KABUPATENKOLAKATahun 2014
PROFIL KESEHATANPROFIL KESEHATAN
DINAS KESEHATANKABUPATEN KOLAKA TAHUN 2015
Target AKB Nasional
Capaian AKB Kab. Kolaka
2010 2011 2012 2013 2014
3432
2927
24
16,2
11,1 11,6
8,711,2
Angka Kematian Bayi
http://www.dkkkolaka.esy.esEmail; [email protected]; [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif. Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka berasal dari unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan serta institusi lain yang memiliki data terkait bidang kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka dapat membantu kita dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu Kecamatan dengan Kecamatan lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Kolaka, serta sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya. Terdapat perbedaan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 dibandingkan dengan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu perubahan sistematika bab. Pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka terdahulu, sistematika bab secara berurutan terdiri dari ; Pendahuluan, Gambaran Umum, Situasi Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan. Sedangkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 urutan bab terdiri dari Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu & Kesehatan Anak), serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft copy (pdf) yang dapat diunduh di website www.dkkkolaka.esy.es Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Kabupaten Kolaka. Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini, kami mengucapkan terima kasih.
ii
Tim Penyusun
Pengarah : dr. Hj. Rosmawati
Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes
Sekretaris : Santosa, SKM
Anggota : Nasruddin, SKM Tamsidar, AMG
Jumiati Bandu, SKM
Kontributor : Sekretariat
Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan
Bidang Penunj. Medis, Kefarmasian dan Promkes Bidang Pengemb. SDM, Pembiayaan dan SIK
UPTD Instalasi Farmasi UPTD Laboratorium Kesehatan
Judul : Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Dicetak : Mei Tahun 2015
Diterbitkan oleh : DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA
Jl. Pancasila No. 12 Kolaka 93500 Phone/Fax 0405-2321170, 2321037 web-blog:http://dkkkolaka.esy.es
email : [email protected], [email protected]
iii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR i
TIM PENYUSUN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIK vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1 2. SistematikaPenyajian 1
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geografi 2. Keadaan Demografi 3. Rasio Beban Tanggungan 4. Keadaan Lingkungan
3 4 8
11
B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT 15
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
A. Dasar Pembangunan Kesehatan B. Visi dan Misi C. Tujuan dan Sasaran D. Strategi/Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran
18 19 20 23
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2014
A. MORTALITAS 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Angka Kematian Ibu (AKI)
B. MORBIDITAS 1. Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung 2. Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) 3. Penyakit Menular Bersumber Vektor dan Binatang 4. Trend Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular
BAB V UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Pelayanan Keluarga Berencana
26 28
30 38
41 45
47 53
iv
3. Imunisasi
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 1. Pelayanan Kesehatan Rujukan 2. Pelayanan Kesehatan Penunjang 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2. Status Gizi Balita 3. Pemberian Kapsul Vitamin A 4. Pemberian Tablet Besi 5. ASI Eksklusif 6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
55
59 61 61
62 63 66 66 67 68
BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN 69
B. SUMBER DAYA TENAGA 81 C. DISTRIBUSI TENAGA BERDASARKAN UNIT KERJA 85 D. PEMBIAYAAN KESEHATAN 85 E. SARANA INFORMASI KESEHATAN 89
BAB VII PENUTUP 90
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Gambaran Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah 6
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif
8
Tabel 3. Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 10
Tabel 4. Data Hasil Pemeriksaan TTU 14
Tabel 5. Data Hasil Pemeriksaan TPM 14
Tabel 6. Jumlah Penduduk/KK terhadap Akses Air Minum 15
Tabel 7. Data Kematian bayi berdasarkan Penyebab 28
Tabel 8. Data Kematian Ibu berdasarkan Puskesmas dan Penyebab Kematian
30
Tabel 9. Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 72
Tabel 10. Fasilitas Kesehatan berdasarkan Pemilik/Pengelola 73
Tabel 11. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit 77
Tabel 12. Penggunaan Obat Generik per Puskesmas 81 Tabel 13. Tenaga PNS Kesehatan berdasarkan Unit Kerja 85
Tabel 14. Alokasi Anggaran Kesehatan berdasarkan sumbernya 88
vi
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Kolaka 3
Gambar 2. Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2014
4
Gambar 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Kecamatan Tahun 2014
5
Gambar 4. Piramida Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2014 5
Gambar 5. Peta persebaran Penduduk Kabupaten Kolaka berdasarkan Kecamatan Tahun 2014
7
Gambar 6. Proporsi Kondisi Rumah Sehat dari Rumah yang diperiksa di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
12
Gambar 7. Keadaan Rumah Sehat Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
12
Gambar 8. Proporsi Penduduk/KK memiliki Akses Air Bersih/Air Minum di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
13
Gambar 9. Proporsi Kepala Keluarga memiliki Jamban Sehat di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
13
Gambar 10. Perkembangan Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
17
Gambar 11. Trend Angka Kematian Bayi per 1000 KLH di Kabupaten Kolaka dan Angka Nasional Tahun 2010-2014
26
Gambar 12. Peta Wilayah Kejadian Kematian Bayi berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
27
Gambar 13. Trend Angka Kematian Ibu per 100.0000 kelahiran hidup di Kabupaten Koalka tahun 2010-2014
28
Gambar 14. Peta wilayah kejadian Kematian Ibu di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
29
Gambar 15. Proporsi BTA+ di anatara seluruh Suspek TB Paru di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
31
Gambar 16. Propirsi BTA+ di antara seluruh kasus TB Paru menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
32
Gambar 17. Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan Seluruh Kasus (Suspek) per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2014
33
Gambar 18. Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan Pasien TB di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
33
Gambar 19. Jumlah Kasus Baru HIV Positif, Kasus Meninggal, dan Total Kasus HIV di Kabupaten Kolaka Tahun 2011-2014
34
Gambar 20. Angka Kesakitan Penyakit ISPA Per 1000 Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
35
Gambar 21. Angka Kesakitan Pneumonia Balita per 1000 Penduduk Balita Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
36
Gambar 22. Angka Kesakitan Penyakit Diare per 100.000 Penduduk kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
37
Gambar 23. Angka Kesakitan Penyakit Kusta per 100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
38
Gambar 24. Peta Persebaran Kasus Campak berdasarkan Kecamatan 39
vii
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Gambar 25. Peta Kasus AFP berdasafrkan Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
41
Gambar 26. Pencapaian Angka Kesakitan Penyakit DBD/100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan Angka Target Nasional Tahun 2010-2014
42
Gambar 27. Peta Wilayah Kejadian Kematian akibat Penyakit DBD di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
43
Gambar 28. Angka Kesakitan Penyakit Malaria per 1000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan target Nasional Tahun 2010-2014
43
Gambar 29. Pencapaian Angka Kesakitan Filariasis Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
44
Gambar 30. Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
45
Gambar 31. Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
46
Gambar 32. Presentase Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
47
Gambar 33. Presentase Cakupan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014
48
Gambar 34. Presentase Cakupan Penanganan Bumil Resti Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014
49
Gambar 35. Presentase Cakupan Penanganan Neonatal Resti Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010-2014
50
Gambar 36. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (3 Kali) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
50
Gambar 37. Cakupan Pemeriksaan Balita Prasekolah Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
52
Gambar 38. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 Tahun 2010-2014
53
Gambar 39. Gambaran Peserta KB Aktif Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
54
Gambar 40. Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif Tahun 2014
54
Gambar 41. Presentase Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014
57
Gambar 42. Presentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014
57
Gambar 43. Presentase Cakupan UCI Desa Kabupaten Kolaka menurut Puskesmas Tahun 2014
58
Gambar 44. Pola 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Se-Kabupaten Kolaka Tahun 2014
59
Gambar 45. Pola 10 Penyakit Rawat Jalan Terbesar di RSUD Kabupaten Kolaka Tahun 2014
60
Gambar 46. Pola 10 Penyakit Rawat Inap Terbesar di RSUD Kabupaten Kolaka Tahun 2014
60
Gambar 47. Peta Lokasi Kasus BBLR di Kabupaten Kolaka Tahun 62
viii
2010-2014
Gambar 48. Presentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
63
Gambar 49. Peta Lokasi Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
64
Gambar 50. Presentase Kasus Gizi Buruk Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
64
Gambar 51. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
65
Gambar 52. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
66
Gambar 53. Cakupan Pemberian Tablet Fe3 (90 Tablet) Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
67
Gambar 54. Trend Presentase bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
67
Gambar 55. Jumlah Puskesmas se-Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
70
Gambar 56. Presentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
75
Gambar 57. Perkembangan Strata Posyandu di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
67
Gambar 58. Perkembangan Rumah Sakit di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
77
Gambar 59. Penggunaan Obat Generik per Puskesmas di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
80
Gambar 60. Presentase Penggunaan Obat Generik per Puskesmas di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
80
Gambar 61. Proporsi Tenaga Kesehatan menurut Kategori di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
84
Gambar 62. Gambaran Anggaran Dinas Kesehatan Kab. Kolaka berdasarkan Alokasi dan realisasi Tahun 2010-2014
86
Gambar 63. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji Pegawai) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
86
Gambar 64. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Langsung (Belanja Kegiatan) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
87
Gambar 65. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Barang dan jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
87
Gambar 66. Alokasi dan realisasi Anggaran Belanja Modal Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
88
Halaman 1 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah satu produk
dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Kolaka yang dapat digunakan
untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kabupaten.
Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014 adalah gambaran
situasi kesehatan yang memuat berbagai data tentang hasil pencapaian
pelaksanaan pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat
tentang data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian
indikator hasil kinerja pembangunan kesehatan.
B. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :
BAB I – PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan tentang Maksud, Tujuan dan
Sistematika Penyajiannya.
BAB II – GAMBARAN UMUM
Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Kolaka
dalam hal Keadaan Geografis, Keadaan Demografi, Sarana
Kesehatan, Keadaan Lingkungan dan Perilaku Masyarakat di
Kabupaten Kolaka.
BAB III – PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN.
Menguraikan tentang Dasar Pembangunan Kesehatan, Visi
dan Misi, Tujuan dan Sasaran serta Strategi Dalam
Pencapaian Tujuan.
Halaman 2 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB IV – SITUASI DERAJAT KESEHATAN.
Memuat informasi tentang angka kematian (Mortalitas) dan
Angka kesakitan (Morbiditas).
BAB V – UPAYA KESEHATAN.
Memuat informasi tentang hasil pencapaian Pelayanan
Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan dan
Penunjang, dan Perbaikan Gizi Masyarakat.
BAB VI – PENUTUP
Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/
kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan
untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan
perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan
keputusan di Kabupaten Kolaka.
LAMPIRAN
Berisi resume dan tabel data profil kesehatan tahun 2014 mulai tabel 1 s/d
tabel 81.
Halaman 3 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geografi
Secara geografis Kabupaten Kolaka terletak di jazirah bagian tenggara
Pulau Sulawesi dan secara geografis berada di bagian barat Propinsi
Sulawesi Tenggara yang melintang dari utara ke selatan di antara 3000’-
50 00’ LS dan membujur dari barat ke timur antara 1200 30’- 1230 00’ BT
tahun 2014, secara administratif kabupaten Kolaka terbagi atas 12
kecamatan yang terdiri dari 32 kelurahan dan 103 desa dengan luas
wilayah daratan 3.265,30 KM2 dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Kolaka Utara Sebelah Timur : Kabupaten Kolaka Timur Sebelah Selatan : Kabupaten Bombana Sebelah Barat : Teluk Bone
Adapun batas wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada
gambar peta berikut :
Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Kolaka
Kab. Kolut
Teluk Bone
TELUK BONE
Halaman 4 Profil Kesehatan Tahun 2014
2. Keadaan Demografi
Pada tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka menghitung
estimasi jumlah penduduk dengan metode geometrik. Metode ini
menggunakan prinsip bahwa parameter dasar demografi yaitu
parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per tahun tumbuh konstan.
Metode ini lebih mudah dilakukan dengan mengkaji pertumbuhan
penduduk di dua atau lebih titik waktu yang berbeda berikut ini grafik
penduduk kabupaten Kolaka selama 5 tahun terakhir .
Gambar 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Jenis Kelamin
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010, Hasil Sensus Penduduk Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Hasil Estimasi
Jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2014 Estimasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka setelah pemisahan wilayah Kolaka dan
Kolaka Timur adalah 244.154 jiwa yang terdiri dari 122.630 laki-laki dan
121.524 perempuan dengan 44.595 rumah tangga/KK atau rata-rata 4 -
5 jiwa per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 49
Jiwa/km2 dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan
Toari sebesar 197 jiwa/km2 sedangkan yang terendah adalah di
Kecamatan Tanggetada sebesar 35 jiwa/km2. Untuk mengetahui
gambaran penduduk per kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
-
50.000
100.000
150.000
200.000
2010 2011 2012 2013 2014
16
1.9
14
15
8.0
81
16
5.7
38
17
3.3
95
12
2.6
30
15
3.3
18
16
4.6
41
16
4.2
44
16
3.8
47
12
1.5
24
Laki-laki Perempuan
Halaman 5 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Kolaka menurut Kecamatan
Tahun 2014
Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
Adapun komposisi penduduk kabupaten Kolaka berdasarkan Jenis
kelamin dan golongan umur dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 4
Piramida Penduduk Kabupaten Kolaka Tahun 2014
14.17514.853
13.20711.173
10.13311.594
10.5889.812
8.2816.281
4.7763.730
2.638
1.9271.1541.211
13.295 13.932
12.347 10.548 10.580
11.272 10.279
9.255 7.459
5.588 4.515
3.008 2.471
1.689 1.154 1.229
-20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0 5.000 10.000 15.000 20.000
Perempuan Laki-Laki
Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
7.573
7.859
10.404
11.883
15.518
17.152
20.416
21.673
24.533
32.127
32.874
42.142
- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000
Polinggona
Iwoimendaa
Toari
Baula
Tanggetada
Watubangga
Wolo
Wundulako
Samaturu
Latambaga
Pomalaa
Kolaka
75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5 - 9
0 - 4
Halaman 6 Profil Kesehatan Tahun 2014
Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kabupaten
Kolaka termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari
jumlah penduduk usia muda yang masih tinggi. Badan piramida besar,
ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada
kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal
ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup.
Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap penduduk usia tua.
Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai sebagai
meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan
tetapi juga dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini
sudah tidak produktif lagi. Rincian jumlah penduduk menurut jenis
kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Kolaka tahun 2014 dapat
dilihat pada Tabel 2. Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat
dipelajari dengan menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer
persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan
bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
Kepadatan rata-rata penduduk di Kabupaten Kolaka berdasarkan hasil
estimasi sebesar 75 penduduk per km2. Kepadatan penduduk berguna
sebagai acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran
penduduk. Kepadatan penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1
Gambaran Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah Kabupaten Kolaka Tahun 2014
KECAMATAN LUAS WILAYAH (km 2)
JUMLAH DESA /
KELURAHAN
JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
PENDUDUK per km 2
IWOIMENDAA 194,3 10 7.859 40
WOLO 536,3 14 20.416 38
SAMATURU 344,7 19 24.533 71
LATAMBAGA 298,2 7 32.127 108
KOLAKA 217,3 7 42.142 194
WUNDULAKO 478,1 11 21.673 45
BAULA 150,5 10 11.883 79
POMALAA 373,8 12 32.874 88
TANGGETADA 441,7 14 15.518 35
POLINGGONA 80,5 7 7.573 94
WATUBANGGA 97,1 14 17.152 177
TOARI 52,8 10 10.404 197
KABUPATEN 3.265,30 135 244.154 75 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
Halaman 7 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 5
Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Kolaka Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014
Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
Pada Gambar 5 di atas menunjukkan kepadatan penduduk dan jumlah
penduduk di Kabupaten Kolaka secara umum belum merata. Jumlah
penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Kolaka, Pomalaa dan
Latambaga sementara jumlah penduduk terendah terletak di Kecamatan
Polinggona dan Kecamatan Iwoimendaa. Kalau dilihat dari segi
kepadatan penduduk di Kabupaten Kolaka, kepadatan tertinggi terdapat
di Kecamatan Toari sebesar 197 penduduk per km2. Di kecamatan ini
merupakan wilayah transmigrasi sehingga penduduknya cukup padat,
Kecamatan Kolaka sebesar 194 penduduk per km2, kecamatan ini
adalah ibukota kabupaten Kolaka dan Watubangga sebesar 177
penduduk per km2. Kepadatan penduduk terendah di Kabupaten
Kolaka terdapat di Kecamatan Tanggetada sebesar 35 penduduk per
km2, Wolo 38 penduduk per km2 dan Iwoimendaa sebesar 40 penduduk
per km2. Untuk pemerataan penduduk di Kabupaten Kolaka dapat
digunakan cara, antara lain : transmigrasi atau program memindahkan
penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya
Halaman 8 Profil Kesehatan Tahun 2014
baik dilakukan atas bantuan pemerintah maupun keinginan diri sendiri,
pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri, terutama
untuk Kecamatan yang luas wilayahnya tapi kurang penduduknya;
pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan jumlah kelahiran
melalui program keluarga berencana atau penundaan umur nikah
pertama.
3. Rasio dan Beban Tanggungan
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering
digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka
Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan
adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang
yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke
atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur
15–64 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan
menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap
umur non produktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara.
Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi.
Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan
Menurut Jenis Kelamin dan kelompok Usia Produktif dan Non Produktif di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0 – 14 Tahun 44.056 41.436 85.492
2 15 – 64 Tahun 74.342 75.002 149.345
3 65 Tahun keatas 4.231 5.086 9.317
Jumlah 122.629 121.524 244.154
Angka Beban Tanggungan 65,0 62,0 63,5 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
Halaman 9 Profil Kesehatan Tahun 2014
Pada Tabel 2 di atas, Angka Beban Tanggungan penduduk Kolaka
pada tahun 2014 sebesar 63,5. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk
Kolaka yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga
menanggung 63,5 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila
dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-
laki lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan. Pada tahun 2014,
angka beban tanggungan laki-laki sebesar 65,0, yang berarti bahwa 100
orang penduduk laki-laki yang produktif, disamping menanggung dirinya
sendiri, akan menanggung beban 65,0 penduduk laki-laki yang
belum/sudah tidak produktif lagi. Penduduk sebagai determinan
pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program
pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus
didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di
bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat
kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari
sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor
pendidikan, sektor ekonomi, sektor sosial dan pemerintahan juga
memiliki peranan yang cukup besar. Untuk mendukung upaya tersebut
diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran
program pembangunan kesehatan.
Halaman 10 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel 3 Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
No. Sasaran Program Kelompok
Umur
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Jumlah Penduduk Semua umur
122.630 121.524 244.154
2 Bayi 0 tahun 2.317 2.203 4.520
3 Batita 0-2 tahun 8.839 8.361 17.201
4 Anak Balita 1-4 tahun 12.154 11.447 23.601
5 Balita 0-4 tahun 15.089 14.236 29.325
6 Prasekolah 5-6 tahun 6.152 5.777 11.929
7 Anak Usia Klas 1 SD / Setingkat
7 tahun 3.031 2.843 5.874
8 Anak Usia SD/Setingkat 7-12 tahun 17.578 16.464 34.043
9 Penduduk Usia Muda <15 tahun 44.056 41.436 85.492
10 Penduduk Usia Produktif 15-64 tahun 74.342 75.002 149.345
11 Penduduk Pra Usia Lanjut 45-59 tahun 13.588 13.292 26.880
12 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 tahun 6.599 7.671 14.270
13 Penduduk Usia Lanjut Resti ≥ 70 tahun 2.436 3.175 5.611
14 Wanita Usia Subur 15-49 tahun - 64.609 64.609
15 Wanita Usia Subur Imunisasi 15-39 tahun - 51.983 51.983
16 Ibu Hamil 1,10 x LH - 4.972 4.972
17 Ibu Bersalin 1,05 x LH - 4.746 4.746
18 Ibu Nifas 1,05 x LH - 4.746 4.746
19 Lahir Hidup
2.317 2.203 4.520 Sumber : Seksi Data dan Informasi Dinas Kesehatan Tahun 2014, Hasil Estimasi
Data penduduk sasaran program sangat diperlukan bagi pengelola
program terutama untuk menyusun perencanaan (tahunan dan lima
tahunan) serta evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan. Dalam perencanaan biasanya diperlukan untuk
menghitung sasaran, menyusun rencana kegiatan serta kebutuhan
sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan.
Halaman 11 Profil Kesehatan Tahun 2014
4. Keadaan Lingkungan
Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan
pada peningkatan kualitas lingkungan melalui pemanfaatan dan
kepemilikan sanitasi dasar. Sanitasi merupakan faktor penting dalam
menciptakan lingkungan yang sehat. Banyaknya penyakit ditularkan
karena tidak dilakukan cara-cara penanganan sanitasi yang benar.
Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya
peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan
kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala.
Upaya yang dilakukan mencakup pembinaan, pemantauan,
pemeriksaan fasilitas sanitasi dasar. Sehingga diharapkan secara
epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna
terhadap kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang lebih baik, ada beberapa indikator penting penyehatan
lingkungan pemukiman yang dapat dikemukakan yaitu :
a) Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki sarana sanitasi dasar
antara lain: jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai
rumah tidak terbuat dari tanah. Dari kompilasi data yang terkumpul,
Pemeriksaan rumah belum dilaksanakan secara menyeluruh
sehingga data pembanding antara rumah yang ada dengan rumah
yang memenuhi kriteria sehat sangat jauh berbeda dari kenyataan
dilapangan.
Grafik di bawah menggambarkan bahwa berdasarkan rekapitulasi
laporan puskesmas hasil kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
diperoleh gambaran bahwa dari 48.134 Rumah yang diperiksa pada
tahun 2014 terdapat 24.860 rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Halaman 12 Profil Kesehatan Tahun 2014
(51,6%) ini lebih kecil dibanding tahun 2013 lalu sebelum Kabupaten
Kolaka mekar yakni 54.095 rumah yang diperiksa dan rumah
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 38.811 rumah (53.9%), terjadi
peningkatan sebesar 4,16% dibanding rumah sehat tahun 2012
sebanyak 35,798 (49.74%).
Gambar 6 Proporsi Kondisi Rumah Sehat dari Rumah yang diperiksa
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
berikut data gambaran kondisi rumah sehat tahun 2010 s/d 2014.
Gambar 7 Keadaan Rumah Sehat Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 - 2014
Sehat24.860 34%
Tidak Sehat48.134 66%
Sehat Tidak Sehat
71
.77
0
72
.17
7
72
.46
4
72
.71
3
48
.13
4
56
.69
2
61
.10
6
53
.54
8
48
.50
9
24
.86
0
67% 67%74%
63%
51,6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
2010 2011 2012 2013 2014
JML RUMAH DIPERIKSA % SEHAT
`
Halaman 13 Profil Kesehatan Tahun 2014
b) Sarana Sanitasi Dasar
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga
meliputi persediaan air bersih (PAB) dan Jamban keluarga. Adapun
kondisi Kepemilikan sarana penyehatan lingkungan pemukiman
berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Kolaka
tahun 2014 yang memilki akses air bersih baru 49 % dari total
penduduk seperti terlihat pada grafik berikut :
Gambar 8 Proporsi Penduduk/KK Memiliki Akses Air Bersih/Air Minum
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Gambar 9 Proporsi Kepala Keluarga Memiliki Jamban Sehat
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Memilki Akses Air Bersih119.598
49%
Tidak Memiliki Akses
124.556 51%
Memilki Akses Air Bersih Tidak Memiliki Akses
Sehat124.556
51%
Jamban Tidak Sehat
119.598 49%
Sehat Jamban Tidak Sehat
Halaman 14 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 8 di atas menunjukkan gambaran Kepala Keluarga (KK)
yang diperiksa dan memiliki jamban sehat baru mencapai 51 % pada
tahun 2014.
c) Tempat Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan
Makanan (TUPM) adalah sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. adapun TTU yang
dilakukan pemantauan adalah Sarana Pendidikan, Fasilitas
pelayanan Kesehatan dan Hotel. Adapun hasil pemantauan
kesehatan Tempat Tempat Umum (TTU) Kabupaten Kolaka Tahun
2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Data Hasil Pemeriksaan TTU
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
No Jenis TTU Jumlah Diperiksa Memenuhi
Syarat %
MS
1 Sekolah 241 241 196 91
2 Puskesmas 14 14 14 100
3 Hotel 32 32 29 84
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) adalah sarana yang dikunjungi
banyak orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit.
Adapun TPM yang dilakukan pemantauan adalah Jasa Boga,
Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum dan Makanan Jajanan.
adapun hasil pemantaun Kesehatan Tempat Pengolahan Makanan
(TPM) Kabupaten Kolaka Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Data Hasil Pemeriksaan TPM Kabupaten Kolaka Tahun 2014
No Jenis TPM Jumlah Diperiksa Memenuhi
Syarat %
MS
1 Rumah makan/ Restorant 222 222 196 88,3
2 Depot Air Minum 63 63 60 95,2
3 Makanan Jajanan 263 263 193 73,4
Halaman 15 Profil Kesehatan Tahun 2014
d) Akses Terhadap Air Bersih
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka
menjadikan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Adapun
sumber air di Kabupaten Kolaka pada umumnya berasal dari mata
air, sumur dalam, sumur gali dan air permukaan. Sistem yang
digunakan untuk mensuplai air bersih melalui perpipaan dan non
perpipaan. Untuk pengelolaan pada daerah pemukiman di perkotaan
pada umumnya dikelola PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
Kabupaten. Pencapaian KK yang mempunyai dan memanfaatkan
sarana air bersih selama 5 tahun terakhir bervariasi.
Tabel 6 Jumlah Penduduk/KK Terhadap Akses Air Minum
di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 s/d 2014
B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10 indikator serta cakupan
jaminan pemeliharaan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat
Promosi Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah
tangga ber-PHBS. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-
PHBS, terdapat perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu:
TAHUN
JUMLAH PENDUDUK
/KK
JUMLAH PENDUDUK/
KK AKSES
PDAM
SGL TERLIN
DUNG
MATA
AIR
SGL DENGAN
POMPA
SUMUR
BOR
2010 71.770 44.520 14.355 1 16.021 14.143
2011 72.177 61.106 11.396 - 11.896 37.814
2012 72.464 22.206 5.746 4.852 9.997 1.611
2013 72.713 12.268 4.875 6 1.031 6.356
2014 244.154 119.505 62.340 18.923 1.027 16.182 21.033
Halaman 16 Profil Kesehatan Tahun 2014
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
merupakan orang yang ahli dalam membantu persalinan. Jika ada
kelainan dapat diketahui dan ditolong. Peralatan tenaga kesehatan
aman, bersih, dan steril.
2) Memberi bayi ASI eksklusif. Keunggulan ASI diantaranya kandungan
gizinya sesuai kebutuhan bayi, mengandung zat kekebalan, melindungi
alergi, terjamin kebersihannya, tidak basi, memperbaiki refleks
menghisap, menelan, dan pernapasan bayi.
3) Menimbang balita setiap bulan. Manfaat yang didapatkan diantaranya
mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mencegah gangguan
pertumbuhan balita, mengetahui balita sakit,
4) berat badan dibawah garis merah, gizi buruk, kelengkapan imunisasi,
penyuluhan gizi.
5) Menggunakan air bersih. Manfaat air bersih yaitu menghindarkan dari
gangguan penyakit
6) seperti diare, kolera thypus dan lain-lain. Sumber air bersih dari mata air,
sumur atau pompa, ledeng, air hujan atau air kemasan.
7) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Mencuci tangan
membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit
seperti diare, ISPA, penyakit kulit.
8) Menggunakan jamban sehat. Syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari
sumber air minum, tidak berbau, kotoran tidak dapaat dijamah serangga
dan tikus, tidak mencemari tanah sekitar, aman dan mudah dibersihkan,
dilengkapi dinding dan atap, penerangan dan ventilasi cukup, lantai
kedap air dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun dan alat
pembersih.
9) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur,
plus Menghindari gigitan nyamuk). Menguras dan menyikat tempat
penampungan air. Menutup rapat tempat penampungan air. Mengubur
atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.
Halaman 17 Profil Kesehatan Tahun 2014
10) Makan sayur dan buah setiap hari. Manfaat makanan berserat
diantaranya mencegah diabetes, melancarkan buang air besar,
menurunkan berat badan, membantu pembersihan racun, mencegah
kanker, mengatasi anemia, membantu perkembangan bakteri baik dalam
usus.
11) Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Dilakukan sedikitnya 30 menit setiap
hari berupa pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari.
Pada tahun 2014, persentase rumah tangga yang ber-PHBS tertinggi di
Kecamatan Samaturu sebesar 89% diikuti oleh Kecamatan Latambaga
sebesar 76,6%. Sedangkan persentase terendah di Kecamatan Iwoimendaa
sebesar 7,5% kemudian Polinggona sebesar 15%.
Dari Tabel 57 lampiran profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014
menunjukkan bahwa jumlah Rumah Tangga sebanyak 54.278 Rumah
Tangga, dari jumlah tersebut dilakukan pemantauan sebanyak 14.964
rumah tangga dilakukan pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dengan hasil pemantauan didapatkan presentase rumah tangga yang ber-
PHBS sebesar 51,4% atau sekitar 7.688 Rumah Tangga. terjadi penurunan
jumlah Rumah Tangga yang dipantau maupun rumah tangga yang ber-
PHBS Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu berikut gambaran
capaian PHBS kurun waktu 5 tahun.
Gambar 10
Perkembangan Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 -2014
29.669 26.557 37.196
50.014
14.963
70%
48% 48%
70%
51%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
2010 2011 2012 2013 2014
RT Dipantau % PHBS
Halaman 18 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang melalui pendekatan
paradigma sehat, di mana upaya pencegahan dan promosi lebih diutamakan
tanpa mengabaikan upaya pengobatan dan rehabilitasi yang menjadi sangat
kompleks, dinamis, terarah dan saling terkait dengan berlandaskan pada prinsip
dasar pembangunan kesehatan yang mantap dan konsisten yang nantinya
diharapkan akan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk mandiri hidup
sehat.
A. Dasar Pembangunan Kesehatan
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok
yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Adapun dasar-dasar yang
merupakan landasan sebagai petunjuk pokok dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Prikemanusiaan.
