INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
ANALISA PENURUNAN SUSUT ENERGI DI PT.PLN(PERSERO)
ULP SUKABUMI KOTA DENGAN METODE P2TL
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
HENI PURNAMA HELDA
2017-71-060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Akhir dengan Judul
ANALISA PENURUNAN SUSUT ENERGI DI PT.PLN(PERSERO)
ULP SUKABUMI KOTA DENGAN METODE P2TL
Disusun oleh :
HENI PURNAMA HELDA
NIM : 2017-71-060
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Kurikulum
Program Pendidikan DIII Teknologi Listrik
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jakarta, 20 Juli 2020
Mengetahui, Kepala Program Studi D-III Teknologi Listrik
Retno Aita Diantari , ST., MT.
Disetujui, Dosen Pembimbing Utama
Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT.
Dosen Pembimbing Kedua
Albert Gifson Hutadjulu, ST., MT.
Digitally signed by Albert GifsonDN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, O=Institut Teknologi PLN, CN=Albert Gifson, [email protected]: I am approving this documentLocation: JakartaDate: 2020-08-18 12:14:45Foxit Reader Version: 9.7.2
Albert Gifson
iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : HENI PURNAMA HELDA
NIM : 2017-71-060
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Judul : Analisa Penurunan Susut Energi Di PT.PLN (Persero)
ULP Sukabumi Kota
Telah disidangkan dan dinyatakan lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma III, Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknolgi PLN pada tanggal
10 Agustus 2020.
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
Edy Ispranyoto, IR., MBA Ketua
Sidang
Christine Widyastuti, ST., MT Sekretaris
Sidang
Aas Wasri Hasanah, S.Si, MT Anggota
Sidang
Mengetahui :
Kepala Program Studi D-III Teknologi Listrik
Retno Aita Diantari, S.T., M.T.
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT. Selaku Pembimbing I
Albert Gifson Hutadjulu, ST., MT. Selaku Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga
Proyek Akhir ini dapat terselesaikan.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :
1. Bapak Yudhistira Ardhi R.H
2. Bapak Mujammal Achiru
Yang telah mengijinkan melakukan penelitian di PT. PLN (Persero) ULP
Sukabumi Kota dan telah membimbing serta memberikan ilmu yang sangat
berharga sehingga Proyek Akhir ini dapat terselesaikan.
Jakarta, 20 Juli 2020
HENI PURNAMA HELDA
NIM : 2017-71-060
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : HENI PURNAMA HELDA
NIM : 2017-71-060
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Teknologi Listrik
Jenis Karya : Proyek Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisa Penurunan Susut Energi di PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota
dengan metode P2TL
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2020
Yang menyatakan
Heni Purnama Helda
vii
Analisa Penurunan Susut Energi Di PT.PLN (Persero) ULP
Sukabumi Kota dengan Metode P2TL
Heni Purnama Helda, 2017-71-060
di bawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT dan Albert Gifson
Hutadjulu, ST., MT
ABSTRAK
Hampir semua aktivitas manusia memerlukan listrik sehingga listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Namun, masalah pendistribusi energi listrik ke pelanggan sering ditemukan akibat perbedaan antara energi yang disalurkan dan energi yang terjual. Perbedaan ini disebabkan karena adanya energi yang susut atau losses. Energi yang hilang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor susut teknis dan susut non teknis. Untuk mengatasi susut non teknis PT.PLN (Persero) khususnya ULP Sukabumi Kota dilakukan tindakan preventif berupa penyuluhan terhadap masyarakat tentang pemakaian energi listrik dan juga secara rutin melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya susut non teknis pada pemakaian tenaga listrik. Berdasarkan hasil Proyek Akhir yang diperoleh, perolehan kWh pada bulan Januari, Februari dan Maret secara beturut-turut sebesar 41.861 kWh, 51.502 kWh dan 22.032 kWh. Bulan Januari perolehan kWh P2TL membantu menurunkan susut sebesar 0,2%, pada Bulan Februari sebesar 0,17% dan Bulan Maret sebesar 0,1 %. Pendapatan kWh dari bulan Januari ke Februari terjadi peningkatan, namun di bulan Maret terjadi penurunan. Hal ini terjadi karena pada bulan Maret terkendala oleh wabah Covid-19. Perolehan kWh meter P2TL membantu menurunkan susut secara keseluruhan dikarenakan cost rendah dan hasil yang bagus sehingga kinerja PLN yang ditargetkan tercapai.
Kata kunci: Kebutuhan listrik, Energi susut (losses), P2TL, PT. PLN ULP Sukabumi Kota.
viii
Energy Depreciation Decrease Analysis in PT. PLN (Persero)
Sukabumi ULP by P2TL Method
Heni Purnama Helda, 2017-71-060
di bawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT dan Albert Gifson
Hutadjulu, ST., MT
ABSTRACT
Almost human activities require electricity so electricity is a very important thing in life. However, the problem of distributing electrical energy to customers is often found due to the difference between the energy channeled and the energy sold. This difference is caused by the energy shrinkage or losses. Energy loss is caused by two factors, namely technical shrinkage and non-technical shrinkage. To overcome the non-technical shrinkage of PT. PLN (Persero) in particular the Sukabumi City ULP, preventive measures are taken in the form of counseling to the public about the use of electrical energy and also routinely regulating Electricity Usage (P2TL). This aims to reduce the occurrence of non-technical losses in the use of electric power. Based on the Final Project results obtained, the acquisition of kWh in January, February and March respectively amounted to 41861 kWh, 51502 kWh and 22,032 kWh. In January, the acquisition of kWh P2TL helped reduce losses by 0.2%, in February by 0.17% and in March by 0.1%. The kWh income from January to February increased, but in March there was a decrease. This happened because in March it was constrained by the Covid-19 outbreak. The acquisition of P2TL kWh meter helps reduce overall losses due to low cost and good results so that the targeted PLN performance is achieved. Keywords: Electricity demand, Loss energy, P2TL, PT. PLN ULP Sukabumi
City.
