Transcript
Page 1: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Studi Kasus

DEMAM TYPHOID

Nama Mahasiswa

Angga Ario Mutari S.Ked (H1AP09003)

Sigit Nurawalin S.Ked (H1AP09042)

Pembimbing

dr. Fitri Desimilani

Kepaniteraan Klinik Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

2015

Page 2: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Berkas PasienNama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD Puskesmas Perawatan Betungan

No Berkas :

No Rekam Medis :

Pasien Ke : I dalam keluarga

Data Administrasi

Tanggal 29/07/2015 Diisi Oleh: Angga Ario Mutari (H1AP09003)

Sigit Nurawalin (H1AP09042)

Pasien KeteranganNama An. F PasienUmur / tgl. Lahir 6 tahun 7 bulanAlamat Betungan RT 04 RW 01Jenis kelamin Laki-lakiAgama IslamPendidikan SD kelas 1Pekerjaan PelajarStatus perkawinan Belum Kawin

Kedatangan yang ke 1 Diantar KeluargaTenangKunjungan pertama kali Sendiri

Telah diobati ssebelumnya

Ya

Alergi obat TidakSistem pembayaran Umum

Page 3: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Data Pelayanan

I. ANAMNESIS (subyektif)

(dilakukan secara ; alloanamnesis dengan Ibu dan ayah pasien)

A. Alasan kedatangan/ keluhan utama( termasuk keluhan yang masih dirasakan pada

kunjungan ulangan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai keluhan / penyakit ).

Alasan kedatangan : Demam ± 4 hari yang lalu

Kekhawatiran : Takut demam akan berlanjut dan menimbulkan kejang.

Harapan : Demam pada pasien cepat turun dan bisa melakukan aktivitas kembali

Persepsi : Penyakit pasien ini disebabkan karena nyamuk atau tertular dari

kakaknya

(alasan kedatangan, harapan dan kekhawatiran)

B. Keluhan lain /tambahan

Mual, muntah setiap makan, badan terasa dingin, susah buang air besar.

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang :

(uraikan sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang telah diminum, pelayanan kesehatan

yang telah diperoleh termasuk sikap dan perilaku pasien, keluarga, lingkungan terhadap masalah yang ada).

An. F datang ke IGD PKM betungan diantar keluarganya dengan keluhan ± 4 hari

yang lalu demam yang naik turun. Demam lebih dirasakan pada sore dan malam hari. Demam

tidak disertai dengan menggigil. Demam juga disertai dengan mual dan muntah. Ibu pasien

mengatakan jika setiap ada makanan atau minuman yang di makan pasien langsung

memuntahkannya, sehingga pasien tidak nafsu makan. Muntah berisi makanan atau minuman

yang di makan. Setiap kali muntah pasien memuntahkan sebanyak ½ gelas akua kecil. Ibu

pasien juga mengeluhkan jika anaknya sudah tidak BAB sejak 4 hari yang lalu. Ibu pasien

mengatakan bahwa lidah pasien berwana putih. Ibu pasien mengatakan sejak demam pasien

jadi lesu, lemas dan tidak mau beraktivitas.

Ibu pasien mengatakan sudah berobat ke dokter umum dan diberikan obat salah

satunya adalah parasetamol tetapi tidak ada perubahan malahan demam yang dirasakan

semakin tinggi. Sehingga keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke IGD PKM

Betungan.

Page 4: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

D. Riwayat penyakit keluarga:

(uraikan penyakit yang ada pada keluarga baik yang sama, berbeda, maupun yang tidak berhubungan dengan

masalah yang ada saat ini, termasuk bagaimana cara anggota keluarga tersebut menghadapinya)

Kakak pasien menderita keluhan yang sama dan didiagnosis dengan demam typhoid dan

malaria.

Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

E. Riwayat penyakit dahulu:

(baik yang sama maupun yang berbeda dengan penyakit sekarang, riwayat pengobatan dan pelayanan

kesehatanyang pernah diperoleh termasuk pencegahan spesifik yang pernah diterima)

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, riwayat alergi obat

(-), riwayat alergi makanan disangkal, riwayat asma disangkal.

F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan murid sekolah dasar kelas 1. Setiap hari pasien berangkat sekolah

di antar oleh orang tuanya menggunakan motor atau angkot. Pasien sering bermain dengan

teman-temannya. Pasien memiliki kebiasaan sering jajan di sekolah maupun saat pulang ke

rumah.

