-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
1/17
Pengertian kota
Menurut Wirsh:
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Menurut Max Weber :
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
Menurut Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Jadi, Pengertian kota adalah kelompok masyarakat dalam jumlah besar yang dengan
penghuni stempatnya memilki profesi yang heterogen demi memenuhi kebutuhan
ekonominya.
URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata
antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang
biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi
media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi. Pengaruh pengaruh
tersebut adalah sebagai berikut :1
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
1 Wikipedia. Urbanisasi. htm. 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota -
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
2/17
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1. Memoderenisasikan warga desa2. Menambah pengetahuan warga kota
3. Menjalin kerja sama yang baik antar warga suatu daerah
4. Menyeimbangkan masyarakat kota dengan masyarakat desa
Faktor penghubung interaksi antar kota yang berkaitan dengan urbanisasi dapat
dimunculkan pada teori (penghubung)linkage. Karena, di dalam kta terdapat
banyak elemen-elemen pendukung seperti ; jalan kotamadya, jembatan, rel kereta
api.
LINKAGE
Gambar Rel kereta api di Sumatra Gambar Jembatan Suramadu
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
3/17
Linkage is simply the glue of the city. It is act by wich we unite all the layers of activity
and resulting form in the city.2
Hubungan sebuah tempat dengan yang lain
Bagaimanakah keteraturan massa dan ruangnya secara tekstural (tata ruangperkotaan)? Untuk mengetahuinya perlu dilihat dari keterbatasan kelompok teori
figure/ground karena, disamping memiliki kelebihan, pendekatannya sering mengarah
ke gagasan-gagasan ruang perkotaan yang bersifat dua dimensi saja dan perhatiannya
terhadap ruang perkotaan terlalu statis. Artinya dinamika hubungan secara arsitektural
antara berbagai kawasan kota belum dilihat lebih baik
Setiap kota memiliki pola masing-masing yang saling berhubungan antara satu
dan lainnya. Perhubungannya di bahas dalam kelompok teori yang mempunyai istilah
linkage (penghubung), yang memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan
gerakan-gerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). sebuahlinkage perkotaan dapat diamati dan dikemukakan dalam tiga pendekatan sebagai
berikut:
a) Linkage yang visual
b) Lingkage yang struktural
c) Linkage bentuk yang kolektif
Kota adalah sesuatu yang kopleks dan rumit, maka erkembangan kota sering
mempunyai kecenderungan membat orang merasa tersesat dalam gerakan di daerah
kota yang belum mereka kenal. Hal itu terjadi di daerah yang tidak mempunyai linkage.
Setiap kota memiliki banyak fragmen kota, yaitu kawasan-kawasan kota yang berfungsi
sebagai beberapa bagian tersendiri dalam kota.
Walaupun identitas serta bentuk massa dan ruang fragmen-fragmen itu bisa tampak
sangat jelas, orang masih sering bingung saat bergerak di dalam satu daerah yang
belum cukup mereka kenal. Kota-kota seperti New York atau Mexico City dan juga kota-
kota Asia telah menggambarkan masalah tersebut.
2 Maki, Fumihiko. Investigation In Collective For. St. Louis. 1964. hlm. 29.
Gambar Broadway, NYC
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
4/17
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kuantitas dan kualitas masing-masing bagian
(fragmen) di kota tersebut belum memenuhi kemampuan untuk menjelaskan sebagai
bagian dalam keseluruhan kota. Oleh karena itu, diperlukan elemen-elemen
penghubung, yaitu elemen-elemen lingkage dari suatu kawasan ke kawasan lain yang
membantu orang untuk mengeti fragmen-fragmen kota sebagi bagian dari suatu
keseluruhan yang lebih besar.
Linkage visual
Istilah linkage visual dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam linkage yang visual dua atau lebih banyak fragmen kota dihubungkan menjadi
satu kesatuan secara visual.
