IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBIASAAN TADARUS
AL-QUR’AN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI 2 JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Oleh:
Riri Yusriyyah
NIM: 11140110000066
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
ABSTRAK
Riri Yusriyyah (NIM: 11140110000066), “Implementasi Program
Pembiasaan Tadarus al-Qur’an Siswa di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Jakarta Selatan”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program
pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta dan juga mengetahui
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan metode studi kasus di MTs Negeri 2 Jakarta. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan informan
beberapa diantaranya adalah Kepala Madrasah, koordinator kegamaan dan
perwakilan siswa/siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
Hasil penelitian mengenai Program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs
Negeri 2 Jakarta terlihat dalam pelaksanaannya dapat dikatakan sebagai program
yang sangat baik. Faktor pendukung pada program pembiasaan tadarus al-Qur’an
ini diantaranya adalah fasilitas kegiatan yang memadai, motivasi dan perhatian
guru, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an dan adanya penerapan
program habitual curriculum. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2010
dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Dengan adanya pembiasaan seperti ini di
pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai dengan begitu suasana di sekolah tercipta
nuansa yang religius, semakin berdisiplin, setelah bertadarus al-Qur’an hati
menjadi tenang, mudah dalam menghafal dan melantunkan ayat al-Qur’an,
kemampuan membaca al-Qur’an dan beribadah siswa siswi MTs Negeri 2 Jakarta
perlahan mengalami peningkatan dan siswa juga antusias dalam program
pembiasaan tadarus al-Qur’an ini. Disamping faktor pendukung tersebut program
ini juga terdapat faktor penghambat diantaranya yaitu, siswa kurang menghargai
waktu dan kurang pengawasan lebih. Selain itu program pembiasaan al-Qur’an
adalah termasuk salah satu program Habitual Curriculum. Dimana penerapan HC
itu adalah suatu bentuk pembinaan siswa dalam penanaman nilai-nilai ajaran
agama islam. Pembinaan itu berupa hafalan Juz 29, Monitoring ibadah siswa,
resume peringatan hari besar Islam di sekolah, penilaian kegiatan kultum,
rekapitulasi niali budaya membaca, dan rangkuman kegiatan bulan Ramadhan.
Kata Kunci : Program Pembiasaan, Tadarus al-Qur’an
ii
ABSTRACT
Riri Yusriyyah NIM: 11140110000066. The implementation of the
program of habituation tadarus al-Qur’an students in Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 South Jakarta.
This study was carried out to determine of the implementation of the
program of habituation tadarus al-Qur’an students in MTs Negeri 2 Jakarta and
find out the factors supporting anf inhibiting the implementation of these
activities. This research use approach qualitative with case study method in MTs
Negeri 2 Jakarta. The data obtained in this study through observation, interview,
and documentation. With the informants some of the, are the head of the
madrasah, coordinator religious and students representatives.
The results of research on the program of habituation tadarus al-Qur’an in
MTs Negeri 2 Jakarta can be said as a good program. Supporting factors on this
activity including activities offered, the motivation an attention of the teacher, the
student’s ability in read the qur’an an the implementation of a program of habitual
curriculum. This program, has been implemented since year 2010 until now. With
the habituation of these activities create the nuance of the religious, more
disciplined, after reading the qur’an the heart become calm and easy preformance
memorize and recite verses of the qur’an. The ability to read the qur’an and
worship of students has increased and students were enthusiastic in this activity.
Inhibiting factor from this activity in that students are less appreciative of
the time, and less supervision. In addition, the program of habituation tadarus al-
qur’an belongs to one of the programs habitual curriculum. The program is a form
of coaching students in the investment value of the teachings of islam. The
guidance is in the form of memrization of Juz 29, monitoring of worship students,
a resume is the anniversary of the islamic, assesment activities kultuma
recapitulation of the warning values of a culture of reading and a summary of the
activities of the month of ramadhan.
Keyword : The program of habituation, tadarus al-Qur’an.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi Robbi, karena atas nikmat
dan karunia-Nya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad Saw, para keluarganya, sahabatnya dan saya selaku
ummatnya yang insya Allah akan tetap istiqomah dalam ajarannya. Akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan judul “Implementasi
Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an Siswa di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Jakarta Selatan ” .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan
tadarus ini dilakukan di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis
terbesar kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbing akademik.
3. Marhamah Soleh Lc, MA selaku Sekretaris Jurusan.
4. Dr. Muhammad Soleh Hasan, Lc. MA, selaku dosen pembimbing atas
bimbingan dan sarannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang dengan ikhlas telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Hj. Yeni Triasih selaku kepala sekolah MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dan
dewan guru yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut.
7. Kedua orang tuaku (Muhammad Tji B.A dan Nurjannah) atas limpahan kasih
sayangnya yang tulus, dorongan, kesabaran serta iringan do’a yang tiada
iv
8. hentinya serta telah mendidik dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengenyam pendidikan sampai saat ini.
9. Kakak-kakakku tercinta Titi Amti’ah S.Pd, Nurali S.Pd, Adhi Fauzan,
Nurhayati, Feti Fatimah, Rasidi, Mashuri Sahid, Atika Humairoh S.Pd,
Rauzan Kamil dan kaka sepupuku Nurseha S.Pd, Pras Oktav S.Pd, dan
Humaira S.Pd yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014
khususnya kelas PAI B (Pukis) yang telah bersama melewati suka duka
dalam masa perkuliahan selama 4 tahun ini yang tak akan penulis lupakan.
Khususnya teman terdekat Ana, Alfi, Ulfi, Meri, Tiaz, Dian, Kiki dan Hani
atas do’a, semangat dan kebersamaannya.
11. Orang terkasih yang insya Allah akan menjadi pendamping hidup penulis
Kaka Irfan Maulana atas do’a, semangat dan bantuannya selama penulisan
skripsi.
12. Teman-teman seperjuangan Alumni Ponpes Nurul Hijrah Jakarta angkatan
2013 khususnya teman terdekat Devi arvian, Ita Rosita, dan Ita Konita atas
dukungan dan semangatnya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya selaku penyusun memohon maaf jika dalam penulisan proposal
skripsi ini masih terdapat kekurangan di sana-sini, harap maklum adanya.
Karena tiada sesuatu yang sempurna kecuali ciptaan Allah Swt. Penulis tidak
akan mampu membalas jasa-jasa semua pihak yang telah disebutkan di atas.
Hanya doa yang penulis hadiahkan semoga Allah swt memberikan
penggantinya.
Demikianlah, akhirnya hanya saya serahkan segala amal baik ini kepada
Allah Swt. Semoga diterima amal ini dan pihak-pihak yang membantu
sebagai amal sholih. Amin.
Jakarta, 14 Oktober 2018
Riri Yusriyyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Implementasi Program ................................................................................ 10
1. Pengertian Implementasi ...................................................................... 10
2. Pengertian Program .............................................................................. 10
B. Metode Pembiasaan .................................................................................... 11
1. Pengertian Pembiasaan ........................................................................ 11
2. Pelaksanaan Metode Pembiasaan ......................................................... 12
3. Syarat-syarat Metode Pembiasaan ...................................................... 14
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan .................................. 16
C. Tadarus al-Qur’an ....................................................................................... 17
1. Pengertian al-Qur’an ........................................................................... 17
2. Tadarus al-Qur’an ............................................................................... 19
3. Adab Membaca al-Qur’an ................................................................... 21
4. Keutamaan Membaca al-Qur’an ......................................................... 23
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 25
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 28
B. Latar Penelitian ............................................................................................ 28
C. Metode Penelitian........................................................................................ 30
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................................... 30
E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 34
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................................... 38
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 45
C. Pembahasan ................................................................................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 73
B. Implikasi ............................................................................................... 74
C. Saran ...................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 77
LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
RIWAYAT PENULIS ........................................................................................... 136
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3.2 Pedoman Observasi di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Wawancara
Tabel 3.4 Tabel Ceklist Dokumentasi MTs Negeri Jakarta Selatan
Tabel 4.1 Tabel Daftar Nama Dewan Guru dan Jabatan MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.2 Tabel Data Keadaan Karyawan
Tabel 4.3 Tabel Data Keadaan Siswa/siswi Kelas VII MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.4 Tabel Data Keadaan Siswa/siswi Kelas VIII MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.5 Tabel Data Keadaan Siswa/siswi Kelas IX MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.6 Daftar Bangunan MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.7 Tabel Sarana dan Prasarana MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.8 Tabel Kegiatan Ekstrakurikuler MTs Negeri 2 Jakarta
Tabel 4.9 Tabel Observasi Pelaksanaan Kegiatan Tadarus al-Qur’an
Tabel 4.10 Format Pelaksanaan Habitual Curriculum
Tabel 4.11 Tabel Materi Hafalan Kegiatan Habitual Curriculum
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Buku Monitoring Habitual Curriculum
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Tadarus al-Qur’an
Lampiran 2 Lembar Observasi Sekolah
Lampiran 3 Hasil Wawancara Kepala MTs Negeri 2 Jakarta
Lampiran 4 Hasil Wawancara Koordinator Kegiatan Keagamaan
Lampiran 5 Hasil Wawancara Koordinator Kegiatan Keagamaan
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VII
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII
Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IX
Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IX
Lampiran 11 Hasil Studi Dokumentasi Sekolah
Lampiran 12 Tabel Ceklist Dokumentasi MTs Negeri 2 Jakarta
Lampiran 13 Angket Siswa MTs Negeri 2 Jakarta (Tadarus al-Qur’an)
Lampiran 14 Hasil Angket Siswa/i MTs Negeri 2 Jakarta
Lampiran 15 Kesimpulan Hasil Angket Siswa/i MTs Negeri 2 Jakarta
Lampiran 16 Dokumentasi Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan HC
Lampiran 17 Surat Izin Penelitian
Lampiran 18 Surat Keterangan Hasil Penelitian dari Sekolah
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.1
Menurut Armai Arief M.A “Pendidikan merupakan persoalan yang
kompleks, menyangkut semua komponen yang terkandung di dalamnya.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan al-Qur’an dan as-
sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, juga mempunyai tujuan
menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.”2
Dalam pendidikan agama Islam al-Qur’an adalah hal utama yang harus
dipelajari dan dipahami karena al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi
umat muslim. Orang tua dan guru agama Islam memiliki tanggung jawab
untuk memberi pengajaran tentang al-Qur’an pada anak-anak.
ث نا ابن أب ذئب ، عن الزىري ، عن أب سلمة بن ث نا آدم ، حد عبد الرحن ، عن أب حد
كل مولود يولد على الفطرة ىري رة ، رضي اللو عنو ، قال : قال النب صلى الله عليو وسلم
سانو كمثل البهيمة ت نت فأب واه رانو ، أو يج ج البهيمة ىل ت رى فيها جدعاء ي هودانو ، أو ي نص
3لبخاري١ رواه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Dza’bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman
1 E.Mulyasa, Pendidikan Agama Islam berbasis kompetensi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004) Cet ke-1., h. 132 2 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) Cet ke-1.,h. 29 3 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh al-Bukhari, Abu Abdillah, Jami
Shahih, Shahih Buhkari, (Kairo: Daar el-syuab, 1987M/1407H) Cet ke-1, Jilid 2., h. 125
2
dari Abu Abu Hurairah ra berkata: Nabi saw bersabda: "Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi
sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan
sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya.4
Hadis tersebut menjelaskan tentang fithrah setiap anak, bahwa
statusnya bersih dan suci. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan
memperkuat keislamannya bahkan mengubah seorang anak tersebut menjadi
tidak muslim. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat
dominan dalam membentuk kepribadian seorang anak dengan adanya
pendidikan.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak-anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
keluarga. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.5
Pendapat dari aliran empirisme yang dipelopori oleh tokoh utama John
Locke, doktrin aliran empirisme yang amat masyhur adalah “tabula rasa”
sebuah istilah bahasa Latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran
kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti
pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia
itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak
ada pengaruhnya.6
Ungkapan dan hadis tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh
pendidikan yang kuat dari lingkungan anak terutama orang tua. Memberikan
pendidikan untuk anak bagaikan menorehkan tinta diatas lembaran kosong.
4 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2012) Cet ke-1., h. 23 5 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) Cet. Ke-6., h. 35
6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) Cet ke-16., h. 44
3
Dengan begitu orang tua menginginkan putra putri mereka agar dapat
mempelajari al-Qur’an, membaca al-Qur’an, mentadabburi al-Qur’an
bahkan sampai dengan menghafalkannya. Menurut beberapa ulama yaitu
Ibnu Sina, Abu Thawam, Al-Ghazali, dan al-Jahiz berpendapat bahwa
materi yang pendidikan Islam yang paling utama adalah al-Qur’an; baik
keterampilan membaca, menulis, menghafal dan mengamalkan ajaran-
ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.7
Menurut Ibnu Sina yang dikutip oleh Armai Arief mengemukakan,
bahwa pendidikan anak hendaknya dimulai dengan pelajaran al-Qur’an.8
Materi pembelajaran al-Qur’an meliputi pengajian membaca al-Qur’an
dengan tajwid, sifat dan makhrajnya. Selain itu juga terdapat kajian makna,
terjemahan, sifat dan tafsirnya. Para pakar pendidikan sepakat bahwa al-
Qur’an adalah materi pokok dalam pendidikan Islam yang harus diajarkan
kepada anak didik.9 Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Zuhaili yang
dikutip oleh Novan Ardy Wiyani bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah yang
mu’jiz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ditulis dalam
mushahih, merupakan ibadah dalam membacanya, yang diriwayatkan secara
mutawatir diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhir dengan surat an-
Nas.10
Berdasarkan pemaparan diatas jelaslah bahwa kedudukan al-Qur’an di
mata seorang mukim sangatlah penting. Karena al-Qur’an merupakan
pedoman hidup bagi umat Islam. Membaca al-Qur’an merupakan suatu
kegiatan yang harus dilakukan sebagai umat muslim. Dengan begitu orang
tua saat ini menginginkan putra putri mereka dapat mempelajari al-Qur’an
khususnya dalam membaca al-Qur’an dan menjadikan kegiatan tersebut
menjadi kebutuhan batin layaknya seperti makan yang telah menjadi
7 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) Cet ke-1.,h. 31 8 Ibid., 32
9 Abdul Majid Khon, op. cit.,h. 13
10 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam berbasis Pendidikan Karakter,
(Bandung: Alfabeta, 2013) Cet-1., h. 44
4
kebutuhan pokok hidup sehari-hari agar hati mereka disibukkan dengan al-
Qur’an dan juga menumbuhkan kecintaan terhadap al-Qur’an.
Dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah
sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir,
bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Oleh
karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan
cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa
anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan
termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah keusia
remaja dan dewasa.11
Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Ablah Jawwad Al-Harsyi
menerangkan bahwa pengajaran al-Qur’an pada anak-anak kecil merupakan
salah satu bentuk syiar agama yang dilakukan oleh orang di berbagai kawasan
Islam. Pengajaran al-Qur’an kepada anak-anak ketika mereka masih kecil
akan membuatnya lebih mudah diserap dalam hati mereka. Ia akan
menambah kekuatan iman tersebut dapat memenuhi hatinya.12
Oleh karena itu pembiasaan dalam membaca al-Qur’an harus dilakukan
sejak dini. Dengan dilakukannya pembiasaan tadarus al-Qur’an akan
berdampak positif terhadap akhlak anak maupun keterampilan membaca al-
Qur’an sesuai dengan ajaran Rasulullah saw yakni melatih membaca al-
Qur’an secara berulang-ulang. Selain itu kegiatan pembiasaan juga
menanamkan sikap istiqomah dalam melakukan kegiatan pembiasaan tadarus
al-Qur’an. Oleh karena itu membaca al-Qur’an sangat penting bagi anak-anak
terutama peserta didik agar kelak mereka menjadi generasi muslim sejati
yang mencintai al-Qur’an juga berguna bagi agama nusa dan bangsa. Maka
pembiasaan adalah suatu upaya praktis dalam pendidikan dan pembinaan
11
Armai Arief, M.A , Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers 2002) Cet ke-1., h. 110 12
Ablah Jawwad Al- Harsyi, Kecil-kecil hafal Al-Quran Panduan Praktis Bagi Orangtua
dalam Membimbing Anak Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Hikmah, 2006) Cet ke-1., h.11-12
5
peserta didik. Hasil daripada pembiasaan tersebut adalah terciptanya suatu
kebiasaan positif bagi peserta didik tersebut.
Kenyataan yang terjadi saat ini bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang disertai dengan semakin pesatnya arus globalisasi dunia
membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Semakin
berkembangnya kebiasaan yang mengglobal dalam gaya hidup seperti cara
berpakaian, kebiasaan makanan, maka berimplikasi pada aspek sosial,
ekonomi dan agama. Sehingga nilai-nilai dan ajaran agama semakin
ditinggalkan karena dianggap kuno terlebih kegiatan keagamaan seperti
hilangnya kebiasaan membaca al- Qur’an, enggan mengikuti aktivitas
keagamaan, menghadiri majlis ilmu dan lain sebagainya.
Melihat kondisi saat ini dengan adanya kemajuan teknologi pesatnya
media sosial, game online, internet dan lain sebagainya yang membuat
kebiasaan baru bagi manusia sehingga berkurangnya aktivitas keagamaan
salah satunya yakni membaca al-Qur’an khususnya bagi peserta didik. Selain
itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
pesatnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Pendidikan formal lebih diutamakan dibanding pendidikan
agama.
Pembiasaan dan pendidikan agama itu didapat dari orang tua dan
gurunya, terutama guru agama. Perkembangan agama pada seorang anak
sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman anak tersebut sejak kecil,
baik dalam keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena
itu, pendidikan agama Islam ditanamkan dari sejak dini kemudian dilanjutkan
pembinaan pendidikan di sekolah dari taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bercorak Islam
memiliki beragam potensi, untuk itu MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
membentuk sebuah program pembiasaan yang bersifat keagamaan seperti
membaca al-Qur’an dan sholat Dhuha berjama’ah yang dilaksanakan setiap
hari sebelum jam pelajaran sekolah dimulai. Hal tersebut diterapkan agar
tertanamnya kepribadian yang beragama, taat beribadah yang mencerminkan
6
seorang muslim yang bertakwa kepada Allah Swt. Dengan adanya
pembiasaan membaca al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dapat
mengajak siswa agar lebih terbiasa dalam melaksanakan kegiatan keagamaan,
lebih taat kepada Allah swt, khususnya terkait dalam pembinaan membaca al-
Qur’an.
Berdasarkan observasi awal ketika peneliti melaksanakan praktik
profesi keguruan terpadu pada tahun 2017 lalu telah terlihat bahwa MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan telah menerapkan program dalam rangka
pembiasaan dalam kegiatan kegamaan khususnya dalam pembiasaan
membaca al-Qur’an yang juga mengarah kepada Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran utama yang
ada di Indonesia. Namun sangat disayangkan kemampuan siswa dalam
membaca al-Qur’an masih belum cukup baik, walaupun sudah terdapat
beberapa siswa yang sudah baik bacaannya. Berbagai faktor dari lingkungan
keluarga maupun sekolah yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi.
Mungkin karena alokasi waktu yang kurang memadai ataupun kesibukan
yang memungkinkan siswa untuk tidak dapat mempelajari bahkan menghafal
al-Qur’an. Tidak hanya di lembaga yang berbasis agama seperti madrasah
namun sekolah umum juga demikian.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis agama
Islam memiliki beragam potensi yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya
yakni membaca al-Qur’an. Disamping itu sekolah memiliki program yang
juga berkaitan untuk melatih kemampuan membaca al-Qur’an dan
pembiasaan dalam segi keagamaan siswa yakni program Habitual Curriculum
atau dikenal dengan sebutan HC.
Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang belum dapat
membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid. Mereka sekedar mampu
membaca al-Qur’an belum sesuai dengan ketentuan bacaan al-Qur’an.
Dengan adanya mata pelajaran kaligrafi atau dapat disebut Baca Tulis Qur’an
dapat membantu siswa untuk memperbaiki bacaan dan kemampuan menulis
mereka. Disamping itu kepala madrasah juga menerapakan program Habitual
7
Curriculum untuk dapat membiasakan siswa dalam segi keagamaan. Melatih
siswa dalam membaca al-Qur’an , menghafal do’a sehari-hari, pembinaan
kultum, mengumandangkan asmaul husna, dan penananman nilai-nilai ajaran
agama Islam dan juga penanaman nilai-nilai kemandirian dan tanggung jawab
dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Dalam mengimplementasikan suatu program perlu adanya perhatian
khusus dari pihak sekolah agar suatu program tersebut dapat terealisasikan
dengan baik sesuai tujuan. Dari latar belakang masalah yang telah peneliti
uraikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam sejauh mana
penerapan program pembiasaan yang bersifat kegamaan khususnya
pembiasaan membaca al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan yang
juga termasuk dalam salah satu program Habitual Curriculum. Maka dari itu
penelitian ini berjudul
“Implementasi Program Pembiasaan Tadarus al-Qur’an siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
yang diajukan berkaitan dengan :
1. Kurangnya aktivitas keagamaan pada anak khususnya pada kegiatan
membaca al-Qur’an.
2. Pendidikan formal lebih diutamakan dibanding pendidikan agama Islam.
3. Kemajuan teknologi saat ini mengalihkan perhatian anak pada segi ibadah.
4. Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an masih belum cukup baik
(penggunaan kaidah tajwid belum tepat).
5. Pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah belum
berjalan maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terungkap dalam identifikasi masalah,
maka penelitian ini dibatasi pada salah satu permasalahan yaitu pelaksanaan
program pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
D. Rumusan Masalah
8
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan peneliti adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembiasaan membaca al-Qur’an siswa di
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembiasaan
tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pelaksanaan program pembiasaan kegiatan tadarus al-Qur’an
siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
program pembiasaan kegiatan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan.
F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini berguna sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi yang
dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam dunia pendidikan dan
bagi program Pendidikan Agama Islam pada khususnya. Bagi mahasiswa
program Pendidikan Agama Islam penelitian ini dapat:
a. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang implementasi program
pembiasaan tadarus al-Qur’an di tingkat MTs.
b. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang dampak positif dari
pembiasaan tadarus Al-Qur’an.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi orang tua memberikan motivasi terhadap anak tentang
pembiasaan tadarus al-Qur’an
b. Sebagai bahan pembelajaran orang tua siswa tentang pentingnya
pembiasaan tadarus al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan
membaca dan disiplin siswa dalam beragama.
9
c. Akademisi dan mahasiswa sebagai bahan informasi yang dapat
digunakan untuk karya tulis ilmiah.
d. Bagi sekolah MTs Negeri 2 memberikan kontribusi dalam rangka
pengembangan program pembiasaan tadarus al- Qur’an.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Program
1. Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Majon dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi
sebagai evaluasi, Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan
bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan
(dalam Yatim Riyanto dari Pressman dan Wildavsky, 1984); Implementasi
merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh
Melaughlin (dalam Mann, 1978).1
Menurut Nurdin “Implementasi merupakan suatu proses penerapan
ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis
sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap”.2
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi
adalah suatu penerapan sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk
menghadirkan adanya perubahan dari segi pengetahuan, keterampilan
maupun nilai dan sikap dan dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan
rencana dan kemudian dilaksanakan dengan ketentuan tertentu.
2. Pengertian Program
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program adalah “rencana
atau rancangan mengenai sesuatu serta usaha-usaha yang akan
dijalankan.”3 Menurut Suharsimi dan Cepi, program dapat didefinisikan
sebagai “suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses
1 Syafruddin Nurdin, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Madrasah
dan Perguruan Tinggi, (Ciputat : Quantum Teaching Ciputat Press Group, 2010)., h. 99 2 Oemar Halamik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011) Cet ke-4.,h. 237 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008)., h. 1104
11
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang.4
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa program
adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama berlangsung
secara berkelanjutan hari demi hari dan dilaksanakan dalam sebuah
lembaga formal maupun non formal.
B. Pembiasaan Tadarus al-Qur’an
1. Pengertian Pembiasaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi
pembiasaan asal katanya adalah “biasa” yang berarti 1) Lazim atau umum,
2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari.”5
Menurut Armai Arief dalam kaitannya dengan metode pengajaran
dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah
sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir,
bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. 6
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-
ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan
(habituation) ini berintikan pengalaman. Karena yang dibiasakan itu ialah
sesuatu yang diamalkan. Dan inti kebiasaan adalah pengulangan.7
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiasaan
dalam bidang keagamaan, sangatlah penting bagi peserta didik, agar anak-
anak selalu dalam pendidikan yang tidak berbuat negatif dan menjadi
bekal dalam kehidupan dunia akhiratnya. Pembiasaan merupakan cara
yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa
anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan
4 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet Ke-2., h. 4 5 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: PN Balai Pustaka, 1984)., h. 135 6 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers
2002) Cet ke-1., h. 110 7 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012)., h. 93
12
termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah
keusia remaja dan dewasa. Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan
sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif ke
dalam diri anak didik, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain itu, pendekatan pembiasaan juga dinilai sangat efisien dalam
mengubah kebiasaan negatif menjadi positif.
