Transcript

1 . Jelaskan hasil studi kelayakan untuk aspek yuridis, hendaknya memberikan hasil kajian berupa informasi perihal :

A. Bentuk jenis perusahaan, indentitas pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dikerjakan, waktu pelaksanaan dan tempat dimana proyek bisnis berlokasi, sehingga setelah dikaji secara seksama akan tampak jelas layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut.

B. Kajian yuridis terhadap rencana bisnis tersebut hendaknya menggunakan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti undang-undang dan turunannya.

2 . Jelaskan hasil studi aspek lingkungan hidup hendaknya memberikan informasi perihal:

A. Mengapa AMDAL diperlukan dan apa manfaat AMDAL dikaitkan dengan studi kelayakan bisnis.

B. Pemahaman pada bagaimana proses pengelolaan dampak lingkungan dilaksanakan.

C. Bagaimana isi dari laporan RKL yang merupakan salah satu dari laporan-laporan lain, yaitu AMDAL dan RPL, dimana ketiganya merupakan satu kesatuan dari laporan AMDAL

D. Jenis proyek bisnis seperti apa yang dikenakan wajib lapor AMDAL yang lengkap.

Nama : Yohan YohanesNim : 12100153Kelas : 7mmn1Tanggal 23 september 2013Sumber : www.wikipedia.com

http://www.depkop.go.id/www.google.com

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua

faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai

badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan

tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

Perusahaan perorangan

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang hanya dimiliki oleh

satu orang dan menanggung seluruh resiko secara pribadi. Manajemen perusahaan dikelola

oleh pemilik, bahkan terkadang jabatan-jabatan tertentu seperti direktur; manajer; atau

bahkan sekaligus pelaksana harian di perusahaan tersebut dilakukan oleh pemilik. Pemilik

merupakan aktor utama dalam mengambil setiap kebijakaan dan keputusan perusahaan,

begitu pula dalam hal pengelolaan aktivitas perusahaan sehari-hari, termasuk melakukan

hubungan dengan para pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan

perseorangan memiliki struktur yang sederhana dengan kepemilikan tunggal serta memiliki

tanggung jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan. Artinya, apabila harta

kekayaan perusahaan tidak mencukupi untuk membayar kewajibannya maka akan

digunakan harta milik pribadi guna melunasi utang-utang perusahaan.

Adapun keuntungan yang diperoleh jika memilih perusahaan perseorangan adalah sebagai

berikut:

1. Pendirian perusahaan perseorangan sangat mudah dan tidak berbelit-belit;

2. Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif kecil atau mereka yang

memiliki modal dan bidang usaha yang terbatas;

3. Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris), sehingga pemilik tidak perlu

mengeluarkan biaya yang berlebihan;

4. Memilki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan, baik menentukan arah

perusahaan atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan;

5. Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan pemerintah yang mengatur

perusahaan jenis ini, sehingga pemilik bebas melakukan aktivitasnya;

6. Dalam hal pajak pemilik tidak perlu membayar pajak badan, namun semua

pendapatan tetap harus bayar pajak perorangan; dan semua keuntungan menjadi

milik pemilik dan dapat digunakan secara bebas oleh pemilik.

Sementara itu, keterbatasan atau kerugian perusahaan perorangan antara lain dalam hal:

1. Permodalan - Lebih sulit memperoleh modal, yang artinya jika perusahaan

perorangan ingin mendapatkan tambahan modal atau investasi dari perbankan relatif

sulit, terutama untuk jumlah yang besar.

2. Ikut tender - Perusahaan perorangan relatif sulit mengikuti tender, karena kesulitan

untuk  memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen dan jumlah dana yang tersedia.

3. Tanggung jawab - Pemilik perusahaan perseorangan bertanggung jawab terhadap

utang perusahaan secara penuh.

4. Kelangsungan hidup - Biasanya kelangsungan hidup atau umur perusahaan relatif

lebih singkat. Hal ini disebabkan sulitnya mencari pengganti pemilik perusahaan

apabila pemilik meninggal dunia, sehingga terjadi kevakuman yang menyebabkan

kelangsungan hidup perusahaan berakhir.

5. Sulit berkembang - Perusahaan akan sulit berkembang jika menggunakan badan

usaha perseorangan. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengelola usaha yang

hanya berada dalam satu tangan. Sehingga jika ingin memperbesar perusahaan

harus mengubah badan usahanya terlebih dahulu.

6. Administrasi yang tidak terkelola secara baik

Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan perseorangan, seringkali tidak megelola

administrasinya secara baik, sehingga dokumentasi dari setiap transaksi sulit untuk dicari.

Bahkan terkadang setiap transaksi tidak didukung dengan dokumen yang seharusnya

dibutuhkan.

FIRMA

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang

antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan

untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama

bersama.Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing

anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta

pendirian perusahaan.

