1
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
SD NEGERI BARRANG LOMPO
ADIWIYATA IMPLEMENTATION IN ATTEMPTS TO CREATE
ENVIRONMENTAL EDUCATION AT BARRANG LOMPO ELEMENTARY
SCHOOL
TESIS
NURAENI
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.036.17
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
2
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
SD NEGERI BARRANG LOMPO
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan diajukan oleh
NURAENI
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.036.17
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
3
HALAMAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
SD NEGERI BARRANG LOMPO
Yang disusun dan diajukan oleh
NURAENI
NIM. 105 06 02 036 17
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 25 Februari 2021
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Nursalam, M.Si.
Pembimbing II
Dr. Idawati, M.Pd.
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar
Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. NBM: 483 523
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana
Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. NBM : 970 635
iii
4
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI
Judul Tesis : Implementasi Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri Barrang Lompo.
Nama : Nuraeni
NIM : 105.06.02.036.17
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar
Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada tanggal
25 Februari 2021 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar (M. Pd.) pada
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 8 Maret 2021
Dr. H. Nursalam, M. Si. ……………………………………………… (Ketua/Pembimbing/Penguji)
Dr. Idawati, M. Pd. ……………………………………………… (Sekretaris/Penguji)
Dr. H. M. Basri, M. Si. ……………………………………………… (Penguji)
Dr. A. Jam’an, M. Si. ……………………………………………… (Penguji)
iv
5
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nuraeni
NIM : 105 06 02 036 17
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, 8 Maret 2021
Penulis,
NURAENI
v
6
ABSTRAK
NURAENI, Implementasi Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri Barrang Lompo. (dibimbing oleh H. Nursalam dan Idawati).
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Untuk menjadikan sekolah Adiwiyata yang berbudaya lingkungan, diperlukan beberapa aspek yaitu pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi dan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya dalam mewujudkan Pendidikan lingkungan hidup dan faktor yang mempengaruhi munculnya program Adiwiyata di SD Negeri Barrang Lompo. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data, yang terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian terhadap implementasi Adiwiyata dalam upaya mewujudkan Pendidikan lingkungan hidup adalah dengan langkah pertama yaitu membuat tim di sekolah dan menyusun program-program untuk mencapai predikat sekolah Adiwiyata, setelah menyusun tim kepala sekolah dan guru melaksanakan program tersebut dengan melibatkan kerjasama dengan pemerintah setempat, seluruh warga sekolah dan para masyarakat disekitarnya. Guru dan peserta didik bekerja sama dalam mewujudkan tercapainya sekolah Adiwiyata. Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya sekolah Adiwiyata adalah dengan adanya Pendidikan lingkungan hidup yang dapat membantu berlangsungnya peningkatan mutu Pendidikan. Kurikulum yang digunakan diintegrasikan dengan pembelajaran lingkungan hidup yang sangat membantu peserta didik dalam pengenalam teori lingkungan hidup sehingga dapat menjaga kebersihan pada umumnya sesuai dengan pentingnya kebersihan lingkungan hidup.
Kata kunci : implementasi, pendidikan, kerjasama, kebersihan
vi
7
ABSTRACT
NURAENI, Implementation of Adiwiyata in the Ceremony of Realizing Environmental Education at Barrang Lompo State Elementary School. (dibimbing oleh H. Nursalam dan Idawati).
Environmental education is one the important factors in
environmental management and is also a very important means of
producing human resources who can implement the principles of
improving education in school. To make an Adiwiyata school with an
environmental culture, several aspects are needed, namely the
development of a caring and environmentally cultured school policy,
developing an environmentally based curriculum, developing participatory-
based activities, and developing school support facilities.
This research is a qualitative descriptive study with a sociological
approach and a descriptive approach that aims to be wise in realizing
environmental education and the factors that influence the Adiwiyata
program at Sd Negeri barrang Lompo. Intervie data, observation and
documentation. The study used data analysis techniques, wich consisted
of data stages, data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of research on the implementation of Adiwiyata in an effort to realize environmental education are the first steps, namely creating a team at school and compiling programs to achieve the title of Adiwiyata school, after compiling a team of principals and teachers to implement the program by involving collaboration with the local government, all residents. school and the surrounding community. Teachers and students work together to achieve the Adiwiyata school. The factors that influence the emergence of Adiwiyata schools are the existence of environmental education which can help improve the quality of education. The curriculum used is integrated with environmental learning which greatly helps students experience environmental theory so that they can maintain cleanliness in general according to the importance of environmental cleanliness.