ix
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
BAB I ................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Permasalahan Penelitian ................................................................................ 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ............................................................................ 2
1.2.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 4
2.2. Landasan Teori ................................................................................................. 4
2.2.1 Distribusi Energi Listrik .............................................................................. 4
2.2.2 Alat Pengukur dan Pembatas .................................................................... 6
2.3 Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) ................................................ 9
2.3.1 Pelaksanaan dan Organisasi P2TL ......................................................... 9
2.3.2 Perlengkapan P2TL .................................................................................. 10
2.3.3 Tata Cara pekerjaan P2TL ...................................................................... 11
2.3.4 Jenis dan Golongan Pelanggaran Pemakaian Tenaga Listrik........... 14
2.4 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 15
x
BAB III ............................................................................................................................ 16
3.1 Perancangan Penelitian .................................................................................... 16
3.2 Teknik Analisis ................................................................................................... 18
3.2.1. kWh P2TL ................................................................................................. 18
3.2.2 Susut ........................................................................................................... 19
3.2.3 Perhitungan Tagihan Susulan ................................................................. 19
BAB IV ............................................................................................................................ 20
4.1 Penyebab Penyalahgunaan Pemakaian Tenaga Listrik .......................... 20
4.2 Strategi Untuk Menekankan Angka Susut Non Teknis Dengan P2TL .. 20
4.3 Penentuan Golongan Pelanggaran ............................................................. 21
4.4 Perhitungan Susut non Teknis ..................................................................... 22
4.4.1 Bulan Januari ............................................................................................. 22
4.4.2 Bulan Februari ........................................................................................... 25
4.4.3 Bulan Maret ................................................................................................ 31
4.5 Target Susut di PT. PLN (Persero) ULP Sukabumi Kota ........................... 35
BAB V ............................................................................................................................. 36
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 36
5.2 Saran ................................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Distribusi Tenaga Listrik ................................................................. 5
Gambar 2.2 Letak APP ...................................................................................... 6
Gambar 2.3 kWh Meter Mekanik ........................................................................ 7
Gambar 2.4 Bagian kWh Meter Elektronik ......................................................... 7
Gambar 4.1 Perbandingan Susut Tanpa kWh P2TL dengan kWh P2TL……...34
xii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Standarisasi daya tersambung TR ............................................................ 8
Tabel 4.1 Pelanggaran Bulan Januari ...................................................................... 22
Tabel 4.2 Pelanggaran Bulan Februari .................................................................... 25
Tabel 4.3 Pelanggaran Bulan Maret ......................................................................... 31
Tabel 4.4 Perbandingan Susut .................................................................................. 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini listrik adalah komponen terpenting dalam kehidupan
manusia, yang mana tenaga listrik itu dihasilkan dari berbagai sumber yang
nanti akan ditransmisikan dan akhirnya di distribusikan ke konsumen atau
pelanggan. Pada saat ini hampir semua aktivitas manusia membutuhkan listrik
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat
akan listrik tersebut maka dari PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan
penyedia listrik di Indonesia menyediakan kebutuhan listrik dari mulai
pelanggan tegangan rendah sampai dengan pelanggan kebutuhan tegangan
tinggi.
Kelistrikan di Indonesia dikelola oleh PT. PLN yang merupakan
perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Pengelolaan listrik dimulai dari
pembangkitan, penyaluran hingga pendistribusian energi listrik. Di dalam
pendistribusi energi listrik yang disalurkan ke pelanggan sering ditemukan
perbedaan energi yang disalurkan dan energi yang terjual. Perbedaan jumlah
tersebut disebabkan karena adanya energi yang susut atau losses. Energi
susut adalah sejumlah energi yang hilang pada saat proses pengaliran energi
mulai dari Gardu Induk, Gardu distribusi hingga konsumen atau pelanggan.
Energi yang hilang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor susut teknis
dan susut non teknis.Faktor susut teknis disebabkan oleh adanya
ketidaksesuaian pada penyaluran aliran listrik dari jaringan distribusi kepada
pelanggan. Pada faktor non teknis susut terjadi dikarenakan pelanggaran yang
dilakukan oleh pelanggan, ketidaksesuaian dalam pencatatan kWh meter
pascabayar dan penerangan jalan umum (PJU) illegal.
Untuk mengatasi susut non teknis, PT. PLN (Persero) melakukan
tindakan preventif berupa penyuluhan terhadap masyarakat tentang pemakaian
energi listrik dan juga secara rutin melakukan P2TL (Penertiban Pemakaian
Tenaga Listrik). Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya susut non teknis
2
pada pemakaian tenaga listrik. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan
penelitian analisa pengaruh perolehan kWh (Kilo Watt Hours) P2TL terhadap
susut non teknis. Penelitian ini dapat mengurangi susut non teknis di PT.
PLN (Persero) ULP Sukabumi Kota.
1.2 Permasalahan Penelitian
Permasalahan penelitian terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam pemakaian energi listrik masih sering dijumpai susut yang
disebabkan oleh faktor non teknis. Seperti gangguan atau kecurangan oleh
pelanggan yang tidak bertanggung jawab. Dengan banyak nya permasalahan
itu Proyek Akhir ini membahas tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik di
PT.PLN (Persero) ULP Sukabumi Kota.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Agar pembahasan Proyek Akhir ini sesuai dan terarah maka dilakukan
perumusan ruang lingkup masalah nya tentang susut non teknis dalam hal
penyalahgunaan pemakaian energi listrik oleh pelanggan dan cara
mengatasinya dengan penertiban pemakaian tenaga listrik.
1.2.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut:
1. Apa penyebab penyalahgunaan energi listrik oleh pelanggan?
2. Strategi apa yang dapat menekan angka susut non teknis pada pelanggan
pascabayar?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui alur dalam pelaksanaan P2TL.
2. Mengetahui penyalahgunaan pemakaian tenaga listrik yang dilakukan
pelanggan.
3. Menganalisa pengaruh P2TL terhadap susut non teknis di PT.PLN
(Persero) ULP Sukabumi Kota.
3
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan P2TL
2. Mengetahui kriteria masalah-masalah yang terjadi pada penggunaan
pemakaian tenaga listrik.
3. Dapat mengetahui pengaruh yang dihasilkan oleh P2TL terhadap susut
non teknis.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir terdiri dari beberapa Bab yang saling
berkaitan dan mengacu pada petunjuk penulisan laporan. Bab terdirii atas: Bab
I Pendahuluan yang membahas latar belakang yang mendasari penelitian,
permasalahan penelitian yang terdiri dari identifikasi masalah, ruang lingkup
masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Bab II
Landasan Teori, Pada bab ini berisikan teori-teori dasar yang berhubungan
dengan pembahasan penulis dalam laporan kerja magang ini, dan tinjauan
pustaka, Bab III Metode Penelitian berisi perencanaan dan teknik analisis
penelitian, Bab IV Hasil dan Pembahasan membahas tentang hasil yang
diperoleh dari penelitian dan analisa pengaruh P2TL terhadap susut non teknis,
Bab V Penutup berisi saran dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Untuk membantu pembuatan Proyek Akhir ini, dibutuhkan adanya
beberapa referensi yang dapat menjadi acuan penulis dalam melakukan
penelitian. Berikut ini terdapat beberapa tinjauan pustaka yang berhubungan
dengan cara menurunkan susut non teknis dengan P2TL :
1. Peraturan Direksi No.088Z-pdir-2016 tentang hukum-hukum P2TL dan
prosedur pelaksanaan P2TL.
2. Irene Ega Novena Putri (2015). Dalam penelitiannya tentang “Optimasi
pelaksanaan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) sebagai upaya
peningkatan saving kWh dan penekanan susut non teknis di PT.PLN
(Persero) Rayon Semarang Selatan”. Penelitian ini Terbit Dalam E-journal
Kajian Teknik Elektro Universitas Universitas Diponegoro. Dalam jurnal ini
menjelaskan tentang Optimalisasi pelaksanaan penertiban pemakaian
listrik.
3. Muhammad Rizal Nur (2018). Dalam penelitiannya tentang “Penurunan
Susut Energi dengan P2TL di PT PLN Area Teluk Naga”. Penelitian ini
terbit dalam jurnal Tugas akhir Sekolah tinggi Teknik PLN Jakarta . Jurnal
ini menjelaskan tentang cara menurunkan susut energi dengan P2TL.
4. Resty Fauzie Ariyanti ( 2016 ) dalam penelitianya tentang “Identifikasi
Penyebab Susut Energi Listrik PT.PLN(Persero) Area Semarang
Menggunakan Metode Failure Mode & Effect Analysis (Fmea)“. Jurnal ini
menjelaskan tentang susut kawan dan jenis-jenis nya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Distribusi Energi Listrik
Pada awalnya energi listrik dimulai dari pembangkitan, kemudian
tegangan dinaikan lalu di salurkan ke jaringan transmisi, kemudian tegangan
diturunkan ke konsumen komerisial/industri atau bertarif tinggi dan terakhir di
alirkan kepada konsumen rumah tangga atau perumahan.