Setiap upaya kesehatan berupa kegiatan program kesehatan harus
berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan kemandirian
Setiap orang, keluarga dan masyarakat bersama dengan pemerintah
berperan, berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya. Setiap kegiatan program kesehatan harus
mampu membangkitkan peran serta perorangan, keluarga dan
masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang, keluarga dan
masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui
kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar mampu
Halaman 19 Profil Kesehatan Tahun 2014
mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan
kesehatan. Warga masyarakat harus mau untuk bahu-membahu
menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu
sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada perlu terus diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma sosial
budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, tanpa
memandang perbedaan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonominya.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus lebih mengutamakan
pendekataan pemeliharaan, peningkatan dan pencegahan penyakit.
B. Visi dan Misi
1. Visi
” Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat, Mandiri dan Berkeadilan ”
Adapun makna dari Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Masyarakat Kolaka yang sehat, kuat; adalah Tatanan kondisi
masyarakat yang secara administratif mendiami wilayah
Kabupaten Kolaka yang sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis melalui peningkatan upaya
kesehatan secara paripurna;
2) Mandiri untuk Hidup Sehat; adalah merupakan kondisi yang ingin
dicapai yaitu masyarakat partisipatif, berdaya sebagai subject
pembangunan kesehatan untuk ikut aktif memelihara
kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tanpa menunggu
Halaman 20 Profil Kesehatan Tahun 2014
sampai jatuh sakit sehingga tidak kehilangan nilai produktifnya.
Oleh karena Masyarakat yang sehat selain akan mendorong
peningkatan produktifitas dan pendapatan penduduk, tetapi juga
dalam jangka panjang merupakan investasi dan salah satu aspek
pendorong peningkatan “human development indeks” di masa
depan;
3) Berkeadilan; adalah merupakan perwujudan pembangunan
kesehatan yang adil dan merata tanpa diskriminasi
(nondiskriminatif) baik antar individu, golongan maupun antar
wilayah, perempuan maupun laki-laki dan menjamin bahwa hasil
pembangunan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat secara berkelanjutan;
2. Misi
untuk mewujudkan Visi Kabupaten Kolaka tersebut maka ditempuh
dengan 4 Misi yakni :
a) Menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, bermutu,
terjangkau dan berkeadilan;
b) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan;
c) Mendorong terwujudnya lingkungan sehat yang berkualitas dan
kemandirian masyarakat untuk perilaku hidup sehat;
d) Meningkatkan managemen dan pengelolaan kelembagaan
pelayanan kesehatan dan secara profesional;
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten kolaka adalah
mewujudkan Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Kolaka seperti
yang telah dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan. Adapun tujuan
pembangunan kesehatan sebagaimana dituangkan dalam Rencana
Strategis 2014 - 2019 adalah :
Halaman 21 Profil Kesehatan Tahun 2014
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, status gizi masyarakat,
upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan, serta meringankan beban biaya masyarakat tertentu;
b) Meningkatkan akses, pemerataan kualitas serta ketersediaan
sumber daya dan perbekalan kesehatan;
c) Meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat dan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat;
d) Meningkatkan kualitas manajemen, perencanaan dan pembiayaan
kesehatan yang ditunjang dengan sistem informasi kesehatan up to
date, serta mengembangkan kajian kebijakan dan produk hukum
bidang kesehatan
2. Sasaran
Sasaran Program yang tertuang dalam rencana strategis jangka
menengah yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
adalah sebagai berikut :
a) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan individu,keluarga,
masyarakat dan keluarga sadar gizi serta terselenggaranya upaya
penganggulangan masalah gizi yang ditandai dengan;
(1) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 25/1000
kelahiran hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI)
226/100.000 kelahiran hidup.
(2) Menurunnya prevalensi, angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular, serta
terselenggaranya sistem surveilans, imunisasi dan
kewaspadaan dini KLB/wabah ditandai dengan :
Menurunnya prevalensi Tuberclosis menjadi 210 per
100.000 penduduk;
Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API)
menjadi < 1 per 1000 penduduk;
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa
sampai kurang dari 0.5%;
Halaman 22 Profil Kesehatan Tahun 2014
Angka Insiden DBD menjadi 1 per 100.000 penduduk;
(3) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang menjadi
<15% dan gizi buruk menjadi <2%)
b) Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan
masyarakat tertentu;
c) Meningkatnya akses masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas dan jaringannya, yang ditunjang dengan
tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dan terdistribusi
secara merata sesuai kebutuhan;
d) Meningkatnya ketersediaan, pemerataan dan kualitas pengelolaan
obat dan perbekalan kesehatan, serta terselenggaranya
pengawasan dan pengendalian mutu peredaran obat dan
perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, kosmetik serta
makanan dan minuman;
e) Meningkatnya hygiene sanitasi dasar, kualitas air bersih, tempat-
tempat umum, tempat pengolahan makanan dan minuman serta
pengendalian faktor risiko dampak pencemaran lingkungan di
masyarakat;
f) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat serta terselenggaranya upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat;
g) Terselenggaranya pengelolaan manajemen yang berkualitas serta
meningkatnya pembiayaan kesehatan yang teralokasi sesuai
prioritas dan kebutuhan yang didukung dengan sistem informasi
kesehatan yang berkualitas, sistematis dan komprehensif;
h) Meningkatnya kajian kebijakan hukum kesehatan serta,
terbangunnya komunikasi dan kemitraan dengan pengambil
kebijakan, lintas sektor, swasta, masyarakat dan stakeholders;
Halaman 23 Profil Kesehatan Tahun 2014
D. Strategi / Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran
1. Kebijaksanaan
Pembangunan di bidang kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam Visi
dan Misi Kabupaten Kolaka yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kolaka
tahun 2015-2019 dengan memperhatikan potensi dan permasalahan
kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil pelaksanaan
pembangunan kesehatan sebelumnya serta menelaah berbagai
dokumen yang relevan antara lain Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan, Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dan
Millenium Development Goals (MDGs), maka strategi pembangunan
kesehatan di Kabupaten Kolaka periode tahun 2015-2019 diarahkan
pada :
a) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar di
puskesmas dan jaringannya;
b) Peningkatan kualitas, kuantitas dan penataan distribusi tenaga
kesehatan;
c) Perluasan Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat
di Kabupaten Kolaka;
d) Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup
sehat;
e) Penguatan advokasi dan peningkatan kerjasama lintas sektor dan
lintas program;
f) Pengembangan jejaring kemitraan dengan penyedia pelayanan
kesehatan swasta dan masyarakat.
g) Pengembangan sistim jaminan kesehatan terutama bagi penduduk
miskin.
2. Program
Adapun program Pembangunan di Bidang Kesehatan Kabupaten
Kolaka sejalan dengan program yang tertuang dalam RPJP, RPJM,
dan Renstra 2009 – 2014 Departemen Kesehatan RI sebagai berikut :
Halaman 24 Profil Kesehatan Tahun 2014
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
b. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Ditujukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk
menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan
kesehatan.
c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu
hamil, bayi dan anak balita.
d. Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi bayi, dan anak balita.
e. Program Pencegahan Penyakit
Ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Prioritas penyakit yang akan ditanggulangi adalah DBD, malaria,
diare, polio, filariasis, kusta, TBC paru, HIV/AIDS, pneumonia dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit jantung, gangguan sirkulasi, hipertensi, diabetes mellitus
dan kanker.
f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan,
dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan
jaringannya meliputi Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling,
Poskesdes dan Polindes.
Halaman 25 Profil Kesehatan Tahun 2014
g. Program Upaya Kesehatan Perorangan
Bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan perorangan
h. Program obat dan perbekalan kesehatan
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan,
mutu dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan
termasuk obat tradisional, perbekalanan kesehatan rumah tangga
dan kosmetika.
i. Program Pengawasan Obat dan Makanan
Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan/khasiat produk obat,
perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, kosmetika,
dan produk pangan dalam rangka perlindungan masyarakat/
konsumen.
j. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman obat
Indonesia.
k. Program Sumber Daya Kesehatan
Ditujukan untuk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
l. Program Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
Ditujukan untuk mengembangkan kebijakan dan manajemen
pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan
sistem kesehatan nasional.
Halaman 26 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB IV
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2014
A. MORTALITAS
Angka Kematian (Mortalitas) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat dan untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam program pembangunan
bidang kesehatan. Adapun mortalitas yang menjadi indikator adalah :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
berfluktuasi, tahun 2010 16,2 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian tahun
2011 turun menjadi 11,1 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2012
menjadi 11,6 per 1.000 kelahiran hidup dan turun kembali pada tahun
2013 menjadi 8,7 per 1000 kelahiran hidup dan meningkat kembali pada
tahun 2014 yaitu 11,2/1000 KLH. Pencapaian ini cukup baik karena
masih lebih rendah dari angka nasional sebesar 24 per 1000 kelahiran
hidup.
Gambar 11 Trend Angka Kematian Bayi per 1000 KLH di Kabupaten Kolaka dan Angka Nasional
Tahun 2010 - 2014
3432
2927
24
16,2
11,1 11,6 8,7
11,2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2010 2011 2012 2013 2014
AKB NASIONAL AKB KAB/1000 KLH
Halaman 27 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar berikut adalah gambaran jumlah dan lokasi kasus kematian bayi
berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kabupaten Kolaka Tahun 2014.
Gambar 12 Peta Wilayah Kejadian Kematian Bayi berdasarkan Kecamatan
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kematian bayi , antara lain
yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Asfiksia, Hipotermi, kelainan
Kongenital dan karena penyebab lain-lain. Untuk itu kegiatan Audit
Maternal Perinatal perlu dilaksanakan secara optimal oleh tenaga bidan
di Puskesmas sehingga pelaporan dapat akurat dan lengkap. Berikut
rincian penyebab kematian bayi dan neonatal berdasarkan penyebab
kematian pada Tahun 2014 sebagai berikut :
Halaman 28 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel 7 Data kematian bayi berdasarkan penyebab
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
NO. PENYEBAB KEMATIAN BAYI & NEONATAL JUMLAH
1 BBLR 14
2 ASFIKSIA 13
3 ASPIRASI 4
4 PNEU MONIA 2
5 INFEKSI PARU 1
6 KELA INAN KONGENITAL 5
7 SEPSIS NEONATORUM 5
8 LAIN 2 1
9 FEBRIS 1
10 INFAGINASI 1
11 DIARE 1
12 PERDARAHAN OTAK 1
TOTAL 49
2. Angka Kematian Ibu (AKI) /100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu memberi gambaran tentang perilaku hidup sehat,
kondisi status gizi, kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan
kesehatan ibu mulai dari saat hamil, melahirkan dan masa nifas.
Gambar 13 Trend Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
Grafik di atas memberi gambaran tentang jumlah kematian ibu di
Kabupaten Kolaka selama kurun waktu 5 tahun, dengan lebih tertibnya
pencatatan dan pelaporan di sarana pelayanan kesehatan, terlihat
228
201 173
146
118
147
226 239 267
114
-
50
100
150
200
250
300
-
50
100
150
200
250
2010 2011 2012 2013 2014
AKI nas/100.000 AKI kolaka/100.000
Halaman 29 Profil Kesehatan Tahun 2014
bahwa jumlah kematian ibu yang terlaporkan semakin meningkat. Tahun
2010 kematian ibu sebanyak 10 orang dari 6.800 kelahiran hidup,
kemudian tahun 2011 jumlah kematian ibu 13 orang dari 5.744 kelahiran
hidup, tahun 2012 sebanyak 15 kematian ibu dari 6.285 kelahiran hidup
dan tahun 2013 menjadi 16 kematian ibu dari 5.993 Kelahiran hidup dan
tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 5 orang kematian ibu dari 4.382
Kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu pada tahun 2014
adalah Perdarahan, HDK dan penyebab lain. Adapun secara rinci
jumlah kematian ibu dan wilayah kerja puskesmas dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 14 Peta Wilayah Kejadian Kematian Ibu di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Halaman 30 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel 8 Data Kematian Ibu berdasarkan Puskesmas dan Penyebab Kematian
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Puskesmas Penyebab
Kematian Saat
Tempat Keterangan Perdarahan
HDK Lain2
Kolaka 1 Bersalin RSB Eklamsia
Kolaka 1 Nifas RS Regional
Penyakit kronis, HB, 35 hari post partum
Wolo 1 Persalinan RSUD Kala I lama, pasca induksi persalianan, RUI, KJDR
Latambaga 1 Persalinan RSUD Eklamsia, anemia berat, gimely, hellt sindrom
Pomalaa 1 Post SC RSB Eklampsia
B. MORBIDITAS
Pada bab ini menyajikan data mengenai pencegahan dan pengendalian
penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit
menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan
melalui Binatang. Situasi penyakit, baik kesakitan maupun kematian,
merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.
1. Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten
Kolaka tahun 2014 ini antara lain adalah penyakit TB Paru, HIV/AIDS,
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia Balita, Diare dan
Kusta.
a) Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar
melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban
penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan
case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai
jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan
mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat
tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
Halaman 31 Profil Kesehatan Tahun 2014
1) Kasus Baru BTA Positif
Pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif
(BTA+) sebanyak 284 kasus, menurun bila dibandingkan kasus
baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 yang sebesar 376
kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di 3
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu Kecamatan
Kolaka, Pomalaa, dan Wundulako. Kasus baru BTA+ di tiga
Kecamatan tersebut sebesar 47% dari jumlah seluruh kasus
baru di Kabupaten Kolaka. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+
pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu hampir 1,6
kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan. Pada masing-
masing Kecamatan di Kabupaten Kolaka kasus BTA+ lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di
Kecamatan Samaturu, kasus pada laki-laki sembilan kali lipat
dari kasus pada perempuan.
2) BTA positif di antara semua kasus TB
Proporsi pasien baru BTA positif di antara semua kasus TB
menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular di
antara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini
diharapkan tidak kurang dari 65%. Apabila proporsi pasien baru
BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis
yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk
menemukan pasien yang menular (pasien BTA+).
Gambar 15
Proporsi BTA+ di antara seluruh Suspek TB Paru Di Kabupaten Kolaka Tahun 2010-2014
Gambar 17 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2014
proporsi pasien baru BTA+ di antara seluruh kasus belum
mencapai target yang diharapkan meskipun tidak terlalu jauh
1.045 4.381 4.206 3.382 2.544
21%
10% 10% 11% 11%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
2010 2011 2012 2013 2014
Suspek % (+)
Halaman 32 Profil Kesehatan Tahun 2014
berada di bawah target minimal yang sebesar 65%. Hal itu
mengindikasikan kurangnya prioritas menemukan kasus BTA+.
Namun ada satu kecamatan yaitu Kecamatan Wolo yang telah
mencapai target dengan kasus 14 kasus (suspek) positif 13 atau
(92,9%). Sementara itu, Kecamatan Polinggona, Kecamatan
Toari dan Kecamatan Watubangga merupakan Kecamatan
dengan proporsi pasien baru BTA+ terendah yaitu masih di
bawah 10% dari total suspek. Secara rinci gambaran per
kecamatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 16
Proporsi BTA+ Di Antara Seluruh Kasus TB Paru Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
3) Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000
penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila
dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka
ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend)
meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah
tersebut. Gambar 18 dan Gambar 19 menunjukkan angka
notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dan angka notifikasi seluruh
kasus TB per 100.000 penduduk dari tahun 2010-2014. Angka
notifikasi kasus BTA+ pada tahun 2014 di Kolaka sebesar 116
per 100.000 penduduk.
