Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1
ARTIKEL ILMIAH
IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN PADA KOPERASI
UNIT DESA BERDIKARI KECAMATAN BAJUBANG
KABUPATEN BATANGHARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
Maret, 2018
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2
IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN PADA KOPERASI
UNIT DESA BERDIKARI KECAMATAN BAJUBANG
KABUPATEN BATANGHARI
Oleh :
Robi Ilham Rizki1)
, Khairinal2)
, Firman Khaidir2)
1)Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi
Email: 1)
ABSTRAK
Pengawasan merupakan pemerikasaan untuk memastikan bahwa apa yang
dikerjakan sesuai dengan tujuan koperasi, mengevaluasi pelaksanaan kerja, serta
memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin tercapainya hasil
optimal. Oleh karena itu, setiap lembaga keuangan perlu dilakukan pengawasan
agar pencapaian target yang telah ditetapkan akan mudah tercapai, serta mencegah
terjadi penyimpangan atas apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang analisis
laporan keuangan dan analisis biaya standar pada implementasi fungsi
pengawasan pada Koperasi Unit Desa Berdikari Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti
ingin mendeskripsikan tentang implementasi fungsi pengawasan pada Koperasi
Unit Desa Berdikari Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari dalam hal
menganalisis laporan keuangan dan menganalisis biaya standar di koperasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Unit Desa Berdikari Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari. Adapun subyek penelitian ini adalah pengawas koperasi
dan ketua koperasi, dan obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah analisis
laporan keuangan dan analisis biaya standar, data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dideskripsikan menjadi situasi yang
terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasinya, pengawasan
di koperasi sudah diimplementasikan sesuai dengan konsep dan prinsip dasarnya.
Namun masih ditemukan kendala-kendala, diantaranya tidak aktifnya anggota
pengawas, sehingga semua dibebankan kepada ketua pengawas. Akan tetapi ketua
pengawas tetap menerapkan fungsi pengawasan di koperasi sesuai dengan konsep
dan prinsip dasarnya.
Berdasarkan temuan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi fungsi
pengawasan pada Koperasi Unit Desa Berdikari Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari masih menemui kendala. Penyebab kendala tersebut adalah kurangnya
tenaga pengurus yang membuat pengurus dan anggota pengawas merangkap 2
jabatan dalam koperasi, sehingga membuat anggota pengawas tidak bisa fokus
pada tugasnya sebagai pengawas di koperasi. Dan berdasarkan kesimpulan
penelitian ini disarankan kepada koperasi agar dapat menambah tenaga pengurus
sehingga pengurus dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
Kata Kunci : implementasi, Pengawasan, Koperasi Unit Desa Berdikari.
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3
IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN PADA KOPERASI
UNIT DESA BERDIKARI KECAMATAN BAJUBANG
KABUPATEN BATANGHARI
Oleh :
Robi Ilham Rizki1)
, Khairinal2)
, Firman Khaidir2)
1)Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi
Email: 1)
PENDAHULUAN
Permasalahan ekonomi meru-
pakan masalah krusial bagi semua
negara, setiap negara akan berusaha
demi terciptanya pembangunan
ekonomi yang maju dan berhasil.
Keberhasilan suatu negara terutama
di Indonesia dapat dilihat dari tiga
pelaku ekonomi yang terdiri dari
pelaku negara, pelaku swasta dan
pelaku koperasi. Jika ketiga pelaku
ekonomi tersebut berhasil, maka
akan mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur dan pembangunan
di segala bidang lebih cepat.
Pertumbuhan perekonomian di
Indonesia saat ini tidak terlepas dari
peranan koperasi sebagai penggerak
ekonomi rakyat. Pada dasarnya
koperasi dikelola dengan tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya dan masyarakat
secara keseluruhan. Koperasi didiri-
kan dengan tujuan utama untuk
mencegah masyarakat terbebas dari
lintah darat atau rentenir. Sekalipun
mencari keuntungan bukan tujuan
utama dari usaha koperasi, tetapi
usaha yang dikelola oleh koperasi
harus memperoleh SHU yang layak
sehingga koperasi dapat memper-
tahankan kelangsungan hidupnya dan
meningkatkan kemampuan usahanya.
Pembentukan koperasi pada awalnya
untuk memudahkan partisipasi para
anggotanya untuk menyimpan dana
dan meminjamannya kembali kepada
anggotanya dengan jumlah bunga
dan waktu yang telah disepakati.
