i
KEBERMAKNAAN HIDUP
PELAKU KESENIAN JATHILAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi
Disusun Oleh:
TAQWIN
NIM: 05710024
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
ii
iii
iv
v
MOTTO
Saiki Saiki Saiki Saiki Ing KeneIng KeneIng KeneIng Kene Lan Ngene Lan Ngene Lan Ngene Lan Ngene
((((Ki Ageng SuryomentaramKi Ageng SuryomentaramKi Ageng SuryomentaramKi Ageng Suryomentaram))))
“Tiada Pertolongan Yang Lebi“Tiada Pertolongan Yang Lebi“Tiada Pertolongan Yang Lebi“Tiada Pertolongan Yang Lebih Bergunah Bergunah Bergunah Berguna Melebihi Tobat”Melebihi Tobat”Melebihi Tobat”Melebihi Tobat”
“Etika Seseorang Mencerminkan Kualitas Akalnya”“Etika Seseorang Mencerminkan Kualitas Akalnya”“Etika Seseorang Mencerminkan Kualitas Akalnya”“Etika Seseorang Mencerminkan Kualitas Akalnya”
((((Ali ibn Abi ThalibAli ibn Abi ThalibAli ibn Abi ThalibAli ibn Abi Thalib))))
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas berkah,
Rahmat, serta kemudahan yang diberikan-Nya, Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Almamaterku tercinta Program Studi Psikologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Emak Lan Bapak
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia
menuju jalan yang benar, baik didunia maupun diakhirat.
Skripsi ini merupakan kajian tentang “Kebermaknaan Hidup Pelaku
Kesenian Jathilan”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dudung Abdurrahman, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Zidni Immawan Muslimin, S.Psi., M.Si, selaku Kepala Program Studi
Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Maya Fitria, S.Psi., Psi. Selaku dosen pembimbng akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan jalannya studi penulis dari awal kuliah
sampai selesai. Serta terimakasih atas kesediaannya menandatangani KRS
penulis sampai empat belas kali, nuhun njeh Buk.
viii
4. Ibu Retno Pandan Arum, S.Psi., Psi., M.Si. selaku pembimbing skipsi yang
selalu dengan sabar membimbing dan mengarahkan, serta memotivasi saya
sehingga terwujud hasil dari skripsi ini, MaturSuwon Buk.
5. Bapak M. Johan Nasrul Huda, M.Si. dan Ibu Sulistyaningsih, M.Si. selaku
tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran untuk
menyempurnakan penelitian ini.
6. Bapak Ibu Dosen dan semua karyawan yang berada di Fakultas Ilmu Sosial
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Emak dan Bapak sumber semangat hidupku yang selalu sabar mendidik,
membirikan kasih sayang yang tidak akan tergantikan dengan apapun, semua
hidupku hanya aku curahkan untuk berbakti. Sungkem......
8. Saudara kandungku; Gos Sampet Saputro dan Mbak Sus-Aini, kakak Joko
Usanto dan Mbak Lis, serta keponakanku Nanda dan Dani. Yang selalu
mendukung dan selalu memberi kebahagian dengan candaan serta
kebersamaan kita selama ini.
9. Ibu Tri dan Bapak Iman beserta keluarga, terimakasih atas kesabaran dan
pengertiannya kepada saya.
10. Mas Ian dan Mas Seno, serta seluruh teman-teman yang tergabung dalam
paguyuban kesenian Jathilan Satrio Mudho Budhoyo, terimakasi atas
kerjasama dan dukungannya yang diberikan kepada saya sehingga dapat
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
11. Mbak Sobria dan Keluarga, terimakasih atas waktu, tempat dan fasilitas yang
diberikan kepada saya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
ix
12. Teman-teman psikologi angkatan 2005 dan seluruh teman psikologi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta seluruh teman-teman yang berada di
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Terimakasih untuk pertemanan yang
indah.
13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam @pem production. Terimaksih atas
kerjasamanya dan pengertiannya.
14. Teman-teman yang tergabung dalam majalah FISH, terimaksih atas dukungan
dan pengertiannya selama ini.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu.
Kepada semua pihak yang dapat peneliti sebutkan maupun yang tidak dapat
disebutkan, semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dan limpahan
rahmat-Nya.
Yogyakarta, 16 Juli 2012
Peneliti
Taqwin
Nim: 05710024
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………… ..... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ……………………………………………....
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
iv
MOTTO …………………………………………………………………….... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….....
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... xiv
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..... xvi
INTISARI ……………………………………………………………………. xvii
ABSTRACT ........................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………..... 13
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 13
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………
1. Manfaat Teoritis ..............................................................................
2. Manfaat Praktis ...............................................................................
13
13
14
E. Keaslian Penelitian …………………………………………………... 14
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………… ....... 19
A. Kebermaknaan Hidup ………………………………………………... 19
1. Pengertian Kebermaknaan Hidup…..…………………………….. 19
2. Sumber-sumber Kebermaknaan Hidup …………………………... 23
3. Aspek-aspek Kebermaknaan Hidup …………….………………... 29
xi
4. Kegagalan Pencapaian Kebermaknaan Hidup ………………….... 32
B. Kesenian Jathilan…………………….……………………………….. 35
1. Pengertian Kesenian Jathilan ……….……………………………. 35
2. Bentuk Kesenian Jathilan ………………………………………… 38
C. Dinamika Psikologis Kebermaknaan Hidup Pelaku Kesenian Jathilan 40
D. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………….... 43
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….... 44
A. Fokus Penelitian ……………………………………………………… 44
B. Pendekatan Penelitian …...…………………………………………… 44
C. Sumber Data …………………...…………………………………….. 47
D. Subjek dan Kancah penelitian ………………………………………..
1. Subjek Penelitian ............................................................................
2. Kancah Penelitian ...........................................................................
48
48
51
E. Metode Pengumpulan Data…………………………………………...
1. Metode Observasi ...........................................................................
2. Metode Wawancara ........................................................................
3. Dokumentasi ...................................................................................
4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) ................
5. Persiapan Penelitian ........................................................................
6. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
7. Pelaksanaan Pengumpulan Data .....................................................
55
56
58
60
61
62
63
63
F. Objektivitas dan Keabsahan data …………………………………….. 64
G. Metode Analisis Data ………………………………………………… 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… .... 70
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….
1. Informan 1 (SY) ..............................................................................
a. Identitas Diri .............................................................................
b. Hasil Observasi .........................................................................
c. Hasil Crosscheck Dengan Significan Others ............................
d. Kebermaknaan Hidup Informan 1 (SY) ....................................
2. Informan 2 (ADS) ...........................................................................
70
71
71
72
77
79
94
xii
a. Identitas Diri .............................................................................
b. Hasil Observasi .........................................................................
c. Hasil Crosscheck Dengan Significan Other ..............................
d. Kebermaknaan Hidup Informan 2 (ADS) .................................
94
95
100
102
B. Pembahasan ………. ………………………………………………… 111
BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 122
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 122
B. Saran ………………………………………………………………… 123
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 125
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 128
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Para pelaku kesenian Jathilan Satrio Mudho Budhoyo sedang
breefing dan berdo’a sebelum pertunjukan.................................
54
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Proses Pelaksanaan Pengumpulan Data ............................. 64
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Skema Dinamika Kebermaknaan Hidup Informan 1 (SY) ............. 93
Bagan 2. Skema Dinamika Kebermaknaan Hidup Informan 2 (ADS) .......... 110
Bagan 3. Skema Dinamika Kebermaknaan Hidup Pelaku Kesenian Jathilan.. 121
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Observasi dan Wawancara .......................................... 129
Lampiran 2. Observasi ................................................................................... 135
Lampiran 3. Wawancara ................................................................................ 153
Lampiran 4. Focus Group Discussion (FGD) ................................................ 188
Lampiran 5. Dokumentasi .............................................................................. 198
Lampiran 6. Identitas Informan ..................................................................... 205
Lampiran 7. Surat Penelitian .......................................................................... 208
xvii
KEBERMAKNAAN HIDUP PELAKU KESENIAN JATHILAN
Taqwin Prodi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
INTISARI Setiap orang menginginkan hidupnya bermakna, sehingga dapat berguna
bagi dirinya pribadi maupun orang lain, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapa memunculkan kebahagiaan pada dirinya pribadi. Begitu pula para pelaku kesenian jathilan yang masih memegang kuat dan melestarikan tari jathilan mengiginkan akan kebermaknaan hidup dalam dirinya pribadi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan. Informan dalam penelitian ini adalah dua orang yang merupakan pelaku kesenian jathilan yang tergabung dalam paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo, yang mempunyai kriteria minimal sepuluh tahun menjadi pelaku kesenian jathilan, tergabung dalam paguyuban, dan sudah pernah tampil atau pentas dalam pertunjukan kesenian jathilan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebermaknaan hidup dari Bastaman, untuk penemuan dan pemenuhan akan kebermaknaan hidup manusia yang diidentifikasi dari sumber dan aspek kebermaknaan hidup.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan focus Group discussion. Teknik analisis data melalui tahap epoche, phenomenological reduction, imaginative variation, dan synthesis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaku kesenian jathilan menemukan sumber-sumber kebermaknaan hidup yang dapat teridentifikasi dalam tiga ranah yaitu ranah personal yang terdiri dari; pendalaman catur nilai; (nilai kreatif, nilai pengalaman/penghayatan, nilaisikap dan nilai pengharapan), bertindak positif (konteks personal), dan pemahaman diri. Ranah sosial dan interpersonal yang terdiri dari; bertindak positif (konteks interpersonal) dan pengakraban hubungan. Identifikasi yang terakhir dari sumber kebermaknaan hidup adalah ranah transenden dalam bentuk spiritualitas.
Dalam indentifikasi sumber-sumber kebermaknaan hidup tersebut terinternalisasi dalam diri pelaku kesenian jathilan, sehingga memunculkan kebebasan berkehendak kemudian hal ini dapat memunculkan kehendak hidup bermakna, terus memunculkan akan arti hidup dari pelaku kesenian jathilan, sehinga pada akhirnya akan memunculkan kepuasan hidup yang terwujud dalam bentuk kebahagian hidup, di mana pelaku kesenian jathilan merasa bahagia sebagai seorang pelaku kesenian jathilan.
xviii
Kata kunci: makna hidup, pelaku kesenian, kesenian tradisional, jathilan
xix
THE JATHILAN ARTISTS’ MEANING OF LIFE
Taqwin Study Program of Psychology State Islamic University Sunan Kalijaga
Yogyakarta
ABSTRACT
Every person wants their life to be meaningfull, so they can be usefull to theirself and people around them and bring happiness. So are the ‘jathilan’ artists who still keep and continue this culture, they want to be meaningfull for their life.
The aim of this study is to know the jathilan artists’ meaning of life. The informants are two members of Satrio Mudho Budhoyo Jathilan Community, minimal ten years experience in ‘jathilan’ art, and have been performed in the stage several times. The theory of meaning of life from Bastaman has been used to guide the process of identification for the sources and aspects of meaning of life.
This is qualitative study with phenomenology method. Data gathered by observations, interviews, documentations and Focus Group Discussion. Steps of analysis technique are epoche, phenomenological reduction, imaginative variation, and synthesis.
Result of this research showed that ‘jathilan’ artists found the source of the meaning of life from three domains. They are personal domain (developing four values—creativity, experience, feeling, and hope; acting positive in personal context, and self comprehension), social and interpersonal domain (acting positive in interpersonal context and acquainting relationship), and trancendent domain in spiritualism.
The meaning from those sources internalized in the ‘jathilan’ artists self, and bring the the freedom of will, the will to meaning, and the meaning of life, and in the end they feel the happiness as the ultimate meaning of life that be realized in the happines of being ‘jathilan’ artists.
Keyword: meaning of life, artists, traditional art, jathilan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin majunya peradaban manusia yang ditandai dengan banyaknya
ditemukan hal-hal yang baru dalam ilmu pengetahuan, tentunya akan memberikan
dampak yang negatif maupun dampak yang positif dalam kehidupan manusia.
Kemajuan zaman di era globalisasi ini akan menimbulkan pergeseran dan
perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, begitu pula
dengan dengan kebudayaan yang merupakan unsur terpenting dari kehidupan
manusia, karena di mana ada peradaban manusia disitu akan tercipta kebudayaan,
kebudayan sendiri merupakan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.
Koentjaraningrat (2009) mengungkapkan bahwa kebudayaan merupakan hasil
dari cipta, karsa, dan rasa manusia. Kebudayaan memiliki tujuh unsur yaitu:
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan
teknologi, sistem mata pencaharian hidup, serta kesenian.
Manusia mengapresiasi kebudayaan melalui kreativitasnya, kreativitas
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, melalui
kreativitas yang dimilikinya manusia memberikan bobot dan makna terhadap
kehidupan, secara mikro kreativitas diwujudkan dalam produk-produk kreatif
individu, dan secara makro kreativitas dimanifestasikan dalam kebudayaan dan
peradaban. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, kreativitas
2
berlangsung dalam setiap dimensi dan aktivitas kehidupan seseorang. Kehidupan
ini sendiri mengimplikasikan adanya kreativitas, sebab kreativitas itulah yang
memberi isi, corak, dan nuansa kepada kehidupan. Berdasarkan kontribusinya
bagi kebudayaan, kreativitas setiap orang berbeda tinggi dan rendahnya, ada orang
yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dan ada pula yang hanya
seadanya (Sudiran, 2011).
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang universal, seni
merupakan keahlian manusia dalam karyanya yang bermutu, dilihat dari segi
kehalusan atau keindahan. Setiap bangsa, daerah, suku, bahkan setiap individu
manusia mempunyai seni dalam dirinya, pada umumnya kesenian yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat bersifat sosio-religius, maksudnya ialah
bahwa kesenian itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial dan erat
kaitannya dengan kepercayaan masyarakat di sekitarnya.
Kesenian terdapat berbagai macam, seperti seni musik, tari, lukis, dan
sebagainya, yang bisa kita nikmati sebagai hasil dari bentuk kreativitas manusia
yang teraplikasikan dalam bentuk karya yang bermutu atau bercita rasa tinggi.
Kesenian dalam perkembangannya dapat dibagi menjadi kesenian modern dan
kesenian tradisional, termasuk didalamnya adalah kesenian pertunjukan. Kesenian
pertunjukan modern yang sering kita jumpai saat ini seperti band musik yang
bagai jamur dimusim penghujan hampir setiap hari akan kita tonton lewat
tayangan media elektronik, lain halnya dengan kesenian pertunjukan tradisional
yang semakin lama semakin berkurang penggemarnya.
3
Kesenian pertunjukan tradisional adalah segala sesuatu yang bisa ditonton,
namun sesuatu yang bisa ditonton tersebut harus mempunyai nilai estetis atau
keindahan. Selain itu juga disebutkan bahwa seni pertunjukan adalah ekspresi dari
suatu komunitas kecil dalam mempertunjukkan dirinya secara visual dalam
berbagai ruang, baik ruang ekonomi, sosial ataupun politik, sehingga tumbuh
kesadaran untuk mempertunjukkannya (Sujarno, 2003).
Kesenian pertunjukan tradisional dalam perkembangannya saat ini bisa
dikatakan hidup segan matipun tidak mau, hal ini dipengaruhi karena adanya
pergeseran dalam hal kebudayaan, dengan semakin majunya kehidupan manusia
yang hidup dalam era globalisasi, tentunya kebudayaan juga akan mengikuti dan
menyesuaikan dengan kemajuan zaman sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa
manusia. Keadaan seperti ini juga terjadi pada kesenian jathilan yang merupakan
salah satu bentuk kesenian pertunjukan tradisional, jathilan semakin lama
semakin tergerus oleh seni pertunjukan modern. Banyak orang yang memandang
sebelah mata akan keberadaan kesenian jathilan, sebab dianggap kurang menarik,
sehingga peminat dan penontonnya semakin sedikit.
Jathilan merupakan sebuah bentuk kebudayaan yang berupa kesenian tari,
banyak dijumpai didaerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan wilayah
Yogyakarta. Berasal dari kata jathil (melonjak sebagai ungkapan kebahagiaan), di
mana kebahagiaan ini tersirat dalam tarian yang diilhami cerita Panji Asmara
Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tarian jathilan biasanya diakhiri dengan intrance,
istilah paling umumnya adalah kesurupan. Secara harfiah kemasukan atau ndadi
(keadaan tidak sadar akibat dari masuknya hal ghaib dalam diri penari jathilan),
4
berarti bukan sekedar tidak sadarkan diri, tetapi benar-benar kemasukan atau
menjadi (Strage, 1998).
Sedyawati (1981) menyatakan bahwa jathilan adalah salah satu kesenian
tradisional yang berupa tarian. Kesenian tradisional ini berkembang dan populer
di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, tarian jathilan
menggambarkan peperangan dengan naik kuda dan bersenjatakan pedang. Selain
penari jathilan yang berkuda ada pula penari lainnya yang ikut menari tanpa kuda-
kudaan tetapi memakai topeng, di antaranya adalah penthul (penari dalam
pertunjukan jathilan sebagai pendamping penari kuda dengan memakai topeng
yang berwarna putih), bejer (penari dalam pertunjukan jathilan sebagai
pendamping penari kuda dengan memakai topeng yang berwarna hitam), buto
(penari dalam pertunjukan jathilan yang memakai topeng sebagai wujud dari
raksasa), dan barongan (tiruan binatang singa yang digerak-gerakan oleh orang
yang berada di dalamnya).
Menurut Sujarno (2003) pelaku seni atau disebut juga sebagai seniman adalah
seseorang yang sepenuhnya kehidupannya dicurahkan kepada salah satu bentuk
kesenian, maka dapat difahami bahwa pelaku kesenian jathilan merupakan orang
yang mencurahkan kehidupannya secara penuh dicurahkan kepada kesenian
jathilan. Penari yang melaksanakan pertunjukan tari jathilan disebut jathil,
sedangkan jathilan merupakan kelompok dalam suatu paguyuban kesenian tari
jathilan.
5
Pelaku kesenian jathilan merupakan faktor utama dari keberlangsungan dan
perkembangan kesenian jathilan, karena para pelaku kesenian jathilan inilah yang
peduli dan mau menjaga serta melestarikan kesenian jathilan sebagai warisan dari
kebudayaan. Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinan
sesuai dengan warisan sosial atau kebudayaannya, hal ini bukan karena semata-
mata adanya sanksi, atau karena mereka merasa bahwa kegiatan dan keyakinan
memang benar dan layak, melainkan karena mereka menemukan unsur-unsur
motivasional dan emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-
kegiatan dan keyakinan kultural tersebut (Sudiran, 2011).
Kesenian jathilan yang merupakan seni pertunjukan tradisional sampai saat ini
masih tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, walaupun akhir-akhir ini
kurang begitu diminati, khususnya para generasi muda, yang cenderung menyukai
seni pertunjukan modern. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi kelangsungan
dan tumbuh kembangnya kelompok kesenian jathilan serta bagi para pelaku
kesenian jathilan yang masih kuat memegang warisan kebudayan ini.
Menurut Pardiyono (2012), yang menyebabkan semakin mundur dan tidak berkembangnya bentuk kesenian jathilan ada tiga faktor yang mempengaruhinya yaitu: pertama; muncul dari sikap internal para pelaku kesenian yang lumpuh akan idialisme keseniannya, di mana mestinya seniman meletakkan fungsi kesenian sebagai alat mempertajam tatanan moral masyarakat dan bukan mencari popularitas yang mengarah pada kesenian professional yang diukur dengan komersialitas. Karena penyimpangan dari arah berkesenian ini, sehingga yang terjadi keberadaan pelaku kesenian tergeser oleh saingan-saingan pelaku kesenian yang sudah ternama. Kedua; peran lembaga kesenian yang ada kurang didukung tenaga terampil kesenian yang memadai sehingga kurang memiliki pula “sifat kecemburuan”. Hal ini mengakibatkan pola pembinaan terhambat dengan sendirinya dan barometer untuk mengadakan pembinaan ukurannya adalah dana yang tercukupi, sehingga apabila dana tidak mengucur maka otomatis menjadi lumpuh.
6
Ketiga; faktor eksternal yang melibatkan komponen masyarakat secara umum. Bergesernya animo masyarakat yang mulai tidak berminat dengan kesenian tradisional seperti jathilan dikarenakan pengaruh-pengaruh media lainnya yang berhasil meninabobokan dengan munculnya instrumen-instrumen kesenian yang lebih beraroma elektrik.
Berdasarkan ketiga faktor-faktor yang menyebabkan semakin mundur dan
tidak berkembangnya bentuk kesenian jathilan yang diungkapkan oleh Pardiyono,
yakni dari internal para pelaku kesenian jathilan, eksternal melibatkan masyarakat
secara umum dan peran lembaga kesenian yang kurang mendukung, akan
membuat paguyuban kesenian jathilan menjadi kurang berkembang dan bahkan
bisa bubar karena hal tersebut.
Pelaku kesenian jathilan yang merupakan motor penggerak dari sebuah
kelompok kesenian jathilan yang terus mengembangkan dan melestarikan
kesenian jathilan sebagai warisan dari kebudayaan, tentunya menjadi pihak yang
paling utama yang merasakan dampak pergeseran kebudayaan dari hasil kemajuan
jaman, sehingga jathilan sebagai pertunjukan tradisional kurang diminati bahkan
ditinggalkan oleh para pengemarnya, kemudian beralih pada pertunjukan yang
bersifat modern.