100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Polinggona
Toari
Watubangga
Samaturu
Tanggetada
Wundulako
Kolaka
Baula
Latambaga
Pomalaa
Iwoimendaa
Wolo
Kabupaten
Halaman 33 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 17 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan Seluruh Kasus (suspek)
Per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2014
4) Angka Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan
pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi
pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan (success
rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka
kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Berikut ini
digambarkan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan
tahun 2010-2014.
Gambar 18 Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan Pasien TB
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014.
332
1.363 1.275
1.003 1.042
69 131 128 127 116 -
500
1.000
1.500
2010 2011 2012 2013 2014
Semua Kasus TB /100.000 Penduduk Kasus BTA +/100.000
84,8% 89,9%67,3%
93,2% 88,9%
84,8% 90,2%
67,5%
94,6% 92,2%
0,0%
50,0%
100,0%
150,0%
200,0%
2010 2011 2012 2013 2014
Angka Kesembuhan Angka Keberhasilan
Halaman 34 Profil Kesehatan Tahun 2014
b) HIV & AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki
fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.
Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3
metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing
(VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
(STBP).
Setelah 4 tahun berturut-turut (2011-2014) perkembangan jumlah
kasus baru HIV positif mengalami peningkatan secara signifikan,
dibanding tahun 2010 tidak ditemukan kasus dan untuk mengetahui
perkembangan HIV Positif sampai tahun 2014 disajikan pada
Gambar 21 berikut ini.
Gambar 19 Jumlah Kasus Baru HIV Positif, Kasus Meninggal,
dan Total Kasus HIV Di Kabupaten Kolaka Tahun 2011 - 2014
2011 2012 2013 2014
1 5
89
0 3 21
16
14
23
Kasus Baru Meninggal Komulatif
Halaman 35 Profil Kesehatan Tahun 2014
c) Penyakit Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA tergolong sebagai salah satu penyakit yang sangat mudah
menyerang siapa saja baik dewasa maupun kalangan anak-anak
termasuk pada bayi dan balita. Petugas kesehatan yang ada tidak
tinggal diam dalam menyikapi fenomena tersebut, berbagai upaya
kesehatan dilakukan untuk menekan angka kesakitan ISPA di
masyarakat baik itu secara promotif dan preventif, maupun tindakan
kuratif dan rehabilitatif. Di Kabupaten Kolaka kurun waktu 5 tahun
angka kesakitan ISPA berfluktuasi, tahun 2009 berjumlah penderita
ISPA sebanyak 20.588 penderita atau angka kesakitan 72/1.000
penduduk, tahun 2010 naik menjadi 24.076 atau 76/1.000
penduduk. Sedangkan pada tahun 2011 turun drastis menjadi
17.239 penderita atau 55/1.000 penduduk, Tahun 2012 kembali naik
menjadi 23.031 penderita dengan angka kesakitan 70/1.000
penduduk dan pada tahun 2013 menjadi 26.559 penderita dengan
angka kesakitan 79/1.000 penduduk untuk mengetahui gambaran
trend ISPA selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 20 Angka Kesakitan Penyakit ISPA per 1000 Penduduk
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
24.076 17.239 23.031 26.559 27.830
76
55
7079
114
0
20
40
60
80
100
120
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
2010 2011 2012 2013 2014
JUM.PENDERITA ANGKA KESAKITAN/1000 PDDK
Halaman 36 Profil Kesehatan Tahun 2014
d) Penyakit Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman
pneumococcus, staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala
penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun,
usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Sedangkan menurut
status ekonomi dengan menggunakan kuintil indeks kepemilikan,
semakin rendah kuintil indeks kepemilikan semakin tinggi period
prevalence pneumonia. Akan tetapi penanganannya tidak begitu
sulit apabila dilakukan pada tempat dan dengan cara yang benar.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini
yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita.
Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar
10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Berikut ini gambaran
penemuan peneumonia pada balita tahun 2010-2014.
Gambar 21 Angka Kesakitan Pneumonia Balita per 1000 Pddk Balita
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
364 305
1.028923
1.129
11 10
31 27
46
-
10
20
30
40
50
0
200
400
600
800
1.000
1.200
2010 2011 2012 2013 2014
JUM.PENDERITA ANGKA KESAKITAN/1000 balita
Halaman 37 Profil Kesehatan Tahun 2014
e) Diare
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang
sangat dipengaruhi oleh higiene perorangan dan higiene
lingkungan. Daerah kumuh dan padat penduduk merupakan wilayah
yang penduduknya paling rentan terkena diare. Upaya penyuluhan
merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam
menekan angka kesakitan diare. Penyakit ini tergolong mudah
disembuhkan apabila ditangani dengan cepat dan benar. Akan
tetapi bila tidak ditangani dengan cepat dan benar maka dapat
berakibat kematian.
Berdasarkan grafik di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa perlu
adanya kewaspadaan dini terhadap penyakit diare karena adanya
peningkatan kasus sepanjang 5 tahun terakhir. Pada tahun 2010
terdapat 6.473 kasus, tahun 2011 sebanyak 6.806 kasus, tahun
2012 sebanyak 6.862 kasus, tahun 2013 naik menjadi 7.395 kasus
dengan angka kesakitan sebesar 2.193 per 100.000 penduduk dan
turun kembali pada tahun 2014 menjadi 4.426 kasus dengan angka
kesakitan 1.813 per 100.000 penduduk, berikut trend gambaran
angka kesakitan diare dalam kurun 5 tahun terakhir.
Gambar 22 Angka Kesakitan Penyakit Diare per 100.000 Penduduk
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
6.473 6.806 6.862 7.395 4.426
2.053 2.159 2.134 2.193
1.813
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
2010 2011 2012 2013 2014
Halaman 38 Profil Kesehatan Tahun 2014
f) Penyakit Kusta
Penyakit kusta dibedakan dalam 2 kategori yaitu Pausi Basiler (PB)
atau biasa dikenal dengan Kusta Kering dan Multi Basiler (MB) atau
biasa disebut Kusta Basah. Bila dilihat pada grafik di bawah ini,
Jumlah Kasus baru yang ditemukan kurun waktu 5 tahun
berfluktuasi. Pada tahun 2010 terdapat 38 penderita, tahun 2011
sebanyak 37 penderita, kemudian tahun 2012 ditemukan 44 kasus
dan tahun 2013 penemuan kasus baru sebanyak 16 orang dengan
prevalensi 13 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014 penemuan
kasus baru sebanyak 27 kasus dengan prevalensi 11 per 100.000
penduduk, berikut gambaran trend penemuan kasus baru Kusta 5
tahun terakhir .
Gambar 23 Angka Kesakitan Penyakit Kusta per 10.000 Penduduk
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil
kesehatan ini akan dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak,
difteri, dan polio.
a. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2014 dan tahun 2013 di Kabupaten Kolaka sudah tidak
ditemukan kasus Tetanus Neonatorum (TN). Penanganan kasus
Tetanus Neonatorum memang tidak mudah tetapi juga bukannya
tidak mungkin untuk dicegah. Yang terpenting adalah upaya
pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis di
fasilitas kesehatan dan oleh petugas kesehatan yang berkompetensi
38 37 44 16 27
1,2 1,21,3
0,5
1,1
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
0
10
20
30
40
50
2010 2011 2012 2013 2014
KASUS KUSTA Prev /10.000 PDDK
Halaman 39 Profil Kesehatan Tahun 2014
kebidanan, kemudian ditunjang dengan imunisasi TT lengkap pada
ibu hamil.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 2014 ditemukan kasus
sebanyak 6 kasus (2 laki-laki dan 4 perempuan) di dua puskesmas
yaitu Puskesmas Baula 4 kasus dan Pomalaa 2 kasus. Semua
ditangani dengan baik dan tidak ada yang meninggal, tahun 2013
ditemukan 21 kasus yaitu Puskesmas Latambaga 7 kasus,
Watubangga, 6 kasus Tirawuta 4 kasus, Baula 2 Kasus, Pomala 1
kasus, dan Tanggetada 1 kasus. Kasus campak tahun ini mengelami
penurunan dibanding tahun 2012 yakni sebanyak 57 penderita
campak yang tersebar di tujuh kecamatan yaitu Kolaka, Wundulako,
Baula, Pomalaa, Watubangga, Polinggona, dan Ladongi. Sedangkan
pada tahun 2011 ditemukan kasus campak sebanyak 117 kasus,
kasus ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu 14
kasus.
Berikut ini gambaran persebaran kasus Campak berdasarkan
kecamatan Tahun 2014.
Gambar 24 Peta persebaran Kasus Campak berdasarkan Kecamatan
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Halaman 40 Profil Kesehatan Tahun 2014
c. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah.
Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program
imunisasi. Di Kabupaten Kolaka selama kurun waktu 2014 tidak
ditemukan kasus difteri, tahun 2013 ditemukan 1 suspek difteri yaitu
di puskesmas Wundulako namun hasil pemeriksaan laboratorium (-)
dan tahun 2012 tidak ditemukan adanya kasus difteri, pada tahun
2011 ditemukan 4 kasus difteri yaitu di wilayah kerja puskesmas
Kolaka 2 kasus, Puskesmas Wundulako 1 kasus dan Puskesmas
Ladongi Jaya 1 kasus akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun
2010, terjadi peningkatan karena hanya ditemukan 1 kasus di
kecamatan Kolaka.
d. Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah
dilakukan melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti
dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap
kasus-kasus AFP kelompok umur <15 tahun. Pada Tahun 2014
ditemukan 1 (satu) kasus AFP di Puskesmas kecamatan Pomalaa
Tahun 2013 ditemukan 2 kasus yaitu di Puskesmas Tinondo dan
Puskesmas Tirawuta sama dengan Tahun 2012 ditemukan kasus
AFP sebanyak 2 kasus yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Wolo. Hal ini lebih rendah dibanding pencapaian tahun 2011
sebanyak 4 kasus, pencapaian ini sesuai dengan target nasional
yang ingin dicapai sebesar sama atau lebih dari 2 per 100.000
penduduk usia < 15 Tahun.
Berikut peta lokasi kejadian kasus AFP di Kabupaten Kolaka Tahun
2014.
Halaman 41 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 25 Peta Kasus AFP berdasarkan Kecamatan
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
3. Penyakit Menular Bersumber vektor dan Binatang
Grafik di bawah ini menjelaskan pencapaian angka kesakitan beberapa
penyakit menular bersumber vektor dan binatang yang diamati selama 5
tahun, yaitu angka kesakitan penyakit DBD, Malaria Palsifarum, filariasis
dan angka kesakitan kasus gigitan anjing tersangka rabies, dengan
hasil sebagai berikut :
a. Angka Kesakitan Penyakit DBD
Penyakit DBD merupakan Penyakit yang endemis di Kabupaten
Kolaka dan dari tahun ke tahun berfluktuasi baik jumlah penderita
maupan angka kesakitannya berikut grafik gambaran angka
kesakitan diare 5 tahun terakhir.
Halaman 42 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 26
Pencapaian Angka Kesakitan Penyakit DBD /100.000 Penduduk Kabupaten Kolaka dan Angka Target Nasional
Tahun 2010 – 2014
Grafik di atas menjelaskan pencapaian angka kesakitan penyakit
DBD Angka kesakitan DBD tahun 2010 113/100.000 penduduk
dengan jumlah penderita sebanyak 356 orang, hal ini disebabkan
adanya kejadian luar biasa (KLB) di beberapa wilayah kerja
Puskesmas. Tahun 2011 pencapaian angka kesakitan sebesar
41/100.000 penduduk atau 131 penderita, Tahun 2012 ditemukan
84 dan 1 orang diantaranya meninggal dunia dengan angka
kesakitan sebesar 25/100.000 penduduk dengan CFR 1,2%. Dan
pada tahun 2013 meningkat menjadi 198 dengan angka kesakitan
59/100.000 penduduk dan 4 diantaranya meninggal dunia dengan
CFR 2,02% dan pada tahun 2014 ditemukan penderita 447 d dan 6
diantaranya meninggal dengan angka kesakitan 183/100.000
penduduk dengan CFR 1,34% angka ini masih jauh lebih tinggi
dari target yang ingin dicapai tahun 2014 sebesar 1 per 100.000
penduduk. Adapun peta wilayah kejadian kematian akibat DBD
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
55 54 53 52 51
113
41 25
59
183
-
50
100
150
200
250
2010 2011 2012 2013 2014
ANGKA KESAKITAN NASIONAL ANGKA KESAKITAN KABUPATEN
Halaman 43 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 27
Peta Wilayah Kejadian Kematian Akibat Penyakit DBD di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
b. Malaria
Gambar 28 Angka Kesakitan Penyakit Malaria Per 1000 PDDK
Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014
`
0,2
0,3
0,1 0,1
0,02
2,0 1,8
1,5 1,3
1,0
-
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
-
0,1
0,1
0,2
0,2
0,3
0,3
2010 2011 2012 2013 2014
ANGKA KABUPATEN ANGKA NASIONAL
Halaman 44 Profil Kesehatan Tahun 2014
Grafik di atas memperlihatkan angka kesakitan malaria kurun waktu
5 tahun yakni tahun 2010 ditemukan 50 penderita dengan angka
kesakitan 0,16/1.000 penduduk, tahun 2011 meningkat lagi menjadi
84 penderita dengan angka kesakitan 0,26 per 1.000 penduduk,
tahun 2012 turun menjadi 37 penderita dengan angka kesakitan
0,11 per 1.000 penduduk. sedangkan pada 2013 ditemukan 38
kasus dengan angka kesakitan 0,11 per 1.000 penduduk pada 2014
ditemukan 5 kasus dengan angka kesakitan 0,02 per 1.000
penduduk.
c. Filariasis
Grafik 16 menjelaskan pencapaian Angka kesakitan penyakit
filariasis 5 tahun terakhir, tahun 2010 angka kesakitan 0,7/1.000
penduduk atau sekitar 22 kasus, tahun 2011 ditemukan 5 kasus
baru sehingga jumlah penderita menjadi 27 orang dengan angka
kesakitan sebesar 0,84/1.000 penduduk, pada tahun 2012
ditemukan lagi 1 kasus baru Filariasis di wilayah kerja Puskesmas
Tanggetada, sehingga total penderita hingga tahun 2012 yaitu 28
orang, dan pada tahun 2013 sebanyak 26 kasus kurang dari tahun
2012 karena 1 penderita pindah ke Provinsi Sulawesi Selatan, 1
penderita meninggal dunia dan pada tahun 2014 ditemukan lagi 1
kasus baru di kecamatan Pomalaa dan karena pemekaran
kabupaten, sisa kasus tahun lalu tinggal 18 dan ditambah 1 tahun
2014 menjadi 19 kasus. Berikut gambaran kasus filariasis 5 tahun
terakhir.
