KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Siti ChoirotinPSW.B.2013.0036
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA2016
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : SITI CHOIROTIN
Tempat tanggal lahir : Raha, 10 Juni 1993
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Lakapodo, Kec, Watopute
II. NAMA ORANG TUA
Ayah : BUDI HARTONO
Ibu : SITI AMAN
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri 7 Kusambi : Tamat tahun 2006
2. Lulus SMP Negeri 3 Kusambi : Tamat tahun 2009
3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2012
4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3
Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai
sekarang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal ini dengan judul “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten
Muna Tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia dalam segala aspek
kehidupan.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Bapak La Ode Muhlisi, A. Kep,. M.Kes, selaku
pembimbing I dan Bapak Nassarudin, SKM., M.Si selaku pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing penulis dalam
penyelesaian karya tulis ini dan tak lupa pula penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata
Raha.
2. Ibu dr. Wa Ode Fil Hayah Fitri, selaku Kepala Puskesmas Katobu
3. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
4. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda Budi Hartoni, dan
Ibunda Siti Aman atas doanya dan atas kasih sayang dan perhatiannya.
5. Saudaraku Mustakim, S.Pt atas limpahan cinta, kasih sayang, doa restu serta
dukungan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.
6. Terkhusus untuk Rio Candra yang telah memberikan motivasi dan yang telah
membantu dan memotivasi penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesikan
sesuai waktu yang ditentukan.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program DIII Akbid Paramata Raha khususnya
angkatan 2013 khususnya Sitti Alma Findra, Arni, Fifi, Hasti, Hartina,Fitri,
indah nirwana, Ela, Cerah, Prema dan kak Septianyang telah memberikan
bantuan dan kerjasamanya yang baik.
Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi
penulis juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga
Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua
pihak yang telah berupaya membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Raha, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. iLembar Persetujuan.......................................................................................... iiLembar Pengesahan ......................................................................................... iiiRiwayat Hidup ................................................................................................. ivKata Pengantar ................................................................................................. vDaftar Isi........................................................................................................... viiDaftar Tabel .................................................................................................... ixDaftar Gambar.................................................................................................. xIntisari .............................................................................................................. xiBab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1. Konsep Dasar Penyakit ........................................................... 62. Faktor-faktor Penyebab Kejadian Diare.................................. 14
B. Landasan Teori .............................................................................. 17C. Kerangka Konsep .......................................................................... 19D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 20
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 21A. Jenis Penelitian............................................................................. 21B. Subjek Penelitian........................................................................... 21C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 21E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23G. Cara Analisis Data......................................................................... 23H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27B. Pembahasan .................................................................................. 31
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36A. Kesimpulan ................................................................................... 34B. Saran ............................................................................................. 34
Daftar Pustaka................................................................................................ 35Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional 22Tabel 2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
KatobuMenurut Jenis Kelamin Tahun 201527
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah KerjaPuskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun2016
28
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di WilayahKerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten MunaTahun 2016
29
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah KerjaPuskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten MunaTahun 2016
30
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusifdi Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016
30
INTISARI
Siti Choirotin (PSW.B.2013.IB.0036) “Karakteristik Ibu dengan KejadianDiare Pada Balita di Wliayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh La Ode Muhlisi danNasaruddin.
Latar Belakang :Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajatkesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negaraberkembang.. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8per 1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).Berdasarkan data pada PuskesmasKatobu Kecamatan Katobu pada tahun 2016 jumlah penderita diare pada balitamulai Januari sampaiMei sebanyak 54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%).
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifdenganjumlah populasi sebanyak 54 responden dan sampel sebanyak 54 respondendengan tehnik total Sampling.
Hasil: Kejadian diare berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yangterbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikanrendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang(7,41%). berdasarkan pekerjaan yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerjasebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang(27,78%).Kejadian diare berdasarkan riwayat ASI eksklusif yang terbanyak padaibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkanibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%).
Kesimpulan:Berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu responden yang terbanyakpada pendidikan sedang sebanyak (77,78%), berdasarkan tingkat pekerjaan ibuyaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),dan berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu responden yang terbanyak pada ibuyang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak (96,29).