Maka proses pembiasaan dalam segi keagamaan harus ditanamkan
kepada anak sejak dini karena pembiasaan yang dimulai dari sejak dini
sangatlah penting terlebih dalam menanamkan pembentukan pribadi dan
akhlak anak. Jika pembiasaan sudah ditanamkan maka dalam kehidupan
sehari-harinya anak tidak merasa berat untuk melakukan kegiatan dalam
segi ibadah. Salah satunya yakni membiasakan anak untuk membaca al-
Qur‟an setiap hari.
Pendidikan dengan pembiasaan menurut Mulyasa (2011: 167-168)
dapat dilaksanakan secara terprogram dalam pembelajaran atau dengan
tidak terprogram dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan pembiasaan dalam
pembelajaran secara terprogram dapat dilaksanakan dengan perencanaan
khusus dalam kurun waktu tertentu, untuk mengembangkan pribadi
peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal. 8
2. Pelaksanaan Metode Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti memberikan
kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya,
baik secara individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan
sehari-hari. Berawal kepada pembiasaan itulah peserta didik terbiasa
menuruti dan patuh kepada aturan-aturan yang berlaku di tengah
kehidupan masyarakat.9
Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan adalah suatu metode
yang efektif bagi peserta didik. Dengan begitu ahli-ahli pendidikan sepakat
bahwa metode pembisaan sebagai salah satu upaya pendidikan yang baik
8 Ibid., h. 94
9 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analis Filosofis Sistem Pendidikan Islam Jilid 1,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2015), Cet ke-4.,h. 406-407.
13
dalam pembentukan manusia dewasa. Pembiasaan merupakan metode
yang jitu. Metode pembiasaan tidak hanya mengenai yang batini, tetapi
juga yang lahiri. Metode pembiasaan berjalan bersama-sama dengan
metode keteladanan, sebab pembiasaan itu dicontohkan oleh guru. Dengan
begitu pada dasarnya metode pembiasaan berintikan pengulangan. 10
Cara lain yang digunakan oleh al-Qur‟an dalam memberikan materi
pendidikan adalah melalui kebiasaan yang dilakukan secara bertahap. Al-
Qur‟an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik atau metode
pendidikan. Selain itu al-Qur‟an juga menciptakan agar tidak terjadi
kerutinan yang kaku dalam bertindak, dengan cara terus menerus
mengingatkan tujuan yang ingin dicapai dengan kebiasaan itu, dan dengan
menjalin hubungan yang hidup antar manusia dengan Allah dalam satu
hubungan yang dapat mengalirkan berkas cahaya ke dalam hati sehingga
tidak gelap gulita.11
Sangatlah penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada
awal kehidupan anak seperti melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa,
suka menolong orang yang dalam kesusahan dan kebiasaan-kebiasaan baik
lainnya. Dengan pembiasaan diharapkan peserta didik mampu
mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.12
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan
merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting, terutama
bagi peserta didik, khususnya dalam pembentukan pribadi dan akhlak
anak. Dalam kehidupan mereka belum sadar arti sebenarnya kehidupan
terlebih untuk ajaran agama Islam. Maka harus dibiasakan pada sesuatu
hal yang baik. Seseorang yang sudah dibiasakan melakukan kegiatan
tertentu akan dapat terus dilakukannya dengan mudah dan dengan senang
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya) Cet-ke 9., h. 144-145. 11
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama 2015)., h. 153 12
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analis Filosofis Sistem Pendidikan Islam Jilid 1,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2015) Cet ke-4., h. 407
14
hati. Bahkan, segala kebiasaan yang dilakukan dari sejak usia muda akan
sulit untuk dirubah dan tetap dilaksanakan sampai hari tua.
Sebagai contoh anak dibiasakan melaksanakan ibadah sholat lima
waktu, puasa ramadhan, berakhlak baik, dan menolong sesama maka anak
tidak akan merasa berat lagi untuk melakukan kebaikan dan beribadah
sesuai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat
melaksanakan perintah Allah swt dengan baik dan rutin maka pembiasaan
dalam hal ini sangat diperlukan. Karena setiap orang tua yang beragama
islam memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya agar menjadi orang
yang sholeh dan sholehah.
3. Syarat-syarat Metode Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan sangat erat kaitannya dengan aliran
behaviorisme dalam dunia psikologi pendidikan. Menurut aliran
behaviorisme, dasar atau keturunan itu tidak ada, hasil pendidikan
ditentukan oleh pengaruh lingkungan.
Dalam aliran konvergensi berpendapat, bahwa proses perkembangan
manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada
pada orang itu. Aktivitas manusia dalam perkembangannya turut
menentukan atau memainkan peranan juga. Hasil perkembangan seseorang
tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan dan lingkungan saja. Dilihat
dari pandangan Islam, bahwa aliran konvergensi ini sejalan dengan
pandangan Islam.13
Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam, memuat prinsip-prinsip
umum dalam pemakaian metode pembiasaan dalam proses pendidikan.
Dalam merubah perilaku negatif, al-Qur‟an menggunakan pendekatan
pembiasaan secara berangsur-angsur.oleh karena itu, pendekatan
pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai
13
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2009) Cet ke-1 edisi pertama.,h. 123
15
positif ke dalam diri anak didik, baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.14
Pembiasaan pada pendidikan anak sangatlah penting, khususnya
dalam pembentukan pribadi dan akhlak. Pembiasaan agama akan
memasukkan unsur-unsur positif pada pertumbuhan anak. Semakin banyak
pengalaman agama yang didapat anak melalui pembiasaan, maka semakin
banyak unsur agama dalam kepribadiannya dan semakin mudahlah ia
memahami ajaran agama.15
Oleh karena itu dalam metode pembiasaan terdapat syarat-syarat
yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan pendekatan pembiasaan
dalam pendidikan. Diantaranya adalah:
a. Mulailah pembiasaan tersebut sebelum terlambat. Segala sesuatu yang
dibiasakan sejak dini akan berpengaruh terhadap perkembangannya di
masa yang akan datang. Kebiasaan positif maupun negatif itu akan
muncul sesuai dengan lingkungan yang membentuknya. Karena setiap
anak memiliki rekaman yang kuat dalam menerima pengaruh
langsung dari lingkungan sekitarnya.
b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara continue atau terus menerus,
teratur dan berprogram. Sehingga akan terbentuk sebuah kebiasaan
yang utuh, dan konsisten. Oleh karena itu sebuah pengawasan sangat
menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses ini.
c. Pembiasaan hendaknya diawali secara ketat, konsisten, dan tegas.
Jangan memberikan kesempatan yang luas pada anak didik untuk
melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.16
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembiasaan adalah sebuah cara atau jalan yang dilakukan secara terus
menerus dan konsisten agar menjadikan sebuah kebiasaan tersebut
melekat pada diri seorang anak. Selain itu lingkungan juga sangat
14
Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers 2002) Cet ke-1.,h. 114 15
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).,h. 64 16
Armai Arief, op. Cit.,h. 115
16
berpengaruh bagi perkembangan anak atau peserta didik dan tentunya
harus ada pengawasan lebih secara tegas dalam pelaksanaan pembiasaan
tersebut.
Orang tua, guru dan lingkungan yang disebut dengan tri pusat
pendidikan sangat memiliki peran penting terhadap perkembangan anak.
Agar suatu kebiasaan tersebut dapat berjalan sesuai harapan guru ataupun
orang tua maka dalam pelaksanaan metode pembiasaan di lingkungan
keluarga maupun sekolah tentunya sangat membutuhan motivasi dalam
pelaksanaan metode ini. Anak harus selalu dibiasakan melakukan hal-hal
positif terlebih dari sejak dini anak harus diajarkan tentang keagamaan.
Dengan begitu pelaksanaan metode pembiasaan akan menghasilkan sikap
positif bagi anak ataupun peserta didik.
4. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembiasaan
Sebagaimana pendekatan-pendekatan lainnya didalam proses
pendidikan, pendekatan pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek
yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan kekurangan. Sebab tidak
satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari
kelemahan.
a. Kelebihan
Kelebihan dari pendekatan ini antara lain adalah:
1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
2) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah aspek tetapi juga
berhubungan dengan aspek bathiniah.
3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling
berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
b. Kekurangan
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang
benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan dalam menanamkan
sebuah nilai kepada anak didik.17
17
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers
2002) Cet ke-1., h. 115-116
17
C. Tadarus Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an berasal dari kata Qara’a yang memiliki arti
mengumpulkan dan menghimpun. Qira‟ah berarti merangkai huruf-
huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang
teratur. Al-Qur‟an asalnya sama dengan qira’ah yaitu akar kata
(masdar-infinitif) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan وقرانا –قراأة –قرأ 18
Menurut Darma Afandi dalam bukunya al-Qur‟an petunjuk hidup
bagi manusia al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab secara etimologi
berasal dari kata Qoro’a yang berarti bacaan, yang dibaca. Makna ini
selaras dengan makna kata “Qur‟an” sebagaimana firman Allah swt
dalam surat yang pertama turun yaitu surat 96 QS al-Alaq ayat 1-3.
نسان من علق )١اق رأ باسم ربك الذي خلق ) ١9 ( ٣( اق رأ وربك الكرم )٢( خلق ال
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa al-
Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara
malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk
atau pedoman hidup bagi umat manusia.20
Al-Qur‟an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Al-
Qur‟an adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf‟ul yaitu
maqru= yang dibaca‟. Menurut istilah agama (urf syara’) ialah nama
18
Syaikh Manna al-Qaththan, Pengantar studi Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2013), Cet ke-1., h. 16 19
Darma Afandi, Al-Qur‟an petunjuk hidup bagi manusia, ( Jakarta, Bahtera Ilmu, 2010)
Cet ke-1.,h. 5 20
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi k-4., h. 44
18
bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang
ditulis dalam mushaf.21
Secara terminologi al-Qur‟an, sebagaimana yang disepakati oleh
para ulama dan ahli ushul fiqh adalah sebagai berikut:
كلام الله المعجز المنزل على خات النبياء والمرسلي بواسطة الامي جبيل عليو
نا قول إلي بدوء السلام المكتوب على المصا حف المن
واتر، المت عبد بتلاوتو، الم بالت
بسورة الفاتة والمختتم بسورة الناس Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang mengandung mukjizat
(sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada
penghulu para nabi dan rasul (yaitu Nabi Muhammad Saw) melalui
Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada
kita secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari
surah al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas.22
Menurut Manna‟ al-Qaththan yang dikutip oleh Abudin Nata
dalam bukunya al-Qur‟an dan Hadits beliau berpendapat bahwa, al-
Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad saw dan
membacanya adalah ibadah.23
Definisi lain mengenai al-Qur‟an
dikemukakan oleh al-Zarqani “Al-Qur‟an itu adalah lafal yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dari permulaan surat al-
Fatihah sampai akhir surat al-Naas”.24
Maka berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa al-
Qur‟an adalah firman Allah swt atau perkataan Allah Swt, salah satu
kitab suci umat Islam yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw
melalui malaikat Jibril, diawali dari surah al-fatihah dan diakhiri
dengan surah an-naas dan membaca al-Qur‟an dicatat sebagi ibadah.
21
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir,(Semarang, PT Pustaka Rizki Putra, 2011) Cet ke-4.,h. 1 22
Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim
dari Hafash (Jakarta: Amzah, 2013) Cet ke-2., h. 2 23
Abudin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) h., 54 24
Ibid., h. 55
19
Oleh karena itu al-Qur‟an harus dibaca dengan benar sesuai
makhrajnya.
2. Tadarus Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tadarus adalah membaca
al-Qur‟an secara bersama-sama.25
Kata tadarus timbul dari kata تدارس–
اتدارس –يتدارس dalam bahasa Arab berarti saling mempelajari, yang
terdiri dari dua orang atau lebih (musyarakah bayna itsnayni wa akstar)
atau antara jamaah yang terdiri dari banyak orang. Makna tadarus di
sini maknanya sama dengan mudzakarah atau muthala’ah bersama,
belajar bersama yang oleh para huffazh al-Qur‟an disebut juga sima’an,
artinya saling menyimak atau saling mendengarkan.26
Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang utama, yang
mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan
membaca bacaan yang lain. Sesuai dengan arti al-Qur‟an secara
etimologi adalah bacaan karena al-Qur‟an diturunkan memang untuk
dibaca. Banyak sekali keistimewaan bagi orang yang menyibukkan
dirinya untuk membaca al-Qur‟an27
Keistimewaan al-Qur‟an adalah membacanya merupakan ibadah.
Oleh karena itu, dengan membacanya manusia mendapat pahala dan
memperoleh balasan kebaikan dari Allah Swt. Keistimewaan ini tidak
terdapat dalam kitab-kitab selain dari kitab-kitab sebelum al-Qur‟an
(Taurat, Zabur, dan Injil). 28
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit., h. 1373 26
Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim
dari Hafash (Jakarta: Amzah, 2013) Cet ke-2., h. 37 27
Ibid., h. 55 28
Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan efektif menghafal Al-Qur’an Al-
Karim, (Jogjakarta: Garailmu, 2009) Cet ke-1., h. 117
20
Allah Swt telah menjelaskan, bahwa membaca al-Qur‟an itu
merupakan bentuk perniagaan yang tidak akan mengalami
kebangkrutan atau perniagaan yang tidak laku, namun merupakan
perniagaan (dengan Allah) yang akan (otomatis) mendatangkan
keuntungan yang sangat besar. Hal ini dijelaskan Allah Swt dalam
firman-Nya berikut ini.
لون كتاب اللو وأقاموا الصلاة وأن فقوا ما رزق ناىم سرا وعلانية ي رجو ن تارة إن الذين ي ت
(٩٢لن ت بور )
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan Shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. .
(QS. Faatir {35} : 29).29
Sementara Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut.
ركم من ت علم القرآن وعلمو لبخاري١ رواه خي
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah ia yang mempelajari
al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain” (H.R Bukhori)
Orang-orang yang berpedoman pada al-Qur‟an serta membacanya
secara berulang-ulang, ayat demi ayat pada waktu siang ataupun malam
hari adalah oarang-orang yang mendapat kehormatan dari Allah swt.
Pengaruh bacaan al-Qur‟an bukan hanya untuk pembacanya, akan tetapi
berpengaruh pada seluruh makhluk Allah swt. Diantara keistimewaan
al-Qur‟an adalah mudah dibaca, mudah dihafal, dan mudah
diterangkannya. Ibnu Katsir menyitir firman Allah Swt dalam surat al-
Qamar ayat 17 yang artinya “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan
29
Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Fitrah Rabbani, 2011)., h. 437
21
al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran”.30
Selain itu tadarus al-Qur‟an merupakan salah atu ibadah yang
paling utama, yang dengannya seseorang hamba mendekatkan diri
kepada Rabbnya. Al-Qur‟an adalah fasilitas dari Allah swt untuk
hamba-Nya dan rahmat dari-Nya untuk seluruh manusia.31
Perlu diketahui bahwa disunnahkan membaca al-Qur‟an secara
berjamaah. Sebagaimana yang dikutip oleh Imam Nawawi Abu
Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Suatu
kaum yang berkumpul di dalam salah satu rumah Allah Swt. Seraya
membaca kitab Allah dan tadarrus, akan turun kepada mereka
ketenangan. Mereka pun diliputi rahmat, dimuliakan para malaikat,
serta disebut-sebut Allah sebagai kelompok-Nya”.32
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
tadarus al-Qur‟an adalah kegiatan orang-orang untuk sama-sama
membaca, menyimak, memahami arti dan mempelajari al-Qur‟an.
Kegiatan tadarus biasanya dilakukan pada bulan ramadhan dan
dilaksanakan setelah sholat tarawih maupun di waktu yang lain. Maka
seorang hamba Allah swt senantiasa sangat dianjurkan untuk selalu
membaca, mempelajari dan juga mengamalkan ajaran agama sesuai
ketentuan yang terdapat dalam kitab suci al-Qur‟an agar kehidupan di
dunia menjadi terarah jika selalu mengikuti petunjuk dari Allah swt.
3. Adab membaca Al-Qur’an
Dalam hidupnya manusia memerlukan etika dan adab untuk
melakukan sesuatu perbuatan. Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam
yang dimana bagi yang membaca al-Qur‟an dinilai sebagai ibadah
30
Bambang Saiful Ma‟arif dkk, Teknik Menghafal al-Qur’an Kaifa Tahfazul Qur’an,
(Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 2005).,h. 6-7 31
Ahmad Bin Salim Baduwailan, Cara Mudah dan Cepat Hafal al-Qur’an, (Solo,
Kiswah, 2014)., h. 234 32
Imam Nawawi, Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata Caranya, (Bandung:
Al- Bayan, 1996) Cet ke-1., h.101
22
dengan begitu ketika ingin membacanya memerlukan etika maupun
adab agar ketika kita membaca al-Qur‟an karena semata-mata
mengharap ridha Allah swt. Banyak adab yang dilakukan ketika tadarus
al-Qur‟an yang disebutkan oleh para ulama, diantaranya adalah:
a. Membaca al-Qur‟an sesudah berwudhu karena ia termasuk dzikir
yang paling utama, meskipun boleh membacanya bagi orang yang
berhadats kecil.
Sebagimana berdasarakan firman Allah swt dalam QS al-Waqi‟ah
(56) { 79-80 }
رون و إلا المطه )٠٨ (ت نزيل من رب العالمي ) ٩٢(لا يس
Artinya : Tidak meneyentuhnya kecuali hamba-hamba yang
disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
b. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga
keagungan membaca al-Qur‟an.
c. Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh rahmat.
d. Bersiwak sebelum memulai membaca.
e. Membaca ta‟awaudz pada permulaannya, berdasarkan firman Allah
swt. Seabagaimana dalam QS An-Nahl: 98
يطان الرجيم فإذا ق رأت القرآن فاستعذ بال لو من الش
“Apabila kamu hendak membaca al-Qur’an, maka mintalah
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
f. Membaca basmalah pada permulaan setiap surat, kecuali surat
Bara‟ah (at-Taubah), sebab basmalah termasuk salah satu ayat al-
Qur‟an menurut pendapat yang kuat.
g. Membacanya dengan tartil, tartil yaitu membaca al-Qur‟an dengan
bacaan perlahan-lahan, tidak terburu-buru dan jelas serta
memberikan hak setiap huruf, seperti membaca mad dan idgham.
Allah swt berfirman dalam { QS al-Muzammil (73) :4 }
أو زد عليو ورتل القرآن ت رتيلا
23
Artinya: Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
h. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.
i. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat al-Qur‟an, yang berhubungan
dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis
ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena
takut dan ngeri.
j. Mengeraskan bacan al-Qur‟an, karena membacanya dengan suara
jahar (keras) lebih utama. 33
Berdasarkan paparan diatas jelaslah bahwa membaca al-Qur‟an
tidak sama seperti membaca buku ataupun majalah. Membaca al-
Qur‟an yakni membaca kalam Allah swt layaknya seorang hamba
sedang berkomunikasi dengan tuhannya. Oleh karena itu, adab yang
baik dan sesuai ajaran agama Islam harus digunakan karena membaca
kitab suci al-Qur‟an bernilai ibadah agar mendapat ridha dari Allah swt.
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Membaca al-Qur‟an merupakan kegiatan yang paling baik disisi
Allah swt. Sesungguhnya orang yang paling mulia ibadahnya serta
besar pahalanya ketika mendekatkan diri kepada Allah swt adalah
membaca al-Qur‟anul-Karim. Sebagaimana diterangkan dalam firman
Allah Swt:
ر منو فاق رءوا ما ت يس
Artinya: “ ..... Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-
Qur’an .....”. (QS. Al-Muzammil: 20).34
Mengenai keutamaan membaca al-Qur‟an juga dijelaskan dalam
firman Allah Swt.
33
Syaikh Manna al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an,(Jakarta: Pustaka, al-
Kautsar, 2013), Cet ke-1.,h. 233- 237 34
Al-Qur‟an dan terjemahnya, Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Raja Fahd.,h. 990
24
لون كتاب اللو وأقاموا الصلاة وأن فقوا ما رزق ناىم سرا وعلانية ي رج ون إن الذين ي ت
٣٨إنو غفور شكور لي وف ي هم أجورىم ويزيدىم من فضلو ٢٢ تارة لن ت بور
“Sesungguhnya, orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar
Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya, Allah swt Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
(QS. Faathir: 29-30).35
Dapat disimpulkan bahwa banyak keutamaan dalam membaca
al-Qur‟an. Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang mulia
dibandingkan membaca bacaan lain.
Membaca al-Qur‟an dengan niat ikhlas dan maksud baik adalah
suatu ibadah yang karenanya seorang muslim mendapatkan pahala. Ibn
Mas‟ud meriwayatkan “Bahwa Rasulullah bersabda: barang siapa
membaca satu huruf dari kitab Allah swt, maka ia akan mendapatkan
satu kebaikan dan setiap kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali
lipat.” Dalam sebuah hadis Abu Umamah, ditegaskanyang artinya:
“Bacalah Qur’an! Karena pada hari kiamat ia akan datang sebagai
penolong bagi pembacanya.”36
Berikut adalah dasar dalam kegiatan tadarus Al-Qur‟an:
Firman Allah yang berkaitan dengan dasar membaca Al-Qur‟an dan
sebagai dasar perintah untuk membaca adalah (Q.S Al-„Alaq : 1-5)
35
Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar,
(Jakarta: Gema Insani, 2004) Cet ketiga., h. 19 36
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa,
2015)., Cet ke-18, h., 267
25
نسان من علق )١الذي خلق )اق رأ باسم ربك ( ٣( اق رأ وربك الكرم )٢( خلق ال
نسان ما ل ي علم )٤الذي علم بالقلم ) (٥( علم ال
Artinya : “(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah
menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah, (4) Yang
mengajar manusia dengan perantaran qalam (alat tulis), (5) Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” 37
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan pada penelitian yang akan dilakukan penulis, terdapat
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Winarni Jurusan Kependidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Sunan Kalijaga yang
berjudul Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan
Shalat Dhuha siswa kelas VIII MTs Negeri Gondowulung Bantul
Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan kegiatan tadarus
al-Qur‟an dan shalat Dhuha di MTs Negeri Gondowulung Bantul
Yogyakarta yang merupakan kegiatan rutin setiap pagi. Penelitian ini
menitikberatkan pada nilai-nilai pendidikan karakter yang tertanam pada
kegiatan tadarus al-Qur‟an dan shalat Dhuha siswa. Bahwa nilai-nilai
pendidikan karakter yang tertanam pada kegiatan tadarus al-Qur‟an dan
Shalat Dhuha meliputi 11 karakter yaitu religius, jujur, disiplin, kerja
keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat, gemar membaca,
peduli sosial, dan tanggung jawab. Adapun persamaan penelitian
relevan dengan penelitian ini adalah pada kegiatan tadarus al-Qur‟an.
Sedangkan perbedaannya ialah jika penelitian relevan yakni
menitikberatkan pada nilai-nilai pendidikan karakter pada tadarus al-
37
Al-Qur‟an dan terjemahnya, Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Raja Fahd., h. 1079
26
Qur‟an dan shalat Dhuha sedangkan penelitian ini yakni hanya penerapan
pembiasaan tadarus al-Qur‟an dalam program Habitual Curriculum.38
2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Moh. Soleh Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tabiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2013 dengan judul Pembiasaan Shalat
Dhuha dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas IV di MI Maarif Candran
Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pelaksanaan
pembiasaan shalat dhuha dalam pembinaan akhlak siswa kelas 4 di MI
Ma‟arif Candran berjalan dengan lancar meski ada sebagian siswa yang
ramai dalam pelaksanaannya. (2) Dampak pembinaan akhlak siswa kelas
IV terhadap pembiasaan shalat Dhuha dapat dikatakan cukup baik. Hal
tersebut ditandai dengan perubahan perilaku positif (3) Faktor pendukung
dan penghambat pembiasaan shalat Dhuha terhadap pembinaan akhlak
siswa diantaranya kendala dari guru, dan kendala dari siswa.
