Download - Kebijakan Bina Wi

Transcript
Page 1: Kebijakan Bina Wi

1

KEBIJAKAN PEMBINAAN

WIDYAISWARA

Totok Suprayitno, Ph.D.

KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKANBADAN PSDMK DAN PMP

April 2014

Page 2: Kebijakan Bina Wi

2

REGULASI1. PERMENPAN No. 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2. PERATURAN BERSAMA KEPALA LAN DAN KEPALA BKN TENTANG JUKLAK JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

3. PERATURAN KEPALA LAN NO. 3 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

4. PERATURAN PRESIDEN NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

Page 3: Kebijakan Bina Wi

3

PASAL 4 PERMENPAN NO. 14 TAHUN 2009 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA & ANGKA KREDITNYA

(1) Widyaiswara adalah PNS yang diangkat

sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang

berwenang dengan tugas, tanggung jawab,

wewenang untuk mendidik, mengajar,

dan/atau melatih PNS pada LEMBAGA

DIKLAT PEMERINTAH.

Page 4: Kebijakan Bina Wi

4

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Widyaiswara harus mendapatkan penugasan secara tertulis dari Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

(3) Widyaiswara yang melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Lembaga Diklat Pemerintah di luar instansinya, harus mendapat surat penugasan dari Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.

Page 5: Kebijakan Bina Wi

5

Pengertian Lembaga Diklat diperluas termasuk pada instansi yang mempunyai fungsi melaksanakan pengembangan SDM

Pada Kemdikbud, WI berada di Pusbangtendik,

PPPPTK dan LPMP, serta dimungkinkan pada

Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan. Pengertian dikjartih PNS diperluas termasuk bagi Non-PNS.

Pasal 9:

(1) Widyaiswara yang melaksanakan butir kegiatan tatap muka, menyusun bahan ajar diklat, GBPP/SAP, dan bahan tayang pada suatu Lembaga Diklat Pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mendidik, mengajar dan/atau melatih Non-PNS diberikan angka kredit sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.

Page 6: Kebijakan Bina Wi

6

Tugas pokok Widyaiswara adalah DIKJAR dan/atau MELATIH PNS & Non-PNS pada Lembaga Diklat masing-masing serta melaksanakan kegiatan PENGEMBANGAN PROFESINYA.

Widyaiswara yang melaksanakan tugas pokok pada Lembaga Diklat di luar instansinya, harus mendapat surat penugasan dari pimpinan Lembaga Diklat masing-masing

PUSBANTENDIKP4TKLPMP

Pusbang SDM KebudayaanKEMDIKBUD

Page 7: Kebijakan Bina Wi

7

LPMP LPPKS PPPPTK PUSBANGTENDIK -

100

200

300

400

500

600

700

549

12

657

11

REKAPITULASI WIDYAISWARA KEMDIKBUD BERDASARKAN UNIT KERJA

137

407 682

3

BERDASARKAN JENJANG JABATAN

Widyaiswara Pertama Widyaiswara Muda

Widyaiswara Madya Widyaiswara Utama

JUMLAH WI KEMDIKBUD: 1.229

April 2014

Page 8: Kebijakan Bina Wi

8

Peran Widyaiswara

PUSBANGTENDIK: melaksanakan dikjartih diklatpim tingkat III dan IV, teknis fungsional, dan teknis substansi manajerial/umum;

PPPPTK melaksanakan diklat bagi guru-guru atau PNS lainnya (tendik)

LPMP – fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap satuan dikdasmen termasuk TK, RA, dalam penjaminan mutu pendidikan

Page 9: Kebijakan Bina Wi

9

1. Menetapkan Pedoman Formasi Jabatan WI

2. Menetapkan Standar Kompetensi Jabatan

3. Menyelenggarakan dan Memfasilitasi Seleksi dan Pengembangan Jabatan Fungsional Widyaiswara

4. Menyelenggarakan dan memfasilitasi seleksi dan pengembangan Jabatan Fungsional Widyaiswara

PASAL 5 – TUGAS PEMBINAAN JF WI OLEH LAN

Page 10: Kebijakan Bina Wi

10

5. Menyelenggarakan dan memfasilitasi Diklat Fungsional dan Teknis bagi WI

6. Melakukan evaluasi dan penempatan JF WI

7. Melakukan monef JF WI

8. Menetapkan Pedoman Sertifikasi JF WI

Page 11: Kebijakan Bina Wi

11

PASAL5 PERMENPAN NO. 14 TAHUN 2009:KEBIJAKAN PEMBINAAN WIDYAISWARA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA KEMDIKBUD

