Transcript
Page 1: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

GIZI BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

Disusun oleh :

1. Nurul Fatimah P07120111027

2. Padmasari Hastuti P07120111028

3. Rihmaningtyas P07120111029

4. Rizqa Nur Sabrina P07120111030

5. Robi’ Siti Nurjanah P07120111031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

Page 2: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

GIZI BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS

A. Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini

dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.

Gejala-gejala pada DM merupakan akibat dari adanya ketidak seimbangan dalam

metabolisme hidrat arang, protein, lemak dengan produksi ataupun fungsi horman

insulin. Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinik yang terdiri dari

peningkatan kadar gula darah, ekskresi gula melalui air seni dan gangguan

mekanisme kerja hormon insulin. Penyakit Diabetes Mellitus terjadi akibat gangguan

mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak

dapat dinetralisir. Gizi juga dapat menunjukkan peranannya dalam terjadinya

Diabetes Mellitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih merupakan petunjuk

umum peningkatan taraf kesejahteraan perorangan, memperbesar resiko terkena

DM, terutama pada mereka yang memang mempunyai riwayat genetik DM. Pada

kondisi ini, gejala DM dapat di atasi dengan pengaturan kembali keseimbangan

metabolisme zat gizi dalam tubuh. Gizi buruk pada masa pertumbuhan atau intake

bahan makanan yang mengandung racun seperti Cyanida, dapat menimbulkan

gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan kelenjar pankreas.

Ada 2 tipe Diabetes Mellitus, yaitu :

1. DM tipe 1: Pada diabetes tipe ini telah terjadi kerusakan sel beta di pancreas,

gangguan autoimun serta idiopatik.

2. DM tipe 2: Pada diabetes tipe ini terjadi penurunan produksi insulin atau

berkurangnya daya kerja insulin maupun keduanya.

Pada penderita DM tipe 1, diabetisi yang masih menggunakan rapid acting insulin

dengan injeksi ataupun insulin pump harus melakukan penyesuaian dengan

karbohidrat makanan yang dikonsumsi. Sementara untuk yang menggunakan insulin

dengan dosis pasti, asupan karbohidrat setiap hari harus konsisten baik jumlah

maupun waktu pemberiannya.

Penderita DM tipe 2, diperlukan perubahan gaya hidup meliputi pengurangan

asupan energi, asam lemak, kolesterol, natrium, serta harus meningkatkan aktivitas

fisik. Penderita DM harus memperhatikan komposisi makanan yang dianjurkan,

menghitung kebutuhan kalori harian, dan be carb smart (karbohidrat tepat). Pada

Page 3: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

komposisi makanan, jumlah karbohidrat, lemak, dan protein perlu diperhatikan untuk

memenuhi kebutuhan zat gizi harian. Diet DM juga dapat dibantu dengan pemberian

suplemen nutrisi tertentu yang dapat membantu tubuh tetap menjaga kadar gula

dalam darah. Dua nutrisi yang diketahui berperan dalam proses mengontrol kadar

gula dalam darah yaitu biotin (salah satu kelompok vitamin B) dan chromium (sebuah

mineral buatan).

B. DASAR- DASAR PERAWATAN DIITETIK BAGI PENDERITA DM

Tujuan perawatan diitetik bagi penderita penyakit diabetes melitus adalah :

1. Mencegah terjadinya hiperglikemia postprandial yang berlebihan.

2. Mencegah terjadinya hipoglikemia apabila penderita memakai obat insulin.

3. Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan.

4. Menjaga agar kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada

batas normal.

5. Mencegah kerusakan pada pembuluh darah.

Ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perawatan diitetik bagi penderita

diabetes melitus yaitu :

1. Pengendalian Kandungan Gula Darah dengan Menggunakan Metode Kimia

Dasar yang digunakan dalam pendekatan ini adalah pengendalian

kandungan gula darah agar tetap dalam batas normal dengan menggunakan insulin

atau oral hypoglycemic agent secara saksama sehingga tidak terdapat glukosa dalam

urin. Diit yang diberikan adalah diit dengan kandungan hidrat arang tertentu di

samping pemberian insulin atau oral hypoglycemic agent dengan dosis tertentu.

