Transcript
Page 1: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat menyusun makalah ini sebagai tugas pembuatan makalah yang berjudul “Interaksi Belajar Mengajar di Sekolah SD”. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi semua pembaca.

Makalah ini diharapkan tidak hanya menjadi buku wajib melainkan menjadi bacaan utama serta menjadi referensi bagi peminat lainnya.

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Ciamis, November 2015

Penulis

i

Page 2: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang.....................................................................................1B. Rumusan Masalah................................................................................2C. Batasan Masalah...................................................................................2D. Tujuan dan Manfaat.............................................................................2

BAB II PEMBAHASANA. Masalah Pokok Pendidikan..................................................................5B. Pengertian Strategi Belajar Mengajar..................................................4C. Jenis Strategi Belajar Mengajar...........................................................5D. Berdasarkan Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar.................6E. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar...........................7F. Hakikat Strategi Belajar Mengajar......................................................9G. Implikasi Strategi Belajar Mengajar dalam Dunia Pendidikan...........15

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan..........................................................................................19B. Saran....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 3: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang

sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang

akan datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan

sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Di

dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang

berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses

belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar

mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan

dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan

tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk itu, guru tidak hanya cukup menyampaikan

materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana

belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi

dalam mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan

keadaan anak didik. Keberadaan guru dan siswa merupakan dua faktor yang

sangat penting di mana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa

sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses

pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan

suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam

menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas dan

keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif. Sebab, keberhasilan

dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas belajar siswa.

Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah

kegiatan-kegiatan belajar yang monoton. Di samping itu, motivasi merupakan

salah satu factor yang turut menentukan keefektifan proses balajar mengajar.

1

Page 4: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Callahan dan clark mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong

atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah satu tujuan tertentu.

Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar. Sehingga siswa yang mempunyai

motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai semangat yang besar untuk

melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu, motivasi belajar yang

ada pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah dari judul makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar.

2. Jenis Strategi dan tehnik Belajar Mengajar.

3. Hakikat Kegiatan Belajar Mengajar.

4. Bagaimana Implikasi dalam kehidupan nyata:

1. Bagaimana seorang guru dalam menerapkan strategi belajar

mengajar itu?

2. Apakah strategi belajar mengajar seperti ini telah dapat diterapkan

sepenuhnya dalam dunia pendidikan saat ini?

5. Kesimpulan dan Saran.

C. BATASAN MASALAH

Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat

pembaca mudah memahaminya. Penulis hanya membahas apa yang menjadi

Strategi Belajar Mengajar berdasarkan buku panduan. Menjaga efesiensi judul

makalah agar lebih terfokus pada rumusan masalah dan judul makalah.

D. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Membekali diri akan teori-teori, konsep-konsep yang telah dipelajari

selama 1 semester.

2. Untuk memenuhi dan sebagai syarat tugas akhir semester.

3. Agar mahasiswa/calon guru/guru memahami strategi belajar mengajar

serta mampu memilih dan melaksanakan strategi belajar mengajar.

2

Page 5: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

4. Mencoba membuat metode dan cara belajar mengajar yang lebih

profesional sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih aktif dan

efektif.

5. Menghasilkan Pelajar yang mampu mengangkat harkat dan martabat

Bangsa Indonesia.

3

Page 6: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan

bagi siswa/i yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar.

Kegiatan belajar mengajar sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara

siswa dengan komponen-komponen lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran agar lebih aktif dan efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu ialah menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di

sebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan

tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa

di dalam kelas agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa

dengan baik. Di dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian

yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada

siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam

menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Maka, yang disebut dengan

strategi belajar mengajar ialah memikirkan dan mengupayakan konsistansi aspek-

aspek komponen pembentuk kegiatan sistem intruksional dengan siasat tertentu.