II. PEMERIKSAAN FISIK (obyektif)

1. Tanda Vitala. Nadi : 72 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : - mm Hgb. Pernafasan : 22 x/ menit d. Suhu Badan : 37,9 C

2. Status Gizi a. Tinggi Badan : 92cm Berat Badan : 16 Kg IMT = 18,9 STATUS GIZI : Normoweightb. Bentuk Badan Atletikus Astenikus Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum Keterangana. Kesadaran : Compos Mentis Kesadaran menurunb. Tampak kesakitan : Tidak Yac. Berjalan ada gangguan : Tidak Ya

4. Kelenjar Getah Bening Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensia. Leher : Normal Tidak Normalb. Submandibula Normal Tidak Normalc. Ketiak : Normal Tidak Normald. Inguinal Normal Tidak Normal

Page 5: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

5. Mata Mata Kanan Mata Kiri

Keta. Persepsi Warna Normal Buta Warna Parsial

Buta Warna Total Normal Buta Warna Parsial

Buta Warna Totalb. Kelopak Mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normalc. Konjungtiva Normal Hiperemis Sekret

Pucat Pterigium

Normal Hiperemis Sekret Pucat Pterigium

d. Kesegarisan / gerak bola mata

Normal Strabismus Normal Strabismus

e. Sklera Normal Ikterik Normal Ikterikf. Lensa mata tidak keruh Keruh Tidak keruh Keruhg. Bulu Mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

h. Penglihatan 3 dimensi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

6.Telinga Telinga kanan Telinga kiri

a.Daun Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normalb. Liang Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

- Serumen Tidak ada Ada serumen Menyumbat (prop)

Tidak ada Ada serumen Menyumbat (prop)

c.Membrana Timpani Intak Tidak intak lainnya……

Intak Tidak intak lainnya …..

d. Test berbisik Normal Tidak Normal Normal Tidak Normale.Test Garpu tala f. Rinne

Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal(Tidak dilakukan)

g. Weber (Tidak dilakukan)h. Swabach (Tidak dilakukan)

7. Hidunga. Meatus Nasi Normal Tidak Normalb. Septum Nasi Normal Deviasi ke ........c. Konka Nasal Normal Udem lubang hidung ........e. Nyeri Ketok Sinus maksilaris Normal Nyeri tekan positif di ……..e. Penciuman : normosmia

8. Mulut danTenggorokana. Pharynx Normal Hiperemis Granulasib. Tonsil : Ukuran Kanan :

To T1 T2 T3Kiri : To T1 T2 T3

Normal Hiperemis Normal Hiperemis

c. Palatum Normal Tidak Normald. Lidah Normal Kotor

9. Lehera. Gerakan leher Normal Terbatas

b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normalc. Pulsasi Carotis Normal Bruit d. Tekanan Vena Jugularis Normal Tidak Normale. Trachea Normal Deviasif. Lain-lain : …..

10. Dada Keterangana. Bentuk Simetris Asimetrisb. Lain – lain

11. Paru- Paru dan Jantung Keterangana. Palpasi Normal Tidak Normal

Kanan Kiri

b. Perkusi Sonor Redup Hipersonor Sonor Redup Hipersonor

Page 6: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Iktus Kordis : Normal Tidak Normal , sebutkan ............. Batas Jantung : Normal Tidak Normal , sebutkan ………

c. Auskultasi : - bunyi napas Vesikular Bronchovesikular Vesikular Bronchovesikular - Bunyi Napas tambahan Ronkhi Wheezing Ronkhi Wheezing

- Bunyi Jantung Normal Tidak Normal Sebutkan ....

12. Abdomen Keterangana. Inspeksi Normal Tidak Normalb. Perkusi Timpani Redupc. Auskultasi: Bising Usus Normal Tidak Normald. Hati Normal Teraba…….jbpx ……jbace. Limpa Normal Teraba shcufner …..

f. GinjalKanan : Normal

Tidak NormalKiri : Normal

Tidak Normal

g. BallotementKanan : Normal

Tidak NormalKiri : Normal

Tidak Normal

h. Nyeri costo vertebrae Kanan : Normal Tidak Normal

Kiri : Normal Tidak Normal

i. Nyeri Epigastrik Normal Tidak Normal ( Nyeri tekan)

13. Genitourinaria Tidak diperiksa

14a.Tulang/Sendi Ekstremitas Atas Kanan Kiri

- Gerakan Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5 - Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Kelainan kuku jari Tidak ada Ada Tidak ada Ada

1 4 b.Tulang / Sendi Ekstremitas B awah Kanan Kiri

- Gerakan Normal tidak normal Normal Tidak normal - Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5 - Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Kelainan kuku jari

Tidak ada AdaTidak ada Ada

14c. Otot Motorik 1. Trofi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

2. Tonus Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal3. Kekuatan

(Fs motorik)5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal :

Tidak adaTic Ataxia

Lainnya ..

14d. RefleksKananKiri

a. Refleks Fisiologis patella, lainnya

Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

b Refleks Patologis:Babinsky lainnya

Negatif Positif Negatif Positif

Page 7: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

15. Kulita. Kulit Normal Tidak Normalb. Selaput Lendir Normal Tidak Normalc. Kuku Normal Tidak Normal d. Lain – lain ………

Pemeriksaan penunjan (30 Juli 2015) :

Hemoglobin : 12,3 gr/dl

Hematokrit : 34%

Leukosit : 5.900 / mm3

Trombosit : 353.000 /mm3

DDR : Negatif

Widal Test :

S. Typhi H : 1/160

S. Paratyphi AH : 1/80

S. Paratyphi BH : -

S. Paratyphi CH : -

S. Typhi O : 1/320

S. Paratyphi AO : 1/320

S. Paratyphi BO : 1/80

S. Paratyphi CO : -

Page 8: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

V. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik,

masalah adanya factor internal dan eksternal pada pasien yang mempengaruhi penyakit dan merupakan alasan untuk

pembinaan keluarga dan kunjungan rumah.