Kesenian jathilan yang semakin lama kurang diminati dan cenderung
dipandang sebelah mata tentunya akan membuat para pelaku kesenian jathilan
memperoleh dampak pribadi dari hal tersebut, yang sedikit banyak akan
mempengaruhi dalam kehidupannya bahkan mungkin tidak dapat menemukan
makna hidup pada dirinya. Bastaman (2007), menyatakan bahwa
ketidakberhasilan menemukan dan memenuhi makna hidup biasanya
7
menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna (meaningless), hampa, gersang,
merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tidak berarti, bosan dan
apatis.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mas SY (ketua kelompok Jathilan
Satrio Mudo Budhoyo) bahwa masyarakat kebanyakan cenderung memandang
kesenian jathilan negatif, dikarenakan jathilan merupakan kesenian yang banyak
menampilkan unsur-unsur magis yang dianggap bertentangan dengan ajaran
agama (Pre Eliminary). Anggapan-anggapan yang kurang baik dari masyarakat
terhadap kesenian jathilan membuat pelaku kesenian jathilan merasa resah, ragu
dan putus asa, apakah pilihan untuk menggeluti kesenian jathilan merupakan
pilihan yang baik dan benar atau sebaliknya. Hal ini juga akan menghambat
kelestarian kesenian jathilan di Kota Yogyakarta, karena dalam dirinya timbul
perasaan ragu terhadap sesuatu yang dilakukannya. Namun, ditengah
kebimbangan dan keraguan, pelaku kesenian jathilan masih mau mengembangkan
dan melestarikan tari jathilan yang selama ini digelutinya.
Seseorang dalam menjalani kehidupannya mungkin saja hasrat untuk hidup
secara bermakna tidak terpenuhi, hal ini antara lain karena kurang disadari bahwa
dalam kehidupan dan dalam pengalaman masing-masing terkandung makna hidup
potensial yang dapat ditemukan dan dikembangkan. Selain itu, mungkin pula
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teknik-teknik menemukan makna
hidup belum dipahaminya (Bastaman, 1996). Begitu pula dengan para pelaku
kesenian jathilan yang berkarya lewat kesenian tentunya menginginkan adanya
8
kebahagiaan dalam kehidupannya, namun hal tersebut tidak selalu bisa terwujud
karena para pelaku kesenian jathilan mungkin saja hasrat untuk hidup secara
bermakna tidak terpenuhi, hal ini dikarenakan kurang disadari akan penghayatan
dalam diri dan teknik-teknik menemukan makna hidup belum dipahaminya, serta
faktor yang ada diluar dirinya seperti kurang penghargaan akan kreasi seni atau
karya yang dihasilkannya, sehingga menimbulkan penghayatan hidup tanpa
makna.
Setiap orang menginginkan hidupnya bermakna, sehingga dapat berguna bagi
dirinya sendiri maupun orang lain, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya,
selanjutnya dapat memunculkan kebahagiaan pada dirinya pribadi. Begitu pula
para pelaku kesenian jathilan yang masih memegang kuat dan melestarikan tari
jathilan menginginkan kebermaknaan hidup dalam dirinya pribadi.
Pencarian manusia mengenai makna merupakan kekuatan utama dalam
hidupnya dan bukan suatu “rasionalisasi sekunder” (selalu membuat alasan-alasan
yang mendorong perilaku irasional) dari bentuk-bentuk insting, makna tersebut
adalah unik dan spesifik yang harus dan dapat disikan oleh dirinya sendiri, hanya
dengan itu seseorang akan memperoleh sesuatu yang penting yang akan
memuaskan keinginannya untuk memaknai (Frankl, 2003).
Bukhori (2006) menyatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah kualitas
penghayatan individu terhadap keberadaan dirinya, yang memuat hal-hal yang
dianggap penting, dirasakan berharga, diyakini sebagai sesuatu yang dianggap
benar dan dapat memberikan arti khusus yang menjadi tujuan hidup seseorang dan
9
apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan hidup berarti dan
berharga bagi dirinya sendiri dan sesama serta menimbulkan kebahagiaan.
Sedangkan Menurut Frankl (2003), makna hidup adalah suatu keadaan di mana
individu menghayati hidupnya sebagai kehidupan yang penuh arti dengan
memahami bahwa dalam setiap peristiwa terdapat hal penting yang berharga dan
berarti, sehingga individu menemukan alasan untuk tetap bertahan hidup.
Bastaman (1996) menyatakan bahwa terdapat tiga sumber atau nilai yang
dapat digali oleh seseorang dalam hidupnya untuk menemukan makna hidup serta
hidup dengan lebih bermakna. Ketiga nilai itu adalah: Nilai karya; memberikan
sesuatu yang berharga dan berguna pada kehidupan, Nilai pengalaman
/penghayatan; apa yang kita ambil dari dunia, seperti misalnya mendengarkan
musik, menikmati keindahan alam, dan menikmati hubungan dengan orang yang
dikasihi, Nilai sikap; mengambil sikap positif tentang pengalaman tragis yang
tidak bisa diubah, dalam hal ini yang dapat diubah adalah sikap bukan peristiwa
tragisnya.
Menurut Bastaman (2007), setiap manusia selalu mendambakan kehidupan
yang bermakna, sehingga selalu berusaha mencari dan menemukannya. Makna
hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini
berarti, mereka yang berhasil menemukan dan mengembangkannya akan
merasakan kebahagiaan. Oleh sebab itu setiap seseorang menginginkan dirinya
menjadi orang yang berguna dan berharga bagi dirinya sendiri, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
10
Seseorang mempunyai cita-cita dan tujuan hidup yang diperjuangkan dengan
penuh semangat dan menjadi arahan bagi segala aktivitasnya. Seseorang juga
mendambakan dirinya menjadi orang yang selalu bertanggung jawab, paling tidak
bagi dirinya sendiri, serta menjadi orang yang mampu menentukan sendiri apa
yang dilakukannya dan apa yang paling baik bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya. Begitu pula dengan yang diinginkan oleh para pelaku kesenian
jathilan, yang menginginkan hidupnya bermakna.
Penelitian ini dilakukan di kota Yogyakarta, dengan mengambil subjek
penelitian para pelaku kesenian jathilan yang tergabung dalam sanggar kesenian
jathilan Satrio Mudo Budhoyo, berada di kampung Blunyahrejo, kelurahan
Karangwaru, kecamatan Tegalrejo, kota Yogyakarta. Sanggar kesenian jathilan
ini didirikan pada bulan Juni tahun 1976, tujuan dibentuknya sanggar tersebut
adalah untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang pada saat itu masih populer,
serta mengenalkan pada pemuda kampung Blunyahrejo dengan kebudayaan Jawa,
yakni dalam bentuk tari jathilan.
Sejak didirikan pada tahun 1756, kota Yogyakarta terus mengalami
perkembangan, kota ini menjadi tempat berbagai golongan masyarakat
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari (Surjomihardjo, 2008). Banyak
perubahan yang dialami kota Yogyakarta, termasuk perubahan dalam bidang
pertunjukan kesenian tradisional yang merupakan unsur dari kebudayaan,
termasuk juga kesenian jathilan yang terkena imbas dari kemajuan kota
Yogyakarta.
11
Salah satu ciri kemajuan kota adalah terbukanya semua akses informasi yang
menyebabkan begitu mudahnya hal-hal baru diketahui dan masuk dalam sendi-
sendi kehidupan, yang dapat mempengaruhi kehidupan warganya, termasuk dalam
hal kesenian pertunjukan tradisional, khususnya kesenian jathilan, yang mana
para pelaku kesenian jathilan merupakan penduduk kota tentunya akan
terpengaruh dengan hal tersebut. Namun hal ini berbeda dengan para pelaku
kesenian jathilan yang tergabung dalam sanggar kesenian jathilan Satrio Mudho
Budhoyo yang berada di kota Yogyakarta, di mana mereka masih teguh pendirian
dan meyakini hal yang baik dari warisan budaya ini serta mau mengembangkan
dan melestarikan kesenian jathilan, dan tidak sedikit orang yang tidak mau peduli
dengan keberlangsungan kesenian ini, namun mereka tetap menjaga dan
melestarikannya sebagai sesuatu yang baik dalam kehidupan.
Semangat dan kepedulian akan kelestarian kesenian jathilan yang dilakukan
oleh para pelaku kesenian jathilan yang tergabung dalam paguyuban Satrio
Mudho Budhoyo tidak terlepas dari latar belakang lingkungan tempat tinggal dari
para pelaku kesenian jathilan, yang berada di wilayah Kota Yogyakarta yakni di
Kampung Blunyahrejo, Kelurahan Karangwaru. Kebanyakan penduduk yang
tinggal di Kota Yogyakarta adalah suku bangsa Jawa, oleh sebab itu di dalam
sikap hidupnya banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa dan bahkan
dalam pola cara berfikirnya dipengaruhi oleh nilai budaya yang berlaku di
masyarakatnya.
Masyarakat Kota Yogyakarta yang kebanyakan merupakan suku Jawa masih
memegang kuat akan nilai-nilai dari kebudayaannya, umumnya masyarakat masih
12
menyelenggarakan ritual atau upacara seperti kehamilan, kelahiran, perkawinan
dan kematian, serta masih ada masyarakat yang menjalankan tradisi Jawa, seperti
membakar kemenyan (dupa dari tumbuhan yang harum baunya ketika dibakar)
dan membuat sesaji (mempersembahkan makanan dan benda lain di upacara
keagamaan yang dilakukan secara simbolis dengan tujuan berkomunikasi dengan
kekuatan gaib) di tempat yang dianggap angker (tampak seram dan tidak semua
orang dapat menjamahnya karena dianggap berhantu). Hal ini dilakukan karena
masyarakat masih percaya bahwa di luar diri manusia terdapat kekuatan lain yang
lebih besar atau supranatural, kegiatan ritual tersebut dilakukan masyarakat Kota
Yogyakarta khususnya yang bersuku Jawa karena suatu usaha untuk memperoleh
kedamaian dan keselarasan, baik untuk kepentingan diri pribadi, keluarga, dan
warga masyarakat keseluruhan.
Sistem keyakinan orang Jawa mengandung konsep tentang hubungan jalin-
menjalin antara segala unsur serta aspek alam semesta ini dan antara lingkungan
sosial serta spiritual manusia (Koentjaraningrat, 1984). Hal ini menunjukkan
bahwa orang jawa dalam kehidupan kesehariannya tidak terlepas dari keyakinan
akan keselarasan hubungan alam semesta, lingkungan sosial dan spiritualitas yang
telah terinternalisasi dalam dirinya.
Para pelaku kesenian jathilan yang tergabung dalam paguyuban Satrio Mudho
Budhoyo yang berada di Wilayah Kota Yogyakarta kebanyakan bersuku Jawa
sehingga dalam kesehariannya tidak akan terlepas dari nilai-nilai dari kebudayaan
Jawa. Pelaku kesenian jathilan meyakini bahwa kesenian yang di lakukannya saat
13
ini merupakan sesuatu yang baik dan perlu untuk dikembangkan serta dilestarikan
sebagai warisan dari kebudayaan Jawa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan seperti di atas, maka
peneliti dapat mengajukan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut;
Bagaimana kebermaknaan hidup dari para pelaku kesenian jathilan di sanggar
seni Satrio Mudho Budhoyo yang berada di kampung Blunyahrejo, kelurahan
Karangwaru, kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta?.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk; mengetahui kebermaknaan hidup dari para pelaku kesenian
jathilan di kampung Blunyahrejo, kelurahan Karangwaru, kecamatan Tegalrejo,
kota Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil dan dapat memberikan
manfaat serta memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Psikologi positif yang kajiannya adalah memberi gambaran kebahagian
sebagai efek dari pemaknaan hidup. Menambah referensi dalam bidang
Psikologi klinis yang berupa pencarian makna hidup dengan memahami
14
apa yang menjadi sumber makna hidup. Manfaat lainnya dapat diterapkan
pada kajian ilmu Psikologi lintas budaya, yaitu dengan memahami
dinamika kehidupan dari para pelaku kesenian jathilan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
dan pengetahuan, serta dapat memberikan pemahaman yang luas tentang
kehidupan dari para pelaku kesenian jathilan, khususnya yang terkait
dengan penghayatan makna hidupnya. Manfaat yang lainnya yakni dapat
memberikan gambaran tentang sumber-sumber makna hidup kepada
masyarakat luas sehingga semakin banyak orang yang dapat belajar dan
menemukan makna hidupnya. Serta dapat dipakai oleh dinas kebudayaan
dan pariwisata sebagai bahan informasi untuk mengembangkan dan
membuat kebijakan-kebijakan dalam hal kebudayaan, khususnya
kebudayaan tari jathilan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini hanya mempunyai satu pokok bahasan yaitu kebermaknaan
hidup, maka keaslian dari penelitian ini akan dilihat dari pokok bahasan tersebut.
Selain itu, akan dilihat pula dari sisi subjeknya yaitu para pelaku kesenian
jathilan. Sejauh yang peneliti ketahui berdasarkan dari tinjauan-tinjauan pustaka
yang didapatkan, peneliti tidak pernah menemukan penelitian yang secara khusus
membahas tentang “Kebermaknaan Hidup Pelaku Kesenian Jathilan”.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang “Kebermaknaan Hidup Pelaku Kesenian Jathilan”, untuk itu
15
peneliti mencari sumber-sumber yang dapat mendukung penelitian tersebut.
Peneliti menemukan beberapa karya tulis ilmiah tentang kebermaknaan hidup
maupun tentang kesenian jathilan yang dapat dijadikan tinjauan pustaka oleh
peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Salah satu karya tulis ilmiah yakni dalam bentuk skipsi, yang berhasil
ditemukan mengenai penelitian yang membahas tentang kesenian jathilan itu
sendiri adalah “Akulturasi Islam dan Budaya Lokal Pada Tradisi Kesenian
Jathilan Di Dusun Tegalsari Desa Semin, Kecamatan Semin, Gunung Kidul,
Yogyakarta” yang dilakukan oleh Arifin (2010). Penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan,
metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi
dan dokumenter. Penelitian ini merupakan penelitian antropologi, di mana hasil
penelitian menunjukkan bahwa jathilan putra manunggal dalam pertunjukannya
memperlihatkan bentuk akulturasi dengan Islam yang terlihat pada amalan-amalan
dan aturan yang harus dilakukan, seperti perpaduan antara wirid dan mantra,
praktek laku (puasa). Selain itu, juga terlihat pada prosesi pertunjukan kesenian
jathilan yaitu perpaduan antara syair lagu khas jathilan dengan syair religious.
Adapun fungsi kesenian jathilan bagi masyarakat Dusun Tegalsari yang pertama
adalah sebagai sarana hiburan, kedua sebagai sarana interaksi sosial, dan yang
terakhir sebagai sarana promosi daerah wisata kesenian.
Jika dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin tentunya sangat
berbeda dengan penelitian ini, sebab penelitian yang dilakukan oleh Arifin
merupakan penelitian antropologi, yang menitikberatkan pada akulturasi budaya
16
antara kesenian jathilan dengan agama Islam. Hal tersebut jelas berbeda dengan
penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan hidup dari para
pelaku kesenian jathilan yang tergabung dalam paguyuban kesenian jathilan
Satria Muda Budaya, yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, yang mana
penelitian ini merupakan penelitian yang akan mengeksplorasi pengalaman
psikologis dari subjek penelitian dengan pendekatan fenomenologi.
Penelitian tentang kebermaknaan hidup, peneliti dapat menemukan penelitian
dalam bentuk jurnal penelitian yang dilakukan oleh Baidi Bukhori (2006) yang
berjudul “Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau Dari Religiusitas Dan
Kebermaknaan Hidup”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di
mana subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, dengan jumlah subjek 127. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada
hubungan positif antara religiusitas, kebermaknaan hidup dan kesehatan mental
mahasiswa. Religiusitas dan kebermaknaan hidup menyumbang 57,2% untuk
kesehatan mental mahasiswa.
Penelitian mengenai kebermaknaan hidup, peneliti dapat menemukan
penelitian dalam bentuk skripsi antara lain yang berjudul “Hubungan Antara
Tingkat Apresiasi Seni Peran Teater Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Pemain
Seni Peran Teater” yang dilakukan oleh Didik Nofianto (2002), penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif, di mana subjek penelitian ini adalah
mahasiswa di Yogyakarta yang tergabung dalam sanggar teater, dalam penelitian
ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat apresiasi
seni peran teater dengan kebermaknaan hidup, hal itu ditunjukkan dengan hasil
17
analisis korelasi product moment yang diperoleh rxy= 0,316 dengan p= 0,002
(p<0,01). Dari hasil penelitian ini juga diperoleh koefisien determinan sebesar r =
0,100 dengan nilai p = 0,002 (p < 0,01), hal ini berarti semakin tinggi tingkat
apresiasi seni peran teater seseorang maka akan semakin tinggi kebermaknaan
hidupnya.
Selain itu juga dapat ditemukan penelitian skripsi, yang dilakukan oleh Syarah
Fanny Nasution (2011) yang berjudul “Makna Hidup Pada Abdi Dalem Keraton
Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan model penelitian kualitatif, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui motivasi yang melatarbelakangi abdi dalem keraton
Yogyakarta dan makna hidup abdi dalem berserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Informan dalam penelitian ini adalah abdi dalem keraton
Yogyakarta dari golongan kaprajan dan punokawan, informan dalam penelitian
ini diperoleh dengan menggunakan ternik purposive sampling (informan yang
ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa motivasi mengabdi para abdi dalem keraton Yogyakarta
antara lain: ngalap berkah dalem keraton, mencari ketenangan dan ketentraman,
mencari keselamatan keluarga dengan laku prihatin, serta ingin melestarikan
budaya. Adapun faktor yang mempengaruhi makna hidup abdi dalem keraton
yogyakarta yaitu bersumber pada nilai-nilai penghayatan terhadap Keraton, Sultan
dan nilai-nilai kehidupan.
Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang kebermaknaan hidup terdahulu
belum ada yang secara spesifik mengungkap atau mengulas tentang
kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan di Kota Yogyakarta, dengan
18
menggunakan pendekatan analisa fenomenologi. Fenomenologi merupakan
pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengklarifikasi situasi yang
dialami dalam kehidupan seseorang sehari-hari, dan menangkap sedekat mungkin
bagaimana fenomena tersebut dialami di dalam konteks terjadinya fenomena
tersebut, serta sebisa mungkin mempertahankan fenomena dan konteksnya
sebagaimana yang dimunculkan. Hasil penelitian terdahulu hanya dapat dijadikan
acuan dalam penulisan topik dalam penelitian ini, dengan demikian terlihat jelas
baahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
terdahulu. Hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya atau
menambah khasanah dari penelitian terdahulu tentang kebermaknaan hidup dan
kesenian jathilan, penelitian ini bukan untuk mengcounter atau menentang
penelitian sebelumnya.
122
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan atas hasil penelitian yang telah ditemukan dari
lapangan mengenai kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan, dari berbagai
keterangan dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya mengenai kebermaknaan
hidup pelaku kesenian jathilan maka dapat diambil kesimpulan, bahwa pelaku
kesenian jathilanyang berusaha untuk melestarikan warisan kebudayaan dalam
bentuk kesenian jathilan, terdapat kebermaknaan hidup dalam menjalani
kehidupannya sebagai pelaku kesenian jathilan dengan ditemukannya akan
sumber-sumber kebermaknaan hidup yang dapat teridentifikasi dalam tiga ranah
yaitu ranah personal yang terdiri dari; pendalaman catur nilai; (nilai kreatif, nilai
pengalaman/penghayatan, nilai sikap dan nilai pengharapan), bertindak positif
(konteks personal), dan pemahaman diri. Ranah sosial dan interpersonal yang
terdiri dari; bertindak positif (konteks interpersonal) dan pengakraban hubungan.
Dan yang terakhir dari identifikasi sumber kebermaknaan hidup adalah ranah
transenden dalam bentuk spiritualitas.
Dalam indentifikasi sumber-sumber kebermaknaan hidup tersebut
terinternalisasi dalam diri pelaku kesenian jathilan, sehingga memunculkan
kebebasan berkehendak kemudian hal ini dapat memunculkan kehendak hidup
bermakna, terus memunculkan akan arti hidup dari pelaku kesenian jathilan,
sehinga pada akhirnya akan memunculkan kepuasan hidup yang terwujud dalam
123
bentuk kebahagian hidup, dimana pelaku kesenian jathilan merasa bahagia
sebagai seorang pelaku kesenian jathilan. Hal ini dapat terwujud sebab dalam diri
para pelaku kesenian jathilan telah ditemukan dan terpenuhinya kebermaknaan
hidup yang terwujud dalam bentuk respek (menghormati/mengindahkan) dan
bangga akan identitasnya sebagai pelaku kesenian jathilan.
B. SARAN
Dengan tidak bermaksud menggurangi dan tanpa mengurangi rasa hormat
penulis terhadap pihak manapun, penulis memberikan saran kepada:
1. Masyarakat
Perlunya penghargaan akan posisi para pelaku kesenian jathilan
sebagai pelaku kesenian yang selalu berusaha untuk melestarikan warisan
kebudayaan, serta masyarakat jangan sampai melupakan akan warisan
kebudayaan dalam bentuk pertunjukan tradisional seperti tari jathilan dan
seharusnya masyarakat selalu menyenangi dan menyukai akan kesenian
jathilan yang merupakan pertunjukan tradisional dan jangan malah
menyukai dan bahkan meninggalkan akan tontonan tradisional kesenian
jathilan dengan menyenangi tontonan dari kebudayaan lain, yang belum
tentu itu baik dan layak bagi masyarakat indonesia.
2. Pemerintahan (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata)
Bagi pemerintah dalam hal ini Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, harus selalu mendukung dan memfasilitasi, baik fasilitas secara
124
kebijakan- kebijakan yang tentunya menguntungkan dan memberi
kebaikan akan keberlangsungan dari paguyuban kesenian jathilan yang
berusaha bertahan untuk melestarikan kebudaayaan. Serta fasilitas dalam
bentuk materi, seperti adanya subsidi bagi paguyuban kesenian jathilan,
sebab kebutuhan akan fasilitas khususnya sarana seperti peralatan dalam
berkesenian jathilan dan juga adanya sangar sebagai tempat untuk
berkumpul bagi para anggota paguyuban kesenian jathilan untuk
mengembangan potensi diri lewat latihan-latihan, baik latihan tari maupun
latihan karawitan (musik yang mengiringi pertunjukan tari jathilan). Hal
ini tentunya sanggat mmembuutuhkan materi atau dana yang sangat besar,
jadi peran pemerintah disini sangat diperlukan.