Sehingga koperasi diharapkan
mampu memperoleh modal untuk
membiayai kegiatan operasionalnya.
Tujuan utama kegiatan
koperasi adalah memajukan kesejah-
teraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta
ikut membangun tatanan pereko-
nomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berlandaskan
Pancasila serta Undang-Undang
Dasar 1945.
Wahyuning (2013:2). Dalam
tata perekonomian nasional
Indonesia, koperasi diharapkan dapat
menempati tempat dan posisi yang
penting.Koperasi Indonesia memiliki
dasar konstitusional yang kuat, yaitu
UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang
berbunyi, “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan”. Sebagai
badan usaha, koperasi adalah sebuah
perusahaan yang harus mampu
berdiri sendiri menjalankan kegiatan
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4
usahanya untuk memperoleh laba.
Laba dalam koperasi dikenal dengan
istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada
setiap akhir periode operasinya,
koperasi diharapkan dapat meng-
hasilkan SHU yang layak.
Pengawasan merupakan peme-
riksaan untuk memastikan bahwa apa
yang dikerjakan, mengevaluasi
pelaksanaan kerja, dan jika perlu
memperbaiki apa yang sedang
dikerjakan untuk menjamin ter-
capainnya hasil pekerjaan yang
direncanakan. Pengawasan juga
merupakan kewajiban setiap atasan
untuk menangani bawahannya yang
bersifat preventif dan pembinaan.
Dengan adanya pengawasan pim-
pinan dapat mengetahui kegiatan-
kegiatan yang nyata dari setiap aspek
dan setiap permasalahan dan apabila
terjadi penyimpangan maka dapat
segera mengambil langkah per-
baikan. Sistem pengawasan dalam
lembaga keuangan dapat berjalan
efektif jika dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh oleh seorang pe-
ngawas (Susanti, 2016:261).
Sistem pengendalian umpan
balik biasanya berfokus kepada
hasil-hasil akhir sebagai dasar
perbaikan berbagai tindakan masa
depan. Misalnya, laporan keuangan
dari sebuah perusahaan digunakan
untuk menilai kelayakan hasil-hasil
historis dan untuk menetapkan
keinginan membuat perubahan dalam
perolehan sumber daya atau kegiatan
operasional pada masa depan.
Pengendalian umpan balik dapat juga
digunakan sebagai dasar untuk
membuat berbagai keputusan
lainnya, termasuk keputusan yang
berhubungan dengan harga yang
dibebankan untuk produk atau jasa,
pembatalan produk atau program,
pengurangan atau penambahan
karyawan, dan lain-lain. Metode
umpan balik yang dipakai dalam
bisnis meliputi analisis laporan
keuangan, analisis biaya standar,
pengendalian kualitas (Amirullah
dan Budiyono, 2004:301).
Lapoaran keuangan merupakan
suatu informasi yang meng-
gambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Laporan ke-
uangan diharapkan mampu mem-
berikan bantuan kepada pengguna
untuk membuat keputusan ekonomi
yang bersifat finansial.
Analisis terhadap laporan
keuangan yang merupakan informasi
akuntansi ini dianggap penting
dilakukan untuk memahami
informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan tersebut (Fahmi,
2015:2-3).
Biaya standar adalah biaya
yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan tertentu, di
bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisien dan faktor-faktor lain tertentu
(Mulyadi, 1991:415).
Biaya standar dapat digolong-
kan berdasarkan tingkat keketatan
atau kelonggaran yaitu standar
teoritis, rata-rata biaya waktu yang
lalu, standar lama dan pelaksanaan
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5
terbaik yang dapat dicapai. Suatu
sistem biaya standar didesain untuk
memenuhi tujuan pengendalian biaya
yang kerap dikenal dengan istilah
analisis varian. Biaya standar
bersama-sama analisis varian sangat
bermanfaat karena beberapa alasan:
menyediakan informasi kepada
manajemen mengenai kendali suatu
sistem, sebagai dasar/basis suatu
sistem evaluasi kinerja.
Setidaknya ada 2 manfaat
utama suatu perusahaan/koperasi
menggunakan sistem biaya standar:
(1) Anggaran biaya dan pengeluaran.
2) Pengendalian biaya relatif ter-
hadap standar.
Dari uraian diatas maka
terdapat beberapa masalah yaitu
Bagaimana Implementasi Fungsi
Pengawasan Pada Koperasi Unit
Desa Berdikari Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari.