Edmund Bacon membahas tema ini secara mendalam. Bukunya sudah menjadi
standart di dalam teori perkotaan secara khusus memperhatikan linkage yang visual.3Teorinya menjadi terkenal pada saat ia mengemukakan kasus-kasus yang
menunjukkan dampak elemen-elemen visual di dalam sejarah kota. Artinya, elemen-
elemen tersebut sudah lama dikenal dan dapat dipakai baik dalam skala makro (besar)
maupun mikro (kesil), yaitu dalam kota secara keseluruhan maupun dalam kawasankota,karena sebuah linkage yang visual mampu menyatukan daerah kota
dalamberbagai skala. Pada dasarnya, ada dua poko perbedaan linkage visual, yaitu :
Yang menghubungkan kedua daerah secara netral
Yang menghubungkan kedua daerah dengan mengutamakan satu daerah
Kebanyakan penghubung bersifat kaitan saja dan dapat ditemukan di banyak daerah
kota-kota seluruh dunia, misalnya kota-kota di italia atau di kota-kota Amsterdam
(Belanda), Washington (Amerika Serikat), Jaipur (Cina), Yogyakarta (Indonesia).
Hubungan yang bersifat sebagai focus lebih sedikit, karena memusatkan sebuah
kawasan tertentu. Walauun demikian, cara keterkaitan tersebut juga ada beberapa
daerah di kota-kota, khususnya di dalam pusatnya. Contoh yang baik ada di Versailles
(Prancis), atau di Paris(Prancis), serta di daerah Monas Jakarta (Indonesia). Daerah
3 Bacon, Edmund N. Design of cities. New York. 1978.
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
5/17
fokus tersebut sering memiliki fungsi dan arti khusus di dalam kotanya bersifat
dominan dan menonjol daripada lingkungannya.
Lima elemen linkage visual
Ada lima elemen linkage visual yang menghasilkan hbungan
secara visual,yaitu garis, koridor, sisi, sumbu, dan irama. Setiap
elemen memiliki ciri khas atau suasana tertentu yang akan
digambarkan satu per satu. Bahan-bahan dan bentuk-bentuk yang
dipakai dalam sistem penghubungnya dapat berbeda. Namun,
perlu ditekankan bahwa dengan merancang lansekap (yang sering
hanya dianggap sebagai dekorasi perkotaan), akan sangat efektif
bila menghubugkan fragmen dan bagian kota dengan cara linkage
visual.
Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat satu
deretan massa. Untuk massa tersebut bias diapakai sebuah
deretan bangunan atau sebuah deretan pohon yang memiliki rupa
massif, elemen koridor yang dibentuk oleh dua deretan massa
(bangunan atau pohon) membentuk sebuah ruang. Elemen sisi
sama dengan elemen garis, menghubungkan dua kawasan
dengan satu massa. Walaupun demikian, perbedaanya dibuat
secara tidak langsung, sehingga tidak erlu dirupakan dengan
sebuah garis yang massanya kurang penting. Elemen tersebut
?
?
Gambar dua macam hubungan
visual secara diagramatis
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
6/17
bersifat massif di belakang tampilannya, sedangkan di depan
bersifat spasial. Elemn sumbuirip dengan elemen koridor yang
bersifat spasial. Namun, perbedaan ada pada dua daerah yang
dihubungkan oleh dua elemen. Tersebut, yang sering
mengutamakan salah satu daerah tersebut. Elemen irama
menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang.
Elemen tersebut jarang diperhatikan dengan baik, walaupun juga
memiliki sifat yang menarik dalam menghubungkan dua tempat
secara visual
Elemen-elemen tersebut digambarkan dengan berbagai contoh yang menegaskan sifat
elemen masing-masing. Perlu dtegaskan di sini bahwa cara pemakaian lansekap di
dalam kota akan sangat mendukung dan memperjelas sistem hubungan yang ada di
dalam kota. Sayangnya, potesi penanaman pohon-pohon jarang dipakai sesuai
kebutuhan lingkungan, baik secara visual maupun fungsional (sudah diketahui bahwa
pohon-pohon besar adalah paru-paru kota dan mengurangi kepanasan dan udara
kotor di dalam kota!). pohon-pohon sering hanya dianggap sebagai penghias kawasan
ota saja. Sudah saatnya bahwa pendekatan terhadap lansekap-dan secara khusu
mengenai pohon-pohon diganti dengan suatu pendekatan yang lebih berart di dalam
kota tropis. Itulah alasan bahwa dalam (gambar) semua elemen linkage visual
digambarkan dengan memakai pohon-pohon, walaupun di dalam kenyataanya lebih
sering ada massa bangunan yang berfungsi sebagai elemen-elemen tersebut.