Gambar 29 Pencapaian Angka Kesakitan Filariasis Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 – 2014
22
27 28 26
19
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 -
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014
jml kasus AK/1.000 pddk
Halaman 45 Profil Kesehatan Tahun 2014
d. Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Gambar 30 Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
Gambar di atas menjelaskan angka kesakitan kasus gigitan hewan
tersangka rabies selama 5 tahun masih tinggi jika dibanding target
yang ingin dicapai sebesar 5 per 1000 penduduk. Ini terlihat pada
pencapaian Tahun 2010 0,9/1000 penduduk akan tetapi tahun 2011
meningkat menjadi 0,9/1000 penduduk. Tahun 2012 meningkat
kembali menjadi 1,1/1000 penduduk. dan tahun 2013 kasus
meningkat namun kalau dihitung dari angka kesakitan menurun
yakni 1,1/1000 penduduk Ini merupakan hal yang perlu diwaspadai
mengingat hampir selalu terjadi peningkatan kasus dari tahun ke
tahun dan untuk tahun 2013 angka kematian rabies sebanyak 4
orang atau 1,04% tahun 2014 ditemukan kasus tersangka rabies
sebanyak 162 gigitan dan semua diberikan VAR dan tidak ada
kasus yang meninggal.
4. Trend Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular
Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif
yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, perilaku dan pola makan
masyarakat. Berikut ini merupakan gambaran jumlah Penderita penyakit
286 303 378 384 162
0,9 0,9
1,1 1,1
0,7
-
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
0
100
200
300
400
500
2010 2011 2012 2013 2014
JUMLAH KASUS ANGKA GIGITAN/1.000PDDK
Halaman 46 Profil Kesehatan Tahun 2014
Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Kabupaten Kolaka selama kurun
waktu 5 tahun terakhir.
Gambar 31 Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
Gambar di atas menjelaskan angka kesakitan penyakit tidak menular
yang diamati selama 5 tahun menunjukkan terjadinya peningkatan,
seperti penyakit hipertensi dan Penyakit Diabestes militus mengalami
peningkatan, khususnya di tahun 2011 dan tahun 2012.
667 2.594
819
3.413
1.254
4.898
7.778 9.362
10.685
6.701
2010 2011 2012 2013 2014
Diabetes Millitus Hipertensi
Halaman 47 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB V
UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu
hamil selama masa kehamilannya, yang dapat dipantau dari
cakupan K1 untuk mengetahui kontak pertama ibu hamil dengan
petugas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, serta K4 yang
memberi gambaran kualitas pelayanaan sesuai standar minimal
empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga).
Persentase kunjungan baru ibu hamil (K1) Kabupaten Kolaka dari
hasil kompilasi laporan Puskesmas tahun 2014 sangat baik yakni
sebesar 99,98 % atau 4.971 kunjungan ibu hamil dari total sasaran
ibu hamil sebanyak 4.972 ini menandakan kesadaran ibu hamil
sangat tinggi dalam memeriksakan kehamilannya kepada petugas
kesehatan. Sedangkan kunjungan K4, pada tahun 2014 sebanyak
3.976 kunjungan ibu hamil atau sebesar 80% dari 4.972 sasaran ibu
hamil angka ini belum memenuhi target nasional tahun 2014 yaitu K4
sebesar 95%. Hal ini disebabkan karena pada saat penentuan
sasaran di awal tahun, ibu hamil K4 pada saat itu tidak dimasukkan
dalam sasaran. Berikut gambaran kunjungan bumil K1 dan K4
selama 5 tahun terakhir.
Gambar 32 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
2010 2011 2012 2013 2014
10
0,0
89
,5
97
,5
73
,1 10
0,0
97
,1
72
,0
79
,8
67
,6
80
,0
% K1 % K4
Halaman 48 Profil Kesehatan Tahun 2014
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan. Hasil
pengumpulan data persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten
Kolaka pada tahun 2014 sebesar 89,6% atau sebanyak 4.253
persalinan oleh tenaga kesehatan dari total jumlah ibu bersalin
sebanyak 4.745, angka di tahun 2014 ini belum mencapai target
SPM tahun 2014 sebesar 90%. Pencapaian tertinggi pada wilayah
Puskesmas Tosiba, Kolaka dan Latambaga yakni mencapai 99%
dan terendah adalah Puskesmas Polinggona 73,5%, Watubangga
80,8% dan Baula 80,8%. Penyebab terjadinya kesenjangan antara
sasaran dan cakupan tersebut salah satunya adalah kemitraan bidan
dan dukun yang belum optimal. Berikut gambaran persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan selama 5 tahun terakhir.
Gambar 33 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan
Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014
c. Penanganan Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi
Salah satu upaya penanganan masalah yang dapat mengakibatkan
tingginya angka kematian ibu dan anak adalah upaya pelayanan
rujukan ibu hamil dan neonatus risti. Selain Rumah Sakit sebagai
pusat rujukan, juga telah dikembangkan 2 Puskesmas menjadi
86 87 88 89 89
88,3
71,9
94,0
80,0
89,6
60
65
70
75
80
85
90
95
2010 2011 2012 2013 2014
Target Nasional Cakupan PN Kabupaten
Halaman 49 Profil Kesehatan Tahun 2014
Puskesmas PONED yaitu Puskesmas Watubangga dan Puskesmas
Wolo, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan emergency
dasar pada ibu hamil dan neonatal risti. Dari data estimasi sasaran
ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sebesar 994
bumil, yang ditemukan sebanyak 537 bumil atau sebesar 54%,
semuanya ditangani (100%). Cakupan ini meningkat dibandingkan
tahun 2013 sebanyak 1.584 orang, ditemukan ibu hamil risti
sebanyak 781 orang (49,3%) dan 100% mendapatkan penanganan
baik itu ditangani di puskesmas PONED maupun dirujuk ke RSU.
Sedangkan neonatal resti pada Tahun 2014 diperkirakan sebanyak
677 bayi, ditemukan sebanyak 173 atau sekitar 25,5% dari jumlah
perkiraan neonatal resti dan semua kasus neonatal risti yang
ditemukan mendapatkan menanganan baik di Puskesmas PONED
maupun di RSU. Berikut grafik cakupan penanganan Bumil Resti:
Gambar 34 Persentase Cakupan Penangan Bumil Resti
Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014
Sedangkan untuk cakupan penanganan Neonatal Resti dapat
digambarkan pada grafik berikut :
71% 73% 75% 77% 79%
74%
21%
49%57% 54%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
2010 2011 2012 2013 2014
Target Nas (%) Capaian Kab. Kolaka (%)
Halaman 50 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 35 Persentase Cakupan Penangan Neonatal Resti
Kabupaten Kolaka dan Target Nasional Tahun 2010 – 2014
d. Kunjungan Neonatus (KN)
Kunjungan Neonatal adalah persentase neonatal (bayi umur 0-28
hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali (KN
Lengkap) dari petugas kesehatan. Kunjungan ini bertujuan untuk
memantau kondisi kesehatan bayi baru lahir sehingga masalah
yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi secepatnya
tertangani. Secara rinci jumlah kunjungan neonatus tahun 2010 s/d
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (3 Kali)
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
80% 80% 80% 80% 80%
10% 9%
25% 29% 31%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
2010 2011 2012 2013 2014
Target Nas (%) Capaian Kab. Kolaka (%)
6.1
14
5.2
29
5.9
07
5.7
70
4.2
95
84,4
91,0
94,0
83,7
95,1
84,0 86,0 87,0 88,0
90,0
75,0
80,0
85,0
90,0
95,0
100,0
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
2010 2011 2012 2013 2014
Absolut % Cakupan % Target Nasional
Halaman 51 Profil Kesehatan Tahun 2014
Secara keseluruhan cakupan KN Lengkap di Kabupaten Kolaka
tahun 2014 sebanyak 4.295 kunjungan atau sekitar 95,1% tahun
2013 sebanyak 5.770 kunjungan atau sekitar 83,7%, tahun 2012
sebanyak 5.907 atau 94%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2011 hanya sebesar 5.229 atau sekitar 91%, tahun 2010 sebesar
6.114 atau sekitar 84,4%, Pencapaian tahun 2014 ini sudah
memenuhi target program yaitu 90% dari jumlah bayi lahir hidup.
e. Pelayanan Kesehatan balita/Anak Pra Sekolah
Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang
sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang
membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan,
perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan secara umum. Kesehatan balita harus
dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi
optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi
ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan balita, salah
satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun
batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran
umur 12 sampai dengan 59 bulan. Pelayanan kesehatan pada anak
balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memperoleh :
1) Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun
(Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
minimal 8 kali dalam setahun).
2) Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan
Februari dan Agustus
3) Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita
minimal 2 kali dalam setahun.
4) Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia
sekolah dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap
Halaman 52 Profil Kesehatan Tahun 2014
tumbuh kembang, dan jika kita melihat hasil pemantauan selama 5
tahun mengalami fluktuasi tahun 2010 sebesar 11,9%, tahun 2011
meningkat menjadi 76,6%, tahun 2012 sebesar 79,3% dan tahun
2013 menjadi 60,3% dan pada tahun 2014 terjadi penurunan yakni
dari 20.563 balita yang berkunjung dan dilakukan pemeriksaan
selama 8 kali sebanyak 6.456 atau 31,4% hal ini dimungkinkan
terjadi karena :
- sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa setelah
dilakukan imunisasi lengkap sudah tidak perlu lagi dibawa ke
posyandu untuk dilakukan pemeriksaan tumbuh kembangnya.
- pelaporan apras belum dilakukan oleh semua puskesmas dan
petugas perlu ada pelatihan DDTK di tingkat puskesmas.
Berikut gambaran cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita
Pra Sekolah.
Gambar 37 Cakupan Pemeriksaan Balita Prasekolah Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
f. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Dasar Kelas 1 (satu)
Berikut gambaran hasil pelayanan kesehatan pada Penjaringan
Anak Sekolah SD Kelas 1 (satu) di kabupaten Kolaka selama 5
tahun mengalami peningkatan, tahun 2010 cakupan pelayanan
kesehatan Anak SD kelas 1 sebesar 47,1%, tahun 2011 sebesar
3.8
45
22
.25
6
24
.64
9
17
.91
5
6.4
65
11,9
76,6 79,3
60,3
31,4
78 80 83 86 90
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
2010 2011 2012 2013 2014
Mendapat Yankes % Cakupan % Target Nasional
Halaman 53 Profil Kesehatan Tahun 2014
65,4%, tahun 2012 sebesar 48,2% dan tahun 2013 meningkat
menjadi 90,7% dan pada tahun 2014 menjadi 98,2% target yang
harus dicapai 100% akan tetapi tidak dapat dipenuhi disebabkan
waktu pelayanan di sekolah ada murid yang tidak hadir waktu
pelaksanaan berikut gambaran.
Gambar 38 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Kelas 1
Tahun 2010 s/d 2014
2. Pelayanan Keluarga Berencana
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data
pada tahun 2014 sebanyak 59.946 PUS dengan peserta KB Aktif
sebanyak 28.432 atau sekitar 49,9%, tahun 2013 sebanyak 59.946 PUS
dengan peserta KB Aktif sebanyak 28.432 atau sekitar 49,9%. Peserta
KB aktif di kabupaten Kolaka mengalami kenaikan antara tahun 2009
s/d 2011 dan mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir yakni dari
tahun 2012-2013. Hal ini dimungkinkan dari sistem pencatatan dan
pelaporan yang belum sesuai dengan definisi operasional yang telah
ditentukan, Masalah pencatatan yang belum maksimal (kb mandiri tdk
terlapor). Olehnya itu perlu adanya sosialisasi dan bimbingan teknis
yang intensif kepada pengelola laporan di puskesmas. Berikut
92
39
74
81
74
02
66
64
56
51
47,1
65,4
48,2
90,798,2
94 95 97 98 99
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2010 2011 2012 2013 2014
SD Kls 1 dpt Yankes % Cakupan % Target
Halaman 54 Profil Kesehatan Tahun 2014
gambaran peserta KB aktif di Kabupaten kolaka selama 5 tahun
terakhir:
Gambar 39 Gambaran peserta KB Aktif
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif tahun
2014 yakni IUD 597 orang, MOP/MOW 265 orang, Implant 2.752 orang,
Kondom 628 orang, suntik 12.404 orang, Pil 8.127 orang, dengan
proporsi masing-masing alat kontrasepsi tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut :
Gambar 40 Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif
Tahun 2014
41
.31
4
42
.55
5
40
.15
2
28
.43
2
24
.77
3
74,4 75,5 67,5
49,9 54,6
70 70 70 70 70
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
2010 2011 2012 2013 2014
KB Aktif % Cakupan % Target
IUD597 Implant
2.752
Suntik12.404
Pil8.127
Kondom628
MOP/MOW265
IUD Implant Suntik Pil Kondom MOP/MOW
Halaman 55 Profil Kesehatan Tahun 2014
3. Imunisasi
Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/ jamur,
masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam
tubuh manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang
disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan
membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen.
Pada saat pertama kali antibodi “berinteraksi” dengan antigen, respon
yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum
“mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang ke-2 dan
seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori” untuk
mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang
terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat. Proses
pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut
imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian
vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan
melumpuhkan “antigen” yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya sakit ringan. Program imunisasi merupakan salah satu upaya
untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program
imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit
penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan
ibu hamil.
a) Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi
dengan vaksin yang disuntikkan atau diteteskan melalui mulut. Pada
beberapa negara hepatitis masih menjadi masalah. Sepuluh dari 100
orang akan menderita hepatitis sepanjang hidupnya jika tidak
Halaman 56 Profil Kesehatan Tahun 2014
divaksin hepatitis B. Sampai dengan seperempat dari jumlah anak
yang menderita hepatitis B dapat berkembang menjadi kondisi
penyakit hati yang serius, seperti kanker hati. Disamping itu wajib
diberikan imunisasi hepatitis B segera setelah bayi lahir untuk
mencegah penularan virus hepatitis dari ibu kepada anaknya.
Imunisasi BCG dapat melindungi anak dari penyakit tuberculosis.
Imunisasi DPT dapat mencegah penyakit diphteri, pertusis dan
tetanus. Diptheri menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas,
yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kesulitan bernafas
bahkan kematian. Tetanus menyebabkan kekakuan otot dan
kekejangan otot yang menyakitkan dan dapat mengakibatkan
kematian. Pertusis atau batuk rejan mempengaruhi saluran
pernafasan dana dapat menyebabkan batuk hingga delapan minggu.
Semua anak perlu mendapatkan imunisasi polio. Tanda-tanda polio
adalah tungkai tiba-tiba lumpuh dan sulit untuk bergerak. Dari 200
anak yang terinfeksi polio, maka satu orang akan menjadi cacat
sepanjang hidupnya.
Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program
imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar
lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis
polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi
dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan
imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan
komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk
mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini
terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab
utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak
memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.
Kabupaten Kolaka memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun
2014 sebesar 89 %. Capaian tersebut belum memenuhi target 90%
yang menjadi Target Nasional. Cakupan pada tahun 2014
Halaman 57 Profil Kesehatan Tahun 2014
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 99,8
%. Pada tingkat Puskesmas, terdapat 5 Puskesmas yang telah
mencapai target 90% seperti disajikan pada gambar 59 berikut.
Gambar 41 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Kolaka
Menurut Puskesmas Tahun 2014
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Pomalaa
memiliki capaian tertinggi sebesar 107% diikuti oleh Kecamatan
Kolaka sebesar 105% dan Polinggona sebesar 104%. Sedangkan
Kecamatan dengan cakupan terendah adalah Toari sebesar 66%,
diikuti oleh Baula sebesar 74% dan Tanggeatada sebesar 80,69%.
