13
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Lokasi Penelitian
Kampoeng Kopi Banaran adalah unit usaha milik PT. Perkebunan
Nusantara IX (Persero) yang memiliki tempat berpemandangan indah, sejuk dan
dikembangkan sebagai daerah agrowisata. Terletak di tengah areal perkebunan
Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan, tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35
dengan ketinggian 480 – 600 mdpl dan suhu udara antara 23ºC - 27ºC.
Fasilitas utama yang ditawarkan saat ini adalah berupa bangunan untuk
menikmati sedapnya “Banaran Coffee” atau yang sering disebut Kafe Banaran.
Selain itu juga terdapat beberapa fasilitas lain seperti taman bermain anak – anak
yang didalamnya berisi antara lain ayunan, jungkat-jungkit, bola panjat, flying fox
dan sebagainya. Terdapat juga fasilitas lainnya seperti lapangan tenis, mushola,
Gedung Pertemuan, Kolam Renang, Gasebo, Taman Buah, Taman Kelinci,
Jelajah Kebun dengan ATV dan Kereta Wisata.
Gambar 4.1 Suasana di Kampoeng Kopi Banaran
14
14
4.1.2 Kondisi Fasilitas Kereta Wisata Kampoeng Kopi Banaran
Salah satu fasilitas yang disediakan oleh Kampoeng Kopi Banaran adalah
Kereta Wisata. Kereta Wisata adalah sebuah mobil yang sudah dimodifikasi.
Dengan perjalanan sekitar kurang lebih 20 menit, pengunjung akan diajak
menggunakan mobil kereta untuk berkeliling kebun kopi yang diselingi dengan
pemandangan Rawa Pening dan dilatarbelakangi gugusan gunung. Supir bertugas
juga sebagai pemandu yang akan menceritakan tentang kebun dan pengolahan
kopi dan membuat pengunjung lebih mengenal tentang kebun kopi yang ada
disana.
Harga tiket yang dijual adalah Rp. 70.000/kereta dan dapat ditempati oleh
6-7 orang dewasa. Berkeliling kebun dengan kereta wisata sangat cocok untuk
dijadikan alternatif liburan bersama keluarga. Lokasi saat berkeliling dengan
kereta wisata pun cukup tinggi sehingga terasa sejuk.
4.2 Karakteristik Responden Pengunjung Kampoeng Kopi Banaran
Jumlah pengunjung Kampoeng Kopi Banaran yang diambil sebagai
responden adalah sebanyak 68 orang. Untuk karateristik responden meliputi usia,
pendidikan, domisili, pendapatan.
4.2.1 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas
Hasil dari uji realibilitas untuk pertanyaan yang menggambarkan penilaian
bukti fisik (X1), penilaian keandalan (X2), penilaian daya tanggap (X3), penilaian
jaminan (X4), penilaian kepedulian (X5), dan penilaian kepuasan (X6), Cronbach‟s
Alpha yang didapatkan adalah 0.908.
Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas SPSS
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of
Items
.908 .909 20
Adanya tingkatan reliabilitas (Sekaran, 2006) yaitu:
1) Nilai Alpha 0,8-1,0 dikategorikan reliabilitas baik.
2) Nilai Aplha 0,6-0,79 dikategorikan reliabilitas diterima.
3) Nilai Alpha ≤ 0,6 dikategorikan reliabilitas kurang baik.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas 20 items diperoleh hasil 0,908, berarti uji
15
15
reliabilitas dikatakan baik. Hal ini sesuai dengan Sekaran (2006) yang
mengatakan jika reliabilitas berada pada rentang 0,8-1,0 dapat dikategorikan
reliabilitas baik.
Untuk validitas, tidak ada satupun item yang mempunyai nilai corrected
item-total correlation kurang dari rtabel (n-2), dimana n adalah jumlah responden.
Nilai rtabel (68-2) adalah 0,2387. Widiyanto (2012) mengatakan jika nilai rhitung<
rtabel, maka kuisioner yang dipakai tidaklah valid. Sebaliknya jika kuisioner
memiliki nilai rhitung > rtabel, maka kuisioner dianggap valid. Dengan demikian
pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner tersebut adalah valid.