Pemeriksaan fiisk :

Nadi 72 x/mSuhu : 37,9 oCBB: 16 kgTB: 92 cm IMT: 18,9Status Gizi: NormoweightTyphoid tounge (+)Nyeri EpigastrikBising usus menurunS. Typhi H 1/160S. Typhi O 1/320

Keluhan :Demam hilang timbul 4 hari MualMuntahBelum BAB 4 hariBadan terasa lemas Demam Typhoid

Faktor Internal :Usia Kebiasaan Jajan di sekolahKebersihan diri kurang

Faktor eksternal :Pengetahuan keluarga

tentang Demam Typhoid masih kurang

Page 9: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

VI. DIAGNOSIS HOLISTIK ( assessment )

- Aspek personal (Keluarga)

Alasan kedatangan : Demam ± 4 hari yang lalu

Kekhawatiran : Takut demam akan berlanjut dan menimbulkan kejang.

Harapan : Demam pada pasien cepat turun dan bisa melakukan aktivitas kembali

Persepsi : Penyakit pasien ini disebabkan karena nyamuk atau tertular dari

kakaknya

(alasan kedatangan, harapan dan kekhawatiran)

- Aspek klinik :

Diagnosis kerja : - Demam Typhoid

(Diagnosis kerja / diagnosis banding & diagnosis okupasi (bila ada) cantumkan kode penyakit menurut ICPC-

2 pada setiap masalah,termasuk analisis lingkungan)

- Aspek risiko internal :

Faktor Internal :- Usia

- Kebiasaann jajan di luar

- Kebersihan diri yang kurang

(merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

- Aspek psikososial keluarga :

- Faktor eksternal :

- Pengetahuan keluarga tentang Demam typhoid masih sangat kurang

(merupakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

- Derajat fungsional : 4 ( Tidak mampu melakukan aktivitas kerja dan tergantung kepada

keluarga)

Page 10: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

VII. RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (PLANNING)

No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

diharapkan

Keteranga

n

Aspek personal

1. a.Mengajarkan cara men-

cuci tangan yang baik

dan benar.

b. Mengajarkan pent-

ingnya memotong kuku.

c.Edukasi pasein tentang

kebersihan makanan.

Keluarga

Pasien

Follow

Up 1

29-07-15

a.Pasien mengerti cara

mencuci tangan yang

baik dan benar..

b. Pasien paham

dan mengerti akan

pentingnya memotong

kuku.

c.Pasien mengerti dan

paham bahwa pent-

ingnya menjaga ke-

bersihan makanan.

Aspek klinik

2. Demam Typhoid

Hari 1

Farmakologi:

- Menganjurkan keluarga

pasien untuk rawat inap

- IVFD KAEN 3B 48 tpm

mikro

- Drip Metocloperamide

HCl ½ ampul

- Paracetamol 3 x ½ tablet

- Armovit 2 x ½ tablet

NonFarmakologi:

Pasien Follow

Up 1

29-07-15

Demam pasien

turun

Mual muntah

berkurang

Nafsu makan

meningkat

Page 11: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

- Diet makan lunak

rendah serat

- Istirahat ( bed rest )

- Banyak minum

Hari 2

Farmakologi:

- Tiamfenicol syrup 4 x 1

cth

- Paracetamol 3 x ½ tablet

- Armovit 2 x ½ tablet

NonFarmakologi:

- Diet makan lunak

rendah serat

- Istirahat ( bed rest )

- Banyak minum

- Teratur minum

obat

- Kurangi jajan di

luar

- Membawa bekal ke

sekolah

Pasien 30-07-15 Pasien tidak demam

Mual muntah tidak

ada lagi

Nafsu makan

meningkat

Dapat melakukan

aktivitas sehari-hari

Aspek risiko internal

3. - Konseling kepada

keluarga pasien mengenai

Keluarga

Pasien

Follow

Up 2

Keluarga Pasien

menjadi tahu

Page 12: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

penyebab penyakit pasien

dan faktor risiko yang

menyebabkan

penyakitnya.

- Memberi motivasi untuk

mengatur pola makan dan

kebiasaan jajan

- Konseling mengenai

kebersihan makanan dan

lingkungan

- Konseling mengenai

kebersihan diri dan

mengajarkan cara cuci

tangan

02-08-15 mengenai

penyakitnya,

penyebab,

komplikasi dan

penatalaksanaanya

Pasien mengurangi

kebiasaan jajan di

luar

Pasien menjadi

sadar akan

pentingnya

kebersihan diri dan

cuci tangan

Keluarga pasien

menjadi tahu

mengenai

pentingnya

kebersihan

makanan dan

lingkungan

Aspek psikososial, keluarga dan lingkungan

4. -Memberikan informasi

kepada keluarga mengenai

penyakit yang di derita dan

komplikasinya.

