Download - Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa juga saya
mengucapkan terimasih banyak kepada Ibu dosen dan teman-teman sekelas yang
turut mendukung saya dalam terselesaikannya makalah ini dengan baik.Makalah ini
dibuat sebagai salah satu nilai tugas dari mata kuliah Kimia Analitik-II.
Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini saya mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari Ibu dosen serta teman-teman sekalian.
Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5
2.1. Sejarah Destilasi.........................................................................................5
2.2. Defenisi Destilasi........................................................................................6
2.3. Bagian – Bagian Alat Destilasi...................................................................7
2.4. Macam – Macam Destilasi.........................................................................9
2.5. Klasifikasi Destilasi..................................................................................15
2.6. Aplikasi.....................................................................................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................................17
3.1. Kesimpulan...............................................................................................19
3.2. Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di
Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa
oleh kimiawan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada
abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-
benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu
Hayam menjadi insiprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang
destilasi yang masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di dsetilasi
oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin
minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11. Destilasi
merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan
pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan
zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan
kondensor. Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan destilasi?
2. Siapakah yang pertama kali mengenalkan destilasi?
3. Ada berapa jenis destilasi?
4. Bagaimana aplikasi detilasi?
1.3.Tujuan
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa tentang destilasi.
1.4.Manfaat
Agar mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud dengna destilasi dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Destilasi
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan
akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat
untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan
secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam
pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The
Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang
lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat
terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan
masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan
dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,
pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen
seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi
juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas
terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.
2.2. Defenisi Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
2.3. Bagian – Bagian Dari Satu Set Alat Destilasi
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:
1. wadah air
2. labu distilasi
3. sambungan
4. termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
13. penangas
14. air penangas
15. larutan zat
16. wadah labu distilat.
2.4. Macam – Macam Destilasi
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif
dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,
distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.
2.4.1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2.4.2. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi
jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin
tidak volatil cairannya.
2.4.3. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
2.4.4.Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak
dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
2.4.5.Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil
distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam
pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua
titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop
bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval
suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi
dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu,
misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut
akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar
penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.
Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
2.4.6.Efektifitas Destilasi
Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan
tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer. Dapat pula dengan menggunakan distilasi
azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua distilasi tambahan,
dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air baik dalam
bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak ada distilasi
yang mencapai 100%.[1]
2.4.7. Destilasi Skala Industri
Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh
karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi (MD).
Menara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar
antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi biasanya berupa cair jenuh, yaitu
cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap dan
memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (mudah
menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat. Menara distilasi terbagi
dalam 2 jenis kategori besar:
1. Menara Distilasi tipe Stagewise, menara ini terdiri dari banyak piringan yang
memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap piringannya, dan
2. Menara Distilasi tipe Continous, yang terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan
cair-gasnya terjadi di sepanjangkolom menara.
2.4.8.Refluks/destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau
pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi
dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana
pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran
reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan
baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat
cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara
refluks.
2.4.9.Destilasi kering
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
Contohnya: CaO
Kalsium (Latin calcis, bermaksud “kapur”) telah diketahui seawal abad pertama
apabila orang Rom kuno menyediakan kapur dalam bentuk kalsium oksida. Namun
hanya pada tahun 1808 di England, Sir Humphrey Davy telah mengasingkannya
dengan mengelektrolisiskan campuran kapur dan raksa oksida. Davy pada masa itu
coba untuk mengasingkan kalsium apabila beliau terdengar bahwa Berzelius dan
Pontin telah menyediakan kalsium amalgam dengan mengelektrolisiskan kapur dalam
raksa, lantas beliau telah mencobanya sendiri. Beliau telah menggunakan elektrolisis
sepanjang hayatnya dan telah menemui mengasingkan magnesium, strontium dan
barium.Kapur boleh didapati dengan membakar batu kapur (Kalsium karbonat
CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu ia mengeluarkan gas yang dipanggil
karbon diaksida (CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini
kemudiannya dicampur dengan sedikit air yang menyebabkan ia mencerap dan
mengembang disamping menghasilkan haba serta menjadi serbuk kapur yang dikenal
sebagai kalsium hidroksida (Ca(OH2).
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium
hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida
dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat
dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida
(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksia (NaOH).
Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated
lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite, karena
senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland. Suspensi
partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime (Bahasa
Inggris:milk=susu, lime=kapur). Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan
basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam,
dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi
keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat.
Pada 512°C kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium oksida dan air.
Kalsium oksida (kapur) digunakan dalam kebanyakan proses penapis kimia dan
dihasilkan dengan memanaskan dan mencampurkan air secara berhati-hati kepada
batu kapur. Apabila kapur bercampur dengan pasir, ia mengeras menjadi mortar dan
diubah menjadi plaster melalui pengambilan karbon dioksida. Jika dicampur dengan
sebatian-sebatian lain, kapur membentuk bahagian penting dalam simen Portland.
