Transcript

ORAL BIOLOGI

ORAL BIOLOGI KELAINAN RONGGGA MULUT PADA ORANG TUADEFINISI DAN BATASAN-BATASAN LANSIALansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia yaitu seseorang yang mengalami proses penuaan secara terus-menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel.

Batasan lanjut usia bervariasi, diantaranya sebagai berikut : Batasan usia menurut WHO meliputi : Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45- 59 tahun Lanjut usia (elderly), antara 60-74 tahun Lanjut usia tua (old), antara 75-90 tahun Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun

Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi :Usia dewasa muda (elderly adulthood), yaitu 18 atau 19-25 tahunUsia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, yaitu 25-60 tahun atau 65 tahunLanjut usia (geriatric age), yaitu lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang terbagi lagi menjadi :1. Young old, yaitu 70-75 tahun2. Old, yaitu 75-80 tahun3. Very old, yaitu diatas 80 tahun

TEORI-TEORI DAN PROSES PENUAANTEORI-TEORI DAN PROSES PENUAANTeori genetic clockMenurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti sel) nya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.Mutasi somatik (Teori error catastrophe)Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik.sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari terkenanya radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik, dapat memperpanjang umur. Menurut tori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.

Teori menua akibat metabolismePada tahun 1935, McKay et al. memperlihatkan bahwa pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan mengahambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena penurunan kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang poliferasi sel, misalnya insulin, dan hormon pertumbuhan.Teori wear and tearDikatakan bahwa tubuh dan sel-selnya rusak karena sering digunakan dan disalahgunakan (overuse and abuse). Jika dipakai berlebihan tentu akan lebih cepat rusak. Organ-organ tubuh kita menjadi cepat rusak bila ada toksin yang kita dapatkan melalui makanan dan minuman ataupun lingkungan. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ melainkan juga terjadi di tingkat sel.

FAKTOR YANG DAPAT MEMPERCEPAT PENUAAN2. Faktor EndogenikFaktor ini berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik (perusakan sel) maupun mental.a. Fisik meliputiKeadaan tubuh.Pencernaan.Kekebalan tubuh. Jantung.Pernafasan.Otak dan syaraf. Metabolisme tubuh.Ekskresi.Tulang.

b. Mental meliputiKepribadian.Sosial.Budaya. 3. Faktor LingkunganFaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dari lansia antara lain :Diet atau mengkonsumsi makanan yang bergizi Kebiasaan buruk Tingkat pendidikanPenghasilanObat-obatan

PERUBAHAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI YANG TERJADI PADA LANSIA

Pada gigi dan jaringan peyangga PERUBAHAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI YANG TERJADI PADA LANSIAKondisi rongga mulut yang umum pada pasien lansia meliputi :1. Pada gigi dan jaringan penyangga GigiMorfologi gigi berubah sesuai dengan bertambahnya usia karena pemakaian atau abrasi, dan dapat diperparah dengan bruxism. Pada usia lanjut gigi permanen menjadi kering, lebih rapuh dan berwarna lebih gelap. Permukaan oklusal gigi menjadi datar akibat pergesaran gigi selama proses mastikasi. Sebagian gigi mungkin telah tanggal, atau telah mempunyai restorasi. Jaringan PeriodontalEpitel gingivaSemakin menipis dan penurunan keratinisasi dari epitel gingiva telah dilaporkan seiring dengan umur. Penemuan ini dapat berarti sebuah peningkatan permeabilitas epitel terhadap antigen bakteri, penurunan resistensi terhadap trauma fungsional, atau keduanya. Beberapa perubahan mungkin mempengaruhi hasil/produk dari periodontal. Perubahan lain yang dilaporkan berubah seiring dengan waktu termasuk perubahan densitas sel.

Jaringan ikat gingivaSeiring bertambahnya usia, jaringan ikat gingiva menjadi semakin kasar dan padat. Perubahan kualitatif dan kuantitatif untuk kolagen mencakup peningkatan kecepatan konversi dari kolagen yang dapat larut menjadi kolagen yang tidak dapat larut, peningkatan kekuatan mekanik, dan suhu denaturasi meningkat. Ini menunjukkan bahwa stabilisasi kolagen meningkat akibat perubahan konformasi makromolekular. Komponen selular dari jaringan ikat juga berkurang sejalan dengan bertambahnya usia.Ligamentum periodontalPerubahan pada ligamentum periodontal karena umur termasuk penurunan jumlah fibroblas dan struktur yang lebih iregular, bersamaan dengan perubahan pada jaringan ikat gingiva. Penemuan lain termasuk penurunan produksi matriks organik dan epithelial cell rest dan peningkatan jumlah dari serat elastik. Hasil yang bertentangan dilaporkan mengenai lebar dari ligamentum peridontal pada hewan dan manusia. SementumPeningkatan lebar semental merupakan temuan yang umum, peningkatan ini mungkin lima hingga sepuluh kali dengan bertambahnya usia. Ini tidak mengejutkan karena deposisi terus berlangsung setelah erupsi gigi. Peningkatan lebarnya lebih dominan pada daerah apikal dan lingual. Tulang alveolarTulang alveolar menunjukkan perubahan sejalan dengan usia yang mencakup meningkatnya jumlah lamela interstitial, menghasilkan septum interdental yang lebih padat, dan menurunnya jumlah sel pada lapisan osteogenik dari fasia fibrosa.