-Membutuhkan dukungan

keluarga dalam

pengawasan pengobatan

pasien

-Memberikan informasi

kepada keluarga untuk

memotivasi mengurangi

kebiasaan jajan di luar

Keluarga

pasien

Follow

Up 2

02-08-15

Keluarga pasien

lebih memahami

penyakit yang

diderita oleh pasien

Keluarga pasien

mampu memotivasi

pasien untuk

minum obat teratur

Keluarga pasien

bisa mengingatkan

pasien untuk

mengurangi

Page 13: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

-Menginformasikan pada

keluarga untuk membuat

pasien menjaga

kebersihan diri dan cuci

tangan

-Memotivasi keluarga

untuk selalu menjaga

kebersihan makanan

kebiasaan jajan di

luar

Keluarga pasien

bisa menerapkan

pentingnya

kebersihan diri,

makanan,

lingkungan dan cara

mencuci tangan

yang benar

VIII. PROGNOSIS

Prognosis Demam Typhoid1.Klinik : Ad vitam Dubia ad bonam Ad sanationam Dubia ad bonam Ad fungsionam Dubia ad bonam

IX. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA SELANJUTNYA

02 Agustus 2015

Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat pada pasien dan keluarga.Rencana selanjutnya :

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistik- Konseling dan edukasi tentang penyakit yang dialami

pasien, penatalaksanaan yang dilakukan untuk demam

Persetujuan I (dokter PJ klinik)

Tanda Tangan :

Nama Jelas : dr. Fitri Desimilani

Tanggal :

Page 14: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

typhoid- Konseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat

terjadi- Konseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk

minum obat - Konseling dan edukasi tentang kebersihan diri dan

lingkungan- Konseling dan edukasi mengenai kebersihan makanan dan

cuci tangan- Mengisi berkas pembinaan keluarga

X. KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA

Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

Aspek personal : Demam sudah tidak lagi, mual dan muntah sudah

tidak lagi, nafsu makan masih kurang, badan masih terasa lemas dan lesu

Harapan : Semua keluhan bisa hilang

Kekhawatiran : Takut demam naik lagi dan keluhan berulang

Persepsi : badan terasa lemas karena nafsu makan masih kurang

Aspek klinik :- Demam typhoid

Aspek risiko internal : - Usia

- Kebiasaan jajan di luar

- Kebersihan diri dan makanan

Aspek psiko sosial keluarga :- Pengetahuan keluarga tentang demam typhoid sudah meningkat

Derajat fungsional : 3

Persetujuan II (dokter PJ Klinik)

Tanda tangan :

Nama Jelas : dr. Fitri Desimilani

Tanggal :

Page 15: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu

Berkas Keluarga Binaan

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD PKM Perawatan Betungan

No Berkas : -

No Rekam Medis :

Nama Pembina : Anugerah Ade Periambudi (H1AP09006)

Dwi Zahra Putri Joneva (H1AP09016)

Alasan

untuk

dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini:

Pasien dan keluarga belum mengerti tentang penyakit yang dideritanya, penyebab dan faktor-

faktor yang dapat memperberat penyakitnya, bagaimana tatalaksana dan target terapi yang

akan dilakukan kepada pasien, cara mengkonsumsi obat, kemungkinan efek samping

pengobatan serta komplikasi penyakit pasien. Dalam hal ini, pola hidup pasien seperti pola

makan, kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik pasien harus di informasikan kepada pasien

dan keluarga supaya nantinya bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Selain itu konseling dan edukasi tentang risiko penyakit yang sama bisa terjadi pada anak

pasien sangat diperlukan untuk proteksi dini terhadap penyakit dan bisa dianjurkan untuk

melakukan pemeriksaan.

Pelaku rawat/contact person/significant other dari pasien adalah: Ny, S, hubungan dengan

pasien: Istri pasien

Data Demografi Keluarga

Alamat : Dusun Jalur Pd.Kuas Suka Raja

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga

No Nama Kedudukan

dalam keluarga

Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Berpartisipasi

dalam pembinaan

Ket tambahan

1 Tn. B Kepala Keluarga L 55 th SD Petani Ya Pasien

2 Ny. S Istri P 44 th SMP IRT Ya Sehat

3 Tn. A Anak L 28 th SMA Wiraswasta Tidak Sehat

4 Tn. A Anak L 24 th SMA Petani Ya Sehat

Page 16: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

5 An. T Anak L 16 th Pelajar SMP Ya Sehat

6 An.M Anak L 5 th Belum sekolah Tidak Sehat

Diagram 1. Genogram

Keterangan:

Laki-laki Pasien

Perempuan

Tinggal serumah

Data DinamikaKeluarga

Bentuk keluarga : Keluarga inti

Tahapan siklus hidup keluarga : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang

meninggalkan rumah, keluarga dengan anak remaja,

keluarga dengan anak masa pra sekolah.