5
Gambar 2.1 Distribusi Tenaga Listrik
Pendistribusian energi listrik ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Distribusi Primer
Distribusi primer sering juga disebut jaringan tegangan menengah (JTM).
Jaringan JTM adalah jaringan distribusi dari jaringan transmisi yang mengalami
penurunan tegangan di Gardu Induk (GI) menjadi Tegangan Menengah (TM)
sebesar 20 kV.
Distribusi Sekunder
Distribusi sekunder adalah jaringan distribusi yang disalurkan ke
pelanggan dengan tegangan rendah sebesar 220 Volt atau 380 Volt. Jaringan
ini berasal dari Gardu Distribusi (GD).Tegangan rendah ini banyak dipakai oleh
pelanggan dikarenakan kecil nya penggunaan daya. Jaringan dari gardu
distribusi dikenal dengan JTR (Jaringan Tegangan Rendah), lalu dari JTR
dibagi-bagi untuk ke rumah pelanggan, saluran yang masuk dari JTR ke rumah
pelanggan disebut Sambungan Rumah (SR). Pelanggan tegangan ini
banyaknya menggunakan listrik satu fasa, walau ada beberapa memakai listrik
tiga fasa.
Konsumen yang terdiri dari rumah tangga dan komersil terhubung dengan
jaringan distribusi sekunder. Konsumen dapat melakukan permohonan
pengajuan tegangan yang lebih tinggi agar terhubung langsung pada jaringan
distribusi primer.
6
2.2.2 Alat Pengukur dan Pembatas
Peralatan yang dipasang pada pelanggan untuk kepentingan transaksi
energi listrik disebut alat Pembatas dan Pengukur (APP). selain itu, digunakan
untuk mengukur besar pemakaian energi serta membatasi daya yang sesuai
dengan kontrak. Alat APP adalah bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab
PT.PLN yang bertugas membuat rekening listrik. Petugas mengeluarkan alat
APP bagi yang memiliki rekening yang legal dan sesuai standar. Letak APP
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Letak APP
2.2.2.1 kWh meter
Kilowatt hours meter atau yang biasa dikenal dengan kWh meter
merupakan peralatan yang berfungsi untuk menghitung pemakaian energi
listrik. Energi listrik yang dihitung oleh kWh meter adalah perhitungan daya
aktif. Jenis-Jenis kWh meter adalah sebagai berikut
1. kWh Pascabayar / kWh mekanik
Prinsip elektro mekanik diterapkan pada kWh meter mekanik. Prinsip ini
bekerja ketika arus dan tegangan listrik menimbukkan Gaya Gerak Listrik
(GGL). Gaya ini menyebabkan pergerakan rotasi piringan pada porosnya.
Rotasi poros piringan akan diteruskan ke roda gigi dan drum register.
Cara kerja KWH meter yaitu ketika piringan logam non-magnetik yang
terpasang di dalam KWH meter yang berputar bergantung pada daya yang
diberikan. Jika daya yang diberikan tinggi, maka piringan berputar lebih cepat
dan sebaliknya.
7
Laju perputaran menentukan hasil pada pembacaan pada kWh meter,
dimana semakin tinggi jumlah perputaran maka semakin tinggi pula pembacaan
meterannya dan sebaliknya. piringan akan berputar jika diberikan daya
minimum 2 Watt yang merupakan energi minimum atau tepat untuk berputar.
Gambar 2.3 kWh Meter Mekanik
2. KWh Prabayar / KWh Elektronik
Meter elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronis. Cara pembayaran
sistem prabayar adalah dengan membeli pulsa token. Berikut adalah bagiandari
kWh meter elektronik.
Gambar 2.4 Bagian kWh Meter Elektronik
8
2.2.2.2 MCB (Miniature Circuit Breaker)
Miniature Circuit Breaker berfungsi sebagai pembatas arus atau
pengaman peralatan terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih.
Gangguan ini akan menyebabkan pemutusan secara otomatis ketika
menghasilkan arus yang berlebihan. Pemutusan pada MCB teridiri atas 2 cara
yaitu (i) berdasarkan panas yang dilakukan oleh Bimetal akibat beban lebih dan
(ii) berdasarkan elektromagnetik yang dilakukan oleh koil solenoid akibat arus
hubung singkat.
Tabel 2.1 Standarisasi daya tersambung TR
Daya Tersambung (VA) Pembatas Arus (A)
450 1x2
900 1x4
1300 1x6
2200 1x10
3500 1x16
3900 3x6
4400 1x20
6600 3x10
10600 3x16
14.200 3x20
16.500 3x25
23.000 3x35
33.000 3x50
41.500 3x63
53.000 3x80
66.000 3x100
82.000 3x125
105.000 3x160
131.000 3x200
147.000 3x225
164.000 3x250
197.000 3x300
9
2.2.2.3 Kotak APP dan Penyegelan
Kotak atau lemari alat pengukur dan pembatas (APP) adalah suatu kotak
dengan ukuran tertentu yang berisi APP dan perlengkapannya. (SPLN D3.003-
1:2012 dan D3.003-2:2012).
SEGEL adalah sebuah pelindung untuk mencegah alat atau komponen
tidak dibuka oleh orang yang tidak berwenang. (SPLN D3.013- 2008).
2.3 Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
Kegiatan P2TL adalah rangkaian kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
pemeriksaan, tindakan dan penyelesaian yang dilakukan oleh PLN terhadap
instalasi. Hal ini bertujuan untuk menurunkan susut non teknis yang tidak
berasal dari material PLN. Berdasarkan P2TL, kerugian yang dialami PT.PLN
dapat diminimalisir. Aspek Hukum tentang P2TL tertuang dalam SK Peraturan
Direksi No 0-88Z. Beberapa Istilah dalam P2TL:
1. Jaringan Tenaga Listrik (JTL) merupakan sistem penyaluran listrik yang
dioperasikan dengan beberapa jenis tegangan yaitu, Tegangan Rendah
(TR), Tegangan Menengah (TM), Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan
Ekstra Tinggi (TET).
2. Sambungan Tenaga Listrik (STL) adalah sebuah penghantar yang berada
dibawah atau diatas tanah sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan
sambungan antara instalasi pelanggan dengan JTL milik PLN.
3. Instalasi Pelanggan adalah instalasi ketenagalistrikan milik pelanggan
sesudah Alat Pembatas atau Pengukur (APP).
4. Alat Pembatas dan Pengukur (APP) adalah alat yang digunakan untuk
pembatasan daya listrik dan pengukuran energi listrik.
2.3.1 Pelaksanaan dan Organisasi P2TL
Pelaksanaan P2TL oleh setiap Unit PLN yang dilakukan secara rutin yang
berfungsi dalam menertibkan penyaluran. Hal ini dilakukan untuk menghindari
bahaya yang dditimbulkan listrik bagi masyarakat, meningkatkan pelayanan
serta menekan susut. Organisasi P2TL terdiri dari:
10
1. Penanggung Jawab P2TL
Penanggung jawab P2TL adalah pejabat PLN yang ditunjuk oleh pemberi
tugas untuk mengatur pelaksanaan P2TL baik dalam struktural maupun
fungsional.
2. Pelaksana Lapangan P2TL
Petugas pelaksana lapangan P2TL merupakan pejabat petugas PLN yang
bertugas untuk memeriksa keadaan di lapangan. Petugas wajib memiliki
badan yang sehat dan sertifikat pelatihan di bidang P2TL. Sertifikat ini
berasal dari lembaga yang terakreditasi sesuai dengan petunjuk PLN.