Adapun persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah
menggunakan metode pembiasaan dalam rangka membina siswa.
Kemudian perbedaannya ialah objeknya. Jika dalam penelitian relevan
yakni shalat Dhuha sebagai pembinaan akhlak siswa dan jika penelitian ini
yakni tadarus al-Qur‟an sebagai pembinaan cinta al-Qur‟an siwa.39
3. Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Nurul Faizah Lestari, Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2015. Dengan judul Program Pembiasaan Membaca al-Qur’an Kelas V di
MI Muhammadiyah Watubelah Banjarnegara. Hasil pengamatan program
pembiasaan membaca al-Qur‟an kelas V dilaksanakan dengan dua
kegiatan yaitu kegiatan membaca al-Qur‟an secara bersama-sama dan
38
Winarni, “Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan Shalat Dhuha
siswa kelas VIII MTs Negeri Gondowulung Bantul Yogyakarta”, Skripsi pada Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan., h. 75-
76, tidak dipublikasikan. 39
Moh. Soleh, “Pembiasaan Shalat Dhuha dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas 4 di
MI Maarif Candran Yogyakarta”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
tahun 2013., h. 81-83, tidak dipublikasikan
27
kegiatan hafalan sendiri-sendiri. Pembiasaan yang diterapkan pada kelas V
bertujuan untuk membantu siswa di kelas VI. Karena di kelas VI akan
diadakan Khotmil Qur‟an. Faktor pendukung pembiasaan membaca al-
Qur‟an di kelas V MI Muhammadiyah yaitu siswa yang mematuhi
peraturan madrasah dan ketentuan bahwa hafal Juz 30 dijadikan sebagai
syarat untuk naik ke kelas VI. Sedangkan faktor penghambatnya adalah
kurangnya alokasi waktu dan siswa kelas V yang banyak mengikuti latihan
dalam rangka persiapan pekan olahraga daerah.
Adapun persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah
dari segi pengamatan yaitu meneliti tentang program pembiasaan
membaca al-Qur‟an. Sedangkan perbedaannya ialah dari segi subjeknya
jika penelitian relevan subjeknya adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah,
sedangkan penelitian ini yaitu siswa Madrasah Tsanawiyah.40
40
Nurul Faizah Lestari, “Program Pembiasaan Membaca al-Qur’an Kelas V di MI
Muhammadiyah Watubelah Banjarnegara”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2015., h.49-50, tidak dipublikasikan.
28
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Jakarta Selatan yang beralamat di Jl. Moh. Kahfi I No. 34 RT. 007/01
Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
2. Waktu Penelitian
Studi Pendahuluan terhitung mulai dari tanggal 2 Agustus 2017
sampai dengan 7 November 2017 selama Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT). Kemudian dilanjutkan dengan penelitian selanjutnya
terhitung mulai tanggal 17 September 2018 sampai dengan tanggal 1
Oktober 2018.
B. Latar/ Rancangan Penelitian (Setting)
1. Latar Fisik
MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta Selatan terletak di tengah komplek
perumahan. Lokasi madrasah cukup nyaman dan sejuk, karena jauh dari
jalan raya sehingga terhindar dari kebisingan dan polusi kendaraan.
Untuk menempuh jarak ke sekolah harus berjalan kaki dari depan
komplek. Bangunan madrasah dari tahun ke tahun bertambah agar proses
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Bagian depan sekolah terdapat satu gerbang utama untuk memasuki
kawasan sekolah. Kemudian terdapat pos satpam dan tempat parkir guru
ataupun karyawan sekolah. Di samping kanan tempat parkir terdapat
masjid sekolah yang bernama Masjid An-Nur dan diatas masjid lantai 2
terdapat aula sekolah. Di samping kanan masjid juga terdapat ruang
pertemuan. Di depan masjid sekolah nampak lapangan sekolah yang
biasa digunakan untuk upacara, olahraga dan kegiatan sekolah lainnya.
disebelah kiri gerbang terdapat taman sekolah dan terdapat kolam ikan
kecil, kemudian didepannya terdapat ruang UKS, disamping UKS
29
terdapat ruang Tata Usaha, kemudian disampingnya lagi Ruang Kepala
Sekolah dan Ruang Guru.
Perpustakaan, dan Lab. IPA terdapat di lantai satu tepatnya di samping
kanan ruang kelas IX. Kemudian dilantai dua terdapat 10 kelas, ruang
Lab. Komputer, ruang OSIS dan juga ruang BK.
2. Latar Sosial
Lingkungan sosial yang terdapat di MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta
Selatan sangat baik. Hubungan yang terjalin erat antara guru, karyawan,
Office Boy, Security maupun siswa terlihat sangat baik. Kegiatan
berjalan dengan baik dan teratur sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Setiap hari siswa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dengan
baik mulai pukul 07.00 sampai dengan 15.00. Sebelum pelajaran di mulai
siswa melaksanakan kegiatan rutin yaitu sholat duha berjamaah dan
tadarus al-Qur’an pada tiap masing-masing kelas. Kemudian guru dan
siswa melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah dan setelah itu
melanjutkan KBM sampai dengan bel pulang berbunyi.
3. Latar Proses
Penerapan tadarus al-Qur’an dilakukan oleh seluruh siswa MTs
Negeri 2 Ciganjur Jakarta Selatan. Tadarus al-Qur’an dilakukan sebelum
jam pelajaran dimulai mulai pukul 06.30 (ketika bel masuk kelas
berbunyi) hingga pukul 07.00. Tadarus dilakukan setiap hari kecuali pada
hari Senin. Tadarus dilakukan dikelas masing-masing dan didampingi
oleh wali kelas ataupun guru mata pelajaran jam pertama. Dan dilakukan
pengontrolan oleh guru piket.
Semenjak bulan Maret 2018 pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta mengalami perubahan dari segi alokasi
waktu, segi materi dan tempat pelaksanaan kegiatan.
30
C. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Trianto penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang
partisipan. Dengan demikian, penelitian kualitatif ialah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah di mana peneliti
merupakan instrumen kunci.2
Menurut Nisbet dan Watt (1984:72) yang dikutip oleh Tatang Ari
Gumanti menyatakan bahwa penelitian studi kasus merupakan contoh
spesifik yang sering dirancang untuk menggambarkan sebuah prinsip yang
lebih umum. Penelitian studi kasus dilakukan dengan menggunakan objek
yang khusus dan cenderung merupakan satu kesatuan.3
Pada dasarnya penelitian dengan jenis ini bertujuan untuk mengetahui
suatu hal secara mendalam yang menekankan pada analisis situasional yang
mengamati konteks nyata disuatu tempat. Dimana dalam penelitian ini
peneliti berusaha menggambarkan bagaimana rasanya berada dalam situasi
tertentu. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus untuk mengetahui secara mendalam
bagaimana implementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di
MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Trianto metode
pengumpulan data hakikatnya adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.4 Pengumpulan data yang dilakukan dalam
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012) Cet. ke-15 h., 3 2 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) Cet ke-1., h. 179 3Tatang Ary Gumanti, dkk, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2016)., h. 231 4 Trianto, op. Cit., h. 262
31
penelitian ini dengan beberapa cara dari berbagai sumber. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.
Tabel 3.1
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Metode Instrumen
Primer
Aktivitas sosial Observasi Lembar Observasi
Informan Wawancara
Pedoman
wawancara dan
alat perekam
Sekunder
Data tertulis, foto,
buku dan data-data
terkait
Studi
Dokumentasi Daftar Ceklist
1. Observasi
Observasi yaitu cara menghimpun data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.5
Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati siswa dalam kegiatan
tadarus al-Qur’an di lingkungan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan sebagai data
penelitian. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat, teknik observasi ini
bertujuan untuk memperoleh informasi. Teknik ini dapat dikatakan sebagai
metode primer dalam pelaksanaan penelitian kualitatif. Peneliti juga
melakukan observasi partisipan dengan ikut serta mengawasi siswa dalam
kegiatan tadarus al-Qur’an di kelas masing-masing pada saat kegiatan
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Sedangkan pada saat peneliti
melakukan penelitian lebih lanjut terkait pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta peneliti hanya sebagai pengamat.
5 Idrus Alwi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Daraz Publishing, 2013), Cet.
Ke-1., h. 110
32
Tabel 3.2
Pedoman Observasi di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Komponen Objek Aspek Pengamatan
1 Tempat
Sekolah MTs
Negeri 2 Ciganjur
Jakarta.
Keadaan fisik sekolah, sarana dan
prasarana, dan keadaan di
lingkungan sekolah.
2 Pelaku
Kepala Sekolah,
Guru , dan siswa.
Sikap dan respon terhadap
kegiatan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an di MTs Negeri
2 Jakarta.
3 Kegiatan
Aktivitas ketika
kegiatan tadarus
berlangsung
Proses pelaksanaan kegiatan
pembiasaan tadarus al-Qur’an
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewer) dinamankan interviu.6 Teknik ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang valid dan sesuai dengan fakta dari
sumber lainnya. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi
tentang pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an yang dilaksanakan setiap
pagi sebelum pelajaran dimulai. Dalam hal ini, penulis melakukan
wawancara terstruktur dengan Kepala Madrasah MTs Negeri 2 Jakarta,
guru agama, koordinator keagamaan dan beberapa siswa mengenai
program kegiatan pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan.
6Trianto, loc. Cit.
33
Tabel 3.3
Tabel Kisi-kisi wawancara
No Pertanyaan yang akan diajukan Informan
1 Latar belakang kegiatan pembiasaan tadarus
al-Qur’an
Kepala Madrasah MTs
Negeri 2 Jakarta
2 Tujuan kegiatan pembiasaan tadarus al-Qur’an Kepala Madrasah MTs
Negeri 2 Jakarta
3 Faktor pendukung / penghambat kegiatan
tadarus al-Qur’an disekolah
Kepala Madrasah MTs
Negeri 2 Jakarta dan
koordinator keagamaan
4 Manfaat yang dirasakan dengan adanya
kegiatan tersebut
Guru Agama dan Siswa
MTs Negeri 2 Jakarta.
5 Alokasi waktu pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an
Kepala Madrasah dan
koordinator keagamaan
MTs Negeri 2 Jakarta
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Djam’an Satori, “yaitu mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu
ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”.7 Studi dokumentasi dalam
penelitian kualitatif merupakan pelengkap metode observasi dan wawancara.
Dalam penelitian ini dokumen yang akan dikumpulkan penulis meliputi data
keadaan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan,data tentang lembaga, staff pengajar
dan karyawan, keadaan siswa, dan dokumentasi foto kegiatan yang berkaitan
dengan tadarus al-Qur’an di sekolah.
7 Djam’an Stori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2013)., h. 149
34
Tabel 3.4
Tabel Ceklist Dokumentasi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Nama Dokumen Ada Tidak ada Keterangan
1 Profil Sekolah
2 Visi Misi Sekolah
3 Keadaan Guru
dan Karyawan
4 Keadaan Siswa
5 Foto kegiatan
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Lexy J Moleong, “Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan
atas kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability).8
1. Derajat Kepercayaan
Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan studi pendahuluan
terkait program ketika pelaksanaan PPKT terhitung pada bulan 1
Agustus- 7 November 2017. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 17
September sampai dengan 1 Oktober 2018. Selain itu penulis juga
melakukan teknik pemeriksaan teman sejawat yaitu dengan cara
berdiskusi dengan teman sejawat ketika PPKT, guru yang bersangkutan,
koordinator keagamaan dan dosen pembimbing terkait hasil sementara
dan hasil akhir dari proses penelitian. Sehingga peneliti mendapatkan
masukan dan kritik atas kekurangan yang terjadi dalam penelitian.
2. Keteralihan
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mencari dan
mengumpulkan kejadian yang terjadi terkait program kegiatan tadarus al-
8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011)., h. 324
35
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta dengan menguraikan secara rinci dan
seteliti mungkin.
3. Kebergantungan
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menguraikan data
yang konkrit yaitu dengan mengungkapakan data wawancara dan
dokumen dengan meminta pendapat dan pertimbangan terhadap
responden. Kemudian melaksanakan pencatatan data sesuai hasil
observasi dan wawancara.
4. Kepastian
Data yang telah peneliti temukan kemudian di analisis dengan
cermat dan kemudian disusun berdasarkan pengalaman.
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik triangulasi, yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu.9
Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode.
1. Triangluasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan suatu informasi, baik yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif.10
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua cara yakni membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara dan membandingkan data hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi metode, menurut Patton, terdapat dua strategi dalam
triangulasi metode, yaitu: a) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan
hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan b) Pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
11Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan strategi pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama,
peneliti membandingkan data hasil wawancara antara kepala sekolah,
guru dan siswa.
9 Ibid., h. 330
10 Ibid., h. 331
11 Ibid., h 331
36
F. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan
data. Data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis data deskriptif,
dengan tujuan untuk menggambarkan secara sitematis, dan akurat mengenai
fakta yang ada dilapangan. Sebagaimana yang dikatakan Miles dan
Huberman yang dikutip oleh Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas
dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.12
1. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yang telah dikumpulkan. Setelah itu
mengadakan reduksi data. Menurut Sugiyono dalam bukunya Reduksi data
diartikan sebagai proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.13
Dalam penelitian ini setelah peneliti menelaah data-data yang tersedia
dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi kemudian peneliti
melakukan reduksi data untuk memilah dari semua data yang ditemukan
kemudian peneliti mengambil hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, kemudian langkah selanjutnya yaitu peneliti
menyajikan data berupa pendeskripsian sekumpulan informasi yang telah
disusun sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
kemudian merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah
difahami tersebut. Dalam penelitian ini penyajian data disajikan dalam
bentuk teks naratif.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012) Cet. 15., h. 337 13
Ibid., h. 338
37
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya yaitu peneliti melakukan penarikan kesimpulan
dari data yang telah disajikan. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip
oleh Sugiyono dalam bukunya bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.14
Penarikan kesimpulan sementara dapat diuji kembali dengan data yang ada
di lapangan sampai dengan peneliti menemukan data yang valid dan data
tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel.
14
Ibid., h. 345
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs Negeri 2 Ciganjur
b. NPSN : 20178227
c. NSS : 121131740005
d. Akreditasi : Terakreditasi –A (Tahun 2017)
e. Alamat Madrasah : Jl. R. M Kahfi I No. 34 Rt007/01
Kelurahan : Ciganjur
Kecamatan : Jagakarsa
Kab./Kota : Jakarta Selatan
Kode Pos : 12630
Telp : 021 7270822
Provinsi : DKI Jakarta
Email : [email protected]
Website : mtsnegeri2jkarta.sch.id
f. Waktu Belajar : Pagi
g. Jumlah Rombel : 15 kelas
h. Tahun didirikan : 1968
i. Tahun penegrian : 1978
j. Kepemilikan
Status Tanah : Milik Sendiri
Luas Tanah : 4. 744 M2
Luas Bangunan : 1. 473 M2
Halaman : 200 M2
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur Jakarta
39
Unggul dalam ilmu pengetahuan berlandaskan Iman dan Taqwa menuju
penguasaan teknologi modern. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-
cita madrasah yang :
1) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi madrasah
2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
3) Ingin mencapai keunggulan
4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh civitas madrasah
5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
6) Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) madrasah
b. Misi MTs Negeri 2 Jakarta
1) Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan
2) Meningkatkan pembinaan akhlaqul karimah melalui keteladanan
3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
4) Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan Tadarus al-Qur’an dan
sholat berjamaah
5) Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan mutu
madrasah
6) Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan program 9K
7) Meningkatkan penguasaan teknologi modern menuju profesionalisme
3. Data Kepala Madrasah
a. Nama Lengkap : Dra. Hj. Yeni Triasih M.Pd
b. Status Kepegawaian : PNS Pusat
c. NIP : 196509141996032001
d. Pendidikan Terakhir : S2 Magister Pendidikan
4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan data guru dan karyawan yang peneliti dapatkan, Jumlah
keseluruhan guru dan karyawan MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta Selatan adalah
sebanyak 50 orang. Jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah karyawan tata
usaha sebanyak 10 orang, jumlah petugas kebersihan sekolah sebanyak 3
orang, dan petugas keamanan sekolah sebanyak 3 orang. Jumlah guru dan
40
tenaga kependidikan di MTs Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar nama dewan guru dan jabatan
No Nama Mata
Pelajaran
Pendidikan
Terakhir
Tugas
tambahan
1 Dra. Hj. Yeni Triasih
M.Pd
B. Indonesia S2 KepSek
2 Drs. Namud Alenda B. Indonesia S1 Wali kelas
3 H. Madaniah S.Pd B. Indonesia S1 Kepala
Perpustakaan
4 Dra. Hj. Herlina B. Indonesia S1 Wali kelas
5 Nurain, S.Pd B. Indonesia S1 Wali kelas
6 Drs. H. Mas’ud Matematika S1 Waka
Kurikulum
7 Rahmat S.Pd Matematika S1 Wali kelas
8 Suharyanto, S.Pd Matematika S1 Wali kelas
9 Lely Farhani, S.Pd Matematika S1 Wali kelas
10 Badi’ah Bandjar, S.Pd B. Inggris S1
11 Siti Suryanih, S.Pd B. Inggris S1 Wali kelas
12 Husni Thamrin, S.Pd B. Inggris S2 Pembina
Pramuka
13 Dian Jatiningsih B. Inggris S2
14 Nafiatul Murtafiah, S.Pd IPA S1 Wali kelas
15 Hidayat Rakasi, S.Pd IPA S1
16 Maimunah, S.Si IPA S1 Wali kelas
17 Faqih Usman M.Pd IPA S2 Wali kelas
18 Buchori, S.Pd IPS S1
19 Undang Tarmidzi, S.Pd IPS S1
20 Eko Suwarno IPS S1 Wali kelas
41
21 Ahmad Zaini, S.Ag PKN S1
22 Lilik Haryani, S.Pd PKN S1 Wali kelas
23 Emi Karyati, S.Ag SKI S1 Wali kelas
24 Hj. Mimin M, S.Ag SBK S1
25 Khairiah, S.Ag Fiqih S1
26 Dra. Hj. Nursaena Akidah Akhlak S1 Wali kelas
27 Tuti Ani, M. Ag Tahfidz S2 Wali kelas
28 Dr. H.A. Faiz, LC. M.Ag B. Arab S3
29 Ibnu Djarir, S.Ag B. Arab S1 Wali kelas
30 Rismanto PJOK S2
31 Yusman DS, S.Pd PJOK S1
32 Wildan, S.Ag Qur’an Hadis S1
33 Taufik Husain, M.Ag B. Arab S2
Tabel 4.2
Data Keadaan Karyawan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Nama L/P Status Jabatan
1 Laelatun Nahriyah, A.Md P PNS Staf TU
2 Mustanginah p PNS Staf TU
3 Nur Hasan Slafuddin L PNS Staf TU
4 Sa’ali L PNS Staf TU
5 Dwi Ardi Puspitaningsih P PNS Staf TU
6 Bahjatul Istiqomah P PNS Staf TU
7 Muhammad Ali L PNS Staf TU
8 Sarto L PNS Staf TU
9 Sa’adullah L Honor Kebersihan
10 Mahfuzi L Honor Keamanan
11 Agung Wahyudi L Honor Keamanan
12 Muhammad Idris L Honor Keamanan
13 Anjas Prasetyo L Honor Kebersihan
42
14 Wahyuningsih P Honor Kebersihan
15 Fika Hikayah, S.Pd P Honor Staf TU
5. Keadaan Siswa
Tabel 4.3
Data siswa-siswi Kelas VII MTs Negeri 2 Jakarta
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 7.1 9 24 33
2 7.2 14 22 36
3 7.3 13 21 34
4 7.4 12 24 36
5 7.5 14 20 34
Tabel 4.4
Data siswa-siswi Kelas VIII MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 8.1 16 9 35
2 8.2 8 27 35
3 8.3 16 20 36
4 8.4 18 18 36
5 8.5 18 18 36
Tabel 4.5
Data siswa-siswi Kelas IX MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 9.1 18 22 38
2 9.2 16 22 38
3 9.3 5 33 38
4 9.4 17 21 38
5 9.5 16 22 38
43
6. Jumlah Bangunan
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan berdiri di atas
tanah seluas 4.744 M2 dan luas bangunan 1.473 M
2. Luas bangunan tersebut
dijadikan Ruang Kelas, Kantor Guru, Lapangan, Masjid dan lain sebagainya.
Adapun bangunan yang ada di MTs Negeri 2 diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Daftar Bangunan MTs Negeri 2 Jakarta
No Jenis Bangunan Keterangan Jumlah
1 Ruang Kelas 15
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang UKS 1
5 Ruang Tata Usaha (TU) 1
6 Perpustakaan 1
7 Ruang Laboratorium IPA 1
8 Ruang Laboratorium Komputer 1
9 Ruang OSIS 1
10 Ruang Pertemuan 1
11 Aula 1
12 Masjid 1
13 Ruang Bimbingan Konseling 1
14 Toilet Siswa 6
15 Toilet Guru dan karyawan 3
16 Kantin Sekolah 1
17 Koperasi Sekolah 1
18 Pos Satpam 1
19 Tempat Parkir 1
20 Tempat Wudhu 1
44
7. Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
Tabel 4.7
No Jenis Sarpras
Jumlah Sarpras Menurut
Kondisi
Baik Rusak
1 Kursi Siswa 496 50
2 Meja kursi 480 30
3 Kursi Guru di Ruang Kelas 15 -
4 Meja Guru di Ruang Kelas 15 -
5 Papan Tulis 21 2
6 Lemari di Ruang Kelas 9 6
7 Komputer 14 8
8 Alat peraga 283 30
9 Bola sepak 4 4
10 Bola Voli 9 3
11 Bola Basket 6 -
12 Meja pingpong 1 1
8. Kegiatan Ekstrakurikuler MTs Negeri 2 Jakarta1
Tabel 4.8
No Jenis Ekstrakurikuler
1 Pramuka
2 Palang Merah Remaja (PMR)
3 Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
4 Sepak bola/Futsal
5 Bola Basket
6 Bulu tangkis
7 Olahraga Bela Diri
1 Sumber dari Staf Tata Usaha MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
45
8 Seni Tari
9 Marawis
10 Matematika Club
11 English Club
B. Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas program pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan, maka pada bab ini peneliti akan menguraikan data-data
yang berasal dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Deskripsi Data Hasil Observasi
Observasi yang peneliti lakukan berkaitan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan implementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an di
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, baik secara umum maupun khusus. Berdasarkan
hasil observasi yang peneliti lakukan secara garis besar peneliti mendapatkan
data sebagai berikut:
a. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta terletak di tengah komplek
perumahan. Lokasi madrasah cukup nyaman dan sejuk, karena jauh dari
jalan raya sehingga terhindar dari kebisingan dan polusi kendaraan.
b. Ruang kelas MTs Negeri 2 Jakarta Selatan terdapat lima belas kelas.
Sepuluh kelas terdapat dilantai dua dan lima kelas di lantai satu. Lima
kelas untuk tingkat kelas VII, lima kelas untuk tingkat kelas VIII, dan lima
kelas lagi untuk tingkat kelas IX. Keadaan kelas cukup baik, terdapat
fasilitas dan alat belajar memadai. Alat belajar tersebut diantaranya : meja,
kursi, papan tulis putih, marker, penghapus papan tulis, lemari siswa dan
guru, proyektor, alat kebersihan, kipas angin, foto presiden dan wakil
presiden.
c. Pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta sudah
berjalan cukup baik hingga saat ini dan juga terdapat perubahan dalam
metode pelaksanaan kegiatan tersebut. Pada saat peneliti melaksanakan
46
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pelaksanaan kegiatan tadarus
al-Qur’an dilaksanakan di kelas masing-masing. Tiga kelas secara
bergantian setiap hari melaksanakan sholat Dhuha berjamaah di masjid
sekolah sedangkan kelas lainnya melaksanakan kegiatan tadarus al-Qur’an.
Materi bacaan yang mereka baca tiap kelas berbeda. Setelah itu peneliti
melaksanakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam
penerapan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah. Ternyata ada perubahan
dari segi tempat pelaksanaan dan juga materi. Pada saat ini kegiatan
tadarus al-Qur’an dilaksanakan di lapangan secara bersama-sama
kemudian dilanjutkan dengan sholat Dhuha berjamaah. Alokasi waktu dari
pukul 06.30-07.00. Materi yang dibaca sama antara kelas tujuh, delapan
dan kelas sembilan. Setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis seluruh siswa
MTs Negeri 2 Jakarta melaksanakan kegiatan tadarus al-Qur’an di
lapangan. Pada hari Senin dilaksanakan kegiatan upacara bendera dan
literasi sedangkan hari Jum’at ada kegiatan yasin dan tahlil, kultum,
Jum’at bersih dan Jum’at sehat setiap Minggunya. Setiap hari siswi yang
berhalangan absen di buku absen ibadah. Dalam pelaksanaan kegiatan
tadarus al-Qur’an siswa/siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan terlihat
antusias dan terlihat bersemangat ketika melaksanakan aktivitas tersebut.