Diagram 2. Family map

Tn. B

Ank 1 Ank 2 Ank 3

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Pasien

Hubungan dekat

Ank 1

Ny.s

Ank 4

Tn.PTn. A Ny. UNy. T

Page 17: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga

Fungsi

Keluarga

Penilaian Kesimpulan Pembina untuk fungsi

keluarga yang bersangkutan

Biologis - Pasien adalah pasien baru yang

didiagnosis DM dengan

komplikasi,tidak ada anggota

keluarga pasien yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien.

- Pasien membesarkan dan memelihara

keturunan secara mandiri

- Kebutuhan pangan tercukupi

- Keluarga masih belum mengerti

tentang apa dan bagaimana

penyembuhan penyakit yang diderita

pasien

- Keluarga belum bisa mengatur pola

makan,dan kegiatan fisik sehari-hari

pasien

Berdasarkan penilaian terhadap komponen

pada keluarga, maka pembina dapat

menyimpulkan bahwa fungsi biologis

kurang baik.

Ank 2

Ank 3

Ank 4

Page 18: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Psikologis - Pasien tinggal bersama istri dan

ketiga orang anaknya,istri pasien

sangat peduli terhadap penyakit

suaminya tetapi karena pengetahuan

yang kurang dari keluarga tentang

penyakit dari pasien, istri dan anak-

anaknya belum menerapkan cara

perawatan yang benar untuk pasien.

- Komunikasi dengan anggota keluarga

dirumah cukup baik,pasien dekat

dengan istri dan anak-anaknya, istri

dan anak-anaknya peduli dengan

penyakit pasien saat ini

Berdasarkan penilaian terhadap komponen

pada keluarga, dapat disimpulkan bahwa

fungsi psikologis sudah berjalan dengan

baik, tetapi karena pengetahuan keluarga

tentang penyakit pasien ini masih kurang

dapat menjadi faktor risiko yang

memperberat penyakit pada pasien.

Sosial - Untuk hubungan sosial dengan

penduduk disekitar tempat tinggal

sudah terjalin baik, hal ini dapat

dilihat saat pasien sakit banyak

tetangga sekitar yang peduli bahkan

membesuk pasien

- Pasien juga rutin hadir pada acara

religius di desanya, kerja bakti juga

kerap di ikuti, pasien juga

mengajarkan norma- norma yang

berlaku di masyarakat kepada

keluarganya.

Fungsi sosial berjalan dengan baik.

Page 19: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Ekonomi&

Pemenuhan

kebutuhan

- Kebutuhan primer, sekunder dapat

dipenuhi dengan penghasilan pasien

sehari-hari dari berkebun sawit.

Jumlah tersebut dirasa cukup. Gaya

hidup sederhana, tidak konsumtif

dengan prioritas penggunaan uang

sesuai kebutuhan primer, sekunder,

dan tersier.

- Untuk biaya pengobatan pasien

sendiri pasien menggunakan BPJS

mandiri.

Fungsi ekonomi berjalan dengan baik.

Data Risiko Internal Keluarga

Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga

Perilaku Sikap & perilakukeluarga yang menggambarkan perilaku tsb

Kesimpulan pembina untuk perilaku ybs

Kebersihan pribadi & lingkungan

Penampilan keluarga kurang bersih dan kurang rapi

Keluarga mandi 2x/hari. Keadaan rumah tidak teratur. Pencahayaan dan ventilasi didalam

rumah cukup. Lingkungan sekitar adalah perkebunan

sawit dan rumah-rumah warga

Kebersihan diri dan keluarga kurang.

Page 20: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Pencegahan spesifik Pasien jarang berolahraga dan hanya menganggap bekerja sudah sebagai olahrga

Pasien dan keluarga jarang pergi ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin, kalau sudah merasa ada yang sakit baru pasien datang ke pelayanan kesehatan

Imunisasi pada anak lengkap Keluarga membiasakan mencuci

tangan sebelum makan

Keluarga belum memulai perilaku yang sehat, dan belum menerapkan perilaku pencegahan spesifik terhadap pasien.

Gizi keluarga Kebutuhan pangan tercukupi Keluarga memasak sendiri makanan

sehari-hari Penyediaan makanan dilakukan

sendiri Pola makan keluarga teratur, biasanya

3x/hari

Kualitas dan kuantitas makanan keluarga tercukupi, jumlah kalori sudah sesuai tercukupi

Asah asih asuh Hubungan antar anggota keluarga harmonis.

Keluarga mengasuh anak dengan baik Tidak ada hambatan dalam tumbuh

kembang anak

Fungsi asah, asih, asuh dalam keluarga ini cukup baik.