Keywords: implementation, education, cooperation, cleanliness
vii
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., semoga dengan berkah dan
rahmat-Nya kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh
kedamaian.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bimbingan, bantuan, dari berbagai pihak, oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan ucapan terima kasih teriring do’a Jazaakumullahu Khaira
Jaza kepada kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi
dan memberikan doa sepanjang perjalananku, nasehat, cinta, perhatian
dan kasih sayang yang tentu takkan bisa penulis balas. Ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan studi di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan
dukungan dan izinnya dalam penelitian ini.
viii
9
3. Ibu Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. Selaku Ketua Prodi
Pascasarjana Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang tanpa lelah dan henti memberikan arahan dan
motivasi yang membangun untuk kami mahasiswa (si)nya.
4. Bapak Dr. H. Nursalam, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Pertama,
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing
dan mengarahkan penulis selama ini dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini.
5. Ibu Dr. Idawati, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang tanpa
henti dan mengenal lelah dalam meluangkan waktu, tenaga dan fikiran
untuk membimbing, memotivasi dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Pendidikan Dasar Universistas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu selama
mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh staf Tata Usaha Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang banyak memberikan dukungan dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
ix
10
9. Saudara-saudaraku kakak dan adik-adikku, yang memberikan kasih
sayang sehingga membuat penulis bersemangat dan termotivasi
menyelesaikan tesis ini.
10. Bapak Kepala Sekolah, rekan-rekan guru dan staf SDN Barrang
Lompo yang telah membantu penelitian ini terlaksana.
Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah
diberikan dapat diterima di sisi Allah Swt, dan mendapat limpahan rahmat-
Nya, Aamiin.
Makassar, 8 Maret 2021
Penyusun,
Nuraeni
x
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI…………………………………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ............................ 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 12
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 14
A. Tinjauan Hasil Penelitian ................................................ 14
1. Pelaksanaan Adiwiyata dalam Mewujudkan Area Biotik
pada Riset Sebelumnya ............................................. 14
2. Edukasi Area Biotik pada Riset Sebelumnya ............. 17
B. Tinjauan Teori serta Konsep ........................................... 20
1. Konsep Tempat Berlatih Adiwiyata ........................... 20
xi
12
2. Konsep Edukasi Area Biotik ...................................... 26
3. Pelaksanaan Program Adiwiyata .............................. 35
C. Kerangka Pikir ................................................................ 51
BAB III METODE RISET .................................................................. 54
A. Pendekatan Riset ........................................................... 54
B. Lokasi dan Waktu Riset .................................................. 54
C. Unit Analisis dan Penentuan Informan ............................ 55
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 56
E. Teknik Analisis Data ....................................................... 58
F. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 61
A. Sejarah Singkat SD Negeri Barrang Lompo ................... 61
B. Pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan
Edukasi Area Biotik pada SD Negeri Barrang Lompo ..... 62
C. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Program Adiwiyata
Di SD Negeri Barrang Lompo ......................................... 85
D. Pembahasan................................................................... 93
E. Keterbatasan Peneliti ...................................................... 104
BAB V PENUTUP ............................................................................ 106
A. Kesimpulan .................................................................... 106
B. Saran ............................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 108
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………… 112
LAMPIRAN ………………................................................................... 109
xii
13
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Informan………………………………………………… 55
xiii
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Konseptual…… ................................ 53
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Izin Penelitian ............................................................................ 110
Validitas Isi ........................................................................................ 117
Format Validitas Isi soal ..................................................................... 118
Lembar Penilaian Kisi-kisi Pedoman wawancara ............................... 119
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .............................................. 122
Pedoman Wawancara Guru ................................................................ 127
Instrumen Pedoman Observasi .......................................................... 133
Pedoman Dokumentasi ...................................................................... 135
Daftar Pedoman Observasi ................................................................. 137
Data Informan ..................................................................................... 143
Dokumentasi Profil SDN Barrang Lompo ............................................ 145
Dokumentasi Kegiatan Ekstra Kurikuler .............................................. 152
Dokumentasi Pembiasaan Peserta Didik ............................................ 154
Dokumentasi Kegiatan Dokcil ............................................................. 155
Dokumentasi Kegiatan Adiwiyata ........................................................ 156
Dokumentasi Pelatihan Adiwiyata ....................................................... 163
Dokumentasi Penghargaan Adiwiyata ................................................ 165
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Edukasi dalam area biotik merupakan faktor penting pada
keberhasilan pengelolaan area biotik serta merupakan sarana yang begitu
penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat
mengembang prinsip pembangunan yang berkelanjutan (Yustina, 2006:
55). Edukasi ini, diharapkan asertaya respons (tanggapan) dari semua
pihak khususnya ruang lingkup tempat berlatih yang merupakan garda
terdepan dalam menyikapi isu sosial itu.