KAJIAN PUSTAKA
Koperasi berasal dari kata Co
dan Operation yang mengandung arti
usaha bersama. Dengan kata lain
berarti segala pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama
sebenarnya dapat disebut sebagai
koperasi. Namun demikian yang di
maksud dengan koperasi di sini
adalah suatu bentuk peraturan dan
tujuan tertentu pula, perusahaan yang
didirikan oleh orang-orang tertentu,
untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Muhammad Hatta (dalam
Subandi, 2015:18). Koperasi di-
dirikan sebagai persekutuan kaum
lemah untuk membela keperluan
hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang
semurah-murahnya, itulah yang
dituju. Pada koperasi didahulukan
keperluan bersama, bukan ke-
untungan.
Prinsip-prinsip koperasi ber-
mula dari peraturan umum pengelola
koperasi yang dikembangkan oleh
pelopor-pelopor koperasi di
Rochdale, yang dikenal dengan
prinsip-prinsip Rochdale. Prinsip-
prinsip Rochdale ini dijadikan
contoh dan pedoman oleh hampir
seluruh gerakan koperasi didunia.
Prinsip-prinsip koperasi
Rochdale (The Principle of
Rochdale) ialah sebagai berikut
(Subandi, 2015:23) :
a. Barang-barang dijual bukan
barang palsu dan timbangan
benar.
b. Penjualan barang dengan tunai.
c. Harga penjualan menurut harga
pasar.
d. Sisa hasil usaha dibagikan
kepada anggota menurut per-
timbangan jumlah pembelian
tiap-tiap anggota koperasi.
e. Masing-masing anggota mem-
punyai satu suara.
f. Netral dalam politik dan
keagamaan.
Pengawasan adalah proses
penentuan apa yang harus dicapai
yaitu standar, apa yang sedang
dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6
pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana (Wirasasmita dkk, 1990:83).
Menurut Hasibuan (2016:241),
Fungsi pengendalian adalah fungsi
terakhir dari proses manajemen.
Fungsi ini sangat penting dan sangat
menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Pengendalian ini berkaitan erat sekali
dengan fungsi perencanaan dan
kedua fungsi ini merupakan hal yang
saling mengisi.
Secara umum menurut
Amirullah dan Budiyono (2004:304),
proses pengendalian terdiri dari tiga
langkah: 1) mengukur kinerja yang
sebenarnya, 2) membandingkan
kinerja sebenarnya dengan standar,
3) mengambil tindakan manajerial
untuk memperbaiki penyimpangan
atau standar yang tidak memadai.
Ditinjau dari sistem
pelaksanaannya, pengendalian dapat
diklasifikasikan menjadi sistem
pengendalian umpan balik,
pengendalian umpan maju, dan
pengendalian pencegahan (Siswanto,
2016:143).
Ditinjau dari fokusnya,
pengendalian dapat diklasifikasikan
menjadi pengendalian pendahuluan,
pengendalian bersama, dan
pengendalian umpan balik
(Amirullah dan Budiyono,
2004:300).
Pengawasan umpan balik (feed
back) disebut juga post action
control atau output control.
Pengendalian ini dilakukan setelah
barang atau jasa organisasi telah
selesai diproses. Sifat khas dari
metode-metode pengawasan feed
back (umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil
historikal, sebagai landasan untuk
mengoreksi tindakan-tindakan masa
mendatang (Wiludjeng, 2007:179).
Sistem pengendalian umpan
balik beroperasi dengan pengukuran
beberapa aspek proses yang sedang
dikendalikan dan perbaikan proses
apabila ukuran menunjukkan bahwa
proses menyimpang dari rencana
yang telah ditetapkan. Pengendalian
ini memantau operasi proses maupun
masukan dalam suatu usaha untuk
menerka penyimpangan yang
potensial agar tindakan perbaikan
atas penyimpangan yang terjadi
dapat dilakukan guna pencegahan
permasalahan kompleks menimpa
organisasi (Siswanto, 2016:143).
Komponen pengawasan feed
back atau metode umpan balik yang
dipakai dalam bisnis meliputi
analisis laporan keuangan, analisis
biaya standar, dan pengendalian
kualitas (Amirullah dan Budiyono,
2004:302).
1. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang meng-
gambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan pe-
rusahaan tersebut.
Farid dan Siswanto (dalam
Fahmi, 2015:2) mengatakan
“Laporan keuangan merupakan
informasi yang diharapkan mampu
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7
memberikan bantuan kepada peng-
guna untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial”.