Kesehatan reproduksi Pasien menikah saat usia 20an Pasien sudah memiliki 4 orang anak Pasien masih aktif dalam hubungan

seksual dengan istri

Kesehatan reproduksi baik

Latihan jasmani / aktivitas fisik

Pasien dan keluarga tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk berolahraga

Waktu luang diisi dengan beristirahat dirumah atau kadang-kadang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Aktivitas fisik dalam keluarga kurang diperhatikan.

Penggunaan pelayanan kesehatan

Pasien dan keluarga jarang pergi memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan

Jarak anatara rumah dengan pelayanan cukup jauh sekitar 10 km dan harus menggunakan kendaraan

Perilaku kesehatan keluarga masih sangat kurang dan belum bersifat promotif dan preventif

Page 21: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Kebiasaan / perilaku lainnya yang buruk untuk kesehatan

Pasien merokok sejak usia 15 tahun hingga sekarang,menghabiskan lebih kurang 1 bungkus rokok dalam sehari

Anak pasien juga seorang perokok aktif

Perilaku dalam keluarga buruk

Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga

Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan pembina untuk faktor pelayanan kesehatan

Pusat pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien dan keluarga

Pasien berobat ke PKM Betungan, PKM Babatan.

Untuk pusat pelayanan kesehatan sendiri, mudah dijangkau walupun agak jauh dan harus naik kendaraan bermotor terlebih dahulu, pasien juga merasakan keringanan dalam hal biaya karena pasien peserta BPJS ,dari segi pelayanan pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang didapat.

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan tersebut

Menaiki kendaraan bermotor, dikarenakan jarak antara rumah pasien dengan PKM betungan ± 10 km pasien diantar oleh anaknya

Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

Karena pasien menggunakan kartu BPJS maka pasien merasakan ada keringanan saat pasien berobat.

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

Untuk kualitas pelayanan pasien merasa selalu di layani dengan baik oleh petugas kesehatan setempat

Tabel 5. Tempat tinggal

Kepemilikan rumah : Milik sendiriDaerah perumahan : kumuh

Karakteristik Rumah Kesimpulan pembina untuk tempat tinggal

Luasrumah : 6 x 12m2 Pasien tinggal di rumah bersama dengan

Jumlah orang dalam satu rumah : 5 org

Page 22: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

seorang istri, dan tiga anak, tinggal di daerah perkebunan yang kurang bersih,jarak antar rumah warga kira-kira 50 meter. Untuk tempat tinggal kurang cukup untuk ditempati oleh 5 orang.Penerangan dalam rumah dengan listrik dan ventilasi kurang. Kebersihan rumah kurang , tata letak barang dalam rumah tidak teratur.Sumber air minum dari air sumur, limbah dialirkan ke tanah, memiliki 1 kamar mandi yang menyatu dengan jamban.

Kondisi rumah secara keseluruhan Kurang Baik.

Luas Halaman rumah : 6 x 4 m2

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari : Semen

Dinding rumah dari : Kombinasi

Penerangan di dalam rumahJendela Ada Listrik : Ada

VentilasiKelembapan rumah : lembapBantuan ventilasi di dalam rumah : Tidak

Kebersihan di dalam rumah Kurang Bersih

Tata letak barang dalam rumahTidak teratur

Sumber air Air minum dan masak dari : Sumur Jarak sumber air dari septik tank : >7m

Kamar Mandi Keluarga Ada Luar RumahJumlah :1 Buah, ukuran 1,5 x 2m2

Jamban Ada Tanpa peganganBentuk jamban : Jongkok

Limbah & sampahLimbah dialirkan ke : Tidak adaTempat sampah di luar rumah : tidakKesan kebersihan lingkungan permukiman : kurang

Page 23: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Diagram 3. Denah rumah

(termasuk ukuran, gambaran ventilasi,

tataruang dan arah mata angin)

Sumur dan WC

Dapur

Depan

Diagram 4. Peta rumah dicapai dari klinik

(agar pembina selanjutnya mudah menemukannya

kembali)

Dari air sebakul dari Betungan

Keterangan :

: Rumah Tn. B : PKM betungan

Kamar tidur

Kamar tidur

Rumah Tn.BMasjid

PKMBetungan

SD

Ruang Tamu

Ruang keluarga

Page 24: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga

Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada data

demografik, data dinamika, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada keluarga yang

mempengaruhi masalah kesehatan dan merupakan dasar untuk pembinaan keluarga (dapat

mengadopsi dari mandala of health dan bagan-bagan lainnya)

-Keadaan rumah kurang bersih dan rapi, pasien tinggal di daerah perkebunan sawit, jarak rumah dengan tetangga ± 50 M

Pekerjaan:Pasien bekerja sebagai petani kebun sawit

FAMILY

Life style :- pasien memiliki kebiasaan merokok dan sering mengkonsumsi makanan yang manis-manis- pasien jarang berolahraga

Lingkungan fisik:Mendukung untuk berolahraga

Perilaku kesehatan:Kesadaran pasien terhadap kesehatan sangat kurang belum bersikap promotif dan preventif