1. menetapkan Pedoman Formasi JF WI menyusun Formasi WI

2. menetapkan Standar Kompetensi Jabatan WI

melaksanakan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi

6. melakukan evaluasi dan penempatan WI melaksanakan Penataan/Distribusi WI

7. melakukan monef JF WI melaksanakan monef prestasi kerja

8. menetapkan Pedoman Sertifikasi JF WI melaksanakan sertifikasi jabatan

Page 12: Kebijakan Bina Wi

12

KEBIJAKAN PRIORITAS PEMBINAAN WIDYAISWARA

WI

PROFESIONAL

MONEF

PENGEMB

KARIER

UJI KOMPETENSI

DAN

SERTIFIKASI

PROFESIPENINGKATAN KOMPETENSI:

- DIKLAT TEKNIS: PENGEMBANGAN

PROFESI

Page 13: Kebijakan Bina Wi

13

JUKLAK WI - PERATURAN BERSAMA KEPALA LAN DAN KEPALA BKN NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 PADA PASAL 1 ANGKA 6:

SERTIFIKASI adalah proses pengakuan atas kelayakan seorang Widyaiswara dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, wewenangnya untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih mata Diklat tertentu melalui uji kompetensi dengan merujuk pada standar kompetensi Widyaiswara.

Page 14: Kebijakan Bina Wi

14

Pasal 5 ayat (2) huruf i Permenpan No. 14 Tahun 2009 menyebutkan bahwa LAN sebagai Instansi Pembina JF Widyaiswara wajib melakukan tugas pembinaan antara lain meliputi menyelenggarakan dan memfasilitasi proses sertifikasi Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Pasal 33: Widyaiswara yang belum disertifikasi tetap melaksanakan kegiatan sesuai Permenpan Nomor 14 Tahun 2009 dan diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan sertifikasi paling lambat sampai dengan 31 Desember 2014.

Apakah semua WI Kemdikbud sudah mengikuti sertifikasi?

Page 15: Kebijakan Bina Wi

15

Pasal 11 ayat (2): Widyaiswara dapat melaksanakan kegiatan pada beberapa jenjang diklat sepanjang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang dan tingkatnya.

Page 16: Kebijakan Bina Wi

16

Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara pada Pasal 1 angka 2 :

standar kompetensi widyaiswara adalah kemampuan minimal yang dimiliki widyaiswara dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS.

Standar Kompetensi WI

Page 17: Kebijakan Bina Wi

STANDAR KOMPETENSI WIDYAISWARA

4 kompetensi

Pengelolaan Pembelajaran(40%) - 6 subkompetensi -

Kepribadian (10%)2 kompetensi

Sosial (10%)2 subkompetensi

SUBSTANTIF (40%)2 kompetensi

Membuat rencana pembelajaran, menyusun bahan ajar, menerapkan pembelajaran orang dewasa,

komunikasi efektif, memotivasi, mengevaluasi

Menjadi pribadi yang dapat diteladaniMelaksanakan kode etik dan

menunjukkan etos kerja profesional

Mampu membina hubungan dan kerjasama sesama kolega.

Mampu menjalin hubungan dengan penyelenggara / pengelola lembaga Diklat/lembaga diklat

Menguasai substansi dan mempraktekkan materi diklat yang diajarkan;

Menulis KTI yang terkait dengan lingkup kediklatan dan/atau pengembangan spesialisasinya.

12 subkompetensi

Page 18: Kebijakan Bina Wi

18

PERMASALAHAN WI KEMDIKBUD

Pemenuhan angka kredit untuk karier dalam jabatan/pangkat

Penetapan penjenjangan diklat pada diklat teknis dan diklat fungsional

Page 19: Kebijakan Bina Wi

PERMASALAHAN WI KEMDIKBUD

Pemenuhan angka kredit untuk karier dalam jabatan/pangkat belum terlaksana dengan baik, sehingga masih terdapat WI yang telah lebih dari

5 tahun menduduki jabatan/pangkat terakhir.

Data .... klik 154 orang

1

Page 20: Kebijakan Bina Wi

20

Perlu evaluasi:

>> Apakah pada setiap P4TK/LPMP/ Pusbangtendik cukup tersedia beban kerja minimal yaitu 500 JP dikjartih bagi setiap WI??