2. Analisis Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya
yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk mem-
biayai kegiatan tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi, efisien dan
faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi,
1991:415).
Manfaat sistem biaya standar
adalah memberikan pedoman kepada
manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan
kegiatan tertentu sehingga me-
mungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara
perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja dan kegiatan
yang lain. Suatu sistem biaya standar
didesain untuk memenuhi tujuan
pengendalian biaya yang kerap
dikenal dengan istilah analisis varian.
Biaya standar bersama-sama analisis
varian sangat bermanfaat karena
menyediakan informasi kepada
manajemen mengenai kendali suatu
sistem, sebagai dasar/basis suatu
sistem evaluasi kinerja. Setidaknya
ada 2 manfaat utama suatu
perusahaan/koperasi menggunakan
sistem biaya standar, yaitu anggaran
biaya dan pengeluaran, dan
pengendalian biaya relatif terhadap
standar (Witjaksono, 2006:116-117).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan meng-
hasilkan data deskriptif karena
bermaksud untuk mendalami dan
menghayati suatu obyek. Bolgan dan
Taylor (dalam Moleong, 2014:4),
metode kualitatif merupakan metode
yang mengahasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari orang-
orang/perilaku yang diamati.
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai instrumen se-
kaligus pengumpul data. Selanjutnya
Satori dan Komariah (2014:90)
berpendapat bahwa instrumen
penelitian kualitatif adalah human
instrument atau manusia sebagai
informan maupun yang mencari data
dan instrumen utama penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri
sebagai ujung tombak pengumpul
data.
Dalam penelitian ini, lokasi
penelitiannya adalah di Koperasi
Unit Desa Berdikari Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari.
Menurut Lofland (dalam
Moleong, 2014:157) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain lain. Dalam
penelitian ini yang akan dijadikan
sumber data salah satunya adalah
manusia yang dijadikan informan
dan benda.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawncara, dan
doku-mentasi.
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8
Analisis data yang digunakan
peneliti adalah analisis data selama
dilapangan Model Miles and
Huberman dengan langkah-langkah
analisis sebagai berikut: (1) Reduksi
Data, (2) Penyajian Data, dan (3)
Conclusion Drawing/Verification.
Uji keabsahan data yang
digunakan peneliti adalah dengan
triangulasi. Menurut Moleong
(2014:330), Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang
lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pem-
banding terhadap data itu. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi
teknik.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Koperasi Unit Desa Berdikari
Penerokan Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari. Dimana
Informan dalam penelitian ini terdiri
dari 2 orang yaitu Pengawas
Koperasi dan Ketua Koperasi.
Dimana Pengawas Koperasi me-
rupakan sebagai Informan Utama.
Kemudian tidak lupa perwakilan dari
pengurus koperasi yang peneliti
tetapkan sebagai Informan tambahan
dengan maksud agar peneliti lebih
mengetahui bagaimana keadaan dan
penerapan fungsi pengawasan pada
Koperasi Unit Desa Berdikari.
Penelitian ini bertujuan untuk
menggali informasi mengenai
analisis laporan keuangan dan
analisis biaya standar di Koperasi
Unit Desa Berdikari Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari.
1. Laporan Keuangan
Peneliti melakukan wawancara
dengan pengawas dan ketua
Koperasi Unit Desa Berdikari.
Berikut hasil wawancaranya:
(Hasil wawancara dengan informan
pengawas koperasi, Tanggal 7
Desember 2017) berikut petikan
wawancaranya:
“Kami analisis tiap-tiap item yang
ada, apakah sesuai dengan yang
terjadi di lapangan. Jika tidak sesuai
kita minta pertanggung jawaban dari
pengurus dan untuk analisis laju
pertumbuhan tahunan terlebih
dahulu tentukan periode waktu yang
akan kita hitung, dengan demikian
akan mengetahui bidang mana yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang
tinggi pada periode tertentu, dan
kami juga dapat mengukur kinerja
pengurus. Dalam mengindeks, pilih
item-item yang dominan, yang
termasuk dalam sekumpulan yang
akan dipertimbangkan yang dapat
mewakili, guna mengukur segala
perubahan atau membandingkan
perubahan setiap item dari tahun
tertentu”.