Tabel 4.9
Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al-Qur’an siswa
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Hari/ Tanggal : Selasa, 25 September 2018
Tempat : MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Objek Pengamatan : Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al-Qur’an
Perilaku Guru dan Siswa
No Aspek yang diamati Deskripsi
1 Persiapan sebelum
pelaksanaan kegiatan
Sebelum kegiatan dimulai siswa siswi MTs
Negeri 2 Jakarta diwajibkan sudah memiliki
wudhu dari rumah. Maka sesampainya
47
mereka disekolah dan bel sekolah berbunyi
staff yang bertugas sebagai sarana prasarana
mempersiapkan karpet/terpal di tengah
lapangan sekolah tepatnya di depan masjid
sekolah. Tidak hanya siswa siswi MTs Negeri
2 Jakarta yang melaksanakan kegiatan tadarus
Al-Qur’an, namun seluruh guru juga bersiap-
siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Selain itu OSIS juga membantu guru yang
bertugas untuk mempersiapkan kegiatan yang
akan berlangsung.
2 Pelaksanaan kegiatan
tadarus Al-Qur’an
Kegiatan berlangsung di lapangan sekolah
MTs Negeri 2 Jakarta. Seluruh siswa MTs
Negeri 2 Jakarta melaksanakan kegiatan
tadarus tersebut mulai dari kelas VII sampai
dengan kelas IX. Seluruh siswi juga terlihat
mengenakan mukena pada saat kegiatan
tadarus berlangsung. Setiap harinya terdapat
beberapa guru yang bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap kegiatan
tadarus al-Qur’an tersebut dan dibantu oleh
anggota OSISI MTs Negeri 2 Jakarta.
3 Alokasi waktu Waktu pelaksanaan kegiatan tadarus Al-
48
pelaksanaan Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta berlangsung
selama 20 menit. Tepatnya kegiatan tadarus
al-Qur’an berlangsung setelah bel tanda
masuk berbunyi. Bel berbunyi pada pukul
06.30 WIB kemudian mulailah dilaksanakan
kegiatan pembiasaan tadarus al-Quran
tersebut dilaksanakan. Kegiatan tadarus al-
Qur’an dipimpin oleh seorang siswa, setiap
harinya secara bergantian. Kemudian setelah
kegiatan tadarus al-Qur’an dilaksanakan
dilanjutkan sholat dhuha berjamaah yang
dipimpin oleh guru .
4 Sikap siswa ketika
kegiatan berlangsung
Berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan siswa maupun seluruh guru yang
mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an
tersebut berjalan dengan baik dan sesuai
harapan. Siswa siswi terlihat antusias, disiplin
dan saling mengingatkan teman sebayanya
demi terlaksananya kegiatan tersebut. Siswa
terlihat sangat khidmat ketika kegiatan
tadarus Al-Qur’an berlangsung. Terlebih
siswa yang dipilih koordiantor keagamaan
untuk memimpin tadarus Al-Qur’an secara
bergantian setiap harinya. Bacaan yang
dilantunkan juga sangat baik dan bersuara
merdu. Semua siswa siswi juga mengikuti
kegiatan dengan serius, tidak ada yang
bercanda, mengantuk dan bercanda. Seluruh
siswa juga membawa kitab suci Al-Qur’an
dari rumahnya masing-masing dan mereka
juga terlihat sangat bertanggung jawab dan
49
menjalankan kegiatan pembiasaan tadarus Al-
Qur’an tersebut.
5
Materi pada
pelaksanaan kegiatan
tadarus Al-Qur’an
Pada awal diterapkannya kegiatan tadarus al-
Qur’an sejak tahun 2010 kegiatan
dilaksanakan di kelas masing-masing.
Kemudian materi bacaan tadarus tidak
ditentukan oleh guru. Sejak pergantian kepala
sekolah baru Dra. Yeni Triasih M.Pd pada
bulan Maret 2018 penerapan kegiatan tadarus
al-Qur’an di modifikasi dari mulai tempat
pelaksanaan dan materi. Yang mulanya di
kegiatan dilaksanakan di kelas masing-masing
kemudian saat ini dilaksanakan dilapangan
secara berjamaah dan materi bacaan al-
Qur’an berurutan dari Juz 1 sampai dengan
selesai. Sebelumnya materi kegiatan tadarus
al-Qur’an di bagi sesuai tingkatan kelas, kelas
VII membaca al-Qur’an mulai dari Juz 1-10,
kemudian kelas VIII membaca mulai dari Juz
11-20, dan kelas IX membaca mulai dari Juz
21-30. Kemudian ketika berlangsung
beberapa hari alokasi materi seperti itu tidak
efektif maka dimodifikasi lagi materi
bacaannya menjadi sama. Mulai dari Juz 1
sampai dengan waktu selesai. Setiap harinya
tidak ditentukan, tergantung situasi dan
kondisi yaitu selama 20 menit. Kemudian
dilanjutkan dengan sholat Dhuha berjamaah
yang dipimpin oleh guru.
50
2. Deskripsi Data Hasil Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan pihak terkait dengan
implementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan. Dalam memilih informan peneliti terlebih dahulu menentukan
bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui situasi dan kondisi
pelaksanaan program kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta dan
juga terlibat secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an.
Hal tersebut bertujuan agar peneliti mendapatkan informasi yang mendalam
sesuai fakta yang ada. Adapun informan yang peneliti wawancarai antara lain:
a. Dra. Hj. Yeni Triasih
Beliau adalah kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan.
Informasi yang peneliti dapatkan dari beliau tentunya berkaitan dengan
latar belakang dan tujuan diterapkannya program pembiasaan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta, alokasi waktu dan materi dalam kegiatan
tadarus al-Qur’an, faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
program pembiasaan tadarus al-Qur’an, evaluasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan program, dan tentunya harapan kepala sekolah dengan
diterapkannya program pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa siswi MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan.
b. Tuti Ani M.Ag
Beliau adalah guru tahfidz sekaligus koordinator kegamaan di MTs Negeri
2 Jakarta Selatan. Selain itu beliau juga selaku koordinator penyusun buku
monitoring penilaian habitual curriculum (MPHC). Beliau adalah lulusan
Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Peneliti mendapatkan informasi
terkait pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah,
tujuan di terapkannya kegiatan tersebut, faktor pendukung dan
penghambat yang terjadi ketika pelaksanaan kegiatan, perkembangan yang
terjadi pada kegiatan tersebut dari mulai diterapkannya program tersebut
sampai dengan saat ini, evaluasi yang berkenaan dengan penerapan
kegiatan tersebut, hasil positif yang dirasakan oleh siswa dan bagaimana
51
efektifitas pelaksanaan program pembiasan tadarus al-Qur’an di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan.
c. Taufik Husein S.s
Beliau adalah guru Bahasa Arab sekaligus koordinator keagamaan di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan. Peneliti mendapatkan informasi terkait
pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah, bagaimana
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an, efektifitas pelaksanaan
kegiatan tadarus al-Qur’an, faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah, kemudian solusi apa
yang diberikan ketika terjadi kendala seperti itu, kemudian alokasi waktu
dan materi kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah.
d. Perwakilan Siswa siswi MTs Negeri 2 Jakarta dari tiap kelas.
Peneliti mewawancarai lima orang siswa. Peneliti mendapatkan informasi
terkait pandangan mereka terhadap kegiatan tadarus al-Qur’an disekolah,
manfaat yang mereka rasakan setelah melaksanakan kegiatan tadarus al-
Qur’an, perkembangan dalam pelaksanaan tadarus al-Qur’an, efektifitas
kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
3. Deskripsi Data Hasil Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait program pembiasaan
tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dan juga digunakan
sebagai data tambahan atau penguat dari hasil wawancara dan observasi
kegiatan yang telah peneliti lakukan.
C. Pembahasan
1. Impelementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an Siswa di MTs
Negeri 2 Jakarta.
Sekolah Madrasah tidak lepas dari ajaran agama Islam dengan begitu
siswa siswi yang bersekolah di lembaga pendidikan berbasis agama harus
dibekali ilmu pengetahuan agama. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
madrasah agar pendidikan agamanya berkualitas yaitu dengan cara
menanamkan nilai-nilai agama sesuai dengan ajaran Islam yang disusun oleh
52
organisasi sekolah dalam bentuk pembinaan dan pembiasaan siswa
Intrakurikuler yang dikenal dengan Habitual Curriculum.
Sejalan dengan visi dan misi serta tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Jakarta, dalam melaksanakan pendidikan Islam bagi generasi mendatang
yang hidup ditengah-tengah pergaulan dunia yang semakin mengglobal
dan di era pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
komuniasi, maka perlu disusun Program Pembinaan Siswa yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program kurikuler di
Madarash Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta.2
Program pembinaan siswa Intrakurikuler di Madarasah Tsanawiyah
Negeri 2 dikenal dengan istilah Habitual Curiculum (HC). Habitual Curriculum
merupakan program yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan diantaranya
yakni: membaca al-Qur’an, menghafal surat-surat al-Qur’an, menghafal ayat-
ayat tertentu, melantunkan asmaul husna, kultum dan membiasakan siswa
siswi MTs Negeri 2 Jakarta untuk selalu berakhlak mulia dalam mengamalkan
nilai-nilai keagamaan dan kemandirian juga menegakkan kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala Madrasah
MTs Negeri 2 Jakarta. Program pembiasaan al-Qur’an dipercayakan oleh
koordinator keagamaan yang dibentuk oleh sekolah untuk membina siswa dan
mengawasi kegiatan keagamaan. Program pembiasaan tadarus al-Qur’an
adalah salah satu program guna untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap
al-Qur’an. Program ini dibentuk agar menjadi sebuah pembiasaan yang baik
dalam kegiatan sehari-hari siswa bukan hanya di sekolah namun juga ketika
mereka berada di lingkungan keluarga terlebih di masyarakat.3
Di terapkannya program pembiasaan tadarus al-Qur’an ini untuk
membiasakan siswa siswi di MTs Negeri 2 Jakarta agar mereka cinta
terhadap al-Qur’an dengan cara membiasakan mereka untuk membaca,
manghafal ayat ataupun surat, dan memahami arti yang terdapat dalam al-
Qur’an. Dengan adanya program ini, maka secara otomatis siswa akan
terbiasa dalam membaca al-Qur’an dan menjadikan al-Qur’an adalah
kebutuhan pokok bagi diri mereka. Karena sesungguhnya itulah kewajiban
umat muslim yakni beribadah kepada Allah swt dengan cara membaca al-
2 Buku Monitoring Penilaian Habitual Curiculum (MPHC), MTs Negeri 2 Jakarta., h. iii
3 Dra. Hj. Yeni Triasih, wawancara, Jakarta 1 Oktober 2018, Ruang Kepala Sekolah
MTsN 2 Jakarta.
53
Qur’an, menghafal, mentadabburi bahkan mengamalkan ajaran Islam dan
menjauhkan larangan Allah swt.4
Berdasarkan wawancara pada koordiantor keagamaan Bapak Taufik
Husein pada hari Rabu 26 September 2018. Beliau mengatakan bahwa penerapan
program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan adalah
salah satu kegiatan sebagai pendukung pendidikan karakter siswa. Penanaman
nilai keagamaan harus diterapkan sejak dini, selain itu juga sebagai upaya
internalisasi nilai ajaran Islam di MTs Negeri 2 Jakarta yang dinaungi oleh
Kementrian Agama. Disamping itu kegiatan yang diterapkan di MTs Negeri 2
tidak hanya tadarus al-Qur’an namun juga ada kegiatan sholat Dhuha berjamaah
dan juga program Habitual Curriculum yang diterapkan setelah adanya pergantian
kepala madrasah bulan Maret lalu.5
Program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta dijadikan
sebagai pembiasaan bagi siswa untuk membaca al-Qur’an yang dilaksanakan
setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis sebelum mata pelajaran pertama dimulai.
Tujuan dari program tadarus al-Qur’an adalah sebagai bentuk penanaman nilai-
nilai keagamaan dan juga pembiasaan untuk siswa di luar mata pelajaran lain dan
diluar jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di MTs Negeri 2 Jakarta juga
ada ekstrakurikuler Baca Seni Qur’an atau biasa disebut dengan BSQ. Lain halnya
dengan tadarus al-Qur’an. Menurut kepala madrasah Ibu Yeni Triasih kegiatan
pembiasaan tadarus al-Qur’an harus dipertahankan dilembaga ini karena kegiatan
tadarus al-Qur’an ini memiliki hasil positif bagi siswa untuk bekal akhirat dan
juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.6
Menurut koordinator keagamaan sekaligus guru tahfidz al-Qur’an Ibu Tuti
Ani pembiasaan tadarus al-Qur’an bertujuan untuk membentuk karakter peserta
didik dengan menanamkan nilai-nilai religius, sikap yang sangat mencintai kitab
suci al-Qur’an, menumbuhkan sikap disiplin, dan juga melatih siswa agar terbiasa
malantukan ayat suci al-Qur’an dengan baik.7
4 Ibid.wawancara Keapala Sekolah
5 Taufik Husein, wawancara, 26 September 2018, Ruang Pertemuan MTsN 2 Jakarta.
6Ibid, wawancara Taufik Husein
7 Tuti Ani M.Ag, wawancara, 26 September 2018, Ruang Guru MTsN 2 Jakarta.
54
2. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan
Habitual Curriculum
Dengan adanya impelementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta tentu ada harapan yang menjadi tujuan
utama ditetapkannya pelaksanaan kegiatan ini. Berdasarkan hasil wawancara
oleh kepala MTs Negeri 2 Jakarta Ibu Yeni Triasih M.Pd pada tanggal 1
Oktober 2018. Beliau mengatakan bahwa aspek kemampuan yang diharapkan
pada pelaksanaan program Habitual Curriculum yakni:
a. Siswa hafal Juz 30 dan Juz 29 dan mampu membaca al-Qur’an dengan
tartil sesuai target bacaan yang telah ditentukan.
b. Siswa hafal do’a-do’a harian, bacaan sholat, dan dapat melantunkan
Asmaul Husna.
c. Pengembangan akhlakul karimah.
d. Pengembangan keterampilan dasar mengungkapkan pendapat positif
ketika kultum.
e. Pengembangan sikap kemandirian dan tanggung jawab
f. Pengembangan kemampuan menegakkan amar ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. (Penerapan dari mata pelajaran Aqidak Akhlak)
g. Mengembangkan minat baca siswa.
Selain adanya tujuan dari program pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an
di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan pastinya juga terdapat manfaat yang
dirasakan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi manfaat yang di
dapatkan dari pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah
antara lain:
a. Terciptanya lingkungan sekolah yang cinta al-Qur’an
Salah satu manfaat diterapkannya program pembiasaan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan salah satunya yaitu terciptanya
lingkungan sekolah yang cinta al-Qur’an. dengan diterapkannya program
pembiasaan tadarus al-Qur’an tentunya siswa akan terbiasa melantunkan
ayat suci al-Qur’an. Pembinaan cinta al-Qur’an adalah salah satu usaha
pendidikan agama Islam yang mengarah kepada pendekatan terhadap al-
55
Qur’an diantaranya yakni membaca al-Qur’an, memahami arti bacaan al-
Qur’an, menyimak atau mendengarkan bacaan al-Qur’an, menghafal al-
Qur’an dan berbagai macam kegiatan lainnya tentang al-Qur’an yang
mengarah pada kegiatan pembinaan cinta al-Qur’an.
Kecintaan terhadap kitab suci Al-Qur’an adalah sesuatu yang harus
ditanamkan pada dalam diri anak dari usia dini. Menurut Ibnu Khaldun
yang dikutip oleh Ablah Jawwad Al-Harsyi dalam bukunya menerangkan
bahwa pengajaran Al-Qur’an pada anak-anak kecil merupakan salah satu
bentuk syiar agama yang dilakukan oleh orang di berbagai kawasan Islam.
Pengajaran Al-Qur’an kepada anak-anak ketika mereka masih kecil akan
membuatnya lebih mudah diserap dalam hati mereka, ia akan menambah
kekuatan iman, serta menjadikan iman tersebut dapat memenuhi hatinya.8
Setiap mukmin yang mempercayai al-Qur’an, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya. Diantara kewajiban
dan tanggung jawabnya itu ia mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.
Sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid Khon Ibnu Rusyd
mengungkapkan :Hendaknya al-Qur’an diajarkan pertama kali kepada
anak kecil. Tujuannya semata untuk mempersiapkan secara fisik dan
intelektual dalam pengajaran ini agar ia mereguk bahasa aslinya dan
agar jiwanya tertanam ajaran-ajaran keimanan.9
Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu koordinator
kegamaan beliau mengatakan bahwa “Penerapan pembiasaan ini
termasuk salah satu penanaman nilai-nilai ajaran Islam disekolah
agar tercipta nuansa yang religius terlebih MTs Negeri 2 Jakarta
adalah lembaga pendidikan berbasis Islam yang tentunya harus
selalu mengutamakan ajaran Islam dan menanamkan nilai-nilai
agama pada peserta didiknya.”10
8 Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-kecil Hafal Al-Qur’an Panduan Praktis Bagi Orangtua
dalam Membimbing Anak Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Hikmah, Mizan Publika, 2006) Cet ke-
1., h. 11-12 9 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012),
h.13 10
Taufik Husein S.S, Wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuan MTsN 2
Jakarta.
56
Dapat disimpulkan bahwa implementasi program pembiasaan al-
Qur’an salah satu manfaatnya yaitu agar tercipta masyarakat sekolah yang
cinta akan al-Qur’an dan juga menciptakan suasana yang religius.
b. Mudah dalam melantukan ayat suci al-Qur’an
Manfaat ini dapat dirasakan oleh siswa itu sendiri. Siswa merasakan
bahwa ketika mereka terbiasa melakukan kegiatan tadarus al-Qur’an di
sekolah ketika kegiatan belajar mengajar di kelas terdapat potongan ayat
suci al-Qur’an mereka mudah dalam melantunkan ayat tersebut.
Dikarenakan mereka sudah terbiasa membaca ayat al-Qur’an. Seperti yang
dikatakan oleh Fitri salah satu siswi MTs Negeri 2 Jakarta, “Jadi menurut
aku tadarus yang dilaksanain di sekolah itu manfaat banget. Selain itu
manfaat tadarus yang aku rasain aku jadi lebih mudah dan terbiasa
melafalkan ayat al-Qur’an udah ga terbata-bata lagi. Kaidah tajwid juga
lumayan dipake karena sering denger dan baca ketika kegiatan tadarus.
Jadi kalo dibiasain tu jadi lancar baca al-Qur’annya.”11
c. Dapat memperbaiki bacaan al-Qur’an secara perlahan
Dalam penerapan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan ternyata terdapat salah satu manfaat ini yaitu
dapat memperbaiki bacaan al-Qur’an siswa secara bertahap. Dapat peneliti
simpulkan berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator keagamaan dan
siswa MTs itu sendiri bahwa kemampuan membaca al-Qur’an siswa
tentunya berbeda-beda. Ada yang sudah baik bacaannya dan sesuai dengan
kaidah tajwid bahkan suaranya juga indah, namun ada juga yang hanya
sekedar mampu membaca namun belum mengaplikasikan teori tajwid
ketika mereka membaca al-Qur’an. Sebagaimana pula yang dikatakan oleh
Bapak Taufik Husein selaku guru Bahasa Arab dan Juga Kaligrafi, dalam
mata pelajaran kaligrafi sama halnya dengan baca tulis Qur’an di sekolah
lain (BTQ). Bacaan dan tulisan siswa dalam mata pelajaran ini
diperhatikan dan di perbaiki.12
Maka di tambah lagi dengan program
11
Farihatul Fitri, wawancara, 1 Oktober , Ruang pertemuan MTsN 2 Jakarta. 12
Taufik Husein S.s, wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuan MTsN Jakarta.
57
habitual curriculum di sekolah yakni tadarus al-Qur’an yang dilaksanakan
setiap hari Selasa, Rabu da Kamis pagi. Kegiatan ini juga membantu siswa
dalam memperbaiki bacaan secara perlahan dengan cara membiasakan
siswa untuk melantunkan ayat suci al-Qur’an. walaupun tidak secara
langsung dan tatap muka pada guru, namun siswa yang dipilih menjadi
pemimpin ketika kegiatan tadarus berlangsung adalah mereka yang
memiliki kualitas bacaan al-Qur’an yang cuku baik bahkan mereka sudah
mengikuti kejuaraan MTQ.
d. Siswa menjadi lebih disiplin
Seiring dengan berjalannya kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs
Negeri 2 Jakarta selalu mengalami perubahan yang positif. Salah satunya
yakni siswa siwi di MTS Negeri 2 Jakarta menjadi lebih disiplin. Awal
mula diterapkannya metode pertama manfaat disiplin untu siswa belum
begitu terlihat hal tersebut berdasarkan pengamatan peneliti pada saat
melaksanakan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di sekolah
tersebut. Karena pengawasan dan perhatian dari dewan guru dalam
pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta belum berjalan manksimal. Maka tingkat kedisiplinan siswa dalam
kegiatan tadarus al-Qur’an juga belum terlihat. Masih banyak siswa yang
tidak melaksanakan kegiatan tersebut.
Setelah diterapkannya metode yang berbeda dengan perubahan
tempat pelaksanaan dan materi pada kegiatan tersebut maka tingkat
kedisiplinan siswa perlahan membaik. Berdasarkan hasil wawancara oleh
koordinator keagamaan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tadarus yang
diterapkan berbeda dari sebelumnya menghasilkan dampak positif bagi
siswa diantaranya yakni siswa lebih berdisiplin ketika kegiatan
berlangsung, lebih mudah mengatur siswa yang terlambat dan dewan guru
yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan tadarus al-
Qur’an setiap harinya dibantu oleh guru piket selalu melakukan tindakan
secara langsung bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah dan terdapat
poin ketika mereka melanggar disiplin. Jika dibandingkan metode
58
sebelumnya tingkat disiplin siswa dalam pelaksanaan kegiatan ini belum
begitu terlihat, melihat kondisi tersebut dilakukan di kelas masing-masing.
Maka guru tidak dapat mengawasi secara langsung. Dengan begitu
pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an saat ini dapat mengurangi angka
keterlambatan siswa dan siswa juga perlahan mentaati aturan yang berlaku
dan lebih berdisiplin dalam pelaksanaan kegiatan tadarus ini.
3. Pelaksanaan Program Pembiasaan Tadarus al-Qur’an siswa di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan.
a. Alokasi Waktu, Tempat dan Materi Kegiatan Tadarus Al-Qur’an.
Alokasi waktu disini yakni berapa lama siswa/siswi MTs Negeri 2
Jakarta Selatan melaksanakan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah.
Program ini bukanlah program muatan lokal maka alokasi waktu dalam
kegiatan ini tidak sama dengan mata pelajaran di kelas. Alokasi waktu
kegiatan tadarus al-Qur’an yakni 30 menit sebelum jam pelajaran pertama
dimulai. Bell berbunyi pukul 06.30, bersamaan dengan itu kegiatan tadarus
al-Qur’an di sekolah di laksanakan mulai pukul 06.30 sampai dengan
07.00. Namun, 30 menit itu dibagi lagi dalam dua kegiatan yakni kegiatan
tadarus al-Qur’an kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sholat Dhuha
berjamaah. Kegiatan tadarus al-Qur’an biasanya dilakukan selama 20
menit dan 10 menit lagi untuk sholat Dhuha berjamaah. Pelaksanaan
kegiatan tadarus al-Qur’an setiap Minggunya dilaksanakan tiga kali yakni
pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Untuk hari Senin dilaksanakan
Upacara bendera dan literasi atau bimbingan wali kelas dan untuk hari
Jum’at dilaksanakan pembacaan yasin dan tahlil, kultum untuk Minggu
pertama dan ketiga, Jum’at bersih atau Jum’at sehat dilaksanakan pada
Minggu ke dua dan ke empat setiap bulannya.
