Download - keanekaragaman serangga
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Keanekaragaman serangga” bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu serangga. Praktikum ini dilaksanakn pada hari Jumat pada tanggal 24 April 2010 pukul 17.00 - 18.00 WIB. Bertempat di Pagaralam. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol selai, korek, lampu badai, parang, plastik, tali plastik, dan toples. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Alkhol 70%, formalin 4% dan minyak tanah. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat lima spesies jenis serangga pada Field trap dan empat spesies jenis serangga pada light trap. Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini ialah bahwa terdapat berbagi macam spesies jenis serangga yang beraneka ragam yang ditemukan pada field trap dan light trap yang dilaksanakan di lapangan.
\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kuliah lapangan biologi Umum II ini meliputi dan mempelajari bagaimana
jeni-jenis serangga yang banyak ditemukan dai alam. Kita melakukan kegiatan ini
dengan cara fitfall trap. Fitfall-trap merupakan suatu suatu meode yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat memasang perangkat alami. Pada dasar nya kuliah
lapangan ini dilakukan agar kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis seranggayang
ada di tempat atau dilokasi kita meakukan kuiah lapangan (Anonima 2010 : 1).
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan spesies tanaman, hewan dan mikroorganisme yang ada dan saling
berineraksi dalam suatu lingkungan. Salah satu keanekaragaan spesies yang paling
tinggi adalah kelompok insecta (serangga) dimana serangga menyusun sekitar 64 %
(950.000 spesies) dari total flora dan fauna yang diperkirakan ada dibumi ini.
Dengan jumlah spesies dan individu yang begitu besar, maka serangga memegang
peranan yang sangat peing dalam ekosistem.nsia merupakan salah satu Negara
disebut “mega biodiversity” setelah brazil dan madagaskar (zaire). Diperkirakan
25% aneka speseis dunia berada di Indonesia, yang mana dari jenis terebut terdiri
dari ribuan plasma nutfa dalam kombinasi (Rommimohtarto 1995 : 189).
Diantara peranan tersebut adalah herbivori, predasi, parasitisme,
dekomposisi, penyerbukan, dan sebagainya. Selain itu, peranan serangga juga telah
digunakan sebagai spesies indikator. Indonesia yang cukup unik sehingga terdapat
aneka gen dalam individu. Secara total keanekaragaman hayati di Indonesia adalah
sebesar 325.350 jnis flora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antara
makhluk hidup dari semua sumber daya, termaksud ke daratan, ekosiste0ekosistem
perairan, dan komplks ekologi termaksud juga keanekaragaman dalam spesies
diantara spesies dan ekosistemnya. Kekayaan alam tersebut menyimpan kurang
lebih 17 % keanekaragaman hayati yang sudah dikenal dunia sebagai mega
biodiversity setelah brazil dan kolombia. Dalam hal serangga yang telah dikenal
diseluruh dunia, diantaranya terdapat sebenarnya (Brotowdjoyo 1990 : 303).
Kehiduan seranga penuh variasi. Banyak serangga yang berguna bagi
manusia, dan banyak juga yang merugikan. Serangga adalah binatang beruas yang
tubuhnya secara umum terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (ada sepasang mata
facet dan antenna), thorax (dada) dimana pada thorax terdapat 2 pasang sayap dan 3
pasang kaki, tiap segmen terdiri sepasang kaki abdomen (perut) dan pada umumnya
mengalami proses metamorphosis, habitatnya terdapat didarat maupun di air. Dari
seluruh hewan yang menghuni bumi, 80 % diantaranya adalah seragga. Sampai saat
ini jumlah serangga yang telah dideskripsi diperkirakan mencapai 1.000.000 jenis,
10-15 % diantaranya terdapat di Indonesia (Isnaedi 2000 : 336).
Kegiatan pengungkapan keanekaragaman dan peran serangga selalu diawali
dengan melakukan koleksi secara baik dan benar agar didapatkan agar didapatkan
specimen yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitasnya. Untuk
dapat mengkoleksi serangga tersebut dilakukan dengan berbagai macam teknik
diantaranya dengan menggunakan zat atrakta yaitu dengan atau bias juga dengan
zat kimia yang berperan untuk menarik serangga, ataupun dengan menggunakan
berbagai perangkap seperti fiel trap, dan light trap (Campbell 2002 : 378).
