Download - Intra Uterine Growth Retardation
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 1/23
Hubungan Pre-eklamsia Pada Ibu Hamil dengan
Pertumbuhan Janin Terhambat
Kelompok 3
03006028 ANGGIA PRATHAMA
03006159 MAYA DWI UTAMI
03007218 RIFQA WILDAINI
03007257 THIO F. MARCHELINE SIPAHUTAR
03008021 AMELIA CHRISTIANA
03008022 ANASTASIA CAROLIN
03008023 ANDHEA DEBBY PRADHITA
03008142 LAURA ESTELIA
03008144 LUSTIKA IMA PRANASARI
03008209 RINI ROSSELLINI UTAMI
03008210 RIRIN APRILYA ANGGELA
03008284 MUHAMMAD IQBAL BIN HAZLI
03008285 MUHAMMAD NURRUDDIN BIN DERAHMAN
03008286 MUHAMMAD SYAHFIQ BIN ISMA
03008212 RIZKY KUMARA ANINDHITA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 2 Juni 2010
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 2/23
BAB I
PENDAHULUAN
Sekarang ini, kita sering menemukan penyakit yang berhubungan dengan
kurangnya asupan gizi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kurangnya asupan gizi sangat
rentan terhadap anak – anak dan ibu hamil. Ini disebabkan oleh anak – anak membutuhkan
gizi yang adekuat untuk tumbuh kembangnya sedangkan ibu yang sedang hamil
membutuhkan gizi yang lebih banyak untuk pertumbuhan janinnya. Apabila ibu yang sedang
hamil mengalami malnutrisi , kita akan menemui berbagai masalah seperti pertumbuhan
janin terhambat. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang pertumbuhan janin
terhambat lebih jauh lagi.
Pertumbuhan janin terhambat adalah janin dengan berat badan kurang atau sama
dengan 10 persentil, atau lingkaran perut ≤ 5 persentil atau FL/AC > 24. Dimana FL adalah
Femur Length dan AC adalah Abdominal Length. FL dan AC dapat diukur menggunakan
USG.
Prevalensi pertumbuhan janin terhambat adalah 3 – 10 % di dunia. Di Indonesia,
pada penelitian pendahuluan pada tahun 2004 -2005, prevalensinya adalah 4,4 %. Morbiditas
dan mortalitas perinatal kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat lebih tinggi
daripada kehamilan normal. Mortalitas perinatal bayi – bayi dengan pertumbuhan janin
terhambat 7 -8 kali lebih tinggi daripada bayi normal. Kira – kira 26% kejadian lahir mati
berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat.
Pertumbuhan janin terhambat disebabkan oleh faktor fetal, faktor plasenta, dan
faktor maternal. Faktor fetal adalah kelainan kromosom, malformasi kongenital, kehamilan
multipel. Faktor maternal adalah malnutrisi, infeksi maternal, gangguan aliran uteroplasenta,
riwayat obstetrik jelek, hipoksia kronis, faktor uterin, kelainan ginjal, sindrom antifosfolipid,
dan lingkungan.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 3/23
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang ibu hamil dating ke poliklinik Kebidadan dan Penyakit Kandungan RS.
Trisakti. Pasien umur 26 tahun G1P0A0 merasa ha,il 8 bulan, biasanya periksa hamil di
bidan. Ibu ini merasa hamilnya tidak bertambah besar, gerakan janin terasa lemha dan merasa
pusing-pusing. Berat badannya terasa bertambah dengan cepat. Oedema kaki (+), tensi
140/100 mmHg.
Pasien dating yang kedua kalinya dengan selang dua minggu. Didapatkan tensi
160/100 mmHg. Protein urine (++). Pada pemeriksaan USG yang penting didapatkan:
Oligohidramnion, TBJ kurang dari 10 persentil dari umur kehamilan, dan gambaran janin
asimetri.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 4/23
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis:
Identitas Pasien:
Nama : Ny. A
Usia : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : -
Alamat : -
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Budaya : -
Status sos.ek : -
Selain itu, perlu juga ditanyakan identitas suami pasien.