>> Apakah butir kegiatan tugas WI di Kemdikbud banyak yang tidak setara dengan rincian tugas WI berdasarkan regulasi WI?

Page 21: Kebijakan Bina Wi

21

>> Apakah jumlah WI melebihi formasi yang diperlukan? Apakah sudah dihitung kebutuhan riil?

>> WI yang melaksanakan tugas-tugas lain diluar tugas pokoknya? Misal sebagai pimpinan/staf pada QITEP/SEAMEO/konsultan, dsb

Page 22: Kebijakan Bina Wi

22

Permasalahan angka kredit tersebut juga terjadi pada: Widyaiswara Madya golongan IV/c yang sudah melewati

masa kerja selama 5 tahun pada jenjang jabatannya tetapi belum dapat naik pada jenjang jabatan berikutnya karena berbagai hal, setiap tahun diharuskan mengumpulkan angka kredit pemeliharaan sebanyak 20 angka kredit dari pengembangan dan pelaksanaan diklat serta pengembangan profesi (Pasal 29 ayat (2)).

Widyaiswara utama golongan IV/d dan IV/e, setiap tahun diwajibkan untuk mengumpulkan angka kredit pemeliharaan sebanyak 25 angka kredit dari pengembangan dan pelaksanaan diklat serta pengembangan profesi (Pasal 14 ayat (1)).

Page 23: Kebijakan Bina Wi

23

Namun angka kredit pemeliharaan tersebut tidak jelas aturannya berapa proporsi angka kredit pengembangan profesi dan pengembangan dan pelaksanaan diklat.

Implikasi WI yang telah lebih dari 5 tahun dan kurang dari 6 tahun dalam jabatan/pangkat terakhir dan WI yang tidak memenuhi angka kredit pemeliharaan per tahun:

a. dibebaskan sementara dari jabatannya

b. dihentikan tunjangan jabatannya

c. dihentikan tunjangan kinerjanya

Page 24: Kebijakan Bina Wi

Dalam waktu paling lama 1 tahun harus mampu mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jab/pangkat setingkat lebih tinggi.

Bagi WI yang dapat mengumpulkan angka kredit pemeliharaan setelah masa pembebasan sementara berakhir, dapat diangkat kembali dalam jabatan widyaiswara dengan syarat berusia paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun jabatan terakhir yang didudukinya.

Page 25: Kebijakan Bina Wi

25

Perlu ditaati lembaga diklat segera mengusulkan pembebasan sementara WI yang bermasalah tersebut agar: tidak berdampak finansial kepada negara

(TGR)

dan wajib ditanggung WI yang bersangkutan tidak bermasalah pada saat usul pensiun. Kalau

terjadi, maka WI ybs harus mengembalikan gaji dan tunjangan yang dihitung sejak yang bersangkutan dinyatakan bebas sementara dan berhenti. Kedua hal itu harus ditetapkan dengan SK Menteri.

Page 26: Kebijakan Bina Wi

26

Pemberhentian dari jabatan berlaku antara lain bagi WI yang lebih dari 6 tahun dalam jabatan/

pangkat terakhir tidak memenuhi angka kredit untuk kenaikan jab/pangkat dan yang tidak memenuhi angka kredit pemeliharaan per tahun.

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan; atau

Page 27: Kebijakan Bina Wi

27

2

Belum seluruh lembaga diklat Kemdikbud menyusun Diklat Penjenjangan untuk diklat teknis dan diklat fungsional yang dilaksanakan oleh lembaga diklat tersebut.

>> Pusbangtendik/PPPPTK/LPMP yang menyelenggara-kan diklat teknis dan fungsional , apakah sudah menetapkan jenjang Diklatnya? Agar angka kredit dikjartih diperhitungkan sama dengan angka kredit yang seharusnya. Kalau belum disusun maka angka kredit dinilai sama dengan kegiatan Diklat Teknis jenjang Tingkat Dasar. Hal ini menyebabkan perolehan angka kredit tugas pokok menjadi rendah/kecil.