Sedangkan berdasarkan laporan Riskesdas 2013, persentase
imunisasi campak pada anak 12 – 23 bulan secara nasional sebesar
82,1%. Capaian tersebut belum memenuhi target 90% yang menjadi
komitmen Indonesia pada lingkup regional.
Gambar 42 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Kabupaten Kolaka
Menurut Puskesmas Tahun 2014
66
74
74
76
77
87
89
90
93
104
105
107
- 20 40 60 80 100 120
TOARI
BAULA
TANGGETADA
LATAMBAGA
SAMATURU
WOLO
IWOIMENDAA
WATUBANGGA
Wundulako
POLINGGONA
KOLAKA
POMALAA
70 71
74 77 78 80
87 93 94 95
107 107
- 20 40 60 80 100 120
LATAMBAGA
TOARI
TANGGETADA
BAULA
SAMATURU
KOLAKA
WATUBANGGA
Wundulako
IWOIMENDAA
WOLO
POMALAA
POLINGGONA
Halaman 58 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tiga Kecamatan dengan capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi
yang tertinggi pada tahun 2014 adalah di kecamatan Polinggona
sebesar 107% diikuti oleh Pomalaa sebesar 107%, dan Wolo
sebesar 95%. Sedangkan tiga Kecamatan dengan capaian terendah
adalah Kecamatan Latambaga sebesar 70%, diikuti oleh Toari
sebesar 71%, dan Tanggetada sebesar 74%. Data dan informasi
terkait imunisasi dasar pada bayi yang dirinci menurut kecamatan
tahun 2014 terdapat pada lampiran 43. Capaian imunisasi campak
dan imunisasi dasar lengkap yang melebihi 100% dari sasaran
dimungkinkan adanya perpindahan kunjungan dari fasilitas
kesehatan lain.
b) Universal Child Immunization
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa
disingkat UCI. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥
80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI pada
Renstra tahun 2014 adalah sebesar 95%. Pada tahun 2014 terdapat
Kecamatan yang memiliki persentase desa UCI melebihi target 95%
seperti yang nampak pada gambar berikut ini.
Gambar 43 Persentase Cakupan UCI Desa Kabupaten Kolaka
Menurut Puskesmas Tahun 2014
71,4
78,6
80,0
90,0
92,9
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
TANGGETADA
WATUBANGGA
TOARI
BAULA
WOLO
IWOIMENDAA
SAMATURU
LATAMBAGA
KOLAKA
Wundulako
POMALAA
POLINGGONA
Halaman 59 Profil Kesehatan Tahun 2014
Pada Gambar 61 dapat diketahui bahwa terdapat 7 Kecamatan memiliki
capaian tertinggi sebesar 100%, yaitu Polinggona, Pomalaa,
Wundulako, Kolaka, Latambaga, Samaturu dan Iwoimendaa Sedangkan
Kecamatan memiliki capaian terendah kecamatan tanggetada sebesar
71,4%, diikuti oleh Watubangga sebesar 78,6%, dan Toari sebesar
80%. Informasi terkait capaian desa UCI pada tahun 2014 menurut
kecamatan terdapat pada lampiran tabel 41 Imunisasi dasar pada bayi
seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya. Pada kondisi
ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal.
Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak
mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang
disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan
imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak
mendapatkan imunisasi campak, disebut Drop Out Rate DPT/HB1-
Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih penurunan
cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
1. Pelayanan Kesehatan Rujukan
Hasil Rekapitulasi laporan STP untuk pola 10 penyakit terbesar di
Kabupaten Kolaka tahun 2014 masih diduduki Nasopharingitis di urutan
pertama dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 44 Pola 10 penyakit Terbesar di Puskesmas
Se Kabupaten Kolaka Tahun 2014 2.
3.
4.
5.
6.
Sumber: Laporan LB1 Sumber Lap. LB 1 20.235
7.748
6.701
3.416
3.354
3.074
2.834
2.800
2.210
1.986
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Nesopharingitis akut
Gastritis
Hipertensi
Penyakit kulit
Arthritis
Luka
ISPA
Diare non spesifik
A s m a
Dermatitis
Halaman 60 Profil Kesehatan Tahun 2014
Hasil dari Catatan dan Pelaporan (Medical Record) Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kolaka, data kunjungan rumah sakit untuk 10 penyakit
terbesar Rawat Jalan di RSBG Kolaka didominasi yakni urutan pertama
ISPA 705 pasien, kemudian urutan ke 10 Ulcus Pecticum yakni 135.
Sedangkan pada kunjungan rawat inap yaitu Penyakit GEA/Diare
sebanyak 446 pasien dan urutan yang ke 10 yaitu penyakit Ulcus
Pecticum sebanyak 99 pasien. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik berikut :
Gambar 45 Pola 10 penyakit Rawat Jalan Terbesar di RSUD
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Gambar 46 Pola 10 penyakit Rawat Inap Terbesar di RSUD
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
548
272 218 205
151 147 134 128 124 121
0 100 200 300 400 500 600
ISP
A
DIS
PE
PS
IA
HIP
ER
TE
NS
I ( H
T )
CE
RU
ME
N
OB
ST
UR
AN
S
BR
ON
CH
ITIS
DIA
BE
TE
S M
ILIT
US
FA
RIN
GIT
IS
TB
-PA
RU
ISK
LBP
450 447
214 214 186 168 162 147
93 90
0 50
100 150 200 250 300 350 400 450 500
DB
D
GE
A
TB
PA
RU
TR
AU
MA
CA
PIT
IS
DE
MA
M T
YP
OID
HIP
ER
TE
NS
I
DIS
PE
PS
IA
BR
ON
C.P
NE
MO
NI
FA
RIN
GIT
IS
CH
F
Halaman 61 Profil Kesehatan Tahun 2014
Persentase penduduk yang memanfaatkan pelayanan di Rumah Sakit
Umum baik pemerintah maupun BUMN di Kabupaten Kolaka tahun
2014, dapat dilihat dari cakupan kunjungan rawat jalan 57.199 dan rawat
inap 8.037 dengan total Kunjungan sebanyak 65.272 orang atau sekitar
26,7% dari total penduduk sebanyak 244.154 jiwa. Sedangkan
pemanfaatan tempat tidur dinilai dari pencapaian BOR sebesar 60,1 Jika
dibandingkan dengan nilai ideal BOR 60%–85%, pencapaian ini sudah
memenuhi nilai ideal, sementara untuk melihat lamanya seorang pasien
dirawat adalah dengan nilai LOS sebesar 4,3 hari, hasil ini belum
memenuhi angka ideal 6 – 9 hari. Sedangkan penggunaan tempat tidur
dinilai dengan pencapaian TOI sebesar 3,5 sudah memenuhi nilai ideal
yaitu 1–3 hari, dan pencapaian Net Death Rate (NDR) atau angka
kematian setelah dirawat sebesar 14 per 1000 penduduk.
2. Pelayanan Kesehatan Penunjang
Pemeriksaan penunjang laboratorium di Puskesmas masih terbatas
pada pemeriksaan sputum program TB, malaria, Test Laboratorium
dasar sederhana (urin darah rutin) protein urin, HB, dan tes golongan
darah bagi calon jemaah haji. Ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan
sarana prasarana penunjang laboratorium Puskesmas.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka
pemerintah telah melakukan berbagai cara pembiayaan kesehatan baik
yang bersumber dana Pusat melalui program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, bersumber dana
Provinsi melalui program Bahteramas, serta bersumber dana Kabupaten
melalui program Jamkesda yang diperuntukkan bagi seluruh penduduk
di Kabupaten Kolaka yang belum mempunyai jaminan kesehatan. Dari
laporan BPJS Kesehatan per Desember tahun 2014, dari jumlah
penduduk Kabupaten Kolaka sebanyak 244.154 jiwa, jumlah peserta
JKN BPJS sebanyak 98.352 jiwa atau sekitar 40,28%.
Persentase penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
Puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sebesar 112.532
kunjungan (46,1%) dari jumlah penduduk 244.154. Kunjungan
Puskesmas yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
masyarakat sudah mulai sadar atas pentingnya memelihara kesehatan
dan ditunjang oleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat masyarakat
miskin dan tidak mampu melalui program pembiayaan BPJS Kesehatan
dan Jamkesda yang ditanggung oleh pemerintah baik melalui APBN,
APBD Propinsi maupun APBD Kabupaten.
Halaman 62 Profil Kesehatan Tahun 2014
C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara
lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status
gizi wanita usia subur Kurang Energi Protein (WUS KEP).
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal
dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena
prematur atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR),
yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. gambar
di bawah ini menunjukkan jumlah dan lokasi bayi BBLR yang direkap
dari puskesmas selama tahun 2014, untuk melihat secara rinci kasus
BBLR pada tabel 37 lampiran profil kesehatan ini.
Adapun persebaran kasusnya dapat dilihat pada peta di bawah ini :
Gambar 47 Peta Lokasi Kasus BBLR di Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Mengenai gambaran kasus BBLR selama kurun waktu 5 tahun terakhir
berfluktuasi yaitu pada tahun 2010 sebesar 1,6% atau 106 bayi BBLR,
Halaman 63 Profil Kesehatan Tahun 2014
kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 2,4% atau 136 bayi lahir
BBLR, tahun 2012 menjadi 2,8% atau 177 bayi lahir BBLR dan pada
tahun 2013 ditemukan 153 Bayi BBLR atau 2,6%. pada tahun 2014
ditemukan 115 Bayi BBLR atau 2,6%. Jika melihat target yang ingin
dicapai tahun 2014 sebesar 1%, maka belum memenuhi harapan. Untuk
lebih jelas perkembangan kasus BBLR dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 48 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
2. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Umumnya cara
penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang
menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) atau Indeks
Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan (BB/TB). Gambar di bawah ini
adalah gambaran lokasi dan jumlah kasus gizi buruk tahun 2014.
106 136 177 153 115
1,6
2,4 2,8
2,6 2,6
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
0
50
100
150
200
2010 2011 2012 2013 2014
Jum.BBLR % BBLR
Halaman 64 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 49 Peta Lokasi Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Adapun status gizi selama kurun waktu 5 tahun di Kabupaten Kolaka
berfluktuasi, pada tahun 2010 terdapat 0,3% atau ditemukan 32 kasus
gizi buruk dari 11.092 balita yang ditimbang, pada tahun 2011 ditemukan
66 kasus gizi buruk (0,4%) dari 17.434 balita ditimbang, tahun 2012
ditemukan 22 Kasus atau sekitar 0,11%, pada tahun 2013 ditemukan
kasus gizi buruk (0,05%) atau 12 kasus dari 24,678 balita yang
ditimbang dan pada tahun 2014 ditemukan kasus 14 dari 20.510 Balita
ditimbang ( 0,07%) Pencapaian ini cukup bagus jika dibandingkan target
nasional < 1,5%, untuk lebih jelasnya gambaran kasus Gizi Buruk di
Kabupaten Kolaka terlihat pada grafik berikut :
Gambar 50 Persentase Kasus Gizi Buruk Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 - 2014
32 66 22 12 14
0,3
0,4
0,11
0,05 0,07
-
0,1
0,1
0,2
0,2
0,3
0,3
0,4
0,4
0
10
20
30
40
50
60
70
2010 2011 2012 2013 2014
Jum Kasus % Gizi buruk
Halaman 65 Profil Kesehatan Tahun 2014
11.092 21.301 19.683 24.678 20.510
34,4
62,0
52,0
65,6 75,8
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
2010 2011 2012 2013 2014
Balita ditimbang D/S
Dari 14 kasus gizi buruk yang ditemukan, 6 anak sudah membaik kondisi
gizinya, 6 anak masih tergolong gizi kurang, 1 anak meninggal, 1 masih
tetap gizi buruk karena intoleran lactose.
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk
menagani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa
permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah
kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat
kekurangan yodium, dan anemia zat besi.
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui
kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari
kompilasi 12 puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014, didapatkan
balita ditimbang sebanyak 20.510 orang atau 75,8% dari 27.042 balita
terdaftar. Jumlah balita yang naik berat badannya sebesar 99% atau
20.316 orang, balita BGM 0,9% (180 orang). Gizi buruk 0,05% (14
orang).
Adapun Cakupan D/S Kabupaten Kolaka tahun 2010 - 2014 dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
Gambar 51 Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 s/d 2014
Halaman 66 Profil Kesehatan Tahun 2014
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
Pencapaian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A tahun 2014 yang
dilakukan 2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus sebanyak 18.417
balita dari sasaran balita 27.042 terdata, dengan presentase pencapaian
sebesar 68,1%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ini belum
memenuhi target 80%, disebabkan karena masih kurangnya kesadaran
orang tua membawa balitanya ke posyandu.
Rincian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A per Puskesmas Se-
Kabupaten Kolaka Tahun 2014 sebagai berikut :
Gambar 52 Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S) Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 s/d 2014
4. Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2014, ibu hamil yang ada berjumlah 4.972 dan yang
mendapatkan pemberian 90 tablet besi adalah 4.082 (82,1%) bumil.
Petugas kesehatan diharapkan harus tetap memberikan motivasi agar
90 tablet besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya anemia ibu hamil.
Adapun rincian pemberian tablet Fe lengkap (90 Tablet) dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
83
6
1.7
28
1.6
38
1.7
86
3.3
15
2.2
69
55
9
2.7
72
1.0
15
38
8
1.0
48
1.0
63
87
72,661,9
53,8
7687,2
48,3
82,475,6
51,162,1
94,7
0102030405060708090100
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Iwo
imen
daa
Wo
lo
Tosi
ba
Lata
mb
aga
Ko
laka
Wu
nd
ula
ko
Bau
la
Po
mal
aa
Tan
gget
ada
Po
lingg
on
a
Wat
ub
angg
a
Toar
i
Absolut % Cakupan
Halaman 67 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 53 Cakupan Pemberian Tablet Fe3 (90 Tablet) Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 s/d 2014
5. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti berdasarkan berbagai
riset yang telah dilakukan memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek
gizi, imunologik, psikologik, kecerdasan, neurologik, ekonomi maupun
aspek penundaan kehamilan. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi
bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/SIDS). Di Kabupaten Kolaka tahun 2014, dari 2.401 jumlah
bayi umur (0-6 bln), yang diberi ASI eksklusif sebanyak 1.142 atau
47,6%, target tahun 2014 sebesar 68%, maka pencapaian ASI eksklusif
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014 belum memenuhi target yang
diharapkan berikut gambaran capaian ASI Ekseklusif selama 5 tahun
terakhir :
Gambar 54 Trend Persentase bayi umur 0-6 bln yang diberi ASI Ekseklusif
di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
98
29
7
38
4
52
8
63
1
34
5
33
1
67
7
20
7
72
28
9
22
3
65,877,7
92,874,2
84,270,1
108,2 91,068,5
58,580,3
93,3
0,020,040,060,080,0100,0120,0
0
200
400
600
800
Iwo
imen
daa
Wo
lo
Tosi
ba
Lata
mb
aga
Ko
laka
Wu
nd
ula
ko
Bau
la
Po
mal
aa
Tan
gget
ada
Po
lingg
on
a
Wat
ub
angg
a
Toar
i
Absolut % Cakupan
3.622 3.536 3.616 3.393 2.401
22%
49%41% 40%
48%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
0
1.000
2.000
3.000
4.000
2010 2011 2012 2013 2014
Bayi (0-6 Bln) % Diberi ASI Eksklusif
Halaman 68 Profil Kesehatan Tahun 2014
6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 th) pada tahun 2014 di
Kabupaten Kolaka dari seluruh jumlah usila yang ada 27.425 orang dan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 8.821 (32%).
