang tidak menyampaikan langsung melalui kalimat-kalimat, tetapi
melalui jalan nasib atau penghidupan pelakunya, sedangkan eksplisit atau
tersurat berarti pengarang menyampaikan langsung pada pembaca melalui
kalimat, baik itu berbentuk keterangan pengarangnya atau dialog pelaku
(Anggraini, 2012:15).
Berdasarkan uraian yang telah di sampaikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa setiap karya sastra pasti memiliki unsur-unsur pembangun. Unsur
pembangun yang ada di dalam karya sastra disebut unsur intrinsik, yakni berupa
tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.
9
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2009:2), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut
Arikunto (2002:309), “Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan
beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan
data, menyusun data, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Menurut Malik
(2106:3), Penelitian deskriptif adalah pengkajian ilmiah yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang status gelaja pada saat penelitian itu dilakukan
sehingga dapat diperikan secara sistematis, baik dengan maupun menguji
hipotesis, dan tanpa mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel yang
diamati.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002: 109). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel acak. Teknik
penarikan sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 40% dari jumlah populasi
sebanyak 101 siswa dari 4 kelas, yaitu 41 siswa. Penetapan sampel penelitian ini
didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:109), “Apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya banyak dapat diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti, sempit luasnya wilayah
pengamatan, dan besarnya risiko peneliti.”
Untuk menilai tes ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Purwanto
(2006:112), yaitu:
S =R
N x 100
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor yang diperoleh atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika jawaban
benar siswa ≥ 65%
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Menurut
Aqib (2009: 40), nilai rata-rata dapat menggunakan rumus:
10
X =∑ X
∑ N x 100
Keterangan:
X = nilai rata-rata
∑x = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat melihat kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik pada cerpen siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2017/ 2018 berkualifikasi cukup. Hal ini dilihat
melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2017/ 2018, yaitu berada pada kategori
cukup. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes, siswa yang mendapat nilai yang gagal
dalam kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen berjumlah 1
siswa (2,4%), sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dalam kemampuan
memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen berjumlah 6 siswa (14,6%), siswa
yang memiliki nilai cukup dalam kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
pada cerpen berjumlah 19 siswa (46,3%), siswa yang memiliki nilai baik
berjumlah 13 siswa (31,7%) dan siswa yang memiliki nilai dengan sangat baik
berjumlah 2 siswa (4,8%).
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil tes tersebut di atas, secara
meyakinkan dapat dikatakan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik pada
cerpen siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang,
Tahun Pelajaran 2017/ 2018 berkualifikasi cukup.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Rosa Maria. 2012. 1001 Ulasan Bahasa Indonesia SMA. Jakarta:
Scientific Press.
Aqib, Zainal.,dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV
YramaWidya.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Armoni, Komang. 2014. “Peningkatan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik
Cerpen Melalui Pembelajaran Tipe Jingsaw pada Siswa Kelas V SDN 2
Penglubaran Susut Bangli, Tahun Pelajaran 2013/ 2014”. Skripsi Sarjana
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maharsaraswati
Denpasar (Tidak diterbitkan).
Malik, Abdul. 2016. Penelitian Deskriptif untuk Bidang Pendidikan Bahasa,
Sastra, dan Sosial-Budaya. Tanjungpinang: FKIP Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
Malik, Abdul. 2018. Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Tanjungpinang:
FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Kurniawan, Hendra. 2016. “Kemampuan Menentukan Tema, Alur, Latar,
Penokohan, dan Amanat Teks Drama Sangkuriang Menggunakan Media
Audio Visual Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bintan, Tahun Pelajaran
2015/ 2016.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali
Haji (Tidak diterbitkan).
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rita dan Husin. 2009. Seri Pendalaman Materi Bahasa Indonesia SMK dan MAK.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rosdiyanto, Kaka dkk., 2007. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka
Setia.
12
Setiyaningsih dan Sandra. 2017. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Klaten: Intan Pariwara.
Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Aglesindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Shalima dan Setiyaningsih. 2014. Bahasa Indonesia Pelajaran Wajib. Jawa
Tengah: Intan Pariwara.
Suwarni dan Lasmini. 2013. Strategi Khusus Menghadapi Ujian Nasional
SMK/MAK. Jawa Tengah: Viva Pakarindo.
Wati, Ratna. 2014. “Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi dalam
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Drama Siswa Kelas XI Sekolah
Menengah Negeri 6 Tanjungpinang, TahunPelajaran 2014/ 2015”. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji (Tidak diterbitkan).