(Hasil wawancara dengan informan
ketua koperasi, Tanggal 10
November 2017) berikut petikan
wawancaranya:
“Sudah sebagaimana mestinya
pengawas di koperasi ini selalu
memeriksa laporan-laporan yang
pengurus buat, tetapi memang
pengawas memeriksanya sampai 2
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9
atau 3 bulan sekali, tidak mesti 1
bulan sekali. Tetapi tetap laporan
yang pengurus buat diperiksa/
diawasi oleh pengawas”.
Dari hasil wawancara tersebut dalam
melakukan analisis laporan keuangan
ada tiga tahap yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut:
Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa analisis laporan keuangan di
Koperasi Unit Desa Berdikari
dilakukan agar dapat mencegah
terjadinya penyimpangan. Dalam
analisis laporan keuangan, semua
disesuaikan dahulu dengan yang
terjadi di lapangan, jika tidak sesuai
baru minta pertanggung jawaban dari
pengurus. Analisis laporan keuangan
dilakukan dengan menghitung laju
pertumbuhan tahunan di Koperasi
Unit Desa Berdikari, terlebih dahulu
tentukan periode waktu yang akan
dihitung. Analisis laporan keuangan
bukan hanya untuk mencegah
terjadinya penyimpangan, namun
juga dapat sebagai bahan acuan
pengawas koperasi dalam menilai
kinerja pengurus. Proses analisis
laporan keuangan di Koperasi Unit
Desa Berdikari dilakukan dengan
mengindeks beberapa item,
pengawas memilih item-item yang
dominan yang termasuk dalam
sekumpulan yang akan diper-
timbangkan yang dapat mewakili
item-item lain.
2. Biaya Standar
Peneliti melakukan wawancara
dengan pengawas dan ketua
Koperasi Unit Desa Berdikari.
Berikut hasil wawancaranya:
(Hasil wawancara dengan informan
pengawas koperasi, Tanggal 7
Desember 2017) berikut petikan
wawancaranya:
“Biaya operasional kita sesuaikan
dengan yang tertera pada RAPBK
(rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi), yang dibuat oleh
pengurus. Pengawas mengontrol
biaya standar dengan menganalisis
selisih biaya, sehingga dapat terlihat
seberapa besar selisih, baru mencari
faktor penyebabnya. Untuk analisis
biaya tenaga kerja kita menghitung
rata-rata jam kerja, penyelidikan
gerak dan waktu berbagai kerja
pengurus. Bila terjadi selisih biaya
tenga kerja kita lihat perbedaan
antara tarif upah sesungguhnya
dengan tarif upah standar dan
perbedaan jam kerja sesungguhnya
dari jam kerja standar”.
(Hasil wawancara dengan informan
ketua koperasi, Tanggal 10
3. Pilih item yang dominan
yang dapat mewakili item
lain
2. Menentukan periode
waktu yang akan
dihitung
1. Sesuaikan
dengan dilapanga
n
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10
November 2017) berikut petikan
wawancaranya:
“Dalam RAT (rapat anggota
tahunan) itu sudah dianggarkan
melalui RAPBK (rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi).
Sebelumnya kita bahas terlebih
dahulu dan dianalisis oleh
pengawas. Jika sudah sesuai baru
kita ajukan didalam RAT dan
disahkan oleh anggota”
Dari hasil wawancara tersebut dalam
melakukan analisis biaya standar ada
tiga tahap yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut:
Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa analisis biaya standar di
Koperasi Unit Desa Berdikari
berguna untuk melihat kemungkinan
selisih antara biaya sesungguhnya
dengan biaya standar. Dalam analisis
biaya standar hal yang pertama kali
dilakukan adalah penyesuaian
dengan RAPBK, dikarenakan biaya
yang tertera didalam RAPBK adalah
biaya yang sudah disetujui oleh
ketua, pengawas dan anggota
koperasi pada saat rapat anggota
tahunan. Jika biaya sesungguhnya
tidak sesuai dengan biaya standar,
pengawas akan melakukan analisis
selisih biaya untuk mengetahui
seberapa besar selisih biaya tersebut
dan mencari faktor penyebabnya.
Dalam analisis biaya tenaga kerja
standar, Koperasi Unit Desa
Berdikari menghitung rata-rata jam
kerja serta gerak, waktu berbagai
kerja pengurus. Apabila biaya tenaga
kerja tersebut selisih, itu dapat
disebabkan karena perbedaan antara
tarif upah dan jam kerja
sesungguhnya dengan tarif upah dan
jam kerja standar.