Di PT. PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota jumlah pelaksana lapangan
terdiri dari 2 regu yang jumlahnya per regu adalah 7 orang.
3. Pelaksana Administrasi P2TL
adalah petugas yang bertugas untuk menyelesaikan administrasi tindak
lanjut dari hasil temuan pemeriksaan di lapangan.
2.3.2 Perlengkapan P2TL
Perlengkapan pelaksanaan P2TL terdiri atas sebagai berikut:
1. Surat tugas yang dilengkapi dengan tanda tangan pemberi tugas atau
penanggung jawab P2TL.
2. Formulir berita acara serta P2TL lainnya.
3. Peralatan pengamanan dan penyimpanan barang bukti dalam bentuk
kantong, amplop, kotak atau peralatan lainnya beserta gudang
penyimpanan.
4. Peralatan kerja seperti satu set peralatan yaitu senter, kalkulator,
stopwatch, kaca pembesar, analisa energi, power factor high tester, alat
komunikasi, sabuk pengaman, helm/topi pengaman, multi tester, tang
segel & aksesorisnya, tangga, kamera.
5. Sarana transportasi dan akomodasi lapangan seperti mobil.
6. Laboratorium tera yang berfungsi sebagai tempat pemeriksaan hasil
temuan P2TL pada unit organisasi PLN Jenjang pertama dan kedua.
7. Data lnduk Pelanggan (DlL), Data lnduk Saldo (DlS), Saldo Rekening
(SOREK) dan Arsip lnduk Langganan (AlL).
11
8. Data pemakaian tenaga listrik Pelanggan yang tidak wajar minimum
berturut-turut selama 3 (tiga) bulan.
9. APP dan/atau Perlengkapan APP pengganti.
2.3.3 Tata Cara pekerjaan P2TL
Dalam pekerjaan penertiban Pemakaian Tenaga Listrik ada 3 tahap tata
cara pemeriksaannya:
1. Tahap Pra Pemeriksaan adalah kegiatan tahap persiapan yang dilakukan
sebelum dilaksanakannya P2TL. Langkah-langkah yang dilaksanakan
pada Tahap Pra Pemeriksaan adalah:
a. Menentukan Target Operasi (TO) P2TL;
b. Menyusun jadwal pemeriksaan;
c. Melakukan koordinasi dengan penyidik;
d. Melakukan koordinasi lapangan dengan pihak terkait;
e. Menyiapkan perlengkapan P2TL yang berkaitan dengan pemeriksaan
P2TL di lapangan.
Pemberi tugas atau penanggung jawab ditentukan oleh TO P2TL untuk
mencapat Sasaran Operasi (SO) atau target P2TL triwulanan/ semesteran/
tahunan. TO P2TL memiliki sifat rahasia, dikarenakan lokasi target
pemeriksaan P2TL di lapangan dan memuat data pemakai tenaga listrik. TO
P2TL ditentukan berdasarkan:
a. Daftar Langganan yang Perlu Diperhatikan (DLPD), Daftar Pembacaan
Meter (DPM) dan Daflar Pemakaian kWh (DPK, pemantauan terhadap
pemakaian tenaga listrik bagi pelanggan yang tidak wajar minimum
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, kumpulan data informasi dari
lnforman dan informasi lainnya yang diperoleh PLN dalam rangka
melakukan kegiatan rutin yang meliputi pemeliharaan, pelayanan
Penyambungan Baru (PB), Penambahan Daya (PD), pencatatan meter,
SO atau target P2TL triwulanan/semesteran/tahunan.
b. Evaluasi data load profile terhadap kontinuitas penggunaan listrik pada
pelanggan yang dibaca melalui metode AMR.
12
c. Evaluasi wirlng melalui diagram phasor pada pelanggan yang dibaca
melalui metode AMR.
d. Petugas pelaksana lapangan P2TL melakukan pengembangan TO agar
sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan dan atas persetujuan dari
penanggung jawab P2TL.
Kerahasiaan TO P2TL dapat terjaga dengan menyerahkan TO P2TL yang
diserahkan kepada petugas pelaksana lapangan dimana P2TL harus dilakukan
beberapa saat sebelum petugas berangkat ke lokasi.
2. Tahap Pemeriksaan yang merupakan kegiatan tahap pelaksanaan P2TL
di lapangan. Tahapan yang dilakukan petugas P2TL dalam tindakan
pemeriksaan yaitu:
a) Melakukan pengamanan lokasi ketika memasuki persil Pemakai
Tenaga Listrik
b) Petugas tidak boleh menyentuh dan mendekati APP sebelum
disaksikan oleh pelanggan agar dapat menghindari dugaan perusakan
segel.
c) Melakukan pemeriksaan lapangan.
d) Tindakan P2TL dilakukan bagi pemakai Tenaga Listrik.
e) Pemberkasan hasil pemeriksaan P2TL.
f) Meninggalkan lokasi Pemakai Tenaga Listrik.
g) Menyerahkan dokumen dan barang bukti kepada petugas administrasi
P2TL dengan membuat berita acara serah terima dokumen dan barang
bukti P2TL.
Pemeriksaan lapangan P2TL Terbagi 2 yaitu :
a. Pemeriksaan bagi Pelanggan dilakukan sebagai berikut.
1. Pemeriksaan secara visual dilakukan sebelum mengambil dokumentasi
dan pemeriksaan administrasi terhadap data yang dimiliki pelanggan
seperti data rekening terakhir atau lainnya.
2. Petugas pelaksana lapangan P2TL melakukan pemeriksaan dan
meneliti APP elektro mekanik dan kelengkapannya baik pengukuran
secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan current
13
transformer/potential transfomer), secara visual maupun dengan
peralatan elektronik dan alat bantu lainnya.
3. Pengambilan dokumentasi dengan kamera dilakukan ketika
pemeriksaan.
b. Pemeriksaan untuk bukan pelanggan dilakukan sebagai berikut:
1. Pemeriksa dan penelitian secara visual lnstalasi Ketenagalistrikan yang
berada pada persil.
2. Pada lokasi Bukan Pelanggan yang jumlahnya banyak misalnya pada
lokasi tanah sengketa yang dinilai dapat menimbulkan situasi
kerawanan secara masal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan
pemeriksaan lapangan dilakukan tindakan secara khusus bekerjasama
dengan perangkat desa/kelurahan, pemuka masyarakat dan
pengamanan lokasi bersama dengan aparal kepolisian.
3. Pengambilan dokumentasi dilakukan saat pemeriksaan oleh petugas
mempergunakan kamera.
3. Kegiatan tindak lanjut hasil temuan P2TL disebut juga Tahap Pasca
Pemeriksaan. Tahapan ini dilakukan dengan beberapa langkah oleh
petugas Administrasi P2TL. Kegiatan pada tahap pasca Pemeriksaan
P2TL terdiri dari:
a. Penerimaan dokumen dan barang bukti hasil pemeriksaan lapangan
P2TL
b. Pembuatan surat panggilan kepada pemakai tenaga listrik atau yang
mewakili dalam rangka tindak lanjut hasil temuan P2TL.
c. Pemeriksaan administrasi dan laboratorium hasil temuan P2TL.
d. Memverifikasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap data
pemakaian dan Data lnduk Langganan
e. Penetapan tindak lanjut hasil temuan P2TL yang sesuai dengan
penetapan golongan pelanggaran oleh pemberi tugas. P2TL dan
melakukan perhitungan tagihan susulan P2TL.
f. Persiapan proses administrasi tindak lanjut hasil temuan P2TL.
g. Pembuatan laporan penyelesaian kasus P2TL.