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah

persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama

bersama.Menurut pendapat lain,Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan

untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai nama

yang dipakai untuk berdagang bersama-sama. Persekutuan Firma merupakan bagian dari

persekutuan perdata, maka dasar hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16 sampai

dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-pasal lainnya

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait. Dalam Pasal 22

KUHD disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa

adanya kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu tidak ada. Pasal

23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan

kemudian akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga menganggap

firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk

jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai

surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29 KUHD. Isi ikhtisar resmi

akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah

terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir

dengan menunjukan cabang khusus itu.

3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.

4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus

dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.

Pada umumnya Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan

hukum karena firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya

berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan

belum ada. Hal inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan

persekutuan yang berbadan hukum. Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam

sekutu, yaitu sekutu komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer menjalankan

perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung

jawab pribadi untuk keseluruhan. Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa dalam anggaran

dasar harus ditegaskan apakah di antara para sekutu ada yang tidak diperkenankan

bertindak keluar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Meskipun

sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk

mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan

sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18

KUHD.

Kelebihan  Persekutuan  Firma

1.  Karena jumlah modalnya lebih besar dibandingkan dengan usaha perseorangan,

persekutuan firma lebih mudah untuk memperluasusahanya.

2.  Kemampuan manajemen persekutuan firma lebih besar karena adanya permbagian kerja

diantara para anggota. Semua keputusannya diambil bersama-sama.

3.  Persekutuan firma tidak memerlukan akte, jadi pendiriannya relatif lebihmudah.

4.  Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih

besar

Kelemahan  Persekutuan  Firma

1.  Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan.

2.  Apabila salah seorang anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankanusaha

bersama maka secara otomatis badan usaha firma menjadi bubar sehingga kelangsungan

perusahaan tidak menentu.

3.  Jika salah satu anggota membuat kerugian, maka kerugian tersebut juga ditanggung oleh

anggota yang lain.

CV

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu

persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang

atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan

bertindak sebagai pemimpin.

Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan

perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua

kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut

sebagai persero kuasa atau persero pengurus.

Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal

dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung

jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka

memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu

Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu

perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan

itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan

usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.

Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut:

Persekutuan komanditer murni

Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya

terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer.

Persekutuan komanditer campuran

Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal.

Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan

menjadi sekutu komanditer.

Persekutuan komanditer bersaham

Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan

dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih.

Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena

dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah

disetorkan

Kelebihan Persekutuan Komanditer

Mudah proses pendiriannya.

Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi.

Persekutuan komanditer cenderung lebih mudah memperoleh kredit.

Dari segi kepemimpinan, persekutuan komanditer relatif lebih baik.

Sebagai tempat untuk menanamkan modal, persekutuan komanditer cenderung lebih

baik, karena bagi sekutu diam akan lebih mudah untuk menginvestasikan maupun

mencairkan kembali modalnya.

Kekurangan Persekutuan Komanditer

Kelangsungan hidup tidak menentu, karena banyak tergantung dari sekutu aktif

yang bertindak sebagai pemimpin persekutuan.

Tanggung jawab para sekutu komanditer yang terbatas mengendorkan semangat

mereka untuk memajukan perusahaan jika dibandingkan dengan sekutu-sekutu pada

persekutuan firma.

PT (Perseroan Terbatas)

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschhap (NV), adalah

suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-

saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena

modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan

perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam

anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan

sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu

saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung

jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan

melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung

jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan

tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan

memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-

kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang

diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa

menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Syarat umum pendirian Perseroan Terbatas (PT)

Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang

Fotokopi KK penanggung jawab / Direktur

Nomor NPWP Penanggung jawab

Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lembar berwarna)

Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan

Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha

Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di Gedung

Perkantoran

Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di

lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta

Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah

pemukiman.

Siap disurvei

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1)

Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan

(pasal 7 ayat 2 dan ayat 3)

Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam

BNRI (ps. 7 ayat 4)

Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar

(pasal 32 dan pasal 33)

Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108 ayat

3)

Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum

Indonesia, kecuali PT. PMA

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi (akta yang dibuat oleh

notaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang

usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin

dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan

Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang

Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar.

(sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang

perseroan terbatas)

Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas

(UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri

setempat, tetapi setelah berlakunya UU No. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian

tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar

Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri,

dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran

di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan

pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) tetap berlaku, hanya yang

pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban

Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 diubah menjadi

merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan

terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan

perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian

sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam

perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan

modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk

dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para

persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan.

Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas

Bilamana seseorang akan mendirikan perseroan terbatas, maka para pendiri, yang biasanya

terdiri dari 2 orang atau lebih, melakukan perbuatan hukum sebagai yang tersebut dibawah

ini:

Pertama, para pendiri datang di kantor notaris untuk diminta dibuatkan akta

pendirian Perseroan Terbatas. Yang disebut akta pendirian itu termasuk di dalamnya

anggaran dasar dari Perseroan Terbatas yang bersangkutan. Anggaran dasar ini

sendiri dibuat oleh para pendiri, sebagai hasil musyawarah mereka. Kalau para

pendiri merasa tidak sanggup untuk membuat anggaran dasar tersebut, maka hal itu

dapat diserahkan pelaksanaannya kepada notaris yang bersangkutan.[1]

Kedua, setelah pembuatan akta pendirian itu selesai, maka notaris mengirimkan akta

tersebut kepada Kepala Direktorat Perdata, Departemen Kehakiman. Akta pendirian

tersebut juga dapat dibawa sendiri oleh para pendiri untuk minta pengesahan dari

Menteri Kehakiman, tetapi dalam hal ini Kepala Direktorat Perdata tersebut harus

ada surat pengantar dari notaris yang bersangkutan. Kalau penelitian akta pendirian

Perseroan Terbatas itu tidak mengalami kesulitan, maka Kepala Direktorat Perdata

atas nama Menteri Kehakiman mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta

pendirian Perseroan Terbatas yang bersangkutan. Kalau ada hal-hal yang harus

diubah, maka perubahan itu harus ditetapkan lagi dengan akta notaris sebagai

tambahan akta notaris yang dahulu. Tambahan akta notaris ini harus mnedapat

pengesahan dari Departemen Kehakiman. Setelah itu ditetapkan surat keputusan

terakhir dari Departemen Kehakiman tentang akta pendirian Perseroan Terbatas

yang bersangkutan.[2]

Ketiga, para pendiri atau salah seorang atau kuasanya, membawa akta pendirian

yang sudah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman beserta surat

keputusan pengesahan dari Departemen Kehakiman tersebut ke kantor Kepaniteraan

Pengadilan Negeri yang mewilayahi domisili Perseroan Terbatas untuk didaftarkan.

Panitera yang berwenang mengenai hal ini mengeluarkan surat pemberitahuan

kepada notaris yang bersangkutan bahwa akta pendirian PT sudah didaftar pada

buku register PT.

Keempat, para pendiri membawa akta pendirian PT beserta surat keputusan tentang

pengesahan dari Departemen Kehakiman, serta pula surat dari Panitera Pengadilan

negeri tentang telah didaftarnya akta pendirian PT tersebut ke kantor Percetakan

Negara, yang menerbitkan Tambahan Berita Negara RI. Sesudah akta pendirian PT

tersebut diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI,maka PT yang

bersangkutan sudah sah menjadi badan hukum.[4]

Struktur Permodalan Perseroan Terbatas

Perseroan mempunyai kekayaan sendiri terpisah dari kekayaan masing–masing pemegang

saham perseroan. Termasuk dalam harta kekayaan perseroan terbatas adalah modal, yang

terdiri dari:

Modal perseroan atau modal dasar, yaitu jumlah maksimum modal yang disebut

dalam akta pendirian.Ketentuan modal dasar diatur pada pasal 31-32 UU No.40

Tahun 2007. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.(Pasal

31 (1)).Modal dasar paling sedikit Rp.50.000.000,00 (Pasal 32 ayat 1).

Modal yang disanggupkan atau ditempatkan diatur pada pasal 33 UU No. 40 Tahun

2007. Paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 32

harus ditempatkan dan disetor penuh (Pasal 33 ayat 1).

Modal yang disetor, yakni modal yang benar-benar telah disetor oleh para

pemegang saham pada kas perseroan. Diatur pada pasal 34 UU No.40 tahun 2007.

Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam

bentuk lainnya (Pasal 34 ayat 1). Penyetoran atas modal saham selanjutnya diatur

pada pasal 34 ayat 2 dan 3.

Perubahan atas besarnya jumlah modal perseroan harus mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman, sesudah itu didaftarkan dan kemudian diumumkan seperti biasa.

Jenis-Jenis Saham Perseroan Terbatas

Saham di dalam sebuah Perseroan Terbatas dapat terbagi atas :

Saham/Sero Atas Nama, yaitu nama persero ditulis di atas surat sero setelah

didaftarkan dalam buku Perseroan Terbatas sebagai persero.

Saham/Sero Pembawa, yaitu suatu saham yang di atas surat tidak disebutkan nama

perseronya.

Ditinjau dari hak-hak persero, saham/sero dapat pula dibagi sebagai berikut :

Saham/Sero Biasa

Sero yang biasanya memperoleh keuntungan (dividen) yang sama sesuai dengan yang

ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham.

Saham/Sero Preferen

Sero preferen ini selain mempunyai hak dan dividen yang sama dengan sero biasa, juga

mendapat hak lebih dari sero biasa.