2. Pada intermaxillary spaceTerjadi perubahan bentuk dentofasial, dagu menjadi maju ke depan, keriput meluas dari sudut bibir dan sudut mandibula. Hilangnya intermaxillary space dapat terjadi, karena penggunaan gigi geligi yang berlebihan dan kegagalan dalam melakukan restorasi jaringan gigi yang hilang dan dapat menyebabkan sindroma rasa sakit pada TMJ, neuralgia pada lidah dan kepala3. Pada efisiensi alat kunyahDengan hilangnya gigi geligi akan mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan bawah dan akan mengakibatkan daya kunya menurun yang semula maksimal dapat mencapai 300 pounds per square inchi menjadi 50 pound per square inch. Pada lansia saluran pencernaan tidak dapat mengimbangi ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga akan mempengaruhi kesehatan umum.

4. Pada mukosa mulut dan lidah Terjadi atropi pada bibir, mukosa mulut, dan lidah. Mukosa tampak tipis dan mengkilat seperti malam (wax) dan hilangnya lapisan yang menutupi sel berkeratin menyebabkan rentan terhadap iriatasi mekanik, kimia, dan bakteri. Mukosa mulut pada lansia lemah dan mudah terluka oleh makanan kasar atau gigi tiruan yang loggar. Epitel mudah terkelupas dan jaringan ikat dibawahnya sembuh lambat. Atropi jaringan ikat menyebabkan elastisitas menurun sehingga menyulitkan pembuatan gigi tiruan yang baik.

5. Pada otot / muskulusKoordinasi dan kekuatan muskulus menurun sehingga terjadi pergerakan yang tidak dikontrol dari bibir, lidah, dan rahang (orofacial dyskinesis) sehingga menyebabkan perawatan gigi menjadi sulit.6. Pada kelenjar ludahDi dalam rongga mulut terdapat tiga pasang kelenjar saliva, yaitu kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual, serta beberapa kelenjar kecil seperti kelenjar labial, palatal, dan bukal dengan fungsi primer sebagai penghasil saliva. Saliva memegang peranan penting dalam kesehatan mulut, karena memliki komponen antibakteri dan antifungi yang sangat berguna untuk mempertahankan keseimbangan flora dalam rongga mulut.7. Pada tulang rahangFaktor sistemik, mempengaruhi proses degenerasi yang meningkat pada usia lanjut. Keadaan osteoporis ini diduga akibat gangguan hormonal dan nutrisi. Terdapat resorbsi dan alveolar crest sampai setinggi 1 cm terutama pada rahang tanpa gigi atau setelah pencabutan. Bila hal ini terjadi maka perlu pemeriksaan rutin pada penderita yang memakai GT.

PERUBAHAN MUKOSA MULUT PADA ORANG TUAMukosa mulut manusia dilapisi oleh lapisan epitel yang berfungsi terutama sebagai suatu barier terhadap pengaruh lingkungan dalam dan luar mulut. Shklar melaporkan terdapat perbedaan mukosa mulut antar orang berusia muda dengan orang berusia lanjut.Dengan bertambahnya usia lapisan epItel yang melapisi mukosa mulut cenderung mengalami penipisan, berkurangnya keratinisasi, berkurangnya pembuluh darah kapiler dan suplai darah, serta serabut kolagen yang terdapat pada Lamina Propia akan mengalami penebalan. Akibat perubahan-perubahan tersebut, secara klinis terlihat mukosa menjadi lebih pucat, tipis, kering, proses penyembuhan menjadi lebih lambat, mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan ataupun gesekan. Keadaan ini akan diperberat karna berkurangnya aliran saliva pada lansia.

KeratosisAkibat proses menua, keratinisasi pada mukosa mulut akan mengalami pengurangan. Hal ini menyebabkan jaringan lunak mulut menjadi rentan terhadap iritasi fisik, kimia maupun infeksi bakteri. Keratosis ditandai dengan adanyapenebalan berwarna putih pada mukosa mulut, tidak dapat dihapus dengan sapuan kapas maupun jari. Biasa dijumpai dan sering dibuktikan berhubungan dengan cengkraman gigi tiruan, tepi yang kasar dari gigi tiruan, atau fraktur gigi, pada perokok berat dan juga pada mukosa bukal yang berhadapan dengan gigi. Keratosis sebagian besar bersifat jinak tetapi dapat berpotensi menjadi ganas. Prefelensi lebih banyak terjadi pada pria dari pada wanita.

