Download - judul baru.doc

Transcript

ANALISA SAFETY MANAGEMENT SYSTEM BOEING 737 ER-900 DI DAERAH APRON/PARKIRAN BANDAR UDARA POLONIA MEDAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

EKA ANTONIUS SIREGAR070424028DOSEN PEMBIMBING

YUSANDY ASWAD, ST. MTDEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011ANALISA PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT SYSTEM PESAWAT BOEING 737 ER-900 DI DAERAH APRON/PARKIRAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL POLONIA MEDAN1.1. Umum

Bandar udara merupakan kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan penunjang lainnya. Bandar udara juga merupakan prasarana bagi kelancaran lalu lintas antar kota maupun antar Negara. Semakin pesatnya pembangunan suatu daerah atau kota semakin ramai pula pemakai transportasi melalui udara ini. Hal ini di sebabkan lebih efisiennya transportasi udara itu sendiri. Oleh karena itu semakin banyak pula lah armada pesawat itu sendiri sehingga menyebabkan semakin ketatnya manajemen keselamatan di Bandar udara itu sendiri. Salah satu bagian dari Bandar udara yang dianggap perlu dianalisa adalah apron. Apron merupakan dareah tertentu pada Bandar udara di darat, yang digunakan untuk tempat naik turun penumpang, bongkar muat kargo atau pos, pengisian bahan bakar, parkir atau perawatan pesawat udara. Analisa safety management system adalah salah satu hal yang terpenting dalam menilai seberapa besar tingkat pelayanan Bandar udara tersebut. Sebab tingkat pelayanan pada suatu Bandar udara di daerah apron akan sangat menentukan keselamatan penumpang beserta awak pesawat itu sendiri.

Safety management system adalah suatu sistem untuk manajemen keselamatan pada Bandar udara yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan peraturan dalam melaksanakan kebijakan keselamatan Bandar udara oleh penyelenggara Bandar udara, yang melaksanakan pengawsan keselamatan, dan pengoperasian Bandar udara. Dikarenakan pada daerah apron merupakan daerah yang sangat perlu diwaspadai dalam manajemen keselamatan maka segala kegiatan yang dilakukan pada daerah apron harus dilakukan dengan sangat teliti dan dengan sangat hati hati, selain itu ada juga prosedur prosedur yang harus dilakukan baik itu peraturan internasional ataupun peraturan perundang undangan Republik Indonesia. Apabila segala prosedur sudah dilakukan dengan teliti dan tepat maka daerah apron sudah dapat dikategorikan aman dan setiap kegiatan yang berlangsung di daerah apron akan dapat berjalan dengan baik.1.2. Latar Belakang Penelitian

Setiap bandar udara mempunyai karakteristik sendiri sendiri terutama dalam hal operasional seperti fasilitas dan jumlah pergerakan pesawat udara, sehingga pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) terbentuk mengikuti karakteristik tersebut. Untuk itu tidak ada satu sistem yang sesuai untuk semua terutama dalam pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) operasi Bandar udara.

Tidak sedikit kecelakaan terjadi pada daerah apron dikarenakan tidak berjalannya Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System). Karena sering hal hal kecil tidak terlalu diperhatikan dalam pelaksanaannya, sehingga terjadilah kecelakaan yang tidak dari satupun kita menginginkannya. Ada juga beberapa peraturan peraturan dalam Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) yang merupakan peraturan internasional dan tidak dipakai di Indonesia, sedangkan di Indonesia memakai perturan perundang undangan sehingga menjadi pertimbangan mana sebaiknya harus dipakai. 1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperkecil accident dan incident di Bandara Internasional Polonia Medan, khususnya pada daerah apron Bandara Internasional Polonia Medan. 1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Tingkat SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang berada di apron/area air side dalam Safety Management System di Bandara Internasional Polonia Medan ?2. Bagaimana kondisi peralatan/kendaraan yang digunakan di area apron/air side ?

3. Bagaimana penerapan safety di Bandara Internasional Polonia Medan dengan aturan standart penerbangan internasional ?4. Siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi accident dan incident di area apron/air side ?1.5. Batasan Masalah

Permasalahan pada Safety Management System sangat komplek, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan antara lain :

1. Daerah yang ditinjau adalah daerah apron/parkiran pesawat.

2. Pedoman standar menggunakan : UUD No. 1 Tahun 2009, Penerbangan Sipil Indonesia ICAO, Standarisasi Penerbangan Internasional3. Pesawat yang ditinjau adalah Boeing 737 ER-9004. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait.1.6. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat mengumpulkan data yang mendukung agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa cara yang dilakukan antara lain:a. Data primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan secara pengamatan, peninjauan dan pendataan pada wilayah tersebut. Adapun data primer yang di dapat adalah :

1. Data jumlah personil,

2. Fasilitas kendaraan dan peralatan, 3. Kondisi di sekitar apron.

b. Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari instansi instansi yang terkait dalam penelitian ini. Data sekunder diperlukan untuk mengetahui tingkat kedisplinan dan kepedulian terhadap Safety Management System di Bandara Internasional Polonia Medan. Adapun data data sekunder yang didapat adalah aturan aturan standart internasional dan aturan aturan yang dipakai di Indonesia.1.7. Kerangka Pemikiran

Alur pikir dalam metodologi penelitian dapat digambarkan seperti diagram sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Flow chart penelitian1.8. Resume Bahan Pustaka

Yuke Sri Rizki dan Lukiana, Berkembangnya angkutan udara diiringi juga dengan peningkatan jumlah penumpang pesawat. Sejalan dengan hal tersebut maka peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi prioritas utama untuk mencapai sasaran program pemerintah road map to zero accident. Terkait dengan aspek keselamatan penerbangan dalam pengelolaan bandar udara, dalam Undang Undang No. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan dinyatakan bahwa seluruh Bandar udara di Indonesia harus memiliki sertifikat Safety Management System (SMS). Untuk mewujudkan SMS dimaksud, perlu dibentuk suatu unit yang dipimpin oleh seorang safety manager beserta jajarannya yang akan berkonsentrasi penuh dalam mengimplementasikan SMS tersebut.

