Download - K3: Dalam Proses Konstruksi
BAB VII
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA [K3] DALAM PROSES KONSTRUKSI
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Disusun Oleh :
1.Dicky Dharmawan 4111010020
2.Ganesvara Jusa Katuuk 4111010021
S1 Terapan Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan
Semester 6
TUJUAN
Menjelaskan dan menguraikan penerapan K3 pada industri konstruksi
Menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam menerapkan K3 pada proses pelaksanaan industri konstruksi
Menjelaskan type-type penyakit kerja pada proses pelaksanaan konstruksi.
Menjelaskan tentang usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit akibat kerja.
MANFAAT K3 BAGI KONTRAKTOR
K3 menguntung-kan kontraktor karena tenaga kerja yang
cedera tentu akan menderita fisik dan bagi kontraktor juga menderita
dalam bentuk kerugian finansial. Kontraktor yang mengabaikan K3
juga akan menderita dari segi biaya langsung yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi eksistensi usahanya.
Berikut kerugian-kerugian yang didapatkan kontraktor apabila
mengabaikan K3 baik yang terasuransikan maupun yang tidak :
Teransurasikan Kompensasi pendapatan,
Biaya pengobatan & perawatan rumah sakit,
Penggantian cacat,
Pensiun, tunjangan keluarga,
Kebakaran,
Kewajiban terhadap masyarakat,
Biaya rehabilitasi,
Biaya penguburan,
Hilang dan rusak.
Tidak Terasuransikan Biaya pertolongan pertama.
Biaya angkutan.
Biaya pemeriksaan / investigasi kecelakaan
Biaya laporan.
Pekerjaan terhenti
Pembersihan daerah kecelakaan.
Perbaikan peralatan.
Waktu yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Produksi yang hilang atau rusak akibat kecelakaan.
Kehilangan ketrampilan akibat kecelakaan.
Kemunduran produksi akibat penggantian tenaga kerja trampil yang cedera
Peralatan tidak berproduksi.
Penyewaan peralatan sebagai ganti peralatan yang rusak.
Biaya overhead sementara produksi terhenti.
Rugi akibat denda atau pencairan jaminan.
Merosotnya semangat kerja dari tenaga kerja.
Pertentangan dengan tenaga kerja.
Pandangan masyarakat yang merosot, dan sebagainya.
MANFAAT K3 BAGI TENAGA KERJA KONSTRUKSI
Tenaga kerja konstruksi akan memperoleh haknya bila mengikuti
program asuransi. Namun dikarenakan tenaga kerja tersebut telah cacat,
biasanya tidak mampu lagi menggunakan ketrampilannya dilingkungan
usaha jasa konstruksi, tenaga kerja tersebut terpaksa beralih kegiatan
dengan ketrampilan yang lebih rendah dan ini berarti ia akan menerima
upah yang lebih rendah dari yang diperoleh sebelum cacat. Dapatlah
disimpulkan bahwa bagi setiap korban kecelakaan yang mengalami cedera,
baginya merupakan kejadian yang merugikan.
Program pencegahan kecelakaan jelas mencegah kerugian
demikian. Bila ditelusuri lebih jauh, maka tenaga kerja yang baik dapat
pula menjalin kerja sama dengan rekannya sehingga tercipta suatu team
work. Bagi industri konstruksi suatu team work dapat mencegah
kecelakaan. Tenaga kerja yang efisien dengan memahami K3 merupakan
suatu aset tersendiri di dalam pekerjaan.
MANFAAT K3 BAGI PEMBERI KERJA / KONSUMEN
Biaya kecelakaan pada pekerjaan dapat dianggap termasuk dan membebani biaya pengadaan proyek, sehingga biaya demikian telah ditransfer dari tenaga kerja dan kontraktor kepada pemberi kerja, yang dalam hal ini menjadi konsumen hasil konstruksi. Kelalaian dan absennya program K3 akhirnya membebani konsumen.
Bagi pemberi kerja, biaya proyek bukan semata-mata biaya konstruksi, tetapi termasuk juga biaya modal yang tidak produktif. Kecelakaan mengakibatkan kerugian waktu, tertundanya pelaksanaan, waktu menunggu penggantian peralatan yang rusak, waktu untuk mendapatkan penggantian tenaga kerja yang cedera, waktu untuk melatih tenaga kerja baru.
K3 DAN HUBUNGAN KONTRAKTOR – TENAGA KERJA
Indikasi manajemen yang telah merencanakan pekerjaan dengan baik, terlihat dari cara pencatatan yang cermat mengenai kecelakaan pada proyek.
Pendekatan yang hati-hati dan cermat untuk mengarahkan penampilan pelaksanaan, cenderung untuk menimbulkan kesadaran tenaga kerja, bahwa di lingkungan demikian terdapat tanggung jawab manajemen terhadap tenaga kerja. Kesadaran demikian merupakan landasan yang baik dengan hubungan kerja sama antara kontraktor dengan tenaga kerja konstruksi.