KELAINAN PADA LIDAHA. Fisurred TongueLidah berfisur adalah variasi dari anatomi lidah normal yang terdiri dari satu fisura pada garis tengah, fisura ganda atau fisura multipel dengan berbagai kedalaman yang terdapat dari permukaan dorsal duapertiga anterior lidah. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi lidah berfisur mungkin merupakan suatu proses perkembangan dan bertambah banyak seiring dengan pertambahan usia.

B. Geografic TongueLidah geografik adalah suatu peradangan jinak yang disebabkan oleh mengelupasnya keratin superfisial dan papila-papila filiformisnya. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan karena stres emosional, defisiensi nutrisi dan herediter. Keadaan ini dapat timbul tiba-tiba dan menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Lidah geografik paling sering menyerang wanita dan orang-orang yang berada di usia pertengahan.

C. Coated TongueCoated tongue merupakan suatu keadaan dimana permukaan lidah terlihat bewarna putih atau bewarna lain yang merupakan tumpukan dari debris, sisa-sisa makanan dan plak bakteri yang terdapat pada permukaan dorsal lidah.

D. Sublingual VarikositisSublingual varikositis adalah pelebaran vena yang umum dijumpai pada orang tua dengan insiden 40-50%. Penyebab pelebaran vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak atau hilangnya elastisitas dinding vaskuler akibat proses menua.Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler, berfluktuasi, bewarna merah, biru sampai ungu. Varikositas intraoral paling umum timbul superfisial pada permukaan ventral dari dua pertiga anterior lidah dan dapat meluas ketepi lateralnya. Varikositas bisa terjadi pada wanita maupun pria secara seimbang.

E. Atropi Papila LidahPada orang berusia lanjut, permukaan dorsal lidah akan cendrung menjadi licin yang disebabkan atropi papila lidah. Atropi biasanya dimulai dari bagian apeks dan sebelah lateral lidah. Didapati jumlah papila berkurang dan terjadi penurunan sensitivitas rasa. Biasanya terjadi akibat defisiensi vitamin B kompleks yang sering terjadi pada lansia.

3. Angular CheilitisAngular cheilitis merupakan keadaan fissura eritematus yang memancar pada sudut mulut. Keadaan ini sering terjadi sesudah 50 tahun dan biasanya diderita oleh pemakai gigi tiruan. Etiologinya diperkirakan berhubungan dengan infeksi campuran candida albicans dan staphylococcus aureus. Umumnya kronis, biasanya bilateral dan sering berhubungan dengan stomatitis gigi tiruan serta glossitis, dimensi vertikal yang turun dan defisiensi vitamin B.Pada awalnya jaringan mukokutan di sudut-sudut mulut menjadi merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya, fissura-fissura eritematus menjadi dalam dan melebar beberapa cm dari sudut mulut ke kulit sekitar bibir atau berulserasi dan mengenai mukosa bibir dan pipi.

4. Pigmentasi Pigmentasi umum terjadi pada mukosa oral. Pigmentasi dapat disebabkan oleh faktor endogen yang disebabkan karena tertimbunnya hemoglobin, hemosiderin dan melanin, juga dapat disebabkan oleh faktor eksogen yang berasal dari luar. Mukosa mulut dapat terlihat bewarna merah, biru, ungu, abu-abu, coklat dan hitam.

5. Kandidiasis Kandidiasis merupakan suatu lesi yang disebabkan oleh berbagai jamur kandida, dimana yang paling banyak terdapat pada tubuh manusia adalah candida albicans . Terdapat bentuk kandidiasis, yaitu kandidiasis pseudomembran akut (thrush), kandidiasis atropik akut, kandidiasis atropik kronik, dan kandidiasis kronik hiperplastik.Kandidiasis disebabkan oleh berbagai faktor predisposisi. Usia tua merupakan salah satu faktor predisposisi, terutama tipe pseudomembran akut. Lesi ini biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah dan palatum lunak.

KELAINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN GIGI TIRUAN1. Traumatic UlcerBiasanya terjadi karena adanya tekanan dari dasar atau sayap gigi tiruan yang tidak pas atau dari kerangka gigi tiruan sebagian. Bentuk ulkus sesuai dengan penyebabnya, yaitu memanjang, biasanya soliter dan ukuranya bervariasi. Permukaannya biasanya tertutup selaput putih kekuningan dan dikelilingi tepi yang lebih tinggi dan keras pada perabaan.

2. Denture stomatitisDenture stomatitis ditandai dengan daerah kemerahan, disekret pada mukosa yang kontak dengan gigi tiruan. Penyebab utama adalah candida albicans, sedangkan faktor predisposisinya adalah daya tahan jaringan setempat yang rapuh/kurang (iritasi setempat yang kronis setempat karena gigi tiruan tidak stabil, permukaan gigi tiruan yang kasar, banyak kalkulus dan kebersihan mulut kurang) dan faktor-faktor yang dapat menyuburkan candida.

THANKS YOUTHANKS YOUTHANKS YOU


Top Related