Strategi Belajar Mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru – anak didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru  mulai

memasuki suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi

yang terjadi antara guru dgn ank didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar

merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dgn memanfaatkan segala

sesuatu guna kepentingan pembelajaran.

Sehingga bahan pelajaran yg disampaikan guru dapat difahami dan diaplikasikan

siswa dengan tuntas.

4

Page 7: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

B.  Jenis Strategi Belajar Mengajar

Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan

berbagai pertimbangan, antara lain:

1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.

Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran

diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat

khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-

ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik

konsep konkret maupun konsep terdefinisi.

Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran

diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum,

generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam

mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.

2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.

Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar

mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen

pembentukkan sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi

pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini tidak perlu

mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep yang dipelajari.

Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari

komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu

proses pembelajaran berlangsung.

Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar mengajar

yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem

intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan

menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.

3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru

Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.

Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran

Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.

Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata

5

Page 8: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik

tertentu.

4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa

Strategi Klasikal

Strategi Kelompok Kecil

Strategi Individual.

5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa

Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.

Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan

siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi

dengan media.

C. Berdasarkan  Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar

Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain pelaksanaan

evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif, formatif, refleksi,

dan kombinasi dari ketiganya.

Evaluasi sumatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah

berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan

istilah lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya

bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat

pengetahuan atau penguasaan belajar (mastery learning) yang telah dicapai

oleh siswa. Asumsi yang mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu

merupakan totalitas sejak awal sampai akhir, sehingga hasil akhir itu dapat

kita asumsikan dengan hasil. Hasil penilaian ini merupakan indikator

mengenai taraf keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Atas dasar

itu, kita dapat menentukan apakah dapat dilanjutkan kepada program baru

atau harus diadakan pelajaran ulangan seperlunya.

Evaluasi formatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan

selama masih berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita

baru menyelesaikan bagian-bagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan

program atau bahan yang harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita

6

Page 9: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

menghendaki umpan-balik yang secara (immediate feedback), kelemahan-

kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur

dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan, baik

bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan kesalahan akan

berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat

diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau

kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan

reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi

keperluan pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan

kelulusan.

Evaluasi reflektif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan

sebelum proses belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan

sebutan pre-test. Sasaran utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk

mendapatkan indikator atau informasi awal tentang kesiapan (readliness)

siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan) bahan atau pola-pola

perilaku siswa sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan belajar-

menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang mungkin dapat

dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya. Jadi,

evaluasi reflektif lebih bersifat prediktif.

Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering

juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test

design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita

ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan.

Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi

dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar tersebut.

Sudah barang tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih

komprehensi.

D. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar

Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:

1. Teknik Diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh

seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi

7

Page 10: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,

informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif

sebagai pendengar.

2. Teknik Kerja Kelompok

Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam

kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.

Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas

tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh

guru.

3.   Teknik Penemuan (Discovery)

Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses

mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang

dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-

golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.

Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan

menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing

dan memberiakn instruksi.

4.   Teknik Penyajian Tanya-Jawab

Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada

siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran

atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang

diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.

5. Teknik Ceramah

Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama

dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan

pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

Ada banyak lagi macam- macam teknik penyajian belajar mengajar diantaranya,

Simulasi, Unit Teaching, Microteaching, Sumbang Saran, Inqury, Eksperimen,

Demonstrasi, Karya Wisata, Penyajian Secara Kasus, Latihan, dan lain

sebagainya. Dalam keterbatasan Rumusan Masalah dan Bahan materi penulis

hanya dapat menjelaskan lima dari beberapa yang menjadi teknik-teknik

penyajian belajar mengajar.

8

Page 11: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Hakikat Strategi Belajar Mengajar

Implikasi Strategi Belajar Mengajar dalam Dunia Pendidikan

E.

Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang

searah. Kegiatan Belajar adalah kegiatan Primer dalam kegiatan kegiatan belajar

mengajar, sedangkan Mengajar adalah kegiatan Skunder, maksudnya untuk

terciptanya kegiatan belajar siswa yang optimal.