Biologi Manusia: tidak ada anggota keluarga pasien menderita penyakit yang sama

Lingkungan.Psikososial,ekonomi: kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit

Pasien : Ulkus diabetikum derajat 1DM Tipe 2 dengan gula darah TidakTerkontrol,Hipertensi grade 1

Sistem Pelayanan kesehatan:Pelayanan kesehatan primer cukup jauh

Page 25: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

Diagnosis Kesehatan Keluarga

Masalah biologis :

- Ulkus diabetikum derajat 1

- DM Tipe II tidak terkontrol

- Hipertensi grade 1

- Risiko diabetes pada anggota keluarga lainnya terutama anak-anak pasien

Masalah psikososial :

- Kekhawatiran pasien tentang lukanya yang takut tidak sembuh-sembuh dan takut di

amputasi

- Pengetahuan keluarga dan pasien yang kurang tentang penyakit yang di derita oleh

pasien saat ini.

Masalah eksternal keluarga:

Masalah lingkungan rumah :

- Pasien tinggal di daerah perkebunan kebun sawit dengan lingkungan yang kurang bersih

Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan

No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Coping score awal

Coping score akhir

1

2

Masalah internal

Konseling kepada keluarga mengenai penyakit pasien serta perlunya partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan pasien

Konseling untuk melakukan tindakan pencegehan penyakit

Istri dan anak

2 minggu

2 minggu

1. Keluarga memahami lebih jauh tentang penyakit pasien dan ikut berpartisipasi pada penatalaksanaan penyakit pasien

2. Keluarga mengerti cara pencegahan

2

1

5

5

Page 26: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

3

dengan menerapkan pola hidup sehat

konseling dan Edukasi anggota keluarga mengenai pentingnya deteksi dini pemeriksaan gula darah dan tekanan darah

2 minggu

penyakit

3. Keluarga selalu mengingatkan pasien untuk kontrol teratur pemeriksaan gula darah dan tekanan darah.

1 5

Keterangan Coping score1 : Tidak dilakukan, menolak, dan tidak ada partisipasi2 : Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber ( hanya keinginan ),

penyelesaian masalah sepenuhnya dilakukan oleh provider3 : Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan

sehingga penyelesaian masalah sebagian besar dilakukan oleh provider4 : Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung upaya provider5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA SELANJUTNYA

31 januari 2015

Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat pada pasien dan keluarga.Rencana selanjutnya :

- Informed consent pada pasien untuk melaksanakan home visite

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistik- Konseling dan edukasi tentang penyakit yang dialami

pasien, penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan DM

- Konseling dan edukasi mengenai target terapi dari penyakit yang diderita pasien

- Konseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi

Page 27: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

- Konseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk minum obat dan check up teratur

- Konseling dan edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk pasien

- Menemui anggota keluarga lainnya untuk melihat fungsi fungsi keluarga

- Mengisi berkas pembinaan keluargaTINDAK LANJUT IKedatangan pertama ke rumah pasien tanggal 8 februari 2015

Hasil :- Pasien minum obat secara teratur- Pasien sudah mengurangi makan makanan yang manis-

manis- Sakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang- TD : 120/80 mmHg- GDS: 239 gr/dl

Intervensi yang dilakukan :- kunjungan rumah- anamnesis, pemeriksaan fisik lebih mendalam dan holistik- konseling dan edukasi serta motivasi untuk minum obat

dan check upteraturrencana selanjutnya :

- konseling lebih lanjut- konseling gizi melihat kesesuaian dengan kebutuhan kalori

pasien

TINDAK LANJUT IIKedatangan kedua ke rumah pasien tanggal 20 februari 2015

Hasil:- Luka pada kaki sudah mengering dan rasa sakit sudah

tidak dirasakan lagi- Pasien minum obat secara teratur- Tekanan darah 130/80 mmHg- GDS 173 gr/dl- Pasien dan keluarga sudah mulai menerapkan menu diit

DM yang sudah diberikanIntervensi yang dilakukan :

- memberikan gambaran komplikasi - memberikan media edukasi leaflet tentang penyakit DM

pada anggota keluarganya dan pentingnya pelaku rawat pada penyakit DM dan ulkus diabetikum

- menilai kembali hasil konseling sebelumnya, menanyakan pada pasien apabila terdapat hal-hal yang belum jelas dan memberikan informasi tambahan yang diperlukan.

