Download - Kelompok 5 Ppt Oai

Transcript

Kelompok 5

Kelompok 5

Lupi ratna sari Nur syaObat Asli Indonesia atau Obat TradisionalBangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Menurut WHO, Negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terimaWHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).

Ketepatan penggunaan obat tradisional

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi:1. Kebenaran bahanKebenaranbahan menentukan tercapai atautidaknya efek terapi yang diinginkan .2. Ketepatan dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping3. Tanpa penyalahgunaanTanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaatdari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. Contoh : kecubung yang disalahgunakan sebagai psikotropika.

4. Ketepatan waktu penggunaanKetepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapaiatau tidaknya efek yang diharapkan. Contohnya pada penggunaan kunyit.5. Ketepatan cara penggunaanSatu tanaman obat dapat me miliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya.6. Ketepatan telaah informasiInformasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan

Cara Penyiapan Ramuan Herbal

Tanaman obat dapat dikonsumsi sebagai ramuan dengan berbagai cara, antara lain : Memipis, bahan yang digunakan berupa bagian tanaman atau tanaman yang masih segar seperti daun, biji, bunga ataupun rimpangMerebus, bahan yang di gunakan bisa berupa bahan segar atau bahan yang telah di keringkan (simplisia)Menyeduh, bahan yang digunakan dapat berupa bahan yang masih segar, bahan yang sudah dikeringkan ataupun serbuDiare

penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya lebih dari 3 kali Etiologi

kasus diare akut adalah disebabkan oleh agen infeksius (Ahlquist dan Camilleri, 2005). Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri seperti Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya; infeksi parasit seperti cacing (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans) (Kliegman, 2006) . Diare dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi namun tetap sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyebab utama diare adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli, dan Entamoeba histolytica (Depkes RI, 2000).

Patogenesis Diare

tersering diare pada anak adalah disebabkan oleh rotavirus. Virus ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman. Kemudian virus itu akan sampai ke sel-sel epitel usus halus dan akan menyebabkan infeksi dan merusakkan sel-sel epitel tersebut . Sel-sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus Hal ini menyebabkan vili-vlli usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan tadi akan terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus. Hal ini menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare Gejala diare

Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit Bakteri Escherichia coli

.Klasifikasi Escherichia coli : Divisio : Protophyta Kelas : Shizomycetes Ordo : Eubacteriaceae Famili : EnterobacteriaceaeSuku : Escherichiaeae Genus : Escherichia Spesies : Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang s ekitar 2 m, diameter 0,7 m, lebar 0,4-0,7m dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi y ang nyataManfaat dan PatogenesitasE. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigm en-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk ke dalam bakteri hete rotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare. E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epite.E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :E. coli Enteropatogenik (EPEC) EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. E. coli Enterotoksigenik (ETEC) ETEC penyebab yang sering dari diare wisatawan dan penyeb diare pada bayi di negara berkembang. Fak tor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil E. coli Enteroinvasif (EIEC) EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit yang paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.E. coli Enterohemoragik (EHEK) EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika. e. E. coli Enteroagregatif (EAEC) EAEC menyebabkan diare akut da n kronik pada masyarakat di negara berkembang.

Mekanisme terjadinya diare oleh bakteri Escherichia coli

Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah normalnya. Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan usus (gastroenteritis). Bakteri ini menjadi patogen yang berbahaya bila hidup di luar usus seperti pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir (sistitis). Escherichia coli dapat dipindah sebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air seni orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang lain. Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri Escherichia coli pada dinding usus merusak kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan terjadi diare Sambiloto

Taksonomi sambilotoDivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Subkelas : Gamopetalae Ordo : Personales Famili : Acanthaceae Subfamili : Acanthoidae Genus : Andrographis Spesies : Andrographis paniculata Nees

sambiloto adalah tumbuhan liar yang digunakan untuk mengobati penyakit disentri, diare, atau malaria. Hal ini ditemukan dalam Indian Pharmacopeia dan telah disusun paling sedikit dalam 26 formula Ayurvedic. Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), sambiloto diketahui penting sebagai tanaman cold property dan digunakan sebagai penurun panas serta membersihkan racun-racun di dalam tubuh.Semua bagian tanaman sambiloto, seperti daun, batang, bunga, dan akar, terasa sangat pahit jika dimakan atau direbus untuk diminum. Diduga ini berasal dari andrographolide yang dikandungnya. Sebenarnya, semua bagian tanaman sambiloto bisa dimanfaatkan sebagai obat, termasuk bunga dan buahnya. Namun bagian yang paling sering digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional adalah daun dan batangnya.Kandungan kimia Secara kimia mengandung flavonoid dan lakton. Pada lakton, komponen utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk murni dan menunjuk-kan berbagai aktivitas farmakologi. Zat aktif herba ini dapat ditentukan dengan metode gravimetrik atau dengan high performance liquid chromatography [HPLC].Flavonoid juga dilaporkan ada terdapat pada tanaman ini. Daun dan percabangannya lebih banyak mengandung lakton sedangkan komponen flavonoid dapat diisolasi dari akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, panikulin, mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan flavonoid, pada tanaman sambiloto ini juga terdapat komponen alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium, kalium), asam kersik dan damar.