1.   Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar memiliki lima atribut pokok ialah:

1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan

perasaan.

2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,

psikomotorik, maupun afektif.

3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun

mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain

belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan

lingkungan sosial).

4. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip

antara lain:

1. a.    Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar,

baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan

tujuan pembelajaran itu sendiri.

2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat

kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa

terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri

dan atau terhadap situasi pembelajarannya.

3. c.    Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan

perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada

hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan

media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.

9

Page 12: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera

menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan

balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa

terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa

akan pelajaran tersebut.

5. e.    Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki

perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan

dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.

Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat

diperlukan.

6. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang

terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan

guru.

Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling

mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi

kepada tujuan.

2.   Variabel Strategi Belajar Mengajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi belajar-mengajar ialah:

tujuan, bahan pelajaran, alat dan sumber, siswa, dan guru.

1. Gagne mengklasifikasikan hasil-hasil belajar yang membawa implikasi

terhadap penggunaan strategi belajar-mengajar, sebagai berikut:

1. Keterampilan intelektual dengan tahapan-tahapannya:

1. Diskriminasi, yaitu mengenal benda konkret.

2. Konsep konkret, yaitu mengenal sifat-sifat benda/objek

konkret.

3. Konsep terdefinisi, yaitu kemampuan memahami konsep

terdefinisi.

4. Aturan, yaitu kemampuan menggunakan aturan, rumus,

hukum/dalil, prinsip.

5. Masalah/aturan tingkat tinggi, yaitu kemampuan

memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai

aturan.

10

Page 13: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara-

cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir.

3. Informasi verbal, yaitu kemampuan menyimpan nama/label, fakta,

pengetahuan di dalam ingatan.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan kegiatan-

kegiatan fisik.

5. Sikap, yaitu kemampuan menampilkan perilaku yang bermuatan

nilai-nilai.

6. Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam

menggunakan strategi belajar-mengajar, antara lain:

1. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-

perbedaan dari siswa lain.

2. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.

3. Dari faktor alat dan sumber yang perlu dipertimbangkan

ialah:

1. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat

peraga.

2. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan

cetakan dan lingkungan sekitar).

3. Dari faktor guru yang akan mempengaruhi

penggunaan strategi belajar-mengajar ialah

kemampuan menguasai bahan pelajaran dan

kemampuan membelajarkan siswa.

3.   Kerangka Acuan Strategi Belajar Mengajar

1.   Pengaturan Guru dan Siswa

Segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran yang dilakukan oleh seorang

guru atau suatu tim, sanjutnya apakah hubungan guru-siswa terjadi secara tatap

muka (langsung), atau dengan perantaraan media (tidak langsung). Sedangkan

dari segi pengaturan siswa dapat dibedakan pengajaran yang bersifat klasikal

(kelompok besar), (kelompok kecil) dan pengajaran perseorangan (individual).

2.   Struktur Peristiwa Belajar Mengajar

11

Page 14: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup dalam artian segala

sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat, seperti yang dilakukan oleh para

calon guru yang berlatih mengajar yang tidak berani menyimpang dari persiapan

mengajar yang telah dibuat dan disetujui oleh dosen pembimbing.

3.   Peranan Guru-Siswa dalam mengolah pesan

Peristiwa belajar mengajar bermaksud untuk mencapai tujuan, ingin

menyampaikan sesuatu pesan yang dapat berupa pengetahuan, wawasan,

keterampilan, atau isi keterampilan lain. Pengajaran yang menyampaikan pesan

dalam keadaan telah siap diolah dinamakan bersifat ekspositorik, sedangkan yang

mengharuskan pengolahan pesan oleh siswa dinamakan Heuristik-hipotetik.

