Transcript
Page 1: in,'ahkoran - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/inilah...2012/01/28  · isahkan dalam sebuah ling-karan paradigma. Secara kasat mata, dapat diukur

in,'ahkorano Senin • Sabtu 0 Mingguo Se/asa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat

2 317 18 19

4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 13 14 1527 @ 29 30 31

eJan OPeb OSep OOId ONov ODesoMar OApr OMei OJun OJu/ 0 Ags

Pendidikan KesehatanBelurn Mencapai TujuanINILAII, Bandung - Pe-maknaan kesehatan bagi[masyarakat tentu tidak Jepasdari pendidikan yang mere-ka terima. Baik yang diteri-ma lewat keluarga, sekolah,institusi kesehatan sepertidinas kesehatan dan puskes-mas, lembaga keagamaan,maupun media.

Dalam orasi ilmiahberjudul Low Literacy onHPRQoL, Kegagalan Pendi-dikan.Kesehatan Masyara-kat, Penyebab TerjadinyaSiklus Kebodohan, Kemis-kinan, dan Penyakit di In-donesia, Avip Syaefullahmenyampaikan pentingnyaoptimalisasi pendidikankesehatan bagi seluruh la-pisan masyarakat,

"Masih tingginya ang-ka kebodohan, kemiskin-an, dan penyakit di tengahrakyat Indonesia, meng-indikasikan gagalnya pe-nyampaian ilmu penge-tahuan tentang kesehatankepada masyarakat," kataAvip Syaefullah pada aca-ra pengukuhan dirinyasebagai Guru Besar IlmuKemasyarakatan FakultasKedokteran Gigi Unpad,di Kampus Unpad JalanDipatiukur, Kota Bandung,Jumat (27/1),

Menurut Avip ketiga as-pek terse but tidak bisa dip-isahkan dalam sebuah ling-karan paradigma. Secarakasat mata, dapat diukurdari indikator derajat kese-hatan, angka kemiskinan,jumlah pengangguran, danangka partisipasi sekolah.

Secara faktual, peme-rintah telah meratifikasiketetapan World HealthOrganization (WHO) da-lam UU RI No 36/2009.Namun masih diperlukanproses analisa dampak ke-bijakan pemerintah dalamkegiatan kemasyarakatan,

pembangunan, pemerin-tahan maupun politik, yangberpengaruh langsung ter-hadap status kesehatan dankualitas hidup rakyat.

Avip menilai, dalamsegala aspek kegiatan ma-syarakat masih dalam di-mensi kesehatan yang ne-gatif atau negative health.Dia menyebutkan, ma-syarakat luas termasukbirokrat dan elite politikmasih beranggapan sehatberarti bebas penyakit danmemiliki fisik yang kuat.

"Padahallebih luas dariitu, arti sehat mencakupkesejahteraan. Sehat fisik,sosial, dan ekonomi. Se-hingga individunya merni-liki kemampuan mening-katkan kualitas hidupnya.Dalam dimensi positivehealth, kebugaran harusmeliput1 kuat, lentur se-cara fisik, dan memiliki ke-terarnpilan," kataAvip.

Dalam kajian referen-sinya, Avip menemukanpendekatan ilmu pendidik-an kesehatan masyarakatyang dapat dikonstruksikan,yakni menjadikan HPRQoL-(angka kesehatan dalamkualitas hidup) sebagai indi-kator kesejahteraan.

Dengan adanya ko-mitmen negara terhadapHPRQoL dan strategi peranpendidikan kesehatan ma-syarakat, Avip optimistis fe-nomena paradigma lingkaransetan akan berakhir dalamjangkawaktu 2005-2025.

"J~masyarakat mampumembayar biaya kesehatanlangsung, pembiayaan ke-sehatan negara diringankansebanyak 75%.Namun, pen-danaan kesehatan masyara-kat melemah karena tarifber-dasarkan sistem pembayarankesehatan jasa per pelayanantidak terjangkau," tambah-nya.(riza pahlevi/rey)

Kllping Humas Unpad 2012

Top Related