14
h. Proses tindak lanjut hasil keputusan General Manager Distribusi
wilayah atau Manajer APJ/Area/Cabang atas keberatan P2TL yang
diusulkan oleh tim keberatan P2TL.
2.3.4 Jenis dan Golongan Pelanggaran Pemakaian Tenaga Listrik
Jenis pelanggaran yang biasa dilakukan dalam pemakaian tenaga listrik
adalah sebagai berikut:
a. Pelanggaran Golongan I (P l) adalah pelanggaran yang mempengaruhi
batas daya tetapi tidak mempengaruhi pengukuran energi seperti MCB
tidak sesuai dengan ketentuannya.
b. Pelanggaran Golongan ll (P ll) adalah pelanggaran yang mempengaruhi
pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas daya seperti
membalikkan pengawatan fasa dan netral.
c. Pelanggaran Golongan lll (P lll) adalah pelanggaran yang mempengaruhi
batas daya dan mempengaruhi pengukuran energi seperti sadapan
langsung dari SR dan netral PLN tidak berfungsi.
d. Pelanggaran Golongan lV (P lV) adalah pelanggaran yang dilakukan oleh
Bukan Pelanggan yang menggunakan tenaga listrik tanpa alas hak yang
sah.
Kelainan dalam kWh meter :
a. K1 adalah kelainan yang disebabkan bukan oleh pelanggan. Contohnya
kekurangan daya pada MCB
b. K2 adalah kelaianan yang disebabkan oleh peralatan APP. Misalnya KWh
macet sehingga tidak menghitung pemakaian pelanggan
c. K3 adalah kelainan yang disebabkan oleh alam diluar wewenang
pelanggan ataupun PLN.
15
2.4 Kerangka Pemikiran
Susut Jaringan
Distribusi
Menurut
SIfat
Menurut
Tempat
Susut
Teknik
Susut
Non
Teknik
Susut
Transmisi
Susut
Distribusi
Terjadi perbedaan Pemakaian
dan pengukuran
Terjadi
Pelanggaran yang
disebabkan oleh
pelanggan
Terjadi Kelainan
pada kWh meter
P1 P2 P3 P4 K1 K2 K3
Menghitung Besaran Pelanggaran
atau kelainan dan menghitung tagihan
susulan
Memproses tagihan susulan
16
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Perancangan Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode observasi
dan metode kuantitatif. Metode observasi dilakukan dengam turun kelapangan
bertujuan untuk mengamati objek yang diteliti agar mengetahui kondisi yang
terjadi, sedangkan metode penelitian dengan data berupa angka-angka dan
analisis statistik merupakan metode kuantitatif. Pengambilan data dilakukan
dari bulan Januari-Maret 2020 dengan mencatat hasil dari pemeriksaan kWh
meter. Berdasarkan hal ini, pengamatan akan dilakukan pada Area kerja
PT.PLN (Persero ) ULP Sukabumi Kota.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, maka tahapan ini
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Tahap ini dimulai dengan pencarian landasan-landasan teori yang
diperoleh dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain. Tujuan studi literatur adalah
untuk melengkapi konsep dan teori sehingga memiliki landasan dan keilmuan
yang sistematis dan tepat.
2. Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan di lapangan tempat peneliti
melakukan penelitian secara langsung. Tempat penelitian berada di wilayah
kerja PLN ULP Sukabumi Kota.
3. Pengumpulan Data
Salah satu proses pengumpulan data dengan melakukan wawancara
pelanggan yang berada disekitar tempat penelitian. Pada pelaksanaan P2TL,
penyampaian mekanisme oleh petugas kepada pelanggan harus secara sopan
dan baik. Pelanggan dan penyebab pelanggaran menjadi objek sekaligus data
yang dikumpulkan sebagai bahan analisa.
17
4. Analisis Sistem
Data yang diperoleh dalam proses penelitian diolah, dianalisa dan
dievaluasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai kebutuhan yang
diinginkan.
5. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada Tugas akhir ini adalah upaya menurunkan susut
energi atau susut non teknis pada PLN ULP Sukabumi Kota
6. Penulisan Laporan
Pembuatan laporan disusun berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik ini efektif
untuk pembuatan laporan penelitian dimana dapat memberikan gambaran
penelitian secara lengkap dan terpercaya.
7. Diagram Alir ( Flowchart)
18
3.2 Teknik Analisis
Setelah melakukan pencarian data ataupun literatur serta malakukan
observasi dilapangan, maka tugas selanjutnya adalah pengolahan data. Hal
tersebut dilakukan dengan cara menganalisis data-data yang didapatkan
melalui observasi langsung ke lapangan. Bahan pengamatan yang digunakan
antara lain:
1. Data pemeriksaan kWh meter oleh P2TL di PT.PLN (Persero) ULP
Sukabumi Kota Bulan Januari 2020
2. Data pemeriksaan kWh meter oleh P2TL di PT.PLN (Persero) ULP
Sukabumi Kota Bulan Februari 2020
3. Data pemeriksaan kWh meter oleh P2TL di PT.PLN (Persero) ULP
Sukabumi Kota Bulan Maret 2020
4. Target Operasi P2TL bulan Januari, Februari, Maret 2020 yang diambil
dari aplikasi AP2T dengan memperhatikan DLPD (Daftar Langganan yang
Perlu Diperhatikan.
5. Data susut PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota bulan Januari, Februari
dan Maret 2020
6. Data hasil wawancara dengan Pegawai PLN, Petugas P2TL di
PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota.
Tahapan selanjutnya ialah merumuskan kesimpulan dari penelitian yang
menjawab permasalahan yang terdapat pada Bab I.
3.2.1. kWh P2TL
Dalam pemeriksaan kWh meter oleh P2TL, akan ditemukan hasil
pemeriksaan yaitu pelanggaran, kelainan dan kWh normal. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut dapat dihitung perolehan kWh meter nya dengan cara
berikut :
Perolehan kWh meter :
19
3.2.2 Susut
Susut adalah perbedaan selisih antara kWh yang siap dijual dengan
yang terjual. Susut ini menyebabkan kerugian terhadap PLN. Cara menghitung
Susut :
Susut =
3.2.3 Perhitungan Tagihan Susulan
Perhitungan besarnya Tagihan Susulan bagi Pelanggan sebagai akibat
Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 adalah sebagai berikut:
1. Pelanggaran Golongan l(P l)
a. Untuk Pelanggan yang dikenakan Biaya Beban
TS1 = 6 X{2X Daya Tersambung(kvA)} X Biaya Beban(Rp/kvA);
b. Untuk Pelanggan yang dikenakan Rekening Minimum
TS1 = 6 X (2 X Rekening Minimum (Rupiah) pelanggan sesuai Tarif
Tenaga Listrik).
2. Pelanggaran Golongan ll (P ll)
TS2 = 9 X 720 jam X Daya Tersambung X 0,85 X harga per kwh yang
tertinggi pada golongan tarif pelanggan sesuai Tarif Tenaga Listrik.
3. Pelanggaran Golongan lll (P lll):
TS3=TSl +TS2.