Tabel 4.2. Pengujian Validitas Kuisioner
No
Corrected
Item-Total
Correlation
No
Corrected
Item-Total
Correlation
1 .310 11 .437
2 .460 12 .622
3 .645 13 .711
4 .542 14 .709
5 .607 15 .496
6 .692 16 .348
7 .709 17 .473
8 .697 18 .333
9 .603 19 .295
10 .652 20 .663
4.2.2 Karateristik Responden
Berikut adalah data pengunjung Kampoeng Kopi Banaran yang belum
pernah dan sudah menggunakan kereta wisata berdasarkan karakteristik yang
meliputi usia, pendidikan, domisili dan pendapatan.
4.2.2.1 Usia
Terdapat perbedaan karakteristik berdasarkan usia antara pengunjung yang
sudah menggunakan dan belum pernah menggunakan. Rata-rata usia pengunjung
yang sudah menggunakan kereta adalah 35 tahun, sedangkan yang belum pernah
menggunakan kereta rata-rata berusia 28 tahun.
16
16
Tabel 4.3. Persebaran Karateristik Usia Responden
Karateristik
Usia (tahun) Usia
rata-rata 16 – 31 32 – 62
Jumlah % Jumlah %
Belum Pernah
Menggunakan 23 67.65 11 32.35 28
Sudah Menggunakan 12 35.29 22 64.71 35
Sumber : Pengolahan Data Crosstab SPSS
4.2.2.2 Pendidikan
Untuk latar belakang tingkat pendidikan tidak banyak perbedaan yang
terlihat antara karakteristik pengunjung yang sudah dan belum pernah
menggunakan kereta wisata. Tingkat pendidikan terbanyak (lebih dari 50%) yang
ditemukan pada kedua tipe pengunjung adalah SMA.
Tabel 4.4 Persebaran Karateristik Pendidikan Responden
Karateristik
Pendidikan
SD SMP SMA UNIV
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum Pernah
Menggunakan 2 5.88 4 11.76 18 52.94 10 29.41
Sudah
Menggunakan 3 8.82 0 0 19 55.88 12 35.29
Sumber : Pengolahan Data Crosstab SPSS
4.2.2.3 Domisili
Mengenai domisili responden rata-rata mereka yang berasal dari Salatiga
dan sebagian dari Kab.Semarang belum pernah menggunakan kereta wisata.
Sedangkan untuk pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata kebanyakan
berasal dari Semarang dan Kab. Semarang.
Tabel 4.5. Persebaran Karateristik Domisili Responden
Karateristik
Domisili
Salatiga Kab. Semarang Semarang Luar
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum Pernah
Menggunakan 12 35.29 13 38.24 6 17.65 3 8.82
Sudah
Menggunakan 6 17.65 11 32.35 10 29.41 7 20.59
Sumber : Pengolahan Data Crosstab SPSS
17
17
4.2.2.4 Pendapatan
Tidak ada perbedaan yang terlihat dari tabel pendapatan. Untuk
pengunjung yang belum pernah dan sudah menggunakan kereta wisata, memiliki
jumlah yang sama. Begitu pula untuk rata-rata, tidak terlalu berbeda jauh antara
pendapatan Rp. 2.473.529 (belum pernah menggunakan kereta wisata) dan Rp.
2.455.882 (sudah menggunakan kereta wisata).
Tabel 4.6. Persebaran Karateristik Pendapatan Responden
Karateristik
Pendapatan Pendapatan
rata-rata 200000–1200000 1200000-2500000
Jumlah % Jumlah %
Belum Pernah
Menggunakan 17 50 17 50 2473529
Sudah Menggunakan 17 50 17 50 2455882
Sumber : Pengolahan Data Crosstab SPSS
Secara umum dapat diketahui bahwa kriteria pengunjung yang belum
pernah menggunakan kereta wisata adalah pengunjung yang memiliki rata-rata
usia 28 tahun dengan latar belakang pendidikan SMA. Pengunjung juga
kebanyakan berasal dari Salatiga dan Kabupaten Semarang dengan pendapatan
rata-rata sebesar Rp. 2.473.529.
Dan kriteria pengunjung yang sudah pernah menggunakan kereta wisata
adalah pengunjung yang rata-rata berusia 35 tahun dengan latar belakang
pendidikan SMA. Pengunjung juga kebanyakan berasal dari Semarang dan
Kabupaten Semarang dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 2.455.882.
