INDEKS PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF UNTUK INDONESIA
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Dipresentasikan dalam Acara Peluncuran Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif
Jakarta, 11 Juli 2018
REPUBLIK INDONESIA
MENGAPA INDONESIA MEMBUTUHKAN
INDEKS PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF?
2
REPUBLIK INDONESIA
Belum adanya instrumen untukmemantau perkembangan pembangunanekonomi inklusif
Belum adanya konseppembangunan ekonomi inklusifyang disepakati secara nasional, bahkan masing-masing organisasiinternasional memiliki konsep yang berbeda-beda
Landasan Penyusunan Indeks
3
REPUBLIK INDONESIA
PERTUMBUHAN INKLUSIF MENURUT BERBAGAI LEMBAGA INTERNASIONAL
4
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan untuk menciptakan dan memperluas peluang ekonomi
Pilar 1
Pilar 2
Pilar 3
Perluasan akses untuk menjamin masyarakat dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan
Jaring pengaman sosial untuk mencegah kerugian ekstrim
Kategori Nilai Bobot Total
PertumbuhanEkonomi
4 .25 1.00
Ketenagakerjaan 4 .15 0.60
InfrastrukturEkonomi
5 .10 0.50
Kemiskinan 2 .10 0.20
Ketimpangan 6 .10 0.60
KesetaraanGender
6 .05 0.30
Kesehatan danNutrisi
6 .05 0.30
Pendidikan 5 .05 0.25
Sanitasi dan Air Bersih
3 .05 0.15
Proteksi Sosial 5 .10 0.50
Total 1.00 4.40
INDONESIA
NAMUN PERHITUNGAN INI BARU SEBATAS KERTAS KERJA, TIDAK ADA INDEKS TAHUNAN UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGANNYA
Pertumbuhan Inklusif Menurut ADB
5
REPUBLIK INDONESIA
Kendala:• Indeks negara maju tidak dapat dibandingkan dengan indeks negara berkembang• Beberapa indikator tidak tersedia untuk tingkat provinsi maupun kabupaten/kota
Pertumbuhan dan Pembangunan
Inklusi Keberlanjutan dan Kesetaraan Antar Generasi
PDB per Kapita
Produktivitas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja
Harapan Hidup Sehat
Pendapatan Rumah Tangga
Rata-Rata
Gini Pendapatan
Tingkat Kemiskinan
Gini Kekayaan
Tabungan Bersih yang Disesuaikan
Rasio Ketergantun
gan
Utang Publik(bagian dari
PDB)
Intensitas Karbon
terhadap PDB
Indikator Kinerja Utama Nasional
Inclusive Development Index (IDI) - World Economic Forum
Suatu strategi untuk meningkatkan kinerja perekonomian dengan perluasan kesempatan dan kemakmuran ekonomi, serta memberikan akses yang luas pada seluruh lapisan masyarakat
Definisi:
6
REPUBLIK INDONESIA
Contoh:
• Tidak adanya fokus kepada isu ketimpangan(gender, wilayah, dan pendapatan)
• Beberapa indikator tidak selaras denganindikator pembangunan Indonesia
Indeks Pembangunan/Pertumbuhan Inklusif yang telah
dikeluarkan berbagai institusi internasional, dirasa
kurang mencerminkan tujuan pembangunan Indonesia
secara spesifik
Cerminan untuk Tujuan Pembangunan Indonesia
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif – Indonesia:
Dapat membandingkan tingkat inklusivitas antar provinsi
(ke depan akan dikembangkan untuk tingkat
kabupaten/kota) sehingga dapat ditentukan arah
kebijakan yang lebih tepat
Contoh Indikator: Pendapatan Bersih Gini, Tabungan Bersih yang disesuaikan, Intensitas Karbon terhadap PDB, Utang Publik danRasio Ketergantungan(data tidak ada di level provinsi)
Mengapa Indonesia Perlu Menyusun Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Tersendiri?