4. Pelanggaran Golongan lV (P lV)
a. Untuk daya kedapatan sampai dengan 900 VA:
TS4 = {(9 x (2 x (daya kedapatan (kVA)) x Biaya Beban(Rp/kvA)))} + {(9 x
720 jam x (daya kedapatan (kVA)) x 0,85 x Tarif tertinggi pada golongan
tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik yang dihitung berdasarkan Daya
Kedapatan))
b. Untuk daya kedapatan lebih besar dari 900 VA :
TS4 = ((9 x (2 x 40 jam nyala x (daya kedapatan (kVA)) x Tarif tertinggi
pada gotongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik yang dihitung berdasarkan
Daya Kedapatan)) + {(9 x 720 jam x (daya kedapatan (kVA)) x 0,85 x Tarif
tertinggi pada golongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik yang dihitung
berdasarkan Daya Kedapatan)).
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas analisa data yang diperoleh berdasarkan
hasil pemeriksaan kWh meter oleh P2TL di wilayah kerja PT. PLN ( Persero)
ULP Sukabumi Kota.
4.1 Penyebab Penyalahgunaan Pemakaian Tenaga Listrik
Banyak faktor yang menyebabkan penyalahgunaan pemakaian tenaga
listrik. Berikut adalah faktor-faktor nya :
1. Faktor ekonomi, yaitu pelanggan ingin membayar tagihan listrik secara
murah
2. Agar dapat menggunakan energi dalam jumlah besar yang tidak sesuai
dengan tarif listrik atau kontrak dengan PLN.
3. Kurang pemahaman tentang pemakaian tenaga listrik, sehingga hal ini
dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
4.2 Strategi Untuk Menekankan Angka Susut Non Teknis Dengan P2TL
1. Melaksanakan penertiban pemakaian energi listrik dengan secara rutin.
2. Memilih target operasi secara benar
Berikut cara efektif memilih target operasi:
a. Memantau pelanggan yang terdaftar di di DLPD ( Daftar Langganan yang
Perlu Diperhatikan )
b. Melihat dari pemakaian tenaga listrik pelalngan yang terdata secara tidak
wajar selama 3 bulan berturut-turut.
c. Berdasarkan data dari informan.
d. Data dan informasi lainnya yang diperoleh PLN dalam rangka melakukan
kegiatan rutin, yang meliputi pemeliharaan, pelayanan Penyambungan
Baru (PB), Penambahan Daya (PD), pencatatan meter dan lainnya.
e. Pengembangan target operasi yang dilakukan oleh Petugas Pelaksana
Lapangan P2TL sesuai dengan kondisi di lapangan dan atas persetujuan
dari Pemberi Tugas atau Penanggung Jawab P2TL.
21
3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana cara
menggunakan energi listrik secara baik dan benar.
4.3 Penentuan Golongan Pelanggaran
1. Pelanggaran Golongan 1 ( P1 )
Pelanggaran yang disebabkan dengan cara mempengaruhi batas daya
tetapi tidak mempengaruhi pengukuran energi. Contohnya pada bulan Februari
didapatkan pelanggan melakukan pelanggaran golongan P1. Yang mana
pelanggarannya adalah MCB yang terpasang pada kWh meter tidak sesuai
dengan ketentuan MCB sesuai tarif listriknya. Pelanggan ini memiliki daya 450
VA, MCB yang harus terpasang adalah 2 Ampere, tetapi disini pelanggan
menggunakan MCB 4 Ampere. Hal ini dapat dihitung dengan rumus seperti ini :
2. Pelanggaran Golongan P2.
Pelanggaran yang disebabkan dengan cara mempengaruhi pengukuran
energi tetapi tidak mempengaruhi pengukuran daya. Seperti mengubah fungsi
alat pengukur.Dalam hal ini salah satu nya ditemukan pada bulan Maret yaitu
pelanggan Kode B daya 450 VA, ketika dilakukan pemeriksaan secara fisik
terhadap kWh meter ini ditemukan klem baut tegangan sudah longgar sehingga
membuat piringan berputar lambat.Sehingga pemakaian energi listrik tidak
terbaca.
3. Pelanggaran Golongan P3
Pelanggaran yang dilakukan dengan mempengaruhi batas daya dan
pengukuran energi. Salah satu contohnya adalah pelanggan langsung
mengambil arus listrik ke kabel SR tanpa menggunakan alat pengukur dan
pembatas.
4. Pelanggaran Golongan P4
Pelanggaran yang disebabkan oleh bukan pelanggan PLN yang
menggunakan tenaga listrik secara illegal. Dalam Penelitian ini tidak ditemukan
pelanggaran Golongan P4.
22
4.4 Perhitungan Susut non Teknis
4.4.1 Bulan Januari
Tabel 4.1 Pelanggaran Bulan Januari
Kode Pelanggan
Daya ( VA )
Kategori Pelanggaran
Golongan Pelanggaran
Perolehan kWh
A
450
Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
B 450 Pada Saluran Pelayanan TIC 2x10 Di Sadap
Langsung
P3
C 450 Pada Saluran Pelayanan TIC 2x10 Di Sadap
Langsung
P3
D 900 Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
E 900 Pada Saluran Pelayanan TIC 2x10 Di Sadap
Langsung
P3
F 900 Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
G 1300 Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
H 900 Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
I 900 Stroom Masuk Dan Keluar Di
Jumper
P2
J 450 Pada Saluran Pelayanan TIC 2x10 Di Sadap
Langsung
P3
Total 41861
23
Perolehan kWh :
kWh
1. Pelanggan A
2. Pelanggan B
3. Pelanggan C
4. Pelanggan D
5. Pelanggan E
6. Pelanggan F
7. Pelanggan G
8. Pelanggan H
9. Pelanggan I
10. Pelanggan J
24
Perhitungan tagihan susulan pelanggan
1. Pelanggan 1 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
2. Pelanggan 2 ( Golongan P2 Daya 450 VA)
TS2
3. Pelanggan 3 ( Golongan P3 Daya 450 VA)
0,45 kVA x 40 Jam = 18
18
TS1
TS2
TS3
4. Pelanggan 4 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
5. Pelanggan 5 ( Golongan P3 Daya 900 VA )
0,9 kVA x 40 Jam = 36 kWh
36 kWh x Rp.1352 = Rp.48.672
TS1
TS2
TS3=Rp.584.064 + Rp.6.702.134,4 = Rp.7.286.198
6. Pelangan 6 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
7. Pelanggan 7 ( Golongan P2 Daya 1300 VA)
TS2 =
8. Pelanggan 8 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
9. Pelanggan 9 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
10. Pelanggan 10 ( Golongan P3 Daya 450 VA )
0,45 kVA x 40 Jam = 18 kWh
18
TS1
25
TS2
TS3
Pada bulan januari PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota memperoleh
realisasi tagihan susulan sebesar Rp.48.894.801.. Jumlah kWh yang diperoleh
sebesar 41.861 kWh. Itulah jumlah rupiah yang dapat diselamatkan pada bulan
Januari.