Kata kunci: Ibu Balita, DiareDaftar Pustaka 5 buku (2009-2014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization(WHO) pada tahun 2013, diare
merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita
(bawah lima tahun). Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem
imun yang kurang baik seperti pada orang dengan HIV sangat rentan terserang
penyakit diare.Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya.Sebagian
besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau
kehilangan cairan dalam jumlah yang besar.Data World Health Organization
(WHO, 2014), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya.Diare
hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi
dan anak-anak secara global di seluruh dunia. Dari semua kematian yang terjadi
pada anak usia di bawah lima tahun 14,0% diakibatkan oleh diare (Azwar, 2014).
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang.
Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
meninggal setiap tahunnya, sekitar (20%) meninggal karena infeksi diare.
Kematian yang disebabkan diare di antara anak - anak terlihat menurun dalam
kurun waktu lebih dari 50 tahun.Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan
dengan program rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap
tinggi. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per
1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2
episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Riskesdas 2013, insiden diare berdasarkan gejala pada seluruh
kelompok umur sebesar 3,5% dan insiden diare pada balita sebesar 6,7%.
Sedangkan period prevalence diare pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita
pada KLB diare pada balita tahun 2013 menurun secara signifikan dibandingkan
tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun 2013, namun angka
kejadian diare masih tetap tinggi (Riskesdas,2013).
Pengambilan data awal pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun
2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 2020 orang dari jumlah balita
25880 orang (7,80%). Pada tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita
sebanyak 1740 orang dari jumlah balita 28042 orang (6,20%), Sedangkan pada
tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 1200 orang dari jumlah
balita 20.304 orang (5,91%) (DinKes Kab. Muna, 2015).
Berdasarkan data pada Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu pada tahun
2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 51 dari 646 orang (7,8%). Pada
tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita meningkat hingga menjadi 78 dari
723 orang (10,7%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita
meningkat kembali menjadi 127 orang dari jumlah balita 711 orang (17,8%), pada
tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita mulai Januari sampai Mei sebanyak
54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%) (Puskesmas Katobu, 2016).
Berdasarkan uraian diatas penelititertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik ibu
dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita
berdasarkan pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
b. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita
berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang
kejadian diare pada balita.
b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Petugas / Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan intervensi asuhan kebidanan
pada bayi khususnya mengenai kejadian diare.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam
pengembangan konsep tentang masalah kejadian diare di institusi program
Studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
c. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai konstribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1. Konsep Dasar Penyakit
a. Pengertian Diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih
sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini
adalah beberapa penyakit diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan
dimana:
1) Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3
kali pada anak, konsisten fases encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja.
2) Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang
normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan fases yang
tidak terbentuk.
3) Devekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja.
4) Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang
dikeluarkan.
b. Macam-Macam Diare
Diare dapat dikelompokan menjadi:
1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
c. Mekanisme Dasar Diare
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :
1) Gangguan osmotic
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, dan
selnjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2) Gangguan sekresi
Akibat ransangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus,
selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hyperperistaltik akan meningkatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila
peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula. Sebagai akibat dari
diare akut maupun kronis, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut :
a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi ) kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (metabolik
asidosis), karena :Kehilangan Natrium bicarbonate bersama tinja.
(1) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak
sempurna, sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
(2) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia
jaringan.
(3) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguri dan anuria).
(4) Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler kedalam
cairan intraseluler.
b) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita
diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah
menderita Kekurangan Kalori Protein, karena :
(1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.
(2) Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang
terjadi).Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun sampai 40%, pada bayi dan 50 % pada anak-
anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka ransang,
tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.
c) Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi
sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena:
(1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare
atau muntahnya akan bertambah hebat, sehingga orang tua
hanya sering memberikan air teh saja.
(2) Walaupun susu di teruskan, sering di berikan dengan
pengenceran dalam waktu yang terlalu lama.