PEMBAHASAN
Koperasi adalah suatu alat
untuk memperbaiki kehidupan
berdasarkan menolong diri sendiri
dan otoaktivitas dalam bentuk kerja
sama. Pada umumnya yang bekerja
dalam koperasi adalah mereka yang
lemah ekonominya, yang senasib,
setujuan dan saling mengenal.
Koperasi pada asasnya bukan
perkumpulan yang mencari ke-
untungan tetapi mencapai perbaikan
hidup dan kesejahteraan anggotanya.
Pengawasan atas pelaksanaan ke-
giatan usaha koperasi dilaksanakan
oleh pengawas. Dengan demikian
pengawas diharapkan dapat
mencegah/mengurangi akan ter-
jadinya penyalahgunaan sumber-
Analisis Biaya
Standar
1. Penyesuaian
RAPBK
2. Analisis selisih biaya
3. Menghitung rata-rata jam
kerja dan gerak, waktu
berbagai kerja
pengurus
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 11
sumber ekonomi yang dimiliki oleh
koperasi secara tidak bertanggung
jawab. Apabila pengawasan tidak
dilakukan, kemungkinan besar
kesalahan-kesalahan akan terus
berlangsung dan semakin membesar.
Sehingga tiba-tiba kesalahan tersebut
sudah sangat berat dan sulit diatasi.
Dengan demikian, bukan hanya
tujuan yang tidak tercapai, namun
kemungkinan dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar.
Pengawasan harus ditingkatkan agar
kegiatan dalam koperasi khususnya
Koperasi Unit Desa Berdikari dapat
berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan, sehingga jika ada
indikasi penyimpangan, maka segera
dapat dikendalikan ke arah yang
sebenarnya.
Pengawasan ialah upaya yang
dilakukan oleh kewenangan yang
lebih tinggi, untuk mengukur tingkat
kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dengan hasil yang telah
dicapai (Subandi, 2015:71). Di
Koperasi Unit Desa Berdikari
kegiatan pengawasan terutama sekali
dilakukan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan usaha
koperasi dan untuk melaksanakan
semuanya itu pengawas melakukan
analisis laporan keuangan dan
analisis biaya standar.
Berdasarkan penelitian di
Koperasi Unit Desa Berdikari
Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari, koperasi tersebut
memiliki 2 orang pengawas yang
terdiri dari ketua pengawas dan
anggota pengawas. Namun di
Koperasi Unit Desa Berdikari
menurut pengamatan peneliti
anggota pengawas di Koperasi Unit
Desa Berdikari kurang berkontribusi
dalam penerapan fungsi pengawasan
di koperasi, semua pengawasan
hanya dibebankan kepada ketua
pengawas dalam melakukan
pengawasan di koperasi. Anggota
pengawas yang merangkap dua
jabatan yaitu sebagai pengurus lelang
karet membuat pengawasan hanya
dibebankan kepada ketua pengawas
saja. Di Koperasi Unit Desa
Berdikari, pengawasan hanya diper-
cayakan dan dikelola oleh dua orang
saja, yaitu ketua pengawas dan
anggota pengawas yang diberi
wewenang untuk mengawasi ke-
giatan di Koperasi Unit Desa
Berdikari Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari. Menurut.
Analisis laporan keuangan di
Koperasi Unit Desa Berdikari selalu
dilakukan guna untuk melihat
pencapaian-pencapaian yang didapat
koperasi. Kegiatan ini juga dapat
melihat kemungkinan-kemungkinan
terjadinya penyimpangan dan di-
harapkan dapat mencegah terjadinya
penyimpangan. Analisis laporan ke-
uangan juga akan memberikan in-
formasi tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki koperasi.
Dengan mengetahui kelemahan ini,
pengawas akan dapat memperbaiki
atau menutupi kelemahan tersebut.
Kemudian kekuatan yang dimiliki
koperasi harus dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan. Kekuatan
tersebut dapat dijadikan modal
selanjutnya kedepan. Dengan adanya
kelemahan dan kekuatan yang
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 12
dimiliki, akan tergambar kinerja
manajemen selama ini. Menurut
Kasmir (2014:66) agar laporan
keuangan menjadi lebih berarti
sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu
dilakukan analisis laporan keuangan.