Perhitungan Susut
Susut tanpa perolehan kWh P2TL
Susut =
Susut =
Susut dengan Perolehan kWh P2TL
Susut = –
Susut =
4.4.2 Bulan Februari
Tabel 4.2 Pelanggaran Bulan Februari
Kode Pelanggan
Daya Pelanggan
( VA ) Hasil Pemeriksaan Golongan
Perolehan kWh
A 450 SR dan APP Pindah Persil
P2 2.479 kWh
B 450 Pada Saat Di Periksa Baut Klem Tegangan Longgar
P2
C 450 SR Dan APP Pindah Persil
P2
D 450 Pada saluran pelayanan TIC 2x10
di sambung langsung
menggunakan kabel
P3
26
Kode Pelanggan
Daya Pelanggan
( VA ) Hasil Pemeriksaan Golongan
Perolehan kWh
NYM
E 450 Pada kaki kWh LPB strum masuk da strum keluar di langsungkan
sehingga mempengaruh
penggunaan energi
P3
F 450 Pada saluran pelayanan TIC 2x10
di sambung langsung
menggunakan kabel NYM
P3 2.479 kWh
G 1300 Pada saluran pelayanan TIC 2x10
di sambung langsung
mnggunakan kabel NYM
P3
H 1300 Pada saluran pelayanan TIC 2x10
di sambung langsung
menggunakan kabel NYM
P3
I 450 Dari Saluran Pelayanan Masuk
Disambung/Disadap Menggunakan
Kabel Hitam Ukuran 1x 1,5 Digunakan Sebagian Instalasi Rumah Sehingga
Mempergerak Energi
P3
J 900 Pada Saluran Pelayanan TIC
2x10 Di Sambung Langsung
Menggunakan Kabel NYM
P3
K 450 Pada Saat di P2
27
Kode Pelanggan
Daya Pelanggan
( VA ) Hasil Pemeriksaan Golongan
Perolehan kWh
Periksa Baut Klem Tegangan Longgar
L 900 Dari Saluran Pelayanan Masuk
Disambung/Disadap Menggunakan
Kabel Hitam Ukuran 1x 1,5 Digunakan Sebagian Instalasi Rumah Sehingga
Mempergerak Energi
P3
M 450 Pada Pengawatan Terminal Box Ok
Netral Pln Tidak Di Fungsikan
P2
N 900 Saat Di Periksa Setrum Masuk Dan
Nol Di Langsung Dan Sehingga
Dappat Mempengaruhi
Daya Dan Energi
P2
Total 51502 kWh
Perolehan kWh P2TL
kWh
1. Pelanggan A
2. Pelanggan B
3. Pelanggan C
28
4. Pelanggan D
5. Pelanggan E
6. Pelanggan F
7. Pelanggan G
8. Pelanggan H
9. Pelanggan I
10. Pelanggan J
11. Pelanggan K
12. Pelanggan L
13. Pelanggan M
14. Pelanggan N
29
Perhitungan Tagihan Susulan
1. Pelanggan 1 ( Pelanggan Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
2. Pelanggan 2 ( Pelanggan Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
3. Pelanggan 3 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
4. Pelanggan 4 ( Golongan P3 Daya 450 VA )
0,45 kVA x 40 Jam = 18 kWh
18
TS1
TS2
TS3
5. Pelanggan 5 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
6. Pelanggan 6 ( Golongan P3 Daya 450 VA )
0,45 kVA x 40 Jam = 18 kWh
18
TS1
TS2
TS3
7. Pelanggan 7 ( Golongan P3 Daya 1300 VA )
1,3 kVA x 40 Jam = 52 kWh
52 kWh x Rp.1467,28 = Rp.76.298,56
TS1
TS2 =
TS3 = Rp.915.582,72 + Rp. 10.506.311,712 = Rp.11.412.894
8. Pelanggan 8 ( Golongan P3 Daya 1300 VA )
1,3 kVA x 40 Jam = 52 kWh
52 kWh x Rp.1467,28 = Rp.76.298,56
TS1
TS2 =
30
TS3 = Rp.915.582,72 + Rp. 10.506.311,712 = Rp.11.412.894
9. Pelanggan 9 ( Golongan P3 Daya 450 VA )
0,45 kVA x 40 Jam = 18 kWh
18
TS1
TS2
TS3
10. Pelanggan 10 ( Golongan P3 Daya 900 VA )
0,9 kVA x 40 Jam = 36 kWh
36 kWh x Rp.1352 = Rp.48.672
TS1
TS2
TS3=Rp.584.064 + Rp.6.702.134,4 = Rp.7.286.198
11. Pelanggan 11 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
12. Pelanggan 12 ( Golongan P3 Daya 900 VA )
0,9 kVA x 40 Jam = 36 kWh
36 kWh x Rp.1352 = Rp.48.672
TS1
TS2
TS3=Rp.584.064 + Rp.6.702.134,4 = Rp.7.286.198
13. Pelanggan 13 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
14. Pelanggan 14 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
Pada bulan Februari tagihan susulan berjumlah Rp. 53.626.809 . Dan Perolehan
jumlah kWh yang didapat sebesar 51.502 kWh. Itulah jumlah rupiah yang dapat
diselamatkan pada bulan Februari.
31
Susut tanpa perolehan kWh P2TL
Susut =
Susut =
Susut dengan Perolehan kWh P2TL
Susut = –
Susut =
4.4.3 Bulan Maret
Tabel 4.3 Pelanggaran Bulan Maret
Kode Pelanggan
Daya Pelanggan
( VA )
Hasil Pemeriksaan
Golongan Perolehan kWh
A 900 Pada saat diperiksa beban
pelanggan dinyalakan
dengan arus 0,8 A.,piringan kWh tidak berputar dikarenakan
band tegangan geser sehingga pemakaian tidak
terukur kWh
P2
B 450 Dari Saluran Langsung
Pelayanan PLN Di Lakukan
Penyadapan Menggunakan Kabel Telepon Dan Kontaktor
Sehingga Dapat Mempengaruhi
Pengukuran Daya Dan
Energi
P3
32
Kode Pelanggan
Daya Pelanggan
( VA )
Hasil Pemeriksaan
Golongan Perolehan kWh
C 900 SR Dan APP Pindah Dari
Gardu KDD 103 K08 Ke 103R01
P2
D 450 SR dan APP Pindah
P2
E 2200 SR Dan APP Pindah
P2
F 1300 SR Dan APP Pindah
P2
Total 22.032
kWh
1. Pelanggan A
2. Pelanggan B
3. Pelanggan C
4. Pelanggan D
5. Pelanggan E
6. Pelanggan F
33
Perhitungan Tagihan Susulan
1. Pelanggan 1 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
2. Pelanggan 2 ( Golongan P3 Daya 450 VA )
0,45 kVA x 40 Jam = 18 kWh
18
TS1
TS2
TS3
3. Pelanggan 3 ( Golongan P2 Daya 900 VA )
TS2
4. Pelanggan 4 ( Golongan P2 Daya 450 VA )
TS2 Rp. 1.028.619
5. Pelanggan 5 ( Golongan P2 Daya 2200 VA )
TS2 17.779.912
6. Pelanggan 6 ( Golongan P2 Daya 1300 VA )
TS2
Di bulan Maret Tagihan Susulan dari pelanggaran kWh meter berjumlah
sebesar Rp. 40.033.192. Itulah jumlah rupiah yang dapat diselamatkan pada
bulan Maret.
Susut tanpa perolehan kWh P2TL
Susut =
Susut =
Susut dengan Perolehan kWh P2TL
Susut = –
Susut =
34
Tabel 4.4 Perbandingan Susut
KATEGORI Susut
Januari Februari Maret
Tanpa perolehan kWh P2TL 7,7 % 8,3 % 11,5%
Dengan perolehan kWh P2TL 7,5 % 8,13 % 11,4%
Selisih 0,2% 0,17% 0,1%
Gambar 4.1 Perbandingan Susut Tanpa kWh P2TL dengan kWh P2TL
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perolehan kWh P2TL ini
mempengaruhi susut non teknis walaupun nilainya tidak terlalu
signifikan.Tetapi perolehan kWh P2TL ini sangatlah penting. Pada bulan
Januari selisih antara susut yang terjadi adalah sebesar 0,2 % , bulan Februari
0,17 % dan bulan Maret 0,1% . Jadi perolehan kWh dari pemeriksaan P2TL ini
cukup membantu menurunkan susut.