3. Peneliti selanjutnya
Dari berbagai keterbatasan isi dan peneliti untuk mengkaji ruang
lingkup persoalan kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan ini masih
menyisakan ruang untuk pengembangan, kritik, saran sehingga penelitian
ini dapat lebih disempurnakan.
Peneliti selanjunya disarankan untuk lebih memperpanjang akan
waktu penelitian dilapangan penelitian, sehingga peneliti akan banyak
memperoleh data penelitian yang berfariasi dan mendapat kan data yang
sangat baik untuk penyusunan laporan penelitian.
125
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2010). Akulturasi Islam dan budaya lokal pada tradisi kesenian jathilan didusun Tegalsari Desa Semin Kecamatan Semin Gunung Kidul. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bastaman, H.D. (1996). Meraih hidup bermakna: Kisah pribadi dengan pengalaman tragis. Jakarta: Paramadina.
_______. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Bukhori, B. (2006). Kesehatan mental mahasiswa ditinjau dari religiusitas dan kebermaknaan hidup. Psikologika, Vol. 11, Nomor 22, juli 2006, hal. 93-105.
Departemen Agama RI. (2002). Al-Qur’an dan terjemahnya. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Djaelani, A. Q. (1996). Asas dan tujuan hidup manusia: menurut ajaran islam. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Fauzannati, M. Z. (2005). Reog ponorogo: Menari diantara dominasi dan keragaman. Yogyakarta: KEPEL Press.
Frankl. V. (2003). Logoterapi: terapi psikologi melalui pemaknaan eksistensi (Terj. Murtadlo). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Hasan, D. dkk. (1976). Esensi musik dan tari DIY. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Huda, M. J. N. (2009). Imajinasi identitas sosial komunitas reog ponorogo. Ponorogo: Tips.
Idrus, M. (2007). Metode penelitian ilmu-ilmu sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: UII Press.
Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa: Seri Etnografi Indonesia No. 2. Jakarta: Balai Pustaka
126
_______. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Koeswara, E. (1992). Logoterappi. Yogyakarta: Kanisius.
Kristyanti, J. R. (2007). Perdamaian dimulai dari diri: proses penemuan makna hidup perempuan penyitas kdrt. Manasa, Vol. 1, Nomor 2, Desember 2007, hal. 137-146.
Kusumaningrat, H. & Kusumaningrat, P. (2009). Jurnalistik: teori & praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moeleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moertjipto. (1993). Bentuk-bentuk peralatan hiburan dan kesenian tradisional DIY. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moustakas, C. (1994). Phenomenological research methods. New Delhi: Sage Publications.
Nasution, S. F. (2011). Makna Hidup Pada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Nofianto, D. (2002). Hubungan antara tingkat apresiasi seni peran teater dengan kebermaknaan hidup pada pemain seni peran teater. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Pardiyono. (2012). Fenomena jathilan dan kesenian tradisional lainnya yang berjuang dipingiran. Diunduh melalui, http://hiburan.kompasiana.com/ musik/2012/06/03/fenomena-jathilan-dan-kesenian-tradisionil-lainnya-yang-berjuang-di-pinggiran/ pada tangal 10 juni 2012.
Putra, H. S. A. (2000). Ketika orang jawa nyeni. Yogyakarta: Galang Press.
Purwadarminto. (1985). Kamus bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan seni pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Smith, J. A. (2009). Psikologi kualitatif: panduan praktis metode riset (Terj. Budi Santosa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Starge, P. (1998). Politik perhatian rasa dalam kebudayaan jawa. Yogyakarta: LKiS.
127
Sudiran, F. (2011). Ilmu sosial dan budaya dasar. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyoso. (2000). Teater tradisional disleman yogyakarta: yogyakarta: Yayasan Galang.
Sujarno. dkk. (2003). Seni pertunjukan tradisional: nilai fungsi dan tantangannya. Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata.
Surjomihardjo, A. (2008). Kota yogyakarta tempo doeloe: sejarah sosial 1880-1930. Jakarta: Komunitas Bambu.
Wiwiek, L. (1989). Ensiklopedi nasional indonesia (jilid ketuju). Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.
128
LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN ----
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
129
Panduan Observasi & Wawancara
LAMPIRAN I
130
PEDOMAN OBSERVASI
Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan, dengan alat
pencatat Anecdotal Record, adapun yang akan diobservasi adalah:
No Objek observasi Deskripsi
1. Kondisi lingkungan informan Tempat,
Keadaan masyarakat sekitanya
2. Kondisi paguyuban kesenian jathilan Tempat,
Kegiatan dalam paguyuban
kesenian jathilan
3. Kondisi fisik informan Postur tubuh
4. Kondisi psikologis Kondisi emosi informan
5. Aktivitas informan Kegiatan dalam paguyuban,
Hubungan sosialnya
131
PANDUAN WAWANCARA
Sumber kebermaknaan hidup
A. Pemahaman diri 1. Potensi dalam diri anda apa yang akan di
kembangkan dengan berkesenian jathilan?
2. Apakah anda mampu melakukan hal terbaik dalam
hidup ini sebagai pelaku seni jathilan?
3. Hal baik dan buruk apa yang ada pada diri anda
terkait dengan anda sebagai pelaku kesenian
jathilan?
B. Bertindak positif 1. Hal positif apa yang bisa diambil dari berkesenian
jathilan?
2. Hal baik apa dari kesenian jathilan yang bisa anda
terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apakah dengan berkesenian jathilan akan
membuat diri dan lingkungan anda menjadi lebih
baik?
C. Pengakraban
hubungan
1. Seberapa besar pengaruh diri anda pada
paguyuban seni jathilan yang anda ikuti?
2. Seberapa dekat anda dengan teman-teman dalam
satu paguyuban seni jathilan yang anda ikuti?
3. Bagaimana hubungan anda dan keluarga serta
masyarakat sekitar?
132
4. Hal apa saja yang anda lakukan supaya terjalin
hubungan baik dengan keluarga, teman dan
masyarakat sekitar anda?
D. Pendalaman catur
nilai (nilai kreatif,
pengalaman/penghayat
an, nilai bersikap, nilai
pengharapan)
Nilai kreatif
1. Bagai mana cara anda untuk melestarikan kesenian
jathilan?
2. Sebarapa besar tanggung jawab anda terhadap
keberlangsungan kesenian jathilan?
3. Karya apa saja yang pernah anda hasilkan dari
berkesenian jathilan?
Nilai pengalaman/penghayatan
1. Bagimana anda menghayati diri sebagai pelaku
kesenian jathilan?
2. Seberapa besar anda menyenangi/menyukai
kesenian jathilan?
3. Apakah anda yakin dengan berkesenian jathilan
akan memberikan kebaikan?
4. Adakah manfaat dari berkesenian jathilan?
Nilai bersikap
1. Hal-hal apa saja yang tidak mengenakkan ketika
anda berkesenian jathilan, dan apa yang anda
lakukan?
2. Apa yang anda lakukan jika dengan berkesenian
133
jathilan anda tidak disenangi oleh orang lain?
Nilai pengharapan
1. Apa manfaat bagi diri anda dengan berkesenian
jathilan?
2. Apa yang anda harapkan dengan berkesenian
jathilan?
E. Ibadah 1. Apakah anda percaya dengan adanya sang
pencipta (Tuhan)..?
2. Seberapa dekat anda dengan sang pencipta?
3. Hal apa yang anda lakukan untuk mmenunjukan
ketaatan pada Tuhan anda?
4. Seberapa besar pengaruh Tuhan pada diri anda?
5. Apakah diri anda merasa tentram dengan apa yang
anda yakini atas Tuhan anda?
Aspek-aspek kebermaknaan hidup
A. Kepuasan hidup 1. Apakah anda merasa bahagia dengan hidup anda
saat ini sebagai pelaku kesenian jathilan?
2. Pernahkan anda putus asa dalam menjalani hidup
sebagai pelaku kesenian jathilan?
3. Seberapa sering anda bersyukur dengan apa yang
anda terima saat ini sebagai pelaku kesenian
jathilan?
B. Kebebasan 1. Apakah anda mampu mengambil keputusan
134
berkehendak sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang anda
lakukan?
2. Atas keinginan atau peritah siapa anda mau
berkesenian jathilan?
3. Apakah anda bersedia ketika diminta untuk
meningalkan atau berhenti dari berkesenian
jathilan?
C. Kehendak hidup
bermakna
1. Apa tujuan anda mengikuti kesenian jathilan ini?
2. Apa yang menjadi motivasi utama anda untuk
berkesenian jathilan?
3. Adakah hal yang baik yang melatarbelakangi anda
berkesenian jathilan?
D. Arti hidup 1. Apa arti hidup menurut anda?
2. Bagaimana anda memaknai hidup anda saat ini
sebagai pelaku seni jathilan?
3. Apakah hidup anda bahagia dengan menjadi
pelaku kesenian jathilan?
135
Observasi
LAMPIRAN II
136
CATATAN OBSERVASI
OB-1
Nama informan : SY dan ADS (lingkungan tempat tinggal sama)
Tanggal Observasi : 8 – 15 Mei 2012
Tempat Observasi : Kampung Blunyahrejo, kel. Karangwaru, kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta.
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Objek Observasi : Kondisi lingkungan Informan
Baris Catatan observasi 5
10
15
20
25
Kampung Blunyahrejo, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta merupakan suatu wilayah yang memiliki potensi yang cukup baik untuk dikelola baik secara sumber daya manusia maupun dari potensi yang dimiliki dari wilayahnya. Secara sumber daya manusia wilayah ini sudah sangat baik dan banyak memiliki potensi-potensi yang ada pada warganya. Serta kehidupan bermasyarakat di wilayah ini sudah terbangun secara baik, hal ini ditandai dengan sikap yang gotong royong, rukun, dan saling menolong antar warganya, serta keadaan wilayah yang sangat nyaman dan aman, hal ini terwujud dari kesadaran para warganya akan kenyamanan dan keamanan di wilayahnya, hal ini ditandai dengan adanya kegiatan ronda yang dilakukan warganya secara bergantian setiap malam hari. Di Blunyahrejo Kelurahan Karangwaru ternyata wilayahnya cukup representatif dan memadai, sebab Blunyahrejo Kelurahan Karangwaru termasuk dalam wilayah kota Madya Yogyakarta, sehingga secara fasilitas atau prasarana umum sudah sangat cukup memadai. Hal ini ditandai dengan mudahnya untuk mengakses masuk ke wilayah ini, sebab telah banyaknya jalan-jalan yang sangat baik dan mudahnya untuk memperoleh pelayanan transportasi, hal tersebut dikarenakan wilayah ini dilalui jalur transportasi umum. Karena masyarakatnya yang hidup di wilayah perkotaan, maka juga mempengaruhi mata pencahariannya, yakni mayoritas sebagai karyawan swasta. Selain sebagai karyawan swasta di wilayah ini juga tidak sedikit yang bekerja sebagai pedagang
137
30
35
40
45
dan wiraswasta. Namun juga kebanyakan warganya masih belum mendapat pekerjaan, dan banyak yang mengurus rumah tangga yakni sebagai ibu rumah tangga. Walaupun berbagai latar belakang pekerjaan warga masyarakatnya, namun hal itu tidak membuat warga saling hidup bersaing dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun kebalikannya masyarakatnya cenderung hidup rukun dan saling hormat dan menghargai antar warga. Sekalipun Letak Lingkungan Blunyahrejo berada di sekitar kawasan kota, akan tetapi tidak mempengaruhi kondisi sosial budaya masyarakatnya. Di sana terdapat kesenian jathilan yang cukup terkenal di wilayah sekitar Yogyakarta, yaitu paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo, mereka sangat bangga dengan budaya yang telah mereka miliki, hal ini dapat kita lihat dari masih terlestarikannya jathilan di wilayah Blunyahrejo, Karangwaru. Dengan melihat mayoritas agama di wilayah ini adalah Agama Islam, serta adanya fasilitas keagamaan yang cukup menunjang kegiatan keagamaan, maka kehidupan keberagamaan di wilayah ini cukup berjalan dengan lancar, warga masyarakat cukup menghargai perbedaan atau toleransi terhadap warga yang berbeda keyakinan.
138
CATATAN OBSERVASI
OB-2
Objek Observasi : Kondisi paguyuban kesenian jathilan
Tanggal Observasi : 24 – 28 Mei 2012
Tempat Observasi : Kampung Blunyahrejo, kel. Karangwaru, kec. Tegalrejo,
Kota Yogyakarta.
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Baris Catatan observasi 5
10
15
20
25
Paguyuban kesenian jathilan ini bernama Satrio Mudho Budhoyo, yang berada di kampung Blunyahrejo, kelurahan Karangwaru, kecamatan Tegalrejo, kota Yogyakarta. Paguyuban kesenian jathilan ini mempunyai kepengurusan yang terdiri dari; ketua paguyuban, wakil ketua, sekertaris dan bendahara serta terdapat sub bagian kerja seperti seksi latihan, humas dan seksi perlengkapan. Serta terdapat struktur secara bentuk keseniannya seperti wiyogo (para pemain gamelan pengiring pertunjukan tari jathilan), penari kuda (jathil) yang terdiri dari delapan orang, serta terdapat penari topeng, diantaranya; Buto yang terdiri dari sembilan orang penari, barongan terdiri dari dua orang penari, anoman juga terdiri dari dua penari, dan penthol terdiri satu penari, begitu juga dengan bejel satu penari. Alat-alat musik atau gamelan untuk mengiringi pertunjukan tari jathilan Satrio Mudho Budhoyo terdiri dari; kendang, gong, saron, peking, demung dan kenong, sedangkan tembang atau nyanyian yang sering dipakai ialah asmoro ndono, mataraman, ilir-ilir, dan sholawatan. Ketika sedang pertunjukan maka jathilan satrio mudo budhoyo memiliki urut-urutan acara yang sering dilakukan, diantaranya; sebelum tampil ke tengah tempat pertunjukan maka akan dimulai dengan briefing dan do’a terlebih dahulu, kemudian dilanjut dengan pembukaan pertunjukan dengan menyampaikan sambutan pengantar menyapa pada para penonton, dan kemudian diikuti dengan permainan gamelan yang dilakukan oleh para wiyogo, setelah gamelan dimainkan
139
30
35
40
45
50
55
60
maka penari barongan akan keluar tampil dan terus menari, dan dilanjut dengan tarian buto, penthul, bejel, serta yang terakhir keluar tampil untuk menari yaitu para penari kuda (jathil). Paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo merupakan salah satu kelompok jathilan mataraman, yaitu kelompok jathilan yang masih memegang dan melestarikan bentuk asli dari jathilan itu sendiri, yaitu jathilan tradisional, yang dikenal dengan sebutan jathilan mataraman, ciri khas dari jathilan mataraman Satrio Mudho Budhoyo yaitu dalam gamelan yang dipakai tidak memakai jenis alat musik modern, dalam pertunjukan tari jathilan yang ditampilkan ketika penari mengalami ndadi maka penarinya hanya sekedar ndadi dan tidak diperbolehkan memakan sesuatu yang membahayakan seperti pecahan kaca, silet atau menunjukkan hal-hal yang bisa membahayakan diri penari seperti menusuk badan dengan senjata tajam. Namun dalam jathilan mataraman sering menggunakan tembang yang dinyayikan memakai sholawatan. Dan kadang seseorang dari sesepuh dalam paguyuban jathilan Satrio Mudho Budhoyo memeberikan wejangan-wejangan atau nasehat-nasehat yang baik dari ajaran agama Islam kepada para penonton. Paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo dalam beberapa aktivitasnya tentunya mempunyai agenda-agenda rutin yang selalu dilakukannya, diantaranya latihan dilakukan sebulan dua kali, selain itu juga ada mujahadahan (mengaji bersama) dilakukan setiap selapan (35 hari) yang jatuh pada hari sabtu pahing, serta tadarusan untuk para anggota yang masih remaja yang dilakukan sebulan sekali. Dan juga kumpulan rutin semua anggota sebulan sekali untuk membahas semua aktivitas dari kesenian jathilan dan rencana-rencana yang akan dilakukan selanjutnya. Jathilan ini mempunyai jumlah anggota sampai saat ini yang terdaftar terdiri dari tujuh puluh orang. Jathilan Satrio Mudho Budhoyo setiap tampil memasang tarif atau mendapat bayaran sebesar RP 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah).
140
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
KONDISI LINGKUNGAN DAN KONDISI PAGUYUBAN
KESENIAN JATHILAN DARI KEDUA INFORMAN
Kondisi lingkungan informan
• Blunyahrejo Kelurahan Karangwaru termasuk dalam wilayah kota Madya Yogyakarta, sehingga secara fasilitas atau prasarana umum sudah sangat cukup memadai.
• kehidupan bermasyarakat di wilayah ini sudah terbangun secara baik, hal ini ditandai dengan sikap yang gotong royong, rukun, dan saling menolong antar warganya, serta keadaan wilayah yang sangat nyaman dan aman, hal ini terwujud dari kesadaran para warganya akan kenyamanan dan keamanan di wilayahnya, hali ini ditandai dengan adanya kegiatan ronda yang dilakukan warganya secara bergantian setiap malam hari.
• Berbagai latar belakang pekerjaan warga masyarakatnya, namun hal itu tidak membuat warga saling hidup bersaing dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun kebalikannya masyarakatnya cenderung hidup rukun dan saling hormat dan menghargai antar warga.
• Warga masyarakatnya sangat bangga dengan budaya yang telah mereka miliki, hal ini dapat kita lihat dari masih terlestarikannya Jathilan di wilayah Blunyahrejo, Karangwaru.
• Kehidupan keberagamaan diwilayah ini cukup berjalan dengan lancar, warga masyarakat cukup menghargai perbedaan atau toleransi terhadap warga yang berbeda keyakinan.
OB-1/16-19
0B-1/ 7- 14
OB-1/30-35
OB-1/40-43
OB-1/46-49
141
Kondisi Paguyuban kesenian jathilan
• Jathilan ini bernama Satrio Mudho Budhoyo, yang berada di kampung Blunyahrejo, kelurahan Karangwaru, kecamatan Tegalrejo, kota Yogyakarta
• Kepengurusan; ketua paguyuban, wakil ketua, sekertaris dan bendahara serta terdapat sub bagian kerja seperti seksi latihan, humas dan seksi perlengkapan
• Struktur; wiyogo(para pemain gamelan pengiring pertunjukan tari jathilan), penari kuda (jathil) yang terdiri dari delapan orang, serta terdapat penari topeng, diantaranya; Buto yang terdiri dari sembilan orang penari, barongan terdiri dari dua orang penari, anoman juga terdiri dari dua penari, dan penthol terdiri satu penari, begitu juga dengan bejel satu penari.
• Alat-alat musik atau gamelan; kendang, gong, saron, peking, demung dan kenong
• Tembang atau nyayian yang sering dipakai ialah asmoro ndono, mataraman, ilir-ilir, dan sholawatan.
• Urutan acara pertunjukan; sebelum tampil ketengah tempat pertunjukan maka akan dimulai dengan breifing dan do’a terlebih dahulu, kemudian dilanjut dengan pembukaan pertunjukan dengan menyampaikan sambutan pengantar menyapa pada para penonton, dan kemudian diikuti dengan permainan gamelan yang dilakukan oleh para wiyogo, setelah gamelan dimainkan maka penari barongan akan keluar tampil dan terus menari, dan dilanjut dengan tarian buto, penthul, bejel, serta yang terakhir keluar tampil untuk menari yaitu para penari kuda (jathil)
• Satrio Mudho Budhoyo merupakan salah satu kelompok jathilan mataraman, yaitu kelompok jathilan yang masih memegang dan melestarikan bentuk asli dari jathilan itu sendiri, yaitu jatilan tradisional
• agenda rutin paguyuban; latihan
OB-2/1-3
OB-2/5-7
OB-2/8-14
OB-2/16
OB-2/18
OB-2/20-29
OB-2/30-33
142
dilakukan sebulan dua kali, selain itu juga ada mujahadahan (mengaji bersama) di lakukan setiap selapan (35 hari) yang jatuh pada hari sabtu pahing, serta tadarusan untuk para anggota yang masih remaja yang dilakukan sebulan sekali, dan juga kumpulan rutin semua anggota sebulan sekali
OB-2/49-54
143
CATATAN OBSERVASI
OB-3
Nama informan : SY
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Observasi : 19 Mei 2012
Tempat Observasi : Tempat tinggal informan
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Objek Observasi : Kondisi fisik dan kondisi psikologis
Baris Catatan Observasi Analisis
5
10
15
20
Ketika peneliti bertemu dengan informan, informan langsung menyambut dengan senyum dan salam. Informan berperawakan kurus dengan tinggi badan sekitar 170 cm, dengan warna kulit sawo matang, informan bermata cekung, dan memiliki bentuk wajah tirus. Ketika informan berbincang-bincang dengan peneliti terlihat bahwasanya intonasi bicara dari informan cukup pelan dan tenang, dan di sela-sela perbincangan sesekali informan tersenyum dan bahkan tertawa lepas, sesekali ditengah perbincangan dengan peneliti, informan juga menyapa orang yang sedang berjalan di depan rumahnya sambil mengangkat tangan kanannya. Informan cukup santun dalam berbicara dan bertindak terlihat ketika bergerak mau pindah dari satu tempat ke tempat lain maka informan akan jalan pelan dan merunduk serta mengucapkan atau ijin pamit terhadap orang yang dilewati depannya. Informan cukup pendiam dan santun ketika berbicara, ketika berbicara dengan peneliti jarang sekali informan mengungkapkan kata-kata kasar maupun kata kotor, informan sangat menjaga perkataannya dan tingkah lakunya, namun juga tetap ramah dan terbuka akan kehadiran orang lain seperti peneliti yang disambut oleh informan
Ciri-ciri fisik informan
Ramah dengan orang lain
Santun akan perkataan dan
tindakan
Toleran akan
144
25
dengan tangan terbuka dan sangat respek atau antusias akan pertemuan dengan peneliti, sehingga timbul perasan nyaman dan sesekali diselingi dengan candaan-candaan sehingga dapat tertawa lepas.
keberadaan orang lain
145
CATATAN OBSERVASI
OB-4
Nama informan : Mas ADS
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Observasi : 20 Mei 2012
Tempat Observasi : Tempat tinggal informan
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Objek Observasi : Kondisi fisik dan kondisi psikologis
Baris Catatan Observasi Analisis
5
10
15
20
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan didapatkan data mengenai kondisi fisik dan psikologi diantaranya: ketika peneliti bertemu dengan informan, terlihat informan sangat antusias dengan pertemuan ini, informan langsung menjabat tangan peneliti dan menanyakan kabar, setelah itu menepuk-nepuk pundak peneliti dan dibarengi dengan tertawa lepas. Informan berperawakan tambun (agak gemuk) dengan tinggi badan sekitar 170 cm. Kulit berwarna sawo matang, informan bermata bulat, dan memiliki bentuk wajah oval. Informan sangat aktif dalam bergerak ketika duduk-duduk juga sering berdiri pindah-pindah ke tempat yang lain, informan cukup ramah dengan seseorang dan sering bercanda dengan orang yang dijumpainya, dengan candaan-candaan yang dibuatnya membuat orang di sekitarnya merasa terhibur dan senang, sehingga bisa tertawa lepas. Informan susah sekali untuk marah kepada orang lain, ini terlihat ketika informan kumpul-kumpul bareng dengan teman-teman dalam paguyuban jathilan dan di saat itu semua teman mbedoni (mencela dalam candaan) namun informan tetap sabar dan malah balik melontarkan kata-kata yang membuat teman yang lainnya menjadi tertawa lepas, informan sangat bisa
Ciri-ciri fisik informan
Ramah dan humoris
146
25
30
menahan emosi amarahnya walaupun diejek (canda) oleh teman-temannya, bahkan diejek oleh orang yang secara usia lebih muda darinya ia tetap menanggapinya dengan santai dan tanpa tersinggung sedikitpun, karena hal ini dianggapnya sebagai lelucon yang bisa membuat orang lain menjadi senang atau bahagia.
