Transcript
Page 1: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Tahun 2012

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012

Page 2: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP i

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

3 Jam Pelajaran

Pengarah

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

Penanggung Jawab

Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd

Tim Penyusun

Dra. Dian Mahsunah, M.Pd

Dian Wahyuni, SH, M.Ed

Drs. Arif Antono

Dra. Santi Ambarukmi, M.Ed

Editor

Prof. Dr. Sudarwan Danim

BAHAN AJAR PLPG

Page 3: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulisan bahan untuk mata ajar Kebijakan

Pengembangan Profesi Guru dapat diselesaikan. Bahan ajar ini dikembangkan dari rambu-

rambu struktur kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012.

Kehadiran bahan ajar ini diharapkan menjadi penguat bagi peserta PLPG untuk memenuhi

standar kompetensi lulusan yang telah dirumuskan.

Substansi bahan ajar ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan

profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya tentang

peningkatan kompetensi, penilaian kinerja, pengembangan karir, perlindungan dan

penghargaan, serta etika profesi guru. Substansi sajian ini diharapkan dapat menginspirasi

peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-

hal yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa pencapaian standar kompetensi lulusan bagi

peserta PLPG merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan guru yang profesional, yang

mampu mengelola proses pembelajaran yang bermutu. Hal ini menjadi bagian integral dari

upaya mentransformasi visi Badan Pengembangan SDMPK daミ PMP, yaitu さterseleミggaraミya layanan prima untuk membentuk SDM pendidikan dan kebudayaan yang profesional dan

berマartabat serta peミjaマiミaミ マutu peミdidikaミ yaミg terstaミdarざ マeミjadi realitas.

Kami yakin dan percaya bahwa substansi bahan ajar ini sangat relevan bagi peserta

PLPG untuk memahami dan kemudian mengaplikasi-kan aneka kebijakan dalam

pengembangan profesi guru. Kami mengucap-kan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan bahan ajar ini. Mudah-mudahan kehadiran bahan ajar ini

dapat mengoptimasi peserta PLPG untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

pada satuan pendidikan tempatnya menjalankan tugas-tugas profesional.

Page 4: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP iii

PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru

profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan

bersertifikat pendidik. Salah satu pola sertifikasi guru dalam jabatan adalah Pendidikan dan

Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.

Salah satu mata ajar dalam PLPG tahun 2012 adalah Kebijakan Pengembangan Profesi

Guru. Bahan ajar ini ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi

Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim dari rambu-rambu struktur kurikulum PLPG

tahun 2012. Kehadiran bahan ajar ini diharapkan menjadi sumber belajar dan penguat bagi

peserta PLPG untuk memenuhi standar kompetensi lulusan yang telah disepakati oleh

pengembang sesuai dengan regulasi yang ada.

Secara keseluruhan, substansi bahan ajar ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan

pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

khususnya tentang peningkatan kompetensi, penilaian kinerja, pengembangan karir,

perlindungan dan penghargaan, serta etika profesi guru. Substansi sajian ini diharapkan dapat

menginspirasi peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan

secara baik hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan profesi guru sebagaimana

dimaksud.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa pencapaian standar kompetensi lulusan bagi

peserta PLPG merupakan prasyarat untuk mewujudkan guru yang profesional, yang mampu

mengelola proses pembelajaran yang bermutu. Kami yakin dan percaya bahwa substansi

bahan ajar ini sangat relevan bagi peserta PLPG untuk memahami dan kemudian

mengaplikasikan aneka kebijakan dalam pengembangan profesi guru.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

dalam penyusunan bahan ajar ini. Mudah-mudahan kehadiran bahan ajar ini dapat

mengoptimasi peserta PLPG untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di

sekolahnya.

Page 5: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP iv

DAFTAR ISI

Hal.

SAMBUTAN ii

PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Standar Kompetensi 2

C. Deskripsi Bahan Ajar 2

D. Langkah-langkah Pembelajaran 3

BAB I KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU 4

A. Latar Belakang 4

B. Empat Tahap Mewujudkan Guru Profesional 6

C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir 8

D. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan 10

E. Kebijakan Pemerataan Guru 12

BAB II PENINGKATAN KOMPETENSI 16

A. Esensi Peningkatan Kompetensi 16

B. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir 17

C. Jenis Program 19

D. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 20

E. Uji Kompetensi 27

Latihan dan Renungan 31

BAB III PENILAIAN KINERJA 32

A. Latar Belakang 32

B. Pengertian 32

C. Persyaratan 34

D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan 34

E. Aspek yang Dinilai 35

F. Prosedur Pelaksanaan 36

G. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit 40

H. Penilai PK Guru 42

I. Sanksi 43

J. Tugas dan Tanggung Jawab 43

Latihan dan Renungan 45

BAB IV PENGEMBANGAN KARIR 46

A. Ranah Pengembangan Guru 46

B. Ranah Pengembangan Karir 48

C. Kenaikan Pangkat 52

Latihan dan Renungan 55

Page 6: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP v

BAB V PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN 56

A. Pengantar 56

B. Definisi 57

C. Perlindungan Atas Hak-hak Guru 58

D. Jenis-jenis Upaya Perlindungan Hukum bagi Guru 61

E. Asas Pelaksanaan 64

F. Penghargaan dan Kesejahteraan 64

G. Tunjangan Guru 71

Latihan dan Renungan 75

BAB VI ETIKA PROFESI 76

A. Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa 76

B. Definisi 78

C. Guru dan Keanggotaan Organisasi Profesi 78

D. Esensi Kode Etik dan Etika Profesi 79

E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia 80

F. Pelanggaran dan Sanksi 85

Latihan dan Renungan 86

REFLEKSI AKHIR 87

ACUAN 91

Page 7: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru bermakna strategis karena

penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,

pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus meniscayakan

pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam

UU No. 14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sebagai implikasi dari UU No. 14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi untuk

mendapatkan Sertifikat Pendidik. Guru yang diangkat sejak diundangkannya UU ini, menempuh

program sertifikasi guru dalam jabatan, yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan tahun 2015.

Pada spektrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara lateral memunculkan

banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas untuk menyediakan guru yang profesional

sejati dalam jumlah yang cukup, sehingga peserta didik yang memasuki bangku sekolah tidak

terjebak pada ngarai kesia-siaan akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk.

Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan penugasan guru agar

tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan bagi mereka yang berada pada titik-titik terluar

wilayah negara, di tempat-tempat yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah

yang penuh konflik.

Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas pendidikan yang

berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas sistem pendidikan.

Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga kependidikan lainnya

melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan kebebasan profesional mereka.

Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam bidang pendidikan dan

pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan jender, ras, status perkawinan, kekurangmampuan,

orientasi seksual, usia, agama, afiliasi politik atau opini, status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat

istiadat, serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragaman budaya

komunitas.

Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan, perdagangan yang fair, layanan

sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui solidaritas dan kerjasama di antara anggota

organisasi guru di mancanegara, gerakan organisasi kekaryaan internasional, dan masyarakat

madani.

Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk merumuskan kebijakan dan

pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji

ulang atas sistem pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,

pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi dan kompetensi,

penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir,

pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di

Page 8: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 2

daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan. Untuk tujuan itu,

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan selalu berusaha untuk menyempurnakan kebijakan di

bidang pembinaan dan pengembangan profesi guru.

B. Standar Kompetensi

Substansi material Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dituangkan ke dalam rambu-rambu

struktur kurikulum yang menggambarkan standar kompetensi lulusan. Berkaitan dengan mata ajar

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan berikut

ini.

1. Memahami kebijakan umum pembinaan dan pengembangan profesi guru di lingkungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Memahami esensi, prinsip, jenis program pengembangan keprofesian guru secara

berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan dampak ikutanya.

3. Memahami makna, persyaratan, prinsip-prinsip, tahap-tahap pelaksanaan, dan konversi nilai

penilaian kinerja guru.

4. Memahami esensi dan ranah pembinaan dan pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan

keprofesian dan karir.

5. Memahami konsep, prinsip atau asas, dan jenis-jenis penghargaan dan perlindungan kepada

guru, termasuk kesejahteraannya.

6. Memahami dan mampu mengaplikasikan esensi etika profesi guru dalam pelaksanaan proses

pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar kelas, maupun di

masyarakat.

C. Deskripsi Bahan Ajar

Seperti dijelaskan di muka, bahwa substansi material Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

dituangkan ke dalam rambu-rambu struktur kurikulum yang menggambarkan standar kompetensi

lulusan. Berkaitan dengan mata ajar Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, deskripsi umum bahan

ajarnya disajikan berikut ini.

1. Pengantar ringkas. Mengulas serba sekilas mengenai kebijakan umum pembinaan dan

pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Peningkatan kompetensi guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi, prinsip, jenis

program pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan

dampak ikutanya.

3. Penilaian kinerja guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan makna, persyaratan, prinsip,

tahap-tahap pelaksanaan, dan konversi nilai penilaian kinerja guru.

4. Pengembangan karir guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi dan ranah

pembinaan dan pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan keprofesian dan karir.

5. Perlindungan dan penghargaan guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan konsep, prinsip

atau asas, dan jenis-jenis penghargaan dan perlindungan kepada guru, termasuk

kesejahteraannya.

Page 9: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 3

6. Etika profesi guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi etika profesi guru dalam

pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar kelas,

maupun di masyarakat.

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Bahan ajar Kebijakan Pengembangan Profesi Guru ini dirancang untuk dipelajari oleh peserta PLPG,

sekali guru menjdi acuan dalam proses pembelajaran bagi pihak-pihak yang tergamit di dalamnya.

Selama proses pembelajaran akan sangat dominan aktivitas pelatih dan peserta PLPG. Aktivitas

peserta terdiri dari aktivitas individual dan kelompok. Aktivitas individual peserta mengawali akivitas

kelompok. Masing-masing aktivitas dimaksud disajikan dalam gambar.

Langkah-langkah aktivitas pembelajaran di atas tidaklah rijid. Namun demikian, melalui

aktivitas itu diharapkan peserta PLPG mampu memahami secara relatif luas dan mendalam tentang

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, khususnya di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

Page 10: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 4

BAB I

KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN GURU

Materi sajian pada Bab I ini berupa pengantar umum yang mengulas serba

sekilas mengenai kebijakan umum pembinaan dan pengembangan profesi

guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sajian materi

ini dimaksudkan sebagai pengantar materi utama yang disajikan pada bab-

bab berikutnya, yaitu peningkatan kompetensi, penilaian kinerja,

pengembangan karir, perlindungan dan penghargaan, serta etika profesi.

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengalami kecepatan dan percepatan luar

biasa, memberi tekanan pada perilaku manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan

hidupnya. Di bidang pendidikan, hal ini memunculkan kesadaran baru untuk merevitalisasi kinerja

guru dan tenaga kependidikan dalam rangka menyiapkan peserta didik dan generasi muda masa

depan yang mampu merespon kemajuan IPTEK, serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Peserta didik dan generasi muda sekarang merupakan manusia Indonesia masa depan yang

hidup pada era global. Globalisasi memberi penetrasi terhadap kebutuhan untuk mengkreasi model-

model dan proses-proses pembelajaran secara inovatif, kreatif, menyenangkan, dan transformasional

bagi pencapaian kecerdasan global, keefektifan, kekompetitifan, dan karakter bangsa. Negara-negara

yang berhasil mengoptimasi kecerdasan, menguasai IPTEK, keterampilan, serta karakter bangsanya

akan menjadi pemenang. Sebaliknya, bangsa-bangsa yang gagal mewujudkannya akan menjadi

pecundang.

Aneka perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang berjalan paling konsisten.

Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus berpotensi diterpa oleh arus perubahan.

Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon manusia yang kuat agar siap menghadapi

tekanan internal dan eksternal, serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban.

Pada era globalisasi, profesi guru bermakna strategis, karena penyandangnya mengemban

tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun

karakter bangsa. Esensi dan eksistensi makna strategis profesi guru diakui dalam realitas sejarah

pendidikan di Indonesia. Pengakuan itu memiliki kekuatan formal tatkala tanggal 2 Desember 2004,

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mencanangkan guru sebagai profesi. Satu tahun kemudian,

lahir Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai dasar legal

pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya.

Metamorfosis harapan untuk melahirkan UU tentang Guru dan Dosen telah menempuh

perjalanan panjang. Pencanangan Guru sebagai Profesi oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

menjadi salah satu akselerator lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 itu. Di dalam UU ini disebutkan bahwa

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Page 11: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 5

Pascalahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diikuti dengan beberapa

produk hukum yang menjadi dasar implementasi kebijakan, seperti tersaji pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Milestone Pengembangan Profesi Guru

Aneka produk hukum itu semua bermuara pada pembinaan dan pengembangan profesi guru,

sekaligus sebagai pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional. Pada tahun 2012 dan

seterusnya pembinaan dan pengembangan profesi guru harus dilakukan secara simultan, yaitu

mensinergikan dimensi analisis kebutuhan, penyediaan, rekruitmen, seleksi, penempatan,

redistribusi, evaluasi kinerja, pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi,

dan sebagainya. Untuk tujuan itu, agaknya diperlukan produk hukum baru yang mengatur tentang

sinergitas pengelolaan guru untuk menciptakan keselarasan dimensi-dimensi dan institusi yang

terkait.

Page 12: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 6

B. Empat Tahap Mewujudkan Guru Profesional

Kesadaran untuk menghadirkan guru dan tenaga kependidikan yang profesional sebagai sumber daya

utama pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban pendidikan. Di

Indonesia, khusus untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, alur untuk mewujudkan

guru yang benar-benar profesional, yaitu: (1) penyediaan guru berbasis perguruan tinggi, (2) induksi

guru pemula berbasis sekolah, (3) profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi, dan (4)

profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani.

Berkaitan dengan penyediaan guru, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru telah menggariskan bahwa penyediaan guru

menjadi kewenangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan, yang dalam buku ini disebut sebagai

penyediaan guru berbasis perguruan tinggi. Menurut dua produk hukum ini, lembaga pendidikan

tenaga kependidikan dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan

mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.

Guru dimaksud harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan

bersertifikat pendidik. Jika seorang guru telah memiliki keduanya, statusnya diakui oleh negara

sebagai guru profesional. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maupun PP No. 74 tentang

Guru, telah mengamanatkan bahwa ke depan, hanya yang berkualifikasi S1/D-IV bidang

kependidikan dan nonkependidikan yang memenuhi syarat sebagai guru. Itu pun jika mereka telah

menempuh dan dinyatakan lulus pendidikan profesi. Dua produk hukum ini menggariskan bahwa

peserta pendidikan profesi ditetapkan oleh menteri, yang sangat mungkin didasari atas kuota

kebutuhan formasi.

Khusus untuk pendidikan profesi guru, beberapa amanat penting yang dapat disadap dari dua

produk hukum ini. Pertama, calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi S1/D-IV. Kedua, sertifikat

pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik

yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga,

sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

Keempat, jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh

Menteri. Kelima, program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Keenam, uji

kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai dengan standar

kompetensi.

Ketujuh, ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup penguasaan: (1)

wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan

kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar; (2) materi pelajaran

secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi mata pelajaran, kelompok mata pelajaran,

dan/atau program yang diampunya; dan (3) konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni

yang secara konseptual menaungi materi pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/atau program

yang diampunya. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktik

Page 13: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 7

pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial pada satuan pendidikan yang relevan.

Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008 mengisyaratkan bahwa ke depan

hanya seseorang yang berkualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D-IV dan memiliki

sertifikat peミdidiklah yaミg さlegalざ direkruit sebagai guru. Jika regulasi ini dipatuhi secara taat asas,

harapannya tidak ada alasan calon guru yang direkruit untuk bertugas pada sekolah-sekolah di

Indonesia berkualitas di bawah standar. Namun demikian, ternyata setelah mereka direkruit untuk

menjadi guru, yang dalam skema kepegawaian negara untuk pertama kali berstatus sebagai calon

pegawai negeri sipil (PNS) guru, mereka belum bisa langsung bertugas penuh ketika menginjakkan

kaki pertama kali di kampus sekolah. Melainkan, mereka masih harus memasuki fase prakondisi yang

disebut dengan induksi.

Ketika menjalani program induksi, diidealisasikan guru akan dibimbing dan dipandu oleh

mentor terpilih untuk kurun waktu sekitar satu tahun, agar benar-benar siap menjalani tugas-tugas

profesional. Ini pun tentu tidak mudah, karena di daerah pinggiran atau pada sekolah-sekolah yang

nun jauh di sana, sangat mungkin akan menjadi tidak jelas guru seperti apa yang tersedia dan

bersedia menjadi mentor sebagai tandem itu. Jadi, sunggupun guru yang direkruit telah memiliki

kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, yang dalam produk hukum dilegitimasi sebagai telah

memiliki kewenangan penuh, masih diperluan program induksi untuk memposisikan mereka menjadi

guru yang benar-benar profesional.

Pada banyak literatur akademik, program induksi diyakini merupakan fase yang harus dilalui

ketika seseorang dinyatakan diangkat dan ditempatkan sebagai guru. Program induksi merupakan

masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia petama kali menginjakkan

kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas

pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.

Kebijakan ini memperoleh legitimasi akademik, karena secara teoritis dan empiris lazim

dilakukan di banyak negara. Sehebat apapun pengalaman teoritis calon guru di kampus, ketika

menghadapi realitas dunia kerja, suasananya akan lain. Persoalan mengajar bukan hanya berkaitan

dengan materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, melainkan semua

subsistem yang ada di sekolah dan di masyarakat ikut mengintervensi perilaku nyata yang harus

ditampilkan oleh guru, baik di dalam maupun di luar kelas. Di sinilah esensi progam induksi yang

tidak dibahas secara detail di dalam buku ini.

Ketika guru selesai menjalani proses induksi dan kemudian secara rutin keseharian

menjalankan tugas-tugas profesional, profesionalisasi atau proses penumbuhan dan pengembangan

profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru.

Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop,

magang, studi banding, dan lain-lain adalah penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara

umum guru pemula masih memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan

sebagainya.

Page 14: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 8

C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir

Saat ini, pengakuan guru sebagai profesi dan tenaga profesional makin nyata. Pengakuan atas

kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi mengangkat martabat dan peran guru sebagai

agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Aktualitas tugas dan fungsi

penyandang profesi guru berbasis pada prinsip-prinsip: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan

idealisme; (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan

akhlak mulia; (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

tugas; (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (5) memiliki tanggung

jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai

dengan prestasi kerja; (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai

kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Saat ini penyandang profesi guru telah mengalami perluasan perspektif dan pemaknaannya.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup: (1)

guru -- baik guru kelas, guru bidang studi/mata pelajaran, maupun guru bimbingan dan konseling

atau konselor; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan

pengawas, seperti tertuang pada Gambar 1.2. Dengan demikian, diharapkan terjadi sinergi di dalam

pengembangan profesi dan karir profesi guru di masa depan.

Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal.

Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang

profesional dengan jumlah yang mencukupi. Pada sisi lain, guru yang profesional nyaris tidak berdaya

tanpa dukungan tenaga kependidikan yang profesional pula. Paralel dengan itu, muncul pranggapan,

jangan bermimpi menghadirkan guru yang profesional, kecuali persyaratan pendidikan,

kesejahteraan, perlindungan, dan pemartabatan, dan pelaksanaan etika profesi mereka terjamin.

Selama menjalankan tugas-tugas profesional, guru dituntut melakukan profesionalisasi atau

proses penumbuhan dan pengembangan profesinya. Diperlukan upaya yang terus-menerus agar

Page 15: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 9

guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta

kemajuan IPTEK. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru. Kegiatan ini dapat

dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi

banding, dan lain-lain. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru masih memiliki

keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan sebagainya.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 membedakan antara pembinaan dan

pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-IV.

Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1

atau D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 atau program D-IV pada perguruan tinggi

yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan

nonkependidikan yang terakreditasi.

Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik

dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dan/atau olah raga. Pengembangan

dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui sistem pembinaan dan pengembangan

keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional.

Pembinaan dan pengembangan keprofesian guru meliputi pembinaan kompetensi-kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sementara itu, pembinaan dan pengembangan karier

meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir

guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional mereka. Pola pembinaan dan

pengembangan profesi dan karir guru tersebut, sebagaimana disajikan pada Gambar 1.3., diharapkan

dapat menjadi acuan bagi institusi terkait dalam melaksanakan pembinaan profesi dan karir guru.

Pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru

dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif

meningkatkan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk memberikan

penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.

Page 16: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 10

Seperti telah dijelaskan di atas, PP No. 74 Tahun 2005 tentang Guru mengamanatkan bahwa

terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan

pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir. Pembinaan dan pengembangan

profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan

fungsional.

Semua guru memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan

profesi. Program ini berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian, kebutuhan guru

akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam sifatnya. Kebutuhan dimaksud

dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu pemahaman tengtang konteks pembelajaran,

penguatan penguasaan materi, pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan

pengalaman tentang teori-teori terkini.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah,

lembaga pelatihan (training provider) nonpemerintah, penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di

tingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator

guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah. Analisis

kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program, implementasi dan layanan, serta

evaluasi program pelatihan dapat ditentukan secara mandiri oleh penyelenggara atau

memodifikasi/mengadopsi program sejenis.

Pembinan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu penugasan, kenaikan

pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan karir, kenaikan pangkat merupakan hak

guru. Dalam kerangka pembinaan dan pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah

peningkatan karir. Kenaikan pengkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama, kenaikan pangkat

dengan sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja atau

dedikasi yang luar biasa.

D. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan

Untuk menjadi guru profesional, perlu perjalanan panjang. Dengan demikian, kenijakan pembinaan

dan pengmbangan profesi guru harus dilakukan secara kontinyu, dengan serial kegiatan tertentu.

Diawali dengan penyiapan calon guru, rekruitmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi

dan karir (lihat Gambar 1.4), hingga menjadi guru profesional sejati, yang menjalani profesionalisasi

secara terus-menerus. Merujuk pada alur berpikir ini, guru profesional sesungguhnya adalah guru

yang di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bersifat otonom, menguasai kompetensi

secara komprehensif, dan daya intelektual tinggi.

Pengembangan keprofesian guru adakalanya diawali dengan penilaian kinerja dan uji

kompetensi. Untuk mengetahui kinerja dan kompetensi guru dilakukan penilaian kinerja dan uji

kompetensi. Atas dasar itu dapat dirumuskan profil dan peta kinerja dan kompetensinya. Kondisi

nyata itulah yang menjadi salah satu dasar peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil

penilaian kinerja dan uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain program peningkatan

kompetensi guru.

Page 17: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 11

Penilaian kinerja guru (teacher performance appraisal) merupakan salah satu langkah untuk

merumuskan program peningkatan kompetensi guru secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan

amanat yang tertuang pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009. Penilaian kinerja

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru yang sebenarnya dalam melaksanakan

pembelajaran. Berdasarkan penilaian kinerja ini juga akan diketahui tentang kekuatan dan

kelemahan guru-guru, sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik guru kelas, guru bidang studi,

maupun guru bimbingan konseling. Penilaian kinerja guru dilakukan secara periodik dan sistematis

untuk mengetahui prestasi kerjanya, termasuk potensi pengembangannya

Disamping keharusan menjalani penilaian kinerja, guru-guru pun perlu diketahui tingkat

kompetensinya melalui uji kompetensi. Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi

tentang kondisi nyata guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan hasil uji

kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level tertentu, sekaligus menentukan

kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru

sudah kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang diujikan. Dengan demikian,

kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat.

Penilaian kinerja dan uji kompetensi guru esensinya berfokus pada keempat kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru.

Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru dengan segala cabang aktifitasnya perlu

disertai dengan upaya memberi penghargaan, perlindungan, kesejateraan, dan pemartabatan guru.

Karena itu, isu-isu yang relevan dengan masa depan manajemen guru, memerlukan formulasi yang

sistemik dan sistematik terutama sistem penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan,

sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan

dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan,

pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah khusus.

Page 18: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 12

E. Kebijakan Pemerataan Guru

Hingga kini masih muncul kesenjangan pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan

antarjenis pendidikan, antarkabupaten/kota, dan antarprovinsi. Hal tersebut menunjukkan betapa

rumitnya persoalan yang berkaitan dengan penataan dan pemerataan guru di negeri tercinta ini.

Pemerintah berupaya mencari solusi terbaik untuk memecahkan persoalan rumitnya penataan

dan pemerataan guru tersebut dengan menetapkan Peraturan Bersama Lima Menteri, yaitu

Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang Penataan dan Pemerataan

Guru Pegawai Negeri Sipil. Peraturan ini ditandatangani tanggal 3 Oktober 2011 dan mulai efektif

tanggal 2 Januari 2012. Dalam peraturan bersama ini antara lain dinyatakan, bahwa untuk menjamin

pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan,

antarkabupaten/kota, dan/atau antarprovinsi dalam upaya mewujudkan peningkatan dan

pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional,

guru pegawai negeri sipil dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota, dan

provinsi lain.

1. Kebijakan dan Pemerataan Guru

Dalam Peraturan bersama Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang

Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, tanggal 3 Oktober 2011 dan mulai efektif

tanggal 2 Januari 2012 secara eksplisit menyatakan bahwa:

a. Kebijakan standardisasi teknis dalam penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan

pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan secara nasional ditetapkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional. Demikian juga Menteri Pendidikan Nasional mengkoordinasikan dan

memfasilitasi pemindahan untuk penataan dan pemerataan guru PNS pada provinsi yang

berbeda berdasarkan data pembanding dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Dalam

memfasilitasi penataan dan pemerataan PNS di daerah dan kabupaten/kota, Menteri

Pendidikan Nasional berkoordinasi dengan Menteri Agama.

b. Menteri Agama berkewajiban membuat perencanaan, penataan, dan pemerataan guru PNS

antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan yang menjadi tanggung

jawabnya.

c. Menteri Dalam Negeri berkewajiban untuk mendukung pemerintah daerah dalam hal

penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis

pendidikan untuk memenuhi standardisasi teknis yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan

Nasional serta memasukkan unsur penataan dan pemerataan guru PNS ini sebagai bagian

penilaian kinerja pemerintah daerah.

d. Menteri Keuangan berkewajiban untuk mendukung penataan dan pemerataan guru PNS

antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sebagai bagian dari

kebijakan penataan PNS secara nasional melalui aspek pendanaan di bidang pendidikan

sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

e. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mendukung

penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis

pendidikan melalui penetapan formasi guru PNS.

Page 19: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 13

f. Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya membuat perencanaan

penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis

pendidikan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

2. Kewenangan Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota

a. Dalam pelaksanaan kegiatan penataan dan pemerataan guru, gubernur bertanggung jawab

dan wajib melakukan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan,

antarjenjang, dan antarjenis pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah provinsi yang kelebihan atau kekurangan guru PNS.

b. Bupati/walikota bertanggung jawab dan wajib melakukan penataan dan pemerataan guru

PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di satuan pendidikan

yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota yang kelebihan dan kekurangan guru

PNS.

c. Gubernur mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS untuk penataan dan

pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di

wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.

d. Bupati/Walikota mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS untuk

penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis

pendidikan di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.

e. Gubernur mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS antarsatuan

pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan

kewenangannya untuk penataan dan pemerataan antarkabupaten/kota dalam satu wilayah

provinsi.

f. Penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis

pendidikan didasarkan pada analisis kebutuhan dan persediaan guru sesuai dengan kebijakan

standardisasi teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

g. Analisis kebutuhan disusun dalam suatu format laporan yang dikirimkan kepada Menteri

Pendidikan Nasional dan Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing dan

diteruskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi, dan Menteri Keuangan.

Dalam kerangka pemerataan guru, diperlukan pemantauan dan evaluasi. Pemantauan dan

evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dalam kegiatan penataan dan pemerataan

guru, khususnya guru PNS. Oleh karena itu secara bersama-sama Menteri Pendidikan Nasional,

Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menneg PAN dan RB, dan Menteri Keuangan wajib

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penataan dan pemerataan guru sesuai dengan

kewenangan masing-masing.Sedangkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penataan dan

pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarpendidikan di kabupaten/kota

dilakukan oleh gubernur sesuai dengan masing-masing wilayahnya.

Termasuk dalam kerangka ini, diperlukan juga pembinaan dan pengawasan. Norma-norma

umum pembinaan dan pengawasan disajikan berikut ini.

Page 20: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 14

1. Secara Umum, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan pemerataan

guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan dilaksanakan oleh

Menteri Dalam Negeri.

2. Secara teknis, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan pemerataan guru

PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

3. Menteri Agama melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan

pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan pada

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah di lingkungan Kementerian Agama.

4. Gubernur melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan

pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di

pemerintah kabupaten/kota.

Dari mana pendanaannya? Pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan

pendidikan, antarjenjang, antarjenis pendidikan, atau antarprovinsi pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah dibebankan pada APBN, dan penataan dan pemerataan guru PNS

antarsatuan pendidikan, antarjenjang, atau antarjenis pendidikan antarkabupaten/kota dalam satu

provinsi pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi dibebankan pada

APBD provinsi. Sedangkan pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan,

antarjenjang, atau antarjenis pendidikan antarkabupaten/kota, atau antarprovinsi pada satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota dibebankan pada APBD

kabupaten/kota.

Pelaksanaan pelaporan penataan dan pemerataan guru disajikan berikut ini.

1. Bupati/Walikota membuat usulan perencanaan penataan dan pemerataan guru PNS

antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di wilayahnya dan

menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat bulan Februari tahun berjalan. Kemudian

Gubernur mengusulkan perencanaan seperti tersebut di atas, dan perencanaan penataan

dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan

di wilayahnya kepada Menteri Pendidikan Nasional melalui Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP) dan Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing paling

lambat bulan Maret tahun berjalan.

2. Bupati/Walikota membuat laporan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS

antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di wilayahnya dan

menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat bulan April tahun berjalan. Kemudian

Gubernur melaporkan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS kepada Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan

Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing paling lambat bulan Mei

tahun berjalan dan diteruskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Keuangan.

3. Menteri Agama menyampaikan informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan penataan

dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan

di wilayah kerjanya dan menyampaikannya kepada Menteri Pendidikan Nasional, Menteri

Page 21: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 15

Keuangan, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

paling lambat bulan Mei tahun berjalan.

4. Berdasarkan laporan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS dan informasi dari

Kementerian Agama tersebut di atas, Menteri Pendidikan Nasional melakukan evaluasi dan

menetapkan capaian penataan dan pemerataan guru PNS secara nasional paling lambat

bulan Juli tahun berjalan.

5. Hasil evaluasi disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional kepada Menteri Keuangan,

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri

Dalam Negeri untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

Sanksi bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menghentikan sebagian atau seluruh bantuan finansial

fungsi pendidikan dan memberikan rekomendasi kepada Kementerian terkait sesuai dengan

kewenangannya untuk menjatuhkan sanksi kepada Bupati/Walikota atau Gubernur yang

tidak melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penataan dan pemerataan guru

PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, atau antarjenis pendidikan di daerahnya.

2. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi menunda pemberian formasi guru PNS kepada Pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Keuangan dapat melakukan penundaan

penyaluran dana perimbangan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Dalam Negeri memberikan penilaian

kinerja kurang baik dalam penyelenggaraan urusan penataan dan pemerataan guru PNS

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 22: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 16

BAB II

PENINGKATAN KOMPETENSI

Topik ini berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru. Materi sajian

terutama berkaitan dengan esensi, prinsip, jenis program pengembangan

keprofesian guru secara berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan

dampak ikutanya. Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran

secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus,

membaca regulasi yang terkait, mengerjakan latihan, dan melakukan

refleksi.

A. Esensi Peningkatan Kompetensi

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar maupun piranti

penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan

dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran

yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi pembelajaran

terkini. Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil

mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan

pada zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan dan

kompetensi dengan tuntutan perkembangan lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu

faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Hingga kini, baik dalam fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang meragukan

kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun bidang lain yang mendukung

terutama bidang didaktik dan metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung

oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai standar

kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang

tidak menguasai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Uji-coba studi video terhadap

sejumlah guru di beberapa lokasi sampel melengkapi bukti keraguan itu. Kesimpulan lain yang cukup

mengejutkan dari studi tersebut di antaranya adalah bahwa pembelajaran di kelas lebih didominasi

oleh ceramah satu arah dari guru dan sangat jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa

masih banyak guru yang tidak berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya.

Reformasi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menuntut

reformasi guru untuk memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi, baik kompetensi pedagogik,

kepribadian, profesional, maupun sosial.

Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang dipersyaratkan

ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK membawa dampak pada siswa

paling tidak dalam dua hal. Pertama, siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang.

Akibatnya, produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang

terus berubah.

Page 23: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 17

Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi tercapainya

tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak didukung oleh penggunaan

teknologi pembelajaran yang modern dan handal. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi

materi pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun

kompleksitasnya.

Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar (accelerated learning),

kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang semakin hari semakin bertambah

jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya, menuntut dukungan strategi dan teknologi pembelajaran

yang secara terus-menerus disesuaikan pula agar pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval

waktu yang sama.

Sejatinya, guru adalah bagian integral dari subsistem organisasi pendidikan secara menyeluruh.

Agar sebuah organisasi pendidikan mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang menjadi

ciri kehidupan modern, perlu mengembangkan sekolah sebagai sebuah organisasi pembelajar. Di

antara karakter utama organisasi pembelajar adalah mencermati perubahan internal dan eksternal

yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.

B. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir

1. Prinsip-prinsip Umum

Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan

prinsip-prinsip seperti berikut ini.

a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

b. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

c. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat.

d. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam

proses pembelajaran.

e. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan

dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2. Prinsip-pinsip Khusus

Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan

prinsip-prinsip seperti berikut ini.

a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan

indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik

profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

c. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

Page 24: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 18

d. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan indikator.

e. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti

perkembangan Ipteks.

f. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan jaman.

g. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan melalui

proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual maupun

institusional.

h. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu kepada

hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari kompetensi

profesinya.

i. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk mencapai

kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan pendidikan dalam

rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi,

mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.

j. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu meningkatkan

kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian profesional dalam

melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.

k. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan dengan

mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.

l. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan

berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.

m. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara

berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada

standar kompetensi.

n. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan sejalan

dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan

penyegaran kompetensi guru;

o. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat

dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;

p. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus mampu

memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat

oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan

kompetensi dan kinerja guru.

q. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus didasari

atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil

yang optimal.

Page 25: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 19

C. Jenis Program

Peningkatan kompetensi guru guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan

dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini.

1. Pendidikan dan Pelatihan

a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara

internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan

pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian

kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara

eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang

belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat waktu

dan biaya.

b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusi/industri

yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional guru. Program magang ini

terutama diperuntukkan bagi guru kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu,

misalnya, magang di industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih sebagai

alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu khususnya bagi guru-guru

sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.

c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama

dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat

dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah

diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat

dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

profesionalnya.

d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa

menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan

dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak

jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil

dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota

kabupaten atau di propinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau

LPMP dan lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara

berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun

berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi)

disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru

dalam keilmuan tertentu.

f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di LPTK atau lembaga

pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam

beberapa kemampuan seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.

g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah

dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas

Page 26: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 20

mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan

sejenisnya.

h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan

alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam

pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam

maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan

menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya

pengembangan profesi.

2. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan

a. Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai

dengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat

memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah

ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.

b. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah

juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan

kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi

secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan.

c. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi

pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat

dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan

silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.

d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,

penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu

pembelajaran.

e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku

pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk

alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi

pembelajaran).

g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa

karya teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat dan atau pendidikan dan karya seni yang

memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

D. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Penetapan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya, dilatarbelakangi bahwa guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses

pembelajaran dan mutu peserta didik. Perubahan mendasar yang terkandung dalam Permenneg PAN

dan RB Nomor 16 tahun 2009 dibandingkan dengan regulasi sebelumnya, di antaranya dalam hal

penilaian kinerja guru yang sebelumnya lebih bersifat administratif menjadi lebih berorientasi

Page 27: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 21

praktis, kuantitatif, dan kualitatif, sehingga diharapkan para guru akan lebih bersemangat untuk

meningkatkan kinerja dan profesionalitasnya. Dalam Permenneg PAN dan RB ini, jabatan fungsional

terdiri dari empat jenjang, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama.

Setiap tahun, guru harus dinilai kinerjanya secara teratur melalui Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)

dan wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB tersebut harus

dilaksanakan sejak guru memiliki golongan kepangkatan III/a dengan melakukan pengembangan diri,

dan sejak golongan kepangkatan III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.

Untuk naik dari golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah. Gambar

2.1. menunjukkan keterkaitan antara PKB, PK Guru, dan pengembangan karir guru.

PKB dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil PK Guru dan

didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil PK Guru masih berada di bawah standar

kompetensi yang ditetapkan atau berkinerja rendah, maka guru diwajibkan untuk mengikuti program

PKB yang diorientasikan sebagai pembinaan untuk mencapai kompetensi standar yang disyaratkan.

Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang

disyaratkan, maka kegiatan PKB diarahkan kepada pengembangan kompetensi agar dapat memenuhi

tuntutan masa depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah

dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik.

Dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, PKB diakui sebagai salah satu unsur

utama yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru dan kenaikan pangkat/jabatan

fungsional guru, selain kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan

dengan fungsi sekolah/madrasah. Kegiatan PKB diharapkan dapat menciptakan guru yang

profesional, yang bukan hanya sekadar memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki

kepribadian yang matang. Dengan kepribadian yang prima dan penguasaan IPTEK yang kuat, guru

diharapkan terampil dalam menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan

bidangnya.

Secara umum, keberadaan PKB bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di

sekolah/madrasah yang berimbas pada peningkatan mutu pendidikan. Secara khusus, tujuan PKB

disajikan berikut ini.

Page 28: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 22

1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.

2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam memfasilitasi proses

belajar peserta didik dalam memenuhi tuntutan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni di

masa mendatang.

3. Mewujudkan guru yang memiliki komitmen kuat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai tenaga profesional.

4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.

5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.

Manfaat PKB bagi peserta didik yaitu memperoleh jaminan kepastian mendapatkan pelayanan

dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara optimal, sehingga

mereka memiliki kepribadian kuat dan berbudi pekerti luhur untuk berperan aktif dalam

pengembangan iImu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Bagi guru hal ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki

kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya; sehingga selama karirnya mampu menghadapi

perubahan internal dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik menghadapi

kehidupan di masa datang.

Dengan PKB untuk guru, bagi sekolah/madrasah diharapkan mampu menjadi sebuah

organisasi pembelajaran yang efektif; sehingga sekolah/madrasah dapat menjadi wadah untuk

peningkatan kompetensi, dedikasi, dan komitmen guru dalam memberikan layanan pendidikan yang

berkualitas kepada peserta didik. Bagi orang tua/masyarakat, PKB untuk guru bermakna memiliki

jaminan bahwa anak mereka di sekolah akan memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas

sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Bagi pemerintah,PKB untuk guru dimungkinkan

dapat memetakan kualitas layanan pendidikan sebagai dasar untuk menyusun dan menetapkan

kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam menunjang pembangunan pendidikan;

sehingga pemerintah dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, kompetitif dan

berkepribadian luhur.

PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan untuk memelihara dan meningkatkan standar

kompetensi secara keseluruhan, mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan profesi guru.

Dengan demikian, guru secara profesional dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas

pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.

Pembelajaran yang bermutu diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

pemahaman peserta didik.

PKB mencakup kegiatan-kegiatan yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, dan keterampilan guru. Kegiatan dalam PKB membentuk suatu siklus yang mencakup

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Gambar 2.2 menunjukkan siklus kegiatan PKB bagi

guru. Melalui siklus kegiatan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan, diharapkan guru

akan mampu mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan untuk peningkatan

karirnya.

Page 29: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 23

Kegiatan PKB untuk pengembangan diri dapat dilakukan di sekolah, baik oleh guru secara

mandiri, maupun oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah. Kegiatan PKB melalui

jaringan sekolah dapat dilakukan dalam satu rayon (gugus), antarrayon dalam kabupaten/kota

tertentu, antarprovinsi, bahkan dimungkinkan melalui jaringan kerjasama sekolah antarnegara serta

kerjasama sekolah dan industri, baik secara langsung maupun melalui teknologi informasi. Kegiatan

PKB melalui jaringan antara lain dapat berupa: kegiatan KKG/MGMP; pelatihan/seminar/lokakarya;

kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha, industri, dan sebagainya; mengundang nara sumber dari

sekolah lain, komite sekolah, dinas pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain

yang relevan.

Jika kegiatan PKB di sekolah dan jaringan sekolah belum memenuhi kebutuhan pengembangan

keprofesian guru, atau guru masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, kegiatan ini dapat

dilaksanakan dengan menggunakan sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat

disediakan melalui LPMP, P4TK, Perguruan Tinggi atau institusi layanan lain yang diakui oleh

pemerintah, atau institusi layanan luar negeri melalui pendidikan dan pelatihan jarak jauh dengan

memanfaatkan jejaring virtual atau TIK.

Dalam kaitannya dengan PKB ini, beberapa jenis pengembangan kompetensi dapat dilakukan

oleh guru dan di sekolah mereka sendiri. Beberapa program dimaksud disajikan berikut ini.

1. Dilakukan oleh guru sendiri:

a. menganalisis umpan balik yang diperoleh dari siswa terhadap pelajarannya;

b. menganalisis hasil pembelajaran (nilai ujian, keterampilan siswa, dll);

c. mengamati dan menganalisis tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran;

d. membaca artikel dan buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi; dan

e. mengikuti kursus atau pelatihan jarak jauh.

2. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain:

a. mengobservasi guru lain;

b. mengajak guru lain untuk mengobservasi guru yang sedang mengajar;

c. mengajar besama-sama dengan guru lain (pola team teaching);

d. bersamaan dengan guru lain membahas dan melakukan investigasi terhadap permasalahan

yang dihadapi di sekolah;

Page 30: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 24

e. membahas artikel atau buku dengan guru lain; dan

f. merancang persiapan mengajar bersama guru lain.

3. Dilakukan oleh sekolah :

a. training day untuk semua sumber daya manusia di sekolah (bukan hanya guru);

b. kunjungan ke sekolah lain; dan

c. mengundang nara sumber dari sekolah lain atau dari instansi lain.

Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan

harus dapat mematuhi prinsip-prinsip seperti berikut ini.

1. Setiap guru di Indonesia berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri. Hak tersebut

perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan.

2. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata,

proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah. Sekolah wajib menyediakan

kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB minimal selama tujuh hari atau

40 jam per tahun. Alokasi tujuh hari tersebut adalah alokasi minimal. Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota dan/ atau sekolah berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu,

termasuk penyediaan anggaran untuk kegiatan PKB.

3. Guru juga wajib berusaha mengembangkan dirinya semaksimal mungkin dan secara

berkelanjutan. Alokasi waktu tujuh hari per tahun sebenarnya tidak cukup, sehingga guru harus

tetap berusaha pada kesempatan lain di luar waktu tujuh hari tersebut. Keseriusan guru untuk

mengembangkan dirinya merupakan salah satu hal yang diperhatikan dan dinilai di dalam

kegiatan proses pembelajaran yang akan dievaluasi kinerja tahunannya.

4. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Sebenarnya guru tidak bisa

けdikembangkaミげ oleh orang lain jika dia belum siap untuk berkembang. Pihak-pihak yang

mendapat tugas untuk membina guru perlu menggali sebanyak-banyaknya dari guru tersebut

(tentang keinginannya, kekhawatirannya, masalah yang dihadapinya, pemahamannya tentang

proses belajar-mengajar, dsb) sebelum memberikan masukan/saran.

5. Untuk mencapai tujuan PKB yang sebenarnya, kegiatan PKB harus melibatkan guru secara aktif

sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi,

pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-lain. Jenis pelatihan tradisional -- yaitu ceramah

yang dihadiri oleh peserta dalam jumlah besar tetapi tidak melibatkan mereka secara aktif -- perlu

dihindari.

Berdasarkan analisis kebutuhan dan ketentuan yang berlaku serta praktik-praktik

pelaksanaannya, perlu dikembangkan mekanisme PKB yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Analisis kebutuhan dan ketentuan tersebut mencakup

antara lain:

1. Setiap guru berhak menerima pembinaan berkelanjutan dari seorang guru yang berpengalaman

dan telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan (guru pendamping).

2. Guru pendamping tersebut berasal dari sekolah yang sama dengan guru binaannya atau dipilih

dari sekolah lain yang berdekatan, apabila di sekolahnya tidak ada guru pendamping yang

memenuhi kompetensi.

Page 31: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 25

3. Setiap sekolah mempunyai seorang koordinator PKB tingkat sekolah, yaitu seorang guru yang

berpengalaman. Sekolah yang mempunyai banyak guru boleh membentuk sebuah tim PKB untuk

membantu Koordinator PKB, sedangkan sekolah kecil dengan jumlah guru yang terbatas,

terutama sekolah dasar, sangat dianjurkan untuk bekerja sama dengan sekolah lain di sekitarnya.

Dengan demikian, seorang Koordinator PKB bisa mengkoordinasikan kegiatan PKB di beberapa

sekolah.

4. Setiap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menunjuk dan menetapkan seorang Koordinator PKB

tingkat kabupaten/kota (misalnya pengawas yang bertanggung jawab untuk gugus sekolah

tertentu).

5. Sekolah, KKG/MGMP serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota harus merencanakan kegiatan PKB

dan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tersebut. Kegiatan PKB harus sejalan dengan visi

dan misi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

6. Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru dengan tugas tambahannya sebagai Guru

Pembina atau sebagai Koordinator PKB tingkat sekolah maupun dalam mengikuti kegiatan PKB

tidak mengurangi kualitas pembelajaran siswa.

PKB perlu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai standar kompetensi

dan/atau meningkatkan kompetensinya agar guru mampu memberikan layanan pendidikan secara

profesional. Pencapaian dan peningkatan kompetensi tersebut akan berdampak pada peningkatan

keprofesian guru dan berimplikasi pada perolehan angka kredit bagi pengembangan karir guru.

Dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009, terdapat tiga unsur kegiatan guru dalam PKB

yang dapat dinilai angka kreditnya, yaitu: pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

1. Pengembangan Diri

Pengembangan diri pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan guru melalui kegiatan pendidikan dan latihan fungsional dan kegiatan kolektif guru

yang dapat meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru. Dengan demikian, guru akan

mampu melaksanakan tugas utama dan tugas tambahan yang dipercayakan kepadanya. Tugas

utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan, sedangkan tugas

tambahan adalah tugas lain guru yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, seperti tugas

sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, dan kepala perpustakaan.

Diklat fungsional termasuk pada kategori diklat dalam jabatan yang dilaksanakan untuk

mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional

masing-masing. Dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 dinyatakan bahwa diklat fungsional

adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk

meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pertemuan ilmiah atau

mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan

bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan. Beberapa contoh bentuk

kegiatan kolektif guru antara lain: (1) lokakarya atau kegiatan bersama untuk menyusun

dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media

pembelajaran; (2) keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium, workshop, bimbingan

Page 32: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 26

teknis, dan diskusi panel), baik sebagai pembahas maupun peserta; (3) kegiatan kolektif lainnya

yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri,

baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain: (1) penyusunan RPP,

program kerja, dan/atau perencanaan pendidikan; (2) penyusunan kurikulum dan bahan ajar; (3)

pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik;

(5) penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam

pembelajaran; (6) inovasi proses pembelajaran; (7) peningkatan kompetensi profesional dalam

menghadapi tuntutan teori terkini; (8) penulisan publikasi ilmiah; (9) pengembangan karya

inovatif; (10) kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya; dan (11) peningkatan

kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan diri ini harus berkualitas, dikoordinasikan

dan dikendalikan oleh Koordinator PKB di sekolah secara sistematik dan terarah sesuai

kebutuhan. Kegiatan pengembangan diri yang berupa diklat fungsional harus dibuktikan dengan

surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah.

Sementara itu, kegiatan pengembangan diri yang berupa kegiatan kolektif guru harus dibuktikan

dengan surat keterangan dan laporan per kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah. Jika guru

mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, laporan dan bukti fisik pendukung tersebut

harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi.

Hasil diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru ini perlu didesiminasikan kepada guru-

guru yang lain, minimal di sekolahnya masing-masing, sebagai bentuk kepedulian dan wujud

kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat

proses peningkatan dan pengembangan sekolah secara utuh/menyeluruh. Guru bisa

memperoleh penghargaan berupa angka kredit tambahan sesuai perannya sebagai

pemrasaran/nara sumber.

2. Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai

bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan

pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok,

yaitu:

a. Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemrasaran dan/atau

nara sumber pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi ilmiah, baik yang

diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG/MGMP, kabupaten/kota, provinsi, nasional,

maupun internasional.

b. Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal.

Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang

pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam

bidang pendidikan. Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah tertentu atau

minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah masing-masing. Dokumen karya

ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disimpan di perpustakaan sekolah. Bagi guru yang

Page 33: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 27

mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus disahkan oleh

kepala dinas pendidikan setempat.

c. Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru. Buku yang

dimaksud dapat berupa buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun buku pelengkap,

modul/diktat pembelajaran per semester, buku dalam bidang pendidikan, karya

terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku termaksud harus tersedia di perpustakaan

sekolah tempat guru bertugas. Keaslian buku harus ditunjukkan dengan pernyataan

keaslian dari kepala sekolah atau dinas pendidikan setempat bagi guru yang mendapatkan

tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

3. Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru

sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah

dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini dapat berupa

penemuan teknologi tepat guna, penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni,

pembuatan/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar, pedoman,

soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.

Kegiatan PKB yang mencakup ketiga komponen tersebut harus dilaksanakan secara

berkelanjutan, agar guru dapat selalu menjaga dan meningkatkan profesionalismenya, tidak

sekadar untuk pemenuhan angka kredit. Oleh sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru

diasumsikan telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional

tertentu, guru tetap wajib melakukan kegiatan PKB.

E. Uji Kompetensi

Untuk mengetahui kompetensi seorang guru, perlu dilakukan uji kompetensi. Uji kompetensi

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil uji kompetensi, dirumuskan profil kompetensi guru menurut level

tertentu yang sekaligus menentukan kelayakan dari guru tersebut. Dengan demikian, tujuan uji

kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari

standar kompetensi yang diujikan.

Kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat,

sehingga bias dipertanggungjawabkan baik secara akademik, moral, maupun keprofesian. Dengan

demikian, disamping hasil penilaian kinerja, uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain

program peningkatan kompetensi guru. Uji kompetensi esensinya berfokus pada keempat

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan

karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural,

emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu

menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta didik

memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum,

Page 34: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 28

seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-

masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan

aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

emosional dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang

diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan

kegiatan pengembangan yang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang

dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan kualitas generasi masa depan bangsa.

Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, guru harus

tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang pendidik. Pendidikan adalah proses yang

direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik

harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan

berlaku dalam masyarakat.

Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku

etik peserta didik sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik

dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian peserta didik

yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri,

belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar,

mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil

apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyai

kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru.

Aspek-aspek yang diamati adalah:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik

dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

Page 35: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 29

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan

merupkan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial

dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan

kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan

lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik, para guru tidak akan

mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama,

bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja guru dalam

kaitannya dengan kompetensi sosial disajikan berikut ini.

a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau

bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu

menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi

pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari

informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari

internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai

sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan

mengajarnya harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni pengelolaan proses

pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak

pernah putus.

Keaktifan pesertadidik harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan

metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong

pesertadidik untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan

konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan

multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan

belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.

Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan.

Misalnya, bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, dan prinsip-

prinsip lainnya. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan

Page 36: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 30

sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir soal secara benar,

agar tes yang digunakan dapat memotivasi pesertadidik belajar.

Kemampuan yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi profesional atau akademik

dapat diamati dari aspek-aspek berikut ini.

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang

pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.

Seperti dijelaskan di atas, untuk mengetahui kompetensi guru dilakukan uji kompetensi. Melalui

uji kompetensi guru dapat dirumuskan profil kompetensinya. Kondisi nyata itulah yang menjadi

dasar peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi menjadi basis utama

desain program peningkatan kompetensi guru.

Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan materi

pembelajaran setiap guru. Berdasarkan hasil uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru

menurut level tertentu, sekaligus menentukan kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji

kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari

standar kompetensi yang diujikan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan dengan menggunakan

prinsip-prinsip seperti berikut ini.

a. Valid, yaitu menguji apa yang seharusnya dinilai atau diuji dan bukti-bukti yang dikumpulkan

harus mencukupi serta terkini dan asli.

b. Reliabel, yaitu uji komptensi bersifat konsisten, dapat menghasilkan kesimpulan yang relatif

sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda.

c. Fleksibel, yaitu uji kompetensi dilakukan dengan metoda yang disesuikan dengan kondisi peserta

uji serta kondisi tempat uji kompetensi.

d. Adil, yaitu uji kompetensi tidak boleh ada diskriminasi terhadap guru, dimana mereka harus

diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada dengan tidak melihat dari kelompok mana

dia berasal.

e. Efektif dan efisien, yaitu uji kompetensi tidak mengorbankan sumber daya dan waktu yang

berlebihan dalam melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan. Uji

kompetensi sebisa mungkin dilaksanakan di tempat kerja atau dengan mengorbankan waktu

dan biaya yang sedikit.

Uji kompetensi dilakukan dengan strategi tertentu. Strategi uji kompetensi dilakukan seperti

berikut ini.

1. Dilakukan secara kontinyu bagi semua guru, baik terkait dengan mekanisme sertifikasi maupun

bersamaan dengan penilaian kinerja.

2. Dapat dilakukan secara manual (offline), online, atau kombinasinya.

Page 37: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 31

3. Memberi perlakauan khusus untuk jenis guru tertentu, misalnya guru produktif, normatif, guru

TK/LB, atau melalui tes kinerja atau performance test.

4. Dimungkinkan penyediaan bank soal yang memenuhi validitas dan reliabilitas tertentu, khusus

untuk ranah pengetahuan.

5. Sosialisasi pelaksanaan program dan materi uji kompetensi

Latihan dan Renungan

1. Apa esensi peningkatan kompetensi guru?

2. Sebutkan jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh guru?

3. Buatlah penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-masing jenis kompetensi guru!

4. Sebutkan beberapa prinsip peningkatan kompetensi guru1

5. Apa yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan?

6. Sebutkan jenis-jenis program peningkatan kompetensi guru!

7. Apa esensi uji kompetensi guru?

8. Apa dampak ikutan hasil uji kompetensi bagi guru?

Page 38: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 32

BAB III

PENILAIAN KINERJA

Topik ini berkaitan dengan penilaian kinerja guru. Materi sajian terutama

berkaitan dengan makna, persyaratan, prinsip, tahap-tahap pelaksanaan,

dan konversi nilai penilaian kinerja guru. Peserta PLPG diminta mengikuti

materi pembelajaran secara individual, melaksanakan diskusi kelompok,

menelaah kasus, membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan,

dan melakukan refleksi.

A. Latar Belakang

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru profesional mampu berpartisipasi dalam pembangunan

nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam

IPTEK, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.

Masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Karena

itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan

fungsional guru. Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan

sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja guru (PK Guru) yang

menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.

Pelaksanaan PK Guru dimaksudkan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat

dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi guru. Untuk memberi pengakuan

bahwa setiap guru adalah seorang profesional di bidangnya dan sebagai penghargaan atas prestasi

kerjanya, maka PK Guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan formal yang

diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Guru yang dimaksud tidak

terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di

lingkungan Kementerian Agama.

Hasil PK Guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai masukan

dalam penyusunan program PKB. Hasil PK Guru juga merupakan dasar penetapan perolehan angka

kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Permenneg

PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika

semua ini dapat dilaksanakan dengan baik dan obyektif, maka cita‐Iita pemerintah untuk

マeミghasilkaミ ざiミsaミ yaミg Ierdas komprehensif dan berdaya saiミg tiミggiざ lebih Iepat direalisasikan.

B. Pengertian

Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, PK Guru adalah penilaian dari tiap butir

kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.

Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya dalam penguasaan

pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan

sesuai amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru.

Page 39: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 33

Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat

menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan

pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan

tugas tambahan. Sistem PK Guru adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi

kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang

ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.

Sebelum mengikuti PK Guru, seorang guru harus mengikuti uji kompetensi. Berdasarkan hasil

uji kompetensi ini, guru akan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (1) guru yang sudah

mencapai standar kompetensi minimal yang ditetapkan, dan (2) guru yang belum memiliki standar

kompetensi minimmal yang ditetapkan.

Guru yang sudah mencapai standar kompetensi minimum yang ditetapkan diberi kesempatan

untuk mengikuti PK Guru. Sebaliknya, guru yang belum mencapai standar minimum yang ditetapkan,

diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) melalui multimode, untuk kemudian

mengikuti uji kompetensi.

Jika hasil uji kompetensi memenuhi persyaratan, guru yang bersangkutan diberi peluang

mengikuti PK Guru. Fokus utama PK Guru adalah (1) disiplin guru (kehadiran, ethos kerja), (2)

efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3) keteladanan guru

(berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar siswa.

Guru yang sudah mengikuti PK Guru, akan dihitung angka kredit yang diperoleh atas kinerjanya

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan

setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan

pangkat dan jabatan fungsionalnya.

Page 40: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 34

SM : Standar Minimal

PKB : Pembinaan Keprofesian Berkelanjutan

PK : Penilaian Kinerja

UJI

KOMPETENSI N ˂ SM N ≥ SM

PKB

DIKLAT PENGEMBANGAN

N ˂ SM N ≥ SM

GURU

PROFESIONAL

1. KENAIKAN PANGKAT/ JABATAN

2. PROMOSI

3. TUNJANGAN PROFESI

PKINTERNALLY & EKSTERNALLY

DRIVEN

DIKLAT DASAR

DIKLAT LANJUTAN

INDIKATOR UTAMA

No. INDIKATOR

1. Disiplin Guru (waktu, nilai,

kehadiran, ethos kerja)

2. Efisiensi dan Efektivitas pembelajaran (Kapasitas transformasi ilmu ke siswa)

3. Keteladanan Guru (berbicara, bersikap dan berperilaku)

4. Motivasi Belajar Siswa

DAMPAK

No INDIKATOR

1. Hasil Belajar Siswa (Nilai Rapor, UN dan Hasil Tes Standar Lainnya)

2. Karya Prestatif Siswa dalam berbagai kompetisi Lokal, Nasional dan Internasional

3. Kesinambungan Prestasi Siswa di PT atau bekerja melalui Penelusuran Alumni.

4. Rekognisi Pihak Eksternal terhadap kualitas Siswa

Pembinaan karier dan kepangkatan

Memastikan guru melaksanakan tugas profesional

Menjamin bahwa guru memberi layanan pendidikanyang berkualitas

(KEPASTIAN, KEMANFAATAN dan KEADILAN)

PKPKB

UK

Hasil PK Guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait

dengan peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan

dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK Guru merupakan

acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi

guru, PK Guru merupakan pedoマaミ uミtuk マeミgetahui uミsur‐uミsur kiミerja yaミg diミilai daミ merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki

kualitas kinerjanya, khususnya pada empat fokus utama, seperti disebutkan di atas.

C. Persyaratan

Persyaratan penting dalam sistem PK Guru yaitu harus valid, reliabel, dan praktis.

1. Sistem PK Guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar mengukur komponen-

komponen tugas guru dalam melaksanakanpembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas lain

yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

2. Sistem PK Guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi jika proses yang

dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang guru yang dinilai kinerjanya oleh siapapun

dan kapan pun.

3. Sistem PK Guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah,

dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa memerlukan

persyaratan tambahan.

D. Prinsip Pelaksanaan

Priミsip‐priミsip utaマa dalaマ pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut.

1. Sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.

2. Menilai kinerja yang dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan

tugasミya sehari‐hari, yaitu dalaマ マelaksaミakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan,

Page 41: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 35

dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah meliputi:

a. disiplin guru (kehadiran, ethos kerja),

b. efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa),

c. keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan

d. motivasi belajar siswa.

3. Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses harus memahami semua

dokumen yang terkait dengan sistem penilaian. Guru dan penilai harus memahami pernyataan

kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek

yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.

4. Diawali dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun dengan

マeマperhatikaミ hal‐hal berikut. a. Obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas sehari‐hari. b. Memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru yang dinilai.

c. Dapat dipertanggungjawabkan.

d. Bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan

dan sekaligus pengembangan karir profesinya.

e. Memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk

memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.

f. Mudah tanpa mengabaikaミ priミsip‐priミsip laiミミya. g. Berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.

h. Tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana

guru dapat mencapai hasil tersebut.

i. Periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.

j. Boleh diketahui oleh pihak‐pihak terkait yaミg berkepentingan.

E. Aspek yang Dinilai

Seperti telah dijelaskan di muka, guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga diマuミgkiミkaミ マeマiliki tugas‐tugas laiミ yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam penilaian kinerja guru beberapa

subunsur yang perlu dinilai adalah sebagai berikut.

1. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata

pelajaran atau guru kelas, khususnya berkaitan dengan, (1) disiplin guru (kehadiran, ethos

kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3)

keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar siswa.

2. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling

(BK)/Konselor meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan,

mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, dan

melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Seperti halnya guru mata pelajaran, fokus

utama PK bagi guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor juga mencakup (1) disiplin guru

(kehadiran, ethos kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu

ke siswa), (3) keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar

Page 42: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 36

siswa.

3. Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas

tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar

tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi

kepala sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3)

menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala

perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang

sejenisnya. Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan

menjadi dua, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru

pembimbing program induksi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang dari satu tahun

(misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan

sejenisnya).

Penilaian kinerja guru dalam melaksanakan tugas tambahan yang mengurangai jam

mengajar tatap muka dinilai dengan menggunakan instrumen khusus yang dirancang

berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas tambahan tersebut.

Tugas tambahan lain yang tidak mengurangi jam mengajar guru dihargai langsung sebagai

perolehan angka kredit sesuai ketentuan yang berlaku.

F. Prosedur Pelaksanaan

PK Guru dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal tahun ajaran (penilaian formatif) dan akhir

tahun ajaran (penilaian sumatif), khususnya untuk pertamakalinya. PK Guru formatif digunakan

untuk menyusun profil kinerja guru dan harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di

awal tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh guru

secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun rencana PKB. Bagi guru‐guru deミgaミ PK Guru di ba┘ah standar, maka program PKB diarahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut.

Sementara itu, bagi guru‐guru deミgaミ PK Guru yaミg telah マencapai atau di atas standar,

program PKB diorientasikan untuk meningkatkan atau memperbaharui pengetahuan, keterampilan,

dan sikap dan perilaku keprofesiannya. PK Guru sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan

angka kredit guru pada tahun tersebut. PK Guru sumatif juga digunakan untuk menganalisis

kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB, baik bagi guru yang nilainya masih di bawah

standar, telah mencapai standar, atau melebihi standar kompetensi yang ditetapkan. PK Guru

sumatif harus sudah dilaksanakan 6 (enam) minggu sebelum penetapan angka kredit seorang guru.

Secara spesifik terdapat perbedaan prosedur pelaksanaan PK Guru pembelajaran atau

pembimbingan dengan prosedur pelaksanaan PK Guru untuk tugas tambahan yang relevan dengan

fungsi sekolah/madrasah. Meskipun demikian, secara umum kegiatan penilaian PK Guru di tingkat

sekolah dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan sebagaimana berikut.

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, hal‐hal yang harus dilakukan oleh penilai maupun guru yang akan

dinilai, yaitu:

a. memahami Pedoman PK Guru, terutama tentang sistem yang diterapkan dan posisi PK Guru

Page 43: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 37

dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru;

b. memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator

kinerja;

c. memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian yang akan dilakukan,

termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan

dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan

d. memberitahukan rencana pelaksanaan PK Guru kepada guru yang akan dinilai sekaligus

menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya.

2. Tahap Pelaksanaan

Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum menetapkan nilai untuk

setiap kompetensi, yaitu:

a. Sebelum pengamatan. Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum

dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada

pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi tentang

berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan. Semua hasil diskusi,

wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per kompetensi sebagai bukti penilaian

kinerja. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah

dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada format khusus yang disediakan untuk

proses pencatatan ini.

b. Selama pengamatan. Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib

mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran

atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan

fungsi sekolah/madrasah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja dilakukan dengan

menggunakan instrumen yang sesuai uミtuk マasiミg‐マasiミg peミilaiaミ kiミerja. Uミtuk マeミilai guru yang melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan, penilai menggunakan

instrumen PK Guru pembelajaran atau pembimbingan.

Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas selama proses tatap

muka tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Pengamatan kegiatan pembimbingan

dapat dilakukan selama proses pembimbingan baik yang dilakukan dalam kelas maupun di

luar kelas, baik pada saat pembimbingan individu maupun kelompok. Penilai wajib mencatat

semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut atau

lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Jika diperlukan, proses pengamatan dapat

dilakukan lebih dari satu kali untuk memperoleh informasi yang akurat, valid dan konsisten

tentang kinerja seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau

pembimbingan.

Dalam proses penilaian untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah, data dan informasi dapat diperoleh melalui pencatatan terhadap semua

bukti yang teridentifikasi di tempat yang disediakan pada マasiミg‐マasiミg kriteria peミilaiaミ. Bukti‐bukti iミi dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan pemangku

kepentingan pendidikan (guru, komite sekolah, peserta didik, dunia usaha dan dunia industri

mitra).

c. Setelah pengamatan. Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

Page 44: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 38

sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih

diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan pada format laporan dan evaluasi

per kompetensi tersebut atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Pertemuan

dilakukan di ruang khusus dan hanya dihadiri oleh penilai dan guru yang dinilai. Untuk

penilaian kinerja tugas tambahan, hasilnya dapat dicatat pada Format Penilaian Kinerja

sebagai deskripsi penilaian kinerja.

3. Tahap Penilaian

a. Pelaksanaan penilaian

Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan skala nilai 1, 2,

3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu memberikan skor 0,

1, atau 2 pada マasiミg‐マasiミg indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini

harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti‐bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses PK Guru. Pemberian nilai untuk

setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

1) Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk マasiミg‐マasiミg iミdikator setiap koマpeteミsi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan rangkuman catatan hasil

pengamatan dan pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per

kompetensi dengan indikator kiミerja マasiミg‐マasiミg kompetensi

2) Nilai setiap kompetensi kemudian direkapitulasi dalam format hasil penilaian kinerja

guru untuk mendapatkan nilai total PK Guru. Untuk penilaian kinerja guru dengan

tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, nilai untuk setiap

kompetensi direkapitulasi ke dalam format rekapitulasi penilaian kinerja untuk

mendapatkan nilai PK Guru. Nilai total ini selanjutnya dikonversikan ke dalam skala

nilai sesuai Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

3) Berdasarkan hasil konversi nilai PK Guru ke dalam skala nilai sesuai dengan

Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya, selanjutnya dapat ditetapkan sebutan dan persentase angka

kreditnya sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Konversi Nilai Kinerja Hasil PK Guru ke persentase Angka Kredit

Nilai Hasil PK Guru Sebutan Persentase

Angka kredit

91 – 100 Amat baik 125%

76 – 90 Baik 100%

61 – 75 Cukup 75%

51 – 60 Sedang 50%

≤ 50 Kurang 25%

4) Setelah melaksanakan penilaian, penilai wajib memberitahukan kepada guru yang

dinilai tentang nilai hasil PK Guru berdasarkan bukti catatan untuk setiap

kompetensi. Penilai dan guru yang dinilai melakukan refleksi terhadap hasil PK Guru,

Page 45: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 39

sebagai upaya untuk perbaikan kualitas kinerja guru pada periode berikutnya.

5) Jika guru yang dinilai dan penilai telah sepakat dengan hasil penilaian kinerja, maka

keduanya menandatangani format laporan hasil penilaian kinerja guru tersebut.

Format ini juga ditandatangani oleh kepala sekolah.

6) Khusus bagi guru yang mengajar di dua sekolah atau lebih (guru multi

sekolah/madrasah), maka penilaian dilakukan di sekolah/madrasah induk. Meskipun

demikian, penilai dapat melakukan pengamatan serta mengumpulkan data

dan informasi dari sekolah/madrasah lain tempat guru mengajar atau membimbing.

b. Pernyataan Keberatan terhadap Hasil Penilaian

Keputusan penilai terbuka untuk diverifikasi. Guru yang dinilai dapat mengajukan

keberatan terhadap hasil penilaian tersebut. Keberatan disampaikan kepada Kepala

Sekolah dan/atau Dinas Pendidikan, yang selanjutnya akan menunjuk seseorang yang

tepat untuk bertindak sebagai moderator. Dalam hal ini moderator dapat mengulang

pelaksanaan PK Guru untuk kompetensi tertentu yang tidak disepakati atau mengulang

penilaian kinerja secara menyeluruh. Pengajuan usul penilaian ulang harus dicatat

dalam laporan akhir. Dalam kasus ini, nilai PK Guru dari moderator digunakan sebagai

hasil akhir PK Guru. Penilaian ulang hanya dapat dilakukan satu kali dan moderator hanya

bekerja untuk kasus penilaian tersebut.

4. Tahap Pelaporan

Setelah nilai PK Guru formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PK Guru

kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil PK Guru tersebut. Hasil PK

Guru formatif dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk

merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PK Guru sumatif dilaporkan kepada tim penilai

tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya.

Laporan PK Guru sumatif ini digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi,

atau pusat sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang

selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Laporan

mencakup: (1) laporan dan evaluasi per kompetensi sesuai format; (ii) rekap hasil PK Guru

sesuai format; dan (iii) dokumen pendukung lainnya.

Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dan

mengurangi beban jam mengajar tatap muka, dinilai dengan menggunakan dua instrumen,

yaitu: (i) instrumen PK Guru pembelajaran atau pembimbingan; dan (ii) instrumen PK Guru

pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Hasil PK Guru

pelaksanaan tugas tambahan tersebut akan digabungkan dengan hasil PK Guru

pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sesuai persentase yang ditetapkan dalam

aturan yang berlaku.

Page 46: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 40

G. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit

Nilai kinerja guru hasil PK Guru perlu dikonversikan ke skala nilai menurut Permenneg PAN dan RB

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hasil konversi ini

selanjutnya digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PK Guru dan persentase perolehan angka

kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru. Sebelum melakukan pengkonversian hasil PK Guru

ke angka kredit, tim penilai harus melakukan verifikasi terhadap hasil PK Guru. Kegiatan verifikasi ini

dilaksanakan dengan menggunakan berbagai dokumen (Hasil PK Guru yang direkapitulasi dalam

Format Rekap Hasil PK Guru, catatan hasil pengamatan, studi dokumen, wawancara, dan

sebagainya yang ditulis dalam Format Laporan dan Evaluasi per kompetensi beserta dokumen

pendukungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan penetapan angka kredit. Jika

diperlukan dan dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PK Guru dapat mencakup kunjungan ke

sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat.

Pengkonversian hasil PK Guru ke Angka Kredit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan

jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Penghitungan angka kredit

dapat dilakukan di tingkat sekolah, tetapi hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit

guru. Angka kredit estimasi berdasarkan hasil perhitungan PK Guru yang dilaksanakan di sekolah,

selanjutnya dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditanda‐taミgaミi oleh penilai, guru

yang diミilai daミ diketahui oleh kepala sekolah. Bersaマa‐sama dengan angka angka kredit dari unsur

utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif) dan unsur penunjang, hasil

perhitungan PK Guru yang dilakukan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat

akan direkap dalam daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka

kredit kenaikan jabatan fungsional guru.

1. Konversi nilai PK Guru bagi guru tanpa tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah.

Konversi nilai PK Guru ke angka kredit dilakukan berdasarkan Tabel 3.4. Berdasarkan Permenneg

PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, perolehan angka kredit untuk pembelajaran atau

pembimbingan setiap tahun bagi guru diperhitungkan dengan menggunakan rumus tertentu.

Seorang Guru yang akan dipromosikan naik jenjang pangkat dan jabatan fungsionalnya setingkat

lebih tinggi, dipersyaratkan harus memiliki angka kredit kumulatif minimal sebagai berikut.

Tabel 3.4. Persyaratan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional Guru

Jabatan Guru Pangkat

dan Golongan Ruang

Persyaratan Angka Kredit kenaikan

pangkat dan jabatan

Kumulatif

minimal

Kebutuhan

Per jenjang

Guru Pertama Penata Muda, III/a

Penata Muda Tingkat I, III/b

100

150

50

50

Guru Muda Penata, III/c

Penata Tingkat I, III/d

200

300

100

100

Guru Madya

Pembina, IV/a

Pembina Tingkat I, IV/b

Pembinaan Utama Muda, IV/c

400

550

700

150

150

150

Guru Utama Pembina Utama Madya, IV/d

Pembina Utama, IV/e

850

1.050

200

Page 47: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 41

Keterangan: (1) Angka kredit kumulatif minimal pada kolom 3 adalah jumlah angka

kredit minimal yang dimiliki untuk masing‐masing jenjang jabatan/pangkat; dan (2)

Angka kredit pada kolom 4 adalah jumlah peningkatan minimal angka kredit yang

dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.

2. Konversi nilai PK Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah

yang mengurangi jam mengajar tatap muka guru.

Hasil akhir nilai kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala

Perpustakaan, dan sejenisnya) yang mengurangi jam mengajar tatap muka diperhitungkan

berdasarkan prosentase nilai PK Guru pembelajaran/pembimbingan dan prosentase nilai PK

Guru pelaksanaan tugas tambahan tersebut.

a. Untuk itu, nilai hasil PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau PK Guru Bimbingan dan

Konseling/Konselor, atau PK Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah perlu diubah terlebih dahulu ke skala 0 ‐ 100.

b. Masiミg‐マasiミg hasil koミ┗ersi ミilai kiミerja guru untuk unsur pembelajaran/ pembimbingan

dan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, kemudian

dikategorikan ke dalam Amat Baik (125%), Baik(100%), Cukup (75%), Sedang (50%), atau

Kurang (25%) sebagaimana diatur dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009.

c. Angka kredit per tahun マasiミg‐マasiミg unsur pembelajaran/ pembimbingan dan tugas

tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diperoleh oleh guru dihitung

menggunakan rumus tertentu.

d. Angka kredit unsur pembelajaran/pembimbingan dan angka kredit tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dijumlahkan sesuai prosentasenya untuk

memperoleh total angka kredit dengan perhitungan sebagai berikut:

1) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah total angka kreditnya = 25% angka

kredit pembelajaran/pembimbingan + 75 angka kredit tugas tambahan sebagai kepala

sekolah.

2) Guru dengan tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah total angka kreditnya =

50% angka kredit pembelajaran/pembimbingan + 50% Angka Kredit Tugas Tambahan

sebagai Wakil Kepala Sekolah.

3) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan/

laboratorium/bengkel, atau ketua program keahlian; total angka kredit = 50% angka

kredit pembelajaran/pembimbingan + 50% Angka Kredit Tugas Tambahan sebagai

Pustakawan/Laboran.

3. Konversi nilai PK Guru dengan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah tetapi tidak mengurangi jam mengajar tatap muka guru

Angka kredit tugas tambahan bagi guru dengan tugas tambahan lain yang tidak mengurangi jam

mengajar tatap muka, langsung diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru pada

periode tahun tertentu. Banyaknya tugas tambahan untuk seorang guru maksimum dua tugas

per tahun. Angka kredit kumulatif yang diperoleh diperhitungkan sebagai berikut.

Page 48: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 42

a. Tugas yang dijabat selama satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, tim kurikulum,

pembimbing guru pemula, dan sejenisnya). Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka

Kredit Hasil PK Guru selama setahun + 5% Angka Kredit Hasil PK Guru selama setahun x

banyaknya tugas temporer yang diberikan selama setahun.

b. Tugas yang dijabat selama kurang dari satu tahun atau tugas‐tugas sementara (misalnya

menjadi pengawas penilaian dan evaluasi, membimbing peserta didik dalam kegiatan

ekstrakurikuler, menjadi pembimbing penyusunan publikasi ilmiah dan karya inovatif, dan

sejenisnya). Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka Kredit Hasil PK Guru selama

setahun + 2% Angka Kredit Hasil PK Guru selama setahun x banyaknya tugas temporer yang

diberikan selama setahun.

H. Penilai PK Guru

1. Kriteria Penilai

Penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat

melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala

Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian

kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Penilai harus memiliki kriteria

sebagai berikut.

a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala

sekolah yang dinilai.

b. Memiliki Sertifikat Pendidik.

c. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang tugas Guru/Kepala

Sekolah yang akan dinilai.

d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran.

e. Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka.

f. Memahami PK Guru dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja

Guru/Kepala Sekolah.

Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Guru Pembina, dan Koordinator PKB

memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang akan dinilai maka

penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina/Koordinator PKB dari

Sekolah lain atau oleh Pengawas Sekolah dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki

sertifikat pendidik dan memahami PK Guru.

2. Masa Kerja

Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan

paling lama tiga (3) tahun. Kinerja penilai dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau

Dinas Pendidikan dengaミ マeマperhatikaミ priミsip‐priミsip peミilaiaミ yaミg berlaku. Uミtuk sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah

dan/atau Guru Pembina setempat. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai

adalah 5 sampai dengan 10 guru per tahun.

Page 49: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 43

I. Sanksi

Penilai dan guru akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti マelaミggar priミsip‐priミsip pelaksanaan PK Guru, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara

melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Diberhentikan sebagai guru atau kepala sekolah dan/atau pengawas sekolah.

2. Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua

penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK Guru.

3. Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua

penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan

PAK yang dihasilkan dari PK Guru.

J. Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap pihak terkait memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan PK Guru.

Penetapan tugas dan tanggung jawab tersebut sesuai dengan semangat otonomi daerah serta

mengutamakan priミsip‐priミsip efisieミsi, keterbukaaミ, daミ akuミtabilitas. Keterkaitaミ tugas dan

tanggung jawab pihak‐pihak yaミg terlibat dalam pelaksanaan PK Guru, mulai dari tingkat pusat

sampai dengan sekolah. Konsekuensi dari adanya keterkaitan tersebut, menuntut agar pihak‐ pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PK Guru melakukan koordinasi. Tugas dan tanggung jawab

マasiミg‐マasiミg pihak dirinci berikut ini.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

a. Menyusun dan mengembangkan raマbu‐rambu pengembangan kegiatan PK Guru.

b. Menyusun prosedur operasional standar pelaksanaan PK Guru.

c. Menyusun instrumen dan perangkat lain untuk pelaksanaan PK Guru.

d. Mensosialisasikan, menyeleksi dan melaksanakan TOT penilai PK Guru tingkat pusat.

e. Memantau dan mengevaluasi kegiatan PK Guru.

f. Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi PK Guru secara nasional.

g. Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi PK Guru kepada Dinas Pendidikan

dan sekolah sebagai umpan balik untuk ditindak lanjuti.

h. Meミgkoordiミasi daミ マeミsosialisasikaミ kebijakaミ‐kebijakan terkait PK Guru.

2. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP

a. Menghimpun data profil guru dan sekolah yang ada di daerahnya berdasarkan hasil PK Guru

di sekolah.

b. Mensosialisasikan, menyeleksi, dan melaksanakan TOT untuk melatih penilai PK Guru tingkat

Kabupaten/Kota.

c. Menetapkan dan mengesahkan tim penilai PK Guru yang berada di bawah kewenangan

provinsi dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

d. Melaksanakan pendampingan kegiataミ PK Guru di sekolah‐sekolah yaミg ada di ba┘ah kewenangannya.

e. Menyediakan pelayanan konsultasi pelaksanaan kegiatan PK Guru yang ada di bawah

kewenangannya.

Page 50: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 44

f. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PK Guru di sekolah‐sekolah yaミg ada di bawah kewenangannya.

g. Dinas Pendidikan Provinsi bersama‐saマa deミgan LPMP membuat laporan hasil pemantauan

dan evaluasi kegiatan PK Guru dan mengirimkannya kepada sekolah, Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, dan/atau Kemdiknas, cq. unit yang menangani Pendidik.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Menghimpun dan menyediakan data profil guru dan sekolah yang ada di wilayahnya

berdasarkan hasil PK Guru di sekolah.

b. Mensosialisasikan dan melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP

melatih penilai PK Guru tingkat Kabupaten/Kota.

c. Membantu pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan PK Guru di sekolah‐sekolah yaミg ada di wilayahnya.

d. Melaksanakan pendampingan kegiatan dan pengelolaan PK Guru di sekolah‐sekolah yang ada

di wilayahnya.

e. Menetapkan dan mengesahkan tim penilai PK Guru bagi guru yang berada di bawah

kewenangannya dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas.

f. Mengetahui dan menyetujui program kerja pelaksanaan PK Guru yang diajukan sekolah.

g. Menyediakan pelayanan konsultasi dan penyelesaian konflik dalam pelaksanaan kegiatan PK

Guru di sekolah‐sekolah yaミg ada di daerahミya. h. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PK Guru untuk menjamin pelaksanaan

yang efektif, efisien, obyektif, adil, akuntabel, dan sebagainya.

i. Meマbuat laporaミ hasil peマaミtauaミ daミ e┗aluasi kegiataミ PK Guru di sekolah‐ sekolah yaミg ada di wilayahnya dan mengirimkannya kepada sekolah, dan/atau LPMP dengan tembusan

ke Dinas Pendidikan Provinsi masing‐マasiミg.

4. UPTD Dinas Pendidikan

a. Menghimpun dan menyediakan data profil guru dan sekolah yang ada di kecamatan

wilayahnya berdasarkan hasil PK Guru di sekolah.

b. Membantu pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan PK Guru di wilayah kecamatannya.

c. Melaksanakan pendampingan kegiatan dan pengelolaan PK Guru di wilayah kecamatannya.

d. Menetapkan dan mengesahkan penilai PK Guru dalam bentuk Keputusan penetapan sebagai

penilai.

e. Menyediakan pelayanan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan PK Guru yang ada di

daerahnya.

f. Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kegiatan PK Guru di tingkat

kecamatan untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

5. Satuan Pendidikan

a. Memilih dan mengusulkan penilai untuk pelaksanaan PK Guru

b. Meミyusuミ prograマ kegiataミ sesuai deミgaミ ‘aマbu‐‘ambu Penyelenggaraan PK Guru dan

prosedur operasional standar penyelenggaraan PK Guru.

c. Mengusulkan rencana program kegiatan ke UPTD atau Dinas Kabupaten/Kota.

d. Melaksanakan kegiatan PK Guru sesuai program yang telah disusun secara efektif, efisien,

obyektif, adil, akuntabel, dsb.

e. Memberikan kemudahan akses bagi penilai untuk melaksanakan tugas.

Page 51: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 45

f. Melaporkan kepada UPTD atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota jika terjadi permasalahan

dalam pelaksanaan PK Guru.

g. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan, administrasi, keuangan (jika ada) dan

pelaksanaan program.

h. Membuat rencana tindak lanjut program pelaksanaan PK Guru untuk tahun berikutnya.

i. Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.

j. Membuat laporan kegiatan PK Guru dan mengirimkannya kepada Tim penilai tingkat

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional sesuai kewenangannya sebagai dasar penetapan

angka kredit (PAK) tahunan yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional

guru. Tim Penilai untuk menghitung dan menetapkan angka kredit, terlebih dahulu

melakukan verifikasi terhadap berbagai dokumen hasil PK Guru. Pada kegiatan verifikasi jika

diperlukan dan memang dibutuhkan tim penilai dapat mengunjungi sekolah. Sekolah juga

menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau ke

UPTD Pendidikan Kecamatan.

k. Merencanakan program untuk memberikan dukungan kepada guru yang memperoleh hasil

PK Guru di bawah standar yang ditetapkan.

Latihan dan Renungan

1. Mengapa penilaian kinerja guru perlu dilakukan secara kontinyu?

2. Apa tujuan utama penilaian kinerja guru?

3. Sebutkan dan jelaskan secara ringkat tiga persyaratan penilaian kinerja guru!

4. Sebutkan dan jelaskan secara ringkas prinsip-prinsip penilaian kinerja guru!

5. Sebutkan tahap-tahap penilaian kinerja guru!

6. Apa yang Anda ketahui tentang konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian kinerja guru?

Page 52: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 46

BAB IV

PENGEMBANGAN KARIR

Topik ini berkaitan dengan pengembangan karir guru. Materi sajian

terutama berkaitan dengan esensi dan ranah pembinaan dan

pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan keprofesian dan karir.

Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran secara individual,

melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus, membaca regulasi yang

terkait, menjawab soal latihan, dan melakukan refleksi.

A. Ranah Pengembangan Guru

Tugas utama guru sebagai pendidik profesional adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas

utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari

kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu dan norma etik

tertentu.

Secara formal, guru profesional harus memenuhi kualifikasi akademik minimum S-1/D-IV dan

bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Guru-guru yang memenuhi

kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien

untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,

yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis

dan bertanggungjawab.

Di dalam UU Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dibedakan antara pembinaan dan

pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-IV, seperti

disajikan pada Gambar 4.1. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang

belum memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 atau

program D-IV pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga

kependidikan dan/atau program pendidikan nonkependidikan.

Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik

dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/atau olah raga (PP Nomor 74 Tahun

2008). Pengembangan dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui sistem pembinaan

dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit

jabatan fungsional.

Page 53: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 47

Kegiatan pengembangan dan peningkatan profesional guru yang sudah memiliki sertifikat

pendidik dimaksud dapat berupa: kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau

keprofesian, pendidikan dan pelatihan, pemagangan, publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau

gagasan inovatif, karya inovatif, presentasi pada forum ilmiah, publikasi buku teks pelajaran yang

lolos penilaian oleh BSNP, publikasi buku pengayaan, publikasi buku pedoman guru, publikasi

pengalaman lapangan pada pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus, dan/atau

penghargaan atas prestasi atau dedikasi sebagai guru yang diberikan oleh pemerintah atau

pemerintah daerah.

Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa

terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan

pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir, seperti disajikan pada Gambar

4.2. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana

dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional.

Pembinaan dan pengembangan karir meliputi: (1) penugasan, (2) kenaikan pangkat, dan (3)

promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan

PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PROFESI

KARIR

GURU PROFESIONAL DENGAN

AKSESIBILITAS PENGEMBANGAN

KARIR

Gambar 4.2. Jenis Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Page 54: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 48

fungsional guru. Pola pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru tersebut diharapkan

dapat menjadi acuan bagi institusi terkait di dalam melaksanakan tugasnya.

Pengembangan profesi dan karir tersebut diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan

kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar

kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya

memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan, dan perlindungan terhadap guru. Kegiatan ini

menjadi bagian intergral dari pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.

B. Ranah Pengembangan Karir

Pembinaan dan pengembangan profesi guru merupakan tanggungjawab pemerintah, pemerintah

daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi profesi guru, serta guru secara pribadi. Secara

umum kegiatan itu dimaksudkan untuk memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi

guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran, yang berdampak pada

peningkatan mutu hasil belajar siswa. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pembinaan dan

pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu: penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

1. Penugasan

Guru terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan

konseling atau konselor. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, guru melakukan kegiatan pokok

yang mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan

yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Kegiatan penugasan guru dalam rangka pembelajaran dapat dilakukan di satu sekolah

sebagai satuan administrasi pangkalnya dan dapat juga bersifat lintas sekolah. Baik bertugas

pada satu sekolah atau lebih, guru dituntut melaksanakan tugas pembelajaran yang diukur

dengan beban kerja tertentu, yaitu:

a. Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling

banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan

pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

b. Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling

banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu dilaksanakan dengan

ketentuan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan

pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.

c. Guru bimbingan dan konseling atau konselor wajib memenuhi beban mengajar yang setara,

yaitu jika mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta

didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.

d. Guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

inklusi atau pendidikan terpadu wajib memenuhi beban mengajar yang setara, yaitu jika

paling sedikit melaksanakan 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

e. Menteri dapat menetapkan ekuivalensi beban kerja untuk memenuhi ketentuan beban kerja

dimaksud, khusus untuk guru-guru yang: bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus,

berkeahlian khusus, dan/atau dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional.

Page 55: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 49

Agar guru dapat melaksanakan beban kerja yang telah ditetapkan tersebut secara efektif,

maka harus dilakukan pengaturan tugas guru berdasarkan jenisnya. Pengaturan tugas guru

tersebut dilakukan dengan melibatkan individu dan/atau institusi dengan ketentuan sebagai

berikut.

a. Penugasan sebagai Guru Kelas/Mata Pelajaran

1) Kepala sekolah/madrasah mengupayakan agar setiap guru dapat memenuhi beban kerja

paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu. Apabila pada satuan administrasi

pangkalnya guru tidak dapat memenuhi beban kerja tersebut, kepala sekolah/madrasah

melaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

2) Dinas Pendidikan Provinsi/Kanwil Kementerian Agama mengatur penugasan guru yang

belum memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu ke

satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan kewenangannya.

3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

mengatur penugasan guru yang belum memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam

tatap muka per minggu ke satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan

kewenangannya.

4) Pimpinan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian

Agama mengatur penugasan guru yang belum memenuhi beban mengajar paling sedikit

24 jam tatap muka per minggu ke satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan

kewenangannya.

5) Apabila pengaturan penugasan guru pada butir 2), 3), dan 4) belum terpenuhi, instansi

terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing berkoordinasi untuk mengatur

penugasan guru pada sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta.

6) Berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada butir 5), instansi terkait sesuai

kewenangan masing-masing memastikan bahwa setiap guru wajib memenuhi beban

mengajar paling sedikit 6 jam tatap muka pada satuan administrasi pangkal guru dan

menugaskan guru pada sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta untuk dapat

memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu.

7) Instansi terkait sesuai kewenangan masing-masing wajib memastikan bahwa guru yang

bertugas di daerah khusus, berkeahlian khusus, dan guru yang dibutuhkan atas dasar

pertimbangan kepentingan nasional apabila beban kerjanya kurang dari 24 jam tatap

muka per minggu dapat diberi tugas ekuivalensi beban kerja sesuai dengan kondisi

tempat tugas guru yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan Menteri

Pendidikan Nasional.

b. Penugasan sebagai Guru Bimbingan dan Konseling

1) Kepala sekolah/madrasah mengupayakan agar setiap guru bimbingan dan konseling

dapat memenuhi beban membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun. Apabila

pada satuan administrasi pangkalnya guru tidak dapat memenuhi beban membimbing

tersebut, kepala sekolah/madrasah melaporkan kepada dinas Pendidikan Provinsi/

Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Page 56: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 50

2) Dinas Pendidikan Provinsi/Kanwil Kementerian Agama mengatur penugasan guru

bimbingan dan konseling yang belum memenuhi beban membimbing bimbingan dan

konseling paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan yang ada

dalam lingkungan kewenangannya.

3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling yang belum memenuhi beban

membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan yang ada

dalam lingkungan kewenangannya.

4) Pimpinan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian

Agama mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling yang belum memenuhi

beban membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan

yang ada dalam lingkungan kewenangannya.

5) Apabila pengaturan penugasan guru bimbingan dan konseling pada butir 2), 3), dan 4)

belum terpenuhi, instansi terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing

berkoordinasi untuk mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling pada

sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta.

6) Berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada butir 5), instansi terkait sesuai

kewenangan masing-masing memastikan bahwa setiap guru bimbingan dan konseling

wajib memenuhi beban membimbing paling sedikit 40 peserta didik pada satuan

administrasi pangkal guru dan menugaskan guru bimbingan dan konseling pada

sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta untuk dapat memenuhi beban

membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun.

Instansi terkait sesuai kewenangan masing-masing wajib memastikan bahwa guru yang

bertugas di daerah khusus, berkeahlian khusus, dan guru yang dibutuhkan atas dasar

pertimbangan kepentingan nasional, apabila beban mengajarnya kurang dari 24 jam tatap

muka per minggu atau sebagai guru bimbingan dan konseling yang membimbing kurang dari

150 peserta didik per tahun dapat diberi tugas ekuivalensi beban kerja sesuai dengan kondisi

tempat tugas guru yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan kementerian

pendidikan. Hal ini masih dalam proses penelaahan yang saksama. Guru berhak dan wajib

mengembangkan dirinya secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Kepala

sekolah/madrasah wajib memberi kesempatan secara adil dan merata kepada guru untuk

mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

c. Guru dengan Tugas Tambahan

1) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan wajib mengajar paling

sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40 (empat

puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan

dan konseling atau konselor.

2) Guru dengan tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan wajib mengajar

paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing

80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala satuan pendidikan yang berasal dari

guru bimbingan dan konseling atau konselor.

Page 57: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 51

3) Guru dengan tugas tambahan sebagai ketua program keahlian wajib mengajar paling

sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

4) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan satuan pendidikan wajib

mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

5) Guru dengan tugas tambahan sebagai kerja kepala laboratorium, bengkel, atau unit

produksi satuan pendidikan wajib mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka

dalam 1 (satu) minggu.

6) Guru yang ditugaskan menjadi pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran,

atau pengawas kelompok mata pelajaran wajib melakukan tugas pembimbingan dan

pelatihan profesional guru dan pengawasan yang ekuivalen dengan paling sedikit 24

(dua puluh empat) jam pembelajaran tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

7) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan wajib melaksanakan

tugas sebagai pendidik, dengan ketentuan berpengalaman sebagai guru

sekurangkurangnya delapan tahun atau kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat)

tahun, memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, memiliki Sertifikat Pendidik, dan melakukan tugas pembimbingan

dan pelatihan profesional Guru dan tugas pengawasan.

Pada sisi lain, guru memiliki peluang untuk mendapatkan penugasan dalam aneka jenis. Di

dalam PP No. 74 Tahun 2008 disebutkan bahwa guru yang diangkat oleh pemerintah atau

pemerintah daerah dapat ditempatkan pada jabatan struktural sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Penempatan guru pada jabatan struktural dimaksud dapat

dilakukan setelah yang bersangkutan bertugas sebagai guru paling singkat selama delapan

tahun. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural itu dapat ditugaskan kembali sebagai

guru dan mendapatkan hak-hak guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural kehilangan haknya untuk memperoleh

tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan. Hak-hak

guru dimaksud berupa tunjangan profesi dan tunjangan fungsional diberikan sebesar tunjangan

profesi dan tunjangan fungsional berdasarkan jenjang jabatan sebelum guru yang bersangkutan

ditempatkan pada jabatan struktural.

2. Promosi

Kegiatan pengembangan dan pembinaan karir yang kedua adalah promosi. Promosi dimaksud dapat

berupa penugasan sebagai guru pembina, guru inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah,

pengawas sekolah, dan sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan prestasi

dan dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru.

Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Guru mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan

tugas keprofesian, guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

Promosi dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional.

Page 58: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 52

C. Kenaikan Pangkat

Dalam rangka pengembangan karir guru, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah

menetapkan 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru dari yang terrendah sampai dengan yang

tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Penjelasan tentang jenjang

jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi beserta jenjang

kepengkatan dan persyaratan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan tersebut telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan karir merupakan

gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang ditetapkan sesuai dengan Permenneg PAN

dan BR Nomor 16 Tahun 2009. Tugas-tugas guru yang dapat dinilai dengan angka kredit untuk

keperluan kenaikan pangkat dan/atau jabatan fungsional guru mencakup unsur utama dan unsur

penunjang. Unsur utama kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit dalam kenaikan pangkat

guru terdiri atas: (a) pendidikan, (b) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau

tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan (c) pengembangan keprofesian

berkelanjutan (PKB).

1. Pendidikan

Unsur kegiatan pendidikan yang dapat dinilai sebagai angka kredit dalam kenaikan pangkat guru

terdiri atas:

a. Mengikuti pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah.

Angka kredit gelar/ijazah yang diperhitungkan sebagai unsur utama tugas guru dan sesuai

dengan bidang tugas guru, yaitu:

1) 100 untuk Ijazah S-1/Diploma IV;

2) 150 untuk Ijazah S-2; atau

3) 200 untuk Ijazah S-3.

Apabila seseorang guru mempunyai gelar/ijazah lebih tinggi yang sesuai dengan sertifikat

pendidik/keahlian dan bidang tugas yang diampu, angka kredit yang diberikan adalah sebesar

selisih antara angka kredit yang pernah diberikan berdasarkan gelar/ijazah lama dengan

angka kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi tersebut. Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian

adalah fotokopi ijazah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, yaitu dekan atau ketua

sekolah tinggi atau direktur politeknik pada perguruan tinggi yang bersangkutan.

b. Mengikuti pelatihan prajabatan dan program induksi.

Sertifikat pelatihan prajabatan dan program induksi diberi angka kredit 3. Bukti fisik

keikutsertaan pelatihan prajabatan yang dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi surat tanda

tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) prajabatan yang disahkan oleh kepala

sekolah/madrasah yang bersangkutan. Bukti fisik keikutsertaan program induksi yang

dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi sertifikat program induksi yang disahkan oleh kepala

sekolah/madrasah yang bersangkutan.

2. Pengembangan Profesi

Berdasarkan Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya yang dimaksudkan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah

Page 59: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 53

pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,

berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Guru Pertama dengan pangkat Penata

Muda golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama dengan pangkat Pembina Utama golongan

ruang IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu

pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau pengembangan karya inovatif.

Jenis kegiatan untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan diri

(diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru), publikasi ilmiah (hasil penelitian atau gagasan

inovatif pada bidang pendidikan formal, dan buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman

guru), karya inovatif (menemukan teknologi tepat guna; menemukan atau menciptakan karya

seni; membuat atau memodifikasi alat pelajaran; dan mengikuti pengembangan penyusunan

standar, pedoman, soal, dan sejenisnya).

Persyaratan atau angka kredit minimal bagi guru yang akan naik jabatan/pangkat dari

subunsur pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk masing-masing pangkat/golongan

adalah sebagai berikut:

a. Guru golongan III/a ke golongan III/b, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka

kredit.

b. Guru golongan III/b ke golongan III/c, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka

kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 4 (empat) angka kredit.

c. Guru golongan III/c ke golongan III/d, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka

kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 6 (enam) angka kredit.

d. Guru golongan III/d ke golongan IV/a, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka

kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 8 (delapan) angka kredit.

Bagi guru golongan tersebut sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian

dari subunsur publikasi ilmiah.

e. Guru golongan IV/a ke golongan IV/b, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka

kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka

kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil

penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.

f. Guru golongan IV/b ke golongan IV/c, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka

kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka

kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil

penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.

g. Guru golongan IV/c ke golongan IV/d, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka

kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 14 (empat belas) angka

kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah

mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber

ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN.

h. Guru golongan IV/d ke golongan IV/e, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka

kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 20 (dua puluh) angka

kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah

Page 60: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 54

mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber

ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN.

i. Bagi Guru Madya, golongan IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan IV/d,

selain membuat PKB sebagaimana pada poin g diatas juga wajib melaksanakan presentasi

ilmiah.

3. Unsur Penunjang

Unsur penunjang tugas guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas utamanya sebagai pendidik. Unsur penunjang tugas

guru meliputi berbagai kegiatan seperti berikut ini.

a. Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya.

Guru yang memperoleh gelar/ijazah, namun tidak sesuai dengan bidang yang diampunya

diberikan angka kredit sebagai unsur penunjang dengan angka kredit sebagai berikut.

1) Ijazah S-1 diberikan angka kredit 5;

2) Ijazah S-2 diberikan angka kredit 10; dan

3) Ijazah S-3 diberikan angka kredit 15.

Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi ijazah yang disahkan oleh pejabat

yang berwenang, yaitu dekan atau ketua sekolah tinggi atau direktur politeknik pada

perguruan tinggi yang bersangkutan. Surat keterangan belajar/surat ijin belajar/surat tugas

belajar dari kepala dinas yang membidangi pendidikan atau pejabat yang menangani

kepegawaian serendah-rendahnya Eselon II. Bagi guru di lingkungan Kementerian Agama,

surat keterangan belajar/surat ijin belajar/surat tugas belajar tersebut berasal dari pejabat

yang berwenang serendah-rendahnya Eselon II.

b. Melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru

Kegiatan yang mendukung tugas guru yang dapat diakui angka kreditnya harus sesuai dengan

kriteria dan dilengkapi dengan bukti fisik. Kegiatan tersebut di antaranya:

1) Membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik industri/ekstrakurikuler dan yang

sejenisnya

2) Sebagai pengawas ujian, penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat

nasional.

3) Menjadi pengurus/anggota organisasi profesi

4) Menjadi anggota kegiatan pramuka dan sejenisnya

5) Menjadi tim penilai angka kredit

6) Menjadi tutor/pelatih/instruktur/pemandu atau sejenisnya.

c. Memperoleh penghargaan/tanda jasa

Penghargaan/tanda jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh pemerintah atau

negara asing atau organisasi ilmiah atau organisasi profesi atas prestasi yang dicapai seorang

guru dalam pengabdian kepada nusa, bangsa, dan negara di bidang pendidikan. Tanda jasa

dalam bentuk Satya Lencana Karya Satya adalah penghargaan yang diberikan kepada guru

berdasarkan prestasi dan masa pengabdiannya dalam waktu tertentu. Penghargaan lain yang

diperoleh guru karena prestasi seseorang dalam pengabdiannya kepada nusa, bangsa, dan

Page 61: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 55

negara di bidang pendidikan/kemanusiaan/kebudayaan. Prestasi kerja tersebut dicapai

karena pengabdiannya secara terus menerus dan berkesinambungan dalam waktu yang relatif

lama. Guru yang mendapat penghargaan dalam lomba guru berprestasi tingkat nasional,

diberikan angka kredit tambahan untuk kenaikan jabatan/pangkat.

Latihan dan Renungan

1. Apa perbedaan utama antara pengembangan keprofesian dan pengembangan karir guru?

2. Mengapa pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya?

3. Apa perbedaan utama pengembangan guru yang belum S1/D-IV dan belum bersertifikat

pendidik dengan yang sudah memilikinya?

4. Sebutkan jenis-jenis pengembangan karir guru!

5. Apa perbedaan utama pengembangan keprofesian berbasis lembaga dengan yang berbasis

individu?

Page 62: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 56

BAB V

PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN

Topik ini berkaitan dengan perlindungan dan penghargaan guru. Materi

sajian terutama berkaitan dengan konsep, prinsip atau asas, dan jenis-

jenis penghargaan dan perlindungan kepada guru, termasuk

kesejahteraannya. Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran

secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus,

membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan, dan melakukan

refleksi.

A. Pengantar

Jumlah guru yang banyak dengan sebaran yang sangat luas merupakan potensi bagi mereka untuk

mendidik anak bangsa di seluruh Indonesia secara nyaris tanpa batas akses geografis, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan. Namun demikian, kondisi ini yang menyebakan sebagian guru

terbelenggu dengan fenomena sosial, kultural, psikologis, ekonomis, kepegawaian, dan lain-lain.

Fenomena ini bersumber dari apresiasi dan pencitraan masyarakat terhadap guru belum

begitu baik, serta perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan kesejahteraan, dan

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi mereka belum optimum. Sejarah pendidikan di

Indonesia menunjukkan bahwa perlakuan yang cenderung diskriminatif terhadap sebagian guru telah

berlangsung sejak zaman pemerintah kolonial Belanda. Hal ini membangkitkan kesadaran untuk

terus mengupayakan agar guru mempunyai status atau harkat dan martabat yang jelas dan

mendasar. Hasilnya antara lain adalah terbentuknya Undang-Undang (UU) Nomomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen.

Diundangkannya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan langkah maju

untuk mengangkat harkat dan martabat guru, khususnya di bidang perlindungan hukum bagi mereka.

Materi perlindungan hukum terhadap guru mulai mengemuka dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. UU ini diperbaharui dan kemudian diganti dengan UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penjabaran pelaksanaan perlindungan hukum bagi guru itu

pernah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. Di

dalam PP ini perlindungan hukum bagi guru meliputi perlindungan untuk rasa aman, perlindungan

terhadap pemutusan hubungan kerja, dan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Sejak lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, dimensi perlindungan guru

mendapatkan tidik tekan yang lebih kuat. Norma perlindungan hukum bagi guru tersebut di atas

kemudian diperbaharui, dipertegas, dan diperluas spektrumnya dengan diundangkannya UU No. 14

tahun 2005. Dalam UU ini, ranah perlindungan terhadap guru meliputi perlindungan hukum,

perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Termasuk juga di

dalamnya perlindungan atas Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI.

Sepanjang berkaitan dengan hak guru atas beberapa dimensi perlindungan sebagaimana

dimaksudkan di atas, sampai sekarang belum ada rumusan komprehensif mengenai standar operasi

dan prosedurnya. Atas dasar itu, perlu dirumuskan standar yang memungkinkan terwujudnya

Page 63: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 57

perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta

perlindungan atas Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI bagi guru.

B. Definisi

1. Perlindungan bagi guru adalah usaha pemberian perlindungan hukum, perlindungan

profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindungan HaKI yang

diberikan kepada guru, baik berstatus sebagai PNS maupun bukan PNS.

2. Perlindungan hukum adalah upaya melakukan perlindungan kepada guru dari tindak

kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlindungan hukum atau

perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi

atau pihak lain.

3. Perlindungan profesi adalah upaya memberi perlindungan yang mencakup perlindungan

terhadap PHK yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian

imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan

terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam

melaksanakan tugas.

4. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada guru mencakup perlindungan

terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja,

bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

5. Perlindungan HaKI adalah pengakuan atas kekayaan intelektual sebagai karya atau prestasi

yang dicapai oleh guru dengan cara melegitimasinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

6. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat dan disepakati bersama antara

penyelenggara dan/atau satuan pendidikan dengan guru.

7. Kesepakatan kerja bersama merupakan kesepakatan yang dibuat dan disepakati bersama

secara tripartit, yaitu penyelenggara dan/atau satuan pendidikan, guru, dan Dinas

Pendidikan atau Dinas Ketenagakerjaan pada wilayah administratif tempat guru bertugas.

8. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan secara cuma-cuma dalam bentuk

konsultasi hukum oleh LKHB mitra, asosiasi atau organisasi profesi guru, dan pihak lain

kepada guru.

9. Advokasi adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pemberian perlindungan

hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta

perlindungan HaKI bagi guru. Advokasi umumnya dilakukan melalui kolaborasi beberapa

lembaga, organisasi, atau asosiasi yang memiliki kepedulian dan semangat kebersamaan

untuk mencapai suatu tujuan.

10. Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa guru berdasarkan perundingan yang

melibatkan guru LKBH mitra, asosiasi atau organisasi profesi guru, dan pihak lain sebagai

mediator dan diterima oleh para pihak yang bersengketa untuk membantu mencari

penyelesaian yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa. Mediator tidak

mempunyai kewenangan membuat keputusan selama perundingan.

Page 64: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 58

C. Perlindungan Atas Hak-hak Guru

Berlandaskan UUD 1945 dan UU No 9 tahun 1999 Pasal 3 ayat 2 tentang Hak Asasi Manusia (HAM),

bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil

serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum. Sesuai dengan politik

hukum UU tersebut, bahwa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan tanggung

jawab untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh pencipta-Nya, manusia dianugerahi hak asasi untuk

menjamin keberadaan harkat dan martabat, kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungan.

Bahwa hak asasi manusia, termasuk hak-hak guru, merupakan hak dasar yang secara koderati

melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng. Oleh karena itu hak-hak manusia,

termasuk hak-hak guru harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan,

dikurangi atau dirampas oleh siapapun. Bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan

melaksanakan deklarasi universal tentang hak asasi manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai

instrumen internasional lainnya mengenai HAM yang telah diterima oleh Indonesia. Di samping hak

asasi manusia juga dikenal kewajiban dasar manusia yang meliputi: (1) kepatuhan terhadap

perundang-undangan, (2) ikut serta dalam upaya pembelaan negara, (3) wajib menghormati hak-hak

asasi manusia, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya, sebagai wujud tuntutan reformasi (demokrasi, desentralisasi, dan HAM), maka hak asasi

manusia dimasukkan dalam UUD 1945.

Salah satu hak guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak

atas kekayaan intelektual. Pada Pasal 39 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bagian

7 tentang Perlindungan, disebutkan bahwa banyak pihak wajib memberikan perlindungan kepada

guru, berikut ranah perlindungannya seperti berikut ini.

1. Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan

wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.

2. Perlindungan tersebut meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi dan perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan hukum mencakup perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan

diskriminatif, diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang

tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain.

4. Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap PHK yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian

pandangan, pelecehan terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat

menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko

gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,

kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.