4.   Proses Pengolah Pesan

Proses pikir manusia di dalam menjalani pengalaman belajar tidak selalu sama,

ada peristiwa belajar mengajar di mana proses ini bertolak dari yang umum untuk

dilihat keberlakuan atau akibatnya pada yang khusus ini disebut Umum ke Khusus

(Deduktif). Sebaliknya bila peristiwa belajar mengajar yang di mana prosesw

pengolahan bertolak dari contoh-contoh konkret kepada generalisasi atau prinsip

umum ini disebut Khusus ke Umum (Induktif). Dengan demikian strategi belajar

mengajar heuristik proses pengolahanya adalah induktif, sebaliknya ekspositorik

bersifa deduktif.

4.   Pola-pola Belajar Siswa

a. Mengidentifikasi pola-pola belajar siswa

Gagne (Lefrancois 1975:114-120) mengkategorikan pola-pola belajar siswa ke

dalam 8 tipe dimana yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya/yang lebih

tinggi hierarkinya. Kedelapan tipe belajar itu ialah:

Tipe I:Signal Learning (belajar signal atau tanda, isyarat)

Tipe belajar ini menduduki tahapan hierarki (yang paling dasar). Signal learning

dapat didefinisikan sebagai proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat

involunter (tidak disengaja dan didasari tujuannya). Kondisi yang diperlukan bagi

berlangsungnya tipe belajar ini ialah diberikan stimulus secara serempak

perangsang-perangsang tertentu dengan berulang-ulang.

Tipe II: Stimulus-Respons Learning (belajar stimulus-respons, sambut

rangsang)

12

Page 15: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Tipe belajar II ini termasuk ke dalam operant or instrumental condition

(Kible,1961) atau belajar dengan trial and error (Thorndike). Kondisi yang

diperlukan untuk dapat berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor reinforcement.

Tipe III:Chaining (mempertautkan) dan tipe IV:Verbal Association

(asosiasi verbal)

Kedua tipe belajar ini setaraf, ialah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R

yang satu dengan yang lainnya. Tipe III berkenaan dengan aspek-aspek perilau

psikomotorik dan tipe IV berkenaan dengan aspek-aspek belajar verbal. Kondisi

yang diperlukan bagi berlangsungnya proses belajar ini antara lain secara internal

terdapat pada diri siswa harus sudah terkuasai sejumlah satuan-satuan pola S-R,

baik psikomotorik maupun verbal. Di samping itu, prinsip contiguity, repetition,

dan reinforcement masih tetap memegang peranan penting bagi berlangsungnya

proses chaining dan association tersebut.

Tipe V:Discrimination Learning (belajar mengadakan perbedaan)

Dalam tahap belajar ini, siswa mengadakan diskriminasi (seleksi dan pengujian)

di antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya kemudian

memilih pola-pola sambutan yang dipandangnya paling sesuai. Kondisi yang

utama untuk dapat berlangsungnya proses belajar ini ialah siswa telah mempunyai

kemahiran melakukan chaining dan association serta memiliki kekayaan

pengalaman (pola-pola satuan S-R)

Tipe VI:Concept Learning (belajar konsep, pengertian)

Berdasarkan pesamaan cirri-ciri adari sekumpulan stimulus dan juga objek-

objeknya ia membentuk suatu pengertian atau konsep-konsep. Kondisi utama

yang diperlukan bagi proses berlangsungnya belajar tipe ini ialah terkuasainya

kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.

Tipe VII:Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum-

hukum)

Pada tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi dari berbagai konsep

(pengertian) dengan mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal sehingga siswa

dapat membuat konklusi tertentu.