Sabar dan pengertian
Senang membuat orang
lain bahagia
147
CATATAN OBSERVASI
OB-5
Nama informan : SY
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Observasi : 1 Juni 2012
Tempat Observasi : Tempat tinggal informan
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Objek Observasi : Aktivitas informan
Baris Catatan observasi Analisis
5
10
15
20
Informan merupakan ketua dari paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo, dimana kegiatan dari informan tentunya sangat tercurahkan pada paguyuban seni yang dipimpinya, tentang bagaimana cara untuk menghidupkan, menjaga dan melestarikan akan keberlangsungan dari paguyuban kesenian jathilan yang dipimpinnya, selain kegiatannya dalam bidang kesenian tentunya informan juga tetap bertanggung jawab akan keberlangsungan hidupnya dan keluarganya, informan merupakan anak tunggal dan tinggal hanya bersama ibu dan neneknya, sehingga informan tentunya mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dari ibu dan neneknya, oleh sebab itu informan juga bekerja di bengkel las untuk pembuatan teralis dan pagar, yang tentunya pekerjaan in juga sangat menyita waktu dari informan, ini terlihat dari seringnya informan lembur untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga tidak jarang informan pulang larut malam, ini semua dijalaninya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab tinggi akan pekerjaan yang menjadi sumber nafkah bagi dirinya dan keluarganya, selain berkecimpung di dunia kesenian
Dedikasi yang tinggi akan
amanah yang dipercayakan
kepadanya
Tanggung jawab terhadap
keluarga
Pekerja keras dan tanpa
pamrih
148
25
30
35
dan pekerjaan yang dilakukannya setiap hari yang sangat banyak menyita waktunya, informan tidak lepas hubungan dengan lingkungan dan warga di sekitar tempat tinggalnya, sebab informan sangat aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh warga dan sering kali menjadi ketua dalam kegiatan yang diadakan oleh warga. Di mana saat ini informan merupakan wakil Takmir dari salah satu masjid yang ada di tempat tinggalnya, jadi tentunya hal-hal yang bersifat keagamaan informan sangat aktif dan inisiatif akan keberlangsungan dan kemajuan umat Islam di lingkungan tempat tinggalnya.
Hubungan sosial yang baik
Kehidupan religius yang
menjadi tuntunan dalam kehidupannya
149
CATATAN OBSERVASI
OB-6
Nama informan : Mas ADS
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Observasi : 3 Juni 2012
Tempat Observasi : Tempat tinggal informan
Observer : Taqwin
Jenis Observasi : Partisipan
Objek Observasi : Aktivitas informan
Baris Catatan Observasi Analisi
5
10
15
20
Selain sebagai anggota kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo informan juga merupakan salah satu ketua pemuda di wilayahnya, sehingga informan juga sering berinteraksi dengan para pemuda dan pemudi diwilayahnya, ketika ada sebuah acara yang ada di wilayahnya maka informan yang akan mengkoordinir dari para pemuda, sebagaimana posisi informan dalam paguyuban kesenian jathilan yang diikutinya selain sebagai penari kuda, ia juga mengemban sebagai koordinator para anggota kesenian jathilan, khususnya ketika mau ada latihan, kumpulan bareng, atau aktivitas lain dalam kesenian maka yang menjadi koordinator lapangan ialah informan. Selain berkesenian jathilan informan dalam kesehariannya juga bekerja, informan bekerja sebagai cleaning servis di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kota Yogyakarta, disela-sela kesibukan informan bekerja informan juga masih menyempatkan waktu untuk berkumpul-kumpul bareng dengan warga untuk melakukan kegiatan dalam masyarakat, seperti kumpulan rutin warga, ataupun kerja bakti yang diadakan di wilayahnya
Interaksi yang intensif dengan
warga
Toleransi sosial tingi,
menempatkan kepentingan
150
25
30
35
dan juga melakukan ronda malam yang diadakan untuk menjaga keamanan lingkungan warga, informan biasanya suka bercanda membuat informan dekat dengan semua kalangan yang ada di sekitar tempat tinggalnya (masyarakat), baik dari kalangan orang tua, remaja dan bahkan para anak-anak. Sebagai salah satu pemimpin pemuda di wilayahnya informan sangat dekat dengan para pimpinan warga di tempat tinggalnya, sehingga informan memiliki banyak akses dan informasi yang bisa disampaikan kepada para pemuda dan pemudi di wilayahnya.
bersama diatas kepentingan
pribadi
Kedekatan dengan semua
warga masyarakat disekitarnya
151
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI INFORMAN 1 (SY)
Kondisi fisik informan
• Informan berperawakan kurus dengan tinggi badan sekitar 170 cm, dengan warna kulit sawo matang, informan bermata cekung, dan memiliki bentuk wajah tirus, intonasi bicara dari informan cukup pelan dan tenang
OB-3/3-8
Kondisi psikologis
• Informan cukup pendiam dan santun ketika berbicara, jarang sekali informan mengungkapkan kata-kata kasar maupun kata kotor, informan sangat menjaga perkataannya dan tingkah lakunya
• Ramah dan terbuka akan kehadiran orang lain seperti peneliti yang disambut oleh informan dengan tangan terbuka dan sangat respek atau antusias akan pertemuan dengan peneliti
OB-3/18-22
OB-3/23-26
Aktivitas informan
• Ketua dari paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo, di mana kegiatan informan tentunya tercurahkan pada paguyuban dipimpinnya, bagaimana cara untuk menghidupkan, menjaga dan melestarikan akan keberlangsungan dari paguyuban kesenian jathilan yang dipimpinnya
• Informan bekerja di bengkel las untuk pembuatan teralis dan pagar, yang tentunya pekerjaan ini juga sangat menyita waktu dari informan, ini terlihat dari seringnya informan lembur untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga tidak jarang informan pulang larut malam
• Informan sangat aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh warga dan seringkali menjadi ketua dalam kegiatan yang diadakan oleh warga
• Wakil Takmir dari salah satu masjid yang ada ditempat tinggalnya, jadi tentunya hal-hal yang bersifat keagamaan informan sangat aktif dan inisiatif akan keberlangsungan dan kemajuan umat Islam di lingkungan tempat tinggalnya
OB-5/1-7
OB-5/15-20
OB-5/28-31
OB-5/32-36
152
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI INFORMAN 2 (ADS)
Kondisi fisik informan
• Informan berperawakan tambun (agak gemuk) dengan tinggi badan sekitar 170 cm. Kulit berwarna sawo matang, informan bermata bulat, dan memiliki bentuk wajah oval
OB-4/8-11
Kondisi psikologis
• Informan cukup ramah dengan seseorang dan sering bercanda dengan orang yang dijumpainya, dengan candaan-candaan yang dibuatnya membuat orang di sekitarnya merasa terhibur dan senang sehingga bisa tertawa lepas
• Informan sangat bisa menahan emosi amarahnya walaupun diejek (canda) oleh teman-temannya, bahkan diejek oleh orang yang secara usia lebih muda darinya ia tetap menanggapinya dengan santai dan tanpa tersinggung sedikitpun, karena hal ini dianggapnya sebagai lelucon yang bisa membuat orang lain menjadi senang atau bahagia.
OB-4/13-17
OB-4/24-30
Aktivitas informan
• Selain sebagai anggota kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo informan juga merupakan salah satu ketua pemuda di wilayahnya, sehingga informan juga sering berinteraksi dengan para pemuda dan pemudi di wilayahnya
• Sebagai koordinator para anggota kesenian jathilan, khususnya ketika mau ada latihan, kumpulan bareng, atau aktivitas lain dalam kesenian
• Informan bekerja sebagai cleaning servis di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kota Yogyakarta
• Kumpul bareng dengan warga untuk melakukan kegiatan dalam masyarakat, seperti kumpulan rutin warga, ataupun kerja bakti yang diadakan di wilayahnya dan juga melakukan ronda malam yang diadakan untuk menjaga keamanan lingkungan warga
• informan memiliki banyak akses dan informasi yang bisa disampaikan kepada para pemuda dan pemudi diwilayhnya
OB-6/1-5
OB-6/11-14
OB-6/17-19
OB-6/21-26
OB-6/33-36
153
Wawancara
LAMPIRAN III
154
Verbatim Wawancara Mas SY
W – 1
Nama : Mas SY Tanggal Wawancara : 29 Juni 2012
Usia : 30 tahun Tempat : Kediaman Mas SY
Jenis kelanin : Laki-laki Pewawancara : Taqwin
Baris Transkip Verbatim Analisis 1 5
10
15
20
25
30
35
Selamat malam mas. Malam..... terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Ini mas saya mau nanya - nanya tentang fakta – fakta yang ada pada diri mas selaku sebagaiseniman dalam hal ini seniman tari jathilan. Berikan saya waktu untuk bisa wawancara dengan mas. Iya boleh, silahkan. Ya gini mas, e seni jathilan itu menurut mas itu apa to? Seni jathilan menurut saya ya salah satu bentuk seni yang ada di Jawa yakni Yogyakarta yang menyajikan seni tari berkuda, jenis tarian yang menggunakan alat peraga kuda lumping, selain itu juga tidak hanya kuda lumping banyak variasinya ada yang pakai topeng, kalau kita menyebutnya ya buto juga ada e hanoman, cakil, dan juga barongan itu menjadi satu sebuah kelompok tarian yang disebut tari jathilan. Tapi pada intinya memang seni jathilan yang menjadi ciri khasnya yaitu ya kuda lumpingnya itu, kuda kepangnya itu. Oya kalau mas sendiri itu terlibatnya itu mulai kapan ya? Terlibat secara aktifnya mungkin sejak smp ya smp kelas 3, tapi sudah mengikuti jathilan sejak kecil. Jadi sudah e bisa dibilang lama gitu ya saya berkecimpung di jathilan ini. Menurut mas tari jathilan itu baik gak bagi diri mas? Tari jathilan menurut saya sangat baik ya dari segi tariannya, disitu banyak arti ya dalam tarian di sebuah paguyubannya itu ya, itu sangat baik ya menurut saya. Selama ini mas sebagai seniman ya seniman jathilan potensi apa yang akan mas kembangkan dalam diri mas dengan berkesenian jathilan? Mungkin yang selama ini e saya lakukan berkaitan
Sejak kecil mengikuti jathilan
Penilaian baik akan jathilan
155
40
45
50
55
60
65
70
75
80
dengan potensi atau kebisaan saya mungkin itu ya itu saya coba mengolah atau membuka kemampuan saya di bidang karawitan atau bermain musik yang kalau di Jawa itu adalah gamelan. Dan saya disitu seneng sama yang namanya kendang. Sebenernya semuanya suka cuman saya lebih mengkhususnya di bidang gamelan bentuk kendang. Dan sampai sekarang pun saya dipercaya untuk pegang alat musik gamelan yang disebut kendang itu. Nah itu yang saya dalami terus dan saya terus belajar atau sering melihat dari banyak – banyak pengrawit, tapi saya mengfokuskan sendiri di kendang itu. Apakah anda mampu melakukan hal yang baik dalam hidup ini sebagai seniman jathilan? Akan sangat banyak atau e akan banyak yang saya lakukan dan tentu saja itu baik menurut saya, karena jathilan di saya memang mengarahnya ke dakwah. Jadi saya yakin itu akan baik ya. Hal baik atau buruk yang ada pada diri anda sebagai seniman jathilan itu apa mas, hal negatifnya apa hal positifnya apa? Selama saya mengikuti ini atau bergabung di paguyuban jathilan saya merasakan lebih banyak baiknya daripada buruknya makanya saya meyakini bahwa jathilan itu juga tidak akan pernah punah. Karena selama ini manfaatnya banyak bagi saya, nah saya bisa mengembangkan diri dengan jathilan ini belajar berorganisasi, bisa mengenal banyak orang atau gampangane “srawung” gitu kan, berinteraksi dengan banyak orang yang belum saya kenal, baik dari kalangan seniman sendiri atau dari orang awam sendiri itu yang menjadikan saya lebih betah atau lebih senang ikut jathilan ini. Nah keburukannya itu mungkin dari saya sendiri saya memang orangnya pemalu jadi agak susah untuk mendekati atau e bisa dibilang mempengaruhi e memang kekurangan saya itu. Tapi akan lebih banyak baiknya kalau yang saya rasakan. Posisi anda sebagai seniman jathilan hal baik apa dari seni jathilan yang bisa anda terapkan dalam kehidupan sehari – hari? Hal yang baik yang bisa saya terapkan sejak saya masuk di paguyuban, saya merasakan disitu selaku saya umat muslim banyak ajaran – ajaran Islam yang saya peroleh malah banyak dari paguyuban ini, karena di paguyuban ini mengajarkan e ya tadi yang saya bilang. Ya jathilan ini mengarahnya bergeraknya di dakwah. Contohnya dakwahnya kaya apa mas? Misalnya setiap kita mau pentas kita dianjurkan untuk
Mengembangkan potensi bermain musik gamelan
Banyak manfaat dengan berkesenian
jathilan
Manfaat yang didapat dari
kesenian jathilan
156
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
berdoa bahkan pemainnya ada itu berpuasa terus sebelum bermain shalat hajat dulu, sebelum berangkat harus ijin orang tua boleh atau gak. Itu kan merupakan ajaran – ajaran yang baik dan diajarkan menurut Islam. Kita tidak belajar dari tv ataupun radio, tapi kita lebih banyak belajar dari paguyuban tersebut. Apakah dengan berkesenian jathilan akan membuat diri anda lebih baik? Insya Allah akan bisa sangat berpengaruh menjadi lebih baik. Karena disitu akan banyak contoh - contoh yang bisa diterapkan atau diperlihatkan dari jathilan ini. Makanya kita tidak akan ragu dan tidak pernah putus asa untuk selalu mengembangkan jathilan ini, karena disitu kita juga dituntut untuk mengembangkan diri memperbaiki diri khususnya akhlak itu ya perilakupun itu kita dituntut baik dulu sebelum kita mengajak ke yang baik. Posisi mas sendiri di paguyuban seni jathilan yang mas ikuti itu sebagai apa? Saya sampai saat ini dipercaya untuk jadi ketua, ketua paguyuban jathilan ini. Dengan posisi anda sebagai ketua paguyuban seberapa besar pengaruh diri anda pada paguyuban seni jathilan yang anda ikuti sekarang ini? Yang saya rasakan memang jadi ketua itu punya banyak pengaruh. Saya bisa menghimpun atau mengajak dari semua warga sekitar atau lingkungan tempat paguyuban ini berada dengan banyak kegiatan. Saya lebih mudah ngomong di depan orang tua,di depan anak karena posisi saya itu sebagai ketua. Saya tidak memanfaatkan posisi itu tapi mencoba untuk bisa agar jathilan ini bisa diterima dengan baik, artinya semuanya bisa memahami bahwa jathilan itu tidak hanya senang – senang atau kumpul – kumpul tapi disitu ada pesan – pesan yang sangat baik. Jadi makanya tadi ini jathilan ini jathilan dakwah. Oya bagaimana hubungan anda dengan teman- teman dalam satu paguyuban yang anda ikuti? Saya melihatnya hubungan kami saya selaku ketua dengan anggota itu sangat baik karena memang itu yang diharapkan selalu ada kekompakan semacam kebersamaan. Kalau tidak ada itu tidak bisa berjalan, karena semua saling mendukung dan tidak ada yang dikhususkan. Jadi tidak ada pemain, penggamel, atau pengrawit itu juga tidak bisa ... kalau hanya pengrawit atau wiyogonya saja juga tidak bisa main. Jadi semuanya itu saling berkaitan, saling berhubungan dan membutuhkan.
Nilai positif dari jathilan
Maanfaat menjadi ketua paguyuban kesenian jathilan
Hubungan yang baik sesama teman dalam paguyuban
157
135
140
145
150
155
160
165
170
175
Selama anda sebagai pelaku seni jathilan, bagaimana hubungan anda dengan keluarga, penerimaan keluarga anda terhadap diri anda? Nah itu yang memang menjadi salah satu tantangan bagi saya. Saya sendiri mungkin dari keluarga simbah bapak itu keluarga seni. Tapi dari ibu jauh dari seni. Jadi tantangan yang saya maksud dari ibu itu kurang mendukung atau bisa dibilang kurang senang ketika saya bergabung di jathilan ini. Itu yang menjadi tantangan saya sementara saya sendiri jadi ketua. Nah itu akan terus saya gali, kenapa tidak suka. Ternyata ibu belum bisa memahami jathilan yang saya pimpin ini, meskipun sering melihat sering mengikuti tapi saya tidak apa ibu saya tidak suka saya menjadi ketua. Kalaupun hanya sebagai anggota boleh. Karena menjadi pertanyaan bagi saya kalau kenapa jadi ketua tidak suka kenapa jadi anggota kok suka. Artinya ibu apakah sudah melihat secara benar atau paham dengan jathilan ini karena tanggungjawab sebagai ketua di jathilan ini besar. Karena gak main – main lagi jathilan ini jadi tidak hanya menghibur sebagai tontonan tapi juga memberikan sebuah tuntunan. Artinya kalau sudah mengarah ke tuntunan itu berarti harus menjadi lebih baik. Hubungan anda terhadap masyarakat gimana, penerimaan masyarakat sekitar anda terhadap anda itu bagaimana? Penerimaan masyarakat terhadap saya cukup baik, artinya menerima saya dengan kondisi atau keadaan saya seperti ini. Karena memang masyarakat sekitar sudah memahami atau sudah tahu benar keberadaan jathilan ini yang memang jathilan ini beda dengan jathilan yang lain. Disitu terlihat jelas perbedaanya antara jathilan sini dengan yang lain yang di luar dari kita. Nah salah satu perbedaanya yaitu jathilan ini tidak mengedepankan apa permainan atau suguhan yang hanya hura – hura ini, artinya atau seringkali kita melihat disitu hanya bersenang – senang, yang didalamnya para pemainnya minum minuman keras, memabukkan atau berperilaku yang memang kurang baik. Tapi di jathilan ini dilihat banyak orang atau warga sekitar sudah memahami kalau mengajarkan yang baik. Jadi penerimaan masyarakat disana tentang jathilan ini ataupun tentang saya sendiri menerima dengan baik. Apalagi saya di kampung dimana tempat paguyuban ini berada itu saya menjadi wakil takmir, nah wakil takmir memang sangat kontras dengan paguyuban yang banyak orang mengira itu permainan
Tantangan sebagai pelaku kesenian
jathilan
Masyarakat sekitar mengetahui bahwa
ini jathilan Dakwah
158
180
185
190
195
200
205
210
215
220
225
setan. Kok ada ketua jathilan juga merangkap sebagai wakil takmir kan gitu, artinya sangat tidak wajar gitu ya. Itu sebagai wakil takmir masjid di masjid mana ya mas ya? E di kampung saya di RW saya itu satu RW ada 2 masjid kebetulan dan saya berada di salah satunya yaitu masjid al akbar. Oo gitu ya di masjid itu ya, anda sebagai wakil takmir. Bagaimana penerimaan teman – teman didalam masjid terhadap anda sebagai pelaku seni jathilan? Mereka tidak mempermasalahkan hal itu, karena memang tau persis jathilan ini beda dengan yang lain. Yang disitu memang diharamkan atau menjadi salah satu syarat mutlak untuk menjadi anggota jathilan itu yang pertama haru ada restu dari orang tua yang kedua tidak boleh menggunakan narkoba atau minum minuman keras. Jadi tidak masalah bagi temen – temen saya menjadi wakil takmir dan ketua paguyuban ini. Karena saya sendiri juga memahami itu dengan wajar, maksud saya ya wajar banyak temen – temen yang mendukung saya karena saya sendiri selaku wakil takmir masih muda artinya tidak jauh usia dengan temen – temen pemuda dan tidak jauh juga usia dengan para orang tua. Jadi posisi saya di tengah – tengah jadi saya merasa mudah diterima oleh mereka. Insya Allah seperti itu. Oya, kemudian hal apa saja yang akan anda lakukan untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga anda? Mungkin e hal yang baik yang saya lakukan untuk keluarga saya, saya akan menerapkan di sisi positifnya dari paguyuban. Misalnya bisa tepat waktu karena disitu kita dituntut untuk kita disiplin, terus ajaran untuk menghormati orang tua makanya menjadi salah satu syarat utama menjadi anggota adalah mendapat ijin dari orang tua, disitu juga mengajarkan berperilaku dan bersikap yang baik. Pelajaran yang saya terima di paguyuban saya terapkan di keluarga saya. Oya, kalau dengan teman – teman apa yang anda lakukan supaya hubungan anda dengan teman – teman bisa baik terus? Mungkin saya kan menjalin komunikasi terus tidak hanya lewat pada saat perkumpulan, tapi saya akan menjalin silaturrahmi sering maen ke tempat temen-temen. Itu mungkin yang akan saya lakukan untuk terus mengompakkan atau menjalin hubungan yang baik
Interaksi baik dalam kelompok,
sebagai pelaku seni dan takmir
Mengambil hal baik dari kesenian
jathilan
Silaturahmi sebagai cara menjalin hubungan baik dengan teman
159
230
235
240
245
250
255
260
265
270
275
dengan teman – teman. Lha kalau dengan masyarakat sekitar anda, anda melakukannya seperti apa? Ya sewajarnya orang bermasyarakat, saya akan mengikuti kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat. meskipun di paguyuban ada acara atau tidak itu akan menjadi kebiasaan bagi kita untuk selalu aktif di mana pun kita tinggal. Oya, kemudian ini mas. Bagaimana cara anda untuk melestarikan kebudayaan jathilan yang anda pimpin ini? Mungkin cara saya belum bisa merinci satu dua tiga itu. Tapi bagi saya cara itu akan sangat flexibel, artinya tiap saat tiap waktu bisa berubah sesuai zaman yang berubah saat ini. Untuk saat ini caranya dengan mengenalkan ke masyarakat dengan cara diadakan latihan rutin untuk tariannya, untuk wiyogonya diadakan latihan bersama di lain tempat, atau bisa kita silaturrahmi ke paguyuban lain. Nah itu cara – cara saya agar kebudayaan ini akan selalu ada dan berkembang. Seberapa besar tanggung jawab anda terhadap kelangsungan seni jathilan ini? Saya meyakini akan besar sekali. Saya menjadi ketua termasuk diberikan amanah, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk kelangsungan ini. Karena ini memang bukan main – main lagi, tidak cuma asal dapet tanggapan aja. Tapi ada atau tidak adanya tanggapan atau permintaan kita tampil kita akan banyak kegiatan, banyak acara yang memang itu dibuat agar kefakuman itu hilang atau tidak hadir. Agar tidak terjadi pemutusan hubungan baik dari pengurus ke anggota, atau dari anggota ke masyarakat, itu mungkin cara – cara yang akan kita lakukan. Oya, terus selama anda menjadi pelaku seni jathilan ini karya apa saja yang pernah anda hasilkan? Untuk karya dari saya sendiri mungkin apa ya, saya kurang tahu karya sendiri atau karya bersama. Atau yang saya tangkap mungkin lebih ke prestasi ya, dari paguyuban itu sudah banyak. Kita itu malah sering diminta tampil diminta pentas dari Dinas pariwisata daripada tanggapan warga, dengan itu kita jadi merasa lebih dikenal oleh masyarakat. Nah keuntungan dari itu kita mulai ada tanggapan dari warga. Bahkan dari jauh dari Kebumen, kita pernah maen salah satu tempat wisata di Jogja dan dari situ kita bisa main di Kebumen. Oya, untuk prestasi secara konkritnya seperti apa ya mas? E saya sampai lupa, tapi untuk yang terakhir itu kita
Aktif bermasyarakat
Cara melestarikan kesenian jathilan
Tanggung Jawab atas amanah yang
diberikan
Prestasi dari berkarya lewat
kesenian jathilan
160
280
285
290
295
300
305
310
315
320
325
juara 3 tari reog dan jathilan se Provinsi, dan kita mewakili Kota. Selain itu kita juga mengikuti festival – festival. Sebenarnya tidak perlu juara, tapi yang terpenting kita bisa ikut berpartisipasi misalnya di FKY, jadi nama kampung atau tempat tinggal kita juga bisa terangkat, nah itu bagi kami sebuah prestasi tersendiri. Bagaimana anda ini kan seniman tari, nah bagaimana anda menghayati diri anda sebagai seniman jathilan itu sendiri? Saya menghayati seni jathilan di diri saya itu penuh penghayatan mas. Maksudnya saya ya memang saya sudah sejak kecil ikut paguyuban. Tentunya tidak menjadi rahasia lagi kalau jathilan ini akan sangat berpengaruh bagi saya. Oya, terus seberapa besar anda itu menyukai kesenian jathilan yang sekarang anda geluti ini? Ya tentu saja besar sekali lah. Bukan karena saya apa tinggal di lingkungan situ tapi memang dari kecil saya sudah mengenal itu. Nah itu e sangat menjadi tolak ukur kebesaran saya menyukai dari jathilan ini. Bahkan saya itu sempat tidak naik kelas karena ikut jathilan, bahkan saya kena SP karena ikut jathilan. Itu bentuk tanggung jawab saya sebagai ketua, sampai saya mengorbankan pekerjaan, sekolah saya dulu. Nah bagi saya itulah pengorbanan yang bisa saya lakukan. Meskipun memang tidak wajar, hanya karena jathilan bisa seperti itu. Tapi itu yang harus saya lakukan karena itu satu bentuk tanggung jawab saya terhadap paguyuban dan semua anggota, jangan samapai nantinya mengecewakan, istilahnya mengorbankan diri saya sendiri untuk jathilan ini. Seberapa yakin anda dengan berkesenian jathilan akan memberikan kebaikan? Ya insya Allah saya sangat yakin. Karena dari awal saya sudah meyakinkan bahwa jathilan ini bukan main – main tidak hanya hiburan tapi adalah dakwah. Artinya dakwah itu tidak harus e keluar .... tapi kan berbenah diri dulu perbaiki akhlak dan sikap masing - masing. Setelah kita ada perubahan yang lebih baik, insya Allah itu menjadi tugas kita untuk menyampaikan kebenaran ke orang lain. Oya, adakah manfaat dari berkesenian jathilan? Ya tentu saja jelas akan banyak manfaatnya jika sudah memahami benar tahu benar jathilan ini seperti apa. Jathilan ini mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Ya kita mengkhususkan, dalam keyakinan saya yang muslim itu sangat pas dan sangat cocok bahkan tidak
Pengaruh jathilan melekat sejak kecil
Rela berkorban sebagai pelaku
kesenian jathilan
Menjadi pribadi baik dan mengajak orang untuk baik
pula
161
330
335
340
345
350
355
360
365
370
ada bedanya. Karena semua itu muncul dari ajaran – ajaran Islam, kalau dengan bukti kita selalu mendo'akan leluhur tidak lupa dengan pendahulu. Itu kan merupakan ajaran dari Islam untuk berziarah. Nah itu bentuk penghormatan terhadap jasa mereka, kita bisa menikmati kemerdekaan, nah kemerdekaan itu kita bisa melestarikan budaya yang ada. Nah itu salah satu manfaat, mungkin ada manfaat yang lain. Kita orang Jawa dituntut untuk bisa berbahasa Jawa, kita diminta untuk mengenal huruf – huruf Jawa, berperilaku yang sopan, baik itu bagaimana. Trus karena ini mengarahnya ke dakwah, ke Islam jadi kita mengenal bahasa Arab, bacaan Arab, huruf Arab. Nah itu kan salah satu manfaat juga. Dan semua itu kan sangat bermanfaat bagi kami yang notabene anak – anak muda yang memang di daerah perkotaan yaitu masuknya pengaruh budaya yang tidak cocok dan berbahaya bagi kaum muda yang menjadi tren di yogyakarta. Trus itu kan tadi kesenangan menjadi seniman jathilan, lalu adakah tidak enaknya menjadi seniman jathilan? Saya sampai lupa artinya belum pernah merasakan tidak enaknya. Tapi kalaupun ada itu akan saya nikmati, karena itu bentuk perjuangan kita. Padahal perjuangan itu tidak selalu atau harapannya enak, tapi itu menjadi sebuah kenikmatan tersendiri. Kita bisa memahami terus mensyukuri atau bisa menyelesaikannya atau mencari jalan keluar. Jadi saya rasa malah saya menganggapnya bukan rasa tidak enaknya saya bergabung di paguyuban ini. Oya, terus adakah orang – orang sepengetahuan mas ya, yang tidak menyukai dengan jathilan ini dan berefek tidak di diri mas? Kalau yang tidak menyukai itu ada beberapa, di kampung ya. Tapi anehnya kalau kita main beliau itu menonton atau melihat. Kita menilai orang suka atau tidak suka itu dengan sangat kecil lah. Artinya kita melihatnya “monggo” atau terserah, artinya jika tidak bersinggungan langsung dengan paguyuban atau saya tidak masalah itu adalah hal yang wajar kalau ada orang yang suka dan tidak suka tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jika ada orang yang tidak suka dengan anda dalam berkesenian jathilan, apa yang anda lakukan? Kita lihat dulu jadi tidak semerta merta ada tindakan beliau itu tidak sukanya seperti apa. Kalau memang sudah mengarah ke yang tidak baik dengan cara pengrusakan, menghasut itu terlihat nyata. Baru akan
Jathilan mengajarkan
banyak hal dalam kehidupan
Bentuk perjuangan sebagai pelaku seni
jathilan
Sikap menghargai perbedaan
162
375
380
385
390
395
400
405
410
415
420
kita tindak lanjuti. Jadi kita akan selalu berpositif thinking artinya berkhusnudzon dulu, maka kita memang dilarang. Kalau memang ada yang ingin bertanya dan kamu bisa dijawab. Dan jika memang tidak bisa ya tidak usah dijawab. Nah itu kan pelajaran bagi kita untuk lebih berhati-hati artinya tidak semerta merta menjadi sombong ketika sudah tahu terus seperti kita merasa baik sendiri. Nah itu kan menjadi solusi bagi kita untuk menjawab yang tidak suka. Trus manfaat bagi diri pribadi anda dalam berkesenian jathilan apa mas? Manfa’at bagi diri saya sendiri yaitu saya kan orangnya pemalu, otomatis ketika saya menjadi seorang ketua saya dituntut untuk bisa berbicara di depan banyak orang. Mental ya, ya disitu menjadi salah satu manfaat. Belajar juga berorganisasi mengatur waktu mengatur jadwal mengagendakan acara. Belajar memahami karakter teman – teman anggota. Itu keuntungan bagi saya manfaat bagi saya menjadi salah satu ketua atau pengurus dari paguyuban ini. Ya, terus apa yang anda harapkan dengan berkesenian jathilan ini, harapan anda itu apa? Harapan saya seni jathilan ini ya semuanya bisa menerima, saya sudah sangat bersyukur jika jathilan ini diterima dengan baik oleh keluarga saya lebih – lebih oleh masyarakat seluruhnya, nusantara ini bisa menerima ataupun mengenal saja pun saya sudah senang. Harapan lain saya pengen sekali paguyuban ini menjadi salah satu contoh paguyuban yang memiliki banyak pelajaran atau contoh – contoh, jadi karena memang yang bentuknya itu pertunjukkan artinya kita jathilan selain tontonan juga tuntunan. Itu saya akan mengedepankan keduanya karena saya melihatnya seni, karena yang saya tahu seni itu tontonan aja hiburan aja bukan belum masuk ke tuntunan. Saya akan membawa jathilan ini menjadi dua yaitu tontonan dan tuntunan, jadi bisa mempengaruhi banyak orang untuk menjadi lebih baik. Nah, tuntunannya itu seperti apa mas? Tuntunannya itu kita mengangkat budaya terutama budaya Jawa. Minimal selaku orang Jawa itu tidak melupakan budaya, nah budaya yang menjadi tuntunan itu yang seperti apa? Nah budaya yang sesuai dengan keyakinan. Misalnya kita menjadi seorang muslim ya sewajarnya orang muslim, kalau kita tidak punya sarung untuk menutup aurat ya kenapa kita gak memakai jarik. Nah itu merupakan salah satu budaya Jawa yang menjadi bentuk tuntunan untuk menutup
Berpikiran positif atas anggapan
orang lain
Menumbuhkan mental yang kuat pada diri pribadi
Jathilan sebagai tontonan juga
sebagai tuntunan
163
425
430
435
440
445
450
455
460
465
470
aurat. Nah, untuk tadi kan sebagai tuntutan berarti kan ada aspek agama to mas, menyangkut itu seberapa dekat anda dengan sang pencipta dalam hal ini ya Allah SWT? Ya tentu saja sangat dekat ya saya merasakan sendiri semua itu tidak akan ada apa – apanya tanpa ada campur tangan atau kehendak dari Allah swt. Oya, terus hal apa yang anda lakukan untuk menunjukkan ketaatan anda kepada Allah SWT? Mungkin menjadi kewajiban saya sebagai muslim tentunya menjalankan perintah, minimal shalat lima waktu yang diwajibkan itu selalu dijalankan jangan sampai putus atau bolong kalau yang lain halnya pun masih banyak. Puasa pun itu kita diajarkan, saya tadi pernah bilang bahkan kan tiap kita mau pentas kalau ada pagelaran itu ada kita menyebutnya “dawuh” ada pesan pesan ada petunjuk yang harus kita lakukan. Kalau yang memang berkaitan dengan agama kita diminta untuk berwudhu terus shalat hajat, permasalahan siapa ya diminta itu ke Gusti Allah dan itu untuk diri kita. Oo terus seberapa besar pengaruh Allah SWT itu terhadap diri anda sendiri? Sangat berpengaruh ya, semuanya diawali dengan doa dengan bacaan basmalah. Semuanya apapun yang kita rencanakan yang akan kita laksanakan itu diawali dengan ijin dengan doa dan permohonan dulu. Dan itu salah satu bentuk keyakinan kami atas apa yang Allah SWT berikan. Terus apa dalam diri anda itu merasa tentram dengan meyakini keberadaan Allah SWT? Tentu sajalah, tentu saja akan merasa tenang maupun tentram ketika semua rencana kegiatan agenda - agenda itu bisa dilaksanakan dengan baik dibicarakan dengan mufakat. Itu selalu kita serahkan nantinya hasilnya itu dengan sepenuhnya kepada Allah swt. Itu sudah pasti. Karena memang kita tidak ada apa apanya, kita hanya menjalankan apa yang menjadi kehendaknya. Oya, ini menyangkut masalah anda sebagai seniman jathilan tadi itu. Apakah anda merasa bahagia dengan hidup anda saat ini sebagai pelaku kesenian jathilan? Ya tentu saja saya bahagialah, jadi sangat senang sekali ya. Seneng banget. Meskipun tadi saya sampaikan dari keluarga sendiri khususnya orangtua ibu tidak begitu menyukai saya untuk ikut bergabung di paguyuban.
Keyakinan pada Allah
Menjalankan perintah dan
larangan Allah
Berusaha dan berserah diri pada
Allah
Bahagia sebagai pelaku kesenian
jathilan
164
475
480
485
490
495
500
505
510
515
Tapi kan itu perlu proses, nah kesenengan saya ikut jathilan saya tuh bisa mendalami ilmu - ilmu agama Islam dengan baik, bisa mengenal banyak orang dikenal setiap orang, trus mengetahui karakter atau perwatakan dari masing –masing anggota atau tiap warga, menjumpai banyak permasalahan jadinya memperkaya saya dengan khasanah budaya jathilan itu. Tentang tadi karena kan ibu anda kurang begitu mendukung, apakah pernah terbelit dalam diri anda tu rasa putus asa untuk meninggalkannya kesenian jathilan itu? Wah tentu saja tidak ada ya. Saya tidak akan putus asa untuk terus berjuang di jathilan ini. Karena memang jathilan ini apa yang saya rasakan sangat sudah banyak membantu saya membuat saya menjadi lebih dewasa berpikir, terus menjadikan saya lebih bijak dalam mengambil keputusan menyikapi semua masalah itu saya mempelajari lewat jathilan ini. Nah saya jadi e tidak ada putus asa ketika orangtua ibu tidak mendukung, karena bukan berarti saya itu durhaka atau tidak taat tidak patuh sama orangtua tapi memang mungkin hanya saja e belum saatnya waktunya saya menyampaikan kebaikan – kebaikan ketika saya bergabung di jathilan ini. Insya Allah ketika sudah pelan – pelan saya sampaikan saya e haturkan kebaikan atau manfaat ikut dari paguyuban ini insyaallah ibu akan memahami dan semoga saja ibu akan mendukung usaha saya di paguyuban ini . Oya, terus anggapan dari masyarakat itu yang istilahnya kurang peduli dengan kesenian jathilan bagaimana penilaian anda terhadap hal tersebut? Penilaian saya terhadap apa? Terhadap e masyarakat yang kurang begitu antusias terhadap kesenian jathilan ini ? Ya saya tadi bilang bahwa kita diminta atau diajarkan untuk tidak bersu’udzon ya makanya saya melihatnya itu hal yang wajar dalam bekerja, ya monggo monggo saja mau seneng mau ikut atau tidak atau mendukung atau tidak itu terserah. Ya terpenting saya menjalankan ini sepenuh hati karena e jathilan tidak mengajarkan hal - hal yang tidak baik, jadi saya tidak terlalu memikirkan hal itu, mungkin disini karena tidak ada paksaan untuk menyukai menyenangi jathilan ini jadi monggo terserah, biarkan nanti beliau atau mereka – mereka sendiri yang menilai ini pantas disenangi atau tidak. Baik didukung atau tidak itu monggo. Seringkah anda bersyukur dengan apa yang anda terima saat ini sebagai seniman jathilan?