Melalui pemeriksaan kandungan gula dalam urin sevara berulang-ulang, dapat

ditentukan dosis insulin sehingga tidak terjadi lagi glikosuria. Pengendalian

kandungan gula darah dengan menggunakan metode kimia dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah yang sering dijumpai pada penderita

DM.

2. Pengendalian Kandungan Gula Darah dengan Menggunakan Metode Klinis

Sebagian ahli penyakit diabetes berpendapat, bahwa pemberian insulin

diberikan apabila dianggap perlu. Demikian pula dengan pemberian diit, kandungan

Page 4: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

hidrat tidak perlu dibatasi secara ketat sepanjang tidak terjadi gejala glikosuria,

ketonuria atau penurunan BB yang mencolok sehingga penderita measa dan dapat

menikmati kehidupan yang lebih nyaman karena penderita cukup melakukan pantang

gula saja dan membatasi makanan yang kaya akan hidrat arang tetapi masih dalam

batas toleransi penderita.

C. BEBERAPA KETENTUAN KHUSUS DALAM DIIT PENDERITA DM

Ada beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti penderita DM :

1. Pengaturan Kandungan Hidrat Arang dalam Diit

Ketentuan mengenai jumlah hidrat arang yang boleh diberikan sangat

bergantung pada jumlah kalori keseluruhan yang diperobolehkan bagi penderita.

Jumlah hidrat arang yang dianjurkan adalah 40% dari jumlah kalori keseluruhan itu.

Jika kepada penderita diberikan diit dengan kandungan kalori 1500 kal sehari, maka

berarti jumlah hidrat arang yang boleh diberikan adalah setara dexngan 40% x 1500

kal = 600 kal atau setara dengan 600/4 gram hidrat arang = 150 gram hidrat arang.

Pada waktu bangun pagi biasanya toleransi hidrat arang menurun, maka

kandungan hidrat arang dalam makanan pagi diberikan lebih sedikit daripada makan

siang dan malam. Pemberian makanan menjelang tidur (bedtime feeding) sangat

bermanfaat terutama bagi penderita yang mendapat terapi insulin.

Bagi penderita yang mendapat terapi insulin, pemberian makanan harus

sesuai dengan waktu pemberian insulin agar dapat dihindarkan dari hipoglikemia dan

penggunaan hidrat arang akan berlangsung baik. Jika digunakan insulin dengan

reaksi lama, pemberian makanan malam hari menjelang tidur sangat diperlukan

untuk mencegah hipoglikemia.

2. Kandungan kalori dalam makanan setiap hari

Kandungan kalori dalam diit penederita setiap hari ditentukan oleh keadaan

penyakit yang diderita.

Page 5: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Diit baku untuk perawatan penderita DM di RSCM :

Macam diitKandungan zat gizi dalam diit sehari

Kalori Protein Lemak Hidrat arang

I 1100 50 30 160

II 1300 55 35 195

III 1500 60 40 225

IV 1700 65 45 250

V 1900 70 50 300

VI 2100 80 55 325

VII 2300 85 65 350

VIII 2500 90 65 390

Sumber : Penuntun Diit, Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 1983.

Dalam penggolongannya :

a. Diit I-III diberikan kepada penderita diabetas yang tergolong penderita obesitas.

b. Diit IV-V diberikan kepada penderita dengan BB normal.

c. Diit VI-VIII diberikan kepada penderita yang kurus pada juvenile diabetes,

diabetes dengan komplikasi, atau penderita diabetes yang sedang hamil.

3. Pembagian kalori untuk setiap kali makan

Pembagian kandungan kalori pada setiap kali makan sangat penting untuk

mencegah hipogilkemia, baik bagi penderita yang menerima terapi insulin atau tidak.

Pada penderita dengan terapi insulin, apa pun jenis insulin yang digunakan maka

jumlah kalori yang diberikan antara jam 7.00 sampai jam 16.00 adalah sekitar 50%

dari total kalori yang boleh diberikan karena masa antara jam 7.00 sampai 16.00

adalah masa insulin aktif bekerja dalam tubuh.