Page 28: Kebijakan Bina Wi

28

PASAL 10: Angka kredit pada kegiatan Diklat Teknis yang dijenjangkan

oleh Instansi Pembina Teknis diperhitungkan sama dengan angka kredit pada kegiatan Diklat Fungsional sebagaimana tersebut dalam Lampiran I;

Apabila pada suatu lembaga Diklat terdapat pelaksanaan kegiatan Diklat Teknis dan Diklat Fungsional yang belum ada penetapan jenjang Diklatnya oleh Instansi Pembina Teknis dan Instansi Pembina Jabatan Fungsional, maka angka kredit kegiatannya akan diperhitungkan sama dengan angka kredit pada kegiatan Diklat Teknis jenjang Tingkat Dasar sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.

Page 29: Kebijakan Bina Wi

Contoh: Penjenjangan Diklat *)Jenjang Diklat Diklat Struktural dan Fungsional

Tinggi 1. Diklatpim Tk. I dan II2. Diklat Fungsional Jenjang Utama

Menengah 1. Diklatpim Tk. III2. Diklat Fungsional Jenjang Madya

Lanjutan 1. Diklatpim Tk. IV2. Diklat Fungsional Jenjang Muda

Dasar 1. Prajabatan2. Diklat Pembentukan Jabfung

*) Untuk Diklat Teknis baru beberapa l embaga diklat Kemdikbud menyusun penjenjangan diklatnya

Page 30: Kebijakan Bina Wi

SIMPULAN:

Uji kompetensi dan Sertifikasi kompetensi perlu segera dilakukan agar WI dapat melaksanakan dikjartih dengan spesialisasi yang beragam, sehingga pengembangan karier jabatan/pangkat diharapkan lebih lancar dan pemenuhan 30% angka kredit subunsur pengembangan dan pelaksanaan diklat dapat dicapai.

Prioritaskan pelatihan pengembangan profesi (KTI misalnya) karena menjadi persyaratan wajib bagi WI Pertama golongan III/b yang akan naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, semula wajib dilaksanakan pada level madya.

Page 31: Kebijakan Bina Wi

31

Penyusunan dan penetapan penjenjangan diklat teknis (tingkat dasar, lanjutan, menengah, dan tinggi) dan diklat fungsional pada setiap lembaga diklat.

Pembinaan pimpinan internal unit kerja (Pusbangtendik/P4TK/LPMP/LP2KS) terutama dalam kaitannya dengan jaminan beban kerja 500 JP per tahun untuk setiap WI. Beban kerja selaras dengan tusi unit kerja.

Koordinator WI sebagai pembina teknis internal

pada masing-masing unit kerja diharapkan dapat

berperan untuk kelancaran pencapaian angka kredit yang dipersyaratkan.

Page 32: Kebijakan Bina Wi

32

Surat Peringatan (early warning) tertib dikeluarkan bagi WI yang telah 4, 5 tahun belum mengusulkan penilaian angka kredit.

Pimpinan unit kerja segera mengusulkan pembebasan sementera bagi WI yang telah 5 tahun tidak mampu mengumpulkan angka kredit untuk naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.

Menerapkan kontrak kinerja (SKP) sebagaimana diatur pada PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Page 33: Kebijakan Bina Wi

33

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah ORASI ILMIAH.

Merupakan Kewajiban Bagi WI yang akan naik jabatan menjadi Wi Utama (WI Madya gol IV/c ke WI Utama gol IV/d)Bagi yang menduduki WI Utama diberi kesempatan paling lama 12 bulan harus sudah melaksanakan orasi ilmiah

 

Page 34: Kebijakan Bina Wi

34

Orasi Ilmiah adalah pidato pertanggungjawaban akademis dan etis atas jabatan profesi Widyaiswara yang didasarkan pada Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian/kajian.

Tujuan: > Sebagai wujud akuntabilitas kepakaran

widyaiswara.

Page 35: Kebijakan Bina Wi

35

> Meningkatkan kompetensi widyaiswara, terutama dalam melakukan kajian ilmiah dalam bentuk penulisan dan lisan.

> Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keahlian dan

ketrampilan sesuai dengan perannya.

> Mengembangkan pola berpikir yang positif, rasional dan objektif.

Page 36: Kebijakan Bina Wi

36

Tema Orasi Ilmiah

isu /masalah-masalah aktual yang muncul/berkembang yang berkaitan dengan bidang keilmuan/keahlian yang menjadi spesialisasi dari widyaiswara namun bukan merupakan bahan ajar.

dapat digunakan dalam rangka menunjang kualitas diklat yang menjadi spesialisasi dari widyaiswara yang bersangkutan.

bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.

Page 37: Kebijakan Bina Wi

Top Related