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta yaitu di lapangan sekolah. Tepatnya di
depan masjid al-Ikhlas. Seluruh siswa melaksanakan kegiatan tadarus al-
Qur’an kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sholat Dhuha berjamaah di
lapangan sekolah. Bagian sarana prasarana menyiapakan terpal dan karpet
59
sebelum bell dimulai. Awalnya kegiatan tadarus al-Qur’an dilaksanakan di
kelas masing-masing, kemudian sejak bulan Maret 2018 terhitung setelah
pergantian kepala madrasah, metode dan tempat pelaksanaan kegiatan
tadarus al-Qur’an di rubah. Mulai dari bulan Maret 2018 kegiatan tadarus
al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta dilaksanakan di lapangan secara
bersama-sama.
Untuk materi dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an awalnya
diterapkan per Juz tiap kelas. Misalnya, kelas tujuh ditugaskan untuk
membaca Juz satu sampai dengan sepuluh, kelas delapan ditugaskan
membaca Juz sebelas sampai dengan Juz dua puluh, kemudian kelas
sembilan ditugaskan membaca Juz dua puluh satu sampai dengan Juz tiga
puluh. Karena penerapan materi yang seperti itu dinilai kurang efektif
maka saat ini kepala madrasah dan koordinator keagamaan menetapkan
materi yang dibaca siswa/siswi dari kelas tujuh sampai kelas delapan
sama. Materi atau ayat al-Qur’an setiap harinya tidak ditentukan, yakni
mengikuti waktu kegiatan yaitu selama dua puluh menit. Pada umunya
kegiatan tersebut dilakukan dengan membaca 2 lembar al-Qur’an.
4. Perkembangan Kegiatan Tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta.
a. Metode pertama
Metode pertama terhitung sejak tahun 2010 MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan menetapkan adanya program pembiasaan tadarus al-Qur’an di
sekolah selama 30 menit sebelum mata pelajaran pertama dimulai. Seluruh
siswa melaksanakan kegiatan tadarus al-Qur’an dikelas masing-masing.
Materi yang dibaca peserta didik tidak ditentukan oleh kepala sekolah,
dewan guru maupun koordinator keagamaan. Materi bacaan tersebut
biasanya ditentukan oleh ketua kelas atau kesepakatan mereka, apakah
mereka ingin mengulas materi pada pelajaran tahfidz ataukah mereka ingin
membaca surat tertentu. Untuk kegiatan sholat Dhuha dilaksanakan di
masjid sekolah, siswa yang melaksanakan kegiatan sholat Dhuha hanya tiga
kelas setiap harinya, kemudian kelas lain yang tidak melaksanakan sholat
Dhuha ditugaskan untuk bertadarus al-Qur’an di kelas masing-masing.
60
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pembiasaan tadarus
al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta telah dilaksanakan sejak lama.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada kegiatan Praktik
Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhitung sejak bulan Agustus sampai
dengan bulan November 2017 tahun lalu, kegiatan tadarus yang
dilaksanakan di kelas terlihat kurang efektif. Siswa banyak yang tidak
mengikuti kegiatan tadarus al-Qur’an bahkan harus selalu diawasi, ditegur
oleh guru. Mereka kurang disiplin, bercanda, mengobrol dengan temannya
bahkan bermain handphone. Bahkan bisa terhitung siswa yang membaca al-
Qur’an dengan serius, mereka tidak membaca dan membawa al-Qur’an
dengan alasan tidak memiliki wudhu dan al-Qur’an tertinggal di rumah.
Dengan begitu pembiasaan yang dilakukan tersebut hanya sekedar
formalitas. Tidak ada evaluasi yang membahas tentang pelaksanaan
program kegiatan tadarus al-Qur’an. Maka hasil positif yang dirasakan
sangat sedikit dari metode yang terapkan pertama ini. Kepala madrasah
juga kurang berperan dalam kegiatan tadarus al-Qur’an siswa. Bahkan
setiap kegiatan tersebut berlangsung tidak ada pengawasan khusus yang
diberikan oleh guru terhadap peserta didik. Dengan begitu mereka dengan
seenaknya melakukan kegiatan yang mereka inginkan diluar kegiatan
tadarus al-Qur’an tersebut.
b. Metode kedua
Metode kedua yakni metode pembiasaan yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah baru yakni Dra. Hj. Yeni Triasih. Beliau sebelumnya
menjabat sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 26 pulau seribu.
Beliau lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejak
bulan Maret 2018 beliau menjabat sebagai kepala MTs Negeri Jakarta
Selatan. Kemudian beliau menerapakan adanya Habitual Curriculum (HC)
di MTs Negeri 2 Jakarta yang sebelumnya beliau juga terapkan di MTs
Negeri terdahulu. Salah satu kegiatan yang ada dalam program Habitual
Curriculum yakni program pembiasaan tadarus al-Qur’an.
61
Metode yang diterapkan oleh Ibu Yeni Triasih di MTs Negeri 2
Jakarta mengalami perubahan. Dari segi waktu, tempat dan juga materi.
Jika pelaksanaan metode sebelumnya sudah penulis paparkan di bagian
awal. Sedangkan pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an saat
ini dilaksanakan di lapangan secara bersama-sama, seluruh siswa mulai
dari kelas tujuh sampai dengan kelas delapan mengikuti kegiatan tadarus
al-Qur’an di lapangan kemudian dilanjutkan dengan sholat Dhuha
berjamaah. Alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an
selama 20 menit. Dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 06.50 kemudian
sepuluh menit dilanjutkan sholat Dhuha berjamaah sampai dengan pukul
07.00. Kegiatan tersebut berlangsung selama 30 menit sebelum mata
pelajaran pertama dimulai. Kegaiatan tadarus al-Qur’an di Mts Negeri 2
Jakarta dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Untuk hari Senin
dilaksanakan upacara bendera dan pembinaan wali kelas, kemudian untuk
hari Jum’at diisi dengan kegiatan membaca yasin dan tahlil, kultum,
Jum’at sehat dan Jum’at bersih. Materi yang dibaca dalam kegiatan
tadarus al-Qur’an mulanya dibagi antara tiap kelas per Juz. Misalnya kelas
VII Juz 1-10, kelas VII Juz 11-20, kelas IX Juz 21-30. Namun setelah
dilaksanakan seperti itu kegiatan terlihat tidak efektif. Namun berdasarkan
kesepakatan dewan guru maka materi yang dibaca dari kelas VII sampai
kelas IX sama. Tidak dibedakan dan bacaan yang dibaca secara berurutan
mulai dari Juz satu sampai dengan selesai. Siswa kelas VIII dan IX ada
yang dipilih oleh koordiantor kegamaan untuk memimpin jalannya
kegiatan tadarus al-Qur’an. Siswa yang terpilih tentunya dianggap mampu
membaca al-Qur’an dengan baik.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Tadarus al-
Qur’an.
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor penunjang keberhasilan
pelaksanaan suatu program. Adapun faktor pendukung dalam penerapan
62
kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan adalah sebagai
berikut:
1) Fasilitas kegiatan yang memadai
Salah satu indikator keberhasil suatu program di lembaga
pendidikan salah satunya yakni adanya fasilitas atau sarana dan
prasarana yang memadai. Terutama lingkungan sekolah yang bersih,
lingkungan sekolah yang bersih dapat menciptakan ketenangan ketika
melaksanakan suatu kegiatan. Jika suatu lingkungan tidak baik ataupun
tidak bersih, maka pelaksanaan kegiatan kurang berjalan dengan
efisien. Kenyamanan peserta didik harus diutamakan terutama
kebersihan lingkungan sekolah. Terlebih lembaga pendidikan yang
berbasis Islam. Tentunya sudah mengetahui betul, bahwa kebersihan
adalah sebagian dari iman. Setelah itu sarana dan prasarana yang
memadai. Menurut kepala madrasah Ibu Yeni Triasih, kegiatan akan
berjalan dengan baik jika terdapat fasilitas yang menunjang.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa sarana dan prasarana
MTs Negeri 2 telah memenuhi standar. Dan tentunya berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan yang peneliti amati terkaitan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an di sekolah. Dari segi tempat sudah memadai,
kemudian sound system, mic, karpet ataupun terpal dan kitab suci al-
Qur’an sebagai alat atau media dalam pelaksanaan kegiatan.13
2) Motivasi dan perhatian guru
Dalam segala kegiatan di lembaga pendidikan perhatian guru
terhadap peserta didik sangat diperlukan. Peserta didik saat ini harus
selalu dibekali motivasi. Karena motivasi tidak hanya berasal dari diri
sendiri (internal) namun motivasi dari luar atau orang lain juga sangat
mereka butuhkan (eksternal). Dengan adanya motivasi dan perhatian
dari guru, maka peserta didik akan tergugah hatinya untuk selalu
melaksanakan kegiatan sekolah dengan baik, tertib dan sesuai aturan
13
Dra. Hj. Yeni Triasih M.Pd, wawancara, 1 Oktober 2018, Ruang kepala sekolah MTsN
2 Jakarta.
63
yang berlaku tanpa menyalahi aturan dan melawan para dewan guru.
Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala madrasah, bahwa setiap
kegiatan upacara bendera tepatnya hari Senin kepala sekolah ataupun
dewan guru yang bertugas selalu memberikan perhatian, motivasi serta
do’a untuk seluruh peserta didiknya agar selalu melaksanakan kegiatan
di sekolah dengan ikhlas dan selalu tertib dalam berdisiplin.
Dalam memberikan motivasi guru tidak hanya sebatas pada
kegiatan upacara saja, namun dalam kegiatan pembinaan wali kelas dan
juga ketika pelajaran berlangsung. Guru selalu memberikan motivasi
dan arahan kepada peserta didik setiap harinya, tentunya juga
memberikan hadis ataupun firman Allah swt sebagai penguat dalam
motivasi tersebut. Begitu juga sejarah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw adalah salah satu suri tauladan yang patut kita teladani
karena akhlaknya yang sangat mulia, sifatnya yang sangat baik,
kemampuannya yang sangat cerdas, dan juga sikap yang tidak pernah
berdusta.14
3) Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an
Salah satu faktor pendudukung dalam pelaksanaan kegiatan
pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta salah satunya
yakni kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an. Berdasarkan hasil
wawancara oleh Bapak Taufik Husein selaku guru Bahasa Arab dan
koordinator keagamaan beliau menagatakan sejauh ini kemampuan
siswa siswi MTs Negeri 2 Jakarta tergolong cukup baik, tidak dikatakan
rendah dan juga tidak dikatakan bagus sekali. Minimal siswa siswi yang
bersekolah di MTs Negeri 2 Jakarta memiliki kemampuan membaca al-
Qur’an jika mereka tidak sama sekali mampu membaca al-Qur’an maka
ketika adanya seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mereka
tidak dikategorikan lulus. Maka kemampuan siswa dalam membaca al-
Qur’an dalam kegiatan tadarus al-Qur’an ini juga dibutuhkan. Jika
terdapat siswa yang masih belum bisa membaca al-Qur’an maka akan
14
Tuti Ani M.Ag, wawancara, 26 September, Ruang Guru MTsN 2 Jakarta.
64
terjadi kesulitan ketika mengikuti kegiatan keagamaan khususnya.
Secara umum kemampuan siswa siswi di MTs Negeri 2 Jakarta
alhamdulillah sudah dapat menunjang kegiatan tadarus al-Qur’an.
Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an ada yang memimpin
berjalannya kegiatan yakni siswa yang dipilih guru atau koordinator
kegamaan tentunya yang dianggap mampu untuk mengajak dan
melantunkan ayat suci al-Qur’an di depan tema-temannya. Siswa yang
dipilih dari kelas delapan dan sembilan. Bahkan kemampuannya sudah
sampai tingkat Nasional dalam mengikuti lomba Musabaqoh Tilwatil
Qur’an (MTQ).15
Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu siswa MTs Negeri 2
Jakarta kelas tujuh ia merasakan bahwa dirinya belum mampu untuk
membaca al-Qur’an dengan baik sesuai kaidah tajwid. Maka dengan
adanya siswa yang terpilih untuk memimpin kegiatan tadarus tersebut
sangat membantu siswa –siswi yang belum bisa membaca al-Qur’an
dengan baik. 16
Maka dalam pemilihan siswa yang dianggap mampu
untuk membaca al-Qur’an dengan baik salah satu kriterianya yaitu
mereka mampu mengaplikasikan teori tajwid keadalam bacaan al-
Qur’an. tidak hanya sekedar faham akan teori tajwid tersebut, namun
cara membacanya juga mereka faham.
4. Penerapan program habitual curriculum
Dalam pelaksanaan Habitual Curriculum (HC) kepala madrasah
beserta jajarannya membuat buku pedoman khusus yakni buku
Monitoring Penilaian Habitual Curriculum atau dikenal dengan
sebutan MPHC. Didalam buku monitoring penilaian habitual
curriculum terdapat format pelaksanaan Habitual curriculum.
MTs Negeri 2 menerapkan program pembinaan siswa yang
merupakan program khusus yang dilaksanakan dalam bentuk
pembinaan. Program pembinaan siswa merupakan bagian yang tidak
15
Taufik Husein S.s, wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuan MTsN 2 Jakarta. 16
Afaf Arifa, wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuanMTsN 2 Jakarta.
65
terpisahkan dari program kurikuler di MTs Negeri 2 Jakarta.
Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala madrasah, hasil dari
pembiasaan yang dilakukan seorang guru adalah terciptanya suatu
kebiasaan bagi anak didiknya. Seorang anak yang terbiasa
mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam lebih dapat diharapkan dalam
kehidupan dan akan menjadi seroang muslim yang saleh dan salehah.
Pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan membawa kebiasaan
tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian yang
tak dapat terpisahkan dari kepribadiannya.17
b. Faktor Penghambat
1) Kurang menghargai waktu
Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah tentunya
disiplin menjadi faktor utama dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
Dikategorikan berhasil jika suatu program dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator keagamaan
dan kepala MTs Negeri 2 Jakarta bahwa salah satu faktor penghambat
atau kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an
di sekolah salah satunya yaitu kurang menghargai waktu.
Kepala sekolah dan dewan guru berharap agar semua kegiatan
yang ada di sekolah dapat berjalan seuai waktu yang telah ditentukan
tidak kurang ataupun lebih. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti
amati, siswa kurang bisa menghargai waktu. Contohnya pada kegiatan
belajar mengajar berlangsung, mereka lebih senang melakukan aktivitas
diluar kelas atau free class, dan mereka cenderung mengulur waktu
yang telah ditentukan. Kesadaran mereka akan pentingnya waktu itu
belum ada. Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an salah
satunya yaitu ada alokasi waktu. Alokasi waktu dalam kegiatan ini
tidaklah lama atau sebanyak mata pelajaran lainnya. Melainkan hanya
20 menit kemudian dilanjutkan sholat Dhuha berjamaah. Namun
17
Dra. Yeni Triasih M.Pd, wawancara, 1 Oktober 2018, Ruang kepala sekolah MTsN 2
Jakarta.
66
dengan adanya waktu yang diberikan, walaupun sedikit namun
diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah
ditentukan dan tidak membuang-buang waktu. Dengan itu untuk
memanfaatkan waktu agar kegiatan tadarus berjalan dengan kondusif
dan efektif maka kepala madrasah menentukan bahwa seluruh peserta
didik diwajibkan sudah memiliki air wudhu untuk kegiatan tersebut.
Maka dengan berjalannya ketentuan tersebut dengan baik, maka
kegiatan juga tentunya berjalan sesuai yang diharapkan dan juga sangat
bernilai positif dalam pembiasaan siswa untuk lebih disiplin dalam
menghargai waktu.
Peraturan yang telah ditentukan oleh kepala sekolah dalam metode
baru ini yakni seluruh siswa diwajibkan untuk memiliki wudhu dari
rumah. Hal itu sangat dianjurkan karena untuk menghemat waktu.
Karena alokasi waktu yang tersedia dalam pelaksanaan kegiatan tadarus
al-Qur’an hanya dua puluh menit kemudian dilanjutkan untuk
melaksanakan sholat Dhuha berjamaah sepuluh menit. Namun masih
ada saja siswa yang belum memiliki wudhu ketika sampai disekolah.
Hal itu terus di perhatikan bersamaan dengan berjalannya kegiatan.
Dewan guru, kepala madrasah dan koordiantor keagamaan maupun
Organisasi Intra Sekolah (OSIS) juga turut membantu demi berjalannya
kegiatan pembiasaan tersebut dengan baik dan sesuai harapan. Tidak
hanya itu, keterlambatan siswa juga termasuk faktor kurangnya siswa
dalam menghargai waktu.
Berdasarkan hasil wawancara oleh siswa yang bernama Allya
mengatakan bahwa jika kegiatan tadarus al-Qur’an sudah berlangsung
masih terdapat siswa yang terlambat datang ke sekolah, masih ada
siswa yang berlama-lama ketika sudah diperintahkan untuk segera
melaksanakan kegiatan dan kemudian masih ada yang tidak membawa
al-Qur’an dari rumah.18
Dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran
dalam berdisiplin siswa belum sangat baik walaupun tentunya kepala
18
Allya, wawancara, 1 Oktober 2018, Ruang pertemuan MTsN 2 Jakarta.
67
sekolah maupun dewan guru selalu berusaha semaksimal mungkin
untuk mengurangi angka siswa yang sering melanggar disiplin. Dengan
berbagai tindakan yang tentunya mendidik siswa dan khususnya
mengingatkan siswa untuk selalu menjalankan kegiatan sekolah dengan
tepat waktu dan mengikuti peraturan yang berlaku dengan tidak sering
melanggar aturan.
2) Kurang pengawasan lebih
Penerapan program pembiasaan tadarus al-Qur’an akan berjalan
dengan efektif apabila ada pengawasan lebih terhadap suatu kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator keagamaan yakni Bapak
Taufik Husein S.s, beliau mengatakan bahwa jika dalam pelaksanaan
kegiatan tidak ada yang mengawasi, akibatnya siswa tidak mengikuti
kegiatan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tadarus diharapkan dapat
berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Maka koordinator keagamaan
dan kepala madrasah selalu rajin mengingatkan dewan guru untuk
secara bergantian mengawasi peserta didik dalam setiap kegiatan. Maka
pengawasan yang ekstra harus selalu di laksanakan dalam setiap
kegiatan terutama kegiatan pembiasaan tadarus-al-Qur’an.19
Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an terlihat bahwa
dewan guru yang bertugas untuk melakukan pengawasan sudah
menjalankan tugasnya dengan baik. Namun memang karena
pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di lapangan dan seluruh
siswa melaksanakan kegiatan tersebut maka dalam pengawasan
kegiatan tersebut juga seharusnya lebih banyak yang mengawasi agar
siswa siswi dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik tanpa
adanya gangguan dari temannya atau sibuk dengan dirinya sendiri.
6. Kegiatan Habitual Curriculum MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
a. Pelaksanaan Kegiatan Habitual Curriculum
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta adalah salah satu lembaga
pendidikan di daerah Jakarta Selatan yang dinaungi dibawah pimpinan
19
Taufik Husein S.s, wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuan MTsN 2 Jakarta.
68
Kementrian Agama. Sudah sepatutnya lembaga pendidikan yang berbasis
Islam harus memiliki program tersendiri untuk menjadikan peserta didiknya
memiliki kemampuan dan sikap yang mencerminkan sebagai seorang muslim
yang sejati. Dengan begitu kepala MTs Negeri Jakara menerapkan adanya
Habitual Curriculum atau dikenal dengan istilah HC.
Salah satu kelebihan manusia sebagi makhluk Allah swt adalah dia
dianugerahi fitrah untuk melaksanakan ajaranNya. Dalam kata lain manusia
dikarunia naluri beragama. Faktor lingkungan sangat berperan dalam
mempengaruhi perkembangan fitrah keberagamaan anak. Jiwa beragama atau
kesadaran bergama merujuk pada aspek rohaniah individu yang berkaitan
dengan keimanan kepada Allah swt yang direfleksikan dalam bentuk
peribadatan kepada Allah swt, baik bersifat hablumminallah maupun
hablumminannas.20
Berdasarkan kutipan diatas bahwa seorang anak juga tumbuh dengan
naluri keberagamaan. Faktor lingkungan membawa pengaruh besar terhadap
pertumbuhan mereka. Sebagaimana dapat disebut bahwa keluarga, sekolah dan
masyarakat adalah tri pusat pendidikan yang sangat berperan. Madrasah
pertama bagi seorang anak adalah ibunya, maka sepatutnya seorang ibu
maupun ayah dapat membimbing dan membina anak-anak mereka dalam
ajaran Islam sesuai aturannya. Tidak hanya di lingkungan keluarga, namun di
sekolah juga termasuk dalam tri pusat pendidikan. bahwa sekolah juga harus
berperan dalam pendidikan dan pertumbuhan anak baik secara formal maupun
non formal. Tidak hanya ilmu pengetahuan yang harus dibekali kepada anak
didik namun pengetahuan tentang agama juga mesti di bekali untuk bekal
mereka hidup di akhirat dan tentunya hidup sesuai syariat Islam.
Dengan begitu MTs Negeri 2 Jakarta menerapkan program pembinaan
siswa yang merupakan program khusus yang dilaksanakan dalam bentuk
pembinaan. Program pembinaan siswa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program kurikuler di MTs Negeri 2 Jakarta. Berdasarkan hasil
20
Syamu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet-ke13, h., 56
69
wawancara oleh kepala madrasah, hasil dari pembiasaan yang dilakukan
seorang guru adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didiknya. Seorang
anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam lebih dapat
diharapkan dalam kehidupan dan akan menjadi seroang muslim yang saleh dan
salehah. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan membawa kebiasaan
tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian yang tak dapat
terpisahkan dari kepribadiannya.21
Adapun aspek kemampuan yang diharapkan menjadi perangkat dalam
merealisasikan fungsi Habitual Curriculum ini, meliputi:
1. Hafal Juz 30 dan Juz 29 dan mampu membaca al-Qur’a dengan tartil
sesuai target bacaan yang telah ditentukan.
2. Hafal do’a-do’a harian, kata-kata mutiara, bacaan sholat, Asmaul Husna
dan pemahamannya.
3. Pengembangan akhlak al karimah.
4. Pengembangan keterampilan dasar mengungkapkan pendapat positif
ketika kultum.
5. Pengembangan sikap kemandirian dan tanggung jawab, (Penerapan dari
pelajaran PKn)
6. Pengembangan kemampuan menegakkan amar ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. (Penerapan dari mata pelajaran Aqidak Akhlak)
7. Mengembangkan minat baca siswa.22
Dalam pelaksanaan Habitual Curriculum (HC) kepala madrasah beserta
jajarannya membuat buku pedoman khusus yakni buku Monitoring Penilaian
Habitual Curriculum atau dikenal dengan sebutan MPHC. Didalam buku
monitoring penilaian habitual curriculum terdapat format pelaksanaan Habitual
curriculum. Diantaranya yaitu:
1. Materi hafalan kelas VIII semester I
2. Materi hafalan kelas VII semester II
3. Materi hafalan kelas VIII
4. Materi hafalan kelas IX
5. Materi hafalan Juz 29 kelas VII
6. Materi hafalan Juz 29 kelas VIII
7. Materi hafalan juz 29 kelas IX
21
Dra. Yeni Triasih M.Pd, wawancara, 1 Oktober 2018, Ruang kepala sekolah MTsN 2
Jakarta. 22
Buku Monitor Penilaian Habitual Curriculum MTs Negeri 2 Jakarta, h. iii
70
8. Nilai kerajinan, monitoring ibadah siswa, dan rangkuman kegiatan
Ramadhan
9. Tema kultum pelajaran PkN dan Aqidah akhlak
10. Penilaian kultum kelas masing-masing
11. Resume peringatan Isra’ Mi’raj
12. Resume peringatan Nuzulul Qur’an
13. Resume peringatan Tahun Barus Islam
14. Resume peringatan Maulid Nabi Muhammad saw
15. Rekapitulasi nilai budaya membaca
16. Catatan/pesan untuk wali kelas
17. Rekapitulasi nilai , dan
18. Catatan wali kelas23
Gambar 4.1
Buku Pedoman Habitual Curriculum
23
Ibid., v
71
Tabel 4.10
Format Pelaksanaan Habitual Curriculum24
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
06.30-07.00 Upacara Tadarus al-
Qur’an
Tadarus al-
Qur’an
Tadarus al-
Qur’an
Yasin, Tahlil
& Kultum
06.30-07.00
Pembinaan
Walas &
kultum
Hafalan Hafalan Hafalan Jum’at Sehat
06.30-07.00 Upacara Sholat Dhuha Sholat
Dhuha Sholat Dhuha
Yasin, Tahlil
& Kultum
06.30-07.00
Pembinaan
Walas &
Kultum
Literasi Literasi Literasi Jum’at Bersih
Tabel 4.11
Materi Hafalan Kegiatan Habitual Curriculum25
Kelas Materi Hafalan
VII
1. Do’a setelah shalat wajib
2. Do’a setelah shalat Dhuha
3. Asmaul Husna
4. Ayat-ayat al-Qur’an
QS. Al-Baqarah
Ayat 1-5
Ayat 284-286
24
Ibid., h. 1 25
Ibid., h.1
72
Ayat 225
Ayat 163
VIII
1. Pengulangan Materi kelas VII
2. QS An-Naas sampai dengan QS Adh-Dhuha
3. Do’a sehari-hari
4. Do’a sujud Syukur, Tilawah dan sujud Syahwi
5. Kata-kata mutiara
IX
1. Pengulangan materi kelas VIII
2. QS Al-Ghasiyah dan Al A’la
3. QS An-Naba
4. Do’a shalat tahajud
5. Do’a shalat istikharah
74
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan judul
Implementasi Program Pembiasaan Tadarus al-Qur’an Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan.