Secara langsung kita dapat menerapkan ilmu yang kita miliki dalam
penelitian dilapangan atau dilokasi dimana ia hidup, baik berupa faktor abiotik
maupun merupakan faktor biotik. Faktor-faktor abiotik yang dapat mempengaruhi
kehidupan serangga diantaranya adalah iklim dan topografi. Sedangkan faktor
iotiknya adalah makanan. Ada dua macam faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan dari serangga yakni faktor intern faktor yang berasal dari
dalam tubuh serangga ini sendiri dan faktor eksern yakni faktor yang berasal dari
luar tubuh serangga (Isnaedi 1997 : 23).
Arthoropoda berasal dari bahasa yunani (“arthon”- seni : “ pous” = kaki)
merupakan kelompok terbesar diantara seluru dunia hewan namanya berasal dari
kaki yang bersendi . penting yang berlaku untuk semua anggota kelompok
Arthoropoda dan khas film ini ialah dengan adanya ebelan tubuhyang bersendi dan
bebas dari bulu getar. Bentuk tbuhnya tesimestris bilateral dan tubuh nya terdiri
dari ruas-ruas yang tersusunn secara linear berurutan. Pada masing-masing ruas
atua pada beberapa ruas yang melekat pada ebelan tubuh. Syaraf untuk pergerakan
sendi. Mereka memiliki sitem syaraf jenis annelida, yang memiliki rongga tubuh
yang menyimpit pada hewan dewasa rongga tubuh ini terisi darah
(Rommimohtarto 1995 : 193).
Tubuh Arthoropoda bersegmen,mempunyai kerangka luar dan anggota
gerak yang berbuku-buku, biasanya dapat dibedakan adanya bagian tubh yang
berupa kepala, dada dan perut. Walaupun ada hewan-hewan yang memiliki bagian-
bagian tersebut yang telah menjadi satu. Bentuk tubuhnya simetris bilateral,
memiliki coelom yang sebenarnya mengalami segmentasi metamerik. Anus
terdapat pada segmen posterior. Memiliki sistem peredaran darah. Sistem saraf
pusatterdiri atas tali saraf penghubung yang melingkari ujung anterior saluran
pencernaan (Isnaedi 2000 : 336).
Philum Arthoropoda ini memiliki selom atau rongga tubuh tereduksi, dan
terjadi pula pemusatan organ pernapasan,eksresi dan reproduksi, sera memiliki
jenis kelamin yang terpisah atau dioseus dan memiliki kerangka di luar
(eksoskleton). Fhilum ini terdiri darikelas Crustacea (udang, ketam), Chilopoda
(kelabang), Diplopoda (lipan atau kaki seribu), Arachnida ( laba-laba, tunggau),
dan kelas Insecta atau Heksapoda. Heksapoda berasal dari kata yunani “Heksa=
enam : preton= kaki. Kelas Insecta terdiri dari dua sub kelas, yakni protura,
Collembola, dan Microcoryphia. Dan sub kelas berikutnya Pterygota yang
merupakan serangga yang bersayap (Brotowdjoyo 1990 : 303).
Pada keanekaragaman serangga itu terdapat banyak perbedaan yang sangat
jelas, seperti bentuk tubuh dan ukuran yan sangat menonjol. Hal itu disebabkan
oleh banyak faktor-faktor yang sangat mendukung. Seperti faktor-faktor
lingkungan, faktor makanan, faktor fenotip dan juga genotip. Selain itu, perbedaan
yang membuat seriap serangga tersebut adalah cara hidup serangga tersebut
(Rommimohtarto 1995 : 193).
1.1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya kuliah lapangan mengenai keanekaragaman
serangga ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman jenis serangga dalam suatu
lingkungan dan untuk mengetahui beberapa teknik pengambilan serangga terbang
dan serangga di permukaan tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai serangga atau insecta. Ilmu
ini merupakan suatu study yang erorganisir untuk memahami face hehidupan serangga
dan peranannya di alam. Serangga berkembang dari telur yang terbentuk di dalam
ovarium serangga betina. Kemampuan reproduksi serangga dalam keadaan norman pada
umumnya sangat besar perubahan bentuk atau ukuran serangga yang berlangsung selam
perkembangan pasca embrionik dinamakan metamorfosis. Walaupun serangga
berkembang dari luar tubuh, namun tidak semua serangga meletakkan telurnya,
sesungguhnya reproduksi dapat terjadi dari telur, yang tidak mngalami pembuahan
(Brotowdjoyo 1990 : 303).
Perkembangan serangga di alam dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dalam, faktor dalam disini adalah faktr yang berasal dari dalam tubuh serangga itu
sendiri, dan faktor yang berasal dari luar yakni faktor dari lingkungan sekitar daimana
serangga itu hidup. Tinggi rendahnya populasi suatu jenis serangga pada suatu waktu
merupakan hasil antara pertemuan dari dua faktor tersebut. Adapun faktor yang berasal
dari dalam yang menentukan tinggi rendahnya populasi suatu serangga antara lain:
kemampuan berkembang biak yang di pengaruhi oleh kepribadian dan fekunditas serta
waktu perkembang biakan itu sendiri (Isnaeni 2000 : 334).
Perbandingan kelamin yakni perbandinagan antara jumlah individu jantan dan
jumlah individu betina, sifat untuk dapat mempertahankan dari yakni serangga memiliki
alat ataupun kemampuan untuk memperahankan hidup dan melindungi dirinya dari
musuh, siklus hidup serta umur imago. Serta adapun faktor dari luar yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya suatu populasi serangga yakni; faktor abiotik yang
meliputi suhu, kelembapan, cahaya dan angin, faktor makanan dan faktor hayati yang
meliputi predator, parasitoid, pathogen dan kompetisi (Jumar 1998 : 67).
Serangga berhasil menyesuaikan dari pada hampir semua jenis lingkungan yang
dicapai dalam dalam jumlah modisikasi bagian-bagian tubuhnya. Serangga merupakan
suatu hewan yang berasal dari Invertebrata yang memiliki yang memiliki sayap. Adanya
sayap memungkinkan serangga agar lebih cepat menyebar dari satu tempat-ketempat
yang lainnya dan juga dapat menghindarkannya dari bahaya yang mengancamnya.
Tetapi tidk semua jenis serangga memiliki sayap, sayap yang terdapat pada serangga itu
terdapat pembuluh sayap tau rangka sayap. Pada serangga hanya terdapat satu jenis
kelamin pada sau individu. Karena sangat jarang sekali ditemukan serangga yang
hematprodit dalam satu individu. Sistem reproduksi terdapat pada serangga betina
biasanya memiliki satu atau beberapa kelener perlengkapan yang terletak didekat
pertemuan saluran telur dan vagina (Brotowdjoyo 1990 : 303).
Kehidupan serangga seperti halnya hewan yanglain ada yang menguntungkan
dan ada pula yang merugikan manusia. Adapun serangga yang menguntungkan
mwmiliki beberapa kriteria seperi sebagai berikut yaitu yang pertama serangga yang
membantu proses penyerbukan terutama kupu-kupu dan lebah. Yang kedua ialah
serangga yang menghasilkan madu yang sangat berguna dan banyak dikembangkan
misalnya serangga jenis Apis Indica. Yang ketiga ialah bahwa serangga penghasil
sutera, misalnya Bombixmori yang mana kepompngnya tersebut menghasilkan sutera.
Dan yang keempat ialah serangga juga menjadi salah satu rantai makanan dalam
kehidupan. Adapun beberapa serta serangga yang merugikan manusia diantaranya yaitu
serangga yang dapat merusak tanaman (seperti hama ulat, belalang), seranngga yang
berperan sebagai faktor bibit penyakit (seperti nyamuk), serta serangga sebagai perusak
bahan bangunan seperti rayap (Jumar 1998 : 72).
Keragaman hayati digambarkan hanya dengan memberikan daftar kekayaan
spesies saja. Semakin banyak jenis biota suatu daerah dikatakan semakin tinggi pula
keanekaragamannya. Namun para ahli ekologi menunjukkan ada hubungan yang nyata
antara porsi suatu spesies dalam komunitas dengan keragamannya yang dimaksud.
Spesies banyak jumlahnya dalam komunitas sewajarnya memiliki peran dalam
menentukan nilai indeks keragaman dalam suatu komunitas serangga. Dibandingkan
dengan serangga lain jumlah individu hanya satu saja (Campbell 2002 : 397).
Serangga dapat ditemukan daimana saja cara mengumpulkan serangga ada
bermacam-macam, tergantung pada maksud dan tujuannya. Jika kita bermaksud
membuat daur (siklus) hidupnya, maka kita harus mengumpulkan mulai dari telur,
nimfa dan larva, pupa hingga imago (dewasa), jika kita bermaksud mengumpulkan
serangga terbang,maka kita harus membawa jaring atau insetinet, jika ingin
mendapatkan kupu-kupu atau mengumpulkan ulat, pupa, atau nimpa maka kita perlu
mebawa pingset atau sumpit serta temfepat penyimpanan sementara yang tentunya
tertutup rapa, lain lagi jika kita ingin mengumpulakan serangga tanah, maka kita perlu
membawa cangkul kecil serta peralatan bantu lainny (Jumar 1998 : 70).
Adapun cara mendapatkan serangga dengan jaring dapat juga dilakukan dengan
memperangkapnya, prinsip yang dipakai dalam menagkap serangga adalah bagaimana
menarik serangga untuk datang keperangkap dan kemudian serangga tersebut tidak dapt
lagi keluar dari perangkap tersebut. Untuk tujuan tersebut ada beberapa jenis perangkap
tersebut antara lain : field-trap, light-trap, dan areal bait-trap. Field-trap merupakan
perangkap yang digunakan untuk menangkap serangga yang berjalan diatas permukaan
tanah. Field-trap dibuat dengan cara dengan membenamkan kaleng kecil kedalam tanah,
dibagian kaleng dalam tersebut iberi larutan pengawet terdiri atas 5 bagian propylene
phenoxtol, 45 bagian propylene glycol, 50 bagian formalin dan 900 bagian air. Untuk
menarik perhatian atau pun kedatangan serangga, maka kita harus menempelakan
umpan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik serangauntuk datang
(Brotowdjoyo 1990 : 303).
Perangkap ini perlu diberi penutup untuk melindunginya dari hujan atau
gangguan lainnya. Light-trap, pada dasarnya ini terdiri atas lampu pensrik atau pemikat,
caranya dan botol atau tempat penampung, serangga yang datang karena tertarik pada
lampu dan jauth melalui corong kedalam botol atau ketempat penampungan, serangga
yang datang karena tertarik pada lampu dan jatuh melalui corong kedalam botol atau
tempat penampungan yang berisi larutan pengawet, perangkap ini dilindungi dari hujan
dengan membuatkan atap atau tudung yang berbentuk kerucut (Isnaeni 2000 : 387).
Perangkap jenis ini biasanya memiliki suatu fungsi tertentu dalam menenmukan
suatu jenis spesies dari serangga. Perangkap jenis ini berfungsi untuk terutama
digunakan untuk menagkap serangga-serangga yang memiliki sifat ketertarikan kepada
suatu pancaran sinar berupa cahaya, misalnya seperti jenis serangga yang dalm
kehidupan sehari – hari biasa disebut dengan ‘ngengat’, beberapa jenis kumbang, kepik,
lalat dan serangga lainnya, lingh-trap ini juga biasanya dapat digunakan atau
dimanfaatkan sebagai suatu alat untuk pendungan populasi dari suatu jenis serangga
atau mengendalikan serangga hama yang menyerang suatu jenis tanaman, misalnya
seperti dengan penggerek botol padi dengan catatan, dimana pada bagian botol tersebut,
terdapat suatu penapang yang langsung dicampurkan insektisida ataupun berupa bahan
pembunuh lainnya (Brotowdjoyo 1990 : 303).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu tanggal 29-30 Mei 2009
pada pukul 17.00-18.00 WIB. Bertempat disekitar Fakultas Matematika dan Ilmu
pengetahuan Alam dan disekitarnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan,
Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain botol selai, cutter, lampu
badai,kertas lebel, piring plastic, tali plastik dantoples. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah formalin 4% dan alkohol 70%
3.3 Cara Kerja
1. Fitfall Traps
Diisi kedua botol dengan formalin 4% smpai sepertiganya. Lalu kedua boto
selai tersebut dibenamkan ditempat yang berbeda dibawah permukaan tanah dan
kemudian dibiarkan semalaman agar serangga masuk kedalam botol. Paginya fitfall
traps yang telah dipasang tersebut diambildan dihitungberapa banyak jumlahnya
individu yang terdapat didalamnya.
2. Light traps
Disiapkan toples plastik yang telah dipasang tali plastik dan telah diisi
dengan alkohol 70% . lalu toples tersebut digantungkan diatas pohon dan diatasnya
dipasang lampu. Kemudian dibiarkan semalaman agar serangga masuk kedalam
toples. Paginya light traps yang telah dipasang tersebut diambil dan dihitung berapa
banyak jumlah individu yang di dalamnya.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum keanekaragaman serangga field trap dan light trap ini
diperoleh tabel data spesies serangga yaitu :
4.1.1. Tabel keaneka ragaman serangga Field Trap
No. Botol Jenis Famili Jumlah
1. I Nyamuk (Mosquitoes)
Semut Hitam Besar
(Tapinoma sesseli)
Keong (Achatina fulica)
Culicidae
Formicidae
Achatinidae
4
6
1
2. II Semut Hitam Besar
(Tapinoma sesseli)
Formicidae 8
3 III Semut Merah
(Oecophylla smaragdina)
Formicidae 14
4.1.2. Tabel keaneka ragaman serangga Light Trap
No. Jenis Famili Jumlah
1. Kumbang kecil (Notaris aethiops) Curculionidae 3
2. Lebah (Himenoptera) Curculionidae 1
3. Nyamuk (Mosquitoes) Culicidae 3
4. Laron (Coptotermes curvignathus) Rhinotermitidae 2
a. Filtrep Di serasa (Botol I)
1. Mosquitoes
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Mosquitoes
Spesies : Mosquitoes
Nama Umum: Nyamuk
2. Tapinoma sessile
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Tapinoma
Spesies : Tapinoma sesseli
Nama Umum: Semut Hitam Besar
3. Achatina fulica
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achatinidae
Genus : Achtina
Spesies : Achatina fulica
Nama Umum: Keong
b. Filtrep Tanah Lapang (Botol II)
Tapinoma sessile
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Tapinoma
Spesies : Tapinoma sesseli
Nama Umum: Semut Hitam Besar
c. Filtrep Rumput (Botol III)
Oecophylla smaragdina
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Oecophylla
Spesies : Oecophylla smaragdina
Nama Umum: Semut Merah
d. Ligh trap
1. Notaris aethiops
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coloeptera
Family : Curculionidae
Genus : Notaris
Spesies : Notaris aethiops
Nama Umum: Kumbang kecil
2. Himenoptera
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hexapoda
Family : Curculionidae
Genus : Himenoptera
Spesies : Himenoptera
Nama Umum: Lebah
3. Mosquitoes
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Mosquitoes
Spesies : Mosquitoes
Nama Umum: Nyamuk
4. Coptotermes curvignathus
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Family : Rhinotermitidae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptotermes curvignathus
Nama Umum: Laron
4.2. Pembahasan
Dari praktikum kali ini diperoleh hasil pada fitfall traps terdapat 18
jumlah serangga. Menurut Isnaeni (2000 : 338), didalam suatu botol selai terdapat
berbagai macam serangga yang terdiri dari semut hitam 14, sejenis jangkrik 3 dan
laba-aba kecil 1. Pemasangan fitfall traps dilakukan di kebun kopi di Pagaralam,
dengan cara dibuat lubang dengan menggunakan linggis atau kayu, dan ditanam
botol selai hanya sebatas bibir botol saja, dan botol selai tersebut telah diisi dengan
formalin 4%, dan di bibir selai tersebut diolesi madu. Pada light trap dipasang
sekitar kebun kopi tersebut, yakni dengan menggantungkannya pada dahan pohon
yang ada.
Pada percobaan fitfall traps digunakan formalin karena bertujuan untuk
menarik perhatian serangga, karena formalin mempunyai bau yang menyengat.
Menurut Campbell (2002 : 398), selain itu formalin juga dapat digunakan sebagai
pengawet, sehingga dapat menjaga ketahanan tubuh serangga. Sedangkan pada
light traps digunakan alkohol tetapi sebenarnya akan lebih baik jika kita juga
menggunakan formalin. Lampu pada ligh trap berfungsi untuk menarik perhatian
serangga yang menyukai cahaya.
Banyak faktor yang mempengaruhi indeks keragaman pada serangga.
Menurut Sumarwan (2000 : 289), faktor yang mendukung keragaman tersebut
sangat mempengaruhi berkembangnya serangga dalam lingkungan tersebut.
Misalnya faktor udara atau suhu atau kelembapan, hal ini sangat mempengaruhi
distribus kegiatan dan perkembangan serangga. Pada umumnya, serangga yang
bukan serangga air dapat terebar karena hanyut bersama air, akan tetapi jika
kabanyakan hal yang sangat berbahaya bagi beberapa jenis serangga. Pada
praktikum ini dilaksanakan pada daerah yang lembab. Cahaya mempengaruhi jenis
serangga sehingga timbul serangga yang aktif pada pagi hari, siang juga malam
hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya. Selain
itu juga, ada serangga yang tertarik pada jenis warna misalnya warna hijau dan ada
juga beberapa jenis serangga yang tertarik pada bau.
Serangga yang ada dalam proses praktikum ini adalah adanya pengaruh
dari cahaya. Menurut Anonima (2010 : 1), keterbatasan cahaya mengakibatkan
sedikitnya serangga yang tertarik untuk datang kedalam perangkap yang di buat
oleh praktikum. Sehingga spesies yang didapat tidak begitu banyak. Keterbatasan
alat ini sangat perlu untuk diperhatikan untuk pengaruh lingkungannya, seperti
angin karena hal ini mempengaruhi serangga yang berukuran kecil. Selain itu angin
juga mempengaruhi kandunagan air dalam tubuh serangga, karena angin
mempercepat penguapan dan penyebaran udara. Ada serangga yang memakan
serangga yang lain yang disebut predator. Predator ini memekan mangsa dengan
cepat karena predator ini merupakan serangga yang lebih besar dari serangga yang
lain.
Keanekaragaman serangga memegang peranan yang sangat penting untuk
kesehatan ekosistem dan kelestarian alam. Menurut Campbell (2002 : 398),
berbagai aktivitas manusia seperti perubahan penggunaan lahan, perusakan habitat,
dan pencemaran lingkungan memberikan implikasi negative pada komunitas
serangga. Simposium ini akan mengumpulkan bukti-bukti ilmiah mengenai
dampak perubahan ekosistem. Selain fungsi dan peran, serangga memiliki
keunikan keunikan yang menjadi ciri kas dan keindahan tersendiri yang akan
banyak menarik perhatian orang. Keindahan dan keunikan ini dapat digunakan
sebagai maskot pariwisata dan sekaligus sebagai alat untuk membuat orang lebih
mencintai dan memahami serta peduli dengan fungsi dan peran ynag dimainkan
oleh serangga.
Serangga merupakan suatu hewan yang berasal dari Invertebrata yang
memiliki yang memiliki sayap. Menurut Brotowdjoyo (1990 : 303), adanya sayap
memungkinkan serangga agar lebih cepat menyebar dari satu tempat-ketempat
yang lainnya dan juga dapat menghindarkannya dari bahaya yang mengancamnya.
Tetapi tidak semua jenis serangga memiliki sayap, sayap yang terdapat pada
serangga itu terdapat pembuluh sayap atau rangka sayap. Pada serangga hanya
terdapat satu jenis kelamin pada sau individu. Karena sangat jarang sekali
ditemukan serangga yang hermatoprodit dalam satu individu. Sistem reproduksi
terdapat pada serangga betina biasanya memiliki satu atau beberapa kelener
perlengkapan yang terletak didekat pertemuan saluran telur dan vagina.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan antara lain:
1. Pada fielt traps digunakan formalin untuk menarik perhatian serangga karena bau
formalin yang menyangat
2. Formalin juga digunakan untuk mengawetkan morfologi tubuh serangga.
3. Pada light traps cahaya lampu yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga.
4. Selain cahaya, angin juga berpengaruh sangat besar dalam banyak tidaknya
serangga yang didapat.
5. Fitfall traps dilakukan untuk menjebak serngga tanah sedangkan light traps
dilakukan untuk menjebak serangga yang tertarik pada cahaya lampu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima 2010. Insecta. http://wikipedia/wiki.org.com. Diakses Jumat, 14 April 2010 pukul 04 : 34 pm.
Anonimb 2010. Keanekaragaman serangga. http://wikipedia/wiki.org.com. Diakses Jumat, 14 April 2010 pukul 04 : 34 pm.
Brotowdjoyo . 1990. Biologi Hewan. Yudistira. Yogyakarta : V + 303 hlm.
Campbell. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta : IV + 298 hlm.
Isnaeni. 2000. Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta : III + 334 hlm.
Jumar, G. H. 1998. The Live of Insecta. Pdf. Qween : New Zeland.
Rommimohtarto, S. 1995. Struktur Serangga. Jilid 5. Erlangga : Jakarta. x : 332 hlm. Sumarwan. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta : V + 356 hlm.
LAMPIRAN GAMBAR
Mosquitoes Tapinoma sesseli
Achatina fulica Oecophylla smaragdina
Notaris aethiops Himenoptera
Coptotermes curvignathus