Anamnesa obsetri
G1P0A0 - Gestasi (kehamilan) pertama
- Belum pernah partus
- Belum pernah aborsi
Anamnesis tambahan:
Keluhan utama
• Hamil tidak bertambah besar menandakan tidak ada kecocokan antara besar
perut dan umur kehamilan.
- Sejak kapan dirasakan hamil tidak bertambah besar?
• Gerakan janin terasa lemah
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 5/23
- Sejak kapan janin terasa lemah?
• Merasa pusing-pusing
- Sejak kapan merasa pusing-pusing?
- Pusingnya seperti apa?
Keluhan tambahan
• Berat badan terasa bertambah dengan cepat
- Sejak kapan dirasakan berat badan bertambah dengan cepat?
- Mkasud berat badan bertambah dengan cepat apa?
- Berapa kg kenaikan berat badan setiap minggunya?
• Oedem di kaki
- Sejak kapan kaki bengkak?
- Bengkak pada satu atau kedua kaki?
- Apabila ditekan, balik lagi atau tidak?
Riwayat penyakit sekarang
• Hari pertama haid terakhir?
• Siklus haid berapa hari?
• Nutrisi ibu selama hamil?
• Menderita hipertensi sejak kapan? Sebelum atau selama kehamilan?
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit jantung?
• Riwayat penyakit paru atau pernapasan?
• Riwayat penyakit ginjal kronik?
• Riwayat hipertensi?
• Riwayat DM?
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 6/23
• Infeksi virus (TORCH)?
Riwayat kebiasaan
• Apakah sering merokok?
• Apakah sering mengkonsumsi alcohol?
• Apakah pernah mengkonsumsi obat-obat tertentu? Apa?
• Apakah memiliki hobi memelihara binatang piaraan?
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik umum
Kesan umum : Compos mentis
Anemia conjungtiva :
Tanda vital :
o Suhu : -
o Nadi : -
o Pernafasan : -
o Berat badan : -
o Tinggi badan : -
o Tekanan darah :
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 7/23
-Pertama kali datang : 140/100 mmHg
-Datang yang kedua kali : 160/100 mmHg
Pemeriksaan khusus obsetri
Inspeksi :
(1). Chloasma gravidarum.
(2). Keadaan kelenjar thyroid.
(3). Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).
(4). Keadaan vulva dan perineum.
Palpasi :
Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
• Memperkirakan adanya kehamilan.
• Memperkirakan usia kehamilan.
• Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
• Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
• Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.
Palpasi abdomen pada kehamilan
Tehnik :
1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara
lakukan pada ibu.
2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semifleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri di samping
kanan ibu dengan menghadap ke arah muka ibu: pada pemeriksaan Leopold IV,
pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke arah kaki ibu.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 8/23
Leopold I :
• Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
• Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
•
Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala ataukosong).
Leopold II :
• Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri
dan kanan umbilikus.
• Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
• Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Leopold III :
• Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapatmenyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
• Bagian terendah janin dicekap di antara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan.
• Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin danditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
Leopold IV :
• Pemeriksaa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah
kaki pasien.
• Kedua telapak tangan ditempatakan di sisi kiri dan kanan bagian
terendah janin.
• Digunakan untuk mengetahui berapa jauh derajat desensus
janin.
Auskultasi:
Untuk mengetahui denyut jantung janin.
Pemeriksaan penunjang diagnostik
• Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
• Pemeriksaan laboratorium khusus.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 9/23
• Pemeriksaan ultrasonografi
• Pemantauan janin dengan kardiotokografi
• Amniosentesis dan kariotiping
Menentukan usia kehamilan
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur
hamil dapat ditetuukan dengan:
1. Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date
of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari
pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya
dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).
2. Perkiraan tingginya fundus uteri.
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada
hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus
dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau
prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada
kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-pusat = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 10/23
1/3 di atas pusat = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
3.Ultrasonografi
a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal
kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7
minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan
ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.
Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:
1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-
12 minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur
kehamilan 7-14 minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.