Page 6: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Tabel Pembagian Kalori setiap makan pada penderita DM

Tipe penderita DM

Pembagian kalori untuk tiap kali makan

Makan

pagi

Snack

pagi

Makan

siang

Snack

sore

Makan

malam

Sebelum

tidur

Penderita dengan

insulin bereaksi cepat

2/7 - 2/7 - 2/7 1/7

Penderita dengan

insulin bereaksi lambat

2/10 1/10 2/10 1/10 2/10 1/10

Penderita tanpa insulin 2/7 - 2/7 - 3/7 -

Sumber : Nutrition in Health and Disease, Mitchell H.S., Lippincott Co., N.Y., 1976.

4. Kandungan Protein dan Lemak

Kandungan protein yang dianjurkan dalam diit penderita diabetes adalah

15%-20% dari total kalori setiap hari. Jadi untuk penderita yang menerima diit

sebanyak 1500 kal sehari, kandungan protein dalam diitnya setara dengan 15% x

1500 kal = 225 kal atau sama dengan 56 gram protein. Akan tetapi jika penderita

mengalami gagal ginjal maka protein harus dibatasi sampai batas yang diperbolehkan

sesuai dengan gangguan fungsi ginjal.

Kandungan lemak diit penderita diabetes yang dianjurkan, berkisar antara

30%-40% kandungan kalori total. Lemak yang digunakan haruslah dipilih dari jenis

lemak tak jenuh dan kandungan kolesterol seminimal mungkin.

D. Terapi Gizi Medis

1. Tujuan

Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes

memperbaiki kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang

lebih baik, dan beberapa tujuan khusus yaitu :

a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan

asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik

oral dan tingkat aktufitas.

b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

Page 7: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat

badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan

yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik

selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.

d. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai

dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan

diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama

dengan yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.

e. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,

masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik

diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit jantung.

f. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

2. Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis

a. Pengkajian

Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan sendiri

kadar glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan

trigliserida) dan hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk

mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk

melakukannya. Aspek budaya, etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk

mendapatkan kepatuhan pasien yang tinggi.

Informasi yang dikumpulkan oleh tim diabetes perlu dicatat pada dokumen

medik sehingga perencanaan penanganan diabetes secara menyeluruh dapat

dikembangkan dan semua anggota tim dapat membantu pasien.

Pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara atau dengan penggunaan

kuesioner. Dietisien yang bekerja di ruang perawatan dapat menggunakan

kuesioner yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu mengidentifikasi

masalah gizi dan miskonsepsi yang ada.

b. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai

Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan

dicapai. Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan

dalam penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan.

Tujuan yang ditetapkan hendaknya membantu orang dengan diabetes

membuat perubahan yang positip dalam kebiasaan makan dan latihan jasmani

Page 8: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

yang akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar glukosa darah dan kadar

lemak darah serta memperbaiki asupan gizi.

c. Intervensi Gizi

Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan dicapai

menentukan dasar intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan berapa

banyak informasi yang perlu diberikan, kemampuan baca dan tulis pasien dan jenis

alat peraga yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip chart, food models).

Intervensi gizi ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada pasien yang

dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Intervensi gizi melibatkan 2 tahap

pemberian informasi :

1) Intervensi Gizi Dasar

Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi, petunjuk

penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill yang dianggap perlu

untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan pada saat sakit)

2) Intervensi Gizi Lanjutan

Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan

yang lebih mendalam seperti menu, penghitungan kalori, penghitungan lemak,

daftar bahan penukar, dan lain-lain.

d. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis.

Dietisien dank lien bersama-sama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi

ini, pemecahan masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan

tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah

dan hemoglobin glikat (AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk

mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.

Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan penting oleh karena pola

makan yang konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola makan

yang serampangan. Tindaklanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-6

bulan sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.

3. Terapi gizi munurut klasifikasi Diabetes Millitusa. Terapi Gizi pada DM Tipe 1

Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan

sehari-hari individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi

insulin dengan pola makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan. Individu

yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten

dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Selanjutnya individu

Page 9: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis insulin dan jumlah makanan

yang biasa dimakan.

b. Terapi Gizi PadaDM Tipe 2

Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada

pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet

hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik

jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control metabolik jangka

lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk

mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu ditekankan bahwa

tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun demikian pada

sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan dipertahankan.

Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan

disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi

makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat

meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.

Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan

penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.

Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan

rata-rata sehari.

E. Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 1 (IDDM) dan DM Tipe 2 (NIDDM)1. DM tipe 1 (IDDM)

Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang

mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval

sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat

makan harus disesuaikan dengan saat penyuntikan insulin hingga kadar puncak

insulin dengan plasma sama dengan kadar gula darah tertinggi sesudah makan.

b. Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar,

rumput laut, gelatin, kolang-kaling.

c. Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi dengan

indeks kekenyangan yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta buah segar

yang berserat dan tidak begitu manis, pisang rebus, roti bekatul, kacang hijau serta

kacang kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan tanpa kalori seperti agar-

agar, kolang-kaling, rumput laut dll.

Page 10: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

d. Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (>6 gram)

setiap pagi: hindari makan sereal yanaag banyak mengandung gula.

e. Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan

bersama kulitnya seperti apel, peach, belimbing, jambu, tomat.

f. Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam

sirup.

g. Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai pengganti

susu fullcream untuk mengurangi asupaan lemak.

h. Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak boleh

dilakukan bila kadar gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila terdapat

keton bodies dalam urine ( karena bahaya ketoasidosis).

i. Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset

membuktikan bahwa pengendalian gula darah dengan melakukan diet, olahraga

yang teratur dan terafi insulin serta pemantauan gula darah di rumah akan

mengurangi perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe 1.

2. DM Tipe 2 (NIDDM)

Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau

mengendalikan berat badan di samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol

yang mencakup:

a. Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu

sekitar 3 jam.

b. Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan indeks

kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar-agar, rumput laut,

pisang rebus, kacang hijau serta kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah kalori

dan buah-buahan yang tidak manis (apel, belimbing, jambu) serta alpukat.

c. Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari

dan gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang rendah

kalori seperti blender tomat, ketimun, dan labu siam yang sudah direbus.

d. Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan

glukosa darah dlam menu sayuran sedikitnya dua kali sehari. Buncis, bawang dan

beberapa sayuran lunak lain (pare, terong, gambas, labu siam) dianggap dapat

membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.

e. Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau,

jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.

f. Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras

tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung.

Jangan menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan lauk

Page 11: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

mi goring dan perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki indeks glisemik yang

tinggi).

g. Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.

h. Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran. Penyandang

diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang

terdiri atas tepung gandum utuh, havermout, putih telur, susu skim dan sedikit

buah-buahan dengan aroma yang mengundang selera misalnya pisang, stroberi,

nanas.

i. Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi

konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging

ayam atau ikan.

j. Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah sendok

makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus,

memepes, memanggang serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng

makanan dengan banyak  minyak.

k. Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.

l. Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti

dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak

diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memmerlukan kecap, gunakan kecap

diet dalam jumlah terbatas.

m. Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.

n. Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.

F. PERANAN GIZI PADA TROPICAL DIABETES.

Di beberapa negara berkembang, terutama di daerah beriklim tropik, dikenal 2 tipe

diabetes yaitu :

1. Tipe juvenile.

2. Tipe pankreatik.

Bajaj (1983) memperkirakan adanya hubungan atara mutu gizi yang buruk pada saat

pertumbuhan (anak-anak) dengan gangguan fungsi sel beta yang permanen, dan sudah

terbukti pada percobaan hewan. Kasus DM banyak ditemukan di Kerala (India), dimana

rata-rata konsumsi enersi adalah 1750-1952 kcal dan protein 40 – 46 g sehari. Disamping

sebab-sebab yang berhubungan dengan gizi salah, terjadinya DM diduga juga berkaitan

dengan konsumsi bahan makanan yang beracun, seperti halnya singkong atau jenis umbi

yang lain. Diketahui bahwa singkon (Cassava), terutama yang di Indonesia dikenal

sebagai singkong gendruwo, mempunyai kandungan Linamarin yang dapat diubah

menjadi HCN bebas.

Page 12: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Disamping akibatnya pada fungsi sel darah merah terhadap transport oksigen ke

jaringan tubuh, dikatakan bahwa HCN bebas tersebut dapat menimbulkan kerusakan

pada sel beta kelenjar pancreas.