7
REPUBLIK INDONESIA
INDEKS PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF
8
REPUBLIK INDONESIA
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2011-2017
4.83 4.895.08
5.165.29
5.42 5.47
2011 2012 2013 2014 2015 2016
INDEKS PERTUMBUHAN
EKONOMI INKLUSIF
• Catatan: nilai 1-3 merupakan kategori “tidak memuaskan”, nilai 4-7 merupakan kategori “memuaskan” dan nilai 8-10 merupakan kategori“sangat memuaskan”
4.8
2 4.9
0
4.9
7
4.9
9 5.0
8
5.1
4
5.1
7
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Pilar 1: Pertumbuhan
Ekonomi
6.2
4
6.1
5
6.1
7
6.2
6
6.3
6
6.4
4 6.6
4
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Pilar 2:Pemerataan
Pendapatan dan Pengurangan Kemiskinan
3.7
5 3.8
9
4.3
5 4.5
6 4.7
7
5.0
5
5.0
5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Pilar 3:Perluasan Akses dan
Kesempatan
9
2017
REPUBLIK INDONESIA
Pilar I : Pertumbuhan Ekonomi6
.58
5.7
4
5.6
4
5.5
3
5.4
8
5.3
4
5.3
3
5.3
2
5.3
0
5.1
7
5.1
2
4.8
8
4.8
6
4.8
5
4.7
5
4.7
3
4.7
1
4.6
4
4.6
2
4.6
0
4.5
8
4.5
8
4.5
4
4.5
1
4.4
7
4.4
3
4.4
1
4.3
6
4.3
6
4.3
6
4.3
4
4.1
6
4.1
5
3.7
8
2.9
9
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Kep
ula
uan
Ria
u
Ban
ten
Jaw
a Te
nga
h
Sula
wes
i Uta
ra
Jaw
a Ti
mu
r
Bal
i
DI Y
ogy
akar
ta
Ind
on
esia
Sum
ater
a U
tara
Sula
wes
i Sel
atan
Kep
ula
uan
Ban
gka…
Kal
iman
tan
Se
lata
n
Sum
ater
a Se
lata
n
Lam
pu
ng
Go
ron
talo
Ben
gku
lu
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sum
ater
a B
arat
Kal
iman
tan
Ten
gah
Sula
wes
i Ten
gah
Pap
ua
Bar
at
Ria
u
Kal
iman
tan
Bar
at
Mal
uku
Uta
ra
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Ace
h
Mal
uku
Jam
bi
Kal
iman
tan
Uta
ra
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Sula
wes
i Bar
at
Nu
sa T
engg
gara
Tim
ur
Pap
ua
PERTUMBUHAN EKONOMI
DKI Jakarta mendapatkan nilaiindeks pertumbuhanekonomi tertinggisebesar 6,58.
Sedangkan untukprovinsi yang paling tidak inklusif dalam pilarpertumbuhan ekonomiadalah Papua, dengannilai 2,99. Nilai Indekssecara nasional adalah
5,17.
10
REPUBLIK INDONESIA
Pilar II : Pemerataan Pendapatan dan Pengurangan Kemiskinan
PEMERATAANPENDAPATAN DAN
PENGURANGAN KEMISKINAN
DKI Jakarta mendapatkan nilaiindeks pemerataanpendapatan danpengurangankemiskinan tertinggisebesar 7,31.
Provinsi yang paling tidak inklusif dalam pilarini adalah Papua dengannilai 4,88. Nilai Indekssecara nasional adalah
6,64.
7.3
1
7.2
5
7.2
4
7.1
2
7.1
0
7.0
9
6.9
6
6.9
0
6.8
6
6.7
9
6.7
8
6.7
4
6.7
4
6.7
3
6.7
2
6.6
9
6.6
8
6.6
5
6.6
4
6.6
3
6.6
3
6.5
7
6.5
1
6.5
1
6.4
9
6.4
0
6.3
6
6.3
5
6.3
3
6.2
2
6.0
9
5.8
2
5.8
1
5.3
6
4.8
8
DK
I Jak
arta
Kal
iman
tan
…
Kal
iman
tan
…
Kep
ula
uan
…
Sum
ater
a B
arat
Bal
i
Sum
ater
a U
tara
Ria
u
Sula
wes
i Uta
ra
Kal
iman
tan
…
Kep
ula
uan
Ria
u
Ban
ten
Kal
iman
tan
…
Jaw
a B
arat
Kal
iman
tan
…
Jaw
a Te
nga
h
Jam
bi
Sula
wes
i Bar
at
Ind
on
esia
Mal
uku
Uta
ra
DI Y
ogy
akar
ta
Sum
ater
a…
Jaw
a Ti
mu
r
Sula
wes
i…
Nu
sa…
Sula
wes
i…
Lam
pu
ng
Ace
h
Ben
gku
lu
Sula
wes
i…
Mal
uku
Go
ron
talo
Nu
sa…
Pap
ua
Bar
at
Pap
ua
11
REPUBLIK INDONESIA
Pilar III : Perluasan Akses dan Kesempatan
PERLUASAN AKSES DAN KESEMPATAN
DI Yogyakarta mendapatkan nilaiindeks perluasan aksesdan kesempatantertinggi sebesar 6,69.