Diagnosis Pasien :
Diagnosa ibu asien ini adalah preeclampsia berat, atas dasar :
• Tensi yang tinggi (160/100 mmHg)
• Protein urin (++) proteinuria
• Oedem
Kriteria preeclampsia berat antara lain :
a) Tensi ≥160/100 mmHg
b) Proteinuria kenaikannya 5 gram atau lebih dlam 24 jam
c) Oliguria
d) Penambahan berat badan yang berlebih
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 11/23
e) Oedem
f) Sakit kepala
g) Trombositopenia
h) PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
Diagnosa janin berdasarkan pemeriksaan adalah IUGR (Intra Uterine Growth
Restriction), atas dasar pemeriksaan dengan menggunakan USG:
• Oligohidramnion
• PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
• Janin asimetri
Penatalaksanaan Pasien :
Pada umumnya penatalaksanaan ibu hamil dengan pre-eklamsia dengan bayi yang
pertumbuhannya terhambat memiliki dua prinsip, yaitu untuk segera melahirkan bayi
yang sudah cukup bulan agar meminimalisir terjadinya progresivitas dari kelainan yang
terjadi dan untuk mempertahankan kehamilan ibu yang belum cukup bulan serta member
perawatan pada ibu.
Terdapat 2 kemungkinan penatalaksanaan yang bisa diambil:
1.) PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera
dilahirkan.
2.) PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan
bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 12/23
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom
serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan
nutrisi yang baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan
menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu
dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka
harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya
adalah melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-
4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamiltidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,
penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan
proses melahirkan.
Pada pasien ini karena umur kehamilannya mendekati 9 bulan, maka bisa dilakukan
pilihan pertama yaitu bayi tersebut harus segera dilahirkan secara seksio cesarean dan
dilakukan perawatan intensif pada neonatal intensive care unit (NICU). Prosedur
penatalaksanaan diatas tentunya dilaksanakan oleh tim dokter yang terdiri atas berbagai
bidang antara lain dokter spesialis kandungan (Sp. OG), dokter spesialis anak (Sp. A),
dokter spesialis anastesi (Sp. An), neonatologist, perawatan NICU serta pemeriksaan dan
pelayanan laboratorium yang mendukung.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 13/23
Selain memerlukan tim dokter yang telah disebutkan diatas, terdapa persiapan alat - alat
dan obat - obatan yang diperlukan dalam penatalaksanaan pasien ini diantaranya meja
resusitasi dengan pemanas, tabung oksigen dengan flowmeter dan pipa, alat penghisap
lender, laryngoskop, endotrakeal tube, spuit, jarum, stetoskop, handuk, dan penjepit tali
pusat. Sedangkan obat - obataan yang diperlukan antara lain adrenalin, dextrose 10%,
dopamine, natrium bikarbonat, natrium klorida, dan nalokson.
Setelah bayi tersebut dilahirkan, penilaian Apgar Score harus segera dilakukan. Tujuan
dilakukannya penilaian pada saat lahir antara lain untuk menilai adaptasi neonates dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dan juga untuk mencari kelainan congenital
terutama yang perlu penanganan segera. Penilain Apgar Score memiliki beberapa criteria
antara lain laju jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks terhadap rangsangan, danwarna kulit. Masing - masing criteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga neonates dapat
memperoleh nilai 0 sampai 10. Berikut cara - cara penilaian Apgar Score.
Kriteria 0 1 2
Laju Jantung Tidak ada < 100 > 100
Usaha
Bernafas
Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawanWarna Kulit Seluruh tubuh
biru/pucat
Tubuh kemerahan,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerahan
Penilaian Apgar Score ini dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran.
Dinilai pada menit pertama karena untuk menentukan jenis resusitasi yang akan
dilakukan dan pada menit kelima karena untuk menentukan prognosis bayi yang baru
lahir tersebut.
Prognosis Ibu : dubia ad bonam
Hal ini diperkirakan atas dasar tatalaksana yang adekuat dan baik
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 14/23
Prognosis Janin : dubia ad bonam
Hal diatas diperkirakan jika belum terjadi komplikasi pada bayi tersebut. Oleh karena itu
perlu dicari jika sudah terjadi komplikasi karena akan menentukan prognosis bayi tersebut.
Secara umum prognosis pasien ditentukan oleh banyak factor, yaitu prenatal, perinatal, dan
postnatal. Semakin muda usia gestasi maka semakin buruk prognosisnya. Pada keadaan pre-
eklamsia berat kehamilan harus segera diterminasi secara seksio cesarean jika sudah cukup
bulan, karena jika dilahirkan secara per vaginam akan memperberat anoksia janin.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 15/23
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT (PJT)
Definisi
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di bawah presentil
ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth weight untuk masa kehamilan, dan
mengacu kepada suatu kondisi dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal.
Artinya janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia
kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau
dapat pula lahir cukup bulan (at term, >37 minggu).
Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di
mana bayi mempunyai berat badan kecil yang
tidak menimbulkan kematian perinatal.
Gambar 1. Persentil Berat Badan Janin
sesuai dengan Usia Kehamilan
Jadi ada dua komponen penting pada PJT
yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil
ke-10
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 16/23
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction (PJT-I): Janin yang menderita distress yanglama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction (PJT-II): Terjadi akibat distress subakut.
Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa
gestasi. Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit,
kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Proportionate Fetal Growth
Restriction
Disproportionate Fetal Growth
Restriction
Semua bagian tubuh kecil Kepala lebih besar dari perut
Ponderal index normal Meningkat
Perbandingan kepala, perut dan panjang
tangan normal
Meningkat
Etiologi: faktor genetik dan infeksi Insufisiensi plasenta kronik
Jumlah sel-lebih kecil
Ukuran sel normal
Normal
Kecil
Bayi dengan komplikasi prognosisnya
buruk
Biasanya tanpa komplikasi baik
prognosisnya
Pada pertumbuhan janin terhambat tipe II, terjadi perkembangan yang asimetris antara
perbandingan besar kepala dan abdomen janin. Hal ini terjadi karena adanya “brain-sparing
effect” , suatu keadaan dimana pada saat terjadinya gangguan pada suplai nutrisi dan oksigen
pada janin oleh ibu, tubuh janin merespons dengan memusatkan penggunaan nutrisi dan
oksigen pada organ penting (yaitu otak), sehingga pertumbuhan dan perkembangan otak
mendahului pertumbuhan dan perkembangan organ lain. Dengan demikian perbandingan
ukuran kepala janin dengan abdomen lebih besar dari normal dan dikatakan asimetris.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 17/23
Manifestasi Klinis
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat, dan berkulit
keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding pada bayi normal yang
tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan
atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk
perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada
sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik
(kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK)
dikarenakan karena faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat dini sering
berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara, PJT yang muncul
terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT,
pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta
tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut
jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian. Bayi-bayi
yang dilahirkan dengan PJT akan mengalami keadaan berikut :
•
Penurunan level oksigenasi• Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi bayi segera
setelah lahir)
• Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam kandungan) yang
dapat berakibat sindrom gawat nafas
• Hipoglikemi (kadar gula rendah)
•
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
• Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 18/23
Etiologi
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yangmencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun. Hal
tersebut mungkin terjadi ketika janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi.
Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan PJT
disebabkan oleh sebab lain.
Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:
MATERNAL JANIN PLASENTA
Fisik ibu kecil, kenaikan berat
badan tidak adekuat
Penyakit infeksi : bakteri,
protozoa, CMV, rubella
Penurunan aliran darah di
uterus dan plasenta
Penyakit ibu kronik: hipertensi
kronik, penyakit jantungcyanotic, diabetes mellitus,
penyakit vascular kolagen,
penyakit ginjal kronik
Kelainan kongenital Infeksi jaringan ikat di sekitar
uterus
Kebiasaan ibu seperti merokok,
konsumsi alcohol dan
penggunaan narkotika
Pajanan zat teratogen Plasenta previa, infark
plasenta
Malnutrisi, anemia, infeksi Kelainan kromosom dan
radiasi
Corioangioma , twin to twin
tansfusion syndrome, traumamekanis dan plasentitis
Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris
dibedakan menjadi:
1. Simetris : Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak
simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal iniadalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH
(Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus, Listeria), Rubella, Cytomegalovirus,
Herpes simplex/Hepatitis B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan
wanita hamil yang merokok. Faktor-faktor lainnya :
a. Pertambahan berat maternal yang jelek
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 19/23
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Kombinasi Simetris dan Asimetris
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa preparat
antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
3. Asimetris : Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama
dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh
dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk
pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar
kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah
insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu
termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalamkehamilan. Faktor-faktor lainnya :
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 20/23
g. Kehamilan postterm
PRE-EKLAMSIA
Definisi
Pre-eklamsia adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul dalam trimester ke-3
kehamilan.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya, tanda-tanda pre-eklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan
yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklamsia ringan
tidak ditemukan gejala-gejala subjektif, namun pada pre-eklamsia berat didapatkan sakit kepala,
penglihatan kabur, nyeri epigastrium, mual atau muntah. Tekanan darah pun meningkat lebih
tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
Gejala dan Tanda Pre-eklamsia Berat
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik > 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
4. Trombosit < 100 000/m3
5. Oliguria < 400 ml/24 jam
6. Proteinuria > 3 g/liter
7. Nyeri epigastrium
8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
9. Perdarahan retina
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 21/23
10. Edema pulmonum
11. Koma
Diagnosis
Pada umumnya, diagnosis pre-eklamsia didasarkan atas aanya 2 dari trias tanda utama:
hipertensi, edema, dan proteinuria.
Diagnosis diferensial pre-eklamsia antara lain dengan hipertensi menahun dan penyakit
ginjal. Namun pembedaan ketiga hal tersebut tidaklah sukar jika kita mengetahui onset
terjadinya baik hipertensi maupun penyakit ginjal tersebut. Pada pre-eklamsia, hipertensi dan
gangguan pada ginjal hanya timbul saat trimester ketiga dan membaik setelah kelahiran bayi
tersebut.
Penatalaksanaan
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-eklamsia, dan
faktor - faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkan, belum diketahui. Penatalaksanaan pada
kasus pre-eklamsia memiliki tujuan mencegah terjadinya pre-eklamsia berat dan eklamsia,
melahirkan janin hidup, dan melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Dasar penanganan pre-eklamsia terdsiri atas pengobatan medik dan penanganan obstetrik.
Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal (sebelum janin
mati dalam kandungan) akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Setelah
kehamilan berakhir, jarang terjadi eklamsia dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup
di luar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan pre-eklamsia, terutama bila janin masih sangat prematur. Dalam hal ini diusahakan
dengan tindakan medis untuk dapat menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 22/23
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999: 781-83.
2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and gynekology.
Volume 99. No: 3. Maret 2003.
3. Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (Intrauterine Growth Retardation-IUGR). Dalam
http://www.kehamilan.klikdokter.com . Diakses tanggal 28 Mei 2010.
4. Alkalay A. In :St. IUGR. Dalam http://www.google.com . Diakses tanggal 28 Mei 2010.
5. Harper T. Fetal Growth Restriction. Dalam http:// www.emedicine.com . Diakses tanggal
28 Mei 2010.
6. Pertumbuhan Janin Terhambat. Dalam http://www.botefilia.com. Diakses tanggal 28
Mei 2010.
7. Waspadai Pertumbuhan Janin Terlambat (PJT). Dalam http://www.kafebalita.com.
Diakses tanggal 28 Mei 2010.
8. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Dalam http://www.klikdokter.com. Diakses tanggal
28 Mei 2010.
9. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada Janin. Dalam http://www.persagi.dkk-
bpp.com. Kamis, 01 April 2008. Diakses tanggal 28 Mei 2010.
7/14/2019 Intra Uterine Growth Retardation
http://slidepdf.com/reader/full/intra-uterine-growth-retardation-563109b8e43e4 23/23
10. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi ke-2.
Jakarta: CV Sagung Seto, 2003.
11. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005.