4.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pengunjung
Persebaran pengunjung Kampoeng Kopi Banaran yang belum pernah dan
sudah pernah memakai Kereta Wisata meliputi penilaian terhadap bukti fisik (X1),
keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), kepedulian (X5), dan kepuasan
berkunjung (X6) disajikan pada Tabel dibawah ini.
18
18
4.2.3.1 Bukti Fisik
Untuk rata-rata penilaian terhadap bukti fisik, didapatkan hasil jika para
pengunjung Kampoeng Kopi Banaran yang sudah menggunakan kereta memiliki
penilaian lebih tinggi, yang tidak signifikan dibandingkan pengunjung yang belum
mencoba menggunakan dan hanya melihat kereta wisata saja.
Tabel 4.7. Persebaran Karateristik Bukti Fisik Responden
Karateristik
X1 Bukti Fisik
Rata-
rata
3- 7
(Rendah) 8-12 (Sedang) 13-15 (Tinggi)
Ket
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
1 2.9 31 91.2 2 5.9 10.23
Tidak
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 23 67.6 11 32.4 12.15
4.2.3.2 Keandalan
Penilaian terhadap keandalan terbanyak ada pada kategori penilaian
„sedang‟ (8-12). Penilaian tersebut didapatkan dari 31 orang pengunjung yang
belum menggunakan kereta wisata dan 23 orang yang sudah pernah menggunakan
kereta wisata. Untuk penilaian keandalan kereta wisata dengan kategori „tinggi‟,
terbukti jumlah pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata lebih banyak
(11 orang) dibandingkan yang belum menggunakan kereta wisata (2 orang). Dari
nilai rata-rata, didapatkan bahwa penilaian keandalan pada pengguna kereta
wisata lebih tinggi, yang signifikan dibandingkan pengunjung yang belum
menggunakan kereta wisata.
19
19
Tabel 4.8. Persebaran Karateristik Keandalan Responden
Karateristik
X2 Keandalan Rata-
rata
3 – 7 (Rendah) 8 – 12 (Sedang) 13 – 15 (Tinggi) Ket
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
1 2.94 31 91.18 2 5.88 10.24
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 23 67.65 11 32.35 12.15
4.2.3.3 Daya Tanggap
Penilaian terbanyak terhadap daya tanggap ada pada rentang nilai sedang
(8-12). Daya tanggap yang dimaksud adalah pemberian respon tepat, cepat dan
pelayanan pegawai Kampoeng Kopi Banaran. Untuk rata-rata penilaian terhadap
daya tanggap, didapatkan hasil jika para pengunjung Kampoeng Kopi Banaran
yang sudah menggunakan kereta memiliki penilaian lebih tinggi yang signifikan
dibandingkan pengunjung yang belum mencoba menggunakan dan hanya melihat
kereta wisata saja.
Tabel 4.9. Persebaran Karateristik Daya Tanggap Responden
Karateristik
X3 Daya Tanggap Rata-
rata
3 – 7 (Rendah) 8 – 12 (Sedang) 13 – 15 (Tinggi) Ket
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
2 5.88 30 88.24 2 5.88 10.35
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 28 82.35 6 17.65 11.35
4.2.3.4 Jaminan
Penilaian terhadap jaminan terbanyak ada pada kategori penilaian „sedang‟
(8-12). Penilaian tersebut didapatkan dari 28 orang pengunjung yang belum
menggunakan kereta wisata dan 21 orang yang sudah pernah menggunakan kereta
wisata. Untuk penilaian jaminan kereta wisata dengan kategori „tinggi‟, terbukti
jumlah pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata lebih banyak (13
orang) dibandingkan yang belum menggunakan kereta wisata (5 orang). Dari nilai
rata-rata, didapatkan bahwa penilaian keandalan pada pengguna kereta wisata
lebih tinggi yang signifikan dibandingkan pengunjung yang belum menggunakan
20
20
kereta wisata.
Tabel 4.10. Persebaran Karateristik Jaminan Responden
Karateristik
X4 Jaminan Rata-
rata
3 – 7 (Rendah) 8 – 12 (Sedang) 13 – 15 (Tinggi) Ket
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
1 2.94 28 82.35 5 14.71 11.03
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 21 61.76 13 38.24 12.65
4.2.3.5 Kepedulian
Penilaian terbanyak terhadap kepedulian ada pada rentang nilai „sedang‟
untuk pengunjung yang belum menggunakan kereta wisata dan rentang nilai
„tinggi‟ untuk pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata. Kepedulian
yang dimaksud adalah mengenai perhatian dari pegawai Kampoeng Kopi Banaran
yang melayani kereta wisata. Dari nilai rata-rata, didapatkan bahwa penilaian
kepedulian pada pengguna kereta wisata lebih tinggi yang signifikan
dibandingkan pengunjung yang belum menggunakan kereta wisata.
Tabel 4.11. Persebaran Karateristik Kepedulian Responden
Karateristik
X5 Kepedulian Rata-
rata
2 – 4 (Rendah) 5 – 7 (Sedang) 8 – 10 (Tinggi) Ket
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
2 5.88 18 52.94 14 41.18 7.35
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 9 26.47 25 73.53 8.41
4.2.3.6 Kepuasan Berkunjung
Penilaian terhadap kepuasan berkunjung terbanyak ada pada rentang nilai
„sedang‟ untuk pengunjung yang belum menggunakan kereta wisata dan rentang
nilai „tinggi‟ untuk pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata. Untuk
penilaian kepuasan berkunjung dengan kategori „tinggi‟, terbukti jumlah
pengunjung yang sudah menggunakan kereta wisata lebih banyak (24 orang)
dibandingkan yang belum menggunakan kereta wisata (15 orang). Dari nilai rata-
rata, didapatkan bahwa penilaian kepuasan berkunjung lebih tinggi yang
21
21
signifikan dibandingkan pengunjung yang belum menggunakan kereta wisata.
Tabel 4.12. Persebaran Karateristik Daya Tanggap Responden
Karateristik
X6 Kepuasan Berkunjung
Rata-
rata Ket
6 – 13
(Rendah)
14 – 21
(Sedang)
22 – 30
(Tinggi)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Belum
Memakai
Kereta
1 2.9 19 55.9 14 41.2 21.15
Signifikan Sudah
Memakai
Kereta
0 0 8 23.5 26 76.5 23.06
4.3 Analisis Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Penggunaan Kereta Wisata Kampoeng Kopi Banaran
4.3.1 Uji Signifikansi Model
1. Uji G
Nilai Chi-square 31,549 > tabel DF 6 (jumlah variabel independen 6, tingkat
kepercayaan 0,05) yaitu 12.59159 atau dengan signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05)
menunjukkan variabel bebas dapat dimasukan ke dalam model regresi
Tabel 4.13 Omnibus Test
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 31.549 6 .000
Block 31.549 6 .000
Model 31.549 6 .000
Sumber : Analisa Data Primer SPSS 16, 2016
2. Uji Beda T-Test
Dari hasil analisis independent test didapat hasil bahwa variabel X2, X3, X4, X5
dan X6 memiliki nilai probabilitas signifikansi yang lebih kecil dari tingkat
kepercayaan 0,05. Variabel-variabel bebas tersebut adalah Keandalan (X2), Daya
Tanggap (X3), Jaminan (X4), Kepedulian (X5), dan Kepuasan Berkunjung (X6).
Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengunjung yang sudah pernah
menggunakan dan yang belum pernah menggunakan kereta wisata berbeda secara
signifikan. Hanya satu variabel yaitu Bukti Fisik (X1) yang memiliki nilai
probabilitas signifikansi yang lebih besar daripada 0,05.
22
22
3. Uji Likelihood
Hasil analisis menunjukkan nilai likelihood pada block number = 0 lebih besar
dari nilai likelihood pada block number = 1 (94,268 > 62,719), maka model
tersebut baik.