Berdasarkan amanat Pasal 39 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen seperti

disebutkan di atas, dapat dikemukakan ranah perlindungan hukum bagi guru. Frasa perlindungan

Page 65: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 59

hukum yang dimaksudkan di sini mencakup semua dimensi yang terkait dengan upaya mewujudkan

kepastian hukum, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas

profesionalnya.

1. Perlindungan hukum

Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala anomali atau tindakan semena-mena dari

yang mungkin atau berpotensi menimpanya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Perlindungan hukum dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta

didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain, berupa:

a. tindak kekerasan,

b. ancaman, baik fisik maupun psikologis

c. perlakuan diskriminatif,

d. intimidasi, dan

e. perlakuan tidak adil

2. Perlindungan profesi

Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hukubungan kerja (PHK) yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,

pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan

pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. Secara

rinci, subranah perlindungan profesi dijelaskan berikut ini.

a. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang keahlian, minat, dan

bakatnya.

b. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional

dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

c. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau kesepakatan kerja

bersama.

d. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti prosedur

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau perjanjian kerja atau

kesepakatan kerja bersama.

e. Penyelenggara atau kepala satuan pendidikan formal wajib melindungi guru dari praktik

pembayaran imbalan yang tidak wajar.

f. Setiap guru memiliki kebebasan akademik untuk menyampaikan pandangan.

g. Setiap guru memiliki kebebasan untuk:

mengungkapkan ekspresi,

mengembangkan kreatifitas, dan

melakukan inovasi baru yang memiliki nilai tambah tinggi dalam proses pendidikan dan

pembelajaran.

h. Setiap guru harus terbebas dari tindakan pelecehan atas profesinya dari peserta didik,

orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

i. Setiap guru yang bertugas di daerah konflik harus terbebas dari pelbagai ancaman, tekanan,

dan rasa tidak aman.

j. Kebebasan dalam memberikan penilaian kepada peserta didik, meliputi:

substansi,

prosedur,

Page 66: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 60

instrumen penilaian, dan

keputusan akhir dalam penilaian.

k. Ikut menentukan kelulusan peserta didik, meliputi:

penetapan taraf penguasaan kompetensi,

standar kelulusan mata pelajaran atau mata pelatihan, dan

menentukan kelulusan ujian keterampilan atau kecakapan khusus.

l. Kebebasan untuk berserikat dalam organisasi atau asosiasi profesi, meliputi:

mengeluarkan pendapat secara lisan atau tulisan atas dasar keyakinan akademik,

memilih dan dipilih sebagai pengurus organisasi atau asosiasi profesi guru, dan

bersikap kritis dan obyektif terhadap organisasi profesi.

m. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan formal, meliputi:

akses terhadap sumber informasi kebijakan,

partisipasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

formal, dan

memberikan masukan dalam penentuan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi atas

dasar pengalaman terpetik dari lapangan.

3. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko

gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,

kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. Beberapa hal krusial yang terkait dengan

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk rasa aman bagi guru dalam bertugas,

yaitu:

a. Hak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas harus

mampu diwujudkan oleh pengelola satuan pendidikan formal, pemerintah dan pemerintah

daerah.

b. Rasa aman dalam melaksanakan tugas, meliputi jaminan dari ancaman psikis dan fisik dari

peserta didik, orang tua/wali peserta didik, atasan langsung, teman sejawat, dan masyarakat

luas.

c. Keselamatan dalam melaksanakan tugas, meliputi perlindungan terhadap:

resiko gangguan keamanan kerja,

resiko kecelakaan kerja,

resiko kebakaran pada waktu kerja,

resiko bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau

resiko lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai

ketenagakerjaan.

d. Terbebas dari tindakan resiko gangguan keamanan kerja dari peserta didik, orang tua peserta

didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

e. Pemberian asuransi dan/atau jaminan pemulihan kesehatan yang ditimbulkan akibat:

kecelakaan kerja,

kebakaran pada waktu kerja,

bencana alam,

kesehatan lingkungan kerja, dan/atau

Page 67: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 61

resiko lain.

f. Terbebas dari multiancaman, termasuk ancaman terhadap kesehatan kerja, akibat:

bahaya yang potensial,

kecelakaan akibat bahan kerja,

keluhan-keluhan sebagai dampak ancaman bahaya,

frekuensi penyakit yang muncul akibat kerja,

resiko atas alat kerja yang dipakai, dan

resiko yang muncul akibat lingkungan atau kondisi tempat kerja.

4. Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual

Pengakuan HaKI di Indonesia telah dilegitimasi oleh peraturan perundang-undangan, antara lain

Undang-Undang Merk, Undang-Undang Paten, dan Undang-Undang Hak Cipta. HaKI terdiri dari

dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak Kekayaan Industri meliputi Paten,

Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas

Tanaman. Bagi guru, perlindungan HaKI dapat mencakup:

a. hak cipta atas penulisan buku,

b. hak cipta atas makalah,

c. hak cipta atas karangan ilmiah,

d. hak cipta atas hasil penelitian,

e. hak cipta atas hasil penciptaan,

f. hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni, serta sejenisnya, dan;

g. hak paten atas hasil karya teknologi

Seringkali karya-karya guru terabaikan, dimana karya mereka itu seakan-akan menjadi

seakan-akan makhluk tak bertuan, atau paling tidak terdapat potensi untuk itu. Oleh karena itu,

dimasa depan pemahaman guru terhadap HaKI ini harus dipertajam.

D. Jenis-jenis Upaya Perlindungan Hukum bagi Guru

1. Konsultasi

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI, guru dapat berkonsultasi kepada pihak-pihak yang

kompeten. Konsultasi itu dapat dilakukan kepada konsultan hukum, penegak hukum, atau pihak-

pihak lain yang dapat membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh guru tersebut.

Konsultasi merupakan tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu yang

disebut dengan klien, dengan pihak lain yang merupakan konsultan, yang memberikan

pendapatnya kepada klien untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya. Konsultan

hanya bersifat memberikan pendapat hukum, sebagaimana diminta oleh kliennya. Keputusan

mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil sendiri oleh para pihak meskipun

adakalanya pihak konsultan juga diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk

penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa tersebut.

Misalnya, seorang guru berkonsultasi dengan pengacara pada salah satu LKBH, penegak

hukum, orang yang ahli, penasehat hukum, dan sebagainya berkaitan dengan masalah

Page 68: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 62

pembayaran gaji yang tidak layak, keterlambatan pembayaran gaji, pemutusan hubungan kerja

secara sepihak, dan lain-lain. Pihak-pihak yang dimintai pendapat oleh guru ketika berkonsultasi

tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan keputusan, melainkan sebatas memberi

pendapat atau saran, termasuk saran-saran atas bentuk-bentuk penyelesaian sengketa atau

perselisihan.

2. Mediasi

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti

munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pihak-pihak lain

yang dimintai bantuan oleh guru seharusnya dapat membantu memediasinya.

Merujuk pada Pasal 6 ayat 3 Undang Undang Nomor 39 tahun 1999, atas kesepakatan

tertulis para pihak, sengketa atau perbedaan pendapat antara guru dengan

penyelenggara/satuan pendidikan dapat diselesaikan melalui baミtuaミ さseoraミg atau lebih peミasehat ahliざ マaupuミ マelalui seoraミg マediator. Kesepakataミ peミyelesaiaミ seミgketa atau perbedaan pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat bagi para pihak untuk

dilaksanakan dengan iktikad baik. Kesepakatan tertulis antara guru dengan

penyelenggara/satuan pendidikan wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penandatanganan, dan wajib dilakasanakan dalam

waktu lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran. Mediator dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu: (1) mediator yang ditunjuk secara bersama oleh para pihak, dan mediator yang ditujuk

oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang ditunjuk oleh para

pihak.

3. Negosiasi dan Perdamaian

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti

munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan,

penyelenggara/satuan pendidikan harus membuka peluang negosiasi kepada guru atau

kelompok guru.

Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-undang Nomor 30 tahun 1999, pada dasarya para pihak,

dalam hal ini penyelenggara/satuan pendidikan dan guru, berhak untuk menyelesaikan sendiri

sengket yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya

dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui para pihak. Negosiasi mirip dengan perdamaian

yang diatur dalam Pasal 1851 sampai dengan Pasal 1864 KUH Perdata, dimana perdamaian itu

adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan

atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung atau mencegah

timbulnya suatu perkara. Persetujuan harus dibuat secara tertulis dan tidak di bawah ancaman.

Namun demikian, dalam hal ini ada beberapa hal yang membedakan antara negosiasi dan

perdamaian. Pada negosiasi diberikan tenggang waktu penyelesaian paling lama 14 hari, dan

penyelesaian sengketa tersebut harus dilakukan dalam bentuk pertemuan langsung oleh dan di

antara para pihak yang bersengketa. Perbedaan lain adalah bahwa negosiasi merupakan salah

satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di luar pengadilan, sedangkan

Page 69: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 63

perdamaian dapat dilakukan baik sebelum proses persidangan maupun setelah sidang peradilan

dilaksanakan. Pelaksanaan perdamaian bisa di dalam atau di luar pengadilan.

4. Konsiliasi dan perdamaian

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti

munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan,

penyelenggara/satuan pendidikan harus membuka peluang konsiliasi atau perdamaian.

Seperti pranata alternatif penyelesaian sengketa yang telah diuraikan di atas, konsiliasi pun

tidak dirumuskan secara jelas dalam Undang Undang Nomor 30 tahun 1999. Konsiliasi atau

perdamaian merupakan suatu bentuk alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau

suatu tindakan atau proses untuk mencapai perdamaian di luar pengadilan. Untuk mencegah

dilaksanakan proses litigasi, dalam setiap tingkat peradilan yang sedang berjalan, baik di dalam

maupun di luar pengadilan, konsiliasi atau perdamaian tetap dapat dilakukan, dengan

pengecualian untuk hal-hal atau sengketa dimana telah diperoleh suatu putusan hakim yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

5. Advokasi Litigasi

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika

terjadi sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang

dimintai bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi litigasi.

Banyak guru masih menganggap bahwa advokasi litigasi merupakan pekerjaan pembelaan

hukum (litigasi) yang dilakukan oleh pengacara dan hanya merupakan pekerjaan yang berkaitan

dengan praktik beracara di pengadilan. Pandangan ini kemudian melahirkan pengertian yang

sempit terhadap apa yang disebut sebagai advokasi. Seolah-olah, advokasi litigasi merupakan

urusan sekaligus monopoli dari organisasi yang berkaitan dengan ilmu dan praktik hukum

semata.

Pandangan semacam itu tidak selamanya keliru, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Mungkin

pengertian advokasi menjadi sempit karena pengaruh yang cukup kuat dari padanan kata

advokasi itu dalam bahasa Belanda, yakni advocaat yang tak lain berarti pengacara hukum atau

pembela. Namun kalau kita mau mengacu pada kata advocate dalam pengertian bahasa Inggris,

maka pengertian advokasi akan menjadi lebih luas. Advocate bisa berarti menganjurkan,

memajukan (to promote), menyokong atau memelopori. Dengan kata lain, advokasi juga bisa

diartikaミ マelakukaミ けperubahaミげ seIara terorganisir dan sistematis.

6. Advokasi Nonlitigasi

Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan

ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika

terjadi sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang

dimintai bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi nonlitigasi.

Dengan demikian, disamping melalui litigasi, juga dikenal alternatif penyelesaian sengketa di

luar pengadilan yang lazim disebut nonlitigasi. Alternatif penyelesaian sengketa nonlitigasi adalah

suatu pranata penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau dengan cara mengenyampingkan

Page 70: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 64

penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri. Dewasa ini cara penyelesaian sengketa melalui

peradilan mendapat kritik yang cukup tajam, baik dari praktisi maupun teoritisi hukum. Peran

dan fungsi peradilan, dianggap mengalami beban yang terlampau padat (overloaded), lamban

dan buang waktu (waste of time), biaya mahal (very expensive) dan kurang tanggap

(unresponsive) terhadap kepentingan umum, atau dianggap terlalu formalistis (formalistic) dan

terlampau teknis (technically). Dalam Pasal (1) angka (10) Undang-Undang Nomor 30 Tahun

1999, disebutkan bahwa masyarakat dimungkinkan memakai alternatif lain dalam melakukan

penyelesaian sengketa. Alternatif tersebut dapat dilakukan dengan cara konsultasi, negosiasi,

mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

E. Asas Pelaksanaan

Pelaksanaan perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan K3, dan perlindungan HaKI

bagi guru dilakukan dengan menggunakan asas-asas sebagai berikut:

1. Asas unitaristik atau impersonal, yaitu tidak membedakan jenis, agama, latar budaya, tingkat

pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi guru.

2. Asas aktif, dimana inisiatif melakukan upaya perlindungan dapat berasal dari guru atau

lembaga mitra, atau keduanya.

3. Asas manfaat, dimana pelaksanaan perlindungan hukum bagi guru memiliki manfaat bagi

peningkatan profesionalisme, harkat, martabat, dan kesejahteraan mereka, serta

sumbangsihnya bagi kemajuan pendidikan formal.

4. Asas nirlaba, dimana upaya bantuan dan perlindungan hukum bagi guru dilakukan dengan

menghindari kaidah-kaidah komersialisasi dari lembaga mitra atau pihak lain yang peduli.

5. Asas demokrasi, dimana upaya perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang dihadapi

oleh guru dilakukan dengan pendekatan yang demokratis atau mengutamakan musyawarah

untuk mufakat.

6. Asas langsung, dimana pelaksanaan perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang

dihadapi oleh guru terfokus pada pokok persoalan.

7. Asas multipendekatan, dimana upaya perlindungan hukum bagi guru dapat dilakukan dengan

pendekatan formal, informal, litigasi, nonlitigasi, dan lain-lain.

F. Penghargaan dan Kesejahteraan

Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghargaan dan

kesejahteraan. Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi, berprestasi luar biasa,

berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus.

Penghargaan kepada guru dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan, desa/kelurahan,

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau internasional. Penghargaan itu beragam

jenisnya, seperti satyalancana, tanda jasa, bintang jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial,

piagam, jabatan fungsional, jabatan struktural, bintang jasa pendidikan, dan/atau bentuk

penghargaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 71: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 65

Pada sisi lain, peraturan perundang-undangan mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten

wajib menyediakan biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk pemakaman guru yang gugur

di daerah khusus. Guru yang gugur dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di daerah

khusus, putera dan/atau puterinya berhak mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi dari

Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Kesejahteraan guru menjadi perhatian khusus pemeritah, baik berupa gaji maupun

penghasilan lainnya. Guru memiliki hak atas gaji dan penghasilan lainya. Gaji adalah hak yang

diterima oleh guru atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam

bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di luar gaji pokok,

guru pun berhak atas tunjangan yang melekat pada gaji.

Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat oleh pemerintah dan

pemerintah daerah diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan

penggajian yang berlaku. Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat

oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberikan berdasarkan perjanjian

kerja dan/atau kesepakatan kerja bersama. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru dalam

bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesian yang ditetapkan dengan prinsip

penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai pendidik profesional.

Ringkasnya, guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 14

Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, serta peraturan lain yang menjadi ikutannya, memiliki hak

atas aneka tunjangan dan kesejahteraan lainnya. Tunjangan dan kesejahteraan dimaksud mencakup

tunjangan profesi, tunjangan khusus, tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional, dan

maslahat tambahan. Khusus berkaitan dengan jenis-jenis penghargaan dan kesejahteraan guru

disajikan berikut ini.

1. Penghargaan Guru Berprestasi

Pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dilakukan melalui proses pemilihan yang ketat

secara berjenjang, mulai dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan/atau kabupaten/kota,

provinsi, maupun nasional. Pemilihan guru berprestasi dimaksudkan antara lain untuk

mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru, yang diharapkan akan

berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Prestasi kerja tersebut akan terlihat

dari kualitas lulusan satuan pendidikan sebagai SDM yang berkualitas, produktif, dan

kompetitif.

Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk memberdayakan guru,

terutama bagi mereka yang berprestasi. Seperti disebutkan di atas, Undang-Undang No. 14

Tahun 2005 mengamanatkan bahwa ざGuru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau

bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaanざ.

Secara historis pemilihan guru berprestasi adalah pengembangan dari pemberian

predikat keteladanan kepada guru melalui pemilihan guru teladan yang berlangsung sejak tahun

1972 hingga tahun 1997. Selama kurun 1998-2001, pemilihan guru teladan dilaksanakan

hanya sampai tingkat provinsi. Setelah dilakukan evaluasi dan mendapatkan masukan-

masukan dari berbagai kalangan, baik guru maupun pengelola pendidikan tingkat

kabupaten/kota/provinsi, maka pemilihan guru teladan diusulkan untuk ditingkatkan kualitasnya

menjadi pemilihan guru berprestasi.

Page 72: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 66

Frasa さguru berprestasiざ bermakna さprestasi dan keteladaミaミざ guru. Sebutan guru

berprestasi mengandung makna sebagai guru unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru berprestasi merupakan guru yang

menghasilkan karya kreatif atau inovatif antara lain melalui: pembaruan (inovasi) dalam

pembelajaran atau bimbingan; penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan;

penulisan buku fiksi/nonfiksi di bidang pendidikan atau sastra Indonesia dan sastra

daerah; penciptaan karya seni; atau karya atau prestasi di bidang olahraga. Mereka juga

merupakan guru yang secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi

di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.

Pemilihan guru berprestasi dilaksanakan pertama kali pada tahun 2002.

Penyelenggaraan pemilihan guru berprestasi dilakukan secara bertingkat, dimulai dari tingkat

satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat nasional. Secara umum

pelaksanaan pemilihan guru berprestasi berjalan dengan lancar sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Melalui pemilihan guru berprestasi ini telah terpilih guru terbaik untuk jenjang

Taman-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, atau

yang sederajat.

Sistem penilaian untuk menentukan peringkat guru berprestasi dilakukan secara ketat,

yaitu melalui uji tertulis, tes kepribadian, presentasi karya akademik, wawancara, dan

penilaian portofolio. Guru yang mampu mencapai prestasi terbaik melalui beberapa jenis teknik

penilaian inilah yang akan memperoleh predikat sebagai guru berprestasi tingkat nasional.

2. Penghargaan bagi Guru SD Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil

Guru yang bertugas di daerah khusus, mendapat perhatian serius dari pemerintah. Oleh

karena itu, sejak beberapa tahun terakhir ini, pemberian penghargaan kepada mereka

dilakukan secara rutin baik pada peringatan Hari Pendidikan Nasional maupun pada

peringatan lainnya.

Tujuan penghargaan ini antara lain, pertama, mengangkat harkat dan martabat guru atas

dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik bangsa dihormati dan

dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kedua,

memberikan motivasi pada guru untuk meningkatkan prestasi, pengabdian, loyalitas dan

dedikasi serta darma baktinya pada bangsa dan negara melalui pelaksanaan kompetensinya

secara profesional sesuai kualifikasi masing-masing.

Ketiga, meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan

pekerjaan/jabatannya sebagai sebuah profesi, meskipun bekerja di daerah yang terpencil

atau terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan

dengan negara lain; daerah yang mengalami bencana alam; bencana sosial; atau daerah yang

berada dalam keadaan darurat lain yang mengharuskan menjalani kehidupan secara prihatin.

Pemberian penghargaan kepada guru yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil

bukanlah merupakan suatu kegiatan yang bersifat seremoni belaka. Penghargaan ini secara

selektif dan kompetitif diberikan kepada d ua orang guru sekolah dasar (SD) Daerah Khusus

dari seluruh provinsi di Indonesia.

Masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi diminta dan diharuskan menyeleksi dan

mengirimkan dua orang guru daerah khusus, terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan yang

Page 73: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 67

berdedikasi tinggi untuk diberi penghargaan, baik yang berstatus sebagai guru pegawai negeri

sipil (Guru PNS) maupun guru bukan PNS. Untuk dapat menerima penghargaan, guru SD

berdedikasi yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil harus memenuhi kriteria umum dan

khusus. Kriteria umum dimaksud antara lain beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa; setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; memiliki

moralitas,kepribadian dan kelakuan yang terpuji; dapat dijadikan panutan oleh siswa, teman

sejawat dan masyarakat sekitarnya; dan mencintai tugas dan tanggungjawabnya.

Kriteria khusus bagi guru SD Daerah Khusus untuk memperoleh penghargaan

antara lain, pertama, dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menunjukkan dedikasi

luar biasa, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan serta mempunyai

komitmen yang tinggi dalam melaksanakan fungsi- fungsi profesionalnya dengan segala

keterbatasan yang ada di daerah terpencil. Kedua, tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin

tingkat sedang atau tingkat berat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketiga, melaksanakan tugas sebagai guru di daerah khusus/terpencil sekurang-kurangnya

selama lima tahun secara terus menerus atau selama delapan tahun secara terputus-putus.

Keempat, berusia minimal 40 tahun dan belum pernah menerima penghargaan yang

sejenis di tingkat nasional. Kelima, responsif terhadap persoalan-persoalan yang aktual dalam

masyarakat. Keenam, dengan keahlian yang dimilikinya membantu dalam memecahkan masalah

sosial sehingga usahanya berupa sumbangan langsung bagi penanggulangan masalah-

masala tersebut.

Ketujuh, menunjukkan kepemimpinan dalam kepeloporan serta integritas

kepribadiannya dalam mengamalkan keahliannya dalam masyarakat. Kedelapan,

menyebarkan dan meneruskan ilmu dan keahlian yang dimilikinya kepada masyarakat dan

menunjukkan hasil nyata berupa kemajuan dalam masyarakat.

3. Penghargaan bagi Guru PLB/PK Berdedikasi

Penghargaan bagi guru Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus (PLB/PK) berdedikasi

dilakukan sejak tahun 2004. Penghargaan ini diberikan kepada guru dengan maksud untuk

mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru PLB/PK, yang diharapkan akan

berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Guru PLB/PK berdedikasi adalah guru

yang memiliki dedikasi dan kinerja melampaui target yang ditetapkan satuan Pendidikan

Khusus mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan/atau

menghasilkan karya kreatif atau inovatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional

dan/atau internasional; dan/atau secara langsung membimbing peserta didik yang

berkebutuhan khusus sehingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau

ekstrakurikuler.

Seleksi pemilihan guru berdedikasi tingkat nasional di laksanakan di Jakarta. Mereka

berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan guru PLB/PK berdedikasi ini

dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Pemberian penghargaan ini

diharapkan dapat mendorong guru PLB/PK dalam meningkatkan kemampuan profesional yang

diperlukan untuk membantu mempersiapkan SDM yang マeマiliki さkelaiミaミざ tertentu untuk siap

menghadapi tantangan kehidupan masa depannya.

Dalam penetapan calon guru PLB/PK yang berdedikasi untuk diberi penghargaan, kriteria

Page 74: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 68

dedikasi dan prestasi yang menonjol bersifat kualitatif. Kriteria tersebut dapat dijadikan acuan

atau pertimbangan dasar, sehingga guru PLB/PK berdedikasi yang terpilih untuk menerima

penghargaan benar-benar layak dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Kriteria dedikasi dan prestasi dimaksud meliputi pelaksanaan tugas, hasil

pelaksanaan tugas, dan sifat terpuji. Dimensi pelaksanaan tugas mencakup, pertama,

konsisten dalam membuat persiapan mengajar yang standar bagi anak berkebutuhan khusus.

Kedua, kecakapan dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Ketiga,

keterampilan mengelola kelas sehingga tercipta suasana tertib. Keempat, kemampuan

melaksanakan komunikasi yang efektif di kelas. Kelima, konsisten dalam melaksanakan

evaluasi dan analisis hasil belajar peserta didik berkebutuhan khusus. Keenam, objektivitas

dalam memberikan nilai kepada peserta didik berkebutuhan khusus.

Dimensi kemampuan menunjukkan hasil pelaksanaan tugas secara baik mencakup,

pertama, penemuan metode/pendekatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi

dan/atau alat peraga baru dalam khusus. Kedua, dampak sosial/ budaya/ ekonomi/

lingkungan terhadap proses belajar mengajar yang dirasakan atas penemuan

metode/pendekatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi dan/atau alat peraga baru

dalam pembelajaranb agi anak berkebutuhan khusus. Ketiga, kemampuan memprakarsai suatu

kegiatan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Keempat, memiliki sifat inovatif dan

kreatif dalam memanfaatkan sumber/alat peraga yang ada di lingkungan setempat untuk

kelancaran kegiatan belajar mengajar bagi anak berkebutuhan khusus. Kelima, mampu

menghasilkan peserta didik yang terampil sesuai dengan tingkat kemampuan menurut jenis

kebutuhan peserta didik.

Dimensi memiliki sifat terpuji antara lain mencakup kemampuan menyampaikan

pendapat, secara lisan atau tertulis; kesediaan untuk mendengar/menghargai pendapat

orang lain; sopan santun dan susila; disiplin kerja; tanggung jawab dan komitmen terhadap

tugas; kerjasama; dan stabilitas emosi. Dimensi memiliki jiwa pendidik mencakup beberapa

hal. Pertama, menyayangi dan mengayomi peserta didik berkebutuhan khusus. Kedua,

memberikan bimbingan secara optimal kepada peserta didik berkebutuhan khusus. Ketiga,

mampu mendeteksi kelemahan belajar peserta didik berkebutuhan khusus.

Pemilihan guru berprestasi serta pemberian penghargaan kepada guru SD di Daerah

Khusus dan guru PLB/PK berdedikasi seperti disebutkan di atas merupakan agenda tahunan.

Namun demikian, meski sifatnya kegiatan tahunan, program ini bukanlah sebuah kegiatan yang

bersifat seremonial belaka. Pelembagaan program ini merupakan salah satu bukti kuatnya

perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap profesi guru. Tentu saja, di masa datang,

kualitas dan kuantitas pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dan berdedikasi senantiasa

perlu ditingkatkan.

4. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan

Sejalan dengan disahkannya Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

guru berprestasi dan berdedikasi memiliki hak atas penghargaan sesuai dengan prestasi dan

dedikasinya. Penghargaan tersebut diberikan kepada guru pada satuan pendidikan atas

dasar pengabdian, kesetiaan pada lembaga, berjasa pada negara, maupun menciptakan karya

yang luar biasa.

Page 75: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 69

Kriteria guru yang berhak menerima penghargaan Satyalancana Pendidikan,

meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum antara lain warga

negara Indonesia; berakhlak dan berbudi pekerti baik; serta mempunyai nilai dalam DP3

amat baik untuk unsur kesetiaan dan sekurang-kurangnya bernilai baik untuk unsur lainnya.

Persyaratan khusus meliputi, pertama, diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di

tempat terpencil atau tertinggal sekurang-kurangnya selama lima tahun terus menerus atau

selama delapan tahun terputus-putus. Kedua, diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di

daerah perbatasan, konflik, dan bencana sekurang- kurangnya selama 3 tahun terus menerus

atau selama 6 tahun terputus-putus. Ketiga, diutamakan yang bertugas selain di daerah khusus

sekurang-kurangnya selama 8 tahun terus menerus dan bagi kepala sekolah sekurang-

kurangnya bertugas 2 tahun. Keempat, berprestasi dan/atau berdedikasi luar biasa dalam

melaksanakan tugas sekurang-kurangnya mendapat penghargaan tingkat nasional. Kelima,

berperan aktif dalam kegiatan organisasi/asosiasi profesi guru, kegiatan kemasyarakatan dan

pembangunan di berbagai sektor. Keenam, tidak pernah memiliki catatan pelanggaran atau

menerima sanksi sedang dan berat menurut peraturan perundang-undangan.

5. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran

Tujuan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau lomba sejenis dapat memotivasi

guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, khususnya dalam kemampuan

perancangan, penyajian, penilaian proses dan hasil pembelajaran atau proses bimbingan

kepada siswa; dan meningkatkan kebiasaan guru dalam mendokumentasikan hasil

kegiatan pengembangan profesinya secara baik dan benar. Lomba keberhasilan guru dalam

pembelajaran atau sejenisnya dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Pertama, sosialisasi

melalui berbagai media, antara lain penyusunan dan penyebaran poster dan leaflet. Kedua,

penerimaan naskah. Ketiga, melakukan seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi

terhadap materi yang ditulis.

Para finalis melaksanakan presentasi dan wawancara di hadapan dewan juri yang memiliki

keahlian di bidang masing-masing. Sejalan dengan itu, aktivitas yang dilakukan adalah sebagai

berikut: penyusunan pedoman lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya

tingkat nasional; penilaian naskah lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau

sejenisnya tingkat nasional; penilaian penentuan nominasi pemenang lomba keberhasilan

guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; penentuan pemenang lomba

keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; dan pemberian

penghargaan pemenang lomba tingkat nasional.

Hasil yang dicapai dalam lomba tersebut adalah terhimpunnya berbagai pengalaman guru

dalam merancang, menyajikan, dan menilai pembelajaran atau bimbingan dan konseling yang

secara nyata mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, sehingga dapat

dimanfaatkan oleh rekan guru yang memerlukan dicetak dalam bentuk buku yang berisi

model-model keberbasilan dalam pembelajaran sebagai publikasi.

6. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade

Era globalisasi menuntut SDM yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik pada tataran

nasional, regional, maupun internasional. Sejalan dengan itu, guru-guru bidang studi yang

termasuk dalam skema Olimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan salah satu diterminan utama

peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Kegiatan OSN untuk Guru (ONS Guru)

Page 76: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 70

merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran mata

pelajaran yang tercakup dalam kerangka OSN.

Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk Guru merupakan wahana bagi guru

menumbuhkembangkan semangat kompetisi dan meningkatkan kompetensi profesional atau

akademik untuk memotivasi peningkatan kompetensinya dalam rangka mendorong mutu proses

dan luaran pendidikan. Tujuannya adalah (1) menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di

kalangan guru; (2) meningkatkan wawasan pengetahuan, motivasi, kompetensi,

profesionalisme, dan kerja keras untuk mengembangkan IPTEK; (3) membina dan

mengembangkan kesadaran ilmiah untu mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi

masa kini dan yang akan datang; (4) mengangkat status guru sebagai penyandang profesi yang

terhormat, mulia, bermartabat, dan terlindungi; dan (5) membangun komitmen mutu guru dan

peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran secara lebih merata.

Kegiatan OSN Guru dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari di tingkat kabupaten/kota,

tingkat provinsi, sampai dengan tingkat nasional. Hadiah dan penghargaan diberikan kepada

peserta OSN Guru sebagai motivasi untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dan kegiatan

pendidikan lainnya. Hadiah bagi para pemenang tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi

pengaturannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Kepada pemenang di tingkat nasional diberi hadiah dan penghargaan dari

kementerian pendidikan.

7. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi

Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik

ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan

sebagai ujung tombak pendidikan. Untuk melaksanakan tugasnya, seorang guru tidak hanya

memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat

diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.

Selaras dengan kebijaksanaan pembangunan yang meletakkan pengembangan sumber

daya manusia sebagai prioritas pembangunan nasional, kedudukan dan peran guru semakin

bermakna strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam

menghadapi era global. Untuk itu, kemampuan profesional guru harus terus menerus

ditingkatkan.

Prestasi yang telah dicapai oleh para guru berprestasi perlu terus dijaga dan

dikembangkan, serta diimbaskan kepada guru lainnya. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut

dari pelaksanaan pemilihan guru berprestasi, perlu dilaksanakan pembinaan dan

pemberdayaannya agar pengetahuan dan wawasan mereka selalu berkembang sesuai dengan

kemajuan ipteks.

Program kerjasama peningkatan mutu pendidik antarnegara Asia, dalam hal ini dengan

The Japan Foundation, misalnya, merupakan kelanjutan program-program yang telah dilaksanakan

sebelumnya. Program kerjasama ini dilaksanakan untuk memberikan penghargaan kepada

guru berprestasi dengan memberikan pengalaman dan wawasan tentang penyelenggaraan

pendidikan dan budaya di negara maju seperti Jepang untuk dijadikan bahan pembanding dan

diimplementasikan di tempat tugas mereka.Kontinuitas pelaksanaan program kerjasama ini

sangat penting, karena sangat bermanfaat bagi para guru untuk meningkatkan

Page 77: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 71

pengetahuannya dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

8. Penghargaan Lainnya

Penghargaan lainnya untuk guru dilakukan melalui program kerjasama pendidikan antarnegara,

khususnya bagi mereka yang berprestasi. Kerjasama antarnegara ini dilakukan, baik di kawasan

Asia maupun di kawasan lainnya. Kerjasama antarnegara bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan saling pengertian antaranggotanya.

Melalui kerjasama ini, guru-guru berprestasi yang terpilih diberi kesempatan untuk

mengikuti pelatihan singkat bidang keahlian atau teknologi pembelajaran, studi kebudayaan,

studi banding, dan sejenisnya. Kerjasama ini antara lain telah dilakukan dengan negara-negara

Asean, Jepang, Australia, dan lain-lain.

Penghargaan lainnya yang diberikan kepada guru adalah Anugerah Konstitusi tingkat

nasional bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk semua jenis dan jenjang. Penerima

penghargaan ini adalah guru-guru PKn terbaik yang diseleksi secara berjenjang mulai dari tingkat

sekolah, kabupaten/kota, provinsi, sampai ke tingkat nasional.

G. Tunjangan Guru

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa dalam

melaksanakan tugas keprofesian guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum

tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa

tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait

dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Pemenuhan hak guru untuk memperoleh penghasilan didasari atas pertimbangan prestasi dan

pengakuan atas profesionalitasnya. Dengan demikian, penghasilan dimaksud merupakan hak yang

diterima oleh guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesian yang

ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai

pendidik profesional.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan tonggak

sejarah bagi peningkatan kesejahteraan guru di Indonesia. Menyusul lahirnya UU ini,

pemerintah telah mengatur beberapa sumber penghasilan guru selain gaji pokok, yaitu tunjangan

yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan

tunjangan khusus.

1. Tunjangan Profesi

Guru profesional dituntut oleh undang-undang memiliki kualifikasi akademik tertentu dan

empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional atau akademik.

Sertifikasi guru merupakan proses untuk memberikan sertifikat pendidik kepada mereka.

Sertifikat pendidik dimaksud merupakan pengakuan negara atas derajat keprofesionalan guru.

Seiring dengan proses sertifikasi inilah, pemerintah memberikan tunjangan profesi

kepada guru. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen yang menamanatkan bahwa さPemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru

Page 78: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 72

yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakatざ.

Pemberian tunjangan profesi diharapkan akan mampu mendorong dan memotivasi guru

untuk terus meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya dalam melaksanakan tugas

di sekolah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai peserta

didiknya.

Besarnya tunjangan profesi ini setara dengan satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada

tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Guru yang sudah bersertifikat akan menerima

tunjangan profesinya jika guru yang bersangkutan mampu membuktikan kinerjanya yaitu

dengan mengajar 24 jam tatap muka per minggu dan persyaratan lainnya.

Guru akan menerima tunjangan profesi sampai yang bersangkutan berumur 60 tahun.

Usia ini adalah batas pensiun bagi PNS guru. Setelah berusia 60 tahun guru tetap berhak

mengajar di manapun, baik sebagai guru tidak tetap maupun guru tetap yayasan untuk sekolah

swasta, dan menyandang predikat guru bersertifikat, namun tidak berhak lagi atas

tunjangan profesi. Meski guru memiliki lebih dari satu sertifikat profesi pendidik, mereka hanya

berhak atas さsatuざ tunjangan profesi.

Tunjangan profesi diberikan kepada semua guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan

syarat lainnya, dengan cara pembayaran tertentu. Hal ini bermakna, bahwa guru bukan PNS pun

akan mendapat tunjangan yang setara dengan guru PNS dengan kualifikasi akademik, masa kerja,

serta kompetensi yang setara atau ekuivalen. Bagi guru bukan PNS, tunjangan profesi akan

dibayarkan setelah yang bersangkutan disesuaikan jenjang jabatan dan kepangkatannya melalui

impassing.Tunjangan profesi tersebut dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja

negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen.

3. Tunjangan Fungsional

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 17 ayat (1)

mengamanatkan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memberikan tunjangan fungsional

kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

dan pemerintah daerah. Pasal 17 ayat (2) mengamanatkan bahwa subsidi tunjangan fungsional

diberikan kepada guru yang bertugas di sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Sehingga dalam pelaksanaannya, tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional ini

dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan

dan belanja daerah (Pasal 17 ayat (3).

Besarnya tunjangan fungsional yang diberikan untuk guru PNS seharusnya sesuai

dengan jenjang jabatan fungsional yang dimiliki. Namun saat ini baru diberikan tunjangan

tenaga kependidikan berdasarkan pada golongan/ruang kepangkatan/jabatannya. Khusus

mengenai besarnya subsidi tunjangan fungsional bagi guru bukan PNS, agaknya memerlukan aturan tersendiri,

berikut persyaratannya.

Page 79: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 73

4. Tunjangan Khusus

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru

dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor

merupakan komitmen Pemerintah untuk terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan

guru dan dosen, di samping peningkatan profesionalismenya. Sesuai dengan amanat

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 18, disebutkan bahwa

guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan ditugaskan di di daerah

khusus berhak memperoleh tunjangan khusus yang diberikan setara dengan satu kali gaji pokok

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

Mengingat tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru di Daerah

Khusus, sasaran dari program ini adalah guru yang bertugas di daerah khusus. Berdasarkan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksudkan dengan

Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi

masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang

mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat

lain.

a. Daerah terpencil atau terbelakang adalah daerah dengan faktor geografis yang relatif sulit

dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan,

pesisir, dan pulau-pulau terpencil; dan daerah dengan faktor geomorfologis lainnya yang

sulit dijangkau oleh jaringan transportasi maupun media komunikasi, dan tidak

memiliki sumberdaya alam.

b. Daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil adalah daerah yang mempunyai

tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta tidak

dilibatkan dalam kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan

yang mengakibatkan daerah belum berkembang.

c. Daerah perbatasan dengan negara lain adalahbagian dari wilayah negara yang terletak pada

sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah

negara di darat maupun di laut kawasan perbatasan berada di kecamatan; dan pulau kecil

terluar dengan luas area kurang atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)

yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut

kepulauan sesuai dengan hukum Internasional dan Nasional.

d. Daerah yang mengalami bencana alam yaitu daerah yang terletak di wilayah yang terkena

bencana alam (gempa, longsor, gunung api, banjir, dsb) yang berdampak negatif terhadap

layanan pendidikan dalam waktu tertentu.

e. Daerah yang mengalami bencana sosial dan konflik sosial dapat menyebabkan

terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi yang membahayakan

guru dalam melaksanakan tugas dan layanan pendidikan dalam waktu tertentu.

f. Daerah yang berada dalam keadaan darurat lain adalah daerah dalam keadaan yang

sukar/sulit yang tidak tersangka-sangka mengalami bahaya, kelaparan dan sebagainya yang

memerlukan penanggulangan dengan segera.

Tunjangan khusus yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh

Page 80: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 74

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada

tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

Peミetapaミ Daerah Khusus iミi ruマit daミ teミtatif adaミya. “ebagai さkatup peミgaマaミざ sejak tahun 2007, pemerintah memberikan bantuan kesejateraan untuk guru

yang bertugas di Daerah Khusus atau Daerah Terpencil di 199 kabupaten di Indonesia. Sampai

tahun 2010 tunjangan tersebut mencapai Rp 1.350.000 per bulan.

Harapan yang ingin dicapai dari pemberian tunjangan khusus ini adalah selain

meningkatkan kesejahteraan guru sebagai kompensasi daerah yang ditempati sangat sulit, juga

memotivasi guru untuk tetap mengajar di sekolah tersebut. Pada sisi lain, pemberian tunjangan

ini bisa sebagai insentif bagi guru baru untuk bersedia mengajar di Daerah Khusus ini. Belum

terpenuhinya jumlah guru di daerah terpencil diharapkan juga semakin mudah dilakukan

dengan insentif tunjangan khusus ini.

5. Maslahat Tambahan

Salah satu komponen penghasilan yang diberikan kepada guru dalam rangka implementasi

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah pemberian maslahat

tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip

penghargaan atas dasar prestasi (Pasal 15 ayat 1). Maslahat tambahan merupakan tambahan

kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan,

beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi

putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh guru dari

pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 19 ayat (2),

dimana pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat tambahan bagi

guru. Tujuan pemberian maslahat tambahan ini adalah untuk: (1) memberikan

penghargaan terhadap prestasi, dedikasi, dan keteladanan guru dalam melaksanakan tugas; (2)

memberikan penghargaan kepada guru sebelum purna tugas terhadap pengabdiannya dalam

dunia pendidikan; dan (3) memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih

baik dan bermutu kepada putra/putri guru yang memiliki prestasi tinggi. Dengan demikian,

pemberian maslahat tambahan akan bermanfaat untuk: (i) mengangkat citra, harkat, dan

martabat profesi guru; (2) memberikan rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang

profesi guru; (3) merangsang guru untuk tetap memiliki komitmen yang konsisten terhadap

profesi guru hingga akhir masa bhakti; dan (4) meningkatnya motivasi guru dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

Page 81: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 75

Latihan dan Renungan

1. Apa yang dimaksud dengan perlindungan hukum bagi guru, dan berikan contohnya?

2. Apa yang dimaksud dengan perlindungan profesi bagi guru, dan berikan contohnya?

3. Apa yang dimaksud dengan perlindungan K3 bagi guru, dan berikan contohnya?

4. Apa yang dimaksud dengan perlindungan HaKI bagi guru, dan berikan contohnya?

5. Sebutkan beberapa jenis penghargaan yang diberikan kepada guru!

6. Sebutkan beberara jenis tunjangan yang diterima oleh guru!

7. Apa yang dimaksud dengan pemberian kesejahteraan dan penghargaan kepada guru atas dasar

prestasi kerja?

8. Sebutkan beberapa alasan, mengapa guru yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil perlu

diberi tunjangan khusus?

Page 82: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 76

BAB VI

ETIKA PROFESI

Topik ini berkaitan dengan etika profesi guru. Materi sajian terutama

berkaitan dengan esensi etika profesi guru dalam pelaksanaan proses

pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar

kelas, maupun di masyarakat. Peserta PLPG diminta mengikuti materi

pembelajaran secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah

kasus, membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan, dan

melakukan refleksi.

A. Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa

Sebelum era sekarang, telah lama profesi guru di Indonesia dipersepsi oleh masyarakat sebagai

さprofesi kelas duaざ. Idealnya, pilihaミ seseoraミg uミtuk マeミjadi guru adalah さpaミggilaミ ji┘aざ uミtuk memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan

melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar-mengajar serta pemberian bimbingan dan

pengarahan kepada siswa agar mencapai kedewasaan masing-masing. Dalam kenyataannya, menjadi

guru tidak cukup sekadar untuk memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga memerlukan seperangkat

keterampilan dan kemampuan khusus.

Guru adalah profesi yang terhormat. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966)

mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus,

yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan

atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah

atau gaji dalam jumlah tertentu.

Guru profesional memiliki arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai

profesional serta kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan sifat semacam itu, guru profesional

memiliki kemampuan melakukan profesionalisasi secara terus-menerus, memotivasi-diri,

mendisiplinkan dan meregulasi diri, mengevaluasi-diri, kesadaran-diri, mengembangkan-diri,

berempati, menjalin hubungan yang efektif. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan

menjunjung tinggi kode etik dalam bekerja. Menurut Danim (2010) secara akademik guru profesional

bercirikan seperti berikut ini.

1. Mumpuni kemampuan profesionalnya dan siap diuji atas kemampuannya itu.

2. Memiliki kemampuan berintegrasi antarguru daミ keloマpok laiミ yaミg さseprofesiざ deミgaミ mereka melalui kontrak dan aliansi sosial.

3. Melepaskan diri dari belenggu kekuasaan birokrasi, tanpa menghilangkan makna etika kerja dan

tata santun berhubunngan dengan atasannya.

4. Memiliki rencana dan program pribadi untuk meningkatkan kompetensi, dan gemar melibatkan

diri secara individual atau kelompok seminat untuk merangsang pertumbuhan diri.

5. Berani dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak dalam rangka perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan kebijakan bidang pendidikan.

6. Siap bekerja secara tanpa diatur, karena sudah bisa mengatur dan mendisiplinkan dirinya.

7. Siap bekerja tanpa diseru atau diancam, karena sudah bisa memotivasi dan mengatur dirinya.

Page 83: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 77

8. Secara rutin melakukan evaluasi-diri untuk mendapatkan umpan balik demi perbaikan-diri.

9. Memiliki empati yang kuat.

10. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, kolega, komunitas sekolah, dan masyarakat.

11. Menunjung tinggi etika kerja dan kaidah-kaidah hubungan kerja.

12. Menunjung tinggi Kode Etik organisasi tempatnya bernaung.

13. Memiliki kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust), dalam makna tersebut mengakui

keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

14. Adanya kebebasan diri dalam beraktualisasi melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan

berbagai ragam perspektif.

Dari sisi pandang lain, dapat dijelaskan bahwa suatu profesi mempunyai seperangkat elemen

inti yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seseorang penyandang profesi dapat disebut

profesional manakala elemen-elemen inti itu sudah menjadi bagian integral dari kehidupannya.

Danim (2010) merangkum beberapa hasil studi para ahli mengenai sifat-sifat atau karakteristik-

karakteristik profesi seperti berikut ini.

a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan dimaksud adalah

jenjang pendidikan tinggi. Termasuk dalam kerangka ini, pelatihan-pelatihan khusus yang

berkaitan dengan keilmuan yang dimiliki oleh seorang penyandang profesi.

b. Memiliki pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan spesialisasi adalah sebuah kekhususan

peミguasaaミ bidaミg keilマuaミ terteミtu. “iapa saja bisa マeミjadi さguruざ, akaミ tetapi guru yaミg sesungguhnya memiliki spesialisasi bidang studi (subject matter) dan penguasaan metodologi

pembelajaran.

c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien.

Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif, dimana aplikasi didasari atas kerangka teori yang jelas

dan teruji. Makin spesialis seseorang, makin mendalam pengetahuannya di bidang itu, dan

makin akurat pula layanannya kepada klien. Dokter umum, misalnya, berbeda pengetahuan

teoritis dan pengalaman praktisnya dengan dokter spesialis. Seorang guru besar idealnya

berbeda pengetahuan teoritis dan praktisnya dibandingkan dengan dosen atau tenaga akademik

biasa.

d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable. Seorang guru harus

mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa yang disampaikannya dapat dipahami

oleh peserta didik.

e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-organization. Istilah

mandiri di sini berarti kewenangan akademiknya melekat pada dirinya. Pekerjaan yang dia

lakukan dapat dikelola sendiri, tanpa bantuan orang lain, meski tidak berarti menafikan bantuan

atau mereduksi semangat kolegialitas.

f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap memberikan layanan

kepada anak didiknya pada saat bantuan itu diperlukan, apakah di kelas, di lingkungan sekolah,

bahkan di luar sekolah. Di dunia kedokteran, seorang dokter harus siap memberikan bantuan,

baik dalam keadaan normal, emergensi, maupun kebetulan, bahkan saat dia sedang istirahat

sekalipun.

g. Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru dalam bekerja.

Page 84: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 78

h. Memiliki sanksi dan tanggungjawab komunita. Maミakala terjadi さマalpraktikざ, seoraミg guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Ketika

bekerja, guru harus memiliki tanggungjawab kepada komunita, terutama anak didiknya. Replika

tanggungjawab ini menjelma dalam bentuk disiplin mengajar, disiplin dalam melaksanakan

segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.

i. Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksudkan di sini adalah standar gaji. Di dunia

kedokteran, sistem upah dapat pula diberi makna sebagai tarif yang ditetapkan dan harus

dibayar oleh orang-orang yang menerima jasa layanan darinya.

j. Budaya profesional. Budaya profesi, bisa berupa penggunaan simbol-simbol yang berbeda

dengan simbol-simbol untuk profesi lain.

B. Definisi

Berbicara mengenai Kode Etik Guru dan etika profesi guru dengan segala dimensinya tidak terlepas

dengan dimensi organisasi atau asosiasi profesi guru dan kewenangannya, Kode Etik Gutu itu sendiri,

Dewan Kehormatan Guru, pembinaan etika profesi guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, beberapa

frasa yang terkait dengan ini perlu didefinisikan.

1. Organisasi atau asosiasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan

dan diurus oleh guru atau penyandang profesi sejenis untuk mengembangkan profesionalitas

anggotanya.

2. Kewenangan organisasi atau asosiasi profesi guru adalah kekuatan legal yang dimilikinya dalam

menetapkan dan menegakkan kode etik guru, melakukan pembinaan dan pengembangan

profesi guru, dan memajukan pendidikan nasional.

3. Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia

sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,

anggota masyarakat, dan warga negara.

4. Dewan Kehormatan Guru adalah perangkat kelengkapan organisasi atau asosiasi profesi guru

yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam memberikan saran, pendapat, pertimbangan,

penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi dan etika profesi guru.

5. Pedoman sikap dan perilaku adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik

dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas

profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.

6. Pembinaan etika profesi adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis untuk

menciptakan kondisi agar guru berbuat sesuai dengan norma-norma yang dibolehkan dan

menghindari norma-norma yang dilarang dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,

serta menjalani kehidupan di masyarakat.

C. Guru dan Keanggotaan Organisasi Profesi

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib

menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi

Page 85: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 79

dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Konsekuensi logis dari amanat

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru wajib:

1. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik Guru dan Ikrar atau Janji

Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing.

3. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-peraturan dan disiplin

yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing.

4. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif.

5. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi guru dimana dia

terdaftar sebagai anggota.

6. Memiliki Kartu Anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota.

7. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai

anggota.

8. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar

sebagai anggota.

9. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru harus memilih organisasi

atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

D. Esensi Kode Etik dan Etika Profesi

Guru Indonesia harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat,

terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu, ketika bekerja mereka harus menjunjung tinggi etika

profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

makmur, dan beradab.

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mereka memiliki

kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Penyandang profesu guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Dalam melaksankan tugas, mereka harus

berpegaミg teguh pada priミsip さing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri

handayani”. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan

guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan dengan bangsa lain di

negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu

ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang

mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik

Page 86: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 80

putera-puteri bangsa. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi

atau menjalankan profesi secara beretika.

Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan KEGI. Kode

Etik harus mengintegral pada perilaku guru. Disamping itu, guru dan organisasi guru berkewajiban

mensosialisasikan Kode Etik dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat,

dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik sengaja maupun tidak.

Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode Etik. Kode Etik

profesi guru dirumuskan dan disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Kode Etik

dimaksud merupakan standar etika kerja bagi penyandang profesi guru. Di dalam UU No. 14 Tahun

2005 teミtaミg Guru daミ Doseミ disebutkaミ bah┘a さGuru マeマbeミtuk orgaミisasi atau asosiasi profesi yaミg bersifat iミdepeミdeミ.ざ Orgaミisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi,

meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan

pengabdian kepada masyarakat.

Sejalan dengan itu UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa

guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi

profesi dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain UU No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan

kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi

profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan etika yang mengikat

perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian.

E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia

Ketika melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia harus menyadari sepenuhnya, bahwa Kode

Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama lain sesuai dengan yang disepakati oleh

organisasi atau asosiasi profesi guru, merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang

mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian, guru harus

menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang terhormat, terlindungi,

bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu memahami, menghayati,

mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan

menjalani kehidupan di masyarakat.

Ketaatasasan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan norma-

norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang

ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan

kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru

dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan

beretika akan terwujud. Dampak ikutannya adalah, proses pendidikan dan pembelajaran yang

memenuhi kriteria edukatif berjalan secara efektif dan efisien di sekolah.

Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Persatuan Guru Republik

Indonesia (PGRI), misalnya, telah membuat Kode Etik Guru yang disebut dengan Kode Etik Guru

Indonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI Nomor V/Konpus II/XIX/2006

tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/PGRI/2008

tanggal 3 Juli 2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi Kode Etik tunggal bagi setiap orang yang

Page 87: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 81

menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi referensi bagi organisasi atau asosiasi profesi

guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya.

KEGI versi PGRI seperti disebutkan di atas telah diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional

(sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) bersama Pengurus Besar Persatuan Guru

Republik Indonesia (PB-PGRI) tahun 2008. Dalam kata pengantar penerbitan publikasi KEGI dari pihak

keマeミteriaミ disebutkaミ bah┘a さseマua guru di Iミdoミesia dapat memahami, menginternalisasi, dan

マeミuミjukkaミ perilaku kesehariaミ sesuai deミgaミ ミorマa daミ etika yaミg tertuaミg dalaマ KEGI iミi.ざ Berikut ini disajikan substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI sebagaimana dimaksud.

Sangat mungkin beberapa organisasi atau asosiasi profesi guru selain PGRI telah memuat rumusan

Kode Etik Guru yang sudah disepakati. Kalau memang demikian, itu pun selayaknya menjadi acuan

guru dalam menjalankan tugas keprofesian.

1. Hubungan Guru dengan Peserta Didik

a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi proses dan hasil

pembelajaran.

b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak

dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.

c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan

masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk

kepentingan proses kependidikan.

e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus harus berusaha

menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan

sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan

menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.

g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat

mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta

didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya

untuk berkarya.

i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat

peserta didiknya.

j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.

k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak

peserta didiknya.

l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi

pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

Page 88: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 82

m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-

kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan

keamanan.

n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak

ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta

didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.

p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta

didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

2. Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Siswa

a. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orangtua/wali

siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.

b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai

perkembangan peserta didik.

c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan

orangtua/walinya.

d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam

memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

e. Guru bekomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan

peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.

f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi denganya berkaitan

dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.

g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali siswa

untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

3. Hubungan Guru dengan Masyarakat

a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan

masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.

b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan

kualitas pendidikan dan pembelajaran.

c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

d. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat

profesinya.

e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan

aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.

f. Guru mememberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum,

moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.

g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat.

Page 89: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 83

h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat

a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.

b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses

pendidikan.

c. Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.

d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di didalam dan luar sekolah.

e. Guru menghormati rekan sejawat.

f. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.

g. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan

standar dan kearifan profesional.

h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara

profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.

i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat

profesional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.

j. Guru membasiskan-diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap

tindakan profesional dengan sejawat.

k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan keefektifan

pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan

pembelajaran.

l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama,

moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.

m. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi

dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.

n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan

marabat pribadi dan profesional sejawatnya.

o. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat

siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-

pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

q. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan

memunculkan konflik dengan sejawat.

5. Hubungan Guru dengan Profesi

a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.

b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi

yang diajarkan.

Page 90: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 84

c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.

d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas

profesional dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.

e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan

integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.

f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan

martabat profesionalnya.

g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat mempengaruhi

keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.

h. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan

tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.

6. Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi

a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam

melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.

b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi

kepentingan kependidikan.

c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan

komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.

d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas

organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.

e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif

individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.

f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan

martabat dan eksistensi organisasi profesinya.

g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan

pribadi dari organisasi profesinya.

h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Hubungan Guru dengan Pemerintah

a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang

pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan

lainnya.

b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya.

c. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

d. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan

pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.

Page 91: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 85

e. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian

negara.

F. Pelanggaran dan Sanksi

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Kode Etik Guru merupakan pedoman sikap dan perilaku yang

bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi

undang-undang. Kode Etik Guru, karenanya, berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral

yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta

didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi atau asosiasi profesi, dan

pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan. Untuk

tujuan itu, Kode Eik Guru dikembangkan atas dasar nilai-nilai dasar sebagai sumber utamanya, yaitu:

(1) agama dan Pancasila; (2) kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (3)

nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah.

emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk

menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian,

organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan

etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian.

Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan/atau tidak melaksanakana KEGI dan

ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi guru. Guru yang melanggar KEGI

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau

menurut aturan negara.

Tentu saja, guru tidak secara serta-merta dapai disanksi karena tudingan melanggar Kode Etik

profesinya. Pemberian sanksi itu berdasarkan atas rekomendasi objektif. Pemberian rekomendasi

sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap KEGI merupakan wewenang Dewan

Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Pemberian sanksi oleh DKGI sebagaimana harus objektif, tidak

diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan

perundang-undangan.

Rekomendasi DKGI wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Tentu saja, istilah wajib ini

normatif sifatnya. Sanksi dimaksud merupakan upaya pembinaan kepada guru yang melakukan

pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru. Selain itu, siapapun yang

mengetahui telah terjadi pelanggaran KEGI wajib melapor kepada DKGI, organisasi profesi guru, atau

pejabat yang berwenang. Tentu saja, setiap pelanggar dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau

tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum menurut jenis pelanggaran yang

dilakukan dihadapan DKGI.

Page 92: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 86

Latihan dan Renungan

1. Apa esensi etika profesi guru?

2. Sebutkan karakteristik utama profesi guru!

3. Mengapa guru harus memiliki komitmen terhadap Kode Etik?

4. Mengapa UU No. 14 Tahun 2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi?

5. Apa implikasi kewajiban menjadi anggota organisasi profesi bagi guru?

6. Apa peran DKGI dalam kerangka penegakan Kode Etik Guru?

Page 93: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 87

REFLEKSI AKHIR

Materi sajian pada bagian ini berupa refleksi akhir Sajian materi ini

dimaksudkan sebagai penutup dan refleksi atas materi utama yang

disajikan pada bab-bab sebelumnya. Oleh karena kebijakan pembinaan

dan pengembangan guru senantiasa bermetamorfosis, peserta PLPG yang

sudah dinyatakan lulus sekalipun diharapkan tetap mengikuti

perkembangan kebijakan lanjutan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Aktualitas

fungsi pendidikan memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam kerangka menjalankan fungsi dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan di atas. Peserta didik sekarang

merupakan manusia masa depan yang diharapkan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil,

berwatak dan berkarakter kebangsaan, serta menjadi insan agamais.

Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain, apalagi di dalam masyarakat yang

multikultural dan multidimensional, dimana peran teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru

masih sangat minim. Kalau pun teknologi pembelajaran tersedia mencukupi, peran guru yang

sesungguhnya tidak akan tergantikan. Sejarah pendidikan di Indonesia telah mencatatkan bahwa

profesi guru sebagai profesi yang disadari pentingnya dan diakui peran strategisnya bagi

pembangunan masa depan bangsa.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru harus sejalan dengan kegiatan sejenis bagi tenaga

kependidikan pada umumnya. Dilihat dari sisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, profesi guru sesungguhnya termasuk dalam spektrum profesi kependidikan itu sendiri.

Frasa さteミaga kepeミdidikaミざ iミi saミgat dikeミal baik seIara akadeマik マaupuミ regulasi.

Dari persepektif ketenagaan, frasa ini mencakup dua ranah, yaitu pendidik dan tenaga

kependidkan. Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan dua jeミis さprofesiざ atau pekerjaaミ yang saling mengisi. Pendidik, dalam hal ini guru, dengan derajat profesionalitas tingkat tinggi sekali

pun nyaris tidak berdaya dalam bekerja, tanpa dukungan tenaga kependidikan. Sebaliknya, tenaga

kependidikan yang profesional sekali pun tidak bisa berbuat banyak, tanpa dukungan pendidik atau

guru yang profesional sebagai aktor langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk di laboratoium

sekolah.

Kareミaミya, ketika berbiIara マeミgeミai さprofesi kepeミdidikaミざ, seマua oraミg akan melirik pada

esensi dan eksistensi PTK itu sendiri. Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Tenaga

kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan, di mana di dalamnya termasuk pendidik. Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

Page 94: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 88

menyelenggarakan pendidikan. Dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

guru yang tadinya masuk ke dalam さruマpuミ peミdidikざ, kiミi telah マeマiliki defiミisi terseミdiri.

Secara lebih luas tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana

termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: (1) tenaga kependidikan terdiri atas

tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang

pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji; (2) tenaga pendidik terdiri atas

pembimbing, pengajar, dan pelatih; dan (3) pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,

direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Termasuk dalam jenis tenaga

kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat

provinsi atau kabupaten/kota. Jika mau diperluas, tenaga kependidikan sesungguhnya termasuk

tenaga administratif bidang pendidikan, dimana mereka berfungsi sebagai subjek yang menjalankan

fungsi mendukung pelaksanaan pendidikan.

Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi empat

kategori yaitu: (1) tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; (2)

tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang

kependidikan, dan pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi

sumber belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,

rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga lain yang mengurusi masalah-

masalah manajerial atau administratif kependidikan.

Dalam kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan guru, telah muncul beberapa

harapan ke depan. Pertama, perhitungan guru melalui Sensus Data Guru sangat diperlukan

untuk merencanakan kebutuhan guru dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan proyeksi

pemenuhan guru di masa mendatang. Hasil perhitungan dan rencana pemenuhan guru per

kabupaten/kota perlu diterbitkan secara berkala dalam bentuk buku yang dipublikasikan minimal

setiap tiga tahun.

Kedua, memperhitungkan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan (supply and

demand) atau keseimbangan antara kebutuhan guru dan produksi guru. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi kelebihan guru dan rasio guru:murid dapat di pertahankan secara efektif dan optimal.

Pada kondisi riil di sekolah sebenarnya terjadi kelebihan guru sehingga guru-guru honor yang ada di

sekolah merasa teraniaya/ termarjinalisasi/tak terurus.

Ketiga, merealisasikan pemerataan guru yang efektif dan efisien di semua satuan pendidikan

di kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Apalagi jika Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri

tentang Pemindahan Guru PNS yang masih dalam proses penyelesaian telah terbit, maka

berangsur-angsur akan terjadi pemerataan guru. Guru yang berlebih di satu kabupaten/kota

dipindahkan ke kabupaten/kota lainnya yang kekurangan. Keempat, menghitung dengan tepat dan

cermat kebutuhan fiskal negara terkait dengan agenda kesejahteraan guru yaitu pemberian

tunjangan profesi guru, tunjangnan khusus, maslahat tambahan, dan lain-lain.

Kelima, pengembangan karier guru pascasertifikasi. Berdasarkan Permenneg PAN dan RB

Nomor 16 Tahun 2009, ada empat aktivitas pengembangan karir guru pascasertifikasi guru, yaitu:

penilaian kinerja guru, peningkatan guru berkinerja rendah, pengembangan keprofesian guru

berkelanjutan, dan pengembangan karier guru.

Page 95: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 89

Pada sisi lain, akhir-akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem

pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan

penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi,

penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian

berkelanjutan, serta pengelolaan guru di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan

masa depan. Untuk tujuan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun masterplan

pembinaan dan pengembangan profesi guru. Beranjak dari isu-isu di atas, beberapa hal berikut ini

memerlukan perhatian dan priotitas utama.

1. Menindaklanjuti masterplan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

2. Melaksanakan kesepakatan implementasi sistem manajemen guru secara komprehensif

berkaitan dengan:

a. Melakukan koordinasi dalam penyediaan guru dengan mempertimbangkan kebutuhan

satuan pendidikan.

b. Merekrut guru berdasarkan asesmen kebutuhan dan standar kompetensi yang telah

ditetapkan.

c. Mengangkat dan menempatkan guru berdasarkan kualifikasi akademik dan bidang

keahlian yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

d. Menata dan mendistribusikan guru antarsatuan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan

sebagai bagian dari kebijakan penataan guru secara nasional melalui aspek pendanaan

bidang pendidikan.

e. Memfasilitasi sertifikasi guru dengan menerapkan asas obyektifitas, transparan dan

akuntabel.

f. Memfasilitasi peningkatan kualifikasi akademik guru dengan menerapkan asas

obyektifitas, transparan dan akuntabel

g. Menerapkan sistem penilaian kinerja guru secara berkelanjutan sesuai dengan standar

yang ditetapkan.

h. Memberikan penghargaan bagi guru sesuai dengan prestasi dan dedikasinya dan

memberikan perlindungan hukum, profesi, ketenagakerjaan, dan hak atas kekayaan

intektual.

i. Meningkatkan kesejahteraan guru sesuai dengan kemampuan daerah.

j. Memfasilitasi pembinaan dan pengembangan keprofesian dan karir guru.

3. Menindaklanjuti regulasi mengenai guru kedalam peraturan daerah/peraturan gubernur/

peraturan bupati/peraturan walikota

Manajemen guru masa depan menuntut pertimbangan dan perumusan kebijakan yang

sistemik dan sistematik. Manajemen guru sebagaimana dimaksud terutama berkaitan dengan

penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan

kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan,

pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan, serta pengelolaan guru di daerah

khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan.

Dalam kaitannya dengan substansi manajemen guru sebagaimana dijelaskan di muka,

beberapa hal perlu diberi catatan khusus. Perlu ditetapkan standar mahasiswa calon guru. Standar

dimaksud berupa kemampuan intelektual, kepribadian, minat, bakat, ciri-ciri fisik, dan sebagainya.

Penentuan standar ini ditetapkan oleh institusi penyedia calon guru dan/atau difilter melalui seleksi

Page 96: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 90

calon peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dengan demikian, ke depan hanya seseorang dengan

karakteristik tertentulah yang akan direkruit sebagai calon guru.

Perencanaan kebutuhan guru harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan, bidang keahlian, dan sebaran sekolah. Dalam kaitannya dengan

rekruitmen calon guru, sudah seharusnya menjadi kebijakan nasional yang tersentralisasi. Demikian

juga pembinaan dan pengembangan keprofesian dan karirnya. Atas dasar itu, kiranya diperlukan

regulasi baru atau merevitalisasi manajemen guru yang mampu mensinergikan lembaga penyedia,

pengguna, dan pemberdayaannya.

Pada tataran menjalankan tugas keprofesian keseharian, guru Indonesia bertanggungjawab

mengantarkan peserta didiknya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada

semua bidang kehidupan. Dalam melaksanakan tugas profesinya itu, guru Indonesia mestinya

menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan KEGI sebagai pedoman bersikap dan berperilaku

yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik

putera-puteri bangsa.

Untuk menegakkan Kode Etik itu, organisasi profesi guru membentuk Dewan kehormatan yang

keanggotaan serta mekanisme kerjanya diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi guru. Dewan

Kehormatan Guru (DKG) dimaksud dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan

memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru. Rekomendasi

dewan kehormatan profesi guru harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan

anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.

Page 97: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 91

ACUAN

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009

tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan Nasional.

Peraturan Bersama Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang

Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, tanggal 3 Oktober 2011

Peoduk hukum yang berkaitan dengan Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Guru

Berkelanjutan, Sertifikasi Guru, dan Uji Kompetensi Guru

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Kode Etik Guru, Bandung, Alfabeta, Bandung, 2010

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Induksi ke Profesional Madani, Media

Perhalindo, Jakarta, 2011.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Vollmer dan Mills, Professionalization, Jossey Bass, New York, 1982

Page 98: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan
Page 99: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan
Page 100: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

DESAIN INDUK GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 101: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

Cetakan 1: Maret 2016

Diterbitkan oleh:

Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penyunting:

Pangesti Wiedarti, M.Appl.Ling., Ph.D.

Prof. Dr. Kisyani-Laksono

Penanggung Jawab:

Yudistira W. Widiasana, M.Si.

Sekretariat:

Satriyo Wibowo, M.A.

Katman, M.A.

Desain Sampul:

Wien Muldian, S.S.

Layout:

Kambali

Penyusun:

Pangesti Wiedarti, M.Appl.Ling., Ph.D. (081328175350)

Prof. Dr. Kisyani-Laksono (08123167348)

Pratiwi Retnaningdyah, Ph.D. (082140591164)

Soie Dewayani, Ph.D. (082117522572)

Wien Muldian, S.S. (0811889829)

Dr. Susanti Sufyadi (082119172202)

Dwi Renya Roosaria, S.H. (0818801304)

Dr. Dewi Utama Faizah (082298521251)

Sulastri, M.Si. (081310101524)

Nilam Rahmawan, S.Psi. (085777925527)

Endang Sadbudhy Rahayu, M.B.A. (085776147844)

R. Achmad Yusuf SA, M.Ed. (08129732414)

Billy Antoro, S.Pd. (081284096776)

Pelindung:

Hamid Muhammad, Ph.D

Pengarah:

Dr. Thamrin Kasman

Drs. Wowon Widaryat, M.Si.

Dr. Supriano, M.Ed.

Drs. Purwadi Sutanto, M.Si.

Drs. M. Mustaghirin Amin, M.B.A.Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.

DESAIN INDUK

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Alamat:

Bagian Perencanaan dan Penganggaran

Sekretariat Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah

Gedung E lantai 5 Kompleks Kemendikbud

Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta 10270

Telp./Faks : (021) 5725613

E-mail: [email protected]

ISBN: 978-602-1389-15-7

Page 102: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

iDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

KATA SAMBUTAN

Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita karena

pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini harus

dikuasai peserta didik dengan baik sejak dini.

Dalam konteks internasional, pemahaman membaca tingkat sekolah dasar (kelas

IV) diuji oleh Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan (IEA-the

International Association for the Evaluation of Educational Achievement) dalam

Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang dilakukan setiap

lima tahun (sejak tahun 2001). Selain itu, PIRLS berkolaborasi dengan Trends

in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) menguji kemampuan

matematika dan sains peserta didik sejak tahun 2011. Pada tingkat sekolah

menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik (selain matematika

dan sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi

(OECD—Organization for Economic Cooperation and Development) dalam

Programme for International Student Assessment (PISA).

Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan mereleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011 International Results in

Reading, Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor

428 dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, uji literasi membaca dalam

PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57

dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan

peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-

rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA

2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam keterampilan memahami

bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong

rendah.

Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum

mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan.

Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan

bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan

semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Page 103: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

iiDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Untuk mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS

adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta

didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem

pendidikan.

GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan

dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah

satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca

buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan

untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan

membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi

nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan

sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di

bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga

satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi

komponen penting dalam GLS.

Desain Induk ini disusun guna memberi arahan strategis bagi kegiatan literasi

di lingkungan satuan pendidikan dasar dan menengah. Pelaksanaan GLS akan

melibatkan unit kerja terkait di Kemendikbud dan juga pihak-pihak lain yang

peduli terhadap pentingnya literasi. Kerja sama semua pemangku kepentingan di

bidang pendidikan sangat diperlukan untuk melaksanakan gerakan bersama yang

terintegrasi dan efektif.

Jakarta, Januari 2016

Page 104: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

iiiDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

KATA SAMBUTAN i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR BAGAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Landasan Filosoi dan Landasan Hukum 4C. Tujuan 5

D. Sasaran 5

BAB II KONSEP DASAR 7

A. Literasi 7

B. Komponen Literasi 7

C. Literasi di Sekolah 8

D. Ihwal Literasi di Sekolah 10

BAB III PELAKSANAAN LITERASI DI SEKOLAH 17

A. Rancangan Program Literasi di Sekolah 17

B. Peran Pemangku Kepentingan 18

C. Tahapan Pengembangan Literasi di Sekolah 26

D. Strategi 30

E. Peningkatan Kapasitas 32

F. Target Pencapaian 33

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI 39

A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 39

B. Dinas Pendidikan Provinsi 40

C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 40

D. Satuan Pendidikan 41

BAB V PENUTUP 43

GLOSARIUM 44

REFERENSI 45

LAMPIRAN 47

DAFTAR ISI

Page 105: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

ivDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pihak yang berperan aktif dalam 10

pelaksanaan komponen literasi

Tabel 2.2 Ekosistem Sekolah yang Literat 14

Tabel 3.1 Fokus Kegiatan dalam Tahapan 29

Literasi Sekolah

Tabel 3.2 Ekosistem Sekolah yang Diharapkan 34

pada Setiap Jenjang Pendidikan

Tabel 3.3 Peta Kompetensi Literasi Sekolah 35

(Warsnop, 2000)

Tabel 3.4 Keterampilan Reseptif, Kegiatan, Jenis 36

Bacaaan, dan Sarana Prasarana

Pendukungnya

Page 106: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

vDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Kerja Sama di 17

Lingkungan Internal dan Eksternal

Kemendikbud

Bagan 3.2 Pemangku Kepentingan GLS Dikdas 19

Bagan 3.3 Pemangku Kepentingan GLS Dikmen 23

Bagan 3.4 Tahapan Pelaksanaan GLS 27

Bagan 3.5 Strategi Pelaksanaan Gerakan 31

Literasi Sekolah

DAFTAR BAGAN

Page 107: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

viDesain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Page 108: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi

angka buta huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan

masyarakat Indonesia mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8%

untuk kategori remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia

telah melewati tahapan krisis literasi dalam pengertian kemelekhurufan. Meskipun

demikian, tantangan yang saat ini dihadapi adalah rendahnya minat baca.

Selain ketersediaan buku di seluruh Indonesia belum memadai, pemerintah juga

menghadapi rendahnya motivasi membaca di kalangan peserta didik. Hal ini

memprihatinkan karena di era teknologi informasi, peserta didik dituntut untuk

memiliki kemampuan membaca dalam pengertian memahami teks secara analitis,

kritis, dan relektif.Masyarakat global dituntut untuk dapat mengadaptasi kemajuan teknologi

dan keterbaruan/kekinian. Deklarasi Praha (Unesco, 2003) mencanangkan

pentingnya literasi informasi (information literacy), yaitu kemampuan untuk

mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi menjadi

pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadi dan

sosialnya.

Dalam era global ini, literasi informasi menjadi penting. Deklarasi Alexandria

pada tahun 2005 (sebagaimana dirilis dalam www.unesco.org) menjelaskan bahwa

literasi informasi adalah:

“kemampuan untuk melakukan manajemen pengetahuan dan

kemampuan untuk belajar terus-menerus. Literasi informasi merupakan

kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan saat informasi

diperlukan, mengidentiikasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan, mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan

dan mengintegrasikan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada,

memanfaatkan serta mengkomunikasikannya secara efektif, legal, dan etis.”

Page 109: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Kebutuhan literasi di era global ini menuntut pemerintah untuk menyediakan

dan memfasilitasi sistem dan pelayanan pendidikan sesuai dengan UUD 1945,

Pasal 31, Ayat 3, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-

undang. ” Ayat ini menegaskan bahwa program literasi juga mencakup upaya

mengembangkan potensi kemanusiaan yang mencakup kecerdasan intelektual,

emosi, bahasa, estetika, sosial, spiritual, dengan daya adaptasi terhadap

perkembangan arus teknologi dan informasi. Upaya ini sejalan dengan falsafah

yang dinyatakan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan harus melibatkan

semua komponen masyarakat (keluarga, pendidik profesional, pemerintah,

dll.) dalam membina, menginspirasi/memberi contoh, memberi semangat, dan

mendorong perkembangan anak.

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta

didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya

di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di

rumah maupun di lingkungan sekitarnya.

Sayangnya, hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS)

tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik kelas IV

menempatkan Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan

skor 428, di bawah nilai rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, survei yang

mengevaluasi kemampuan peserta didik berusia 15 tahun dilakukan oleh

Programme for International Student Assessment (PISA) yang mencakup membaca,

matematika, dan sains. Peserta didik Indonesia berpartisipasi dalam PISA 2009 dan

2012 yang keduanya diikuti oleh 65 negara peserta. Khusus dalam kemampuan

membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada pada peringkat ke-57

dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA 2012 peringkatnya

menurun, yaitu berada di urutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496)

(OECD, 2013). Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait kebiasaan

membaca masyarakat Indonesia, bahwa hanya satu dari 1.000 orang masyarakat

Indonesia yang membaca. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena

kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan

pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap peserta didik.

Permasalahan ini menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi

khusus agar kemampuan membaca peserta didik dapat meningkat dengan

mengintegrasikan/menindaklanjuti program sekolah dengan kegiatan dalam

keluarga dan masyarakat. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan intervensi

kegiatan literasi sekolah sebagai sebuah gerakan literasi sekolah (GLS) agar

Page 110: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

dampaknya dapat dirasakan di masyarakat.

GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang

terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8,

dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup

manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9)

memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan komponen literasi

sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif

dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis. Untuk dapat mengembangkan

Nawacita, diperlukan pengembangan strategi pelaksanaan literasi di sekolah

yang berdampak menyeluruh dan sistemik. Dalam hal ini, sekolah: a)

sebaiknya tumbuh sebagai sebuah organisasi yang mengembangkan warganya

sebagai individu pembelajar; b) perlu memiliki struktur kepemimpinan

yang juga terkait dengan lembaga lain di atasnya, serta sumber daya yang

meliputi sumber daya manusia, keuangan, serta sarana dan prasarana; dan

c) memberikan layanan pendidikan dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas

dan berbagai kegiatan lain di luar kelas yang menunjang pembelajaran dan tujuan

pendidikan.

Dengan memperhatikan karakteristik sekolah sebagai sebuah organisasi akan

mempermudah pelaksana program untuk mengidentiikasi sasaran agar perlakuan dapat diberikan secara menyeluruh (whole school approach).

Page 111: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

B. Landasan Filosoi dan Landasan Hukum

1. Landasan Filosoi

Sumpah Pemuda butir ketiga (3) menyatakan, “menjunjung bahasa persatuan

bahasa Indonesia yang memiliki makna pengakuan terhadap keberadaan ratusan

bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang penggunaan bahasa asing

sesuai dengan keperluannya.”

a. Butir ini menegaskan pentingnya pembelajaran berbahasa dalam pendidikan

nasional.

b. Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 tentang pentingnya

penggunaan bahasa ibu. Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa,

khususnya mikrokultur-mikrokultur tertentu perlu difasilitasi dengan bahasa

ibu saat mereka memasuki pendidikan dasar kelas rendah (kelas I, II, III).

c. Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dan

kecakapan perpustakaan yang efektif merupakan kunci bagi masyarakat

yang literat dalam menghadapi derasnya arus informasi teknologi. Lima

komponen yang esensial dari literasi informasi itu adalah basic literacy,

library literacy, media literacy, technology literacy, dan visual literacy.

2. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31, Ayat 3: “Pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU

Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Page 112: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman

bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara

dan Bahasa Daerah.

h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang

Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

j. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan

ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar

mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2. Tujuan Khusus

a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

D. Sasaran

Sasaran gerakan literasi sekolah adalah ekosistem sekolah pada jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Page 113: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Page 114: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

BAB IIKONSEP DASAR

A. Literasi

Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis.

Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga

mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga

bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,

dan budaya (UNESCO, 2003).

Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait

pula dengan kemampuan untuk mengidentiikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan

mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan-

kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi

dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut

pembelajaran sepanjang hayat.

B. Gerakan Literasi Sekolah

GLS merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat

partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah,

tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid

peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat

yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku

kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.

Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca

peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru

membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan

dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk,

selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai

tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan

Page 115: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan

asesmen agar dampak keberadaan GLS dapat diketahui dan terus-menerus

dikembangkan.

GLS diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku

kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan

menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

C. Komponen Literasi

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup

keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk

cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai

literasi informasi.

Clay (2001) dan Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan

bahwa komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi

perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks

Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap

selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,

memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang

dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di

rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu

menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.

2. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan

kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan

informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi

(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan

pemahaman cara membedakan bacaan iksi dan noniksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System

sebagai klasiikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,

Page 116: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang

menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi

masalah.

4. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui

berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik

(media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami

tujuan penggunaannya.

5. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami

kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware),

peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan

teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk

mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya,

juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di

dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan

dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak.

Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi

saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang

dibutuhkan masyarakat.

6. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara

literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan

dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-

visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang

tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital

(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.

Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-

benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

Page 117: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi dipaparkan

pada Tabel 2.1 berikut.

NO KOMPONEN LITERASI

PIHAK YANG BERPERAN AKTIF

1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD, pamong/pengasuh

2. Literasi dasar Pendidikan formal

3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal

4. Literasi teknologi Pendidikan formal dan keluarga

5. Literasi media Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

6. Literasi visual Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini memampukan seseorang

untuk berkontribusi kepada masyarakatnya sesuai dengan kompetensi dan

perannya sebagai warga negara global (global citizen).

Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu

kepala sekolah, guru sebagai pendidik, tenaga kependidikan, dan pustakawan

sangat berpengaruh untuk memfasilitasi pengembangan komponen literasi peserta

didik. Agar lingkungan literasi tercipta, diperlukan perubahan paradigma semua

pemangku kepentingan

Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-mengajar yang

mengembangkan komponen-komponen literasi ini. Kesempatan peserta didik

terpajan dengan kelima komponen literasi akan menentukan kesiapan peserta

didik berinteraksi dengan literasi visual.

D. Ihwal Literasi di Sekolah

Mengacu pada metode pembelajaran Kurikulum 2013 yang menempatkan

peserta didik sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan

literasi tidak lagi berfokus pada peserta didik semata. Guru, selain sebagai fasilitator,

juga menjadi subjek pembelajaran. Akses yang luas pada sumber informasi, baik

di dunia nyata maupun dunia maya dapat menjadikan peserta didik lebih tahu

daripada guru. Oleh sebab itu, kegiatan peserta dalam berliterasi semestinya

tidak lepas dari kontribusi guru, dan guru sebaiknya berupaya menjadi fasilitator

yang berkualitas. Guru dan pemangku kebijakan sekolah merupakan igur teladan

Page 118: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

literasi di sekolah.

Dalam konteks sekolah, subjek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik,

pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas), dan kepala sekolah.

Semua komponen warga sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah (TLS)

di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK kepala sekolah. TLS

bertugas untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program. TLS

dapat memastikan terciptanya suasana akademik yang kondusif, yang mampu

membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar.

1. Prinsip-prinsip Literasi Sekolah

Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi

sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan

yang dapat diprediksi.

Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling

beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan

literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi

pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan

perkembangan mereka.

b. Program literasi yang baik bersifat berimbang

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa

tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu,

strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan

disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna

dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks,

seperti karya sastra untuk anak dan remaja.

c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum

Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab

semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran

apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan

demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan

kepada guru semua mata pelajaran.

Page 119: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

d. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun

Misalnya, ‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’

merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

e. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan

lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan

diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat

agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar

untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan,

dan menghormati perbedaan pandangan.

f. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap

keberagaman

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di

sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu mereleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat terpajan pada pengalaman

multikultural.

2. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya

literasi, Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction,

menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif

di sekolah.

a. Mengkondisikan lingkungan isik ramah literasi Lingkungan isik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga

sekolah. Oleh karena itu, lingkungan isik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya

literasi sebaiknya memajang karya peserta didik dipajang di seluruh area

sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-

karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan

kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat mengakses

buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas, kantor, dan

area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta

didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap

Page 120: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

pengembangan budaya literasi.

b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model

komunikasi dan interaksi yang literat

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan

interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan

pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian

penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk

menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai

bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan

demikian, setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh

penghargaan sekolah. Selain itu, literasi diharapkan dapat mewarnai semua

perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan

dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh

buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif

dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya

kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, setiap

orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran orang tua

sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen

sekolah dalam pengembangan budaya literasi.

c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik

yang literat

Lingkungan isik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan

literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup

banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan

kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring

selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk menunjang

kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk

mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan untuk peningkatan

pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan keterlaksanaannya.

Page 121: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Tabel 2.2 di bawah ini mencantumkan beberapa parameter yang dapat

digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah yang baik.

Tabel 2.2 Ekosistem Sekolah yang Literat

a. Lingkungan Fisik

1) Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling).

2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang seimbang kepada semua peserta didik.

3) Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas.

4) Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.

5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak.

6) Kepala sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah.

b. Lingkungan Sosial dan Afektif

1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan nonakademik) diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari Senin merupakan salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan mingguan.

2) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.

3) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya.

4) Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui kepakaran masing-masing.

5) Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalam menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya.

6) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam menjalankan program literasi.

c. Lingkungan Akademik

1) Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila diperlukan, ada pendampingan dari pihak eksternal.

2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan pembiasaan literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading), membacakan buku dengan nyaring (reading aloud), membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading), diskusi buku, bedah buku, presentasi (show-and-tell presentation).

3) Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain.

4) Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan literasi sekolah.

5) Buku iksi dan noniksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku cerita iksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan.

Page 122: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

6 Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah.

7) (Ada kesempatan pengembangan profesional tentang literasi yang diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi terkait (perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagi pengalaman dengan sekolah lain).

8) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan tujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar.

(cf. Beers dkk., 2009).

Aspek-aspek tersebut adalah karakteristik penting dalam pengembangan

budaya literasi di sekolah. Dalam pelaksanaannya, sekolah dapat mengadaptasinya

sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Guru dan pimpinan sekolah perlu bekerja

sama untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

Page 123: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Page 124: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

BAB IIIPELAKSANAAN LITERASI

DI SEKOLAH

A. Rancangan Program Literasi Sekolah

Kesuksesan program literasi sekolah membutuhkan partisipasi aktif semua

unit kerja di lingkungan internal Kemendikbud (Permendikbud Nomor 11 Tahun

2015) dan juga kolaborasi dengan lembaga di luar Kemendikbud. Pelaksanaan

program literasi di semua satuan pendidikan melibatkan semua pemangku

kepentingan, meliputi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pada

lingkup internal Kemendikbud, kolaborasi literasi melibatkan, antara lain Badan

Bahasa, LPMP, Balitbang (Puskurbuk dan Puspendik), dan Pustekkom, sedangkan

pada lingkup eksternal Kemendikbud melibatkan, antara lain kementerian lain,

perguruan tinggi, Perpusnas, Perpusda, Ikapi, lembaga donor, dunia usaha dan

industri, dan lain-lain. Struktur organisasi kerja sama tersebut digambarkan pada

bagan berikut ini.

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Kerja Sama di Lingkungan Internal dan Eksternal Kemendikbud

Page 125: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Di samping itu, kegiatan literasi sekolah membutuhkan partisipasi semua

pemangku kepentingan di tingkat pemerintahan, dari tingkat pemerintah pusat,

LPMP, dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan di tingkat

sekolah. Di tingkat satuan pendidikan, yang menerima perlakuan (intervensi) adalah

kepala sekolah, pengawas, guru, TLS, dan masyarakat (termasuk dunia usaha dan

industri). Perlakuan yang akan diberikan kepada setiap unsur akan berbeda sesuai

dengan peran dan kapasitasnya dalam pendidikan terkait dengan kebijakan yang

berlaku. Dari unsur masyarakat dapat dilibatkan, antara lain, lembaga masyarakat

di bidang pendidikan, kebudayaan, perpustakaan masyarakat, taman bacaan

masyarakat, dan para tokoh masyarakat. Pelibatan dari dunia industri dapat berupa

program pendidikan yang merupakan implementasi dari Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Kesuksesan program literasi sekolah

dapat dicapai apabila masing-masing pemangku kepentingan memiliki kapasitas

yang memadai untuk melaksanakan program literasi sesuai dengan perannya.

B. Peran Pemangku Kepentingan

1. Pemangku Kepentingan GLS Dikdas

Peran pemangku kepentingan GLS Dikdas dipaparkan pada Bagan 3.2

sebagai berikut.

Page 126: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Bagan 3.2 Pemangku Kepentingan GLS Dikdas

Page 127: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Kegiatan literasi dapat berjalan dengan optimal dengan kolaborasi antara

semua elemen pemerintah dan masyarakat. Lembaga pemerintah dan masya-

rakat memiliki peran sebagai berikut.

a. Kemendikbud

• Membuat kebijakan literasi. • Menjabarkan desain induk pelaksanaan GLS.• Menyusun panduan pelaksanaan, petunjuk teknis, dan semua dokumen

pendukung pelaksanaan GLS.

• Melaksanakan sosialisasi GLS kepada dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan masyarakat.

• Merancang dan melaksanakan pelatihan literasi untuk warga sekolah dan masyarakat.

• Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.

• Membuat rencana tindak lanjut GLS berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

b. LPMP

• Melaksanakan pemetaan awal data kebutuhan literasi sekolah GLS.• Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

untuk pelaksanaan GLS.

• Merencanakan dan melaksanakan pendampingan dan pelatihan kepada warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam

memberikan pelayanan pendidikan terutama pelaksanaan pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

• Melaksanakan supervisi pelaksanaan GLS. • Melaksanakan pemetaan akhir data kebutuhan literasi sekolah dan GLS.• Melaporkan hasil pemetaan akhir ke Ditjen Dikdasmen Kemendikbud.• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan GLS di

satuanpendidikantingkat provinsi dan lingkungan dinas pendidikan

kabupaten/kota.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

Page 128: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

c. Dinas Pendidikan Provinsi

• Melakukan kompilasi analisis kebutuhan dan mengkaji isu-isu strategis yang terkait dengan kemampuan literasi guru dan peserta didik di wilayah

masing-masing.

• Membuat kebijakan daerah untuk mendukung pelaksanaan GLS.• Melakukan sosialisasi konsep, program, dan kegiatan GLS kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi masing-masing.

• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan GLS di tingkat provinsi dan lingkungan dinas pendidikan kabupaten/kota.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

d. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

• Melakukan analisis kebutuhan dan mengkaji isu-isu strategis yang terkait dengan kemampuan literasi guru dan peserta didik di wilayah masing-

masing.

• Membuat kebijakan daerah untuk mendukung pelaksanaan GLS.• Melakukan sosialisasi konsep, program, dan kegiatan GLS di satuan

pendidikan di kabupaten/kota masing-masing.

• Merencanakan dan melaksanakan pendampingan dan pelatihan kepada warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam

memberikan pelayanan pendidikan terutama pelaksanaan pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

• Memantau serta memastikan ketersediaan buku referensi dan buku pengayaan, dan sarana yang mendukung program GLS.

• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan GLS di tingkat kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan masyarakat.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

e. Satuan Pendidikan

• Mengidentiikasi kebutuhan sekolah dengan mengacu pada kondisi pemenuhan indikator Standar Pelayanan Minimal.

• Melaksanakan tahapan kegiatan GLS yang meliputi pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.

• Melaksanakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu

meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

Page 129: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

• Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan maksimal untuk memfasilitasi pembelajaran.

• Mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.• Menginventarisasi semua prasarana yang dimiliki sekolah (salah satunya

buku).

• Menciptakan ruang-ruang baca yang nyaman bagi warga sekolah.• Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran bagi

seluruh warga sekolah.

• Mengawasi dan mewajibkan peserta didik membaca sejumlah buku sastra dan menyelesaikannya dalam kurun waktu tertentu.

• TLS mendukung dan terlibat aktif dalam kegiatan GLS. • Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang tua

dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap literasi

agar perlakuan yang diberikan kepada peserta didik di sekolah bisa

ditindaklanjuti di dalam keluarga dan di tengah masyarakat.

• Merencanakan dan atau bekerja sama dengan pihak lain yang melaksanakan berbagai kegiatan GLS.

• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan GLS yang dilaksanakan.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

f. Masyarakat

• Ikut terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan GLS untuk meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah.

• Menyelenggarakan gerakan publik, antara lain gerakan membacakan buku untuk anak, gerakan mengumpulkan buku anak dan menyalurkannya ke

taman-taman bacaan, dan gerakan untuk menghidupkan taman-taman

bacaan di ruang publik yang ramah anak.

2. Pemangku Kepentingan GLS Dikmen

Peran pemangku kepentingan GLS Dikmen dipaparkan pada Bagan 3.3

sebagai berikut.

Page 130: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Bagan 3.3 Pemangku Kepentingan GLS Dikmen

Page 131: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

a. Kemendikbud

• Membuat kebijakan literasi. • Menjabarkan desain induk pelaksanaan GLS.• Menyusun panduan pelaksanaan, petunjuk teknis, dan semua dokumen

pendukung pelaksanaan GLS.

• Melaksanakan sosialisasi GLS kepada dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan masyarakat.

• Merancang dan melaksanakan pelatihan literasi untuk warga sekolah dan masyarakat.

• Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.

• Membuat rencana tindak lanjut GLS berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

b. LPMP

• Melaksanakan pemetaan awal data kebutuhan literasi sekolah GLS.• Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

untuk pelaksanaan GLS.

• Merencanakan dan melaksanakan pendampingan dan pelatihan kepada warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam

memberikan pelayanan pendidikan terutama pelaksanaan pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

• Melaksanakan supervisi pelaksanaan GLS. • Melaksanakan pemetaan akhir data kebutuhan literasi sekolah dan GLS.• Melaporkan hasil pemetaan akhir ke Ditjen Dikdasmen Kemendikbud.• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan GLS di satuan

pendidikan tingkat provinsi dan lingkungan dinas pendidikan kabupaten/

kota.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

c. Dinas Pendidikan Provinsi

• Melakukan kompilasi analisis kebutuhan dan mengkaji isu-isu strategis yang terkait dengan kemampuan literasi guru dan peserta didik di wilayah

masing-masing.

• Membuat kebijakan daerah untuk mendukung pelaksanaan GLS.• Melakukan sosialisasi konsep, program, dan kegiatan GLS di satuan

pendidikan di kabupaten/kota masing-masing.

Page 132: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

• Merencanakan dan melaksanakan pendampingan dan pelatihan kepada warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam

memberikan pelayanan pendidikan terutama pelaksanaan pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

• Memantau serta memastikan ketersediaan buku referensi dan buku pengayaan, dan sarana yang mendukung program GLS.

• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan GLS di tingkat provinsi dan satuan pendidikan menengah.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

d. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

• Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendukung pelaksanaan GLS di tingkat satuan pendidikan menengah.

e. Satuan Pendidikan

• Mengidentiikasi kebutuhan sekolah dengan mengacu pada kondisi pemenuhan standar nasional pendidikan.

• Melaksanakan tahapan kegiatan GLS yang meliputi pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.

• Melaksanakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu

meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

• Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan maksimal untuk memfasilitasi pembelajaran.

• Mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.• Menginventarisasi semua prasarana yang dimiliki sekolah (salah satunya

buku).

• Menciptakan ruang-ruang baca yang nyaman bagi warga sekolah.• Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran bagi

seluruh warga sekolah.

• Mengawasi dan mewajibkan peserta didik membaca sejumlah buku sastra dan menyelesaikannya dalam kurun waktu tertentu.

• TLS mendukung dan terlibat aktif dalam kegiatan GLS. • Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang tua

dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap literasi

agar perlakuan yang diberikan kepada peserta didik di sekolah bisa

ditindaklanjuti di dalam keluarga dan di tengah masyarakat.

Page 133: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

• Merencanakan dan atau bekerja sama dengan pihak lain yang melaksanakan berbagai kegiatan GLS.

• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan GLS yang dilaksanakan.

• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.

f. Masyarakat

• Ikut terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan GLS untuk meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah.

• Menyelenggarakan gerakan publik, antara lain gerakan membacakan buku untuk anak, gerakan mengumpulkan buku anak dan menyalurkannya ke

taman-taman bacaan, dan gerakan untuk menghidupkan taman-taman

bacaan di ruang publik yang ramah anak.

C. Tahapan Pelaksanaan GLS

Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas

sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan

warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik,

dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS dilaksana-

kan dengan peta seperti yang digambarkan pada Bagan 3.4 berikut.

Page 134: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

27Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Bagan 3.4 Tahapan Pelaksanaan GLS

TAHAPAN PELAKSANAAN GLS

1. Penumbuhan minat bacamelalui kegiatan 15 menit membaca(Permendikbud No. 23 Tahun 2015).

2. Meningkatkan kemampuan literasimelalui kegiatan menanggapi

buku pengayaan.

3. Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran: menggunakanbuku pengayaan dan strategimembaca di semua mata pelajaran.

PEMBIASAAN

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN

1

2

3

Page 135: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

28Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang

menyenangkan di ekosistem sekolah

Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan

terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat

baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi

peserta didik.

2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk

meningkatkan kemampuan literasi

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan

memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui

kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).

3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan

kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman

pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara

kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan

buku pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada

tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan

membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013

yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang

dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus,

atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran

tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18

buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap

pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

Pada Tabel 3.1 berikut dipaparkan tahap dan kegiatan literasi sekolah.

Page 136: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

29Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Tabel 3.1 Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBIASAAN(belum ada tagihan)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent reading).

2. Membangun lingkungan isik sekolah yang kaya literasi, antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)

PENGEMBANGAN(ada tagihan sederhana untuk penilaian non-akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan isik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading), menonton ilm pendek, dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), iksi dan noniksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku.

Page 137: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

30Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN(ada tagihan akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).

4. Menggunakan lingkungan isik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.

Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan

ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau

informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif

mencari referensi pembelajaran yang relevan.

D. Strategi

1. Strategi Umum

Peningkatan kapasitas di semua lini, mulai dari tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan, dapat dilakukan melalui pelaksanaan

GLS di lingkungan satuan pendidikan dasar dan menengah mulai dari SD, SMP,

SMA, SMK, dan SLB (SDLB, SMPLB, SMALB) dengan strategi, antara lain:

a. menggulirkan dan menggelorakan gerakan literasi di sekolah;

b. menyiapkan kebijakan pimpinan dari pusat sampai daerah dengan program

GLS yang jelas, terukur, dan dapat dilaksanakan hingga ke tingkat satuan

pendidikan;

c. meningkatkan kapasitas sekolah untuk mengembangkan kemampuan

literasi warga sekolah, melalui:

1) sarana prasarana/lingkungan sekolah, perpustakaan, dan buku

Page 138: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

31Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

2) sumber daya manusia (pengawas, kepala sekolah, guru, pustakawan,

komite sekolah)

d. menyemai gerakan literasi akar rumput;

e. meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya GLS;

f. memberikan apresiasi atas capaian literasi berupa pemberian penghar-

gaan literasi (Adiliterasi); dan

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk peningkatan berkelanjutan

bagi GLS.

2. Strategi Pelaksanaan

Strategi pelaksanaan dapat dipaparkan pada Bagan 3.5 berikut.

Bagan 3.5 Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Kapasitas Warga Sekolah

Perencanaan dan Penganggaranyang Baik Berdasarkan

Analisis Kebutuhan

Idealnya Mencapai StandarNasional Pendidikan,Minimal Memenuhi Pelayanan Standar

Minimal

Pelatihan dan Pendampingan

1. Pelaksanaan Pembelajaran2. Pembiasaan3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pelatihan Kepsek

Pelatihan Guru

Sosialisasi Komite Sekolah

Pustakawan

Pelatihan TenagaKependidikan

Sosialisasi

Pel

aks

anaan G

LS

Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi,Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Kapasitas PemangkuKepentingan

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Tanggung JawabPemda dan Sekolah

Page 139: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

32Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Di tingkat sekolah, kesuksesan GLS ditentukan oleh adanya dukungan

pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi, meningkatnya peran dan

kapasitas warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pustakawan,

dan Komite Sekolah). Peningkatan kapasitas ini dapat dilakukan melalui pelatihan

dan pendampingan. Selain itu, keberlangsungan program GLS juga ditentukan

oleh ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kegiatan GLS.

E. Peningkatan Kapasitas

Peningkatan kapasitas di semua lini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan:

1. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dengan tujuan agar program dan kebijakan GLS

tersampaikan ke publik secara masif dan efektif. Semua lapisan masyarakat

dapat dengan mudah mengakses informasi penting seputar kegiatan literasi.

Masyarakat perlu dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Oleh karena itu,

kegiatan sosialisasi sebaiknya dikemas semenarik mungkin untuk memikat minat

masyarakat.

2. Lokakarya

Lokakarya diperlukan untuk menyamakan persepsi dan menentukan langkah

bersama dalam gerakan literasi. Forum ini mengundang sejumlah pihak terkait

dan berkompeten untuk membahas berbagai persoalan dari sudut pandang ilmiah

mengenai problematika literasi dan cara terbaik penanganannya. Lokakarya dapat

menghasilkan rekomendasi dan kesepakatan di bidang literasi yang mengikat

semua pihak untuk menjalankannya secara konsisten.

3. Pendampingan

Pendampingan adalah upaya untuk memastikan keberlangsungan program

literasi sekolah terus-menerus dilaksanakan. Pendampingan dilakukan melalui dua

cara, yaitu pendampingan teknis dan pendampingan operasional.

a) Pendampingan teknis berupa penguatan kapasitas guru dan tenaga

kependidikan melalui pelatihan-pelatihan dan semiloka, serta peningkatan

minat baca dan kemampuan literasi guru.

Page 140: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

33Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

b) Pendampingan operasional diberikan dalam bentuk saran-saran kegiatan,

perbaikan program, pemecahan masalah, dan/atau petunjuk langsung

yang diberikan sebagai bagian dari kegiatan harian GLS. Pendampingan

operasional biasanya berupa kunjungan ke sekolah untuk melihat langsung

pelaksanaan GLS dan berdiskusi dengan kepala sekolah, pendidik, dan

tenaga kependidikan termasuk pustakawan.

Idealnya, pendampingan teknis dan pendampingan operasional diberikan

oleh orang yang sama. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar materi-materi

yang diberikan dalam kegiatan pendampingan teknis dapat diimplementasikan

dalam kegiatan harian sekolah. Akan tetapi, seandainya hal ini tidak mungkin

dilakukan, pendampingan operasional dapat diberikan oleh pengawas, anggota

tim LPMP, atau anggota Satgas GLS.

4. Penyediaan Sarana dan Prasarana serta Pendanaan

Agar berjalan efektif dan komprehensif, gerakan literasi membutuhkan

dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Dukungan ini dapat berupa

dokumen, infrastruktur, program, dan produk pendukung lainnya. Alokasi anggaran

yang memadai sangat penting untuk mendukung GLS.

Penyediaan sarana dan prasarana dapat berasal dari pemerintah pusat,

provinsi, kabupaten/kota, CSR, dan pemangku kepentingan lainnya. Adapun dana

pelaksanaan GLS dapat disediakan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS).

F. Target Pencapaian

Program literasi sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem sekolah

yang literat, yang akhirnya, menumbuhkan budi pekerti peserta didik. Ekosistem

sekolah yang literat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat

warganya dalam belajar;

b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;

c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;

d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkon-

tribusi kepada lingkungan sosialnya; dan

e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal

sekolah.

Page 141: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

34Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Ekosistem sekolah yang diharapkan di setiap jenjang dipaparkan pada Tabel

3.2 berikut.

Tabel 3.2 Ekosistem Sekolah yang Diharapkan pada Setiap Jenjang Pendidikan

SD Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar-dasar sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan.

SMP Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.

SMA Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.

SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja.

SLB Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil, dan mandiri.

Kemampuan literasi ditumbuhkan secara berkesinambungan pada satuan

pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK, dan SLB. Perkembangan teknologi dan media

menuntut kemampuan literasi peserta didik yang terintegrasi, dengan fokus kepada

aspek kreativitas, kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan satu

hal yang penting adalah kemampuan untuk menggunakan media secara aman

(media safety) seperti yang dipaparkan pada Tabel 3.3 berikut.

Page 142: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

35Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Tabel 3.3 Peta Kompetensi Literasi Sekolah (Warsnop, 2000)

Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis Keamanan Media (Media Safety)

SD/SDLB kelas

rendah

Mengartikulasikan empati terhadap tokoh cerita

Memisahkan fakta dan iksi

Mampu menggunakan teknologi dengan bantuan/pendampingan orang dewasa

SD/SDLB kelas tinggi

Mempresentasikan cerita dengan efektif

Mengetahui jenis tulisan dalam media dan tujuannya

Mengetahui batasan unsur dan aturan kegiatan sesuai konten

SMP/ SMPLB

Bekerja dalam tim, mendiskusikan informasi dalam media

Menganalisis dan mengelola informasi dan memahami relevansinya

Memahami etika dalam menggunakan teknologi dan media sosial

SMA/ SMK/ SMALB

Mempresentasikan analisis dan mendiskusikannya

Menganalisis stereotip/ideologi dalam media

Memahami landasan etika dan hukum/aturan teknologi

Kompetensi berjenjang di atas dicapai melalui kegiatan yang relevan di

satuan pendidikan SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMK/SMLB. Fokus kegiatan di

tiap-tiap jenjang perlu melibatkan aspek-aspek menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis yang didukung oleh jenis bacaan dan sarana/prasarana yang sesuai

dengan kegiatan di setiap jenjang.

Keterampilan reseptif (menyimak dan membaca) disajikan pada Tabel 3.4

berikut ini. Adapun keterampilan produktif (berbicara dan menulis) tidak disajikan

karena bergantung pada target tiap sekolah.

Page 143: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

36Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Tabel 3.4 Keterampilan Reseptif, Kegiatan, Jenis Bacaaan, dan Sarana Prasarana Pendukungnya

Jenjang Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan

Sarana & Prasarana

SD kelas rendah

Menyimak cerita untuk menumbuh-kan empati

Mengenali dan membuat inferensi, prediksi, terhadap gambar

Membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati

Buku cerita bergambar, buku tanpa teks, buku dengan teks sederhana, baik iksi maupun noniksi

Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca

SD kelas tinggi

Menyimak (lebih lama) untuk memahami isi bacaan

Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi (mengenali jenis teks, membuat inferensi, koneksi dengan pengalaman/ teks lain, dll)

Memba-cakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati

Buku cerita bergambar, buku bergambar kaya teks, buku novel pemula, baik dalam bentuk cetak/digital/visual

Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca

SMP Menyimak untuk memahami makna implisit dari cerita/pen-dapat penulis

Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi (mengenali jenis teks, membuat inferensi, koneksi dengan pengalaman/teks lain, dll.

Membacakan buku dengan nyaring, membaca senyap

Semua jenis teks cetak/visual/digital yang sesuai dengan peruntukan usia SMP

Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca

Page 144: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

37Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Jenjang Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan

Sarana & Prasarana

SMA/SMK Menyimak cerita dan melakukan analisis kritis terhadap tujuan/ pendapat penulis

Mengembang- kan pemahaman terhadap bacaan menurut tujuan penulisan, konteks, dan ideologi dalam penulisannya

Memba-cakan buku dengan nyaring, membaca senyap

Semua jenis teks cetak/ visual/digital yang sesuai dengan peruntukan usia SMA/SMK

Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca

Page 145: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

38Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Page 146: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

39Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang

oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan perannya dalam strategi

pelaksanaan literasi pada tiap jenjang pendidikan. Selain itu, monitoring dan

evaluasi juga dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Pasal 2 dan Pasal 3).

Masing-masing pemangku kepentingan melaksanakan monitoring dan

evaluasi dengan jangkauan yang berbeda sebagai berikut:

A. Kementerian Pendidikan danKebudayaan

Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program di tingkat

provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Dalam struktur Kemendikbud,

unit yang melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait GLS adalah Direktorat

Teknis dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

Hal yang dimonitor dan dievaluasi meliputi:

1. keefektifan sosialisasi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, satuan pendidikan

dan masyarakat;

2. pemahaman dan dukungan pemangku kepentingan tingkat provinsi,

kabupaten/kota, satuan pendidikan dan masyarakat terhadap konsep GLS;

3. keefektifan kegiatan pelatihan guru terutama dampak pelatihan terhadap

kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan dijadikan masukan untuk

memperbaiki pelaksanaan program di tahap berikutnya, terutama terkait dengan

desain induk pelaksanaan GLS pada tiap jenjang pendidikan, rencana, model, dan

Page 147: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

40Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

pelaksanaan sosialisasi pada semua pemangku kepentingan dan pelatihan guru.

B. Dinas Pendidikan Provinsi

Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan

kegiatan literasi di tingkat provinsi dan di lingkungan dinas pendidikan kabupaten/

kota.

Hal yang dimonitor dan dievaluasi, meliputi:

1. apabila ada kebijakan daerah terkait GLS, maka perlu dilakukan monitoring

dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan tersebut (terhadap program

dan kegiatan yang dijabarkan merujuk kebijakan tersebut);

2. dampak pelaksanaan sosialiasi kepada pemangku kepentingan tingkat

provinsi dan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota di wilayahnya

masing-masing; dan

3. dampak pelaksanaan kegiatan-kegiatan terkait GLS di tingkat provinsi

terhadap kemampuan literasi warga sekolah.

Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan dijadikan masukan untuk

memperbaiki pelaksanaan program di tahap berikutnya, terutama terkait dengan

pelaksanaan program dan kegiatan untuk mengimplementasikan kebijakan pusat

dan kebijakan daerah, pelaksanaan sosialisasi pemangku kepentingan tingkat

provinsi dan dinas pendidikan kabupaten/kota.

C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan

kegiatan GLS di tingkat kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan masyarakat.

Hal yang dimonitor dan dievaluasi meliputi:

1. apabila ada kebijakan daerah terkait GLS, maka perlu dilakukan monitoring

dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan tersebut (terhadap program

dan kegiatan yang dijabarkan merujuk kebijakan tersebut);

2. dampak pelaksanaan sosialisasi terhadap pemahaman dan dukungan

pemangku kepentingan tingkat kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan

Page 148: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

41Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

masyarakat;

3. efektivitas kegiatan pendampingan pelatihan guru terutama dampak

pelatihan terhadap kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

literasi peserta didik; dan

4. dilaksanakannya kegiatan 15 menit membaca setiap hari (dapat disesuaikan

dengan kondisi sekolah); terbentuknya TLS; dan dilaksanakannya kegiatan

untuk meningkatkan kesadaran orang tua peserta didik terhadap GLS.

Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan dijadikan masukan untuk

memperbaiki pelaksanaan program di tahap berikutnya, terutama terkait dengan

pelaksanaan program dan kegiatan untuk mengimplementasikan kebijakan pusat

dan kebijakan daerah, pelaksanaan sosialisasi pemangku kepentingan tingkat

kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan masyarakat.

D. Satuan Pendidikan

Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan

kegiatan literasi di sekolah masing-masing.

Hal yang dimonitoring dan dievaluasi meliputi:

1. pemenuhan indikator SPM Dikdas dan efektivitas upaya pemenuhan-

nya terutama ketersediaan 10 judul buku referensi dan 100 judul buku

pengayaan dan prasarana lain, serta pengelolaan dan pemanfaatannya;

2. keefektifan pelaksanaan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu

meningkatkan kemampuan literasi peserta didik;

3. keefektifan dan dampak pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah dengan

maksimal untuk memfasilitasi pembelajaran;

4. keefektifan dan dampak pengelolaan perpustakaan sekolah dengan baik

terhadap pembelajaran dan kemampuan literasi warga sekolah;

5. keefektifan dan dampak pelaksanaan inventarisasi semua prasarana yang

dimiliki sekolah (salah satunya buku) terhadap pelayanan sekolah;

6. keefektifan dan dampak adanya ruang-ruang baca terhadap kemampuan

literasi warga sekolah dan budaya sekolah;

7. keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan 15 menit membaca sebelum

Page 149: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

42Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

pembelajaran terhadap minat dan budaya baca warga sekolah;

8. keefektifan dan dampak pembentukan TLS dalam pelaksanaan berbagai

kegiatan GLS yang dilaksanakan sekolah;

9. keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan yang melibatkan orang tua

dan masyarakat dengan melihat tindakan yang diberikan kepada peserta

didik oleh orang tua dan masyarakat untuk menindaklanjuti perlakuan yang

diterima peserta didik di sekolah; dan

10. keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan pihak

lain terhadap kemampuan literasi warga sekolah.

Page 150: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

43Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

BAB VPENUTUP

Desain Induk GLS ini diharapkan dapat memberikan fondasi dan arahan

konseptual untuk memahami bagaimana sebaiknya GLS dilaksanakan, mulai dari

tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.

Desain induk ini diharapkan berkembang secara kreatif dan inovatif dari

tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hingga masyarakat pegiat literasi.

Untuk mendukung desain induk ini dilengkapi dengan panduan praktis dalam

bentuk media: cetak, elektronik, dan digital (infograis, poster, dan videograis) untuk memandu guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, warga sekolah dan

pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan kegiatan GLS.

Akhir kata, terbitnya Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah Pendidikan Dasar

dan Menengah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada

semua pihak untuk berperan aktif dalam menyukseskan GLS.

Pertanyaan terkait pelaksanaan GLS dapat dikirimkan melalui e-mail:

[email protected]

Untuk keperluan diskusi melalui e-mail, dipersilakan bergabung dengan milis

GLS-Kemendikbud:

http://groups.yahoo.com/group/GLS-Kemendikbud

Page 151: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

44Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

GLOSARIUM

Graphic Organizer: Peta konsep pemahaman dari bacaan yang disajikan dalam

bentuk diagram atau bagan.

Membaca bersama (shared reading): Pendidik membaca buku nyaring bersama-

sama dengan peserta didik dan meneruskannya dengan diskusi untuk

meningkatkan pemahaman mereka terhadap bacaan.

Membaca dalam hati (sustained silent reading): Membaca buku secara mandiri

tanpa bersuara.

Membacakan nyaring (read aloud): Pendidik membacakan buku kepada anak

dengan volume suara yang dapat didengar oleh peserta didik.

Membaca terpandu (guided reading): Pendidik membimbing peserta didik

membaca, baik secara individual ataupun dalam kelompok kecil, untuk

meningkatkan pemahaman mereka terhadap bacaan.

Peta cerita: Peta pemahaman terhadap struktur dan elemen-elemen cerita yang

disajikan dalam bentuk diagram atau bagan.

Page 152: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

45Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

REFERENSI

Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. (2009). A Principal’s Guide to Literacy

Instruction. New York: Guilford Press.

Clay, M. M. (2001). Change Over Time in Children’s Literacy Development.

Portsmouth: Heinemann.

Ferguson, B. Information Literacy. A Primer for Teachers, Librarians, and other

Informed People. www.bibliotech.us/ pdfs/InfoLit.pdf

Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.23 Tahun 2013 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar.

Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P., & Drucker, K. T. (2012). PIRLS 2011

International Results in Reading.

http://doi.org/10.1097/01.tp.0000399132.51747.71

OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus. Programme for International Student

Assessment, 1–44.

http://doi.org/10.1787/9789264208070-en

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 43

Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi

Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara

dan Bahasa Daerah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/

MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Page 153: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

46Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 2015-2019.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Senge, Peter M. 1990. The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning

Organization. New York: Currency Doubleday.

Warsnop, C. M. (2000). Media Literacy through Critical Thinking. Washington

State Center for Excellence in Media Literacy.

Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31, Ayat 3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Unesco. 2003. The Prague Declaration. “Towards an Information Literate

Society.”

Unesco. 2005. Beacons of The Information Society. “The Alexandria Proclamation

On Information Literacy and Lifelong Learning”.

Unesco. 2006. Literacy for Life. Education for All Global Monitoring Report.

Page 154: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

47Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2015

TENTANG

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi tempat yang

nyaman dan inspiratif bagi siswa, guru, dan/atau

tenaga kependidikan;

b. bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah

adalah cerminan dari nilai-nilai Pancasila dan seharusnya

menjadi bagian proses belajar dan budaya

setiap sekolah;

c. bahwa pendidikan karakter seharusnya menjadi gerakan

bersama yang melibatkan pemerintah, pemerintah

daerah, masyarakat, dan/atau orang tua;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang

Penumbuhan Budi Pekerti;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Siste

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003

Page 155: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

48Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157);

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 mengenai Pem-

bentukan Kabinet Indonesia Kerja Periode 2014-2019;

Pasal 2

PBP bertujuan untuk:

1. menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa,

guru, dan tenaga kependidikan;

2. menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karak-

ter sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat;

3. menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, peme-

rintah daerah,masyarakat, dan keluarga; dan/atau

4. menumbuh kembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pasal 3

Pelaksana PBP adalah sebagai berikut:

a. siswa;

b. guru;

c. tenaga kependidikan;

d. orang tua/wali;

e. komite sekolah;

f. alumni; dan/atau

g. pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Page 156: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

49Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Pasal 4

(1) PBP dilaksanakan sejak hari pertama masuk sekolah untuk jenjang sekolah

dasar atau sejak hari pertama masuk sekolah pada MOPDB untuk jenjang

sekolah menengah pertama, sekolahmenengah atas, sekolah menengah

kejuruan, dan sekolah pada jalur pendidikan khusus.

(2) PBP dilaksanakan melalui kegiatan pada MOPDB, pembiasaan, interaksi dan

komunikasi, serta kegiatan saat kelulusan sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) PBP dilaksanakan:

a. dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan,

dan/atau tahunan;

b. melalui interaksi dan komunikasi antara sekolah, keluarga, dan/atau masya-

rakat.

(4) Pelaksanaan PBP yang melibatkan pihak terkait di luar sekolah disesuaikan

dengan kondisi sekolah dan mengikuti Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Pemantauan dan evaluasi kegiatan MOPDB dilaksanakan pada awal tahun

pelajaran baru olehpemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya.

(2) Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembiasaan serta interaksi dan komunikasi

di sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh

pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pemantauan dan evaluasi kegiatan saat kelulusan dilaksanakan pada akhir

tahun pelajaran oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya.

Pasal 6

Pembiayaan atas penyiapan PBP bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau

c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Page 157: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

50Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Pasal 7

Penumbuhan Budi Pakerti pada satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat agar menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 21Tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan Karakter di

Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Page 158: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

51Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Juli 2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 Juli 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA;

TTD

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1072

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD

Ani Nurdiani Azizah

NIP. 195812011986032001

Page 159: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

52Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

SALINAN

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIKI NDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2015

TENTANG

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI

A. Pengantar

Pembudayaan Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP adalah kegiatan

pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai berjenjang dari mulai

sekolah dasar; untuk jenjang SMP,SMA/SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan

khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai dengan

kelulusan.

Dasar pelaksanaan PBP didasarkan pada pertimbangan bahwa masih

terabaikannya implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari

Pancasila yang masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual,

belum sampai mewujud menjadi nilai aktual dengan card yang menyenangkan di

lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Pelaksanaan PBP didasarkan pada nilai-nilai dasar kebangsaan dan

kemanusiaan yang meliputi pembiasaan untuk menumbuhkan:

a. internalisasi sikap moral dan spiritual, yaitu mampu menghayati hubungan

spiritual dengan Sang Pencipta yang diwujudkan dengan sikap moral untuk

menghormati sesama mahluk hidup dan alam sekitar;

b. keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk merekat-

kan persatuan bangsa, yaitu mampu terbuka terhadap perbedaan bahasa,

suku bangsa, agama, dan golongan, dipersatukan oleh keterhubungan untuk

mewujudkan tindakan bersama sebagai satu bangsa, satu tanah air dan

berbahasa bersama bahasa Indonesia;

c. interaksi sosial positif antara peserta didik dengan igur orang dewasa di lingkungan sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru,

kepala sekolah, tenaga kependidikan,warga masyarakat di lingkungan sekolah,

dan orang tua;

d. interaksi sosial positif antar peserta didik, yaitu kepedulian terhadap kondisi isik

Page 160: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

53Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

dan psikologis antar teman sebaya, adik kelas, dan kakak kelas;

e. memelihara lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk menjaga

keamanan,ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah;

f. penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan,

yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat

yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan

di dalam mengembangkan dirinya sendiri;

g. penguatan peran orang tua dan unsur masyarakat yang terkait, yaitu melibatkan

peran aktif orang tua dan unsur masyarakat untuk ikut bertanggung jawab

mengawal kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah.

B. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kegiatan PBP untuk semua jenjang pendidikan

disesuaikan dengan tahapan usia perkembangan peserta didik yang berjenjang

dari mulai sekolah dasar; untuk jenjang SMP,SMA/SMK, dan sekolah pada jalur

pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai

dengan kelulusan.

1) Sekolah Dasar

Metode pelaksanaan kegiatan PBP untuk jenjang pendidikan sekolah dasar

masih merupakan masa transisi dari masa bermain di pendidikan anak usia

dini (taman kanak-kanak akhir) memasuki situasi sekolah formal. Metode

pelaksanaan dilakukan dengan mengamati dan meniru perilaku positif guru dan

kepala sekolah sebagai contoh langsung di dalam membiasakan keteraturan

dan pengulangan. Guru berperan juga sebagai pendamping untuk mendorong

peserta didik belajar mandiri sekaligus memimpin teman dalam aktivitas

kelompok, yaitu: bermain, bernyanyi, menari, mendongeng, melakukan

simulasi, bermain peran di dalam kelompok.

2) Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Khusus

Metode pelaksanaan kegiatan PBP untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah

pada jalur pendidikan khusus dilakukan dengan kemandirian peserta didik

membiasakan keteraturan dan pengulangan, yang dimulai sejak dari masa

orientasi peserta didik baru, proses kegiatan ekstra kurikuler, intra kurikuler,

sampai dengan lulus.

Page 161: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

54Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

C. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan PBP untuk semua jenjang pendidikan didasarkan pada tujuh

nilai-nilai dasar kemanusiaan yang tercantum pada poin A, yaitu jenis kegiatan

yang mengandung nilai-nilai internalisasi sikap moral dan spiritual; keteguhan

menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk merekatkan persatuan

bangsa; memelihara lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk

menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah;

interaksi sosial positif antar peserta didik; interaksi social positif antara peserta

didik dengan igur orang dewasa; penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan; dan penguatan peran orang tua dan unsur masyarakat

yang terkait.

D. Cara Pelaksanaan

Seluruh pelaksanaan kegiatan PBP bersifat konstekstual, yaitu disesuaikan

dengan nilai-nilai muatan lokal daerah pada peserta didik sebagai upaya untuk

memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Seluruh pelaksanaan kegiatan PBP yang

melibatkan peserta didik dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian

sebagai bagian dari penumbuhan karakter kepemimpinan.

E. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan PBP dapat dilakukan berdasarkan aktivitas

harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan, dan akhir tahun; dan penentuan

waktunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan konteks lokal di daerah masing-

masing.

Page 162: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

55Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

F. Kegiatan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di Sekolah melalui pembiasaan-pembiasaan:

I. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual

Mewujudkan nilai-nilai moral dalam perilaku sehari-hari. Nilai moral diajarkan

pada siswa, lalu guru dan siswa mempraktekkannya secara rutin hingga menjadi

kebiasaan dan akhirnya bisa membudaya.

Kegiatan wajib:

Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-

masing, sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta

didik secara bergantian dibawah bimbingan guru.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

Membiasakan untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan

kepercayaannya baik dilakukan di sekolah maupun bersama masyarakat;

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang

sederhanadan hikmat.

II. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan

Kebhinnekaan

Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menerima keberagaman sebagai

anugerah untuk bangsa Indonesia. Anugerah yang harus dirasakan dan disyukuri

sehingga manfaatnya bisa terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan wajib:

1. Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan mengenakan seragam

atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan sekolah.

2. Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan MOPDB untuk jenjang SMP,

Page 163: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

56Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

SMA/SMK,dan sekolah pada jalur pendidikan khusus yang setara SMP/SMA/

SMK dengan peserta didik bertugas sebagai komandan dan petugas upacara

serta kepala sekolah/wakil bertindak sebagai inspektur upacara.

3. Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta didik

menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib

nasional atau satu lagu terkini yang menggambarkan semangat patriotisme

dan cinta tanah air.

4. Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta didik

menyanyikan.

5. Satu lagu daerah (lagu-lagu daerah seluruh Nusantara).

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai

mediadan kegiatan.

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau

mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui berbagai

media dan kegiatan.

III. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan

Guru dan Orang tua

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, peserta didik dan

orang tua. Interaksi positif antara tiga pihak tersebut dibutuhkan untuk membangun

persepsi positif, saling pengertian dan saling dukung demi terwujudnya pendidikan

yang efektif.

Kegiatan wajib:

Sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa pada setiap tahun

ajaran baru untuk mensosialisasikan: (a) visi; (b) aturan; (c) materi; dan (d)

rencana capaian belajar siswa agar orang tua turut mendukung keempat poin

tersebut.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

Page 164: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

57Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

• Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah.• Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan

peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

• Membiasakan peserta didik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan orang tua/wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/

adat yang dibangun masing-masing keluarga.

• Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru se-belum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara

bergantian.

IV. Mengembangkan Interaksi Positif Antar Peserta Didik

Peserta didik hadir di sekolah bukan hanya belajar akademik semata, tapi

juga belajar bersosialisasi. Interaksi positif antar peserta didik akan mewujudkan

pembelajaran dari rekan(peer learning) sekaligus membantu siswa untuk belajar

bersosialisasi.

Kegiatan wajib:

Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar

kelompok yang diketahui oleh guru dan/atau orang tua.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga

sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya.

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

Membiasakan siswa saling membantu bila ada siswa yang sedang mengalami

musibah atau kesusahan.

Page 165: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

58Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

V. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah akan mempengaruhi warga sekolah baik dari aspek

isik, emosi, maupun kesehatannya. Karena itu penting bagi warga sekolah untuk menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban, kebersihan dan kesehatan

lingkungan sekolah serta diri.

Kegiatan wajib:

Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk

kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

• Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon, dsb) secara eisien melalui berbagai kampanye kreatif dari dan oleh siswa.

• Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan.• Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangku

nya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab individu maupun kebersih-

an kelas dan lingkungan sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama.

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

• Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan pada saat bergantian memakai fasilitas sekolah.

• Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu.

• Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar kelas.• Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan

setempat.

VI. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh

Setiap siswa mempunyai potensi yang beragam. Sekolah hendaknya

memfasilitasi secara optimal agar siswa bisa menemukenali dan mengembangkan

potensinya.

Page 166: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

59Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Kegiatan wajib:

1. Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain

buku mata pelajaran (setiap hari).

2. Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa) memanfaatkan wak-

tu sebelum memulai hari pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan

olah isik seperti senam kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

• Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya).

• Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan perta-nyaan kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan

mengajukan pertanyaan;

• Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk

memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok;

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi

dirinya.

VII. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Karena itu, sekolah hendaknya

melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses belajar. Keterlibatan ini

diharapkan akan berbuah dukungan dalam berbagai bentuk dari orang tua dan

masyarakat.

Kegiatan wajib:

Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan

mengundang orang tua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa.

Contoh-contoh pembiasaan baik yang dapat dilakukan dan/atau didukung

oleh sekolah:

Page 167: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

60Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

1. Contoh-contoh pembiasaan umum:

Orang tua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap

malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah.

2. Contoh-contoh pembiasaan periodik:

• Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan ke-relawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada

di lingkungan sekitar sekolah.

• Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswadi dalam sekolah.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Salinan sesuai dengan aslinya.

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Ani Nurdiani Azizah

NIP.195812011986032001

Page 168: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

61Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

LAMPIRAN 2

Hasil PISA (Programme International Student Assesment) 2012

http://www.theguardian.com/news/datablog/2013/dec/03/pisa-results-country-

best-reading-maths-science

PISA Result 2012

Ranking Country name Maths, mean score PISA

2012

Reading, mean score PISA 2012

Science, mean score

in PISA 2012

0 OECD average 494 496 501

1 Shanghai-China 613 570 580

2 Singapore 573 542 551

3 Hong Kong-China 561 545 555

4 Taiwan 560 523 523

5 S.Korea 554 536 538

6 Macau-China 538 509 521

7 Japan 536 538 547

8 Liechtenstein 535 516 525

9 Switzerland 531 509 515

10 Netherlands 523 511 522

11 Estonia 521 516 541

12 Finland 519 524 545

13 Canada 518 523 525

14 Poland 518 518 526

15 Belgium 515 509 505

16 Germany 514 508 524

17 Vietnam 511 508 528

18 Austria 506 490 506

19 Australia 504 512 521

20 Ireland 501 523 522

21 Slovenia 501 481 514

22 Denmark 500 496 498

23 New Zealand 500 512 516

24 Czech Republic 499 493 508

Page 169: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

62Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

PISA Result 2012

Ranking Country name Maths, mean score PISA

2012

Reading, mean score PISA 2012

Science, mean score

in PISA 2012

25 France 495 505 499

26 UK 494 499 514

27 Iceland 493 483 478

28 Latvia 491 489 502

29 Luxembourg 490 488 491

30 Norway 489 504 495

31 Portugal 487 488 489

32 Italy 485 490 494

33 Spain 484 488 496

34 Russian Federation 482 475 486

35 Slovak Republic 482 463 471

36 USA 481 498 497

37 Lithuania 479 477 496

38 Sweden 478 483 485

39 Hungary 477 488 494

40 Croatia 471 485 491

41 Israel 466 486 470

42 Greece 453 477 467

43 Serbia 449 446 445

44 Turkey 448 475 463

45 Romania 445 438 439

46 Cyprus 440 449 438

47 Bulgaria 439 436 446

48 UAE 434 442 448

49 Kazakhstan 432 393 425

50 Thailand 427 441 444

51 Chile 423 441 445

52 Malaysia 421 398 420

53 Mexico 413 424 415

54 Montenegro 410 422 410

55 Uruguay 409 411 416

56 Costa Rica 407 441 429

57 Albania 394 394 397

Page 170: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

63Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

PISA Result 2012

Ranking Country name Maths, mean score PISA

2012

Reading, mean score PISA 2012

Science, mean score

in PISA 2012

58 Brazil 391 410 405

59 Argentina 388 396 406

60 Tunisia 388 404 398

61 Jordan 386 399 409

62 Colombia 376 403 399

63 Qatar 376 388 384

64 Indonesia 375 396 382

65 Peru 368 384 373

Cetak italic adalah negara-negara Asia yang menduduki peringkat atas,

sementara Indonesia berada di peringkat bawah.

Page 171: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

64Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

LAMPIRAN 3

SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH KEMENDIKBUD

No Nama Institusi

1 Pangesti Wiedarti, M.Appl.Ling., Ph.D. (Ketua)

Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

2 Wien Muldian, S.S. (Wakil Ketua) Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud

3 Dr. Susanti Sufyadi(Sekretaris)

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Anggota

4 Dr. Dewi Utama Faizah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

5 Dwi Renya Roosaria, S.H. Reading Bugs-Komunitas Read Aloud Indonesia

6 Prof. Dr. Kisyani-Laksono Prodi Sastra Indonesia, Fakutas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

7 Pratiwi Retnaningdyah, Ph.D. Prodi Sastra Inggris, Fakultas Bhasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

8 Soie Dewayani, Ph.D. Yayasan Litara Bandung

9 Lanny Anggraini, S.Pd., M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

10 Waluyo, S.S, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

11 Dra. Mujiyem, M.M. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

12 Dra. Ninik Purwaning Setyorini, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

13 Sulastri, S.Pd., M.Si. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

14 Umi Syarifah Hidayati, S.Pd. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Page 172: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

65Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

No Nama Institusi

15 Drs. Sutrianto, M.Pd. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

16 Samsul Hadi, S.Si., M.A.Ed. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

17 Nilam Rahmawan, S.Psi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

18 Drs. Heri Fitriono, M.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

19 Ir. Nur Widyani, M.M. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

20 Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

21 Dra.Endang Sadbudhy Rahayu, M.B.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

22 Hendro Kusumo, S.T., M.B.A. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

23 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

24 R. Achmad Yusuf SA, S.E., M.Ed. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

25 Rika Rismayati, S.Sos. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

26 Dr. Yasep Setiakarnawijaya, M.Kes. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

27 Yudistira Wahyu Widiasana, M.Si. Sekretariat Ditjen Dikdasmen

28 Satriyo Wibowo, M.A. Sekretariat Ditjen Dikdasmen

29 Katman, M.A. Sekretariat Ditjen Dikdasmen

30 Billy Antoro, S.Pd. Sekretariat Ditjen Dikdasmen

Page 173: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

66Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

Page 174: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-1

BAB IV PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Tujuan

Setelah selesai mempelajari materi ini, peserta dapat a. menjelaskan dasar hukum pelaksanaan PTK oleh guru. b. mengidentifikasi karakteristik penelitian tindakan kelas c. membedakan penelitian tindakan kelas dengan penelitian kelas d. menjelaskan manfaat penelitian tindakan kelas. e. menjelaskan keterbatasan dan persyaratan penelitian tindakan kelas f. menjelaskan cara-cara mengidentifikasi masalah g. merinci langkah-langkah untuk merencanakan perbaikan h. menjelaskan langkah-langkah melaksanakan PTK i. mendeskripsikan teknik untuk merekam dan menganalisis data j. menjelaskan langkah-langkah merencanakan tindak lanjut k. membuat proposal penelitian tindakan kelas l. menjelaskan sistematika sebuah laporan PTK. m. membedakan karya ilmiah penelitian dan nonpenelitian. n. merumuskan bagian-bagian tertentu dari sebuah artikel.

2. Uraian Materi

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Salah satu ciri guru yang berhasil (efektif) adalah bersifat reflektif. Guru yang demikian selalu belajar dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari kinerjanya menjadi semakin baik (Arends, 2002). Di dalam melakukan refleksi, guru harus memiliki kemandirian dan kemampuan menafsirkan serta memanfaatkan hasil-hasil pengalaman membelajarkan, kemajuan belajar mengajar, dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara berkesinambungan.. Di sinilah letak arti penting penelitian tindakan kelas bagi guru. Kemajuan dan perkembangan IPTEKS yang demikian pesat harus diantisipasi melalui penyiapan guru-guru yang memiliki kemampuan meneliti, sekaligus mampu memperbaiki proses pembelajarannya.

Beberapa alasan lain yang mendukung pentingnya penelitian tindakan kelas sebagai langkah yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: (1) guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan; (2) guru terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitiannya, dan (3) melalui PTK guru menyelesaikan masalah, menemukan jawab atas masalahnya, dan dapat segera diterapkan untuk melakukan perbaikan.

1. Pengertian PTK

Page 175: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-2

Berdasarkan berbagai sumber seperti Mettetal (2003); Kardi (2000), dan Nur (2001) Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam model penelitian ini, si peneliti (guru) bertindak sebagai pengamat (observer) sekaligus sebagai partisipan.

Dengan demikian PTK tidaklah sekedar penyelesaian masalah, melainkan juga terdapat misi perubahan dan peningkatan. PTK bukanlah penelitian yang dilakukan terhadap seseorang, melainkan penelitian yang dilakukan oleh praktisi terhadap kinerjanya untuk melakukan peningkatan dan perubahan terhadap apa yang sudah mereka lakukan. PTK bukanlah semata-mata menerapkan metode ilmiah di dalam pembelajaran atau sekedar menguji hipotesis, melainkan lebih memusatkan perhatian pada perubahan baik pada peneliti (guru) maupun pada situasi di mana mereka bekerja.

Dengan mengikuti alur berpikir itu, PTK menjadi penting bagi guru karena membantu mereka dalam hal: memahami lebih baik tentang pembelajarannya, mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, sekaligus dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan belajar siswanya. Saat seorang guru melaksanakan PTK berarti guru telah menjalankan misinya sebagai guru professional, yaitu (1) membelajarkan, (2) melakukan pengembangan profesi berupa penulisan karya ilmiah dari hasil PTK, sekaligus (3) melakukan ikhtiar untuk peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran sebagai bagian tanggungjawabnya. 2. Prinsip-Prinsip PTK

Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut. a. PTK merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan di dalam situasi rutin. Oleh

karena itu peneliti PTK (guru) tidak perlu mengubah situasi rutin/alami yang terjadi. Jika PTK dilakukan di dalam situasi rutin hasil yang diperoleh dapat digunakan secara langsung oleh guru tersebut.

b. PTK dilakukan sebagai kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja peneliti (guru) yang bersangkutan. Guru melakukan PTK karena menyadari adanya kekurangan di dalam kinerja dan karena itu ingin melakukan perbaikan.

c. Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan tiga hal. Pertama, guru perlu menyadari bahwa dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Kedua, siklus tindakan dilakukan dengan selaras dengan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan kompetensi yang dicantumkan di dalam Standar Isi, yang sudah dioperasionalkan ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu pada penguasaan kompetensi yang ditargetkan

Page 176: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-3

pada tahap perencanaan. Jadi pedoman siklus PTK bukan ditentukan oleh ketercukupan data yang diperoleh peneliti, melainkan mengacu kepada seberapa jauh tindakan yang dilakukan itu sudah dapat memperbaiki kinerja yang menjadi alasan dilaksanakan PTK tadi.

d. PTK dapat dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang dilakukan dengan menganalisis kekuatan (S=Strength) dan kelemahan (W=Weaknesses) yang dimiliki, dan factor eksternal (dari luar) yaitu peluang atau kesempatan yang dapat diraih ( O=Opprtunity), maupun ancaman (T=Treath). Empat hal tersebut bisa dipandang dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan.

e. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. PTK sejauh mungkin menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru dan ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup berarti dan dapat dipercaya.

f. Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang dikemukakannya. Oleh karena itu, meskipun pada dasarnya memperbolehkan kelonggaran, namun penerapan asas-asas dasar tetap harus dipertahankan.

g. Masalah penelitian yang dipilih guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya. Pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa.

h. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten, memiliki kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-anak manusia, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasional, sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata-krama kehidupan berorganisasi.

i. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom-exceeding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan/atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

3. Karakteristik PTK

Karakteristik PTK dapat diidentifikasi, yaitu sebagai berikut. a. Self-reflective inquiry, PTK merupakan penelitian reflektif, karena dimulai dari refleksi diri yang dilakukan oleh guru. Untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri, misalnya dengan mengajukan pertanyaan berikut. (1) Apakah penjelasan saya terlampau cepat?

Page 177: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-4

(2) Apakah saya sudah memberi contoh yang memadai? (3) Apakah saya sudah memberi kesempatan bertanya kepada siswa? (4) Apakah saya sudah memberi latihan yang memadai? (5) Apakah hasil latihan siswa sudah saya beri balikan? (6) Apakah bahasa yang saya gunakan dapat dipahami siswa? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, guru akan dapat memperkirakan penyebab dari masalah yang dihadapi dan akan mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa. b. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran secara beretahap dan bersiklus. Pola siklusnya adalah: perencanaan-

pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi, yang dilanjutkan dengan perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi (yang sudah direvisi) dan seterusnya secara berulang. 4. Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Kelas

Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian kelas (classroom research). PTK termasuk salah satu jenis penelitian kelas karena penelitian tersebut dilakukan di dalam kelas. Penelitian kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, mencakup tidak hanya PTK, tetapi juga berbagai jenis penelitian yang dilakukan di dalam kelas, misalnya penelitian tentang bentuk interaksi siswa atau penelitian yang meneliti proporsi berbicara antara guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Jelas dalam penelitian kelas seperti ini, kelas dijadikan sebagai obyek penelitian. Penelitian dilakukan oleh orang luar, yang mengumpulkan data. Sementara itu PTK dilakukan oleh guru sendiri untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas yang menjadi tugasnya. Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan penelitian kelas ditunjukkan pada Tabel 1. Pada Tabel 2 ditunjukkan pula perbedaan PTK dengan penelitian formal atau penelitian pada umumnya yang biasa dilakukan oleh peneliti.

Tabel 1. Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas

No. Aspek Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Kelas

1 Peneliti Guru Orang luar

2 Rencana penelitian

Oleh guru (mungkin dibantu orang luar)

Oleh peneliti

3 Munculnya masalah

Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang luar/peneliti

4 Ciri utama Ada tindakan untuk perbaikan yang berulang

Belum tentu ada tindakan perbaikan

5 Peran guru Sebagai guru dan peneliti Sebagai guru (subyek penelitian)

6 Tempat penelitian Kelas Kelas

7 Proses Oleh guru sendiri atau Oleh peneliti

Page 178: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-5

pengumpulan data

bantuan orang lain

8 Hasil penelitian Langsung dimanfaatkan oleh guru, dan dampaknya dapat dirasakan oleh siswa

Menjadi milik peneliti, belum tentu dimanfaatkan oleh guru

Tabel 2. Perbedaan Karakteristik PTK dan Penelitian Formal

No.

Dimensi Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Formal

1 Motivasi Perbaikan Tindakan Kebenaran

2 Sumber masalah

Diagnosis status Induktif-deduktif

3 Tujuan Memperbaiki atau menyelesaikan masalah lokal

Mengembangkan, menguji teori, menghasilkan pengetahuan

4 Peneliti yang terlibat

Pelaku dari dalam (guru) memerlukan sedikit pelatihan untuk dapat melakukan

Orang luar yang berminat, memerlukan pelatihan yang intensif untuk dapat melakukan

5 Sampel Kasus khusus Sampel yang representatif

6 Metode Longgar tetapi berusaha obyektif-jujur-tidak memihak (impartiality)

Baku dengan obyektivitas dan ketidakberpihakan yang terintegrasi (build in objectivity and impartiality))

7 Penafsiran hasil Penelitian

Untuk memahami praktek melalui refleksi oleh praktisi

pendeskripsian, mengabstraksi, penyimpulan dan pembentukan teori oleh ilmuwan.

8 Hasil Akhir

Siswa belajar lebih baik (proses dan produk)

Pengetahuan, prosedur atau materi yang teruji

9. Generalisasi

Terbatas atau tidak dilakukan

Dilakukan secara luas pada populasi

Sumber : Fraenkel, 2011,p.595

5. Manfaat dan Keterbatasan PTK

Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, pembelajaran, maupun bagi sekolah. Manfaat PTK bagi guru antara lain sebagai berikut. a) PTK dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya; b) Guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya melalui PTK; c) PTK meningkatkan rasa percaya diri guru; d) PTK memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Page 179: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-6

Manfaat bagi pembelajaran/siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, di samping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan proses pendidikan di sekolah tersebut.

Keterbatasan PTK terutama terletak pada validitasnya yang tidak mungkin melakukan generalisasi karena sasarannya hanya kelas dari guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain, dukungan semua personalia sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada para guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara personalia sekolah, dan juga saling persaya antara guru dengan siswa. Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.

Latihan

Setelah mempelajari uraian dan contoh di atas, cobalah Anda kerjakan latihan berikut bersama teman-teman Anda! 1. Rumuskan pengertian penelitian tindakan kelas dengan kata-kata Anda

sendiri! 2. Coba identifikasi masalah yang sering Anda hadapi dalam mengelola

pembelajaran. Diskusikan dengan teman-teman Anda, bagaimana cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut, kemudian lakukan analisis apakah cara yang Anda temukan tersebut dapat disebut sebagai penelitian tindakan kelas? Berikan argumentasi, mengapa kelompok Anda berpendapat seperti itu?

3. Melakukan refleksi berarti memantulkan kembali pengalaman yang sudah Anda jalani, sehingga Anda dapat melihat kembali apa yang sudah terjadi. Menurut Anda, apa gunanya seorang guru melakukan refleksi?

4. Di antara karakteristik PTK yang telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini, yang mana menurut Anda yang paling penting, yang benar-benar membedakannya dengan penelitian formal? Berikan alasan atas Jawaban Anda.

Page 180: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-7

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PTK

1. Perencanaan dan pelaksanaan PTK PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Gambar 1). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum berhasil menyelesaikan masalah yang menjadi kerisauan guru.

Gambar 1. Tahap-tahap dalam Pelaksanaan PTK

Setelah menetapkan focus penelitian, selanjutnya dilakukan perencanaan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan untuk perbaikan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan adalah merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitas dan keberhasilannya perlu dilakukan pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini akan dapat ditentukan hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung. Langkah berikutnya adalah refleksi, yang dilakukan setelah tindakan berakhir. Pada tahap refleksi, peneliti: (1) merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa, (2) merenungkan alasan melakukan suatu tindakan dikaitkan dengan dampaknya,dan (3) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan.

2. Mengidentifikasi Masalah Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau

disadari oleh guru. Guru merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam kelasnya, yang jika tidak segera diatasi akan berdampak bagi proses dan hasil belajar siswa. Masalah yang dirasakan guru pada tahap awal mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenungkan atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Setelah permasalahan-permasalahan diperoleh melalui proses identifikasi, selanjutnya guru melakukan analisis terhadap

Page 181: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-8

masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi, atau yang dapat ditunda penyelesaiannya tanpa mendatangkan kerugian yang besar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih permasalahan PTK adalah sebagai berikut: (1) permasalahan harus betul-betul dirasakan penting oleh guru sendiri dan siswanya, (2) masalah harus sesuai dengan kemampuan dan/atau kekuatan guru untuk mengatasinya, (3) permasalahan memiliki skala yang cukup kecil dan terbatas, (4) permasalahan PTK yang dipilih terkait dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.

Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari pekerjaannya. Berbekal kejujuran dan kesadaran guru dapat mengajukan pertanyaan berikut pada diri sendiri. 1) Apa yang sedang terjadi di kelas saya? 2) Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu? 3) Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya? 4) Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut tidak segera diatasi? 5) Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau

memperbaiki situasi yang ada? Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan

bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah. Langkah berikutnya adalah menganalisis dan merumuskan masalah.

3. Menganalisis dan Merumuskan Masalah Setelah masalah teridentifikasi, guru perlu melakukan analisis sehingga dapat

merumuskan masalah dengan jelas. Analisis dapat dilakukan dengan refleksi yaitu mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang telah disiapkan. Semua ini tergantung pada jenis masalah yang teridentifikasi. Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin diselesaikan atau dicari jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Contoh rumusan masalah: Apakah pendekatan konseptual dapat meminimalisasi miskonsepsi siswa pada mata pelajaran IPA SD Klampis? Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Sebagai misal untuk masalah: Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa? dapat dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan sebagai berikut. a. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi

siswa?; b. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?; c. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?;

Page 182: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-9

d. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?; Dengan terumuskannya masalah secara operasional, Anda sudah mulai

dapat membuat rencana perbaikan atau rencana PTK.

4. Merencanakan Perbaikan Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat

rencana tindakan atau yang sering disebut dengan rencana perbaikan. Langkah-langkah dalam menyusun rencana perbaikan adalah sebagai berikut. a. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis

tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk

mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian dari berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan hasil kajian tersebut, guru menyusun berbagai alternatif tindakan. Contoh hipotesis tindakan: Penggunaan concept mapping dan penekanan operasi dasar dapat meningkatkan pemahaman konsep Matematika Siswa Kelas VI SDN Ketintang.

b. Analisis kelayakan hipotesis tindakan Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu

dikaji kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya. Kelayakan hipotesis tindakan didasarkan pada hal-hal berikut. 1) Kemampuan dan komitmen guru sebagai pelaksana. Guru harus bertanya

pada diri sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah ia cukup tangguh untuk menyelesaikannya?

2) Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut; Misalnya jika diputuskan untuk memberi tugas setiap minggu, apakah siswa cukup mampu menyelesaikannya.

3) Ketersediaan prasarana atau fasilitas yang diperlukan. Apakah sarana atau fasilitas yang diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa, sekolah, ataukah oleh guru sendiri.

4) Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Dalam hal ini, guru perlu mempertimbangkan apakah alternatif yang dipilihnya akan mendapat dukungan dari kepala sekolah dan personil lain di sekolah.

5. Melaksanakan PTK

Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah layak, kini guru perlu mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan. a. Menyiapkan Pelaksanaan

Ada beberapa langkah yang perlu disiapkan sebelum merealisasikan rencana tindakan kelas.

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah

Page 183: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-10

yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan. Terkait dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan berbagai bahan seperti tugas belajar yang dibuat sesuai dengan hipotesis yang dipilih, media pembelajaran, alat peraga, dan buku-buku yang relevan.

Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau sarana lain yang terkait.

Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan. Dalam hal ini guru harus menetapkan apa yang harus direkam, bagaimana cara merekamnya dan kemudian bagaimana cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menetapkan indikator keberhasilan. Jika indikator ini sudah ditetapkan, guru dapat menentukan cara merekam dan menganalisis data.

Jika perlu, untuk memantapkan keyakinan diri, guru perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini, guru dapat bekerjasama dengan teman sejawat atau berkolaborasi dengan dosen LPTK.

b. Melaksanakan Tindakan Setelah persiapan selesai, kini tiba saatnya guru melaksanakan tindakan dalam kelas yang sebenarnya.

Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metode penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya. Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi sebagai tugas profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan pembelajaran yang dikelolanya.

Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu pembelajaran di kelas. Esensi pelaksanaan PTK memang harus disertai dengan observasi, pengumpulan data, dan interpretasi yang dilakukan oleh guru.

Metode yang diterapkan haruslah reliabel atau handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.

Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.

Sebagai peneliti, guru haruslah memperhatikan berbagai aturan dan etika yang terkait dengan tugas-tugasnya, seperti menyampaikan kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, atau

Page 184: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-11

menginformasikan kepada orang tua siswa jika selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu di luar kebiasaan rutin.

PTK harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat sekolah. c. Observasi dan Interpretasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung simultan. Artinya, data yang diamati saat pelaksaanaan tindakan tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekedar direkam. Jika guru memberi pujian kepada siswa, yang direkam bukan hanya jenis pujian yang diberikan, tetapi juga dampaknya bagi siswa yang mendapat pujian. Apa yang harus direkam dan bagaimana cara merekamnya harus ditentukan secara cermat terlebih dahulu.

Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yaitu:

Perencanaan Bersama Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara

pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati, aturan yang akan diterapkan, berapa lama pengamatan akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan di mana pengamat akan duduk.

Fokus Fokus pengamatan sebaiknya sempit/spesifik. Fokus yang sempit atau

spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat begi perkembangan profesional guru.

Membangun Kriteria Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau

sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya.

Keterampilan Observasi Seorang pengamat yang baik memiliki minimal 3 keterampilan, yaitu: (1) dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru dan siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu. Di dalam suatu observasi, hasil pengamatan berupa fakta atau deskripsi, bukan pendapat atau opini. Dilihat cara melakukan kegiatannya, ada empat jenis observasi yang dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam proses pembelajaran yang diamati. Observasi terfokus secara khusus

Page 185: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-12

ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. Observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dengan baik dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda cek (V) pada tempat yang disediakan. Observasi

sistematik dilakukan lebih rinci dalam hal kategori data yang diamati.

Balikan (Feedback) Hasil observasi yang direkam secara cermat dan sistematis dapat dijadikan dasar untuk memberi balikan yang tepat. Syarat balikan yang baik: (i) diberikan segera setelah pengamatan, dalam berbagai bentuk misalnya diskusi; (ii) menunjukkan secara spesifik bagian mana yang perlu diperbaiki, bagian mana yang sudah baik untuk dipertahankan; (iii) balikan harus dapat memberi jalan keluar kepada orang yang diberi balikan tersebut.

d. Analisis Data Agar data yang telah dikumpulkan bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau diberi makna. Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi yang dilakukan pada tahap observasi. Analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Jika perbaikan ini direncanakan untuk enam kali pembelajaran, maka analisis data dilakukan setelah pembelajaran tuntas dilaksanakan. Dengan demikian, pada setiap pembelajaran akan diadakan interpretasi yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian, dan pada akhir paket perbaikan diadakan analisis data secara keseluruhan untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang guru. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisaskan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat.

e. Refleksi Saat refleksi, guru mencoba merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa hal seperti itu terjadi. Ia juga mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan mengapa yang lain gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.

f. Perencanaan Tindak Lanjut Sebagaimana yang telah tersirat dalam tahap analisis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data, setelah melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan

Page 186: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-13

perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Siklus PTK

berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan. Jadi, suatu siklus dalam PTK sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu berapa banyaknya.

(Kemmis dan Mc. Taggart dikutip Wardani dkk, 2004, p.4.9) 6. Cara Membuat Proposal

Proposal adalah suatu perencanaan yang sistematis untuk melaksanakan penelitian termasuk PTK. Di dalam proposal terdapat komponen dan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan PTK. Selain itu, proposal juga memiliki kegunaan sebagai usulan untuk pengajuan dana kepada instansi atau sumber yang dapat mendanai penelitian. Proposal terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan identitas proposal, sedangkan bagian kedua merupakan perencanaan penelitian yang berisi tentang desain penelitian, dan langkah-langkah pelaksanaan. Pembahasan proposal akan dibagi menjadi 3 langkah, yaitu mengenai format proposal, cara membuat proposal, dan cara menilai proposal (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999). a. Format Proposal

Pada umumnya format proposal penelitian, baik penelitian formal maupun PTK sudah baku. Salah satu format proposal yang ada saat ini adalah yang dikembangkan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM sebagai berikut. Halaman Judul (kulit luar) Berisi judul PTK, nama peneliti dan lembaga, serta tahun proposal itu dibuat.

Page 187: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-14

Halaman Pengesahan Berisi identitas peneliti dan penelitian yang akan dilakukan, yang ditandatangani oleh ketua peneliti dan ketua/kepala lembaga yang mengesahkan. Di perguruan tinggi yang mengesahkan proposal penelitian adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Dekan. Kerangka Proposal 1. Judul Penelitian 2. Bidang Ilmu 3. Kategori Penelitian 4. Data Peneliti:

Nama lengkap dan gelar

Golongan/pangkat/NIP

Jabatan fungsional

Jurusan

Institusi 5. Susunan Tim Peneliti

Jumlah

Anggota 6. Lokasi Penelitian 7. Biaya Penelitian 8. Sumber Dana

b. Perencanaan PTK

Berdasarkan format proposal tersebut di atas, tugas peneliti selanjutnya adalah mengembangkan rancangan (desain) PTK. Rancangan tersebut adalah: 1) Judul

Judul PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitu mengandung maksud, kegiatan atau tindakan, dan penyelesaian masalah.

2) Latar Belakang Berisi informasi tentang pentingnya penelitian dilakukan, mengapa Anda tertarik dengan masalah ini? Apakah masalah tersebut merupakan masalah riil yang Anda hadapi sehari-hari? Apakah ada manfaatnya apabila diteliti dengan PTK? Untuk ini perlu didukung oleh kajian literatur atau hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan baik oleh Anda sendiri maupun orang lain.

3) Permasalahan Masalah dalam PTK harus diangkat dari pengalaman sehari-hari. Anda perlu mengkaji masalah tersebut, melakukan analisis, dan jika perlu menanyakan kepada para siswa Anda tentang masalah tersebut. Setelah Anda yakin dengan masalah tersebut, rumuskan ke dalam bentuk kalimat yang jelas. Biasanya rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat Tanya.

Page 188: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-15

4) Cara Penyelesaian Masalah Penyelesaian masalah dilakukan setelah Anda melakukan analisis dan pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga ditemukan cara pemecahannya. Untuk menemukan cara pemecahan terhadap suatu masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada pengalaman Anda selama ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam buku literatur dan hasil penelitian, atau dengan berkonsultasi dan berdiskusi dengan teman sejawat atau para pakar. Cara penyelesaian masalah yang Anda tentukan atau pilih harus benar-benar “applicable”, yaitu benar-benar dapat dan mungkin Anda laksanakan dalam proses pembelajaran.

5) Tujuan dan manfaat PTK Berdasarkan masalah serta cara penyelesaiannya, Anda dapat merumuskan tujuan PTK. Rumuskan tujuan ini secara jelas dan terarah, sesuai dengan latar belakang masalah dan mengacu pada masalah dan cara penyelesaian masalah. Sebutkan pula manfaat dari PTK ini, yaitu nilai tambah atau dampak langsung atau pengiring terhadap kemampuan siswa Anda.

6) Kerangka Teoritis dan Hipotesis Dalam bagian ini, Anda diminta untuk memperdalam atau memperluas pengetahuan teoritis Anda berkaitan dengan masalah penelitian yang akan diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kajian teoritis ini sangat berguna untuk memperkaya Anda dengan variabel yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selain itu, Anda juga akan memperoleh masukan yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan PTK, terutama dalam merumuskan hipotesis.

7) Rencana Penelitian Mencakup penataan penelitian, faktor-faktor yang diselidiki, rencana kegiatan (persiapan, implementasi, observasi dan interpretasi, analisis, dan refleksi), data dan cara pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian.

8) Jadwal Penelitian Jadwal penelitian berisi bentuk aktivitas terkait dengan penelitian dan rancangan waktu kapan dilaksanakan dan dalam jangka berapa lama. Untuk membuat jadwal penelitian Anda harus menginventarisasi jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari awal perencanaan, penyusunan proposal sampai dengan selesainya penulisan laporan. Jadwal PTK umumnya ndisusun dalam bentuk bar chart.

9) Rencana Anggaran Cantumkan anggaran yang akan digunakan dalam PTK Anda, terutama jika PTK ini dibiayai oleh sumber dana tertentu. Rencana biaya meliputi kegiatan sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Pada tiap-tiap tahapan diuraikan jenis-jenis pengeluaran yang

Page 189: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-16

dilakukan serta berapa banyak alokasi dana yang disediakan untuk tiap-tiap kegiatan.

Latihan Setelah mengkaji dengan cermat semua uraian untuk memantapkan pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut.

1. Langkah-langkah PTK merupakan satu siklus yang berulang sampai tujuan perbaikan yang dirancang dapat terwujud. Coba gambarkan siklus tersebut dengan cara Anda sendiri dan jelaskan kapan siklus tersebut dapat berakhir.

2. Tahap observasi dan interpretasi merupakan satu tahap yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Coba diskusikan dengan teman Anda mengapa kedua tahap tersebut harus dilakukan bersamaan dan mengapa observasi harus disertai dengan interpretasi.

3. Agar observasi dapat dimanfaat secara efektif, berbagai prinsip dan aturan harus diikuti. Pilih tiga aturan yang menurut Anda paling penting dan jelaskan mengapa aturan tersebut harus diikuti.

4. Analisis data akan membantu guru melakukan refleksi. Beri alasan yang mendukung pendapat tersebut disertai sebuah contoh.

5. Apa yang dikerjakan guru berdasarkan hasil analisis data dan refleksi? Jelaskan jawaban Anda dengan contoh.

Tugas: Susunlah sebuah proposal PTK untuk menyelesaikan masalah yang Anda hadapi di sekolah Anda masing-masing. Gunakan format proposal PTK seperti yang sudah dijelaskan di dalam modul ini.

PENULISAN KARYA ILMIAH

Di dalam modul ini, karya tulis ilmiah yang akan dibahas terdiri dari dua macam, yaitu laporan hasil penelitian khususnya laporan penelitian tindakan kelas dan artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan nonpenelitian. 1. Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian, atau hal apa saja yang memerlukan informasi yang pasti, yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan atau diharuskan untuk melakukan hal itu. Ada beberapa jenis laporan misalnya rapor sekolah, laporan hasil praktikum, dan hasil tes laboratorium. Sedangkan laporan PTK termasuk jenis laporan lebih tinggi penyajiannya. Tujuan menulis laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian. Dalam penelitian, laporan merupakan laporan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Namun untuk mengimplementasikannya memerlukan waktu yang

Page 190: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-17

cukup panjang. Hasil penelitian formal dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan, pendiseminasian dan sebagainya, yang memerlukan waktu cukup lama, sehingga pada saat dilakukan implementasi, temuan tersebut sudah kedaluwarsa dan tidak sesuai lagi.

Laporan PTK perlu dibuat oleh para peneliti untuk beberapa kepentingan antara lain sebagai berikut.

a) Sebagai dokumen penelitian, dan dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen untuk diajukan sebagai bahan kenaikan pangkat/pengembangan karir.

b) Sebagai sumber bagi peneliti lain atau peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melakukan penelitian lainnya.

c) Sebagai bahan agar orang atau peneliti lain dapat memberikan kritik dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.

d) Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang serupa atau sama.

Sistematika laporan merupakan bagian yang sangat mendasar dalam sebuah laporan, karena akan merupakan kerangka berpikir yang dapat memberikan arah penulisan, sehingga memudahkan anda dalam menulis laporan. Sistematika atau struktur ini harus sudah anda persiapkan sebelum penelitian dilakukan, yaitu pada saat anda menulis proposal. Setelah PTK selesai dilakukan, anda mulai melihat kembali struktur tersebut untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan pengalaman anda dalam melakukan PTK, serta data informasi yang sudah dikumpulkan dan dianalisis. Pada dasarnya, laporan PTK hampir sama dengan laporan jenis penelitian lainnya. Meskipun begitu, setiap institusi bisa saja menetapkan format tersendiri yang bisa berbeda dengan format dari institusi lain. Format yang ditetapkan oleh Lembaga Penelitian Unesa, misalnya, bisa berbeda dari format yang digunakan oleh Ditjendikti atau Universitas Terbuka. Apabila PTK yang anda lakukan memperoleh pendanaan dari institusi tertentu, maka sistematika laporan juga perlu disesuaikan dengan format yang telah ditentukan oleh pihak pemberi dana penelitian. Namun bila dibandingkan satu sama lain, sebenarnya setiap format menyepakati beberapa komponen yang dianggap perlu dicantumkan dan dijelaskan. Sistematika laporan PTK di bawah ini merupakan modifikasi dari berbagai sumber: Halaman Judul

Judul laporan PTK yang baik mencerminkan ketaatan pada rambu-rambu seperti: gambaran upaya yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran, tindakan yang diambil untuk merealisasikan upaya perbaikan pembelajaran, dan setting penelitian. Judul sebaiknya tidak lebih dari 15 kata.

Lembar Pengesahan Gunakan model lembar pengesahan yang ditetapkan oleh institusi terkait. Kata Pengantar Abstrak

Abstrak sebaiknya ditulis tidak lebih dari satu halaman. Komponen ini merupakan intisari penelitian, yang memuat permasalahan, tujuan, prosedur

Page 191: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-18

pelaksanaan penelitian/tindakan, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran.

Daftar Isi Bab I Pendahuluan

Bab ini memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang permasalahan pentingnya masalah diselesaikan, identifikasi masalah, analisis dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi istilah bila dianggap perlu. Urutan penyajian bisa disusun sebagai berikut: A. Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah,

analisis masalah, dan pentingnya masalah untuk diselesaikan) B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Operasional (bila perlu)

Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis. Urutan penyajian yang bisa digunakan adalah sebagai berikut A. Kajian Teoritis B. Penelitian-penelitian yang relevan (bila ada) C. Kajian Hasil Diskusi (dengan teman sejawat, pakar pendidikan, peneliti) D. Hasil Refleksi Pengalaman Sendiri sebagai Guru E. Perumusan Hipotesis Tindakan

Bab III Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Bab ini berisi unsur-unsur seperti deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran, karakteristik siswa di sekolah sebagai subjek penelitian. Selain itu, bab ini juga menyajikan gambaran tiap siklus: rancangan, pelaksanaan, cara pemantauan beserta jenis instrumen, usaha validasi hipotesis dan cara refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible serta collaborative. Urutan penyajian bisa disusun sebagai berikut: A. Subjek Penelitian (Lokasi, waktu, mata pelajaran, kelas, dan karakteristik

siswa) B. Deskripsi per Siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan

data/instrument, refleksi) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV menyajikan uraian tiap-tiap siklus dengan data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan

Page 192: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-19

hal yang mendasar yaitu hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi dan aktivitas belajar, situasi kelas, hasil belajar. Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik dan jelas. A. Deskripsi per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi),

keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan data) B. Pembahasan dari tiap siklus

Bab V Simpulan dan Saran A. Simpulan B. Saran

Daftar Pustaka Lampiran 2. Artikel Ilmiah Kegiatan menyusun karya ilmiah, baik berupa laporan hasil penelitian maupun makalah nonpenelitian, merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan aktivitas ilmiah.

Beberapa kualifikasi yang diperlukan untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik antara lain adalah: a. Pengetahuan dasar tentang penulisan karya ilmiah, baik yang berkenaan dengan

teknik penulisan maupun yang berkenaan dengan notasi ilmiah. Di samping itu, keterampilan menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku

b. Memiliki wawasan yang luas mengenai bidang kajian keilmuan c. Pengetahuan dasar mengenai metode penelitian.

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dengan mengikuti pedoman atau konvensi yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah bisa diangkat dari hasil penelitian lapang, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan isi suatu artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Secara umum, isi artikel hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar rujukan. Sedangkan artikel nonpenelitian berisi judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar rujukan. Isi artikel penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Judul

Judul artikel berfungsi sebagai label yang menginformasikan inti isi yang terkandung dalam artikel secara ringkas. Pemilihan kata sebaiknya dilakukan dengan cermat agar selain aspek ketepatan, daya tarik judul bagi pembaca juga dipertimbangkan. Judul artikel sebaiknya tidak lebih dari 15 kata.

2. Nama Penulis

Page 193: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-20

Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar, baik gelar akademik maupun gelar lainnya. Nama lembaga tempat penulis bekerja biasanya ditulis di bawah nama penulis, namun boleh juga dituliskan sebagai catatan kaki di halaman pertama. Apabila penulis lebih dari dua orang, maka nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama penulis lainnya dituliskan dalam catatan kaki.

3. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak dan kata kunci (key words) berisi pernyataan yang mencerminkan ide-ide atau isu-isu penting di dalam artikel. Untuk artikel hasil penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian, tekanan diberikan pada hasil penelitian. Sedangkan untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting. Panjang abstrak 50-75 kata, dan ditulis dalam satu paragraf. Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci antara 3-5 kata. Perlu diingat bahwa kata kunci tidak diambil dari kata-kata yang sudah ada di dalam judul artikel. Kata kunci sangat bermanfaat bagi pihak lain yang menggunakan mesin penelusuran pustaka melalui jaringan internet untuk menemukan karya seseorang yang sudah dipublikasikan secara online.

4. Pendahuluan Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: (1) latar belakang masalah atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian). Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat dijamin otoritas keilmuan penulisnya. Kajian pustaka disajikan secara ringkas, padat dan mengarah tepat pada masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan teoretis, segi historis, atau segi lainnya yang dianggap penting. Latar belakang atau rasional hendaknya dirumuskan sedemikian rupa, sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Apabila anda menulis artikel nonpenelitian, maka bagian pendahuluan berisi uraian yang mengantarkan pembaca pada topik utama yang akan dibahas. Bagian ini menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka tertarik untuk mengikuti bagian selanjutnya. Selain itu, bagian ini juga diakhiri dengan rumusan singkat tentang hal-hal yang akan dibahas.

5. Bagian Inti Bagian ini berisi 3 (tiga) hal pokok, yaitu metode, hasil, dan pembahasan. Pada bagian metode disajikan bagaimana penelitian dilaksanakan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa atau dengan subbagian. Yang disajikan pada

Page 194: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-21

bagian ini hanyalah hal yang pokok saja. Isi yang disajikan berupa siapa sumber datanya (subjek atau populasi dan sampel), bagaimana data dikumpulkan (instrumen dan rancangan penelitian), dan bagaimana data dianalisis (teknik analisis data). Apabila di dalam pelaksanaan penelitian ada alat dan bahan yang digunakan, maka spesifikasinya perlu disebutkan. Untuk penelitian kualitatif, uraian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informan, beserta cara memperoleh data penelitian, lokasi dan lama penelitian, serta uraian tentang pengecekan keabsahan hasil penelitian (triangulasi) juga perlu dicantumkan. Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Bagian ini menyajikan hasil analisis data. Yang dilaporkan dalam bagian ini adalah hasil analisis saja, sedangkan proses analisis data misalnya perhitungan statistik, tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis, ternasuk pembandingan antara koefisien hasil perhitungan statistik dengan koefisien tabel, tidak perlu disajikan. Yang dilaporkan hanyalah hasil analisis dan hasil pengujian data. Hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal, yang kemudian dibahas. Bagian terpenting dari artikel hasil penelitian adalah pembahasan. Dalam pembahasan disajikan: (1) jawaban masalah penelitian atau bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) penafsiran temuan penelitian, (3) pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan penelitian yang telah mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang telah ada sebelumnya. Jawaban atas masalah penelitian hendaknya disajikan secara eksplisit. Penafsiran terhadap hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan yang ada dilakukan dengan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian yang telah ada atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan. Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama dapat dikonfirmasi atau ditolak sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari teori harus disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai rumusan teori yang baru. Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya. Untuk artikel nonpenelitian, bagian inti ini dapat sangat bervariasi bergantung pada topik yang dibahas. Yang perlu diperhatikan dalam bagian ini adalah pengorganisasian isi yang dapat berupa fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Isi yang berbeda memerlukan penataan dengan urutan yang berbeda pula.

6. Penutup Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir dari sebuah artikel nonpenelitian jika isinya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Namun apabila bagian akhir berisi kesimpulan hasil pembahasan sebelumnya, maka istilah yang dipakai adalah kesimpulan. Pada bagian akhir ini dapat juga ditambahkan saran atau rekomendasi.

Page 195: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4-22

Untuk artikel hasil penelitian, bagian penutup berisi kesimpulan dan saran yang memaparkan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Kesimpulan diberikan dalam bentuk uraian verbal, bukan numerikal. Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, atau penelitian lanjutan.

7. Daftar Rujukan/Pustaka Daftar rujukan berisi daftar dokumen yang dirujuk dalam penyusunan artikel. Semua bahan pustaka yang dirujuk yang disebutkan dalam batang tubuh artikel harus disajikan dalam daftar rujukan dengan urutan alfabetis. Gaya selingkung dalam menyusun daftar pustaka bisa bervariasi, bergantung pada disiplin ilmu yang menjadi payung artikel ilmiah anda atau jurnal yang akan memuat artikel anda. Bidang Pendidikan atau Psikologi sering menggunakan format APA (American Psychological Association), sedangkan disiplin ilmu Sejarah menggunakan Turabian Style atau Chicago Manual, dan bidang Bahasa dan Sastra menggunakan MLA (Modern Language Association). Apapun gaya yang anda gunakan, pastikan bahwa gaya penulisan anda konsisten dan sesuai dengan format yang ditetapkan oleh jurnal/media yang akan menampung tulisan anda. Untuk itu, anda perlu mencermati lebih dahulu format seperti apa yang harus anda ikuti sebelum mulai menulis/menyunting artikel ilmiah anda. Secara umum, yang dicantumkan dalam rujukan (berupa buku) adalah: nama pengarang, tahun penerbitan, judul, kota tempat penerbitan, dan nama penerbitnya.

Latihan

1. Bedakan artikel hasil penelitian dengan artikel nonpenelitian dari dimensi isi artikel.

2. Bagian terpenting dari artikel hasil penelitian adalah pembahasan. Apa saja yang seharusnya disajikan dalam pembahasan?

3. Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, ada dua jenis makalah ilmiah, apa sajakah? Buatlah perbedaan antara keduanya.

4. Bagaimana aturan yang harus diikuti dalam menyusun Daftar Pustaka? 5. Jelaskan sistematika sebuah laporan PTK. 6. Diberikan informasi tentang hasil penelitian/kasus pembelajaran, peserta

dapat merumuskan bagian-bagian tertentu dari sebuah artikel.

Page 196: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB I

PENDAHULUAN

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 197: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan

bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Gurulah yang menjadi ujung tombak pendidikan, sebab guru secara

langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan

siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Guru

dituntut untuk memiliki kemampuan yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.

Sebagai pengajar guru dituntut harus menguasai bahan ajar yang diajarkan dan

terampil dalam mengajarkannya. Cara mengajar seorang guru akan tercermin dalam

proses mengajar belajar.

Dalam proses mengajar belajar, penguasaan materi pelajaran dan cara

menyampaikannya merupakan syarat yang sangat essensial. Oleh karena itu proses

mengajar belajar harus diupayakan sebaik mungkin dan perlu mendapat perhatian

yang serius. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran dan pengelolaan kelas

sangatlah penting, namun demikian belum cukup untuk menghasilkan pembelajaran

yang optimal. Komponen lain dalam pembelajaran yang sangat penting dikusai oleh

guru adalah tentang pemahaman mereka tentang karakteristik siswa yang diajarnya,

penguasaan terhadap teori-teori belajar agar dapat mengarahkan peserta didik

berpartisipasi secara intelektual dalam belajar, sehingga belajar menjadi bermakna

bagi siswa. Guru juga harus mampu merencanakan pembelajaran, memilih media

pembelajaran yang tepat, melaksanakan proses dan melakukan penilaian. Guru juga

perlu mengerti bagaimana seharusnya melakukan refleksi pembelajaran sehingga

guru dapat melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

Page 198: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

B. Tujuan

Tujuan penyusunan bahan ajar kompetensi pedagogik ini adalah membantu guru

calon peserta PLPG mendapatkan sumber belajar untuk menambah wawasan para

guru tentang: (1) kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, (2)

karakteristik siswa dan teori-teori belajar (3) pengelolaan kegiatan pembelajaran agar

lebih profesional di bidangnya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dan (4)

bagaimana melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan agar dapat

memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

C. Peta Kompetensi

Peta kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru sesuai dengan permendikbud

No16 tahun 2007 adalah sebagai berikut.

Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran di

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

1. Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek

fisik, moral, spiritual, sosial,

kultural, emosional, dan

intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan

dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,

moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam

mata pelajaran yang diampu.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik

dalam mata pelajaran yang diampu.

Page 199: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

2. Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip

pembelajaran

yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata

pelajaran yang diampu.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,

dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif

dalam mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan

kurikulum yang terkait

dengan mata

pelajaran yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum.

3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.

3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.

3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang

terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan

pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai

dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik

peserta didik.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang

mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan

pembelajaran yang mendidik.

4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan

pembelajaran.

4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap,

baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium,

maupun lapangan.

Page 200: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,

di laboratorium, dan di lapangan dengan

memperhatikan standar keamanan yang

dipersyaratkan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber

belajar yang relevan dengan karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran yang diampu untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi

yang berkembang.

5

.

Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Untuk kepentingan

pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

6

.

Memfasilitasi

pengembangan potensi

peserta didik untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi yang

dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran

untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi

secara optimal.

6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran

untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik,

termasuk kreativitasnya.

7

.

Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

santun dengan peserta

didik.

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang

efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan,

dan/atau bentuk lain.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam

interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang

terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi

psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam

permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan

kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons

peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi

Page 201: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

8

.

Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran yang diampu.

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar

yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar.

8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan

mengunakan berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar

untuk berbagai tujuan.

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9

.

Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk merancang program remedial dan

pengayaan.

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi

kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan

evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Page 202: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

(Sumber: Permendikbud No. 16 Tahun 2007)

D. Ruang Lingkup

Penyusunan sumber belajar ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran ringkas

bagi guru tentang kompetensi pedagogik yang harus dikuasai Guru. Dalam sumber

belajar ini akan dibahas secara singkat 8 kegiatan pembelajaran dimana pada

masing-masing kegiatan pembelajaran akan diberikan Tujuan, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Uraian Materi, Latihan, Umpan Balik dan Tindak Lanjut, serta Daftar

Pustaka yang bisa dirujuk untuk mempelajari lebih jauh uraian materi yang telah

diberikan.

Materi yang dibahas dalam sumber belajar ini tertuang dalam 8 kegiatan belajar

sebagai berikut ini.

Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Siswa

Kegiatan Belajar 2 : Teori Belajar

Kegiatan Belajar 3 : Kurikulum 2013

Kegiatan Belajar 4 : Desain Pembelajaran

Kegiatan Belajar 5 : Media Pembelajaran

Kegiatan Belajar 6 : Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Belajar 7 : Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran

Kegiatan Belajar 8 : Refleksi Pembelajaran dan PTK

10. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan

kualitas

pembelajaran.

10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran

yang diampu.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata

pelajaran yang diampu.

Page 203: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

E. Saran Cara Penggunaan Sumber Belajar

Sumber belajar ini secara khusus diperuntukkan bagi guru yang akan mengikuti

pendidikan dan pelatihan kompetensi guru (PLPG) setelah menempuh Ujian

Kompetensi Guru (UKG) atau sedang belajar mandiri secara individu atau dengan

teman sejawat.

Berikut ini beberapa saran dalam cara penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar

ini.

1. Bacalah sumber belajar ini secara runtut, dimulai dari Pendahuluan, agar dapat

lebih mudah dan lancar dalam mempelajari kompetensi dan materi dalam sumber

belajar ini.

2. Materi di dalam sumber belajar ini lebih bersifat ringkas dan padat, sehingga

dimungkinkan untuk menelusuri literatur lain yang dapat menunjang penguasaan

kompetensi.

3. Setelah melakukan aktivitas membaca sumber belajar, barulah berusaha sekuat

pikiran, untuk menyelesaikan latihan dan/atau tugas yang ada. Jangan tergoda

untuk melihat kunci dan petunjuk jawaban. Kemandirian dalam mempelajari

sumber belajar ini akan menentukan seberapa jauh penguasaan kompetensi.

4. Setelah memperoleh jawaban atau menyelesaikan tugas, bandingkan dengan

kunci atau petunjuk jawaban.

5. Lakukan refleksi berdasarkan proses belajar yang telah dilakukan dan

penyelesaian latihan/tugas.. Hasil refleksi yang dapat terjadi antara lain

ditemukan beberapa bagian yang harus direviu dan dipelajari kembali, ada bagian

yang perlu dipertajam atau dikoreksi, dan lain lain.

6. Setelah mendapatkan hasil refleksi, rencanakan dan lakukan tindak lanjut yang

relevan.

Page 204: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB II

KARAKTERISTIK SISWA

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 205: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 1: KARAKTERISTIK SISWA

A. Tujuan

Modul ini disusun untuk menjadi bahan belajar bagi guru terkait materi

karakteristik siswa dalam program Guru Pembelajar. Tujuan belajar yang akan

dicapai adalah memahami tahap-tahap perkembangan siswa sehingga dapat

menyediakan materi pelajaran dan metode penyampaian yang sesuai dengan

karakteristik siswa sesuai dengan tahap perkembangannya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kompetensi Inti

Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan

intelektual

2. Kompetensi Guru Mata Pelajaran

a. Memahami karateristik siswa yang berkaitan dengan aspek fisik,

intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial

budaya sesuai dengan tahap perkembangannya

b. Menyiapkan dan materi pelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

c. Marancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa

berdasarkan pada tahap perkembangannya.

C. Uraian Materi

Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai

karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaranjh terjadi interaksi timbal

balik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh

karena itu, salah satu dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah

memahami karakteristik anak didiknya, sehingga tujuan pembelajaran, materi

yang disiapkan, dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya benar-benar

sesuai dengan karakteristik siswanya.

Perbedaan karakteristik anak salah satunya dapat dipengaruhi oleh

perkembangannya. Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu

Page 206: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemkuan spermatozoid dengan sel telur

sampai dengan dewasa.

1. Metode dalam psikologi perkembangan

Ada dua metode yang sering dipakai dalam meneliti perkembangan manusia, yaitu

longitudinal dan cross sectional. Dengan metode longitudinal, peneliti mengamati

dan mengkaji perkembangan satu atau banyak orang yang sama usia dalam waktu

yang lama. Misalnya penelitan Luis Terman (dalam Clark, 1984) yang mengikuti

perkembangan sekelompok anak jenius dari masa prasekolah sampai masa

dewasa waktu mereka sudah mencapai karier dan kehidupan yang mapan.

Perbedaan karakteristik setiap saat itulah yangt diasumsikan sebagai tahap

perkembangan. Penelitian dengan metode longitudinal mempunyai kelebihan,

yaitu kesimpulan yang diambil lebih meyakinkan, karena membandingkan

karakteristik anak yangbvsama pada usia yang berbeda-beda, sehingga setiapo

perbedaan dapat diasumsiukan sebagai hasil perkembangan dan pertumbuhan.

Tetapi, metode ini memerlukan waktu sangat lama untuk mendapat hasil yang

sempurna.

Dengan metode cross sectional, peneliti mengamati dan mengkaji banyak anak

dengan berbagai usia dalam waktu yang sama. Misalnya, penelitian yang pernah

dilakukan oleh Arnold Gessel (dalam Nana Saodih Sukmadinata, 2009) yang

mempelajari ribuan anak dari berbagai tingkatan usia, mencatat ciri-ciri fisik dan

mentalnya, pola-pola perkembangan dan memampuannya, serta perilaku mereka.

Perbedaan karakteristik setiap kelompok itulah yang diasumsikan sebagai tahapan

perkembangan. Dengan pendekatan cross-sectional, proses penelitian tidak

memerlukan waktu lama, hasil segera dapat diketahui. Kelemahannya, peneliti

menganalisis perbedaan karakteristik anak-anak yang berbeda, sehingga

diperlukan kehati-hatian dalam menarik kesimpulan, bahwa perbedaan itu

semata-mata karena perkembangan.

2. Pendekatan dalam psikologi perkembangan

Manusia merupakan kesatuan antara jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisah-

pisahkan. Manusia merupakan individu yang kompleks, terdiri dari banyak aspek,

termasuk jsamani, intelektual, emosi, moral, social, yang membentuk keunikan

Page 207: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

pada setiap orang. Kajian perkembangan manuasi dapat menggunakan

pendekatan menyeluruh atau pendekatan khusus (Nana Sodih Sukmadinata,

2009). Menganalisis seluruh segi perkembangan disebut pendekatan menyeluruh

/ global. Segala segi perkembangan dideskripsikan dalam pendekatan ini, seperti

perkembangan fisik, motorik, social, intelektual, moral, intelektual, emosi, religi,

dsb.

Walaupun demikian, untuk mempermudah penelitian, pembahasan dapat

dilakukan per aspek perkembangan. Misalnya, ada peneliti yang memfokuskan

kajiannya pada perkambangan aspek fisik saja, aspek intelektual saja, aspek moral

saja, aspek emosi saja, dsb. Inilah yang dikenal dengan pendekatan khusus

(spesifik).

3. Teori perkembangan

Ada berbagai teori perkembangan. Dalam buku ini akan dibahas beberapa teori

yang sering menjadi acuan dalam bidang pendidikan, yaitu teori yang termasuk

teori menyeluruh / global ( Rousseau, Stanley Hall, Havigurst), dan teori yang

termasuk khusus / spesifik (Piaget, Kohlbergf, Erikson), seperti yang diuraikan

dalam Nana Saodih Sukmadinata (2009).

a. Jean Jacques Rousseau

Jean Jacques Rousseau merupakan ahli pendidikan beraliran liberal yang

menjadi pendorong pembelajaran discovery. Rousseau mulai mendakan

kajian pada 1800an. Menurutn Rousseau, perkembangan anak terbagi

menjadi empat tahap, yaitu

1) Masa bayi infancy (0-2 tahun).

Oleh Rousseau, usia antara 0-2 tahun adalah masa perkembangan fisik.

Kecepatan pertumbuhan fisik lebih dominan dibandingkan perkembangan

aspek lain, sehingga anak disebut sebagai binatang yang sehat.

2) Masa anak / childhood (2-12 tahun)

Masa antara 2-12 tahun disebut masa perkembangan sebagai manusia

primitive. Kecuali masih terjadi pertumbuhan fisik secara pesat, aspek lain

sebagai manusia juga mulai berkembang, misalnya kemampuan berbicara,

berfikir, intelektual, moral, dll.

Page 208: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

3) Masa remaja awal / pubescence (12-15 tahun)

Masa usia 12-15, disebut masa remaja awal / pubescence, ditandai dengan

perkembangan pesat intelektual dan kemampuan bernalar juga disebut

masa bertualang.

4) Masa remaja / adolescence (15-25 tahun)

Usia 15-25 tahun disebut maswa remaja / adolescence. Pada masa ini

tejadi perkembangan pesat aspek seksual, social, moral, dan nurani, juga

disebut masa hidup sebagai manusia beradab.

b. Stanley Hall

Stanley Hall, seorang psikolog dari Amerika Serikat, merupakan salah satu

perintis kajian ilmiah tentang siklus hidup (life span) yang berteori bahwa

perubahan menuju dewasa terjadi dalam sekuens (urutan) yang universal

bagian dari proses evolusi, parallel dengan perkembangan psikologis, namun

demikian, factor lingkungan dapat mempengaruhi cepat lambatnya

perubahan tersebut. Misalnya, usia enam tahun adalah usia masuk sekolah di

lingkungan tertentu, tetapi ada yang memulai sekolah pada usia lebih lambat

di lingkungan yang lain. Konsekuensinya, irama perkembangan anak di kedua

lingkungan tersebut dapat berbeda. Stanley Hall membagi masa

perkembangan menjadi empat tahap, yaitu:

1) Masa kanak-kanak / infancy (0-4 tahun)

Pada usia-usia ini, perkembangan anak disamakan dengan binatang, yaitu

melata atau berjalan.

2) Masa anak / childhood (4-8 tahun)

Oleh Hall, masa ini disebut masa pemburu, anak haus akan pemahaman

lingkungannya, sehingga akan berburu kemanapun, mempelajari

lingkungan sekitarnya.

3) Masa puber / youth 8-12 tahun)

Pada masa ini anak tumbuh dan berkembang tetapi sebhagai makhluk yang

belum beradab. Banyak hal yang masih harus dipelajari untuk menjadi

Page 209: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

makhluk yang beradab di lingkungannya, seperti yangt berkaitan dengan

social, emosi, moral, intelektual.

4) Masa remaja / adolescence (12 – dewasa)

Pada masa ini, anak mestinya sudah menjadi manusia beradab yang dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dunia yang selalu berubah.

Perspektif life span seperti yang dipelopori oleh Stanley Hall dkk. Dapat

dibuktikan pada tahap masa remaja sampai dewasa. Misalnya, pada

masyarakat tertentu yang masih terbelakang, anak justru cepat menjadi

dewasa. Karena pendidikan hanya tersedia sampai sekolah dasar,

masayrakat cenderung mulai bekerja dan berkeluarga dalam usia muda.

Sebaliknya, pada masyarakat yang semua warganegaranya mencapai

pendidikan tinggi, anak-anak menjadi dewasa pada usia yang lebih lanjut.

c. Robert J. Havigurst

Robert J. Havigurst dari Universitas Chicago mulai mengembangkan konsep

developmental task (tugas perkembangan) pada tahun 1940an, yang

menggabungkan antara dorongan tumbuh / berkembang sesuai dengan

kecepatan pertumbuhannya denga tantangan dan kesempatan yang diberikan

oleh lingkungannya. Havigurst menyusun tahap-tahap perkembangan menjadi

lima tahap berdasarkan problema yang harus dipecahkan dalam setiap fase.,

yaitu:

1) Masa bayi / infancy (0 – ½ tahun)

2) Masa anak awal / early childhood (2/3 – 5/7 tahun)

3) Masa anak / late childhood (5/7 tahun – pubesen)

4) Masa adolesense awal / early adolescence (pubesen – pubertas_)

5) Masa adolescence / late adolescence (pubertas – dewasa)

Menurut teori ini, dalam perkembangan, anak melewati delapan tahap

perkembangan (developmental stages) Aada sepuluh tugas perkembangan

yang harus dikuasai anak pada setiap fase, yaitu:

1) Ketergantungan – kemandirian

2) Memberi – menerima kasih saying

3) Hubungan social

Page 210: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

4) Perkembangan kata hati

5) Peran biososio dan psikologis

6) Penyesuaian dengan perubahan badan

7) Penguasaan perubahan badan dan motorik

8) Memahai dan mengendalikan lingkungan fisik

9) Pengembangan kemampuan konseptual dan sistem symbol

10) Kemampuan meolihat hubungan denganh alam semesta

Dikuasai atau tidaknya tugas perkembangan pada setiap fase akan

mempengaruhi penguasaan tugas-tugas pada fase berikutnaya.

d. Jean Piaget

Jean Piaget latar belakangnya adalah pakar biology dari Swiss yang hidup pada

tahun 1897 sampai tahun 1980 (Harre dan Lamb), 1988). Teri-teorinya

dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya

sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraanya dengan

anak atau antar anak-anak sendiri. Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam

aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat

tahap, yaitu:

1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini

kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan

ruang waktu sekarang saja.

2) Tahap praoperasional (2-4 ahun)

Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan

masa intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus

secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih

statis, belum dapat berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan

ruang masih terbatas.

Page 211: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

3) Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)

Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak

sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan,

menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.

4) Tahap operasonal formal (11-15 tahun)

Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak

sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir secara deduktif,

induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan

secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah.

e. Lawrence Kohlberg

Mengacu kepada teori perkembangan Piaget yang berfokus pada

perkembangan kognitif, Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau

moral reasoning. Kemampuan kognitif moral seseorang dapat diukur dengan

menghadapkannya dengan dilemna moral hipotesis yang terkait dengan

kebenaran, keadilan, konflik terkait aturan dan kewajiban moral.

Manurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif anak terbagi menjadi tiga

tahapan, yaitu:

1) Preconventional moral reasoning

a) Obidience and paunisment orientation

Pada tahap ini, orientasi anak masih pada konsekuensi fisik dari

perbuatan benar – salahnya, yaitu hukuman dan kepatuhan. Mereka

hormat kepada penguasa, penguasalah yang menetapkan aturan /

undang-undang, mereka berbuat benar untuk menghindari hukuman.

b) Naively egoistic orientation

Pada tahap ini, anak beorientasi pada instrument relative. Perbuatan

benar adalah perbuatan yang secara instrument memuaskan

keinginannya sendiri dan (kadang-kadang) juga orang lain.

Kepeduliannya pada keadilan / ketidakadilan bersifat pragmatic, yaitu

apakah mendatangkan keuntungan atau tidak.

Page 212: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

2) Conventional moral reasoning

a) Good boy orientation

Pada tahap ini, orientasi perbuatan yang baik adalah yang

menyenangkan, membantu, atau diepakati oleh orang lain. Orientasi

ini juga disebut good / nice boy orientation. Anak patuh pada karakter

tertentu yang dianggap alami, cenderung mengembangkan niat baik,

menjadi anak baik, saling berhubungan baik, peduli terhadap orang

lain.

b) Authority and social order maintenance orientation

Pada tahap ini, orientasi anak adalah pada aturan dan hukum. Anak

menganggap perlunya menjaga ketertiban, memenuhi kewajiban dan

tugas umum, mencegah terjadinya kekacauan system. Hukum dan

perintah penguasa adalah mutlak dan final, penekanan pada kewajiban

dan tugas terkait dengan perannya yang diterima di masyarakat dan

public.

3) Post conventional moral reasoning

a) Contranctual legalistic orientation

Pada tahap ini, orientasi anak pada legalitas kontrak social. Anak mulai

peduli pada hak azasi individu, dan yang baik adalah yang disepakati

oleh mayoritas masyarakat. Anak menyadari bahwa nilai (benar/salah,

baik/buruk, suka/tidak sukad, dll) adalah relative, menyadari bahea

hukum adalah intrumen yang disetujui untuk mengatur kehidupan

masyarakat, dan itu dapat diubha melalui diskusi apabila hukum gagal

mengetur masyarakat.

b) Conscience or principle orientation

Pada tahap ini, orientasi adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat

universal. Benar-salah harus disesuaikan dengan tuntutan prinsip-

prinsip etika yang bersifat ini sari dari etika universal. Aturan hukum

legal harus dipisahkan dari aturan moral. Masing-masing (kukum legal

dan moral) harus diakui terpisah, masing-masing mempunyai

Page 213: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

penerapannya sendiri, tetapi tetap mengacu pada nilai-nilai etika /

moral.

f. Erick Homburger Erickson

Erickson merupakan salah seorang tokoh psikoanalisis pengikut Sigmund

Freud. Dia memusatkan kajiannya pada perkembangan psikososial anak.

Menurut Erickson (dalam Harre dan Lamb, 1988), dalam perkembangan, anak

melewati delapan tahap perkembangan (developmental stages), disebut siklus

kehidupan (life cycle) yang ditandai dengan adanya krisis psikososial tertentu.

Teori Erickson ini secara luas banyak diterima, karena menggambarkan

perkembangan manuasia mencakup seluruh siklus kehidupan dan mengakui

adanya interaksi antara individu dengan kontek social. Kedelapan tahap

tersebut digambarkan pada table 1.1.

Tabel 1.1: Perkembangan Psikososial Erickson

TAHAP USIA KRISIS PSIKOSOSIAL KEMAMPUAN

I 0-1 Basic trust vs mistrust Menerima, dan

sebaliknya, memberi

II 2-3 Autonomy vs shame and

doubt

Menahan atau

membiarkan

III 3-6 Initiative vs guilt Menjadikan (seperti)

permainan

IV 7-12 Industry vs inferiority Membuat atau

merangkai sesuatu

V 12-18 Identity vs role confusion Menjadi diri sendiri,

berbagi konsep diri

VI 20an Intimacy vs isolation Melepas dan

mencari jati diri

VII 20-50 Generativity vs stagnation Membuat,

memelihara

VII >50 Ego integrity vs despair

Page 214: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

Pada tahap Basic trust vs mistrust (infancy – bayi), anak baru mulai mengenal

dunia, perhatian anak adalah mencari rasa aman dan nyaman. Lingkungan dan

sosok yang mampu menyediakan rasa nyaman / aman itulah yang dipercaya

oleh anak, sebalinya, yang menjadikan sebaliknya, cenderung tidak dipercaya.

Rasa aman dan nyaman ini terkait dengan kebutuhan primer seperti makan,

minum, pakaian, kasih sayang. Sosok ibu atau pengasuh biasanya sangat

dipercaya karena setiap mendatangkan kenyamanan. Sedangkan orang yang

dianggap asing akan ditolaknya.

Pada tahap Autonomy vs shame and doubt (toddler – masa bermain), anak

tidak ingin sepenuhnya tergantung pada orang lain. Aanak mulai mempunyai

keinginan dan kemauan sendiri. Dalam masa ini, orangtua perlu memberikan

kebebasan yang terkendali, karena apabila anak terlalu dikendalikan / didikte,

pada diri anak dapat tumbuh rasa selalu was-was, ragu-ragu, kecewa.

Pada tahap Initiative vs guilt (preschool – prasekolah), pada diri anak mulai

tumbuh inisiatif yang perlu difasilitasi, didorong, dan dibimbing oleh orang

dewasa disekitarnya. Anak mulai bertanggungjawab atas dirinya sendiri.

Berbagai aktifitas fisik seperti bermain, berlari, lompat, banyak dilakukan.

Kurangnya dukungan dari lingkungan, misalnya terlalu dikendalikan,

kurangnya fasilitas, sehingga inisiatifnya menjadi terkendala, pada diri anak

akan timbul rasa kecewa dan bersalah.

Pada tahap ini, Industry vs inferiority (schoolage – masa sekolah), anak

cenderung luar biasa sibuk melakukan berbagai aktifitas yang diharapkan

mempunyai hasil dalam waktu dekat. Keberhasilan dalam aktifitas ini akan

menjadikan anak merasa puas dan bangga. Sebaliknya, jika gagal, anak akan

merasa rendah diri. Oleh karena itu, anak memerlukan bmbngan dan fasilitasi

agar tidak gagal dan setiap aktifitasnya.

Pada tahap Identity vs role confusion (asolescence – remaja), anak dihadapkan

pada kondisi pencarian identittas diri. Jatidiri ini akan akan berpengaruh besar

pada masa depannya. Pengaruh lingkungan sangat penting. Lingkungan yang

baik akan menjadikan anak memiliki jati diri sebagai orang baik, sebaliknya

lingkunganh yang tidak baik anak membawanya menjadi pribadi yang kurang

Page 215: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

baik. Orang tua harus menjamin bahwa anak berada dalam lingkungan yang

baik, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, misalnya menjadi

anggota geng anak nakal, anak jalanan, pemabuk, narkoba, dll., adalah

disebabkan karena anak keliru dalam membangun identitas diri.

Pada tahap Intimacy vs isolation (young adulthood – dewasa awal), anak mulai

menyadari bahwa meskipun dalam banyak hal memerlukan komunikasi

dengan masyarakat dan teman sebaya, dalam hal-hal tertentu, ada yang

memang harus bersifat privat. Ada hal-hal yang hanya dibicarakan dengan

orang tertentu, ada orang tertentu tempat mencurahkan isi hati, memerlukan

orang yang lebih dekat secara pribadi, termasuk pasangan lawan jenis.

Kegagalan pada tahp ini dapat mengakibatkan anak merasa terisolasi di

kehidupan masyarakat.

Tahap Generativity vs stagnation (middle adulthood – dewasa tengah-tengan)

menandai munculnya rasa tanggungjawab atas generasi yang akan datang.

Bentuk kepedulian ini tidak hanya dalam bentuk peran sebagai orangtua,

tetapi juga perhatian dan kepeduliannya pada anak-anak yang merupakan

generasi penerus. Ada rasa was-was akan generasi penerusnya

(keturunannya), seperti apakah mereka nanti, bahagiakah, terpenuhi

kebutuhannyakah? Atau akan stagnan, bertenti sama sekali.

Tahap ini, Ego integrity vs despair (later adulthood – dewasa akhir), adalah

tahap akhir dari siklus kehidupan. Individu akan melakukan introspeksi,

mereview kembali perjalanan kehidupan yang telah dilalui dari hari ke hari,

dari tahun ke tahun, dari karier satu ke karier lainnya. Yang pali ng diharapkan

adalah jika tidak ada penyesalan.

D. Daftar Pustaka

1. Clark, b. (1984). Growing Up Gifted. Boston, MA: . Prentice Hall.

2. Harre, R. & Lamb, R. (eds). (1988). The encyclopedic Dictionary of Psychology.

Cambridge, MA: MIT Press.

Page 216: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

3. Sugiman, Sumardiyono, Marfuah (2016). Guru Pembelajar : Modul

Matematika SMP – Karakteristik Siswa . Jakarta: Dtjen Guru Dan Tenaga

Kependidikan.

4. Sukmadinata, N.S.(2009). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 217: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB III

TEORI BELAJAR

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 218: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 2: TEORI BELAJAR

A. Tujuan

Peserta pelatihan dapat menjelaskan teori belajar dan mampu memberikan

contoh penerapannya dalam pembelajaran matematika.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mampu mendeskripsikan teori belajar behavioristik

2. Mampu mendeskripsikan teori belajar Vygotsky

3. Mampu mendeskripsikan teori belajar van Hiele

4. Mampu mendeskripsikan teori belajar Ausubel

5. Mampu mendeskripsikan teori belajar Bruner

6. Mampu menerapkan teori belajar dalam pembelajaran matematika

C. Uraian Materi

Dalam proses mengajar belajar, penguasaan seorang guru dan cara

menyampaikannya merupakan syarat yang sangat essensial. Penguasaan guru

terhadap materi pelajaran dan pengelolaan kelas sangatlah penting, namun

demikian belum cukup untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal. Selain

menguasai materi matematika guru sebaiknya menguasai tentang teori-teori

belajar, agar dapat mengarahkan peserta didik berpartisipasi secara intelektual

dalam belajar, sehingga belajar menjadi bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai

dengan isi lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru yang menyebutkan bahwa penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik menjadi salah satu unsur kompetensi pedagogik

yang harus dimiliki guru.

Jika seorang guru akan menerapkan suatu teori belajar dalam proses

belajar mengajar, maka guru tersebut harus memahami seluk beluk teori belajar

tersebut sehingga selanjutnya dapat merancang dengan baik bentuk proses

belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Psikologi belajar atau disebut dengan

Teori Belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental)

Page 219: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

siswa. Di dalamnya terdiri atas dua hal, yaitu: (1) uraian tentang apa yang terjadi

dan diharapkan terjadi padaintelektual anak, (2) uraian tentang kegiatan

intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu.

Terdapat dua aliran dalam psikologi belajar, yakni aliran psikologi tingkah laku

(behavioristic)dan aliran psikologi kognitif.

1. Teori belajar behavioristik

Psikologi belajar atau disebut juga dengan teori belajar adalah teori

yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) individu (Suherman, dkk:

2001: 30). Didalamnya terdapat dua hal, yaitu 1) uraian tentang apa yang terjadi

dan diharapkan terjadi pada intelektual; dan 2) uraian tentang kegiatan

intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu. Dikenal

dua teori belajar, yaitu teori belajar tingkah laku (behaviorism) dan teori belajar

kognitif. Teori belajar tingkah laku dinyatakan oleh Orton (1987: 38) sebagai

suatu keyakinan bahwa pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus

(rangsangan) dan respon (response). Berikut dipaparkan empat teori belajar

tingkah laku yaitu teori belajar dari Thorndike, Skinner, Pavlov, dan Bandura.

a. Teori Belajar dari Thorndike

Edward Lee Thorndike (1874 – 1949) mengemukakan beberapa hukum

belajar yang dikenal dengan sebutan Law of effect. Belajar akan lebih

berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan

rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul

sebagai akibat anak mendapatkan pujian atau ganjaran lainnya. Stimulus ini

termasuk reinforcement. Setelah anak berhasil melaksanakan tugasnya

dengan tepat dan cepat, pada diri anak muncul kepuasan diri sebagai

akibat sukses yang diraihnya. Anak memperoleh suatu kesuksesan yang pada

gilirannya akan mengantarkan dirinya ke jenjang kesuksesan berikutnya.

Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut

juga teori belajar koneksionisme.Pada hakikatnya belajar merupakan proses

pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa dalil

atau hukum yang terkait dengan teori koneksionisme yaitu hukum kesiapan

Page 220: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

(law of readiness), hukum latihan (law of exercise) dan hukum akibat (law of

effect).

1) Hukum kesiapan (law of readiness) menjelaskan kesiapan seorang anak

dalam melakukan suatu kegiatan. Seorang anak yang mempunyai

kecenderungan untuk bertindak atau melakukan kegiatan tertentu

kemudian melakukan kegiatan tersebut, maka tindakannya akan

melahirkan kepuasan bagi dirinya. Tindakan-tindakan lain yang dia

lakukan tidak menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

2) Hukum latihan (law of exercise) menyatakan bahwa jika hubungan

stimulus- respon sering terjadi, akibatnya hubungan akan semakin kuat,

sedangkan makin jarang hubungan stimulus-respon dipergunakan, maka

makin lemah hubungan yang terjadi. Hukum latihan pada dasarnya

menggunakan dasar bahwa stimulus dan respon akan memiliki

hubungan satu sama lain secara kuat, jika proses pengulangan sering

terjadi, makin banyak kegiatan ini dilakukan maka hubungan yang

terjadi akan bersifat otomatis. Seorang anak yang dihadapkan pada

suatu persoalan yang sering ditemuinya akan segera melakukan

tanggapan secara cepat sesuai dengan pengalamannya pada waktu

sebelumnya.

3) Hukum akibat (law of effect) menjelaskan bahwa apabila asosiasi yang

terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan maka

asosiasi akan semakin meningkat. Hal ini berarti bahwa kepuasan yang

terlahir dari adanya ganjaran dari guru akan memberikan kepuasan bagi

anak, dan anak cenderung untuk berusaha melakukan atau meningkatkan

apa yang telah dicapainya itu.

Selanjutnya Thorndike mengemukakan hukum tambahan sebagai berikut:

1) Hukum reaksi bervariasi (law of multiple response)

Individu diawali dengan proses trial and error yang menunjukkan

bermacam- macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam

memecahkan masalah yang dihadapi.

Page 221: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

2) Hukum sikap (law of attitude)

Perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus

dan respon saja, tetapi juga ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri

individu baik kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.

3) Hukum aktivitas berat sebelah (law of prepotency element)

Individu dalam proses belajar memberikan respons pada stimulus tertentu

saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).

4) Hukum respon melalui analogi (law of response by analogy)

Individu dapat melakukan respons pada situasi yang belum pernah dialami

karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang

belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami

sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah

dikenal ke situasi baru. Semakin banyak unsur yang sama, maka transfer

akan semakin mudah.

5) Hukum perpindahan asosiasi (law of associative shifting)

Proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum

dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit unsur lama.

Selain menambahkan hukum-hukum baru, dalam perjalanan penyampaian

teorinya, Thorndike mengemukakan revisi hukum belajar antara lain:

1) Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan saja tidak

cukup untuk memperkuat hubungan stimulus-respons, sebaliknya tanpa

pengulangan belum tentu akan memperlemah hubungan stimulus-respons.

2) Hukum akibat (law of effect) direvisi, karena dalam penelitiannya lebih

lanjut ditemukan bahwa hanya sebagian saja dari hukum ini yang benar. Jika

diberikan hadiah (reward) maka akan meningkatkan hubungan stimulus-

respons, sedangkan jika diberikan hukuman (punishment) tidak berakibat apa-

apa.

Page 222: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

3) Syarat utama terjadinya hubungan stimulus-respons bukan kedekatan,

tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan respons.

4) Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada

individu lain.

Implikasi dari aliran pengaitan ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-

hari adalah bahwa:

1) Untuk menjelaskan suatu konsep, guru sebaiknya mengambil contoh

yang sekiranya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat

peraga dari alam sekitar akan lebih dihayati.

2) Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan practice) akan lebih

cocok untuk penguatan dan hafalan. Dengan penerapan metode tersebut

siswa akan lebih banyak mendapatkan stimulus sehingga respon yang

diberikan pun akan lebih banyak.

3) Hierarkis penyusunan komposisi materi dalam kurikulum merupakan hal

yang penting.Materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar

sesuai dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah. Penguasaan materi yang

lebih mudah sebagai akibat untuk dapat menguasai materi yang lebih

sukar. Dengan kata lain topik (konsep) prasyarat harus dikuasai dulu agar

dapat memahami topik berikutnya.

b. Teori Belajar Pavlov

Pavlov terkenal dengan teori belajar klasik. Pavlov mengemukakan

konsep pembiasaan (conditioning). Terkait dengan kegiatan belajar

mengajar, agar siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan. Misalnya,

agar siswa mengerjakan soal pekerjaan rumah dengan baik, biasakanlah

dengan memeriksanya, menjelaskannya, atau memberi nilai terhadap hasil

pekerjaannya.

Page 223: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

c. Teori Belajar Skinner

Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan

mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar. Terdapat

perbedaan antara ganjaran dan penguatan. Ganjaran merupakan respon

yang sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya

subjektif, sedangkan penguatan merupakan sesuatu yang mengakibatkan

meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah pada hal-hal

yang dapat diamati dan diukur.

Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan

penguatan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika

penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak dalam

melakukan pengulangan perilakunya itu. Dalam hal ini penguatan yang

diberikan pada anak memperkuat tindakan anak, sehingga anak semakin

sering melakukannya. Contoh penguatan positif diantaranya adalah pujian

yang diberikan pada anak. Sikap guru yang bergembira pada saat anak

menjawab pertanyaan, merupakan penguatan positif pula. Untuk mengubah

tingkah laku anak dari negatif menjadi positif, guru perlu mengetahui

psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan (memprediksi) dan

mengendalikan tingkah laku anak. Guru di dalam kelas mempunyai tugas

untuk mengarahkan anak dalam aktivitas belajar, karena pada saat

tersebut, kontrol berada pada guru, yang berwenang memberikan instruksi

ataupun larangan pada anak didiknya.

Penguatan akan berbekas pada diri anak. Mereka yang mendapat pujian

setelah berhasil menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyaan biasanya

akan berusaha memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat.

Penguatan yang berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk

rajin belajar dan mempertahankan prestasi yang diraihnya. Penguatan seperti

ini sebaiknya segera diberikan dan tak perlu ditunda-tunda. Karena

penguatan akan berbekas pada anak, sedangkan hasil penguatan diharapkan

positif, maka penguatan yang diberikan tentu harus diarahkan pada

Page 224: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

respon anak yang benar. Janganlah memberikan penguatan atas respon anak

jika respon tersebut sebenarnya tidak diperlukan.

Skinner menambahkan bahwa jika respon siswa baik (menunjang efektivitas

pencapaian tujuan) harus segera diberi penguatan positif agar respon

tersebut lebih baik lagi, atau minimal perbuatan baik itu dipertahankan.

Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak

menunjang tujuan pengajaran, harus segera diberi penguatan negatif agar

respon tersebut tidak diulangi lagi dan berubah menjadi respon yang

sifatnya positif. Penguatan negatif ini bisa berupa teguran, peringatan, atau

sangsi (hukuman edukatif).

d. Teori belajar Bandura

Bandura mengemukakan bahwa siswa belajar melalui meniru. Pengertian

meniru di sini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang

dilakukan oleh orang lain, terutama guru. Jika tulisan guru baik, guru

berbicara sopan santun dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar,

tingkah laku yang terpuji, menerangkan dengan jelas dan sistematik, maka

siswa akan menirunya. Jika contoh-contoh yang dilihatnya kurang baik ia pun

menirunya. Dengan demikian guru harus menjadi manusia model yang

profesional.

Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks

otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai

hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.

Teori belajar sosial dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori

belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan

prinsip modifikasi perilaku.Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari

Bandura didasarkan pada tiga konsep, yaitu:

1) Reciprocal determinism

Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk

interaksi timbal-balik yang terus menerus antara kognitif, tingkah laku,

dan lingkungan. Orang menentukan/mempengaruhi tingkahlakunya

Page 225: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh

kekuatan lingkungan itu.

2) Beyond reinforcement

Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung pada

reinforcement. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilah-

pilah untuk direforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak belajar

apapun. Menurutnya, reinforcement penting dalam menentukan apakah

suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-

satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu

hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.

Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, berarti

tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.

3) Self-regulation/cognition

Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau

ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep

bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri

sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara

mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan

konsekuensi bagi bagi tingkah lakunya sendiri.

Prinsip dasar belajar sosial (social learning) adalah:

1) Sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan

(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).

2) Dalam hal ini, seorang siswa mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian

cara orang/sekelompok orang yang mereaksi/merespon sebuah stimulus

tertentu.

3) Siswa dapat mempelajari respons-respons baru dengan cara pengamatan

terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya: guru/orang tuanya.

Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan

moral siswa ditekankan pada perlunya pembiasaan merespons (conditioning)

dan peniruan (imitation).

Page 226: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Teori belajar sosial memiliki banyak implikasi untuk penggunaan di dalam

kelas, yaitu:

1) Siswa sering belajar hanya dengan mengamati orang lain, yaitu guru.

2) Menggambarkan konsekuensi perilaku yang dapat secara efektif meningkatkan

perilaku yang sesuai dan menurunkan yang tidak pantas. Hal ini dapat

melibatkan berdiskusi dengan pelajar tentang imbalan dan konsekuensi dari

berbagai perilaku.

3) Modeling menyediakan alternatif untuk membentuk perilaku baru untuk

mengajar. Untuk mempromosikan model yang efektif, seorang guru harus

memastikan bahwa empat kondisi esensial ada, yaitu perhatian, retensi,

motor reproduksi, dan motivasi

4) Guru dan orangtua harus menjadi model perilaku yang sesuai dan berhati-

hati agar mereka tidak meniru perilaku yang tidak pantas,

5) Siswa harus percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-

tugas sekolah. Sehingga sangat penting untuk mengembangkan rasa

efektivitas diri untuk siswa. Guru dapat meningkatkan rasa efektivitas diri

siswa dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri siswa, memperlihatkan

pengalaman orang lain menjadi sukses, danmenceritakan pengalaman

sukses guru atau siswa itu sendiri.

6) Guru harus membantu siswa menetapkan harapan yang realistis untuk prestasi

akademiknya. Guru harus memastikan bahwa target prestasi siswa tidak lebih

rendah dari potensi siswa yang bersangkutan.

7) Teknik pengaturan diri menyediakan metode yang efektif untuk meningkatkan

perilaku siswa.

2. Teori belajar Vygotsky

Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar, individu akan

menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadiyang telah dimilikinya

untuk membantu memahami masalah atau materi baru. King (1994)

menyatakan bahwa individu dapat membuat inferensi tentang informasi baru

itu, menarik perspektif dari beberapa aspek pada pengetahuan yang

Page 227: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

dimilikinya, mengelaborasi materi baru dengan menguraikannya secara rinci, dan

menggeneralisasi hubungan antara materi baru dengan informasi yang telah ada

dalam memori siswa. Aktivitas mental seperti inilah yang membantu siswa

mereformulasi informasi baru atau merestrukturisasi pengetahuan yang telah

dimilikinya menjadi suatu struktur kognitif yang lebih luas/lengkap sehingga

mencapai pemahaman mendalam.

Lev Semenovich Vygotsky merupakan tokoh penting dalam konstruktivisme

sosial. Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu

konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Ada dua konsep penting dalam

teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.

Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat

perkembangan aktual (yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

masalah secara mandiri) dan tingkat perkembangan potensial (yang didefinisikan

sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa

atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu). Yang

dimaksud dengan orang dewasa adalah guru atau orang tua.

Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama

tahap- tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan

memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin

besar setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk,

dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah

pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan

siswa itu belajar mandiri.

Gambar 2.Tiga Tahap Pengkonstruksian Pengetahuan

Page 228: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

Berdasarkan uraian di atas, Vygotsky menekankan bahwa pengkonstruksian

pengetahuan seorang individu dicapai melalui interaksi sosial. Proses

pengkonstruksian pengetahuan seperti yang dikemukakan Vygotsky paling tidak

dapat diilustrasikan dalam beberapa tahap seperti pada Gambar 2. Tahap

perkembangan aktual (Tahap I) terjadi pada saat siswa berusaha sendiri

menyudahi konflik kognitif yang dialaminya. Perkembangan aktual ini dapat

mencapai tahap maksimum apabila kepada mereka dihadapkan masalah

menantang sehingga terjadinya konflik kognitif di dalam dirinya yang memicu

dan memacu mereka untuk menggunakan segenap pengetahuan dan

pengalamannya dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Perkembangan potensial (Tahap II) terjadi pada saat siswa berinteraksi dengan

pihak lain dalam komunitas kelas yang memiliki kemampuan lebih, seperti

teman dan guru, atau dengan komunitas lain seperti orang tua. Perkembangan

potensial ini akan mencapai tahap maksimal jika pembelajaran dilakukan secara

kooperatif (cooperative learning) dalam kelompok kecil dua sampai empat

orang dan guru melakukan intervensi secara proporsional dan terarah. Dalam hal

ini guru dituntut terampil menerapkan teknik scaffolding yaitu membantu

kelompok secara tidak langsung menggunakan teknik bertanya dan teknik

probing yang efektif, atau memberikan petunjuk (hint) seperlunya.

Proses pengkonstruksian pengetahuan ini terjadi rekonstruksi mental yaitu

berubahnya struktur kognitif dari skema yang telah ada menjadi skema baru

yang lebih lengkap. Proses internalisasi (Tahap III) menurut Vygotsky merupakan

aktivitas mental tingkat tinggi jika terjadi karena adanya interaksi sosial. Jika

dikaitkan dengan teori perkembanga mental yang dikemukakan Piaget,

internalisasi merupakan proses penyeimbangan struktur-struktur internal dengan

masukan-masukan eksternal. Proses kognitif seperti ini, pada tingkat

perkembangan yang lebih tinggi diakibatkan oleh rekonseptualisasi terhadap

masalah atau informasi sedemikian sehingga terjadi keseimbangan

(keharmonisan) dari apa yang sebelumnya dipandang sebagai pertentangan atau

konflik. Pada level ini, diperlukan intervensi yang dilakukan secara sengaja oleh

Page 229: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

guru atau yang lainnya sehingga proses asimilasi dan akomodasi berlangsung

dan mengakibatkan terjadinya keseimbangan (equilibrium).

Aplikasi pemikiran Vygotsky untuk mempelajari matematika menumbuhkan

pemahaman matematika dari koneksi pemikiran dengan bahasa matematika yang

baru dalam mengkreasipengetahuan.Mengkonstruksi pengetahuan merupakan

fokus yang krusial dari pembelajaran Matematika. Vygotsky percaya bahwa siswa

belajar untuk menggunakan bahasa baru dengan internalisasi pengetahuan dari

kata yang mereka katakan, pengembangan budaya siswa dari pengetahuan kata

dua proses fungsi. Pertama, pada tingkat sosial dan kedua, pada tingkat

individual dimana pengetahuan kata digeneralisasikan sebagai pemahaman.

Siswa menggunakandan menginternalisasikan kata-kata baru yang saat itu

diperoleh dari orang lain. Mereka selalu menemukan diri mereka

sendiri dalam Zona Pengembangan Proksimal (ZPD) sebagai pelajaran baru. ZPD

merupakan tempat pengetahuan seseorang di antara pengetahuan saat itu

dengan pengetahuan potensialnya.

3. Teori Belajar Van Hiele

Dalam pembelajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh van

Hiele (1954) yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam

geometri. van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan

penelitiandalam pembelajaran geometri. Penelitian yang dilakukan van Hiele

melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan

kognitif anak dalam memahami geometri. van Hielemenyatakan bahwa terdapat

5 tahap pemahaman geometri yaitu: pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi,

dan akurasi.

a) Tahap Visualisasi (Pengenalan)

Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu

keseluruhan (holistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-

komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat

ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-

ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun

Page 230: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

bernama persegipanjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun

persegipanjang tersebut.

b) Tahap Analisis (Deskriptif)

Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-

ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah

terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan

mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut. Sebagai contoh,

pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa suatu bangun

マerupakaミ persegipaミjaミg kareミa baミguミ itu さマeマpuミyai empat sisi, sisi-sisi

yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku.ざ

c) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional)

Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu

dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa

sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang

berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping

itu pada tingkat ini siswa sudah memahami pelunya definisi untuk tiap-tiap

bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara

bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa

sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang,

karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.

d) Tahap Deduksi

Pada tingkat ini (1) siswa sudah dapat mengambil kesimpulan secara deduktif,

yakni menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus, (2) siswa mampu

memahami pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan

terorema-teorema dalam geometri, dan (3) siswa sudah mulai mampu menyusun

bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah

memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu

menggunakan proses berpikir tersebut.

Page 231: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

Sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa jumlah sudut-sudut dalam

jajargenjang adalah 360° secara deduktif dibuktikan dengan menggunakan

prinsip kesejajaran. Pembuktian secara induktif yaitu dengan memotong-motong

sudut-sudut benda jajargenjang, kemudian setelah itu ditunjukkan semua

sudutnya membentuk sudut satu putaran penuh atau 360° belum tuntas dan

belum tentu tepat. Seperti diketahui bahwa pengukuran itu pada dasarnya

mencari nilai yang paling dekat dengan ukuran yang sebenarnya. Jadi, mungkin

saja dapat keliru dalam mengukur sudut- sudut jajargenjang tersebut. Untuk itu

pembuktian secara deduktif merupakan cara yang tepat dalam pembuktian pada

matematika.

Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak

didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau

problem, dan teorema. Anak pada tahap ini belum memahami kegunaan dari

suatu sistem deduktif. Oleh karena itu, anak pada tahap ini belum dapat

マeミjawab pertaミyaaミ: さマeミgapa sesuatu itu perlu disajikaミ dalaマ beミtuk teoreマa atau dalil?ざ

e) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan)

Pada tingkat ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-

prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Sudah memahami mengapa

sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil. Dalam matematika kita tahu bahwa

betapa pentingnya suatu sistem deduktif. Tahap keakuratan merupakan tahap

tertinggi dalam memahami geometri.

Pada tahap ini memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit, siswa

mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika

(termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang

konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan

adanya lebih dari satu geometri. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa

menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah,

maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga, pada tahap ini

Page 232: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

siswa sudah memahami adanya geometri-geometri yang lain di samping

geometri Euclides.

Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam

memahami geometri, van Hiele juga mengemukakan bahwa terdapat tiga unsur

yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan

metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan

meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi

dari tahap yang sebelumnya.

Menurut van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-

tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya

tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki

suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan

siswa yang lain. Proses perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya

terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih

bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui siswa. Bila

dua orang yang mempunyai tahap berpikir berlainan satu sama lain, kemudian

saling bertukar pikiran maka kedua orang tersebut tidak akan mengerti.

Menurut van Hiele seorang anak yang berada pada tingkat yang lebih rendah

tidak mungkin dapat mengerti atau memahami materi yang berada pada

tingkat yang lebih tinggi dari anak tersebut. Kalaupun anak itu dipaksakan untuk

memahaminya, anak itu baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan

melalui pengertian. Adapun fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan

belajar siswa dan peran guru dalam pembelajaran dalam mencapai tujuan

itu. Fase-fase pembelajaran tersebut adalah: 1) fase informasi, 2) fase

orientasi, 3) fase eksplisitasi, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi.

Berdasar hasil penelitian di beberapa negara, tingkatan dari van Hiele berguna

untuk menggambarkan perkembangan konsep geometrik siswa dari SD sampai

Perguruan Tinggi.

Van de Walle (1990:270) membuat deskripsi aktivitas yang lebih sederhana

dibandingkan dengan deskripsi yang dibuat Crowley. Menurut Van de Walle

aktivitas pembelajaran untuk masing-masing tiga tahap pertama adalah:

Page 233: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

a. Aktivitas tahap 0 (visualisasi)

Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:

1) Melibatkan penggunaan model fisik yang dapat digunakan untuk

memanipulasi.

2) Melibatkan berbagai contoh bangun-bangun yang bervariasi dan

berbeda sehingga sifat yang tidak relevan dapat diabaikan.

3) Melibatkan kegiatan memilih, mengidentifikasi dan mendeskripsikan

berbagai bangun, dan

4) Menyediakan kesempatan untuk membentuk, membuat, menggambar,

menyusun atau menggunting bangun.

b. Aktivitas tahap 1 (analisis)

Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:

1) Menggunakan model-model pada tahap 0, terutama model-model yang

dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai sifat bangun.

2) Mulai lebih menfokuskan pada sifat-sifat dari pada sekedar identifikasi

3) Mengklasifikasi bangun berdasar sifat-sifatnya berdasarkan nama

bangun tersebut.

4) Menggunakan pemecahan masalah yang melibatkan sifat-sifat bangun.

c. Aktivitas tahap 2 (deduksi informal)

Aktivitas siswa pada tahap ini antara lain:

1) Melanjutkan pengklasifikasian model dengan fokus pada pendefinisian

sifat, membuat daftar sifat dan mendiskusikan sifat yang perlu dan

cukup untuk kondisi suatu bangun atau konsep.

2) Memuat penggunaan bahasa yang bersifat deduktif informal, misalnya

semua, suatu, dan jika – maka, serta mengamati validitas konversi suatu

relasi.

3) Menggunakan model dan gambar sebagai sarana untuk berpikir dan

mulai mencari generalisasi atau kontra.

Page 234: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

4. Teori Belajar Ausubel

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Ausubel

memberi penekanan pada proses belajar yang bermakna. Teori belajar

Ausubel terkenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan

sebelum belajar dimulai. Menurut Ausubel belajar dapat dikalifikasikan ke

dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau

materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau

penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagimana siswa dapat mengaitkan

informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada, yang meliputi fakta, konsep,

dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada

siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu

dalam bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang

mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi

yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan

informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi

belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba

menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep

yang telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.

Menurut Ausubel & Robinson (dalam Dahar: 1989) kaitan antar kedua dimensi

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 235: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

Gambar 3. Bentuk-bentuk belajar (menurut Ausubel & Robinson, 1969)

Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru

pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. Dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada

subsume-subsume yang telah ada. Ausubel membedakan antara belajar

menerima dengan belajar menemukan. Pada belajar menerima siswa hanya

menerima, jadi tinggal menghapalkannya, sedangkan pada belajar menemukan

konsep ditemukan oleh siswa, jadi siswa tidak menerima pelajaran begitu

saja. Selain itu terdapat perbedaan antara belajar menghafal dengan

belajar bermakna, pada belajar menghapal siswa menghafalkan materi yang

sudah diperolehnya, sedangkan pada belajar bermakna materi yang telah

diperoleh itu dikembangkannya dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih

dimengerti.

Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1988:116) prasyarat-prasyarat belajar

bermakna ada dua sebagai berikut. (1) Materi yang akan dipelajari harus

bermakna secara potensial; kebermaknaan materi tergantung dua faktor,

yakni materi harus memiliki kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang

relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa. (2) Siswa yang akan

Page 236: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna. Dengan

demikian mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna.

Prinsip-prinsip dalam teori belajar Ausubel

Menurut Ausubel faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah

apa yang sudah diketahui siswa. Jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep

baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah

ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam menerapkan teori Ausubel dalam

mengajar, terdapat konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harus diperhatikan.

Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a.Pengaturan Awal (advance organizer). Pengaturan Awal mengarahkan para

siswa ke materi yang akan dipelajari dan mengingatkan siswa pada materi

sebelumnya yang dapat digunakanm siswa dalam membantu menanamkan

pengetahuan baru.

b.Diferensiasi Progresif. Pengembangan konsep berlangsung paling baik jika

unsur-unsur yang paling umum,paling inklusif dari suatu konsep diperkenalkan

terklebih dahulu, dan kemudian barudiberikan hal-hal yang lebih mendetail dan

lebih khusus dari konsep itu. Menurut Sulaiman (1988: 203) diferensiasi progresif

adalah cara mengembangkan pokok bahasan melalui penguraian bahan secara

heirarkhis sehingga setiap bagian dapat dipelajari secara terpisah dari satu

kesatuan yang besar.

c. Belajar Superordinat. Selama informasi diterima dan diasosiasikan dengan

konsep dalam struktur kognitif (subsumsi), konsep itu tumbuh dan mengalami

diferensiasi. Belajar superordinat dapat terjadi apabila konsep-konsep yang

telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang

lebih luas, lebih inklusif.

d. Penyesuaian Integratif (Rekonsiliasi Integratif). Mengajar bukan hanya urutan

menurut diferensiasi progresif yang diperhatikan, melainkan juga harus

diperlihatkan bagaimana konsep-konsepbaru dihubungkan pada konsep-

konsep superordinat. Guru harus memperlihatkan secara eksplisit bagaimana

arti-arti baru dibandingkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya

Page 237: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

yang lebih sempit, dan bagimana konsep-konsep yang tingkatannya lebih tinggi

sekarang mengambil arti baru.

Penerapan Teori Ausubel dalam Pembelajaran

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam pembelajaran, Dadang Sulaiman

(1988) menyarankan agar menggunakan dua fase, yakni fase perencanaan dan

fase pelaksanaan. Fase perencanaan terdiri dari menetapkan tujuan

pembelajaran, mendiagnosis latar belakang pengetahuan siswa, membuat

struktur materi dan memformulasikan pengaturan awal. Sedangkan fase

pelaksanaan dalam pemebelajaran terdiri dari pengaturan awal, diferensiasi

progresif, dan rekonsiliasi integratif.

5. Teori Belajar Bruner

Jerome Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dari

Universitas Haevard, Amerika Serikat, yang telah mempelopori aliran psikologi

belajar kognitif yang memberikan dorrongan agar pendidikan memberikan

perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir. Bruner banyak memberikan

pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia

belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan

mentransformasikan pengetahuan. Dalam mempelajari manusia, ia menganggap

manusia sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi. Bruner dalam

teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses

pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat

dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait

antar konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan

struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan

memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi

yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami

dan diingat anak.

Menurut Bruner (dalam Hudoyo, 1990:48) belajar matematika adalah

belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat

Page 238: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep

dan struktur- struktur matematika itu. Siswa harus dapat menemukan

keteraturan dengan cara mengotak-atik bahan-bahan yang berhubungan dengan

keteraturan intuitif yang sudah dimiliki siswa. Dengan demikian siswa dalam

belajar, haruslah terlibat aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan

struktur dalam materi yang sedang dibicarakan. Dengan demikian materi yang

mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami oleh

anak.

Dalam bukunya (Bruner, 1960) mengemukakan empat tema pendidikan, yakni:

(1) Pentingnya arti struktur pengetahuan. Kurikulum hendaknya mementingkan

struktur pengetahuan, karena dalam struktur pengetahuan kita menolong para

siswa untuk melihat. (2) Kesiapan (readiness) untuk belajar. Menurut Bruner

(1966:29), kesiapan terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih

sederhana yang memungkinkan seorang untuk mncapai keterampilan-

keterampilan yang lebih tinggi. (3) Nilai intuisi dalam proses pendidikan. Intuisi

adalah teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif

tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-

formulasi itu merupakan kesimpulan-kesimpulan yang sahih atau tidak, serta (4)

motivasi atau keinginan untuk belajar beserta cara-cara yang dimiliki para guru

untuk merangsang motivasi itu.

Belajar sebagai Proses Kognitif

Menurut Bruner dalam belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir

bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah (1) memperoleh informasi baru, (2)

transformasi informasi, dan (3) menguji relevan informasi dan ketepatan

pengetahuan. Dalam belajar informasi baru merupakan penghalusan dari

informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Dalam transformasi pengetahuan

seseorang memperlakukan pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas

baru. Jadi, transformasi menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan,

apakah dengan cara ekstrapolasi atau dengan mengubah menjadi bentuk lain.

Page 239: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

Kita menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan dengan minilai apakah cara

kita memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan tugas yang ada.

Bruner menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif

sebagai konseptualisme instrumental . Pandangan ini berpusat pada dua prinsip,

yaitu: (1) pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model

tentang kenyataan yang dibangunnya dan (2) model-model semacam itu mula-

mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model-model itu diadaptasi

pada kegunaan bagi orang yang bersangkutan.

Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang

menurut Bruner adalah sebagai berikut.

a. Pertumbuhan intelektual ditunjukkan oleh bertambahnya ketidak-

tergantungan respons dari sifat stimulus. Dalam hal ini ada kalanya seorang

anak mempertahankan suatu respons dalam lingkungan stimulus yang

berubah-ubah, atau belajar mengubah responnya dalam lingkungan stimulus

yang tidak berubah. Melalui pertumbuhan, seseorang memperoleh kebebasan

dari pengontrolan stimulus melalui proses-proses perantara yang mengubah

stimulus sebelum respons.

b. Pertumbuhan intelektual tergantung pada bagaimana seseorang

menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjdi suatu sistem simpanan (storage

system) yang sesuai dengan lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan

peningkatan kemampuan anak untuk bertindak di atas informasi yang

diperoleh pada suatu kesempatan. Ia melakukan ini dengan membuat

ramalan-ramalan, dan ektrapolasi-ekstrapolasi dari model alam yang

disimpannya.

c. Pertumbuhan intelektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang

untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada orang lain, dengan

pertolongan kata-kata dan simbol-simbol, apa yang telah dilakukan atau apa

yang dilakukan.

Bruner (1966) mengemukakan bahwa terdapat tiga sistem keterampilan untuk

menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga sistem

Page 240: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

keterampilan itu adalah yang disebut tiga cara penyajian (modes of presents),

yaitu:

a. Cara penyajian enaktif

Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan, anak terlibat secara langsung

dalam memanipulasi (mengotak-atik )objek, sehingga bersifat manipulatif.

Anak belajar sesuatu pengetahuan secara aktif, dengan menggunakan benda-

benda konkret atau situasi nyata. Dengan cara ini anak mengetahui suatu aspek

dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata. Cara ini terdiri atas

penyajian kejadian-kejadian yang lampau melalui respon-respon motorik. Dalam

cara penyajian ini anak secara langsung terlihat.

b. Cara penyajian ikonik

Cara penyajian ikonik didasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan

disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak

berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang

dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan

siswa dalam tahap enaktif. Bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu media

berpikir.

c. Cara penyajian simbolik

Cara penyajian simbolik didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer, dan

lebih fleksibel. Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau

lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek

pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan

notasi tanpa ketergantungan terhadap objek lain.

Dari hasil penelitiannya Bruner mengungkapkan dalil-dalil terkait penguasaan

konsep-kosep oleh anak. Dalil-dalil tersebut adalah dalil-dalil penyusunan

(construction theorem), dalil notasi (notation theorem), dalil kekontrasan dan dalil

variasi (contrast and variation theorem), dalil pengaitan (connectivity theorem).

Page 241: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

Menerapkan Metode Penemuan dalam Pembelajaran

Salah satu dari model-model instruksional kognitif yang paling berpengaruh adalah

model belajar penemuan Jerome Bruner (1966). Selanjutnya Bruner memberikan

arahan bagaimana peran guru dalam menerapkan belajar penemuan pada siswa,

sebagai berikut.

a. Merencanakan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para

siswa untuk memecahkan masalah. Guru hendaknya menggunakan sesuatu

yang sudah dikenal oleh siswa, kemudian guru mengemukakan sesuatu yang

berlawanan, sehingga terjadi konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya

timbullah masalah, yang akan merangsang siswa untuk menyelidiki masalah

itu, menyusun hipotesis-hipotesis, dan mencoba menemukan konsep-konsep

atau prinsip-prinsip yang mendasari masalah tersebut.

b. Urutan pengajaran hendaknya menggunakan cara penyajian enaktif, ikonik,

kemudian simbolik karena perkembangan intelektual siswa diasumsikan

mengikuti urutan enaktif, ikonik, kemudian simbolik.

c. Pada saat siswa memcahkan masalah, guru hendaknya berperan sebagai

pembimbing atau tutor. Guru hendaknya tidak mengungkap terlebih dahulu

prinsip atau aturan yang akan dipelajari, guru hendaknya memberikan saran-

saran jika diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik

pada saat yang tepat untuk perbaikan siswa.

d. Dalam menilai hasil belajar bentuk tes dapat berupa tes objektif atau tes

esay, karena tujuan-tujuan pembelajaran tidak dirumuskan secara mendetail.

Tujuan belajar penemuan adalah mempelajari generalisasi-generalisasi

dengan menemukan sendiri generalisasi-generalisasi itu.

D. Daftar Pustaka

Bruner, J.S.1960. the Process of Education. Cambridge. Havard University Press.

Crowly, L. Mary. 1987. The van Hiele Model of The Development of Geometric

Thought. Learning and Teaching Geometry. K-12. pp. 1 – 16. NCTM, USA. Dahar,

Ratnawilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Page 242: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

Flavell, J. H. (1963). The Developmental Psychology of Jean Piaget. New York: D.

Van Nostrand Company.

Fuys, D., Geddes, d., and Tischler. 1988. The van Hiele Model Tinking in Geometry

among Adolescent. Journal for research in Mathematics Education.

Number 3. Volume XII.

Imam Sujadi, dkk. 2016. Teori Belajar, himpunan, dan Logika Matematika. Guru

Pembelajar Modul Matematika SMP. Jakarta: PPPPTK Kemdikbud.

Schunk, D. H. 2012. Learning Theories an Educational Perspective sixth edition.

Diterjemahkan oleh : Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: JICA.

Sulaiman, Dadang. 1988. Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta:P2LPTK.

Sweller, J. (2004). Instructional Design Consequences of an Analogy

between Evolution by Natural Selection and Human Cognitive Architecture.

Instructional Science, 32(1-2), 9-31.

Taylor. 1993. Vygotskian Influences in Mathematics Education with Particular

Page 243: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB IV

KURIKULUM 2013

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 244: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 3 : KURIKULUM 2013

A. Tujuan

Setelah membaca sumber belajar ini diharapkan Guru mempunyai wawasan tentang

rasional dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khususnya kurikulum 2013

dengan tepat dan jelas, memahami tentang SKL, KI, dan KD pada tingkat satuan

pendidikan, serta mampu menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD, dan indikator

pencapaian kompetensi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Diharapkan setelah membaca modul ini guru dapat:

1. Menjelaskan rasional dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khususnya

kurikulum 2013 dengan tepat dan jelas

2. Menjelaskan pengertian SK, KI, dan KD.

3. Menganalisis keterkaitan SKL dengan KI dan KD.

4. Menganalisis kesesuaian indikator pembelajaran dengan KD.

C. Uraian Materi

Kurikulum sebagai satu kesatuan dari beberapa komponen pastilah ada memiliki

peran dan fungsi. Peran kurikulum yaitu:

a. Peran konservatif. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai

budaya sebagai warisan masa lalu.

b. Peran kreatif. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru

sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi

yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat

yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.

c. Peran kritis dan evaluatif. Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya

mana yang perlu dipertahankan, dan mana yang harus dimiliki oleh siswa.

Sedangkan fungsi kurikulum yaitu:

a. Fungsi umum pendidikan. Maksudnya untuk mempersiapkan peserta didik agar

menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan baik.

Page 245: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

b. Suplementasi. Kurikulum sebagai alat pendidikan harus dapat memberikan

pelayanan kepada setiap siswa.

c. Eksplorasi. Kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan

bakat masing-masing siswa.

d. Keahlian. Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai

dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.

Adapun prinsip pengembangan kurikulum, yaitu.

a. Relevansi. Kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah harus memiliki kesesuaian

(relevansi) sehingga kurikulum tersebut bisa bermanfaat. Ada dua relevansi:

relevansi internal, yaitu kesesuaian antara setiap komponen (anatomi)

kurikulum; kedua relevansi eksternal, yaitu program kurikulum harus sesuai dan

mampu menjawab terhadap tuntutan dan perkembangan kehidupan

masyarakat.

b. Fleksibilitas. Kurikulum harus bisa diterapkan secara lentur disesuaikan dengan

karakteristik dan potensi setiap siswa, juga dinamika kehidupan masyarakat.

c. Kontinuitas. Isi program dan penerapan kurikulum di setiap sekolah harus

memberi bekal bagi setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan dan

potensi yang dimilikinya secara berkesinambungan dan berkelanjutan

(kontinuitas). Setiap satuan pendidikan mengembangkan kurikulum dengan

membaca dan mengetahui bagaimana program kurikulum di satuan pendidikan

yang lainnya.

d. Efisiensi dan Efektivitas. Kurikulum harus memungkinkan setiap personil untuk

menerapkannya secara mudah dengan menggunakan biaya secara proporsional

dan itulah efisien. Penggunaan seluruh sumber daya baik piranti kurikulum,

sumber daya manusia maupun sumber finansial harus menjamin bagi

tercapainya tujuan atau membawa hasil secara optimal dan itulah makna dari

prinsip efektivitas

Kurikulum yang diberlakukan di Indonesia sejak Indonesia merdeka telah mengalami

beberapa kali perubahan. Kurikulum tersebut secara berturut turut diberlakukan di

Page 246: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

Indonesia disesuaikan dengan tuntutan perubahan jaman. Kurikulum tyang telah

diberlakukan sampai saat ini adalah Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964,

Kurikulum 1968. Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004

(Kurikulum berbasis kompetensi/KBK), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan/KTSP), dan saat ini diterapkan Kurikulum 2013 secara berjenjang.

Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan proses

pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau luar kelas untuk membantu

peserta didik mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan pendekatan atau metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Di

antara pendekatan dan metode yang dianjurkan dalam Standar Proses tersebut

adalah pendekatan saintifik, inkuiri, pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran berbasis projek pada semua mata pelajaran. Pendekatan/metode

lainnya yang dapat diimplementasikan antara lain pembelajaran kontekstual dan

pembelajaran kooperatif.

Walaupun banyak guru SMP di Indonesia telah mengenal metode-metode tersebut,

pengimplementasian metode-metode tersebut di kelas merupakan hal yang belum

biasa. Untuk mengimplementasikannya, guru memerlukan panduan operasional yang

memberikan gambaran utuh kegiatan-kegiatan pembelajaran operasional apa saja

yang dilaksanakan pada tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Sehubungan dengan

hal tersebut, perlu diterbitkan panduan proses pembelajaran yang secara rinci

memberikan petunjuk operasional bagaimana metode-metode tersebut

diimplementasikan pada kegiatan belajar mengajar pada tahap pendahuluan, inti,

dan penutup.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan

Kurikulum 2006. Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, hanya 4 standar

yang berubah, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi,

dan Standar Penilaian. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

Page 247: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

keterampilan. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada

satu satuan pendidikan untuk mencapai SKL. Standar Penilaian Pendidikan adalah

kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar

peserta didik.

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan SKL

berdasarkan kesiapan siswa, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah

kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka

dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan

kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih

diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani

dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan

memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang memberatkan guru.

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tantangan internal. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi

pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8

Standar Nasional Pendidikan yang meliputi SI, standar proses, SKL, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan

lainnya terkait perkembangan penduduk usia produktif Indonesia. Jumlah

penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035

pada saat angkanya mencapai 70%.

2. Tantangan eksternal. Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus

globalisasi dan berbagai isu yang terkait pendidikan. Tantangan eksternal juga

terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student

Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-

anak Indonesia tidak menggembirakan. Hal ini antara lain dikarenakan banyak

Page 248: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

materi uji yang ditanyakan tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan

dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan

masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari

di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber

belajar;

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti

kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) Kompetensi Dasar. Semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan

untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam KI;

6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan

jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik,

yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara soft skills serta hard

skills siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

keIapakaミ berpikir saiミs, terkeマbaミgkaミミya さsense of inquiryざ daミ keマaマpuaミ berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran harus mampu menghasilkan kemampuan

untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan

sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana hal itu diperoleh siswa.

Penguatan materi pada Kurikulum 2013 dilakukan dengan pengurangan materi yang

tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Page 249: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

Juga menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan

internasional, serta penguatan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Cakupan

materi di SMP meliputi bilangan rasional, real, pengenalan aljabar, himpunan,

geometri dan pengukuran (termasuk transformasi, bangun tidak beraturan), dan

statistika dan peluang (termasuk metode statistik sederhana.

Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antara ide, desain,

dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan

menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran, penilaian,

dan buku teks.

Perbaikan tersebut dilaksanakan berdasarkan prinsip perbaikan kurikulum sebagai

berikut.

1. Keselarasan

Dokumen KI-KD, Silabus, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil

Belajar harus selaras dari aspek kompetensi dan lingkup materi.

2. Mudah Dipelajari

Lingkup kompetensi dan materi yang dirumuskan dalam KD mudah dipelajari

oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek

pedagogis.

3. Mudah Diajarkan

Lingkup kompetensi dan materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan oleh

guru sesuai dengan gaya belajar peserta didik, karakteristik mata pelajaran,

karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di lingkungan.

4. Terukur

Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur melalui indikator yang mudah

dirumuskan dan layak dilaksanakan.

5. Bermakna untuk Dipelajari

Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi peserta

didik sebagai bekal kehidupan.

Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, terdapat 4 standar yang

berubah, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan

Page 250: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

Standar Penilaian.

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Berdasarkan analisis kebutuhan, potensi, dan karakteristik sosial, ekonomi, dan

budaya daerah, maka ditetapkan SKL sebagai kriteria kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL sebagai

acuan utama pengembangan ketujuh standar pendidikan lainnya. SKL terdiri 3

ranah yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Ranah sikap mencakup 4

elemen yaitu proses, individu, sosial, dan alam. Ranah pengetahuan mencakup 3

elemen yaitu proses, obyek, dan subyek, sedangkan ranah ketrampilan terbagi 3

elemen yaitu proses, abstrak, dan kongkrit. Setiap elemen digunakan kata-kata

operasional yang berbeda. Selanjutnya SKL diterjemahkan kedalam Kompetensi

Inti yang berada dibawahnya.

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas:

a. Dimensi Sikap. Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya, yang

dicapai melalui: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan

mengamalkan.

b. Dimensi Pengetahuan. Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, yang dicapai melalui: mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.

c. Dimensi Keterampilan. Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan

pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret,

yang dicapai melalui: mengamati; menanya; mencoba dan mengolah;

menalar; mencipta; menyajikan dan mengomunikasikan

Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan

gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai

berikut: perkembangan psikologis anak, lingkup dan kedalaman materi,

kesinambungan, dan fungsi satuan pendidikan.

Page 251: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

Tabel. 1. Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan

SMA/MA/SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap

SD/MI/SDLB/

Paket A

SMP/MTs/SMPLB/

Paket B

SMA/MA/SMALB/

Paket C

RUMUSAN

Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME,

2. berkarakter, jujur, dan

peduli,

3. bertanggungjawab,

4. pembelajar sejati

sepanjang hayat, dan

5. sehat jasmani dan

rohani

sesuai dengan

perkembangan anak di

lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, dan negara.

Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME,

2. berkarakter, jujur, dan

peduli,

3. bertanggungjawab

4. pembelajar sejati

sepanjang hayat, dan

5. sehat jasmani dan

rohani

sesuai dengan

perkembangan anak di

lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, dan

kawasan regional.

Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME,

2. berkarakter, jujur, dan

peduli,

3. bertanggungjawab,

4. pembelajar sejati

sepanjang hayat, dan

5. sehat jasmani dan

rohani

sesuai dengan

perkembangan anak di

lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, kawasan

regional, dan

internasional.

Tabel 2. Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/

SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan.

SD/MI/SDLB/

Paket A

SMP/MTs/SMPLB/

Paket B

SMA/MA/SMALB/

Paket C

RUMUSAN

Page 252: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Memiliki pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif pada tingkat

dasar berkenaan dengan:

1. ilmu pengetahuan,

2. teknologi,

3. seni, dan

4. budaya.

Mampu mengaitkan

pengetahuan di atas

dalam konteks diri sendiri,

keluarga, sekolah,

masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, dan negara.

Memiliki pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif pada tingkat

teknis dan spesifik

sederhana berkenaan

dengan:

1. ilmu pengetahuan,

2. teknologi,

3. seni, dan

4. budaya.

Mampu mengaitkan

pengetahuan di atas

dalam konteks diri sendiri,

keluarga, sekolah,

masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, dan

kawasan regional.

Memiliki pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif pada tingkat

teknis, spesifik, detil, dan

kompleks berkenaan

dengan:

1. ilmu pengetahuan,

2. teknologi,

3. seni,

4. budaya, dan

5. humaniora.

Mampu mengaitkan

pengetahuan di atas

dalam konteks diri sendiri,

keluarga, sekolah,

masyarakat dan

lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, serta

kawasan regional

dan internasional.

Tabel 3. Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif .

PENJELASAN SD/MI/SDLB/

Paket A

SMP/MTs/SMPLB/

Paket B

SMA/MA/SMALB/

Paket C

Faktual Pengetahuan dasar

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

Pengetahuan teknis

dan spesifik tingkat

sederhana berkenaan

dengan ilmu

pengetahuan,

Pengetahuan teknis

dan spesifik, detail

dan kompleks

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

Page 253: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

diri sendiri, keluarga,

sekolah, masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa, dan

negara.

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan

regional.

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, kawasan

regional, dan

internasional.

Konseptual Terminologi/

istilah yang

digunakan, klasifikasi,

kategori, prinsip, dan

generalisasi

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan

budaya terkait dengan

diri sendiri, keluarga,

sekolah, masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa, dan

negara.

Terminologi/

istilah dan klasifikasi,

kategori, prinsip,

generalisasi dan teori,

yang digunakan

terkait dengan

pengetahuan teknis

dan spesifik tingkat

sederhana berkenaan

dengan ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan

regional. masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan

regional.

Terminologi/

istilah dan klasifikasi,

kategori, prinsip,

generalisasi,

teori,model, dan

struktur yang

digunakan terkait

dengan pengetahuan

teknis dan spesifik,

detail dan kompleks

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, kawasan

regional, dan

internasional.

Page 254: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

Prosedural Pengetahuan tentang

cara melakukan

sesuatu atau kegiatan

yang berkenaan

dengan ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

diri sendiri, keluarga,

sekolah, masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa dan

negara.

Pengetahuan tentang

cara melakukan

sesuatu atau kegiatan

yang terkait dengan

pengetahuan teknis,

spesifik, algoritma,

metode tingkat

sederhana berkenaan

dengan ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan

regional. kawasan

regional.

Pengetahuan tentang

cara melakukan

sesuatu atau kegiatan

yang terkait dengan

pengetahuan teknis,

spesifik, algoritma,

metode, dan kriteria

untuk menentukan

prosedur yang sesuai

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya, terkait

dengan masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, kawasan

regional, dan

internasional. sekitar,

bangsa, negara,

kawasan regional, dan

internasional.

Metakognitif Pengetahuan tentang

kekuatan dan

kelemahan diri sendiri

dan menggunakannya

dalam mempelajari

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan

budaya terkait dengan

diri sendiri, keluarga,

Pengetahuan tentang

kekuatan dan

kelemahan diri sendiri

dan menggunakannya

dalam mempelajari

pengetahuan teknis

dan spesifik tingkat

sederhana berkenaan

dengan ilmu

Pengetahuan tentang

kekuatan dan

kelemahan diri sendiri

dan menggunakannya

dalam mempelajari

pengetahuan teknis,

detail, spesifik,

kompleks, kontekstual

dan kondisional

Page 255: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

sekolah, masyarakat

dan lingkungan alam

sekitar, bangsa dan

negara.

pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan

regional.

berkenaan dengan

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan

masyarakat dan

lingkungan alam

sekitar, bangsa,

negara, kawasan

regional, dan

internasional.

Tabel 4. Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/

SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan.

SD/MI/SDLB/

Paket A

SMP/MTs/SMPLB/

Paket B

SMA/MA/SMALB/

Paket C

RUMUSAN

Memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak:

1. kreatif,

2. produktif,

3. kritis,

4. mandiri,

5. kolaboratif, dan

6. komunikatif

melalui pendekatan ilmiah

sesuai dengan tahap

perkembangan anak yang

relevan dengan tugas yang

diberikan

Memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak:

1. kreatif,

2. produktif,

3. kritis,

4. mandiri,

5. kolaboratif, dan

6. komunikatif

melalui pendekatan

ilmiah sesuai dengan

yang dipelajari di satuan

pendidikan dan sumber

lain secara mandiri

Memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak:

1. kreatif,

2. produktif,

3. kritis,

4. mandiri,

5. kolaboratif, dan

6. komunikatif

melalui pendekatan ilmiah

sebagai pengembangan

dari yang dipelajari di

satuan pendidikan dan

sumber lain secara

mandiri

Page 256: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

2. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara

berbeda pada setiap tingkatan dan kelas. KI merupakan komponen penilaian

yang akan dapat mengejawantahkan/mewujudkan isi dari SKL. Isi KI harus

mencerminkan harapan dari SKL Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai

dengan KI-4. Rumusan setiap KI berbeda sesuai dengan aspeknya. Untuk

mencapai kemampuan yang terdapat di dalam KI perlu diterjemahkan kedalam

KD yang sesuai dengan aspek pada setiap KI.

KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki

seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi

landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Rumusan KI meliputi:

a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;

d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) KD. Sebagai

unsur pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan

organisasi horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan KD satu kelas

dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu

akumulasi yang berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta

didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara KD satu mata pelajaran

dengan KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama

sehingga saling memperkuat.

Uraian tentang KI untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.

KOMPETENSI INTI

KELAS VII

KOMPETENSI INTI

KELAS VIII

KOMPETENSI INTI

KELAS IX

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

Page 257: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

KOMPETENSI INTI

KELAS VII

KOMPETENSI INTI

KELAS VIII

KOMPETENSI INTI

KELAS IX

agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang

dianutnya

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun,

percaya diri, dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun,

percaya diri, dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab,

peduli (toleransi,

gotong royong),

santun, percaya diri,

dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam

jangkauan pergaulan

dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian

tampak mata

3. Memahami dan

menerapkan

pengetahuan (faktual,

konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian

tampak mata

3. Memahami dan

menerapkan

pengetahuan (faktual,

konseptual, dan

prosedural)

berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya terkait

fenomena dan

kejadian tampak

mata

4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji,

Page 258: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

KOMPETENSI INTI

KELAS VII

KOMPETENSI INTI

KELAS VIII

KOMPETENSI INTI

KELAS IX

dan menyaji dalam ranah

konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut

pandang/teori

menalar dalam ranah

konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut

pandang/teori

dan menalar dalam

ranah konkret

(menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca,

menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang

dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang

sama dalam sudut

pandang/teori

Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2)

dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu:

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

3. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisi kemampuan dan

muatan pembelajaran untuk mata pelajaran pada SMP/MTs yang mengacu pada

kompetensi inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.

Page 259: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.

Kompetensi dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan

Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi empat

kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut.

a. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

b. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

c. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;

d. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan

sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung

(indirect teaching) yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan

(mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Pembelajaran langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari

KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses

pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-

2. Pembelajaran KI-1 dan KI-2 terintegrasi dengan pembelajaran KI-3 dan KI-4.

4. Indikator

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik

siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam

kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam

mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan: (a) tuntutan kompetensi yang

dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata

pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan

lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan

indikator, yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP, dan

Page 260: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal

yang dikenal sebagai indikator soal.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) memiliki kedudukan yang sangat strategis

dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai

berikut:

a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.

Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang

dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah

pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran, potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.

b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.

Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai IPK yang dikembangkan,

karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif

untuk mencapai kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada

aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak

dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-

inquiry.

c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.

Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian

kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK

sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.

d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta

mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam

menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator

penilaian.

Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam

KD. IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan kata kerja operasional.

Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi

Page 261: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Kata kerja operasional

pada IPK pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat mengacu pada

ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat mengacu pada ranah afektif

taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat mengacu pada ranah psikomotor

taksonomi Bloom.

IPK pada Kurikulum 2013 untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2

dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang

gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4.

IPK untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk

perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

5. Silabus Mata Pelajaran

Silabus mata pelajaran merupakan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan

pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang mencakup kompetensi dasar,

materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Hubungan logis antar-

berbagai komponen dalam silabus dari setiap mata pelajaran merupakan langkah

yang harus dipersiapkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Silabus

mata pelajaran juga dapat dijadikan pedoman dalam menyusun buku siswa yang

memuat materi pelajaran, aktivitas peserta didik, dan evaluasi.

Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh

peserta didik setelah kegiatan pembelajaran baik kompetensi pengetahuan

maupun keterampilan. Materi pembelajaran yang diturunkan dari kompetensi

dasar berisi materi-materi pokok pada setiap mata pelajaran. Kegiatan

pembelajaran merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

pembelajaran, dapat dilakukan melalui pendekatan saintifik, pembelajaran

berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran penemuan, atau

pembelajaran penyelidikan, termasuk pembelajaran kooperatif sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam

pembelajaran tersebut.

Page 262: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

Silabus disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana

sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format

dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman

namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap

mempertimbangkan tata urutan materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus

ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan

kurikulum, kemudahan bagi guru dalam mengajar, kemudahan bagi peserta didik

dalam belajar, keterukuran pencapaian kompetensi, kebermaknaan, dan

kebermanfaatan untuk dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan

pendidikan peserta didik.

Komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan

kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus

merupakan alternatif kegiatan belajar berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut

merupakan alternatif dan inspirasi bagi guru dalam mengembangkan berbagai

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata

pelajaran.

Kompetensi sikap spiritual dan sompetensi sikap sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan,

dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta

kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan

kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan

dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter

peserta didik lebih lanjut.

6. Keterkaitan antara SKL, KI-KD, dan Silabus

Standar kompetensi kulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Page 263: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap

tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan kompetensi

dasar. Kompetensi inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,

dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran,

mata pelajaran atau program dalam mencapai standar kompetensi lulusan.

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang

harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan

kompetensi dasar terdapat unsur kemampuan berpikir dan materi.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua

mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan

pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi

tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam

rumusan kompetensi dasar.

Alur pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar

melalui proses pembelajaran dan penilaian adalah sebagai berikut.

(1) Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi

pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.

(2) Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi

pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan

keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.

Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara

penilaian yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.

(3) Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh

pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan

spiritual yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2

dan KI-1.

(4) Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus,

kecuali untuk tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik

dalam RPP maupun dalam Silabus.

Page 264: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

Gambar 2. Keterkaitan SKL, KI dan KD dalam Pembelajaran dan Penilaian

Pada bagian ini akan diberikan contoh analisis keterkaitan KI dan KD dengan indikator

pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran pada topik kekongruenan dan

kesebangunan.

KI1-

KD1*)

KI2-

KD2*)

KI3-KD-

3

KI4-KD-

4

S

K

L

Materi

Pem-

bela-

jaran

Kegiatan

Pembela-

jaran

S

K

L

KETERKAITAN SKL, KI, DAN KD DALAM PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

S I L A B U S

IPK*)

IPK*)

IPK

IPK

*) UNTUK MAPEL:

PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI

PEKERTI PENDIDIKAN

PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN.

Penilaian

Sikap*) Pengeta

huan Keteram-

pilan

Page 265: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

Kompetensi Inti

Kompetensi

Dasar

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Materi

Pembelajaran

1. Memahami dan

menerapkan

pengetahuan

(faktual,

konseptual, dan

prosedural)

berdasarkan rasa

ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya terkait

fenomena dan

kejadian tampak

mata

3.6 Memaham

i konsep

kesebanguna

n dan

kekongruena

n geometri

melalui

pengamatan

3.6.1. Menjelaskan

syarat kongruen

dua bangun

segibanyak

(polygon).

3.6.2. Menentukan sisi-

sisi dan sudut-sudut

yang bersesuaian

pada dua bangun

datar yang kongruen

3.6.3. Menentukan

panjang sisi dan besar

sudut yang belum

diketahui pada dua

bangun yang

kongruen

3.6.4. Menjelaskan

syarat-syarat dua

segitiga yang

kongruen.

3.6.5. Membuktikan dua

segitiga kongruen

3.6.6. Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

Topik:

Kekongruenan

dan

Kesebangunan

Sub Topik:

Kekongruenan

Bangun Datar

Kekongruenan

Dua Segitiga

Kesebangunan

Bangun Datar

Kesebangunan

Dua Segitiga

3.6.8. Menentukan sisi- sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian pada dua bangun yang sebangun 3.6.9. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun sebangun 3.6.10. Menjelaskan syarat-syarat dua segitiga yang sebangun 3.6.11. Menentukan sisi- sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian pada dua segitiga yang sebangun 3.6.12 Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua segitiga sebangun

Page 266: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.5. Menyelesa ikan permasalahan nyata hasil pengamatan yang terkait penerapan kesebangunan dan kekongruenan

4.5.1. Memilih srategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan kekongruenan dan kesebangunan. 4.5.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kekongruenan dan kesebangunan.

Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran

Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan merupakan 2

kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan

melaksanakan pembelajaran. Melalui pemahaman keterkaitan kompetensi (SKL-KI-

KD), maka pendidik yang mengampu mata pelajaran Matematika dapat merumuskan

indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan

dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya

keterampilan bertindak tetapi juga keterampilan berpikir yang juga dikatakan sebagai

keterampilan abstrak dan konkret.

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan SKL

berdasarkan kesiapan siswa, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah

kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka

dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan

kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih

diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani

dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan

memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang memberatkan guru. Kurikulum 2013

dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tantangan internal. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi

pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8

Page 267: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

Standar Nasional Pendidikan yang meliputi SI, standar proses, SKL, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan

lainnya terkait perkembangan penduduk usia produktif Indonesia. Jumlah

penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035

pada saat angkanya mencapai 70%.

2. Tantangan eksternal. Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus

globalisasi dan berbagai isu yang terkait pendidikan. Tantangan eksternal juga

terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student

Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-

anak Indonesia tidak menggembirakan. Hal ini antara lain dikarenakan banyak

materi uji yang ditanyakan tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan

dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan

masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang

dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai

sumber belajar;

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti

kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) Kompetensi Dasar. Semua KD dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam KI;

Page 268: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan

jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik,

yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/ menalar, dan

mengomunikasikan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara soft

skills serta hard skills siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya さsense of inquiryざ dan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran harus mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana hal itu

diperoleh siswa.

Penguatan materi pada Kurikulum 2013 dilakukan dengan pengurangan materi

yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta

didik. Juga menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan

internasional, serta penguatan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Cakupan

materi di SMP meliputi bilangan rasional, real, pengenalan aljabar, himpunan,

geometri dan pengukuran (termasuk transformasi, bangun tidak beraturan), dan

statistika dan peluang (termasuk metode statistik sederhana).

D. Daftar Pustaka

Anglin, W. S. 1994. Mathematics: A Concise History and Philosophy. New York:

Springer-Verlag.

Boyer, Carl B. 1968. A History of Mathematics. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Cooke, R. 1997. The History of Mathematics. A Brief Cource. New York: John

Wiley & Sons, Inc.

Page 269: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26

Sumardyono. 2003. Sejarah Topik Matematika Sekolah. Seri Paket Pembinaan

Penataran. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika

(PPPG Matematika)

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Matematika. Seri Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta:

Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika (PPPG Matematika)

Sumardyono. 2012. Sejarah dan Filsafat Matematika. Modul Diklat Pasca UKA.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika)

Tim Penyusun. 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun

2016. Jakarta: Direktorat PSMP.

Yogi Anggraena. 2016. Kurikulum Matematika 1 dan Aljabar 1. Bahan ajar diklat.

Jakarta: Kemdikbud PPPPTK

Page 270: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB V

DESAIN PEMBELAJARAN

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 271: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 4: DESAIN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah membaca sumber belajar ini diharapkan Guru mempunyai wawasan tentang

desain pembelajaran. Diantaranya mengetahui pengertian dan langkah-langkah

pembelajaran dengan pendekatan saintifik, pembelajaran Problem-based Learning,

pembelajaran Project-based Learning, Inquiry, Discovery Learning, serta menerapkan

pendekatan dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan KD

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah membaca sumber belajar ini diharapkan Guru dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan

saintifik

2. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Problem-based

Learning

3. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Project-based

Learning

4. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Inquiry

5. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning

6. Menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan KD

C. Uraian Materi

1. Pendekatan saintifik (dalam pembelajaran) dan metode saintifik

Pada Permendikbud No.ヱヰン tahuミ ヲヰヱヴ diミyatakaミ bahwa さPeマbelajaraミ pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis

proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi

seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya

Discovery Learning, Project-based Learning, Problem-based Learning, Inquiry

learningざ.

Pada kalimat di atas tersua tiga istilah yang disusun secara hirarkis, yakni

pendekatan, strategi, dan model. Dalam beberapa buku teks pembelajaran,

Page 272: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

istilah pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang (perspektif)

terhadap proses pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127). Dalam ranah pendidikan

bahasa, Douglas Brown (2001: 14) yang merujuk pendapat Edward Anthony

(1963), juga menyatakan tiga komponen hirarkis yang kurang lebih sama yakni

pendekatan, metode, dan teknik. Di sini pendekatan dipandang sebagai

seperangkat asumsi atau prinsip tentang bahasa dan pembelajaran bahasa. Dua

istilah di bawahnya yakni metode dan teknik, kurang lebih mempunyai

kedudukan yang sejajar dengan istilah strategi dan model dalam Permendikbud.

Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan berbasis proses keilmuan. Artinya,

proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara sistematis. Dalam

konteks ini, tidak sulit untuk menyatakan bahwa pendekatan saintifik ini berakar

pada metode ilmiah (saintific method), sebuah konsep yang menekankan ilmu

pengetahuan lebih sebagai kata kerja ketimbang kata benda. Metode saintifik

sendiri merupakan prosedur atau proses, yakni langkah-langkah sistematis yang

perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) yang didasarkan pada

persepsi inderawi dan melibatkan uji hipotesis serta teori secara terkendali

(Sudarminta, 2002 : 164). Karena pengamatan inderawi biasanya mengawali

maupun mengakhiri proses kerja ilmiah, maka cara kerja atau proses ilmiah

sering juga disebut lingkaran atau siklus empiris.

Pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar Bruner, Piaget, dan

Vygotsky berikut ini. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan.

Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin &

Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya

apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses kognitif

dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan

intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya

cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan

penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan.

Keempat, dengan melakukan penemuan, retensi ingatan peserta didik akan

Page 273: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

menguat. Empat hal di atas bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan

dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Berdasarkan teori Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan

perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental

atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi

dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah

berhenti berubah. Skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata

orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan semata disebut

dengan adaptasi.

Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya

seseorang mengintegrasikan stimulus, yang dapat berupa persepsi, konsep,

hukum, prinsip, atau pengalaman baru, ke dalam skema yang sudah ada di dalam

pikirannya. Asimilasi terjadi jika ciri-ciri stimulus tersebut cocok dengan ciri-ciri

skema yang telah ada. Apabila ciri-ciri stimulus tidak cocok dengan ciri-ciri skema

yang telah ada, seseorang akan melakukan akomodasi.

Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang cocok dengan ciri-ciri

rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok

dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya

penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi. Apabila pada

seseorang akomodasi lebih dominan dibandingkan asimilasi, ia akan memiliki

skemata yang banyak tetapi kualitasnya cenderung rendah. Sebaliknya, apabila

asimilasi lebih dominan dibandingkan akomodasi, seseorang akan memiliki

skemata yang tidak banyak, tetapi cenderung memiliki kualitas yang tinggi.

Keseimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi diperlukan untuk

perkembangan intelek seseorang, menuju ke tingkat yang lebih tinggi.

Piaget (Carin & Sund, 1975) menyatakan bahwa pembelajaran yang bermakna

tidak akan terjadi kecuali peserta didik dapat beraksi secara mental dalam

bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi atau stimulus yang ada di

Page 274: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

sekitarnya. Bila hal ini tidak terjadi, guru dan peserta didik hanya akan terlibat

dalam belajar semu (pseudo-learning) dan informasi yang dipelajari cenderung

mudah terlupakan.

Proses kognitif yang dibutuhkan dalam rangka mengonstruk konsep, hukum,

atau prinsip dalam skema seseorang melalui tahapan mengamati, merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan yang terjadi dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik selalu melibatkan proses asimilasi dan akomodasi. Oleh

karena itu, teori belajar Piaget sangat relevan dengan pendekatan saintifik.

Vygotsky (Nur dan Wikandari, 2000:4) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi

apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum

dipelajari, tetapi tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan,

atau tugas itu berada dalam zone of proximal development, yaitu daerah yang

terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini, yang didefinisikan sebagai

kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman

sebaya yang lebih mampu.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada teori Vygotsky

menerapkan apa yang disebut dengan scaffolding (perancahan). Perancahan

mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang

lebih kompeten. Artinya, sejumlah besar dukungan diberikan kepada anak

selama tahap-tahap awal pembelajaran, yang kemudian bantuan itu semakin

dikurangi untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil

tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukannya

sendiri. (Nur, 1998:32).

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi peserta didik,

Page 275: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

b. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik,

c. Memperoleh hasil belajar yang tinggi,

d. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis karya ilmiah, serta

e. Mengembangkan karakter peserta didik.

3. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

a. Berpusat pada peserta didik yaitu kegiatan aktif peserta didik secara fisik dan

mental dalam membangun makna atau pemahaman suatu konsep,

hukum/prinsip

b. Membentuk students’ self concept yaitu membangun konsep berdasarkan

pemahamannya sendiri.

c. Menghindari verbalisme,

d. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip,

e. Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta didik,

f. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik,

g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi, serta

h. Memungkinkan adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip

yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.

i. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum,

atau prinsip,

j. Melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan

intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

4. Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Secara umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan melalui

sejumlah langkah sebagai berikut.

Page 276: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

a. Melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek dari suatu fenomena untuk

mengidentifikasi masalah

b. Merumuskan pertanyaan berkaitan dengan masalah yang ingin diketahui dan

menalar untuk merumuskan hipotesis atau jawaban sementara berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,

c. Mencoba/mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik,

d. Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan,

e. Mengkomunikasikan kesimpulan,

f. Mencipta.

Hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik berupa

konsep, hukum, atau prinsip yang dikonstruk oleh peserta didik dengan bantuan

guru. Pada kondisi tertentu, data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan

tidak mungkin diperoleh secara langsung oleh peserta didik karena kadang-kadang

data tersebut perlu dikumpulkan dalam waktu yang lama. Dalam hal ini guru dapat

memberikan data yang dibutuhkan untuk kemudian dianalisis oleh peserta didik.

5. Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran

yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh, ketika memulai pembelajaran, guru

menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira, mengecek kehadiran para

peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran karena

terkait langsung dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam

pendekatan saintifik ditujukan untuk memperoleh konsep, hukum, atau prinsip

oleh peserta didik dengan bantuan guru melalui langkah-langkah kegiatan yang

diberikan di muka. Pada akhir kegiatan inti validasi terhadap konsep, hukum, atau

prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta didik dilakukan.

Page 277: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

Kegiatan penutup ditujukan untuk beberapa hal pokok. Pertama, pengayaan

materi pelajaran yang dikuasai peserta didik. Pengayaan dapat dilakukan dengan

memberikan tugas kepada peserta didik membaca buku-buku pelajaran atau

sumber informasi lainnya untuk memantapkan pemahaman materi yang telah

dibelajarkan atau memahami materi lain yang berkaitan. Guru juga dapat meminta

peserta didik mengakses sumber-sumber dari internet, baik berupa animasi

maupun video yang berkaitan dengan materi yang telah dibelajarkan. Dalam hal

ini, sebaiknya guru memberikan situs-situs internet yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang telah dibelajarkan. Pengayaan dapat juga dilakukan dengan

meminta peserta didik melakukan percobaan di rumah, yang berkaitan dengan

materi yang telah dibelajarkan, yang dapat dilakukan dengan aman. Kedua, guru

dapat memberikan kegiatan remedi apabila ada peserta didik yang belum

mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain itu, guru dapat memberi PR dan

memberitahuhan materi/ kompetensi berikutnya yang akan dipelajari.

Beberapa buku teks menyatakan terdapat empat atau lima langkah dalam metode

ilmiah. Salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Gay, Mills, dan Airasian

(2012: 6) yang mengemukakan 5 langkah metode ilmiah yakni :

a. Mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini boleh dikata muncul sebuah situasi

yakni situasi masalah yang dapat muncul sebagai hasil dari pengamatan

terhadap feミoマeミa atau gejala yaミg さマeミarikざ atau yaミg さaミehざ. Ada bagiaミ dari perstiwa atau fenomena itu yang belum dapat dijelaskan secara masuk

akal. Maka perlu menetapkan atau merumuskan apa masalah yang ingin

dipecahkan.

b. Merumuskan hipotesis. Hipotesis atau jawaban sementara ini bersifat tentatif,

yang diduga dapat menjawab permasalahan di atas. Hipotesis berfungsi untuk

memprediksi atau menjelaskan sebab-sebab dari masalah yang telah

dirumuskan. Dikatakan sementara karena hipotesis ini dapat dibentuk

berdasarkan akal sehat, dugaan murni, spekulasi, imajinasi, maupun asumsi

tertentu. Dalam kesempatan tertentu kegiatan ini mencakup pula studi

kepustakaan.

Page 278: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

c. Mengumpulkan data. Langkah ini dimaksudkan untuk mengumpulkan fakta

atau data sebanyak mungkin dari lapangan dengan teknik-teknik tertentu

misalnya wawancara, kuesioner, observasi, dan sebagainya. Data merupakan

fakta yang sudah diolah dan disajikan dalam bentuk dan cara yang sistematis.

Bentuknya dapat berupa statistik, gambar, tabel, grafik, dan dokumen-

dokumen. Sedangkan fakta biasanya sering disebut data mentah. Fakta atau

data inilah yang harus diolah pada langkah berikutnya.

d. Menganalisis data. Langkah ini dimaksudkan pertama-tama untuk menjawab

masalah yang telah ditetapkan pada langkah awal. Dengan kata lain untuk

membuktikan apakah hipotesis yang dirumuskan sebelumnya benar atau

tidak.

e. Menarik simpulan.

Lima langkah inilah yang dijadikan sudut pandang atau asumsi dasar

(=pendekatan) pembelajaran seperti yang dimaksudkan dalam Permendikbud No.

103 Tahun 2014. Sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik

terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing), menanya

(questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau

mengasosiasi (associating), mengomunikasikan (communicating).

Mengamati. Siswa menggunakan panca indranya untuk mengamati fenomena

yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata

pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa

mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, mendengarkan

percakapan. Contoh untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah membaca

teks, untuk prakarya adalah mencicipi iga bakar, dan untuk mata pelajaran IPS

adalah mengamati banjir, dan lain-lainnya. Fenomena dapat diamati secara

langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan adalah siswa

mendapatkan pengetahuan faktual, pengalaman, dan serangkaian informasi yang

belum diketahui (gap of knowledge). Membantu siswa menginventarisasi segala

sesuatu yang belum diketahui (gap of knowledge). Agar kegiatan mengamati

dapat berlangsung baik, sebelumnya guru perlu menemukan fenomena yang

Page 279: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

diamati, merancang, mempersiapkan, menunjukkan, atau menyediakan sumber

belajar yang relevan dengan KD atau materi pembelajaran yang akan diamati

oleh siswa.

Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup yang menghendaki

jawaban tentang pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian

pertanyaan siswa terutama yang mengarah ke atau relevan dengan indikator-

indikator KD yang sudah dirumuskan. Guru Membantu siswa merumuskan

pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat

melakukan/menciptakan sesuatu. Misalnya, guru membantu siswa dengan

merumuskan pertanyaan pancingan terkait dengan apa yang sedang diamati.

Mengumpulkan informasi/mencoba. Siswa mengumpulkan data melalui berbagai

teknik, misalnya: melakukan eksperimen; mengamati objek/kejadian/aktivitas;

wawancara dengan nara sumber; membaca buku pelajaran, dan sumber lain di

antaranya kamus, ensiklopedia, media masa, buku pintar, atau serangkaian data

statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet),

media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga

membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengesi lembar kerja, menggali

informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa

memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah

serangkaian data atau informasi yang relevan dengan serangkaian KD.

Menalar/mengasosiasi. Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan.

Dalam langkah ini siswa memecah, memilah dan memilih informasi,

mengklasifikasikan, atau menghitung dengan cara tertentu untuk menjawab

pertanyaan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat

mengidentifikasi, mengklasifikasi, atau menghubung-hubungkan data/informasi

yang diperoleh. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang

merupakan jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan.

Page 280: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

Mengomunikasikan. Siswa menyampaikan simpulan hasil analisis secara lisan,

tertulis, atau menyampaikan melalui media lain. Pada kegiatan ini, siswa dapat

juga memajang/memamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah (upload)

di blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, memberikan penguatan,

serta memberikan penjelasan/informasi lebih luas. membantu peserta didik untuk

menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik

dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.

Karena sudut pandang atau asumsi dasar (pendekatan)-nya berupa langkah-

langkah operasional yang berurutan, maka yang disebut pendekatan (saintifik)

dalam pembelajaran dengan mudah dipahami sebagai sebuah sintak yang dapat

digunakan sebagai praksis pembelajaran. Dengan kata lain istilah さpeミdekataミざ

menjadi identik dengan さマodelざ, seperti model Discovery Learning, Project-based

Learning, Problem-based Learning, Inquiry learning seperti yang termaktub dalam

Permendikbud No. 103 tahun 2014. Paparan berikut akan menitikberatkan pada

apa dan bagaimana model-model tersebut.

6. Model-model Pembelajaran

f. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya

disingkat PBM, mula-mula dikembangkan di sekolah kedokteran, McMaster

University Medical School di Hamilton, Canada pada 1960-an (Barrows, 1996).

PBM dikembangkan sebagai respon atas fakta bahwa mahapeserta didik

mengalami kesulitan di tahun pertama perkuliahan, seperti pada mata kuliah

Anatomi, Biokimia, dan Fisiologi. Mereka tidak termotivasi menempuh mata

kuliah-mata kuliah tersebut karena tidak melihat relevansinya dengan profesi

mereka kelak. Selain itu, juga didapati fakta bahwa para dokter muda yang

baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat

kaya, tetapi kurang memiliki keterampilan memadai untuk memanfaatkan

pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari. Atas dasar itu, para pengajar

merancang pembelajaran yang mendasarkan pada masalah atau kasus aktual.

Pembelajaran dimulai dengan penyajian masalah klinis yang dapat

Page 281: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

diselesaikan dengan menggunakan pengetahuan medis yang relevan.

Perkembangan selanjutnya, PBM secara lebih luas diterapkan di berbagai

mata kuliah di perguruan tinggi dan di berbagai mata pelajaran di sekolah.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang

menggunakan masalah nyata sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka

(open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka

mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan

masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan

membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata

tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian

kompetensi dasar.

Contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis

Masalah dalam pembelajaran matematika: Dalam keadaan darurat seseorang

harus diselamatkan melalui pintu jendela yang tingginya 4m dengan

menggunakan tangga. Dengan pertimbangan keselamatan, tangga tersebut

harus ditempatkan minimum 1m dari dasar bangunan. Berapa panjang tangga

yang mungkin?

Tujuan utama PBM adalah mengembangkan keterampilan menyelesaikan

masalah, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan untuk

belajar mandiri, dan membentuk atau memperoleh pengetahuan baru.

Prinsip-prinsip PBM adalah sebagai berkut.

a. Penggunaan masalah nyata (otentik)

b. Berpusat pada peserta didik (student-centered)

c. Guru berperan sebagai fasilitator

d. Kolaborasi antarpeserta didik

e. Sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta didik

untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri.

Secara umum, berikut langkah-langkah PBM yang mengadaptasi dari

pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997).

Page 282: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan

penutup. Tahap-tahap orientasi terhadap masalah, organisasi belajar,

penyelidikan individual maupun kelompok, dan pengembangan dan penyajian

hasil penyelesaian masalah merupakan tahap inti pembelajaran. Tahap

analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah merupakan tahap penutup.

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Deskripsi

Tahap 1

Orientasi terhadap

masalah

Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik.

Tahap 2

Organisasi belajar

Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami

masalah nyata yang telah disajikan, yaitu

mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang

perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan

untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi

peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Tahap 3

Penyelidikan

individual maupun

kelompok

Guru membimbing peserta didik melakukan

pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep,

teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan

berbagai alternatif penyelesaian masalah.

Tahap 4

Pengembangan dan

penyajian hasil

penyelesaian

masalah

Guru membimbing peserta didik untuk menentukan

penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai

alternatif pemecahan masalah yang peserta didik

temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil

penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk

gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.

Tahap 5

Analisis dan

evaluasi proses

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian

masalah yang dilakukan.

Page 283: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

Tahap Deskripsi

penyelesaian

masalah

g. Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning)

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang

menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran

terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk

dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai

dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman

nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema,

karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini

memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun

berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.

Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model pembelajaran yang

menggunakan projek sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan pengalaman nyata. PBP

dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam

pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui investigasi

dalam perancangan produk. PBP merupakan pendekatan pembelajaran yang

inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang

kompleks. Pelaksanaan pembelajaran berbasis projek memberi kesempatan

peserta didik berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya

melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk nyata berupa

barang atau jasa.

Pada PBP, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah

dalam bentuk suatu projek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya

dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. PBP dapat

mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih

Page 284: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

kolaboratif daripada bekerja sendiri-sendiri. Di samping itu PBP dapat juga

dilakukan secara mandiri melalui bekerja mengkonstruk pembelajarannya

melalui pengetahuan serta keterampilan baru, dan mewujudkannya dalam

produk nyata.

Pembelajaran Berbasis Projek merupakan metode pembelajaran yang

berfokus pada peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah terkait

dengan projek dan tugas-tugas bermakna lainnya. Pelaksanaan PBP dapat

memberi peluang pada peserta didik untuk bekerja mengkonstruk tugas yang

diberikan guru yang puncaknya dapat menghasilkan produk karya peserta

didik. Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

projek.

c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah projek

yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.

d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/projek.

e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat

kelompok.

Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis projek adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas

projek pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

b. Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu

tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

c. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu

kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar

dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan beberapa kompetensi dasar

antarmata pelajaran. Oleh karena itu, tugas projek dalam satu semester

dibolehkan hanya satu penugasan dalam suatu mata pelajaran.

Page 285: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

d. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan

produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan

tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya).

Produk tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan

dan umpan balik untuk perbaikan produk.

e. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri

dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru. Pertemuan tatap muka dapat

dilakukan di awal pada langkah penentuan projek dan di akhir

pembelajaran pada langkah penyusunan laporan dan presentasi/publikasi

hasil projek, serta evaluasi proses dan hasil projek.

Dalam PBP, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik

dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan projek yang realistik. Di

samping itu, penerapan pembelajaran berbasis projek ini mendorong

tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta

berpikir kritis dan analitis pada peserta didik. Secara umum, langkah-langkah

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) dapat dijelaskan sebagai berikut.

Bagan 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek

Diadaptasi dari Keser & Karagoca (2010)

Berikut disajikan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah

PBP.

3. Penyusunan

Jadwal Pelaksanaan

Projek

2. Perancangan

langkah-langkah

penyelesaian

projek

1. Penentuan

Projek

5. Penyusunan

laporan dan

presentasi/publikas

i hasil projek

4. Penyelesaian

projek dengan

fasilitasi dan

monitoring guru

Page 286: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

a. Penentuan projek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik projek bersama guru.

Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan projek yang akan

dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak

menyimpang dari tema.

Pada bagian ini, peserta didik memilih tema/topik untuk menghasilkan produk

(laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya

keterampilan) dengan karakteristik mata pelajaran dengan menekankan

keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan dengan kriteria tugas,

dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan

sumber/bahan/alat yang tersedia.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek dari

awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan projek ini

berisi perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk

penyelesaian projek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung

penyelesaian tugas projek, dan kerja sama antaranggota kelompok.

Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang

akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan

bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.

c. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek

Peserta didik dengan pendampingan guru melakukan penjadwalan semua

kegiatan yang telah dirancangnya.Berapa lama projek itu harus diselesaikan

tahap demi tahap. Peserta didik menyusun tahap-tahap pelaksanaan projek

dengan mempertimbangkan kompleksitas langkah-langkah dan teknik

penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan guru.

d. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan pelaksanaan rancangan projek yang telah dibuat.

Peserta didik mencari atau mengumpulkan data/material dan kemudian

Page 287: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

mengolahnya untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai

dihasilkan produk akhir.

Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan projek di antaranya dengan: a)

membaca, b) membuat disain, c) meneliti, d) menginterviu, e) merekam, f)

berkarya, g) mengunjungi objek projek, dan/atau h) akses internet. Guru

bertanggung jawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam

melakukan tugas projek mulai proses hingga penyelesaian projek. Pada

kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam

aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas projek.

e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek

Hasil projek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, disain,

karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lan dipresentasikan dan/atau

dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam

bentuk presentasi, publikasi (dapat dilakukan di majalah dinding atau

internet), dan pameran produk pembelajaran.

f. Evaluasi proses dan hasil projek

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil tugas projek. Proses refleksi pada tugas projek

dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,

peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama

menyelesaikan tugas projek yang berkembang dengan diskusi untuk

memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas projek. Pada tahap ini juga

dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dilakukan.

Proses pembelajaran berbasis projek meliputi tahap-tahap pendahuluan,

kegiatan inti, dan penutup. Langkah-langkah PBP secara keseluruhan berada

dalam tahap kegiatan inti. Dengan demikian tahap kegiatan inti meliputi

kegiatan menemukan tema/topik projek, kegiatan merancang langkah

penyelesaian projek, menyusun jadwal projek,proses penyelesaian projek

dengan difasilitasi dan dimonitor oleh guru, penyusunan laporan dan

Page 288: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

presentasi/publikasi hasil projek, dan evaluasi proses dan hasil kegiatan

projek.

Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek

Langkah-langkah Deskripsi

Langkah -1

Penentuan projek

Guru bersama dengan peserta didik

menentukan tema/topik projek

Langkah -2

Perancangan langkah-

langkah penyelesaian

projek

Guru memfasilitasi Peserta didik untuk

merancang langkah-langkah kegiatan

penyelesaian projek beserta pengelolaannya

Langkah -3

Penyusunan jadwal

pelaksanaan projek

Guru memberikan pendampingan kepada

peserta didik melakukan penjadwalan semua

kegiatan yang telah dirancangnya

Langkah -4

Penyelesaian projek

dengan fasilitasi dan

monitoring guru

Guru memfasilitasi dan memonitor peserta

didik dalam melaksanakan rancangan projek

yang telah dibuat

Langkah -5

Penyusunan laporan dan

presentasi/publikasi hasil

projek

Guru memfasilitasi Peserta didik untuk

mempresentasikan dan mempublikasikan hasil

karya

Langkah -6

Evaluasi proses dan hasil

projek

Guru dan peserta didik pada akhir proses

pembelajaran melakukan refleksi terhadap

aktivitas dan hasil tugas projek

h. Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan

Page 289: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak

terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik

berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya.

Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah

mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri

materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi

kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan

dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat

sejumlah fakta).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah

pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang

meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan peserta didik untuk mencari

dan menyelidiki sesuatu (benda, manusiaatau peristiwa), secara sistematis,

kritis, logis, dan analitis.

Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri:

1) Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

2) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.

3) Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam

belajar.

4) Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan

kesimpulan.

Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

Tahap Deskripsi

Tahap 1

Orientasi

Guru mengondisikan agar peserta didik siap

melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan

topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok

kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik

Page 290: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

Tahap Deskripsi

untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik

dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.

Tahap 2

Merumuskan

masalah

Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik

untuk merumuskan dan memahami masalah nyata

yang telah disajikan.

Tahap 3

Merumuskan

hipotesis

Guru membimbing peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan

cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan

jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai

perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

permasalahan yang dikaji.

Tahap 4

Mengumpulkan

data

Guru membimbing peserta didik dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

mendorong peserta didik untuk berpikir mencari

informasi yang dibutuhkan.

Tahap 5

Menguji hipotesis

Guru membimbing peserta didik dalam proses

menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

dengan data dan informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting

dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat

keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan.

Tahap 6

Merumuskan

kesimpulan

Guru membimbing peserta didik dalam proses

mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan

hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada

peserta didik data mana yang relevan.

Page 291: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

i. Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)

Pembelajaran menemukan (Discovery Learning), adalah Pembelajaran untuk

menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan

memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan

menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan

untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Karakteristik dari pembelajaran menemukan (Discovery Learning):

5) Peran guru sebagai pembimbing.

6) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan.

7) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan

kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,

serta membuat kesimpulan.

Tabel 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)

Tahap Deskripsi

Tahap 1

Persiapan

Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi

karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,

gaya belajar, dan sebagainya)

Tahap 2

Stimulasi/pemberian

rangsangan

Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan

mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan

aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap

ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi

belajar yang dapat mengembangkan dan membantu

peserta didik dalam mengeksplorasi bahan

Tahap 3

Identifikasi masalah

Guru Mengidentifikasi sumber belajardan memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda

Page 292: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

Tahap Deskripsi

masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis (jawaban sementara atas

pertanyaan masalah)

Tahap 4

Mengumpulkan data

Guru Membantu peserta didik mengumpulan dan

mengeksplorasi data.

Tahap 5

Pengolahan data

Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan

mengolah data dan informasi yang telah diperoleh

para peserta didik baik melalui wawancara, observasi,

dan sebagainya

Tahap 6

Pembuktian

Guru membimbing peserta didik melakukan

pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan

temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil

Tahap 7

Menarik kesimpulan

Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip

dan generalisasi hasil penemuannya.

D. Daftar Pustaka

Anglin, W. S. 1994. Mathematics: A Concise History and Philosophy. New York:

Springer-Verlag.

Courant, Richart & Robbins, Herbert. 1981. What is Mathematics, An Elementary

Approach To Ideas and Methods. New York: Oxford University Press.

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Matematika. Seri Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan Penataran Guru Matematika (PPPG Matematika)

Sumardyono. 2012. Sejarah dan Filsafat Matematika. Modul Diklat Pasca UKA.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika)

Page 293: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

Yogi Anggraena. 2016. Kurikulum Matematika 1 dan Aljabar 1. Guru Pembelajar

Modul Matematika SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika)

Page 294: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB VI

MEDIA PEMBELAJARAN

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 295: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 5 : MEDIA PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Tujuan belajar yang ingin dicapai adalah peserta dapat:

1. Menyebutkan perbedaan media pembelajaran dengan media pada umumnya,

2. menyebutkan macam-macam media pembelajaran beserta contohnya baik

menurut bentuk maupun fungsinya,

3. menyebutkan perbedaan media pembelajaran yang merupakan alat peraga manipulatif

dengan yang bukan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan akan dapat:

1. Membedakan media dan media pembelajaran

2. Membedakan macam-macam media pembelajaran

3. Membedakan media pembelajaran yang merupakan alat peraga manipulatif

dengan yang bukan.

C. Uraian Materi

Proses pembelajaran tentunya akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik apabila telah

dirancang dengan baik pula. Selain itu, guru perlu memerluas wawasan tentang berbagai

pendekatan, model, metode, maupun strategi pembelajaran. Pembelajaran perlu dibuat

agar siswa dapat membangun pengetahuannya sehingga pembelajaran dapat berpusat

pada siswa. Oleh sebab itu, guru perlu mencari cara lain dalam mengajar agar lebih

efektif. Menurut Forsyth, Jolliffe, & Stevens (2004:

69), さlearning is an active process. In order to learn a person has to take part in various

learning activities. Interaction is an essential element of learningざ. Peミdapat tersebut memberi pengertian bahwa belajar merupakan suatu proses aktif. Untuk belajar,

seseorang perlu mengambil bagian dalam berbagai aktivitas belajar. Interaksi merupakan

unsur penting dalam belajar. Akibatnya, seseorang perlu berinteraksi secara langsung

dengan apa yang sedang dipelajarinya. Keterlibatan pebelajar dalam aktivitas secara aktif

dapat membantunya untuk belajar. Kegiatan belajar seharusnya dirancang agar bervariasi

agar memungkinkan pebelajar untuk mendapatkan pengalaman yang bervariasi pula.

Page 296: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

Pernyataan-pernyataan tersebut sejalan dengan Piaget yang berpendapat bahwa belajar

merupakan suatu proses pengonstruksian dimana seseorang membangun pengetahuan

melalui interaksi dengan lingkungan (Arends, 2012: 330; Kryiacou, 2009: 24).

Menurut Piaget, siswa usia SMP sudah dapat melakukan operasi formal dimana anak

sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal abstrak sehingga

penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Akan tetapi, Brunner

mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi

kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dalil ini menyatakan bahwa

manipulasi benda-benda diperlukan dalam pengonstruksian pemahaman siswa

(Suherman, et al., 2001: 43 - 45). Hal ini didukung oleh pernyataan Boggan, Harper,

dan Whitmire (2010: 5) bahwa siswa pada segala tingkat pendidikan dan kemampuan

akan mendapat keuntungan dari penggunaan alat peraga manipulatif. Dengan kata lain,

penggunaan alat peraga manipulatif dapat berpengaruh positif terhadap kualitas

pembelajaran.

Selain media pembelajaran berupa media fisik alat peraga, terdapat pula media

pembelajaran ICT. Media tersebut memanfaatkan potensi perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi dalam mengefektifkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Terdapat hubungan yang positif antara penggunaan teknologi

dengan prestasi belajar seperti yang terjadi di Singapura jika teknologi digunakan secara

tepat. Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat di mana tidak

terdapat hubungan di antara keduanya (Alsafran & Brown, 2012: 1). Artinya, belum tentu

siswa yang mendapat pembelajaran yang menggunakan teknologi, dalam hal ini

komputer, selalu mendapat prestasi yang baik jika tidak digunakan secara tepat.

Penggunaan alat tersebut baik media fisik alat peraga maupun media ICT dapat

dilakukan pada semua tingkat pendidikan, bukan hanya di Sekolah Dasar saja. Bahkan,

siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah akan mendapat

keuntungan jika mendapat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga maupun

media ICT. Keuntungan ini mungkin saja dalam aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai jembatan siswa dalam

memahami konsep abstrak dari obyek matematika melalui pemanipulasian benda-

Page 297: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

benda nyata baik secara individu, kelompok, maupun klasikal. Oleh sebab itu penggunaan

media pembelajaran baik media fisik berupa alat peraga maupun media ICT dalam

pembelajaran matematika perlu dipelajari oleh para guru.

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan kata jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti

さaミtaraざ yaitu segala sesuatu yaミg マeマbawa iミforマasi aミtara suマber iミforマasi daミ penerima (Smaldino, et al., 2005: 9). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa segala

sesuatu yang dapat menjembatani informasi antara sumber informasi dan penerima

dapat dikatakan sebagai media. Pendapat lain mengatakan bahwa media diartikan

sebagai alat fisik dari komunikasi antara lain buku, modul cetak, teks terprogram,

komputer, slide/pita presentasi, film, pita video, dan sebagainya (Gagne & Briggs,

1979: 175). Dengan kata lain, media merupakan benda fisik yang dapat menjadi

penghubung komunikasi dari sumber informasi kepada orang lain yang melihat,

membaca, atau menggunakannya. Benda tersebut dapat berbentuk cetak maupun

noncetak.

Newby, et al. (2006: 308) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan pemilihan dan

pengaturan informasi, kegiatan, metode, dan media untuk membantu siswa mencapai

tujuan belajar yang telah direncanakan. Dalam pembelajaran terjadi pengaturan siswa

untuk dapat belajar melalui kegiatan yang akan dilaksanakan, pemilihan metode dan

media yang akan digunakan, serta adanya target pengetahuan atau kemampuan yang

akan diperoleh setelah mengikuti serangkaian kegiatan. Semua hal tersebut dilakukan

atau digunakan agar dapat membantu siswa untuk mencapai target berupa tujuan belajar

yang telah direncanakan sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan guna mencapai suatu tujuan

pembelajaran didefinisikan sebagai media pembelajaran (Smaldino, et al., 2005: 9).

Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala alat yang dapat membantu

tercapainya tujuan pembelajaran. Senada dengan definisi tersebut, Newby, et al. (2006:

308) mendefinisikan media pembelajaran sebagai saluran dari komunikasi yang

membawa pesan dengan tujuan yang berkaitan den gan pembelajaran yang dapat berupa

cara atau alat lain yang dengannya informasi dapat disampaikan atau dialami siswa.

Page 298: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran juga dapat berupa cara

atau alat untuk berkomunikasi dengan siswa. Segala sesuatu yang digunakan sebagai

penyampai pesan pembelajaran diidentifikasi sebagai media pembelajaran. Dengan kata

lain, media pembelajaran membantu siswa dalam mendapat atau membangun informasi

atau pengetahuan.

Dari beberapa pendapat tersebut, media dapat diartikan sebagai alat fisik komunikasi

yang berfungsi menyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke penerima

informasi. Adapun media pembelajaran merupakan alat atau perantara untuk

memfasilitasi komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar

guna mencapai tujuan belajar.

2. Macam Media Pembelajaran

Menurut bentuknya, media yang digunakan dalam belajar dan pembelajaran secara

umum dibedakan menjadi media cetak dengan noncetak serta media audio dengan

nonaudio. Secara lebih spesifik, media dapat berupa antara lain teks, audio, visual, media

bergerak, obyek/media yang dapat dimanipulasi (media manipulatif), dan manusia.

Media teks merupakan jenis media yang paling umum digunakan. Media ini berupa

karakter huruf dan bilangan yang disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan tulis, dan

sejenisnya (Smaldino, et al., 2005: 9; Newby, et al., 2006: 21).

Media audio meliputi segala sesuatu yang dapat didengar misalnya suara seseorang,

musik, suara mesin, dan suara-suara lainnya.

Media visual meliputi berbagai bagan, gambar, foto, grafik baik yang disajikan dalam

poster, papan tulis, buku, dan sebagainya.

Media bergerak merupakan media yang berupa gambar bergerak misalnya video/film

dan animasi.

Adapun media manipulatif adalah benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan digunakan

dengan tangan oleh siswa.

Page 299: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Siswa dapat belajar dari guru,

siswa yang lain, atau orang lain.

Adapun menurut fungsinya, Suherman, et al. (2001: 200) mengelompokkan media

menjadi dua bagian yaitu:

pembawa informasi (ilmu pengetahuan)

alat untuk menanamkan konsep

Contoh media sebagai pembawa informasi yaitu papan tulis, kapur, spidol, jangka,

mistar, komputer/laptop, dan LCD Proyektor. Terkadang media ini digolongkan sebagai

sarana atau alat bantu. Adapun contoh media yang sekaligus alat penanaman konsep

misalnya alat peraga matematika, lembar kerja, bahkan kapur pun selain merupakan

pembawa informasi dapat pula menjadi alat penanaman konsep operasi bilangan bulat

atau model bangun ruang tabung.

3. Pengertian Alat Peraga

Gerakan fisik merupakan salah satu dasar dalam belajar. Untuk belajar secara efektif,

siswa harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan, bukan hanya sebagai penonton.

Manipulasi peralatan yang digunakan dalam pembelajaran harus dapat mengabstraksikan

suatu ide atau model. Kontak dengan benda nyata dapat membantu pemahaman

terhadap ide-ide abstrak. Van Engen menegaskan peran sensory learning dalam

pembentukan konsep. Reaksi terhadap dunia benda konkret merupakan dasar darimana

struktur ide-ide abstrak muncul (Jackson & Phillips, 1973: 302). Lebih lanjut, guru perlu

merancang aktivitas belajar yang memanfaatkan benda fisik, memfasilitasi terjadinya

interaksi sosial, dan memberi kesempatan siswa untuk berpikir, memberi alasan, dan

membentuk kesadaran akan pentingnya matematika, bukan hanya diceritakan oleh guru

(Burns, 2007: 32). Benda fisik dalam pernyataan ini dapat diartikan sebagai benda

yang dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan.

Alat peraga merupakan istilah dari Bahasa Indonesia yang terdiri dua kata yaitu さalatざ daミ さperagaざ sehiミgga seIara harfiah alat peraga adalah alat yaミg diguミakaミ uミtuk memperagakan. Dalam konteks pembelajaran matematika, alat peraga matematika

adalah alat yang memperagakan konsep dan prinsip matematika. Maksud dari

Page 300: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

さマeマperagakaミざ dalaマ koミteks iミi adalah マeミjadikaミ koミsep daミ priミsp マateマatika jelas secara visual, atau konkrit (dapat disentuh), atau bekerja pada suatu konteks.

Dalaマ マedia peマbelajaraミ, terdapat pula istilah さhands-onmaterialsざ yaミg dapat

diartikan sebagai material atu benda yang dapat dipegang. Istilah ini dapat pula diartikan

sebagai alat (peraga) manipulative karena dapat dioperasikan (dimanipulasi)

menggunakan tangan untuk memperagakan suatu hal. Menurut Posamentier, Smith, dan

Stepelman (2010: 6), hand-on materials atau alat peraga manipulatif adalah benda nyata

yang memungkinkan siswa dapat menyelidiki, menyusun, memindah, mengelompokkan,

mengurutkan, dan menggunakannya ketika mereka menemui konsep model dan soal-

soal matematika. Alat peraga manipulatif di sini dapat dimaknai sebagai alat yang

digunakan untuk membantu siswa memahami matematika melalui benda nyata yang

tidak hanya dapat digunakan oleh guru saja, tetapi juga siswa. Siswa dapat menyentuh,

mengontrol, dan mengoperasikan alat peraga manipulatif tersebut dalam rangka

mempelajari benda itu sendiri atau membantu mempelajari hal lain yang terkait

dengannya. Alat peraga manipulatif membantu penyelidikan dalam pembelajaran.

Alat peraga berupa model dalam kaitannya dengan media mengacu pada representasi

konkret konstruksi mental atau ide-ide (Johnson, Berger, & Rising, 1973: 235).

Representasi konkret dari konstruksi mental atau ide dapat diartikan sebagai gambar atau

benda nyata yang dapat menggambarkan obyek atau konsep abstrak, di mana kedua hal

ini ada dalam matematika.

Salah satu tipe media yang memfasilitasi untuk melakukan gerakan fisik untuk belajar

adalah alat peraga manipulatif. Media ini berupa benda tiga dimensi yang dapat disentuh

maupun dikontrol oleh pebelajar ketika belajar (Smaldino, et al., 2005: 9, 214). Lebih

lanjut, alat peraga manipulatif mengacu pada benda-benda konkret yang, ketika

digunakan siswa dan guru, dapat memberikan kesempatan siswa untuk mencapai tujuan

tertentu (Jackson & Phillips, 1973: 301). Dengan belajar menggunakan media tersebut

diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengonstruksi pemahamannya.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga manipulatif

adalah media berupa benda nyata tiga dimensi yang dapat menggambarkan secara

konkret suatu obyek, ide, model, atau konsep abstrak dan memungkinkan untuk

Page 301: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

digerakkan atau dimanipulasi secara fisik dalam kaitannya dengan pembentukan

konsep bagi penggunanya, dalam hal ini siswa.

4. Fungsi Alat Peraga

Menurut Pujiati dan Hidayat (2015: 32), secara umum fungsi alat peraga adalah:

a. memudahkan memahami konsep matematika yang abstrak

b. menjadi sumber konkrit untuk mempelajari satu atau lebih konsep matematika

c. memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran matematika

Secara lebih khusus, alat peraga dapat dikelompokkan menurut fungsinya sebagai

berikut.

a. Alat peraga sebagai model

Dalam hal ini, alat peraga berfungsi untuk membantu dalam memvisualkan atau

mengkonkretkan (physical) konsep matematika. Menurut Smaldino, et al. (2005: 214 –

215), model merupakan benda tiga dimensi yang berupa representasi dari benda nyata.

Dengan demikian, model merupakan suatu benda yang mirip atau dapat menggambarkan

benda lainnya.

Contoh alat peraga jenis ini antara lain adalah model bangun ruang padat dan model

bangun ruang rangka. Kegunaan alat peraga jenis ini adalah untuk memodelkan ataupun

menunjukkan bentuk bangun yang sesungguhnya.

b. Alat peraga sebagai jembatan

Alat peraga ini bukan merupakan wujud konkrit dari konsep matematika, tetapi

merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh untuk memperjelas pengertian suatu

konsep matematika. Beberapa contoh penggunaan alat peraga jenis ini adalah

adalah kuadrat lengkap Al-Khwarizmi, model

Page 302: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

Pythagoras, jumlah sudut bangun datar.

Gambar 1. Alat Peraga Pembuktian Teorema Pythagoras

c. Alat peraga untuk mendemonstrasi konsep/prinsip

Dalam hal ini, alat peraga digunakan untuk memperagakan konsep matematika sehingga

dapat dilihat secara jelas (terdemonstrasi) karena suatu mekanisme teknis yang dapat

dilihat (visible) atau dapat disentuh (touchable).

Gambar 2. Penemuan Rumus Volum Limassama dengan Sepertiga Volum Balok Selain

media pembelajaran matematika berupa alat peraga matematika, juga terdapat alat yang

juga digunakan dalam pembelajaran matematika tetapi bukan merupakan alat peraga

karena bukan merupakan model, jembatan, dan tidak memperagakan konsep/prinsip

matematika tertentu. Alat tersebut yaitu:

a. Alat bantu untuk menerampilkan konsep-konsep matematika

Page 303: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Media pembelajaran ini secara jelas dimaksudkan agar siswa lebih terampil dalam

mengingat, memahami atau menggunakan konsep- konsep matematika. Jenis alat ini

biasanya berbentuk permainan ringan dan memiliki penyelesaian yang rutin (tetap).

Gambar 3. Kartu Permainan Bilangan

b. Alat yang merupakan aplikasi konsep/prinsip matematika

Jenis media pembelajaran ini tidak secara langsung tampak berkaitan dengan suatu

konsep, tetapi ia dibentuk dari konsep matematika tersebut. Contoh alat ini yaitu alat

bantu pengukuran misalnya klinometer untuk mengukur sudut elevasi dan depresi antara

pengamat dan suatu obyek yang dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi obyek

tersebut .

Gambar 4. Seorang Siswa sedang Menggunakan Klinometer

Page 304: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

c. Alat sebagai sumber masalah untuk belajar

Media pembelajaran yang digolongkan ke dalam jenis ini adalah alat yang menyajikan

suatu masalah yang tidak bersifat rutin atau teknis tetapi membutuhkan kemampuan

problem-solving yang heuristik dan bersifat investigatif. Contoh alat ini adalah permainan

menara hanoi yaitu permainan menemukan langkah yang paling sedikit dalam

memindahkan semua cakram dari tiang A (awal) ke tiang C (akhir) dengan bantuan

tiang B (tengah). Selain menemukan cara yang efektif untuk memindah cakram

(menyelesaikan masalah), pola bilangan akan terbentuk jika permainan ini dilakukan

beberapa kali dengan banyak cakram yang berbeda dan berurutan yang diperoleh

dari banyak langkah minimal yang diperlukan.

Gambar 5. Alat Permainan Menara Hanoi

D. Daftar Pustaka

Bell, H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Dubuque,

Iowa: Wim. C. Brown Company Publisher.

Cooney, Davis Anderson. (1975). Dynamics of Teaching Secondary School

Mathematics. Boston:Hougton Mifflin Company.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Memilih dan Menyusun bahan

Ajar.Jakarta: Direktorat Sekolah menengah Pertama,

Novak. J.D. (1986). Learning How to Learn. Melbourne: The Press Syndicate of

University of Cambridge.

Nanang Priatna. 2016. Pemanfaatan Media dan Pengembangan Materi

Pembelajaran. Bahan ajar diklat. Jakarta: Kemdikbud PPPPTK

Page 305: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB VII

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 306: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 6: PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Tujuan belajar yang ingin dicapai adalah peserta dapat:

1. Menjelaskan landasan hukum penyusunan RPP

2. Menjelaskan Pengertian RPP

3. Menjelaskan Prinsip Penyusunan RPP

4. Menjelaskan Komponen dan Sistematika RPP

5. Mengidentifikasi langkah penyusunan RPP

6. Menuliskan isi setiap komponen dalam sistematika RPP

7. Menyusun RPP untuk serangkaian KD berdasarkan Kurikulum 2013

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan akan dapat:

1. Menjelaskan landasan hukum penyusunan RPP

2. Menjelaskan Pengertian RPP

3. Menjelaskan Prinsip Penyusunan RPP

4. Menjelaskan Komponen dan Sistematika RPP

5. Mengidentifikasi langkah penyusunan RPP

6. Menuliskan isi setiap komponen dalam sistematika RPP

7. Menyusun RPP untuk serangkaian KD berdasarkan Kurikulum 2013

C. Uraian Materi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1

angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses

dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi lulusan dan Standar Isi yang

Page 307: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip

pembelajaran yang digunakan:

1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

Page 308: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut

wuri handayani);

11. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;

12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan

kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi

memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang

diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk

setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis)

yang berbeda. Sikap diperoleh マelalui aktivitas さマeミeriマa, マeミjalaミkaミ, マeミghargai, マeミghayati, daミ マeミgaマalkaミざ. Peミgetahuaミ diperoleh マelalui aktivitas さマeミgiミgat, マeマahaマi, マeミerapkaミ, マeミgaミalisis, マeミgevaluasi, マeミIiptaざ. Keteraマpilaミ diperoleh マelalui aktivitas さmengamati, menanya,

マeミIoba, マeミalar, マeミyaji, daミ マeミIiptaざ. Karaktersitik koマpeteミsi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar

proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik

antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan

Page 309: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk

mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik

individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based

learning).

Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- - Mencipta

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

Pembelajaran tematik terpadu di SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B disesuaikan dengan

tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket

B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata

pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS.

Karakteristik proses pembelajaran di SMA/ MA/ SMALB/ SMK/ MAK/ Paket C/ Paket C

Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik

masih dipertahankan.

Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna

rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.

Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi

tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah

Page 310: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran dapat

dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor.

Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai negara dilakukan

secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi

dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah

tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa

dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh

melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Desain Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan

pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan

pembelajaran yang digunakan.

a. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan

kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata

pelajaran;

4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

Page 311: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

5) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi;

7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum

untuk satu semester atau satu tahun; dan

10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar

atau sumber belajar lain yang relevan.

11) Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi lulusan dan Standar

Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola

pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai

acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran

tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus

untuk mengarahkan kegiatan embelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD

atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

Page 312: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang

tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan

kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

ketercapaian kompetensi;

9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,

atau sumber belajar lain yang relevan;

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,

dan penutup; dan

13) penilaian hasil pembelajaran.

c. Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat

intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,

gaya belajar, kebutuhan khusus,kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

Page 313: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan

berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program

pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,

dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

d. Komponen dan Sistematika RPP

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menentukan

komponen dan sistematika RPP adalah sebagai berikut :

Komponen RPP

1) Identitas, yang meliputi sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi

waktu yang ditetapkan.

2) Kompetensi Inti (KI).

3) Kompetensi Dasar (KD).

4) Indikator Pencapaian Kompetensi.

5) Materi Pembelajaran.

6) Kegiatan Pembelajaran.

7) Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan.

8) Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar.

Sistematika RPP

Page 314: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Komponen-komponen yang sudah disebutkan di atas secara operasional

diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : _________________________________________

Mata pelajaran : _________________________________________

Kelas/Semester : _________________________________________

Alokasi Waktu : _________________________________________

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD pada KI-2

3. KD pada KI-3

4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator KD pada KI - 1

2. Indikator KD pada KI - 2

3. Indikator KD pada KI - 3

4. Indikator KD pada KI - 4

D. Materi Pembelajaran

(Dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber

belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari

lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran

reguler, pengayaan, dan remedial).

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

Page 315: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian

a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

d. Langkah-Langkah Penyusunan RPP

1) Mengkaji Silabus, dengan cara memperhatikan isi silabus di antaranya

memperhatikan KI serta pasangan KD3 dan KD4, mencermati materi

pembelajaran untuk mengidentifikasi materi prasarat materi regular dan

materi pengayaan yang mendukung tercapainya kompetensi, megidentifikasi

kegiatan pembelajaran yang akan tertuang dalam RPP, serta mencermati

alokasi waktu yang akan digunakan untuk menyusun RPP.

2) Mencantumkan identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi

waktu.

3) Mencantumkan KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 seperti yang tercantum dalam

Permendikbud tentang KI KD Tahun 2016.

4) Mengidentifikasi dan menuliskan serangkaian kompetensi dasar (KD) yang

dapat diambil dari silabus.

5) Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi.

Page 316: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan memperhatikan beberapa

ketentuan berikut:

1) Indikator pencapaian kompetensi meliputi indikator pengetahuan, dan

keterampilan.

2) Setiap KD dari KI- 3 dan KI-4 dikembangkan sekurang-kurangnya dalam dua

indikator pencapaian kompetensi.

3) Rumusan indikator pencapaian kompetensi untuk KD yang diturunkan dari KI-

3 dan KI-4, sekurang-kurangnya mencakup kata kerja operasional (dapat

diamati dan diukur) dan materi pembelajaran.

4) Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dijabarkan dari Kompetensi

Dasar (KD-3) yang merupakan jabaran dari Kompetensi Inti (KI-3) di setiap

mata pelajaran. Penyusunan instrumen penilaian ditentukan oleh kata kerja

operasional yang ada di dalam KD dan indikator pencapaian kompetensi yang

dirumuskan. Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi

juga dapat digunakan untuk penentuan item tes (pertanyaan/soal), seperti

dicontohkan pada tabel berikut (Morrison, et.al., 2011):

Tabel Kata Kerja Operasional

Tujuan yang Diukur Kata Kerja yang Biasa Digunakan

Kemampuan mengingat

menyebutkan

memberi label

mencocokkan

memberi nama

membuat urutan

memberi contoh

menirukan

memasangkan

Kemampuan memahami membuat penggolongan

menggambarkan

membuat ulasan

menjelaskan

mengekspresikan

mengenali ciri

menunjukkan

menemukan

membuat laporan

Page 317: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

Tujuan yang Diukur Kata Kerja yang Biasa Digunakan

mengemukakan

membuat tinjauan

memilih

menceritakan

Kemampuan menerapkan

pengetahuan (aplikasi)

menerapkan

memilih

mendemonstrasikan

memperagakan

menuliskan penjelasan

membuat penafsiran

menuliskan operasi

mempraktikkan

menuliskan rancangan persiapan

membuat jadwal

membuat sketsa

membuat pemecahan masalah

menggunakan

Kemampuan menganalisis menuliskan penilaian

membuat suatu perhitungan

membuat suatu pengelompokan

menentukan kategori yang dipakai

membandingkan

membedakan

membuat suatu diagram

membuat inventarisasi

memeriksa

melakukan pengujian

Kemampuan mengevaluasi membuat suatu penilaian

menuliskan argumentasi atau alasan

menjelaskan apa alasan memilih

membuat suatu perbandingan

menjelaskan alasan pembelaan

menuliskan prakiraan

meramalkan apa yang akan terjadi

Kemampuan merancang mengumpulkan

menyusun

membuat disain (rancangan)

merumuskan

membuat usulan bagaimana mengelola

mengatur

merencanakan

membuat suatu persiapan

Page 318: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

Tujuan yang Diukur Kata Kerja yang Biasa Digunakan

membuat suatu usulan

menulis ulasan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran

a) SD/MI : 35 menit

b) SMP/MTs : 40 menit

c) SMA/MA : 45 menit

d) SMK/MAK : 45 menit

2) Rombongan belajar

Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum

peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan

No Satuan

Pendidikan

Jumlah Rombongan

Belajar

Jumlah Maksimum Peserta

Didik Per Rombongan Belajar

1 SD/MI 6-24 28

2 SMP/MTs 3-33 32

3 SMA/MA 3-36 36

4 SMK 3-72 36

5 SDLB 6 5

6 SMPLB 3 8

7 SMALB 3 8

3) Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta

didik.

Page 319: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

4) Pengelolaan Kelas dan Laboratorium

a) Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam

menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta

mewujudkan kerukunan dalam kehidupan bersama.

b) Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

c) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik dan

sumber daya lain sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses

pembelajaran.

d) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus

dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

e) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah

dimengerti oleh peserta didik.

f) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan

kemampuan belajar peserta didik.

g) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan

keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

h) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan

hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

i) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

j) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

k) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik

silabus mata pelajaran; dan

l) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan

waktu yang dijadwalkan.

Page 320: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b) memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat

dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan

memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan

internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta

didik;

c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai; dan

e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik

dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan

penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya

berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan

karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

a) Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih

adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,

Page 321: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran

berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik

untuk melakuan aktivitas tersebut.

b) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik

aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan

kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk

memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat

disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan

karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,

disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning).

c) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)

mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong

peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.

Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan

pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis

penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran

yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based

learning).

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual

maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh

untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun

tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

Page 322: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik

tugas individual maupun kelompok; dan

d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Teknik penilaian

Teknik penilaian dipilih sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Penilaian

sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan

penilaian antar teman. Teknik observasi merupakan teknik utama, penilaian

diri dan penilaian antar teman diperlukan sebagai teknik penunjang untuk

konfirmasi hasil penilaian observasi oleh guru. Penilaian pengetahuan

menggunakan teknik penilaian tes tertulis, penugasan dan portofolio (sebagai

bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester).

Penilaian keterampilan menggunakan teknik penilaian kinerja, projek, dan

portofolio.

2. Instrumen penilaian

Instrumen penilaian adalah alat yang dipakai untuk melakukan penilaian

peserta didik. Instrumen penilaian dirancang untuk aspek sikap, pengetahuan

dan keterampilan pada setiap pertemuan, sehingga akan tertulis instrumen

untuk pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan

seterusnya. Instrumen penilaian sikap yang utama adalah jurnal yang

digunakan untuk mencatat perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik

yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial.

Instrumen penilaian untuk pengetahuan dan keterampilan disesuaikan

dengan teknik penilaian yang dipilih. Rancangan instrumen penilaian dapat

disajikan dalam lampiran-lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari

RPP.

Page 323: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Pada bagian ini direncanakan pelaksanaan pembelajaran remedial dan

pengayaan. Pembelajaran remedial pada dasarnya mengubah strategi atau

metode pembelajaran untuk KD yang sama. Bentuknya dapat berupa

pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, pemanfaatan tutor sebaya, dan

lain-lain. Pembelajaran pengayaan berupa perluasan dan/atau pendalaman

materi dan/atau kompetensi. Strategi pembelajaran pengayaan dapat dalam

bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi,

meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai nara sumber. Peserta

didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan belajar, diberi kesempatan

mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan

penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun

kelas. Bagi peserta didik yang berhasil mencapai atau melampaui ketuntasan

belajar dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia

baik secara individual maupun kelomok.

PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan

berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan

pendidikan dan pengawas.

1. Prinsip Pengawasan

Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna

peningkatan mutu secara berkelanjutan.

2. Sistem dan Entitas Pengawasan

Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan

dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.

b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk

supervisi akademik dan supervise manajerial.

Page 324: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

3. Proses Pengawasan

a. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan

melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,

perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

b. Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui

antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi,

atau pelatihan.

c. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran

disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut

pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.

4. Tindak Lanjut

Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:

a. Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang

memenuhi atau melampaui standar; dan

b. pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program

pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

D. Daftar Pustaka

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik

dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan menengah.

Tim Penyusun. 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun

2016. Jakarta: Direktorat PSMP.

Page 325: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB VIII

PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 326: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 7: PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Tujuan belajar yang ingin dicapai adalah peserta dapat:

1. menjelaskan pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam

pembelajaran

2. menjelaskan tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip penilaian dalam proses

pembelajaran

3. mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar

pada kompetensi sikap spiritual dan sosial

4. mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar

pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan akan dapat:

1. Menjelaskan pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam pembelajaran

2. menjelaskan jenis dan bentuk penilaian

3. menjelaskan pengertian tes dan nontes

4. membedakan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes

5. menjelaskan tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip penilaian dalam proses

pembelajaran

6. menjelaskan ketuntasan belajar dalam pembelajaran

7. mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar

pada kompetensi sikap spiritual dan sosial

8. mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar

pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

C. Uraian Materi

Mutu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem

penilaian (assesment) yang dilakukan oleh guru. Setiap penilaian didasarkan pada tiga

elemen mendasar yang saling berhubungan, yaitu: aspek prestasi yang akan dinilai

(kognisi), tugas-tugas yang digunakan untuk mengumpulkan bukti tentang prestasi

Page 327: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

siswa (observasi), dan metode yang digunakan untuk menganalisis bukti yang

dihasilkan dari tugas-tugas (interpretasi) (NRC: 2001).

Berdasarkan Permendikbud No. 81A tahun 2013 istilah penilaian (assesment) terdiri

dari tiga kegiatan, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut

memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran

adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau

ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/ bukti melalui pengukuran,

menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.

Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Berdasarkan Permendikbud No. 53 tahun 2015 penilaian hasil belajar oleh pendidik

adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta

didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan,

dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,

selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian dilakukan melalui observasi,

penilaian diri, penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek,

proyek, dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah

kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam

penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan

menengah. Penilaian adalah merupakan pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses

interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk

mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses

Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.

Page 328: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

1. Penilaian Pembelajaran

Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep

(comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran

(reasoning), pemecahan masalah dan sikap. Penilaian dalam aspek representasi

melibatkan kemampuan untuk menyajikan kembali suatu permasalahan atau

obyek matematika melalui hal-hal berikut: memilih, menafsirkan,

menerjemahkan, dan menggunakan grafik, tabel, gambar, diagram, rumus,

persamaan, maupun benda konkret untuk memotret permasalahan sehingga

menjadi lebih jelas. Penilaian dalam aspek penafsiran meliputi kemampuan

menafsirkan berbagai bentuk penyajian seperti tabel, grafik, menyusun model

matematika dari suatu situasi.

Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan

contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan

hubungan, membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat

kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen-argumen matematis,

menurunkan atau membuktikan kebenaran rumus dengan berbagai cara.

Penilaian pemecahan masalah dalam matematika merupakan proses untuk

menilai kemampuan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh

sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks

matematika maupun di luar matematika.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian

autentik dan non-autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama

dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian Autentik adalah bentuk

penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam

melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik

mencakup: (1) penilaian berdasarkan pengamatan, (2) tugas ke lapangan, (3)

portofolio, (4) projek, (5) produk, (6) jurnal, (7) kerja laboratorium, dan (8) unjuk

kerja, serta (9) penilaian diri. Penilaian diri merupakan teknik penilaian sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara

Page 329: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

reflektif. Bentuk penilaian non-autentik mencakup: (1) tes, (2) ulangan, dan (3)

ujian.

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk

memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Secara lebih khusus

penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk:

a. memantau kemajuan belajar;

b. memantau hasil belajar; dan

c. mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,

pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil

belajar oleh pendidik digunakan untuk:

a. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;

b. memperbaiki proses pembelajaran; dan

c. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir

semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.

3. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi: sahih, objektif, adil,

terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel,

dan edukatif.

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

b. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,

suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Page 330: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

c. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

d. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

e. Holistik/menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh

pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan

berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan

kemampuan peserta didik.

f. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

g. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:

a. materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;

b. bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;

b. berkaitan dengan kemampuan peserta didik;

c. berbasis kinerja peserta didik;

d. memotivasi belajar peserta didik;

e. menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;

f. memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;

g. menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

h. mengembangkan kemampuan berpikir divergen;

i. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;

j. menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;

k. menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;

l. terkait dengan dunia kerja;

m. menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; dan

n. menggunakan berbagai cara dan instrument.

Page 331: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

4. Lingkup dan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap

spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi

keterampilan. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi

sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima,

menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai

sosial. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi

pengetahuan meliputi tingkatan kemampuan mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan

metakognitif.

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi keterampilan

mencakup keterampilan abstrak dan keterampilan konkrit. Keterampilan abstrak

merupakan kemampuan belajar yang meliputi: mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/mengasosiasi, dan

mengomunikasikan. Keterampilan konkrit merupakan kemampuan belajar yang

meliputi: meniru, melakukan, menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan

mencipta.

5. Skala Penilaian dan Ketuntasan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi

pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian.

Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A = sangat baik,

B = baik, C = cukup, dan D = kurang. Skala penilaian untuk kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan diperoleh dengan cara merata-

ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Nilai akhir

selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka 0 – 100 dan

predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol

bedasarkan pencapaian KD selama satu semester.

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,

kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi: (1) ketuntasan

Page 332: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

penguasaan substansi; dan (2) ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu

belajar. Kriteria ketuntasan minimal kompetensi sikap ditetapkan dengan

predikat B = baik. Skor rerata untuk ketuntasan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) masing-

masing kelas/ satuan pendidikan.

6. Instrumen Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan menggunakan

instrumen penilaian. Dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 dinyatakan

bahwa instrument penilaian harus memenuhi persyaratan: (1) substansi yang

merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (2) konstruksi yang memenuhi

persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan (3)

penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan teknik penilaian tes dan

nontes. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik

penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, tes praktek. Penilaian dengan teknik

tes tulis dapat menggunakan: (1) soal obyektif, (2) soal isian, dan (3) soal

uraian/terbuka. Penilaian dengan teknik tes lisan menggunakan daftar

pertanyaan lisan. Teknik nontes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang

sikap atau keterampilan.

Penilaian Kompetensi Ranah Sikap dalam Pembelajaran Matematika SMP/MTs

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

peミilaiaミ さteマaミ sejawatざ (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian

antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Penilaian Kompetensi Ranah Pengetahuan dalam Pembelajaran Matematika

SMP/MTs

Page 333: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan,

dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban

singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi

pedoman penskoran. Kompetensi ranah pengetahuan dalam pembelajaran

matematika dimaknai sebagai perilaku yang diharapkan dari peserta didik ketika

mereka berhadapan dengan konten matematika, dan dapat terdiri atas domain:

(1) pemahaman, (2) penyajian dan penafsiran, (3) penalaran dan pembuktian.

Penilaian Kompetensi Ranah Keterampilan dalam Pembelajaran Matematika

SMP/MTs

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan

dalam waktu tertentu.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat

reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,

dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya

tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian

peserta didik terhadap lingkungannya.

7. Prosedur Penilaian

Prosedur penilaian dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus

ditempuh dalam melaksanakan penilaian. Langkah-langkah tersebut merupakan

Page 334: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

tahapan dari kegiatan permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka

pelaksanaan penilaian.

Pelaksanaan penilaian diawali dengan pendidik merumuskan indikator

pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari

Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran matematika. Indikator pencapaian

kompetensi untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku

spesifik yang dapat terukur dan/atau diobservasi. Indikator pencapaian

kompetensi dikembangkan menjadi indikator soal yang diperlukan untuk

penyusunan instrumen penilaian. Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-

rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas. Instrumen penilaian memenuhi

persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan

konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang

digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan

benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran,

karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan

menjadi acuan dalam penilaian KD mata pelajaran. Setiap Indikator pencapaian

kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indicator soal

pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap

digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diamati.

Menurut Suharsimi (2006) langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes

b. Membuat pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan

c. Menderetkan semua Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang

memuat aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan

d. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi dan aspek-aspek

yang akan diukur

e. Menuliskan butir-butir soal sesuai Indikator Pencapaian Kompetensi

Page 335: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

D. Daftar Pustaka

Nanang Priatna. 2016. Pemanfaatan Media dan Pengembangan Materi

Pembelajaran. Bahan ajar diklat. Jakarta: Kemdikbud PPPPTK

Tim Penyusun. 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun

2016. Jakarta: Direktorat PSMP.

Page 336: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATERI PEDAGOGIK

BAB XIX

REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Dr. Imam Sujadi, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 337: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

KEGIATAN BELAJAR 8 : REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan peserta memiliki pemahaman dan

keterampilan dasar mengenai:

1. Konsep kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Pengertian, karakteristik, dan prinsip-prinsip PTK.

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep dan definisi kegiatan reflektif terhadap pembelajaran yang

telah dilaksanakan

2. Menjelaskan teknik-teknik refleksi dalam pembelajaran

3. Melakukan reflektsi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4. Menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas

5. Menjelaskan karakteristik penelitian tindakan kelas

6. Menjelaskan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas

C. Uraian Materi

Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan evaluasi diri bagi seorang guru dalam

melihat kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi diri guru dalam

melaksanakan pembelajaran dapat berupa (1) penilaian tertulis maupun lisan oleh

peserta didik (siswa) terhadap gurunya, (2) penilaian atau observasi pelaksanaan

pembelajaran oleh teman sejawat, dan (3) evaluasi diri guru dengan melakukan

analisis hasil tes tertulis, lisan maupun penugasan terhadap siswa yang diampunya.

Refleksi pembelajaran perlu dilakukan guru dalam upaya untuk mengetahui

kekurangan dan kelemahan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan

mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam melaksanakan pembelajaran, guru

dapat memperbaiki pembelajaran berikutnya.

Kegiatan refleksi pembelajaran menjadi sangat perlu dilakukan, karena selama ini

sebagian besar guru kurang mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi pada seorang guru antara lain

Page 338: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

bahwa guru merasa kurang berhasil dalam melaksanakan pembelajaran apabila

sebagian besar siswanya mendapat nilai kurang dalam suatu tes atau ujian,

sebaliknya merasa bangga atau berhasil apabila sebagian besar siswa mendapat nilai

tinggi dari tes atau ujian. Permasalahan lain yang sering dihadapi guru adalah kurang

memahami bahwa sering terjadi miskonsepsi, penurunan motivasi, dan minat

belajar rendah saat proses pembelajaran berlangsung.

Dari uraian permasalahan di atas maka diperlukan bahan referensi berupa modul

yang diharapkan dapat digunakan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran,

dengan melakukan refleksi pembelajaran serta melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK).

1. Kegiatan Refleksi dalam Pembelajaran

Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru seharusnya memulai dari (1) kegiatan

menyusun perencanaan, kemudian (2) melaksanakan pembelajaran, (3)

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan (4)

tindak lanjut.

Keempat kegiatan ini dilaksanakan secara terus menerus sehingga pada akhirnya

guru mendapatkan kepuasan dalam mengajar dan siswa mendapatkan kepuasan

dalam belajar. Yang terjadi pada umumnya dalam pembelajaran adalah guru

kurang memahami adanya miskomunikasi atau miskonsepsi antara guru dan

siswa.