Halaman 69 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dipengaruhi oleh
keberadaan sarana kesehatan. Adapun sarana kesehatan yang dimaksud
dalam pembahasan ini terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi
pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari : Puskesmas, Rumah
Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan
atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat mendefinisikan Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas berkewajiban melaksanakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama terdiri atas
upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan, meliputi :
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial yaitu:
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
Halaman 70 Profil Kesehatan Tahun 2014
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi; dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Jumlah puskesmas di kabupaten kolaka sampai dengan desember 2014
sebanyak 12 puskesmas yang terdiri dari 2 unit puskesmas perawatan
dan 9 unit puskesmas non perawatan. dari 12 Puskesmas tersebut
terdapat 2 Puskesmas perawatan PONED dan 1 Puskesmas non
perawatan PONED. Jumlah ini lebih kecil dibanding tahun 2013 sebelum
Kabupaten Kolaka mekar menjadi dua kabupaten sebanyak 25 unit
puskesmas. Dalam kurun lima tahun terakhir jumlah puskesmas di
kabupaten kolaka dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 55 Jumlah Puskesmas se-Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 - 2014
Gambar di atas menunjukkan jumlah puskesmas dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012 tidak ada penambahan yaitu tetap sebanyak 21 unit.
Tahun 2013 ada penambahan 4 unit karena adanya pemekaran
kecamatan sehingga jumlah Puskesmas menjadi 25 unit. Tahun 2014 di
Kabupaten Kolaka terjadi pemekaran kabupaten menjadi Kabupaten
Kolaka dan Kabupaten Kolaka Timur, sehingga jumlah puskesmas di
Kabupaten Kolaka menjadi 12 unit dan di Kabupaten Kolaka Timur 13
unit.
0
5
10
15
20
25
2010 2011 2012 2013 2014
21 21 21
25
12
Halaman 71 Profil Kesehatan Tahun 2014
Persebaran Puskesmas di Kabupaten Kolaka tahun 2014 sudah merata,
karena di setiap kecamatan sudah memliki minimal 1 Puskesmas, bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2014
sebanyak 244.154 jiwa, maka 1 Puskesmas melayani penduduk
sebanyak 20.346 jiwa, berdasarkan standar nasional ( IS 2010) bahwa 1
Puskesmas melayani 30.000 jiwa, ini memberi arti bahwa pemerintah
Kabupaten Kolaka sudah mampu menyediakan sarana Puskesmas
sesuai standar nasional.
2. Puskesmas Pembantu.
Jumlah Puskesmas Pembantu tahun 2014, tercatat sebanyak 39 buah.
Rasio antara jumlah desa dengan Puskesmas pembantu sebesar 3,6.
Angka ini memberi gambaran bahwa setiap puskesmas pembantu
melayani kurang lebih 3 - 4 desa. Jika dilihat dari rasio Puskesmas
pembantu terhadap Puskesmas sebesar 3, maka rata-rata Puskesmas
membawahi 3 Puskesmas Pembantu.
3. Polindes dan Poskesdes
Pondok Bersalin Desa (Polindes) didirikan dengan tujuan untuk
mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak
yang merupakan upaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat
khususnya di wilayah pedesaan yang masih sangat jauh dari jangkauan
pelayanan kesehatan. Selain Polindes, dalam upaya mendukung
pelaksanaan Desa Siaga, terdapat Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
sebagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang juga merupakan wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai
risiko dan masalah kesehatan yang dikelola oleh kader/forum
masyarakat desa dengan bimbingan tenaga kesehatan. Di Kabupaten
Kolaka pada tahun 2014 terdapat 6 polindes, 60 poskesdes dan 5
Posbindu. Berikut tabel rincian Sarana Poskesdes dan Polindes per
Puskesmas :
Halaman 72 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel 9 Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
POSKESDES POLINDES POSBINDU
Iwoimendaa 10 4 1 -
Wolo 14 7 2 -
Tosiba 19 7 - -
Latambaga 7 3 - 1
Kolaka 7 - 1 1
Wundulako 11 7 - 1
Baula 10 7 - 2
Pomalaa 12 4 - -
Tanggetada 14 9 - -
Polinggona 7 2 - -
Watubangga 14 8 2 -
Toari 10 2 - -
JUMLAH 135 60 6 5
4. Fasilitas Perumahan Dinas
Untuk sarana perumahan terdiri atas rumah Kepala Dinas 1 unit, rumah
dinas dokter ahli 5 unit, rumah dinas Direktur RSU 1 unit. Sedangkan
rumah dinas dokter umum di puskesmas dari 12 puskesmas yang ada
semuanya sudah memilki rumah dokter
5. Fasilitas Kendaraan
Untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan pada
masyarakat serta peningkatan kinerja petugas, diperlukan adanya
sarana penunjang seperti kendaraan yaitu :
a. Roda empat
Sampai dengan tahun 2014, sarana kendaraan di Puskesmas terdiri
atas Puskesmas keliling sebanyak 12 unit, Adapun sarana kendaraan
di Rumah Sakit Benyamin Guluh adalah roda 4 ambulans sebanyak 6
Unit, UTD 2 unit, Mobil Dinas Dokter Ahli 13 Unit, Mobil Dinas
Direktur 2 Unit dan Mobil Dinas Kepala Tata usaha 1 unit Sedangkan
sarana kendaraan yang ada di Dinas Kesehatan adalah roda 4
sebanyak 9 unit.
Halaman 73 Profil Kesehatan Tahun 2014
b. Roda Dua
Kendaraan roda dua 113 unit, jika dirata – ratakan maka setiap
Puskesmas mempunyai kendaraan roda 2 sebanyak 5 unit. Sarana
kendaraan di Rumah Sakit Benyamin Guluh roda 2 sebanyak 14 unit.
Sedangkan sarana kendaraan yang ada di Dinas Kesehatan adalah
roda 2 sebanyak 40 unit.
Adapun secara rinci sarana kesehatan pada Dinas kesehatan
Kabupaten Kolaka pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10 Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Pemilik/Pengelola
di kabupaten KolakaTahun 2014
6. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat.
Melalui konsep Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM),
masyarakat berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan. Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan
siaga aktif. RW/Desa/kelurahan Siaga Aktif adalah desa yang
mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang
buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan
NO FASILITAS KESEHATAN PEMDA BUMN SWASTA JUMLAH
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 - 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK - - 1 1
3 PUSKESMAS RAWAT INAP 2 - - 2
4 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 10 - - 10
5 PUSKESMAS KELILING 12 - - 12
6 PUSKESMAS PEMBANTU 38 - - 38
7 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 - - 1
8 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - - 24 24
9 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 - - 1
10 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - - 5 5
11 APOTEK - - 30 30
12 TOKO OBAT - - 18 18
Sumber: Sarana Prasarana Kesehatan
Halaman 74 Profil Kesehatan Tahun 2014
dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans
berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi),
penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Terdapat 135 Desa/kelurahan
Siaga Aktif dengan persentase sebesar 100%. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan, Desa/kelurahan Siaga Aktif terbagi menjadi empat
strata, yaitu pratama, madya, purnama, dan mandiri. Desa/kelurahan
Siaga Aktif pratama sebanyak 82, madya sebanyak 52, belum ada
Pokesdes purnama dan mandiri. Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk
di desa untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar. Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan
kesehatan ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan
kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans
perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta kesiapsiagaan terhadap
bencana. Jumlah poskesdes yang beroperasi pada tahun 2014
sebanyak 60 unit. Jumlah ini tidak ada peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah
posyandu. Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita.
Posyandu memiliki 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan
penanggulangan diare. Terdapat 182 Posyandu pada tahun 2014 di
Kolaka. Dari jumlah tersebut, posyandu pratama sebanyak 32,4 madya
sebanyak 34,6 %, purnama sebanyak 22 %, dan mandiri sebanyak 11%.
Halaman 75 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 56 Persentase Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Untuk mengetahui peningkatan strata posyandu maka dilakukan telaah
kemandirian Posyandu dengan mengelompokkan posyandu ke dalam 4
kategori perkembangan yaitu Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri, seperti tergambar pada grafik berikut :
Gambar 57 Perkembangan Strata Posyandu
di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 - 2014
Yang menjadi masalah dana sehat (Strata Madya ke Purnama)
karena adanya dana jaminan kesehatan dari pemerintah baik berupa
JKN maupun Jamkesda
Pratama59
32%
Madya63
35%
Purnama 40
22%
Mandiri20
11%
Pratama Madya Purnama Mandiri
121
142 145
115 115
97 92 89 96 969279
59 63 63
22 16
36 37 37
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2010 2011 2012 2013 2014
Pratama Madya Purnama Mandiri
Halaman 76 Profil Kesehatan Tahun 2014
7. Rumah Sakit
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga
diperlukan upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan
preventif. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat
diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia
pelayanan kesehatan rujukan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah
sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah
sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum
yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit
yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
perseroan terbatas atau persero.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah
sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kolaka sampai dengan
tahun 2014 sebanyak 3 unit Rumah Sakit yang terdiri dari 1 unit RSK
(Rumah Sakit Khusus) dan 2 Unit RSU (Rumah Sakit Umum)
sedangkan pengelola dari Rumah Sakit tersebut adalah 1 unit RSU
Dikelola Oleh Pemerintah Daerah, 1 Unit RSU yang dikelola oleh BUMN
PT. Aneka Tambang Tbk, dan 1 unit RSK dikelola oleh Swasta. Baik
rumah Sakit Umum Maupun Rumah Sakit Khusus di Kabupaten Kolaka
tidak mengalami peningkatan pada kurun waktu 2011 sampai dengan
2014 seperti yang disajikan pada tabel berikut :
Halaman 77 Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel 11 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit
di Kabupaten Kolaka Tahun 2010 s/d 2014 No Pengelola/Kepemilikan 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan
1 Publik
Pemerintah Kabupaten 1 1 1 1 1 RSBG
2 Privat
BUMN 1 1 1 1 1 RS. PT. Antam Pomalaa
Swasta 2 2 2 1 1 - RSIA Rajawali Beroperasi sd 2012
- RSIA Mekongga Beroperasi sd 2013
- RSIA Harifah Beroperasi mulai 2014
4 4 4 3 3 Jumlah
Sedangkan penyajian data jumlah rumah sakit di Kabupaten kolaka
dalam bentuk grafik yakni sebagai berikut :
Gambar 58 Perkembangan Rumah Sakit di Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 - 2014
8. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Program obat dan perbekalan kesehatan adalah salah satu bagian
prioritas dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya
tersebut bertujuan untuk :
a. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik
dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat,
b. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat yang
generik,
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian difarmasi komunitas
dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta
2 2 2 2 22 2 2
1 1
0
0,5
1
1,5
2
2,5
2010 2011 2012 2013 2014
RSU RSIA
Halaman 78 Profil Kesehatan Tahun 2014
d. Melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.
Ketersediaan obat generik untuk kebutuhan pelayanan pengobatan di
Puskesmas se-Kabupaten Kolaka Tahun 2014 mencapai 97%. Hal ini
terjadi karena proses pengadaan obat generik melalui sistem e-catalog
yang ditender langsung antar pihak LKPP, Menteri Kesehatan, penyedia
barang dengan distributor obat (kontrak payung) sehingga menyebabkan
ada beberapa item obat yang tidak terpenuhi.
a. Sarana Produksi, Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang
signifikan dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap
obat khususnya obat esensial merupakan salah satu hak asasi
manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan
kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik
publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang
beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu
upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima
konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat
kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat
mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang
terlatih. sarana produksi Obat dan Perbekalan Kesehatan dan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sampai dengan tahun 2014 di
Kabupaten Kolaka belum ada, yang ada baru Apotek dan Toko Obat
sehingga semua perbekalan kesehatan didistribusi oleh propinsi
sulawesi tenggara dan dari luar propinsi sulawesi tenggara.
b. Ketersediaan Obat dan Vaksin
Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis
yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif
dan bermutu dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah
sasaran yang harus dicapai. Kementerian Kesehatan telah
Halaman 79 Profil Kesehatan Tahun 2014
menetapkan indikator rencana strategis tahun 2010-2014 terkait
program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu meningkatnya
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan
terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil
tersebut pada tahun 2014 yaitu persentase ketersediaan obat dan
vaksin sebesar 100%. Dalam rangka mencapai target tersebut, salah
satu kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan ketersediaan obat
esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar. Pemantauan
ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat
ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi
Farmasi Kabupaten (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan
untuk mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
menentukan langkah-langkah kebijakan yang akan diambil di masa
yang akan datang. Di era otonomi daerah, pengelolaan obat
merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke kabupaten.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di
Kabupaten Kolaka, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan
vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya merupakan obat
indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat
yang mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat
yang dipantau adalah 144 item obat dan vaksin yang terdiri dari 135
item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin untuk
imunisasi dasar. Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin
tahun 2014 memiliki target sebesar 95%, dari data dan perhitungan
yang dilakukan oleh Intalasi Farmasi IFK didapatkan persentase
ketersediaan rata-rata Kabupaten Kolaka pada tahun 2014 sebesar
96,93%. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan target tahun
2014, maka capaian kinerja indikator persentase ketersediaan obat
dan vaksin tersebut adalah sebesar 102,03%. Data dan informasi
lebih rinci mengenai ketersediaan obat dan vaksin 144 item terdapat
pada Lampiran Data Profil Kesehatan 2014 Tabel 67.
Halaman 80 Profil Kesehatan Tahun 2014
c. Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan juga memantau
pemanfaatan obat generik melalui indikator persentase penggunaan
obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas dan
rumah sakit. Rata-rata penggunaan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pada tahun 2014 sebesar 94 %. Penggunaan
tersebut telah memenuhi target tahun 2014 yaitu sebesar 75%.
Gambar 59 Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Adapun persentase rata-rata penggunaan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan di kabupaten Kolaka tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 60 Presentase Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
574
493
444
514
577
617 2.
201
7.06
7
431
437
505
109
13.9
69
546
441
432
482
559
485 1.