Tabel 4.14. Likelihood Test
Block 0 Block 1
-2 Log likelihood -2 Log likelihood
94.268 66.219
62.972
62.721
62.719
62.719
62.719
4. Uji Hosmer and Lemeshow
Nilai Chi Squaretabel untuk DF 8 (pada taraf signifikansi 0,05) adalah sebesar
11.0705. Nilai Chi Squarehitung7,320 < Chi Squaretable 11.0705 atau nilai
signifikansi sebesar 0,503 > 0,05 menunjukkan bahwa model dapat diterima dan
pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Tabel 4.15 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 7.320 8 .503
Sumber : Analisa Data Primer SPSS 16, 2016
5. Uji Goodness of Fit (R2)
Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,495 menunjukkan kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 0,495
atau 49,5% dan terdapat 50,5% (100% – 49,5%) faktor lain di luar model.
Tabel 4.16 Uji R-Square
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 62.719a .371 .495
Sumber : Analisa Data Primer SPSS 16, 2016
6. Uji Classification Plot
Tabel berikut memberikan nilai overall percentage sebesar 82,4% ((27+29)/68)
yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 82,4%.
23
23
Tabel 4.17. Uji Classification Table
Y Keputusan Naik Kereta Percentage
Correct Kriteria Belum memakai
kereta
Sudah memakai
kereta
Belum memakai kereta 27 7 79.4
Sudah memakai kereta 5 29 85.3
Overall Percentage 82.4
Sumber : Analisa Data Primer SPSS 16, 2016
4.3.2 Uji Signifikansi Variabel
Berikut adalah hasil analisis regresi logistik terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pengunjung Kampoeng Kopi Banaran dalam
menggunakan kereta wisata.
Tabel 4.18. Analisis Regresi Logistik terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan dalam menggunakan Kereta Wisata di Kampoeng Kopi Banaran
Variabel B Wald Sig. Exp(B) Keterangan
X1 Bukti Fisik -0.763 4.569 0.033 0.466 Signifikan
X2 Keandalan 0.710 7.885 0.005 2.035 Signifikan
X3 Daya Tanggap -0.157 0.512 0.474 0.855 Tidak signifikan
X4 Jaminan 0.628 4.908 0.027 1.874 Signifikan
X5 Kepedulian 0.084 0.053 0.818 1.088 Tidak signifikan
X6 KepuasanBerkunjung 0.301 4.185 0.041 1.351 Signifikan
Konstanta -14.311 12.461 .000 .000
Sumber : Analisa Data Primer SPSS 16, 2016
Keterangan : Tingkat kepercayaan 5%
Chisquaretabel (alpha = 0, 05, df = 1) adalah 3,841
24
24
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat persamaan yang disusun dari analisis regersi
logistik :
Y = ln 𝑝
1 − 𝑝= −14,31 − 0,763 𝑋1 + 0,710 𝑋2 − 0,157 𝑋3 + 0,628 𝑋4
+ 0,084 𝑋5 + 0,301 𝑋6
4.4 Interpretasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Responden
dalam menggunakan Kereta Wisata
4.4.1 Pengaruh Penilaian Bukti Fisik (X1) terhadap Keputusan Penggunaan
Kereta Wisata
Dari tabel analisa regresi diatas, dapat diketahui X1 atau bukti fisik
mempunyai nilai Sig 0,033 < 0,05 dan nilai wald > Chisquaretabel (4,569 >3,841).
Hal ini berarti bukti fisik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan naik kereta.
Raharjani (2005) menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan jasa
mempunyai fasilitas yang memadai dan membuat nyaman konsumen dalam
menggunakan jasanya tersebut maka akan dapat mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian jasa. Bukti fisik (lokasi dari jalur kereta wisata, interior
desain kereta dan penampilan para pegawainya. yang terlihat) dinilai mampu
membuat pengunjung terpengaruh untuk membuat keputusan tidak atau
menggunakan kereta wisata.
Besarnya pengaruh akan ditunjukkan melalui nilai Exp (B) atau disebut
juga ODDS RATIO (OR). Variabel Bukti Fisik (X1) dengan OR 0,466, orang
yang memperhatikan bukti fisik akan cenderung naik kereta wisata sebanyak
0,466 kali lipat dibandingkan orang yang tidak memperhatikan. Nilai B =
Logaritma Natural dari 0,466 = -0,763. Semakin kecil nilai B menunjukkan
kemungkinan atau peluang dalam memutuskan kereta wisata semakin kecil.