Guru merasa apa yang disampaikan telah jelas dan dapat diterima dengan baik

oleh siswa, sementara siswa belum dan bahkan tidak mengetahui dan memahami

apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini terjadi pada guru yang

melaksanakan pembelajaran konvensional dengan tahapan pembelajaran, (1)

menjelaskan konsep, (2) menjelaskan latihan soal, (3) memberikan soal latihan,

dan (4) ulangan harian. Pada tahap selesai menjelaskan konsep matematika

biasaミya guru bertaミya kepada para siswa さsudah jelas aミak-anak?, sebagian kecil

siswa マeミjawab さsudah pak/bu guruざ, tetapi sebagian besar siswa tidak

menjawab. Dengan jawaban siswa tersebut tanpa ekspresi guru melanjutkan ke

tahapan berikutnya yaitu memberikan dan menjelaskan contoh-contoh soal, dan

dilanjutkan memberikan soal-soal latihan. Apa yang terjadi setelah guru berkeliling

Page 339: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

mengamati siswa mengerjakan soal tersebut hanya sebagian kecil yang dengan

lancar dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dan pada akhirnya nilai

ulangan harian hanya sebagian kecil yang mendapat nilai di atas KKM. Dari uraian

di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa perlu adanya kegiatan

introspeksi diri dalam pelaksanaan pembelajaran, apakah pembelajaran yang kita

laksanakan sudah efektif sehingga terjadi proses belajar pada siswa atau belum.

Kegiatan tersebut berupa refleksi terhadap pembelajaran yang kita laksanakan.

Ada beberapa pengertian kegiatan reflektif dalam pembelajaran, (1) Kegiatan

refleksi pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar

mengajar berupa penilaian tertulis maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak

didik kepada guru, berisi ungkapan kesan, pesan, harapan serta kritik membangun

atas pembelajaran yang diterimanya, (2) Kegiatan refleksi pembelajaran sebagai

suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya

merupakan kegiatan menilai pendidik oleh peserta didik, (3) Kegiatan refleksi

pembelajaran merupakan kegiatan penilaian (evaluasi) proses dan hasil belajar

siswa dalam rangka untuk memperoleh balikan terhadap proses belajar

mengajar, dan (4) Kegiatan refleksi pembelajaran merupakan kegiatan

mendiagnosis kesulitan belajar siswa dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran.

Penilaian tersebut dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan oleh

peserta didik kepada pendidiknya. Penilaian dari peserta didik dapat berisi

ungkapan curahan hatinya yang berupa kesan, pesan, harapan serta kritikan

yang bersifat membangun atas proses belajar mengajar yang diterimanya sejak

awal hingga akhir proses tersebut. Oleh karena itu, apa pun hasil kegiatan reflektif

ini seharusnya diterima dengan bijaksana dan berani memperbaiki diri ke depan

jika hasilnya kurang disukai peserta didik. Manusia adalah tempatnya salah,

sehingga peserta didik dan pendidik yang sama-sama manusia juga dapat berbuat

salah. Oleh sebab itu, maka kegiatan reflektif menjadi sangat penting, apalagi

dalam perkembangan jaman saat ini yang penuh dengan tantangan menghadapi

pengaruh globalisasi yang membawa pada perubahan sikap peserta didik maupun

pendidik dalam memaknai proses belajar mengajar yang ideal.

Page 340: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

Dalam kegiatan reflektif, guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap

peserta didik di kelasnya dan guru dapat memastikan bahwa semua peserta didik

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pembelajaran, dengan demikian tidak dapat disanggah, bahwa refleksi dalam

pendidikan itu sangat penting, tetapi memang lebih penting lagi adalah untuk

melakukannya.

Mengapa refleksi itu penting dan seharusnya dilakukan oleh guru? Karena melalui

refleksi dapat diperoleh informasi positif tentang bagaimana cara guru

meningkatkan kualitas pembelajarannya sekaligus sebagai bahan observasi untuk

mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran itu tercapai. Selain itu, melalui

kegiatan ini dapat tercapai kepuasan dalam diri peserta didik yaitu memperoleh

wadah yang tepat dalam menjalin komunikasi positif dengan guru.

Dari dua pengertian kegiatan refleksi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan

bahwa refleksi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh guru

untuk memperoleh umpan balik (balikan) dari suatu pembelajaran yang telah

dilaksanakan, dengan tujuan memperbaiki pembelajaran yang akan dilakukan.

Teknik Kegiatan Refleksi Pembelajaran

Adapun teknik kegiatan refleksi pembelajaran antara lain (1) penilaian guru oleh

peserta didik, (2) evaluasi proses dan hasil belajar, (3) diagnosis kesulitan belajar,

dan (4) penilaian guru oleh teman sejawat. Tiga yang pertama akan dibahas di

bawah ini.

a. Penilaian guru oleh peserta didik

Kegiatan ini dilakukan dalam proses belajar mengajar berupa penilaian tertulis

maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak didik kepada guru, berisi

ungkapan kesan, pesan, harapan serta kritik membangun atas pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Alat penilaian (instrumen) disusun oleh guru dan

diberikan kepada semua peserta didik atau sebagian (sampel). Ada 3 aspek

penilaian guru oleh peserta didik yaitu (1) ungkapan kesan peserta didik

terhadap pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan oleh guru, (2)

pesan dan harapan peserta didik terhadap guru pada pelaksanaan

Page 341: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

pembelajaran yang akan datang, dan (3) kritik membangun peserta didik

terhadap guru dan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Ungkapan kesan peserta didik terhadap pembelajaran terdiri dari kesan positif

dan kesan negative. Kesan positif misalnya: guru menjelaskan konsep dengan

bahasa yang jelas dan menarik, berpenampilan menarik, menggunakan media

pembelajaran yang menarik, dan sebagainya. Sedang kesan negatif antara

lain: penjelasan dan suara guru tidak jelas, guru berpakaian kurang rapi,

tulisan kurang jelas sulit dibaca dan sebagainya. Berikut contoh instrumen

penilaian guru oleh peserta didik.

Berikaミ taミda √ pada koloマ さYAざ atau さTIDAKざ pada tabel berikut, sesuai dengan kesan

Anda, setelah Anda mengikuti pembelajaran.

Tabel 1. Instrumen penilaian guru oleh peserta didik.

NO

ASPEK PENILAIAN

PENILAIAN KETERANGAN

YA TIDAK

Kesan Anda setelah mengikuti

pembelajaran

1

Guru menjelaskan materi menggunakan bahasa yang mudah diterima

2

Guru menjelaskan materi mudah diterima

3

Guru mengatur tempat duduk sesuai keinginan siswa

4 Guru memberikan motivasi belajar

5

Guru kurang memperhatikan siswa yang kurang pandai

6

Guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

7

Guru kurang memberikan kesempatan menjawab bagi siswa yang kurang pandai

8 Penampilan guru kurang menarik

9 Guru sering marah kepada siswa

10

Guru kurang dalam memberikan latihan soal

Page 342: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

Selanjutnya tuliskan pesan-pesan dan kritik membangun Anda terhadap

guru, supaya pembelajaran yang akan datang lebih baik.

Pesan:

………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………................................................... Kritik Membangun:

………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………..............................................

b. Evaluasi Pembelajaran

Ditinjau dari bahasa, evaluasi terjemahan dari kata evaluation yang

diterjeマahkaミ deミgaミ さpeミilaiaミざ, sehiミgga aミtara peミilaiaミ daミ evaluasi dapat dipandang sebagai dua istilah yang semakna. Istilah lain evaluasi dapat

diartikan suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu

obyek. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses berkelanjutan tentang

pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan

yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Pengertian

tersebut di atas mempunyai implikasi- implikasi sebagai berikut:

1) Evaluasi adalah suatu proses yang dilaksanakan terus menerus sebelum,

pada saat, dan sesudah pembelajaran

2) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu yakni untuk

mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki

pembelajaran.

3) Evaluasi menuntut penggunaan alat ukur yang akurat dan bermakna untuk

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Evaluasi pembelajaran mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1) Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar siswa

2) Penempatan siswa ke dalam situasi pembelajaran yang tepat dan serasi

dengan tingkat kemampuan, minat serta karakteristik yang dimiliki.

Page 343: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

3) Mengenal latar belakang siswa (psikis, fisik dan lingkungan) yang berguna

bagi penempatan maupun penentuan penyebab kesulitan belajar siswa

dan juga berfungsi sebagai masukan guru bimbingan konseling.

4) Sebagai umpan balik bagi guru yang pada saatnya dapat digunakan dalam

menyusun program remedial dan pengayaan.

Evaluasi pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Alat pengukur pencapaian tujuan pembelajaran

2) Alat mendiagnostik kesulitan belajar siswa.

3) Alat penempatan siswa sesuai minat dan bakat siswa.

Dilihat dari jenisnya, penilaian terdiri atas beberapa macam yakni penilaian

formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan

penilaian penempatan. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan

pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan

proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif berorientasi pada

proses, yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau

proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki. Penilaian sumatif adalah

penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang

dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun. Tujuan

penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa,

yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam

kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil. Penilaian diagnostik

adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini

biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,

menemukan kasus-kasus, dan lain-lain. Penilaian selektif adalah penilaian

yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa

untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian

selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi

penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen

tenaga kerja. Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk

Page 344: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program

belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai

kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian ini berorientasi

pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan

program belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa

Seperti telah diuraikan di atas bahwa penilaian formatif adalah penilaian yang

dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif

berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada guru

apakah program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki. Jenis

penilaian ini yang dapat digunakan guru sebagai suatu kegiatan reflektif

pembelajaran, sesuai dengan fungsinya bahwa penilaian formatif dapat

digunakan untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran dan bisa

memberikan informasi apakah pembelajaran perlu perbaikan atau tidak.

Dengan kata lain penilaian formatif dapat digunakan sebagai bahan reflektif

pembelajaran untuk mendeteksi kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor

pedagogis.

Kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor pedagogis adalah kesulitan

belajar siswa, yang sering dijumpai adalah faktor kurang tepatnya guru

mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologi. Misalnya guru masih

kurang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa, guru langsung

masuk ke materi baru. Ketika terbentur kesulitan siswa dalam pemahaman,

guru mengulang pengetahuan dasar yang diperlukan. Kemudian melanjutkan

lagi materi baru yang pembelajarannya terpenggal. Jika ini berlangsung dan

bahkan tidak hanya sekali dalam suatu tatap muka, maka akan muncul

kesulitan umum yaitu kebingun gan karena tidak terstrukturnya bahan ajar

yang mendukung tercapainya suatu kompetensi. Ketika menerangkan bagian-

bagian bahan ajar yang menunjang tercapainya suatu kompetensi bisa saja

sudah jelas, namun jika secara keseluruhan tidak dikemas dalam suatu

struktur pembelajaran yang baik, maka kompetensi dasar dalam

penguasaan materi dan penerapannya tidak selalu dapat diharapkan berhasil.

Page 345: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Dengan kata lain, struktur pelajaran yang tertata secara baik akan

memudahkan siswa, paling tidak mengurangi kesulitan belajar siswa. Kejadian

yang dialami siswa daミ seriミg マuミIul マeミurut guru adalah: さKetika dijelaskaミ マeミgerti, ketika マeミgerjakaミ seミdiri tidak bisaざ. Jika guru マeミaミggapiミya hanya dengan menyatakan: memang hal itu yang sering dikemukakan siswa

kepada saya, berarti guru tersebut tidak merasa tertantang

profesionalismenya untuk mencari penyebab utama, menemukan, dan

mengatasi masalahnya. Kesulitan itu dapat terjadi karena guru kurang

memberikan latihan yang cukup di kelas dan memberikan bantuan kepada

yang memerlukan, meskipun ia sudah berusaha keras menjelaskan materinya.

Hal ini terjadi karena guru belum menerapkan hakekat belajar matematika,

yaitu bahwa belajar matematika hakekatnya berpikir dan mengerjakan

matematika. Berpikir ketika mendengarkan penjelasan guru, mempunyai

implikasi bahwa tanya jawab merupakan salah satu bagian penting dalam

belajar matematika. Dengan tanya jawab ini proses diagnosis telah diawali.

Ini berarti diagnostic teaching, pembelajaran dengan senantiasa sambil

mengatasi kesulitan siswa telah dilaksanakan dan hal ini yang dianjurkan.

Secara umum, cara guru memilih metode, pendekatan dan strategi dalam

pembelajaran akan berpengaruh terhadap kemudahan atau kesulitan siswa

dalam belajar siswa. Perasaan lega atau bahkan sorak sorai pada saat bel

berbunyi pada akhir jam pelajaran matematika adalah salah satu indikasi

adanya beban atau kesulitan siswa yang tak tertahankan. Jika demikian maka

guru perlu introspeksi pada system pembelajaran yang dijalankannya,

bentuk instrospeksi sebaiknya berupa kegiatan reflektif dengan menganalisis

hasil tes formatif yang telah dilaksanakan.

c. Diagnosis Kesulitan Belajar

Kegiatan lain dalam refleksi pembelajaran dengan cara mendiagnosis

kesulitan belajar siswa. Dengan mengetahui kesulitan belajar, guru dapat

memperbaiki strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan hasil

analisis kesulitan tersebut. Pada dasarnya ada kesamaan antara profesi

Page 346: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

seorang guru dan profesi seorang dokter, seorang dokter dalam menetapkan

jenis penyakit dan jenis obat yang akan diberikan, melalui kegiatan diagnosa

terhadap pasiennya. Kegiatan dokter dalam mendiagnosa pasien biasanya

melalui wawancara dan dokumen kemajuan pemeriksaan sebelumnya.

Sedangkan seorang guru dalam menetapkan jenis kesulitan belajar peserta

didik salah satunya dapat melalui kegiatan penilaian atau tes.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) diagnosis mempunyai arti (1)

penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.

(2) pemeriksaan terhadap suatu hal. Demikian pula halnya pekerjaan guru.

Sebelum memberikan pembelajaran perbaikan (pembelajaran remidi), guru

perlu terlebih dahulu mencari penyebab kesulitan belajar siswanya atau

mendiagnosis kesulitan siswa dalam belajar. Beberapa referensi maupun

pengalaman mengelola pembelajaran menunjukkan bahwa kesulitan belajar

belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor.

Tingkat dan jenis sumber kesulitannya beragam. Mengutip Brueckner dan

Bond, dalam Rahmadi (2004: 6) mengelompokkan sumber kesulitan itu

menjadi lima faktor, yaitu:

1) Faktor Fisiologis. Yang dimaksud kesulitan belajar siswa yang dapat

ditimbulkan oleh faktor fisiologis, yaitu kesulitan belajar yang disebabkan

karena gangguan fisik seperti gangguan penglihatan, pendengaran,

gangguan sistem syaraf dan lain-lain.Dalam hubungannya dengan faktor-

faktor di atas, umumnya guru matematika tidak memiliki kemampuan

atau kompetensi yang memadai untuk mengatasinya. Yang dapat

dilakukan guru hanyalah memberikan kesempatan kepada siswa yang

memiliki gangguan dalam penglihatan atau pendengaran tersebut untuk

duduk lebih dekat ke meja guru. Selebihnya, hambatan belajar tersebut

hendaknya diatasi melalui kerjasama dengan pihak yang memiliki

kompetensi dalam mengatasi kesulitan siswa seperti tersebut di atas,

misalnya dengan guru SLB. Sementara pemerintah sudah membuka

program sekolah insklusi dengan pengawasan dan pembimbingan dari

guru-guru SLB.

Page 347: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

2) Faktor Sosial. Lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah

sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika siswa,

suatu keluarga yang tercipta suasana kondusif dalam belajar akan

menjadikan anak termotivasi tinggi dalam belajar dan nyaris tidak

ada kesulitan belajar. Demikian juga pergaulan siswa di masyarakat

dan di sekolah yang mengutamakan suasana belajar yang kondusif

maka siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi pula.

3) Faktor Emosional. Siswa akan cepat emosi, mudah tersinggung,

mudah marah, dapat menghambat belajarnya, keadaan siswa

seperti tersebut diatas disebabkan oleh masalah-masalah sebagai

berikut: siswa mengkonsumsi minuman keras, ekstasi dan

sejenisnya, siswa kurang tidur, ada masalah keluarga sehingga

siswa sulit untuk melupakannya, dan sebagainya.

4) Faktor Intelektual. Siswa yang mengalami kesulitan belajar

disebabkan oleh faktor intelektual, umumnya kurang berhasil dalam

menguasai konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun telah

berusaha mempelajarinya. Siswa yang mengalami kesulitan

mengabstraksi, menggeneralisasi, berpikir deduktif dan mengingat

konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasanya akan selalu

merasa bahwa matematika itu sulit. Siswa demikian biasanya

juga mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah terapan

atau soal cerita. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar matematika karena faktor intelektual dengan memberikan

waktu lebih lama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru. Karena pada dasarnya siswa tersebut butuh waktu lebih lama

dalam berfikir, dan menyelesaikan tugas dibanding siswa-siswa yang

lain.

5) Faktor Pedagogis. Faktor lain yang menyebabkan siswa kesulitan

belajar adalah faktor pedagogis yaitu faktor kurang tepatnya guru

mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologi. Misalnya

guru masih kurang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki

Page 348: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

siswa, guru langsung masuk ke materi baru. Ketika menerangkan

bagian-bagian bahan ajar yang menunjang tercapainya suatu

kompetensi bisa saja sudah jelas, namun jika secara keseluruhan

tidak dikemas dalam suatu struktur pembelajaran yang baik, maka

kompetensi dasar dalam penguasaan materi dan penerapannya

tidak selalu dapat diharapkan berhasil. Secara umum, cara guru

memilih metode, pendekatan dan strategi dalam pembelajaran

akan berpengaruh terhadap kemudahan atau kesulitan siswa dalam

belajar. Perasaan lega atau bahkan sorak sorai pada saat bel

berbunyi pada akhir jam pelajaran matematika adalah salah satu

indikasi adanya beban atau kesulitan siswa yang tak tertahankan.

Jika demikian maka guru perlu introspeksi pada sistem

pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Empat jenis penelitian tindakan kelas, yaitu:

1) Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik. PTK diagnostik ialah penelitian

yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam

hal ini peneliti mendiagnosa dan mendalami situasi yang terdapat di

dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya

menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa

yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2) Penelitian Tindakan Kelas Partisipan. PTK partisipan ialah apabila orang

yang akan melaksanakan penelitian terlibat langsung dalam proses

penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa penyusunan

laporan. Dengan demikian, sejak perencanan panelitian peneliti

senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan

mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan

melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di

sekolah seperti halnya contoh pada butir di atas. Hanya saja, di sini

peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus

Page 349: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

sejak awal sampai berakhir penelitian. Jenis ini yang biasanya dilakukan

guru saat ini.

3) Penelitian Tindakan Kelas Empiris. Penelitian dilakukan dengan cara

merencanakan, mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan

dari luar arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini peneliti harus

berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan tindakan di kelas.

4) Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental (Chein, 1990). PTK eksperimental

diselenggarakan dengan peneliti (guru) berupaya menerapkan berbagai

macam pendekatan, model, metode atau strategi pembelajaran secara

efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Di dalam

kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat

lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai

suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan

peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka

untuk mencapai tujuan pengajaran.

b. Model Penelitian Tindakan Kelas

Pada modul ini dikenalkan tiga model penelitian tindakan kelas yaitu,

1) Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin

Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus pada penelitian tindakan

kelas terdiri dari empat langkah, yakni: (1) Perencanaan (planning), (2) aksi

atau tindakan (acting), (3) Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting)

Berikut skematis model penelitian tindakan kelas manurut Kurt Lewin

Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin

2) Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & McTaggart

Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan

lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan

Page 350: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana

dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup

sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan

(plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi

(reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang- ulang, sampai

tujuan penelitian tercapai. Dituangkan dalam bentuk gambar, rancangan

Kemmis & McTaggart akan tampak sebagai berikut:

Gambar 2. Model PTK menurut Kemmis & McTaggart

3) Model Penelitian Tindakan Kelas menurut John Elliot

Apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu

Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini

tampak lebih detail dan rinci.

Page 351: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

Gambar 3. Model PTK menurut John Elliot

Dari ketiga model di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) penelitian tindakan

kelas terdiri dari beberapa siklus (minimum tiga siklus), dan (2) setiap siklus

terdiri dari beberapa langkah yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c)

pengamatan/ observasi, dan (d) refleksi, namun sebetulnya kegiatan

pelaksanaan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan. Sehingga alur

model penelitian tindakan kelas dapat disederhanakan sebagai berikut:

Page 352: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

c. Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Siklus Penelitian)

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana,

kapan, dan bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian sebaiknya

dilakukan secara kolaboratif, sehingga dapat mengurangi unsur

subyektivitas. Karena dalam penelitian ini ada kegiatan pengamatan

terhadap diri sendiri, yakni pada saat menerapkan pendekatan, model

atau metode pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah

pada saat praktik penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti perlu juga

menjelaskan persiapan-persiapan pelaksanaan penelitian seperti: rencana

pelaksanaan pembelajaran, instrumen pengamatan (observasi) terhadap

proses belajar siswa maupun instrumen pengamatan proses pembelajaran.

Page 353: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini berupa kegiatan implementasi atau penerapan perencanaan

tindakan di kelas yang menjadi subyek penelitian. Pada kegiatan

implementasi ini guru (peneliti) harus taat atas perencanaan yang telah

disusun. Yang perlu diingat dalam implementasi atau praktik penelitian ini

berjalan seperti biasa pada saat melaksanakan pembelajaran sebelum

penelitian, tidak boleh dibuat-buat yang menyebabkan pembelajaran

menjadi kaku. Dan kolaborator disarankan melakukan pengamatan secara

obyektif sesuai dengan kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

Hal ini penting mengingat penelitian tindakan mempunyai tujuan

memperbaiki proses pembelajaran.

3) Tahap Pengamatan (observasi)

Pada tahap pengamatan ini ada dua kegiatan yang diamati yaitu, kegiatan

belajar siswa, dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap proses

belajar siswa dapat dilakukan sendiri oleh guru pelaksana (peneliti)

sambil melaksanakan pembelajaran, sedang pengamatan terhadap proses

pembelajaran tentu tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru pelaksana. Untuk

itu guru pelaksana (peneliti) minta bantuan teman sejawat (kolaborator)

melakukan pengamatan, dalam hal ini kolaborator melakukan pengamatan

berdasar pada instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Hasil

pengamatan kolaborator nantinya akan bermanfaat atau akan digunakan

oleh peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran

berikutnya.

4) Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai

melakukan pengamatan terhadap peneliti pada saat melaksanakan

pembelajaran, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

hasil pengamatan dalam peneliti melakukan implementasi rancangan

tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika kolaborator

mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan

baik dan bagian mana yang belum. Dari hasil refleksi dapat digunakan

Page 354: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan (siklus)

berikutnya. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi,

analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut

dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari

tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain

adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana

disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk

tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak

pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian

kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

d. Tahapan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan kelas

Ada beberapa langkah penyusunan proposal penelitian tindakan kelas, antara

lain : (1) menentukan judul penelitian, (2) menyusun latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, (3) menentukan teori

pendukung, kerangka berfikir dan hipotesis tindakan, (4) menentukan metode

penelitian, dan (5) menyusun instrumen penelitian. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan/menyusun judul penelitian,

Guru dalam menyusun penelitian tindakan kelas harus bertolak dari

permasalahan yang terjadi di kelas, yang terdiri dari permasalahan guru

maupun permasalahan siswa. Permasalahan terjadi karena adanya

kesenjangan antara idealisme dari harapan yang diinginkan dengan

kenyataan yang ada dan terjadi dalam pembelajaran di kelas. Adapun

ketentuan dalam menentukan masalah sebagai berikut: (1) instrospeksi

diri bahwa ada masalah dalam pembelajaran di kelas, (2) menuliskan

masalah, (3) mengidentifikasi masalah yang esensial (4) menentukan

alternatif solusi dari masalah yang teridentifikasi, (5) merumuskan

masalah, dan (6) menuliskan judul penelitian tindakan kelas.

a) Contoh masalah belajar dan mengajar matematika di kelas

Page 355: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

Sebagian besar siswa kurang menyukai mata pelajaran matematika.

Minat belajar matematika rendah

Siswa mengantuk saat pelajaran matematika pada jam terakhir

Sebagian besar siswa belum memahami luas permukaan bangun

ruang

Nilai rata-rata ulangan harian matematika selalu kurang dari KKM

Sebagian besar siswa tidak mengerjakan PR

Guru belum menguasai strategi pembelajaran yang inovatif.

Alat peraga matematika di sekolah kurang tersedia.

b) Menentukan masalah yang esensial untuk diteliti

Dari masalah-masalah di atas dapat dipilih masalah yang esensial

(mudah dilaksanakan, murah biaya pelaksanaan, mudah mencari

kajian teori, mendesak untuk diselesaikan). Dari beberapa masalah di

atas yang kurang esensial antara lain: siswa mengantuk saat pelajaran

matematika pada jam terakhir. Masalah ini dikatakan kurang esensial

untuk diteliti karena dapat dipecahkan masalahnya dengan memindah

jam pelajaran tidak jam terakhir. Adapun masalah yang esensial

マisalミya dipilih さNilai rata-rata ulangan harian matematika selalu

kuraミg dari KKMざ. Hal iミi terjadi diduga guru マasih マeミgguミakaミ pendekatan pembelajaran konvensional, karena keterbatasan

pengetahuannya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang

inovatif. Masalah tersebut dapat dituliskan dengan kalimat yang

koマuミikatif sebagai berikut さprestasi belajar マateマatika reミdahざ

c) Menentukan alternatif solusi

Mencermati masalah teridentifikasi di atas, solusi yang dipilih antara

lain : penggunaan pendekatan atau model pembelajaran seperti telah

diuraikan pada bagian pertama. Misalnya memilih model kooperatif

tipe STAD.

Page 356: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

d) Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari masalah dan solusi terpilih di atas adalah:

i. Bagaimana menerapkan model kooperatif STAD yang dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika?

ii. Apakah dengan menerapkan model kooperatif STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika?

e) Penulisan judul penelitian tindakan kelas

Dari perumusan masalah di atas dapat diturunkan judul penelitian

yaitu さPENINGKATAN PRE“TA“I BELAJAR OPERA“I HITUNG BENTUK ALJABAR MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BAGI

SISWA KELAS VII SMP N 2 KARANGTALUNざ, atau さUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG BENTUK

ALJABAR MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD BAGI

SISWA KELAS VII SMP N 2 KARANGTALUN.

2) Menyusun Bab Pendahuluan

Bab pendahuluan (Bab I) terdiri dari (1) latar belakang masalah, (2)

perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian,

dengan uraian sebagai berikut:

a) Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini terdiri dari 3 komonen, pertama mendeskripsikan

bagaimana ideal/seharusnya siswa belajar matematika dan bagaimana

idealnya/seharusnya guru melaksnakan pembelajaran matematika,

kedua mendeskripsikan permasalahan nyata di kelas terkait

dengan prestasi belajar matematika rendah, dan ketiga

mendeskripsikan bagaimana solusi dari permasalahan pada bagian

kedua.

b) Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan kalimat pertanyaan yang terdiri

dari (1) pertanyaan bagaimana menerapkan solusi dalam

Page 357: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

pembelajaran yang dapat menyelesaikan masalah, dan (2)

pertanyaan apakah dapat diselesaikan masalah tersebut dangan solusi

terpilih. Contoh perumusan masalah dari judul di atas:

i. Bagaimana menerapkan model kooperatif STAD yang dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika?

ii. Apakah dengan menerapkan model kooperatif STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika?

Hal yang prinsip yang perlu dicamkan dalam perumusan masalah PTK

adalah bahwa masalah PTK tidak terfokus pada pertanyaa apakah

namun lebih pada pertanyaan bagaimana, karena PTK berorientasi

pada tindakan bukan hasil. Dengan memahami dan mendapatkan

bagaimana menerapkannya itu, maka masalah serupa dapat teratasi

dan bersifat spesifik sesuai karakteristik kelas atau siswa yang

dihadapi.

c) Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah

peningkatan mutu pembelajaran yang akan berujung pada

peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini

harus sesuai dengan rumusan masalah yang ada. Untuk itu tujuan

penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah :

i. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model kooperatif STAD

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

ii. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika

melalui penerapan model kooperatif STAD.

d) Manfaat penelitian,

Hasil penelitian tindakan kelas tidak bisa digeneralisasi, maka manfaat

penelitian ini hanya ada manfaat praktis, tidak ada manfaat

teoritisyang pada umumnya hanya ditulis sebagai manfaat manfaat

penelitian. Diharapkan penelitian bermanfaat bagi siswa sebagai

Page 358: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

subyek penelitian, bagi guru/teman sejawat sebagai acuan guru lain

dalam menulis penelitian, dan bagi lembaga dalam hal ini sekolah.

3) Menyusun Bab Pendahuluan

Bab Kajian Teori (Bab II) umumnya memuat: (1) kajian teori, (2) kerangka

berfikir dan (3) hipotesis tindakan dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Kajian Teori.

Teori yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari (1) teori

dari variabel masalah dan (2) teori dari variabel solusi. Dari judul

peミelitiaミ tiミdakaミ kelas さPENINGKATAN PRE“TA“I BELAJAR OPERA“I HITUNG BENTUK ALJABAR MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF

TIPE STAD BAGI SISWA KELAS VII SMP N 2 KARANGTALUNざ, teori yang dikaji antara lain: (1) belajar, (2) operasi hitung bentuk aljabar, (3)

prestasi belajar, dan (4) model kooperatif STAD.

b) Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan alur berpikir yang disusun secara singkat

untuk menjelaskan bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas

dilakukan dari awal , proses pelaksanaan, hingga akhir. Kerangka

berpikir dapat disusun dalam bentuk kalimat-kalimat atau

digambarkan sebagai sebuah diagram. Cara Menulis Kerangka Berpikir

dalam bentuk Rumusan Kalimat-Kalimat.

Rumuskan kondisi saat ini (sebelum PTK dilaksanakan), secara

singkat.

Rumuskan tindakan yang akan dilakukan, secara singkat.

Rumuskan hasil akhir yang anda harapkan, juga secara singkat.

Susun ketiga komponen di atas dalam sebuah paragraf yang padu.

Contoh alur kerangka berfikir pada penelitian tindakan kelas:

Page 359: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

c) Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan mencerminkan dugaan sementara atau prediksi

perubahan yang akan terjadi pada subyek penelitian apabila dikenai

suatu tindakan. Hipotesis tindakan pada PTK umumnya dalam bentuk

kecenderungan atau keyakinan pada proses dan hasil belajar yang

akan muncul setelah suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan

berupa kalimat pernyataan yang seolah-olah menjawab rumusan

masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Coミtoh hipotesis tiミdakaミ: さMelalui peミerapaミ マodel kooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung

beミtuk aljabarざ.

4) Menyusun Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dibentuk dari beberapa komponen berikut: (1)

seting penelitian, (2) prosedur penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4)

teknik analisis data, (5) indicator kinerja, dan (6) jadwal penelitian.

Penjelasan secara dari enam komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a) Seting penelitian

Page 360: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

Seting penelitian terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) tempat

penelitian, (2) waktu penelitian, dan (3) subyek penelitian. Tempat

penelitian menyebutkan/ mendeskripsikan kelas dan satuan

pendidikan dimana penelitian dilakukan, waktu penelitian

menyebutkan mulai dan sampai bulan apa penelitian dilakukan, dan

subyek penelitian menyebutkan jumlah siswa yang menjadi

sasaran/subyek penelitian.

b) Prosedur Penelitian

Yang perlu dideskripsikan dalam prosedur penelitian adalah (1) jenis

dan model PTK, dan (2) siklus penelitian. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

i. Jenis dan Model Penelitian

Jenis penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian tindakan kelas

partisipan yaitu peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian

sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa penyusunan

laporan. Misal model penelitian yang diambil adalah model Kurt

Lewin.

ii. Siklus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus setiap siklus

terdiri dari empat tahapan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) refleksi

(reflecting). Adapun rincian keempat tahapan tersebut sebagai

berikut:

(1). Perencanaan (planning)

Perencanaan pada penelitian ini terdiri dari (1) rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiga kompetensi dasar (KD),

yaitu KD ヱ teミtaミg ……, KD ヲ teミtaミg …. Daミ KD ン teミtaミg, (ヲ) lembar kerja siswa (LKS), dan (3) instrumen tes, observasi

kegiatan belajar siswa dan instrumen observasi kegiatan

pembelajaran.

Page 361: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

(2). Pelaksanaan (acting)

Penelitian dilaksanakan minimum tiga siklus dengan satu siklus

minimum tiga kali pertemuan, siklus pertama KD 1, siklus

kedua KD 2, siklus ketiga KD 3 dan seterusnya. Adapun

pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan model

kooperatif learning tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai

berikut: …………….

(3). Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

(1) instrumen observasi kegiatan belajar siswa, yang

dilaksanakan oleh peneliti selama proses belajar berlangsung

dengan sasaran siswa, (2) instrumen observasi kegiatan

pembelajaran, dilaksanakan oleh kolaborator (teman sejawat)

selama proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran guru

(peneliti), dan (3) instrumen tes, dilaksanakan setiap akhir

siklus.

(4). Refleksi (reflecting)

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan

pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk menemukan

kekurangan dan permasalahan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Hasil refleksi akan digunakan untuk perbaikan

pembelajaran pada siklus berikutnya. Kegiatan refleksi berupa

diskusi antara peneliti dengan kolaborator dengan

memperhatikan hasil analisis data hasil pengamatan

kolaboratot saat pembelajaran, dan juga hasil pengamatan

peneliti terhadap proses belajar siswa serta hasil tes.

c) Teknik Pengumpulan Data

Page 362: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26

Pada bagian ini perlu dideskripsikan (1) instrument penelitian yang akan

dipakai untuk memperoleh data, dan (2) jenis data yang akan diperoleh,

berikut contoh instrument dan data penelitian.

i. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari (1) instrumen pengamatan proses

belajar siswa dengan skala penilaian (1-4), (2) instrumen pengamatan

kegiatan pembelajaran dengan skala penilaian (1-4), dan (3) intrumen

tes berupa tes pilihan ganda dan uraian dengan skala penilaian (1-100).

ii. Data Penelitian

Mengacu instrument penelitian di atas, maka data penelitian terdiri

dari (1) data kualitatif hasil pengamatan menggunakan instrumen (1)

dan (2) di atas, dengan ketentuan bahwa : 4 : sangat baik, 3 : baik, 2 :

cukup dan 1 : kurang dan (2) data kuantitatif hasil tes hasil belajar

siswa dengan skala penilaian (1-100).

d) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kualitatif terhadap data penelitian tindakan kelas dengan

tahapan sebagai berikut: menyeleksi, menyederhanakan,

mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala

secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesimpulan

makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah

model Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : reduksi data

(memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak

berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur

sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan

(dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 363: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

27

Gambar 5. Teknik Analisis Data

e) Indikator Kinerja

Seperti telah diuraikan di depan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang pelaksanaannya terdiri dari beberapa

tahapan (siklus) disarankan minimum tiga siklus. Untuk menandai

berakhirnya siklus penelitian diperlukan adanya indikator kinerja.

Indikator kinerja ditetapkan peneliti sesuai dengan permasalahan yang

ingin diselesaikan/ditingkatkan, misalnya masalah yang ingin

diselesaikan dan ditingkatkan dalam penelitian adalah motivasi belajar,

maka indikator kinerja yang ditetapkan menunjukkan persentase

minimal yang yang ditunjukkan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Misalnya: indikator kinerja dalam penelitian ini adalah (1) keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran minimal 70 %, dan (2) jumlah

siswa yang mencapai KKM minimal 75 %.

f) Jadwal Penelitian

Berbeda dengan waktu penelitian yang hanya disebutkan rentang

waktu awal sampai akhir penelitian, maka jadwal penelitian

disebutkan secara rinci mulai minggu keberapa bulan apa mulai

menyusun proposal sampai akhir penyusunan laporan penelitian.

Contoh:

NO.

KEGIATAN

BULAN

Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Penyusunan

Proposal

Penelitian

Page 364: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

28

2

Praktik Penelitian 3

Penyusunan

Laporan

Penelitian

g) Daftar Pustaka

Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian

dengan menggunakan sistem penulisan yang telah dibakukan secara

konsisten.

h) Lampiran

Berisi rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan ajar,

penilaian, dan semua instrumen penelitian, sampel jawaban siswa,

dokumen/foto kegiatan, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang

perlu.

D. Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hermawan, H. (2006). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV Citra

Praya.

LPMP NTB. (2012). Bahan Ajar Kompetensi Pedagogik. Mataram: Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan NTB.

Sumardi, dkk. 2016. Refleksi, PTK, dan Pengembangan Keprofesian Guru. Bahan

ajar diklat. Jakarta: Kemdikbud PPPPTK

Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2011). Model-Model Pembelajaran

Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Page 365: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS TK

BAB I

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 366: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB I

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

A. KOMPETENSI INTI

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

B. KOMPETENSI DASAR

Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang

pengembangan anak TK/PAUD

C. MATERI AJAR

1. PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI

Mengajarkan matematika kepada anak usia dini sangat dimungkinkan bila pendidik

memiliki konsep dasar yang jelas dalam memahami dan mengimplementasikannya secara

bertahap dengan pendekatan kebiasaaan yang biasa dilakukan anak dalam kehidupan

kesehariannya. Pelajaran matematika harus dijadikan sesuatu yang menyenangan.

Menjadikan matematika sebagai bagian dari kehidupan merupakan langkah yang tepat.

Dengan mencintai matematika dapat membuat daya analisa anak kelak menjadi tajam.

Hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari terkadang tidak terlepas dari

matematika itu sendiri. Disadari atau tidak, sebenarnya kita sudah terbiasa dengan berbagai

angka dan perhitungan matematis, namun dengan pendekatan bahasa dan istilah yang

berbeda. Seperti misalnya hubungan antara benda satu dengan benda lainnya yang

mencerminkan adanya korelasi dan hubungan sebab akibat yang merupakan dasar dalam

pembelajaran matematika

Apa Itu Matematika

a. Pengertian Matematika

1) Matematika dapat dipahami sebagai suatu pembelajaran tentang pola dan hubungan.

Segala sesuatu yang ada dalam alam ini tidak terlepas dari pola - pola dan hubungan

yang merupakan konsep matematika.

Page 367: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

2) Matematika merupakan cara berpikir. Orang yang memahami matematika akan terus

berlatih untuk berpikir analisis. Jika anak mendapatkan pelajaran matematika,

diharapkan kemampuan berpikir analisis di masa dewasa akan tajam dan terasah.

3) Matematika adalah terkait seni. Ketika anak belajar tentang bentuk - bentuk simetris

seperti (diamond, bujur sangkar), bunga - bunga dan lain - lain, anak sekaligus belajar

tentang seni dan juga matematika. Karena dengan menggunakan media seni, kita jga

belajar matematika. Dengan matematika, bisa menghasilkan karya seni.

4) Matematika adalah bahasa. Ketika seseorang berbahasa, maka ia menggunakan

matematika juga dalam konsep berbahasanya. Isi atau ungkapan dari bahasa adalah

hasil pemikiran matematika baik berupa bahasa verbal, non verbal ataupun bahasa

simbol.

5) Matematika merupakan alat. Sebagai alat, maka matematika menolong anak untuk

melakukan sesuatu dalam kehidupan sehari - hari.

Oleh karena itu matematika dapat dipahami sebagai :

a) Suatu pembelajaran tentang pola dan hubungan

b) Matematika merupakan cara berpikir analisis

c) Matematika adalah seni bentuk - bentuk simetris (diamond, bujur sangkar),

bunga-bunga, dll. Dengan menggunakan media seni, kita juga bisa belajar

matematika. Dengan matematika, bisa menghasilkan karya seni.

d) Matematika adalah bahasa bahasa digunakan untuk mengekspresikan isi pikiran,

baik bahasa verbal maupun bahasa simbol.

e) Matematika merupakan alat untuk mengevaluasi sesuatu (assessment).

b. Prinsip-prinsip Belajar Matematika

Dalam mempelajari matematika untuk anak usia dini, ada prinsip-prinsip yang perlu

diperhatikan oleh pendidik, yaitu :

1). Rencanakan pengalaman yang nyata sehingga anak dapat terlibat secara aktif.

2). Observasi anak agar memahami kebutuhan dan minatnya.

3). Berikan kesempatan anak belajar sesuai dengan tahapan mereka.

4). Pendidik sebagai fasilitator, bukan sekedar pemberi pengetahuan.

Page 368: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

5). Beberapa area pengetahuan tidak dapat diajarkan tetapi harus dialami anak agar

anak bisa mempelajarinya.

6). Berikan anak permasalahan dan konflik untuk memunculkan kemampuan berpikir,

akomodasi dan adaptasi.

7). Merancang aktivitas yang sesuai dengan area perkembangan anak (sesuai ZPD).

8). Orang dewasa atau anak yang lebih pintar harus menolong anak agar dapat

menjembatani kesenjangan antara sesuatu yang telah dipelajari anak dan sesuatu

yang potensial yang bisa dimunculkan.

9). Membuat bermain menjadi kegiatan bermakna. Hubungkan matematika dengan

pengalaman sehari - hari.

10). Bertanyalah kepada anak hal - hal yang menarik.

11). Doronglah anak untuk dapat menjelaskan pikirannya melalui kata - kata, gambar,

tulisan dan symbol.

12). Dorong anak untuk berbicara, baik kepada guru maupun anak lain.

13). Pelajaran berurutan mulai dari enactive (konkrit) sampai pada simbolik.

14). Bangunlah pembelajaran matematika berdasarkan pembelajaran sebelumnya.

15). Gunakan model dan benda - benda manipulatif yang berbeda untuk membantu anak

mempelajari matematika

c. Konsep Dasar Matematika

Pemahaman terhadap matematika meliputi beberapa konsep dasar yang saling

berkaitan. Konsep-konsep dasar ini merupakan kerangka penting untuk membangun

pemahaman terhadap matematika secara lebih mendalam. Bagi anak usia dini konsep-konsep

matematika harus dijelaskan dengan cara yang konkrit dan adanya keterlibatan secara

langsung. Konsep-konsep dasar yang dapat diajarkan pada anak usia dini meliputi:

1) Mencocokkan (Matching)

a) Mencocokkan diartikan sebagai seperangkat (a set) benda-benda yang memiliki

konsep yang menyatu.

b) Dua kemungkinan untuk mendefiniskan seperangkat adalah :

(1) Memberi nama benda itu sesuai dengan perangkatnya

Page 369: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

(2) Menyebutkan satu atau lebih benda-benda dari kumpulannya yang

memungkinkan kita untuk menentukan apakah benda tersebut menjadi anggota

atau tidak dari perangkat itu. Apakah ada hubungan antara benda itu dengan

benda lainnya.

c) Hampir semua benda dapat dikatakan seperangkat. Misalnya : sepasang sepatu,

seperangkat tas, sejumlah anak perempuan, dsb.

d) Istilah-istilah yang digunakan untuk seperangkat (a set):

(1) Set umum

(2) Anggota

(3) Set kosong

(4) Subset

(5) Set pelengkap

(6) Set irisan

e) Mencocokkan adalah pemahaman bahwa satu perangkat memiliki jumlah yang

sama dengan perangkat lainnya.

f) Set melibatkan hubungan 1 – 1.

Misalnya : 1 anak, 1 roti; 2 kaki, 2 sepatu

g) Merupakan komponen dasar dari angka.

h) Mencocokkan biasanya berhubungan dengan perbandingan seperti : lebih dari,

kurang dari atau sama dengan.

i) Di dalam proses Mencocokkan, anak memilih pengalaman- pengalaman yang

memiliki ciri yang sama atau tidak.

j) Ada 5 karakteristik dari atribut mencocokkan :

(1) Karakteristik persepsi

(2) Jumlah objek yang akan dipasangkan

(3) Nyata

(4) Secara fisik bergabung atau tidak bergabung.

(5) Ada kelompok dari jumlah yang sama atau tidak sama.

k) Bagaimana menilai kemampuan anak dalam mencocokkan

Page 370: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

(1) Mengamati kegiatan yang dilakukan anak. Ct: bagaimana anak menggunakan

waktu untuk membariskan mainan dan meletakkannya bersama dalam bentuk

pasangan. Apakah anak melaporkan bahwa dia memerlukan beberapa mainan

lagi ?

(2) Menginterview/bertanya tentang kegiatannya. Ct: Mintalah anak bercerita

tentang benda-beミda yaミg berpasaミgaミ itu. Bertaミya さBagaiマaミa kaマu tahu

bahwa piringnya tidak cukup untuk beruang-beruaミg itu?ざ, さApa yaミg dapat

kamu lakukan untuk meyakinkan beruaミg bah┘a piriミgミya Iukup?ざ

l) Kegiatan memasangkan

1) Beberapa property yang sama

(a) Memasangkan properti yang sama

(b) Memasangkan perangkat yang ekuivalen

Anak diberi bahan-bahan yang memiliki

beberapa bentuk & warna. Anak diminta

untuk mengambil warna merah & biru

dalam jumlah yang sama

2) Beberapa properti yang berbeda

(a) Memasangkan benda-benda yang cocok

Anak diminta untuk mencocokkan

antara gambar binatang dengan

gambar makanannya

(b) Mencocokkan benda-benda yang

melengkapi

(c) Mencocokkan bagian ke keseluruhan

Puzzle ini dibuat dari gambar kalender

yang dilaminating. Yang kecil menjadi

contoh dan yang besar dipotong-potong

(d) Memasangkan benda yang tidak equivalen

Page 371: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

3) Memasangkan gambar yang sama

4) Memasangkan pola

Susunan pola yang di sebelah kiri

merupakan contoh pola. Kantong

di bawahnya adalah tempat penyimpanan

lembar-lembar pola. Di sebelah kanan

berupa kotak-kotak (4x4), yang bisa

ditempelkan pola-pola yang cocok dengan pola-pola di sebelah kiri.

5) Memasangkan benda setengah

contoh : Menggunakan 2 batang stik

es krim dan digambar menyatu.

6) Memasangkan さjuマlahざ

7) Mencocokkan benda dengan simbol.

Yang diperlukan adalah bentuk segiempat,

segitiga, lingkaran (spt kotak kiri), warna biru,

merah, kuning (kotak tengah), gambar orang

kecil, besar (kotak paling kanan).

Dari ke-3 simbol itu, anak harus menyimpulkan bentuk apa yang direfleksikan

Page 372: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

8) Memasangkan arah

2) Perbandingan dan Seriasi /Urutan (Comparison and Seriation/ Ordering)

a) Perbandingan

(1) Definisi perbandingan adalah aksi mental membedakan dan menyamakan satu

obyek dengan obyek lain.

(2) Untuk membandingkan berarti harus menemukan hubungan antara 2 benda atau

2 kelompok, bagaimana mereka sama atau berbeda.

(3) Dari sudut paミdaミg perbaミdiミgaミ, kata さbesarざ daミ さkeIilざ adalah kata-kata yang

mempunyai makna relatif.

(4) Perbandingan adalah alat dasar berpikir dan mengerjakan matematika.

Pemahaman tentang bilangan sangat berkaitan dengan kemampuan anak dalam

mengelompokkan dan meletakkan sesuatu secara berurutan.

(5) Ketika anak membandingkan 2 benda, mereka membandingkan ciri-ciri yang

berbeda dari benda itu. Misalnya : besar vs kecil, tebal vs tipis, dsb. Karena itu,

membandingkan 2 benda sesungguhnya membuat pengukuran informal.

(6) Membandingkan 2 kelompok benda melibatkan pengertian lebih banyak atau

lebih sedikit. Misalnya : lebih banyak teddy bear merah daripada teddy bear biru.

b) Ordering

(1) Ketika 2 benda atau 2 kelompok benda dibandingkan, proses itu disebut

ordering/urutan atau seriasi.

(2) Ada 4 tipe ordering/seriasi, yaitu :

(a) Urutan melalui ukuran, bunyi, posisi, dsb.

(b) Bilangan ordinal seperti ke-1, ke-2, ke-3, dsb.

(c) Meletakkan sejumlah benda yang berbeda mulai dari yang paling sedikit

sampai yang paling banyak (membuat tangga bilangan).

Page 373: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

(d) Pasangan 1 – 1 antara 2 set benda-benda yang berhubungan (dobel seriasi).

(3) Bagaimana mengajarkan anak usia dini tentang perbandingan dan seriasi ?

(a) Mulailah dengan membandingkan 2 benda yang berbeda. Diskusikan tentang

perbedaan ciri.

(b) Untuk anak yang lebih tua, dorong mereka untuk membandingkan

persamaannya juga.

(c) Guru perlu memberikan kosa kata, baik label maupun konsep dari ciri-ciri yang

dimiliki benda itu. Fasilitasi anak untuk menggunakan kata-kata konsep agar

mencapai pemikiran yang lebih tinggi yang akan membawa mereka untuk

mengklasifikasi dan berpikir secara divergen. Ini dapat dilakukan melalui

percakapan bermain, dan aktivitas sehari-hari.

(4) Keterampilan-keterampilan lain yang terlibat dalam membandingkan adalah:

(a) Diskriminasi visual (mengamati hal yang khusus)

(b) Mencari secara sistematis

(c) Proses menghilangkan

(5) Anak juga bisa membandingkan 2 kelompok benda-benda yang dimulai dengan :

(a) Lebih banyak atau lebih sedikit (membandingkan jumlah hanya dengan melihat

saja tanpa menghitung).

(b) Lebih banyak atau lebih sedikit (membandingkan menggunakan hubungan 1-1)

(c) Berapa lagi agar jumlahnya sama ?

(d) Lebih banyak atau lebih sedikit (memutuskan berapa banyak lagi atau berapa

kurangnya)

(e) Grafik 2 strip sederhana

(6) Untuk ordering atau seriasi, mulailah dengan seriasi ukuran, kemudian tinggi,

volume, berat, dsb.

(7) Untuk melakukan seriasi ukuran dari yang terbesar ke paling kecil maka :

(a) Siapkan 2 simpai.

(b) Tempatkan semua benda dalam 1 simpai dan bertanyalah kepada anak,

ざAマbil beミda yaミg paliミg besar!ざ

Page 374: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

(c) Bimbing anak untuk meletakkan benda terbesar ke dalam simpai selanjutnya.

(d) Bertaミyalah keマbali kepada aミak, さAマbil beミda yaミg terbesar selaミjutミya

daミ letakkaミ di siマpai berikutミya!ざ

(e) Bimbing anak untuk meletakkan benda terbesar selanjutnya ke dalam simpai

berikutnya.

(f) Ulangi pertanyaan itu sampai semua benda diletakkan di simpai selanjutnya

dari yang paling besar sampai paling kecil.

(8) Biarkanlah anak-anak mendapatkan konsep seriasi lebih dulu sebelum

mengenalkan kata seperti besar, lebih besar, dan paling besar

(9) Tipe-tipe seriasi yang lain adalah :

(a) Dobel seriasi

(b) Bilangan ordinal

(c) Urutan bilangan

(d) Grafik

(10) Kegiatan membandingkan

(a) Urutan (b) Serupa tapi tak sama

3) Klasifikasi (Classification)

Page 375: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

a) Klasifikasi adalah kegiatan meletakkan benda-benda ke dalam sebuah

kelompok/kelompok dengan cara memilah (sorting) benda-benda yang memiliki satu

atau lebih ciri yang sama atau menyerupai.

b) Memilah adalah kegiatan yang dilakukan anak pada saat melakukan pengelompokkan.

c) Memilah melibatkan pemecahan set (perangkat) ke dalam set-set baru yang cocok

dengan anak (penggabungan dan pengelompokkan)

d) Metode klasifikasi / pemilahan konvensional adalah dengan membagi set umum ke

dalam 2 kelompok – pertama : semua anggota benda yang digolongkan ke dalam

properties yang dipilih – kedua : semua anggota benda yang tidak tergolong property

yang dipilih.

e) Ketrampilan memasangkan adalah awal dari pemilahan. Memilah bukan hanya

hubungan 1 – 1 , tetapi melibatkan beberapa benda ke dalam 1 kelompok.

Misalnya ;

Pekerjaan : pemadam kebakaran

Benda terkait : helm, selang, mobil pemadam kebakaran, jas, tabung, dan lain-lain.

f) Memilah adalah ketrampilan dasar dari pola (patterning), grafik (graphing), bangun

(geometry) dan pengukuran (measurement).

g) Benda-benda bisa dipilah atau dikelompokkan bersama berdasarkan pada atribut-

atribut berikut :

(a) Warna; (b) Bentuk; (c) Ukuran (besar/kecil, tebal/tipis, dsb); (d) Bahan (kayu,

plastic, kertas, dsb); (d) Tekstur (halus/kasar, dsb); (e) Pola (bergaris, bulat-bulat, dsb);

(f) Fungsi (alat tulis, pertukangan, dsb); (g) Asosiasi (memasangkan tongkat/lilin,

susu/gelas, dsb); (h) Kelompok kelas (mamalia, buah-buahan, dsb); (i) Ciri umum

(memiliki handle, pegangan, dsb).

h) Contoh pemilahan sehari-hari :

(a) Memanggil nama seseorang; (b) Mengambil mangkok dari lemari; (c) Mengambil

uang logam dari dompet (d) Memberikan seseorang obeng.

i) Ketrampilan klasifikasi :

Page 376: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

(a) Mengamati persamaan dan perbedaan; (b) Membuat order (urutan) dan hubungan

pada benda-benda /peristiwa-peristiwa yang tidak berkaitan; (c) Berpikir analitis; (d)

Berpikir kreatif; (e) Mengekspresikan pikiran.

j) Strategi pembelajaran dan kegiatan memilah :

(a) Ambil properti yang dapat diamati

(b) Perlu memandu anak dalam mendeskripsikan properti ketika awal kegiatan

memilah diperkenalkan.

Tanyalah pertanyaan-pertanyaan seperti berikut :

(1) さDapatkah kaマu マeミIeritakaミ teミtaミg beミda iミi ?ざ

(2) さApa kesaマaaミ dari beミda-beミda iミi?ざ

(3) さApa perbedaaミ dari ヲ keloマpok beミda iミi ?ざ

(4) さApakah ada Iara laiミ uミtuk マeマilahミya?ざ

(c) Atur anak dalam kelompok kecil sesuai kemampuan bahasa mereka. Misalnya :

anak yang kemampuan berbahasanya tinggi dalam satu kelompok. Bagaimanapun

ketika anak lebih nyaman dalam menyampaikan pikirannya mereka dapat belajar

dari temannya dalam kelompok kecil itu.

(d) Ijinkan anak untuk berinisiatif dalam memberikan kriteria pemilahan.

(e) Mencari kemungkinan dari satu material daripada memilah bahan-bahan yang

berbeda dengan satu cara. Keuntungannya adalah :

(1) Anak didorong untuk berpikir kreatif

(2) Kesempatan anak untuk mengalami banyak kemungkinan yang benar.

k) Sasaran kegiatan pengelompokkan :

(a) Kesadaran terhadap mengorganisasi benda-benda dengan cara yang berbeda; (b).

Memungkinkan anak mengamati, mengidentifikasi dan mendeskripsikan; (c). Property

dari benda-benda atau properti umum dari semua benda di dalam satu set; (d). Mampu

memilih suatu properti dan menggunakannya secara konsisten untuk

mengelompokkan semua benda dalam 1 set; (e). Mengembangkan fleksibilitas

pemikiran dengan mendorong mengelompokkan kembali dari benda-benda yang

Page 377: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

sama, setiap saat sesuai dengan properti yang berbeda; (f). Anak dapat menjelaskan

pengelompokkan mereka secara verbal.

l) Kegiatan bermain klasifikasi :

Keterampilan mencocokkan merupakan ketrampilan awal yang diperlukan agar anak

dapat memilah sesuatu yang lebih dari hubungan 1-1 karena banyak yang

diklasifikaiskan menjadi 1 kelompok. Ketika anak diperkenalkan dengan kancing

beraneka bentuk, warna, dan corak, anak tahu bagaimana memilah benda yang

beragam. Anak perlu belajar memilah dari benda yang sederhana kemudian ke

kompleks. Anak yang bisa melakukan pemilahan dengan baik akan lebih mudah dalam

berpikir. Dalam memilah dibutuhkan ketrampilan berfikir dan analisis serta fleksibilitas

dalam berpikir.Ketika anak menghadapi masalah maka ia akan memiliki

kelenturan/fleksibel sehingga lebih mudah menghadapi segala sesuatu.

Level Pemilahan

(1) Usia 3-4 tahun

Level 1 : pemilahan sederhana ke dalam

2 kelompok atau lebih.

(a) Warna

(b) Bentuk

(c) Ukuran

(d) Tipe/jenis

Level 2 : pemilahan berdasarkan pemberian

label pada 2 kelompok atau lebih.

(a) Besar/kecil

(b) Kasar/halus

(c) Keras/lunak

(d) Tinggi/rendah

Level 3 : pemilahan benda-benda yang tidak

menjadi milik satu kelompok.

(2) Usia 4-6 tahun

Level 1 : memilah benda-benda lebih dari 2

kelompok

(a) Memilah melalui atribut fisik

(b) Memilah berdasarkan pengetahuan misalnya nama kelompok,

bahan-bahan, asosiasi, fungsi, dsb.

Level 2 : memilah ke dalam 2 kelompok menggunakan kategori yang berbeda.

Level 3 : memilah set yang tumpang tindih dan membuat matrik.

Page 378: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

4) Geometri : Bentuk (Shape) dan Ruang (Space)

Geometri merupakan pembelajaran tentang bentuk-bentuk dan hubungan spasial. Ini

memberikan kepada anak satu kesempatan yang terbaik untuk menghubungan matematika

dengan dunia nyata.

a) Spasial sense

Spasial sense merupakan perasaan intuitif terhadap sekeliling anak dan benda-benda

yang ada di dalamnya.

(1) Pengetahuan fisik yang pertama anak tentang ruang

(a) Menggapai mainan gantungan; (b) Memasukkan bola-bola ke dalam suatu

wadah sampai tidak ada bola lagi yang dapat masuk ke dalamnya; (c) Memandang

ibunya dari sudut yang berbeda, dari depan, samping, dan sebagainya;

(2) Spasial sense merupakan alat yang utama untuk pemikiran matematis. Untuk

mengembangkan spasial sense, anak harus memiliki banyak pengalaman yang

berfokus pada hubungan-hubungan geometri; arah, orientasi, sudut pandang

benda dalam ruang, bentuk-bentuk dan ukuran relative suatu benda dan

bagaimana perubahan dalam bentuk berhubungan dengan perubahan dalam

ukuran.

(3) Spasial sense berguna dalam :

(a) Menulis angka dan huruf; (b) Membaca table tentang suatu informasi; (c)

Mengikuti instruksi; (d) Membuat diagram; (e) Membaca peta; (e) Memvisualisasi

benda yang digambarkan secara verbal

b) Pengalaman spasial

Untuk mengembangkan kemampuan spasial, anak perlu mengetahui 4 konsep

topologi: (1) Proximitas: posisi, arah, jarak; (2) Separasi: sebagian dan seluruhnya,

batas; (3) Order: yang pertama sampai yang terakhir; (4) Enclosure: di dalam/di luar,

figure/dasar, batas

Page 379: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

c) Bentuk

Bentuk merupakan pembelajaran tentang figure yang sudah tetap, property dan

hubungannya dengan yang lain. Suatu bentuk merupakan kelengkapan luar dari suatu

obyek yang membedakan antara sesuatu yang di dalam obyek dan di luar yang bukan

menjadi milik obyek itu.

Perubahan geometri terjadi dalam : (1). Topologi (lembar geometri karet,) berkaitan

dengan mengendur dan menyusut, misalnya : balon, roti yang mengembang; (2).

Proyeksi (geomteri bayangan), berkaitan dengan perubahan bentuk dan ukuran

melalui perubahan dalam sudut pandang, misalnya : sudut pandang yang berbeda

terhadap kotak cereal; (3). Euclidean (luncuran geometri, terbalik dan berputar),

berkaitan dengan perubahan orientasi dan lokasi ketika sesuatu terbalik atau berputar,

misalnya : dari 4 stick es krim, bisa dibentuk beberapa bentuk berbeda.

d) Pengalaman geometri

(1) Galilah obyek-obyek 3 dimensi melalui identifikasi, memasangkan, dan memilah ;

(2) Menghubungkan obyek-obyek 3 dimensi ke dalam bentuk-bentuk 2 dimensi; (3)

Menggali, mengidentifikasi, menciptakan dan menggambar bentuk-bentuk

(memfokuskan pada bentuk-bentuk yang berbeda dari bentuk-bentuk yang

sama/different forms of the same shapes); (5) Mengidentifikasi, menciptakan dan

menarik garis/paths (a) garis lurus, (b) garis lengkung, (c) garis bersudut, (d) garis

lengkung terbuka, (e) garis bersudut terbuka, (f) garis lengkung tertutup, (g) garis

bersudut tertutup; (6) Menggabungkan bentuk (tessellation) dengan menggunakan

tanggram; (7) Sub-pembagian bentuk (sebagian/seutuhnya, pecahan); (8) Mengubah

bentuk; (9) Papan geometri; (10) Gerakan geometri; (11) Simetri Simetri lipat &

simetri putar; (12) Bentuk 2 dimensi menuju ke 3 dimensi.

e) Permainan dan aktivitas

(1) Geometri tali;

(2). Tangram;

(3). Permainan bentuk dengan bilangan kesukaan.

Page 380: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

Anak menyebutkan bilangan kesukaan, kemudian membentuk suatu bangunan khusus

dengan jumlah bilangan tersebut.

Misalnya :

(1) A menyebutkan nomor kesukaannya 7, maka ia dapat mengambil benda (misalnya

kubus tipis) dan membentuknya beraneka bentuk yang penting setiap bentuk

jumlahnya 7.

(2) B menyebutkan nomor kesukaan 5, maka dapat membentuk aneka formasi dengan

batang korek api. Setiap formasi jumlahnya 5.

(3) Demikian seterusnya dengan C, D, dst dengan benda-benda yang dipakai untuk

membangun lebih beragam misalnya: stick es krim, tangram, binatang-binatang

kecil, dsb

Setelah itu setiap peserta harus memilih 1 design yang paling disukai, dan ditata

di kelas.

Dari desain-desain yang ada, anak telah belajar tentang pola dan grafik.

Guru bisa bertanya misalnya :

Design angka berapa yang paling banyak

penggemarnya ?

Design angka berapa yang paling sedikit

penggemarnya ?

Design angka berapa yang ada 5 ?

Perhatikan design angka 4 dan 5 !

Design angka 5 lebih banyak berapa

buah dibandingkan jumlah design angka 4 ?

Page 381: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

Guru menunjukkan suatu design yang berjumlah 7 terdiri dari 3 kubus kuning

dan 4 kubus merah, dengan posisi ada yang mendatar dan tegak, guru bisa

bertanya :

Lihatlah desain ini!

Desain ini terdiri dari berapa warna ?

Warna kuning berjumlah berapa ?

Warna merah berjumlah berapa ?

Bisakah kamu menyebutkan bahwa 7 merupakan penjumlahan dari

bilangan berapa ?

Berapa jumlah kubus yang posisinya tegak ?

Berapa jumlah kubus yang posisinya melintang/mendatar ?

Dsb

Contoh kegiatan pengembangan konsep geometri :

Tarian geometri dengan tali elastic

Tangram Tusuk gigi

5) Pola (Patterning)

Matematika digambarkan sebagai pembelajaran tentang pola. Ini menyentuh semua

topik-topik matematika. Belajar tentang pola akan mendukung anak dalam hal melihat

hubungan, menemukan koneksi, membuat generalisasi dan meramalkan.

Page 382: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

a) Media pola

Banyak media yang dapat digunakan untuk menciptakan dan menggali pola : (1). Pola fisik

– tubuh anak, misalnya : pola aksi, pola posisi, kata-kata lucu, langkah menari, lagu-lagu,

sajak (rhyme); (2). Pola-pola obyek – dibeli atau dari barang bekas, barang-barang berpola

dapat menggunakan barang tak terpakai (limbah) ataupun membeli, misal: Barang limbah

: etiket roti, tusuk gigi, kulit spageti, kerang, kunci bekas, Barang-barang umum : sendok,

garpu, pisau plastic, sepatu, alat-alat music, Pensil/krayon/spidol/penghapus; (3). Pola-

pola bergambar missal: kertas kado, perangko, pola-pola kalender; (4). Pola-pola simbolik:

nomor/bilangan, misalnya kartu angka 1-100, dsb., bbjat, mis : pola-pola nama TINA TINA

TINA, Tanda-tanda, misalnya *0*0*0*

b) Pola di lingkungan

Banyak dijumpai di sekitar anak dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya : lampu merah – kuning – hijau, bunga-bunga, pola bergaris, dsb.

c) Pola di alam

Musim (kemarau dan penghujan), siang dan malam, daur hidup binatang dan manusia,

sayuran dan buah-buahan merupakan pola yang ada di alam yang perlu dikenali anak.

d) Tipe-tipe pola

Pola ada bermacam-macam, yaitu :

(1). Pola berulang; Mulai dengan pola AB, kemudian dilanjutkan ke pola AAB atau ABB,

ABC, dsb.; (2). Pola bertumbuh, misalnya AB, ABB, ABBB, ABBBB, dsb.; (2). Pola

berhubungan, misalnya : Satu anak 2 mata, dua anak 4 mata, tiga anak 6 mata, dsb.;

e) Bagaimana mengajar anak usia dini tentang pola ?

Berikut ini beberapa langkah untuk membantu anak usia dini memahami pola :

(1) Mengenali dan mengalami pola. Mulailah dengan pola sederhana AB. Misalnya : buku,

kuku, duku, suku; (2) Mengenali dan mengalami pola menggunakan media lain; (3)

Mengajak anak melukiskan dan berbicara tentang pola. Terangkan mengenai observasi

yang baik; (3) Memperluas dan menghasilkan kembali pola, misalnya : menggunakan kartu

berpola; (4) Menciptakan pola dengan variasi yang berbeda dari berbagai media, Misalnya

: pola gambar atau obyek atau fisik; (5) Menterjemahkan pola dari satu media ke media

Page 383: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

lain, Misalnya : fruit kebab (dari stereoform) ke gambar fruit kebab; (6) Mengisi pola yang

hilang dari suatu rangkaian; (7) Anak harus mulai dengan pola dari tubuh mereka yang

lebih konkrit dan kemudian berpindah ke pola obyek yang diikuti oleh pola gambar dan

simbolik; (8) Fokus pada anak usia 4-5 tahun – mengulang peristiwa dan desain; (9) Anak

usia 4-6 tahun dapat mengalami pola perluasan berikut sesuai dengan usia mereka,

misalnya: menghitung (4-6 tahun), bilangan genap dan bilangan ganjil ( 6 tahun),

pengelompokkan / perkalian (5 & 6 tahun), pola bertumbuh (5 & 6 tahun), pola dalam

simetri (5 & 6 tahun), pola sekeliling (6 tahun), pola di alam (6 tahun)

f) Pertanyaan untuk anak.

Beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan adalah :

(1) Apa yang kamu lihat ?; (2) Apa selanjutnya?; (3) Apakah ada yang melihat / tahu cara

lain?; (4) Berapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menciptakan pola AB menggunakan

tusuk roti hijau dan biru?; (5) Ceritakan tentang pola yang kamu buat!; (6) Seperti apa pola

itu ; (7) Bagaimana pola-pola ini berbeda?

6) Urutan baku (Number Sense)

Number sense mencakup suatu pemahaman yang kaya tentang hubungan bilangan.

Meskipun menghitung adalah alat yang lebih dulu digunakan untuk memahami bilangan,

namun tidak boleh hanya menekankan itu saja.

Anak perlu diberikan kesempatan untuk memahami bilangan dalam 7 hubungan: (a)

Lebih atau kurang (more or less); (b) Menghitung/kardinalitas (counting/cardinality); (c) Lebih,

lebih 2, kurang 1, kurang 2; (d) Spasial, (e) Benchmark 5 dan 10; (f) Bilangan relatif (relative

sense); (g) Part-part whole/ number bond

(1) Sifat bilangan

Di dalam proses menghitung, anak sering melakukan beberapa kesalahan seperti :

a). Lompat urutan (skip sequence) 1,2,3,5,7,10

b). Lompat hitungan (skip counting) o o o o o

1 2 3 4

c). Menghitung dobel (double counting) 0 0 0 0 0

1 2 3 4 5 6 7

Page 384: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

Menurut Piaget, bilangan merupakan sintesis 2 jenis hubungan yang diciptakan anak

antara benda-benda (melalui abstraksi reflektif).

a). Order : kemampuan mengurutkan benda secara mental sehingga setiap benda

dihitung tanpa pengaturan spasial.

b). Inklusi hirarki (hierarchical inclusion) : kemampuan memasukkan semua benda

secara mental ke dalam suatu hubungan seperti saat benda dihitung maka

benda itu tergolong benda yang telah dihitung. Misalnya : satu di dalam dua,

dua di dalam tiga, tiga di dalam empat, dsb.

Untuk menghitung dengan benar, anak perlu memperhatikan 3 aturan berikut:

a). Stable order rule : menghitung kata-kata untuk diingat dalam order tertentu.

b). One – to – one rule : anak dapat menghitung satu kata untuk satu benda

c). Abtsraction rule : kumpulan benda apa saja dapat dihitung

Perkembangan dari konsep bilangan dimulai ketika anak mengamati :

a) Aturan kardinalitas (cardinality rule)

b) Bilangan yang dihitung terakhir menunjukkan jumlah bilangan.

c) Aturan urutan tidak berhubungan (order irrelevance rule)

d) Kemampuan menghitung sejumlah benda dalam urutan apapun dan

mendapatkan hasil yang sama.

(2) Proses membangun number sense

Menurut Piaget ada 2 cara mengajarkan berhitung pada anak.

a) Count in sequence : b) Count in sets of number

1 2 3 4 5 6

Cara ke 2 lebih mudah dipahami anak, karena dua adalah 1 lebih 1. Tiga adalah 2 lebih

1. Empat artinya 3 lebih 1. Lima artinya 4 lebih 1, dan seterusnya.

Page 385: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

Jadi pada awalnya ajarkan anak menghitung secara berurutan, misalnya diri kiri ke

kanan, atau dari atas ke bawah. Setelah itu baru diajarkan dengan cara acak, yang

memiliki kesulitan lebih tinggi. Anak perlu menguasai arah (direction) dengan baik.

Mana yang lebih banyak ? Anak akan cenderung menyebutkan bahwa benda yang

diletakkan berjauhan lebih banyak, sedangkan benda yang diletakkan berdekatan akan

dikatakan lebih sedikit.

Dalam membangun bilangan baku, maka melewati proses :

a). Lebih atau kurang (more or less); b). Menghitung / cardinalitas: (1) menghafal

hitungan; (2) Hubungan 1 – 1; (3) menghitung secara berurutan, (4) menghitung dalam

sejumlah benda; (5) urutan bilangan; (6) perkiraan (estimasi); c). Pengaturan spasial;

d). Lebih 1, lebih 2, kurang 1, kurang 2;

e). Benchmark 5 dan 10

f). Ukuran relative; g). Part-part whole (number bonds)

Page 386: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

(3) Implikasi mengajar number sense secara bermakna

Dalam mengerjakan tugas-tugas, anak akan belajar tentang :

(a) Macam-macam pengalaman sensorial seperti meraba, melihat, mendengarkan,

bergerak, dll.; (b) Anak belajar mengulang-ulang berbagai pengalaman; (c)

Pembelajaran mulai paling sederhana sampai ke yang lebih rumit; (d)

Pembelajaran dimulai dari yang konkret sampai ke abstrak yang melalui tahap-

tahap :

(1) konsep (concept)

(2) menghubungkan (connecting)

(3) simbolik (symbolic)

(4) Bagaimana mengajar penulisan bilangan ?

(a) Pra-syarat : anak perlu mengenali symbol lebih dulu; (b) Proses : pengenalan

symbol – penulisan symbol – operasi symbol; (c) Mengajarkan pola dan bentuk dari

bilangan-bilangan; (d) Jangan mengajarkan konsep matematika (misalnya :

menghitung, hubungan 1-1) sementara mengajarkan menulis karena belajar

menulis bukan termasuk ketrampilan matematika; (f) Anak dapat berlatih menulis

dengan: (1) menulis di udara; (2) menulis di telapak tangan; (3) menulis di punggung

teman; (4) menulis di kertas/papan; (5) menyambung titik titik (dot to dot); (6)

number templates

(5) Media bermain :

a). Bilangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ditulis dengan 2 warna, misalnya ungu dan hijau.

Setiap anak ketika menuliskan angka tersebut di udara sambil mengatakan

ungu, hijau (berdasarkan tarikan gerakan menulis)

Anak sering menuliskan bilangan terbalik-balik. Ini disebabkan anak masih

kebingungan tentang arah. Karena itu perlu bantuan pengenalan bilangan

menggunakan dua macam warna.

b). Dengan menggunakan Work Math, bisa diletakkan angka 5. Anak diminta

meletakkan benda-benda kecil yang berjumlah dan berwarna tertentu

berdasarkan pengelompokkan warna.

Page 387: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

c). Estimasi

Anak perlu berpikir tentang jumlah. Tidak semua anak yang bisa menghitung

bisa mengetahui sejumlah benda, bisa mengucapkannya, tetapi mereka tidak

mengetahui makna dari kata-kata tersebut sebagai suatu jumlah.

Karena itu perlu diajarkan menghitung dengan cara berikut :

d) Estimasi jumlah

e) Konsep : more or less

Level 1.

Ada dadu yang bertuliskan more dan less.

Sejumlah kubus plastik tipis dibagikan kepada 2 anak.

Mereka secara bergantian meletakkannya di kotak barisan 2 lajur.

Untuk pertama kali masing-masing meletakkan jumlah kubus terserah.

Ketika dadu dilemparkan, jika yaミg マuミIul tulisaミ ざlessざ, マaka kubus yaミg

lebih sedikit mendapatkan semua kubus dari pasangan mainnya.

Level 2 :

Dadu bertuliskaミ ざヱ マoreざ, ざヲ マoreざ, ざヱ lessざ

Page 388: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

Aミak マeleマparkaミ dadu, jika マeミdapatkaミ さヲ マoreざ, マaka ia berhak

menambah dengan 2 dadu lagi. Jika マeミdapatkaミ さヱ lessざ, マaka daduミya

harus diambil 1.

7) Penjumlahan dan Pengurangan

Secara alami anak senang untuk menambah dan menjumlahkan paling banyak ketika

anak berusia 6 tahun. Pendekatan perkembangan untuk penjumlahan dan pengurangan

akan memberikan kesempatan kepada anak untuk menjumlah dan mengurangi bilangan-

bilangan sesuai logika mereka melalui pemecahan masalah dan games. Ketika anak mengingat

hasil dari perhitungan mereka, akhirnya mereka dapat memahami, membaca dan menulis

persamaan .

a) Jenis-jenis penjumlahan dan pengurangan

(1) Menggabungkan unsur-unsur dijumlahkan jadi satu

(a) Titin mempunyai 5 roti.. Adi mempunyai 1 roti.

Berapa juマlah roti Titiミ daミ Adi ? ヵ + ヱ = …..

(b) Nona mempunyai 4 boneka. Berapa jumlah boneka yang diperlukan supaya

boミeka Noミa マeミjadi ヶ ? ヴ + …… = ヶ

(c) Dimas mempunyai beberapa kelereng. Bima memberinya 4.

Page 389: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

Sekarang kelereng Dimas jadi 7. Berapa jumlah kelereng Dimas mula-マula ? ….. +

4 = 7

(2) Memisahkan – unsur-unsur dihilangkan

(a) Dinda mempunyai 5 permen. Dia memberikan ke Nia 2. Tinggal berapa permen

Dinda ? 5 – ヲ = ………

(b) Bagas mempunyai 6 mobil-mobilan. Diberikan kepada adiknya 2. Tinggal berapa

mobil-mobilan Bagas ? 6 – ヲ = …..

(c) Dewa mempunyai sejumlah kue. Diberikan Iwan 4, sekarang kue Dewa tinggal 1.

Berapa jumlah kue Dewa mula-マula ? ….. – 4 = 1

(3) Part-part whole – hubungan antara set dan subset

(a) Ninik mempunyai 4 apel merah dan 2 apel hijau. Berapa jumlah apel Ninik

semuanya ?

(b) Devi mempunyai 8 pita. 5 pita berwarna biru dan sisanya kuning. Berapa jumlah

pita kuミiミg Devi? ヵ + ….. = 8

(4) Membandingkan – membandingkan antara 2 set yang terpisah

(a) Evi mempunyai 2 es krim. Arya mempunyai 5 es krim.

Berapakah es krim lagi agar jumlahnya sama dengan es krim Arya ? 5 – ヲ = ……

(b) Tom mempunyai 4 buku cerita. Tim mempunyai 2 buku cerita lebih banyak

daripada Tom. Berapa jumlah buku cerita Tim ?

2. PEMBELAJARAN SAINS ANAK USIA DINI

All the flowers of all tomorrows are in the seeds of today (Chinese proverb). Kandungan

makna yang tersirat dari proverb Cina tersebut sangat benar adanya, bahwa biji yang ditanam

hari ini suatu saat atau esok akan menjadi bunga. Anak-anak kita hari ini terutama untuk anak

usia diミi akaミ マeミjadi さseseoraミgざ ミaミtiミya, kita harus マeマberikaミ suatu proses yang terbaik

bagi anak-anak agar dapat tumbuh dan kembang secara sempurn.

Usia dini adalah masa emas untuk memberikan stimulasi dalam rangka mengoptimalkan fungsi

otak, dimana kisaran usia dini adalah 0-8 tahun. Perkembangan otak pada usia dini bukanlah

suatu proses yang berjalan sebagaimana adanya, melainkan suatu proses aktif yang

Page 390: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

membutuhkan stimulasi melalui alat-alat indera (sebagai reseptor-reseptor otak diseluruh

bagian tubuh). Perkembangan otak manusia dapat terbagi dalam 4 tahapan berdasarkan usia

yaitu : 0 - 4 tahun mencapai 50 %; 4 - 8 tahun, mencapai 80 %; 8 - 18 tahun

mendekati 100%.

a. Konsep dasar Pembelajaran Sains Anak usia Dini

1) Pengertian Sains

“aiミs didefiミisikaミ dalaマ ┘ebster ミe┘ Iollegiate diItioミary yakミi さpeミgetahuaミ yaミg

diperoleh マelalui peマbelajaraミ daミ peマbuktiaミざ atau さpeミgetahuaミ yaミg マeliミgkupi suatu

kebenaran umum dari hukum - hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan

melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan

pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk

menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam.

Manusia mengetahui banyak hal di muka bumi ini baik melalui penangkapan indera

maupun hasil olah pikir. Kumpulan hal-hal yang diketahui tersebut dinamakan pengetahuan.

Sedangkan Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan

logis dengan mempergunakan metode-metode tertentu.

Berdasarkan definisi di atas sudah menimbulkan kesan rumit atau sulit dalam

memahami dan mempelajari ilmu pengetahuan atau sains. Oleh karena itu tidak heran jika

timbul mitos di masyarakat bahwa sains hanya dapat dipahami dan dimengerti oleh

sekelompok orang dengan melakukan serangkaian penelitian. Istilah penelitian itu sendiri

sudah menimbulkan kerumitan. Seolah-olah penelitian itu hanya dapat dilakukan oleh para

pakar, para ilmuan dan mereka-mereka yang kesehariannya disesaki oleh referensi-referensi

ilmiah. Padahal setiap orang dan pada semua tingkatan usia dapat melakukan penelitian tanpa

ia sadari bahwa ia telah melakukan penelitian. Penelitian secara sederhana dapat dilakukan

haミya deミgaミ beraミgkat dari suatu pertaミyaaミ, さMeミgapa?ざ daミ berusaha マeミIari ja┘abaミ

baik dari diri sendiri maupun dari sumber lain yang lebih mengetahui. Bagi seorang siswa,

penelitian dapat dimulai ketika ia mulai bertanya kepada gurunya, bertanya kepada orang

tuanya, atau bahkan bertanya kepada teman-teman sebaya yang telah bersentuhan langsung

dengan obyek yang dipertanyakan. Science is built up of facts as a house of stones, but a

Page 391: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26

collection of fact is no more a science than a pile of stones is a house (Henry Poincare, La Science

et l’Hypothese, ヱΓヰΒ). The goal of eduIatioミ is to produIe iミdepeミdeミtly thiミkiミg aミd aItiミg

individuals (Albert Einstein).

Sains adalah kerangka pengetahuan. Pembelajaran sains itu penting karena: (1) Sains

adalah bagian penting dari budaya manusia, yang mempunyai nilai tertinggi dari kapasitas

berpikir manusia; (2) Adanya laboratorium yang ditindaklanjuti dengan penelitian dapat

digunakan untuk mengembangkan bahasa, logika, serta kemampuan memecahkan masalah

dalam kelas; (3) Untuk jangka waktu panjang, dapat diciptakan saintis-saintis muda; (4) Negara

sangat tergantung kepada kemampuan teknis dan saintifik dari masyarakatnya untuk

persaingan ekonomi global serta keperluan nasional.

Ada 3 area sains yang diajarkan dalam kurikulum, yaitu:

(1) Sains kehidupan: Biologi (tubuh manusia), Zoologi (hewan), Botani (tumbuhan

(2) Sains bumi, meliputi: Geologi (kulit keras bumi), astronomi (langit, musim, luar

angkasa)

(3) Fisika: ilmu kimia (benda padat dan cair), ilmu fisika (keseimbangan dan gerakan)

Gambar: Anak diperkenalkan dengan konsep terapung dan tenggelam

Ada tiga faktor utama mengapa dalam pembelajaran sains pembentukan sikap adalah

penting (Martin, 1984), yakni:

(1) Sikap seorang anak membawa satu kesiapan mental bersamanya. Dengan sikap

yang positif, seorang anak akan merasa sains objek, topic, aktifitas dan orang secara

Page 392: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

27

positif. Seorang anak yang tidak siap atau ragu-ragu karena alas an apapun juga

akan kurang kemauannya untuk berinteraksi dengan orang dan hal-hal yang

berhubun- gan dengan sains.

(2) Sikap bukan pembawaan dari lahir atau bakat. Ahli kejiwaan berpendapat bahwa

sikap itu dipelajari dan disusun lewat pengalaman selagi anak-anak berkembang

(Halloran, 1970; Oskamp,1977), sikap seorang anak dapat berubah melalui

pengalaman. Guru dan orangtua mempunyai pengaruh terbesar atas sikap sains

(George & Kaplan, 1998)

(3) Sikap adalah hasil Yang dinamis dari pengalaman yang bertindak sebagai factor

pengaruh ketika anak memasuki pengalaman-pengalaman baru. Akibatnya sikap

membawa suatu emosional dan intelektual, yang keduanya mengarah kepada

pembentukan keputusan dan membentuk evaluasi. Keputusan dan evaluasi ini

dapat menyebabkan seorang anak menetapkan prioritas dan memegang pilihan-

pilihan yang berbeda.

Selain pembentukan sikap, pembelajaran sains yang produktif juga dapat

mengembangkan tiga aspek penting lainnya yakni : (1) Pengembangan dari sikap anak-anak;

(2) Pengembangan dari pemikiran anak dan ketrampilan kinestetik (motorik kasar, halus serta

koordinasi mata dan tangan, demikian juga dengan pelatihan, perasaan); (3) Pengembangan

ilmu pengetahuan yang diban- gun dari pengalaman di dalam setting yang alami.

Tabel 1. Sikap mental dari saintis muda (Martin, Sexton, Franklin & Gerlovich, 2005)

EMOSIONAL INTELEKTUAL

Dari keingintahuan yang besar

anak-anak untuk belajar dan

memperoleh pengalaman

baru, kita dapat meningkatkan

mereka untuk membangun:

Dari pengalaman pembelajaran yang positip

pada anak-anak, kita dapat mengembangkan

mereka:

Rasa ingintahu yang besar Ada keinginan untuk mencari sumber Informasi

Ketekunan Ada ketidakpercayaan; keinginan untuk menunjukkan

atau untuk mempunyai nilai alternatif dari bukti yang

digambarkan

Page 393: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

28

Pendekatan positif terhadap

kesalahan

Mengabaikan generalisasi secara luas ketika ada

keterbatasan bukti

Pikiran yang terbuka Mempunyai toleransi terhadap opini lain, penjelasan

atau nilai yang digambarkan

Bekerjasama dengan yang lain Mempunyai keinginan untuk menahan keputusan

sampai semua bukti atau informasi ditemukan dan

diujikan

Menolak untuk mempercayai dalam superstition atau

menerima klaim tanpa bukti

Terbuka terhadap perubahan pemikiran mereka ketika

bukti-bukti terhadap perubahan telah diberikan terbuka

terhadap pertanyaan mengenai ide mereka.

2) Memulai Belajar Penelitian

Anak-anak adalah saintis alamiah. Para ahli perkembangan anak pernah berdebat

dalam masalah ini, tidak hanya didasari pada fakta dasar behavior anak-anak, tetapi lebih pada

hubungan antara behavior dan aspek penting dari pemikiran saintifik. Anak-anak yang dibawa

ke kelas sains memiliki rasa keingintahuan yang alami dan menset idea serta memahami

konseptual framework dimana terdapat hubungan antara pengalaman di dunia alami dan

informasi lain yang telah mereka pelajari sebelumnya (terdapat koneksi). Sejak mereka

memiliki berbagai pengalaman, anak-anak diberikan dalam kisaran yang luas kemahirannya

(skill), pengetahuan, serta adanya pengembangan konsep. Anak usia dini pada tingkatan

taman bermain, TK A dan B maupun anak usia sekolah dasar sampai kelas dua belum saatnya

diberikan pelajaran tentang kemampaun penelitian ilmiah, konsep-konsep ilmiah ataupun

prinsip-prinsip penelitian. Karena memang pada anak usia dini (0-8 tahun) mereka baru

mempelajari tentang kemampuan dasar yang terdiri dari pengamatan, klasifikasi, komunikasi,

ukuran, estimasi, prediksi dan kesimpulan. Sedangkan pada kelas tiga SD, anak sudah diajarkan

mengenai kemampuan dasar dan kemampuan terpadu. Kemampuan terpadu terdiri dari

mengidentifikasikan variabel, mengontrol variabel, definisi operasional, membentuk

operasional pengalaman, grafis, interpretasi data, model dan investigasi. Namun demikian,

sikap mental peneliti sudah dapat diberikan oleh guru dalam bentuk yang sederhana dan yang

berada di lingkungan terdekat dari dunia anak-anak. Oleh karena itu, seorang guru dituntut

untuk dapat menjelaskan area sains secara tepat kepada anak-anak, kendatipun kurikulum

Page 394: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

29

yang tersedia saat ini tidak menyediakan bahan-bahan penelitian yang dibutuhkan olch

seorang guru. Seorang guru harus mampu mengevaluasi setiap pengetahuan anak-anak dan

konseptual serta perkembangan skill/kemahiran, sebaik tingkat metakognisi anak-anak

mengenai pengetahuannya, kemahiran dan konsep, juga menyediakan lingkungan

pembelajaran anak-anak dimana setiap anak dapat bergerak mengembangkan dalam semua

aspek. Pertanyaan kunci untuk instruksi ini adalah bagaimana mengadaptasi tujuan

instruktusional ke pengetahuan yang telah ada dan kemahiran dari murid, sebaik bagaimana

memilih teknik instruktusional sehingga akan lebih efektif.

Tabel 2. Bagan Kemahiran Proses Sains (Martin, Sexton, Franklin & Gerlovich, 2005)

Kemahiran Dasar Pra Taman Kanak-kanak Taman Kanak-kanak

Observasi X X

Klasifikasi X X

Komuniaksi X X

Pengukuran X X

Estimasi X X

Prediksi X X

Kesimpulan X

Tabel 3. Proses Kemahiran

Observasi Menggunakan indera untuk menggabungkan informasi

Klasifikasi Mengelompokkan, ordering, mengkategori-kan, merangking,

memisahkan, mem-bandingkan.

Memanipulasi material Memberikan perlakuan pada material secara efektif

Mengkomunikasikan Berbicara, menulis, menggambar

Mencatat/menyusun data Logs, jurnal, grafik, table, gambar, rekaman

Prediksi Dimulai dengan hasil yang diharapkan didasarkan pada

pola atau bukti yang ada

Inferensi Membuat kesimpulan (perkiraan yang educated) didasarkan

pada alasan untuk menjelaskan observasi

Mengestimasi Menggunakan penilaian hingga aproksimat sebuah

nilai/kuantiti

Penyelidikan Proses yang terintegrasi dari penelitian

Pemecahan masalah/

membuat keputusan

Proses yang terintegrasi untuk menilai dan menghasilkan

solusi

Page 395: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

30

3) Pembelajaran sains secara alami

Pembelajaran sains terhadap anak-anak yang terbaik adalah ketika mereka termotivasi. Oleh

karena itulah maka pemberian pembelajaran harus menarik, menyenangkan, menantang,

melalui interaksi dengan lingkungan, dilakukan bersama antara yang seusia dengan dewasa,

dengan menggunakan benda konkrit.

Adapun pembelajaran ini dapat dilakukan melalui penyelidikan untuk melihat: pola,

perhubungan, proses, dan masalah. Pembelajaran sains juga dapat mengembangkan bahasa.

Pembelajaran sains dilaksanakan secara kooperatif. Adapun prinsip dan teknik digunakan

untuk membantu murid bekerjasama lebih efektif. Kerjasama adalah sesuatu yang bernilai, hal

ini dimaksudkan agar anak-anak dapat melihat kerjasama mempunyaitujuan yang kuat,

melihat teman sebagai teman berkolaborasi yang potensial, dan untuk memilih kerjasama

sebagai kemungkinan pilihan yang layak untuk berkompetisi dan pekerjaan individual.

Adapun prinsip pembelajaran sains adalah kooperatif, yakni : (1). Adanya keterkaitan

yang positif; (2).Sebagai individu yang dapat diperhitungkan; (3). Adanya interaksi yang

simultan; (4). Adanya partisipasi yang setara. Pada pembelajaran secara berkelompok, anak-

anak diharapkan dapat bekerjasama dengan cara berdiskusi antar teman sebelum akhirnya

ditanyakan kepada guru. Anak- anak berdiskusi tentang prosedur maupun kandungan isinya.

Selain berdiskusi dengan satu kelompok mereka juga dirangsang untuk berdiskusi antar

kelompok sebelum bertanyan pada gurunya. Apabila satu kelompok dapat mengerjakan tugas

dengan cepat maka dapat membantu kelompok lain yang belum selesai.

Tujuan dari pembelajaran sains pada anak usia dini adalah (1) Mempersiapkan anak-

anak dengan pengalaman yang dapat membantu mereka menjadi terpelajar secara saintifik;

(2) Membimbing anak-anak saat mereka mempelajari kandungan arti dan membangun indera

berdasarkan pengalaman oleh pemahaman terfokus dengan menggunakan ide sains,

kemahiran, dan sikap mental; (3) Berbagi tanggungjawab dengan anak-anak terhadap apa yang

mereka pelajari; (4) Mengadaptasi kurikulum, mengatur waktu dan mengatur praktek,

termasuk untuk tema pelajaran yang mengambil waktu beberapa hari atau minggu; (5)

Menguji kemajuan dalam berbagai cara untuk mengelompokkan mana yang anak-anak ketahui

dan dapat lakukan.

Page 396: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

31

4) Kegiatan Pembelajaran Sains untuk anak usia dini

a) Meniup Air Berwarna

Experimen

(1) Sediakan air, sabun cair, pewarna, sedotan, kertas gambar, gelas plastik bekas air

mineral.

(2) Masukkan air kira-kira setinggi setengah gelas plastik .

(3) Beri pewarna sesuai keinginan kita.

(4) Tambahkan sabun cair sedikit.

(5) Aduk-aduk dengan sedotan kemudian tiup perlahan-lahan menggunakan sedotan.

(6) Saat Air berwarna ditiup dan mengeluarkan buih-buih, maka buih-buih itu

ditahan dengan selembar kertas. Pindahkan posisi kertas sehingga ada beberapa

bercak- bercak bekas tiupan kita di kertas.

(7) Jika menginginkan warna lain, dapat dicoba pada kertas yang sama, sehingga

bercak pada kertas akan berwarna-warni.

Pertanyaan: Perubahan apa yang terjadi saat air ditiup ?

b) Membuat gelembung

Eksperimen

(1) Masukkan sabun cair ke dalam wadah.

Page 397: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

32

(2) Tambahkan pewarna yang kita inginkan.

(3) Tambahkan air secukupnya.

(4) Tambahkan tepung jagung (maizena) kira 2 sendok makan dan gliseryn kemudian

aduk jadi satu sampai rata.

(5) Cedok dengan tangan kanan menggenggam, kemudian tiuplah dari lubang tangan

kanan kita yang menggenggam, maka akan ke luar gelembung seperti balon

(bubbles). Tahan dengan tangan kita sebelah kiri. Tiup terus perlahan-lahan sampai

balon (bubbles) menggelembung maksimal. Lepaskan tiupan kita dan amatilah

bubles tersebut.

Pertanyaan

(1) Apa yang terjadi ketika bubles diletakkan di tangan kita yang basah ?

(2) Bagaimana jika tangan kita kering, apa yang terjadi terhadap bubles itu ?

(3) Berapa lama bubles bisa bertahan di tangan tanpa pecah ?

c) Melukis dengan Air dan Cat

Experimen

(1) Sediakan wadah, air, cat, minyak, kuas, kertas putih

(2) Isi wadah dengan air.

(3) Campur cat lukis dengan minyak sedikit,

aduk dengan kuas

(4) Masukkan cat tersebut ke dalam air.

(5) Usap permukaan air dengan kertas.

Pertanyaan

(1) Bagaimana posisi cat ketika dimasukkan ke dalam air ?

(2) Apa yang terjadi pada lukisan jika minyak terlalu banyak ?

d) Es Batu Dalam Air

Experimen

(1) Sediakan air, gelas plastik, es batu.

Page 398: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

33

(2) Isi gelas plastik dengan air sampai penuh.

(3) Masukkan es batu ke dalam gelas berisi air tersebut.

Pertanyaan

(1) Apakah air dalam gelas itu tumpah ketika diberi es batu ?

(2) Mengapa demikian ?

e) Benang Mengangkat Es Batu

Experimen

(1) Sediakan sebongkah kecil es batu, garam

sedikit, benang kasur.

(2) Taburi es batu dengan garam sedikit pada

permukaan atas.

(3) Tarik permukaan es batu yang telah diberi garam dengan tali.

Pertanyaan

(1) Apa yang terjadi ketika tali ditempelkan pada pemukaan es batu ?

(2) Mengapa tali bisa mengangkat es batu ?

(3) Mana yang lebih dingin : es batu saja atau es batu yang diberi garam ?

f) Membuat Mentega

Experimen

(1) Sediakan susu cream cair berbagai jenis , cangkir plastik yang ada tutupnya.

(2) Masukkan masing-masing susu cair ke dalam gelas plastik kira-kira ¼ tinggi gelas.

Jika susu terlalu banyak, maka waktu yang diperlukan untuk mengocok akan

semakin lama.

(3) Tutup gelas plastik dengan rapat.

(4) Kocok-kocok sampai susu menjadi mengkristal

(5) Pisahkan cairan susu dengan kristal/gumpalan yang diperoleh dari hasil kocokan

tersebut. Gumpalan tersebut disebut mentega

Pertanyaan

(1) Perubahan apa yang terjadi setelah susu dikocok-kocok ?

(2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkristalkan cairan susu tersebut ?

Page 399: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

34

(3) Apa perbedaan dari mentega yang terbuat dari susu cream cair yang berbeda-

beda ?

g) Mencampur Tepung Jagung, Tapioka, dan Gandum.

Eksperimen

(1) Sedikan tepung jagung (maizena), tapioka, dan gandum serta sebotol air bersih.

(2) Campurkanlah beberapa tepung menjadi satu, misalnya tepung maizena dengan

tapioka, tepung tapioka dengan gandum, tepung maizena dengan gandum.

(3) Tambahkan air secukupnya.

(4) Aduk sampai rata menjadibulatan-bulatan.

Pertanyaan :

(1) Amati apakah campuran-campuran itu padat atau cair ?

(2) Campuran yang mana yang bisa menjadi padat dan cair pada saat yang sama ketika

dibentuk oleh tangan kita ?

(3) Apa yang terjadi jika kita memasukkan air lebih banyak ? Perlukah kita

(4) menambahkan tepung lagi ?

(5) Apa yang terjadi jika hanya diberi air sedikit ?

h) Membuat Es Krim

Experimen.

Page 400: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

35

(1) Sediakan susu cair berbagai rasa, kantong plastik kecil, kantong plastik besar,

garam, es batu, tali.

(2) Masukkan susu cair ke dalam kantong plastik. Boleh rasa vanila, coklat atau

campuran keduanya.

(3) Keluarkan udaranya sebelum kantong plastik diikat rapat dengan karet/tali.

(4) Ambil kantong plastik yang lebih besar dan isi dengan es batu.

(5) Taburi es batu dengan garam yang banyak.

(6) Masukkan plastik susu ke dalam plastik es. Plastik es harus berada di tengah-tengah

es batu.

(7) Kocok-kocok sampai susu cair di dalam plastik mengalami perubahan menjadi

membeku seperti es krim. Jika kedinginan, bungkuslah plastik dengan handuk.

Pertanyaan

(1) Apa yang menyebabkan cairan susu menjadi mengental ?

(2) Apa pengaruh garam pada proses pembuatan es krim ?

(3) Mengapa ada es krim yang rasanya asin tetapi ada yang rasanya tawar seperti

susunya ?

i) Plastisin Terapung di Air

Page 401: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

36

Experimen

(1) Sediakan wadah plastik, air, plastisin, gelas plastik

(2) Masukkan plastisin ke dalam air kemudian letakkan gelas plastik yang juga berisi air

di atas plastisin itu. Usahakan agar plastisin tidak tenggelam.

Pertanyaan

Bagaimana caranya agar plastisin tidak tenggelam sekalipun membawa beban ?

3. PEMBELAJARAN BAHASA ANAK USIA DINI

a. Prinsip Pembelajaran Bahasa

Prinsip pembelajaran bahasa untuk anak usia dini adalah interaksi aktif. Ada tiga hal

penting yang menjadi sumber pembelajaran bahasa bagi anak di kelas, yaitu :

1) Anak

Anak perlu dirangsang untuk dapat saling bercakap-cakap satu dengan yang

lainnya. Dengan interaksi aktif antar anak, maka bahasa anak akan berkembang dengan

cepat. Karena itu di lembaga PAUD perlu menggabungkan anak dari berbagai usia.

Harapannya adalah anak yang lebih tua dapat mencontohkan bahasa yang lebih kaya

kepada anak yang lebih muda, demikian sebaliknya anak yang lebih muda akan banyak

belajar dari anak yang lebih tua.

2) Orang dewasa (tutor/pendidik)

Orang dewasa yang hanya diam di dalam kelas kurang mendukung perkembangan

bahasa anak. Segala sesuatu yang dilakukan anak dapat diperkuat oleh pendidik dengan

ucapan-ucapan yang menggali kemampuan berpikir anak lebih tinggi yang tentunya akan

terucap melalui percakapannya dengan pendidik. Pendidik menggali dengan pertanyaan-

pertanyaan terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif. Karena itu perlu pendidik yang aktif

akan memberikan pengalaman pada anak dalam menggunakan bahasa yang tepat.

Page 402: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

37

Pendidik juga perlu mengucapkan kalimat dengan bahasa yang benar. Jika orang dewasa

memberikan contoh kata-kata yang keliru, maka anak akan meniru kata-kata tersebut.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa untuk

memfasilitasi pembelajaran bahasa anak, antara lain:

(a) Pembelajaran bahasa bagi anak-anak menjadi mudah apabila mereka memiliki

lingkungan dan stimulasi yang tepat.

(b) Bayi belajar daミ マeミdapat ide uミtuk さbiIaraざ dari マeミdeミgar oraミg-orang

disekitarnya bercakap-cakap.

(c) Anak siap belajar untuk membuat suara dari bahasa yang ia pelajari. Bila seorang anak

hidup dalam lingkungan dimana dua bahasa dipakai maka ia akan dapat membunyikan

suara kedua bahasa tersebut.

(d) Pertama-tama kita harus menjadi pendengar yang baik. Bicaralah sebanyak mungkin

dengan bayi dan mencoba membuat percakapan pribadi dengan mereka. Usahakan

agar anak melihat bahasa tubuh anda.

(e) Biarkan anak memahami perkataan dan perasaan kita dengan cara mencocokkan apa

yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan atau yang kita katakan dengan ekspresi

wajah kita.

(f) Sangatlah penting untuk mengaitkan antara perkembangan bahasa dengan

perkembangan lingkungan dan sosial anak-anak. Kurikulum seharusnya diletakkan

pada kerangka budaya.

(g) Pendidik terlampau sering membuat setting belajar untuk anak usia dini terkesan mirip

さsekolahざ. Akibatミya baミyak peミdidik terdoroミg マulai マeミgajarkaミ マeマbaIa,

menulis, berhitung dan aspek formal lain dari pembelajaran. Sesungguhnya

membelajarkan anak usia dini memerlukan waktu lebih lama sampai anak siap

menerima.

(h) Belajar membaca dan menulis akan terserap jauh lebih cepat dan efektif oleh anak-

anak yang sudah memiliki latar belakang pemahaman dan kemampuan verbal.

(i) Untuk menambah kosa-kata anak, pendidik harus menggunakan kata-kata tersebut

secara ekspresif. Penggunaan kosa-kata baru sebaiknya dilakukan berulangkali. Dan

Page 403: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

38

kata-kata tersebut hendaknya bermakna dan menyentuh perasaan anak-anak sehingga

tidak mudah dilupakan.

3) Lingkungan

Lingkungan tempat anak itu berada juga harus merupakan lingkungan yang aktif,

yaitu lingkungan yang kaya dengan bahasa. Orang dewasa bisa meletakkan banyak kata

di lingkungan bermain anak. Di mana-mana anak dapat melihat tulisan sehingga menolong

aミak dalaマ マeマpelajari keaksaraaミ. Misalミya : kalau ada マeja, dapat diberi tulisaミ さマ e

j aざ, dll. Peミdidik yaミg aktif akaミ マeマba┘a liミgkuミgaミ di luar aミak yaミg kaya deミgaミ

bahasa ke dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam

pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan demikian pengetahuan

anak akan terus bertambah.

b. Perkembangan bahasa anak

No Usia Proses Mendengar/ Memahami Proses Berbicara

1. Lahir-3

bulan

- bayi terbangun ketika

mendengar suara yang keras

(biasanya reaksinya adalah

menangis)

- bayi mendengar orang lain

berbicara dengan cara

memperhatikan orang yang

berbicara

- bayi tersenyum ketika diajak

bicara

- bayi mengenali suara

pengasuhnya dan menjadi

berhenti menangis ketika

diajak ngobrol

- anak membuat suara yang

menyenangkan

- anak akan mengulangi suara

yang sama secara berulang-

ulang (seperti ocehan)

- anak akan menangis dengan

cara berbeda untuk

menunjukkan kebutuhannya

yang berbeda-beda pula (misal

: menangis dengan melengking

tinggi jika kesakitan)

2. 4-6

bulan

- anak sudah dapat merespon

nada suara (lembut ataupun

keras)

- anak akan melihat sekeliling

untuk mencari sumber bunyi

(contoh : bunyi bel, telepon

atau benda jatuh)

- anak akan memperhatikan

bunyi yang dihasilkan dari

- anak akan berceloteh ketika

sendirian

- anak akan melakukan sesuatu

(dengan bunyi atau gerakan

tubuh) secara berulang ketika

bermain

- anak akan berbicara secara

sederhana (tanpa tangisan)

Page 404: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

39

mainannya (misal : memukul-

mukul mainan ke lantai)

untuk menarik perhatian orang

dewasa di sekitarnya

3. 7-12

bulan

- anak menyukai permainan

けIiluk-ba’ - anak akan mendengarkan

ketika diajak berbicara

- anak mengenali kata-kata yang

sering ia dengar, misal : susu,

mama, dll.

- anak akan berbicara secara

sederhana (tanpa tangisan)

untuk menarik perhatian orang

dewasa di sekitarnya

- anak akan melakukan imitasi

untuk berbagai jenis bunyi/

suara

- anak akan berceloteh dengan

kata-kata sederhaミa : さマa-

マaマざ, さda-daざ’ tapi マasih belum jelas pengucapannya

4. 12-24

bulan

- anak sudah dapat memahami

perintah dan pertanyaan

sederhaミa, Ioミtoh : さマaミa bolaミya?ざ, さaマbil boミekaミyaざ

- anak akan menunjuk benda

yang dimaksud ketika ditanyai

- anak dapat menunjuk

beberapa gambar dalam buku

ketika ditanyai

- anak telah dapat menggunakan

berbagai bunyi huruf konsonan

pada awal kata

- anak sudah bisa menyusun dua

kata. Contoh : mau minum,

マaマa マa’eマ, dll. - Anak dapat bertanya dengan 2

kata sederhaミa, マisal : さマaミa kuIiミg?ざ, さitu apa?ざ

5. 24-36

bulan

- Anak bisa memahami dua

perintah sekaligus (contoh :

さaマbil bolaミya daミ ditaruh di kursiざぶ

- Anak sudah dapat

memperhatikan dan

memahami berbagai sumber

bunyi (misal : suara TV, pintu

ditutup, dll)

- Anak telah memahami

perbedaan makna dari

berbagai konsep, misal : さjalaミ-

berheミtiざ, さdi dalaマ-di luarざ, さbesar-keIilざ, dllぶ

- Anak bisa bertanya dan

mengarahkan perhatian orang

dewasa dengan mengatakan

nama benda yang dimaksud.

- Cara anak berbicara sudah

dapat dipahami secara

keseluruhan

- Anak sudah dapat menghafal

kata-kata untuk keseharian

- Anak memahami tata bahasa

seIara sederhaミa, マisal さaku マau ミaik sepedaざ

6. 4-6

tahun

- Anak bisa membedakan

berbagai jenis suara

- Anak sudah bisa menggunakan

kata secara lebih rumit

Page 405: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

40

- Mengerti dan melaksanakan 3

perintah

Misal : さIbu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang

hijau tidak bagus.ざ

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Bahasa anak dapat berkembang cepat, jika ;

(1) Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan

menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak

tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan bicaranya.

Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya.

(2) Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.

Anak usia dini emosinya masih kuat. Karena itu pendidik harus menunjukkan minat dan

perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.

(3) Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal.

Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan ekspresi yang

sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai.

Misalnya : orang dewasa berkata,ざsaya seミaミgざ マaka perlu dikatakaミ deミgaミ ekspresi

muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.

(4) Melibatkan anak dalam komunikasi.

Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita

menghargai ide-idenya dan memberikan respon yang baik terhadap bahasa anak.

d. Area Pengembangan Bahasa

Bahasa meliputi 4 area utama, yaitu :

(1) Mendengarkan

Page 406: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

41

Mampu mendengarkan dengan benar dan tepat memainkan bagian yang penting

dalam belajar dan berkomunikasi dan penting dalam tahap-tahap pertama dari belajar

membaca.

(a) Tahapan dalam mendengarkan :

1) Baru lahir : mendengarkan dengan suara-suara (bayi baru terkaget-keget

mendengarkan suara)

2) Infants and todlers: mendengarkan eksperimen, bisa memberikan respon,

Menunjukkan ketertarikannya pada buku-buku bergambar, Menyebutkan

benda bergambar dan berpartisipasi

3) Early preschoolers : bercerita, menyanyi, bermain dengan jari, menyebutkan

nama-nama, mengenal irama dll

4) Kindergarten-first graders : Sudah bisa membedakan dan menghubungkan

bunyi dan simbol

(b) Activitas yang mendukung mendengarkan

1) Bermain dengan mendengarkan musik; 2) Membuat gambar di buku dan

berhubungan dengan musik; 3) Menjabarkan sesuatu/benda fungsi/kegunaannya

contoh : pendidik memberikan eksperien tentang buah atau benda; 4)

menceritakan tentang cerita/dongeng; 5) memperdengarkan suara-suara (sound

effects); 6) memperdengarkan cerita dengan music, 7) mempertanyakan apa yang

di dengarkan; 8) cerita dengan kabel (telepon)

(c) Yang penting dilakukan pendidik dalam proses mendengarkan

1) Menjadi model yang baik; 2) berkomunikasi yang jelas kepada anak

memberikan penguasaan pengetahuan dan memberikan ktivitas yang

berkenaan dengan mendengarkan

(2) Berbicara

Cara terbaik untuk mendorong perkembangan bahasa anak-anak adalah

menyisihkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Doronglah anak-anak untuk

Page 407: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

42

mengungkapkan pendapat, melontarkan pertanyaan dan mengambil keputusan. Anak-

anak belajar kata-kata baru dengan mendengar kata-kata tersebut yang digunakan dalam

konteks. Anak-anak juga belajar banyak dengan mendengarkan pembicaraan. Hendaknya

orang dewasa tidak mengoreksi apa yang anak-anak katakan atau mengkritik cara mereka

mengungkapkan diri. Peragakan cara pengucapan kata yang benar dengan menerangkan

kata dalam pembicaraan.