Lita Yarlina dan Lukiana, Berdasarkan data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejumlah kasus kecelakaan sebagian besar terjadi di Bandar udara, seperti yang terjadi pada periode tahun 2000 sampai Nopember 2006 terjadi aircraft accident/incident sebanyak 220 kali, dimana pada tahun 2000 sebanyak 15 kali, tahun 2001 sebanyak 37 kali, tahun 2002 sebanyak 25 kali, tahun 2004 sebanyak 18 kali, tahun 2005 bertambah menjadi 32 kali, dan tahun 2006 sampai bulan Nopember terjadi sebanyak 73 kali, yang penyebabnya sebagian besar karena human error dan miss-communication.

Olja okorilo, Petar Mirosavljevi, Slobodan Gvozdenovi, Untuk memperbaiki tingkat keselamatan penerbangan yang ada di dalam perkembangan industry saat ini, perlu langkah-langkah tambahan. Salah satu ukuran tersebut adalah untuk mendorong individu operator untuk memperkenalkan SMS mereka sendiri. Untuk menandakan bahwa sistem itu penting untuk kelangsungan hidup bisnis sebagaisistem manajemen keuangan dan pelaksanaan SMS harus mengarah pada pencapaian salah satu sipil penerbangan tujuan bisnis kunci: kinerja keselamatan ditingkatkanbertujuan praktek terbaik dan bergerak di luar hanya sesuai dengan persyaratan peraturan (ICAO, 2009). Menurut CAA (2002), SMS merupakan elemen eksplisittanggung jawab manajemen perusahaan yang menetapkan sebuah kebijakan keselamatan perusahaan dan menentukan bagaimana mereka berniat untuk mengelola keamanan sebagai bagian integral dari bisnis secara keseluruhan.Curt Lewis, P.E., CSP, ATP, L. Christopher, Ed. FAA dan ICAO, bersamaan dengan industri yang menberlakukan standar umum, mengidentifikasi empat elemen utama yang penting untuk SMS :1. Tujuan dan Kebijakan Keselamatan (Safety policy and objectives)2. Manajemen Resiko Keselamatan (Safety risk management) (SRM)3. Jaminan Keselamatan (Safety assurance)4. Promosi Keselamatan (Safety promotion)Advisory Circular 139-01 Airport Safety Management System, Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan, sasaran keselamatan meliputi :

1. Penetapan indikator kinerja keselamatan2. Penetapan target kinerja keselamatan3. Penetapan persyaratan keselamatan di masing-masing Bandar udara.1.9. Kesimpulan

Adapun hasil dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari Sistem Manajemen Keselamatan di Apron Bandar Udara Polonia dan apakah sudah mengikuti aturan-aturan internasional. 1.10. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan susunan tahap penyelesaian dengan sumber data yang saling berhubungan sebelum mengambil kesimpulan di peroleh, yaitu data lapangan, koefisien dan aturan-aturan yang berkaitan dengan serta teori yang saling berhubungan dengan Sistem Manajemen Keselamatan.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaanya secara garis besar adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, maksud dan tujuan, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.BAB II STUDI PUSTAKA

Bab ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari beberapa sumber bacaan yang mendukung analisa permasalahan yang berkaitan dengan tugas akhir ini.BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dengan cara memperoleh data yang relevan dengan penelitian ini.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini menyajikan analisa data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan logis berdasarkan analisis data, temuan dan bukti yang disajikan sebelumnya, yang menjadi dasar untuk menyusun suatu saran sebagai suatu usulan.

FOTO PERSIMPANGAN JALAN MERAK JALAN KASUARI

DAFTAR PUSTAKA________________. ( 2009 ), Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara dan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

________________. ( 2009 ), Advisory Circular 139-01 Airport Safety Management System, Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Curug-Tangerang.Yuke Sri Rizki dan Lukiana. ( 2011 ), Pelaksanaan Safety Management System (SMS) di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, Jakarta.

Lita Yarlina dan Lukiana. ( 2008 ), Kajian Fungsi Keselamatan Penerbangan di Bandara Sam Ratulangi Manado, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, Jakarta.Olja okorilo, Petar Mirosavljevi, Slobodan Gvozdenovi ( 2010 ), An approach to Safety Management System (SMS) implementation in aircraft operations, Paper, Department of Air Transport, Faculty of Traffic and Transport Engineering, University of Belgrade, Serbia.Curt Lewis, P.E., CSP, ATP, L. Christopher, Ed. ( 2008 ), Flight Safety Information Journal, Jurnal, United States.Mulai

Survey Pendahuluan :

Penentuan Lokasi

Penentuan Titik Pengamatan

Penentuan Waktu Pelaksanaan

Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan Data Primer

Pelaksanaan Survey

Analisa Data

ICAO, Standarisasi Penerbangan Internasional

UUD No. 1 Tahun 2009, Penerbangan Sipil Indonesia

Kesimpulan dan Saran


Top Related