Menjadi pribadi yang dewasa dan
bijak
Menghindari berprasangka buruk
pada orang lain
165
520
525
530
535
540
545
550
555
560
565
Saya bersyukur ya tentunya bersyukurnya setiap saat artinya pertama tidak pernah menyesal menjadi anggota Apalagi disuruh menjadi ketua itu disyukuri karena memang tidak ada hal yang tidak baik, jadi kenapa saya harus tidak bersyukur. Semuanya itu sudah menjadi kehendak hidup saya kalaupun ada hal yang kurang mengenakkan itu hal yang wajar dan itu memang ada dan tetap disyukuri. Oya terus menyangkut posisi anda ini kan sebagai seniman jathilan, apakah anda mampu mengambil keputusan sendiri dan bertanggung dengan apa yang anda lakukan saat ini mas? Saya selaku ketua memang tidak pantas mengambil keputusan sendiri karena memang ini paguyuban tidak hanya milik saya sendiri milik semuanya tidak hanya milik anggota tapi milik semuanya. Nah kalaupun saya mengambil keputusan itu saya berpikir dulu dan saya pertanggungjawabkan keputusan saya. Oya terus anda kan berkesenian jathilan, atas keinginan atau perintah siapa anda mau berkesenian jathilan ini mas? Mungkin itu muncul dari diri saya sendiri. Bukan berarti karena saya itu dari keluarga seni tapi memamng itu muncul dari diri saya sendiri. Pernah saya itu lulus bersekolah sudah sampai di luar kota tapi rasa kangen rasa rindu untuk bergabung di jathilan ini sangat besar sekali. Jadi saya mengikuti ini atas dasar keinginan saya sendiri. Terus apakah anda bersedia ketika ada orang yang anda sayangi kaya ibu kaya keluarga atau pasangan hidup anda meminta anda untuk meninggalkan atau berhenti dalam berkesenian jathilan ini? Mungkin apa ya istilah untuk meninggalkan itu tidak ada. Jadi bagi saya menurut saya dimanapun saya berada nantinya kalaupun saya mendapatkan istri yang jauh dari Jogja di mana tempat tinggal saya saat ini dengan paguyuban ini berada saya akan menjalankan apa yang menjadi ajaran atau tuntunan yang pernah diajarkan di paguyuban ini karena memang ini dakwah Islam artinya apa yang akan saya lakukan nanti disana itu sama dengan paguyuban ini. Nah untuk paguyuban sendiri saya tidak merta akan meninggalkan karena fisik saya tubuh saya jauh dari paguyuban tapi apa ya cara – cara terus ikatan hati saya akan saya terus pupuk agar biar terus ada, artinya tidak lepas dari tanggungjawab untuk memikirkan ini. Saya tetap memikirkan ini jadi nanti kita kan biasa ya setiap kalau kita sebelum pentas itu kita diminta sowan ke raja – raja mataram jadi kita
Tidak menyesal dan mensyukurinya
Bertanggung Jawab dengan apa yang
dibuat
Kecintaan akan seni jathilan
Komitmen penuh sebagai pelaku
kesenian jathilan
166
570
575
580
585
590
595
600
605
610
jadikan itu sebagai mataraman artinya dulunya jathilan ini milik raja – raja mataram, yang menjadi penerus atau pengganti dari dakwah Sunan Kalijaga yaitu lewat wayang dan saat ini jatuh di tangan kita lewat jathilan. Itu yang menjadi tugas saya atau bentuk tanggungjawab saya ketika nanti saya berpisah dengan paguyuban ini artinya tidak berpisah secara ikatan hati tapi hanya berpisah secara fisik saja. Terus apa yang menjadi tujuan anda mengikuti kesenian jathilan ini mas, tujuannya apa? Tujuan saya yang pertama ya dulu kan banyak pemuda yang hanya kumpul – kumpul gitu ya banyak yang keluar artinya kampung sendiri tidak terurusi. Nah dengan adanya jathilan ini saya ingin menggabungkan mereka menjadi satu wadah yaitu wadah jathilan. Terus agar ketika mereka sudah masuk atau bergabung di paguyuban ini e sifat yang hanya membuang – buang waktu tidak ada manfaatnya itu bisa dialihkan dengan banyaknya kegiatan yang ada di paguyuban. Nah yang disitu dulu banyak yang sering mabuk sering berperilaku tidak baik maksud saya yang lebih mengarah ke arah kriminal itu bisa berkurang. Kita bisa mengenal pemuda atau warga yang satu dengan yang lainnya jangkauannya akan lebih luas ketika dalam satu wadah yang tidak hanya dimiliki oleh per orangan atau bahkan RT jadi kita lingkupnya akan lebih meluas bahkan sampai satu kelurahan, jadi bisa bergabung dalam wadah ini. Oya itu kan tadi tujuan anda untuk temen – temennya, nah terus kalau untuk diri anda itu tujuan utamanya itu apa mas? Untuk diri saya sendiri yaitu saya akan lebih mengenal budaya Jawa khususnya jathilan ini karena didalam jathilan ini akan banyak hal – hal yang memang akan saya dapatkan. Misalnya tentang sejarah raja – raja, tarian, nama – nama pakaian baju adat dan lain sebagainya. Saya akan memperdalam dan mempelajari lebih jauh lagi tentang itu, itu tujuan bagi saya. Motivasi paling utama anda dalam berkesenian jathilan? Motivasi saya yang paling besar saya mengikuti ini saya itu akan membawa menjadi seorang muslim yang tidak meninggalkan budaya bahasa karena memang itu sangat berkaitan bagi saya arti saya ingin berakhlaq Islami yang mulia tapi tetep membawa adab- adab atau budaya Jawa gitu ya. Terus bagaimana hal itu bisa anda tularkan ke temen – temen dalam satu paguyuban jathilan itu
Berperan serta dalam perbaikan kondisis sosial
masyarakat
Menjadi muslimyang taat
tanpa meninggalkan budaya Jawa
167
615
620
625
630
635
640
645
650
655
660
sendiri ? Mungkin saya akan menjadikan contoh untuk diri saya sendiri dan contoh untuk temen – temen jadi itu cara saya membawa saya di paguyuban ini yang ingin atau bisa diterima masyarakat dan khususnya di teman – teman. Terus yang melatarbelakangi anda berkesenian jathilan saat ini itu apa ya? Saya memang dari keluarga seni jadi latar belakang saya memang seni tradisional tapi memang dulu masih seni kampungan. Terus dengan anda berkesenian jathilan ini apa arti hidup menurut anada? Wah, kalau arti hidup memang sangat luas kalau dalam kaitannya di paguyuban ini arti hidup itu yang bisa menghargai diri sendiri dan mensyukuri apa yang sudah didapat itu menjadi arti tersendiri dalam kehidupan ini. Terus bagaimana anda memaknai hidup anda saat ini dalam berkesenian jathilan? Makna apa? Makna yang muncul, bagaimana cara anda memaknai jathilan dalam diri anda? Saya memaknai jathilan itu sendiri bahwa jathilan merupakan karakter hidup masing – masing manusia jadi saya bisa melakukan banyak hal atau tahu banyak hal lewat jathilan ini, tapi semoga saja ini sejalan dengan yang saya yakini selaku umat Islam. Oya, anda tadi mengatakan bahwasanya anda memaknai kehidupan saat ini, anda merasa bahagia dengan hidup anda? Ya bahagia banget, saya lebih menjadi orang yang tau diri artinya jangan sampai muncul rasa sombong ketika jathilan ini sudah mulai dikenal atau diketahui banyak orang, seperti padi yang selalu merunduk ketika berisi. Kesenian jathilan yang anda pimpin saat ini apa yang bisa anda berikan kepada masyarakat sekitar anda? Saya selaku ketua di paguyuban ini, insya Allah ya jathilan di paguyuban ini tidak akan menjadi beban atau merugikan bagi masyarakat. Kami akan melayani dengan apa yang telah kami punya. Misalnya kita memang tidak menyewakan peralatan yang kami punya, tapi seandainya ada yang pinjem atau memakai alat ini kita akan mengijinkan dan seandainya dari anggota yang membutuhkan bantuan kita juga siap. Misalnya kemarin kita diminta untuk menjadi panitia ramadhan di salah satu masjid, nah temen - temen kita juga selalu
Menghargai diri dan mensyukuri
apa yang ada
Rendah hati
Dapat berguna bagi masyarakat
168
665
670
675
680
685
690
695
700
705
710
siap. Misalkan juga ada yang punya hajat sinoman pemuda pemudinya nah kita juga selalu siap untuk selalu melayani. Terus hal baik apa yang diperoleh oleh teman – teman anda yang saat ini tergabung di kesenian jahilan bersama? Mereka merasakan banyak perubahan yang sangat baik, mereka bisa diterima atau bisa lebih dekat dengan orangtua karena yang dulunya bicaranya tidak tertata atau yang lebih urak - urakan sekarang bisa menjadi lebih menghargai orangtua artinya itu menjadi manfaat sendiri bagi mereka, terus mereka bisa belajar bahasa Jawa dan Arab, belajar mengaji dan baca tulis al quran. Nah, terkait dengan belajar mengaji di kesenian jathilan ini bagaimana awalnya kok bisa dikembangkan belajar mengaji ini mas? Awalnya memang yang pertama seringkali kita kan sebelum pentas kita diminta shalat artinya di dalam shalat itu kan ada bacaaan bacaan yang memang tidak tergantikan dengan bahasa lain di dalam shalat otomatis kita harus belajar bacaan apa yang sudah menjadi kewajiban di shalat tadi. Terus bentuknya kaya apa di kelompok mas ini? Dengan belajar ngajinya, proses seperti apa temen - temennya itu? Kita membentuk kelompok pengajian yang mereka sepakati dengan kelompok kajian al ikhlas, nah disitu kita bisa belajar membaca tulisan Arab, membaca al qur’an, memanggil ustadz untuk memberikan tausiah kepada kita, terus beberapa lagi kita di satu waktu belajar bahasa Jawa, belajar membaca tulisan Jawa. nah itu bentuk-bentuk kegiatan kita untuk memperdalam atau memperkaya diri dengan kumpulan itu. Apakah selama ini teman - teman atau anda sendiri yang tergabung dalam kesenian jathilan ini, ada sesuatu yang menghambat dalam kelangsungan kesenian jathilan ini mas? Ya memang banyak hambatan jadi kita tidak serta merta sampai sekarang ini berjalan mulus atau untuk bisa lebih dikenal itu memang tidak mudah jadi selalu ada hambatan. Beberapa hambatan yang masih kita rasakan itu dukungan dari pemerintah atau instansi yang berkaitan dengan budaya seni itu. Kita memang tidak bisa mengandalkan hanya perolehan dana itu dari iuran tiap anggota. Karena kebutuhan kita tidak hanya soal kita beraktifitas tapi juga pembangunan, misalnya tempat menyimpan barang atau tempat untuk kita bisa sarasehan untuk kita bisa kumpul – kumpul. Dan kita
Aplikasi ibadah dalam jathilan
Mengembangkan potensi diri
169
715
720
725
730
735
740
745
750
755
berencana memang untuk membuat sanggar. Nah itu salah satu bentuk agenda yang belum ada dukungan karena mereka melihatnya ini masih sekelompok orang bukan milik banyak orang padahal kita membuka diri kita tidak menutup kemungkinan untuk siapa saja bergabung disini. Dan itu ternyata menjadi alasan bagi instansi karena ini sebuah paguyuban bukan untuk umum tapi masih kalangan sendiri, nah kita kesulitan di bidang pencarian dana itu. Selain instansi pemerintah yang kurang mendukung, adakah hal intern yang kelompok kesenian ini menghambat kemajuan kelangsungan seni jathilan ini? Mungkin hambatan yang saya rasakan di intern masih lemahnya atau kurangnya rasa kebersamaan artinya karena di paguyuban memang bukan tempat untuk mencari nafkah, semua perlu penghidupan kehidupan yang membutuhkan biaya dan mereka tidak bisa menggantungkan kehidupan itu di jathilan, tapi dengan jathilan kita bisa menghidupi. Bisa menghidupi seperti apa itu mas kira - kira? Artinya menghidupi tidak harus bisa makan, tapi kehidupan dalam hal pencerahan, misalnya ketika mungkin ada masalah kita mampu mencarikan solusinya. Artinya tempat sharing di situ tersedia. Jadi seandainya pun ada yang memang kesusahan kita juga akan memikirkan semua anggota jadi kemarin juga ada dari beberapa anggota dua tahun yang lalu ada yang tidak lulus sekolah terus akhirnya ujian susulan. Di sela–sela ujian nasional kita memberikan dukungan, memberikan motivasi jalan keluarnya yaitu dengan memberikan tambahan pelajaran dengan kita masukan di tempat bimbingan belajar untuk mempersiapkan ujian susulan itu, nah itu salah satu bentuk tanggungjawab terhadap anggota, salah satu permasalahannya seperti itu. Terus dalam kesenian jathilan ini bagaimana mengelolanya ya kaya tadi latihannya sendiri sampai kapan itu sudah dijadwal atau bagaimana mas? Ya memang kita sudah punya agenda rutin ya misalnya untuk latihan itu kita dibagi dua untuk latihan tari dan latihan pengrawit atau latihan gamelan alat musiknya itu. Nah untuk latihan tari itu minggu pertama dan ke3 dan kita memang agenda rutinnya seperti itu terus latihan gamelnya itu tiap hari ahad dan hari rabu malam. Nah itulah bentuk – bentuk pelestarian dan memang sudah diagendakan. Selain kita juga ada
Hambatan dalam paguyuban
Pencerahan diri lewat solusi yang
dimunculkan lewat paguyuban
170
760
765
770
775
780
kumpulan rutin untuk sarasehan karena biasanya kevakuman sebuah paguyuban itu jarang adanya pertemuan, nah itu antisipasi bagi kita, kita mengagendakan secara rutin hal itu. Bahkan agenda latihan kita itu sudah dihafal bagi masyarakat sekitar makanya kita tidak pernah atau jarang sekali malahan kita latihan di tempat kita sendiri, kita diminta latihan di beberapa orang tempat warga sekitar situ, jadi pindah - pindah tempatnya. Terus untuk latihan gamelannya pun kita sering diminta untuk ngisi acara - acara, ya sekalian kita menghibur memberi suguhan yang baik sekaligus kita memanfaatkan untuk latihan. Oya jadi selama ini dengan berkesenian jathilan itu apakah anda bahagia atau senang, ya anda merasa nyaman aja berkesenian? Ya tentu saja sangat senang ya karena apa yang menjadi kesepakatan kita bersama keputusan musyawarah mufakat itu bisa kita jalankan sama – sama itu yang menjadi kebahagiaan kita bersama artinya apa yang kita musyawarahkan sudah mufakat jadi dengan mufakat itu kan ada keikhlasan yang menjalani jadi tidak ada paksaan. Baik mas mungkin sudah cukup, terima kasih atas waktu ya diberikan kepada saya. Lain waktu kita sambung lagi, terimakasih ya mas.
Cara melestarikan jathilan
Bahagia akan kebersamaan
171
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 (SY)
Sumber-sumber kebermaknaan hidup
1. Pemahaman diri • Memiliki kemampuan atau potensi dalam bidang karawitan atau bermain musik (gamelan), yang dapat dikembangkan dalam berkesenian jathilan
• Merasa diri mampu menghimpun dan mengajak warga untuk mengikuti suatu kegiatan
W1/ 35-47
W1/ 107-119
2. Bertindak positif
• Menjadikan aktifitas di paguyuban jathilan sebagai aktifitas berdakwah,
• Tidak berputus asa dan ragu sebagai pelaku kesenian jathilan serta berperilaku dan berahlak baik dan mengajak pada kebaikan
• Pelajaran yang didapat dari paguyuban diterapkan dalam keluarga, seperti disiplin, berperilaku baik dan menghormati orang tua
W1/ 76-81
W1/ 92-100
W1/ 211-219
3. Pengakraban hubungan
• Berhubungan baik dengan semua anggota paguyuban dengan kompak dan saling mendukung sehingga muncul kebersamaan
• Selain sebagai ketua paguyuban juga sebagai wakil takmir masjid sehingga dapat diterima dan menjalin hubungan baik dengan warga dan teman dalam paguyuban
• Menjalin komunikasi yang intens dengan semua teman dan menjalin silaturrahmi
W1/ 122-131
W1/ 193-207
W1/ 223-228
172
terus menerus • Aktif mengikuti kegiatan
yang ada di lingkungan sekitar sebagai warga masyarakat
W1/ 231-235
4. Pendalaman catur nilai (nilai kreatif, pengalaman/ penghayatan, nilai bersikap, nilai pengharapan)
Nilai kreatif • Sebagai ketua paguyuban
kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo
• Mengenalkan kesenian jathilan kepada masyarakat lewat pertunjukan untuk melestarikan warisan dari kebudayaan
• Selalu melakukan kegiatan/latihan dalam paguyuban agar tidak fakum, sebagai bentuk tanggung jawab sebagai ketua paguyuban
• Memperoleh prestasi dari berkesenian jathilan dengan pernah memenangkan kejuaraan tari jathilan
Nilai pengalaman/penghayatan • Pengaruh kesenian
jathilan berpengaruh besar pada kehidupannya karena sejak kecil mengikuti paguyuban
• Cinta/suka yang besar akan kesenian jathilan, sehingga rela berkorban sebagai bentuk tanggung jawab sebagai pelaku kesenian jathilan
Nilai bersikap • Kurangnya dukungan
dari Sang Ibu, namun tetap bertanggung jawab akan keberlangsungan kesenian jathilan sebagai ketua dari paguyuban
W1/ 101-102
W1/ 239-247
W1/ 250-262
W1/ 279-285
W1/ 289-293
W1/ 296-310
W1/ 135-155
173
• Selalu berfikiran positif dalam menanggapi anggapan-anggapan negatif akan keberadaannya sebagai pelaku kesenian jathilan
• Menghindari prasangka- prasangka buruk dan menyerahkan penilaian pada individu akan kesenian jathilan yang dilakukannya
Nilai pengharapan • Kesenian jathilan dapat
diterima oleh semua pihak dan bisa dikenal oleh masyarakat se-nusantara dan berharap kesenian ini tidak hanya sebagai tontonan namun juga bisa sebagai tuntunan
W1/ 371-383
W1/ 505-516
W1/ 397-423
5. Spiritualitas • Adanya dawuh yang merupakan pesan dan petunjuk dari gaib yang disampaikan ketika penari jathilan sedang ndadi
• Keyakinan yang mendalam pada Allah SWT serta Menjalankan perintah dan menjauhi larangan, sebagai bentuk ibadah kepada Allah
• Terus berusaha dan berserah diri pada Allah
• sebelum pertunjukan harus berdo’a, puasa dan sholat hajat.