UNSUR-UNSUR K3
Penunjang dan pengarahan dari manajemen perusahaan
Organisasi K3 Latihan tenaga kerja Pengawasan K3 Rencana kesehatan kerja dan P3K
PELAKSANAAN PROGRAM K3 PADA KONSTRUKSI
Organisasi K3
Menyusun program K3 di perusahaan.
Menghimpun catatan analisa dan penyebabnnya.
Memproses dan menyebarkan informasi K3 dan cara mengatasi kecelakaan di lingkungan perusahaan.
Menyelenggarakan upaya untuk mengatasi penyebab kecelakaan dan peningkatan lingkungan kerja di perusahaan..
Mengadakan sistem penerimaan saran K3
Meninjau ulang secara berkala program K3 perusahaan.
Inspeksi K3, dan sebagainya.
Dewan K3 jasa konstruksi
Tugas dewan K3 jasa konstruksi dijabarkan secara khusus bagi sektor jasa konstruksi dari DK3N sehingga secara khusus bertugas memonitor, meng-evaluasi serta membantu saran kebijaksanaan penegakan K3 jasa konstruksi kepada pimpinan departemen teknis.
PELAKSANAAN PROGRAM K3 PADA KONSTRUKSI
Kampanye K3
Pemakaian poster-poster K3 serta slogan-slogan K3 merupakan bagian dari upaya kampanye K3.
Asuransi tenaga kerja konstruksi
Berkat upaya perum Astek selama ini, maka berangsur-angsur telah tertanam kesadaran berasuransi yang secara khusus diperuntukan bagi tenaga kerja konstruksi. Kesadaran berasuransi disertai dengan kesadaran ber-K3 akan ber manfaat.
Sertifikasi dan lisensi
Jenis ketrampilan yang bersifat khusus yang menyangkut K3 perlu pemberian lisensi yang diperbarui secara berklala (misalnya operator derek, tukang las, tukang peledakan dan sebagainya).
Latihan K3
Untuk mengembangkan peranan penanaman kesadaran ber K3 maka pada kurikulum setiap latihan perusahaan konstruksi atau tenaga kerja konstruksi selalu mencakup K3, yang perlu tetap dikembangkan dari segi efektivitas serta tepatnya latihan-latihan K3 itu.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
Golongan fisik antara lain :
Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli.
Tekanan yang berubah-ubah dapat menyebabkan penyakit caisson.
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit heat stroke, heat cramp, atau hyperpiera.
Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite, white fingger desease, trench foot dan lain-lain.
Getaran dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi darah tepi dan gangguan syaraf antara lain ; syndrome vibrasi, raynaud phenonem, white finger, low back pain (lumbago), syndrome sciatica dan lain-lain.
Penerangan lampu yang kurang terang dapat merusak daya penglihatan
Sinar infra merah dapat menyebabkan kekeruhan lensa mata (katarak).
Sinar ultra violet dapat menyebabkan peradangan pada mata.
Radiasi sinar radio aktif dapat menyebabkan tumor ganas, kulit dan sistem darah lukemia, aplastik animea.
Golongan kimia antara lain
Gas seperti CO, H2S, HCN, Amoniak dapat menyebabkan keracunan pada tenaga kerja.
Uap diantaranya uap dari logam yang dapat menyebabkan penyakit kulit meradang, keracunan dan metal fume fever.
Larutan / zat kimia dapat menyebabkan kulit dermatitis dan luka bakar.
Debu, penimbunan debu dalam paru-paru, menyebabkan penyakit tertentu antara lain :
Silicious disebabkan oleh Si2 bebas.
Byssinosis disebabkan debu kapas.
Asbestosis disebabkan debu asbes.
Stenosis disebabkan oleh debu biji timah.
Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung Fe2O3
Golongan hayati (biologi/infeksi) antara lain Cacing dapat menyebabkan ankylostmiasis,
schitosomiasis.Serangga misalnya lebah, kutu, pinjal, atau
nyamuk dapat menularkan penyakit malaria, filarisasi dan lain-lain.
Pencegahan penyakit akibat kerja Substitusi, yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan
dengan bahan yang tidak membahayakan, tampa mengurangi mutu dan hasil pekerjaan.
Isolasi, yaitu menjauhkan atau memiisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu / membahayakan.
Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan keruang kerja atau dengan menghisap keluar.
Alat pelindung diri, alat ini dapat berbentuk topi pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depanuntuk menahan beban berat, masker khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya, kaca mata khusus dan sebagainya.
Pemeriksaan kesehatan, hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan berkala untuk dapat mencari faktor penyebab yang menimbulkan gangguan dan kelainan terhadap tenaga kerja.
Latihan dan informasi sebelum kerja, agar pekerja tahu dan lebih berhati-hati terhadap kemungkinan adanya bahaya.
Pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan secara benar.
Terima Kasih
Atas Perhatiannya