Unsur-unsur berbicara, meliputi:

(a) perkembangan kosa kata

Untuk menambah perbendaharaan kata, anak dapat diajak untuk membaca sedini

mungkin. Dengan melihat gambar, anak dapat mengeksplorasi serta ada dialog antara

orangtua dan anak. Misal : さPutri salju sedaミg apa, ミak ?ざ.

Pada awalnya, batita masih terbatas kosakatanya. Tetapi, mereka tetap bisa paham jika

kita menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana. Kita bisa berbicara dengan

topik :

(1) Peristiwa yang telah terjadi

Coミtoh : さPagi iミi ibu マeミjatuhkaミ マakaミaミ kuIiミg. Kaマu telah マeマbaミtu ibuざ

(2) Peristiwa yang sedang terjadi

Coミtoh : さCoba kaマu pegaミg topiマu. Ibu juga punya topi seperti itu. Mirip

puミyaマu ya?ざ

(3) Peristiwa yang akan terjadi

Ioミtoh : さibu akaミ マeihat dari siミi ┘aktu kaマu マeマbereskaミ balok

マaiミaミマu…Ya, ┘aktu kaマu マeミdoroミg マereka : けBooマ!’. Nah, sekarang kamu

bisa tidur siaミgざ

Cara ini efektif untuk membantu batita menghadapi perubahan aktivitas yang

terjadi.

(b) Ekspresi

Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa kekanakan).

Selain itu, berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi wajah atau gerakan

Page 408: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

43

tubuh. Ini membantu anak untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan. Sebab,

sebelum mereka bisa bicara sebenarnya mereka telah paham makna kata2 tersebut.

Walaupun anak belum bisa bicara, namun perhatikanlah suara, bahasa tubuh, dan

ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak dan mereka juga akan

merasa dihargai. Dengan demikian, anak akaミ マeマahaマi bah┘a ia マeマiliki さpo┘erざ

melalui kata-katanya.

Coミtoh : aミak berkata, さaku iミgiミ ituざ. Ketika liミgkuミgaミ pahaマ, ia tidak perlu マerebut

mainan atau sebaliknya tidak mengungkapkan keinginannya.

(c) Lafal ucapan

Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau diolok-olok.

JANGAN DISALAHKAN. Yang penting, gunakan kata-kata anak, kemudian diikuti dengan

kata-kata yaミg beミar. Coミtoh : さAde’ マau IuIu? Iya, マaマa aマbilkaミ susuミya ya..ざ

(3) Membaca

Membaca bukan sekedar membaca sepintas saja, tetapi membaca harus melibatkan

pikiran untuk memaknainya. Jika ada seorang bayi dikatakan bisa membaca, kita perlu

mencermati, apakah dia benar-benar membaca. Mungkin bayi itu bisa mengenal

simbolnya, tapi tentunya belum bisa mengetahui artinya. Membaca memerlukan proses

yang panjang, dari mengenal simbol sampai pada memaknai tulisan.

Sebelum bisa membaca, anak-anak harus tahu dan menggunakan perbendaharaan

kata-kata dasar yang baik. Anak hanya dapat memahami kata-kata yang mereka lihat

tercetak jika mereka telah menemui kata-kata tersebut dalam pembicaraan. Anak-anak

yang dapat berbicara dengan baik dan banyak cenderung menjadi pembaca yang baik pula.

Untuk mendukung perilaku keaksaraan, anak harus banyak dikenalkan dengan buku.

Buku-buku yang dikenalkan pada anak perlu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak.

Banyak sekali buku-buku cerita yang dijual di toko-toko buku.

Buku cerita lebih tepat digunakan untuk menambah kosa kata anak, bukan khusus

untuk tujuan belajar membaca. Anak tetap perlu menggunakan buku bacaan yang

berbeda-beda, supaya mereka bisa melihat perbedaan tingkatan dari tiap-tiap buku.

Page 409: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

44

Dalam mengenalkan anak pada suatu huruf agar dapat membaca, dapat melalui 3

cara, yaitu :

a) Menggunakan phonics.

Anak perlu membedakan antara huruf dan bunyi. Jika anak dapat mengenal bunyi dari

suatu huruf, maka anak akan lebih mudah menghubungkan konsonan dan vokal.

Misalミya : Huruf ざsざ dibuミyikaミ desis seperti suara ular ざes....ざ, daミ huruf ざマざ

dibunyikaミ ざeマ......ざMaka kata ’saマa’ dapat diuIapkaミ ざ s a マ aざ

b) Menggunakan kata bermakna.

Anak membaca kata karena kata tersebut

mempunyai makna yang dapat dimengerti

anak. Janganlah mengajarkan kata-kata yang

tidak umum tanpa memberikan konteks atau petunjuk mengenai maknanya. Gambar

dengan kata-kata, label pada objek, tanda dalam situasi-situasi, semuanya ini

memberikan suatu konteks kepada kata itu. Misalミya : Kata ざマata’ dibaIa aミak

bersaマaaミ deミgaミ adaミya ざgaマbar マataざ

Karakteristik Materi Membaca :

a). Tahap awal

(1) pendek dan dapat diperkirakan; (2) berulang-ulang; (3) menggunakan bahasa

yang sederhana; (4) menggunakan irama; (5) teksnya sederhana, mudah diingat;

(6) gambar dan teks sesuai; (7) gambar sangat dominan

b). Tahap berkembang

(1) lebih panjang; (2) lebih kompleks; (3) kosa kata cukup banyak; (4) panjang teks

mengimbangi gambar

c). Tahap mandiri

(1) illustrasi gambar sedikit saja; (2) kosa kata banyak dan menantang; (3) anak

berpikir untuk memahami makna dari cerita; (4) lebih banyak karakter yang

dikenalkan pada anak; (5) unsur-unsur cerita lebih berkembang; (6) bahasa yang

lebih rumit diperkenalkan; (7) ada pembagian bab.

Page 410: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

45

(4) Menggambar dan menulis

a) Bagaimana kaitan antara menggambar dan menulis ?

Kaitan antara menggambar dan menulis antara lain: (1) Menulis dan menggambar

sama-sama memerlukan keahlian psikomotor, (2) Menulis dan menggambar

mempunyai kemampuan kognitif yang sama, (3) Menulis dan menggambar sesuai

dengan tahap perkembangan anak (4) Menulis dan menggambar mempuyai

manfaat/tujuan/kegunaan

b) Memfasilitasi Anak Usia Dini melalui Menggambar dan Menulis

Menggambar dan menulis melibatkan ketrampilan psikomotor yang sama.

Keduanya melibatkan ketrampilan motorik halus. Saat anak 2 tahun memegang

pensil atau crayon tentunya dia akan mencoret-coret sesukanya di kertas yang ada.

Anak berusia 6 tahun akan menghasilkan goresan yang berbeda. Dia menggambar

dan menulis dengan kontrol yang baik dan gambar /tulisannya mencerminkan

sesuatu yang ada dalam pikirannya. Dengan menggambar/menulis anak dapat

mengekspresikan dirinya. Karena itu anak perlu mendapatkan kesempatan yang

cukup dengan dukungan alat-alat yang beragam serta pendidik yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir anak.

Selain anak menggambarkan sesuatu yang ada dalam pikirannya ke dalam kertas,

anak juga perlu menceritakan makna dari gambar yang dibuatnya. Pendidik anak

usia dini memainkan peran yang penting dalam mengenalkan anak pada kekuatan

komunikasi antara gambar yang dibuatnya dengan kata-kata yang dapat

dimunculkan anak. Jika pendidik dapat membuat pengalaman menggambar ini

menjadi menantang, merangsang, dan memuaskan, maka anak benar-benar akan

menguasai sistem simbol yang beragam di masyarakat modern ini.

Setelah anak menggambar, pendidik perlu menghargai karya seni yang telah dibuat

anak dengan menyimpannya dalam portofolio atau memasangnya dalam papan

diミdiミg. Teミtu saja kita tidak マeマasaミg karya aミak yaミg ’bagus’ saja, tetapi seマua

karya anak mendapatkan perlakuan yang sama. Dengan sentuhan seni dari

pendidik misalnya memberikan pigura dari kertas atau menempelkan sedikit

Page 411: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

46

hiasan, maka gambar anak akan tampak cantik dan membuat anak bangga pada

karyanya. Perlu diingat, bahwa karya anak perlu diberi nama dan tanggal

pembuatannya.

c) Tahap perkembangan menulis

1) Karakteristik Penulis Tahap Awal

Memahami tata bahasa dasar

Mengetahui perbedaan antara tulisan dan gambar

Mengetahui bahwa tulisan memiliki pesan (cerita)

Meミgguミakaミ iミgataミ daミ gaマbar uミtuk ざマeミulisざ suatu Ierita.

Dapat menirukan proses menulis

Memahami sifat dan tujuan tulisan

Menunjukkan minat pada tulisan

Mulai memahami konsep tulisan :

Memahami hubungan beberapa huruf/bunyi

Mengenali lingkungan tulisan

Mengenali beberapa nama

2) Karakteristik Penulis Tahap Perkembangan

Teks lebih penting daripada gambar

Menguasai konsep tulisan

Menguasai hubungan huruf/bunyi

Mulai mengenali pola-pola huruf hidup (vokal) dan kombinasinya

Kosa kata berkembang

Memahami tanda baca, huruf kapital pada awal kalimat

Menulis sambil memahami isinya

3) Karakteristik penulis Tahap Mandiri

mengenali kata-kata umum

menulis dengan lancar

menyesuaikan makna kata dengan konteks dapat menarik kesimpulan

dari tulisan

Page 412: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

47

Kemampuan anak untuk menulis sesuai tahap perkembangan, antara lain :

(1) Coretan acak.

Anak mencoret-coret secara acak. Kadang berupa lingkaran, atau sekedar

coretan saja.

(2) Simbol seperti huruf

Bentuk seperti huruf tanpa spasi mulai muncul.

(3) Barisan huruf

Dalam tahap ini, anak mulai menulis rentetan huruf-huruf yang dapat dibaca.

(4) Awal muncul bunyi

Anak menulis huruf dan dapat membedakan huruf dengan kata. Anak menulis

belum mengenal spasi. Pesan yang ditulis sesuai dengan gambar yang dibuat.

(5) Huruf mati (konsonan) mewakili kata

Anak menggunakan huruf kapital atau huruf kecil secara bercampur, mulai

mengenal spasi antar kata, dan dapat menulis kalimat.

6) Bunyi di awal, tengah, dan akhir

Anak mulai dapat mengeja kata dengan benar, dan menulis nama, kata-kata

yang mewakili benda-benda di lingkungannya

7) Tahap transisi

Menulis dengan ejaan yang terbaca

8) Ejaan standard

Anak dapat mengeja kata dengan benar dan mampu menggabungkan kata-kata

menjadi kalimat.

e. Membuat perencanaan pembelajaran bahasa

Sebelum kegiatan pembelajaran yang menunjang pengembangan bahasa dijalankan,

pendidik perlu menyusun perencanaan pembelajaran (lesson plan). Dalam membuat lesson

plan, pendidik tidak asal membuat perencanaan kegiatan karena merasa senang dengan suatu

kegiatan atau merasa memiliki kegiatan yang bagus, lalu langsung saja menerapkan dalam

pembelajaran. Seharusnya, pendidik berpikir tentang cakupan aspek apa saja yang akan

digunakan sehingga benar-benar dapat mengoptimalkan kemampuan berbahasa anak.

Page 413: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

48

Dalam mengembangkan pembelajaran bahasa dapat menggunakan salah satu dari 3

pendekatan yang ada. Pendekatan tersebut adalah :

1) Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)

Pembelajaran bahasa yang lebih menekankan pada aspek latihan berulang-ulang

(drilling)

2) Bahasa Keseluruhan (Whole Language)

Anak diajarkan bahasa dalam bentuk teks yang harus dipahami maknanya secara

menyeluruh. Di dalam pendekatan ini tidak diajarkan phonics.

3) Integrasi Keaksaraan Seimbang (Balanced Literacy Integrated Skills)

Anak diajarkan bahasa dengan cara penggabungan antara pendekatan tradisional dan

bahasa keseluruhan.

Untuk dapat melihat perbedaan di antara ke tiga pendekatan di atas, maka berikut ini

disajikan sekilas review.

Tradisional Bahasa Keseluruhan Keaksaraan Seimbang

Metode Ceramah,

penjelasan, lembar

kerja, drill

Kolaborasi, eksplorasi,

Tematik, proyek

Kolaborasi, eksplorasi,

tematik, proyek,

penguatan, pengulangan

Material Buku teks, buku

kerja, Buku latihan

Literatur, buatan

pendidik

Literatur dan buku teks,

buatan pendidik

Kurikulum Test standart,

terstruktur berat

dan kaku

Tematik, eksploratori,

luwes, proses

pembelajaran

Orientasi standart, proses

pembelajaran, luwes

Evaluasi Test standart, soal-

soal Objective

Portofolio dan penilaian

asli

Portopolio, penilaian asli,

test standart

Keuntungan Pengelolaan

efektif, mudah

administrasinya,

disiplin, lebih

murah

Belajar aktif, berpikir

tingkat tinggi, mencintai

belajar, ketrampilan

sosial baik

Belajar aktif, berpikir

tingkat tinggi, mencintai

belajar, ketrampilan sosial

baik, sesuai standart,

ketrampilan berkembang

Kerugian Bosan, enggan

belajar, tidak

cocok untuk anak

kebutuhan khusus

Kehilangan ketrampilan

khusus, memerlukan

pendidik berkualitas

tinggi, mengundang

kontroversi

Page 414: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

49

Berikut ini adalah bagan yang berpusat pada suatu tema pembelajaran, kemudian

dikembangkan menurut aspek membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Misalnya

saja dalam kegiatan bercerita (story telling) dan menyanyi anak akan mengembangkan

kemampuan mendengarkan dan berbicara. Saat bermain dengan kosa kata (thematic

vocabulary) anak mengembangkan ketrampilan membaca, menulis, mendengarkan dan juga

berbicara ataupun saat berbagi (sharing) anak akan belajar berbicara dan mendengarkan.

Whole Language Program

Tema

Story

TellingThematic

Vocabulary

Writing

Penmanship

Sharing

SongsScience

Gross

Motor

Art and

Craft

Free

Motor

Play

Tema

Bercerita

Kosa kata

Menulis

Berbagi

Lagu

Keaksaraan

Page 415: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

50

f. Kegiatan yang Pendukung Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini

1) Permainan yang mendukung pengembangan bahasa

(a) Judul : Pilih 1 benda

Kegiatan :

Anak dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok mendapatkan 10 macam

benda. Anak kemudian diminta untuk memilih dari 10 benda itu menjadi 5 saja.

Anak bisa memikirkan mana benda-benda yang lebih penting.

Setelah beberapa saat, anak diminta untuk memilih lagi menjadi 3. Dan setelah itu

diminta memilih 1 benda saja. Kemudian setiap kelompok diminta berbicara untuk

memberikan alasan mengapa mereka memilih benda tersebut.

Tujuan : melatih ketrampilan berbicara

(b) Judul : Monkeys see, monkeys do (Pisang Monyet)

Kegiatan :

Peミdidik マeミyeマbuミyikaミ gaマbar, lalu berkata さMoミkey see マoミkey doざ lalu

menunjukkan gambar, dan peserta menirukan gerakan gambar itu. (Ada banyak

pose monyet yang harus ditirukan anak)

Tujuan : untuk melihat apakah anak bisa memahami gambar.

(c) Judul : Ulangi gerakanku

Kegiatan :

Anak diminta membuat lingkaran.

Aミak berkata, さUlaミgi … ulaミgi… ulaミgi…ざ (sambil kedua telunjuknya digoyang-

goyang di samping telinga. Teman di sebelah kanannya menirukan dengan telunjuk

Page 416: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

51

dari tangan kirinya, dan teman di sebelah kirinya menirukan dengan telunjuk dari

gerakan tangan kanannya. Setelah itu menunjuk ke anak lain untuk menirukan apa

yaミg dia lakukaミ, saマbil berkata,ざPass to .....ざ

Tujuan : untuk mengetahui konsentrasi anak.

(d) Judul : Rock Rock

Kegiatan : Semua anak melingkar sambil berpegangan tangan.

Peミdidik berkata ざ‘oIk roIkざ tepuk ヲ kali, keマudiaミ salah satu anak mulai

マeミyebutkaミ ミaマa biミataミg keマudiaミ diikuti tepukaミ taミgaミ ヲ kali (ざayaマざ

diikuti tepuk ヲ ┝ ざplok plokざぶ. Deマikiaミ seterusミya, setiap aミak マeミyebutkaミ

binatang yang belum disebut temannya dan diikuti dengan tepukan dua kali.

R O C K bisa diganti-ganti, misalnya : nama-nama benda yang lunak, nama-nama

binatang yang bisa terbang, dsb.

Tujuan : untuk meningkatkan kosa kata dan intelektual anak

(e) Judul : Menebak suara binatang

Kegiatan :

Setiap anak mendapatkan tulisan yang tidak boleh dibuka (berisi nama binatang).

Kemudian setiap anak harus bersuara seperti binatang yang ada di dalam kertas

yang diperolehnya (anak tidak boleh berbicara, hanya bersuara saja) dan mencari

pasangan suara yang sama

ざ“iapa yaミg tidak マeミdapatkaミ pasaミgaミ ? Tebak ミaマa biミataミg itu !ざ

Tujuan : membaca kata sederhana tentang nama binatang, mengenali bunyi.

(f) Judul : Moving family

Kegiatan :

Anak-anak duduk dalam lingkaran dan mendapatkan potongan kertas bertuliskan

ayah, ibu, kakak, adik. Kemudian pendidik menyebutkan tulisan itu, misalnya

ざayahざ, マaka aミak yaミg マeマba┘a tulisaミ ayah dapat berdiri. Ketika peミdidik

マeミguIapkaミ ざibuざ, マaka aミak yaミg マeマba┘a tulisaミ ibu berdiri, daミ ketika

peミdidik マeミyebutkaミ ざkeluargaざ, マaka seマua aミak baik yaミg マeマegaミg tulisaミ

ざayahざ, ざibuざ, ざaミakざ berdiri berdekataミ.

Page 417: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

52

Tujuan : mengenalkan tulisan untuk dibaca, mendengarkan bunyi.

(g) Judul : Memancing kata

Kegiatan :

Anak memancing kartu kata. Kata yang didapat anak kemudian dituliskan dalam

secarik kertas.

Tujuan : mengenalkan anak pada huruf-huruf, melatih anak untuk menulis kata.

(h) Judul : Action Relay

Kegiatan :

Anak dibagi dalam 4 kelompok. Pendidik melakukan 1 gerakan yang sama diulang

4 kali, yang harus ditirukan oleh anak di samping kanan. Sementara anak tersebut

menirukan gerakan pendidik tadi, pendidik tetap terus melakukan gerakan lain

yang juga diulang 4 kali yang kemudian ditirukan anak di sampingnya. Demikian

terus menerus gerakan tersebut ditirukan oleh teman-teman selanjutnya.

Tujuan : melatih konsentrasi anak

(i) Judul : Cerita dengan origami

Kegiatan :

Pendidik bercerita kepada anak, sambil melipat kertas lipat dalam bentuk-bentuk

yang disukai anak.

Misalnya dari gunung kemudian menjadi anak, lalu es krim, dasi, layang-layang,

ular, burung pelatuk dan akhirnya menjadi angsa.

Page 418: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

53

Tujuan : meningkatkan ketrampilan mendengar, menumbuhkan imajinasi anak.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

a) Kelekatan Pra kelahiran

Lingkungan prenatal adalah fisiological environment.

Pengaruh psikologis selama kehamilan akan berpengaruh pada fisiological anak. Sejak

dari kandungan anak sudah memiliki ikatan emosional dengan ibunya. Di dalam

kandungan, ibu sudah memiliki rasa penerimaan terhadap bayi (physiological

attachment). Ikatan ini membuat bayi bisa bertahan selama berada di dalam kandungan

ibu. Ketika bayi dilahirkan, dengan pemotongan tali pusar yang menghubungkan bayi dan

anak, maka kelekatan fisik (physical attachement) menjadi terputus dan mulailah ikatan

secara psikologis (psychological attachement ) antara ibu dan anak. Penelitian

menemukan bahwa ikatan psikologis berperan bagi anak itu nantinya untuk

mempertahankan hidupnya di dunia ini.

1) Teori tentang kelekatan bayi (0-18 bulan)

(a) Ethological Explanation (John Bowlby – 1969)

Teori ini percaya pada peranan pengasuh (ibu, nenek, bibi, dll), konsistensi, dan

lingkungan. Pengasuh yang sering bersama anak dapat membaca tanda-tanda /

respon anak. Demikian juga lingkungan yang konsisten akan membuat anak lebih

dekat dengan orang-orang dan situasi yang selalu bersama anak.

Diperlukan objek lekat yang memenuhi kebutuhan psikologis anak.

Bowlby menjelaskan sejumlah kunci yang menunjukkan kelekatan anak pada

orang dewasa :

1) Seorang anak dilahirkan dengan predisposisi untuk lekat pada pengasuhnya.

Page 419: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

54

2) Seorang anak akan dapat mengatur perilakunya dan menjaga hubungan

kelekatan dengan orang yang dekat dengannya yang merupakan kunci

kemampuan bertahan hidupnya secara fisik dan psikologis.

3) Perkembangan social sangat berhubungan dengan perkembangan kognisi.

Seorang bayi berusia 6 bulan ke atas bertemu dg wanita selain ibunya, dia mulai

bisa mengenali bahwa dia bukan ibunya. Seorang bayi mengenali ibunya

dengan menunjukkan senyum

4) Seorang anak akan memelihara hubungan dengan orang lain jika orang tersebut

banyak menunjukkan fungsinya yang bertanggungjawab pada diri anak itu.

5) Jika orangtua tidak mampu menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan

anak, maka anak akan mengalami hambatan dalam perkembangan emosi dan

kemampuan berpikirnya.

6) Perilaku anak seperti tersenyum, memanggil, menangis, menggelayut

menunjukkan perilaku kelekatan pada orang yang ada di hati anak.

Harslow pernah melakukan percobaan dengan simpanse. Dalam

penelitiannya ia memberikan simpanse suatu makanan yang dibungkus dengan

logam dan suatu benda (bukan makanan) yang dibungkus dengan bulu-bulu.

Ternyata simpanse memilih makanan yang dibungkus logam, tapi hanya sebentar,

lalu pindah ke makanan yang dibungkus bulu-bulu. Bayi sekalipun diberi makanan

tetapi jika ibunya tidak memberikan dengan rasa kasih sayang, mungkin saja anak

tidak mau makan/minum. Jadi kebutuhan anak yang utama adalah rasa nyaman.

Apapun yang dibutuhkan anak seperti rasa lapar, haus, ganti popok, dll akan

terpenuhi jika rasa nyaman terlebih dahulu diperoleh anak itu.

Anak merasa lekat pada seseorang, hanya lewat perasaannya. Kadang di

lembaga anak usia dini seorang anak lekat pada guru yang satu, tetapi tidak pada

guru yang lain. Atau mungkin pada pembantu yang satu bukan yang lain. Mungkin

saja seorang anak tidak mau sama sekali pada orang lain. Jika seseorang dekat

pada seorang anak, maka orang tersebut akan bisa membaca segala tanda dari

anak. Baik saat bayi tersenyum ataupun menangis. Misalnya : seorang bayi

Page 420: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

55

menangis, maka orang yang terdekat akan mengetahui apakah tangis bayi itu

tangis kelaparan, kedinginan, ketakutan, tidak nyaman, dsb. Orang tersebut akan

mudah mengenali tangis anak yang terdengar berbeda-beda, sehingga diapun

merespon dengan cara yang berbeda-beda. Dia sangat mengetahui bahwa jika

tangisnya menunjukkan rasa lapar, maka bayi tersebut langsung diam begitu

mendengar sang ibu yang sedang membuatkan air minum dan ia mendengar suara

air termos dituang ke dalam botol. Ibu mungkin merespon tangis bayi anak yang

menunjukkan rasa tidak nyaman dengan menggendongnya, atau tangis karena

mengompol dengan segera mengganti popok si bayi, dll.

(b) Psychoanalytic Explanation (Sigmund Freud)

Teori ini mengatakan bahwa kelekatan anak bukan pada sesuatu yang

psikis, tetapi lebih pada makanan..Anak terikat pada pengasuh karena makanan,

karena kebutuhan rasa lapar terpenuhi Saat lahir kebutuhan dasar yang harus

dipenuhi adalah rasa lapar. Jadi dia tidak perduli siapa yang memberikan makanan

pada bayi, dia hanya perlu kebutuhan rasa lapar dan haus terpenuhi. Teori Maslow

menyebutkan bahwa kebutuhan yang mendasar adalah makanan. Lihat di panti

asuhan, mereka merasa dekat dengan pengasuh yang sering memberi makanan

kepada mereka. Bayi jika tidak diberi makanan, dia akan mati. Bayi masih bisa

merasa bertahan tanpa kasih sayang asal ada makanan.

Dengan adanya attachment anak dapat membangun hubungan dari simple

to complex. Anak sudah tahu cara bagiamana agar ia dapat didekati oleh

orangtuanya. Jadi antara yang psychoanality dan ethological bisa saling memahami.

Freud memang hanya pada instink. Bowlby tidak hanya pada makanan, tetapi lebih

keseluruhan, termasuk attachment.

Anak mengetahui cara untuk menyesuaikan diri. Kemampuan ini dimiliki

anak lebih baik daripada orangtua.

Studi mengenai situasi yang asing oleh Mary Ainsworth (murid dari John Bowlby)

mengatakan bahwa anak memiliki beberapa kelekatan, yaitu :

(a) Kelekatan yang berdasar rasa aman (secure attachment )

Page 421: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

56

(1) anak lebih baik dilatih untuk mengeksplor segala sesuatu sendiri, jika

memungkinkan orangtua menjauh, sehingga anak bisa melalukan segala sesuatu

atas kemauan sendiri; (2) kemandirian akan membuat anak lebih mudah memiliki

kelekatan yang nyaman. Anak berada dalam situasi yang beragam, kadang bisa

mandiri kadang bisa bersama ibu, atau orang lain; (3) Anak perlu membangun rasa

percaya pada orang lain dan lingkungannya.; (4) Anak yang mendapatkan

penghargaan dari orang-orang yang dicintainya, akan memberikan rasa percaya diri

pada anak itu; (5) Karakter yang terbangun pada masa usia dini seperti

kemandirian, ketekunan, percaya diri, dll akan berdampak pada hubungan yang

baik di masa selanjutnya.

(b) Kelekatan yang berdasar rasa tidak aman (insecure attachment)

Anak bisa ditakut-takuti ibunya karena :ia percaya pada ibunya, juga

karena dia tidak bisa membedakan yang riil dan imajinasi, logika anak belum

berjalan dengan baik.

Orangtua yang sering menunjukkan perilaku cemas dalam kehidupan

sehari-harinya akan memicu anak untuk mudah cemas pula. Orangtua yang berada

dalam kondisi sosial yang rendah, hubungan dengan orang lain yang sangat kurang,

kurang dapat mengendalikan diri, mudah marah, dll akan mudah terinternalisasi

dalam diri anak. Orangtua juga sering menunjukkan sikap yang tidak konsisten pada

anak baik secara langsung maupun tidak langsung Perilaku-perilaku tersebut

memicu rasa tidak nyaman bagi anak.

Kelekatan tidak nyaman akan muncul ketika anak mengalami kecemasan

pada beberapa hal berikut, yaitu :

1) Menghindari orang lain (avoidant attachment)

Anak tampak selalu menghindari dari orang-orang yang tidak dekat dengan

dirinya. Anak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa mempercayai

orang sehingga dia bisa dekat dengan orang tersebut.

2) Kecemasan Resistant (Resistant Attachment)

Page 422: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

57

Anak dekat dengan ibu ketika akan ditinggal bersama orang asing. Namun

setelah ibu datang kembali, ia merasa marah dan tidak mau mendekat kepada

ibu.

3) Kecemasan disorganisasi (disorganized attachment).

Disorganized attachment bisa terjadi ketika anak mendapatkan perlakuan yang

berbeda dari orang-orang di sekelilingnya, sehingga dia kesulitan untuk

membedakan perilaku orang-orang di sekitarnya. Misalnya : ada anak yang

ragu-ragu dengan pengasuhnya, karena perilaku pembantunya ketika ada

orangtuanya baik, ketika tidak ada orangtuanya menjadi tidak baik.

2) Kecemasan pada orang asing (stranger anxiety) dan Kecemasan ketika berpisah

(separation anxiety)

Kecemasan pada orang asing (stranger anxiety) adalah normal pada

perkembangan social anak. Karena itu orangtua perlu berhati-hati dalam memberikan

anaknya pada orang lain. Selama dia asing bagi anak itu, maka anak tidak akan pernah

mau bersama orang itu.

Kecemasan berpisah biasanya muncul setelah anak mencapai usia tertentu,

khususnya menjelang masuk ke sekolah.

Bagaimana cara agar anak bisa berangkat ke sekolah tanpa ditunggu orangtua dan

merasa nyaman? Yang terpenting adalah membangun rasa percaya anak di lingkungan

barunya. Beberapa masukan berikut ini bisa dicoba, mungkin dapat membantu anak

agar lebih berani ke sekolah :

Orangtua melakukan orientasi lebih dulu terhadap sekolah itu, sehingga anak

merasa mengenal sekolah itu dan tidak kaget. Kalau perlu anak bermain bebas di

sekolah itu selama beberapa waktu, sehingga anak tidak asing dengan bangunan dan

suasana sekolah, juga wajah orang-orang yang ada di sekolah termasuk para guru.

Setelah anak merasa kenal dengan lingkungan barunya, anak mulai dapat

dimasukkan ke sekolah, dengan pendampingan dari orangtua/pengasuh sampai anak

merasa dekat dengan para guru dan teman-teman di sekolah.

Page 423: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

58

Secara berangsur, orangtua/pengasuh mulai menjauh dari anak, sampai

akhirnya anak berani untuk ditinggalkan di sekolah sendiri.

3) Tipe-tipe Temperamen pada Anak :

Temperamen karakteristik bawaan yang mempengaruhi cara anak dalam bereaksi

terhadap situasi tertentu

(a) Easy Child

memiliki mood (suasana hati) yang cenderung stabil dan positif

memiliki respon yang baik terhadap hal-hal baru dan perubahan yang ada

cepat mengembangkan pola makan dan tidur yang teratur

mudah menerima jenis makanan baru

mudah tersenyum pada orang asing

adaptif terhadap situasi yang baru

dapat menerima rasa frustrasi tanpa terlalu gusar

beradaptasi dengan cepat terhadap rutinitas baru dan aturan permainan yang

baru

(b) Difficult Child

mood yang mudah berubah-ubah serta cenderung negatif, misal : sering

menangis dengan keras, namun di lain waktu bisa tertawa dengan terbahak-

bahak.

kurang mampu merespon adanya hal baru dan perubahan yang ada

pola makan dan tidur yang kurang teratur

merasa curiga pada orang asing

bereaksi dengan rasa frustrasi melalui temper tantrum

adaptasi yang lama pada perubahan dan rutinitas yang baru

(c) Slow-to-warm-up child

jarang bereaksi dalam emosi, baik positif maupun negatif

Page 424: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

59

memiliki respon yang lama terhadap perubahan dan hal-hal yang baru

pola makan dan tidur lebih teratur dibandingkan difficult child, namun masih di

bawah easy child

menunjukkan respon awal yang negatif (masih tahap ringan) terhadap stimulus

baru

secara berangsur-angsur akan menyukai stimulus baru apabila dimunculkan

secara berulang-ulang dan tanpa tekanan

b) Perkembangan Psikososial pada Usia 0-18 bulan

Rasa percaya anak pada lingkungannya terpengaruh oleh kondisi anak saat masa bayi

(0-18 bulan). Menurut Erick Erickson, anak usia ini mengalami masa trust vs mistrust. Anak

yang pada waktu bayi kurang mendapatkan perlindungan dan kenyamanan dari orangtua dan

lingkungannya, maka anak itu akan tumbuh dengan perasaan tidak percaya dan seringkali

merasa curiga pada orang di sekelilingnya (mistrust).

Orangtua/ pengasuh yang responsive akan sesuai untuk menumbuhkan rasa percaya

anak pada dunia sekitar.

c) Perkembangan Sosioemosional pada Anak Usia 18-36 Bulan (Toddler)

1) Karakteristik Sosioemosional pada Toddler

(a) Persoミ’s Ireatiミg

Anak selalu ingin membuat dan menciptakan sesuatu dari benda- benda di

sekitarnya. Namun terkadang masih ada dilemma antara mandiri dengan

kebutuhan akan rasa aman.

(b) Selalu berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi perilakunya

Terkadang aミak bisa マeミurut daミ マeミjadi さaミak baikざ, ミaマuミ saat yaミg laiミ tiba-

tiba langsung bisa berubah menjadi kebalikannya.

(c) Mobilitas tinggi

Page 425: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

60

Anak selalu bergerak dan tidak bisa diam. Ia menyukai benda-benda yang

mendukung aktivitas motoriknya, misal : panjatan, bola, sepeda roda tiga,dll.

(d) Assertiveness

Anak sudah mampu mengungkapkan apa yang ia inginkan melalui observasi dengan

liミgkuミgaミ. Ia juga マaマpu マelakukaミ peミolakaミ, マisal : berkata さtidak マauざ

ketika diminta melakukan sesuatu.

(e) Adanya ritualitas (kebiasaan yang diulang-ulang)

Jika anak sudah menyukai sesuatu maka ia cenderung untuk terus melakukan hal

yang sama. Contoh : hanya mau memakai baju yang sama, makan dengan caranya

sendiri, dll.

(f) Impulsif dan masih kurang kontrol diri

Sikap anak masih sangat dipengaruhi oleh pola pikir yang egosentris. Mereka belum

bisa menunda keinginannya dan menuntut untuk dipenuhi segera. Selain itu,

apabila keinginan tidak dituruti mereka bisa sampai temper tantrum.

(g) Mengembangkan rasa takut

Anak belajar untuk mengembangkan rasa takut dari lingkungannya. Sumber rasa

takut yang sering muncul adalah suara yang keras, binatang, ruangan gelap,

berpisah dengan orangtua, berada di situasi baru, maupun objek yang besar dan

bermesin.

(h) Keterampilan berbahasa masih belum optimal

Walaupun sudah memiliki asertivitas namun hal tersebut belum didukung dengan

keterampilan berbahasa yang baik. Mereka terkadang masih kesulitan untuk

mengungkapkan apa yang mereka ingingkan dengan bahasa yang mudah dipahami.

(i) Orientasi pada proses dan bukanlah hasil

Konsep yang dipahami oleh anak adalah "di sini" dan "saat ini". Jika melakukan

suatu hal, mereka lebih terfokus pada proses dan bukan hasilnya. Sebagai contoh :

anak berulang-ulang mencuci tangan bukan karena ingin tangannya bersih, tetapi

karena senang bermain air.

(j) Rentang perhatian masih belum tetap

Page 426: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

61

Untuk hal-hal yang ia sukai, anak mampu memberikan perhatian yang penuh.

Tetapi, jika tidak maka ia akan cepat bosan dan berganti ke hal lain.

(k) Sibuk, penuh rasa ingin tahu dan eksplorasi

Rasa ingin tahu anak usia ini sangat tinggi. Mereka seringkali mengungkapkannya

dengan bentuk-bentuk pertanyaan maupun dengan mengeksplorasi sendiri.

(l) Lack of Understanding (masih kurangnya pemahaman)

Anak masih belum paham sepenuhnya tentang apa yang harus dilakukan. Tidaklah

mengherankan apabila ketika mereka bersikeras melakukan sesuatu sendiri, tetap

saja ada kesalahan yang terjadi. Selain itu, mereka belum paham tentang suatu

keteraturan dan sebab akibat. Misalnya : menurut anak meletakkan mainan di

kotak mainan sama saja apabila ia meletakkan mainan di ruang tamu.

(m) Kemampuan sosial meningkat, namun keterampilan social masih kurang

Anak sudah mau bermain bersama dengan orang lain, namun karena masih sangat

egosentris mereka cenderung masih belum mau berbagi dengan temannya.

(n) Imitator

Masa ini adalah masa peniruan bagi anak. Anak akan cepat meniru apa yang

dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya melalui observasi

2) Karakteristik pengasuh yang tepat bagi toddler

(a) Memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar mandiri namun juga

membantunya ketika mengalami kesulitan

(b) Mendengarkan anak dengan perhatian penuh ketika mereka berbicara. Hal ini

membantu anak untuk mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi.

(c) Menghargai keunikan individu pada diri anak

d) Perkembangan Psikososial menurut Erikson (1,5-3 tahun) :

Autonomy (Otonomi) vs Doubt& Shame (Ragu-ragu dan rasa malu)

Apabila anak dapat mencapai otonomi dengan baik, maka hasilnya adalah adanya

kontrol diri yang terpadu dengan harga diri. Otonomi dapat dikembangkan dengan pemberian

kesempatan bagi anak untuk mandiri dan mencoba sendiri. Walaupun hasinya belum

Page 427: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

62

maksimal, namun orang dewasa hendaklah menghargai usaha anak, sehingga mereka akan

mampu percaya pada kemampuan diri sendiri.

Apabila anak dicela dan disalahkan ketika mereka mencoba, maka yang akan muncul

adalah sikap ragu-ragu dan perasaan malu. Sebagai contoh adalah anak yang dimarahi karena

Hal yang sering dibahas pada masa perkembangan ini adalah tentang toilet training, yakni

kemandirian anak dalam mengatur pengeluaran air besar maupun kecil. Proses ini tidak

sekedar melatih kemandirian fisik, namun juga kesadaran bagi anak bahwa mereka telah

mampu mengontrol diri mereka sendiri.

e) Perkembangan Sosioemosional pada Anak usia 4-6 tahun

(1) Emosi yang umum terjadi pada anak :

(a) marah

Penyebab : bertengkar soal mainan, tidak tercapai keinginan, dan adanya serangan dari

anak lain. Reaksi emosi biasanya menangis, berteriak, dan cenderung agresif. Oleh

sebab itu, anak perlu belajar tentang cara mengendalikan rasa marah dengan positif.

(b) takut

Pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan

berperan penting dalam menimbulkan rasa takut. Misal : film yang menakutkan, cerita

hantu, tubuh yang teruka, dll. Reaksi anak panik, lari, bersembunyi, menghindar,

menangis.

(c) cemburu

Anak menjadi cemburu saat ia mengira perhatian orang tua beralih pada orang lain di

dalam keluarga. Pada saat ini, muncullah sibling rivalry (persaingan antar saudara

kandung). Anak yang lebih muda dapat mengungkapkan kecemburuannya dengan

terbuka dan dapat berperilaku seperti anak kecil, misal : mengompol, pura-pura sakit,

atau menjadi pembangkang. Perilaku ini bertujuan untuk menarik perhatian.

Pertengkaran antara saudara kandung juga kerapkali terjadi. Tetapi apabila orangtua

dapat membantu mengatasi hal ini, maka kerjasama antar anak akan dapat terjalin.

Page 428: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

63

(d) rasa ingin tahu

Anak punya rasa ingin tahu terhadap apa yang dilihatnya, dan diawali dengan dirinya

sendiri. Kemudian,biasanya rasa ingin tahu tersebut dimediasi dengan bentuk-bentuk

pertanyaan.

(e) iri hati

Anak sering merasa iri dengan barang-barang yang dimiliki orang lain dan ingin

memilikinya. Biasanya reaksinya kemudian dengan mengungkapkan keinginannya

untuk memiliki atau mengambil barang tersebut.

(f) gembira

Anak merasa gembira ketika mendapatkan kejutan, tertawa bersama orang lain,

berhasil mengatasi suatu hal yang sulit dan terlibat dalam suatu kelompok. Seringkali,

emosi gembira diekspresikan dengan cara tertawa, melompat-lompat, atau memeluk

benda dan orang yang menimbulkan rasa gembira.

(g) sedih

Anak merasa sedih karena kehilangan sesuatu yang dicintai atau dianggap penting bagi

dirinya, seperti orang-orang dekat, binatang serta mainan kesayangan. Secara khas,

anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis atau kehilangan minat terhadap

kegiatan hariannya, misal : pola makan.

(h) kasih sayang

Anak-anak belajar mencintai orang, binatang, atau benda yang menyenangkannya.

Ketika sudah lebih besar, anak bisa mengungkapkan perasaan sayangnya melalui kata-

kata. Namun, ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan memeluk,

menepuk dan mencium objek kasih sayangnya.

(i) malu

Perasaan malu pada anak sering muncul jika ada orang asing. Perasaan ini juga muncul

ketika anak berpikir tentang reaksi orang terhadap apa yang mereka lakukan.

f) Perkembangan Psikososial menurut Erikson (usia 4-6 tahun)

Initiative (Inisiatif) vs Guilt (Perasaan Bersalah)

Page 429: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

64

Anak banyak belajar melalui lingkungan sekitarnya, dengan cara observasi, imitasi serta

modeling. Mereka mulai dapat menetapkan rencana dan melakukannya sendiri. Sekaligus,

mereka belajar untuk memahami bahwa apa yang mereka lakukan haruslah dapat diterima

oleh lingkungan sekitarnya. Di sinilah, anak mulai mengembangkan konsep diri sekaligus

kesadaran moral.

Apabila inisiatif yang dilakukan anak tidak diterima oleh lingkungan, maka akan muncul

perasaan bersalah. Jika ini terjadi terus menerus, maka implikasinya adalah anak akan

membatasi diri sendiri, tidak berani mencoba hal baru, serta menjadi kurang spontan.

g) Cara-cara membantu anak melepaskan emosi negative :

(1) adanya latihan fisik selain bermain untuk membantu melepaskan ketegangan

(2) mengembangkan selera humor pada anak

(3) menangis bukan berarti cengeng, asal tempat dan waktunya sesuai

(4) adanya hubungan emosional yang dekat dengan anggota keluarga, sehingga anak bisa

belajar dari mereka

(5) peran teman sebagai tempat bercerita

(6) mengajari anak untuk bercerita tentang apa yang ia rasakan

(7) menghargai perasaan anak dan alasan mengapa itu terjadi

5. PEMBELAJARAN NILAI AGAMA

Masih banyak kalangan masyarakat yang belum menyadari masalah tersebut, sehingga

kadang tidak disadari anak diperlakukan dengan keliru sehingga dapat merusak atau

menghambat pertumbuhan anak. Oleh karena itu, maka diperlukan upaya-upaya untuk

memperbaikinya secara sungguh sungguh dengan menggunakan metode yang tepat.

Anak adalah amanat Allah kepada setiap orang tua yang diserahi tanggungjawab penuh

untuk menjadikan manusia yang berguna dan bahagia dunia akhirat. Oleh karena itu, orang

tua berkewajiban mendidik anak sejak usia dini sampai dewasa. Rasulullah SAW. Menekankan

agar orang tua mencintai anaknya, tetapi hendaknya cinta itu diperlihatkan sebagai

Page 430: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

65

pendidikan, dan apabila terjadi harus marah kepadanya, maka kemarahannya itupun harus

bertujuan mendidik.

Orang tua (ayah dan ibu), tenaga pendidik, harus selalu mendorong dan menolong

anak-anaknya dalam melakukan hal-hal yang baik yaitu dengan memberikan teladan yang baik,

マelalui uIapaミ daミ perbuataミ. Hal iミi sejalaミ deミgaミ sabda ‘asulullah “AW:ざ Allah akan

memberikan rahmat kepada orang tua yang mendorong dan membantu anaknya dalam

melakukan hal-hal yang baikざ.

Pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini amat penting dan menentukan. Apa

yang terbentuk di usia itu akan mempengaruhi tingkat kecerdasan dari watak / kepribadian

anak selanjutnya. Oleh karena itu, maka pendidikan di usia dini amat penting dan strategis

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia melalui beberapa tingkat

keadaan, menurut ilmu kejiwaan, pada masa usia dini itulah yang memegang peranan sangat

penting. Pada masa usia dini itu harus diberikan pendidikan yang baginya merupakan dasar

yang perlu dimiliki. Kemudian, barulah ia sendiri yang mengembangkan pendidikan itu. Sebab

jika masa usia dini terdapat salah satu segi pendidikan dasar yang tidak terisi, maka apabila ia

dewasa nanti pada umumnya sulit baginya untuk mengisinya, sehingga segi itu akan kosong

selama-lamanya.

Menyadari akan hal tersebut di atas, maka betapa pentingnya peran dan

tanggungjawab orang tua dan tenaga pendidik terhadap masa depan serta pendidikan anak.

Hendaknya segala amal perbuatan dan kata-katanya selalu ditujukan untuk membentuk

watak, moral dan kepribadian seseorang.

Konsep Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan membentuk sikap hidup, kepribadian serta akhlak, yang disentuh adalah

hati dan perasaan. Sedangkan Pengajaran yaitu transfer ilmu yang disentuh adalah akal dan

otak. Pendidikan lebih tepat diberikan pada anak usia dini, karena pada anak yang dominan

adalah hati dan perasaan, sedangkan pengajaran lebih tepat untuk orang dewasa.

Pada anak usia dini peran Tenaga Pendidik sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing

sangat dominan. Sedangkan pada mahasiswa, guru atau dosen tugasnya menyampaikan ilmu.

Dia tidak lagi peduli mahasiswa akan belajar atau tidak. Mahasiswa dianggap sudah memiliki

Page 431: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

66

kesadaran dan tahu untung ruginya belajar atau tidak. Maka pendidikan agama Islam bagi anak

usia dini juga lebih menekankan pada pendidikan bukan pengajaran. Keteladanan Tenaga

Pendidik, Pengasuh maupun Orang Tua dalam pembiasaan beribadah merupakan contoh

teladan bagi anak usia dini. Contoh-contoh melalui cerita-cerita tauladan baik para Nabi,

Sahabat dan para Ulama/pahlawan sangat penting untuk diberikan

Media pendidikan

(a) Orang Tua dan Keluarga

Orang tua dan keluarga merupakan media pendidikan yang paling utama dan pertama.

Orang tua harus menyadari hal ini. Segala perilaku, perbuatan dan sikap hidup mereka akan

jadi contoh dan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.

(b) Masyarakat / Lingkungan

Termasuk didalamnya kawan bermain anak. Membangun lingkungan kondusif sangat

penting. Memperhatikan dan memikirkan/memilih kawan bermain anak juga tidak kalah

pentingnya.

(c) Tempat Ibadah

Berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan agama Islam sangat memandang tempat

ibadah sebagai pusat pendidikan yang tidak kalah pentingnya. Dalam masyarakat Islam

selalu ada Masjid atau Mushola. Hal itu karena perintah menegakkan shalat melalui shalat

berjaマa’ah マerupakaミ ke┘ajibaミ yaミg saミgat ditekaミkaミ. Daミ kareミa itu sejak keIil aミak

sudah dikenalkan dengan tempat ibadah.

Oleh karena itu menjadikan tempat ibadah sebagai pusat pendidikan bagi anak dengan

melengkapinya dengan fasilitas pendidikan seperti : TPA, Perpustakaan sangat perlu.

(d) Sekolah

Mengenai peranan sekolah bagi pendidikan agama sudah sama-sama kita ketahui. Disana

diajarkan pengetahuan agama secara sistematis, akan tetapi mengacu pada psikologi anak

usia dini, maka di TK dan SD, pelajaran agama hendaknya ditekankan pada pendidikan.

Guru tidak sekedar mengajar, anak tidak sekedar bisa menjawab soal ketika ulangan atau

ujian, tetapi anak harus dibimbing dan diamati untuk dapat melakukan perintah agama.

Page 432: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

67

Dibiasakan shalat, マeミghafal daミ マeマahaマi do’a, berpuasa, dibiマbiミg daミ dia┘asi

akhlaknya.Dalam hal ini guru harus dapat memberi contoh.

Metode pendidikan

(a) Menggunakan bahan yang sederhana dan mudah dipahami

(1) Tidak perlu rumit dan mahal. Sebab semakin rumit suatu bahan/media makin kurang

kelenturan pengembangan imajinasi anak; (2) Sesuaikan tingkat usia dan kemampuan anak

serta berikan rangsangan agar anak dapat bekerja sama; (3) Bersifat edukatif dan tidak

membahayakan bagi anak

(b) Metode keteladanan

(1) Memberi contoh dan suri tauladan yang baik kepada anak; (2) Menampilkan contoh-

contoh dalam bentuk photo pahlawan, cerita kepahlawanan, cerita keluhuran ahklak Nabi,

Sahabat dan lain-lain

(c) Metode pengalaman keagamaan

(1) Anak diajak shalat berjamaah (2) Mengenal alam; (3) Menolong fakir miskin; (4)

Berkurban; (5) Mengumpulkan infaq; (6) Membantu korban bencana alam dan lain-lain

(d) Metode bermain peran

(1) Misalnya berperan tentang hidup orang kaya yang dermawan; (2) Pemuda yang

menolong orang kena musibah dan lain-lain

(e) Metode observasi

(1) Anak diajak melihat musium, pameran keagamaan; (2) Ikut shalat berjamaah tarawih,

shalat ied; (2) Melihat serta membantu panti asuhan dan lain-lain

Anak usia 4 - 5 tahun

a) Merangsang/mengenalkan kemampuan sholat

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru gerakan dan

baIaaミ dalaマ sholat, deミgaミ Iara ajak aミak マelakukaミ sholat berjaマa’ah di ruマah

atau di Masjid/Mushola. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat: (a) Melakukan

sholat Tahiyatul Masjid; (b) Duduk di masjid/mushola dengan tertib; (c) Menyuarakan

adzan dan iqamat; (d) Melakukan semua gerakan sholat secara berurutan dan tertib;

Page 433: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

68

(eぶ Meミgeミal juマlah raka’at dalaマ sholat (subuh, dzhuru, けasar, マaghrib, さisyaぶ; (f)

Meミgikuti sholat berjaマa’ah; (gぶ MeマbaIakaミ surah-surah peミdek Al Qur’aミ; (hぶ

MeマbaIa do’a – do’a peミdek sesudah sholat; (iぶ Melakukaミ dzikir bersaマa

(2) Kenalkan pada anak tentang sarana dan prasarana sholat, dengan cara ajak anak

melakukan sholat berjamaah di rumah atau di Masjid/Mushola. Hasil yang diharapkan,

anak usia dini dapat : (a) Melakukan gerakan berwudlu secara berurutan; (b) Mengajak

sholat bila mendengarkan suara/bunyi adzan; (c) Mengenal saat waktu sholat wajib; (d)

Menyiapkan sarana sholat, seperti; sarung, mukena, sajadah, peci; (e) Merawat

kebersihan dan merapikan tempat sholat

b) Merangsang/mengenalkan kemampuan berbicara/bahasa:

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru dan

mengucapkan kalimat thoyibah, dengan cara mengucapkan kalimat thoyibah dekat

atau bersama anak dalam setiap melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari. Hasil

yang diharapkan, anak usia dini dapat:

MeミguIapkaミ さBisマillahirrohマaミirrohiマざ sebeluマ マelakukaミ sesuatu kegiataミ

daミ さAlhaマdulillahirobbilざalaマiiミざ setelah マelakukaミ sesuatu kegiataミ

MeミguIapkaミ kaliマat さMaa syaa Allah, “ubhaミallah, Allahu Akbarざ apabila

mengagumi sesuatu kebesaran Allah

Mengucapkaミ kaliマat さAstagfirullahざ bila terlaミjur マeマbuat kesalahaミ atau

sedang marah

MeミguIapkaミ kaliマat さIミミa lillahiざ bila sedaミg マeミgalaマi atau マeミdapatkaミ

suatu musibah

MeミguIapkaミ kaliマat さLaa Ilaaha Illallahざ bila sedaミg kaget

(2) Kenalkan pada anak tentang tata cara bergaul/berbicara dengan orang lain, dengan

cara ajaklah anak bermain bersama atau berkunjung ke tempat

saudara/kerabat/sahabat. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat:

a. MeミguIapkaミ salaマ さAssalaママu’alaikuマ

b. Meマbalas salaマ さ Wa’alaikuマ salaマ

c. MeミguIapaミ さIミsya Allahざ bila berjaミji

Page 434: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

69

d. MeミguIapkaミ さAl Haマdulillahざ マeミsyukuri adaミya ミikマat yaミg telah diteriマa

c) Merangsang/mengenalkan kemampuan Mengenal Allah SWT, Rasul-Rasul dan Malaikat:

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru dan mengenal

Allah, deミgaミ Iara ajaklah aミak berマaiミ, berdo’a bersaマa daミ tuミjukkaミ gaマbar atau

bentuk-bentuk ciptaan Allah. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat:

(a) MeマbaIakaミ do’a - do’a peミdek dalaマ kehidupaミ sehari-hari

(b) MeマbaIakaミ do’a マasuk マasjid :

さAllahuママahtah lii ab┘aaba birahマatikaざ

(c) MeマbaIakaミ do’a keluar マasjid:

さAllahuママa iミミi as-aluka マiミ fadhlikざ

(d) Mengenal dan memahami segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan Allah dan akan

kembali kepada Allah

(e) Mengenal nama-nama Rasul Allah

(2) Kenalkan sifat-sifat Allah dan mukzizat Rasul, dengan cara ajaklah anak bermain dan

bercerita atau membacakan buku sejarah Rasul. Hasil yang diharapkan, anak usia dini

dapat: (a) Mengenal sifat-sifat Allah, diantaranya: Allah Maha Pencipta, Allah Maha

Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Pandai, Allah Maha Mendengar; (b)

Mengenal mukzizat Rasul Allah, diantaranya: Nabi Muhammad SAW, mukzizatnya Al

Qur’aミ, Nabi Isa As, マukzizatミya bisa マeミgobati oraミg sakit, Nabi Musa, マukzizatミya

bisa membelah lautan, Nabi Sulaiman, mukzizatnya bisa bahasa binatang, Nabi

Ibrahim, mukzizatnya tidak mempan dibakar api

(3) Kenalkan Malaikat dan tugasnya, dengan cara ajaklah anak bermain dan bercerita. Hasil

yang diharapkan, anak usia dini dapat : (a) Mengenal Malaikat dan tugasnya,

diantaranya:Malaikat Raqib dan Atid, Tugasnya selalu mengawasi kita dan mencatat

perbuatan baik dan buruk kita, Malaikat Mikail, Tugasnya membagi-bagi rezeki,

Malaikat Jibril Tugasnya menyampaikan wahyu kepada rasul

Anak usia 5 - 6 tahun

a) Merangsang/mengenalkan kemampuan sholat

Page 435: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

70

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru gerakan dan

baIaaミ dalaマ sholat, deミgaミ Iara ajak aミak マelakukaミ sholat berjaマa’ah di ruマah

atau di Masjid/Mushola. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat: (a) Melakukan

sholat Tahiyatul Masjid; (b) Duduk di masjid/mushola dengan tertib; (c) Menyuarakan

adzan dan iqamat ; (d) Melakukan semua gerakan sholat secara berurutan dan tertib;

(eぶ Meミgeミal juマlah raka’at dalaマ sholat (subuh, dzhuru, けasar, マaghrib, さisyaぶ; (fぶ

Meミgikuti sholat berjaマa’ah; (gぶ MeマbaIakaミ surah-surah peミdek Al Qur’aミ; (hぶ

MeマbaIa do’a – do’a peミdek sesudah sholat; (iぶ Melakukaミ dzikir bersaマa

(2) Kenalkan pada anak tentang sarana dan prasarana sholat, dengan cara ajak anak

melakukan sholat berjamaah di rumah atau di Masjid/Mushola. Hasil yang diharapkan,

anak usia dini dapat: (a) Melakukan gerakan berwudlu secara berurutan; (b) Mengajak

sholat bila mendengarkan suara/bunyi adzan; (c) Mengenal saat waktu sholat wajib; (d)

Menyiapkan sarana sholat, seperti; sarung, mukena, sajadah, peci; (e) Merawat

kebersihan dan merapikan tempat sholat

b) Merangsang/mengenalkan kemampuan berbicara/bahasa:

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru dan

mengucapkan kalimat thoyibah, dengan cara mengucapkan kalimat thoyibah dekat

atau bersama anak dalam setiap melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari. Hasil yang

diharapkan, anak usia dini dapat:

(a) MeミguIapkaミ さBisマillahirrohマaミirrohiマざ sebeluマ マelakukaミ sesuatu kegiataミ

daミ さAlhaマdulillahirobbil ざalaマiiミざ setelah マelakukaミ sesuatu kegiataミ

(b) MeミguIapkaミ kaliマat さMaa syaa Allah, “ubhaミallah, Allahu Akbarざ apabila

mengagumi sesuatu kebesaran Allah

(c) MeミguIapkaミ kaliマat さAstagfirullahざ bila terlaミjur マeマbuat kesalahaミ atau

sedang marah

(d) Mengucapkaミ kaliマat さIミミa lillahiざ bila sedaミg マeミgalaマi atau マeミdapatkaミ

suatu musibah

(e) MeミguIapkaミ kaliマat さLaa Ilaaha Illallahざ bila sedaミg kaget

Page 436: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

71

(2) Kenalkan pada anak tentang tata cara bergaul/berbicara dengan orang lain, dengan

cara ajaklah anak bermain bersama atau berkunjung ke tempat

saudara/kerabat/sahabat. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat:

(a) MeミguIapkaミ salaマ さAssalaママu’alaikuマ

(b) Meマbalas salaマ さ Wa’alaikuマ salaマ

(c) MeミguIapaミ さIミsya Allahざ bila berjaミji

(d) MeミguIapkaミ さAl Haマdulillahざ マeミsyukuri adaミya ミikmat yang telah diterima

(e) Menegur dan mengingatkan kewajiban sholat kepada yang lain

c) Merangsang/mengenalkan kemampuan Mengenal Allah SWT, Rasul-Rasul dan Malaikat:

(1) Berikan kesempatan anak untuk mengamati, mendengarkan, meniru dan mengenal

Allah, dengan Iara ajaklah aミak berマaiミ, berdo’a bersaマa daミ tuミjukkaミ gaマbar atau

bentuk-bentuk ciptaan Allah. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat :

MeマbaIakaミ do’a - do’a peミdek dalaマ kehidupaミ sehari-hari.

MeマbaIakaミ do’a マasuk マasjid:

さAllahuママahtah lii ab┘aaba birahマatikaざ

MeマbaIakaミ do’a keluar マasjid:

さAllahuママa iミミi as-aluka マiミ fadhlikざ

Mengenal dan memahami segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan Allah

dan akan kembali kepada Allah

Mengenal nama-nama Rasul Allah dan silsilahnya

(2) Kenalkan sifat-sifat Allah dan mukzizat Rasul, dengan cara ajaklah anak bermain dan

bercerita atau membacakan buku sejarah Rasul. Hasil yang diharapkan, anak usia dini

dapat: (a) Mengenal sifat-sifat Allah, diantaranya: Allah Maha Pencipta, Allah Maha

Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Pandai, Allah Maha Mendengar; (b)

Page 437: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

72

Mengenal mukzizat Rasul Allah, diantaranya: Nabi Muhammad SAW, mukzizatnya Al

Qur’aミ, Nabi Isa As, マukzizatミya bisa マeミgobati oraミg sakit, Nabi Musa, マukzizatミya

bisa membelah lautan, Nabi Sulaiman, mukzizatnya bisa bahasa binatang, Nabi

Ibrahim, mukzizatnya tidak mempan dibakar api

(3) Kenalkan Malaikat dan tugasnya, dengan cara ajaklah anak bermain dan bercerita. Hasil

yang diharapkan, anak usia dini dapat:

a. Mengenal Malaikat dan tugasnya, diantaranya;

(a) Malaikat Raqib dan Atid,

Tugasnya selalu mengawasi kita dan mencatat perbuatan baik dan buruk

kita

(b) Malaikat Mikail,

Tugasnya membagi-bagi rezeki

(c) Malaikat Jibril,

Tugasnya menyampaikan wahyu kepada rasul

d) Merangsang/mengenalkan kemampuan Mengenal Surga dan Neraka :

Ajaklah aミak berマaiミ, berdo’a bersaマa, daミ berIerita tuミjukkaミ gaマbar atau buku

cerita. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat :

(1) Mengenal Surga, yang diimajinasikan dengan suatu tempat yang seindah-indahnya

dan sempurna, yaitu tempat bagi orang-orang yang patuh.

(2) Mengenal Neraka, yang diimajinasikan dengan suatu tempat yang sangat

mengerikan dan menakutkan, yaitu tempat bagi orang-orang yang tidak disayang

oleh Allah, karena tidak patuh.

Patuh di sini (dapat diartikan menurut, taat, tertib, disiplin) tidak perlu dikembangkan

seperti orang dewasa, karena imajinasi dan pengertian pemahaman anak masih belum

sempurna

e) Merangsang/mengenalkan kemampuan Mengenal Halal dan Haram :

Ajaklah aミak berマaiミ, berdo’a bersaマa, daミ berIerita tuミjukkaミ gaマbar atau buku

cerita. Hasil yang diharapkan, anak usia dini dapat: (1) Mengenal Halal, yaitu: Perbuatan dan

tingkah laku yang baik yang diperbolehkan oleh aturan dan agama, Makanan dan minuman

Page 438: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

73

yang bersih, sehat, bergizi dan diperbolehkan oleh aturan dan agama (2) Mengenal Haram,

yaitu: Perbuatan dan tingkah laku yang tidak baik yang tidak diperbolehkan oleh aturan dan

agama, Makanan dan minuman yang basi, kotor dan tidak diperbolehkan oleh aturan dan

agama Cara mengembangkan kemampuan keagamaan bagi anak usia dini di atas, hendaknya

Tenaga Pendidik, Pengasuh, Orang Tua, membiasakan diri melakukan tata keagaamaan

sebagai rangsangan secara langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan keagaamaan

anak, terutama yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan oleh anak. Sehingga apa yang

dilihat, didengar dan dirasakan oleh anak menjadi pengalaman untuk melakukan kegiatan/tata

keagamaan, yang akan tumbuh dan berkembang dalam jiwa anak sebagai dasar

perkembangan keagamaan di masa dewasanya.

6. KONSEP DASAR SENI ANAK USIA DINI

Seni harus diberikan sesuai tahapan umur dan perkembangan anak. Tidak semua

tahapan umur dan perkembangan dapat diberikan materi yang sama, karena setiap anak

memiliki perbedaan karakter pada tahapan tertentu. Hal ini menghasilkan respon yang

berbeda pula. Alasan itulah yang seharusnya dijadikan landasan dalam proses pendidikan seni.

a. Pengertian/Defenisi Seni Anak Usia Dini

Pendidikan seni merupakan kegiatan mengungkapkan perasaan atau ungkapan diri.

Pendidikan seni bagi anak adalah proses kegiatan dalam mengungkapkan kegiatan perasan

yang mendasar bagi daya nalar dan prilakunya. Pendidikan seni merupakan kegiatan yang

dapat menumbuhkan sifat rasa sosial bagi anak dengan melakukan ungkapan perasaan pada

lingkungannya. Seni bagi anak adalah kegiatan awal untuk memahami ekspresi. Setiap anak

berbeda pertumbuhan, pemahaman, persepsi, dan minatnya terhadap seni yang berkembang

di lingkungannya. Jadi tidak ada anak yang akan menghasilkan karya seni sama dan tidak dapat

dipaksa untuk sama.

Beberapa hal yang terkait dengan seni anak usia dini:

(1) Unsur-unsur seni visual yaitu :

(a) Garis, (b) Bentuk, (c) Warna, (d) Tekstur, (e) Pola, (f) Ruang

Page 439: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

74

(2) Program seni anak usia dini harus meliputi :

(a) Pengalaman sensori; (b) Pengalaman indah dan kreatif; (c) Waktu, ruang, dan

bahan-bahan untuk membuat karya seni; (d) Memperkenalkan kata-kata seni

dalam berbagai bentuk dan gaya

(3) Kriteria untuk melaksanakan kegiatan seni :

(a) Mempersilakan anak berekspresi secara individual; (b) Ada keseimbangan

antara proses menghasilkan karya seni dan produk dari karya seni itu sendiri; (c)

Memberikan anak keterbukaan sehingga anak dapat berkarya secara kreatif;(d)

Membolehkan anak menemukan dan bereksperimen; (e) Anak berperan aktif dan

terlibat terus menerus; (f) Anak mendapatkan kesempatan secara naluri untuk

mengeluarkan ide-ide yang akan menginsprirasinya; (g) Menggunakan bahan-

bahan seni yang ada; (h) Semua anak mendapatkan kesempatan dan bisa

mengerjakannya

b. Ragam Kegiatan Seni Anak Usia dini

1) Gambar

Menggambar sering juga disebut sebagai seni grafik dengan menggunakan crayon,

kapur, dan cat. Kegiatan menggambar dapat dikembangkan melalui :

a) Seni grafis, dimana anak dapat menggambar menggunakan pensil, krayon, kapur dan

spidol. Dapat menggunakan kertas yang berbeda warna, tekstur permukaan, dan

bentuknya menarik untuk kegiatan menggambar.

b) Mengencat, anak mengecat pada kursi maupun meja, atau melakukan kegiatan

fingerpainting. Pada kegiatan pengecatan anak menggunakan kuas bahkan seluruh

anggota badannya untuk menciptakan pola tertentu.

c) Menulis, anak memulai pengalaman menulis dengan cara menekankan suatu benda ke

alas atau kertas. Kegiatan ini terus berkembang sehingga menghasilkan coretan yang

bermakna.

Tahapan kegiatan menggambar meliputi :

a) Scribbling merupakan tahap pertama dalam kegiatan menggambar yang diawali

dengan kegiatan memasukkan krayon atau pensil ke dalam mulut oleh anak. Gambar

Page 440: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

75

pada tahap ini berupa coretan-coretan acak yang diciptakan dari garis hasil gerakan

sederhana tangan berbentuk garis maupun bulatan.

Gambar 1

Gambar Tahap Scribbling

b) Preschematic, pada tahap gambar ini anak mulai menggambarkan pengetahuan

mereka tentang cerita mengenai suatu hal melebihi dari apa yang ditulisnya.

Gambar 2

Tahap Menggambar Preschematic

c) Schematic, pada tahap menggambar ini anak menggambar lebih detail sebagai hasil

observasi dan perencanaan terhadap objek yang dilihatnya. Anak senang

memperlihatkan hasil gambarnya kepada orang lain, terutama orang-orang

terdekatnnya seperti anggota keluarga dan gurunya. Tahap ini dimulai dengan

memperlihatkan apa yang mereka ketahui ke dalam gambar dan berasumsi apa yang

mereka gambar disukai guru.

Gambar 3

Page 441: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

76

Tahap Menggambar Schematic

2) Gerak

Gerak disebut juga tarian. Anak selalu bergoyang dan mengangguk ketika mendengar

musik. Bergerak merupakan cara paling baik untuk membantu anak belajar mencintai dan

mengapresiasi musik. Menurut penjabaran tersebut, gerak dapat dijadikan sarana untuk

memahami musik yang didengar anak. Latihan bergerak dalam merespon musik dapat dimulai

sejak dini agar anak terbiasa bergerak berirama sesuai musik yang diputarkan sehingga

menghasilkan tarian ekspresif.

Hal paling penting dalam mengajarkan tari adalah proses anak bergerak menciptakan

tarian, bukan pada hasil tariannya. Pengalaman menari harus direncanakan mencakup gerak

kreatif dan terstruktur. Anak mengikuti instruksi guru atau musik.

Aktivitas gerak kreatif adalah aktivitas yang dihasilkan dari interpretasi anak terhadap

instruksi dengan caranya sendiri, gerak mereka bisa jadi tidak sesuai dengan musik yang

mengiringi. Sebagai contoh ketika musik diputar dalam irama lambat anak akan bergerak

lambat, atau sebaliknya. Ketika musik cepat anak juga akan bergerak cepat.

Pengalaman gerak terstruktur dapat diajarkan menggunakan berbagai tepuk menjadi

ritme yang sederhana. Guru biasa menggunakan instruksi tepuk tangan untuk mengarahkan

anak dalam bergerak yang sudah dipahami dan memiliki ciri khas pada masing-masing tingkat

kelas. Atau dapat juga digunakan isntruksi menggunakan drum ketika melangkah/bergerak.

Perkembangan gerak yang lebih kompleks adalah menari. Tarian dapat digunakan agar

anak mampu mengekspresikan dirinya melalui gerakkan. Tarian memberi kesempatan agar

anak dapat mengeksplorasi waktu, ruang, dan energi dalam mengekspresikan dirinya. Tari

Page 442: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

77

dapat dimasukkan dalam kurikulum agar anak memahami bagian suatu cerita, bagian gerakkan

dan unsur kebudayaan masing-masing.

3) Berkarya dalam さArt Stationざ

Anak dilatih menciptakan karya seni dari berbagai bahan limbah dan bahan-bahan

yang ada di lingkungan. Kelas/halaman terbuka dapat disusun untuk 3 proyek, misalnya :

a) Melukis dengan berbagai media

Bahan :

Alat tulis (crayon, spidol, cat air & kuas, arang, kapur, dsb)

Kertas

Balon kecil diisi sedikit air

Benang kasur

Pengait balon

Balok kayu

Kelereng

Karet

Garpu dan sendok, dan sebagainya

Kegiatan :

Anak dapat melukis dengan balon, benang kasur, pengait balon, krayon dsb.

b) Berkarya dengan barang bekas

Bahan :

Botol-botol plastik bekas

Lem, gunting, cutter

Page 443: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

78

Sedotan minuman plastik

Karton

Batu, dan sebagainya

Page 444: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

79

Kegiatan :

Membuat aneka karya dari barang bekas

c) Kolase dengan daun-daunan

Bahan :

Daun dan ranting

Lem

Karton, kertas koran, kertas warna

Spidol, krayon, dan sebagainya

Kegiatan : Membuat aneka karya dari daun-daunan

Hasil :

Page 445: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

80

Anak perlu mendapatkan penjelasan dari sebelum berkarya, dengan memberikan

aturan-aturan. Aturan yang perlu dipikirkan adalah :

(1) Membatasi jumlah anak dalam setiap sentra.

(2) Menggunakan celemek selama kegiatan seni agar pakaian tidak kotor.

(3) Menggunakan alat-alat seni dengan tepat.

(4) Hanya menggunakan barang-barang / bahan-bahan yang diperlukan.

(5) Menyelesaikan kegiatan seni sampai tuntas.

(6) Berbagi bahan-bahan dengan teman.

(7) Menghormati teman lain.

(8) Mengembalikan barang-barang yang sudah dipakai ke tempat semula.

(9) Membersihkan semua perkakas setelah dipakai.

4) Musik Dan Anak

a) Pentingnya Musik bagi Anak Usia Dini

Setiap anak dilahirkan dengan potensi untuk belajar berbicara dan memahami bahasa

ibunya, demikian pula semua anak dilahirkan dengan potensi untuk mempelajari dan

memahami musik sesuai dengan budayanya.

Sikap anak terhadap musik sangat mudah dipengaruhi oleh instruksi dan lingkungan.

Anak usia dini peka terhadap pembelajaran musik yang diberikan melalui nyanyian dan

gerakan. Karena itu pada masa yang penting ini, anak dapat diajak untuk menggunakan

tubuhnya sebagai instrumen dengan berbagai cara dalam berbagai jenis musik. Jika anak sering

mendapatkan stimulasi dalam menyanyi dan bergerak anak lebih mampu menunjukkan

kemampuan musiknya di sekolah dasar nantinya.

Kemampuan musik yang dimiliki anak sejak awal dapat dikenali oleh orang dewasa,

sebagaimana diamati pada tahap usia berikut :

(1) Usia 1 tahun

Pada bulan-bulan pertama, seorang bayi bisa menerima musik, bereaksi dengan

mata mereka, menoleh ke arah sumber suara, dan sering menjadi tenang dan tertidur

ketika mendengarkan musik. Respon fisik dan vokal segera mengikuti, saat bayi mulai

Page 446: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

81

sering mendengarkan musik, meskipun suara dan musik mungkin tidak berhubungan

dengan apa yang didengarkan. Semakin sering mendengarkan tampaknya bisa

menggantikan tahap pendengaran pasif dan kesenangan anak. Imitasi terhadap bunyi

dan gerakan yang dibuat oleh orang lain menunjukkan kemampuan untuk memusatkan

perhatian, dan anak bisa mengulang bunyi-bunyi dan gerakan-gerakan itu secara

spontan untuk menambah perhatian dan persetujuan orang dewasa atau anak lain

yang lebih tua.

Kemampuan bayi untuk duduk sendiri, merangkak, merayap dan akhirnya

berjalan, muncul setelah bisa menggunakan bahasa ekpresif. Anak usia toddler bisa

menambahkan kata terakhir pada sajak-sajak yang terkenal, mengucapkan atau

menyanyi sederhana kemudian menggunakan gerakan dan bunyi-bunyi yang dia lihat

dari lingkungannya. Saat anak di tempat tidur, biasanya mengeluarkan bunyi-bunyian

dari mulutnya sambil memegang mainan apa saja yang dapat dipegangnya.

Anak usia 18 bulan memiliki banyak cara untuk mencapai suatu tempat atau

dalam meraih benda-benda (merangkak, merayap, berjalan, bergulung, dan lain-lain)

dan menggunakan tangannya dengan kepandaian yang terus berkembang. Anak

senang dengan gerakan-gerakan ritmis baik yang dimunculkan oleh dirinya sendiri

ataupun orang dewasa. Anak senang dipegang, digoyang, atau diayun dan dinyanyikan

ketika dia lelah, sedih, dan sebagainya, dan mampu menunjukkan perubahan setelah

mendapatkan rangsangan musik, lagu atau syair (chants) yang gembira dan sesuai

dengan hatinya.

Mendengarkan musik di radio, televisi atau rekaman bisa menyenangkan anak

sejenak apalagi jika musik / lagunya pernah dikenal atau disenanginya. Gerakan

memukul-mukulkan benda dengan stik, membanting, mengepal dan sebagainya,

kadang muncul dari anak ketika mendengarkan rhytm/irama-irama khusus. Anak

senang karena bisa mengeluarkan energinya dan mendengarkan volume dari bunyi-

bunyian itu meskipun bunyi-bunyi tersebut tidak menyenangkan bagi orang dewasa.

Page 447: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

82

(2) Usia 2 tahun

Anak usia 2 tahun sudah mulai mengalami kemajuan dalam hal motorik kasar

dan halusnya. Dia sering menggunakan lengannya secara ekspresif untuk

keseimbangan dan merespon musik yang dia senangi. Dia dapat menirukan

rhytm/irama ketika bermain dengan orang dewasa. Memiliki keinginan untuk mandiri

dan mencoba benda-benda sendiri seperti makan dan berpakaian berlawanan dengan

kesenangan yang ditunjukkannya mengulang-ulang cerita, syair dan lagu-lagu

kesukaannya.

Permainan-permainan dengan bola besar dan kantong biji-bijian dapat

dimainkan bersama orang dewasa. Anak sangat menyukai boneka dan mainan lunak.

Anak mulai mengenal kaset lagu-lagu anak hanya dari bungkusnya, tapi masih sulit

merespon musik/lagu dari TV/radio. Anak mulai senang memukul-mukul panci untuk

menimbulkan bunyi-bunyian yang bagi orang dewasa tidak menyenangkan. Pada usia-

usia ini anak lebih menonjol pada visual daripada auditori.

(3) Usia 3 tahun

Anak usia 3 tahun semakin matang dan berkembang secara keseluruhan. Dia

masih sangat aktif, perkembangan motorik kasar dan halusnya dapat berkembang

dengan kontrol yang lebih baik. Ketrampilan memanjat, berayun, mendorong, dan

sebagainya perlu terus mendapatkan pelatihan.

Anak lebih cekatan menggunakan jari-jarinya dan dapat menekan tuts piano

atau memetik senar alat musik. Bahkan anak dapat menyesuaikan gerakan tubuhnya

mengikuti irama musik. Gerakan badan dan lengannya lebih luwes, juga berbagai

langkah dapat dilakukan anak. Anak dapat mengikuti gerakan senam yang dicontohkan

.

Perkembangan bahasa anak semakin berkembang. Dalam aktivitas bermainnya

anak senang mengiringi dengan percakapan (celoteh), nyanyian, atau syair. Anakpun

mulai senang menyanyi dalam kelompok baik berdua, bertiga atau berempat.

Meskipun dalam menyanyi mereka mengeluarkan suara dari nada dasar yang tidak

sama, tetapi anak umumnya menikmati menyanyi bersama.

Page 448: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

83

Anak usia 3 tahun senang bermain dengan orang dewasa. Mereka bisa bermain

tebak-tebakan suara, dan menirukan irama-irama sederhana. Anak juga senang

menirukan tepukan-tepukan berpola dari . Biasanya jika anak senang dengan syair,

lagu atau tepukan-tepukan khusus, ia akan meminta mengulanginya kembali beberapa

kali.

(4) Usia 4 tahun

Fungsi dunia bagi anak usia 4 tahun lebih besar dibandingkan anak usia 3 tahun.

Banyak permainan yang antangan menantang disenangi anak usia 4 tahun, misalnya

panjat tali, game yang bervariasi, naik sepeda, dan sebagainya. Rasa kompetisi untuk

menguasai suatu ketrampilan fisik baru muncul. Menyanyikan lagu-lagu permainan dan

juga menyanyi kelompok merupakan kesenangan bagi anak.

Perkembangan motorik halus melibatkan menggambar suatu obyek dengan

tujuan. Melukis, menggunting, bermain puzzle beberapa keping, dan alat musik seperti

perkusi senang dilakukan anak. Kemampuan untuk memilih dan memasangkan obyek

juga menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi. Anak bisa memasangkan dan

mengelompokkan sumber bunyi, volume bunyi, pitch dan durasi. Hal ini sering hanya

mendapatkan sedikit perhatian dari orang dewasa, padahal ketika anak berusia 5 tahun

ia perlu mendapatkan tugas-tugas membedakan bunyi-bunyi yang terstruktur yang

bisa menunjang anak dalam pembelajaran kesiapan membaca.

Anak usia 4 tahun tidak hanya bisa mengelompokkan dan menghasilkan bunyi,

nada dan ritmik dalam berbagai pola, tetapi mereka juga bisa mengekspresikan ide-ide

dalam suatu cerita atau lirik dalam suatu lagu. Anak juga bisa melakukan improvisasi

dari nada-nada sederhana yang sudah dikenalnya.

Suara anak mulai nyaman didengar ketika anak berusia 4 tahun. Jika mereka

menyanyi dalam kelompok, suara mereka sudah mulai menyatu. Anak bisa menyanyi

dengan diiringi alat musik. Anak juga senang menyanyi dengan syair-syair yang lucu

yang mudah sekali diingatnya dan akan terus dinyanyikannya berulang-ulang.

Page 449: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

84

(5) Usia 5 tahun

Anak usia 5 tahun sudah tidak mengalami masalah dengan ketrampilan fisiknya,

sangat menikmati kelompok sosial, bahkan sudah memiliki teman-teman dekat

(sahabat). Dia dapat mengajak anak untuk bergabung dalam suatu kelompok, demikian

pula dirinya dapat menjadi anggota kelompok yang baik. Anak usia ini jarang menangis

di kelas, berbeda dengan anak usia 1 atau 2 tahun yang lebih sering menangis karena

memperebutkan suatu mainan.

Kemampuan motorik dan intelektual anak berkembang dengan baik. Hal ini

dapat diamati dari kemampuan anak untuk menari dan menyesuaikan dengan irama

musik. Anak dapat bergerak mengikuti respon dari tanda-tanda yang dilihatnya. Anak

dapat memainkan alat musik dengan tepat, baik dalam mengingat pola dan merespon

perintah non verbal. Anak dapat bekerja dengan teman sebaya ataupun sendirian

untuk menciptakan orkestra sederhana dan mengiringi suatu nyanyian sederhana. Ia

pun dapat memainkan lagu menggunakan alat musik dengan membaca not lagu dari

buku. Anak dapat menciptakan dan memainkan melodinya sendiri.

(6) Usia 6 tahun

Anak usia dini sudah memiliki kesiapan dalam hal membaca, menulis dan

matematika. Fisik, mental, dan emosi sudah dapat digunakan untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan sekolah. Mereka mudah beradaptasi dengan hal-hal baru.

Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah mengalami kegiatan musik baik dengan

sekolah maupun musik khusus. Mereka menyukai menyanyi lagu-lagu pilihan sendiri

dan dapat melepaskan emosi dan energinya melalui suara-suara yang dikeluarkannya.

dapat mengajarkan anak menyanyi dengan nada yang tepat, mood, dan kepekaan

terhadap berbagai lagu. Anak lebih mampu berkonsentrasi dan menyanyi dengan lebih

baik, seiring dengan kematangan anak dalam hal membaca dan menulis. Anak sudah

bisa diajak dalam bermain musik secara kelompok. Mereka senang belajar keras dan

menghasilkan karya yang baik.

Page 450: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

85

b) Pengalaman Musik

Berdasarkan pemahaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu

memiliki inisiatif untuk menumbuhkan pengalaman musik anak melalui ketrampilan-

ketrampilan, konsep dan sikap yang sesuai. perlu mengingat bahwa dalam perkembangan

musik, sebagaimana dalam proses pertumbuhan, setiap anak adalah unik dan setiap pola

pertumbuhan musik anak harus dipahami dan dihargai.

Berikut ini adalah ketrampilan-ketrampilan yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak

dalam hal musik :

(1) Mendengarkan

Sebagian besar anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mendengar.

Kemampuan untuk mendengarkan bagaimanapun juga tidak hanya sekedar

mendengar tetapi juga memusatkan perhatian pada bunyi yang diterimanya.

Kemampuan untuk memperhatikan ini bukan bawaan dari lahir, tetapi suatu

ketrampilan yang perlu dipelajari, dan anak perlu dilatih dan dibantu untuk

mendapatkannya. Ketrampilan mendengarkan semacam itu penting bagi anak untuk

memahami lingkungannya dan dapat berkomunikasi.

Perkembangan ketrampilan mendengarkan aktif merupakan dasar dari

bergerak, menyanyi, bermain dan kreatifitas musik dan kelanjutan menulis, membaca,

dan menampilkan musik. Jika kita melihat lebih dekat pada ketrampilan mendengarkan

aktif, maka terdapat 3 komponen ketrampilan, yaitu:

a. Kesadaran pendengaran (auditory awareness).

Kesadaran pendengaran merupakan kesadaran seorang anak untuk mengetahui

asal suara. Seorang bayi berusia 3 minggu dapat menggerakkan kepalanya ke arah

bunyi yang ditimbulkan oleh gerakan ibunya. Misalnya: seorang ibu memeras air

yang ada di handuk kecil setelah menyeka sang anak. Bunyi itu dapat dikenali anak

yang menunjukkan bahwa anak memiliki kesadaran pendengaran terhadap bunyi-

bunyi di sekelilingnya.

b. Pembedaan pendengaran (auditory discrimination)

Page 451: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

86

Pembedaan pendengaran adalah kemampuan untuk membedakan kualitas suara,

elemen apa yang digunakan sehingga mengeluarkan suara itu.

Anak bisa membedakan bunyi-bunyi yang didengarnya. Misalnya saja bunyi bel

pintu dan bunyi telepon yang berdering dapat dikenalinya. Latihan yang dapat

dilakukan adalah ajak anak mendengar bunyi angin, AC, daun-daun jatuh, dan

sebagainya.

c. Urutan pendengaran (auditory sequencing)

Anak perlu mengetahui urutan dari suatu bunyi. Mana yang lebih dulu, dan mana

yang kemudian perlu diketahui anak. Kemampuan ini merupakan kemampuan

mendengarkan yang lebih tinggi. Anak prasekolah menggunakan urutan

pendengaran dan kemampuan mengingat ketika dia duduk di dekat dan bermain

tepuk tangan. kemudian membuat suatu tepukan berpola dan bisa ditirukan anak

semirip mungkin.

Anak biasanya senang mendengarkan suatu musik atau lagu karena tertarik pada

melodi atau rhtym / iramanya. Anak dapat dilatih dengan diminta menutup mata

kemudian diperdengarkan bunyi-bunyian yang berbeda dari arah yang berbeda

pula. Anak kemudian diminta untuk mengidentifikasi dari mana arah bunyi tersebut

dan menebak benda apa yang dibunyikan. Untuk menunjukkan arah bunyi, anak

dapat menunjukkan jarinya ke arah asal bunyi. Jika anak sudah menguasai satu

bunyi, maka tingkat kesulitan dapat ditambah dengan membunyikan 2 benda

sekaligus dari arah yang berbeda. Kegiatan ini akan merangsang kepekaan anak

terhadap bunyi-bunyian.

Ketika anak semakin matang dan rangsangan pendengarannya dalam kehidupan

sehari-hari semakin kompleks dan maju, maka ketrampilan anak mendengar aktif

makin halus dan berkembang. Hal ini diperlukan untuk mendukung kesiapan dalam

membaca.

(2) Bergerak

Sejak bayi, anak sudah menunjukkan kemampuan untuk bergerak. Setiap

gerakan merupakan ungkapan dari keberadaan dan ekspresi dari anak. Gerakan anak

Page 452: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

87

dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gerakan sadar dan gerakan tidak sadar. Gerakan tidak

sadar merupakan karakteristik bayi yang menunjukkan kematangan fisik dan

intelektual. Gerakan tidak sadar merupakan respon terhadap lingkungan internalnya

yang muncul secara spontan sebagai reaksi anak terhadap stimulus yang diterimanya.

Lingkungan eksternal anak juga memberikan stimulus terhadap gerakan tidak sadar

anak. Ketika kita meniup mata anak, maka secara otomatis anak akan mengedipkan

matanya. Gerakan sadar bisa direncanakan dan spontan. Anak berpikir apakah dia akan

mengambil mainan di ujung ruang, berjalan, dan mungkin selanjutnya secara spontan

dia akan lari.

Sebagian besar gerakan anak berirama. Ketika bayi, irama biasanya tidak

disadari. Saat anak bertumbuh, dia mulai membuat gerakan tubuhnya berirama

sebagai respon terhadap bunyi musik yang keras. Gerakan bermain memegang

peranan penting dalam penguasaan dari konsep musik oleh anak. Dia menggunakan

seluruh tubuhnya untuk mengeksplor dan mengekspresikan perubahan-perubahan

dalam tempo, dinamika, atau pitch atau mengekspresikan semangat dalam menyanyi.

Kita mengamati bahwa pada masa kanak-kanak awal, gerakan merupakan

kesenangan yang besar bagi anak. Mereka selalu ingin bebas bergerak, dari mulai

wajah gembira, tertawa selalu mengiringi respon fisik anak secara spontan.

Perpindahan dari gerakan anak menuju ke konsep musik dapat terjadi secara alami dan

menyenangkan bagi anak yang menyukai musik.

(3) Menyanyi

Semua anak suka menyanyi. Mereka mulai membuat bunyi pada bulan

pertama. Bayi umumnya menggumam, mengoceh atau mengeluarkan bunyi-bunyian

lain untuk menirukan suara-suara yang didengar di lingkungannya. Makin besar usia

anak, maka bunyi-bunyian itu menjadi semakin jelas dan berwujud menjadi ucapan,

nyanyian, chanting, dan sebagainya. Chanting merupakan bunyi yang ditimbulkan anak

antara berbicara dan bernyanyi.

Anak akan mengembangkan chant secara spontan ke dalam lagu yang kreatif

seiring pengan pertambahan ketrampilan mendengarkan dan kosa katanya. Pada saat

Page 453: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

88

yang sama, anak akan meningkatkan ketrampilan vokalnya ke dalam lagu-lagu yang

didengar dari atau teman. Semakin anak dapat mengontrol suaranya, dia akan

menyanyi dengan melody yang lebih baik, juga interval dan iramanya.

tidak dapat terlalu menekankan pentingnya menyanyi bagi anak.

Mendengarkan nyanyian yang bagus merupakan faktor yang paling penting dalam

perkembangan dan kemampuan vokal. Banyak lagu yang beragam membantu anak

memusatkan perhatian terhadap sesuatu, meningkatkan kesenangan, dan merangsang

partisipasi. Yang terpenting, anak senang dan bisa menyanyi merupakan kunci

pertumbuhan anak dalam hal musik. Perlu diingat bahwa nyanyian tradisional juga

perlu tetap diajarkan kepada anak, dengan demikian anak tetap melestarikan lagu

daerah masing-masing yang merupakan kekayaan budaya bangsa dan tidak boleh

ditinggalkan. Anak bisa diminta untuk menyanyikan lagu-lagu tradisional, kemudian

direkam. Satu anak menyanyikan satu lagu, sehingga terkumpul beberapa lagu dengan

penyanyi yang berbeda-beda. Suatu saat kaset tersebut diperdengarkan kembali dan

anak dapat belajar untuk mengidentifikasi suara siapa yang menyanyikan lagu itu.

Apabila dana memungkinkan, maka kaset atau CD tersebut dapat digandakan dan

dibagikan kepada masing-masing anak.

(4) Bermain

Anak harus memiliki kesempatan untuk mendengarkan dan menghasilkan

berbagai bunyi-bunyian, misalnya suara besar, suara kecil, dan suara keheningan. Anak

memang tidak harus menggunakan alat musik untuk mengenalkan konsep musik,

cukup dengan memperhatikan lingkungan sehari-hari yang penuh dengan bunyi-

bunyian unik dan menarik. Anakperlu mengeksplor bunyi-bunyian tersebut sambil dia

mengeksplor dunia di sekelilingnya. Tetesan air, sobekan kertas, patahnya kuku,

sendok yang beradu dan masih banyak lagi bunyi-bunyian yang dapat ditimbulkan dari

lingkungan sekitar yang akan mempertajam kesadaran anak dan memperkaya

pengalaman anak dalam kehidupan sehari-hari.

Tersedianya alat-alat musik memberikan kesempatan pada anak untuk

membuat sendiri musik-musik yang mereka senangi. Alat-alat musik dengan nada-nada

Page 454: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

89

yang tidak sumbang menolong anak mengenali ketepatan nada. Dengan alat musik

yang sesuai dengan usia anak, anak dapat belajar secara sederhana baik secara individu

maupun kelompok. Khususnya bagi anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal,maka

kesempatan untuk bermain dengan alat-alat musik akan mengembangkan potensi

anak dalam bidang musik.

(5) Menciptakan

Kreatifitas sebagai suatu proses alami perlu dikembangkan dengan baik. Ketika

kreatifitas ini berkembang, anak perlu kosa kata dasar dari pengalaman dan

ketrampilan musik sehingga anak dapat mengekspresikan ide-idenya melalui kata-kata

yang dapat disampaikannya ke dalam gerakan dan musik. perlu memberikan peluang

dan dukungan sehingga anak mampu bereksplorasi dan menemukan sesuatu lebih

jauh.

Ada beberapa macam mencipta :

a. Mencipta melalui mendengarkan aktif

b. Mencipta melalui gerakan

c. Mencipta melalui menyanyi

d. Mencipta melalui bermain

c) Pembelajaran Musik

Semua pengalaman akan terbawa ke dalam pembelajaran, mulai dari

pengalaman irama yang sederhana dari mulai diayun-ayun menjelang tidur sampai pada

permainan irama yang lebih menantang saat menyanyi. Ketika pengalaman musik dikaitkan

dengan rentang perkembangan, pembelajaran diperoleh tanpa kesulitan. Ketika konsep

diinternalisasi dan diintegrasikan oleh anak, dia akan tumbuh dalam kemampuan untuk

menginterpretasikan dan menciptakan. Kepuasan dan kesenangan diperolehnya dari ekspresi

musik spontan sebelumnya yang diperluas penggunaannya secara sadar. Area-area

pembelajaran musik yang penting adalah :

(1) Rhytm

Page 455: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

90

Di dalam konteks musik, rhytm adalah semua kata yang kita gunakan untuk

melukiskan dasar waktu atau komponen tempo dari musik : beat, meter, durasi suara, pola

rhytm, dan tempo. Dalam hal ini, rhytm adalah unsur-unsur yang terorganisasi yang

membuat musik keluar dari bunyi nadanya.

Di dalam konteks yang lebih luas, kita menyadari arti lain tentang dasar rhytm dari

manusia : detak jantung, bernafas, berjalan, berlari, pola bicara, tidur dan bangun, dan

lainnya. Di dalam lingkungan sehari-hari, kita mengamati perubahan musim, siang dan

malam, perubahan bentuk bulan, pasang surut air laut. Rhtym merupakan dasar dari alam

semesta dan kehidupan kita sehari-hari dan mengaitkan kita dengan karya seni. Anak usia

dini mulai mengembangkan pemahaman dan penguasaan terhadap musik melalui

penguasaan akan ritmik.

Kepribadian seseorang ada kaitannya dengan rhtym. Orang dewasa dapat belajar

mengendalikan rhytm, misalnya dengan menarik nafas, yoga, dan sebagainya. Dengan

ketenangan, biasanya akan diikuti dengan tempo yang lambat, dinamika yang lembut. Hal

tersebut merupakan suatu hal yang alamiah. Anak usia dini dapat dilatih belajar rhtym

dengan bermain dalam kelompok kecil. Misalnya : menjadikan rhtym sebagai identitas

kelompok. Jika memanggil kelompok A, maka kelompok A harus menjawab dengan

memainkan rhytm yang menjadi identitas kelompok mereka.

(2) Melody dan Harmoni

Melody bisa diartikan sebagai urutan dari nada yang dirubah atau diulang. Suara

manusia menghasilkan melodi. Harmoni adalah suatu urutan dari satu atau lebih nada-

nada yang dirubah atau diulang, yang ditambahkan ke dalam garis melodi yang menonjol

untuk memperkaya dan melengkapinya. Biasanya dua atau lebih bunyi musik dihasilkan

secara bersama-sama untuk menghasilkan harmoni. Jadi, harmoni akan menyertai melodi.

Anak usia dini masih kesulitan untuk memahami konsep harmoni. Anak hanya

merespon harmoni dengan bergerak, menyanyi dan bermain dengan beberapa tingkat

pembedaan pendengaran dan kreatifitas. Anak menikmati musik yang bagus dan dengan

bimbingan, anak dapat menggunakan instrumen musik. Dalam permainan ensambel musik

Page 456: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

91

untuk anak yang lebih besar, akan dapat dinikmati suara berbagai alat musik yang

dimainkan secara harmonis.

Musik dan matematika biasanya berhubungan. Jika anak mengetahui pola di musik,

maka mereka akan mudah menemukan pola-pola yang ada di matematika. Maka tidak

terlalu salah adanya pandangan bahwa anak yang pandai di bidang musik, biasanya

menonjol di sekolah.

(3) Timbre

Timbre merupakan kualitas suara yang unik yang dihasilkan oleh alat musik atau

suara yang berbeda-beda. Setiap anak memiliki timbre sesuai dengan ciri khas masing-

masing. Dalam permainan anak yang matanya ditutup dengan saputangan, anak dapat

dengan mudah mengenali nama temannya hanya dari timbre yang dihasilkan oleh suara

teman tersebut. Anak juga dapat belajar mengenal timbre dari benda-benda dengan

meminta anak mengambil barang apa saja yang ada di sekitar mereka, kemudian mereka

membunyikannya. Bunyi-bunyian yang memiliki timbre hampir sama, berkumpul menjadi

satu kelompok. bisa meminta anak menirukan rhytm yang dibunyikannya, mulai dari

sederhana sampai kompleks. Setelah itu satu persatu kelompok bunyi yang sama

dihentikan sampai akhirnya berhenti semua.

(4) Dinamika

Dinamika merupakan tingkat kekerasan dan kelembutan suara atau alat musik yang

dimainkan. Anak usia dini dapat dilatih menyanyi atau memainkan alat musik dengan

memperhatikan faktor dinamika ini. Misalnya mengangkat tangannya ke atas, maka anak-

anak menyanyi dengan suara keras, jika menurunkan tangannya, suara anak semakin

pelan, demikian terus menerus. Dinamika berbeda dengan tempo. Jika dinamika

menekankan faktor keras – lembut, tempo lebih menekankan pada faktor cepat – lambat.

d) Peranan Pendidik dalam Pembelajaran Musik

Page 457: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

92

Peranan pendidik dalam pembelajaran musik cukup dominan. Beberapa peranan

pendidik adalah :

(1) Menghargai kreatifitas setiap anak.

Anak memiliki kreatifitas dengan cara masing-masing. Karena itu anak tidak boleh

disalahkan dalam proses kreasinya.

(2) Sebagai ahli seni, harus dapat menghargai seni dan membantu anak menggali

sumber seni bagi anak. Mungkin suatu benda bagi orang lain tidak berguna, tetapi

bagi kita bisa menjadi sesuatu yang berguna untuk karya seni.

(3) Berpartisipasi dalam kegiatan seni. tidak bisa hanya memperdengarkan musik

sementara anak-anak berkarya, tetapi anak merasakan suasana yang berbeda

ketika juga ikut bekerja bersama anak.

(4) Pendidik sebagai pengamat dalam kegiatan seni. Banyak yang bisa diamati ketika

kegiatan seni berlangsung, misalnya sosial emosinya, imajinasinya, empatinya,

intelektualnya, dan sebagainya.

(5) Pendidik sebagai pencatat. perlu mencatat kemajuan setiap anak, bukan

membandingkan dengan yang lain.

(6) Pendidik mengevaluasi proses dan hasil karya anak. Di akhir semester bisa dilihat

apakah murid bisa menyanyi dengan dinamika, tempo, menciptakan lagu,

mengeksplor media yang berbeda-beda, dan sebagainya.

e) Merencanakan Pembelajaran Musik

Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat dipakai dalam menyusun rencana

pembelajaran musik untuk anak usia dini :

1. Usia anak

Musik dan gerak yang diajarkan harus memperhatikan usia perkembangan anak.

Lagu-lagu yang terlalu sulit tidak tepat diberikan pada anak usia dini.

2. Tempat yang aman dan nyaman dengan luas ruang yang cukup sehingga anak dapat

bergerak dengan bebas.

Page 458: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

93

3. Lama kegiatan

- Anak usia 2-3 tahun : 10-20 menit

- Anak usia 4-6 tahun : 20-40 menit

Jika anak bertambah besar, misalnya di semester II tentunya waktu dapat

disesuaikan dengan kebutuhan anak. Berikan waktu untuk break/istirahat sejenak

jika akan berpindah dari satu sesi ke sesi berikutnya. Juga jika waktu bermain telah

selesai, perlu memberi tanda sehingga anak mengetahui bahwa harus segera

mengakhiri atau berpindah ke kegiatan yang lain.

4. Menetapkan peraturan bermain

Peraturan perlu ditetapkan dengan jelas agar anak tidak bermain dengan

semaunya. Dalam menetapkan peraturan perlu menggunakan bahasa dan perintah

yang jelas sehingga anak memahami. Berikan pula contoh-contoh yang nyata.

5. Selalu mendorong keterlibatan anak secara aktif dan kreatif

Dalam menentukan tujuan, pendidik perlu mempertimbangkan pengalaman

anak sebelumnya, sehingga ketika masuk dalam kegiatan, anak telah memiliki sedikit

gambaran. Sasaran yang hendak dicapai jangan terlalu banyak, cukup 1 atau 2 sasaran saja.

Jika terlalu banyak, dikhawatirkan justru tidak akan tercapai. Sasaran tersebut harus berkaitan

dengan konsep musik / ketrampilan musik dengan kata-kata yang mengekspresikan perasaan,

マisalミya ざaミak dapat マeミyaミyikaミ lagu deミgaミ keras atau leマbut, bertepuk taミgaミ sesuai

iraマa, daミ sebagaiミya.ざ

Pembelajaran seni bagi anak dapat diberikan dalam bentuk kreatifitas seni dan kreatifitas

musik. Pembelajaran kreatifitas seni dan musik perlu direncanakan dengan baik dan diberikan

sesuai dengan tingkat usia anak. Jika pembelajaran dikelola dengan baik, maka anak akan

mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik pula.

Ada perbedaan yang menonjol antara kreatifitas seni dan musik. Di dalam kreatifitas seni

mementingkan pra aktivitas yaitu perencanaan bahan dengan matang. Sedangkan dalam

kreatifitas musik dapat dilakukan di tengah-tengah kegiatan itu sendiri. Pembelajaran musik

lebih berpusat pada pendidik , sedangkan seni lebih memusatkan pada anak. Jadi di dalam

Page 459: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

94

kegiatan seni, persiapan sebelum kegiatan memegang peranan penting, tetapi dalam proses

anak yang lebih dominan.

Stimulasi kreatifitas yang diberikan kepada anak usia dini perlu disesuaikan dengan

kondisi lingkungan dan anak. Pendidik perlu pandai mengelola dan memanfaatkan lingkungan

di sekitar anak sehingga menjadi media pembelajaran yang efektif yang dapat

mengembangkan seluruh potensi anak.

7. PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA DINI

Perkembangan fisik mencakup keterampilan motorik kasar (otot besar) dan motorik

halus (otot kecil). Perkembangan fisik seringkali diartikan akan terjadi dengan sendirinya tanpa

perlu dukungan dari lingkungan. Perkiraan ini tidak hanya keliru tetapii juga perlu diingat

bahwa perkembangan fisik sama pentingnya sebagaimana aspek perkembangan lainnya untuk

dipelajari.

Seiring dengan perkembangan fisik seorang anak yang semakin baik dengan dapat

melakukan banyak tugas-tugas atau tanggungjawab yang dapat dilakukannya sendiri, seperti:

mengenakan pakaian sendiri, mengenakan sepatu dll maka anak juga akan mengembangkan

sosial emosional yaitu rasa percaya diri. Pada gilirannya, semakin mereka ingin mencoba hal-

hal baru dan hal tersebut akan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.

Keuntungan lain dari perkembangan fisik, sebagaimana yang dikemukakan pada

laporan kesehatan, bahwa perkembangan fisik memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap kesehatan seseorang. Perkembangan fisik diusia dini membantu prestasi akademis

anak, kesehatan secara umum, harga diri, pengelolaan stress dan perkembangan sosial.

Penelitian otak juga menjelaskan bahwa anak-anak yang beraktivitas akan memperkuat jalinan

sel-sel syarafnya.

Beberapa pembahasan dalam perkembangan fisik antara lain adalah : Perubahan

dalam ukuran badan, Perubahan bentuk badan, Perubahan Otot, Pertumbuhan Tulang,

Penambahan Kemampuan Motorik Kasar, Pengaruh Hormon dalam Perkembangan Fisik,

Page 460: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

95

Pertumbuhan fisik yang tidak sesuai, Perbedaan jenis kelamin dalam perkembangan motorik

kasar.

1) Perubahan Fisik Anak Usia Dini

Sejak lahir anak mulai mengalami perkembangan fisik yang pesat. Perubahan-

perubahan yang terjadi antara lain :

a. Perubahan Ukuran Badan

Tanda-tanda yang paling terlihat pada pertumbuhan fisik adalah perubahan bentuk

tubuh anak. Sewaktu bayi perubahan terjadi sangat cepat dibandingkan dengan waktu lain

setelah kelahiran. Diakhir tahun pertama, tinggi bayi meningkat 50% dibanding saat baru lahir,

sedangkan diusia 2 tahun peningkatanya mencapai 75%. Dari segi beratnya menunjukan

peningkatan yang serupa. Saat usia 5 bulan, beratnya mencapai dua kali lipat, diusia 1 tahun

mencapai tiga kali lipat dan usia 2 tahun mencapai 4 kali lipat. Semakin bertambahnya usia,

pertumbuhan tersebut akan semakin lambat kecepatannya.

b. Perubahan Bentuk Badan

Sesuai dengan peningkatan ukuran tubuh anak secara keseluruhan, tiap bagian tubuh

juga tumbuh dengan ukuran yang berbeda. Pada saat dalam kandungan, kepala janin

berkembang lebih dahulu kemudian baru diikuti bagian tubuh. Setelah lahir, kepala dan dada

terus bertumbuh tetapi badan dan kaki menyusul kemudian.

Pada masa pubertas, proses pertumbuhan fisik bayi tidak berurutan (ex. Pertama

tangan kemudian kaki). Itulah sebabnya bentuk fisik bayi tidak proposional-kaki dan tangannya

terlihat lebih panjang atau besar.

c. Perubahan Otot

Berat tubuh/lemak tubuh meningkat pada 2 minggu terakhir dalam tahap kehidupan

janin dalam kandungan dan berlanjut setelah kelahiran hingga mencapai puncaknya diusia 9

bulan. Lemak tubuh pada bayi akan membantu menjaga suhu badan bayi tersebut. Pada tahun

kedua tubuh anak lebih kelihatan kurus, kecendrungan tersebut berlanjut sampai pada masa

pertengahan usia dini (Fomon & Nelson, 2002).

Pada saat lahir, bayi perempuan memiliki badan yang lebih gemuk daripada bayi laki-

laki. Perubahan ini terus bertahan sampai usia sekolah. Pada usia anak sekitar 8 tahun, anak

Page 461: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

96

perempuan mulai bertambah lemak pada bagian lengan, kaki, badan dan keadaan ini berlanjut

hingga masa pubertas. Namun sebaliknya pada anak laki-laki, jumlah lemak ditempat-tempat

tersebut akan berkurang (Siervogel et al; 2000). Lambat laun otot akan bertambah pada masa

bayi dan kanak-kanak kemudian meningkat secara tajam pada saat remaja. Pada masa

pubertas, otot anak laki-laki berkembang lebih cepat 150% dibanding anak perempuan.

Demikian juga dengan jumlah sel darah merah dan kemampuan oksigen dari paru-paru ke

oksigen lebih banyak jumlahnya pada anak laki-laki. Bersamaan dengan itu, anak laki-laki akan

memperoleh otot yang lebih kuat daripada anak perempuan. Perbedaan tersebut memberikan

kontribusi bahwa penampilan anak laki-laki lebih atletis diwaktu usia remaja.

d. Pertumbuhan Tulang

Anak-anak pada usia yang sama akan berbeda dalam pertumbuhan fisiknya. Cara

terbaik untuk memperkirakan kematangan fisik anak adalah dengan menggunakan umur

tulang, dengan mengukur perkembangan dari tulang badan. Seiring penambahan usia, bentuk

badan akan kelihatan lebih kurus sampai usia remaja. Dalam usia pertumbuhan, anak

perempuan lebih cepat perkembangannya daripada anak laki-laki, serta kematangan fisiknya

lebih cepat dari anak laki-laki dan itu mempengaruhi keberadaan mereka dilingkungan.

e. Penambahan Kemampuan Motorik Kasar

Perubahan ukuran, bentuk dan kekuatan otot mendukung perubahan besar pada

kemampuan motorik kasarnya. Ketika tubuh bergerak maka akan tertumpu pada tubuh bagian

bawah. Sebagai hasilnya, keseimbangan meningkat secara drastis yang membuka jalan untuk

perkembangan otot.

Page 462: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

97

Diusia 2 tahun, cara berjalan anak menjadi lancar dan sudah memiliki irama langkah.

Keadaan tersebut membuat anak lebih aman untuk bermain diluar. Diusia ini anak sudah dapat

mulai berlari dan melompat. Pada usia antara 3 – 6 tahun, anak sudah mulai meloncat dan

berlari kencang serta melompat-lompat dengan berirama. Pada akhirnya anak akan dapat

mengkombinasikan kemampuan gerakan diatas dan bawah dengan lebih efektif. Sebagai

contoh: anak usia 3 tahun sudah dapat melempar sebuah bola dengan tegas. Diusia 4-5 tahun,

anak dalam bermain sudah melibatkan bahu, hanya menggunakan badan saja tanpa ikut

menggerakan tangan dan kaki dengan lancar dan fleksibel.

Selama usia sekolah, peningkatan keseimbangan, kekuatan dan kelincahan dalam hal

berlari, meloncat, melompat dan kemapuan memainkan bola akan lebih meningkat dan

matang.

f. Pengaruh Hormon dalam Perkembangan Fisik

Hormon yang sangat penting bagi pertumbuhan manusia ada dalam Pituitary Gland

(Kelenjar pituitari) yang letaknya sangat dekat sekali dengan Hypothalamus dalam otak.

Pertumbuhan hormon adalah satu-satunya kelenjar lendir yang diproduksi secara terus

menerus seumur hidup. Ini berpengaruh pada perkembangan semua sel didalam tubuh,

kecuali sistem susunan syaraf pusat dan kelamin.

Bersamaan dengan hypothalamus dan kelenjar pituitari mendorong kelenjar tyroid (di

leher) untuk melepas Thyroxine yang penting bagi perkembangan otak dan perkembangan

hormon dalam mempengaruhi ukuran badan.

Page 463: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

98

g. Pertumbuhan Fisik yang Tidak Seimbang

Sistem dalam tubuh berbeda sesuai dengan keunikannya, secara perlahan akan

membuat suatu sistem dalam pertumbuhannya. Pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi oleh

penyerapan gizi yang baik, sedangkan penyerapan gizi didalam tubuh sangat dipengaruhi oleh

sistem kelenjar getah bening yang diproduksi oleh tubuh. Seperti kita ketahui bahwa kelenjar

getah bening ini tumbuh dengan sangat pesat pada masa bayi dan masa usia dini, kemudian

jumlah pertumbuhannya berkurang diusia remaja. Sistem kelenjar getah bening ini juga

membantu melawan infeksi, dengan demikian juga akan membantu menjaga daya tahan

tubuh.

1) Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

a. Perkembangan Fisik meliputi :

Page 464: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

99

(1) Perkembangan motorik kasar

Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot

besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan

yang sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya : seorang anak usia 6 bulan belum siap

duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi.

Gerakan motorik kasar untuk anak : (a) Merayap; (b) Merangkak; (c) Berdiri;(d)

Memanjat; (e) Berjalan; (f) Berlari; (g) Menendang; (h) Menangkap; (i) Melompat; (j)

Meluncur;(k) Lompat tali

Merayap Merangkak

Meluncur Berjalan menurun

(2) Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung motorik kasar anak

misalnya : (a) Berjalan dengan berbagai gerakan; (b) Mencari jejak; (c) Berjalan seperti

binatang; (d) Berjalan naik turun tangga; (e) Berbaris, melangkah, berjinjit, berjalan

seperti gerakan kuda lari; (f) Berlari seperti pecutan kuda; (g) Berjalan di tempat; (h)

Page 465: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

100

Lompatan kanguru; (I) Melompat dengan trampoline kecil; (j) Melompat seperti katak;

(k) Berjalan dengan papan titian maju, mundur, ke samping, membawa benda; (l)

Mengambil dan meletakkan kepingan dari dan ke mangkuk; (m)

Membungkuk/mengumpulkan makanan; (n) Bermain terowongan; (0) Bermain kursi

ditutup selimut; (p) Menginjak alas dengan berbagai bahan seperti kartun /plastic

bekas telur, kain perca, potongan gelas aqua, sabut kelapa. dsb); (q) Melemparkan

barang-barang ke mulut harimau; (r) Kursi bermusik; (s) Bermain dengan aturan dll.

(2) Perkembangan motorik halus.

Motorik halus mengembangkan kemampuan anak dalam menggunakan jari-

jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk. Kemampuan motorik halus ada bermacam-

macam, yaitu ;

(a) Menggenggam (grasping)

1) Palmer grasping

Anak menggenggam sesuatu benda dengan menggunakan telapak tangannya.

Biasanya usia anak di bawah 1.5 tahun lebih cenderung menggunakan genggaman

ini. Anak merasa lebih mudah dan sederhana dengan memegang benda

menggunakan telapak tangan. Kadang kita bisa mengamati anak memungut kismis

, tetapi kemudian sering diacak-acak memakai telapak tangan. Karena motorik

halus yang belum berkembang dengan baik, maka anak perlu mendapatkan alat-

alat yang lebih besar untuk melatih motorik halusnya. Jangan memberi crayon /

kuas yang kecil pada anak usia 1,5-2 tahun, tetapi gunakan yang lebih besar.

Demikian pula jika memberikan piring, gunakan piring yang lebih cekung dan

sendok yang lebih panjang dan kecil, sehingga ketika anak mengambil sesuatu dari

piringnya, ada penahan pada dinding piring.

2) Menjimpit (Pincer grasping)

Perkembangan motorik halus yang semakin baik akan menolong anak untuk dapat

memegang tidak dengan telapak tangan, tetapi dapat menggunakan jari-jarinya.

Page 466: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

101

Ketika anak sedang makan, maka cara memegang sendoknya pun akan lebih baik,

menyerupai cara orang dewasa memegang.

Salah satu contoh adalah saat anak mencoret Anak senang mencoret-coret (mark-

makings) menggunakan beberapa alat tulis seperti crayon, spidol kecil, spidol

besar, pensil warna, kuas, dsb. Coretan ini akan makin bermakna seiring dengan

perkembangan kemampuan motorik halus dan kognisi anak.

(Kegiatan Menjimpit)

(b) Koordinasi tangan mata

Koordinasi mata tangan memiliki 2 aspek yaitu

Kemampuan menolong diri sendiri (self help skill)

Page 467: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

102

Kemampuan untuk menolong diri sendiri misalnya : mencuci tangan, menyisir

rambut, menggosok gigi, memakai pakaian, makan dan minum sendiri, dsb

Kemampuan untuk pembelajaran

Koordinasi tangan dan mata anak dapat dilatih dengan banyak melakukan aktivitas

misalnya: membuka bungkus permen, membawa gelas berisi air tanpa tumpah,

membawa bola di atas piring tanpa jatuh, mengupas buah, bermain playdough,

meronce, menganyam, menjahit, melipat, menggunting, mewarna, menggambar

dan menulis, menumpuk mainan, dsb

(Kegiatan yang menggunakan koordinasi Mata dan Tangan)

(Kegiatan yang membutuhkan koordinasi Mata dan Tangan)

Setiap gerakan yang dilakukan anak akan melibatkan koordinasi tangan dan mata juga

gerakan motorik kasar dan halus. Makin banyak gerakan yang dilakukan anak, maka makin

Page 468: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

103

banyak pula koordinasi yang diperlukannya. Karena itu, anak perlu mendapatkan banyak

kegiatan yang menunjang motorik kasar dan halus anak, yang tentunya dirancang dengan baik

seduai dengan usia perkembangan anak.

8. KESEHATAN DAN GIZI

a. Pengertian Sehat dan Penyelenggaraan Kesehatan Anak Usia Dini

Sehat itu tidak sama dengan tidak sakit, sehat dalam arti mencakup sehat badan/fisik/

jasmani, sehat pikiran, jiwa, dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Sehat menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 1 ayat

1) :

ざKesehataミ adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap oraミg hidup produktif seIara sosial daミ ekoミoマisざ.

Menurut WHO / World Health Organization (WHO) :

さHealth is a state of Ioマplete physiIal, マeミtal aミd soIial well beiミg aミd ミot merely the

abseミIe of disease or iミfirマity.ざ

(Kesehatan adalah keadaan yang komplit fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari

penyakit dan kelemahan).

Batasan tersebut, apa yang dimaksud dengan sehat atau kesehatan tercakup:

1) Keadaan sehat badan / fisik / jasmani adalah fisik yang tidak sakit / bebas dari penyakit,

tidak cacat dan tidak lemah. Semua organ tubuh dalam keadaan dan berfungsi normal

/ tidak ada gangguan fungsi organ tubuh.

2) Keadaan jiwa sehat paling tidak mencakup 3 aspek :

(a) Pikiran sehat yaitu yang dicerminkan oleh cara berpikir yang positif, masuk akal

(logis), dan runtut (alur yang teratur).

(b) Emosi sehat yaitu yang dicerminkan oleh kemampuan untuk mengekpresikan

perasaan gembira dan bersyukur apabila mendapat rezki dan terhindar dari

musibah; bersedih dan kecewa apabila mendapat musibah atau tak mendapatkan

Page 469: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

104

sesuatu yang diharapkan, serta mampu bangkit untuk berusaha memperbaiki;

mengekpresikan rasa takut, kawatir dan lain sebagainya.

(c) Spiritual sehat yaitu memiliki keyakinan adanya kekuasaan dan kekuatan Tuhan,

dan selalu berupaya melaksanakan amal ibadah serta melaksanakan perintahnya.

3) Dalam arti sosial, mampu berinteraksi atau berhubungan / berkomunikasi dengan

individu lain, anggota keluarga, kelompok dan masyarakat saling menghargai dan

bertoleransi dalam batas-batas tertentu.

4) Dalam arti ekonomis, memiliki kegiatan yang produktif menghasilkan sesuatu yang

bernilai dan perihal penghematan sampai kepada menghasilkan nilai tambah.

Keempat aspek tersebut yaitu fisik, mental, sosial dan ekonomi menunjukkan bahwa

kesehatan besifat holistik dan komprehensif dan sebagai landasan memberikan pelayanan,

pendidikan dan pola pengasuhan pada anak usia dini yang mencakup aspek pertumbuhan dan

perkembangan anak, sesuai dengan pasal 17 ayat (1) : さKesehataミ aミak diseleミggarakaミ uミtuk

マewujudkaミ pertuマbuhaミ daミ perkeマbaミgaミ aミakざ.

b. Penyelenggaraan Kesehatan Anak Usia Dini

Kesehatan masyarakat (Winslow, 1920) adalah : ilmu dan seni dalam (1) mencegah

penyakit, (2) memperpanjang hidup manusia dan (3) mempertinggi derajat kesehatan serta

effisiensi, melalui usaha-usaha masyarakat yang terorganisir untuk :

1) Perbaikan sanitasi lingkungan,

2) Pemberantasan penyakit-penyakit menular,

3) Pendidikan untuk kebersihan perorangan,

4) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini

dan pengobatan.

5) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan

hidup yang layak untuk memelihara kesehatannya,

Pendidikan dan pengasuhan kesehatan terhadap anak usia dini merupakan bagian dari

usaha kesehatan masyarakat dengan sasaran yang spesifik yaitu anak usia 0 – 6 tahun. Oleh

karena itu pendidikan dan pengasuhan anak usia dini di bidang kesehatan merupakan

tanggung jawab semua pihak. Peningkatan dan kerjasama dilakukan antara orang tua/keluarga

Page 470: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

105

dan masyarakat termasuk organisasi kemasyarakatan dan pemerintah (pendidikan, kesehatan

dan sektor lainnya).

c. Determinan Derajat Kesehatan, Penyakit Dan Pencegahannya

Derajat kesehatan diipengaruhi oleh 4 faktor determinan (dengan urutan dari yang

paling besar ke yang kecil pengaruhnya (menurut Hendrik L. Blum, 1974) yaitu : (1) Lingkungan;

(2) Perilaku; (3) Pelayanan Kesehatan; (4) Keturunan. Masyarakat disadarkan bahwa faktor

yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak hanya faktor pelayanan kesehatan saja, tetapi

lingkungan merupakan pengaruh terbesar dalam mewujudkan derajat kesehatan, kemudian

perilaku merupakan faktor terbesar kedua, selanjutnya faktor pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan.

Sumber : Hendrik L BLUM, Planning for Health, Development and Aplication of Social

Change Theory (New York : Human Sciences Press, 1974), p. 3.

Gambar 1 : Faktor Determinan Derajat Kesehatan

(a) Faktor Lingkungan

Interaksi antara anak dan lingkungan sudah mulai sejak bayi berada dalam kandugan ibu.

Bahkan sejak fertilisasi yaitu saat sperma suami membuahi sel telur isteri, menjadi satu sel,

dan perkembangan yang cepat (exponential growth) dalam kandungan. Pertumbuhan dan

perkembagan sejak fertilisasi sampai kepada saat kelahiran, dikatakan tahap pasif. Tahap sejak

lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang aktif. Dikatakan aktif karena

LINGKUNGAN DERAJAT

KESEHATAN

PERI-

LAKU

PELAYANAN

KESEHATAN

GENETI

KA

Page 471: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

106

mencakup pengalaman dalam interaksi membentuk menjadi individu yang tumbuh dan

berkembang menjadi seorang individu yang sadar akan eksistensinya.

Faktor lingkungan sebelum lahir (prenatal)

Faktor lingkungan sebelum lahir adalah kondisi ibu pada waktu hamil. Kondisi kesehatan

ibu sangat menentukan. Ibu yang mengalami gizi kurang sering melahirkan bayi BBLR,

hambatan petumbuhan otak dan rentan terhadap infeksi penyakit.

Faktor lingkungan setelah lahir

Lingkungan sebagai ruang hidup dan sumber kehidupan yang bisamenjadi faktor positif

dan faktor negatif (risiko). Faktor positif memberikan peningkatan kualitas hidup, faktor

risiko sebagai media gangguan dan sumber penyakit.

(b) Perilaku

Yang dimaksud dengan perilaku adalah sikap, tindakan dan persepsi ibu/orang tua

terhadap semasa hamil dan terhadap anak usia dini, bagaimana perilaku ibu terhadap

pemberian ASI, rasa kasih terhadap anak dan lain sebagainya memiliki pengaruh besar

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

(c) Pelayanan Kesehatan

Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan

prenatal dan ante natal. Prenatal merupakan pelayaan sebelum bayi lahir yang ditujukan

kepada pelayanan ibu hamil. Pada ante natal pelayanan kesehatan dasar diberikan kepada

kesehatan anak sejak lahir di antaranya pemberian imunisasi, pemanrtauan petumbuhan dan

pemerkembangan serta pemeriksanaan kesehatan dan pengobatan ketika sakit. Ketersedian

dan fungsi pelayanan kesehatan, akses dan kerjasama dengan unit pelayanan kesehatan

adalah penting.

(d) Genetika

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang dibawa akibat keturunan baik faktor bawaan

yang normal maupun yang patologik. Setiap anak dilahirkan dengan faktor bawaan yang

Page 472: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

107

masing-masing unik. Hidung mancung, raut muka lonjong/bulat, mata jeli dsb dibawa sejak

lahir. Demikian juga dengan gizi lebih, orang tua yang bergizi lebih memiliki anak cenderung

bergizi lebih. Oleh karena itu faktor-faktor genetika merupakan salah satu perhatian dan hal

yang dicermati dalam melakukan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dan gizi kepada

anak usia dini. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam tumbuh dan kembang anak tersebut

sering juga disebut lingkungan bio-fisiko- psiko-sosial.

d. Riwayat Alamiah Timbulnya Penyakit

Anak usia dini sangat rentan terhadap penyakit. Untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan kesehatan perlu dipahami riwayat alamiah perjalanan penyakit.

RIWAYAT ALAMIAH TIMBULNYA PENYAKIT

Interelasi faktor :

agen, pejamu dan

lingkungan

STIMULUS

Reaksi pejamu terhadap stimulus

Phatogenesis dini kerusakan dini Penyakit Berlanjut

Fase sebelum

sakit/

Prepatogenesis

Fase selama sakit/Patogenesis

Promosi

Kesehatan

Penyuluhan

kesehatan

Perbaikan gizi

Pembinaan

dan

pengawasan

pertumbuhan

dan

kepribadian

Perbaikan

perumahan

Rekreasi/ibur

an

Bimbinganper

kawinan /sex

Perbaikan

kondisi

Perlindungan Spesifik

Imunisasi

Hygiene

Perseorang

an

Sanitasi

Lingkungan

Perlindung

an

Kecelakaan

Perlindung

an

tempat

kerja

Perlindung

an

Diagnosis dini

dan

pengobatan

tepat

Pembatasan

kecacatan

Rehabilitasi

Penemuan

penderita

Mengatasi

ketidak

mampuan

Survei

skrining

Pemeriksaan

Khusus

Pengobatan

dan

Pengobatan

yang

tepat utuk

menghentik

an

proses

penyakit an

keteraturan

nya.

Pencegahan

Penyediaa

n fasilitas

kesehatan

dan RS

Penyuluha

n kepada

masyaraka

t dan

industri

Page 473: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

108

lingkungan/ke

rja

Pemeriksanaa

n kesehatyan

Berkala

dari

Karsinogen

Pengendali

an

pencemara

n dan

alergi

Pencegahan

proses

penyakit

lebih lanjut

Pencegahan

penyebaran

penyakit

menular

Pencegahan

komplikasi

dan

kecacatan

komplikasi

dan

kecacatan.

Penyediaan

fasilitas

untuk

membatasa

n

ketidak

mampuan

dan

kematian

untuk

mengguna

kan dan

mengemba

ngakan

lembaga

rehabilitasi

.

Mengemb

alikan ke

dalam

lingkunga

sosial

kemasyara

katan

Pencegahan

tingkat Per

Pencegahan tigkat kedua

Pencegahan tingkat

Ketiga

Sumber : Hugh Rodman Leavell & E. Gurney Clark, Preventive Medicine for TheDoctor I His

Community : An Epidemiologic Approach (London : McGraw-Hill Book Company,

1965) p.21.

Gambar 2 : Aplikasi Pencegahan Peyakit

Terjadinya suatu peyakit, merupakan proses dari mulai sebelum masa sakit, sampai

kepada masa sakit. Proses tersebut berjalan terus menerus. Interaksi faktor-faktor agent, host

dan environment yang terjadi sebelum terjadi sakit disebut periode prepatogenesis. Setelah

interaksi terjadi dan terjadi sakit, perubahan bentuk dan fungsi jaringan dan sampai kepada

peyembuhan, karier, cacat atau meninggal disebut periode patogenesis. Untuk meningkatkan

dan mencegah terjadinya peyakit, sampai kepada penyembuhan dan mengurangi kecacatan

terdapat tiga tahap yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier

(Leavell & Clark, 1965).

Di dalam tiga tahap pencegahan tersebut ada lima tingkatan usaha yang dilakukan pada

masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Pada sebelum masa sakit (1) meningkatkan nilai

kesehatan (heath promotion), (2) memberikan perlindunga khusus, dan pada masa sakit (3)

Page 474: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

109

mengenal jenis penyakit tingkat awal serta memberikan pengobatan yang tepat dan segera,

(4) pembatasan kecacatan dan (5) rehabilitasi.

Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah perkembangan penyakit sebelum

penyakit itu terjadi. Pencegahan ini dilakukan pada prepatogenesis, yaitu dilakukan dengan

upaya peningkatan kesehatan serta memberikan perlindungan secara spesifik, dengan

imunisasi, sanitasi lingkungan dan pencegahan kecelakaan. Pencegahan primer dilakukan

terhadap anak usia dini dengan memberikan gizi yang baik, menjaga kebersihan

perseorangan/diri lingkungan yang bersih dan pemberian kekebalan melalui imunisasi.

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mendeteksdi secara dini dan mengobati penyakit

segera. Pencegahan tertier ditujukan untuk suatu penyakit yang dapat menyebabkan cacat

atau gejala sisa, agar supaya individu yang terkena dapat hidup dengan ketergantungan fisik

maupun nonfisik yang minimal. Pencegahan sekunder dan primer dilakukan oleh tenaga-

tenaga kesehatan melalui unit-unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

e. Penyakit Tersering yang Terjadi Pada Anak Usia Dini

1) Diare

Diare merupakan salah satu penyakit pencernaan yang ditandai dengan berak-berak

cairan atau mencret, dengan atau tanpa darah dan muntah-muntah. Penyakit diare dapat

menimbulkan kurang cairan (dehidrasi). Untuk mengatasi dengan memberikan pemberian

cairan segera dengan memberikan minum yang biasa diminum dirumah, air teh, air matang,

kuah sayur bening setiap kali diare, dan atau memberikan oralit sampai diare berhenti.

Penyebab : bakteri pathogen, Cara penularan : melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi bakteri pathogen, Cara pencegahan : minum air matang, cuci tangan pakai

sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, buang air besar di WC.

2) Kecacingan

Penyebab : Cacing perut yaitu diantaranya cacing gelang, cacing cambuk da cacing

tambang. Ynag sering menjangkiti adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Cara penularan

: kecacingan ditularkan melalui telur cacing yang mengkontaminasi makanan dan atau

Page 475: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

110

minuman, tanah yang terpegang dan masuk mulut. Cara pencegahan : menjaga kebersihan

perorangan, mandi 2 kali sehari, memotong dan membersihkan kuku, menjaga kebersihan

makanan dan minuman, buang air besar di WC, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan,

3) Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemik di beberapa daerah, sering

menimbulkan/terjadi wabah.

Gejala-gejala Demam Berdarah yang harus diwaspadai :

(a) Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari.

(b) Dapat diikuti dengan timbulnya bintik-bintik merah pada kulit.

(c) Kadang-kadang disertai perdarahan pada hidung/mimisan,

(d) Mungkin terjadi muntah dan berak darah.

(e) Sering rasa nyeri di hulu hati.

(f) Bila sudah menjadi parah penderita gelisah, tangan dan kaki dingin dan berkeringat.

Penyebab : Virus dengue. Cara penularan : melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Cara

pencegahan : Demam Berdarah Dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik

nyamuk Aedes aegypti dengan cara melakukan PSN.

4) Tuberkulosis

Penyakit ini terdapat pada daerah pemukiman yang padat, perumahan / rumah yang

kurang ventilasinya serta kurang kena sinar matahari. Penyebab : Mycobacterium tuberculosa,

Cara penularan: Penyakit ini disebarkan melalui pernafasan, bersin dan batuk. Cara

pencegahan: Dapat dicegah dengan imunisasi BCG dan perbaikan lingkungan rumah tempat

tinggal.

5) Flu Burung

Flu burung (Avian Influenza) adalah penyakit yang menyerang unggas dan babi. Tanda-

tanda ayam terjangkit flu burung diantaranya adalah jengger berubah menjadi warna biru,

timbul borok dikaki, terjadi kematian mendadak. Penyebab : Virus avian influenza tipe H5N1.

Cara penularan : menular dari unggas ke uggas, dari unggas ke manusia.melalui air liur, lendir

dan kotoran unggas yang sakit. Flu burung juga dapat menular melalui udara yang tercemar

Page 476: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

111

oleh virus H5N1 yang berasal dari kotoran unggas yang sakit. Penularan dari unggas ke manusia

terutama bila terjadi persinggungan langsung dengan unggas yang sakitt (yang terinfeksi flu

burung). Cara pencegahan : anak-anak tidak boleh memegang atau bermain dengan unggas.

Unggas harus dikandangkan. Bila anda mengalami gejala flu, pilek, demam yang disertai sesak

nafas setelah memegang unggas atau berada di lingkungan dimana terdapat unggas yang mati

mendadak. Menggunakan penutup hidung / mulut, sarung tangan dan sepatu / penutup kaki

ketika memegang unggas. Tidak mengusap tangan dan hidung dan mata setelah memegang

unggas. Setelah memegang unggas segera mencuci tangan dan membersihkan badan dengan

sabun. Memasak daging unggas dan telur sampai matang.

6) Difteri

Gejala awal penyakit ini adalah radang tenggorokan, hiilang nafsu makan, dan demam

ringan. Penyebab : Corynebacterium diphtheriae. Cara penularan : kontak langsung fisik dan

pernafasan. Pecegahannya dengan imunisasi .

7) Pertusis

Penyakit ini disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari, penyakit pada saluran

pernafasan. Penyebab : bakteri Bordetella pertusis. Cara penularan : drouplet infektion,

percikan ludah dari batuk dan bersin. Cara pencegahan : imunisasi

8) Tetanus

Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui kotoran yang masuk ke

dalam luka yang dalam. Penyebab : Clostridium tetani. Pencegahan : imunisasi.

9) Campak

Tanda-tanda penyakit ini demam, batuk dan pilek, mata merah, timbul ruam / bercak

kemerahan pada muka dan leher kemudian menyebar ke seluruh tubuh. (tergantung pada

ketahanan tubuh anak). Penyebab : Virus measles. Penyebaran : droplet batuk dan berrsin.

Pencegahan : imunisasi, menjaga kesehatan dengan gizi yang cukup.

10) Poliomielitis

Penyakit ini sering disebut sebagai lumpuh layu akut (Acute flaccid Paralysis = AFP).

Penyebab : Virus polio. Penyebaran : melalui kotoran manusia (tinja) yang mengandung virus

polio. Pencegahan : imunisasi dan kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan.

Page 477: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

112

11) Hepatitis B

Penyakit ini disebut juga penyakit kuning. Peyebab : Virus hepatitis B. Pencegahan :

dengan imunisasi dan kebersihan perorangan.

f. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit-penyakit tersebut maka :

(1) Anak selalu diberi minum dengan air matang; (2) Makan makanan yang tidak

terkontaminasi kuman/bakteri; (3) Cuci tangan sebelum makan; (4) Cuci tangan sesudah

dari WC; (5) Cuci tangan setelah memegang binatang; (6) Cuci tangan setelah bermain; (7)

Kuku tangan dan kaki selalu bersih dan pendek; (8) Tidak bermain di kandang hewan; (9)

Memakai alas kaki; (10) Alat makan tidak bergantian; (11) Baju / pakaian tidak bergantian;

(12) Dilatih dan dibiasakan buang air besar/kecil di WC/peturasan kamar mandi.; (13)

Dilatih dan dibiasakan membuang sampah di tempat sampah.

g. Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi,

dimaksudkan untuk memberi kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau

resisten terhadap suatu penyakit tertentu, belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Ada

2 jenis kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, yakni kekebalan tidak spesifik dan kekebalan

spesifik.

Imunisasi Aktif (Active Immunization) yang diberikan pada anak adalah:

(a) BCG untuk mencegah penyakit TBC

(b) DPT/HB untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Dan

Hepatitis B

(c) Polio untuk mencegah penyakit poliomielitis.

(d) Campak untuk mencegah penyakit campak (measles).

Anak harus diimunisasi lengkap sebelum umur 1 tahun. Imunisasi merupakan upaya

pencegahan terhadap penyakit-penyakit : TBC, Hepatitis B (sakit kuning), Polio, Difteri, Batuk

100 hari, Tetanus dan Campak.

Anak dalam keadaan sakit ringan seperti batuk, pilek, diare dan sakit kulit bukan

halangan untuk diimunisasi.

h. Lingkungan Sehat Dan Rumah Sehat

Page 478: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

113

Lingkungan sehat merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap derajat

kesehatan. Di dalam teori simpul, lingkungan merupakan media penularan penyakit. Untuk

memberikan lingkungan yang aman dan sehat, harus mengenali ciri-ciri lingkungan dan rumah

yang sehat, sarana sanitasi yang sehat, dan memahami kaitannya dengan penyakit-penyakit

yang sering terjadi di masyarakat.

1) Lingkungan Sehat

Ciri-ciri lingkungan sehat adalah :

(1) Bersih dan rapi

(2) Tidak ada genangan air

(3) Sampah tidak berserakan, tersedia bak/tempat pembuangan sampak

(4) Memberikan udara segar dan rasa nyaman

(5) Tersedia air bersih yang cukup

(6) Tersedia jamban yang sehat

(7) Tidak terdapat vektor penyakit, lalat, tikus, kecoa dan nyamuk serta binatang-binatang

yang berbahaya lainnya..

Lingkungan yang tidak mempunyai ciri-ciri tersebut diatas, maka dapat dikatakan

lingkungan tidak/kurang sehat. Misalnya lingkungan dengan sampah yang menumpuk

berserakan, bau, tidak enak dipandang mata, terdapat genangan air, banyak lalat, kecoak,

bahkan tikus, tidak ada jamban dan tidak ada persediaan air bersih.

Keadaan lingkungan yang tidak sehat akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Lingkungan yang tidak rapi dan bersih, kotor, tidak teratur dan tidak enak dipandang

mata.

(2) Bila ada genangan air selain berbahaya (licin, dan lainnya) bisa menjadi tempat

berkembangnya vector penyakit.

(3) Tidak tersedianya jamban dan air bersih, akan menimbulkan perasaan tidak nyaman,

bau, dan akan buang air besar di sembaranmg tempat. Dan dapat menjadi media

penularan penyakit.

2. Rumah Sehat

Page 479: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

114

Fungsi Rumah

(1) Rumah sebagai tempat tinggal, untuk memenuhi kebutuhan fisik/jasmani.

(2) Rumah sebagai tempat untuk kebutuhan-kebutuhan rokhani/mental.

(3) Rumah sebagai tempat perlindungan dari penyakit dan gangguan

kesehatan.

Rumah Sehat : tempat tinggal yang memberikan kondisi bagi penghuninya hidup sehat

(produktif dan ekonomis), mendukung dan meningkatkan fungsi keluarga.

Fungsi keluarga :

(1) Fungsi keagamaan, dimana keluarga dapat mengembangkan dan mampu menjadi

wahana yang pertama dan utama untuk membawa seluruh anggotanya melaksanakan

ajaran Ketuhan Yang Maha Esa dengan penuh iman dan taqwa terhadap tuhan Yang

Maha Esa.

(2) Fungsi kebudayaan, dimana keluarga mampu megembangkan menjadi manusia

berbudaya, memiliki harkat dan martabat.

(3) Fungsi cinta kasih, menumbuhkan cinta kasih sesama anggota keluarga dan antar

sesama.

(4) Fungsi perlindungan, keluarga menjadi pelindung utama yang kokoh.

(5) Fungsi reproduksi, keluarga menjadi pengatur reproduksi, secara sehat dan berencana.

(6) Fungsi sosial (interaksi sosial diantara keluarga, interpersonal),

(7) Fungsi pendidikan, keluarga merupaka salah satu pusat pendidikan bagi anak/keluarga.

(8) Fungsi ekonomi, keluarga menjadi unit yang mandiri untuk menuju kesejahteraan.

(9) Fungsi pemeliharaan lingkungan, keluarga mampu memberikan kontribusi dan

memberikan terbaik untuk lingkungan dan untuk masa depan.

Lingkungan sehat akan mendukung suatu kondisi rumah sehat. Rumah sebagai

kebutuhan dasar baik sebagai tempat tinggal maupun untuk kehidupan rumah tangga

khususnya dalam pola pengasuhan anak. Keluarga memiliki peranan besar dalam menjaga

keturunan khususnya keamanan dan memberikan kondisi yang kondusif perkembanagn fisik

dan mental serta sosial anak yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Syarat-syarat Rumah Sehat:

Page 480: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

115

(1) Pencahayaannya cukup, baik pencahayaan alam dan atau pencahayaan buatan yang

dapat meerangi seluruh ruangan minimum intensitasnya 60 luxminimal cahaya untuk

dapat membaca).

(2) Ventilasi / sirkulasi udara cukup, sehingga menghasilkan udara dalam ruang nyaman

dengan tempetratur 22oC dan kelembaban 50-70 %.

(3) Lantai bersih dan tidak licin

(4) Atap tidak bocor.

(5) Dinding kuat, bersih dan kering.

(6) Terdapat sumber / tersedia sarana air bersih

(7) Terdapat jamban yang sehat

(8) Terdapat sarana pembuangan sampah.

(9) Terdapat sarana pembuangan limbah

(10) Kebersihan di dalam rumah terjaga dengan baik.

(11) Jarak yang cukup dari kandang ternak piaraan.

(12) Halaman bersih.

Lingkungan dan rumah yang memenuhi syarat kesehatan dapat memberikan

lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak serta melatih dan

membiasakan perilaku hidup besih dan sehat.

Fasilitas sanitasi memberikan pengalaman dan perilaku yang diharapkan. Misalnya

fasilitas tempat pembuanagn sampah anak akan sejak dini mengenal tempat sampah dan

menggunakannya. Fasilitas WC sejak dini anak menghenal WC dan sebagai pendidikan

membuang air besar/toileting.

i. Pemberian Gizi Seimbang Anak Usia Dini

Gizi berasal dari bahasa Arab さAl Gizzaiさ yaミg artinya makanan dan manfaatnya untuk

kesehatan. Dapat juga diartikan sebagai sari makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam

ilmu gizi, banyak digunakan istilah yang bercampur dengan istilah sehari-hari yang biasa

digunakan sehingga sering menimbulkan kekeliruan pengertian. Istilah-istilah tersebut di

antaranya nutrien, makanan, bahan makanan dan hidangan.

Page 481: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

116

1) Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu makanan dalam hubungannya

dengan kesehatan optimal.

2) Nutrien adalah zat gizi penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk

menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses

kehidupan dalam tubuh. Zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan adalah meliputi

karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.

3) Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur

/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh yang berguna bagi tubuh.

4) Bahan makanan adalah hasil produksi pertanian, perikanan dan peternakan, seperti

beras, jagung, daging, ikan laut, sayur, buah-buahan telur, susu dan lainnya.

5) Hidangan adalah satu atau beberapa jenis makanan yang disajikan untuk dimakan

seperti hidangan untuk makan malam terdiri dari nasi, lauk, sayuran dan buah-buahan

dan lainnya.

6) Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan makanan.

7) Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan penggunaan zat-zat gizi.

Makanan yang dipilih sehari-hari dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang

dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya bila makanan tidak dipilih dengan baik,

tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu. Pemberian makanan yang sebaik-

baiknya adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna

makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktifitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil dan

menyusui.

Kandungan Zat Gizi

Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yang terdapat dalam bahan makanan

terdiri atas (1) karbohidrat, (2) protein, (3) lemak, (4) vitamin dan (5) mineral..

(1) Karbohidrat

Karbohidrat sebagai sumber energi yang utama dan sumber panas yang diperlukan

oleh system tubuh dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Fungsi utama karbohidrat

adalah menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Sebagian

karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa, untuk keperluan

Page 482: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

117

energi segera, sebagian disimpan sebagai glicogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian

diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan

lemak.

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan

dan gula serta hasil bahan olahannya seperti bihun, mie, roti tepung-tepungan, sirup dan

sebagainya.. Sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sementara makanan yang

berasal dari hewani seperti daging, ayam, ikan dan telur sedikit mengandung karbohidrat.

(2) Lemak

Lemak adalah sumber energi (1gr = 9kal) kedua yang diperlukan untuk melindungi

organ tubuh dan merupakan cadangan energi yang ada dalam tubuh. Mengkonsumsi lemak

sangat penting untuk setiap anak. Fungsi: (a) Pemberi kalori; (b) Pelarut vitamin A, D, E dan K.

Sumber : (a) Jenuh: lemak / minyak dari hewani; (b) Tak jenuh: minyak dari nabati

(3) Protein

Protein merupakan zat gizi yag sangat penting, karena paling erat hubungannya dengan

proses kehidupan. Naマa proteiミ berasal dari kata protebos yaミg artiミya ざyaミg pertaマaざ atau

ざyaミg terpeミtiミgざ. Proteiミ diklasifikasikaミ dari berbagai Iara ada yaミg berdasarkaミ atas

komponen-komponen yang menyusunnya, ada yang berdasarkan fugsi fisiologiknya dan ada

yang mengklasifikasikan atas dasar sumbernya.

Berdasarkan sumbernya protein diklasifikasikan menjadi :

(a) Protein hewani , yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang

seperti dari daging, ayam, susu dan sebagainya.

(b) Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari bahan makanan tumbuh-tubuhan

seperti protein dari jagung, terigu dan sebagainya.

Protein merupakan sumber energi yang ketiga (1gr = 4kal). Protein penting bagi tubuh,

karena protein dapat digunakan sebagai anti bodi untuk menjaga system kekebalan tubuh dari

bakteri dan kuman-kuman. Fungsi: (a) Pembangun sel jaringan tubuh; (b) Mengganti sel tubuh

yang rusak; (c) Membuat enzim dan hormone; (d) Membuat protein darah; (e) Menjaga

keseimbangan asam basa; (f)Pemberi kalori. Sumber: (a) Hewani: daging sapi, daging ayam,

Page 483: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

118

ikan, telur, udang, kerang, kepiting, susu; (b) Nabati: tempe, tahu, oncom, kedele, kacang-

kacangan

(4) Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan

pada umumnya tidak bisa dibentuk oleh tubuh. Zat-zat ini diperoleh melalui makanan.

Istilah vitamin pertama kali digunakan oleh Cashmir Funk di Polandia pada tahun 1912.

Pertama kali zat yang dinamakan vitamin ini ditemukan dalam dedak beras yang bisa

menyembuhkan penyakit beri-beri. Zat ini diperlukan untuk hidup (vita) dan mengandung

unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu disebut vitamine. Vitamin termasuk kelompok zat

pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Penggolongan vitamin yaitu vitamin

larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan C)

Tabel 1 : Vitamin dan Fungsinya

Vitamin Fungsi

Vitamin A Untuk pemeliharaan kesehatan mata

Vitamin D Untuk kesehatan tulang

Vitamin E Untuk kesuburan

Vitamin K Untuk Pembekuan darah

Vitamin C Untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

Bitamin B Untuk mencegah penyakit beri-beri

Vitamin B12 Untuk meningkatkan nafsu makan.

(5) Mineral

Mineral berperanan penting dalam pemeliharaan fungsi-fungsi tubuh baik pada tingkat

sel, jaringan, organ maupun secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro

dan mineral mikro.

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar

yaitu lebih dari 100 mg setiap harinya. Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan kurang

dari 100 mg setiap harinya. Jumlah mineral mikro hanya 15 mg setiap harinya.

Tabel 2 : Peranan Mineral Makro dan Mikro

Mineral Peranan

Mineral Makro

1. Natrium (Na)

1 Menjaga keseimbangan cairan tubuh.2

Page 484: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

119

2. Klor (Cl)

3. Kalium (K)

4. Kalsium (Ca)

5. Fospor (P)

6. Magnesium (Mg)

7. Sulfur (S)

2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.

3. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.

4. Pembentukan tulang dan gigi.

5. Pengaturan keseimbangan dan alat transportasi

zat-zat gizi, pengerasan gigi dan tulang..

6. Mencegah kerusakan gigi, katalisator reaksi-

reaksi biologik

7. Pembentukan tulang rawan, kulit, rambut dan

kuku.

Mineral Mikro

1. Besi (Fe)

2. Seng (Zn)

3. Yodium (I)

4. Selenium

5. Tembaga (Cu)

6 Mangan (Mn)

7 Fluor (F)

8. Krom (Cr)

9. Molibden (Mo)

1. Pembentukan darah, Metabolisme energi,

kemampuan belajar, dan sistem

kekebalan,pelarut obat-obatan dalam tubuh.

2. Metabolisme, kekebalan

3. Mengatur petumbuhan dan perkembangan

4. Anti oksidan

5. Mencegah anemia.

6. Metabolisme

7. Pengerasan email gigi.

8. Metabolisme.

9. Metabolisme.

(6) AIR

Air atau cairan tubuih merupakan bagian utama tubuh yaitu 55-60 persen dari berat

badan atau 70 % dari bagian tubuh tanpa lemak. Anak-anak lebih besar dari angka tersebut,

dan bayi waktu lahir kurang lebih 75 % dari berat badannya. Cairan tubuh berkaitan erat

dengan mineral yang terlarut di dalamnya. Semua proses kehidupan berlangsung di dalam

cairan tubuh yang mengandung mineral.

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya bertahan

beberapa hari tanpa air. Kandungan air setiap individu relatif berbeda satu sama lain,

tergantung jaringan otot dan lemak. Sel-sel yang aktif secara metabolik seperti sel-sel visera

yaitu jantung, paru-paru dan jerohan mempunyai konsentrasi air paling tinggi, jaringan tulang

dan gigi paling sedikit. Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel.

j. Gizi Seimbang

Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan

dan tinggi badan atau tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang

Page 485: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

120

keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang dalam proses

tumbuh.

Bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan, maka disebut gizi seimbang

atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi kurang dari yang dibutuhkan disebut gizi kurang. Bila

jumlah asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan disebut gizi lebih.

Dalam keadaan baik dan sehat atau bebas dari penyakit, pertumbuhan seorang anak

akan normal. Sebaliknya bila dalam keadaan gizi tidak seimbang, pertumbuhan seorang anak

akan terganggu, misalnya anak tersebut akan kurus, pendek atau gemuk.

Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat dan dapat terjadi pula

dalam waktu yang cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat sering terjadi

pada perubahan berat badan sebagai akibat menurunnya nafsu makan, sakit seperti diare dan

infeksi saluran pernafasan atau karena kurang cukupnya makanan yag dikonsumsi. Sedangkan

gangguan pertumbuhan yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat terlihat pada

hambatan pertambahan tinggi badan.

Keadaan gizi yang seimbang tidak hanya penting bagi pertumbuhan yang normal, tetapi

juga bagi prosers-proses lainnya termasuk di dalamnya adalah proses perkembangan anak,

kecerdasan, pemeliharaan kesehatan dan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

1) Pengertian Gizi Seimbang

Pengetahuan tentang memilih makanan yang baik untuk mencapai hidup yang sehat

dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya tingkat ekonomi, sosial dan budaya, kondisi

kesehatan dan lainnya. Di setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda satu sama

lainnya tergantung pada faktor-faktor berpengaruh tersebut.

Pola menu seimbang dikenal dan dikembangkan sejak tahun 1950 dan telah mengakar

dikalangan masyarakat dengan 4 sehat 5 sempurna. Pada tahun 1985, pola menu 4 sehat 5

sempurna dikembangkan menjadi gizi seimbang.

Gizi seimbang adalah asupan zat gizi yang sesuai dengan yang dibutuhkan . Gizi seimbag

disebut juga sebagai gizi baik. Asupan gizi yang kurag dari yag dibutuhkan disebut gizi kurang.

Sebalikya jika asupan zat gizi lebih dari yang dibutiuhkan disebut gizi lebih. Gizi seimbang

Page 486: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

121

diperoleh dari dipeoleh berraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai

sehingga memenuhi kebutuhan gizi guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses

kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Gizi sembang diberikan kepada anak usia

dini karena tidak semua bahan makanan mengandug zat gizi yang lengkap. Menu seimbang

mulai diberikan kepada anak setelah usia bayi 6 bulan.

2) Konsep Dasar Gizi Seimbang

Setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan

ineral) dalam jumlah yang cukup, tidak kelebihan dan tidak kekurangan. Selain itu

membutuhkan air dan serta untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.

Komposisi zat gizi dari setiap jenis makanan memimiliki keunggulan dan kelemahan

tertentu, ada yang mengandug kalori tinggi tetapi kurang mengandung protein atau vitamin

dan mineral demikian sebaliknya. Untukmendapatkan masukan zat gizi yang cukup diperlukan

mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beraneka ragam.

Makanan yang beraneka ragam tersebut aka memenuhi kebutuhan tubuh.

Berdasarkaミ fuミgsi utaマa zat gizi yaミg dalaマ ilマu gisi dipopulerkaミ deミgaミ istilah ざTri Guミa

Makaミaミざ, yaitu pertaマa マakaミaミ sebagai sumber zat tenaga, kedua sebagai sumber zat

pengatur dan ketiga sebagai sumber zat pembangun. Gizi Seimbang adalah asupan zat gizi

sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitasnya secara umum dan memiliki Tri

Guna Makanan seperti digambarkan pada Logo Gizi Seimbang.

Pada logo Gizi Seimbang, ada 4 kelompok makanan yaitu : makanan pokok, lauk pauk,

sayur dan buah, dan satu kelompok lagi di luar kelompok tersebut yaitu miyak dan gula yang

digunakan seperlunya.

Page 487: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

122

Sumber : Depkes.RI. Pedoman Umum Gizi Seimbang, p.6, 2005

Gambar 3 : Logo Gizi Seimbang

3) Pesan Dasar Gizi Seimbang

Anak perlu mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Berikut ini ada 13 pesan dasar izi

seimbang untuk orang tua :

(a) Makanlah aneka ragam makanan

(b) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

(c) Makanan sumber KH=1/2 dari Kebutuhan Energi

(d) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi

(e) Gunakan garam beryodium

(f) Makanlah makanan sumber zat besi

(g) Berikan hanya ASI saja sampai minimal 6 bulan, setelah itu tambahlah MP-ASI

(h) Biasakan makan pagi

(i) Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

(j) Lakukan aktifitas fisik secara teratur

2-3 porsi

Seperlunya

2-3 porsi

3-8 porsi

3-5 porsi

Page 488: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

123

(k) Hindari minuman beralkohol

(l) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

(m) Bacalah label pada makanan yang dikemas

4) Enam Prinsip Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang Universal

(a) Membiasakan Konsumsi Beraneka Ragam Makanan.

(b) Kebiasaan ini ditanamkan sesudah bayi usia 6 bulan. (MP-ASI)

(c) Memperhatikan dan mempertahankan berat badan ideal.

(d) Memantau berat badan dengan menggunakan KMS.

(e) Mengatur porsi makanan

(f) Secara teori dihitung jumlah kalori, protein dan zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan.

(g) Menjaga keamanan makanan

(h) Makanan diijaga dari kontaminasi, makanan siap saji ditutup, disimpan dan diolah

dengan baik. Memperhatikan label makanan.

(i) Menggunakan Garam Beryodium

(j) Mengatur makanan untuk kelompok usia tertentu.

Anak usia dini diberikan gizi seimbang yang terdiri dari dari kelompok zat gizi yang

fungsi sebagai zat tenaga, yang digambarkan pada bidang paling paling bawah pada kerucut

PGS, sayuran dan buah-buahan sebagai zat gizi yag berfungsi sebagai zat pengatur (vitamin

dan mineral) yang digambarkan pada bidang kedua dari bawah dan diatasnya zat gizi yang

berfungsi sebagai zat pembangun. Anak usia dini sudah sejak dini diperkenalkan dan diberikan

makan makanan yang beraneka ragam yang terdiri dari makanan pokok sebagai sumber

karbohidrat sebagai zat tenaga, sayur dan buah-buahan sumber vitamin dan mineral sebagai

zat pengatur dan protein hewani maupun nabati sebagai zat pembangun. Menggunakan

garam beryodium dan melakukan aktivitas fisik /olah raga.

k. ASI

1) Pengertian ASI

ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI diberikan sesegera mugkin

setelah bayi lahir, paling lambat setengah jam pertama sestelah bayinya lahir. Jangan

Page 489: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

124

membuang ASI pertama (kolostrum) yang berwarna kekuning-kuningan karena mengandung

zat gizi yang bermutu tinggi dan zat kekebalan tubuh yang sangat diperlukan bayi.

2) Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui

(a) Aspek Gizi

(1) ASI pertama yang keluar disebut kolostrum.

Kolostrum mengandung: Protein, Vitamin A yang tinggi, Karbohidrat dan lemak

yang rendah, Zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

khususnya diare.

Kolostrum juga membantu pengeluaran mekonium yaitu kotoran bayi yang

pertama yang berwarna hitam kehijau-hijauan. Jumlah kolustrum yang diproduksi

bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran

(2) ASI mudah dicerna.

ASI mengandung enzym-enzym untuk mencernakkan zat-zat gizi yang terdapat

dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi berguna untuk

pertumbuhan dan perkemangan kecerdasan bayi/anak.

(3) ASI memiliki perbandingan antara Whey dan casein yang sesuai untuk bayi.

Ratio Whey terhadap casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan

dengan susu sapi. ASI mengandung Whey lebih banyak yaitu 65 : 35, komposisi ini

menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap dibandingkan susu sapi. Susu sapi

perbandingannya adalah 20 : 80, mengandung lebih banyak casein yang tidak

mudah diserap.

(4) ASI memiliki Taurin (sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan

tidak terdapat dalam susu sapi). Taurin mempunyai fungsi sebagai neuro

transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.

(5) ASI memiliki Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) Adalah asam

lemak tak jenuh rantai panjang/poly unsaturated fatty acids, diperlukan untuk

pembetukan sel-sel otak yang optimal). Dalam ASI, DHA dan AA jumlahnya sangat

mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak dikemudian hari .

Page 490: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

125

DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk / disintesa dari substansi pembentuknya

yaitu masing-masing dari omega 3 (asam linoleat) dan omega 6 (asan linoleat). DHA

dan omega 3, terdapat juga pada ikan, sehingga ikan sangat baik dan dianjurkan

untuk dikonsumsi ibu menyusui.

(b) Aspek Imunologik

Sebagian zat kekebalan diperoleh bayi baru lahir dari ibunya melalui plancenta yang

membantu melindungi bayi dari serangan penyakit antara lain penyakit campak yang terjadi

selama 6 bulan hari pertama sejak bayi baru lahir.

Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap penyakit infeksi terutama diare, dan

mempunyai kesemapatan hidup lebih besar dinbandungkan dengan bayi-bayi diberi susu

botol.

ASI memiliki keunggulan :

(1) Bersih / bebas kontaminasi meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui puting susu

(2) Memiliki zat anti infeksi.

Immunoglobulin, terutama immunoglobulin (Ig A), kadarnya lebih tinggi dalam

kolostrum dibandingkan dengan ASI Secretory IgA tidak diserap tetapi melumpuhkan

bakteri patogen, E. Coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan.

(3) Memiliki lysosim, suatu enzym yang juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus

yag merugikan.

Lysosim terdapat dalam jumlah 300x lebih banyak pada ASI dari pada susu sapi, enzym

ini aktif mengatasi bakteri E. Coli dan Salmonella.

(4) Memiliki sel darah putih, selama 2 minggu pertama ASI mengandung lebih dari 4000

sel per mil, terdiri dari tiga macam yaitu :

Bronchus Asosiated Lymphosite Tissue (BALT), yang menghasilkan antibodi

terhadap infeksi saluran pernafasan.

Gut Asosiated Lymphoste Tissue (GALT), yang menghasilkan antibodi terhadap

saluran pencernaan.

Page 491: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

126

Mammary Asosuated Lymphosite Tissue (MALT), yang menyalurkan antibodi

melalui jaringan payudara ibu. Sel-sel memproduksi IgA, laktoferin, lysosim dan

interferon. Interferon menghambat aktivitas virus tertentu.

(5) Memiliki faktor bifidus sejenis karbohidrat yang mengandung Nitrogen., menunjang

pertumbuhan bakteri laktobacterus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus

bayi yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. Kotoran

bayi bersifat menjadi asam yang bebeda dengan kotoran bayi yang mendapat susu

botol.

(c) Aspek Psikologik Menyusui

(1) Meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui

Rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui.

Rasa percaya diri mampu memproduksi ASI yang mencukupi untuk bayi, besar

pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu.

Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi

hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI..

(2) Hubungan/interaksi ibu-bayi.

Pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi tergantung pada kesatuan ikatan Ibu-

bayi tersebut. Hubungan interaksi ibu dan bayi paling mudah terjadi selama 30 menit

pertama dan mulai terjalin beberapa menit sesudah dilahirkan, karena itu penting

sekali bayi mulai disusui sedini mugkin yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi

dilahirkan.

(3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi.

Memberi kepuasan pada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan dapat mendengar denyut

jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi dalam rahim (skin to skin contact) dan

mencium aroma yang khas antara ibu-bayi.

(d) Aspek Kecerdasan.

Page 492: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

127

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi

pada usia 18 bulan, 4-6 ponit lebih lebih tinggi pada usia 3 tahun, 8,3 point lebih tinggi pada

usia 8,5 tahun dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI

(e) Aspek Neorologis

Koordiasi saraf menelan, mengisap, bernafas dapat terjadi pada bayi yang baru lahir belum

baik dan sempurna. Dengan mengisap payu dara, ketidak sempurnaan koordinasi saraf

tersebut dapat berkembang lebih baik dan sempurna.

(f) Aspek Ekonomis

Menyusui secara ASI Ekslusif ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi

paling sedikitnya 6 bulan.

(g) Aspek Penundaan Kehamilan.

Menyusui secara ASI Ekslusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat

digunakan sebagai alat kotrasepsi alamiah yang dikenal dengan metode Amenorea Laktasi

(MAL). MAL harus memenuhi tiga kriteria yaitu : tidak haid, menyusi secara ekslusif dan

umur bayi kurang dari 6 bulan.

Tabel 3 : Komponen Unggul yang Terkandung dalam ASI yang dapat Melindungi Bayi dari

Berbagai Penyakit

No Komponen Peranan

1. Faktor Bifidus Mendukung Proses Perkembangan bakteri yang

menguntungkan dalam usus bayi untuk

mencegah pertumbuhan bakteri yang

merugikan (patogen)

2 Laktoferin Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi

tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk

pertumbuhannya

3 Laktoperoksidase Membunuh bakteri pathogen

4 Faktor anti stapillococcus Menghambat pertumbuhan stapilococcus

pathogen

5 Sel fagosit Memakan bakteri pathogen

6 Komplemen Memperkuat kegiatan fagosit

7 Sel limposit dan makrofag Mengeluarkan anti bodi untuk meningkatkan

imunitas terhadap penyakit

Page 493: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

128

8 Lisosim Membantu pencegahan terjadinya infeksi

9 Interferon Menghambat pembentukan virus

10 Faktor Pertumbuhan

epidermis

Membantu pertumbuhan selaput usus bayi

sebagai perisai untuk menghindari zat zat

merugikan yang masuk ke peredaran darah

3) ASI Eksklusif

ざA“I Eksklusif ialah peマberiaミ A“I saja pada bayi sejak lahir saマpai usia ヶ bulaミ taミpa

マeマberi マakaミaミ daミ マiミuマaミ laiミざ. A“i diberikaミ segera setelah bayi lahir, paling lambat

30 menit pertama setelah bayinya lahir. ASI Eksklusif diberikan karena ASI ibu sampai bayi usia

6 bulan mengandung zat gizi yang dapat dikatakan sempurna dan kuantitasnya cukup.

4) MP-ASI

Untuk tumbuh kembang optimal anak membutuhkan asupan gizi yang cukup. Bagi bayi

usia 0-6 bulan pemberian ASI saja sudah cukup, namun bagi bayi diatas 6 bulan diperlukan

makanan selain ASI yaitu berupa Makanan Pendamping ASI disingkat MP-ASI MP-ASI harus

mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan. MP-ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan

karena pada bayi usia enam bulan, ASI ibu kuantitasnya sudah mulai menurun (lihat tabel 4).

Tabel 4 : Volume ASI

Umur Bayi Volume ASI / hari

1-2 hari 100 mL

2 minggu ke 2 500 mL

3 minggu s/d 6 bulan 700-800 mL

6 bulan berikutnya 400-600 mL

12 bulan keatas 300-500 mL

Sumber : Suhardjo, 1989

Tabel 5 : Pola Makanan Balita

UMUR

ANAK JENIS MAKANAN

ASI MAKANAN

LUMAT

MAKANAN

LEMBIK

MAKANAN

KELUARGA

0-6 bulan

6-9 bulan ASI diteruskan

9-12 bulan ASI diteruskan

1-2 tahun ASI diteruskan

> 2 tahun

Page 494: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

129

Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi

buruk, dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi dan anak 12-24

bulan.

Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI yang perlu diperhatikan antara lain : (1) Bahan

makanan mudah diperoleh; (2) Mudah diolah; (3) Harga terjangkau; (4) Dapat diterima sasaran

dengan baik; (5) Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran; (6) Jenis MP-ASI

disesuaikan dengan umur sasaran; (7) Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna dan

racun (8) Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama.

Penyakit Akibat Makanan

(1) Penyakit Kurang Energi dan Protein (KEP)

Penyakit Kekurangan Energi dan Protein ini adalah karena defisit asupan karbohidrat dan

protein. Di dalam klinik dibedakan kwashiorkor, marasmus, dan marasmickwashiorkor.

Tanda-tanda umum KEP :

Badan kurus, berat badan pada KMS berada di bawah garis merah (BGM) atau

daerah pita kuning bagian bawah.

Lemah, lesu,

Cengeng,

Selera makan kurang.

(2) Kwasiorkor sebagai KEP dengan zat protein sebagai penyebab dominan-nya.

Tanda-tandanya :

Anak terlihat apatis,

Rambut kepala halus dan jarang, berwarna kemerahan dan kusam, tidak hitam

mengkilat,

Oedema,

(3) Marasmus adalah kekurangan energi sebagai penyebab dominannya

Tanda-tandanya :

Anak sangat kurus, berat badan mencapai 60% dari berat ideal menurut umur.

Page 495: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

130

Muka berkerut seperti orang tua, kulit daerah pantat berlipat-lipat

Apatis

Marasmickwashiorkor merupakan kombinasi energi dan protein sebagai penyebabnya.

(4) Penyakit Kurang Vitamin A (KVA)

Kekurangan (defisiensi) Vitamin A terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi

Protein atau gizi buruk. Gangguan karena kekurangan Vitamin A disebut Xeroftalmia. Kata

xeroptalmia artinya mata kering, karena terjadinya kekeringan pada selaput lendir

(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Xeroftalmia akibat konsumsi makanan tidak

cukup mengandung vitamin A. Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja

(niktalopia), yaitu ketidak mampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya

samar-samar / senja

Gambar 4 : Penampang Mata

Perubahan pada mata, kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A.

Kelenjar mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan selaput yang

menutupi kornea.

Tanda-tanda mata sehat : (1) Kornea (selaput bening) benar-benar jernih dan letaknya

ditengah (simetris) antar kedua mata; (2) Bagian yang putih benar-benar putih; (3) Pupil

(orang-orangan mata) benar-benar terlihat hitam; (4) Kelopak mata dapat membuka dan

menutup dengan baik; (5) Bulu mata teratur dan mengarah keluar; (6) Tidak ada sekret atau

kotoran pada mata; (7) Tidak ada benjolan pada kelopak mata.

(5) Penyakit Defisiensi Zat Besi (Fe)

Kornea Retina

Lensa Mata

Pupil

Kelopak Mata Konjungtiva

Page 496: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

131

Kekurangan zat besii (Fe) atau defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling

umum. Diagnose berdasarkan data klinik dan laboratorium. Tanda-tanda umum: (1) muka

pucat; (2) badannya lemah; (3) apatis.

(6) Penyakit Defisiensi Yodium

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium adalah sekumpulan gejala yang timbul karena

tubuh kekurangan unsur yodium secara terus-menerus, dalam jangka waktu yang lama. GAKY

dapat berupa : bayi lahir kretin dimana terdapat dua atau lebih kelainan sebagai berikut : a)

gangguan perkembangan mental; b) gangguan pendengaran/tuli; (c) gangguan pertumbuhan

fisik (terlambat); (d) gangguan bicara.

(7) Gizi Lebih

Kondisi ini disebabkan karena ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dengan

kebutuhan energi. Gizi lebih apabila berat badan menurut umur >+ 2 SD, atau dikatakan gemuk

apabila berat badan menurut tinggi badan >+ 2 SD.

l. KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)

Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan yaitu sejak di dalam kandungan (janin),

lahir menjadi bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Masalah gizi ini dipengaruhi oleh banyak

faktor yang saling terkait dan secara tidak langsung dipengaruhi kualitas dan jangkauan

pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai serta ketahanan pangan tingkat rumah

tangga. Sampai saat ini masalah gizi utama yang masih banyak ditemukan di masyarakat adalah

antara lain : Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),

Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Vitamin A (KVA).

Di tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi dan penyakit infeksi

yang saling terkait. Jika anak atau seseorang kurang asupan zat gizi yang cukup akan

mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit, begitu juga sebaliknya. Di tingkat keluarga dan

masyarakat masalah gizi dipengaruhi oleh (1) tingkat kemampuan keluarga menyediakan

bahan pangan bagi anggota keluarganya baik jumlah maupun jenisnya sesuai dengan

kebutuhan. (2) Kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal kebersihan perseorangan

dan lingkungan. (3) Pengetahuan, sikap dan ketrampilan keluarga dalam (a) memilih,

mengolah dan membagi makanan antar anggota keluarga sesuai dengan kebutuhan, (b)

Page 497: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

132

memberikan perhatian dan kasih sayang dalam mengasuh anak. (c) memanfaatkan fasilitas

pelayaan kesehatan dan gizi yang tersedia. (4) Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dan

gizi yang terjangkau dan yang memadai.

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) diharapkan mampu mengatasi masalah gizi di atas.

Keluarga dikatakan sadar gizi apabila sudah mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar,

perilaku gizi tersebut antara lain: Bisa mengkonsumsi aneka ragam makanan, selalu memantau

status gizi / pertumbuhan anggota keluarganya, hanya menggunakan garam berryodium, dan

memberikan dukungan kepada ibu melahirkan untuk menerapkan ASI Eksklusif. Tahap awal

untuk mencapai indikator tersebut setiap keluarga minimal ada seorang anggota keluarga yang

sadar dan bersedia melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi yang baik dan

benar (kader keluarga sadar gizi). Kader tersebut bisa seorang ayah, ibu, anak / siapapun yang

terhimpun dalam keluarga tsb.

1) Pengertian dan Ruang Lingkup KADARZI.

Keluarga Sadar Gizi adalah keluarga yang mampu mengenali masalah gizi setiap anggota

keluarganya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi anggota

keluarganya.

2) Indikator Perilaku Gizi

Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman di dalam pelaksanaan program

perbaikan gizi, diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada

paradigma sehat. Pendekatan perbaikan gizi akan lebih difokuskan pada peningkatan status

gizi melalui pendidikan gizi dan pemberdayaan keluarga menuju Keluarga Sadar Gizi.

Keluarga yang dikatakan keluarga sadar gizi apabila dapat melaksanakan seluruh perilaku

gizi yang baik dan benar, yaitu :

(a) Mampu memantau tumbuh kembang anak setiap bulan secara teratur, dengan

menimbang berat badan.

(b) Memberikan hanya ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan.

(c) Makan beraneka ragam untuk mencapai gizi seimbang.

(d) Menggunakan garam beryodium dalam masakan sehari-hari.

(e) Meminum kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita.

Page 498: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

133

Bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru, dan anak balita 12-59 bulan mendapat

kapsul vitamin A merah. Keluarga sadar gizi yang memiliki anak usia dini, maka

mempraktekkan perilakunya gizi kepada anak usia dini yaitu memberikan hanya ASI sejak lahir

sampai usia 6 bulan (ASI-Eksklusif), memantau tumbuh kembang anak setiap bulan secara

teratur, dengan menimbang berat badan, memberi MP-ASI sampai umur 12 bulan, memberi

akan beraneka ragam untuk mencapai gizi seimbang, menggunakan garam beryodium dalam

masakan sehari-hari dan meminumkan kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita.

Bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru, dan anak balita 12-59 bulan mendapat

kapsul vitamin A merah serta mengimunisasi lengkap pada bayinya sebelum usia 1 tahun.

Pemahaman kesehatan dan gizi merupakan hal penting bagi para peserta latihan untuk

dipahami secara holistik dan komprehensif serta kaitannya dengan upaya yang akan

digunakan untuk pengelolaan dan khususnya pendidikan anak usia dini di lapangan dan untuk

dapat melakukan / menjalin kerja sama baik dengan ibu/orang tua, masyarakat maupun

dengan instansi-instansi terkait.

Dengan pemahaman yang holistik dan komprehensif akan mempermudah

megembangkan substansi/materi untuk implementasi pemeliharaan kesehatan dan

pemberian gizi seimbang pada anak usia dini, yang pada gilirannya akan diperoleh generasi

penerus yang sehat, cedas dan ceria.

Page 499: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS TK

BAB II

STRUKTUR KURIKULUM PAUD

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 500: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB II

STRUKTUR KURIKULUM PAUD

A. KOMPETENSI INTI

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

B. KOMPETENSI DASAR

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

21.2 Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD

21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan

C. MATERI AJAR

1. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran

pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6

(enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang kompetensi PAUD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

KOMPETENSI INTI

KI 1 Menerima ajaran agama yang dianutnya

KI 2

Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri,

disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain,

mampu menyesuaikan diri, tanggungjawab, jujur, rendah hati dan santun

dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman

Page 501: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

KI 3

Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan sekitar, agama, teknologi,

seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara:

mengamati dengan indera (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba);

menanya; mengumpulkan informasi; menalar, dan mengomunikasikan melalui

kegiatan bermain

KI 4

Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui

bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta

mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan

pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi

Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan

kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi

menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:

a. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-

1;

b. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

c. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-

3; dan

d. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-

4.

Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti sebagai berikut:

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

KI-1. Menerima

ajaran agama yang

dianutnya

1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya

1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar

sebagai rasa syukur kepada Tuhan

KI-2. Memiliki

perilaku hidup

sehat, rasa ingin

tahu, kreatif dan

estetis, percaya

diri, disiplin,

mandiri, peduli,

2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat

2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu

2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif

2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis

2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri

2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap

aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan

Page 502: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

mampu

menghargai dan

toleran kepada

orang lain, mampu

menyesuaikan diri,

jujur, rendah hati

dan santun dalam

berinteraksi

dengan keluarga,

pendidik, dan

teman

2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau

menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara)

untuk melatih kedisiplinan

2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian

2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau

membantu jika diminta bantuannya

2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan

toleran kepada orang lain

2.11 Memiliki perilaku yang dapat menye-suaikan diri

2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggungjawab

2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur

2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan

santun kepada orang tua, pendidik, dan teman

KI-3. Mengenali

diri, keluarga,

teman, pendidik,

lingkungan

sekitar,agama,tekn

ologi, seni, dan

budaya di rumah,

tempat bermain

dan satuan PAUD

dengan cara:

mengamati dengan

indera (melihat,

mendengar,

menghidu, merasa,

meraba); menanya;

mengumpulkan

informasi; menalar;

dan

mengomunikasikan

melalui kegiatan

bermain

3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari

3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia

3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk

pengembangan motorik kasar dan motorik halus

3.4 Mengetahui cara hidup sehat

3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan

berperilaku kreatif

3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk,

ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)

3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal,

tempat ibadah, budaya, transportasi)

3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,

batu-batuan, dll)

3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga,

peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)

3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)

3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa )

3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain

3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain

3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri

3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

KI-4. Menunjukkan

yang diketahui,

dirasakan,

dibutuhkan, dan

dipikirkan melalui

bahasa, musik,

gerakan, dan karya

4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan

orang dewasa

4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia

4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik

kasar dan halus

4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat

4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif

Page 503: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

secara produktif

dan kreatif, serta

mencerminkan

perilaku anak

berakhlak mulia

4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di

sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,

sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai

hasil karya

4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan

lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat

ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita,

bernyanyi, dan gerak tubuh

4.8 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan

lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-

batuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh

4.9 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas

dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain,

peralatan pertukangan, dll)

4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak

dan membaca)

4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif

(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)

4.12 Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai

bentuk karya

4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar

4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri

dengan cara yang tepat

4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan

berbagai media

3. INDIKATOR PENCAPAIAN PEKEMBANGAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN

Usia 4-5 tahun Usia 5-6 tahun

1.1. Mempercayai adanya

Tuhan melalui

ciptaan-Nya

1.2. Menghargai diri

sendiri, orang lain,

dan lingkungan

sekitar sebagai rasa

syukur kepada Tuhan

Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada

KI Sikap Spiritual dan KD pada KI Sikap Sosial tidak

dirumuskan secara tersendiri. Pembelajaran untuk

mencapai KD-KD ini dilakukan secara tidak langsung, tetapi

melalui pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI

Pengetahuan dan KI Keterampilan, serta melalui

pembiasaan dan keteladanan. Dengan kata lain, sikap

positif anak akan terbentuk ketika dia memiliki

pengetahuan dan mewujudkan pengetahuan itu dalam

bentuk hasil karya dan/atau unjuk kerja. Contoh sikap

positif itu adalah perilaku hidup sehat, jujur, tanggung

2.1 Memiliki perilaku yang

mencerminkan hidup

sehat

Page 504: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

2.2 Memiliki perilaku yang

mencerminkan hidup

sehat

2.3 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

ingin tahu

2.4 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

kreatif

2.5 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

estetis

2.6 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

percaya diri

2.7 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

taat terhadap aturan

sehari-hari untuk

melatih kedisiplinan

2.8 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap

sabar (mau menunggu

giliran, mau

mendengar ketika

orang lain berbicara)

untuk melatih

kedisiplinan

2.9 Memiliki perilaku yang

mencerminkan

kemandirian

2.10 Memiliki perilaku

yang mencerminkan

sikap peduli dan mau

membantu jika diminta

bantuannya

2.11 Memiliki perilaku

yang

mencerminkan

sikap menghargai

dan toleran

kepada orang lain

perilaku yang

jawab, peduli, kreatif, kritis, percaya diri, disiplin, mandiri,

mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, dan

santun

Page 505: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

dapat menye-

suaikan diri

2.12 Memiliki perilaku

yang

mencerminkan

sikap

tanggungjawab

2.13 Memiliki perilaku

yang

mencerminkan

sikap jujur

2.14 Memiliki perilaku

yang

mencerminkan

sikap rendah hati

dan santun kepada

orang tua,

pendidik, dan

teman

3.1 Mengenal kegiatan

beribadah sehari-hari

4.1 Melakukan kegiatan

beribadah sehari-hari

dengan tuntunan orang

dewasa

Mulai mengucap- kan doa-

doa pendek dan melakukan

ibadah sesuai dengan

agama yang dianutnya

Mengucapkan doa-doa

pendek, melakukan ibadah

sesuai dengan agama nya

(misal: doa sebelum

memulai dan selesai

kegiatan)

Berperilaku sesuai dengan

ajaran agama yang

dianutnya (misal: tidak

bohong, tidak berkelahi)

Menyebutkan hari-hari

besar agama

Menyebutkan tempat

ibadah agama lain

Menceritakan kembali

tokoh-tokoh keagamaan

(misal: nabi-nabi)

3.2 Mengenal perilaku

baik sebagai cerminan

akhlak mulia

4.2 Menunjukkan perilaku

santun sebagai cerminan

akhlak mulia

Bersikap sopan dan peduli

melalui perkataan dan

perbuatan- nya dengan

bimbingan (misal:

mengucap- kan maaf,

permisi, terima kasih)

Berperilaku sopan dan

peduli melalui perkataan

dan perbuat- annya secara

spontan (misal:

mengucapkan maaf,

permisi, terima kasih)

Page 506: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

Mulai menunjuk-kan sikap

mau menolong orang tua,

pendidik, dan teman

Mau menolong orang tua,

pendidik, dan teman

3.3 Mengenal anggota

tubuh, fungsi, dan

gerakannya untuk

pengembangan motorik

kasar dan motorik halus

4.3 Menggunakan

anggota tubuh untuk

pengembangan motorik

kasar dan halus

Melakukan berbagai

kegiatan motorik kasar dan

halus yang seimbang

terkontrol dan lincah

Melakukan berbagai

gerakan terkoordinasi

secara terkontrol,

seimbang, dan lincah

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu melakukan gerakan

bergelayutan (berkibar)

Melakukan kegiatan yang

menunjukkan anak mampu

melakukan gerakan mata,

tangan, kaki, kepala secara

terkoordinasi dalam

menirukan berbagai

gerakan yang teratur

(misal: senam dan tarian)

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu

melakukan gerakan

melompat meloncat, dan

berlari secara terkoordinasi

Melakukan kegiatan yang

menunjukkan anak mampu

melakukan permainan

fisik dengan aturan

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu melempar sesuatu

secara terarah

Melakukan kegiatan yang

menunjukkan anak mampu

terampil menggunakan

tangan kanan dan kiri

dalam berbagai aktivitas

(misal: mengancing kan

baju, menali sepatu, meng-

gambar, menempel

menggunting, makan)

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu menangkap bola

dengan tepat

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu melakukan gerakan

antisipasi (misal:

permainan lempar bola)

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu menendang bola

secara terarah

Page 507: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu

memanfaat- kan alat

permainan di dalam dan

luar ruang

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengguna-kan

anggota badan untuk

melakukan gerakan halus

yang terkontrol (misal:

meronce)

3.4 Mengetahui cara

hidup sehat

4.4 Mampu menolong diri

sendiri untuk hidup sehat

Mulai terbiasa melakukan

hidup bersih dan sehat

Melakukan kebiasaan hidup

bersih dan sehat (misal:

mandi 2x sehari; memakai

baju bersih; membuang

sampah pada

empatnya)

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengenali bagian

tubuh yang harus dilindungi

dan cara melindungi dari

kekerasan, termasuk

kekerasan seksual

Mampu melindungi diri dari

percobaan kekerasan,

termasuk kekerasan seksual

dan bullying (misal dengan

berteriak dan/atau berlari)

Mampu menjaga keamanan

diri dari benda-benda

berbahaya (misal: listrik,

pisau, pembasmi serangga)

Mulai terbiasa mengkon-

sumsi makanan dan

minuman yang bersih,

sehat dan bergizi

Terbiasa mengkonsum-si

makanan dan minuman

yang bersih, sehat, dan

bergizi

Mengguna-kan toilet tanpa

bantuan

Menggunakan toilet

dengan benar tanpa

bantuan

3.5 Mengetahui cara

memecahkan masalah

sehari-hari dan

berperilaku kreatif

4.5 Menyelesaikan

masalah sehari-hari secara

kreatif

Mampu memecah-kan

masalah sederhana yang

dihadapi dibantu oleh

orang dewasa

Mampu memecahkan

sendiri masalah sederhana

yang dihadapi

Melanjutkan kegiatan

sampai selesai

Menyelesai-kan tugas

meskipun menghadapi

kesulitan

Page 508: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

3.6 Mengenal benda-

benda disekitarnya

(nama, warna, bentuk,

ukuran, pola, sifat,

suara, tekstur, fungsi,

dan ciri-ciri lainnya)

4.6 Menyampaikan

tentang apa dan

bagaimana benda-benda

di sekitar yang dikenalnya

(nama, warna, bentuk,

ukuran, pola, sifat, suara,

tekstur, fungsi, dan ciri-ciri

lainnya) melalui berbagai

hasil karya

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengenal benda

dengan mengelom- pokkan

berbagai benda

berdasarkan ukuran (misal:

besar-kecil, panjang-

pendek, tebal-tipis berat-

ringan)

Melakukan kegiatan yang

menunjukkananak mampu

mengenal benda dengan

mengelom-pokkan berbagai

benda di lingkungan-nya

berdasar-kan ukuran, pola,

fungsi, sifat, suara, tekstur,

fungsi, dan ciri-ciri

lainnya

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengenal benda

dengan memasang- kan

benda dengan

pasangannya

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak mampu

mengenal benda dengan

menghubung-kan satu

benda dengan benda yang

lain

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengenal benda

dengan mengurut- kan

benda

berdasarkan ukuran dari

yang terpendek sampai

yang terpanjang, terkecil-

terbesar

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak mampu

mengenal benda dengan

menghubung-kan nama

benda dengan tulisan

sederhana melalui berbagai

aktivitas (misal:

menjodohkan, menjiplak,

meniru)

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak

mampu mengenal benda

berdasarkan bentuk,

ukuran, dan warna melalui

kegiatan mengelom-

pokkan

Melakukan kegiatan yang

menunjuk-kan anak mampu

mengenal benda

berdasarkan lima seriasi

atau lebih, bentuk, ukuran,

warna, atau jumlah melalui

kegiatan mengurutkan

benda

Melakukan kegiatan yang

menun-jukkan anak

mampu mengenal konsep

besar-kecil, banyak-sedikit,

panjang-pendek, berat-

ringan tinggi-rendah

melalui kegiatan

membandingkan

Melakukan kegiatan yang

menunjukkan anak mampu

mengenal konsep besar-

kecil, banyak-sedikit,

panjang-pendek, berat-

ringan, tinggi-rendah

dengan mengukur

menggunakan alat ukur

tidak baku

Page 509: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

3.7 Mengenal lingkungan

sosial (keluarga,

teman, tempat tinggal,

tempat ibadah,

budaya, transportasi)

4.7 Menyajikan berbagai

karya yang berhubungan

dengan lingkungan sosial

(keluarga, teman, tempat

tinggal, tempat ibadah,

budaya, transportasi)

dalam bentuk gambar,

bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh

Menyebut nama anggota

keluarga lain, teman, dan

jenis kelamin mereka

Menyebutkan nama

anggota keluarga dan

teman serta ciri-ciri khusus

mereka secara lebih rinci

(warna kulit, warna rambut,

jenis rambut, dll)

Menyebut tempat di

lingkungan sekitarnya

Menjelaskan lingkungan

sekitarnya secara

sederhana

Menyebut-kan arah ke

tempat yang sering

dikunjungi pada radius

yang lebih jauh (pasar,

taman bermain)

Menyebutkan arah ke

tempat yang sering

dikunjungi dan alat

transportasi yang

digunakan

Menyebut kan dan

mengetahui perlengkap-

an/atribut yang berhubung-

an dengan pekerjaan

orang-orang yang ada di

sekitarnya

Menyebutkan peran-peran

dan pekerjaan termasuk

didalamnya

perlengkapan/atribut dan

tugas-tugas yang dilaku-kan

dalam pekerjaan tersebut

Mengikuti aturan Membuat dan mengikuti

aturan

3.8 Mengenal lingkungan

alam (hewan,

tanaman, cuaca, tanah,

air, batu-batuan, dll)

4.8 Menyajikan berbagai

karya yang berhubungan

dengan lingkungan alam

(hewan, tanaman, cuaca,

tanah, air, batu-batuan,

dll) dalam bentuk gambar,

bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh

Menunjuk nama dan

kegunaan benda-benda

alam

Menceritakan peristiwa-

peristiwa alam dengan

melakukan percobaan

sederhana

Mengung-kapkan hasil

karya yang dibuatnya

secara sederhana yang

berhubung an dengan

benda-benda yang ada di

lingkungan alam

Mengungkap-kan hasil

karya yang dibuatnya

secara lengkap/ utuh yang

berhubungan dengan

benda-benda yang ada di

lingkungan alam

Menunjuk-kan proses

perkem-bangbiakan

Menceritakan perkembang-

biakan makhluk hidup

Page 510: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

makhluk hidup (misal:

kupu-kupu, ayam, katak)

3.9 Mengenal teknologi

sederhana (peralatan

rumah tangga,

peralatan bermain,

peralatan

pertukangan, dll)

4.9 Menggunakan

teknologi sederhana untuk

menyelesaikan tugas dan

kegiatannya (peralatan

rumah tangga, peralatan

bermain, peralatan

pertukangan, dll)

Mengguna- kan cara

penggunaan benda-benda

teknologi sederhana (misal:

gunting, sekop, palu,

cangkul, pisau, gunting

kuku, sikat gigi, sendok

pembuka tutup botol,

spons, roda pada

kendaraan)

Melakukan kegiatan

dengan menggunakan alat

teknologi sederhana sesuai

fungsinya secara aman dan

bertanggung jawab.

Mengenali bahan

bahan pembuatan

tehnologi sederhana

Membuat alat-alat

teknologi sederhana (misal:

baling-baling, pesawat-

pesawatan, kereta-

keretaapian, mobil-

mobilan, telepon-teleponan

dengan benang)

Melakukan proses kerja

sesuai dengan prosedurnya

(misal: membuat teh

dimulai dari menyediakan

air panas, teh, gula, dan

gelas)

3.10 Memahami bahasa

reseptif (menyimak

dan membaca)

4.10 Menunjukkan

kemampuan berbahasa

reseptif (menyimak dan

membaca)

Mencerita-kan kembali apa

yang didengar dengan

kosakata yang terbatas

Menceritakan kembali apa

yang didengar dengan

kosakata yang lebih

Melaksana-kan perintah

sederhana sesuai dengan

aturan yang disampaikan

(misal: aturan makan

bersama)

Melaksana-kan perintah

yang lebih kompleks sesuai

dengan aturan yang

disampaikan (misal: aturan

untuk melakukan kegiatan

memasak ikan)

3.11 Memahami bahasa

ekspresif

(mengungkapkan

bahasa )

4.11 Menunjukkan

kemampuan berbahasa

ekspresif (mengungkapkan

Mengguna-kan kalimat

pendek untuk

berinteraksi dengan anak

atau orang dewasa untuk

menyatakan apa yang

dilihat dan dirasa

Mengungkap-kan

keinginan, perasaan, dan

pendapat dengan kalimat

sederhana dalam

berkomuni-kasi dengan

anak atau orang dewasa

Page 511: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

bahasa secara verbal dan

non verbal)

Mencerita-kan gambar

yang ada dalam buku

Menunjuk- kan perilaku

senang membaca buku

terhadap buku-buku yang

dikenali

Berbicara sesuai dengan

kebutuhan (kapan harus

bertanya, berpendapat)

Mengungkap-kan perasaan,

ide dengan pilihan kata

yang sesuai ketika

berkomuni kasi

Bertanya dengan

mengguna-kan lebih dari 2

kata kata tanya seperti:

apa, mengapa, bagaimana,

dimana

Mencerita- kan kembali isi

cerita secara sederhana

3.12 Mengenal

keaksaraan awal

melalui bermain

4.12 Menunjukkan

kemampuan keaksaraan

awal dalam berbagai

bentuk karya

Menulis huruf-huruf yang

dicontohkan dengan cara

meniru

Menunjuk- kan bentuk-

bentuk simbol (pra menulis

Mencerita- kan isi buku

walaupun tidak sama

tulisan dengan bahasa yang

diungkapkan

Membuat gambar dengan

beberapa coretan/ tulisan

yang sudah berbentuk

huruf/kata

Menulis huruf-huruf dari

namanya sendiri

Menghu-bungkan benda-

benda konkret dengan

lambang bilangan 1-10

Menyebutkan angka bila

diperlihatkan lambang

bilangannya

Menyebut- kan jumlah

benda dengan cara

menghitung

3.13 Mengenal emosi

diri dan orang lain

4.13 Menunjukkan reaksi

emosi diri secara wajar

Menjalin pertemanan

dengan anak lain

Beradaptasi secara wajar

dalam situasi baru

Memperta-hankan haknya

untuk melindungi diri

dengan bantuan orang lain,

misal: meminta bantuan

pada orang dewasa

Mempertahankan hak-

haknya

untuk melindungi diri

3.14 Mengenali

kebutuhan, keinginan,

dan minat diri

Memilih satu macam dari

2-3 pilihan yang tersedia

(misal: mainan, makanan,

pakaian)

Memilih satu macam dari 3

atau lebih pilihan yang

tersedia

Page 512: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

4.14 Mengungkapkan

kebutuhan, keinginan dan

minat diri dengan cara

yang tepat

Memilih satu dari berbagai

kegiatan/ benda yang

disediakan

Memilih kegiatan/ benda

yang paling sesuai dengan

yang dibutuhkan dari

beberapa pilihan yang ada

3.15 Mengenal berbagai

karya dan aktivitas seni

4.15 Menunjukkan karya

dan aktivitas seni dengan

menggunakan berbagai

media

Menghargai penampilan

karya seni anak lain dengan

bimbingan (misal dengan

bertepuk tangan dan

memuji)

Menghargai penampilan

karya seni anak lain (misal

dengan bertepuk tangan

dan memuji)

Menampil kan karya seni

sederhana di depan anak

atau orang lain

Membuat karya seni sesuai

kreativitasnya misal seni

musik, visual, gerak dan tari

yang dihasilkannya

dan dihasilkan orang lain

4. STANDAR ISI TENTANG TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK

Lingkup

Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

4-5 tahun 5-6 tahun

I. Nilai Agama dan

Moral

1. Mengetahui agama yang

dianutnya

2. Meniru gerakan beribadah

dengan urutan yang benar

3. Mengucapkan doa sebelum

dan/atau sesudah

melakukan sesuatu

4. Mengenal perilaku

baik/sopan dan buruk

5. Membiasakan diri

berperilaku baik

1. Mengenal agama yang

dianut

2. Mengerjakan ibadah

3. Berperilaku jujur,

penolong, sopan, hormat,

sportif, dsb

4. Menjaga kebersihan diri

dan lingkungan

5. Mengetahui hari besar

agama

6. Menghormati (toleransi)

agama orang lain

Page 513: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

6. Mengucapkan salam dan

membalas salam

II. Fisik-motorik

A. Motorik Kasar

1. Menirukan gerakan

binatang, pohon tertiup

angin, pesawat terbang,

dsb

2. Melakukan gerakan

menggantung (bergelayut)

3. Melakukan gerakan

melompat, meloncat, dan

berlari secara terkoordinasi

4. Melempar sesuatu secara

terarah

5. Menangkap sesuatu secara

tepat

6. Melakukan gerakan

antisipasi

7. Menendang sesuatu secara

terarah

8. Memanfaatkan alat

permainan di luar kelas

1. Melakukan gerakan tubuh

secara terkoordinasi untuk

melatih kelenturan,

keseimbangan, dan

kelincahan

2. Melakukan koordinasi

gerakan mata-kaki-tangan-

kepala dalam menirukan

tarian atau senam

3. Melakukan permainan fisik

dengan aturan

4. Terampil menggunakan

tangan kanan dan kiri

5. Melakukan kegiatan

kebersihan diri

B. Motorik Halus

1. Membuat garis vertikal,

horizontal, lengkung

kiri/kanan, miring

kiri/kanan, dan lingkaran

2. Menjiplak bentuk

3. Mengkoordinasikan mata

dan tangan untuk

melakukan gerakan yang

rumit

4. Melakukan gerakan

manipulatif untuk

menghasilkan suatu bentuk

dengan menggunakan

berbagai media

5. Mengekspresikan diri

dengan berkarya seni

menggunakan berbagai

media

6. Mengontrol gerakan tangan

yang meggunakan otot

halus (menjumput,

1. Menggambar sesuai

gagasannya

2. Meniru bentuk

3. Melakukan eksplorasi

dengan berbagai media dan

kegiatan

4. Menggunakan alat tulis dan

alat makan dengan benar

5. Menggunting sesuai

dengan pola

6. Menempel gambar dengan

tepat

7. Mengekspresikan diri

melalui gerakan

menggambar secara rinci

Page 514: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

mengelus, mencolek,

mengepal, memelintir,

memilin, memeras)

C. Kesehatan dan

Perilaku

Keselamatan

1. Berat badan sesuai tingkat

usia

2. Tinggi badan sesuai tingkat

usia

3. Berat badan sesuai dengan

standar tinggi badan

4. Lingkar kepala sesuai

tingkat usia

5. Menggunakan toilet

(penggunaan air,

membersihkan diri) dengan

bantuan minimal

6. Memahami berbagai alarm

bahaya (kebakaran, banjir,

gempa)

7. Mengenal rambu lalu lintas

yang ada di jalan

1. Berat badan sesuai tingkat

usia

2. Tinggi badan sesuai

standar usia

3. Berat badan sesuai dengan

standar tinggi badan

4. Lingkar kepala sesuai

tingkat usia

5. Menutup hidung dan

mulut (misal, ketika batuk

dan bersin)

6. Membersihkan, dan

membereskan tempat

bermain

7. Mengetahui situasi yang

membahayakan diri

8. Memahami tata cara

menyebrang

9. Mengenal kebiasaan buruk

bagi kesehatan (rokok,

minuman keras)

III. Kognitif

A. Belajar dan

Pemecahan

Masalah

1. Mengenal benda

berdasarkan fungsi (pisau

untuk memotong, pensil

untuk menulis)

2. Menggunakan benda-

benda sebagai permainan

simbolik (kursi sebagai

mobil)

3. Mengenal konsep

sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

(gerimis, hujan, gelap,

terang, temaram, dsb)

4. Mengetahui konsep banyak

dan sedikit

1. Menunjukkan aktivitas

yang bersifat eksploratif

dan menyelidik (seperti:

apa yang terjadi ketika air

ditumpahkan)

2. Memecahkan masalah

sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

dengan cara yang fleksibel

dan diterima sosial

3. Menerapkan pengetahuan

atau pengalaman dalam

konteks yang baru

4. Menunjukkan sikap kreatif

dalam menyelesaikan

Page 515: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

5. Mengkreasikan sesuatu

sesuai dengan idenya

sendiri yang terkait dengan

berbagai pemecahan

masalah

6. Mengamati benda dan

gejala dengan rasa ingin

tahu

7. Mengenal pola kegiatan

dan menyadari pentingnya

waktu

8. Memahami

posisi/kedudukan dalam

keluarga, ruang, lingkungan

sosial (misal: sebagai

peserta didik/anak/teman)

masalah (ide, gagasan di

luar kebiasaan)

B. Berfikir Logis

1. Mengklasifikasikan benda

berdasarkan fungsi, bentuk

atau warna atau ukuran

2. Mengenal gejala sebab-

akibat yang terkait dengan

dirinya

3. Mengklasifikasikan benda

ke dalam kelompok yang

sama atau kelompok yang

sejenis atau kelompok yang

berpasangan dengan 2

variasi

4. Mengenal pola (misal, AB-

AB dan ABC-ABC) dan

mengulanginya

5. Mengurutkan benda

berdasarkan 5 seriasi

ukuran atau warna

1. Mengenal perbedaan

berdasarkaミ ukuraミ: さlebih dariざ; さkuraミg dariざ; daミ さpaliミg/terざ

2. Menunjukkan inisiatif

dalam memilih tema

perマaiミaミ (seperti: ざayo kita bermain pura-pura

seperti buruミgざぶ 3. Menyusun perencanaan

kegiatan yang akan

dilakukan

4. Mengenal sebab-akibat

tentang lingkungannya

(angin

bertiupmenyebabkan daun

bergerak, air dapat

menyebabkan sesuatu

menjadi basah)

5. Mengklasifikasikan benda

berdasarkan warna,

bentuk, dan ukuran (3

variasi)

6. Mengklasifikasikan benda

yang lebih banyak ke

dalam kelompok yang

Page 516: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

sama atau kelompok yang

sejenis, atau kelompok

berpasangan yang lebih

dari 2 variasi

7. Mengenal pola ABCD-ABCD

8. Mengurutkan benda

berdasarkan ukuran dari

paling kecil ke paling besar

atau sebaliknya

C. Berfikir Simbolik

1. Membilang banyak benda

satu sampai sepuluh

2. Mengenal konsep bilangan

3. Mengenal lambang

bilangan

4. Mengenal lambang huruf

1. Menyebutkan lambang

bilangan 1-10

2. Menggunakan lambang

bilangan untuk menghitung

3. Mencocokkan bilangan

dengan lambang bilangan

4. Mengenal berbagai macam

lambang huruf vokal dan

konsonan

5. Merepresentasikan

berbagai macam benda

dalam bentuk gambar atau

tulisan (ada benda pensil

yang diikuti tulisan dan

gambar pensil)

IV. Bahasa

A. Memahami

bahasa

1. Menyimak perkataan orang

lain (bahasa ibu atau

bahasa lainnya)

2. Mengerti dua perintah yang

diberikan bersamaan

3. Memahami cerita yang

dibacakan

4. Mengenal perbendaharaan

kata mengenai kata sifat

(nakal, pelit, baik hati,

berani, baik, jelek, dsb)

5. Mendengar dan

membedakan bunyi-

bunyian dalam Bahasa

Indonesia (contoh, bunyi

dan ucapan harus sama)

1. Mengerti beberapa

perintah secara bersamaan

2. Mengulang kalimat yang

lebih kompleks

3. Memahami aturan dalam

suatu permainan

4. Senang dan menghargai

bacaan

Page 517: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

B. Mengungkapkan

Bahasa

1. Mengulang kalimat

sederhana

2. Bertanya dengan kalimat

yang benar

3. Menjawab pertanyaan

sesuai pertanyaan

4. Mengungkapkan perasaan

dengan kata sifat (baik,

senang, nakal, pelit, baik

hati, berani, baik, jelek, dsb)

5. Menyebutkan kata-kata

yang dikenal

6. Mengutarakan pendapat

kepada orang lain

7. Menyatakan alasan

terhadap sesuatu yang

diinginkan atau

ketidaksetujuan

8. Menceritakan kembali

cerita/dongeng yang

pernah didengar

9. Memperkaya

perbendaharaan kata

10. Berpartisipasi dalam

percakapan

1. Menjawab pertanyaan

yang lebih kompleks

2. Menyebutkan kelompok

gambar yang memiliki

bunyi yang sama

3. Berkomunikasi secara lisan,

memiliki perbendaharaan

kata, serta mengenal

simbol-simbol untuk

persiapan membaca,

menulis dan berhitung

4. Menyusun kalimat

sederhana dalam struktur

lengkap (pokok kalimat-

predikat-keterangan)

5. Memiliki lebih banyak kata-

kata untuk mengekpresikan

ide pada orang lain

6. Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan

7. Menunjukkkan

pemahaman konsep-

konsep dalam buku cerita

C. Keaksaraan

1. Mengenal simbol-simbol

2. Mengenal suara–suara

hewan/benda yang ada di

sekitarnya

3. Membuat coretan yang

bermakna

4. Meniru (menuliskan dan

mengucapkan) huruf A-Z

1. Menyebutkan simbol-

simbol huruf yang dikenal

2. Mengenal suara huruf awal

dari nama benda-benda

yang ada di sekitarnya

3. Menyebutkan kelompok

gambar yang memiliki

bunyi/huruf awal yang

sama.

4. Memahami hubungan

antara bunyi dan bentuk

huruf

5. Membaca nama sendiri

6. Menuliskan nama sendiri

7. Memahami arti kata dalam

cerita

Page 518: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

V. Sosial-

emosional

A. Kesadaran Diri

1. Menunjukkan sikap mandiri

dalam memilih kegiatan

2. Mengendalikan perasaan

3. Menunjukkan rasa percaya

diri

4. Memahami peraturan dan

disiplin

5. Memiliki sikap gigih (tidak

mudah menyerah)

6. Bangga terhadap hasil karya

sendiri

1. Memperlihatkan

kemampuan diri untuk

menyesuaikan dengan

situasi

2. Memperlihatkan kehati-

hatian kepada orang yang

belum dikenal

(menumbuhkan

kepercayaan pada orang

dewasa yang tepat)

3. Mengenal perasaan sendiri

dan mengelolanya secara

wajar (mengendalikan diri

secara wajar)

B. Rasa tanggung

jawab untuk diri

sendiri dan

orang lain

1. Menjaga diri sendiri dari

lingkungannya

2. Menghargai keunggulan

orang lain

3. Mau berbagi, menolong,

dan membantu teman

1. Tahu akan hak nya

2. Mentaati aturan kelas

(kegiatan, aturan)

3. Mengatur diri sendiri

4. Bertanggung jawab atas

perilakunya untuk kebaikan

diri sendiri

C. Perilaku

Prososial

1. Menunjukan antusiasme

dalam melakukan

permainan kompetitif

secara positif

2. Menaati aturan yang

berlaku dalam suatu

permainan

3. Menghargai orang lain

4. Menunjukkan rasa empati

1. Bermain dengan teman

sebaya

2. Mengetahui perasaan

temannya dan merespon

secara wajar

3. Berbagi dengan orang lain

4. Menghargai

hak/pendapat/karya orang

lain

5. Menggunakan cara yang

diterima secara sosial

dalam menyelesaikan

masalah (menggunakan

fikiran untuk

menyelesaikan masalah)

6. Bersikap kooperatif dengan

teman

7. Menunjukkan sikap toleran

8. Mengekspresikan emosi

yang sesuai dengan kondisi

Page 519: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

yang ada (senang-sedih-

antusias dsb)

9. Mengenal tata krama dan

sopan santun sesuai

dengan nilai sosial budaya

setempat

VI. Seni

A. Anak mampu

menikmati

berbagai alunan

lagu atau suara

1. Senang mendengarkan

berbagai macam musik atau

lagu kesukaannya

2. Memainkan alat

musik/instrumen/benda

yang dapat membentuk

irama yang teratur

1. Anak bersenandung atau

bernyanyi sambil

mengerjakan sesuatu

2. Memainkan alat

musik/instrumen/benda

bersama teman

B. Tertarik dengan

kegiatan seni

1. Memilih jenis lagu yang

disukai

2. Bernyanyi sendiri

3. Menggunakan imajinasi

untuk mencerminkan

perasaan dalam sebuah

peran

4. Membedakan peran fantasi

dan kenyataan

5. Menggunakan dialog,

perilaku, dan berbagai

materi dalam menceritakan

suatu cerita

6. Mengekspresikan gerakan

dengan irama yang

bervariasi

7. Menggambar objek di

sekitarnya

8. Membentuk berdasarkan

objek yang dilihatnya (mis.

dengan plastisin, tanah liat)

9. Mendeskripsikan sesuatu

(seperti binatang) dengan

ekspresif yang berirama

(contoh, anak

menceritakan gajah dengan

gerak dan mimik tertentu)

1. Menyanyikan lagu dengan

sikap yang benar

2. Menggunakan berbagai

macam alat musik

tradisional maupun alat

musik lain untuk menirukan

suatu irama atau lagu

tertentu

3. Bermain drama sederhana

4. Menggambar berbagai

macam bentuk yang

beragam

5. Melukis dengan berbagai

cara dan objek

6. Membuat karya seperti

bentuk sesungguhnya

dengan berbagai bahan

(kertas, plastisin, balok, dll)

Page 520: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

10. Mengkombinasikan

berbagai warna ketika

menggambar atau

mewarnai

5. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

a. Perencanaan pengelolaan kelas

Rencana pengelolaan kelas mencakup penataan lingkungan belajar serta

pengorganisasian anak dan kelas (dapat di dalam maupun di luar ruangan). Pengelolaan kelas

disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan. Model-model pembelajaran

tersebut di antaranya adalah:

1) model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan;

2) model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman;

3) model pembelajaran berdasarkan area (minat); dan

4) model pembelajaran berdasarkan sentra.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah

pendekatan tematik terpadu. Dalam model pembelajaran tematik terpadu di PAUD, kegiatan-

kegiatan yang dilakukan untuk satu tema, sub tema, atau sub-sub tema dirancang untuk

mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan

mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak

langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung adalah

proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara anak dengan sumber belajar yang

dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan

Page 521: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3

(pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan).

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang secara khusus

namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses pembelajaran langsung

untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak ikutan pada

pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan

Kompetensi Inti-2 (sikap sosial).

Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti

dan penutup.

a) Kegiatan Pembukaan

Kegiatan pembukaan dilakukan untuk menyiapkan anak secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan ini berhubungan dengan pembahasan sub

tema atau sub-sub tema yang akan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan antara lain: berbaris, mengucap salam, berdoa, dan bercerita atau berbagi

pengalaman.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan upaya kegiatan bermain yang memberikan pengalaman

belajar secara langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan

pengetahuan dan keterampilan.

Kegiatan inti memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk berinisiatif, kreatif, dan

mandiri sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhan anak. Kegiatan inti dilaksanakan

dengan pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

1) Mengamati

Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek di antaranya dengan menggunakan

indera seperti melihat, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba.

Page 522: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

2) Menanya

Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-

hal lain yang ingin diketahui.

3) Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi dilakukan melalui beragam cara, misalnya: dengan

melakukan, mencoba, mendiskusikan dan menyimpulkan hasil dari berbagai

sumber.

4) Menalar

Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang sudah dimiliki

dengan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang

lebih baik tentang suatu hal.

5) Mengomunikasikan

Mengomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah

dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan

menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari

bubur kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat penenangan. Beberapa hal yang

dapat dilakukan dalam kegiatan penutup di antaranya adalah:

1) membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah dilakukan, termasuk di

dalamnya adalah pesan moral yang ingin disampaikan;

2) nasihat-nasihat yang mendukung pembiasaan yang baik;

3) refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;

4) membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi, bersyair, dan bercerita yang

sifatnya menggembirakan; dan,

5) menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Metode Pembelajaran

Page 523: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan

pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode pembelajaran

dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak. Beberapa

metode pembelajaran yang dianggap sesuai untuk PAUD, di antaranya adalah sebagai berikut.

2) Bercerita

Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Cerita harus

diberikan secara menarik. Anak diberi kesempatan untuk bertanya dan

memberikan tanggapan. Pendidik dapat menggunakan buku sebagai alat bantu

bercerita.

3) Demonstrasi

Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau memeragakan cara untuk

membuat atau melakukan sesuatu.

4) Bercakap-cakap

Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan

pendidik atau antara anak dengan anak yang lain.

5) Pemberian tugas

Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi pengalaman yang nyata

kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok.

6) Sosio-drama/bermain peran

Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya

khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi, dan kreativitas anak yang diinspirasi

dari tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita.

7) Karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di lingkungan

kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas.

8) Projek

Page 524: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

Proyek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang diberikan

oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara berkelompok

dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan sehari-hari.

9) Eksperimen

Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan

melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya

6. PENILAIAN

a. Pengertian Penilaian

1) Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses mengumpulkan

dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, serta

menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak

selama kurun waktu tertentu.

2) Penilaian autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan

yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang

diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh

anak.

b. Fungsi

Penilaian kegiatan belajar anak memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar,

hasil belajar, dan perbaikan hasil kegiatan belajar anak secara berkesinambungan.

c. Tujuan

Penilaian proses dan hasil belajar di PAUD bertujuan untuk:

1) mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai

oleh anak selama mengikuti pendidikan di PAUD;

2) menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik bagi pendidik untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran dan meningkatkan layanan pada anak agar sikap,

pengetahuan, dan keterampilan berkembang secara optimal;

Page 525: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26

3) memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pengasuhan di lingkungan

keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD; dan

4) memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan untuk turut serta

membantu pencapaian perkembangan anak secara optimal.

d. Prinsip

Penilaian proses dan hasil belajar anak di PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut.

1) Mendidik

Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan,

dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

2) Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk

mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

3) Objektif

Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

subjektivitas penilai.

4) Akuntabel

Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat

dipertanggungjawabkan.

5) Transparan

Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh

orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.

6) Sistematis

Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen.

7) Menyeluruh

Page 526: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

27

Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan.

8) Bermakna

Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik,

dan pihak lain yang relevan.

e. Lingkup

Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar anak mencakup semua aspek

perkembangan yang dirumuskan dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

f. Mekanisme

1) Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD dilaksanakan oleh pendidik pada

satuan PAUD.

2) Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan adalah sebagai berikut.

a) Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan selama

kegiatan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal, dan rubrik.

b) Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan baik pada saat

kegiatan terpimpin maupun bebas.

c) Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas yang akan

dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara individu maupun kelompok serta

secara mandiri maupun didampingi.

d) Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak dalam entuk

pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati.

e) Penilaian hasil karya merupakan teknik penilaian dengan melihat produk yang

dihasilkan oleh anak setelah melakukan suatu kegiatan.

f) Pencatatan anekdot merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mencatat

sikap dan perilaku khusus pada anak ketika suatu peristiwa terjadi secara tiba-

tiba/insidental baik positif maupun negatif.

Page 527: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

28

g) Portofolio merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan anak

secara berkesinambungan atau catatan pendidik tentang berbagai aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk menilai

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3) Waktu Penilaian

Penilaian dilakukan mulai dari anak datang di satuan PAUD, selama proses

pembelajaran, saat istirahat, sampai anak pulang. Hasil penilaian dapat dirangkum

dalam kurun waktu harian, mingguan atau bulanan.

4) Pengolahan Penilaian

a) Penilaian proses dan hasil belajar anak dimasukkan ke dalam format yang disusun

oleh pendidik setiap selesai melakukan kegiatan.

b) Catatan penilaian proses dan hasil belajar perkembangan anak dimasukkan ke

dalam format rangkuman penilaian mingguan atau bulanan untuk dibuat

kesimpulan sebagai dasar laporan perkembangan anak kepada orang tua.

5) Pelaporan Pencapaian Hasil Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.

a) Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat

pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan

secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat pertumbuhan dan perkembangan

yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan.

b) Bentuk pelaporan berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan perkembangan

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak yang dilaporkan kepada

orang tua dilengkapi dengan lampiran hasil portofolio.

c) Teknik pelaporan dilakukan dengan cara bertatap muka dengan orang tua untuk

menjelaskan hasil penilaian anak.

d) Pelaporan secara tertulis diberikan kepada orang tua minimal sekali untuk setiap 6

bulan, sedangkan pelaporan secara lisan dapat diberikan sesuai kebutuhan.

6) Penilaian proses dan hasil belajar pada anak usia lahir-4 tahun dapat dilakukan secara

lebih fleksibel dalam hal lingkup yang dinilai, teknik dan instrumen, waktu, pengolahan,

dan pelaporan penilaian.

Page 528: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS TK

BAB III

BERMAIN DAN PERMAINAN

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 529: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB III

BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI

A. KOMPETENSI INTI

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

B. KOMPETENSI DASAR

Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik,

kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD;

Menguasai berbagai permainan anak

C. MATERI AJAR

Kita semua gemar bermain, terutama saat kita masih kanak-kanak. Bermain adalah

aktivitas khas yang menggembirakan, menyenangkan dan menimbulkan kenikmatan. Bermain

berbeda deミgaミ aktivitas laiミ yaミg bersifat ’serius’ seperti bekerja atau belajar. Bermain selalu

マeマbahagiakaミ daミ tidak perミah マeミjadi ’bebaミ’. Bila suatu aktivitas bermain sudah menjadi

beban artinya aktivitas tersebut bukanlah lagi bermain.

Bagi anak usia dini, bermain bukanlah merupakan kegiatan main-main. Bermain adalah

kegiatan pokok dan penting untuk anak, karena bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama

dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Artinya bermain merupakan sarana untuk

mengubah kekuatan potensial yang ada dalam diri anak menjadi pelbagai kemampuan dan

kecakapan dalam kehidupan anak kelak.

Sebagaimana makan dan minum, bernapas dan tidur, kegiatan bermain sangat penting

bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Melalui bermain, anak mendapatkan berbagai

pengalaman untuk mengenal dunia sekitarnya. Dengan stimulasi bermain pula anak dapat

melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, sehingga memberikan dasar yang kokoh dan

kuat bagi pemecahan kesulitan hidupnya di kemudian hari. Anak-anak perlu menjelajahi

lingkungannya melalui kegiatan bermain yang menyenangkan. Kegiatan bermain berlangsung

dalam jenis tertentu dengan tingkat yang berbeda-beda. Anak adalah pemimpin alami bagi

permainan mereka sendiri.

Page 530: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

Millestone perkembangan anak dapat didukung melalui penataan lingkungan bermain

yang baik. Menjadi tugas orang tua dan pendidik untuk menyajikan lingkungan bermain yang

kondusif yang mampu membantu proses stimulasi bagi optimalisasi perkembangan anak usia

dini.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan bermain memiliki arti yang sangat penting bagi anak usia dini dalam kehidupannya.

Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan berbagai usaha untuk menyajikan kegiatan bermain

yang kondusif bagi perkembangan anak. Orangtua dan guru perlu memahami hakikat bermain

dan permainan yang meliputi makna bermain, berbagai jenis permainan, syarat bermain yang

baik, perkembangan bermain anak usia dini serta bagaimana merancang kegiatan bermain dan

alat permainan yang edukatif (APE). Disamping itu, hendaknya orangtua dan pendidik dapat

berperan sebagai peミdaマpiミg atau ’teマaミ’ berマaiミ yaミg baik bagi aミak, yaitu sebagai

fasilitator dan motivator sehingga dapat mengarahkan kegiatan bermain yang edukatif.

1. Definisi/pengertian Bermain dan Permainan

James Sully dalam bukunya Essay on Laughter menyatakan bahwa tertawa adalah

tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama

sekelompok teman. Artinya kegiatan bermain mempunyai manfaat tertentu. Hal yang penting

dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang dan rasa senang ini ditandai oleh

tertawa. Karena itu, suasana hati dari orang yang sedang melakukan kegiatan bermain,

memegang peran untuk menentukan apakah orang tersebut sedang bermain atau bukan.Plato

adalah orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain.

Aristoteles berpendapat bahwa anak -anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang

akan mereka tekuni di masa dewasa nanti. Sedangkan menurut Frobel bahwa bermain dapat

meningkatkan minat, kapasitas serta pengetahuan anak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat diuraikan beberapa pengertian

bermain :

Page 531: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

a. Bermain adalah aktivitas yang khas yang menggembirakan, menyenangkan dan

menimbulkan kenikmatan.

b. Kesibukan yang dipilih sendiri oleh anak sebagai bagian dari usaha mencoba-coba dan

melatih diri.

c. Dunia Anak = Dunia Bermain, jadi bermain merupakan kegiatan pokok dan penting

untuk anak.

d. Bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang

dewasa.

2. Sejarah perkembangan teori bermain

Pada awalnya aktivitas bermain pada anak belum mendapatkan perhatian yang khusus

dari para ahli ilmu jiwa. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan tentang

perkembangan anak. Secara umum perkembangan teori bermain terbagi menjadi dua yaitu

teori-teori klasik dan teori-teori modern. Berikut ini akan dijabarkan bagai tentang intisari

teori-teori perkembangan bermain tersebut.

a) TEORI-TEORI KLASIK (Abad ke 18 - 19)

TEORI PENGGAGAS TUJUAN

Surplus energi Schiller/Spencer Mengeluarkan energi berlebih

Rekreasi Lazarus Memulihkan energi/tenaga

Rekapitulasi G. Stanley Hall Memunculkan instink nenek moyang

Praktis Groos Menyempurnakan instink

b) TEORI-TEORI MODERN

TEORI Peran bermain dalam perkembangan anak

Psikoanalitik- Sigmund

Freud

Mengatasi pengalaman traumatik,coping terhadap frustasi

Kognitif-Piaget Mempraktekan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep

serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya

Kognitif-Vygotsky Memajukan berpikir abstrak, belajar dalam kaitan ZPD,

pengaturan diri

Kognitif-Bruner/

Sutton-Smith Singer

o Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berpikir, imajinasi

dan narasi

o Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari luar

Page 532: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

Arousal Modulation Tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan

menambah stimulasitingkat optimal dengan menambah

stimulasi

Bateson Memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan

makna

3. Fungsi dan manfaat bermain bagi perkembangan anak usia dini

Fungsi dan manfaat bermain meliputi seluruh aspek perkembangan anak seperti

diuraikan berikut :

a. Perkembangan Bahasa

Aktivitas bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya

perbendaharaan kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak.

b. Perkembangan Moral

Bermain membantu anak untuk belajar bersikap jujur, menerima kekalahan, menjadi

pemimpin yang baik, bertenggang rasa dan sebagainya.

c. Perkembangan Sosial

Bermain bersama teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan

sesamanya. Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih

sikap sosial lainnya.

d. Perkembangan Emosi

Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan

ia belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi.

Pada beberapa jenis kegiatan bermain yang dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat

digunakan sebagai cara terapi bagi anak yang mengalami gangguan emosi.

e. Perkembangan kognitif

Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah

yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya. Anak juga dapat belajar

uミtuk マeマiliki keマaマpuaミ けprobleマ solviミg’ sehiミgga dapat mengenal dunia sekitarnya

dan menguasai lingkungannya.

f. Perkembangan Fisik

Page 533: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya,

sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan.

g. Perkembangan Kreativitas

Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak

untuk mencoba berbagai ideanya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak

mendapatkan kebebasan.