W1/433-444
W1/ 428-437 & 447-452
W1/ 455-462
W1/83-85
Aspek-aspek kebermaknaan hidup 1. Kebebasan
berkehendak • Penuh pertimbangan dalam
mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkan akan keputusannya
• Berkesenian jathilan karena keinginan sendiri atau dari
W1/ 531-536
W1/ 540-546
174
diri pribadi • Tidak akan pernah
meninggalkan kesenian jathilan/ merupakan bentuk komitmen penuh sebagai pelaku kesenian jathilan
W1/ 551-574
2. Kehendak/hasrat untuk hidup bermakna
• Ikut berperan serta akan perbaikan kondisi sosial masyarakat sekitarnya
• Belajar dan memperdalam akan kebudayaan Jawa khususnya kesenian jathilan
• Menjadi seorang muslim yang taat tanpa meninggalkan nilai-nilai yang baik dari kebudayaan Jawa
W1/ 577-594
W1/ 598-604
W1/ 607-612
3. Arti hidup • Susah senang dinikmati sebagai perjuangan hidup
• Menghargai diri sendiri dan mensyukuri apa yang telah ada
• Selalu bersikap rendah hati/ tidak sombong
• Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dengan keikhlasan
W1/ 348-356
W1/ 628-632
W1/ 646-649 W1/ 774-780
4. Kepuasan hidup • Merasa bahagia/senang sebagai pelaku kesenian jathilan
W1/ 467-477
175
Verbatim Wawancara Mas ADS
W – 2
Nama : Mas ADS Tanggal Wawancara : 30 Juni 2012
Usia : 29 tahun Tempat : Kediaman Mas ADS
Jenis kelanin : Laki-laki Pewawancara : Taqwin
Baris Transkip Verbatim Analisis 1 5
10
15
20
25
30
Selamat pagi mas saya kesini mau wawancara tentang fakta-fakta yang ada pada diri mas sebagai pelaku kesenian jathilan. Boleh ya mas…? Ia boleh. Mas sejak kapan tergabung pada kesenian jathilan ini ? Saya tergabung di jathilan khususnya jathilan satrio mudho budhoyo itu sekitar tahun 1999 pada waktu itu saya SMP kelas tiga. Mas tahu jathilan itu apa? Menurut saya jathilan itu kesenian asli dari Jawa khususnya seni tari dengan diiringi musik gamelan. Kenapa mas mau tergabung dalam kesenian jhatilan ini ? karenasalah satunya melestarikan budaya Jawa. Selama mas tergabung dalam kesenian ini potensi diri apa yang mau dikembangkan.? Saya dari kecil khususnya di jathilan saya tu senang dengan tarian – tarian yang mungkin jika orang tau itu ada arti – arti dalam gerakan – gerakan jathilan itu dan saya ingin lebih belajar lagi dan akan saya ajarkan ke adik – adik dibawah saya besok. Apakah anda mampu melakukan hal terbaik dalam hidup ini ?. Insya Allah saya akan melakukan apa yang terbaik dalam hidup saya dari sekarang sampai besok – besoknya mas. Bagaimana cara anda biar mampu melakukan hal terbaik itu mas.? Mungkin dengan cara belajar dari melihat – lihat sekitar kita apa yang baik dan yang buruk kita tinggalkan. Terus hal baik apa dari diri anda ketika anda tergabung dalam kesenian jathilan ini .? hal yang baik, banyak lah mas.. mungkin di jathilan ini
Belajar tari jathilan dan mengajarkan
pada yang muda
Belajar dari pengalaman
176
35
40
45
50
55
60
65
70
75
saya bisa mendapatkan keluarga baru dan wejangan – wejangan yang tidak saya dapatkan di sekolah atau pendidikan formal . Terus adakah hal yang buruk dari diri anda akibat dari anda ikut kesenian jathilan ini .? emm.. insya Allah mungkin tidak ada. Hal positif apa yang bisa anda ambil ketika anda tergabung dan berkesenian jathilan ini mas.? Yaitu tadi mas banyak wejangan – wejangan tentang hidup apalagi jathilan tempat saya itu jathilan mataraman yang mungkin mataram itu udah terkenal kalau mataram adalah kerajaan Islam jadi banyak pelajaran tentang agama yang bisa menjadikan saya seorang muslim yang lebih baik dari pada saya dulu. Hal baik dari kesenian jathilan itu apa yang bisa anda terapkan dalam kehidupan sehari–hari mas?. mungkin saya jadi lebih bisa berjalan dengan arahan arahan seperti hal – hal yang tidak baik itu bisa saya tinggalkan karena dapat wejangan – wejangan dari sesepuh – sesepuh paguyuban itu tadi. Apakah dengan berkesenian jathilan akan membuat diri anda menjadi lebih baik mas.?. insya Allah akan menjadi baik mas. Contohnya baiknya seperti apa ya mas.?. ya mungkin karena di paguyuban tidak hanya kita belajar menari tapi kita disitu kita banyak kegiatan – kegiatan lain. Kegiatan apa itu mas yang baik ?. seperti tadarusan remaja terus ada shalawatan setiap sebulan sekali. Itu dilakukan oleh para seni jathilan yang anda ikuti? iya. Apa dampak yang baik dengan adanya kesenian jathilan yang ada di lingkungan anda ini ?. dampaknya mungkin dari anggota itu yang dulunya banyak yang senang nongkrong Cuma adanya nongkrong, mabuk, setelah mabuk keluar berkelahi sekarang ya itu berkurang lah mas. Terus seberapa besar pengaruh diri anda pada paguyuban seni jathilan yang anda ikuti ini mas ?. ya dibilang besar ya tidak juga karena paguyuban mempercayakan saya untuk mengkoordinatori anak –
Manfaat positif yang didapat
Menjadi muslim yang taat
Hidup menjadi lebih tearah
Mengambil nilai yang baik dari
kesenian jathilan
Menjadi pribadi yang baik
177
80
85
90
95
100
105
110
115
anak yang masuk dalam paguyuban saya. Anda sebagai koordinator terus bagaimana hubungan anda dengan temen – temen yang anda koordinir tersebut mas.? Alhamdulillah baik – baik saja . terus seberapa dekat anda dengan temen – temen itu ? ya dekatlah mas kita ya ngumpul setiap hari kita kalau ada apa – apa ya saling rembukan sering mas ini ada masalah gini – gini gitu lah mas. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga ketika anda memutuskan untuk berkesenian jathilan ini? Alhamdulillah baik – baik mungkin karena keluarga saya itu semuanya ikut paguyuban ini mas. Terus masyarakat sekitar ini memandang anda sebagai pelaku kesenian jathilan ini seperti apa mas? Masyarakat memandang saya biasalah mas, tidak membedakan seperti yang lainya . maksudnya ada nggak yang nggak suka dengan kesenian jathilan yang anda geluti.? Ya ada mas tapi gak pernah kami pikirkan kalau dia tidak mengganggu seperti kita dilarang gini dilarang gini pentas mengadakan latihan pentas itu tidak membuat kami tersinggung. Hal apa saja yang anda lakukan supaya terjalin hubungan yang baik dengan temen – temen dan masyarakat sekitar? Ya..mungkin seperti penduduk kampung pada umumnya kumpul atau mengikuti kumpulan di pemuda RT di masjid dan kegiatan – kegiatan di kampung lainnya. Bagaimana cara anda untuk melestarikan kesenian jathilan yang anda ikuti ini.? Mungkin dengan mengajak generasi pemuda supaya senang dengan kesenian tradisional khususya jathilan paguyuban kami ini. Apakah dengan anda ajak itu mereka berkeinginan atau mau semua ? ya tidak semuanya lah mas mungkin ya yang kita ajak saja siapa yang mau karena kita itu tidak mengajak ke yang jelek tapi kita mengajak ke yang baik. Lha baiknya dari kesenian jathilan itu apa mas? kesenian jathilan ya itu tadi mas jathilan mataraman
Cara mensikapi hal negatif yang
diterima
Aktif sebagai anggota
masyarakat
178
120
125
130
135
140
145
150
155
terkenal kan mataram kerajaan mataram Islam jadi kita tidak hanya menari dan kita bersuka ria kita menghibur dan kita dakwah mas. Lho dakwahnya dalam jathilan itu kayak apa mas? Dakwahnya ya seperti kita ada eee…e. Apa ya maksudnya e…e…e… ya dakwahnya itu modelnya mengajak teman – teman dalam paguyuban itu untuk apa gitu misalnya ngaji atau apa gitu ? ya ada mas seperti tadarusan tadi terus shalawatan atau mujadahan waktu latihan itu juga latihan gamel bermusik itu ada setiap kita mukul ini itu ada bacaan surat apa yang jelas mengajak si A yang dulunya senang nongkrong jadi tidak nongkorong lagi gitu mas. Seberapa besar tanggungjawab anda terhadap kelangsungan kesenian jathilan ini mas ? kalau masalah tanggung jawab semuanya yang ada di paguyuban itu punya tanggung jawab untuk bagaimana caranya biar paguyuban itu tetap ada dan kesenian jathilan ini supaya tetap lestari. Caranya untuk melestarikan kesenian jathilan yang anda ikuti ini seperti apa mas ? caranya ya tetap kita mencari generasi penerus dengan cara ya kita latihan berpindah – pindah tempat di kampung terus kita tularkanlah dari cerita – cerita bahwa sanya jathilan itu mengajak ke jalan yang baik. Selama anda berkesenian di jathilan ini karya apa yang pernah anda hasilkan dari berkesenian jathilan ini ? . mungkin kalau karya saya maksudnya karya ya karya orang banyak karena tarian jathilan dari jathilan mataraman kita ini tariannya dari dulu ya seperti itu, mungkin maksudnya masnya yang telah pentas – pentas itu dapat prestasi apa memungkinkan seperti itu, mungkin ya kita pernah mewakili kota Yogya itu dalam festival reog dan jatilhan itu mendapatkan juara tiga. Terus anda sebagai pelaku kesenian jathilan bagaimana anda menghayati diri anda ini sebagai pelaku seni ?. ya saya menghayati diri anda eh. Saya menghayati diri saya sebagai pelaku kesenian jathilan sebisa mungkin mempelajari dan menularkan virus – virus supaya para
Suka mengajak orang lain kepada
hal yang baik
Tanggung Jawab tinggi pada paguyuban
179
160
165
170
175
180
185
190
195
200
penonton orang – orang itu tertarik untuk mengikuti kesenian jathilan ini. Seberapa besar anda menyukai kesenian jathilan ini? mungkin besarlah mas karena sejak kecil saya sudah melihat bapak saya dan keluarga saya menari itu timbul dalam hati saya untuk saya besok harus menjadi seperti beliau – beliau. Apakah anda yakin dengan berkesenian jathilan akan memberikan kebaikan ? mungkin saya yakin karena jathilan ini bisa memberi hiburan dan kita memberi tuntunan gaya hidup istilahnya dakwah lah mas. Lagi – lagi saya tanyakan tentang dakwahnya tadi nah bentuk kongkrit ketika anda berkesenian jathilan itu cara mendakwahkannya dengan apa gitu ?. cara mendakwahkannya gini biasanya kalau ada ndadi biasanya itu ada ghaib masuk kepada kita dan memberi wejangan dan intinya itu seorang muslim harus menyembah gusti Allah ingat kepada leluhur – leluhur kita dan harus hormat kepada orang tua. Adakah manfaat dari berkesenian jathilan ini ? wah kalau saya manfaatnya apa ya mas ya.. pertama kita bisa tau silsilah raja – raja, kita tahu tarian – tarian Jawa dan tembang – tembang Jawa yang mungkin pada saat ini sudah tidak ada atau ada tapi sedikit lah mas, pemuda – pemuda atau anu itu yang sudah tidak tahu seperti tembang – tembang Jawa gundul – gundul pacul, jamuran, suku – suku batok itu jarang disekolah –sekolah pun itu tidak ada mas. Hal apa saja yang tidak mengenakkan ketika anda berkesenian jathilan, yang tidak mengenakkan itu ya bisa dari pemerintahan atau orang lain atau dalam interen sendiri itu mas.?. ya kalau tidak enaknya ya biasanya kalau dari pemerintah itu cuma kurang diperhatikan seperti banyak lah mungkin seperti dana – dana yang harusnya turun kekesenian – kesenian itu tidak sampai pernah suatu kali kita pentas dalam acara ulang tahun kota di kelurahan itu yang disitu ada tamu pak camat, kita memang secara tidak langsung demo dengan cara sebenarnya kita seperti orang ngamen kita muter kotak untuk sumbangan dan
Lebih bisa menghargai budaya Jawa
Kurang adanya penghargaan
pemerintah akan pelaku kesenian
jathilan
180
205
210
215
220
225
230
235
240
ternyata pihak kecamatan tahu kok sampai segininya dia prihatin dan dari paguyuban itu dipanggil dan ternyata ada dana turun tapi tidak sampai. Terus kalau dari yang tidak mengenakkan dalam interennya sendiri itu gimana ? ya mungkin adanya miskomunikasi dalam paguyuban itu sendiri mas, kan biasanya banyak e…. tidak punya saran atau ini saran – ini saran dan biasanya kalau sarannya tidak diterima itu “Mutung” ya biasa lah di organisasi tapi ya tetap nanti kalau keputusannya apa ya itu yang diterima. Terus kalau dari yang tidak mengenakkan dari sisi yang melihat seperti dari masyarakat ada nggak yang modelnya kurang menyukai dengan kesenian jathilan ini?. Ya mungkin ada yang tidak suka tapi itu urusan mereka lah yang penting dia tidak mengganggu kita. Terus manfaat untuk diri anda dengan berkesenian jathilan ini apa mas ? manfaat untuk saya sendiri mungkin dari sisi a.. apa ya . sisi dakwah tadi saya menjadi lebih baik yang dulunya saya tidak karuan ya terus terang mas maaf mas saya dulu sering mabuk – mabukan sekarang jadi saya sembuh dan dulunya saya bekerja disana tidak betah tapi sekarang saya bisa menikmatinya mas. Timbulkah rasa senang di dalam diri anda ? ya senang lah mas saya . terus apa yang anda harapkan dengan berkesenian jathilan ini mas ? yang saya harapkan saya pengen kesenian jathilan ini diterima orang banyak dan kesenian jathilan ini tetap lestari. Ini kan tadi anda membicarakan tentang ada unsur dakwah, apakah anda percaya dengan adanya Sang Pencipta? kita harus percaya mas dengan andanya Gusti Allah . seberapa dekat anda dengan Allah ? . ya mungkin dibilang dekat ya dekat sekali mas. Maksudnya kayak apa itu ?. ya kita mungkin dapat rejeki dapat ini kan itu semua dari gusti Allah tapi cuma perantaranya itu orang lain. Hal apa yang anda lakukan untuk menunjukkan
Menjadi pribadi yang baik
181
245
250
255
260
265
270
275
280
285
ketaatan anda kepada Allah itu tadi ? yang saya lakukan biasanya tu kan shalat biasanya muslim lah mas shalat, puasa tapi yaa walaupun shalat saya masih bolong – bolong tetap saya lakukan mas. Selain hal itu tadi ada nggak hal lain yang membikin anda itu terlihat taat kepada Allah ? ya itu tadi mengikuti tadarusan, pengajian terus nyekar ke leluhur – leluhur. Terus seberapa besar pengaruh Allah terhadap diri anda ? sangat besar mas kalau tidak ada gusti Allah tentunya nggak ada kita mas. Diri anda merasa tentram nggak dengan apa yang anda yakini atas Allah tadi ? tentram mas . kayak apa itu ? ya mungkin sekarang dengan dekatnya gusti Allah saya lebih tenang tidak “grusa – grusu” lah mas . anda sebagai pelaku kesenian di jathilan apakah anda merasa bahagia hidup anda saat ini ? sangat bahagia mas. Kebahagiaan terpancar seperti apa mas ? Mungkin keluarga saya yang terlihat harmonis, tidak amburadul sering ngumpul – ngumpul terus dalam pekerjaan saya bisa menikmati, banyak teman dan banyak saudarakan lebih enak . Selama anda jadi pelaku kesenian jathilan ini pernahkah anda putus asa menjalani sebagai seorang pelaku seni ? Mungkin putus asa itu ndak ada lah mas tidak akan pernah lah insya Allah. Tapi pernah nggak merasakan bahwasanya kok aku berkesenian jathilan kurang dihargai ada nggak hal – hal kayak gitu ? ya mungkin ada tapi banyak yang tidak menghargai jathilan bahwa jathilan itu syirik bermain syetan tapi ya kita simpan saja. Apakah dengan di diamkan saja akan menyelesaikan masalah itu mas ? ya mungkin dianggap selesai ya gak selesai tapi kalau dia udah mulai mengganggu ya kita tetap gak bisa diamkan. Dengan cara apa nggak bisa mendiamkan itu mas ?
Berusaha menjadi pribadi yang taat
pada ajaran agama
Merasakan ketenangan
dengan beribadah
Berpikiran positif akan anggapan
orang lain
182
290
295
300
305
310
315
320
325
ya ditanya aja sebenarnya itu masalahnya apa kok nggak seneng mungkin ya kalau atau mingkin dia kan nggak tahu sebenarnya jathilan itu seperti apa nggak tahu ya mungkin sedikit – sedikit bisa kita jelaskan. Seringkah anda bersukur dengan apa yang anda terima selama ini sebagai pelaku kesenian jathilan ini?. mungkin masalah bersyukur itu dalam kita menjadi seorang muslim harus selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepada kita semua. Apakah anda mampu mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang anda lakukan saat ini sebagai pelaku kesenian jathilan ini ?. ya harus mampu tapi tidak ada salahnya untuk kita itu minta saran dari yang tua – tua bagusnya gimana kalau masalah tanggung jawab semua keputusan yang kita ambil harus dipertanggung jawabkan mas. Atas keinginan siapa anda mau berkesenian jathilan ini ? kalau untuk saya berkesenian jathilan ini ya dari diri saya sendiri dan dari hati saya. Itu sejak kecil emang gitu ya mas ? ia dari kecil itu saya melihat bapak saya dan kakak saya saudara saya bermain kesenian jathilan ini dan dalam hati saya pengen saya besok bisa seperti mereka menari. Apakah anda bersedia ketika diminta untuk meninggalkan dan berhenti dari berkesenian jathilan ini mas ? kalau untuk ganti atau meninggalkan itu mungkin tidak akan bisa e mas. Walaupun diminta oleh orang tua ? gimana orang tua saya melarang wong orang tua saya seneng og. Andai punya istilanya punya istri untuk melarang bagaimana sikap anda ? sebelum kita menikah kan kita harus tahu satu sama lain kesenangan saya ini dan yang ini jangan dilarang dan saya tidak akan melarang dia dengan kesenangannya jika itu memang baik. Kembali ke permasalahan tadi tentang anda pelaku kesenian jathilan apa tujuan anda mengikuti kesenian jathilan ini ?
Menerima apa yang diberikan sang pencipta
Ijin orang tua dan bertanggun Jawab
Ikhlas menjalani aktivitas sebagai
pelaku seni jathilan
183
330
335
340
345
350
355
360
365
tujuan saya mengikuti kesenian jathilan ini saya mungkin umur saya masih muda saya ingin melestarikan kebudayaan khususnya kebudayaan Jawa karena banyak kebudayaan Jawa yang sudah punah. Motivasi utama anda berkesenian jathilan itu apa toh mas ? motivasi saya itu saya ingin membesarkan jathilan yang banyak sekali paguyuban – paguyuban jathilan yang telah istilahnya telah vakum saya ingin kesenian jathilan kami ini tetap langgeng mungkin terkenal di nusantara dan banyak anggota di era modern ini banyak sekali anak – anak senang dengan kesenian seperti music aja rock, pop, arenbi, kita harus tetap bisa mengangkat jathilan dengan berusaha sekuat tenaga kalau saya begitu mas. Adakah hal yang baik yang melatarbelakangi anda berkesenian jathilan ini ? ya itu tadi mas dalam jathilan kami ini kan tidak hanya menari tetapi kita juga diajari hidup di dunia ini yang benar itu seperti apa dengan menyembah gusti Allah terus pelajaran – pelajaran Islam yang mungkin saya nggak tahu terus e.. kebudayaan seperti silsilah – silsilah raja mataram yang sekarang banyak yang tidak tahu dari dari panembahan senopati turun ke siapa – siapa banyak orang yang ndak tahu mas. Tapi anda tahu ? ya dikit – dikitlah. Apa arti hidup menurut anda ? menurut saya hidup itu gimana ya mas kalau ditanya tentang arti hidup itu sulit e mas tapi menurut saya hidup itu adalah perjuangan jadi perjuangan kita dalam menuntut ilmu, perjuangan kita dalam beribadah, perjuangan kita dalam bekerjalah seperti itu. Terus bagaimana anda memaknai hidup saat ini sebagai pelaku kesenian jathilan ini ? e. saya memaknai hidup saya sekarang ini ya “paribasane” “hidup mengalir seperti air” gitu aja mas. Jadi sampeyan berkesenian jathilan ya pokoknya jalan saya seneng atau gimana ? ya kalau masalah itu ya saya seneng saya lakukan jika itu benar untuk saya dan benar untuk orang lain tetap saya lakukan. Terus apakah hidup anda bahagia dengan menjadi
Melestarikan budaya Jawa
Berusaha keras untuk memajukan kesenian jathilan
Mengambil hal positif dengan berkesenian
Hidup merupakan perjuangan
Menjalani hidup apa adanya tanpa merugikan orang
lain
184
370
375
pelaku kesenian jathilan ini ? bahagia sekali mas. Terus bahagianya seperti apa mas ? bahagianya itu mungkin satu menghibur orang itu membuat orang bahagia kitapun ikut bahagia juga. Oh ya mas, terimakasih atas waktunya,,,, lain waktu kita sambung lagi......
185
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 2 (ADS)
Sumber-sumber kebermaknaan hidup
1. Pemahaman diri • Memiliki potensi dalam berkesenian khususnya tari jathilan dan berusaha untuk mengajarkan pada yang lebih muda
W2/ 18 -22
2. Bertindak positif • Mengambil pelajaran dari ajaran agama yang bisa menjadikan seorang muslim yang lebih baik
• Hidup lebih terarah dengan wejangan-wejangan dari sesepuh paguyuban
• Mengambil hal yang positif dari berkesenian jathilan sehingga menjadi pribadi yang baik
• Mengajak generasi muda untuk melestarikan kesenian jathilan
• Orientasi dakwah/mengajak orang lain untuk berbuat baik
W2/ 42 -47
W2/ 50 – 53
W2/ 56 – 71
W2/108-115
W2/127-130
3. Pengakraban hubungan
• Sebagai koordinator menjadikannya cukup dekat dengan para anggota paguyuban yang lainnya
• Aktif sebagai anggota warga masyarakat
W2/ 74 – 85
W2/ 103-104
4. Pendalaman catur nilai (nilai kreatif, pengalaman/ penghayatan, nilai bersikap, nilai pengharapan)
Nilai kreatif • Berkesenian jathilan untuk
melestarikan kebudayaan Jawa
• Mendapatkan prestasi dari berkesenian jathilan dengan pernah mendapat juara tiga dalam festival reog dan jathilan
Nilai pengalaman/penghayatan
W2/ 15
W2/147-153
186
• Sejak kecil sudah mengenal kesenian jathilan
• Keyakinan bahwa kesenian jathilan memberi tuntunan hidup
Nilai bersikap • Tidak tersinggung dengan
anggapan negatif dari masyarakat akan kesenian jathilan
Nilai pengharapan • Kesenian jathilan bisa
diterima oleh semua kalangan dan akan tetap lestari
W2/163-166 W2/169-171
W2/ 96-99
W2/ 231-233
5. Spiritualitas • Adanya dawuh yang merupakan pesan dan petunjuk dari gaib yang disampaikan ketika penari jathilan sedang ndadi
• Berusaha menjadi pribadi yang taat pada ajaran Agama dengan beribadah
• Merasakan ketenangan dan ketentraman dengan beribadah
• Menerima apa yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya
W2/176-180
W2/ 245-247
W2/ 258-261
W2/ 293-295
Aspek-aspek kebermaknaan hidup
1. Kebebasan berkehendak
• Berkesenian jathilan atas kemauan sendiri yang muncul dari hati
• Bertanggung jawab atas putusan yang diambil
W2/ 305-306
W2/ 299-303 2. Kehendak/hasrat
untuk hidup bermakna
• Ingin Melestarikan kebudayaan khususnya kebudayaan Jawa
• Ingin berusaha keras untuk memajukan paguyuban kesenian tari jathilan
• Ingin belajar hidup yang benar di dunia dengan menyembah Sang Pencipta-
W2/ 328-331
W2/ 334-341
W2/ 344/351
187
Allah 3. Arti hidup • Hidup adalah perjuangan
• Menjalani hidup dengan apa adanya tanpa merugikan orang lain
• Kebahagiaan muncul ketika bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain
W2/ 355-359
W2/ 362-368
W2/ 371-374
4. Kepuasan hidup • Senang/bahagia menjadi pelaku kesenian jathilan
W2/264-274
188
FGD
LAMPIRAN IV
189
Diskusi Kelompok Terarah
Focus Group Discussion (FGD)
Waktu : 4 Juli 2012
Tempat : Sanggar kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo
Fasilitator : Taqwin
Informan 1 : SY (Informan kunci)
Informan 2 : ADS (Informan kunci)
Informan 3 : AG
Informan 4 : DP
Informan 5 : KK
Informan 6 : PR
Baris Transkrip Verbatim Analisis
Awalnyal diskusi ini belum direkam, setelah meminta ijin kepada para informan, dan informan membolehkan untuk merekam apa yang disampaikan dalam diskusi ini...