Gambar contoh pola tipe elemen
garis perkotaan
Gambar contoh pola tipe elemen
koridor perkotaan
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
7/17
Linkage struktural
Sebuah kota memiliki banyak kawasan. Beberapa kawasan mempunyai bentuk dan cirri
khas yang mirip, tapi juga ada kawasan yang sangat berbeda. Sering pula terjadi
perbedaan antara kawasan yang letaknya saling berdekatan sehingga terlihat agak
terpisah dan berdiri sendiri. Hal ini disebabkan karena kurangnya bentuk jaringan.
Dalam kota sering melihat tidak adanya hubungan antara satu daerah dan daerah yang
Gambar contoh pola tipe elemen
sumbu perkotaan
Gambar contoh pola
tipe elemen irama
perkotaan
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
8/17
lain. Permasalahan tersebut telah dicoba untuk diatasi dengan pendekatan linkage
yang visual. Tetapi solusi visual tersebut sering kurang tepat, sehingga perlu
ditambahkan bahwa masalah masalah kurangnya bentuk jaringan kawasan perkotaan
juga penting dibahas secara structural. Di dalam realitasnya, kota tidak hanya
mementingkan masalah yang bersifat visual saja, tetapi juga hubungan structural
nya.yang jarang sekali diperhatikan secara baik dalam perancangan perkotaan.Colin
Rowe sebagai tokoh perancang kota secara struktural melihat masalah tersebut
sebagai suatu krisis objek-objek perkotaan dengan kondisi struktur yang sangat
disayangkan.4 Ia menggambarkan bahwa kawasan-kawasan yang tidak terubungkan
secara struktural, atau terhubungkan tapi secara kurang baik,akan menimbilkan suatu
kualitas kota yang diragukan.
Linkage struktural dengan system kolase
Lalu agaimana perancang kota dapat mengatasi secara arsitektural masalah perbedaan
kawasan-kawasan yang nyata ini? Colin Rowe memakai sebuah sistem perencanaan
yang mampu mengatasi masalah tersebut dengan menyatukan kawasan-kawasan kota
melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal sebagai sistem kolase. Istilah
kolase(dari bahasa inggris : Collage) biasanya dipakai di bidang seni lukis yang
bersifat tekstural saja, di mana sebuah gambar ditempel dengan beberapa bahan
tekstur (yang sering berbeda-beda) menjadi satu kesatuan di dalam tatanannya. Pada
tingkat kota, Rowe mengamati bawa sistem kolase ini juga dapat dipakai secara efektif
sebagai berikut :
Dalam linkage yang struktural dua tau lebih bentuk struktur kota digabungkan menjadi
satu kesatuan dalam tatanannya .5
4 Rowe, Colin; Koetter, Fred. College city. Cambridge. 1979. Hlm 100.5 Rowe, Colin; Koetter, Fred. College city. Cambridge. 1979. Hlm 122.
Gambar system kolase dalamperancangan
kota di kota London (digambar ulang
menurut Rowe dan Koetter. Op.cit. hlm. 163)
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
9/17
Sama seperti linkage yang visual, dalam lingkage yang struktural pada dasarnya dapat
diamati perbedaan poko sebagai berikut:
Menggabungkan dua daerah secara netral
Menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah
Pemakaian kedua cara tersebut juga tergantung ada fungsi kawasan di dalam konteks
masing-masing. Tidak setia kawasan mamilki arti struktural yang sama di dalam kota.
Sehingga cara hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda (menyamakan duakawasan atau mengutamaka salah satunya). Hal tersebut digambarkan secara
diagramatis dalam bagan
Fungsi linkage dalam struktural di dalam kota
Dalam linkage struktural yang baik, pola ruang perkotaan dan bangunanya sering
berfungsi sebagai sebagai stabilisator dan koordinator di dalam lingkungannya,
karean setiap kolase (atau dengan kata lain, penghubung fragmen-fragmen) perlu
diberikan stabilitas tertentu dan koordinasi tetentu dalamstrukturnya. Tanpa ada
daerah-daerah yang polanya tidak dikoordinasikan serta distabilkan tata lingkungannya,
Gambar dua macam hubungan
struktural secara diagramatis
?
?