(3) Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
Akibat fungsi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis
bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan perdarahan di
dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong
maka penderita dapat meninggal (Nita Nasution, 2012).
e. Tanda/Gejala klinis
Cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja
cair, lendir + darah (terkadang), warna tinja lama kelamaan berwarna hijau
karena tercampur dengan empedu, anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi
asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar).
Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan turun, turgor kulit
menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit
kering.Bila dehidrasi berat maka volume darah anak berkurang dengan
demikian nadi anak cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah
menurun, kesadaran menurun yang di akhiri dengan syok.
a) Faktor infeksi :
(1) Internal (dalam saluran pencernaan) misalnya terjadi pada saat
lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu
atau infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang
berasal dari bayi lain yang terinfeksi.
(2) Parenteral (diluar alat pencernaan, mis OMA).
b) Faktor malabsorbsi
(1) Malabsorbsi karbohidrat
(2) Malabsorbsi lemak
(3) Malabsorbsi protein
c) Faktor makanan : makan - makanan basi, racun, alergi dan lain-lain.
d) Faktor psikologis : rasa takut/cemas dan lain-lain.
f. KomplikasiDehidrasi
Ringan (≤ 5 % BB), Sedang (≤ 5- 10 % BB), Berat (≤ 10-15% BB),
renjatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15 – 25 % anak
menyebapkan tekanan darah menurun), hipokalemia, hipoglikemia, kejang
dan malnutrisi.
g. Cara Mencegah Diare
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare
sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat
kontaminasi:
a) Mencuci tangan sebelum makan.
b) Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum
air keran.
c) Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
d) Utamakan bahan makanan yang segar.
e) Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah
seperti berikut ini untuk pencegahan diare menyebar kepada orang-orang
di sekitar Anda.
a) Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan
handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga
lainnya.
b) Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar.
c) Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang
terakhir.
d) Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan
sebelum menyiapkan makanan.
h. Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah : Pemberian cairan, Dietetic dan Obat-
obatan. Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg
BB/hr sebanyak 1 x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam 1 dan
sisanya adlibitum.Jika setiap kali diare dan umur anak≤ 2 tahun diberikan
½ gelas, ≤ 2-6 tahun diberikan 1 gelas dan anak besar diberikan 400 cc (2
gelas).
Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25 –
100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2 x. Oralit diberikan pada
kasus dehidrasi ringan-berat ± 100 ml/kg BB/ 4-6 jam.
(1) Larutan Gula Garam (LGG)
(2) Gula pasir 1 sendok teh munjung
(3) Garam dapur yang halus ½ sendok teh + air masak/air teh hangat 1
gelas
(4) Air tajin (21 + 5 gr garam)
(a) Cara tradisional : 31 air + 100 gr atau sendok makan munjung
berat di masak selama 45 – 60. Setelah masak air tajin (21+ 5 gr
garam).
(b) Cara biasa : 2 lt air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak
hingga mendidih dan akan didapat air tajin (Weni Kristiyanasari,
2009).
i. Jenis Diare
Menurut Dep.Kes.RI 2007 jenis diare terdiri dari tiga macam yaitu:
1) Diare akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari dan
umumnya kurang dari 7 hari.Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.
2) Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibatnya
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
3) Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan
dan gangguan metabolisme.
j. Potofisiologi Diare
Akibat diare dapat dibagi dalam beberapa bagian :
1) Dehidrasi
Kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih
banyak dari pada asupan/input.
2) Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan
akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.
Hal ini disebabkan karena:
a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan
atau muntahnya bertambah hebat. Orang tua hanya memberikan air
teh saja: pengenceran susu yang diberikan terlalu lama.
b) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan di absorbsi
lebih baik karena adanya hiperperistaltik.
k. Obat Diare
Penanganan : Oralit merupakan satu – satunya obat yang dianjurkan untuk
mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh. (Anik Maryunani : 2010).
2. Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Diare
a. Pendidikan
Pendidikan menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan
status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas
mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik
pada balia dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke
bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap morbiditasbalita. Semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si
balita.Pendidikan adalah proses mendidik yang oleh Ki Hajar Dewantara
didefinisikan sebagai daya upaya untuk perkembangan budi pekerti
(kekuatan batin).
Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan kepribadian
seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab serta
tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan upaya
kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat menuju
perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial
ekonomidisamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi,
kehidupankeluarga, kekayaan, rekreasi dan partipasi
kewarganegaraan.Dengan pendidikan memadai merupakan dasar
pengembangan nalar seseorang dan jalan untuk memudahkan seseorang
menerima motivasi (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).
b. Pekerjaan
Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-rata
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibanding ibu yang bekerja
sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan
tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus
membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Sehingga mempunyai resiko
lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. Sebagian besar diare terjadi
pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan
mempuyai risiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.
Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).
Pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang
dimiliki seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung
dengan akses informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan
dibandingkan dengan orang yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup
dari akses informasi. Angka kematian bayi umpamanya sangat erat
hubungannya dengan pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga, dan telah
diketahui bahwa pada umumnya angka kematian bayi dan balita
meningkat pada status sosial ekonomi rendah (Ruly Dwi Kusumawati,
2014).
Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan disebabkan oleh
tiga hal pokok yaitu :
1) Adanya risiko pekerjaan
Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah macam
penyakit yang dideritanya akan berbeda pula.
2) Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan
Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang
diinginkan. Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah berupaya
menghindari pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang erat,
demikian pula sebaiknya mereka yang bertubuh kuat.
3) Adanya perbedaan status sosial ekonomi
Perbedaan macam pekerjaan yang dimiliki seseorang menyebabkan
terdapatnya perbedaan status sosial ekonomi yang menyebabkan
terdapatnya perbedaan penyakit yang dideritanya.Jenis pekerjaan
sebagai satu variabel dalam berbagai penelitian dianggap dapat
berperan dalam timbulnya suatu penyakit atau penyembuhannya.
c. Asi Eksklusif
Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan Asi
Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan Asi Eksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupan yang
aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada
dalam kolostrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman
penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan
mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang
merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh
yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat
berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).
B. Landasan Teori
Diare pada dasarnya adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair.Buang Air Besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM).
Hingga kini diare masih menjadi child killer/pembunuh anak–anak
peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik
balita, anak–anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian
yang tertinggi terutama terjadi pada bayi dan balita
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang
diperoleh si balita. Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-
rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi disbanding ibu yang bekerja sebagai
buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan
dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh
orang lain. Sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan
penyakit. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita
yang berumur 12-24 bulan mempuyai resiko terjadi diare 2,23 kali disbanding
anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang berbasis lingkungan (Atik Sri Wulandari, 2014).
Terwujudnya perilaku hidup sehat merupakan upaya keluarga dalam
meningkatkan status kesehatan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Tampaknya menjadi semakin jelas bahwa dalam kebanyakan keluarga peran-
peran penting tertumpu pada ibu yaitu sebagai istri, sebagai pemimpin dan
pemberi asuhan
kesehatan. Peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan
utama, pendidik, konselor, dan pemberi asuhan dalam keluarga tetap menjadi
temuan dalam penelitian tersebut. Ia juga mempunyai kontrol substansi terhadap
keputusan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif (pengobatan) atan
preventif (pencegahan), dan bertindak sebagai sumber ketenangan dan bantuan
pada masa-masa sakit (Azwar, 2014).
Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
ASIeksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupanyang aman dan bersih bagi
bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolostrum, sehingga
sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam
tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan
sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan
tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat
berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).
C. Kerang Konsep
Variabel IndependenVariabel Dependen
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan variabel yang diteliti
: Variabel Terikat
Gambar 1. Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna tahun 2016?
2. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna tahun 2016?
Pendidikan Ibu
Pekerjaan IbuBalita Diare
Riwayat Asi Eksklusif
3. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
riwayat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan
Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termaksud dalam penelitian yang bersifat deskriptif yaitu
untuk mengetahui Karakteristik Ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli 2016. Adapun tempat
penelitian yaitu di Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu balita penderita diare di wilayah
kerja Puskesmas Katobu Periode Januari s.d. Juli 2016 sebanyak 54 orang.