G. METABOLISME ZAT-ZAT GIZI PADA DIABETES MELLITUS.Metabolisme basal (MB) pada diabetes mellitus biasanya tidak banyak berbeda dari

orang normal, kecuali pada keadaan yang parah dan tak terkendali. Pada keadaan puasa

kadar glucose darah yang normal adalah 70 – 90 per 100 ml. Pada diabetes yang berat

angka tersebut dapat mencapai 400 mg per 100 ml atau lebih. Sintesa asam lemak pada

penderita DM akan menurun, sebaliknya oksidasi akan meningkat. Hasil metabolisme

asam lemak yang berlebihan akan meningkatkan kadar acetone heta hydroxylic acid dan

acetoacetic acid yang selanjutnya menimbulkan keadaan yang dikenal sebagai acidosis.

Sebagai akibat ketidak normalan metabolisme hidrat arang, protein akan

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh melalui proses deaminasi asam

amino. Pemecahan protein tersebut akan menyebabkan peningkatan glucosa darah dan

pembakaran asam lemak yang tidak lengkap.

H. KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETESPerencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai

pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan sedemikian

rupa sehingga supan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan

atau sedang (5 – 10 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun

berat badan idaman tidak dicapai.

Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan

asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan

pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

Kebutuhan zat gizi dapat diuraikan dibawah ini:

1. Protein.Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan

protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi

10% sampai 20% energi dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes

di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 – 15%

energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari

kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%

hendaknya bernilai biologi tinggi.

2. Total Lemak

Page 13: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi

dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari

lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak dan

karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajia gizi dan

tujuan pengobatan. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil

pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan.

Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan

berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal

pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari

lemak total dan < 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak

di Indonesia adalah 20 – 25% energi.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet

dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30%

energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan

trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin

menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah

peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10%

masing energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan

asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh

tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak

zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak

dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl

mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar

lemak plasma dalam bentuk kilomikron.

3. Lemak Jenuh dan Kolesterol.Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk

menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi

sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan

hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari. Namun demikian rekomendasi ini

harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik.

4. Karbohidrat dan Pemanis.Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat

dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali

fruktosa dan lebih konservatif untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai

respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-

tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada

jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat. Anjuran

Page 14: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60 – 70%

energi.

5. Sukrosa.Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari

perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan

diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus

diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan

menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini

kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi

makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga adanya

zat gizi-zat gizi lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan

bersama sukrosa. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih

banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.

6. Pemanis.a. Fruktosa

Menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya

karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan

keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian, karena

pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial

merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan

sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita dislipidemia

hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun

tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang

mengnadung fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang

mengandung pemanis fruktosa.

b. Sorbitol, mannitol dan xylitol

Gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah

dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secra

berlebihan dapat mempunyai pengaruh laxatif.

c. Sakarin, aspartam, acesulfame

Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat

diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.

7. Serat.Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk

orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 g serat makanan dari

berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari

dengan mengutamakan serat larut.

Page 15: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

8. Natrium.Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu

tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai

sedang, dianjurkan 400 mg natrium perhari.

9. Mikronutrien: Vitamin dan MineralApabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi

vitamin dan mineral. Walaupun ada alas an teoritis untuk memberikan suplemen anti

oksidan, pada saat ini, hanya sedikit bukti yang menunjang bahwa terapi tersebut

menguntungkan.

Pemberian kromium menguntungkan pengendalian glikemik bagi mereka

yang kekurangan kromium sebagai akibat nutrisi parenteral. Kebanyakan orang

dengan diabetes agaknya tidak kekurangan kromium oleh karena itu suplementasi

kromium tidak bermanfaat. Walaupun kekurangan magnesium dapat berperan pada

resistansi insulin, intoleransi karbohidrat dan hipertensi, data yang ada menyarankan

bahwa evaluasi rutin kadar magnesium serum dianjurkan pada pasien yang

mempunyai resiko tinggi untuk menderita devisiensi magnesium.