Tipe VIII:Problem Solving (belajar memecahkan masalah)

13

Page 16: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Pada tingkat ini siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah

(memberikan respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau

membangkitkan situasi problematik) dengan menggunakan berbagai rule yang

telah dikuasainya. Menurut John Dewey (Loree,1970:438-439) dalam bukunya

How We Think, proses belajar pemecahan masalah itu berlangsung sebagai

berikut:

ü      Become aware of the problem (menyadari adanya masalah)

ü      Clarifying and defining the problem (menegaskan dan merumuskan

masalahnya)

ü      Searching for facts and formulating hypotheses (mencari fakta pendukung

dan merumuskan hipotesis)

ü      Evaluating proposed solution (mengevaluasi alternatif pemecahan yang

dikembangkan)

ü      Experimental verification (mengadakan pengujian atau verifikasi secara

eksperimental, uji coba)

b. Memilih system belajar mengajar (pengajaran)

Dewasa ini, para ahli teori belajar telah mencoba mengambarkan cara pendekatan

atau system pengajaran atau proses belajar-mengajar. Diantara berbagai system

pengajaran yang banyak menarik perhatian orang akhir-akhir ini ialah:

Enquiry-Discovery Learning (belajar mencari dan menemukan sendiri)

Dalam system belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak

dalam bentuknya yang final. Siswalah yang diberikan kesempatan untuk mencari

dan menemukannnya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan

masalah. Secara garis besar prosedurnya yaitu stimulasi-perumusan masalah-

pengumpulan data-analisis data-verifikasi-generalisasi.

System belajar-mengajar ini dikembangkan oleh Bruner (Lefrancois, 1975:121-

126). Pendekatan belajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat

kognitif. Kelemahannya, antara lain memakan waktu yang banyak dan kalau

kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus kepada kekaburan atau materi yang

dipelajarinya.

14

Page 17: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Expository Learning

Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan

secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingg asiswa tingal menyimak dan

mencernanya secara teratur dan tertib. Secara garis besar prosedurnya ialah

periapan-petautan-penyajian-evaluasi. Ausubel berpendapat bahwa pada tingkat-

tingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selau harus mengalami sendiri. Siswa

akan mampu dan lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam

tempo sesingkat-singkatnya. Yang penting siswa dikembangkan penguasaannya

atas kerangka konsep-konsep dasar atau pla-pola pengertian dasar tentang sesuatu

hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan pengalaman yang

bertalian dengan hal tersebut.

Mastery learning (belajar tuntas)

Proses belajar yang berorientasi pada prinsip mastery learning ini harus dimulai

dengan penguasaan bagian terkecil untuk kemudian baru dapat melanjutkan ke

dalam satuan (modul) atau unit berikutnya. Atas dasar itu maka dewasa ini telah

dikembangkan system pengajaran berprogram dan juga system pengajaran modul,

bahkan Computer Assisted Instruction (CAI). Dengan tercapainya tingkat

penguasaan hasil pelajaran yang tinggi, maka akan menunjukkan sikap mental

yang sehat pada siswa yang bersangkutan.

Humanistic Education

Teori belajar ini menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar ia sanggup

mencapai perwujudan diri (self realization) sesuai dengan kemampuan dasar dan

keunikan yang dimilikinya. Karakteristik utama metode ini, antara lain bahwa

guru hendaknya tidak membuat jarak yang tidak terlalu tajam dengan siswa.

Sasaran akhir dari proses belajar mengajar menurut paham ini ialah self

actualization yang seoptimal mungkin dari setiap siswa.

F.    Hakikat Strategi Belajar Mengajar

Implikasi Strategi Belajar Mengajar dalam Dunia Pendidikan

a)   Bagaimana seorang guru dalam menerapkan strategi belajar mengajar

itu?

15

Page 18: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

Sebagai calon guru, penulis mencoba untuk mendiskripsikan bagaimana cara

menerapkan strategi belajar mengajar yang baik untuk masa yang akan datang

agar dunia pendidikan kita memiliki potensi sumber daya manusia yang ahli dan

mampu bersaing dengan dunia luar dan mengangkat harkat dan martabat bangsa,

agar dunia luar tidak hanya bisa mengatakan bahwa negara kita hanya kaya akan

sumber daya alam saja. Sebab menurut pendapat kami bahwa kemajuan sebuah

negara itu adalah berdasarkan tingkat pendidikan yang dimilikinya, dan

pendidikan setiap wilayah wawasan nusantara haruslah diperhatikan bagaimana

sistem dan strategi pendidikan di daerah tersebut agar sejalan dan sesuai dengan

daerah perkotaan yang telah maju. Dalam hal ini peran guru untuk menjalankan

tugas panggilannya sangat diperlukan. Guru harus memiliki peran-peran yang bisa

membimbing dan mendukung pola pikir anak didik agar mampu menjadi anak

didik yang diharapkan seperti, Guru yang konstruktif harus selalu inovatif untuk

mengadopsi metode-metode baru untuk memotivasi belajar anak-anak didiknya.

Ia harus menempatkan anak-anak didiknya sebagai pusat pembelajaran, artinya

sejauhmana materi disampaikan bukan tergantung guru dan kurikulumnya tetapi

tergantung kepada murid-muridnya.

Seorang guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses

kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-

anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak

didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari

segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang

calon /guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan

kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu

kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-

anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak

mungkin menjadi mungkin.

Guru sebagai Contoh Teladan, Seorang guru dapat memotivasi anak-anak

didiknya untuk lebih banyak membaca buku, jika anak-anak didiknya menemukan

Gurunya banyak membaca buku. Tetapi, bagaimana mungkin seorang Guru yang

jarang sekali membaca mampu memotivasi anak-anak didiknya untuk lebih

banyak membaca buku? Buku adalah sumber energi dan motivasi. Seorang guru

16

Page 19: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

harus menjadi pembaca intensif buku-buku perpustakaan, majalah dan

mengumpulkan pengetahuan untuk mengilhami anak-anak dengan menceritakan

hal-hal baru. Guru dapat membuat perpustakaan kecil sendiri di dalam kelasnya,

dan menjadikan dirinya sebagai inspirator bagi murid-muridnya. Karena, menurut

Sokrates kelas adalah tanah pertempuran antara guru dengan muridnya, dan

senjatanya adalah pertanyaan. Kita sebagai guru adalah motivasi bagi anak-anak

didik kita, melalui kebiasaan kita membaca buku, budaya fisik dan mental ini bisa

memberi contoh kepada anak-anak didik kita. Karena murid-murid selalu

mengikuti perilaku guru mereka. Jadi seorang guru dapat melakukan banyak hal

melalui kekuatan motivasi. Seorang guru harus menyadari bahwa kekuatan

motivasi dan menggunakannya dengan baik dimanapun.

Ada Senyum di Dalam Kelas, Senyum memainkan peran yang sangat penting,

tidak hanya dalam batas-batas sekolah, tetapi juga bahkan di dalam masyarakat

pada umumnya. Senyum adalah ekspresi cinta. Senyum adalah kekuatan dan

kekuasaan seseorang. Sekolah juga harus menjadikan senyum sebagai bagian dari

kegiatan belajar mengajar. Seorang guru menyentuh hati anak-anak didiknya

melalui daya tarik ‘senyum’. Senyum menciptakan percaya diri anak-anak didik

kita. Perkembangan kemajuan anak-anak didik terhadap mata pelajarannya, terjadi

ketika mereka mulai menyukai dan mencintai gurunya. Bagaimana murid mau

mencitai pelajarannya jika ia tidak mencintai gurunya. Senyuman seorang guru,

menciptakan getaran yang kuat pada diri anak-anak didiknya. Anak-anak didik

kita tidak merasa takut untuk mengungkapkan persoalan apa yang terjadi dalam

dirinya. Mereka tidak segan-segan lagi mengajukan pertanyaan, dan kebebasan

berpikir di dalam kelas secara otomatis terjadi, ketika senyum hadir di dalam

kelas. Kita sebagai calon/guru, dituntut untuk menjadi seorang teman untuk anak-

anak didik kita. Persahabatan dapat membantu kita untuk lebih memahami

seorang anak. Seorang anak didik akan mengungkapkan kesulitan/masalah hanya

kepada guru yang sudah menjadi temanya. Tetapi, jika kita sebagai guru hanya

memerankan seseorang pemberi tugas atau bahkan pemimpin sirkus untuk anak-

anak didik kita, kita akan merusak kegitan belajar mengajar mereka. Anak-anak

didik kita mulai membenci kita dan menyembunyikan segala sesuatu yang ada

pada dirinya kepada kita. Anak-anak didik kita akan mengembangkan rasa takut

17

Page 20: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

kepada kita. Itu sebabnya, banyak orang tua dan guru berada dalam masalah besar,

ketika semua persoalan pribadi anak-anak kita tidak mengemuka. Anak-anak

didik kita kehilangan kebebasan untuk berterus-terang menceritakan masalahnya.

Sebenarnya ini bukan kesalahan anak-anak didik kita, tapi kesalahan kita sebagai

orang tua dan guru di sekolah, yang tidak memiliki seni ‘bagaimana untuk

menjadi teman dari anak-anak didik kita.’ Karena strategi jitu dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas  maupun di luar kelas menentukan terciptanya

keoptimalan hasil belajar mangajar. Itu yang menjadi pendapat kami mengenai

cara seoarang guru menerapkan strategi belajar mengajar di masa depan.

b)   Apakah strategi belajar mengajar seperti ini telah dapat diterapkan

sepenuhnya dalam dunia pendidikan saat ini?

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan bangsa kita saat ini telah

mengalami perubahan kearah yang lebih baik dari era-era pemerintahan yang

sebelumnya. Telihat nyata dari sistem kurikulum yang terus mengalami perubahan

menuju kearah sistem pendidikan yang lebih baik. Walaupun, di daerah-daerah

perdesaan tertentu masih ada yang kurang merata fasilitas dan kondisi

pendidikannya seperti di daerah perkotaan umumnya. Namun, pemerintah telah

memberikan perhatian untuk hal itu agar sistem pendidikan di negara kita berjalan

dengan kondusif. Hal yang nyata salah satunya adalah pembangunan fasilitas

sekolah diberbagai tempat yang bangunnya mulai ambruk atau telah lama dan

perlu diperbaiki, Sistem kukrikulum, dan cara belajar mengajar guru di dalam

kelas yang harus profesional. Menurut pendapat kami sebagai tim penulis hali in

merupakan bukti nyata dari strategi belajar mengajar yang telah sepenuhnya

dalam dunia pendidikan.

18

Page 21: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya

Sistem dan Strategi Belajar Mengajar itu untuk membangun, mendidik dan

menciptakan anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan

positif. Sebab bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang guru yang

profesional dan menjalankan tugas pangilanya untuk memberikan apa yang telah

diketahui kepada siswa/i di kelas. Tanggung jawab dalam melayani siswa/i adalah

besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya

kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai dalam

menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan

strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan

menyenakan bagi siswa/i serta mudah dicerna dan di pahami.

B. Saran

Penulis menyarankan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai seorang

pelayan siswa/i atau sering kita katakan guru haruslah cerdas dalam Intelektual,

Emosional dan Spiritual agar proses belajar mengajar itu berjalan dengan lancar.

Pandai dalam menggunakan waktu, dapat membedakan kepentingan pribadi

dengan kepentingan pendidikan. Sebab kita sebagai calon/guru sebagai alat untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari pada kita saat sekarang

ini, untuk mereka di masa yang akan datang.

19

Page 22: Interaksi Belajar Mengajar Di Sekolah SD

DAFTAR PUSTAKA

http://junasion.wordpress.com/2010/01/19/strategi-belajar-mengajar/

http://biozaff.blogspot.com/2011/03/makalah-kriteria-pemilihan-strategi.html

http://reduxation.blogspot.com/2013/07/macam-macam-jenis-strategi-belajar.html

http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/05/dimensi-dimensi-perencanaan-

pengajaran.html

20


Top Related