2. Sampel
Keseluruhan populasi (total Sampling)sebanyak 54 orang.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independent : Pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat ASI
Eksklusif.
2. Variabel Dependent : Balita diare.
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional
Kriteria objektif dan defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1 dibawah ini
Tabel 1. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Kriteria Obyektif AlatPengumpul
Data
DependentDiare Suatu keadaan
dimana terjadi buangair besar cair ataukeluar lendir denganfrekuensi lebih daritiga kali sehari yangdialami oleh balitayang terpilih sebagaisampel yang tercatatdi register.
a.Independenta. Pendidikan Tingkat pendidikan
terakhir ibu balitaberdasarkan jenjangtingkat pendidikanformal yang dilaluiibu.
a.
a. Tinggi: Akademi/Perguruan Tinggi
b. Sedang : SMAc. Rendah: ≤ SMP
Nominal
b. Pekerjaan Kegiatan pokok ibuyang dilakukan setiaphari untukmemperolehupah/gaji.
a. Bekerja, bila ibu bekerjabaik sebagai PNS,Petani, Buruh,Wiraswasta/Pedagang.
b. Tidak Bekerja, bila ibutidak bekerja atau hanyasebagai ibu rumahtangga saja.
Nominal
c. Riwayat AsiEksklusif
Pemberian Asi 0sampai 6 bulan tanpamemberi makananpendamping apapun.
a. Eksklusif : Pemberianhanya ASI saja tanpatambahan makanan ataucairan lain sampai usiabayi 6 bulan .
b. Tidak Eksklusif :Apabila bayi di berikanmakanan lain sebelumumur 6 bulan
Nominal
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan
data kuesioner checklist yang di isi sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,
yakni:
a. Memeriksa data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,
kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal:
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan
memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (koding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada
saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk
menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan
memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah
diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir
data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan
penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Manual dan Elektronik/komputer.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam
bentuk presentase dengan menggunakan total sample.
P = fn x 100%Keterangan :
X = Persentasi hasil yang dicapai
F = Jumlah setiap kategori
n = Jumlah keseluruhan sampel
k = konstanta (100%) (Ircham, 2008).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian dimulai dengan mengambil surat pengantar kepada
institusi yang akan di tuju ke Kesbang untuk pengambilan surat penelitian
yang di serahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna,
Direktur Akbid Paramata Raha dan Kepala Puskesmas Katobu agar memulai
penelitian di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan membagikan kuisioner kepada responden sesuai
dengan jumlah sampel yang ditentukan setelah terkumpul maka mencatat
semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data dengan
cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah
terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut
oleh setiap responden.
4. Tahap Akhir
Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan analisis univariat kemudian kesimpulan dari
analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografi
Secara geografis, Katobu terletak dibagian Selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 4.490 – 4500
lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122.420 –
122.430 bujur Timur. Puskesmas Katobu merupakan Pusat Pelayanan
Kesehatan masyarakat di Kecamatan Katobu.
b. Letak teritorial
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.
c. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kelurahan Raha I, Kelurahan
Laende, Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan
Butung-butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan
Kelurahan Raha III dengan luas daratan 12,88 km2.
d. Demografis
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu Tahun 2015
sebanyak 7.771 jiwa, terdiri dari 14.299 jiwa laki-laki, dan 15.735jiwa
perempuan. Tersebar masing-masing di 7 Kelurahan yaitu :
Tabel 2.Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015
No. Kelurahan
Jenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
1. Kel. Raha I 1.308 1.414 2.722
2. Kel. Laende 1.697 1.635 3.332
3. Kel. Raha II 2.625 2.900 5.525
4. Kel. Mangga
Kuning
1.364 1.666 3.030
5. Kel. Butung-butung 1.143 1.290 2.433
6. Kel. Watonea 1.647 1.882 3.529
7. Kel. Wamponiki 2.143 2.375 4.518
8. Kel. Raha III 2.372 2.573 4.945
Jumlah 14.299 15.735 30.034
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Katobu, 2015
Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan
Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri dari
Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda 4 1 unit,
kendaraan roda 2 6 unit.