Suplementasi kalium mungkin diperrlukan bagi pasien yang kehilangan

kalium kerena menggunakan diuretik. Hiperkalimea dapat terjadi pada pasien

dengan insufiensi ginjal atau hipoaldosteronisme hiporeninemik atau pasien rawat

inap yang minum angiotensin converting enzyim inhibitor, dalam hal ini dapat

dilakukan pembatasan kalium dalam diet pasien.

I. Prinsip Perencanaan Makan bagi Penyandang Diabetes

1. Kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

ideal. Kompisisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein  dan 20-

25% dari lemak.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang

dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan

kebutuhankalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi

bergantung pada beberapa factor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,

kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.

Cara lain adalah seperti table I. cara yang lebih gampang lagi adalah dengan

pegangan kasar yaitu untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100 kalori,

dan gemuk 1300-1500 kalori.

Page 16: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Tabel I. Kebutuhan kalori penyandang diabetes

Kalori/kg BB ideal

Status Gizi Kerja santai sedang Berat

Gemuk 25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 40-50

Perhitungan berat badan idaman dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah

sebagai berikut :

Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm- 100 cm)x 1 kgBagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus

modifikasi menjadi :

Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg)

tinggi badan (m2)

Adalah sebagai berikut :

Berat normal : IMT = 18,5 – 22,9 kg/m2

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori :

a. Jenis kelamin

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat

dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/ kg BB untuk pria.

b. Umur

1) Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada

orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB.

2) Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada

anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap

tahunnya.

3) Penurunan kebutuhan kalori di atas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap

decade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi

10%, di atas 70 tahun dikurangi 20%.

c. Aktivitas Fisik atau pekerjaan

Jenis aktivitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis

aktivitas dikelompokkan sebagai berikut :

Page 17: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

1) Keadaan istirahat : Kebutuhan kalori basal ditambah 10%

2) Ringan :Pegawai kantor, pegawai took, guru, ahli hokum, ibu rumah tangga dan

lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% darin kebutuhan basal.

3) Sedang:Pegawai di industry ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak

perang, kebutuan dinaikkan menjadi 30% dari basal.

4) Berat :Petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan

ditambah 40%.

5) Sangat berat :Tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus

ditambah 50% dari basal.

d. Kehamilan / laktasi

Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/ hari dan ada

trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan

sebanyak 550 kalori/hari.

e. Adanya komplikasi

Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan

tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius.

f. Berat badan

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30%

bergantung kepada tingkat kegemukan/kerusakannya.

2. Gula

Gula dan produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan tertentu, 

misalnya pasien dengan diet rendah protein dan yang mendapat makanan cair, gula

boleh diberikan untuk mencukupi kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas.

Penggunaan gula sedikit dalam bumbu diperbolehkan sehingga memungkinkan

pasien dapat makan makanan keluarga. Anjuran penggunaan gula untuk orang

dengan DM sama dengan untuk orang-orang normal yaitu tidak lebih dari 5%

kebutuhan kalori total.

3. Sumber Diet Diabetes Melitus

Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berapa

kebutuhan bahan makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk Penukar (P).

lihat lampiran I. berdasarkan pola makan pasien tersebut dan Daftar Bahan Makanan 

Penukar, dapat disusun menu makanan sehari-hari.

4. Daftar Bahan Makanan Penukar

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan makanan

dengan ukuran tertentu dan dikeompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein,

lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai

Page 18: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

gizi yang kurang lebih sama. Dikelompokkan menjadi 8 kelompok bahan makanan

yaitu :

1) Golongan I : bahan makanan sumber karbohidrat.

2) Golongan II : bahan makanan sumber protein hewani

3) Golongan III : bahan makanan sumber protein nabati

4) Golongan IV : sayuran

5) Golongan V : buah-buahan

6) Golongan VI : susu

7) Golongan VII : minyak

8) Golongan VIII : makanan tanpa kalori

Tabel berikut ini memuat pengelompokkan bahan makanan yang digunakan

untuk penukaran bahan makanan.

Pengelompokkan Bahan Makanan untuk Penyusunan Daftar bahan Makanan Penukar

Kelompok bahan makanan Jenis bahan makanan

Makanan pokok Beras, roti, kentang, mie, dsb.

Lauk pauk hewani Daging, ikan, telur, dsb.