2.5.Klasifikasi Destilasi
1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Destilasi system biner
b. Destilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage Distillation
b. Multi stage Distillation
Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam –
macam destilasi, yaitu :
1. Destilasi sederhana
2. Destilasi bertingkat ( fraksional )
3. Destilasi azeotrop
4. Destilasi vakum
5. Refluks / destruksi
6. Destilasi kering
2.6. Aplikasi
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-
komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon.
Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan
panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan
menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing.
Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang
digunakan harus memenuhi syarat:
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE
sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat
suatu campuran zat cair yang akan didestilasi .
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat
pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi
sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar
yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin
yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah
agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga
pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna. Penampung
destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung
pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel
listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan
sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai
tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih
rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama
dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile
atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan
dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi
senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih
lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
Dalam diskusi yang lalu disinggung mengenai bagaimana aplikasi dari
destilasi sederhana ini. pada bab sebelumnya dibahas bahwa aplikasi destilasi secara
umum yaitu pada pengolahan minyak mentah, namun itu dengan destilasi vakum atau
fraksional. Destilasi sederhana digunakan untuk pemurnian senyawa yang biasanya
telah diekstraksi. Misalnya ekstraksi padat-cair dan.pada sintesis kloroform. Pada
dasarnya prinsip atau metode pemisahannya sama. Sintesis koroform tanpa ekstraksi,
dengan mereaksikan kaporit dan aseton yang akan menghasilkan kloroform.
Mula – mula kaporit dihaluskan menggunakan lumpang porselen dengan
penambahan akuades sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas
permukaan kaporit sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit dituangkan ke
dalam labu destilasi. Kemudian dimasukkan aquades ke dalam penampung destilasi.
Aquades berfungsi untuk mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton dituang
ke dalam corong pisah dan diencerkan dengan aquades yang berfungsi sebagai media
reaksi. Selanjutnya aseton diteteskan ke dalam labu destilasi yang berisi kaporit.
Dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60 ˚C. Campuran yang menguap
mengandung kloroform dan air. Uap ini mengalir melewati tabung kondensor dan
mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam penampung destilat yang
telah berisi aquades. Destilat didinginkan di dalam baskom berisi es untuk
mengurangi penguapan klorofom. Klorofom yang masih mengandung air dipisahkan
dengan penambahan NaOH dalam corong pisah sehingga terbentuk lapisan dimana
klorofom lapisan bawah karena masa jenisnya lebih kecil. Kloroform selanjutnya
diteteskan kedalam CaCl anhidrat untuk mengikat air pada kloroform dan disaring.
Pada diskusi kemarin juga ditanyakan mengapa hasil klorofom yang diperoleh
sangat sedikit. Alasan pertama, pada dasarnya koloroform merupakan senyawa yang
volatile dengan titik didih yang rendah yaitu 60 ˚C oleh karenanya pemanasan harus
konstan dan dijaga. Bila melewati titik didihnya maka klorofom akan habis menguap
dan terlarut ke dalam larutannya. Yang kedua adalah pada proses pemisahan pada
corong pisah dimana klorofom belum semuanya turun ke bawah sehingga ketika
dipisahkan pun hasilnya sedikit.
Ditanyakan pula pada diskusi tersebut mengenai perubahan fase tampak.
Maksud dari fase tampak ialah perubahan fase senyawa itu jelas. Yaitu kloroform
atau senyawa lain yang kita inginkan dalam suatu campuran dalam fase cair itu
menguap sehingga senyawa tersebut dalam fase gas kemudian terkondensasi menjadi
embun lalu menetes menjadi air ( fase cair kembali ).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berbagai campuran dapat dimurnikan dengan destilasi sederhana. Distilasi sederhana
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu
larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relative jauh. Aplikasinya
seperti pada sintesis kloroform dan ekstraksi padat – cair yang pemurniannya
menggunakan destilator. Selain itu salah satu penerapan terpenting dari metode
distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan
khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Destilator terdiri
dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung
destilat yang memiliki fungsi tertentu.
3.2. Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar mempelajari tentang destilasi serta
prosesnya agar pada saat praktikum dapat mengerti cara destilasi atau penyulingan
dalam pembuatan suatu larutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/distilasi , diakses tanggal 13 april 2013
http://gedehace.blogspot.com/2009/03/ kuliah/destilasi/distilasi-part-1.html ,diakses
tanggal 13 april 2013
http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03 , diakses tanggal 13
april 2013
Ristiyani, Janik. 2008 .Laporan praktikum Kimia Organik II . Sintesis Klorofom .
Yogyakarta: Laboratorium UIN Sunan Kalijaga
TUGAS KIMIA ORGANIK
DESTILASI
Disusun Oleh :
SUSI SUSANTI
XI – AK
SMK ANALIS KIMIA YPPT MAJALENGKA
2013 - 2014