1) Tenaga Kesehatan
Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki
beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis,
paramedis perawat, paramedis non perawat, tata usaha, dan sopir.
Tenaga medis terdiri dari 3 orang Dokter Umum dan 2 orang Dokter
Gigi. Tenaga paramedis terdiri dari 9 orang bidan, perawat 20 orang.
Tenaga paramedis non perawat terdiri dari petugas gizi 4 orang,
kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang dan
FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli komputer 4
orang dan sopir 1 orang.
2. Karakteristik Responden
Data sekunder yang di peroleh dari Register Puskesmas Katobu
Januari s.d Juli Tahun 2016, terdapat 54 berdasarkan analisis univariat
diuraikan sebagai berikut.
a. Umur
Distribusi responden berdasarkan umur di Wilayah Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna 2016 dapat lihat tabel 3 berikut.
Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016
No. Umur Frekuensi (f) %1. < 20 Tahun 7 12,962. 21-30 Tahun 26 48,153. 31-40 Tahun 18 33,334. 41-50 Tahun 3 5,56
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada umur 21-30 tahun sebanyak 26 orang (48,15%), umur
31-40 tahun sebanyak 18 orang (33,33%), sebanyak 7 orang (12,96%)
berumur <20 tahun dan umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang (5,56%).
b. Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas
Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada
tabel 4 berikut.
Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016
No. Pendidikan Frekuensi (f) %
1. Tinggi 4 7,41
2. Sedang 42 77,78
3. Rendah 8 14,81
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%),
pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi
sebanyak 4 orang (7,41%).
c. Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas
Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada
tabel 5 berikut.
Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016
No. Pekerjaan Frekuensi (f) %
1. Bekerja 15 27,78
2. Tidak Bekerja 39 72,22
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%),
sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).
d. Riwayat Asi Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Tahun Muna 2016
dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif
di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016
No. Riwayat Asi
Eksklusif
Frekuensi (f) %
1. Eksklusif 2 96,29
2. Tidak eksklusif 52 3,70
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak
52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya
sebanyak 2 orang (3,70%).
B. Pembahasan
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.Buang Air Besar yang tidak normal
dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu
kesehatan anak FKUI/RSCM). Adapun variabel yang diteliti adalah pendidikan,
pekerjaan dan riwayat Asi eksklusif.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan
kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung
jawab serta tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan
upaya kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat
menuju perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial
ekonomi disamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi, kehidupan
keluarga, kekayaan, rekreasi dan partisipasikewarganegaraan(Atik Sri
Wulandari, 2014).
Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal
maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa (Ariani, 2014).
Hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada balita yaitu
pada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorietas
pada tingkat preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan
dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.
Hasil penelitian menunjukan dengan kejadian diare berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak
42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan
pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%).
Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bahwa kelompok ibu dengan
status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas
mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada
balita dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah.
Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap morbiditas balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita.
Hasil penelitian ini pendidikan seseorang tidak menjamin dimilikinya
pengetahuan tentang diare dan pencegahannya dapat dilihat dari responden
yang memiliki pendidikan tinggi, sedang maupun rendah tetap berisiko terjadi
diare pada balita.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nisramulan (2012) ’’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita
di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’
kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan ibu, untuk kategori rendah
sebanyak 55responden (70,5%), tingkat pendidikan kategori sedang mencapai
19 responden (24,4%),dan yang mempunyai pendidikan kategoritinggi hanya
4 responden (5,1%).
b. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan
juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung dengan akses
informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan dibandingkan dengan orang
yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup dari akses informasi. Angka
kematian bayi umpamanya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan
pendapatan kepala keluarga, dan telah diketahui bahwa pada umumnya angka
kematian bayi dan balita meningkat pada status sosial ekonomi rendah(Ruly
Dwi Kusumawati, 2014).
Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang
yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan
memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar akan dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan
keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada
ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang
bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).
Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa ada hubungan antara
pekerjaandengan masalah kesehatan disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu :
adanya risiko pekerjaan, adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan,
Adanya perbedaan status sosial ekonomi.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nisramulan (2012) ‘’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’
mayoritas responden tidak bekerja yakni sebanyak 63 orang (80,8%),
sedangkan yang bekerja hanya sebanyak 15 responden (19,2%).
Lebih dari setengah total jumlah responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga, sehingga kurang berinteraksi satu sama lain untuk saling bertukar
informasi tentang masalah-masalah kesehatan sehingga masyarakat kurang
mendapatkan informasi tentang cara menghindari terjadinya suatu penyakit
termasuk kejadiaan diare.
Salah satu penyebabnya terjadi diare pada balita adalah karena ibu
balita harus bekerja sehingga kurang memperhatikan balitanya. Ibu balita yang
tidak bekerja tetapi anaknya dapat terkena penyakit diare hal inidisebabkan
karena balita banyak di lebih lama berada diluar rumah untuk bermain
sehingga ibu tidak mengetahui apa yang dilakukan balita dan makanan yang
dimakan oleh balita sehingga tidak dapat dijangkau kebersihannya oleh ibu
balitanya maka mudah terkena penyakit diare.
c. Riwayat Asi Eksklusif
ASI eksklusif adalah Pemberian Asi 0 sampai 6 bulan tanpa memberi
makanan pendamping apapun. Pemberian Asi secara dini dan eksklusif
sekurang kurang 4-6 bulan akan zat yang dapat membantu mencegah penyakit
pada bayi. Hal ini disebabkan karena ada antibodi penting yang ada dalam
kolostrum dan ASI (dalam jumlah sedikit). Yang tidak mendapatkan ASI
berisiko terkena diare lebih besar dibandingkan dengan balita yang mendapat
ASI (Hardi, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada
ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29)
sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang
(3,70%).Hasil penelitian ini sejalan dengan teori, bahwa ada hubungan antara
pemberian Asi eksklusif dengan kejadian diare dimana dari 54 responden yang
memberikan Asi ekslusif hanya 2 orang. Dan hasil penelitian tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2015) ‘’Hubungan Antara
Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 7-12 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta’’ Hasil Penelitian
yang telah di lakukan terhadap 36 responden menunjukkan ibu yang
meberikan ASI eksklusif sebanyak 25 orang atau 69,4% sedangkan ibu yang
tidak meberikan ASI eksklusif sebanyak 11 orang atau 30,6%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu
responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%),
pendidikan rendah sebanyak (14,81%), dan pendidikan tinggi (7,41%).
1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan ibu yaitu
responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),
sedangkan ibu yang bekerja (27,78%).
2. Gambaran karakteristik responden berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu
responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif
sebanyak (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif sebanyak
(3,70%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang karakteristik ibu dengan kejadian diare
pada balita maka disarankan sebagai berikut.
Bagi petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara
pencegahan dan pencegahan terhadap terjadinya diare pada balita serta
menginformasikan akan hal pentingnya pemberian ASI eklusif pada bayi sehingga
program ASI eklusif bisa tercapai dan manfaat ASI bisa drasakan dimana salah
satunya dapat mencegah terjadinya diare pada anak. Bagi ibu balita yang tidak
bekerja untuk memperhatikan anaknya agar tidak melakukan aktivitas terlalu lama
diluar rumah yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai mcam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Putri Ayu. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitan Kebidanan danKesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Azwar, Saifuddin. (2014). SikapManusia :TeoridanPengukurannya.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Depkes.RI.(2011).Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Diktoral JendralPPM dan PL. http: //www. Depkes.go.id/ downloads/SK1216.01.pdfDiakses pada tanggal 21 Juli 2016
Dwi, Kusumawati Ruly. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu denganPenanganan Diare pada Balita.Available at http://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24 Agustus 2014.