999
6.87
1
380
428
446
100
13.1
69
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
Kol
aka
Bau
la
Pom
alaa
Wun
dula
ko
Tan
gget
ada
Wat
uban
gga
Toa
ri
Lata
mba
ga
Tos
iba
Wol
o
Pol
ingg
ona
Iwoi
men
daa
Kab
upat
en
JML ITEM OBAT PER RESEP JUMLAH ITEM OBAT GENERIK
88%88%
89%91%
92%94%
95%97%
97%97%
98%94%
82% 84% 86% 88% 90% 92% 94% 96% 98% 100%
Tosiba
Polinggona
Baula
Toari
Iwoimendaa
Wundulako
Kolaka
Tanggetada
Latambaga
Pomalaa
Wolo
Kabupaten
Halaman 81 Profil Kesehatan Tahun 2014
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa semua kecamatan telah
memenuhi target 75%, akan tetapi ada 5 kecamatan yang melebihi
rata-rata kabupaten dengan rata-rata penggunaan tertinggi adalah
Wolo sebesar 98% diikuti oleh puskesmas Pomalaa sebesar 97%,
Latambaga 97% dan Kolaka sebesar 95%. Sedangkan Kecamatan
dengan persentase terendah adalah Tosiba sebesar 88% diikuti oleh
Polinggona sebesar 88%. Data dan informasi lebih rinci menurut
kecamatan mengenai penggunaan obat generik terdapat pada tabel
berikut :
Tabel 12 Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
NAMA PUSKESMAS/
KECAMATAN
JML ITEM
OBAT PER
RESEP
JUMLAH ITEM
OBAT GENERIK%
Watubangga 617 485 79%
Tosiba 431 380 88%
Polinggona 505 446 88%
Baula 493 441 89%
Toari 2.201 1.999 91%
Iwoimendaa 109 100 92%
Wundulako 514 482 94%
Kolaka 574 546 95%
Tanggetada 577 559 97%
Latambaga 7.067 6.871 97%
Pomalaa 444 432 97%
Wolo 437 428 98%
Kabupaten 13.969 13.169 94%
B. SUMBER DAYA TENAGA
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Kolaka tahun 2014
sebanyak 991 orang yang terdiri atas 938 orang (PNS) dan 53 orang
(PTT), dengan jenis ketenagaan adalah tenaga medis, tenaga paramedis
perawatan dan non perawatan.
Halaman 82 Profil Kesehatan Tahun 2014
Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut kategori yaitu :
1. Tenaga medis yang terdiri atas : Dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi.
Untuk tahun 2014 jumlah tenaga medis sebanyak 59 orang dengan
rincian dokter ahli 13 orang dengan rasio 5,3 per 100.000 penduduk,
dokter umum 33 orang mencapai rasio 13,5 per 100.000 penduduk dan
dokter gigi sebanyak 13 orang dengan rasio 5,3 per 100.000 penduduk.
Jika dilihat dari target Indonesia Sehat maka rasio tenaga medis per
100.000 penduduk belum memenuhi target Indonesia Sehat yaitu dokter
spesialis 6/100.000 penduduk, dokter umum 40/100.000 penduduk dan
dokter gigi 11/100.000 penduduk.
2. Tenaga Para Medis Keperawatan.
Tenaga Paramedis Keperawatan terdiri atas perawat, perawat gigi dan
bidan merupakan salah satu profesi yang sangat berperan aktif dalam
menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas di
masyarakat, oleh karenanya dibutuhkan rasio jumlah tenaga yang sesuai
dengan jumlah penduduk.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahun 2014, tercatat
jumlah tenaga paramedis keperawatan sebanyak 555 orang, secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tenaga Perawat
Tenaga perawat umum sebanyak 427 orang dengan kualifikasi
S1/DIV 31 orang, DIII perawat sebanyak 347 orang, SPK 49 orang.
Berdasarkan jumlah tenaga tersebut dapat dihitung rasio tenaga
perawat dibandingkan jumlah penduduk yaitu 174 per 100.000
penduduk. Jika dibandingkan Standar Nasional dimana rasio perawat
117/100.000 penduduk. Jika ditinjau dari segi kwantitas sudah
memenuhi tapi kalau dilihat dari segi kompetensi perawat minimal
pendidikan DIII baru 377 orang atau 154/100.000 penduduk maka
sudah memenuhi standar nasional akan tetapi dari segi
pendistribusian tenaga yang tidak merata sehingga ada beberapa
puskesmas yang masih kekurangan tenaga perawat.
Halaman 83 Profil Kesehatan Tahun 2014
b. Perawat Gigi
Tenaga perawat gigi sebanyak 21 orang dengan kualifikasi DIII
perawat Gigi sebanyak 5 orang, SPRG 16 orang Berdasarkan jumlah
tenaga tersebut dapat dihitung rasio tenaga Perawat Gigi
dibandingkan jumlah penduduk yaitu 8,6 per 100.000 penduduk. Jika
dibandingkan Standar Nasional dimana rasio perawat 10/100.000
penduduk belum memenuhi baik secara kulitas maupun kuantitas
sehingga masih ada beberapa Puskesmas yang tidak memiliki
tenaga Perawat Gigi.
c. Tenaga Bidan
Tenaga bidan sebanyak 191 bidan yang terdiri dari 142 PNS dan 49
PTT dengan kualifikasi DIV 9 orang, DIII Kebidanan 163 Orang, dan
DI Kebidanan 19 orang dengan rasio tenaga bidan dibanding jumlah
penduduk baru 78 per 100.000. Jika dibandingkan target Nasional
belum memenuhi target sebesar 117,5/100.000 penduduk.
3. Tenaga Paramedis Non Perawatan
a. Tenaga Gizi
Kesesuaian rasio tenaga gizi masyarakat dengan jumlah penduduk
merupakan penunjang peningkatan status gizi di masyarakat.
Adapun jumlah tenaga gizi Kabupaten Kolaka tahun 2014 tercatat
sebanyak 41 orang terdiri atas S1 sebanyak 6 orang, DIII sebanyak
26 orang dan DI sebanyak 9 orang. Adapun rasio tenaga yaitu 16,8
per 100.000 penduduk, angka ini masih jauh dari target Nasional
sebesar 100/ 100.000 penduduk.
b. Tenaga Farmasi
Sampai tahun 2014 ini tenaga farmasi di Kabupaten Kolaka sudah
mencapai 64 orang secara rinci adalah Apoteker 24 orang dan S1
Farmasi adalah 19 orang, DIII farmasi 15 orang dan Asisten apoteker
sebanyak 6, dengan rasio 26 per 100.000 penduduk, angka ini masih
jauh dari target Indonesia Sehat sebesar 100/100.000 penduduk.
Halaman 84 Profil Kesehatan Tahun 2014
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Kolaka tercatat
sebanyak 95 orang yang terdiri dari S1 Kesmas 87 orang S2
Kesehatan 8 orang, dengan rasio tenaga Kesehatan masyarakat
dibandingkan jumlah penduduk yaitu 39 per 100.000 penduduk,
sedangkan Sanitarian DIII Kesehatan Lingkungan 22 orang dan
SPPH 4 orang atau (26 orang sanitarian) dengan rasio per 100.000
penduduk sebesar 11 Jika melihat target IS sebesar 40 per 100.000
penduduk, ini belum memenuhi target.
d. Tenaga Keteknisian Medis
Tenaga Teknis Medis sebanyak 44 orang terdiri atas Analis
kesehatan 16 orang Analis Kimia 5 orang, Tenaga Elektro Medik 2
orang, Teknik Tranfusi 1 orang dan Penata Rontgen sebanyak 9
orang. Jika dihitung rasio jumlah penduduknya yaitu sebesar 8 per
100.000 penduduk. Jika melihat target IS sebesar 40 per 100.000
penduduk, maka angka ini masih jauh dari target.
e. Tenaga Keterapian Fisik
Tenaga Keterapian Fisik yaitu tenaga fisioterpy 4 orang. Dengan
rasio per 100.000 penduduk sebesar 2. Jika melihat target IS sebesar
40 per 100.000 penduduk, maka angka ini masih jauh dari target.
Gambar 61 Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Kategori
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
medis; 66
perawat; 390
bidan; 277
teknismedis; 26
kesmas; 167
farmasi; 57Gizi; 49
Lain-lain; 67
Halaman 85 Profil Kesehatan Tahun 2014
C. DISTRIBUSI TENAGA BERDASARKAN UNIT KERJA
Tabel 13 Tenaga PNS Kesehatan Berdasarkan Unit Kerja
di Kabupaten Kolaka Tahun 2014
D. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Alokasi anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan pada
tahun 2014 sebesar 55.551.361.997 rupiah dengan realisasi sebesar
43.951.064.387 rupiah. Besar alokasi maupun realisasi anggaran
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013, yaitu alokasi sebesar
60.230.470442 rupiah dengan realisasi sebesar 56.630.593.608 rupiah
Meskipun dalam hal besaran anggaran mengalami penurunan dari tahun
2013, hal ini terjadi karena Kabupaten Kolaka mengalami pemekaran
wilayah menjadi 2 kabupaten namun persentase realisasi anggaran tahun
2014 hanya mencapai 86% dan merupakan realisasi terendah selama 5
tahun terakhir dibandingkan tahun 2013 yaitu 94%. Pada tahun 2012
sebesar 95% pada tahun 2011 sebesar 98% dan tahun 2010 sebesar 87%,
berikut gambaran alokasi dan realisasi anggaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Kolaka tahun 2010 - 2014;
RS PKM Lab IFK Akper Dinkes
dr Umum + Ahli 23 24 - - - 47
drg 4 8 - - 12
Perawat 201 140 - 8 2 351
Bidan 46 139 - - 4 189
Perawat Gigi 5 12 - - 17
Apt 10 7 - 5 - 1 23
Farmasi (S1+D3+D1) 12 21 - 5 - 1 39
Kesmas ( S1+S2) 26 34 5 32 97
Kesling (S1+D3+D1) 1 18 - - 7 26
Gizi (S1+D3+D1) 14 22 1 4 41
Keterapian 4 - - 4
Keteknisan Medis 39 5 - 44
Kes. Lain 1 13 6 - 20
Struktural 17 22 2 2 2 19 64
Non Kesehatan 9 1 2 6 18
Jumlah 412 465 8 13 18 76 992
Jenis Tenaga Total TEMPAT KERJA
Halaman 86 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 62 Gambaran Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
Berdasarkan Alokasi dan Realisasi Tahun 2010 – 2014
Gambar 63
Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji Pegawai) Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
Tahun 2010 – 2014
32
.73
6.6
81
.40
2
39
.75
6.1
78
.18
0
50
.32
3.2
47
.94
8
60
.23
0.4
70
.44
2
55
.54
2.3
61
.99
7
28
.44
2.6
18
.69
7
39
.10
6.1
74
.59
0
47
.64
5.6
71
.56
9
56
.63
0.5
93
.60
8
43
.95
1.0
64
.38
7
87%98% 95% 94%
79%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
10.000.000.000
20.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
50.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
ALOKASI REALISASI % REALISASI
22
.22
1.7
77
.27
2
26
.80
5.1
54
.18
0
29
.87
5.8
82
.19
8
34
.17
9.6
99
.44
2
25
.31
0.6
91
.54
3
19
.93
3.9
40
.20
3
26
.54
8.9
67
.65
1
28
.22
2.9
65
.48
0
33
.98
2.9
91
.50
8
24
.97
7.7
93
.36
6
90%
99%
94%
99%99%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
0
5.000.000.000
10.000.000.000
15.000.000.000
20.000.000.000
25.000.000.000
30.000.000.000
35.000.000.000
40.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
Alokasi BTL Realisasi BTL % Realisasi BTL
Halaman 87 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 64 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung (Belanja Kegiatan)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
Gambar 65 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
10
.51
4.9
04
.13
0
12
.95
1.0
24
.00
0
20
.44
7.3
65
.75
0
26
.05
0.7
71
.00
0
25
.60
1.5
24
.45
4
8.5
08
.67
8.4
94
12
.55
7.2
06
.93
9
19
.42
2.7
06
.08
9
22
.64
7.6
02
.10
0
18
.97
3.2
71
.02
1
81%
97% 95%87%
74%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
5.000.000.000
10.000.000.000
15.000.000.000
20.000.000.000
25.000.000.000
30.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
Alokasi BL Realisasi BL % Realisasi BL
4.1
36
.85
3.4
30
6.4
90
.58
7.9
21
9.3
17
.86
1.7
50
9.6
36
.32
0.3
10
17
.39
6.3
35
.75
4
3.1
51
.00
6.7
44
6.2
05
.11
2.6
56
8.6
00
.32
2.2
14
8.8
35
.47
3.3
31
13
.64
4.9
44
.22
1
76%
96% 92% 92%
78%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
18.000.000.000
20.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
ALOKASI REALISASI % REALISASI
Halaman 88 Profil Kesehatan Tahun 2014
Gambar 66 Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Modal
Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2010 – 2014
Adapun sumber pembiayan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka pada
tahun 2014 berasal dari ABPD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 14 Alokasi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumbernya
di kabupaten Kolaka Tahun 2014 ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
Rupiah %1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 45.188.992.997 81,35
a. Belanja Langsung 19.878.301.454
b. Belanja Tidak Langsung 25.310.691.543
2 APBD PROVINSI - -
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi -
3 APBN : 8.614.323.000 15,51
- Dana Alokasi Umum (DAU) -
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 5.723.223.000 10,30
- Dana Dekonsentrasi -
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 1.497.900.000 2,70
- BOK 1.393.200.000 2,51
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 1.748.046.000 3,15
Dana Dnederlan Leprosy Relief ( NLR ) untuk
Program P2 Kusta 1.511.205.000
RTI - USAID 141.570.000
Dana Gavi 49.905.000
Dana GF ( TB ) 45.366.000
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -
55.551.361.997
897.892.342.885
5,0
227.525,91
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
3.0
89
.81
1.2
00
1.8
94
.51
2.0
79
4.5
03
.59
7.0
00
5.2
90
.45
2.0
90
5.0
99
.67
4.8
80
2.9
55
.68
0.0
00
1.8
56
.11
0.0
83
4.4
26
.04
8.0
00
4.8
72
.54
5.4
89
5.0
01
.70
6.8
00
96%
98% 98%
92%
98%
89%
90%
91%
92%
93%
94%
95%
96%
97%
98%
99%
0
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
Halaman 89 Profil Kesehatan Tahun 2014
E. SARANA INFORMASI KESEHATAN
Seksi Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka memilki
Jaringan Internet yang difasilitasi dari Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan sejak Tahun 2007 sebagai sarana pelaporan
Komunikasi Data Siknas Online (Komunikasi Data Prioritas sekarang).
Selain itu Seksi Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
juga memilki Web off line sederhana sejak tahun 2008 yang bisa diakses di
area Dinas Kesehatan melalui Jaringan Lokal Area Network serta memilki
Web Blog online yaitu ”dkkkolaka.esy.es “ sejak Juni tahun 2014 yang
memuat Data Umum Peta Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Kolaka dan Profil Kesehatan.
Halaman 90 Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB VII
PENUTUP
Data dan Informasi bidang kesehatan di Kabupaten Kolaka diperoleh
melalui penyelenggaraan Sistem Informasi dengan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Puskesmas yang secara rutin dilaporkan dari Puskesmas ke
Programer Kabupaten. Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang
ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi
kesehatan secara optimal. Namun demikian diharapkan Profil Kesehatan
Kabupaten Kolaka Tahun 2014 ini dapat memberi gambaran secara garis besar
dan menyeluruh tentang seberapa jauh pencapaian indikator derajat kesehatan
masyarakat. Serta menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan pencapaian indikator MDGs di
Kabupaten Kolaka.
Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini pada intinya berisi berbagai
data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan
masyarakat di Kabupaten Kolaka. Data dan informasi yang akurat merupakan
sumber daya yang strategis bagi lembaga, instansi maupun organisasi dalam
pelaksanaan manejemen suatu kegiatan untuk mencapai target yang telah
ditetapkan. Olehnya itu penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat
dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi sehingga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa
didalam penyusunan masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami selalu
terbuka menerima kritik dan saran demi sempurnanya penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten Kolaka di tahun mendatang.