Sebagaimana kondisi di lapangan memang menggambarkan jika jalur atau
medan yang dilalui bukanlah jalan yang mulus melainkan berbatu-batu. Kondisi
jalan yang melintasi kebun kopi memang tidak diperhalus dengan aspal dan
cenderung berbatu-batu serta bergelombang. Untuk desain terminal kereta sendiri
juga didesain biasa tanpa ada ornament atau hiasan yang menarik minat
pengunjung. Fisik kereta yang sudah terlihat tua dan tidak terawat juga jelas
terlihat. Hal ini lah yang menyebabkan pengunjung tidak jadi menggunakan
25
25
kereta wisata. Apabila ditambahkan hiasan yang bisa menggambarkan bagaimana
keceriaan dan manfaat yang akan didapat jika menggunakan kereta wisata, besar
kemungkinan akan mengubah persepsi pengunjung terhadap bukti fisik dan
membuat mereka menggunakan jasa kereta wisata.
4.4.2 Penilaian Keandalan (X2) terhadap Keputusan Penggunaan Kereta Wisata
Keandalan (X2) terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan naik kereta wisata. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Sig 0,005 <
0,05 dan nilai wald 7.885 > 3.841.
Variabel Keandalan (X2) dengan e0,710
= 2,035. Nilai B yang bernilai
positif menunjukan hubungan yang positif berkenaan dengan keputusan menaiki
kereta wisata. Semakin tinggi penilaian variabel keandalan menunjukkan peluang
yang tinggi pengunjung dalam memutuskan menggunakan kereta wisata.
Indriani (2012) dalam penelitiannya menyatakan apabila keandalan
dikelola dengan baik dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian
sebagai penyedia layanan jasa kereta wisata, keandalan dari Kereta Wisata
Kampoeng Kopi Banaran dianggap sesuai dengan kebutuhan dan ekspetasi dari
pengunjung. Keandalan yang dimaksud di penelitian ini adalah dalam hal
pembelian tiket kereta wisata, para pengunjung merasakan kemudahan dan tidak
dipersulit dalam melakukan pembelian. Begitu juga dengan harga tiket kereta
wisata dinilai oleh pengunjung sudah pantas untuk sebuah kereta wisata yang
dapat memuat 5-7 orang dewasa dalam satu kali perjalanan. Serta perjalanan
kereta wisata yang tepat waktu membuat pengunjung merasakan kepuasan
didalam pelayanan yang diberikan sehingga mempengaruhi keputusan wisatawan
untuk menaiki fasilitas kereta wisata di Kampoeng Kopi Banaran. Keandalan
memiliki pengaruh terbesar diantara semua faktor dilihat dari nilai Exp(B). Hal ini
dapat menjadi kekuatan bagi para pengelola kereta wisata sehingga dapat menjadi
sarana untuk lebih menarik perhatian para pengunjung.
26
26
4.4.3 Penilaian Daya Tanggap (X3) terhadap Keputusan Penggunaan Kereta
Wisata
X3 atau daya tanggap mempunyai nilai Sig 0,474 > 0,05 dan nilai wald
0.512< 3.841 yang berarti daya tanggap tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan naik kereta.
Daya Tanggap tidak menjadi acuan wisatawan untuk memutuskan
penggunaan kereta wisata. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah
karena tidak adanya SOP (Standar Operasional Prosedur). Setiap pegawai
memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menanggapi konsumen sehingga satu
orang dengan yang lain belum tentu mendapat perlakuan yang sama dalam
menyampaikan keluhan. Begitu pula dengan kecepatan tanggapan dalam melayani
konsumen juga belum ada SOP yang mengatur. Hal ini membuat penilaian daya
tanggap dianggap belum bisa mempengaruhi keputusan penggunaan kereta
wisata.
4.4.4 Penilaian Jaminan (X4) terhadap Keputusan Penggunaan Kereta Wisata
X4 atau jaminan kereta api mempunyai nilai Sig 0,027 < 0,05 dan nilai
Wald 908 > 3.841yang berarti jaminan kereta api memberikan pengaruh parsial
yang signifikan terhadap keputusan naik kereta.