4. Tahapan perkembangan bermain anak usia dini

Masa kanak-kaミak seriミg disebut sebagai さMasa Berマaiミざ. Pada マasa iミi aミak sangat

menyukai permainan yang menggunakan alat permainan. Sejalan dengan pertambahan

usianya, anak secara perlahan-lahan akan meninggalkan permainan yang menggunakan alat

permainan. Anak akan beranjak menuju permainan yang tidak menggunakan mainan, namun

ia tetap berada pada masa bermain dan menyukai kegiatan yang bersifat bermain. Dengan

demikian kegiatan bermain anak akan melalui tahap-tahap perkembangan yang berbeda

sejalan dengan usianya.

Tahap-tahap perkembangan bermain anak usia dini, menurut Mildred Parten melalui 6

tahap yaitu ;

a. Unoccupied Behavior / Gerakan Kosong

Anak sepertinya belum melakukan kegiatan bermain, hanya mengamati sesuatu sejenak

saja. Misalnya bayi mengamati jari tanganatau kakinya sendiri dan menggerakannya tanpa

tujuan.

b. Onlocker Behaviour/Tingkah laku pengamat

Anak memperhatikan anak yang lain yang sedang melakukan suatu kegiatan atau sedang

bermain. Misalnya seorang anak yang memperhatikan temannya sedang bermain petak

umpat, tanap ia ikut bermain tetapi ia turut merasa senang seolah ia ikut bermain.

c. Solitary Play / Bermain Soliter

Anak bermain sendiri mencari kesibukan sendiri, tanpa perduli dengan orang lain/ teman

lain yang ada disekitarnya.

Page 534: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

d. Parraley Play /Bermain Paralel

Anak melakukan kegiatan bermain di antara anak yang lain tanpa ada unsur saling

mempengaruhi. Misalnya anak bermain puzzle dan anak lain juga bermain puzzle, mereka

ada bersama tetapi tidak saling mempengaruhi.

e. Associative Play / Bermain Asosiatif

Anak melakukan kegiatan bermain bersama anak lain tetapi belum ada pemusatan tujuan

bermain. Misalnya beberapa anak bermain menepuk-nepuk air di kolam bersama-sama.

f. Cooperative Play / Bermain Koperatif

Anak melakukan kegiatan bermain bersama-sama dengan teman secara terorganisasi dan

saling bekerja sama, ada tujuan yang ingin dicapai bersama dan ada pembagian tugas yang

disepakati bersama. Misalnya bermain rumah-rumahan ada yang jadi bapak, ibu dan anak,

masing-masing memiliki tugas. Anak membuat rumah-rumahan tersebut dengan kain atau

balok-balok dan bermain peran dengan boneka.

Tahap perkembangan bermain yang dikemukakan oleh Mildred Parten ini lebih

menekankan pada aspek sosialisasi anak dalam bermain. Artinya, bahwa kegiatan bermain

merupakan gambaran proses sosialisasi yang dilalui anak sejak lahir, masa bayi, masa kanak-

kanak dan masa anak pra sekolah hingga masa anak sekolah kelas awal. Selanjutnya Jean

Piaget mengemukanan tahap perkembangan bermain anak yang lebih menekankan pada

aspek perkembangan intelektual anak sebagaimana terlihat pada bagan berikut ini :

Gambar 1. Bagan Perkembangan bermain anak.

5. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan bermain anak usia dini.

Semua anak senang bermain, tetapi melakukan kegiatan bermain tidak dengan cara

yang sama. Ada anak yang suka bermain aktif adapula yang lebih menyukai bermain pasif.

Page 535: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

Demikian pula dengan jenis alat permainan yang dipilih anak akan berbeda antara satu anak

dengan anak lainnya. Menurut Elizabeth Hurlock, jika diamati secara cermat, ada berbagai

variasi kegiatan bermain yang dilakukan anak, dan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut :

a. Kesehatan

Anak yang sehat cenderung akan memilih berbagai jenis kegiatan bermain aktif daripada

pasif, karena banyaknya energi yang dimiliki anak, membuatnya lebih aktif dan ingin

menyalurkan energinya tersebut. Sementara anak yang kurang sehat akan mudah lelah

ketika bermain sehingga lebih menyukai bermain pasif karena tidak membutuhkan banyak

energi.

b. Perkembangan Motorik

Kegiatan bermain aktif lebih banyak menggunakan keterampilan motorik terutama

motorik kasar. Sedangkan bermain pasif kurang melibatkan keterampilan dan koordinasi

motorik. Dengan demikian anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan lebih

banyak memilih kegiatan bermain aktif dan begitu pula sebaliknya anak yang kurang

terampil motoriknya cenderung memilih kegiatan bermain yang pasif.

c. Inteligensi

Anak yang memiliki inteligensi yang baik (pandai/cerdas) cenderung akan menyukai baik

kegiatan bermain aktif maupun pasif. Karena biasanya anak yang pandai akan lebih aktif

daripada anak yang tidak pandai. Anak yang pandai juga akan lebih kreatif dan penuh rasa

ingintahu, sehingga mereka suka dengan permainan yang membutuhkan kemampuan

problem solving (misal puzzle) melibatkan daya fantasi dan imajinasi (drama), permainan

konstruktif (lego, balok) juga permainan membaca buku, dan music

d. Jenis kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan perbedaan antara anak

laki-laki dan anak perempuan dalam memilih kegiatan bermain. Perbedaan ini terjadi

karena secara alamiah dan ditentukan secara genetik. Tetapi juga dapat muncul juga

karena adanya perbedaan perlakuan yang diterima oleh anak laki-laki dan anak permpuan

sejak mereka bayi. Anak laki-laki cenderung menyukai kegiatan bermain aktif tetapi anak

Page 536: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

perempuan menyukai permainan konstruktif dan permainan lainnya yang bersifat

けteミaミg’. Berbagai kecenderungan ini bersifat umum dan belum tentu terjadi pada setiap

anak, karena pasti akan terjadi perbedaan-perbedaan pada setiap individu mengingat

manusia adalah mahluk yang unik.

e. Lingkungan dan taraf sosial ekonomi

Lingkungan dan taraf sosial ekonomi akan mempengaruhi jenis kegiatan bermain dan alat

permainan yang digunakan oleh anak. Anak kota dengan anak desa menggunakan alat

permainan yang berbeda, misal anak kota biasa bermain dengan mobil-mobilan bertenaga

baterai, komputer dan video games, sedangkan anak desa bermain dengan mobil-mobilan

yang terbuat dari kulit jeruk bali, serta bermain dengan daun, ranting kayu, kerikil dan

bahan alam lainnya.

f. Alat permainan

Ketersediaan berbagai alat permainan yang dimiliki anak mempengaruhi jenis kegiatan

bermain. Perlu kiranya disediakan berbagai variasi alat permainan anak sehingga

memungkinkan anak untuk bermain dengan berbagai cara dan jenis permainan. Hal ini

akan berdampak positif bagi semua aspek perkembangannya.

6. Tipe dan Jenis Kegiatan Bermain

Aneka kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus merangsang

perkembangannya. Alat permainan yang digunakan oleh anak hendaknya sesuai dengan

kebutuhan anak, begitu pula jenis kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak.

Berbagai jenis kegiatan bermain anak adalah sebagai berikut:

a. Bermain Aktif

Dalam kegiatan bermain aktif, anak melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan seluruh

indera dan anggota tubuhnya. Diantara jenis kegiatan bermain aktif adalah :

1) Tactile Play

Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan keterampilan jari jemari anak serta

membantu anak memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan penglihatnnya.

Page 537: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

2) Functional Play

Bermain Fungsional/Functional Play adalah kegiatan bermain yang melibatkan panca

indera dan kemampuan gerakan motorik dalam rangka mengembangkan aspek motorik

anak. (Charlotte Buhler)

3) Constructive Play

Permainan yang mengutamakan anak untukmembangun atau membentuk bangunan

dengan media balok, lego dansebagainya.

4) Creative Play

Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai kreasi dari imajinasinya

sendiri.

5) Symbolic /Dramatic Play

Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu.

6) Play Games

Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat kompetisi/persaingan.

b. Bermain Pasif

Kegiatan bermain pasif tidakmelibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi hanya

melibatkan sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan. Kegiatan

bermain pasif diantaranya adalah Receptive Play: Permainan dimana anak menerima

kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif) melalui

mendengarkan dan memahami apa yang dia dengar dan ia lihat.

7. Syarat-syarat bermain dan permainan edukatif anak usia dini

Bermain dapat memberikan manfaat yang maksimal pada anak jika terpenuhi syarat-

syaratnya. Ada 5 syarat bermain dan permainan edukatif untuk anak usia dini yaitu:

a. Play Time

Anak harus memiliki waktu yang cukup dalam bermain. Masa usia dini merupakan masa

bermain, bukan masa anak untuk dipaksa belajar atau bekerja. Saat yang tepat untuk anak

bermain dapat disesuaikan dengan jenis permainan. Jika permainan di luar ruangan (gross

motor/fungsional play) sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, agar anak

merasa nyaman dengan udara yang sejuk dan tidak panas.

Page 538: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

b. Play Things

Jenis alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan taraf perkembangannya. Alat

permainan hendaknya memenuhi kriteria;

1) Aman bagi anak

2) Ukuran, bentuk dan warna sesuai usia anak dan taraf perkembangannya,

3) Berfungsi mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak,

4) Dapat dimainkan secara bervariasi/cara

5) Merangsang partisipasi aktif anak, menurut DR. Fitzhugh Dodson - 90 % aktivitas anak

dan 10 % aktivitas alat permainan,

6) Sesuai kemampuan anak (tidak terlalu sulit atau terlalu mudah)

7) Menarik dari segi warna dan bentuk atau suara (jika bersuara)

8) Tahan lama/tidak mudah rusak

9) Mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak

10) Diterima oleh semua budaya

Jumlah alat permainan yang digunakan hendaknya cukup, dengan kebutuhan anak, tidak

terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak.

c. Play Fellows

Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain jika ia memerlukan. Teman

bermain dapat ditentukan anak sendiri, apakah itu orangtua, saudara atau temannya. Jika

anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya.

Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain dengan anak lain, maka dapat mengakibatkan

anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri dan

menemukan kebutuhannya sendiri.

d. Play Space

Page 539: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

Untuk bermain perlu disediakan tempat bermain yang cukup untuk anak sehingga anak

dapat bergerak dengan bebas. Luas tempat bermain dapat disesuaikan dengan jenis

permainan dan jumlah anak yang bermain.

e. Play Rules

Anak belajar bermain, melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau

diberitahu caranya oleh orang lain (guru atau orangtua). Cara yang terakhir adalah yang

terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam menggunakan alat

permainannya dan anak akan mendapat keuntungan lebih banyak lagi. Jadi permainan

yang baik adalah permainan yang ada cara/aturan bermainnya.

Page 540: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GURU KELAS TK

BAB IV

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNTUK AUD

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 541: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB IV

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI

A. KOMPETENSI INTI

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.

B. KOMPETENSI DASAR

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dan

pengembangan diri

C. MATERI AJAR

TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih dikenal dengan istiah ICT. ICT

adalah kependekan dari Information and Communication Technologies. Jika merujuk pada

sejarah kemunculannya, istilah ICT mulai dikenal setelah adanya perpaduan antara

teknologi computer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak

(software) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan

kedua teknologi ini berkembang sangat pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Dalam

pengertiannya,

TIK adalah perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi, akan diuraikan

sebagai berikut.

1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan peralatan elektronika,

terutama computer untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa

saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Lucas (dalam munir, 2008)

menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan

untuk memproses dan mengirim informasi dalam bentuk elektronik,

micro komputer, komputer mainframe, pembaca

barcode, perangkat lunak memproses transaksi,

perangkat lembar kerja dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh

teknologi informasi. Informasi yang disampaikan berupa pesan-pesan elektronik.

Page 542: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

2. Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi merupakan perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari

hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses

komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil. Keterkaitan Teknologi Informasi

dan Teknologi Komunikasi Teknologi Informasi menekankan

pada pelaksanaan dan pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan,

mengmbil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-

perangkat teknologi elektronik

terutama komputer. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan pe

rangkat teknologi elektronika dan lebih

menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data da

n informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi criteria komunikasi

yang efektif. Meskipun secara terpisah masing-

masing kata pembentuknya memiliki makna sendiri-sendiri,

namun secara konsep pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak terpisahkan,

sebagaimana ditulis dalam Wikipedia berikut:

さ...TIK adalah payung besar terminology yang mencakup seluruh peralatan

teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK

mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. teknologi info

rmasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan

teknologi komunikasi adalah segala sesuatu

yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer

data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,

teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep

yang tidak terpisahkaミ.ざ (id.wikipedia.org, diakses tanggal 19 peb 2012).

Page 543: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

Jadi, TIK mengandung pengertian segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,

perekayasaan, pengelolaan, dan pemindahan informasi antarmedia.

3. Fungsi TIK dalam Pembelajaran PAUD

TIK memiliki tiga fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu: 1) Teknologi

berfungsi sebagai

alat (tools), mengandung pengertian dalam hal ini perangkat teknologi digunakan sebag

ai alat bantu dalam proses pembelajaran, misalnya sebagai alat untuk mengolah kata,

mengolah angka, membuat grafik, dll. 2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan

(science), mengandung pengertian bahwa teknologi adalah bagian dari disiplin ilmu yang

harus dikuasai peserta didik, misalnya teknologi komputer menjadi jurusan di sekolah

atau adanya mata pelajaran TIK di sekolah sehingga menuntut peserta didik untuk me

nguasai komptensi tertentu dalam TIK. 3) Teknologi sebagai bahan dan alat bantu untuk

proses pembelajaran (literacy), mengandung makna bahwa teknologi berfungsi sebagai

bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai kompetensi tertentu

melalui bantuan komputer.

Keberadaan TIK tentu tidak pernah terlepas dan segala kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan TIK bisa diartikan sebagai manfaat, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan

: untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan, dan untuk organ

isir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan peserta didik.

b. Sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung peserta

didik: untuk mengakses informasi yang diperlukan dan untuk perbandingan pers

pektif, kepercayaan dan pandangan dunia.

c. Sebagai media sosial untuk mendukung pembelajaran: untuk berkolaborasi dengan

orang lain dan untuk mendiskusikan, berpendapat serta membangun consensus

antara anggota sosial.

d. Sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar: untuk membantu peserta didik

mengartikulasikan dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui.

Page 544: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

e. Sebagai sarana meningkatkan mutu pendidikan.

f. Sebagai sarana meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

g. Sebagai sarana mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Jika mengacu pada tiga fungsi TIK dalam pembelajaran, maka khusus untuk pembe

lajaran anak usia dini, pendidik dapat menentukan salah satu atau setidaknya dua fungsi,

yaitu teknologi sebagai alat (tools) dan/atau sekaligus sebagai bahan untuk stimuasi dal

am pencapaian perkembangan tertentu. Namun untuk pemanfaatan TIK dalam PAUD

yang layak bagi anak tentu harus mempertimbangkan prinsip dalam penyediaan sarana

dan prasarana pembelajaran bagi anak usia dini,

sekalipun dalam praktiknya dapat dikendalikan oleh atau di bawah pengawasan pendidik.

Selain itu, perangkat TIK yang digunakan pun disesuaikan dengan

memperhatikan perkembangan anak.

Efektif tidaknya pemanfaatan TIK bagi proses tumbuh kembang anak usia dini mutlak

menjadi pertimbangan para guru sebelum menentukan untuk memilih jenis perangkat ya

ng tepat. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran perlu dirancang,

direncanakan, dilaksanakan, dan selalu dievaluasi dari waktu ke waktu.

Agar pamanfaatan TIK dalam pembelajaran PAUD dapat benar-benar optimal dari segi

dukungannya pada pelaksanaan fungsi dan tercapainya tujuan dalam rangka menyiapkan

generasi bangsa yang cerdas dan ceria, perlu mengoptimalkan kemanfaatannya dan

meminimalkan dampak negatifnya. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK perlu dilandasi oleh

prinsip. Suwarsih (2011) mengusulkan

kerangka pikir dan lima prinsip dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Pemanfaatan TIK dalam pendidikan hendaknya mempertimbangkan karaktersi

tik

peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan

keputusan TIK.

Page 545: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

b. Pemanfaatan TIK hendaknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivas

i pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik

dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi.

c. Pemanfaatan TIK hendaknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan p

entingnya kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), deng

an lingkungan sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-

tempat bersejarah), dan lingkungan alam (penjelajahan) agar tetap mampu m

emelihara nilai-nilai sosial dan

humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap alam sebagai anugerah

dari Tuhan Yang Maha Esa.

d. Pemanfaatan TIK hendaknya menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat

mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dala

m rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang.

e. Pemanfaatan TIK hendaknya mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreat

if dan

inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK .

4. Jenis-jenis TIK yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pada PAUD

Sebelum menguraikan tentang jenis-

jenis Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran PAUD,

dapat dibedakan menurut cara penggunaannya, yaitu interaktif dan non interaktif.

Berikut ini akan dibahas berbagai perangkat TIK.

a. Audio dan Video Player

Audio dan Video Player adalah perangkat TIK yang paling mudah digunakan. Selain

karena kemudahan dalam penggunaannya ketersediaan perangkatnya pun relati lebih

mudah ditemukan. Perangkat audio dan video player banyak dijumpai di

masyarakat saat ini. Audio dan Video player, merupakan media pembelajaran yang

menggabungkan antara media audio dan media visual, secara terpisah dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Page 546: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

1) Media Audio dan Karakteristiknya

Pembahasan tentang proses pembelajaran dengan menggunakan media audio

tidak lepas dari pembahasan aspek pendengaran. Kita lebih banyak

menghabiskan waktu untuk mendengarkan dari pada untuk melakukan komunikasi lainnya.

Para ahli berpendapat bahwa70% dari waktu sadar kita dipakai untuk berkomunikasi,

yaitu membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Bila masing-

masing beraktivitas tersebut di bagi-bagi, hasilnya menunjukkkan bahwa 42% dipakai

untuk mendengarkan, 32% untuk bercakap-cakap, 15% untuk membaca, dan 11%

untuk menulis. (http: // abdiplizz. wordpress. com)

Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur:

(1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan kemudian (4) mengingat. Jadi definisi

mendengarkan adalah ざproses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami,

dan マeミgiミgatざ.

2) Media Video/Visual dan Karaktersitiknya

Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua

jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.

Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non verbal-

visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-

visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis,

bentuk, warna, dan tekstur.

b. Komputer

Komputer adalah salah satu perangkat TIK yang sudah banyak dimanfaatkan

keberadaaannya dalam proses pembelajaran. Berbagai jenis komputer pabrikan dapat

menjadi pilihan sesuai kemampuan masing-masing. Kendala utama biasanya adalah

dalam pengadaan perangkat ini. Sebelum lebih jauh bagaimana Guru PAUD dapat

memanfaatkan perangkat ini, terlebih dahulu akan dibahas secara singkat mengenai

peran komputer dalam perkembangan kecerdasan manusia.

Page 547: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

Komputer adalah produk kecerdasan manusia, tetapi komputer dapat pula mem

pengaruhi kecerdasan manusia. Penelitian tentang pengaruh komputer terhadap

perkembangan intelegensi telah banyak dilakukan oleh para pakar. Hasilnya antara

lain menunjukkan bahwa penggunaan komputer secara benar secara timbal balikakan me

mpengaruhi kecerdasan. Jika dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi, computer

mampu memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan,

keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer, sehingga

memberikan pengayaan fungsi otak penggunanya.

Riset yang dilakukan terhadap pengaruh komputer terhadap

perkembangan intelegensi diperoleh pengaruh yang positif dari keduanya. Hal tersebut

karena ざkerjasaマaざ antara komputer-otak dan intelegensi yang

satu dengan lainnya mendorong manusia untuk makin memenuhi rasa ingin tahunya, ya

ng merupakan sifat khas manusia.

Komputer dengan jaringannya dalam kehidupan kini tidak terpisahkan dari berbagai

kepentingan untuk memperoleh informasi yang cepat, cermat, lengkap, dan aktual.

Dengan demikian tidak salah jika penggunaan computer dengan program yang sesuai

umur anak-anak dapat dilakukan oleh para Guru.

Dalam materi ini tidak akan dijelaskan secara detil cara mengoprasikan komputer,

tetapi penyusun menyarankan sebaiknya Guru berinisiatif untuk menggunakan sumber

lain dalam belajar tata cara mengoperasikan komputer. Bahan ajar ini

akan memberikan panduan bagaimana guru dapat menetapkan tema dan materi bermain

anak untuk selanjutnya memilih aplikasi yang tepat dan sesuai untuk disampaikan dengan

menggunakan komputer.

Penting

juga dicatat oleh para Guru PAUD bahwa berbagai aplikasi khusus dalam bentuk perm

ainan untuk anak sudah dirancang, diproduksi dan dipasarkan oleh pihak

lain, yang dapat dimanfaatkan oleh para Guru.

c. Internet

Page 548: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

Manfaat internet dalam dunia pendidikan tidak diragukan lagi dengan tersediany

a informasi dalam berbagai bidang dalam jumlah yang melimpah. Kekayaan akan informasi

yang sekarang tersedia di internet harus benar-benar dimanfaatkan oleh para penentu

kebijakan dalam pendidikan, baik oleh kepala sekolah, guru maupun staf administrasi

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam kaitannya dengan kelebihan internet bagi guru, Rekdale

mengemukakan bahwa

internet sangat potensial untuk mendukung pengembangan profesional guru karena

internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih, yakni (a) meningkatkan

pengetahuan; (b) berbagi sumber di antara rekan sejawat; (c)bekerjasama dengan guru-guru

dari luar negeri; (d) kesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan gagasan

yang dimiliki secara online;

(e) mengatur komunikasi secara teratur; dan (f) berpartisipasi dalam forum dengan reka

n sejawat baik lokal maupun internasional (Rekdale dalam Nurdin Noni, makalah, 2011).

Dalam kaitannya dengan sumber bahan mengajar, guru dapat: (a) mengakses

rencana

belajar mengajar dan metodologi baru, (b) memperoleh bahan baku & bahan jadi yang

cocok untuk segala bidang pelajaran, dan (c) mengumumkan dan berbagi sumber.

Untuk peserta didik, internet menawarkan kesempatan untuk belajar sendiri secara

cepat untuk (a) meningkatkan pengetahuan (b) belajar berinteraktif,

dan (c) mengembangkan kemampuan di bidang penelitian. Selain itu, internet juga

menawarkan kesempatan untuk memperkaya diri dengan meningkatkan

komunikasi dengan peserta didik lain dan meningkatkan kepekaan akan

permasalahan yang ada di seluruh dunia

Manfaat internet dalam dunia pendidikan tidak diragukan lagi dengan tersedianya

informasi dalam berbagai bidang dalam jumlah yang melimpah. Kekayaan akan informasi

yang sekarang tersedia di internet harus benar-benar dimanfaatkan oleh para penentu

kebijakan dalam pendidikan, baik oleh kepala sekolah, guru maupun staf administrasi

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Page 549: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Dalam kaitannya dengan kelebihan internet bagi guru, internet sangat potensial

untuk mendukung pengembangan professional guru karena internet menawarkan beberapa

kesempatan untuk diraih, yakni (a) meningkatkan pengetahuan; (b) berbagi sumber

di antara rekan sejawat; (c) bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri; (d) kesempatan

untuk menerbitkan/mengumumkan gagasan yang

dimiliki secara online; (e) mengatur komunikasi secara teratur; dan (f) berpartisipasi dalam

forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun internasional (Rekdale

dalam Nurdin Noni, makalah, 2011).

Dalam kaitannya

dengan sumber bahan mengajar, guru dapat (a) mengakses rencana

belajar mengajar & metodologi baru, (b) memperoleh bahan baku & bahan jadi yang

cocok untuk segala bidang pelajaran, dan (c) mengumumkan dan berbagi sumber.

Untuk peserta didik, internet menawarkan kesempatan untuk belajar sendiri secara

cepat untuk (a) meningkatkan pengetahuan (b) belajar berinteraktif, dan (c) mengemba

ngkan kemampuan di bidang penelitian. Selain itu, internet juga

menawarkan kesempatan untuk memperkaya diri dengan meningkatkan komunikasi

dengan peserta didik lain

dan meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada di seluruh dunia.

Page 550: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN

GURU KELAS TK

BAB V

PEMANFAATAN DAN PEMILIHAN MEDIA

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 551: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB V

PEMANFAATAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI INTI

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

B. KOMPETENSI DASAR

Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber

C. MATERI AJAR

Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari sumber

belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media pembelajaran merupakan saluran

komunikasi untuk menyampaikan pesan dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal

ini dapat dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi pembelajaran

(peran) dengan media power point kepada penerima pesan (siswa). Kedudukan media dari

contoh tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Kedudukan media

Page 552: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

Berdasarkan ilustrasi tersebut, media merupakan saluran komunikasi pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso (2004, h. 458-460) didefinisikan segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang

di sengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan dari media pembelajaran

(Yusufhadi Miarso, 2004, h. 458-460) adalah:

a. Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat berfungsi

optimal.

b. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

c. Melampaui batas ruang kelas.

d. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.

e. Menghasilkan keseragaman pengamatan

f. Membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

h. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkrit maupun

abstrak.

i. Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan

waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

j. Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru.

k. Meningkatkan efek sosialisasi (kesadaran) akan dunia sekitar)

l. Meningkatkan kemampuan ekspresi dan siswa.

Berdasarkan definisi dan kegunaan media pembelajaran di atas, maka guru di dalam

perangkat pembelajarannya selain silabus, RPP, bahan ajar juga dilengkapi dengan

media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dirancang sendiri oleh guru atau

memanfaatkan dari media yang telah tersedia.

Perangkat pembelajaran media pembelajaran merupakan sub sistem dari

sistempembelajaran di kelas yang Anda bina. Jika sub sistem media tidak disediakan maka akan

terdapat kesenjangan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti perbedaan persepsi

terhadap materi pembelajaran. Dampaknya hasil belajar siswa tidak optimal.

Page 553: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran dan

dapat dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas sesuai kegiatan belajar yang akan

dilakukan siswa.

1. Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada perkembangan sekarang ini sangat beragam. Ada media

penyaji, media objek dan media interaktif. Media penyaji yaitu media yang mampu

menyajikan informasi. Misal gambar, poster, foto (yang digunakan sebagai alat peraga),

transparansi, radio, telepon, film, video, televisi, multimedia (kit). Media objek yaitu media

yang mengandung informasi seperti realia, replika, modul, benda tiruan. Media interaktif yaitu

media yang memungkinkan untuk berinteraksi selama mengikutipembelajaran. Misal scrabble,

puzzle, simulator, laboratorium, atau komputer.

Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka guru perlu mempelajari

klasifikasi media yang memberikan ciri kemampuan media seperti table berikut.

Tabel 1. Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen

Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu jenis media yang

terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu masing-masing

Page 554: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

media memiliki kelebihan dan kekurangan. Antara satu media dengan media lainnya saling

melengkapi.

Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru, kriteria

dalam memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria tersebut adalah:

a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Tepat untuk mendukung materi pembelajaran

c. Praktis, luwes dan tahan lama

d. Guru terampil menggunakannya

e. Jumlah peserta didik

f. Mutu teknis media pembelajaran seperti ketersediaan energi listrik, cahaya di dalam

ruangan.

Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut. D I samping

itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media canggih yang

sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang

dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik kita dalam proses belajar. Jadi, pilihlah media

yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran, yang memudahkan peserta didik

belajar, serta yang menarik dan disukai peserta didik.

Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer antara lain

akses, biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan kemudahan penggunaan,

pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty), dan kecepatan. Pertimbangan mengenai akses

pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana peserta didik memiliki akses terhadap media

yang akan digunakan dalam mempelajari paket bahan ajarnya? Pertimbangan biaya berlaku

bagi sekolah maupun peserta didik, yaitu seberapa mahal/murah media yang dipilih untuk

digunakan oleh sekolah dan peserta didik sebagai paket bahan ajar (biaya produksi atau

pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya beli untuk peserta didik). Pertimbangan

pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran serta

karakteristik materi keilmuan yang akan disampaikan dan dipelajari peserta didik.

Pertimbangan interaktivitas dan kemudahan penggunaan pada dasarnya mempertanyakan

sejauh mana media yang dipilih dapat memfasilitasi interaksi yang diperlukan dalam

Page 555: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

pembelajaran, dan sejauh mana media tersebut mempermudah peserta didik dalam belajar?

Pertimbangan mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial meliputi

pengelolaanmedia dalam proses pembelajaran, dan pasca proses pembelajaran

(penyimpanan, dll). Pertimbangan novelty berkenaan dengan tingkat kebaruan suatu media

sehingga seringkali menimbulkan antusiasme berlebihan dan atau kesukaran beradaptasi serta

siklus hidup suatu media. Pertimbangan tentang kecepatan suatu media berkenaan dengan

kemampuan suatu media menyampaikan informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada

didik.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan

saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media yang terbaik, sehingga dapat

membantu proses belajar peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, ragam media yang

digunakan harus dipilih berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.

Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi:

1) Media cetak

a. Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku, atau buku pelajaran

yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.

b. Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk mendampingi buku

pelajaran.

c. Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata pelajaran yang di susun

sendiri.

d. Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir, brosur, pamphlet, yang

diperlukan untuk memperjelas konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan dalam

bahan ajar.

e. Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk memandu peserta didik

melakukan latihan, tugas, praktek, praktikum, dan digunakan untuk melengkapi buku

pelajaran.

2) Media audio/visual

a. Kaset audio/CD audio

b. Siaran radio (radio broadcasts)

Page 556: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

c. Slide (film bingkai)

d. Film

f. Kaset video/CD video

g. Tayangan TV (TV broadcasts)

h. Video interaktif

i. Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted Instruction)

3) Media Praktek/Demonstrasi

a. Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita

b. Laboratorium dan peralatannya

c. Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari material atau barang

bekas yang tersedia di sekitar sekolah

d. Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)

e. Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah, kolam, kandang

ternak, dll).

f. Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan Herbarium buatan

peserta didik.

g. Pasar

h. Museum

4) Media lainnya

a. game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti scrabbles untuk

mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu tambah-kurang kali-bagi, flashcard,

permainan memori, monopoli, atau game dalam bentuk program komputer, dan lain-

lain.

b. game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh instruktur dan atau peserta

didik.

c. Kit sains, kit seni, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan setelah langkah

perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan model perencanaan penggunaan media

Page 557: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

pembelajaran (ASSURE) artinya media dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat memanfaatkan

yang tersendiri atau modifikasi keduanya.

Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi (yang tersedia)

dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan media yang dirancang maka komponen

dari media tersebut harus mengandung tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan

evaluasi. Misal merancang lembar balik Presiden Republik Indonesia dengan urutan:

Gambar 2.

Guru dalam merancang media pembelajaran flipchart, harus memperhatikan jumlah

peserta didik, biaya, ukuran tulisan, ukuran gambar, warna dan lain-lain. Untuk menghemat

biaya dapat digunakan bagian belakang kalender yang sudah tidak dimanfaatkan (ukuran 60 x

40 cm).

b. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran identik dengan penggunaan media pembelajaran.

Menurut Heinich (1983), pemanfaatan merupakan satu komponen dari model sistem

pembelajarannya yang disebut utilisasi. Utilisasi (pemanfaatan) merupakan satu tugas

pembelajaran (guru) dalam membantu mempermudah siswa belajar. Seels dan Richey (2002,

Page 558: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

h. 50) dalam buku Teknologi Pembelajaran mendefinisikan pemanfaatan adalah aktivitas

menggunakan proses dan sumber untuk belajar.

Berdasarkan definisi tersebut, maka pemanfaatan merupakan aktivitas menggunakan

serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil belajar dan segala sesuatu

yang mendukung terjadinya belajar (seperti: system pelayanan, bahan pembelajaran dan

lingkungan). AECT (Association for Educational Communication and Technology)

mengungkapkan pendapat serupa dimana fungsi pemanfaatan adalah mengusahakan agar

pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber belajar atau komponen pembelajaran. Fungsi

ini penting karena memperjelas hubungan pemelajar dengan bahan dan system pembelajaran

(Yusufhadi Miarso, 1986, h. 194).

Fungsi pemanfaatan merupakan fungsi yang cukup penting karena memperjelas

hubungan pemelajar dan sistem pembelajaran. Pemelajar akan menggunakan suatu sumber

belajar jika ia mengetahui bahwa dengan menggunakan sumber belajar tersebut ia akan

memperoleh keuntungan dalam proses pembelajarannya. Menurut Sadiman dkk (1993, h.

189-190) ada dua pola dalam memanfaatkan media yaitu:

1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana pemanfaatannya dipadukan

dengan proses pembelajaran di situasi kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.

2. Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini dibagi menjadi dua

kelompok utama.

a) Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai kebutuhan masing-

masing, biasanya digunakan secara perorangan. Dalam pemanfaatan secara bebas,

kontrol atau kendali berada pada individual, dimana penggunaannya disesuaikan

dengan kebutuhannya.

b) Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu

rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 559: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga langkah dalam

menggunakannya, yaitu:

1. Persiapan sebelum menggunakan media

Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat berupa mempelajari

petunjuk penggunaan, mempersiapkan peralatan, serta menetapkan tujuan yang akan

dicapai.

2. Kegiatan selama menggunakan media

Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang digunakan.

3. Kegiatan tindak lanjut

Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai dan untuk

memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui

media bersangkutan.

Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan pola

pemanfaatan. Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.

1. Tahap persiapan

a. Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media pembelajaran, misal untuk

menjelaskan konsep pembelajaran kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.

b. Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point yang telah disusun (misal

power point terlampir).

c. Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum pelaksanaan pelatihan.

2. Tahap pelaksanaan

a. Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu tersedia

b. Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai dengan prosedur

pembelajaran.

3. Tindak lanjut

a. Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.

b. Kepala sekolah memberikan umpan balik.

Page 560: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN

GURU KELAS TK

BAB VI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

HERMAN

RUSMAYADI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

Page 561: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

1

BAB VI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. KOMPETENSI INTI

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan

C. MATERI AJAR

1. Konsep Dasar PTK

a. Pengertian PTK

Penelitian tindakan (action research) merupakan suatu proses yang dirancang

untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, guru, dan peserta lainnya)

dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan didalam pengalaman

pendidikan (Hopkin, 1993). Sementara Kemmis dalam Hopkin 1985, mengemukakan

bahwa penelitian tindakan adalah bentuk penelitian refleksi diri (self-reflection) yang

dilakukan oleh para partisipan dalam situasi social (termasuk pendidikan) dalam rangka

meningkatkan: keadilan dan rasionalitas praktek social dan pendidikan mereka sendiri;

pemahaman mereka tentang praktek tersebut; dan situasi tempat praktek tersebut

dilakukan.

Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk

meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan

untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut

’peミelitiaミ tiミdakaミ kelas’ atau PTK. Apakah kegiatan penelitian tindakan tidak akan

mengganggu proses pembelajaran? Sama sekali tidak, karena justru ia dilakukan dalam

proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Kalau begitu, apakah

penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi,

dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja? Benar. Apakah berarti

bahwa subyek dalam PTK termasuk murid-murid Anda? Benar. Lalu bagaimana cara untuk

menjaga kualitas PTK? Apakah boleh bekerjasama dengan guru lain? Benar. Anda bisa

Page 562: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

2

melibatkan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi

sebagai kolaborator Anda.

Karena situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis

pula, apakah peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada? Benar. Anda

memang dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK Anda selaras dengan situasi

yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan.

Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang

terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara kontinyu sehingga perbaikan demi

perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Kalau begitu, apakah diperlukan kerangka

kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata? Benar. Tindakan

dilaksanakan secara terencana, hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu untuk

dijadikan landasan dalam melakukan modifikasi

Karena penelitian pada umumnya merupakan upaya mencari suatu kebenaran

berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, maka demikian pula halnya dengan penelitian tindakan

dan penelitian tindakan kelas. Hanya saja masing-masing penelitian memiliki ruang lingkup

yang berbeda. Penelitian tindakan memiliki objek penelitian yang tidak hanya terbatas di

kelas, tetapi bisa di luar kelas, sekolah, organisasi, komunitas atau masyarakat. Sedangkan

penelitian tindakan kelas memiliki obyek khusus berkaitan dengan proses pembelajaran di

kelas.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan penelitian-penelitian

formal yang sudah banyak dilakukan. Metode penelitian deskriptif, eksperimen, dan ex post

facto adalah tiga penelitian formal yang sudah banyakm kita kenal. PTK mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan penelitian-penelitian itu.

Beberapa karakteristik PTK antara lain:

1) Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual.

2) Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya mendeskripsikan masalah.

3) Data diambil dari berbagai sumber.

4) Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst.

5) Partisipatif, dilakukan sendiri.

6) Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.

Page 563: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

3

Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut :

PTK PENELITIAN FORMAL

a. Dilakukan sendiri oleh guru

b. Memperbaiki pembelajaran secara

langsung

c. Hipotesisnya disebut hipotesis

tindakan

d. Tidak menggunakan analisis statistik

yang rumit

e. Tidak terlalu memperhatikan validitas

dan reliabilitas instrumen

f. Sampel tidak perlu representative

a. Dilakukan oleh orang lain

b. Mengembangkan teori, melalui

generalisasi

c. Biasanya mempersyaratkan hipotesis

d. Menuntut penggunaan analisis

statistik

e. Instrumen harus valid dan reliabel

f. Sampel harus representatif

c. Tujuan PTK di TK/PAUD

Sesuai dengan karakteristik PTK seperti yang sudah dibahas sebelumnya, maka

tujuan PTK di TK/ PAUD adalah untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas/kelompok belajar tertentu di TK/PAUD. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Arifin (2012: 100) bahwa tujuan PTK adalah sebagai berikut. (a)

memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dan

pembelajaran sekolah dan LPTK; (b) membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya

dalam mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas; (c) meningkatkan

kemampuan dan layanan profesional guru dan tenaga kependidikan; (d) mengembangkan

budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK; (e) meningkatkan dan mengembangkan

keterampilan guru dan tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan PTK

dan (f) meningkatkan kerja sama profesional di antara guru dan tenaga kependidikan di

sekolah dan LPTK.

Sementara itu Akbar (2010: 37) mengemukakan bahwa secara umum tujuan PTK

adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, cara kerja guru dalam

pembelajaran, bahan ajar, penggunaan sumber dan media pembelajaran. Di samping itu

juga untuk meningkatkan suasana pembelajaran, hasil belajar yang berupa prestasi, nilai,

sikap, keaktifan, keberanian dan rasa sayang siswa.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan PTK di TK dan lembaga PAUD lainnya, maka

tujuan PTK adalah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan pengembangkan

proses belajar dan pembelajaran serta kemampuan potensi yang dimiliki oleh anak sebagai

Page 564: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

4

dampak dari proses pembelajaran dan bermain pada anak usia dini. Hal ini diperlukan

mengingat anak usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) dalam pertumbuhan

dan perkembangannya. Oleh karena itu sebagai tenaga pendidik di TK/PAUD, guru

hendaknya memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di kelas, dan

mengembangkannya berdasarkan acuan dan kaidah ilmiah melalui penelitian tindakan

kelas.

d. Prinsip-prinsip PTK

Merujuk dari prinsip-prinsip PTK yang dikemukakan oleh Arifin (2010; 104), dalam

melaksanakan PTK di TK/PAUD hendaknya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Sumber masalah diperoleh dari praktik pembelajaran sehari-hari di TK/PAUD. Hal

ini dapat diperoleh melalui observasi atau bersumber dari personal yang terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran di

TK/PAUD, seperti teman sejawat, kepala sekolah, anak/peserta didik, orang tua dan

lain sebagainya.

2) Kaitkan masalah PTK dengan upaya peningkatan mutu guru, anak dan tenaga

kependidikan lainnya di TK/PAUD. Hal ini karena peningkatan mutu pembelajaran

harus dilakukan secara terintegrasi dan terpadu.

3) Pelaksanaan PTK harus memanfaatkan semua potensi guru di TK/PAUD seperti

penguasaan terhadap substansi bidang-bidang pengembangan di TK/PAUD,

keterampilan dalam membelajarkan anak melalui bermain, minat dan keterlibatan

baik peneliti sebagai guru maupun guru sebagai teman sejawat

4) Hasil PTK dapat juga memberikan masukan untuk pengembangan teori

pembelajaran untuk anak usia dini.

5) Metode dalam PTK harus mempertimbangkan masalah-masalah pembelajaran di

TK (baik untuk kelompok A maupun kelompok B) atau pada lembaga PAUD sejenis

Page 565: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

5

yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan peserta didik (anak) sebagai sasaran

penelitian.

6) Pelaksanaan PTK memerlukan dukungan secara kolaboratif dari para pemangku

kepentingan, kepala TK/PAUD, teman sejawat termasuk peserta didik, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan desimenasi dan tindak lanjut.

7) PTK harus didukung oleh wawasan dan pengalaman dari para pakar (expert) dari

berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan pendidikan anak usia dini.

8) Diseminasi PTK harus melibatkan jaringan kerja (network) dan mekanisme yang

tersedia di TK/PAUD.

e. Syarat PTK

Untuk dapat meraih perubahan yang diinginkan melalui PTK, maka ada beberapa

syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh guru/peneliti PTK (McNiff, Lomax dan

Whitehead dalam Suwarsih 2003)

1) Guru/peneliti dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam

keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu

mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut.

2) Guru/peneliti dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut

untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.

3) Tindakan yang Guru/peneliti lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik

pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan

teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan

pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan

nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik

jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya

kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri.

4) Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi

dapat diubah ke arah perbaikan.

5) Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan

perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh

kerumitannya.

Page 566: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

6

6) Guru/peneliti mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan

mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman

yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini

telah terjadi.

7) Guru/peneliti perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang

tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio,

riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi,

dan riwayat fiksional.

8) Guru/peneliti perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi

autentik tersebut di atas, yang mencakup (1) identifikasi makna-makna yang

mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan

penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan

ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam

konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (2) mempermasalahkan deskripsi

terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap

hasilnya; dan (3) teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang

apa yang dilakukan dengan cara tertentu.

9) Guru/Peneliti perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk:

(1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu

percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan

gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4)

bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. Kesepuluh, Anda perlu

memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan Anda lewat

pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah),

baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman

sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya

(validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar

(validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain

karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah.

Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

Page 567: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

7

2. Langkah-Langkah PTK

Cara Memulai PTK

Uraian tentang cara memulai PTK berikut ini akan menambah pemahaman Anda

tentang prinsip-prinsip PTK. Kalau Anda sudah biasa mengajar, melakukan PTK bukan hal

yang asing. PTK hanyalah alat untuk membantu Anda memperbaiki pembelajaran secara

sistematis. Jadi Anda fokus saja pada perbaikan pembelajaran, dan tanpa disadari Anda

akan melakukan langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh peneliti PTK. Setelah

menyelesaikan bagian ini Anda akan dapat menulis さproposal sederhaミaざ berbeミtuk

matriks, yang nantinya akan dikembangkan マeミjadi さproposal leミgkapざ. Deミgaミ proposal

sederhana sebenarnya Anda sudah dapat memulai PTK.

Analogi Guru-Dokter

Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan menganalogikan

kegiataミ Aミda sebagai さguru peミeliti PTKざ deミgaミ kegiataミ seoraミg さdokterざ . Perhatikan

Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Analogi Guru dengan Dokter

NO DOKTER Guru peneliti PTK

1 Menanyakan gejala penyakit Mendeskripsikan masalah

2 Mendiagnosis penyakit Menemukan akar masalah

3 Menulis resep Menyusun hipotesis tindakan

4 Menentukan tema pengobatan,

マisalミya さMeミgobati sakit perutざ

Menuliskan judul penelitian

a. Mendeskripsikan, mengindentifikasi dan analisis masalah

Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di hadapannya? Ia

akaミ bertaミya: さKeミapa Pak?ざ atau さKeミapa Bu?ざ Maksudミya adalah uミtuk meminta Anda

mendeskripsikan keluhan-keluhan yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak

マuミgkiミ deミgaミ berbagai pertaミyaaミ: さBagiaミ マaミa yaミg sakit? Waktu-waktu apa saja

terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa? Bagaiマaミa hasilミya?ざ Beluマ

cukup dengan keterangan lisan, ia masih meminta Anda berbaring di dipan. Kemudian ia

menempelkan stetoskop di dada dan perut Anda, menekan-nekan dan mengetuk-ngetuk

Page 568: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

8

perut Anda, melihat telakup mata Anda, melihat tenggorokan Anda dengan senter, dan

sambil lalu ia sudah dapat mengetahui suhu badan Anda. Setelah itu ia masih menggunakan

tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi Anda. Singkatnya ia ingin

mengungkap serinci mungkin gejala penyakit Anda; tujuannya adalah untuk

ざマeミdiagミosisざ peミyakit Aミda seIara tepat. Makiミ riミIi deskripsi gejala peミyakit

Anda akan makin mudah dokter mendiagnosis penyakit Anda itu.

Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK harus

dideskripsikaミ seIara riミIi; tujuaミミya adalah agar Aミda dapat マeミeマukaミ さakar マasalahざ

penelitian Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi masalah Anda, makin mudah Anda

menemukan akar masalah. Penemuan akar masalah merupakan hal yang sangat penting

dalam melakukan PTK. Sebelum akar masalah ditemukan, Anda sebaiknya tidak terburu-

buru memberikan tindakan. Analoginya dengan dunia kedokteran adalah dokter

yang mengobati rasa pusing berkepanjangan yang dialami pasien. Mula-mula ia

mendiagnosis secara terburu-buru sebagai penyakit maag; obat yang diberikan adalah

promaag. Tentu saja setelah minum obat selama tiga hari rasa pusing pasien tidak kunjung

hilang. Setelah didiagnosis ulang ternyata penyebabnya adalah lubang kecil yang ada di gigi.

Setelah gigi dirawat, lubang diberi obat kemudian ditambal dan diberi obat yang sesuai,

rasa pusing itupun hilang.

Langkah-langkah berikut ini akan membantu Anda mendeskripsikan masalah

penelitian Anda secara rinci:

1. Mulailah dengan satu kalimat masalah.

2. Elaborasi kalimat itu serinci mungkin dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

a) Dari mana tahunya?

b) Bagaimana datanya?

c) Upaya apa yang telah dilakukan?

d) Bagaimana hasilnya?

3. Usahakan kalimat masalah dan elaborasinya itu mencapai ½ -- 1 halaman;

setelah itu biasanya Anda akan menemukan akar masalahnya.

Contoh Identifikasi dan Analisis Masalah

Page 569: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

9

Pada tahap ini, guru atau tenaga pendidik di TK atau PAUD mengadakan refleksi

terhadap proses pembelajaran di kelas. Gejala-gejala apakah yang terjadi di kelas? Apakah

anda puas terhadap proses pembelajaran di kelas? Jika tidak pasti ada permasalahan yang

terjadi. Dasna (2008: 30) menjelaskan bahwa ada beberapa pertanyaan yang dapat

dijadikan bahan untuk mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang Anda

laksanakan di kelas.

Jika ja┘abaミ Aミda terhadap keeマpat pertaミyaaミ tersebut adalah さbeluマざ, マaka

dalam pembelajaran yang anda laksanakan terjadi suatu permasalahan. Permasalahan

terjadi manakala terjadi kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.

Berdasarkan pertanyaan tersebut, sebenarnya terdapat dua permasalahan pokok dalam

pembelajaran, yaitu (1) masalah yang berkaitan dengan rendahnya kualitas pembelajaran

dan (2) masalah yang berkaitan dengan rendahnya tingkat penguasaan kompetensi oleh

anak (hasil belajar).

Permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kualitas pembelajaran dapat

diidentifikasi antara lain sebagai berikut.

(1) Masalah keaktifan belajar anak.

Misalnya dalam belajar anak kurang berpartisipasi, malah asyik bermain sendiri di

luar skenario belajar yang ditetapkan. Atau dalam belajar anak menjadi pendiam,

tertutup dan melamun.

(2) Masalah interaksi dalam kelas.

Misalnya anak hanya mampu berinteraksi dengan teman-teman tertentu? Anak

cenderung memisahkan diri dari lingkungan dan mendekat pada guru. Atau anak

sering berkelahi dengan temannya hanya gara-gara berebut alat permainan.

(3) Masalah evaluasi.

a. Apakah perangkat pembelajaran yang telah disiapkan dapat terlaksana dengan

baik?

b. Apakah pembelajaran yang diterapkan telah dapat membelajarkan anak

sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran?

c. Apakah metode yang digunakan sudah efektif dari segi waktu dan hasil belajar?

d. Apakah hasil belajar sudah cukup baik sehingga sebagian besar anak

memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar minimum?

Page 570: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

10

Misalnya guru kurang memiliki kompetensi dan kesempatan untuk mengadakan

asesmen otentik terhadap perkembangan anak. Atau guru kurang mampu

menganalisis dan mengadakan interpretasi terhadap hasil asesmen, sehingga tidak

berdampak pada peningkatan kualitas belajar anak.

(4) Masalah dalam pemilihan metode dan atau strategi pembelajar.

Misalnya metode yang dipilih guru kurang memberikan kesempatan kepada anak

untuk melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang berbasis pada kegiatan

belajar melalui bermain. Seharussnya anak adalah aktif, tetapi dari metode yang

terpilih menjadikan anak sebagai pendengan yang baik. Bahkan di TK/PAUD

cenderung mengarah pada pembelajaran yang bersifat akademik formal, dari pada

kegiatan bermain yang membelajarkan.

(5) Masalah yang berkaitan dengan pemilihan dan pemanfaatan media, sumber dan

peralatan belajar.

Di TK/PAUD anak membutuhkan kegiatan eksplorasi yang luas terhadap lingkungan

dan objek-objek belajarnya. Semakin luas kesempatan yang dimiliki oleh anak dalam

mengeksplorasi lingkungannya, maka semua aspek perkembangannya akan terstimulasi

dan berkembang secara optimal.

Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya penguasaan

kompetensi atau hasil belajar anak meliputi:

(1) Capaian indikator perkembangan anak kurang optimal.

Misalnya kemampuan berbahasa ekspresif yang rendah, keterampilan motorik

halus yang rendah, dan lain sebagainya.

(2) Rendahnya keterampilan anak dalam melakukan sesuatu khususnya yang berkaitan

dengan softskill anak.

Misalnya anak kurang mandiri, anak kurang kreatif dalam mengembangkan ide-

idenya, anak kurang mampu dalam memecahkan masalah dan lain sebagainya.

(3) Terjadinya miskonsepsi terhadap sesuatu.

Misalnya anak belum mampu membedakan antara benda padat, benda cair dalam

bidang sains. Cantohnya plastisin termasuk benda padat apa benda cair. Anak-anak

menyebutnya sebagai benda lunak.

Page 571: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

11

Sementara itu Kunandar (2011: 89) mengemukakan bahwa sumber masalah PTK

antara lain sebagai berikut.

(1) Masalah yang berkaitan dengan input dapat bersumber dari siswa/anak, guru,

sumber belajar, materi pembelajaran, prosedur evaluasi dan lingkungan belajar.

(2) Masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yang bersumber dari

interaksi dalam pembelajaran, keterampilan bertanya guru/siswa/anak, gaya

mengajar, cara belajar dan implementasi metode pembelajaran.

(3) Masalah yang berkaitan dengan output, yang dapat bersumber dari hasil belajar

siswa/anak, daya ingat siswa/anak,sikap negatif siswa/anak dan motivasi yang

rendah.

Dari sumber masalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan yang relevan untuk

PTK, antara lain sebagai berikut.

(1) Rendahnya keterlibatan anak TK dalam proses pembelajaran

(2) Metode yang digunakan oleh guru kurang relevan dengan karakteristik anak usia

dini

(3) Perhatian atau daya konsentrasi anak terhadap suatu tugas rendah.

(4) Media dan sumber atau peralatan belajar/bermain yang digunakan kurang

memadai dan kurang relevan dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

(5) Rendahnya motivasi belajar anak usia dini

(6) Rendahnya tingkat kemandirian anak dalam belajar dan bermain

(7) Perkembangan sosio-emosional yang kurang sesuai dengan tugas-tugas

perkembangan anak usia dini.

(8) Perkembangan kognitif anak yang kurang sesuai dengan tugas perkembangan

anak usia dini

(9) Perkembangan/kemampuan berbahasa yang belum sesuai dengan tugas

perkembangan anak usia dini.

(10) Rendahnya keterampilan motorik anak usia dini, dan lain sebagainya.

Dari beberapa aspek ruang lingkup masalah tersebut, guru TK/PAUD dapat memilih

salah satu masalah yang paling urgen untuk segera dipecahkan. Dikatakan urgen jika

masalah tersebut sangat mendesak untuk dipecahkan, dan jika tidak segera dipecahkan

Page 572: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

12

akan menghambat program pembelajaran dan proses belajar anak secara simultan dan

menyeluruh.

Bagi guru TK/PAUD, permasalahan yang urgen biasanya terkait dengan situasi

pembelajaran di kelas. Permasalahan yang berkaitan dengan anak TK/PAUD sangat

kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan karena anak mengalami masa transisi dari

kehidupan dalam keluarga menuju ke lingkup hubungan sosial yang lebih luas. Sementara

ragam karakter dan latar belakang anak sangatlah berbeda-beda. Padahal masa awal anak

sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi

guru TK/PAUD.

Untuk memperdalam wawasan Anda marilah kita belajar mengidentifikasi dan

menganalisis sebuah kasus pembelajaran berikut ini.

Bu Yati ialah guru di kelompok B TK Dian Cendekia. Jumlah anak di kelompok B

ada 30 anak. Pada suatu pagi, Bu Yati hendak mengajak anak-anak mengenal

peristiwa siang dan malam. Indikator yang hendak dicapai pada hari itu adalah

(1) anak dapat menghargai ciptaan Tuhan (2) anak dapat menceritakan

terjadinya peristiwa siang dan malam dengan kalimat sederhana (3) anak

mampu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya pada malam dan siang hari

(4) anak mampu membuat gambar sederhana tentang peristiwa di malam hari.

Untuk keperluan itu, Bu Yati masuk kelas dengan membawa sebuah globe dan

sebuah lampu senter. Tentu saja benda-benda yang dibawa oleh Bu Yati

menarik perhatian anak-anak. s

Seketika anak-anak berebutan ingin memegang globe tersebut. Selanjutnya Bu

Yati berkata,ざAミak-anak kembali ke tempat duduk dan kalian harus duduk

manis. Nanti Ibu akan menunjukkan kepada kalian bagaimana peristiwa siang

daミ マalaマ itu terjadiざ.

Anak-anak tampak kecewa. Perhatian anak tetap tertuju pada Globe dan lampu

senter yangi ditaruh di atas meja oleh Bu Yati. Pada saat doa bersama, anak-

anak tampak tidak berkonsentrasi dalam berdoa. Anak-anak saling

berbisik=bisik tentang media yang dibawa oleh guru. Setelah berdoa bersama,

Bu Yati melanjutkan pelajaran hari itu dengan menjelaskan bagaimana

peristiwa siang dan malam itu terjadi. Bu Yati mengadakan tanya jawab tentang

kapan anak itu tidur? Benda-benda apa saja yang dilihat dimalam hari? Apa

perbedaan antara keadaan di waktu malam dan di siang hari, serta benda apa

saja yang dilihat anak pada waktu siang hari. Jawaban anak bermacam-macam.

さBu saya tidur sepulaミg sekolahざ. さBu, ┘aktu マalaマ tidak kelihataミ apa-apa,

gelap, heママママざ. さ Bu aku takut kalau マalaマざ. Akhirミya Bu Yati マeミjelaskaミ kalau tidur sebaiknya di malam hari. Kalau malam ada bulan, bintang, kelelawar

dan lain sebagainya. Kalau malam anak-anak tidak boleh takut, dan seterusnya.

Page 573: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

13

Pada kegiatan inti, Bu Yati membagi anak menjadi 3 kelompok. Kelompok I

ditugasi untuk mewarnai gambar matahari. Kelompok II mencocok dan

merobek gambar matahari. Kelompok III membuat kolase pada gambar

bintang. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, sehingga semua anak

mengalami ketiga kegiatan tadi. Beberapa anak yang sudah selesai duluan

segera ke meja guru untuk memainkan globe, tetapi Bu Yati segera memberikan

tugas berikutnya sehingga kelas terhindar dari suara gaduh akibat rebutan

globe dan lampu senter.

Pada akhir kegiatan, Bu Yati menanyakan kepada anak-anak tentang

bagaimana terjadinya peristiwa siang dan malam. Demikian pula anak ditanyai

tentang gambar yang sudah dibuat oleh anak. Ternyata hanya satu anak yang

dapat menceritakan peristiwa siang dan malam dengan lancar. Demikain pula

manakala anak-anak diminta menceritakan gambarnya, anak-anak tidak ada

yang berani maju ke depan.

Berdasarkan kasus tersebut dapat identifikasi permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan alur identifikasi masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa

akar permasalahan yang terjadi adalah bahwa kualitas proses pembelajaran dan hasil

belajar anak (kemampuan berbahasa) pada tema peristiwa siang dan malam tersebut

masih rendah. Rendahnya kualitas proses pembelajaran tampak bahwa anak kurang aktif

Fakta yang terjadi:

1. Anak-anak belajar secara pasif, dan tidak

memiliki kesempatan untuk

mengeksplorasi media yang dibawa guru

2. Anak kurang mampu berkonsentrasi pada

saat berdoa

3. Metode yang digunakan oleh guru adalah

ceramah dengan peragaan media globe

dan senter

4. Anak tidak mampu menceritakan peristiwa

siang dan malam dengan kalimat

sederhana

5. Anak tidak berani menceritakan gambar

yang sudah dibuatnya

Identifikasi masalah:

1. Kualitas belajar rendah

2. Kemampuan anak dalam

menceritakan sesuatu dengan

kalimat sederhana rendah

3. Anak tidak berani

menceritakan gambar yang

telah dibuatnya

4. Metode yang digunakan guru

kurang menarik dan tidak

melibatkan anak dalam

melakukan percobaan

Temuan/akar masalah:

Kualitas pembelajaran dan

kemampuan berbahasa anak

masih rendah

Faktor penyebab:

Metode yang digunakan kurang relevan dan

berpusat pada guru, anak kurang

memperoleh kesempatan dalam melakukan

percobaan, media yang digunakan guru

terbatas (hanya 1 globe dan 1 senter).

Page 574: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

14

dalam mengeksplorasi objek-objek belajarnya sehingga anak cenderung pasif. Sementara

dilihat dari hasil belajar menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak masih rendah,

hal ini tampak dari kekurangmampuan anak dalam menceritakan sesuatu dengan kalimat

sederhana, anak belum mampu mengekspresikan diri dalam menyampaikan gagasannya

serta kurangnya kemandirian anak dalam menceritakan sesuatu.

Setelah diselidiki dengan cermat, guru mengidentifikasi faktor penyebab

permasalahan tersebut. Berdasarkan kasus tersebut dapat diidentifikasi ternyata penyebab

terjadinya permasalahan tersebut adalah karena:

(1) Metode yang digunakan kurang relevan,

(2) anak kurang memperoleh kesempatan dalam melakukan percobaan atau

memanipulasi objek belajarnya (dalam hal ini globe dan lampu senter)

(3) media yang digunakan guru terbatas (hanya 1 globe dan 1 lampu senter).

(4) Rasa ingin tahu anak tidak terpenuhi

Sekarang cobalah Anda sejenak merenungkan/mengadakan refleksi terhadap

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sehari-hari.

Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi.

1. Di antara kelima bidang pengembangan yang ada di TK/PAUD, bidang apakah yang

paling sulit dicapai oleh sebagian besar anak di kelas?

2. Setelah anda menemukan bidang pengembangan yang paling tidak dikuasai oleh

anak, pada indikator manakah anak paling banyak mengalami kesulitan belajar?

3. Bagaimana situasi belajar anak pada saat mereka mengeksplorasi indikator

tersebut?

4. Berdasarkan jawaban dari poin 1, 2 dan 3, cobalah dicermati secara mendalam,

sebenarnya permasalahan pokok apa yang terjadi pada pembelajaran yang Anda

laksanakan?

5. Selanjutnya Anda mengidentifikasi faktor-faktor apa yang menyebabkan

permasalahan itu sampai terjadi. Anda dapat menanyakan kepada anak, teman

sejawat, orang tua anak dan lain sebagainya sehingga faktor penyebabnya dapat

teridentifikasi selengkap mungkin.

Identifikasi masalah:

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Gejala yang muncul dalam pembelajaran:

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 575: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

15

Setelah akar masalah teridentifikasi, dan menganalisis faktor penyebab

permasalahan tersebut, langkah berikutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah.

Suatu masalah mungkin dapat diselesaikan beberapa alternatif pemecahan. Misalnya pada

kasus tersebut di atas, cara untuk mengidentifikasi alternatif pemecahan masalahnya

adalah sebagai berikut.

Dari beberapa alternatif tersebut, peneliti/guru dapat memilih salah satu yang

paling relevan. Misalnya untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas dipilih metode

eksperimen (metode percobaan). Dalam memilih alternatif pemecahan masalah, peneliti

hendaknya memberikan alasan yang bersifat rasional dan logis, yang memiliki dasar teoritis

dan didukung hasil-hasil penelitian sebelumnya. Misalnya kelebihan yang dimiliki oleh

metode eksperimen, hasil-hasil penelitian di PAUD yang berkaitan dengan penerapan

metode eksperimen, atau teori-teori yang mendukung penerapan metodde eksperimen

dalam pembelajaran di TK/PAUD.

Temuan/Akar masalah:

…………………………………………………………………………….…………………………. Faktor penyebab:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Berpusat pada anak Bersifat penemuan Berbasis pada kegiatan bermain

Metode yang digunakan

masih berpusat pada guru

Metode pembelajaran yang berorientasi pada

pembelajaran konstruktivistik dan kontekstual

dengan prinsip belajar sambil belajar

eksperimen Bermain peran Pembelajaran sentra Wisata bermain

Page 576: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

16

Dengan terpilihnya salah satu atau gabungan dari beberapa alternatif pemecahan

masalah, maka Anda dapat segera merumuskan judul penelitian. Berangkat dari contoh

kasus di atas, maka judul PTK yang sesuai adalah sebagai berikut.

Untuk menguji apakah judul penelitian tersebut sudah memenuhi syarat yang

relevan untuk suatu penelitian tindakan kelas, alangkah baiknya Anda memperhatikan

persyaratan berikut.

Judul PTK hendaknya menggambarkan:

(1) Masalah yang diteliti

(2) Tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi

(3) Hasil yang diharapkan

(4) Tempat/latar penelitian

(5) Bersifat spesifik dan singkat (antara 15-20 kata).

b. Merumuskan permasalahan PTK

Setelah judul ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah

penelitian. Akbar (2010: 74) mengemukakan bahwa persyaratan yang diperlukan dalam

perumusan masalah PTK adalah sebagai berikut.

Tugas Anda:

Setelah Anda mengidentifikasi masalah dan menganalisis faktor penyebab

permasalahan yang terjadi di kelas Anda, cobalah rumuskan judul penelitian

Anda.

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________

さPenerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada

keloマpok B TK Diaミ Ceミdekia ざ. Atau

さPeミiミgkataミ keマaマpuaミ berbahasa aミak マelalui peミerapaミ マetode eksperiマeミ pada keloマpok B TK Diaミ Ceミdekia ざ.

Page 577: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

17

(1) Masalah penelitian hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

(2) Yang dipermasalahkan dalam perumusan masalah tidak hanyahasilnya tetapi juga

prosesnya

(3) Pastikan bahwa setiap rumusan masalah terkait dengan latar belakang masalah.

Sementara itu Suparno, dkk. (2010: 56) menjelaskan beberapa ketentuan dalam

merumuskan masalah PTK.

(1) Dari aspek substansi

Rumusan masalah hendaknya memperhatikan bobot dan nilai permasalahan serta

kegunaan atau manfaat pemecahan masalah melalui tindakan yang dipilih.di

samping itu juga perlu dipertimbangkan nilai aplikatifnya untuk memecahkan

masalah serupa yang dihadapi oleh guru, kegunaan metodologi dan kegunaan teori

dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang selama ini dianut.

(2) Dari aspek orisinalitas tindakan,

Bahwa tindakan yang diambil untuk memecahkan masalah tersebut hendaknya

merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika

tindakan yang diambil tidak sepenuhnya baru, maka pemilihan tindakan merupakan

penerapan model-model pembelajaran yang pernah digunakan sebelumnya

dengan konteks pembelajaran yang berbeda.

(3) Dari aspek formulas,

Masalah PTK hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya (pertanyaan). Di

samping itu rumusan masalah sebaiknya tidak menimbulkan makna ganda, tetapi

lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan

dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

(4) Dari aspek teknis

Hal yang perlu diperhatikan adalah kelayakan masalah dan kemampuan peneliti

untuk melakukan penelitian dan menjawab atau memecahkan masalah yang dipilih.

Peneliti hendaknya memilih permasalahan yang bermakna, memiliki nilai praktis

bagi guru dan kolaborator dapat memperoleh pengalaman belajar untuk

mengembangkan profesionalitasnya.

Page 578: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

18

Perhatikanlah contoh rumusan masalah berikut ini. Jika rumusan judul penelitian

yang dipilih adalah sebagai berikut,

maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia ?

2) Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia ?

Rumusan masalah nomor satu berkaitan dengan penelitian tentang proses

pembelajaran. Hal ini mengarah pada bagaimana atau seperti apa proses pembelajaran

yang menggunakan metode eksperimen. Situasi belajar seperti apa yang terbentuk jika

pembelajaran di TK/PAUD menggunakan metode eksperimen.Rumusan masalah nomor

dua menyangkut tentang penguasaan kompetensi yang diharapkan untuk dikuasai oleh

anak. Sasarannya adalah untuk mendeskripsikan perubahan penguasaan kompetensi dari

sebelum tindakan (pratindakan) dan setelah pemberian tindakan melalui metode

eksperimen.

Selanjutnya cobalah Anda rumuskan permasalahan berdasarkan judul penelitian

berikut ini.

さPeミgguミaaミ Media Boミeka Jari uミtuk Meミiミgkatkaミ Keマaマpuaミ BerIerita Aミak

Keloマpok A TK “aras┘ati ざ

Rumusan masalah anda adalah?

1) ___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

2) ___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

さpeミerapaミ マetode eksperiマeミ uミtuk マeミiミgkatkaミ keマaマpuaミ berbahasa pada aミak keloマpok B TK Diaミ Ceミdekia ざ.

Page 579: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

19

c. Membuat Rumusan Tujuan Penelitian

Tujuan PTK pada dasarnya adalah untuk mengungkap permasalahan

pembelajaran, mengidentifikasi faktor penyebab dan sekaligus memberikan pemecahan

terhadap masalah yang terjadi. Tujuan penelitian perlu dinyatakan dengan jelas

sebagaimana yang diuraikan dalam bagian rumusan masalah (Suparno: 2010:57).

Sementara itu Akbar (2010: 76) mengemukakan bahwa tujuan penelitian

hendaknya dirumuskan secara jelas, berdasarkan pada atau konsisten dengan rumusan

masalah. Di samping itu tujuan penelitian tindakan kelas menggambarkan hasil penelitian

yang akan dicapai. Perbedaan antara rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah jika

rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya, maka rumusan tujuan dirumuskan

dalam kalimat pernyataan. Itulah sebabnya maka peneliti dapat memilih salah satu antara

rumusan masalah atau rumusan tujuan penelitian, atau dapat memilih kedua-duanya.

Jika rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia ?

2) Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia ?

Maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia .

2) Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Dian

Cendekia .

Selanjutnya berdasarkan rumusan masalah yang sudah Anda buat pada bagian

sebelumnya, cobalah rumuskan tujuan penelitian pada bagian berikut ini.

Tujuan penelitian ini adalah:

1) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 580: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

20

d. Merumuskan Manfaat Penelitian

Pembuatan rumusan manfaat penelitian didasarkan pada topik atau masalah

penelitian.bagian ini menguraikan tentang manfaat atau pentingnya penelitian bagi guru,

anak dan sekolah atau pihak-pihak yang terkait. Atau dengan kata lain, manfaat penelitian

menguraikan tentang dampak dari tercapainya tujuan penelitian. Rumusan manfaat

hendaknya jelas terutama bagi siapa, dan deskripsikan manfaatnya apa.

Contoh:

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1) Anak : proses belajar akan menjadi menarik dan menyenangkan, karena anak

dapat melakukan percobaan dengan memanipulasi peralatan atau objek belajar.

2) Guru: guru menemukan metode pembelajaran yang dapat melibatkan anak secara

optimal sehingga anak dapat menguasai kompetensi sebagaimana yang

diharapkan.

3) Sekolah: meningkatkan mutu lembaga melalui peningkatan proses dan hasil

belajar anak TK/PAUD.

Sekarang cobalah Anda membuat rumusan manfaat penelitian berdasarkan

permasalahan yang sudah Anda rumuskan sebelumnya.

e. Mengkaji Teori Yang Relevan

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti perlu mengadakan kajian teori yang

relevan, sehingga pemecahan masalah menjadi efektif dan dapat dipertanggungjawabkan

Manfaat Penelitian

Penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi:

1) ………………: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

2) ………………: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3) ………………: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Page 581: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

21

secara ilmiah. Kajian teori menyangkut tentang kajian yang mendalam terhadap variabel

atau konsep-konsep kunci yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas. Kajian terhadap

suatu teori meliputi proses analisis dan sintesis, dan keterkaitan antar variabel sehingga

terbentuk menjadi kerangka pemecahan masalah. Maksud utama kajian teori adalah untuk

membangun/merumuskan hipotesis tindakan.

Kunandar (2011: 120) mengemukakan bahwa kajian teori berguna untuk hal-hal

penting, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Menjawab permasalahan PTK secara teoritis.

2. Menemukan variabel penyebab masalah PTK

3. Mengoperasionalkan variabel penelitian.

4. Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis).

5. Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan.

Untuk memudahkan Anda mengadakan kajian teori, maka harus dilihat konteks

penelitiannya. Variabel atau konsep-konsep apa saja yang terlibat dalam penelitian

tersebut. Misalnya pada penelitian yang berjudul さpeミerapaミ マetode eksperiマeミ uミtuk

マeミiミgkatkaミ keマaマpuaミ berbahasa pada aミak keloマpok B TK Diaミ Ceミdekia ざ, koミsep-

konsep yang terlibat meliputi: (1) metode eksperimen, (2) kemampuan berbahasa, dan (3)

anak kelompok B TK (usia 5-6 tahun).

Oleh karena itu secara garis besar peta konsep dalam kajian teori adalah sebagai

berikut.

Karakteristik anak usia 5-6 tahun

Atau anak kelompok B TK

Kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun

Penerapan metode eksperimen

dalam pembelajaran di TK

Kerangka pemecahan masalah:

Berisi ulasan yang mendalam tentang penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok B TK (usia 5-6 tahun)

Hipotesis Tindakan

Page 582: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

22

Secara garis besar kajian teori dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun

a) Pengertian anak usia dini

b) Karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun

1) Perkembangan nilai moral dan agama

2) Perkembangan kognitif

3) Perkembangan bahasa

4) Perkembangan fisik motorik

5) Perkembangan seni

c) Karakteristik perkembangan belajar anak usia 5-6 tahun

1) Konsep belajar anak usia 5-6 tahun

2) Gaya belajar anak usia 5-6 tahun

3) Ragam aktivitas belajar anak usia 5-6 tahun

2. Kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun

a) Pengertian kemampuan berbahasa

b) Unsur-unsur kemampuan berbahasa

c) Strategi pengembangan kemampuan berbahasa untuk anak usia 5-6 tahun

3. Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran di TK

a) Pengertian metode eksperimen

b) Tujuan metode eksperimen

c) Langkah-langkah metode eksperimen

d) Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen

4. Kerangka Pemecahan Masalah

Pada kerangka pemecahan masalah, Anda hendaknya mencari keterkaitan antara

variabel/atau konsep-konsep kunci yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan.

Dalam kasus ini, peneliti dituntut untuk menemukan alasan tentang mengapa

penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada

ank kelompok B atau anak usia 5-6 tahun. Dalam memberikan alasan hendaknya

bersifat rasional dan berbasis pada teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan judul penelitian yang dilakukan. Dari sinilah peneliti menemukan

jawaban teoritis (hipotesis) terhadap permasalahan penelitian bahwa jika dalam

Page 583: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

23

pembelajaran di TK menerapkan metode eksperimen maka kemampuan berbahasa

anak meningkat.

Setelah mempelajari cara melakukan kajian teori, cobalah Anda membuat peta

konsep mengenai kajian teori yang relevan dengan judul penelitian yang telah dirumuskan

pada bagian sebelumnya. Karena keterbatasan waktu, Anda cukup membuat garis

besarnya saja, tetapi dalam proposal dan laporan penelitian, Anda harus mengkajinya

secara lengkap.

Judul Penelitian Anda:

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kajian Teori yang mendukung penelitian anda meliputi:

1. ………………………………

a. …………………………………………………………

b. …………………………………………………………

c. …………………………………………………………

d. Dan seterusnya

2. ………………………………. a. ………………………………………………………….. b. ………………………………………………………….. c. ………………………………………………………….. d. Dan seterusnya

3. …………………………………

a. ………….…………………………………. b. …………………………………………….. c. …………………………………………….. d. Dan seterusnya

4. Kerangka pemecahan masalah (mohon ditulis selengkap mungkin sehingga dapat

memberikan alasan teoritis sampai terbentuknya hipotesis tindakan.

Catatan: dalam membuat kajian teori, sebaiknya Anda memperhatikan prinsip berikut.

a. Relevansi

Teori dan/atau hasil penelitian yang dirujuk hendaknya benar-benar relevan

dengan substansi/variabel yang diteliti. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam

memahami kedalaman dari variabel yang diteliti, sekaligus akan memudahkan anda

dalam membuat instrumen penelitian berikut cara pengukurannya.

Page 584: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

24

b. Kekinian

Teori dan atau hasil penelitian yang dirujuk hendaknya bersifat up to date atau

terkini. Hal ini untuk memperoleh teori atau hasil-hasil penelitian yang sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

c. Originalitas

Sumber rujukan yang dijadikan sumber informasi/teori sebaiknya dari tangan

pertama, kecuali teori lama yang bukunya sudah tidak terbit lagi atau karena

edisinya terbatas. Hal ini untuk menghindari adanya teori yang sering dikutif,

sehingga substansi isinya yang asli menjadi kurang jelas.

f. Kerangka berpikir

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang

kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka

berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan

kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam

kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa

saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa

variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu

menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti,

sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi

masalah semakin jelas asal-usulnya.

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis

dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian

yang relevan. (2) Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan

menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. (3) Model penelitian

yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang

menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari

kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka

pemikiran ini terbentuklah hipotesis.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka

berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam

menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di

Page 585: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

25

antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk

mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.

Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni:

kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau

paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan

(grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka

konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung

di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan)

unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana

hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan

tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan

bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang

dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun

kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan

landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan

penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga

konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita

menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel

tersebut sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis,

kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara

pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah

bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari

penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang

diteliti.

Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah

(memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel)

dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang

relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang

relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada

Page 586: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

26

pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti

merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.

Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan

dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka

konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.

2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel

penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan

konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari

konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan

benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan

penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat

pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu

pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-

hal yang khusus.

3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.

Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk

memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat

argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang

relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya

untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen

teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian.

Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban

sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

4. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau

konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau

persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis

penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan

menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan

Page 587: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

27

antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter

yang diestimasi.

(Sambas Ali Muhidin, 2011)

g. Merumuskan Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara (bersifat teoritis) terhadap

permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian tindakan kelas, hipotesis tindakan dirumuskan

dengan menyebutkan dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan

dilakukan. Hipotesis tindakan pada umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan

tindakan yang diambil akan dapat memperbaiki sistem, proses atau hasil (Suparno, dkk.,

2010: 57). Hipotesis tindakan diperoleh dari hasil kajian teori dan kerangka pemecahan

masalah.

1. Rumusan hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk pernyataan

hipotesis, di aミtaraミya dapat マeミgguミakaミ baミtuaミ kata,ざ jika …. マaka …. さ.

Contoh,

a) Jika dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen maka kualitas

pembelajaran di kelompok B TK Dian Cendekia akan meningkat.

b) Jika dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen, maka

kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia akan meningkat.

Atau

a) Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelompok B TK Dian Cendekia

b) Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

anak kelompok B TK Dian Cendekia .

Selanjutnya cobalah Anda merumuskan hipotesis tindakan berdasarkan rumusan

masalah yang sudah Anda buat sebelumnya.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) ___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

2) ___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

Page 588: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

28

h. Membuat Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan tindakan untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Perencanaan tindakan disusun untuk membuktikan secara

empiris hipotesis tindakan yang telah dirumuskan. Dalam rencana tindakan memuat

tentang langkah-langkah tindakan secara sistematis, logis dan rinci.

Hal-hal yang perlu Anda siapkan dalam membuat perencanaan tindakan adalah

sebagai berikut.

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH) lengkap dengan skenario pembelajaran yang jelas dan runtut. Langkah-

langkah pembelajaran dalam RPPH sebaiknya mencerminkan langkah-langkah

pembelajaran yang sesuai dengan strategi dan metode yang digunakan untuk

memecahkan permasalahan penelitian.

2. Membuat instrumen penelitian yang diperlukan untuk merekam data misalnya lembar

observasi, catatan lapangan, alat penilaian portofolio anak, alat penilaian kinerja anak,

dan lain sebagainya. Penyusunan instrumen penelitian hendaknya mengacu pada jenis

data yang hendak dikumpulkan untuk mendukung pencapaian tujuan penelitian.

Misalnya jika peneliti ingin merekam data tentang proses pembelajaran dengan metode

eksperimen, peneliti perlu membuat instrumen berupa catatan lapangan, lembar

observasi tentang kinerja anak dalam pembelajaran. Dokumen berupa video atau foto

sangat membantu peneliti dalam menganalisis situasi pembelajaran setelah

pelaksanaan tindakan. Hal ini diperlukan untuk mengatasi keterbatasan kecermatan

observer dalam merekam situasi/proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk

mengukur kemampuan berbahasa anak, peneliti perlu membuat lembar penilaian

kemampuan berbahasa yang menyangkut aspek-aspek yang hendak diukur lengkap

dengan rubrik penilaiannya.

3. Menyiapkan sumber, media atau peralatan belajar yang diperlukan. Untuk menunjang

efektivitas tindakan yang dilakukan, sebaiknya peneliti mengidentifikasi sumber-sumber

belajar, media atau bahkan peralatan belajar yang memadai. Hal yang perlu

dipertimbangkan adalah bahwa anak usia dini masih bersifat egois, sehingga masing-

masing anak memperoleh kesempatan yang sama dalam memanipulasi sumber/ media

Page 589: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

29

atau peralatan belajar. Seandainya terpaksa, upayakan pemanfaatan sumber, media

dan peralatan belajar dilakukan dalam kelompok kecil.

Sesuai dengan kasus di atas, sumber belajar yang diperlukan berupa lingkungan

(suasana gelap dan terang), globe dan lampu senter yang cukup, gambar/foto

tentang peristiwa siang dan malam dan lain sebagainya.

4. Melakukan simulasi (jika diperlukan) untuk memantapkan proses tindakan yang

dilakukan. Jika yang melakukan tindakan tersebut adalah teman sejawat Anda, maka

teman sejawat tersebut perlu diberi kesempatan untuk berlatih. Demikian pula observer

harus tahu benar bagaimana menggunakan instrumen pengumpulan data dan hal-hal

apa saja yang menjadi fokus dalam melakukan observasi.

i. Melaksanakan Tindakan

Kegiatan ini merupakan implementasi dari perencanaan tindakan yang sudah

dirancang sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran

berdasarkan RKH yang telah dibuat. Perlu disampaikan bahwa untuk mencapai tujuan

penelitian, pelaksanaan pembelajaran tidak cukup dilakukan hanya satu kali. Apalagi waktu

yang dialokasikan untuk pembelajaran di TK/PAUD sangat terbatas, yaitu dua jam 30 menit.

Oleh karena itu untuk satu siklus kegiatan penelitian terdiri dari beberapa pertemuan. Hal

ini disebabkan karena orientasi PTK adalah perbaikan kualitas pembelajaran dan bukan

semata-mata hasil pembelajaran.

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti sekaligus juga melakukan observasi dan

refleksi atas tindakan perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Artinya peneliti

berperan ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus sebagai peneliti. Agar fungsi

guru/peneliti tersebut berjalan efektif dan tidak bias, disarankan agar PTK dilakukan secara

kolaboratif.

j. Mengadakan Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

tindakan pembelajaran. Peneliti mengumpulkan informasi/data yang diperlukan dengan

menggunakan instrumen yang sudah disiapkan sebelumnya. Peneliti melakukan

pengamatan dan mencatat serta mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi pada saat

pembelajaran. Dalam mengamati dan mencatat gejala yang tampak/terjadi, peneliti

Page 590: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

30

hendaknya dilakukan secara holistik baik dari aspek suasana pembelajaran maupun dari

aspek anak. kekomprehensifan dalam mencatat gejala yang tampak akan memudahkan

peneliti untuk melakukan analisis data. Artinya kelengkapan data merupakan sesuatu yang

harus diutamakan.

Mengingat proses tindakan berlangsung secara alamiah dan sulit diulang-ulang,

maka disarankan agar peneliti merekam proses tersebut baik dengan menggunakan

perangkat audio visual maupun foto atau rekaman audio. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu peneliti agar tidak kehilangan momen penting yang kerena keterbatasan

peneliti—momen tersebut tidak terdeteksi.

k. Menganalisis Data dan Refleksi

Dasna (2008: 35) mengemukakan bahwa pada tahap ini peneliti melakukan

kegiatan menganalisis, menjelaskan dan menyimpulkan data yang diperoleh dari bukti-

bukti empiris, serta mengaitkannya dengan teori (kerangka konseptual/kerangka

pemecahan masalah) yang telah disusun sebelumnya.

Data yang diperoleh melalui pengamatan dianalisis sesuai dengan teknik analisis

data yang relevan. Untuk data yang bersifat kualiatif (berupa uraian, dokumen, catatan

lapangan dan sejenisnya) dianalisis secara kualitatif. Sementara data yang bersifat

kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Pada penelitian tindakan

kelas, analisis data kuantitatif tidak memerlukan pengolahan data dengan statistik yang

rumit. Data mengenai hasil belajar misalnya cukup diolah dengan ukuran tendensi sentral

(contohnya skor rata-rata), dan/atau teknik prosentasi untuk mengukur tingkat ketuntasan

belajar dan jumlah anak yang memenuhi ketuntasan belajar sesuai dengan kriteria

ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan. Untuk memperoleh

kesimpulan yang kredibel, peneliti perlu mengadakan aktivitas validasi dengan

mengadakan triangulasi, yakni pengecekan keabsahan data dengan mengadakan

crosscheck data dari sumber data yang berbeda.

Data yang sudah diolah kemudian ditafsirkan dan diberi makna. Penafsiran dan

pemberian makna terhadap hasil analisis data bertujuan agar peneliti dapat menyimpulkan

hasil penelitian secara tepat dan sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan. Dari

kesimpulan tersebut, kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan perbaikan

Page 591: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

31

pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi mencakup analisi yang mendalam terhadap

keterlaksanaan tindakan yang dilakukan meliputi bagaimana hasilnya, dan mengapa hal itu

terjadi. Kelemahan-kelemahan dan kelebihan apa yang terjadi pada kegiatan tindakan yang

telah dilakukan. Jika dalam satu siklus perbaikan ternyata belum ditemukan hasil yang

memuaskan atau optimal, peneliti perlu melakukan refleksi dan menggali faktor penyebab

kegagalan tersebut. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki atau

mengembangkan tindakan perbaikan berikutnya, sehingga kualitas proses dan hasil

pembelajaran semakin meningkat.

Beberapa pertanyaan berikut dapat dijadikan dasar dalam melakukan refleksi,

sebagaimana yang ditulis oleh Dasna (2008: 35) sebagai berikut.

l. Membuat Kesimpulan

Paparan data dan hasil analisis data dapat dijadikan dasar untuk membuat

kesimpulan. Kesimpulan dirumuskan berdasarkan jumlah rumusan masalah, paparan data

dan temuan penelitian.

Misalnya: rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

anak kelompok B TK Dian Cendekia ?

Maka kesimpulan akan berbunyi sebagai berikut.

Penerapan metode eksperimen dapat atau tidak dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa anak kelompok B TK Dian Cendekia (tergantung pada hasil analisis

datanya). Hal ini terbukti dari ……. (sebutkaミ perkeマbaミgaミ keマaマpuaミ berbahasa anak mulai dari pratindakan sampai tindakan berakhir).

Pertanyaan:

1. Bagaimana persepsi Anda (guru, anak, pengamat lain) terhadap

tindakan yang dilakukan?

2. apakah efek dari tindakan tersebut?

3. Isu kependidikan apa saja yang muncul sehubungan dengan tindakan

yang dilakukan?

4. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan?

5. Mengapa kendala tersebut muncul?

6. Apakah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran?

7. Perlukan perencanaan ulang?

8. Jika ya, alternatif tindakan manakah yang paling tepat?

9. Jika ya apakah perlu dilakukan siklus berikutnya?

Page 592: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

32

m. Membuat Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil/kesimpulan yang diperoleh pada satu siklus kegiatan tindakan

dan hasil refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti perlu

menindaklanjuti penelitian tersebut. Misalnya pada siklus 1 hasil yang diharapkan belum

tercapai secara maksimal, maka peneliti perlu melanjutkan penelitian ini ke siklus yang 2.

Pada siklus ke 2, peneliti membuat perencanaan perbaikan, melakukan perbaikan,

observasi daミ refleksi. Teミtu akaミ マuミIul pertaミyaaミ,ざkapaミ PTK berakhir?ざ ja┘abaミミya

adalah jika upaya perbaikan sudah mencapai hasil yang maksimal.

n. Membuat Laporan PTK

Hasil penelitian tidak akan berarti bagi pengembangan pendidikan jika tidak

dikomunikasikan dengan baik. Langkah akhir dari sebuah penelitian adalah melaporkan

hasil penelitian tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Laporan penelitian tindakan

kelas yang sudah Anda lakukan dilaporkan secara sistematis, sehingga dapat dibaca dan

dijadikan referensi bagi peneliti atau pemangku kepentingan lainnya. Di samping itu hasil

penelitian Anda dapat juga dipublikasikan melalui jurnal ilmiah. Sehubungan dengan hal

tersebut laporan PTK Anda disusun menjari artikel hasil penelitian. Sistematika laporan dan

artikel hasil penelitian tindakan kelas akan disajikan pada kegiatan belajar berikutnya.

3. Metode penelitian

a. Rancangan Penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan rancangan penelitian yang digunakan, yaitu

penelitian tindakan kelas. Jelaskan model PTK yang Anda gunakan. Misalnya rancangan

peneltian kelas model Kemmis dan Taggart. Jika model ini yang Anda terapkan, maka

paparkan tahapannya, yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Model PTK yang digunakan dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar atau

diagram. Selanjutnya masing-masing tahap Anda jelaskan rincian kegiatannya sehingga

menjadi jelas.

Page 593: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

33

Gambar 1. Model PTK Kemmis & MC. Taggart

b. Setting dan Subyek Penelitian

Setting penelitian merupakan tempat penelitian itu dilaksanakan. Sedangkan subyek

penelitian menggambarkan tentang siapa yang menjadi subyek penelitian, kelompok

mana (istilah khusus untuk TK dan PAUD), dan berapa jumlah serta karakteristik subyek

penelitian.

Contoh:

1) Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Dian Cendekia. TK Dian Cendekia terletak di Jalan

………………….. TK Dian Cendekia memiliki tempat yang sangat strategis, dan sering

menjadi rujukan dalam pembinaan TK/PAUD yang ada di sekitarnya.

2) Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Dian Cendekia. Jumlah anggota

kelas sebanyak 20 anak, terdiri dari 9 anak laki dan 11 anak perempuan. Anak

kelompok B memiliki karakteristik yang beragam, karena berasal dari latar belakang

keluarga yang berbeda-beda baik dari segi agama, maupun tempat tinggalnya.

c. Teknik Pengumpulan data

Pada bagian ini peneliti menjelaskan cara-cara akan digunakan dalam mengumpulkan

data, dan jelaskan pula peruntukannya.

Misalnya:

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: teknik

wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk menggali

informasi tentang faktor-faktor penyebab permasalahan, tanggapan/persepsi anak

tentang proses pembelajaran dan lain sebagainya. Teknik observasi digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kinerja/unjuk kerja anak dalam melaksanakan kegiatan

belajar. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil kerja

anak, proses belajar dan lain sebagainya.

d. Instrumen Penelitian

Page 594: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

34

Pada bagian ini, peneliti memaparkan jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Jelaskan secara singkat cakupan masing-masing instrumen dan pada bagian akhir

sebaiknya semua instrumen yang digunakan dilampirkan. Dalam PTK, instrumen yang

sering digunakan berupa lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara dan

format penilaian unjuk dan hasil kerja anak.

Contoh.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Lembar observasi

2) Catatan lapangan

3) Lembar penilaian portofolio anak

4) Pedoman wawancara, dan lain sebagainya.

e. Teknik Analisis Data

Pada bagian peneliti memaparkan bahwa teknik analisis data yang digunakan meliputi

teknik analisis deskriptif kualitatif dan dapat pula dilengkapi dengan teknik analisis

deskriptif kuantitatif. Jika Anda menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

jelaskan proses pengolahan datanya, misalnya mulai dari paparan data,

penyederhanaan data, pengelompokan data sesuai fokus masalah, triangulasi dan

pemaknaan data.Sedangkan analisis data kuantitatif dilengkapi dengan rumus apa yang

anda gunakan untuk menganalisis data, dan lengkapi dengan tabel kriteria

keberhasilannya. Sebagai contoh untuk menganalisis tentang kemampuan berbahasa

pada anak kelompok B TK Dian cendekia, maka Anda dapat menggunakan rumus untuk

mencari skor rata-rata atau skor tingkat ketuntasan pencapaian kompetensi anak.

f. Daftar Pustaka

Pada bagian ini, Anda menuliskan daftar rujukan/pustaka yang digunakan mengacu

pada APA. Urutan komponen dalam menuliskan daftar pustaka secara berturut-turut

adalah sebagai berikut.

Nama penulis. Tahun. Judul Buku. Kota Tempat Penerbitan: Penerbit.

Contoh:

Misalミya Prof. Dr. Sa’duミ Akbar, M.Pd マeミulis buku Peミelitiaミ Tiミdakaミ Kelas, Filosofi, Metodologi & Implementasi, diterbitkan di Yogyakarta oleh penerbit Cipta Media

Aksara, tahun 2010,

maka penulisannya menjadi:

Page 595: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

35

Akbar, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Filosofi, Metodologi & Implementasi.

Yogyakarta: Cipta Media Aksara

Nama penulis ditulis nama belakang terlebih dahulu dan tanpa gelar akademik. Daftar

pustaka ditulis 1 spasi (spasi tunggal) dengan batas spasi sebelum dan sesudahnya 6

pt. Jika sumber yang Anda rujuk, maka dalam daftar pustaka diurut secara alfabetis.

g. Lampiran:

1) Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tuliskan jadwal penelitian Anda pada bagian ini. Cara penulisan jadwal

penelitian dapat berupa matrik atau naratif.

Contoh:

No Kegiatan

Bulan dalam tahun 2016

Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Menyusun

proposal V V

2

Menyusun

desain

operasional

V

3 Pelaksanaan

tindakan V V V

4 Analisis Data V V V V

5 Menyusun

laporan V V V

g. Anggaran Penelitian

Dalam proposal perlu dicantumkan anggaran yang diperlukan untuk biaya penelitian.

Jika proposal penelitian diajukan ke sponsor, maka anggaran biaya penelitian wajib

dicantumkan. Sedangkan kalau penelitian dilakukan secara swadana, pencantuman

anggaran biaya bersifat tentatif. Tetapi menurut penulis walaupun penelitian dilakukan

secara swadana, sebaiknya tetaap mencantumkan anggaran biaya sehingga terjadi

kejelasan antara sumber daya yang dimiliki dan program penelitiannya

4. Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas

Page 596: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

36

Setelah mempunyai proposal sederhana, hasil kegiatan sebelumnya, Anda akan

sangat mudah mengembangkannya menjadi proposal dan laporan lengkap. Hal-hal yang

esensial telah tertulis dalam proposal sederhana itu, terutama deskripsi masalah, rumusan

masalah, dan hipotesis tindakan.

a. Sistematika Proposal PTK

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Judul

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metode Penelitian

A. Setting Penelitian

B. Metodologi Penelitian

C. Siklus Penelitian

D. Kriteria Keberhasilan

E. Instrumen Penelitian

F. Analisis Data

G. Kolaborasi

H. Jadual Penelitian

Daftar Pustaka

b. Sistematika laporan PTK:

SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (KALAU ADA)

DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

Page 597: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

37

A. Deskripsi Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metode Penelitian

A. Setting Penelitian

B. Metodologi Penelitian

C. Siklus Penelitian

D. Kriteria Keberhasilan

E. Instrumen Penelitian

F. Analisis Data

G. Kolaborasi

H. Jadual Penelitian

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

Bab 5 Simpulan dan Saran

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Contoh perangkat pembelajaran

2. Instrumen

3. Personalia

4. Data

5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita acara seminar hasil

penelitian)

c. Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut:

1) SAMPUL LAPORAN

Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

2) HALAMAN PENGESAHAN

Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementerian

Pendidikan Kebudayaan

3) ABSTRAK

Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan,

prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata

(ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata

4) KATA PENGANTAR

Page 598: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

38

Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan

pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima

kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian.

5) DAFTAR ISI

Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai

pencantuman nomor halamannya.

6) DAFTAR TABEL

Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai

pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel.

7) DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan

disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah

gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses penelitian

berlangsung dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi

kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya

siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian.

Bab 1 sampai dengan Bab 3 isinya sama dengan proposal.

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian

masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang

direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat

tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa

dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek

keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya

perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru

sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan

pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan

tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya

perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.

Bab 5 Simpulan dan Saran

Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang

disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan

yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi negatifnya.

Page 599: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN GURU TK/PAUD/RA

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

1 Pedagogik

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1. Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan

dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya

Dengan ilustrasi kasus, peserta dapat mendeteksi karakteristik peserta didik

usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek

fisik, intelektual, sosial-emosional,moral, dan latar belakang sosial-

budaya

Pedagogik

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

emosional, dan intelektual.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang Pengembangan

Melalui ilustrasi kasus,

peserta dapat menafsirkan contoh kesulitan peserta ddik usia

TK/PAUD dalam berbagai aspek perkembangan.

Pedagogik

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar

dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik yang terkait

dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD.

Melalui pemberian ilustrasi contoh kegiatan,

peserta dapat memadukan penerapan teori belajar dan prinsip belajar

melalui bermain dalam berbagai bidang

pengembangan di TK/PAUD.

Pedagogik

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

2.2 Menerapkan berbagai

pendekatan, strategi, metode, dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan

bemakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD.

Dengan gambaran contoh

pembelajaran, peserta dapat menggambarkan

penerapan pendekatan pembelajaran berpusat pada anak melalui metode

bermain seraya belajar yang bersifat holistik dan bermakna dalam berbagai

bidang pengembangan di TK/RA.

Pedagogik

Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum.

Melalui ilustrasi praktik kurikulum TK/PAUD, peserta dapat menelaah

prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

anak usia dini.

Pedagogik Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

3.2 Menentukan tujuan kegiatan

pengembangan yang mendidik

Pedagogik

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

3.3 Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan pengembangan

Dengan menggunakan

ilustrasi kasus, peserta dapat memadukan kegiatan bermain seraya

belajar yang sesuai usia perkembangan anak untuk

mencapai tujuan

Page 600: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

pengembangan.

Pedagogik

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

3.4 Memilih materi kegiatan

pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan

pengembangan.

Memilih materi kegiatan

bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan

pengembangan.

Pedagogik

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

3.5 Menyusun perencanaan

semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan

pengembangan di TK/PAUD.

Dengan menggunakan ilustrasi proses pembelajaran, peserta

dapat menggambarkan contoh perencanaan

kegiatan bermain yang mendidik dalam berbagai kegiatan pengembangan

di TK/PAUD.

Pedagogik

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

3.6 Mengembangkan indikator dan

instrumen penilaian.

Melalui pemberian contoh

penilaian, peserta dapat memilih jenis instrumen dan teknik penilaian

dalam kegiatan pengembangan di TK/PAUD.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan

pengembangan yang mendidik

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan kegiatan

pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.

Dengan menggunakan

ilustrasi kegiatan pembelajaran, peserta dapat menelaah prinsip-

prinsip perancangan kegiatan pengembangan

yang mendidik dan menyenangkan.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan

menyenangkan.

Dengan menggunakan ilustrasi kegiatan

pembelajaran, peserta dapat menetapkan komponen-komponen

perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan

menyenangkan.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan

pengembangan yang mendidik

4.4 Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan

bermakna.

Dengan ilustrasi

penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta dapat memberi contoh kegiatan

bermain yang bersifat holistik, otentik, dan

bermakna.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

4.5 Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif, dan demokratis.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat

menunjukkan contoh suasana bermain yang

menyenangkan, inklusif, dan demokratis.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

4.6 Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar.

Melalui ilustrasi

penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta dapat

mengkategori

Page 601: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

pemanfaatan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan

bermain sambil belajar.

Pedagogik

Menyelenggarakan kegiatan

pengembangan yang mendidik

4.7 Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan pengembangan

di TK/PAUD.

Melalui ilustrasi

penyelenggaraan kegiatan bermain, peserta merencanakan penerapan

tahapan bermain dalam pengembangan di TK/PAUD.

Pedagogik

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang

mendidik.

5.1 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.

Melalui ilustrasi penyelenggaraan

pengembangan di TK/PAUD, peserta dapat memberikan contoh

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang

mendidik.

Pedagogik

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk mendorong peserta didik

mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kreativitasnya

Dengan ilustrasi contoh,

peserta dapat merumuskan kegiatan bermain sambil belajar

untuk optimalisasi perkembangan anak dan

kreativitasnya.

Pedagogik

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan

maupun tulisan.

Melalui ilustrasi contoh kegiatan, peserta dapat

membedakan strategi komunikasi efektif empatik dan santun, baik

secara lisan maupun tulisan kepada anak didik.

Pedagogik

Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta didik

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas

dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a)

penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada

peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi

guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

Melalui ilustrasi contoh kegiatan, peserta dapat menemukan contoh

komunikasi efektif empatik dan santun, baik

secara lisan maupun tulisan kepada anak didik.

Pedagogik

Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.1 Memahami prinsip-prinsip

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik anak usia dini.

Melalui ilustrasi kegiatan

penilaian, peserta dapat menunjukkan prinsip

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan

karakteristik anak usia dini.

Pedagogik Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.2 Menentukan aspek-aspek proses

dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan

Melalui contoh kegiatan

penilaian di TK/PAUD peserta dapat memilih

Page 602: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

karakteristik anak usia dini. aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan

dievaluasi sesuai dengan karakteristik anak usia

dini.

Pedagogik Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil

belajar

8.3 Menentukan prosedur penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Dengan ilustrasi kasus, peserta dapat mengatur

urutan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Pedagogik Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil

belajar8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Peserta dapat memperbaharui proses

penyusunan rancangan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar,

Pedagogik Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil

belajar8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan.

Dengan ilustrasi kasus,

peserta dapat mengoreksi hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

peningkatan kemampuan anak.

Pedagogik Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil

belajar

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

Menilai contoh evaluasi proses dan hasil belajar.

Pedagogik

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

menentukan ketuntasan belajar.

Melalui ilustrasi kasus,

peserta dapat memperjelas penggunaan hasil penilaian dan

evaluasi untuk menentukan ketuntasan

belajar anak

Pedagogik

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.2 Menggunakan informasi hasil

penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan

pengayaan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat

merumuskan hasil penilaian dan evaluasi

untuk merancang program remedial dan pengayaan.

Pedagogik

Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil

penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Melalui ilustrasi kasus,

peserta dapat mengorganisasikan

informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pedagogik

Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi

untuk perbaikan dan pengembangan TK/PAUD/RA.

Menggunakan hasil refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

untuk perbaikan dan pengembangan TK/PAUD/RA..

Pedagogik Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

10.3 Melakukan penelitian tindakan

kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TK/PAUD/RA.

Dengan diberikan kasus, peserta dapat

mengurutkan langkah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

Page 603: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

kualitas pembelajaran TK/PAUD/RA.

2

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan

yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat

menelaah konsep dasar matematika dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan

gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Merumuskan kegiatan matematika permulaan, dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia

dini, peserta dapat menelaah konsep dasar sains dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Memberikan contoh kegiatan sains

permulaan, dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan

yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat

menelaah konsep dasar bahasa dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan

gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Memilih kegiatan bahasa (membaca permulaan) dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia

dini, peserta dapat menunjukkan konsep dasar studi sosial bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Memilih kegiatan studi

sosial dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional Menguasai materi, struktur, 20.1 Menguasai konsep dasar Dengan ilustrasi kegiatan

Page 604: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan

gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat menelaah konsep dasar

agama dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Memilih kegiatan agama dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat

memilih konsep dasar seni dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

Menilai kegiatan seni rupa dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan

gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Menilai kegiatan seni musik & lagu dalam

bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia

dini, peserta dapat memilih konsep dasar pendidikan jasmani dalam

bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Menentukan kegiatan

pendidikan jasmani dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan

yang dilakukan anak usia dini, peserta dapat

memilih konsep dasar kesehatan dalam bidang pengembangan anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar

matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan

Menilai kegiatan

kesehatan dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Page 605: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Dengan ilustrasi kegiatan yang dilakukan anak usia

dini, peserta dapat menelaah konsep dasar gizi dalam bidang

pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,

pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan

anak TK/PAUD.

Memilih kegiatan gizi

dalam bidang pengembangan anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai

alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai

moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

Menentukan penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan

aspek fisik anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik,

kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa

anak TK/PAUD.

Menelaah penggunaan berbagai alat permainan

untuk mengembangkan aspek kognitif anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk

mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai

moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

Memilih penggunaan

berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek sosial-emosional

anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai

alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik,

kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

Menelaah penggunaan berbagai alat permainan untuk mengembangkan

aspek moral anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk

mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa

anak TK/PAUD.

Menelaah penggunaan berbagai alat permainan

untuk mengembangkan aspek sosial budaya anak TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.2 Menguasai penggunaan berbagai

alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai

moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

Memilih penggunaan

berbagai alat permainan untuk mengembangkan aspek bahasa anak

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.3 Menguasai berbagai permainan

anak.

Menggunakan ilustrasi kegiatan bermain pada anak usia dini, peserta

dapat memilih berbagai alat permainan edukatif anak.

Page 606: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.3 Menguasai berbagai permainan

anak.

Menggunakan ilustrasi kegiatan bermain pada anak usia dini, peserta

dapat memilih berbagai alat permainan edukatif

anak.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

20.3 Menguasai berbagai permainan anak.

Peserta dapat menelaah berbagai alat permainan

edukatif anak.

Profesional

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.3 Menguasai berbagai permainan

anak.

Peserta dapat menentukan contoh langkah/cara bermain

dengan alat permainan edukatif anak

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang

pengembangan.

Memilih kemampuan anak usia 4-5 tahun dalam

bidang pengembangan moral dan nilai agama.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang

pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus,

peserta dapat membedakan kemampuan anak sesuai usia

perkembangannya dalam bidang pengembangan bahasa.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat

membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam

bidang pengembangan sosial-emosi.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang

pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat menelaah kemampuan anak sesuai

usia perkembangannya dalam bidang

pengembangan kognitif.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat

membedakan kemampuan anak sesuai usia

perkembangannya dalam bidang pengembangan fisik-motorik..

Profesional

Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak

TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat

menunjukkan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam

bidang pengembangan moral-agama.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, peserta dapat membedakan kemampuan

anak sesuai usia

Page 607: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

perkembangannya dalam bidang pengembangan bahasa.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Menentukan kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam bidang

pengembangan kognitif.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Memilih kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam bidang pengembangan

sosial emosi.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.1 Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan.

Melalui ilustrasi kasus, perseta dapat

membedakan kemampuan anak sesuai usia perkembangannya dalam

setiap bidang pengembangan.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.2 Memahami kemajuan anak

dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD.

Melalui contoh kasus, peserta dapat menunjukkan kemajuan

anak dalam setiap bidang pengembangan di

TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.2 Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di TK/PAUD.

Melalui contoh kasus, peserta dapat

membedakan kemajuan anak dalam setiap bidang

pengembangan di TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.3 Memahami tujuan setiap

kegiatan pengembangan.

Melalui contoh kasus,

peserta dapat memilih tujuan kegiatan

pengembangan nilai agama dan moral di TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.

Melalui contoh kasus,

peserta dapat menentukan tujuan

kegiatan pengembangan bahasa di TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.

Melalui contoh kasus,

peserta dapat memilih tujuan kegiatan

pengembangan kognitif di TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

21.3 Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.

Melalui contoh kasus, peserta dapat menentukan tujuan

kegiatan pengembangan sosial-emosi di TK/PAUD.

Profesional

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

21.3 Memahami tujuan setiap

kegiatan pengembangan.

Melalui contoh kasus, peserta dapat menetapkan tujuan

kegiatan pengembangan fisik-motorik di TK/PAUD.

Page 608: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta dapat menunjukkan

materi bidang pengembangan nilai

agama dan moral yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat memilih materi bidang pengembangan

kognitif yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan

pengembangan, peserta dapat memilih materi bidang pengembangan

bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat menunjukkan materi bidang

pengembangan sosial-emosi yang sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat menentukan materi bidang pengembangan

fisik-motorik yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

Profesional

Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang

pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan

pengembangan, peserta dapat membedakan materi bidang

pengembangan nilai agama dan moral yang

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat menunjukkan materi bidang pengembangan kognitif

yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Profesional Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

Page 609: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

secara kreatif. tingkat perkembangan peserta didik. dapat menelaah materi bidang pengembangan bahasa yang sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat menunjukkan materi bidang pengembangan sosial-

emosi yang sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Profesional

Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi bidang

pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Dengan contoh kegiatan pengembangan, peserta

dapat menunjukkan materi bidang

pengembangan fisik-motorik yang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.2 Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Melalui pemberian ilustrasi kasus, peserta dapat mengorganisasikan

materi bidang pengembangan secara

kreatif menjadi kegiatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan

usia 4-5 tahun.

Profesional

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.2 Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Mengorganisasikan materi bidang pengembangan

secara kreatif menjadi kegiatan terpadu yang

sesuai dengan tingkat perkembangan usia 5-6 tahun.

Profesional

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus

menerus.

Dengan ilustrasi kegiatan, peserta dapat menilai contoh kinerja sendiri

secara terus menerus.

Profesional

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

Peserta dapat

merumuskan pemanfaatan hasil refleksi dalam

rangka peningkatan keprofesionalan.

Profesional

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

Peserta dapat memilih upaya peningkatan keprofesionalan

berdasarkan hasil refleksi.

Profesional

Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

Peserta dapat memilih contoh masalah dalam penelitian tindakan kelas

untuk peningkatan keprofesionalan.

Page 610: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU - fkip.unsri.ac.id 2016/8_ GURU KELAS PAUD reduce.pdf · Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan

No Kompe-

tensi Utama

Standar Kompetensi Guru (SKG)

Kompetensi Inti Guru (KI) Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(KD) Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK)

a b C D E

Profesional

Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

Peserta dapat memilih

contoh kerangka berpikir penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

Profesional

Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

Peserta dapat menyusun

contoh rancangan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

Profesional

Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

Peserta dapat

merumuskan hasil penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

Profesional

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

sumber.

Mengidentifikasi berbagai sumber belajar untuk mengikuti kemajuan

zaman.

Profesional

Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman

dengan belajar dari berbagai sumber.

Dengan contoh nyata, peserta dapat memilih

aktivitas guru yang mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari

berbagai sumber.

Profesional

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

Melalui contoh TIK PAUD,

peserta dapat menunjukkan manfaat teknologi informasi dan

komunikasi dalam berkomunikasi.

Profesional

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

Melalui contoh TIK PAUD, peserta dapat memilih

manfaat teknologi informasi dan komunikasi

dalam berkomunikasi secara efektif.

Profesional

Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Melalui contoh TIK PAUD, peserta dapat

menunjukkan manfaat teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

Profesional

Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

24.2 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Melalui contoh TIK PAUD,

peserta dapat menetapkan upaya

pengembangan diri dengan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi.


Top Related