MTs Negeri 2 Jakarta telah menerapkan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an terhitung mulai dari tahun 2010. Pelaksanaan program
pembiasaan tadarus al-Qur’an di laksanakan berdasarkan kebijakan
sekolah bukan dari kebijakan kementrian agama. Pelaksanaan program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri 2 mengalami perubahan
pada tahun 2018 sejak bergantinya kepala madrasah di sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi bahwa
implementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta saat ini menghasilkan dampak positif bagi peserta didik
diantaranya yaitu: Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang
bernuansa islami dan lebih mencintai al-Qur’an, siswa siwi MTs Negeri 2
Jakarta terlihat semakin berdisiplin,setelah bertadarus al-Qur’an hati
menjadi tenang, mudah dalam menghafal dan melantunkan ayat al-Qur’an,
kemampuan membaca al-Qur’an dan beribadah siswa siswi MTs Negeri 2
Jakarta perlahan mengalami peningkatan dengan diterapkannya program
Habitual Curriculum. Alokasi waktu pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an di sekolah selama 20 menit kemudian 10 menit dilanjutkan dengan
sholat Dhuha berjamaah di lapangan sekolah. Kegiatan tadarus al-Qur’an
dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kami pagi sebelum mata
pelajaran dimulai. Penerapan kegiatan tadarus al-Qur’an dan habitual
Curriculum di sekolah ini yakni bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
ajaran agama Islam berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
75
kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk habitual curriculum terbukti sangat efektif
dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa dengan menerapkan metode
pembiasaan salah satunya yakni pembiasaan tadarus al-Qur’an, menghafal ayat-ayatl al-
Qur’an, do’a sehari-hari, melantunkan asmaul husna dan selalu berperilaku baik dan
bertanggung jawab serta melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi segala
laranganNya.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Tadarus al-Qur’an siswa
Dalam pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan tentunya terdapat faktor pendukung dan penghambat kegiatan tersebut.
Faktor pendukung implementasi program pembiasaan al-Qur’an tersebut diantaranya
yaitu: fasilitas kegiatan yang memadai, motivasi dan perhatian dari dewan guru,
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an berbeda-beda dan diterapkannya program
habitual curriculum. Selain dari adanya faktor pendukung yang terdapat pula faktor
penghambat dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan diantaranya yaitu: siswa masih kurang berdisiplin, kurang pengawasan lebih, dan
kurang menghargai waktu.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka berikut ini dikemukakan implikasi dari
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implementasi program pembiasan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari dan kehidupan di masa yang akan datang. Dalam penerapan kegiatan
pembiasaan tadarus al-Qur’an perlu adanya dukungan dari kepala sekolah, dewan guru
dan khususnya koordinator keagamaan. Agar suatu program tersebut berjalan sesuai
harapan maka perlu adanya pengawasan lebih, motivasi dan evaluasi setiap akhir pekan
agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan selalu menghasilkan dampak yang positif
bagi pserta didik.
2. Implikasi Praktis
a. Dalam penerapan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah pastinya terdapat kendala
yang terjadi dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Namun semua kendala itu tentunya
76
dapat diatasi dengan berbagai usaha dari pihak sekolah, guru maupun siswa itu
sendiri. Beberapa usaha yang mungkin dilakukan yaitu :
1) memberikan program bimbingan khusus bagi siswa atau siswi yang belum lancar
bacaan al-Qur’annya, 2) menambah alokasi waktu pelaksanaan program kegiatan
tadarus al-Qur’an, 3) memberikan pengawasan ekstra terhadap siswa siswi dalam
pelaksanaan suatu program.
b. Berdasarkan hasil temuan peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta, dapat dijadikan sebagai
gambaran bagi sekolah lain untuk dapat menerapkan kegiatan intrakurikuler seperti
habitual curriculum (HC) di luar jam pelajaran sekolah yang bersifat kegamaan
yakni pembinaan dan dalam pendidikan agama Islam.
C. Saran
Setelah melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan secara langsung, maka
dapat dikemukan beberapa hal diantaranya yaitu:
1. Peneliti berharap implementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta dapat dipertahankan dan selalu ditingkatkan agar semua tujuan yang diharapkan
dapat tercapai secara optimal.
2. Mengingat perlunya program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah terutama program
habitual curriculum, sebaiknya guru harus selalu mengawasi dan mengingatkan siswa
untuk dapat melaksanakan kewajiban mereka dengan mengikuti dan melaksanakan
program habitual curriculum tersebut. Bukan hanya di lingkungan sekolah namun
kegiatan yang sekiranya dilakukan di rumah harus selalu diperhatikan dan memberikan
penilaian pada kegiatan tersebut secara objektif berdasarkan fakta yang mereka lakukan
yaitu agar siswa dapat melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang taat terhadap
perintah Allah swt.
3. Pihak sekolah harus selalu melakukan komunikasi kepada pihak orang tua secara khusus
terkait pelaksanaan kegiatan pembiasaan tadarus al-Qur’an yang mencakup program
habitual curriculum di lingkungan keluarga. Dengan begitu diharapkan orang tua juga
dapat membantu guru dalam mengawasi dan mengingatkan siswa untuk melaksanakan
program habitual curriculum dengan sebaik-baiknya agar mendapat penilaian yang baik
dari wali kelas masing-masing dan menjadi kegiatan yang selalu diaplikasikan oleh siswa
dalam kehidupan sehari-hari untuk bekal mereka di akhirat.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdillah, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh al-Bukhari. Jami
Shahih. Shahih Buhkari. Kairo: Daar el-syuab. 1987M/1407H. Cet ke-1,
Jilid 2.
Afandi, Darma. Al-Qur’an Petunjuk Hidup Bagi Manusia. Jakarta: Bahtera Ilmu.
2010. Cet ke-1.
Ahmad Abdullah, Muhammad. Metode Cepat dan Efektif menghafal Al-Qur’an
Al-Karim. Jogjakarta: Garailmu, 2009. Cet ke-1.
Al-Qur’an dan Terjemahnya. Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd
Alwi, Idrus. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Daraz Publishing, 2013.
Cet. Ke-1.
Ardy Wiyani, Novan. Pendidikan Agama Islam berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Alfabeta. 2013. Cet-1.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002. Cet ke-1.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008. Cet Ke-2.
Ary Gumanti, Tatang dkk. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2016.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. Cet. 6.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008
Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Halamik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. 2011.Cet ke-4.
Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra. 2011. Cet ke-4.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
78
Jawwad Al-Harsyi, Ablah. Kecil-kecil Hafal Al-Qur’an Panduan Praktis Bagi
Orangtua dalam Membimbing Anak Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:
Hikmah Mizan Publika, 2006. Cet ke-1.
Khalil al-Qattan, Manna. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Liter
Antarnusa, 2015. Cet-ke 18.
Majid Khon, Abdul. Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana,
2012.
----- . Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim dari
Hafash. Jakarta: Amzah, 2013. Cet ke-2.
Manna al-Qaththan, Syaikh. Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2013. Cet-1.
Monitor Penilaian Habitual Curriculum. MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
Mulyasa, E. Pendidikan Agama Islam berbasis kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2004. Cet pertama.
Nata, Abudin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2009. Cet ke-1. edisi pertama
-------. Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.
------. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2015.
Nawawi, Imam. Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata Caranya.
Bandung: Al- Bayan, 1996. Cet ke-1.
Nurdin, Syafruddin. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Ciputat: Quantum Teaching Ciputat
Press Group. 2010.
Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam Analis Filosofis Sistem Pendidikan Islam
Jilid 1. Jakarta: Kalam Mulia. 2015. Cet- keempat.
Saiful Ma’arif, Bambang dkk. Teknik Menghafal al-Qur’an Kaifa Tahfazul
Qur’an. Jakarta: Sinar Baru Algesindo. 2005.
Salim Baduwailan, Ahmad Bin.. Cara Mudah dan Cepat Hafal al-Qur’an. Solo.
Kiswah. 2014.
Stori, Djam’an dan Komariah, Aan. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2013.
79
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Cet. Ke-15.
Surasman, Otong. Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan
Benar. Jakarta: Gema Insani. 2004. Cet ketiga
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2013. Cet ke-16.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. Cet-ke 9.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2010. Cet
ke1.
W.J.S Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: PN
Balai Pustaka, 1984.
Winarni, “Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan Shalat
Dhuha siswa kelas VIII MTs Negeri Gondowulung Bantul Yogyakarta”,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Moh. Soleh, “Pembiasaan Shalat Dhuha dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas 4
di MI Maarif Candran Yogyakarta”, Skripsi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2013.
Nurul Faizah Lestari, “Program Pembiasaan Membaca al-Qur’an Kelas V di MI
Muhammadiyah Watubelah Banjarnegara”, Skripsi pada Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015.
80
Lampiran 1
HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN SISWA
Hari/ Tanggal : Selasa, 25 September 2018
Tempat : MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Objek Pengamatan : Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al-Qur’an
Perilaku Guru dan Siswa
No Aspek yang diamati Deskripsi
1 Persiapan sebelum
pelaksanaan kegiatan
Sebelum kegiatan dimulai siswa siswi MTs
Negeri 2 diwajibkan sudah memiliki wudhu
dari rumah. Maka sesampainya mereka
disekolah dan bel sekolah berbunyi staff yang
bertugas sebagai sarana prasarana
mempersiapkan karpet/terpal di tengah
lapangan sekolah tepatnya di depan masjid
sekolah. Tidak hanya siswa siswi MTs Negeri
2 Jakarta yang melaksanakan kegiatan tadarus
Al-Qur’an, namun seluruh guru juga bersiap-
siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
2 Pelaksanaan kegiatan
tadarus Al-Qur’an
Kegiatan berlangsung di lapangan sekolah
MTs Negeri 2 Jakarta. Seluruh siswa MTs
Negeri 2 Jakarta melaksanakan kegiatan
tadarus tersebut mulai dari kelas VII sampai
dengan kelas IX. Seluruh siswi juga terlihat
mengenakan mukena pada saat kegiatan
tadarus berlangsung.
81
3 Alokasi waktu
pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan tadarus Al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta berlangsung
selama 20 menit. Tepatnya kegiatan tadarus
al-Qur’an berlangsung setelah bel tanda
masuk berbunyi. Bel berbunyi pada pukul
06.30 WIB kemudian mulailah dilaksanakan
kegiatan pembiasaan tadarus al-Quran
tersebut dilaksanakan. Kegiatan tadarus al-
Qur’an dipimpin oleh seorang siswa, setiap
harinya secara bergantian. Kemudian setelah
kegiatan tadarus al-Qur’an dilaksanakan
dilanjutkan sholat dhuha berjamaah yang
dipimpin oleh guru .
4 Sikap siswa ketika
kegiatan berlangsung
Berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan siswa maupun seluruh guru yang
mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an
tersebut berjalan dengan baik dan sesuai
harapan. Siswa siswi terlihat antusias, disiplin
dan saling mengingatkan teman sebayanya
demi terlaksananya kegiatan tersebut. Siswa
terlihat sangat khidmat ketika kegiatan
tadarus Al-Qur’an berlangsung. Terlebih
siswa yang dipilih koordiantor keagamaan
untuk memimpin tadarus Al-Qur’an secara
bergantian setiap harinya. Bacaan yang
dilantunkan juga sangat baik dan bersuara
merdu. Semua siswa siswi juga mengikuti
kegiatan dengan serius, tidak ada yang
bercanda, mengantuk dan bercanda. Seluruh
siswa juga membawa kitab suci Al-Qur’an
dari rumahnya masing-masing dan mereka
82
juga terlihat sangat bertanggung jawab dan
menjalankan kegiatan pembiasaan tadarus Al-
Qur’an tersebut.
5
Materi pada
pelaksanaan kegiatan
tadarus Al-Qur’an
Pada awal diterapkannya kegiatan tadarus al-
Qur’an sejak tahun 2010 kegiatan
dilaksanakan di kelas masing-masing.
Kemudian materi bacaan tadarus tidak
ditentukan oleh guru. Sejak pergantian kepala
sekolah baru Dra. Yeni Triasih M.Pd pada
bulan Maret 2018 penerapan kegiatan tadarus
al-Qur’an di modifikasi dari muali tempat
pelaksanaan dan materi. Yang mulanya di
elas saat ini dilaksanakan dilapangan secara
berjamaah dan materi bacaan al-Qur’an
berurutan dari Juz 1 sampai dengan selesai.
Setiap harinya tidak ditentukan, tergantung
situasi dan kondisi yaitu selama 20 menit.
83
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI SEKOLAH
A. Sarana dan Prasarana
No Fasilitas Jumlah
Keterangan
1 Lapangan Sekolah 1
Lapangan MTs Negeri 2 Jakarta
berukuran P = dan L=
Lapangan digunakan untuk aktivitas
sekolah. Contohnya : Sholat dhuha dan
tadarus al-Qur’an berjamaah, Upacara
bendera, olahraga, dan kegiatan lainnya.
2 Masjid 1
Masjid MTs Negeri 2 bernama Al-
Ikhlas. Masjid MTsN 2 terlihat baik dan
digunakan untuk tempat beribadah
siswa siswi, guru maupun karyawan
sekolah. Didepan sisi kanan masjid
terdapat tempat untuk wudhu.
3 Ruang Kepala
Sekolah 1
Ruang kepala madrasah MTs Negeri 2
Jakarta terlihat sangat baik. Lingkungan
ruang tersebut juga bersih dan terdapat
pendingin udara (AC) dan juga
dilengkapi WC kepala madrasah.
Terdapat lemar arsip, sofa untuk tamu
dan ruang khusus kerja kepala madrasah
dan juga terdapat bendera sekolah dan
bendera Indonesia.
4 Ruang Guru 1
Ruang guru terdapat di samping ruang
kepala madrasah. Terlihat ruang guru
ini sangat luas dan juga terdapat sofa
untuk penerimaan tamu. Kemudian
84
masing-masing guru memiliki mejanya
sendiri dan terdapat westafel.
Kondisi terlihat baik dan nyaman.
5 Ruang Tata Usaha 1
Ruang TU MTs Negeri 2 terdapat di
antara ruang UKS dan ruang kepala
madrasah. Ukuran ruang TU cukup
luas. Terlihat nyaman dan baik.
6 Ruang UKS 1
Ruang UKS terdapat di samping ruang
TU. Kondisi ruang UKS baik dan
terdapat peralatan untuk kesehatan dan
juga terdapat 1 buah kasur.
7 Ruang
Laboratorium 2
Ruang Lab di MTsN 2 terdapat 2 buah.
Yakni Lab IPA dan Lab Komputer.
8 Ruang Pertemuan 1
Ruang pertemuan terdapat di samping
masjid sekolah. Kondisinya baik, di
dalamnya terdapat meja, bangku, TV,
AC, lemari arsip dan lainnya. Ruang ini
digunakan untuk acara rapat guru,
pertemuan kepala sekolah dan lainnya.
9 Ruang Aula 1
Ruang aula terdapat di lantai dua.
Tepatnya diatas masjid sekolah. Aula
sekolah biasanya digunakan untuk
kegiatan ekstra kulikuler.
10 WC Guru 2 Wc terlihat baik.
11 WC Siswa 6 Wc terlihat baik .
12 Ruang Kelas 15
Terdapat di lantai 1 dan 2. Terhitung
mulai dari kelas VII sampai kelas IX.
Masing-masing tingkatan ada 5 kelas.
7.1, 7.2, 7.3, 7.4 7.5 dan seterusnya.
Kelas terlihat baik, terdapat lemari guru,
85
proyektor, foto presiden dan wakilnya
dan terdapat alat piket.
13 Kantin Sekolah 2
Kantin sekolah terdapat di belakang
ruang guru.
14 Ruang Osis 1
Ruang osis MTsN 2 terdapat di lantai 2
tepatnya disamping tangga sisi kiri.
15 Ruang BK 1
Ruang BK terdapat di lantai 2. Tepatnya
disamping ruang komputer
16 Koperasi sekolah 1
Koperasi terdapat disamping kantin
sekolah. Dan terlihat baik dan cukup
membantu siswa untuk membeli
peralatan sekolah.
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA KEPALA MADRASAH
Nama : Dra. Hj. Yeni Triasih M.Pd
Hari/Tanggal : Senin 1 Oktober 2018
Waktu : 09.30 s.d selesai
Tempat : Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Pertanyaan
1. Bagaimana latar belakang pelaksanaan program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an di sekolah ini ?
Jawaban : Sejalan dengan visi misi serta tujuan MTs Negeri 2 Jakarta, dalam
melaksanakan pendidikan Islam bagi generasi mendatang maka perlu disusun
Program pembinaan siswa yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
progrm kurikuler di MTs Negeri 2. Maka dibuatlah pembinaan intrakurikuler
yang dikenal dengan Habittual Curriculum (HC). HC merupakan program
khusus yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan membaca al-Qur’an,
berdo’a, kultum, mengumandangkan asmaul husna dan penghayatannya serta
membiasakannya, memberikan pemahaman dan pemantapan untuk selalu
berakhlak mulia dalam upaya menanamkan nilai-nilai kemandirian .
Kemudian di terapkannya program pembiasaan tadarus al-Qur’an ini untuk
membiasakan siswa siswi di MTs Negeri 2 Jakarta agar mereka cinta terhadap
al-Qur’an dengan cara membiasakan mereka untuk membaca, manghafal ayat
ataupun surat, dan memahami arti yang terdapat dalam al-Qur’an. Dengan
adanya program ini, maka secara otomatis siswa akan terbiasa dalam
membaca al-Qur’an dan menjadikan al-Qur’an adalah kebutuhan pokok bagi
diri mereka. Karena sesungguhnya itulah kewajiban umat muslim yakni
beribadah kepada Allah swt dengan cara membaca al-Qur’an, menghafal,
mentadabburi bahkan mengamalkan ajaran Islam dan menjauhkan larangan
Allah swt.
87
2. Sejak tahun berapa sekolah menerapkan pembiasaan tadarus Al-Qur’an
?
Jawaban : Saya menjadi kepala sekolah di MTs Negeri 2 Jakarta terhitung dari
bulan Maret. Namun program pembiasaan tadarus sudah ada disekolah ini.
hanya pola/metode saja yang saya rubah dikarenakan metode yang pertama
kurang efektif menurut saya. Pembiasaan tadarus menerapkan kegiatan ini
terhitung dari tahun 2010.
3. Apakah tujuan diterapkannya program pembiasaan tadarus Al-Qur’an ?
Jawaban : Untuk membiasakan siswa/siswi dalam kegiatan membaca Al-
Qur’an, belajar berdisiplin, belajar memberanikan diri untuk menjadi
pemimpin dalam membaca al-Qur’an, agar bacaan al-Qur’an meningkat, dan
tentunya agar kebiasaan ini tidak hanya dilakukan disekolah namun dirumah
juga harus dilaksanakan. Menurut saya kegiatan pembiasaan tadarus al-Qur’an
harus dipertahankan dilembaga ini karena kegiatan tadarus al-Qur’an ini
memiliki hasil positif bagi siswa untuk bekal akhirat dan juga aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Program pembiasaan al-Qur’an dipercayakan oleh
koordinator keagamaan yang dibentuk oleh sekolah untuk membina siswa dan
mengawasi kegiatan keagamaan. Program pembiasaan tadarus juga
merupakan salah satu program guna untuk menumbuhkan kecintaan siswa
pada al-Qur’an. Program ini dibentuk agar menjadi sebuah pembiasaan yang
baik dalam kegiatan sehari-hari siswa bukan hanya di sekolah namun juga
ketika mereka berada di lingkungan keluarga/ masyarakat. Hasil dari
pembiasaan yang dilakukan seorang guru adalah terciptanya suatu kebiasaan
bagi anak didiknya. Seorang anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai
ajaran Islam lebih dapat diharapkan dalam kehidupan dan akan menjadi
seroang muslim yang saleh dan saleha. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini
akan membawa kebiasaan tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga
menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari kepribadiannya.
4. Apakah program pembiasaan tadarus Al-Qur’an selama ini sudah
berjalan dengan baik sesuai harapan ?
88
Jawaban : Awalnya saya menjadi kepala madrasah disekolah ini, menurut saya
metode dalam pelaksanaan kegiatan tadarus belum berjalan efektif. Masih
banyak siswa yang tidak berdisiplin dan kurang pengawasan. Maka dengan
dirubahnya metode yang saat ini diterapkan, alhamdulillah sejauh ini terlihat
efektif dan sesuai harapan. Walaupun masih saja ada kendala yang terjadi,
namun semua itu ada evaluasinya.
5. Adakah ketentuan yang berlaku dalam kegiatan tadarus al-Qur’an di
sekolah ?
Jawaban : Ketentuan ataupun peraturan pasti ada pada setiap pelaksanaan suatu
kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an ketentuannya adalah :
1. Siswa diwajibkan membawa alat ibadah dari rumah mereka masing-masing
. (Putri : mukena dan sajadah Putra: peci dan sajadah)
2. Siswa/siswi diwajibkan membawa al-Qur’an dari rumah
3. Siswa/siswi diwajibkan memiliki air wudhu dari rumah
4. Siswa/siswi diwajibkan mentaati aturan yang berlaku dalam pelaksanaan
kegiatan
6. Apakah program pembiasaan tadarus Al-Qur’an disekolah ini ada
kaitannya dengan pembinaan hafalan Al-Qur’an siswa pada mata
pelajaran Tahfidz Qur’an ?
Jawaban : Tidak. Karena kegiatan tadarus al-Qur’an hanya sebatas pembinaan
diri siswa dan ini termasuk program intrakurikuler atau disebut dengan HC.
Kalau tahfidz qur’an itu masuk ke dalam muatan lokal dan ada RPP nya.
7. Apa saja dukungan yang diberikan kepada kepala sekolah dalam
pelaksanaan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an ?
Jawaban : Saya sebagai kepala madrasah di MTs Negeri 2 Jakarta tentunya
mengharapkan agar siswa/siswi di sekolah ini dapat membaca al-Qur’an
dengan baik, mentaati aturan yang ada, berlaku disiplin ketika kegiatan ini
dilaksanakan. Maka dukungan yang diberikan selain motivasi, namun juga
pengawasan terhadap anak kemudian ikut melaksanakan kegiatan tersebut.
Dari segi sarana prasarana tentunya kepala madrasah yang menugasi bagian
89
sarpras untuk selalu on time menyediakan fasilitas untuk kegiatan tersebut
agar berjalan efektif dan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
8. Adakah evaluasi setiap bulan yang diadakan kepala sekolah dan para
guru dalam pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Tentu ada. Setiap bulan ada rapat evaluasi kepala sekolah dengan
guru-guru. Maka disitulah kami membahas tentang evaluasi program dan
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
9. Adakah kendala yang dialami dalam menerapkan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Dalam kegiatan ini, kendala itu pasti ada saja diluar ekspektasi kita.
Biasanya kendalanya di anak-anak.
Contohnya: Aturan yang seharusnya sebelum ke sekolah siswa siswi wajib
sudah berwudhu di rumah. Namun ada saja yang belum wudhu.
Masih ada yang terlambat datang ke sekolah dan juga tidak membawa al-
Qur’an.
10. Faktor apa saja yang mendukung dalam pelaksanaan program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an di sekolah?
Jawaban : Motivasi dari kepala sekolah dan guru tentunya dalam kegiatan ini.
kemudian dari segi pengawasan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan agar
berjalan efektif, sarana prasarana yang harus ada dalam pelaksanaan kegiatan.
Contohnya : terpal/ karpet yang akan digunakan, sound, dan al-Qur’an.