Variabel Jaminan (X4) dari Kereta Wisata menunjukan nilai e0,628
=1,874,
dimana nilai Odd Ratio menunjukan hasil positif. Orang yang memperhatikan
jaminan kerta wisata akan memiliki kecenderungan sebesar 1,874 kali lipat untuk
naik kereta wisata. Hubungan yang positif antara jaminan dengan dengan
keputusan menaiki kereta ditunjukkan dengan rasa aman yang diberikan oleh para
petugas kereta wisata sebagai jaminan selama berkeliling dengan kereta wisata.
Walaupun para pengunjung diajak berkeliling memasuki kebun kopi yang sepi
namun terdapat pos jaga di beberapa titik di dalam lokasi kebun. Tidak jarang
pula dalam perjalanan mereka bertemu dengan para petani yang memang bertugas
untuk merawat tanaman kopi. Hal ini membuat para pengunjung merasa lega
selama berada di atas kereta. Petugas kereta juga tidak ragu untuk memberikan
informasi atau pengetahuan tentang kopi selama perjalanan meskipun hanya untuk
sekedar mengobrol. Dengan demikian, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Trini
(2004) yang menyatakan keamanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
27
27
4.4.5 Penilaian Kepedulian (X5) terhadap Keputusan Penggunaan Kereta Wisata
X5 atau kepedulian mempunyai nilai signifikansi 0,818 > 0,05 yang berarti
bukti kepedulian tidak memberikan pengaruh parsial yang signifikan terhadap
keputusan naik kereta.
Faktor kepedulian tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan dalam
penggunaan kereta wisata. Faktor kepedulian sendiri mencakup perhatian yang
diberikan oleh petugas dan perlakuan yang sama dan adil yang diberikan petugas
kepada pengunjung. Tidak adanya jaminan asuransi dalam tiket yang diberikan
dapat dijadikan faktor utama yang membuat konsumen kurang merasa merasa
yakin akan kepedulian dari pihak Kampoeng Kopi Banaran terhadap keselamatan
mereka meskipun perjalanan memasuki kebun cenderung aman tanpa insiden.
4.4.6 Penilaian Kepuasan Berkunjung (X6) terhadap Keputusan Penggunaan
Kereta Wisata
X6 atau kepuasan berkunjung mempunyai nilai Sig Wald 0,041 < 0,05
yang berarti kepuasan berkunjung memberikan pengaruh parsial yang signifikan
terhadap keputusan naik kereta. Nilai wald yang muncul yakni 4.185> 3.841 juga
memberikan makna yang sama bahwa kepuasan berkunjung memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan penggunaan kereta wisata.
Tjiptono, (2004) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan memiliki
hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan
mempengaruhi kepuasan pelanggandan pada akhirnya mempengaruhi loyalitas
dalam hal ini termasuk minat untuk memakai kereta wisata kembali (Sharp,
2000). Semakin konsumen merasakan kepuasan terhadap pelayanan dan fasilitas
dari kereta wisata, maka akan semakin besar kemungkinan konsumen akan
memakai jasa kereta wisata kembali. Dengan catatan, harus ada performa yang
dipertahankan atau ditingkatkan untuk mempertahankan kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen. Seperti kebersihan lingkungan KAKOBA, perawatan peralatan
outbond, perawatan kendaraan kereta wisata, membuat SOP mengenai cara
melayani konsumen, dan promosi yang lebih gencar lagi.
28
28
4.5 Alasan Pengunjung Belum Menggunakan Kereta Wisata
Gambar 4.5 Alasan Pengunjung Belum Menggunakan Kereta Wisata
Gambar diatas menunjukkan bahwa alasan pengunjung belum menggunakan
kereta wisata adalah pengunjung datang hanya sebatas mampir ke Agrowisata saja
(59%), pengunjung ingin berjalan-jalan saja (23%) dan pengunjung tertarik
dengan fasilitas lain yang ada di Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran (18%).
Fasilitas lain yang ada di Agrowisata seperti ayunan, jungkat-jungkit, bola panjat,
flying fox dan sebagainya. Terdapat juga fasilitas seperti lapangan tenis, mushola,
Gedung Pertemuan, Kolam Renang, Gasebo, Taman Buah, Taman Kelinci, dan
Jelajah kebun dan ATV.
18%
23%59%
Tertarik dengan fasilitas lain
Ingin berjalan-jalan saja
Hanya mampir di Restoran