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
JanuariFebruari
Meret
7.70% 8.30%
11.50%
7.50% 8.13%
11.40%
Tanpa kWh P2TL
Dengan kWh P2TL
35
4.5 Target Susut di PT. PLN (Persero) ULP Sukabumi Kota
Tabel 4.5 Target Susut
No Bulan Target Susut
Jaringan
1. Januari 8,70
2. Februari 8,59
3. Maret 8,47
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di PT. PLN(Persero) ULP
Sukabumi Kota tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik yang
dilaksanakan dari bulan Januari – Maret ini dapat disimpulkan:
1. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik sangat penting dilakukan untuk
mengamankan atau memastikan tidak ada lagi pemakaian illegal yang
belum tertagihkan melalui rekening bulanan pada pelanggan yang
disebabkan oleh pelanggaran yang dilaksanakan oleh pelanggan.
2. Perolehan kWh meter berpengaruh terhadap susut non teknis dimana
Semakin besar perolehan yang didapat dari kWh P2TL maka semakin
menurunkan susut non teknis.Sebagai contoh kWh pada bulan Januari
yaitu ketika dengan perolehan kWh P2TL sebesar 41861 kWh maka
didapat nilai susut sebesar 7,5 % sedangkan ketika tanpa perolehan kWh
meter P2TL maka nilai susutnya sebesar 7,7%.
3. Perolehan kWh bulan Januari, Februari dan Maret secara beturut-turut
sebesar 41861 kWh, 51502 kWh dan 22.032 kWh. Pendapatan kWh dari
bulan Januari ke Februari terjadi peningkatan, namun di bulan Maret terjadi
penurunan. Hal ini terjadi karena pada bulan Maret terkendala oleh wabah
Covid-19.
4. Pada Bulan Januari Perolehan kWh P2TL membantu menurunkan susut
sebesar 0,2%, pada Bulan Februari sebesar 0,17% dan Bulan Maret
sebesar 0,1 %.
5. Perolehan kWh meter P2TL membantu menurunkan susut secara
keseluruhan sehingga kinerja PLN yang ditargetkan tercapai.
37
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, untuk lebih meningkatkan
kesadaran Pelanggan yang melakukan pelanggaran maka sebaiknya:
1. Kinerja dari P2TL harus lebih ditingkatkan juga, sehingga pelanggan yang
melakukan pelanggaran akan berkurang
2. Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap tertibnya penggunaan listrik
yang baik.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan-Direksi-No-088-Z-Pdir-2016
2. Http://Ppg.Spada.Ristekdikti.Go.Id/
3. Http://Www.Webstudi.Site/2019/09/KWh-Meter.Html
5. Https://Www.Warriornux.Com/Pembagian-Sistem-Penyaluran-Tenaga-
Listrik/
6. Keputusan Direksi No-163-1.K/Dir/2012
7. PT. PLN (Persero). 2010. Buku 2 Standar Konstruksi Sambungan Tenaga
Listrik. Jakarta Selatan: PT. PLN (Persero).
8. Ariyanti, Resty Fauzie, 2016. Identifikasi Penyebab Susut Energi Listrik Pt
Pln (Persero) Area Semarang Menggunakan Metode Failure Mode &
Effect Analysis (Fmea) Semarang: Jurnal.
9. Pusat Pelatihan Dan Pendidikan PT PLN PERSERO, 2010. Teori Dasar
KWh Meter. Jakarta Selatan: PT. PLN (Persero).
10. Perusahaan Listrik Negara. PT. PLN. Diakses 15.03.2020 Dari
Https://Www.Pln.Co.Id/Pelanggan/Informasi-P2TL
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 2017-71-060 Nama : Heni Purnama Helda Tempat / TanggalLahir : Belutu, 02 Februari 1999 JenisKelamin : Perempuan Status Perkawinan : Belum Kawin Program Studi : D-III Teknologi Listrik Alamat Rumah : Dusun Manggis Desa Pintu Gobang Kari Kuantan
Tengah Kuantan Singingi Riau Telp / Hp : +6282285786648 Email : [email protected]
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 013 Pintu Gobang Kari - 2011
SMP SMPN 4 Teluk Kuantan - 2014
SMA SMAN 1 Teluk Kuantan IPA 2017
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 20 Juli 2020
Heni Purnama Helda
Lampiran 1
Foto Kegiatan
Gambar 1.Briefing P2TL Gambar 2. Pemeriksaan kWh Meter
\
Gambar 3. Pemeriksaan PJU Gambar 4. Pemeriksaan kWh meter
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama : Heni Purnama Helda
NIM : 201771060
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma
Pembimbing Utama (Materi) : Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT.
Judul Tugas Akhir : Analisa Penurunan Susut Energi Di PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota Dengan Metode P2TL.
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
08-01-2020 Konsultasi tentang judul Proyek Akhir yang akan diambil.
26-02-2020 Konsultasi perubahan judul Proyek Akhir
19-03-2020 Pembahasan tentang BAB II Proposal Proyek Akhir
20-03-2020 Pembahasan tentang sidang Proposal Proyek Akhir
22-03-2020 Pembahasan tentang penulisan Proposal Proyek Akhir
31-03-2020 Pembahasan tentang materi yang akan disampaikan ketika sidang Proposal Proyek Akhir
10-04-2020 Pembahasan tentang PPT Proposal Proyek Akhir
29-05-2020 Pembahasan tentang Penulisan BAB I Proyek Akhir
10-06-2020 Pembahasan BAB III Proyek Akhir
19-06-2020 Pembahasan Data dan BAB IV Proyek Akhir
07-06-2020 Pembahasan Penulisan Proyek Akhir
20-06-2020 Pembahasan Lampiran-Lampiran Proyek Akhir
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama : Heni Purnama Helda
NIM : 201771060
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma
Pembimbing Utama (Materi) : Albert Gifson Hutadjulu, ST., MT.
Judul Tugas Akhir : Analisa Penurunan Susut Energi Di PT.PLN(Persero) ULP Sukabumi Kota Dengan Metode P2TL.
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
18-06-2020 Bimbingan Penulisan perihal penulisan bahasa asing harus dimiringkan
16-07-2020 Bimbingan perihal boleh atau tidaknya menggunakan kata penulis dalam laporan Proyek Akhir.
22-07-2020 Bimbingan penulisan perihal daftar isi, tinjauan pustaka,dan penulisan huruf kapital
Digitally signed by Albert GifsonDN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, O=Institut Teknologi PLN, CN=Albert Gifson, [email protected]: I am approving this documentLocation: JakartaDate: 2020-08-18 12:16:54Foxit Reader Version: 9.7.2
Albert Gifson
Digitally signed by Albert GifsonDN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, O=Institut Teknologi PLN, CN=Albert Gifson, [email protected]: I am approving this documentLocation: JakartaDate: 2020-08-18 12:17:20Foxit Reader Version: 9.7.2
Albert Gifson
Digitally signed by Albert GifsonDN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, O=Institut Teknologi PLN, CN=Albert Gifson, [email protected]: I am approving this documentLocation: JakartaDate: 2020-08-18 12:17:46Foxit Reader Version: 9.7.2
Albert Gifson