5
10
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...... Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh......... Selamat malam teman-teman... terima kasih atas kesediaannya untuk hadir dalam diskusi ini, diskusi ini sifatnya tidak formal... kita akan ngobrol-ngobrol seperti biasanya, dalam diskusi ini, kita akan mendiskusikan tentang kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan, sebagaimana teman-teman saat ini sebagai pelaku kesenian jathilan. Pertama saya akan mengelompokkan pembicaraan pada diskusi ini mengenai bagaimana teman-teman memaknai kesenian jathilan yang diikuti ini, terus
190
15
20
25
30
35
40
45
50
tujuannya tu apa.... mungkin dari teman-teman ada yang mau menyampaikan sesuatu tentang kesenian jathilan yang diikuti saat ini..... SY:ya mungkin dari saya selama saya mengikuti ini mungkin sangat bermakna banyak manfaatnya untuk saya sendiri pribadi karena memang pelajaran yang saya dapat di paguyuban jathilan ini di mana disitu banyak temen – temen dari pecinta seni lainnya, tetapi mereka tetap peduli dengan budaya. ADS:saya seneng ya mas ya, karena paguyuban ini itu bisa eh.. mengapresiasikan bakat saya menari banyak pelajaran-pelajaran tentang hidup yang di ambil dalam keseharian hidup kita. Tujuan temen – temen mengikuti kesenian jathilan ini untuk apa toh? AG: kalau menurut saya yaitu untuk melestarikan budaya Jawa sekarang kan sudah banyak anak muda – anak muda yang sudah meninggalkan kesenian – kesenian jathilan atau apapun lah. kalau kesenian jathilan ini kelasnya itu dimarjinalkan menurut temen – temen bagaimana? DP: gimana ya kalau dipinggirkan itu gak bermutu banget gitu kan kesenian itu dari leluhur leluhur udah dari zaman dahulu banget harusnya dilestarikan dan itu harus dibudayakan sampai kapanpun. Dari temen – temen kalau bergabung di kesenian jathilan satrio mudho budhoyo ini adakah hal – hal yang mengganggu dalam pikiran temen – temen bahwasanya kok ada orang atau ada anggapan kamu kok berkesenian jathilan apa tho yang kamu cari ? DP: kita tu ikut kesenian ini itu ya pertama cari temen, saudara sama ibaratnya belajarlah mas seperti belajar menari dan cari saudara dimana – mana lah mas. SY: ya semuanya emang punya tujuan sendiri – sendiri tapi yang jelas tidak ada salahnya dan saya tidak rugi mengikuti sebuah paguyuban atau kelompok seni karena apalagi disini di kota, di kota yang memang pengaruh luar itu sangat mudah dan gampang sekali masuk kepada kita sementara disini tidak menutup
Pelajaran positif dari kesenian
jathilan
Mengembangkan bakat yang dimiliki
Melestarikan budaya Jawa
Memegang warisan leluhur
Belajar mengembangkan
potensi diri
191
55
60
65
70
75
80
85
90
hanya sebatas orang tua saja yang mengikuti jadi lebih banyak atau yang mendominasi itu kalangan muda memang tujuan awal kita yaitu untuk menggabungkan seluruh pemuda khususnya di kampung ini biar lebih erat lagi hubungannya memang dulunya sering sendiri – sendiri atau membuat kelompok di luar kampung dengan adanya paguyuban ini bisa lebih jadi erat lagi jadi saling mengenal yang dulunya tidak tahu sekarang bisa tahu terus kenal jadi akrab jadi semakin banyak temen seperti apa yang dikatakan teman saya tadi, terus mengurangi juga tingkat kriminalitas artinya di paguyuban istilahnya temen – temen memang sering main di luar nongkrong dengan temen – temen yang memang tidak bisa dikontrol oleh orang tua masing – masing, nah dengan adanya paguyuban ini orang tua lebih senang temen – temen atau anak mereka itu lebih terfokus dalam pengawasan . Apakah ada hal – hal positif ketika temen – temen mengikuti kesenian jathilan satrio mudho budhoyo ini ? KK: ada hal – hal yang positif yang saya ambil dari paguyuban ini saya bisa menjadi orang yang lebih baik, menjadi orang yang beriman dan bisa menghargai keputusan orang lain. Terus hal yang baik tadi itu bisa nggak anda terapkan dalam kehidupan sehari –hari anda contohnya apa gitu ? PR: ya bisa e.. contohnya bisa diambil seperti sebelumnya jarang beribadah lalu setelah mengikuti itu menjadi tahu bahwa ibadah itu sangat penting bagi kita lalu dari paguyuban tersebut kita bisa mengambil contoh lain seprti kita bisa menjadi saling menghargai satu sama lain dan saling bekerja sama untuk bersatu dan kompak tidak stress. Terus yang memotivasi temen –temen untuk berkesenian jathilan ini apa ya ADS: mungkin gini mas karena kebanyakan orang yang seneng sama kesenian tradisional kesenian – kesenian Jawa itu orang – orang yang sudah tua tua tapi saya disini senangnya itu banyak anak muda yang
Sebagai cara untuk menyaring
kebudayaan luar yang tidak baik
Menjadi pribadi yang baik
Rajin beribadah dan menghargai orang
lain
Senang generasi muda mau
berkesenian
192
95
100
105
110
115
120
125
130
seneng dengan kesenian tradisional ini. SY:ya mungkin kenapa banyak yang muda karena mereka melihatnya jathilan ini beda dengan yang lainnya mungkin di sekitar kita bahkan di Jogja ini puluhan ya paguyuban jathilan ini dan mereka semua sama dan akhirnya membuat imej semua warga atau yang lain itu menilainya seperti itu tapi ketika temen – temen yang muda ini masuk kesini itu kok beda, bedanya itu sangat jauh bahkan itu bisa dibuat sebagai syarat yang pertama itu harus ada izin dari orang tua ikut ini itu harusnya dibolehkan atau nggak gitu loh karena mungkin orang tua takut kan jathilan “wes koyok ngono” minum, terus banyak keributan nah ternyata salah setelah masuk sini memang itu menjadi pantangan buat kita untuk datang atau bergabung disini yaitu tidak boleh minum minuman keras, dan harus ada izin dari orang tua atau restu jadi mereka sangat senang sekali untuk bergabung disini, dan disini pula diajarkan hal – hal yang baik atau pendalaman akhlak lah misalnya untuk belajar al quran kan disini diajarkan. Menurut mas Dp bagaimana..........? DP: kita di paguyuban ini juga diajarkan mengaji dan semua yang diajarkan di paguyuban ini pertamanya ya mengaji terus menjadi orang yang beriman dari akhlak itu lho mas, terus motivasinya itu kita kan ya ingin menjadi orang yang lebih baik daripada orang lain bisa memajukan kesenian tradisional, kan di kota sudah jarang dan susah mencari paguyuban seperti ini dan kita harus selalu kompak dan ingin terus bersatu terus. Apakah temen – temen ketika masuk dalam paguyuban kesenian satrio mudho budhoyo ini ada yang memaksa apa atas keinginan pribadi ? KK: semua atas keinginan saya pribadi. Atas keinginan anda pribadi apakah hal ini membuat anda bahagia ? KK: sangat bahagia dan nyaman. Bentuknya seperti apa ? KK: tidak bisa diungkapkan lewat kata – kata Saking senengnya ya
jathilan
Paguyuban jathilan dapat merubah
perilaku pemuda untuk menjadi baik
Belajar menjadi orang yang baik
dengan melestarikan kebudayaan
Memperoleh kebahagian yang
teramat besar
193
135
140
145
150
155
160
165
170
Apa harapan pribadi temen – temen dengan bergabung dalam kesenian jathilan ini ? AG: harapan untuk saya masuk kesenian ini supaya kesenian jathilan itu bisa seperti dulu lagi banyak yang suka, seneng melihat pentas jathilan ini. Apakah sekarang ini banyak orang yang gak suka atau kurang antusias kayak dulu ? SY: ya tentu saja banyak apalagi di kota ya terus bentuk jathilan kami ini beda dengan yang lain itu lebih dimasuki banyak yang mengarah lepas dari tradisionalnya jadi tentu saja banyak yang tidak suka dengan kita. kita sudah di kota bentuknya klasik tradisional na itu kan sangat menjenuhkan bagi mereka sementara disini malah mangutamakan klasik, tradisional na itu yang menjadi salah satu pembeda antara kita paguyuban ini dengan paguyuban yang lain. Bagaimana tanggapan keluarga ketika anda tergabung di paguyuban ini ? KK: ya dari keluarga tidak ada masalah sama sekali dari keluarga juga sependapat lah dengan saya masuk di paguyuban jathilan ini jadi tidak ada masalah sama sekali. Bagaimana anggapan warga atau masyarakat di sekitar tempat anda ketika anda mengikuti kesenian jathilan ini ? PR: pendapat dari tetangga itu sih jadi saling lebih akrab ada kontak – kontakan jika ada pentas lagi ditanyain jadi saling akrab lah tidak jauh – jauh gitu. Oh ya terus ketika anda berkesenian ini tujuan hidup anda pribadi itu apa ? ADS: ya kalau tujuan saya pribadi mengenalkan kesenian jathilan satrio modho budhoyo ini sampai kemana saja mas dan mungkin ndak hanya di lokalan Yogyakarta mungkin sampai nusantara, sampai luar negeri. Apakah anda yakin dengan berkesenian akan memberikan kebaikan bagi diri pribadi keluarga dan lingkungan anda di sekitar ? DP: menurut saya itu ya berhubung kita masuk di paguyuban ini sudah lama jadi saya udah yakin mas
Berharap akan kemajuan kesenian
jathilan
Keluarga mendukung penuh
Hubungan baik dengan warga
sekitar
Harapan akan kemajuan jathilan
194
175
180
185
190
195
200
205
210
bisa maju lah dari pertama, ya dari diri kita sendiri bisa kemana saja dari orang tua juga bisa maju dan bangga lah kita masuk di paguyuban ini. Terus apa manfaat ketika anda tergabung dalam kesenian jathilan ini pada diri dan keluarga anda ? KK: banyak manfaat yang dapat saya ambil di paguyuban ini seperti contohnya beribadah dari dulu yang sebelumnya kurang shalat, kurang membaca ayat – ayat al quran sekarang sering shalat, berbuat baik, beriman, dan membaca ayat – ayat al quran. Seberapa dekat anda dengan Sang Pencipta (Allah) bagaimana anda menggambarkan hal ini ? SY: ya tentu saja dekat lah karena memang paguyuban ini kan tidak hanya sekedar tontonan tapi tuntunan tentu saja bagaimana kita bisa menjadi tuntunan atau menjadi contoh – contoh kan jadi kita harus baik dulu lah minimal mengerti lah apalagi saya sendiri selaku muslim tentu saja apa yang diajarkan di dalam agama Islam tentunya pasti akan dilaksanakan apalagi yang wajib dilaksanakan nah di paguyuban ini diajarkan seperti itu makanya kita juga membuat kegiatan agenda itu yang mengarah sifatnya saling mengingatkan untuk beribadah tadi shalat misalnya, karena kita pas tiap kali main pada pagelaran itu kan dianjurkan untuk berdo’a dulu ada yang memang disuruh untuk salat hajat na itu kan bentuk – bentuk ajaran agama Islam yang memang baik ya Alhamdulillah pas kebetulan semua anggota itu beragama muslim jadi lebih mudah untuk mengarahkan atau bahkan untuk puasa – puasa sunnah itu kan juga sangat dianjurkan makanya tadi salah satu sarannya harus izin orang tua karena kita tidak boleh disini itu karena paksaan atau disuruh jadi memang kesadaran sendiri untuk bergabung disini yaitu masing – masing alasan mereka senengnya mereka kesertaan mereka itu niatnya sendiri – sendiri. Dengan niat tadi itu kan karena tidak ada paksaan atau pun karena keinginan pribadi berarti ada sesuatu yang ada di kesenian jathilan ini yang ingin saya ketahui apakah hambatan – hambatan untuk
Nilai positif jathilan bagi diri
pribadi dan keluarga
Manfaat baik yang bisa diambil dari kesenian jathilan
Penerapan nilai-nilai ajaran agama islam paguyuban kesenian jathilan
195
215
220
225
230
235
240
245
250
memajukan kesenian jathilan satrio mudho budhoyo ini ? ADS: mungkin hambatannya itu kurangnya turut campur tangan pemerintah lah seperti bantuan – bantuan kita kan tidak bisa hidup dari iuran anggota paguyuban kitakan masih butuh bantuan dari pemerintah khususnya dari dinas kebudayaan. Adakah faktor dari masyarakat yang menghambat? ADS: mungkin ada tapi kita tidak pernah mendengar sendiri jadi tidak pernah kita tanggapi. Dengan sikap kayak gitu apa yang akan anda munculkan untuk mengantisipasi anggapan – anggapan yang muncul dalam masyarakat yang menganggap negatif kesenian jathilan ini ? SY: mungkin untuk sikap dengan tanggapan masyarakat yang kurang suka itu kan kita mendalami dulu kenapa mereka tidak suka ya mungkin wajar karena judulnya saja jathilan terkesan atau imejnya itu bagi masyarakat luas itu bermain syetan sementara kita banyak syirik, terus mengarahnya ke syirik ya itu memang perlu mendalami dulu selama mereka tidak sukanya itu sebatas hanya anggapan – anggapan itu sih kita mendiamkan dulu tapi kita sambil dalami dulu tapi kalau sudah ke fisik atau kriminal itu ya memang perlu ada tindakan, jadi kalau hanya sekedar imej atau tanggapan yang tidak suka dengan kita ya itu biarkan saja karena mereka belum tahu dengan kesenian jathilan ini. DP: kalau saya itu anggapan yang menghambat itu waktu untuk pekerjaan itu kadang – kadang nyari pekerjaan kadang ada sekolah kayak ada kegiatan – kegiatan luar ini jadinya agak ada yang menghambat. Berarti itu masalah interen ya dalam paguyuban karena mungkin didalam paguyuban ini juga membutuhkan latihan – latihan, bagaimana cara mensikapi hal – hal yang bermasalah dalam interen tersebut ? AG: hal interen itu saya kan suka sama kesenian jathilan satrio mudho budhoyo sekecil waktu apapun
Kurangnya dukungan dari
pemerintah
Berprasangka baik terhadap
anggapan- angapan negatif akan
keberadaan pelaku kesenian jathilan
Kendala waktu kerja untuk
mengikuti jathilan
Komitmen akan
196
255
260
265
270
275
280
285
290
pasti saya akan ikut untuk latihan atau pentas tetep bisa meluangkan waktu untuk mengikuti satrio mudho budhoyo walaupun jadwal saya pas tidak ada tapi saya tetep berusaha untuk ikut. SY: ya memang itu susahnya karena semua itu kan di dalam paguyuban tidak bisa diputuskan sendiri perlu ada rembuk musyawarah bagaimana enaknya karena semuanya disini tidak semua sama artinya punya kesibukan masing – masing na itu sebuah tugas dari pengurus paguyuban untuk mencari jalan keluar atau mencari kesepakatan yang sudah disepakati khususnya sekolah karena banyak yang disini anggota itu masih sekolah na mungkin itu yang lebih muda tapi yang sudah bekerja itu kan beda – beda na mungkin pas ada tanggapan atau acara pentas itu yang perlu dibahas selalu ada yang dibahas artinya bagaimana enaknya semua bisa dijalankan dengan suka rela dan itu tidak mengganggu aktivitas lain diluar agenda paguyuban seperti itu. Seberapa besar anda ini menyukai dan melakukan kesenian jathilan ini yang anda geluti saat ini ? SY: kalau saya ya gimana ya. Maksudnya seberapa besar itu kan memang menyesuaikan jadwal – jadwal atau agenda yang sudah ada karena saya kan sudah bekerja jadi waktu – waktu saya seharian habis untuk bekerja artinya waktu untuk jathilan di sela – sela itu atau diluar jadwal rutinitas na itu yang menjadikan saya untuk bisa mamanfaatkan waktu yang ada untuk paguyuban ini karena paguyuban ini bagi saya adalah rumah adalah rumah kedua di saya pribadi dan keluarga ya orang tua atau bapak, ibu, adik berarti kan temen – temen ini juga keluarga saya sendiri Ini masalah apa ya anda sebagai pelaku seni yang menggeluti kesenian jathilan ini menyangkut keberlangsungan kesenian jathilan ini apakah dengan anda berkesenian jathilan ini timbul arti hidup dalam diri anda ? ADS: arti hidup saya sebagai orang yang berkesenian jathilan ini ya hidup itu tetap perlu perjuangan dalam jathilan ini saya diajarkan untuk lebih bertaqwa
aktivitas yang diikutinya
Mengedepankan kepentingan
bersama
Berjuang dan bertawakal dalam
197
295
300
305
310
315
mendekatkan diri kepada gusti Allah lah gitu. Terus anda memaknai hidup anda saat ini itu seperti apa ? DP: ya kalau saya di paguyuban ini saya bangga lah mas soalnya kan bisa belajar jadi tahu dan makna apa arti di paguyuban ini isi – isinya apa maksudnya kayak diajarkan sama yang dulu – dulunya gitu. Ketika anda tergabung di paguyuban kesenian jathilan muncul nggak dalam diri anda bahagia terus semangat hidup dalam menjalani kehidupan ini ? DP: ya bahagia lah mas, saya kan ya disamping itu bisa tahu maknanya jadi kayak kita tahu bisa mengatur waktu bisa saatnya ibadah terus saatnya waktunya kerja dan waktunya kegiatan yang lain jadi kita bisa mengatur lah. Temen – temen karena waktu sudah larut kita udah banyak membicarakan tentang kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan kami rasa untuk saat ini cukup dan saya ucapkan terima kasih atas informasi dan fakta – fakta yang disampaikan saya akhiri wassalamualaikum, wr.wb
menjalani hidup
Mengambil nilai positif dari jathilan
Kebahagiaan sebagai pelaku seni
jathilan
205
Identitas Informan
LAMPIRAN VI
206
DATA IDENTITAS INFORMAN 1 (SY)
Nama/inisial SY
Jenis kelamin Laki-laki
Umur 30 tahun
Alamat TR II/789 RT: 22, RW: 06 Blunyahrejo, Kel.
Karangwaru, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pekerjaan Swasta (bengkel las)
Agama Islam
Posisi pada sangar
jathilan
Ketua, sanggar jathilan Satrio Mudo Budoyo
Keterlibatan dalam
kesenian jathilan
Sejak kecil sudah mengenal kesenian jathilan, dikenalkan
oleh bapak dan kakeknya yang juga sebagai pelaku
kesenian jathilan, sejak SMP sudah mengikuti pentas
pertunjukan tari jathilan
207
DATA IDENTITAS INFORMAN 2 (ADS)
Nama/inisial ADS
Jenis kelamin Laki-laki
Umur 29 tahun
Alamat TR II/793. RT:21, RW:06 Blunyahrejo, Kel.
Karangwaru, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pekerjaan Cleaning servis
Agama Islam
Posisi pada sangar
jathilan
Anggota/ penari
Keterlibatan dalam
kesenian jathilan
Mengenal dan telibat sebagai pelaku kesenian jathilan
sejak kelas 1 SMP
208
Surat Penelitian
LAMPIRAN VII
KEMENTRIAN AGAMA
FAKT]LTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
TJNTYERSITAS NEGERI ST]NAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
209
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN KUNCI
(KEY TNFORMAN)
Nama
Umur
: SY (inisial)
: 30 tahun
l
Alamat : TR IV789 RT: 22, RW: 06 Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec.
Tegalrej o, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul"kebermaknaan hidup pelaku kesenian j athilan".
Setelah dipahami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan daripihak manapun, saya bersedia ikut serta untuk diwawancarai dan diobservasi
ditempat hingga penelitian ini berakhir, dengan syarat data yang diperoleh daripenelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentinganilmiah.
Demikan surat pernyataat ini saya buat dengan penuh kesadaran dantidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergunakansebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 19 Jvnt 2012
l*dSY
KEMENTRIAN AGAMA
FAI(ULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNTVERSITAS NEGERI ST'NAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
210
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN KUNCI
(KEY TNFORMAT0
Nama
Umrn
: ADS (inisial)
: 29 tahun
Alamat : TR II/793. RT: 21, RW: 06 Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec.
Tegalrej o, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul
"kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan".
Setelah dipahami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan daripihak manapun, saya bersedia ikut serta untuk diwawancarai dan diobservasi
ditempat hingga penelitian ini berakhir, dengan syarat data yang diperoleh daripenelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
ilmiah.
Demikan surat pemyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dantidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergunakansebagaimana mestinya.
Yogyakarta,20 Jvru20l2
2t1KEMENTRIAN AGAMA
FAKT]LTAS ILMU SOSIAL DAN HT]MAMORA
I]NTVERSITAS NEGERI ST]NA}[ KALIJAGA
YOGYAKARTA
SURAT PERNYATAJ{{ KESEDIAAN MENGIKUTI
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : AG (inisial)
Umur :23 tahun
Alamat : Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan peqietasan mengenai penelitian yang berjudul
"kebermaknaan hidup pelaku kesenian j athilan".
Setelah dipahami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan dari
pihak man rpun, saya bersedia ikut serta dalam diskusi kelompok terarah (focus
group discussion), dengan syarat data yang diperoleh dari penelitian ini akan
dijagakerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikan surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergUnakan
sebagaimana mestinya.
KEMENTRIAN AGAMA 212
FAI(TLTAS ILMU SOSIAL DAI\ HT]MANIORA
T}NTYERSITAS NEGERI ST]NAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
l
SURAT PERNYATAAN KESEDIA.ANI MENGIKUTI
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : DP (inisial)
Umur : 20 tahun
Alamat : TRIU737, RT: 23, RW: 06 Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec.
Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudulookebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan".
Setelah dipahami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan daripihak manapun, saya bersedia ikut serta dalam diskusi kelompok terarah (focus
group discussion), dengan syarat data yang diperoleh dari penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikan surat pemyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergunakansebagaimana mestinya.
Yogyakarta 4juli2012
DP
213KEMENTRIAN AGAMA
FAIruLTAS ILMU SOSIAL DAI\ HUMAMORA
UNTVERSITAS NEGERI ST'NAI\ KALIJAGA
YOGYAKARTA
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI
F?CUS GROUP DISCU.SSION (FGD)
Dengan ini saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : KK (inisial)
Umur : 17 tahun
Alamat : TR II, RT: 24, RW: 06 Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec.
Tegalrej o, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul
'okebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan".
Setelah dipatrami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun, saya bersedia ikut serta dalam diskusi kelompok terarah (focus
group discussion), dengan syarat data yang diperoleh dari penelitian ini akan
dijagakerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikan surat pemyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
ogyakarta 4 juli 2012
D\./
KK
214KEMENTRIAN AGAMA
FAKTILTAS ILMU SOSIAL DAT\ HT]MAI\TOR.A
TINTYERSITAS NEGERI ST]NAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Dengan ini saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
Umur
: PR (inisial)
: 16 tahun
Alamat : Blunyahrejo, Kel. Karangwaru, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul
"kebermaknaan hidup pelaku kesenian jathilan".
Setelatr dipahami dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun, saya bersedia ikut serta dalam diskusi kelompok terarah (focus
group discussion), dengan syarat data yang diperoleh dari penelitian ini akan
dijagakerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikan surat pemyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, agar sekiranya dapat dipergUnakan
sebagaimana mestinya.
i2012ogyakana,4 jul
"or -/
h/zlKl*/ -' --------\r '
PR
SATRIO MUDHO BUDHOYOBlunyahrei o, Karangwaru, Tegalreio, Yogyakarta
215
Nomor
Lampiran
Hal
Yogyakarta,9 tuli20l2
Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pengurus paguyuban kesenian jathilan
Satrio Mudho Budhoyo, menerangkan bahwa:
:004lSMD/ IIU 2012
: Keterangan Penelitian
Taqwin
05710024
Psikologi
Nama
Nim
Jurusan
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan KahjagaYogyakarta
Terhitung mulai tanggal 8 Mei samapai 6 Juli 2012, telah melaksanakan penelitiandi paguyuban kesenian jathilan Satrio Mudho Budhoyo, dalam rangka mencari
data sehubungan dengan penulisan penelitian yang berjudul "KebermaknaanHidup Pelaku Kesenian Jathilan".
Demikian surat keterangan ini kami buat, mtuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Pengurus
Sekretaris
(.WAji Ilwi Saputro