Kemenkes, RI.(2013).Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Volume 2triwulan 2.Jakarta : Tim Redaksi
Kristiyanasari, Weni.(2009) Neonatus dan Asuhan KeperawatanAnak.Yogyakarata : Nuha Medika
Ircham, Machfoedz MS. (2011) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik.2010Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : CV TransInfo Media
Nasution, Nita. (2012)Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.Yogyakarta :Cakrawali Ilmu
Nisramulan (2012) ’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita diPuskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011.AkbidParamata Raha
Prabowo, Juli (2015) Hubungan pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian diarepada anak usia 7-12 bulan.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article tanggal31Agustus 2015
Sri Wulandari, Atik (2014) Kasus diare dengan Faktor Ekonomi.Available athttp://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24Agustus 2014.
WHO (2014) Diare Pada Balita.http//www.devinfo.info/immunization pentinguntuk mencegah penyakit berbahaya. Diposting tanggal 28 Juli 2016
Zubir, Juffrie, M dan Wibowo, T. Kutipan Nisramulan (2009) Faktor-faktorRisiko Kejadian Diare Akut Pada Anak 0-35 Bulan di Kabupaten Bantul.Sains Kesehatan
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATANKATOBUKABUPATEN MUNA TAHUN 2016
No Nama UmurPendidikan Pekerjaaan Riwayat Asi Eklusif
Tinggi Sedang Rendah Bekerja Tidak Bekerja Eklusif Tidak Ekslusif1. Ny. S 28 Tahun - - - - 2. Ny. S 27 Tahun - - - - 3. Ny. A 30 Tahun - - - - 4. Ny. U 26 Tahun - - - - 5. Ny. I 24 Tahun - - - - 6. Ny. D 28 Tahun - - - - 7. Ny. H 25 Tahun - - - - 8. Ny. A 33 Tahun - - - - 9. Ny. S 36 Tahun - - - - 10. Ny. Y 32 Tahun - - - -
11. Ny. M 30 Tahun - - - - 12. Ny. S 22 Tahun - - - - 13. Ny. I 33 Tahun - - - - 14 Ny. T 42 Tahun - - - - 15. Ny. F 24 Tahun - - - - 16. Ny. D 20 Tahun - - - - 17. Ny. A 30 Tahun - - - - 18. Ny. I 30 Tahun - - - - 19. Ny. H 35 Tahun - - - - 20. Ny. H 20 Tahun - - - - 21. Ny. N 19 Tahun - - - -
22. Ny. I 18 Tahun - - - - 23. Ny. H 38 Tahun - - - - 24. Ny. L 24 Tahun - - - - 25. Ny. S 32 Tahun - - - - 26. Ny. Z 18 Tahun - - - - 27. Ny. H 31 Tahun - - - - 28. Ny. F 31 Tahun - - - - 29. Ny. H 33 Tahun - - - - 30. Ny. A 25 Tahun - - - - 31. Ny. H 30 Tahun - - - - 32. Ny. N 24 Tahun - - - - 33. Ny. Y 41 Tahun - - - - 34. Ny. R 23 Tahun - - - - 35. Ny. A 34 Tahun - - - - 36. Ny. I 37 Tahun - - - - 37. Ny. D 37 Tahun - - - - 38. Ny. D 38 Tahun - - - - 39. Ny. A 40 Tahun - - - - 40. Ny. I 27 Tahun - - - - 41. Ny. S 23 Tahun - - - - 42. Ny. K 19 Tahun - - - - 43. Ny. A 25 Tahun - - - - 44. Ny. M 29 Tahun - - - - 45. Ny. M 25 Tahun - - - -46. Ny. H 30 Tahun - - - - 47. Ny. A 20 Tahun - - - - 48. Ny. M 43 Tahun - - - -
49. Ny. R 32 Tahun - - - 50. Ny. U 29 Tahun - - - - 51. Ny. L 29 Tahun - - - - 52. Ny. F 28 Tahun - - - - 53. Ny. A 28 Tahun - - - - 54. Ny. H 29 Tahun - - - -
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Kode Responden :
A. Karakteristik Responden
1. Nama/Inisial : .......................
2. Umur : .......................
3. Pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tangga
b. Buruh
c. Wiraswasta / pedagang
d. PNS
5. Asi Eksklusif :
a. Ya
b. Tidak
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna dengan judul:
“Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016.”
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan
dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Raha, Juli 2016
Responden
( )