Bagi pihak pengawas tujuan utama
analisis laporan keuangan adalah
agar dapat mengetahui posisi
keuangan koperasi saat ini. Dengan
mengetahui posisi keuangan, setelah
dilakukan analisis laporan keuangan
secara mendalam, akan terlihat
apakah koperasi dapat mencapai
target yang telah direncanakan
sebelumnya atau tidak. Langkah
awal yang dilakukan adalah semua
disesuaikan dahulu dengan yang
terjadi di lapangan, jika tidak sesuai
baru minta pertanggung jawaban dari
pengurus. Analisis laporan keuangan
dilakukan dengan menghitung laju
pertumbuhan tahunan di Koperasi
Unit Desa Berdikari, terlebih dahulu
tentukan periode waktu yang akan
dihitung. Analisis laporan keuangan
berguna sebagai bahan acuan
pengawas dalam menilai kinerja
pengurus. Proses analisis laporan
keuangan di Koperasi Unit Desa
Berdikari dilakukan dengan
mengindeks beberapa item,
pengawas memilih item-item yang
dominan yang termasuk dalam
sekumpulan yang akan diper-
timbangkan yang dapat mewakili
item-item lain.
Setelah melakukan analisis
laporan keuangan dan melihat
pencapaian-pencapaian di koperasi,
selanjutnya pengawas menganalisis
biaya standar. Biaya standar adalah
biaya yang ditentukan dimuka yang
merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan tertentu.
Menurut Winardi (1984:11) Biaya
standar adalah sesuatu biaya yang
ditetapkan sebelumnya (predeter-
mined) yang dipergunakan dalam
penetapan biaya standar, yang
dihitung sebelum operasional
dilaksanakan atas dasar suatu
spesifikasi dari pada semua faktor-
faktor yang mempengaruhi biaya. Di
Koperasi Unit Desa Berdikari semua
biaya standar telah ditetapkan
diawal, yaitu dalam rapat anggota
semua biaya-biaya akan dibahas dan
disetujui oleh anggota koperasi.
Analisis biaya standar berguna untuk
melihat kemungkinan selisih antara
biaya sesungguhnya dengan biaya
standar. Jika biaya sesungguhnya
tidak sesuai dengan biaya standar,
pengawas akan melakukan analisis
selisih biaya untuk mengetahui
seberapa besar selisih biaya tersebut
dan mencari faktor penyebabnya.
Dalam analisis biaya tenaga kerja
standar, Koperasi Unit Desa
Berdikari menghitung rata-rata jam
kerja serta gerak, waktu berbagai
kerja pengurus. Apabila biaya tenaga
kerja tersebut selisih, itu dapat
disebabkan karena perbedaan antara
tarif upah dan jam kerja
sesungguhnya dengan tarif upah dan
jam kerja standar.
Pengawasan salah satu
komponen penting yang harus
dipenuhi koperasi, pengawasan
berusaha untuk mengevaluasi apakah
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 13
tujuan dapat dicapai, dan apabila
tidak dapat dicapai dicari faktor
penyebabnya. Dengan demikian,
dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Kegiatan pengawasan terutama
sekali dilakukan terhadap pelak-
sanaan kebijakan dan pengelolaan
usaha koperasi. Dengan demikian
pengawas diharapkan dapat
mencegah terjadinya penyalah-
gunaan sumber-sumber ekonomi
yang dimiliki koperasi.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam penerapan analisis laporan
keuangan di Koperasi Unit Desa
Berdikari semua disesuaikan
dahulu dengan yang terjadi di
lapangan, jika tidak sesuai baru
minta pertanggung jawaban dari
pengurus. Analisis laporan
keuangan dilakukan dengan
menghitung laju pertumbuhan
tahunan di Koperasi Unit Desa
Berdikari, terlebih dahulu
tentukan periode waktu yang akan
dihitung. Analisis laporan
keuangan selalu dilakukan guna
untuk melihat pencapaian-
pencapaian yang didapat koperasi.
Kegiatan ini juga dapat melihat
kemungkinan-kemungkinan
terjadinya penyimpangan dan
diharapkan dapat mencegah
terjadinya penyimpangan, namun
juga dapat sebagai bahan acuan
pengawas koperasi dalam menilai
kinerja pengurus. Proses analisis
laporan keuangan di Koperasi
Unit Desa Berdikari dilakukan
dengan mengindeks beberapa
item, pengawas memilih item-
item yang dominan yang termasuk
dalam sekumpulan yang akan
dipertimbangkan yang dapat
mewakili item-item lain.