- Edukasi dan konseling mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini komplikasi dan faktor risiko

- Edukasi dan konseling mengenai pentingnya ke dokter

Page 28: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

mata untuk deteksi dini komplikasi diabetes pada mata (retinopati diabetes)

Kesimpulan Pembinaan Keluarga Pada Pembinaan Keluarga Saat ini

Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping

score akhir

- Keluarga memahami lebih jauh tentang penyakit pasien dan ikut berpartisipasi pada

penatalaksanaan penyakit pasien 5

- Keluarga mengerti cara pencegahan penyakit 5

- Pasien dapat kontrol teratur. 5

- Keluarga turut serta bersama-sama menyemangati pasien. 5

Faktor Pendukung terselesainya masalah kesehatan pasien :

- Terdapat jaminan kesehatan untuk berobat

- Keluarga (suami dan anak-anak ) pasien kooperatif

- Pembina diterima dengan baik

- Tersedia waktu yang cukup

- Sosio ekonomi yang cukup memadai

- Keluarga sangat antusias dan semangat dalam pembinaan keluarga

Faktor penghambat terselesaikannya masalah-masalah kesehatan pasien :

- Rumah yang cukup jauh dengan fasilitas pelayanan kesehatan

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya :

- Melakukan edukasi dan konseling ulang pasien dan keluarga mengenai

penatalaksanaan penyakit diabetesnya termasuk pola makan, aktivitas, minum obat

teratur serta kontrol ke dokter

- Melakukan pertemuan keluarga yang dihadiri tidak hanya oleh pelaku rawat, tapi

juga oleh anak-anak di rumah pasien agar seluruh anggota keluarga dapat

berpartisipasi dalam penatalaksanaannya

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya kontrol kadar gula

darah setiap bulan

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pola makan dan menu yang

cocok untuk pasien.

Coping score

Page 29: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan

pemeriksaan penunjang untuk deteksi komplikasi dan faktor risiko (urinalisa, ureum,

creatinin, SGPT, profil lipid, EKG)

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan

pemeriksaan ke dokter mata untuk deteksi dini retinopati diabetes

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan

pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk deteksi dini nefropati diabetik

- Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan

pemeriksaan ke dokter spesialis ortopedi untuk konsultasi ulkus diabetikum

Persetujuan Pembimbing Studi Kasus

Tanda tangan :

Nama Jelas : dr. Fitri Desimilani

Tanggal :

Page 30: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

LAMPIRANUlkus Diabetikum derajat 1

Infeksi tidak ada karena tidak ditemukan ;

1. Sekret purulen

2. Eritema

3. Local swelling

4. warmth

Dasar ;

Klasifikasi yang masih banyak dipakai hingga kini adalah klasifikasi Wagner. Detailnya

adalah sebagai berikut:

0: kulit intak/utuh

1: tukak superfisial

2: tukak dalam (sampai tendon dan tulang)

3: tukak dalam dengan infeksi

4: tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki

5: tukak dengan gangren luas seluruh kaki

Adapun pada pasien degan kaki DM, terdapat kriteria sepatu yang aman untuk

digunakan, yaitu:

Ruang jari kaki pada sepatu (toe box) cukup lebar sehingga tidak terjadi penekanan.

Panjang sepatu diukur dari tumit sampai 0,5 inch dari ujung jari kaki terpanjang.

Lebar sepatu diukur dari kaput metatarsal I-V.

Memiliki tali atau sabuk pengaman sehingga kaki terfiksasi dalam sepatu dan mengu-

rangi geseakan antara kaki dan lapisan dalam sepatu selama berjalan.

Tinggi hak sepatu tidak lebih dari 5 cm untuk mengurangi tekanan berlebihan pada

bagian metatarsal.

Bahan untuk insole / alas kaki lunak

Sepatu dibeli pada sore/malam hari mengingat secara relatif kaki lebih membengkak

setelah beraktivitas seharian

Penggunaan kaus kaki atau stoking untuk mencegah luka lecet pada kaki.1

PERHITUNGAN KALORI PASIEN

Page 31: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

BB : 55 kg TB : 160 cmBerat badan ideal = 90 % x (160 cm – 100 cm) X 1 kg = 54 kgIMT = 21,4 (kesimpulan normal)

Kebutuhan kalori pasien:Jenis kelamin30 kal x 55 = 1650UmurPeriode umur 40 – 59 tahun dikurangi 5 % = 5% x 1650 = 82,5 kal

Aktifitas fisikPenambahan 30 % untuk aktifitas sedang = 30% x 1650 = 495 kal

Jadi penghitungan kebutuhan kalori pasien sehari adalah 1650 – 82,5 + 495 = 1962,5 Jadi dapat dikatakan pula kebutuhan kalori pasien adalah 2000 kalori.

Contoh menu

Page 32: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 33: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 34: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 35: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 36: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 37: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN KELUARGA

Page 38: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga
Page 39: Kedokteran Keluarga Sigit Dan Angga

DAFTAR PUSTAKA

1. Yunir E, Purnamasari D, Ilyas E, Widyahening IS, Mardai RA, Sukardji K. Pedoman pe-

natalaksanaan kaki diabetik. Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi In-

donesia. 2008.

2. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: In-

terna Publishing. 2009; p. 1933-36.

3. Rowe VL. Diabetic Ulcers Treatment & Management. 2012. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/460282-treatment#showall. Accessed Januari 28, 2014.

4. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: In-

terna Publishing. 2009; p. 1933-36.


Top Related