Efektivitas Sambiloto sebagai obat Antidiare

Ekstrak daun sambiloto diketahui memberikan aktivitas antidiare terhadap bakteri yang menyebabkan diare pada manusia (Jarukamjorn dan Nemoto, 2008). Kandungan utama dari daun sambiloto adalah diterpenoide lactones (andrographolide), paniculides, farnesols dan flavonoid. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat melawan penyakit adalah andrographolide. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun adalah lactone, paniculin, dan kalmegin (Dalimunthe, 2009). Secara farmakologi disebutkan daun sambiloto mempunyai sifat sebagai analgesik, antiinflamasi, antibakteri, antimalaria, antiviral, imunostimulator, hepatoprotektif, kardiovaskular, dan antikankeBerdasarkan sebuah penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa bahwa semakin meningkatnya konsentrasi perasan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) maka akan meningkatkan pula zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli secara in vitro. Daya hambat perasan daun sambiloto dengan konsentrasi 100% menunjukkan daya hambat bakteri sebesar 10,063 mm. Daya hambat dari perasan daun sambiloto ini terhadap E. coli lebih lemah dibandingkan dengan antibiotika oksitetrasiklin 30 g yaitu sebesar 20,07 mm. Namun dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perasan daun sambiloto mampu memberikan pengaruh daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli meskipun diameter zona hambat yang dihasilkan kecil. Kecilnya zona hambat yang terbentuk dapat dipengaruhi pula oleh mutu ekstrak daun (Sawitti Y.Made, 2013).Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa kompleks denganprotein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler (Cowan, 1999 ;Nuria et al., 2009 ; Bobbarala, 2012). MenurutCushnie dan Lamb (2005), selain berperan dalam inhibisi pada sintesis DNA RNA dengan interkalasi atau ikatan hidrogen dengan penumpukan basa asam nukleat, flavonoid juga berperan dalammenghambat metabolisme energi. Senyawa ini akan mengganggu metabolisme energi dengan cara yang mirip dengan menghambat sistem respirasi, karena dibutuhkan energi yang cukup untuk penyerapan aktif berbagai metabolit dan untuk biosintesis makromolekul.

PROSES PENGOLAHAN DAUN SAMBILOTO sebagai ANTIDIARE

Proses pengumpulan bahan bakuDaun sambiloto bisa digunakan langsung dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan. Bila akan digunakan secara segar, harus melalui proses pencucian terlebih dahulu baru diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan. Pemanenan daun dilakukan pada saat fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Sebagai contoh daun sambiloto, pemanenan dilakukan ketika tanaman sudah berbunga hampir 50 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga bahan aktif yang terdapat dalam daun (andrografolid, neo andrografolid dan mencapai maksimum dibandingkan ditangkai pada saat sebelum berbunga).

Proses pengolahan bahan baku menjadi simplisia

Proses penyimpanan bahan baku

Serbuk simplisia daun sambiloto yang telah diperoleh dikemas dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada ruangan dengan sumber cahaya yang memadai, dan suhu yang stabil dengan tingkat kelembapan yang tidak rendah Pengemasan terhadap simplisia sebaiknya menggunakan wadah yang kedap udara, karena sifat simplisia yang sangat higroskopik. Wadah atau kemasan yang digunakan sebaiknya bersifat inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun bagi bahan yang di kemas maupun bagi manusia yang menanganinya, mampu melindungi simplisia dari penguapan kandungan aktif, pengaruh cahaya, oksigen, uap air, cemaran mikroba, kotoran, dan serangga. Wadah yang umum di gunakan untuk mengemas simplisia adalah karung goni, plastik, peti kayu/triplek, kantong kertas dan lain-lain.

Proses pembuatan obat diare dari daun sambiloto

1. Menggunakan daun sambiloto segardaun sambiloto di panen ketika tanaman sudah berbunga hampir 50 %.Kemudian daun dicuci dengan air mengalir.15 gram direbus dengan 2 gelas air, kemudian diminum 2 kali sehariMenggunakan daun sambiloto kering

Daun sambiloto di panen ketika tanaman sudah berbunga hampir 50 %.Daun sambiloto dilayukan selama 24-72 jam atau dikeringkan menggunakan pengering mekanik dengan suhu tidak lebih dari 40oC.Ambil sekitar 13 gram daun keringRebus daun tersebut dengan 4 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2 gelas.Minum hasil rebusan setelah dingin 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas.Tambahkan 1 sendok madu ke dalam air rebusan sebelum diminum


Top Related