2. Dalam penerapan analisis biaya
standar di Koperasi Unit Desa
Berdikari semua biaya standar
yang dianalisis oleh pengawas
akan dibahas kembali dalam
Rapat Anggota Tahunan dan
disahkan oleh anggota. Dalam
menganalisis biaya standar di
Koperasi Unit Desa Berdikari,
pengawas menggunakan standar
yang telah ditetapkan bersama
dalam Rapat Anggota Tahunan
melalui Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Koperasi.
Jika biaya sesungguhnya tidak
sesuai dengan biaya standar,
pengawas akan melakukan
analisis selisih biaya untuk
mengetahui seberapa besar selisih
biaya tersebut dan mencari faktor
penyebabnya. Dalam analisis
biaya tenaga kerja standar,
Koperasi Unit Desa Berdikari
menghitung rata-rata jam kerja
serta gerak, waktu berbagai kerja
pengurus. Apabila biaya tenaga
kerja tersebut selisih, itu dapat
disebabkan karena perbedaan
antara tarif upah dan jam kerja
sesungguhnya dengan tarif upah
dan jam kerja standar.
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 14
SARAN
1. Bagi anggota pengawas di-
harapkan lebih berkontribusi
dalam penerapan fungsi
pengawasan pada Koperasi Unit
Desa Berdikari dan jangan hanya
mengandalkan ketua pengawas
saja.
2. Sebaiknya untuk pengurus di-
tambah lagi personilnya, agar
tidak ada lagi pengurus yang
merangkap 2 jabatan. Agar
pekerjaan pengurus lebih efektif
dan efisien.
DAFTAR RUJUKAN
Amirullah dan Budiyono Haris,
2004. Pengantar
Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Arfamaini Revi dan Sawarjuwono,
2014. Peranpengawas
dalam menerapkan
pengendalian intern
pemberian kredit pada
gabungan koperasi pegawai
republik Indonesia jawa
timur. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, (1):60-69.
Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur
Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fahmi Irham, 2015. Analisis
Laporan Keuangan.
Bandung: Alfabeta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Jambi, 2014. Pedoman
Penulisan Skripsi Jurusan
PIPS. Jambi: Jurusan PIPS.
Gunawan Imam, 2015.Metode
Penelitian Kualitatif (Teori
dan Praktek). Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasibuan, M. S.P, 2016. Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
https://datakata.
wordpress.com/2014/12/26/
biaya-standar-dan-analisis-
selisih biaya/amp. Diakses
tanggal 05 oktober 2017.
http://fekool.blogspot.co.id/2014/04/
pengawasan-
koperasi.html?m=1. Diakses
tanggal 05 oktober 2017
Jayanti, N. S. D, 2014. Analisis
Implementasi Kurikulum
2013 Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X Di SMA 1
Kota Jambi. Skripsi,
Universitas Jambi.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mahmud Syamsuddin, 1986. Dasar-
Dasar Ilmu Ekonomi dan
Koperasi. PT Intermasa.
Moleong, L. J, 2014. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Edisi
Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi, 1991. Akuntansi Biaya.
Edisi 5. Yogyakarta: FE
UGM.
Satori Djam’an dan Komariah Aan,
2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Robi Ilham Rizki : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 15
Siswanto, H.B, 2016. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara.
Subandi, 2015. Ekonomi Koperasi
(Teori dan Praktik).
Bandung: Alfabeta.
Subiyantoro Arief, Yacobus Aryono,
Sudaryoto, 2015.
Manajemen Koperasi.
Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sumarsono Sonny, 2003. Manajemen
Koperasi (Teori dan
Praktik).Yogyakarta:
GrahaIlmu.
Susanti Yanti, 2016. Peranan
Pengawasan Dalam
Meningkatkan
Produktivitas Kerja
Karyawan Divisi Marketing
Pada Koperasi UGT
Sidogiri Kelurahan Bugih
Pamekasan. Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah,
3(2):260-277.
Wahyuning Titi, 2013. Beberapa
factor yang mempengaruhi
sisa hasil usaha (SHU) di
KPRI Bina Karya
Balongpanggang Gresik.
Jurnal Ekonomi Bisnis,
1(1):1-19.
Wiludjeng Sri, 2007.Pengantar
Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Winardi, 1984. Pengawasan
Budgeter dan Biaya-Biaya
Standar. Bandung: Penerbit
Alumni.
Wirasasmita, R.A. R., Kusno, N.,
Herlinawati Erna, 1990.
Manajemen Koperasi.
Pionir Jaya.
Witjaksono Armanto, 2006.
Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.