Lauk pauk nabati Kacang-kacang, tempe, tahu, dsb.

Sayur-mayur Sayuran daun, sayuran buah, dsb.

Buah-buahan Pepaya, pisang, nanas, dsb.

Minyak-minyak Minyak goreng, margarin, dsb.

Susu Susu segar, tepung susu, dsb.

J. Tiga Tepat untuk Mengatur Diit

Penderita diabetes melitus harus melatih diri untuk senantiasa mematuhi tiga tepat

yaitu:

1. Tepat waktu

Penderita deiabetes harus membiasakan diri untuk makan tepat pada

waktu yang telah ditentukan. Misalnya waktu makan bagi penderitaditentukan

pukul 7.00, pukul 10.00 pukul 13.00 pukul 16.00 pukul 19.00 dan 21.00. maka

Page 19: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

pada waktu yang telah ditentukan, penderita harus makan makanan yang

sudah sediakan sehingga tidak terjadi perubahan pada pada kandungan gula

darahnya.

2. Tepat jumlah

Jumlah makanan yang disediakan bagi penderita diabetes untuk setiap kali

makan sudah ditetapkan berdasarkan kandungan hidrat arang dan kalori dalam

makanan itu. Apabila penderita tidakn dapat menghabiskan porsi makanan

yang disajikan atau makan lebih banyak dari yang boleh dimakannya, akan

mengakibatkan terjad hipoglikemia atau hiperglikemia dan keadaan itu justru

harus dihindari. Penderita sebaiknya terlatih untuk mengira-ngira sendiri

besarnya porsi makan yang boleh dimakannya, berapa besar potongan daging

atau makanan lain yang diperbolehkan.

3. Tepat macam

Penderita diabetes muthlak harus mengetahui apa makanan yang boleh

dimakan secara bebas, apa makanan yang harus dibatasi secara ketat.

Sayuran dari jenis oyong, ketimun, kool, labu air, labu siam, lobak, sawi,

rebung, slada, taoge, terong, dan tomat adalah jenis sayuran yag boleh di

makan agak banyak lkarena kandungan kalorinyua rendah.

Tetapi sayuran berupa buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun

singkong, bit, dan bayam harus dibatasi karena kandungan hidrat arang agak

tinggi.

Demikian juga halnya dengan berbagai macam buah- buahan seperti

pisang, pepaya, mangga, sawo manila, rambutan,apel, duku, durian, jeruk dan

nanas semuanya ternasuk jenis buah-buahan yang kandungan hidrat arangnya

diatas 10 gram per 100 gram bahan mentah.

K. Contoh Diit bagi Diabetes Melitus

Waktu Menu Berat (Kg) Urt

Pagi Nasi

Telur

Setup Buncis

100

50

50

3/4 gls

1 btr

1/2 gls

Page 20: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Pukul 10.00 Bubur sagu mutiara 50 ½ mgk

Siang Nasi

Ikan pepes

Sayur Asem

Pepaya

Madu

100

50

50

100

20

¾ gls

1 ptg sdg

½ gls

1 ptg sdg

2 sdm

Pukul 16.00 Puding maizena 25 1 pttg

Malam Nasi

Ayang goreng

Capcay

Setup nanas

madu

100

50

50

100

20

¾ gls

1 ptg sdg

½ gls

1 ptg sdg

2 sdm

Page 21: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

DAFTAR PUSTAKA

Moehyi, Sjahmien. 1992. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Yogaprawati, Fitri Rahayu. 2010. Manajemen Nutrisi pada Pasien Diabetes Melitus.

http://fitrirahayuyoga1979.wordpress.com/. Diunduh tanggal 31 Maret 2012.

Hiswani. 2010.Peranan Gizi dalam Diabetes Melitus.repository.usu.ac.id/bitstream

/123456789/3720/1/fkm-hiswani4.pdf. Diunduh tanggal 31 Maret 2012

Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Page 22: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

Lampiran

Gambar Penatalaksanaan Gizi DM

Gambar Diet Vegetarian untuk Menghindari DM

Page 23: Kel 6 Gizi Bagi Penderita Diabetes Melitus

4 makanan Penyusut Lemak untuk Menghindari DM tipe 2


Top Related