Sedangkan untukprovinsi yang paling tidak inklusif dalam pilarperluasan akses dankesempatan adalahBanten dengan nilaisebesar 4,03. NilaiIndeks secara nasional
adalah 5,05.
6.6
9
6.3
1
6.1
6
5.9
9
5.9
1
5.9
0
5.8
2
5.8
1
5.7
7
5.7
7
5.7
3
5.7
2
5.6
8
5.6
7
5.6
5
5.6
2
5.5
6
5.5
0
5.4
7
5.4
6
5.4
4
5.4
3
5.4
2
5.4
0
5.3
6
5.3
5
5.3
0
5.2
1
5.1
2
5.0
5
5.0
2
4.6
3
4.5
1
4.2
9
4.0
3
DI Y
ogy
akar
ta
Jaw
a Te
nga
h
Bal
i
Jaw
a Ti
mu
r
Lam
pu
ng
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sula
wes
i Sel
atan
DK
I Jak
arta
Kal
iman
tan
Uta
ra
Sum
ater
a Se
lata
n
Kep
ula
uan
Ban
gka…
Sum
ater
a B
arat
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Ace
h
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Go
ron
talo
Nu
sa T
engg
gara
…
Kal
iman
tan
Se
lata
n
Ria
u
Jaw
a B
arat
Sula
wes
i Bar
at
Kep
ula
uan
Ria
u
Sum
ater
a U
tara
Sula
wes
i Ten
gah
Jam
bi
Ben
gku
lu
Kal
iman
tan
Ten
gah
Sula
wes
i Uta
ra
Pap
ua
Bar
at
Ind
on
esia
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Kal
iman
tan
Bar
at
Pap
ua
Ban
ten
12
REPUBLIK INDONESIA
Provinsi Sulawesi Selatan berada pada posisi ke-12 dalam Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif
Pertumbuhan PDRB riil per kapita tinggi
Tingkat KemiskinanRendah
Perluasan Aksesdan Kesempatan
Share Manufakturterhadap PDRB Rendah
Persentase Pekerja>35 jam per mingguRendah
Tingkat KetimpanganTinggi
Studi Kasus: Sulawesi Selatan
Pertumbuhan ekonomi tinggi dan tingkat kemiskinan rendah, tetapibelum menunjukkan inklusif yang tinggi
13
REPUBLIK INDONESIA
Share manufakturterhadap PDRB rendah
% Pekerja >35 jam per minggu rendah
• Terjadi penurunan jumlahpenduduk yang bekerja di sektor pertanian karenaalih lahan, kekeringan, banjir, mekanisasi, sertapreferensi TK muda
• Penurunan pekerja di sektor industri karenamekanisasi
Antar pendapatan:• Mayoritas petani (70%) = petani penggarap, bukan
pemilik lahan• Mayoritas nelayan = buruh nelayan, bukan pemilik• Gap upah antar sektor• Perubahan struktur ekonomi• Disparitas SDM antar kelompok pendapatan
Antar wilayah:• Infrastruktur• Komoditas unggulan yang sudah jenuh• Faktor geografis-spasial dan endowment daerah
• Tidak ada supply bahanbaku yang berkelanjutan
• Faktor sosiologis/budayaorang Sulawesi sebagai“pedagang/saudagar”
• Kebijakan terkait hilirisasisektor pertanian keindustri pengolahanbelum optimal
Tingkat KetimpanganTinggi
STUDI KASUS: Apa yang terjadi di Sulawesi Selatan?