Saham/Sero Kumulatif Preferen

Sero kumulatif preferen ini mempunyai hak lebih dari sero preferen. Bila hak tersebut tidak

bisa dibayarkan pada tahun sekarang, maka dibayarkan pada tahun berikutnya

Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:

1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah perusahaan

tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya

kehilangan potensial yang "terbatas" tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka

bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk

melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga

membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan.

2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari

pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang

dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu

yang lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi

dan penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan,

ketika tanah disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan

mengumpulkan biaya feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika

pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain.# Efisiensi

manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang

efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan

menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga

adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas

pokok dan fungsi masing-masing.

Kekurangan PT

Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah.

Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan akta notaris dan izin

khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya

pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang

terjadi dalam tingkat personel. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan

berkesan kaku.

Akan tetapi, jauh lebih banyak kelebihannya, dibanding kelemahannya.

KOPERASI

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi

kepentingan bersama.[1] Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Kelebihan Koperasi Yaitu:

Prinsip pengelolaan bertujuan memupuk laba untuk kepentingan anggota. Misalnya

koperasi pertanian mendirikan pabik pengilingan padi.

Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen.

Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi anggota

dengan dasar sukarela.

Mengutamakan kepentingan Anggota.

Kekurangan Koperasi Yaitu:

Keterbatasan dibidang permodalan.

Daya saing lemah.

Rendahnya kesaran berkoperasi pada anggota.

Kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan koperasi.

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

I.      DASAR HUKUM

1. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pengesahan Akte Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar;

2. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor : 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan

Anggaran Dasar Koperasi;

3. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor : 98/Kep/KEP/KUKM/X/2004 tanggal 24 September 2004

tentang Notaris Sebagai Pembuat Akte Pendirian Koperasi;

TAHAPAN PENGAJUAN KOPERASI YANG BERBADAN HUKUM

1. RAPAT PEMBENTUKAN

2. PENGAJUAN BERKAS PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

3. PENINJAUAN LAPANGAN

1.      RAPAT PEMBENTUKAN

a. Koperasi Primer dihadiri minimal 20 orang, dan untuk Koperasi Skunder minimal

3 (tiga) Koperasi yang telah berbadan hokum yang diwakili oleh kuasanya.

b. Dihadiri Pejabat Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Semarang;

c. Yang dibahas dalam rapat tersebut antara lain :

1) Nama dan kedudukan koperasi;

2) Keanggotaan;

3) Usaha yang akan dijalankan;

4) Permodalan;

5) Pemilihan Pengurus dan Pengawas;

6) Konsep Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga;

2.      PENGAJUAN BERKAS PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI.

PERSYARATAN :

a. Permohonan Pengesahan Akte Pendirian Koperasi bermeterai Rp. 6.000,-

b. Petikan Berita Acara Rapat Pendirian/Pembentukan Koperasi;

c. Neraca Awal;

d. Tanda Bukti Setoran Anggota

e. Daftar hadir Rapat Pembentukan.

f. Daftar Nama Pendiri;

g. Fotokopi KTP Pendiri;

h. Akte Pendirian dari Notaris;

i. Rencana Awal Kegiatan Usaha;

j. Biodata Pengurus dan Penagawas;

k. Surat Keterangan status Kantor;

l. Daftar Inventaris kantor

3.      PENINJAUAN LAPANGAN.

DICEK KE LAPANGAN (SEKRETARIAT KOPERASI) OLEH TIM BADAN

HUKUM KOPERASI

HASIL TIM PENINJAUAN LAPANGAN :

a. Apabila sudah memenuhi persyaratan baik administrasi maupun kelengkapan di

lapangan maka diterbitkan Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum.

b. Apabila ada kekurangan, untuk dilengkapi dahulu, sampai batas waktu paling

lama 3 bulan, kalau lebih dari 3 bulan maka berkas dikembalikan kepada Koperasi.

BIAYA Pengesahan Akta Pendirian Koperasi tidak dipungut biaya

AMDAL

Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.

Fungsi amdal:

Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari

rencana usaha dan/atau kegiatan

Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan

Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan

Prosedur AMDAL terdiri dari:a) Proses penapisan (screening) wajib AMDALb) Proses pengumumanc) Proses pelingkupan (scoping)d) Penyusunan dan penilaian KA-ANDALe) Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPLf ) Persetujuan Kelayakan Lingkungan

Proses Penapisan:Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untukmenentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapatdilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Proses PengumumanSetiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkanrencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL.Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan

diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat danKeterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

Proses PelingkupanPelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifi kasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifi kasi dampak penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL:Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL;Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

Persetujuan kelayakan lingkungan1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau kegiatan diterbitkan oleh:a) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;b) gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai provinsi; danc) bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota.

2) Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:a) dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; dan

b) pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat.


Top Related