11. Bagaimana alokasi waktu dan materi untuk pelaksanaan kegiatan
tadarus al-Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Untuk alokasi waktu dalam kegiatan tadarus al-Qur’an ini dimulai
dari pukul 06.30-07.00 sebelum mata pelajaran pertama dimulai.
Untuk hari Senin kegiatannya upacara dan pembinaan wali kelas
Untuk hari Selasa – Kamis itu kegiatan tadarus Al-Qur’an
Untuk hari Jum’at itu di rolling setiap minggungnya ada kultum, yasin, tahlil,
Jum’at bersih dan Jum’at sehat.
90
12. Apakah program tadarus Al-Qur’an termasuk program unggulan di
MTs Negeri 2 Jakarta ? Adakah buku pedoman yang diberikan siswa ?
Jawaban : Dikatakan unggul tidak. Karena kegiatan ini adalah kegiatan
intrakurikuler siswa. Yang sengaja kami terapkan untuk pembiasaan dan
pembinaan peserta didik di sekolah dan menjadikan kegiatan tersebut menjadi
kegiatan pokok di rumah mereka masing-masing. Karena membaca al-Qur’an
sangat dianjurkan bagi seorang muslim dalam sehari. Minimal satu ayat.
Buku pedoman ada. Namanya Monitor Penilaian Habitual Curiculum
(MPHC).
91
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA KOORDINATOR KEAGAMAAN
Nama : Tuti Ani M.Ag
Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 14.30 s.d selesai
Tempat : Ruang Guru
Pertanyaan
1. Sudah berapa lama sekolah mengimplementasikan program pembiasaan
tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Program pembiasaan tadarus ini dilakukan terhitung sejak dari
tahun 2010. Sampai dengan sekarang .
2. Apa yang menjadi latar belakang pelaksanaan tadarus al-Qur’an di
sekolah ?
Jawaban : Untuk membiasakan peserta didik membaca al-Qur’an setiap hari
agar menjadi kebutuhan pokok mereka yang tidak bisa mereka tinggalkan
sebagai seorang muslim yang baik. Tentunya pembiasaan ini dilakukan sejak
dini agar mereka terbiasa dalam melaksanakan kegiatan ibadah lainnya. Tidak
hanya disekolah namun dirumah mereka juga dan untuk penanaman nilai
kegamaan agar peserta didik tidak terombang ambing dengan pesatnya
perkembangan zaman dan juga menyangkut visi misi sekolah.
3. Apa saja tujuan pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Tujuan pembiasaan tadarus al-Qur’an bertujuan untuk membentuk
karakter peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai religius, sikap yang
sangat mencintai kitab suci al-Qur’an, menumbuhkan sikap disiplin, dan juga
melatih siswa agar terbiasa malantukan ayat suci al-Qur’an dengan baik dan
membiasakan siswa berakhlak mulia, terbiasa membaca al-Qur’an dan
mengamalkan kegiatan yang positif dilingkungan rumah dan sekolah, tentunya
juga mengembangkan minat baca siswa.
92
4. Bagaimana efektifitas pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta ?
Jawaban : Kegiatan ini berjalan dengan baik. Walaupun masih banyak kendala
yang terjadi. Namun metode yang diterapkan saat ini menurut saya lebih
efektif dibandingkan metode sebelumnya.
5. Bagaimana metode tersebut diterapkan? Apa perbedaannya metode
yang sekarang dilaksanakan dengan metode sebelumnya ?
Jawaban : Metode pertama, kegiatan tadarus dilaksanakan di kelas masing-
masing, diawasi dengan guru mata pelajaran dan dikontrol guru piket, masing-
masing bacaan yang dibaca berbeda tergantung bacaan masing-masing, belum
ada buku pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, belum ada
evaluasi yang berkaitan dengan kegiatan ini, siswa kurang antusias dan tidak
terlihat disiplin dalam melaksanakan kegiatan tersebut dan tidak efektif.
Metode saat ini, kegiatan tadarus al-Qur’an dilaksanakan di lapangan secara
bersama-sama, materi yang dibaca sama, ada siswa yang memimpin bacaan
tadarus, diawasi dengan guru, guru juga ikut membaca, anak-anak terlihat
antusias dan semua membaca al-Qur’an, tidak bercanda maupun ngobrol, dan
lebih semangat keliatannya dibanding metode pertama.
6. Apakah ketika kegiatan tadarus Al-Qur’an berlangsung terdapat
hambatan yang ibu/bapak rasakan ?
Jawaban : Hambatan yang terjadi paling dari anak-anak. Yang harusnya
mereka sudah wudhu di rumah, tapi masih ada yang belum wudhu atau batal
dijalan. Kepala sekolah sudah memberikan ketentuan untuk siswa agar
membawa al-Qur’an masing-masing, namun ada saja yang tidak membawa,
masih ada siswa yang tidak membaca.
7. Bagaimana perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Cukup baik. Karena saat ini mulai bulan Maret 2018 sudah ada
perubahan metode dalam kegiatan. Yang tadinya baca dikelas sekarang baca
dilapangan secara berjamaah kemudian dilanjutkan dengan sholat dhuha
berjamaah.
93
8. Apakah hasil positif yang dirasakan para guru dengan adanya program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an ?
Jawaban : Anak-anak jadi terbiasa baca al-Qur’an, mereka juga lebih disiplin
sejak diterapkan metode yang sekarang. Sholat Dhuha berjamaah juga semua
melaksanakan. Kalo yang dulu itu ga semua, jadi 3 kelas yang sholat Dhuha
selebihnya tadarus al-Qur’an. Kalo metode sekarang semua melakukan
tadarus al-Qur’an kemudian setelah itu sholat Dhuha berjamaah di lapangan.
9. Pada saat kegiatan berlangsung adakah pembimbing khusus atau selaku
koordinator kegamaan yang memimpin berjalannya kegiatan tadarus
tersebut?
Jawaban : Kalo koordinator palaksanaan kegiatan ada. Saya sendiri dan Bpk
Taufik. Tapi kalo yang memimpin bacaan tadarus al-Qur’an itu siswa yang
dipilih yang dianggap mampu dan sudah bisa membaca al-Qur’an dengan
baik. Kalo guru dan koordinator kegamaan mengawasi dan ikut membaca
dibelakang siswa biasanya.
10. Apakah kegiatan tersebut hanya diberlakukan untuk siswa ?
Jawaban : Ya. Karena guru memiliki program tersendiri di grup Whatsapp.
Untuk kegiatan membaca al-Qur’an itu. Tetapi dianjurkan sekali guru-guru
mengawasi semua peserta didik dalam kegiatan tadarus al-Qur’an. Tentunya
kita semua bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan ekstra maupun intra
sekolah.
11. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an ? apakah
sudah baik, atau masih rendah?
Jawaban : Alhamdulillah sudah baik, walaupun msih ada yang belum faham
betul tentang kaidah tajwid dan cara bacanya. Namun untuk membaca sejauh
ini lumayan baik. Berdasarkan fakta karena saya mengajar di kelas juga jadi
terlihat mana siswa yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik sesuai
kaidah tajwid, mana yang hanya sekedar mampu membaca namun tidak
terlalau memperhatikan kaidah tajwidnya.
94
12. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di
sekolah salah satunya yaitu adanya fasilitas atau sarana prasarana yang
memadai, kegiatan akan berjalan dengan baik jika terdapat fasilitas yang
menunjang. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa sarana dan
prasarana MTs Negeri 2 telah memenuhi standar. Dan tentunya berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan yang peneliti amati terkaitan program
pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah. Dari segi tempat sudah memadai,
kemudian sound system, mic, karpet ataupun terpal dan kitab suci al-Qur’an
sebagai alat atau media dalam pelaksanaan kegiatan adanya perhatian khusus
dari kepala sekolah, dewan guru nmaupun koordinator keagamaan, dan juga
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an tentunya.
Selain itu dewan guru juga selalu memberi arahan, perhatian ekstra dan juga
motivasi kepada siswa setiap harinya, tentunya juga memberikan hadis
ataupun firman Allah swt sebagai penguat dalam motivasi tersebut. Begitu
juga sejarah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah salah satu suri
tauladan yang patut kita teladani.
95
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA KOORDINATOR KEAGAMAAN
Nama : Taufik Husein S.S
Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 11.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Pertemuan
Pertanyaan
1. Apa yang menjadi latar belakang pelaksanaan tadarus al-Qur’an di
sekolah ?
Jawaban : Latar belakangnya, untuk mewujdukan visi misi sekolah.
Menjadikan siswa/siswi memiliki bekal ibadah dari sejak dini untuk masa
depannya, membiasakan anak agar terbiasa melakukan kegiatan agama. Dan
menciptakan suasana yang religius di lingkungan sekolah terutama.
2. Apa saja tujuan pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Agar peserta didik terbiasa membaca al-Qur’an dengan baik,
lantang dan menjadikan kegiatan membaca al-Qur’an itu adalah suatu
keharusan pada diri mereka. Bisa dibilang ibadah wajib selain sholat lima
waktu. Tentu agar ketika mereka lulus dari MTs Negeri 2 mereka sudah
dibekali nilai keagamaan. Maka bukan hanya tadarus saja yang ada.
3. Bagaimana efektifitas pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta?
Jawaban : Sejauh ini sudah efektif. Karena sejak kepala sekolahnya ganti itu
ada perubahan metode dalam kegiatan tadarus ini. Menurut saya metode yang
sekarang itu lebih efektif dari yang dulu. Namun sejauh ini setelah berjalan
metode yang baru alhamdulillah terlihat lebih efektif dari pada sebelumnya.
siswa antusias dan sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Walapun masih banyak yang tidak mentaati aturan yang berlaku.
4. Apakah ketika kegiatan tadarus al-Qur’an berlangsung terdapat
hambatan yang ibu/bapak rasakan ?
96
Jawaban : Hambatan ada aja pasti. Tapi biasanya dari anak-anak sendiri.
Mereka kurang disiplin, kurang pengawasan mungkin dan kurang menghargai
waktu. Tapi lama-kelamaan dari pertama kemudian sekarang alhamdulillah
selalu ada perkembangan baik. Dan selalu ada evaluasi dan langsung diterapin
lagi solusinya.
Menurut saya kalo dalam pelaksanaan kegiatan ga ada yang mengawasi,
akibatnya siswa tidak mengikuti kegiatan dengan baik. Namun, pelaksanaan
kegiatan tadarus di sekolah diharapkan dapat berjalan dengan baik. Maka
koordinator keagamaan dan kepala madrasah selalu rajin mengingatkan dewan
guru untuk secara bergantian mengawasi peserta didik dalam setiap kegiatan.
Maka pengawasan yang ekstra harus selalu di laksanakan dalam setiap
kegiatan terutama kegiatan pembiasaan tadarus-al-Qur’an.
5. Bagaimana perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan tadarus Al-
Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Ya itu tadi. Menurut saya perkembang sudah cukup baik. Dari
metode yang pertama dengan yang sekarang itu sangat berbeda.
6. Apakah ada evaluasi khusus mengenai kegiatan tadarus Al-Qur’an ?
Jawaban : Ada. Kalo lagi rapat evaluasi tia bulan biasanya juga dibahas. Tapi
kadang juga secara langsung. Tanpa di acara rapat kegiatan tadarus bisa
berubah ketentuannya. Karena terlihat kurang efektif kurang disiplin maka
secara langsung di infomasikan bagaimana seharusnya dilakukan.
Contoh : Abis tadarus kan sholat Dhuha. Mereka ada yang naro qur’an di
bawah. Kan ga boleh. Makanya disediakan meja disisi kana kiri depan
belakang siswa.
Yang awalnya materinya : Kelas VII Juz 1-10 , kelas VIII Juz 11-20, kelas IX
Juz 21-30. Terus diganti jadi bacaannya serempak semua. Karena terlihat ga
kondusif dan kedengerannya juga ga enak.
7. Apakah hasil positif yang dirasakan para guru dengan adanya program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an ?
Jawaban : Anak-anak jadi lebih disiplin, yang tadinya banyak yang suka
terlambat lama-kelamaan karena tadarus di lapangan jadi lebih sedikit yang
97
terlambat, mereka lebih antusias baca qur’annya dibanding metode pertama
yang dilakukan di kelas masing-masing, ada kerja samanya, ada motivasinya
juga. Karena terbiasa tadarus setiap hari anak-anak jadi mudah melantunkan
bacaan al-Qur’an gak terlalu terbata-bata walaupun masih ada saja yang belum
baik.
8. Pada saat kegiatan berlangsung adakah pembimbing khusus atau selaku
koordinator kegamaan yang memimpin berjalannya kegiatan tadarus
tersebut?
Jawaban : Kalo pembimbing khusus ga ada. Tapi kalo penanggung jawab
kegiatan keagamaan ada. Saya dan bu Tuti.
Jadi pada saat kegiatan tadarus berlangsung ada guru yang mengawasi setiap
pagi secara bergantian sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
9. Menurut bapak apakah kegiatan tadarus al-Qur’an menjadi dasar
sebagai program penanaman nilai-nilai kegamaan pada siswa?
Jawaban : Ya tentu saja. Penerapan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di
MTs Negeri 2 Jakarta adalah salah satu kegiatan sebagai pendukung
pendidikan karakter siswa. Karena penanaman nilai keagamaan harus
diterapkan sejak dini, selain itu juga sebagai upaya internalisasi nilai ajaran
Islam.
Disamping itu kegiatan yang diterapkan di MTs Negeri 2 tidak hanya tadarus
al-Qur’an namun juga ada kegiatan sholat Dhuha berjamaah dan juga program
Habitual Curriculum yang diterapkan setelah adanya pergantian kepala
madrasah bulan Maret lalu. Menurut saya program ini juga agar menciptakan
suasana yang religius, siswa juga cinta sama al-Qur’an dan membiasakan
siswa untuk membaca al-Qur’an setiap hari.
10. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an ? Apakah
sudah baik, atau masih rendah?
Jawaban : Kalo dibilang rendah engga. Karena dilihat dari PPDB. Kriteria
salah satunya lulus PPDB itu bisa baca al-Qur’an walaupun belum sesuai
sama kaidah tajwid. Yang ga bisa sama sekali ketika di tes PPDB itu mereka
ga lulus. Jadi menurut saya kemampuan mereka dalam baca al-Qur’an itu
98
cukup baik. Hanya perlu pembinaan khusus saja dan dibiasakan tadarus
qur’an. Karena di MTs Negeri 2 Jakarta belum menerapkan ektrakurikuler
BTQ. Namun di MTs terdapat mata pelajaran kaligrafi yang penerapan dan
materinya hampir sama seperti Baca Tulis Qur’An (BTQ).
11. Menurut bapak apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
tadarus al-Qur’an ?
Jawaban : Menurut saya faktor pendukungnya yaitu bisa dari sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan tersebut kemudian kemampuan siswa
dalam membaca al-Qur’an. Kemampuan siswa siswi MTs Negeri 2 Jakarta
tergolong cukup baik, tidak dikatakan rendah dan juga tidak dikatakan bagus
sekali. Minimal siswa siswi yang bersekolah di MTs Negeri 2 Jakarta memiliki
kemampuan membaca al-Qur’an jika mereka tidak sama sekali mampu
membaca al-Qur’an maka ketika adanya seleksi Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) mereka tidak dikategorikan lulus. Maka kemampuan siswa dalam
membaca al-Qur’an dalam kegiatan tadarus al-Qur’an ini juga dibutuhkan.
99
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII
Nama : Afaf Arifa
Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 09.00
Tempat : Ruang pertemuan
Pertanyaan
1. Menurut adik, apakah kegiatan tadarus ini sangat bermanfat bagi anda
?
Jawaban : Bermanfaat sekali ka. Karena kalo di rumah aku jarang baca al-
Qur’an. Setidaknya dalam sehari aku baca al-Qur’an walaupun di sekolah.
2. Menurut adik, apakah kemampuan membaca adik sudah baik? Apakah
kegiatan tadarus ini membantu siswa dalam peningkatan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa ?
Jawaban : Menurut aku kalo kemampuan membaca aku si ga terlalu baik ka.
Karena yang aku rasain sendiri kalo lagi ada pelajaran al-Qur’an Hadist
ketika hafalan masih suka ada yang salah kata guru. Aku juga belum faham
bener teori tajwid ka. Taunya Cuma sedikit. Jadi aplikasi pas baca al-Qur’an
kurang baik.
3. Apakah ketika kegiatan tadarus Al-Qur’an di laksanakan setiap pagi
hari terdapat hambatan yang terjadi ?
Jawaban : Ada ka. Biasanya banyak yang suka belum wudhu dari rumah atau
kadang mereka batal di tengah jalan. Terus lama kalo disuru kelapangan
jadinya agak menghambat waktu.
4. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika mengikuti kegiatan tadarus
Al-Qur’an ?
Jawaban : Engga si ka. Karena kan pas tadarus Qur’an ada yang mimpin
bacaan. Setiap hari juga beda orangnya. Paling kalo yang mimpin bacanya
kecepetan jadi susah ngikutinnya.
100
5. Menurut adik, apakah siswa yang terpilih untuk memimpin kegiatan
tadarus al-Qur’an sudah baik bacaan al-Qur’annya?
Jawaban : Sudah deh ka. Karena setau aku ada salah satu siswa yang ikut
kejuaraan MTQ dan kaka itu juga termasuk salah satu siswa yang dipilih guru
untuk mimpin kegiatan tadarus itu. Suaranya juga merdu. Jadi kalo ada yang
mimpin dan bacaannya juga bagus sesuai kaidah tajwid kita ngerasa kebantu.
Kalo ternyata bacaan kita itu salah.
6. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator keagamaan dalam
kegiatan ini sudah terdapat perubahan yang baik, apakah yang anda
rasakan dari perubahan tersebut?
Jawaban : Yang aku rasain si kalo sekarang tadarus di lapangan itu lebih
enak. Lebih disiplin dan teratur.
7. Lebih baik mana metode yang diterapkan, pertama atau kedua ?
Jawaban : Ya lebih baik yang sekarang ka tentunya. Kalo yang dulu itu di
kelas kurang bagus. Karena ga semuanya pada baca Qur’an.
8. Adakah perbedaan antara metode pertama dan kedua dalam
pelaksanaan kegiatan tadarus di sekolah?
Jawaban : ada ka. Kalo pertama itu dikelas. Kalo sekarang dilapangan.
101
Lampiran 7
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII
Nama : Riziq Husein
Hari/Tanggal : Rabu, 24 September 2018
Waktu : 09.00
Tempat : Ruang pertemuan
Pertanyaan
1. Menurut adik , apakah kegiatan tadarus ini sangat bermanfat bagi anda
? Apa manfaat yang dirasakan?
Jawaban : Sangat bermanfaat ka. Pertama, kalo keseringan tadarus lama-lama
jadi gampang kalo baca bahasa arab. Apa lagi kalo lagi pelajaran Bahasa
Arab, al-Qur’an Hadist, Aqidah. Kedua, hati jadi lebih tenang.
2. Apakah menurut kamu kegiatan tadarus Al-Qur’an yang dilakukan
disekolah sudah berjalan dengan baik ?
Jawaban : Lebih baik daripada yang sebelumnya ka. Karena kalo yang
sebelumnya kurang pengawasan dari guru. Jadi siswa kurang serius dan
banyak yang ga baca al-Qur’an.
3. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika mengikuti kegiatan tadarus
Al-Qur’an ?
Jawaban : Engga si ka. Karena kan pas tadarus Qur’an ada yang mimpin
bacaan.
4. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator keagamaan dalam
kegiatan ini sudah terdapat perubahan yang baik, apakah yang anda
rasakan dari perubahan tersebut?
Jawaban : Yang aku rasain si kalo sekarang tadarus di lapangan itu lebih
enak. Lebih disiplin dan teratur. Walaupun masih banyak yang suka
ngelanggar dan ga ikutin aturan yang ada. Tapi yang pasti setiap hari ada
petugas entah itu dari OSIS ataupun guru piket yang nulis pelanggaran siswa.
102
5. Lebih baik mana metode yang diterapkan, pertama atau kedua (saat ini)
?
Jawaban : Ya lebih baik yang sekarang ka tentunya. Kalo yang dulu itu di
kelas kurang bagus. Karena ga semuanya pada baca Qur’an.
6. Adakah perbedaan antara metode pertama dan kedua dalam
pelaksanaan kegiatan tadarus di sekolah?
Jawaban : ada ka. Kalo pertama itu dikelas. Kalo sekarang dilapangan.
103
Lampiran 8
WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII
Nama : Allya
Hari/Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Waktu : 09.30
Tempat : Ruang pertemuan
Pertanyaan
1. Menurut adik, apakah kegiatan tadarus ini sangat bermanfaat bagi anda
?
Jawaban : Manfaat banget ka. Jadi kita itu terbiasa baca al-Qur’an, pahalanya
juga kita dapet. Baca 1 ayat dapet pahala apa lagi baca satu lembar ayat.
2. Apakah menurut kamu kegiatan tadarus Al-Qur’an yang dilakukan
disekolah sudah berjalan dengan baik ataukah belum?
Jawaban : Menurut aku lumayan lah. Karena kan dari pertama diterapin itu
selalu ada perubahan ka. Dari materi baca al-Qurannya terutama. Tapi
menurut aku sejauh ini udah berjalan dengan baik dari pada sebelumnya.
3. Apakah dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur’an dapat membantu
siswa dalam pembinaan membaca maupun hafalan Al-Qur’an ?
Jawaban : Membantu si ka. Kalo dalam baca Qur’an. jadi kita terbiasa baca
Qur’an. Tapi kalo sama tahfidz aga berbeda ka. Materi yang di baca dan di
hafal kan berbeda. Tapi ngebantu kita biar kalo baca Qur’an tu enak
didengernya.
4. Apakah ketika kegiatan tadarus Al-Qur’an di laksanakan setiap pagi
hari terdapat hambatan yang terjadi ?
Jawaban : Ada aja si ka. Contohnya masih ada yang terlambat, ga bawa al-
Qur’an, belum wudhu dari rumah katanya batal.
5. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika mengikuti kegiatan tadarus
Al-Qur’an ?
Jawaban : Palingan kalo yang pimpin baca Qur’an bacanya kecepetan.
104
6. Apakah yang kalian rasakan setelah mengikuti kegiatan tadarus Al-
Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Hati jadi tenang ka.
7. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator keagamaan dalam
kegiatan ini sudah terdapat perubahan yang baik, apakah yang anda
rasakan dari perubahan tersebut?
Jawaban : Iya ka. Aku ngerasain banget perubahannya. Lebih baik yang
sekarang dari pada yang dulu.
8. Lebih baik mana metode yang diterapkan, pertama atau kedua (saat ini)
?
Jawaban : Ya yang sekarang ka. Sekarang kan bacanya dilapangan jadi anak-
anak itu pada baca Qur’an, ga ada yang bercanda, ngobrol apa lagi main Hp
karena diawasin sama guru, terus yang mimpin bacaan Qur’an juga suaranya
enak dan baik, jadi lebih semangat kalo tadarusnya di lapangan ka.
9. Adakah perbedaan antara metode pertama dan kedua dalam
pelaksanaan kegiatan tadarus di sekolah?
Jawaban : Ada ka. Kalo pertama kan dikelas terus bacaannya beda-beda. Kalo
sekarang dilapangan bacanya bareng-bareng terus bacaan yang di baca itu
sama semua.
105
Lampiran 9
WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS IX
Nama : Fikri Ramadhan
Hari/Tanggal : 24 September 2018
Waktu : 11.00
Tempat : Ruang Pertemuan
Pertanyaan
1. Menurut adik , apakah kegiatan tadarus ini sangat bermanfat bagi
anda?
Jawaban : Menurut saya. Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali. Terutama
saya sendiri yang mengalaminya. Kegiatan ini jadi membuat siswa lebih
disiplin walaupun masih banyak yang suka terlambat tapi lama kelamaan jadi
berkurang. Terus jadi lebih mudah melafalkan ayat al-Qur’an
2. Apakah menurut kamu kegiatan tadarus al-Qur’an yang dilakukan
disekolah sudah berjalan dengan baik ?
Jawaban: Kalo untu saat ini alhamdulillah saya ngerasain perubahan yang
baik dari pada tadarus sebelumnya. Karena sebelumnya tadarus itu dilakukan
di kelas masing-masing sholat dhuha juga ga semuanya. Setiap hari 3 kelas.
Kalo sekarang di lapangan secara berjamaah dilanjutin sholat dhuha
berjamaah.
3. Apakah dengan adanya kegiatan tadarus al-Qur’an dapat membantu
siswa dalam pembinaan membaca maupun hafalan al-Qur’an ?