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
10/17
maka cenderung akan muncul pola tata kouta yang kesannya agak kacau. Hal itu dapat
diatasi dengan memprioritaskan sebuah daerah yang menjelaskan lingkungannya
dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan susunan tertentu di
dalam prioritas penataan kawasan
Elemen elemen linkage structural
Ada tiga elemen linkage struktural yang
mencapai hubungan secara arsitektura, yaitu:
tambahan, sambungan, serta tembusan. Setiap
elemen tersebut memiliki ciri khas dan tujuan
tertentu di dalam sistem hubungan dengan
berbagai kawasan perkotaan. Karena tiga
elemen struktural ini bersifat agak astra, seringkali elemen-elemen linkage yang struktural
kurang diperhatikan di dalam erancangan
perkotaan. Tiap elemen memiliki pengaruh
masing-masing terhadap lingkungannya akan
sangat berbeda.
Secara struktural elemen tambahan melanjutkan
pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya.
Bentuk-bentuk massa dan ruang yang ditambah
daat berbeda, namun pola kawasannya tetapdimengerti sebagai bagian atau tambahan pola
yang sudah ada disekitarnya.
Berbeda halnya dengan elemen sambungan
karena elemen ini memerkenalkan pola baru
pada lingkungan kawasannya. Dengan pola baru
ini, diusahakan menyambung dua atau lebih
banyak pola disekitarnya, supaya
keseluruhannya dapat dimengerti sebagai satu
kelompok yang baru memilki kebersamaanmelalui sambungan itu elemen tersebut sering
diberi fungsi khusus di dalam lingkungan kota,
karena rupanya agak istimewa.
Lain pula halnya dengan ciri khas elemen
tembusan karena elemen ketiga ini tidak
memeperkenalkan pola baru yang belum ada.
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
11/17
Elemen tembusan sedikit mirip dengan elemen
tambahan, namun lebih rumit polanya karena di
dalam elemen tembusan terdapat dua atau lebih
pola yang sudah ada di sekitarnya dan akan
disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus
menembus di dalam suatu kawasan. Dengan
cara demikian, sebuah kawasan yag memakai
elemen tembusan tidak akan memilki keunikan
dari dirinya sendiri, melainkan hanya campuran
dan lingkungannya.
Colin Rowe mengemukakan beberapa kasus di
dalam sejarah kota, misalnya di kota Roma,
Italia. Sistem linkage struktural sudah lama
dipakai dalam suatu kualitas menghubungkan
berbagai kawasan. Oleh karea itu, banyak tokoh
perancang tertarik menerapkan teori Colin Rowe
(mengenai perhatian kota secara struktural).
Misalnya Roger Trancik memakai linkage
struktural untuk sebuah studi pengembangan
kawasan kota Goteborg di Swedia.6 Dalam
perancangan tersebut sistem linkage struktural
dipakai.
6 Trancik,Roger. Op. cit. hlm. 99
Gambar Elemen-elemen linkagestructural system kolase sebagai
penghubungnya
Gambar contoh elemen tambahan (1) sebelum
pembangunan dan (2) sesudah pembangunan
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
12/17
Linkage sebagai bentuk kolektif
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kelompok teori linkage memperhatikan susunan
dan hubungan bagian-bagian kota satu dengan yang lainnya. Roger Trancik
Gambar contoh elemen
sambungan kiri: sebelum
dibangun, kanan : setelah
dibangun
Gambar contoh elemen tembusan untuk
kota Romadan Frienza, Italia
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
13/17
membandingkan dinamika itu seperti suatu komposisi musik dengan suatu sistem
datum.7 Dan Francis Ching memaknai istilah yang sama dengan definisi berikut :
suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk
mengubungkan unsur-unsur lain didalam kompisisi. Datum mengorganisir
suatu pola acak unsur-unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadiranyang konstan. Sebagai contoh, garis-garis lagu berfungsi sebagi suatu
datum yang memberi dasar visual untuk membaca note dan irama nada-
nada yang ada secara relatif.8
Garis-garis lagu adalah suatu datum konstan yang menyiapkan suatu bingkai pada
seorang komponis. Itu sama halnya dengan lingkungan perkotaan, karena suatu datum
(atau kesamaan ) yang bersifat spasial akan berfungsi sebagi landasan tertentu.Contoh
datum yang bersifat spasial adalah; sebuah garis lahan-lahan, suatu aliran gerakan
yang diarahkan, sebuah sumbu yang besifat organikrasional atau sebuah sisi
kelompok bangunan.9 Selanjutnya bentuk dan pola datum perkotaan sudah banyaksekali. Ching mengamati dengan baik, bahwa sebagai pengatur yang efektif, sebuah
garis datum harus meiliki sebuah kontinuitas visual untuk menembus atau melintasi
semua unsur yang diorganisir sebagai figur yang dapat merangkum atau
mengumpulkan semua unsur-unsur yang terorganisir di dalam lingkungannya. Jika
demikian, garis datum yang spasial yang menunjukkan suatu sistem penghubung yang
perlu dipertimbangkan seandainya ada suatu tambahan atau perubaan massa atau
ruang di dalam lingkungannya.
Walaupun demikian, di dalam realitas kota dan perancangannya , faktor-faktor penting
itu jarang diperhatikan dengan baik. Sering dilupakan sebuah kota memiliki arti lebihluas daripada jumlah gedung dan prasarananya saja.10 sebuah kota hanya akan berarti
sebagai sejumlah unit-unit. Kenyataan tersebut telah dibahas dengan memperhatikan
unit-unit secara visual dan struktural. Meskipun demikian, masih perlu ditambah satu
cara lagi yang memperhatikan secara langsung keadaan rupa bentuk yang bersifat
kolektif didalam kawasan kota.
Implikasi keadaan tersebut kurang disadari. Masalah itu muncul karena secara nyata
dikota juga ada kawasasn yang berbentuk kolektif, tapi bentuk tesebut sering kurang
jelas dalam batasan maupun ciri khasnya . kenyataan ini menunjukkan perlu adanya
perhatian secara khusus terhadap analisis mengenai keberadaaan kolektif di kota,karena dengan hal tersebut akan dicapai landasan perancangan untuk memerkuat
kualitas kawasan melalui pengelompokaka berbagai objek sebagai bagian dari satu
bentuk kolektif. Perhatian perlu diberikan secara khusus pada ciri khas, organisasi, dan
7 Trancik. Roger. Op. cit. hlm, 99.8 Ching, Francis D. K.Arsitektur, bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta. 1991. Hlm.3589 Trancik. Roger. Op. cit. hlm. 106.10 Ibid. hlm. 166
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
14/17
hubungan bentuk yang bersifat kolektif, baik di suatu daerah maupun dengan daerah
yang lain, karena sebuah kota memiliki banyak wilayah yang mempunyai arti terhadap
hubungan dari dalam dan luar yaitu dari diri sendiri maupun dari lingkungannya. Oleh
sebab itu, kawasan-kawasan perkotaan yang mempunyai sifat kolektif merupakan
karakter fisik perkotaan yang penting. Fumihiko Maki menganggap kriteria linkage
tersebut sebagai karakteristik yang sangat penting di dalam lingkungan perkotaan:
Penghubung (linkage) adalah hakikat utama di dalam kota. Penghubung adalah tindakan
yang menyatukan semua lapisan aktifitas serta hasilnya yang memilki rupa secara fisik di
dalam kota... perancangan kota memperhatikan pertanyaan yang membuat hubungan
secara luas antara objek yang dipisahkan. Sebagai akibatnya, penghubungan merupakan
upaya memperjelas sebuah keberadaan yang luas sekali dengan mengartikulasikan
bagiannya.11
Perbedaan dan hubungan terhadap lingkungan
Supaya sebuah bentuk kolektif dapat dilihat, maka syaraf yang diperlukan adalah
bagaimana fungsi arsitektural dari bentuk kolektif tersebut. Ada dua syarat, yaitu bentuk
kolektif yang berbeda dengan lingkungannya dan bentuk kolektif yang berhubungan
dengan lingkungannya.
Bentuk kolektif yang berbeda dengan lingkungannya
Sebuah bentuk kolektif tidak dapat dilihat tanpa sedikit wujud perbedaan terlihat pada
lingkungannya. Hal itu berarti batasan visual atau struktural diperlukan agar bentuk
kolektif jelas dalam keseluruhannya. Batasan visual atau struktural itu bisa elemenalamiah ataupun buatan.
Bentuk kolektif yang berhubungan dengan lingkungannya
Ssebuah bentuk kolektif tidak dapat dilihat tanpa sedikit wujud hubungan tampak pada
lingkungannya. Hal itu berarti bahwa suatu hubungan visual / struktural diperlukan
supaya bentuk kolektif jelas dalam keseluruhannya. Hubungan visual / struktural itu
boleh menjadi elemen alamiah atau buatan.
Elemen-elemen sistem bentuk kolektif
Fumihiko Maki melihat tiga tipe bentuk kolektif, yaitu compositional form, mega form,
serta group form.12
11 Trancik, R. op.cit. hlm.106.12 Maki, Fumihiko. Investigation in collective form. St.Louis. 1964. Hlm. 29.
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
15/17
Sebuah compositional form atau bentuk komposisi merancang obyek-obyek seperti
komposisi dua dimensi dan individual yang hubungan masing-masing agak abstrak.
Dalam tipe ini linkage agak diasumsikan dan tidak langsung kelihatan. Tipe ini sering
dipakai dalam desain fungsionalisme atau gerakan modernism klasik pada tahun 1930-
an samai sekarang. Namun demikain, penghubung tersebut sering kurang
memerhatikan fungsi ruang terbuka di dalam segala aktifitas para pelakunya. Oleh
sebab itu, ruang terbuka di dalam pembentukan tersebut sering berkualitas rendah
karena sering tidak terwujud dengan jelas serta tidak dapat dipakai secara fungsional.
Sebuah mega form atau bentuk mega13 menghubungkan struktur-struktur seperti
bingkai linier atau sebuah grid. Dala tipe ini, linkage dicapai melalui hirarki-hirarki yang
bersifat open ended (masih terbuka untuk berkembang). Secara alami mega form dapat
dilihat di dalam skala yang bermacam-macam. Suatu contoh yang paling tampak dan
umum adalah bentuk dan pola pohon. Banyak eksperimen desain tipe seperti ini dibuat
pada tahun 1960-an yang memberikan perhatian secara khusus pada kota yang
bersifat mega struktural. Pada masa kini perhatian pada elemen megaform sudah
berkurang, namun cara perancangannya sering dipakai dalam proyek-proyek besar,
khususnya kalau melibatkan banyak prasarana dan sirkulasi di dalam kawasan yang
bersifat makro (misalnya lapangan terbang, stasiun, kampus, industri, daerah-daerah
metropolitan). nama elemen tersebut sudah menjelaskan bahwa sebuah mega form
kurang tepat dalam skala mikro saja (yaitu gedung) karena sifat elemen tersebut
cenderung makro.
Sebuah grup form muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang
biasanya berdiri disamping ruangan terbuka publik. Dalam tipe ini linkage
dikembangkan secara organis. Kota kuno dan tradisional cenderung mengikuti tipe ini.
Tetapi pada saat ini elemen group form juga sering dipakai dalam perancangan
kawasan baru dengan dibuat suatu akumulasi bangunan sebagai satu kelompok.
Kelompok tersebut akan mengekspresikan suatu persamaan bangunan di dalam
kawasannya, yang terwujud melalui pola sstruktur yang saling terkait.
Gambar menunjukkan beberapa contoh yang mengilustrasikan tiga cara yang
membentuk sebuah elemen yang bersifat kolektif.
13 Istilah mega dimengerti secara umum sebagai sesuatu yang sangat besar.
Gambar contoh tipe bentuk
compositional form
Gambar contoh tipe bentuk mega
form
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
16/17
Kesimpulan
Dari penjelasan sebelumnya dapat di ambil kesimpulan:
Gambar contoh tipe bentuk
group form
-
7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)
17/17
1. Penduduk desa dapat berpindah (urbanisasi) ke kota melalui elemen-elemen
kotanya.
2. Urbanisasi terjadi karena ada hal yang mempengaruhi dalam kota sehingga
menarik perhatian penduduk desa di sekitar kota.
3. Bentuk jembatan, rel kereta api, jalan kotamadya adalah jalur penting terjadinya
urbanisasi.
Daftar Pustaka
1. Ching, Fancis D.K. 1991. Bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta: Erlangga.
2. Maki, Fumihiko. 1964. Investigations in collective form. St. Louis: Washington universityPublications.
3. Trancik, Roger.1986. Finding Lost Space. Theories of Urban Design. New York: Van
Nostrand Reinhold Company.
4. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara terpadu. Yogyakarta: PemerbitKanisius.
5. Wikipedia.