14
REPUBLIK INDONESIA
Penyusunan dashboard Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif
Apa Langkah Selanjutnya?
Pengembangan IndeksPembangunan EkonomiInklusif untuk Tingkat Kabupaten/Kota
1
2
15
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
16
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
17
REPUBLIK INDONESIA
Definisi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif MenurutLembaga-lembaga Internasional
Pertumbuhan yang tinggi dan
berkelanjutan yang akan menciptakandan mempeluas
kesempatan ekonomiserta memastikan
akses yang lebih luaskepada semua lapisan
masyarakat
INCLUSIVE GROWTH INCLUSIVE GROWTH
Peningkatan laju pertumbuhan dan
perluasan skala ekonomi, serta
penciptaan lapangan investasi yang merata
dan peningkatan kesempatan kerja
yang produktif.
INCLUSIVE GROWTH
Pertumbuhanekonomi yang
didistribusikan secaraadil pada seluruhmasyarakat dan
menciptakan peluangbagi semua lapisan
masyarakat.
INCLUSIVE GROWTH
Suatu proses dan hasil dari pertumbuhan dan
sejauh mana pertumbuhan tersebut
dapat berpengaruh dalam memperbaiki standar hidup secara luas dan menyentuh
seluruh lapisan masyarakat.
18
REPUBLIK INDONESIA
PILAR III: Perluasan Akses dan Kesempatan
PILAR I :Pertumbuhan
Ekonomi Tinggi
PILAR II :Pemerataan
Pendapatan dan Pengurangan Kemiskinan
Pembangunan Ekonomi Inklusif Untuk Indonesia
Sub-Pilar:1. Pertumbuhan Ekonomi2. Kesempatan Kerja3. Infrastruktur Ekonomi
Sub-Pilar: 1. Ketımpangan2. Kemiskinan
Sub-Pilar:1. Kapabilitas Manusia2. Infrastruktur Dasar3. Keuangan Inklusif
Pembangunan ekonomi yang menciptakanakses dan kesempatan yang luas bagi seluruh
lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi
kesenjangan antar kelompok dan wilayah.
Data per Provinsi di Indonesia untuktahun 2015-2017
(34 PROVINSI)
DATA
21TOTAL INDIKATOR
19
REPUBLIK INDONESIA
6.5
5
5.9
7
5.9
4
5.9
3
5.9
0
5.8
5
5.7
7
5.6
5
5.6
1
5.5
7
5.5
3
5.4
7
5.4
6
5.4
2
5.4
1
5.4
0
5.3
9
5.3
7
5.3
3
5.2
6
5.2
1
5.2
0
5.1
9
5.1
7
5.1
5
5.1
2
5.1
1
5.0
3
5.0
0
4.9
7
4.9
5
4.9
1
4.8
8
4.6
4
3.7
0
DK
I Jak
arta
Jaw
a Te
nga
h
DI Y
ogy
akar
ta
Bal
i
Jaw
a B
arat
Kep
ula
uan
Ria
u
Jaw
a Ti
mu
r
Sula
wes
i Uta
ra
Sum
ater
a…
Kep
ula
uan
…
Kal
iman
tan
…
Ind
on
esia
Sula
wes
i…
Sum
ater
a B
arat
Sum
ater
a…
Kal
iman
tan
…
Lam
pu
ng
Ban
ten
Kal
iman
tan
…
Ria
u
Kal
iman
tan
…
Ben
gku
lu
Go
ron
talo
Sula
wes
i…
Sula
wes
i…
Ace
h
Jam
bi
Nu
sa…
Sula
wes
i Bar
at
Kal
iman
tan
…
Mal
uku
Uta
ra
Mal
uku
Pap
ua
Bar
at
Nu
sa…
Pap
ua
• Catatan: nilai 1-3 merupakan kategori “tidak memuaskan”, nilai 4-7 merupakan kategori “memuaskan” dan nilai 8-10 merupakan kategori “sangat memuaskan”
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Tingkat Provinsi Tahun 2017
20