Jawaban: Kalo pembinaan hafalan al-Qur’an kayanya engga. Karena
materinya beda. Tapi kalo membantu kita jadi terbiasa buat hafalan Qur’an
iya.
4. Apakah ketika kegiatan tadarus al-Qur’an di laksanakan setiap pagi
hari terdapat hambatan yang terjadi ?
106
Jawaban: Palingan anak-anak masih suka ada yang lama kalo di suruh
kelapangan. Jadinya kan ngulur waktu. Yang harusnya jam setengah tujuh
dah tadarus malah kadang kelewat .karena suka nunggu.
5. Apakah yang kalian rasakan setelah mengikuti kegiatan tadarus al-
Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Yang saya rasain hati jadi tenang, terus manfaat dari tadaru al-
Qur’an itu kan banyak. Jadi bisa jadi pengganti kalo suatu saat lagi ga
tadarus di rumah.
6. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator keagamaan dalam
kegiatan ini sudah terdapat perubahan yang baik, apakah yang anda
rasakan dari perubahan tersebut?
Jawaban : Yang saya rasain itu temen-temen jadi pada tadarus ka. Karena
otomatis kalo di lapangan kan harus punya wudhu karna abis tadarus sholat
dhuha. Jadi otomatis temen-temen baca Qur’an. kalo di kelas iu ga ada yang
ngontrol jarang banget dan anak-anak juga yang tadarus itu semaunya. Paling
yang rajin tadarus Cuma kelas unggulan.
7. Lebih baik mana metode yang diterapkan, pertama atau kedua (saat ini)
?
Jawaban : ya jelas lebih baik yang sekarang ka. Karna dampak positifnya
lebih banyak dan lebih efektif juga.
107
Lampiran 10
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS IX
Nama : Farihatul Fitri
Hari/Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Waktu : 13.30 sd selesai
Tempat : Ruang pertemuan
Pertanyaan
1. Menurut adik, apakah kegiatan tadarus ini sangat bermanfat bagi anda
?
Jawaban : Menurut aku sangat bermanfaat banget ka.
Karena kegiatan tadarus al-Qur’an itu ngelatih kita baca al-Qur’an.
membiasakan kita baca Qur’an, ga Cuma di rumah tapi di sekolah juga. Terus
kalo di rumah kadang suka ga sempet baca Qur’an karena pulang sekolah
sore. Terus istirahat, mandi. Dilanjutin sholat magrib terus ngerjain PR.
Kadang ga sempet kadang males. Jadi menurut aku tadarus yang dilaksanain
di sekolah itu manfaat banget. Selain itu manfaat tadarus yang aku rasain aku
jadi lebih mudah dan terbiasa melafalkan ayat al-Qur’an udah ga terbata-bata
lagi. Kaidah tajwid juga lumayan dipake karena sering denger dan baca ketika
kegiatan tadarus. Jadi kalo dibiasain jadi lancar baca al-Qur’annya.
2. Apakah menurut kamu kegiatan tadarus Al-Qur’an yang dilakukan
disekolah sudah berjalan dengan baik ?
Jawaban : Alhamdulillah udah ka dengan berjalannya waktu. Menurut aku
dah baik dibandingkan yang sebelumnya. lebih efektif juga kayanya. Anak-
anaknya semangat.
3. Apakah ketika kegiatan tadarus Al-Qur’an di laksanakan setiap pagi
hari terdapat hambatan yang terjadi ?
Jawaban : Ada ka. Contohnya anak-anak masih ada yang terlambat, masih
ada yang belum bawa al-Qur’an, masih ada yang belum wudhu di rumah,
108
masih ada yang ngobrol tapi ga sebanyak pas dikelas dulu, terus kalo dah bell
disuru ke lapangan masih ada yang lama ga cepet-cepet ke lapangan.
4. Apakah yang kalian rasakan setelah mengukuti kegiatan tadarus Al-
Qur’an di sekolah ?
Jawaban : Yang aku rasain kalo abis baca al-Qur’an hati jadi adem. Lega gitu
baca Qur’an terus sholat Dhuha juga, abis itu dilanjutin belajar.
5. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator keagamaan dalam
kegiatan ini sudah terdapat perubahan yang baik, apakah yang anda
rasakan dari perubahan tersebut?
Jawaban : Yang aku rasain dari perubahan kegiatan tadarus al-Qur’an itu beda
banget sama yang sebelumnya. Kalo yang pertama itu bacanya di kelas, anak-
anak juga banyak yang ga baca, ga megang Qur’an dengan alesan ga ada
wudhu, bercanda keluar kelas, ada yang ngerjain PR, yang baca mah baca
yang engga ya sibuk sama kerjaannya. Jarang ada yang ngawasin juga, ga ada
yang bimbing dan mimpin baca Qur’an.
Kalo yang sekarang, anak-anak lebih disiplin, pasti pada baca Qur’an karena
diawasin dan mereka punya wudhu karena abis itu kan sholat dhuha, ada
yang mimpin baca al-Qur’an, terus semangat bacanya, bacanya juga lumayan
banyak, lebih rapi juga keliatannya.
Pokoknya kalo menurut pandangan aku lebih efektif yang metode sekarang
ka dari pada yang di kelas.
6. Lebih baik mana metode yang diterapkan, pertama atau kedua ?
Jawaban : Patinya karena alesannya dah tadi aku jelasin. Jadi lebih baik yang
sekarang.
7. Apakah menurut kalian pembiasaan tadarus al-Qur’an itu termasuk
kegiataan pembinaan keagamaan dan penanaman nilai-nilai keagamaan
atau engga ?
Jawaban : Iya ka. Banget malah.
Jadi kepala sekolah yang sekarang itu nerapin habitual curiculum ka. Jadi ga
Cuma disekolah aja kita punya kegiatan keagamaan, tapi di rumah juga.
Karena kita masing-masing punya buku monitoring jadi semua kegiatan dan
109
bukti di catet disitu ka. Dari materi hafalan, sholat, rangkuman kegiatan
ramadhan, resume kegiatan keagamaan (PHBI, Isra’ Miraj, Maulid Nabi,
Nuzulul Qur’an), catatan atau pesan buat wali kelas, catatan wali kelas, daftar
tanda tangan orang tua juga ada.
Jadi habitual curriculum itu mencakup kegiatan ibadah kita di sekolah dan di
rumah. Bagus banget si ka, walaupun kadang aku pribadi agak keberatan
8. Apa yang kamu rasakan dengan adanya penerapan habitual curriculum
ini ? ada bukunya kan?
Jawaban : Iya ka kita masing-masing pegang buku monitoring MPHC itu.
Rasanya si mungkin tiap siswa beda-beda ya ka. Karena kan tergantung
gimana kita. Kalo aku si seneng ada kegiatan kaya gitu di rumah ataupun di
sekolah. Jadi berasa hidup tu berguna, teratur dan sesuai sama kewajiban kita
sebagai orang islam. walaupun kadang masih suka bolong kegiatannya tapi
dengan adanya buku monitoring walaupun kita jalaninnya terpaksa. Aku
yakin si, ada pelajaran untuk itu semua. Istilahnya kaya bekal buat di dunia
dan di akhirat juga. Jadi yang aku rasain itu bagus dan manfaat buat kita ka.
9. Untuk kegiatan disekolah itu, menurut kamu mana yang bagus dan
manfaat ?
Jawaban : Semua kegiatan di sekolah menurut aku bagus dan manfaat buat
kita. Disini kan ada kegiatan ektrakurikuler dan intrakulikuler. Kalo ekstra
aku ikut paskibra dan kalo intra kan semua siswa wajib ikuti program
sekolah. Dan kalo yang sangat manfaat si kata aku yang ada di buku pedoman
habitual curriculum. Itu terutama dari segi keagamaannya. Sangat membantu
dan membiasakan kita banget buat jalanin kegiatan keagamaan dan bekal buat
masa depan kita juga.
10. Lebih baik metode yang mana yang lebih efektif, apa perbedaannya?
Jawaban : Menurut aku lebih baik metode yang kedua. Karena lebih efektif dan
terlihat rapi dan disiplin. Anak-anak juga antusias ngikutin kegiatannya
dibanding yang pertama. Perbedaannya dari segi tempat dan materi. Kalo yang
pertama di laksanakin di kelas dan materi tiap kelas berbeda sesuai bacaan
mereka. Kalo yang sekarang dilaksanain di lapangan, bacanya secara
110
berjamaah dan materi bacan sama. Tapi waktu itu pernah diterapin keas 7 dari
juz 1-10, kelas 8 juz 11-20, kelas 9 juz 21-30. Tapi mungkin ga efektif dan
kedengerannya jadi gaduh dan ga enak jadinya disetarain semua bacaan dari
kelas 7 sampai 9 disamain. Dan dipimpin sama satu orang yang dipilih guru
buat mimpin kegiatan tadarus.
108
Lampiran 11
HASIL STUDI DOKUMENTASI SEKOLAH
1. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs Negeri 2 Ciganjur
b. NPSN : 20178227
c. NSS : 121131740005
d. Akreditasi : Terakreditasi –A (Tahun 2017)
e. Alamat Madrasah : Jl. R. M Kahfi I No. 34 Rt007/01
Kelurahan : Ciganjur
Kecamatan : Jagakarsa
Kab./Kota : Jakarta Selatan
Kode Pos : 12630
Telp : 021 7270822
Provinsi : DKI Jakarta
Email : [email protected]
Website : mtsnegeri2jkarta.sch.id
f. Waktu Belajar : Pagi
g. Jumlah Rombel : 15 kelas
h. Tahun didirikan : 1968
i. Tahun penegrian : 1978
j. Kepemilikan
Status Tanah : Milik Sendiri
Luas Tanah : 4. 744 M2
Luas Bangunan : 1. 473 M2
Halaman : 200 M2
Kebun/taman : 5 M2
Belum digunakan : 30 M2
2. Visi dan Misi
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur Jakarta
Unggul dalam ilmu pengetahuan berlandaskan Iman dan Taqwa menuju
penguasaan teknologi modern.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita madrasah yang :
1) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi madrasah
2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
3) Ingin mencapai keunggulan
109
4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh civitas madrasah
5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
6) Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) madrasah
b. Misi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
1. Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan
2. Meningkatkan pembinaan akhlaqul karimah melalui keteladanan
3. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt
4. Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan tadarus al-Qur’an dan
sholat berjamaah
5. Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan mutu
madrasah
6. Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan program 9K
7. Meningkatkan penguasaan teknologi modern menuju profesionalisme
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan data guru dan karyawan yang penulis dapatkan, Jumlah
keseluruhan guru dan karyawan MTs Negeri 2 Ciganjur adalah sebanyak 47
orang. Jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah karyawan tata usaha sebanyak
10 orang, jumlah petugas kebersihan sekolah sebanyak 3 orang, dan petugas
keamanan sekolah sebanyak 3 orang. Jumlah guru dan tenaga kependidikan di
MTs Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan sebagai berikut:
Tabel daftar nama dewan guru dan jabatan
No Nama Mata Pelajaran Pendidikan
Terakhir
Tugas
tambahan
1 Dra. Hj. Yeni Triasih
M.Pd
B. Indonesia S2 KepSek
2 Drs. Namud Alenda B. Indonesia S1 Wali kelas
3 H. Madaniah S.Pd B. Indonesia S1 Kepala
Perpustakaan
4 Dra. Hj. Herlina B. Indonesia S1 Wali kelas
5 Nurain, S.Pd B. Indonesia S1 Wali kelas
110
6 Drs. H. Mas’ud Matematika S1 Waka
Kurikulum
7 Rahmat S.Pd Matematika S1 Wali kelas
8 Suharyanto, S.Pd Matematika S1 Wali kelas
9 Lely Farhani, S.Pd Matematika S1 Wali kelas
10 Badi’ah Bandjar, S.Pd B. Inggris S1
11 Siti Suryanih, S.Pd B. Inggris S1 Wali kelas
12 Husni Thamrin, S.Pd B. Inggris S2 Pembina
Pramuka
13 Dian Jatiningsih B. Inggris S2
14 Nafiatul Murtafiah, S.Pd IPA S1 Wali kelas
15 Hidayat Rakasi, S.Pd IPA S1
16 Maimunah, S.Si IPA S1 Wali kelas
17 Faqih Usman M.Pd IPA S2 Wali kelas
18 Buchori, S.Pd IPS S1
19 Undang Tarmidzi, S.Pd IPS S1
20 Eko Suwarno IPS S1 Wali kelas
21 Ahmad Zaini, S.Ag PKN S1
22 Lilik Haryani, S.Pd PKN S1 Wali kelas
23 Emi Karyati, S.Ag SKI S1 Wali kelas
24 Hj. Mimin M, S.Ag SBK S1
25 Khairiah, S.Ag Fiqih S1
26 Dra. Hj. Nursaena Akidah Akhlak S1 Wali kelas
27 Tuti Ani, M. Ag Tahfidz S2 Wali kelas
28 Dr. H.A. Faiz, LC. M.Ag B. Arab S3
29 Ibnu Djarir, S.Ag B. Arab S1 Wali kelas
30 Rismanto PJOK S2
31 Yusman DS, S.Pd PJOK S1
32 Wildan, S.Ag Qur’an Hadis S1
33 Taufik Husain, M.Ag B. Arab S2
111
4. Siswa
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan
berjumlah 541 yang terdiri dari 3 tingkatan kelas VII, VIII, dan IX. Masing-
masing terdapat 5 kelas.
Tabel data siswa-siswi MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 7.1 9 24 33
2 7.2 14 22 36
3 7.3 13 21 34
4 7.4 12 24 36
5 7.5 14 20 34
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 8.1 16 9 35
2 8.2 8 27 35
3 8.3 16 20 36
4 8.4 18 18 36
5 8.5 18 18 36
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 9.1 18 22 38
2 9.2 16 22 38
3 9.3 5 33 38
4 9.4 17 21 38
5 9.5 16 22 38
112
5. Sarana dan Prasarana
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan berdiri di atas
tanah seluas 4.744 M2 dan luas bangunan 1.473 M
2. Luas bangunan tersebut
dijadikan Ruang Kelas, Kantor Guru, Lapangan, Masjid dan lain sebagainya.
Adapun bangunan yang ada di MTs Negeri 2 diuraikan sebagai berikut:
Daftar Sarana MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta
No Jenis Bangunan Keterangan Jumlah
1 Ruang Kelas 15
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang UKS 1
5 Ruang Tata Usaha (TU) 1
6 Perpustakaan 1
7 Ruang Laboratorium IPA 1
8 Ruang Laboratorium Komputer 1
9 Ruang OSIS 1
10 Ruang Pertemuan 1
11 Aula 1
12 Masjid 1
13 Ruang Bimbingan Konseling 1
14 Toilet Siswa 6
15 Toilet Guru dan karyawan 3
16 Kantin Sekolah 1
17 Koperasi Sekolah 1
18 Pos Satpam 1
19 Tempat Parkir 1
20 Tempat Wudhu 1
113
Lampiran 12
Tabel Ceklist Dokumentasi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Nama Dokumen Ada Tidak
ada Keterangan
1 Profil Sekolah √ Identitas sekolah
2 Visi Misi Sekolah √
3 Keadaan Guru dan Karyawan √
Jumlah guru dan
karyawan
4 Keadaan Siswa √ Jumlah siswa
5 Foto kegiatan √
6 Struktur organisasi OSIS √ Ruang OSIS
7 Struktur organisasi Sekolah √
8 Program tertulis Habbit
Curriculum MTs Negeri 2
Jakarta
√
9 Buku pedoman Habbit
Curriculum √
Format
pelaksanaan dan
penilaian
10 Data siswa siswi yang
mengikuti kegiatan sholat
berjamah dan rekap absensi
kehadiran
√
Daftar hadir
siswi
114
Lampiran 13
ANGKET SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 JAKARTA
Nama : Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sejujurnya, berdasarkan kenyataan yang
anda rasakan dan lakukan !
1. Apakah kegiatan tadarus Al-Qur’an disekolah sudah berjalan dengan baik ?
a. Ya
b. Belum
2. Apakah kegiatan tadarus tersebut bermanfaat untuk siswa/siswi di sekolah?
a. Ya
b. Tidak
3. Selain di sekolah, apakah dirumah kalian juga melakukan kegiatan tadarus Al-
Qur’an setiap hari?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Menurut anda, apakah anda sudah dapat membaca Al-Qur’an dengan baik,
sesuai kaidah tajwid?
a. Sudah baik
b. Belum baik
5. Apakah kalian sudah mengerti kaidah tajwid ?
a. Ya
b. Belum
c. Tidak sama sekali
6. Apakah anda membaca Al-Qur’an dengan menggunakan kaidah tajwid?
a. Ya
b. Tidak
7. Apa yang lebih kalian senangi ?
a. Membaca al-Qur’an dan mempelajarinya
b. Bermain gadget dan menonton TV
115
c. Bermain diluar rumah
8. Apakah orang tua anda sudah membiasakan kegiatan tadarus Al-Qur’an di
rumah sejak dini ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah orang tua kalian marah ketika kalian tidak melaksanakan kewajiban
sebagai orang islam (tidak sholat, tidak membaca al-Qur’an)?
a. Ya
b. Tidak
10. Menurut anda, orang tua lebih memperhatikan anda dalam segi apa ?
a. Segi ibadah (membaca Al-Qur’an , sholat, puasa dll)
b. Segi pendidikan (belajar giat agar mendapat prestasi yang baik)
11. Apakah orang tua kalian selalu mengingatkan kalian untuk sholat dan
membaca Al-Qur’an ?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. Apa yang lebih dulu anda kerjakan dirumah ?
a. Bermain Hp (update status WA dan IG, Game, Chat )
b. Mengerjakan PR sekolah
c. Tadarus Al-Qur’an walaupun satu lembar
13. Apakah dalam sehari kalian membaca Al-Qur’an walaupun satu ayat/ satu
lembar al-Qur’an ?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14. Menurut anda, lebih efektif mana kegiatan tadarus Al-Qur’an di sekolah di
lakukan ?
a. Di kelas masing-masing
b. Di lapangan secara berjama’ah
116
Lampiran 14
HASIL ANGKET SISWA/SISWI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 JAKARTA
No Nama
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Fitriah A a b a a a b a a a a a b b
2 Azkiya A a b b b a b a a a b a a b
3 Salma A a b b b a b a a a a a b b
4 Riziq A a b b a a b a a a a a a b
5 Farrel A a b b b b b a a a a c a b
6 Indra A a b b a a b a a a a a a b
7 Salsabila A a b b b a c a a a a b b b
8 Aliandra A a b a a a c a a a a a b a
9 Ridho A a b b b a c a a a a a b b
10 Sheva A a b b a a a a a a b a b b
11 Viore A a b b b a c a a b a a b b
12 Halimah A a b b a a a a a a a a b b
13 Syauqi A a b b a a a a a a a c a b
14 Nazmi A a b b b a a a a a a a a b
15 Adisty A a b b a a a a a a a a a a
16 Athaya B a b b a a b a a b a a a b
17 Rosa B a b b b a a a a a a b a b
18 Rabbiah A a b b b a a b a a a a b b
19 Fuziah A a b b a a b a a a a a b b
20 Lita A a b b a a b a a a a a a b
21 Carissa A a b b a a a a a a b c a a
22 Firliana B a b b b a b a a a a b b b
23 Anisa J A a b b a a a a a a a b a b
24 Suhaila A a b b b a b a a a a b b b
25 M. Iqbal A a b b a a c a a a a b a b
117
26 Mira M A a b a a a c a a a a a a b
27 Mufliha A a b a a a a a a a a b b b
28 Aldilah A a a b b a b a a a a b a b
29 Mauizhah A a a b a a b a a a a b a b
30 Tegar A a a a a a c a a b b c a b
31 Haikal A a a b a a b a a a a a a b
32 Syakirah B a a b b b b a a a a a a b
33 Khansa a a b b b a b a a a a b b b
34 Runi a a a a a a a a a a a b a b
35 Farhan a a a b a a b a a a a a a a
36 M. Zida a a a b a a b a a a a a a a
37 Mufid a a b b b a a a a a a b a b
38 Adies a a b b b a c a a a a c a b
39 Halimatus a a b b a a a a a a a b a b
40 Mutia a a b a a a a a a a a c b b
41 Frizy a a b a b a b a a a a a a b
42 Zaidan a a b b b b c a a a a c a b
43 Fahmi a a b b b a b a a a a a a b
44 Izzati a a b a a a b a a a a b a b
45 Rizky a a a a a a a b a a a c a b
46 Ridho a a a a a a a a b a a c a b
47 Ihsan a a a a a b a b a a a a b b
48 Poundra a a a a b a b a a a b b a b
49 Akmal a a a a a a b b a a a c a b
50 Abizar a a a b b a b a a a b a a b
118
Lampiran 15
KESIMPULAN HASIL ANGKET SISWA/SISWI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 JAKARTA
No Jawaban Kesimpulan
A b C
1 50 - - Kegiatan tadarus al-Qur’an sudah berjalan dengan baik
2 50 - - Kegiatan tadarus sangat bermanfaat bagi siswa
3 14 36 - Siswa kadang-kadang membaca al-Qur’an di rumah
walaupun tidak setiap hari
4 14 36 - Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an belum
baik (belum sesuai kaidah tajwid)
5 29 21 - Siswa mengerti teori kaidah tajwid
6 46 4 - Siswa membaca al-Qur’an dengan kaidah tajwid
(panjang pendeknya secara umum)
7 17 24 9 Siswa lebih senang bermain gadget dibanding membaca
al-Qur’an
8 46 4 - Orang tua sudah membiasakan anak-anak tadarus sejak
dini
9 49 1 - Orang tua siswa marah ketika anaknya tidak
melaksanakan ibadah
10 47 3 - Orang tua lebih memperhatikan segi ibadah dari pada
pendidikan
11 44 6 - Orang tua mengingatkan anaknya untuk sholat dan
membaca Qur’an
12 25 15 10 Siswa lebih dulu bermain HP dibanding mengerjakan
PR dan tadarus Qur’an
13 14 36 - Siswa tidak setiap hari membaca Qur’an lebih banyak
kadang-kadang dibadingkan sering
14 4 46 - Tadarus al-Qur’an lebih efektif dilakukan di lapangan
dari pada di kelas
119
Lampiran 16
DOKUMENTASI
Pelaksanaan Kegiatan Tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
1. Kegiatan Tadarus al-Qur’an di Kelas
120
2. Kegiatan Tadarus al-Qur’an di Lapangan
121
122
3. Kegiatan Sholat Dhuha Berjamaah di Lapangan
4. Buku Pedoman Habitual Curriculum
5. Format Pelaksanaan Habitual Curriculum
123
124
Lampiran 17
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
125
Lampiran 18
SURAT KETERANGAN HASIL PENELITIAN DARI SEKOLAH
136
RIWAYAT PENULIS
Riri Yusriyyah panggilan Riri lahir di Jakarta, 1 Agustus 1995. Anak
kelima dari pasangan Bapak Muhammad Tji B.A dan Ibu Nurjannah, yang
merupakan keturunan asli DKI Jakarta (betawi). Penulis tinggal di OTISTA III
Jl.H. Hasbi I Rt010/ Rw009 No.10. Kel. Bidaracina, Kec. Jatinegara Jakarta
Timur.
Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak An Ilmiyah pada
tahun 2000 selama satu tahun. Kemudian melanjutkan pendidikan di SDI Assalam
pada tahun 2001-2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di lembaga
Pondok Pesantren Modern Nurul Hijrah di Jakarta Timur selama 6 tahun (MTs
dan MA) dari tahun 2007-2013. Selama menjalankan pendidikan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah penulis mengikuti kegiatan ektrakurikuler Pramuka dan
terpilih menjadi ketua regu dan mengikuti beberapa perlombaan di daerah
jabodetabek dan mengikuti kegiatan Jambore Santri di Sumedang pada tahun
2008. Setelah lulus dari lembaga Ponpes tersebut penulis diminta oleh kepala
yayasan untuk mengabdi selama satu tahun untuk mengajar di pondok tersebut
dan berkesempatan menjadi bendahara di Pondok Pesantren Modern Nurul Hijrah.
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas
melalui jalur SPMB Mandiri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Selain itu penulis
juga mengajar private di lingkungan sekitar rumah dan alhamdulilah penulis
telah menyelesaikan kuliah tepat waktunya.
Semoga karya ilmiah yang berjudul Implementasi Program Pembiasaan
Tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dapat menjadi batu bagi
penulis guna mencapai kesuksesan serta memberi manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca.