INFO BENCANA
Dalam edisi ini:
Sorotan P.1
Kemarau berkepanjangan, Kebakaran Hutan dan
Kekeringan Menebar Ancaman P.2
Pantauan Titik Panas (Hotspot) P.3
Peta Kejadian Bencana P.4
Edisi September 2014 Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual
SOROTAN
Data bencana per tanggal 30 September 2014 menunjukkan sudah lebih dari seribu kejadian terjadi dan telah me-
nyebabkan 384 jiwa meninggal & hilang dan lebih dari 40 ribu rumah mengalami kerusakan. Jumlah kejadian ini
akan terus meningkat mengingat tahun 2014 masih menyisakan 3 bulan lagi. Data tersebut juga menunjukan bahwa
ada 3-4 orang meninggal atau hilang per 10 kejadian bencana yang terjadi.
Bencana yang paling sering terjadi pada bulan September adalah puting beliung dengan 17 kejadian yang menye-
babkan sekitar 500 unit rumah mengalami kerusakan mulai dari kerusakan berat, sedang dan ringan. Namun, bulan
ini wilayah Indonesia masih mengalami musim kemarau, beberapa bendungan mengalami penyusutan air dan sum-
ber mata air mulai kering.
Sampai saat ini, bencana yang masih terjadi adalah kebakaran hutan dan lahan serta bencana kekeringan. Kebakaran
hutan dan lahan banyak melanda di kawasan Pulau Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran ini menyebabkan kualitas
udara menjadi buruk, aktifitas manusia terbatas di luar rungan bahkan moda transportasi udara juga terganggu. Pe-
mantauan titik panas dilakukan dengan menggunakan data Satelit Terra dan Aqua (MODIS).
Selain kebakaran hutan dan lahan, kekeringan sekarang ini juga melanda beberapa wilayah Indonesia. Kekeringan
menyebabkan petani mengalami gagal panen, masyarakat kesulitan air bersih dan bendungan-bendungan me-
ngalami penyusutan air. Kekeringan ini akan terus berlanjut karena BMKG memprediksi awal musim penghujan mulai
bulan Oktober-November.
P.1
Meninggal
&Hilang
Menderita&
Mengungsi
RB RS RR Terendam Kesehatan Peribadatan Pendidikan
Banjir 5 - 12.698 15 8 23 2.866 - - - 25
Banjir Dan Tanah Longsor 1 - - 60 - - -
Gempa Bumi 2 - - 19 201 6 8 33
Kebakaran Lahan Dan Hutan 12 - - - - - 1.460
Letusan Gunungapi 1 - - 3 - - -
Puting Beliung 17 - 112 108 87 399 1 2 1
Tanah Longsor 6 2 8 1 - - -
Total 44 2 12.818 124 114 626 2.926 7 10 34 25 1.460
Kerusakan Korban
Jumlah
Kejadian Jenis Bencana Sawah
Kebun/
Hutan
Rumah
Ha Jiwa Unit
Fasilitas
STATISTIK BENCANA INDONESIA 2014
1.027
384
1.777.622
40.894
1 10 100 1.000 10.000 100.000 1.000.000 10.000.000
Kejadian
Meninggal & Hilang
Menderita & Mengungsi
Kerusakan Permukiman
TABEL 1. KEJADIAN BENCANA INDONESIA SEPTEMBER 2014
Kemarau berkepanjangan, Kebakaran Hutan dan Kekeringan Menebar Ancaman
Kemarau yang sekarang melanda sebagian besar wilayah Indonesia telah memperlihatkan dampak yang signifikan
terhadap ketersediaan air. Titik panas atau yang lebih dikenal dengan hotspot bermunculan di beberapa wilayah Kali-
mantan dan Sumatera serta beberapa di wilayah Jawa. Wilayah-wilayah seperti di Kalimantan Selatan, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan sering terjadi asap pekat yang mengganggu pernapasan
serta jarak pandang menjadi terbatas.
Kebakaran hutan yang terjadi disebabkan oleh musim kemarau yang sangat panas, namun lebih sering karena faktor
kesengajaan yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Kepolisian Kalimantan Tengah menjelaskan
pihaknya telah
menangkap 24
pelaku pem-
bakar hutan,
satu diantaranya
meninggal dunia
karena menghi-
rup asap. Ke-23
tersangka ter-
tangkap waktu
di lapangan yang
dengan sengaja
membakar hu-
tan, namun se-
mua tersangka
belum ada yang
berasal dari pe-
rusahaan.
Guna mengu-
rangi jumlah
titik api yang
ada, beberapa
cara telah dila-
kukan mulai dari modifikasi cuaca, pemadaman langsung di lapangan sampai water boombing dengan pesawat. Lebih
lanjut untuk mengatasi karlahut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penera-
pan Teknologi (BPPT) melakukan hujan buatan (modifikasi cuaca) dengan satu pesawat Hercules TNI AU di Kaliman-
tan Tengah sejak Kamis (18/9/2014). BNPB mengerahkan 9 helikopter pemboman air, dimana saat ini berada di Sum-
sel (4 unit), Riau (1 unit), Kalbar (1 unit), dan Kalteng (3 unit). Hujan buatan dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU
telah dioperasikan dengan menaburkan NaCl 4 ton di Sumsel pada Minggu (21/9) pukul 14.00 WIB. BNPB telah
mengerahkan 2.200 personil TNI, dan 1.050 personil Polri untuk membantu BPBD, Manggala Agni, dan lainnya dalam
pemadaman di darat.
Disisi yang lain kekeringan juga melanda wilayah-wilayah yang mengalami kemarau panjang. Setidaknya 86 kabu-
paten/kota di 20 provinsi di Indonesia mengalami kekeringan. Adapun provinsi yang paling banyak mengalami keker-
ingan adalah Jawa Tengah dengan 18 kabupaten/kota, menyusul kemudian Nusa Tenggara Timur dengan 15 kabu-
paten/kota yang mengalami kekeringan. Berikutnya, 13 kabupaten/kota di Jawa Timur juga dilanda kekeringan, be-
P.2
0
100
200
300
400
500
600
700
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Jum
lah
Ho
tsp
ot
Tanggal
Rekapitulasi titik panas (Satelit NOAA-18) di Pulau Sumatera dan
Kalimantanbulan September 2014
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN BARAT
KEP. RIAU
KEP. BANGKA BELITUNG
LAMPUNG
BENGKULU
SUMATERA SELATAN
JAMBI
RIAU
SUMATERA BARAT
SUMATERA UTARA
ACEH
GAMBAR 1. GRAFIK TITIK PANAS SEPTEMBER 2014
Penyusun :
Tim Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jl. Ir. H. Juanda no. 36 Lt. 4
www.bnpb.go.id
P.3
gitu juga sembilan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat, delapan kabupaten/kota di Jawa Barat, dan empat kabu-
paten/kota di Yogyakarta dan ada beberapa provinsi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang mengalami kekerin-
gan.
Upaya mengatasi kekeringan dilakukan dengan pengerahan beberapa tangki air, pompa air, dan bantuan air. Solusi to-
tal untuk mengatasi kekeringan adalah, dengan upaya menyeluruh dan komitmen politik yang kuat. Misalnya seperti
pembangunan waduk, pengelolaan daerah aliran sungai, serta konservasi tanah dan air, dan lain-lain. Kekeringan ini
akan terus berlanjut karena BMKG memprediksi awal musim penghujan mulai bulan Oktober-November 2014.
Pantauan Titik Api (Hotspot)
Pemantauan terhadap jumlah titik panas (hotspot) di wilayah Indonesia dilakukan dengan melihat data yang dihasilkan
oleh Satelit Terra dan Aqua (MODIS = Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer ) dan juga ada yang mengguna-
kan NOOA ( National Oceanic and Atmospheric Administration ).
Citra Satelit Terra dan Aqua (Modis) yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter, dan 1000
meter, sedangkan NOOA memiliki resolusi 1100 meter. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan hasil perhitungan
keduanya. Secara visual tampilan jumlah titik api juga tersedia di pantauan bencana BNPB yang dapat diakses secara
online di http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/
GAMBAR 2. PANTAUAN TITIK PANAS (HOTSPOT) SATELIT TERRA DAN AQUA (MODIS)