Mewujudkan terciptanya pengelolaan area biotik, pimpinan
meluncurkan tempat berlatih Adiwiyata pada tahun 2010. Tempat berlatih
Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Negara Area Biotik
yang di canangkan pada tahun 2006 serta pada tahun 2010 Program
Tempat Berlatih Berbudaya Area diubah menjadi tempat berlatih
Adiwiyata. Program itu bertujuan mendorong serta membimbing tempat
berlatih-tempat berlatih di Indonesia aktif berperan melaksanakan
pelestarian serta pembangunan area berkelanjutan bagi kepentingan
generasi mendatang.
Undang-Undang Perlindungan serta Pengelolaan Area Biotik
Nomor 32 Tahun 2009 dijelaskan kalau area biotik merupakan kesatuan
ruang bersama semua benda, daya keadaan serta makhluk biotik,
termasuk manusia serta perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
2
kelangsungan perikebiotikan, serta kesejahteraan manusia serta makhluk
biotik lain. Permasalahan area biotik tidak dapat dipisahkan secara teknis
semata, namun yang lebih penting merupakan pemecahan yang dapat
mengubah mental serta kesadaran akan pengelolaan area.
Firman Allah dalam QS. Ar-Rum /30:41 sebagai berikut:
بما كسبت أيدى ٱلناس ظهر ٱلفساد فى ٱلبر وٱلبحر
ليذيقهم بعض ٱلذى عملوا لعلهم يرجعون
Terjemahnya:
Telah nampak kerusakan di darat serta di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami kalau selain beribadah
kepada Allah Swt, manusia juga diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi.
Sebagai khalifah manusia mempunyai tugas agar mengelola serta
memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta agar
kepentingan serta kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya
manusia. Keserakahan serta perlakuan buruk sebagian manusia terhadap
alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Islam mengajarkan agar
umat manusia senantiasa menjaga area. Tindakan merusak area biotik
merupakan salah satu sifat fasik. Sifat fasik lainnya, melanggar perjanjian
3
Allah sesudah perjanjian itu teguh, serta memutuskan apa yang
diperintahkan Allah kepasertaya. Kerusakan karena ulah manusia ini
terjadi darat serta laut. Betapa banyak wilayah pantai, sungai serta darat
yang rusak serta hilang keindahan alamnya oleh kerakusan manusia.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia agar berikhtiar menjaga,
melindungi, serta melestarikan seluruh ekosistem baik di darat maupun
laut.
Firman Allah dalam QS. Qaaf/50:11
Terjemahnya:
Agar menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), serta Kami
biotikkan bersama air itu tanah yang mati (kering). seperti Itulah
terjadinya kebangkitan.
Firman Allah dalam QS. Al-Mu’minuun: 23/18 menjelasakan kalau:
Terjemahnya:
Terjemahnya:
Serta Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, serta sesungguhnya Kami benar-
benar berkuasa menghilangkannya.
4
Berdasarkan ayat di atas menunjukkan kalau Allah Ta’ala
menyebutkan berbagai macam nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada
hamba-Nya yang tiada terhingga jumlahnya serta tidak juga dapat dihitung
tetesan air yang diturunkan dari langit; biqadarin (“Menurut suatu ukuran.”)
Yakni, sesuai bersama kebutuhan, tidak berlebihan yang hanya akan
merusak bumi serta pembangunan, serta tidak juga terlalu sedikit
sehingga tidak cukup agar mengairi tanaman serta buah-buahan, tetapi
sesuai bersama apa yang dibutuhkan.
` Program Adiwiyata merupakan program pengelolaan area biotik di
tempat berlatih. Program ini merupakan sebuah penghargaan bagi tempat
berlatih yang telah menerapkan edukasi area biotik. Penghargaan
Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada tempat berlatih yang
mampu melaksanakan upaya peningkatan edukasi area biotik secara
benar, sesuai bersama kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan
diberikan pada tahap pemberdayaan selama kurun waktu kurang dari 3
tahun serta tahap kemandirian selama kurun waktu lebuh dari 3 tahun .
Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua)
kategori, yakni:
1. Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai telah
berhasil dalam melaksanakan Edukasi Area Biotik.
2. Calon Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai
telah berhasil dalam Pengembangan Edukasi Area Biotik.
Dasar pelaksanaan dari Program Adiwiyata merupakan:
5
1. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Area
Biotik (PLH).
2. Surat Kesepakatan bersama antara Menteri Negara Area Biotik
bersama Menteri Edukasi Nasional Nomor Kep.07/MENLH/06/2005
serta Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan serta Pengembangan
Area Biotik.
3. Peraturan Menteri Negara Area Biotik No. 2 pada Tahun 2009
mengenai program Adiwiyata.
4. Peraturan Menteri Area Biotik Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Tempat berlatih Adiwiyata bukan hanya dilihat dari tampilan fisik
tempat berlatih yang hijau, tetapi tempat berlatih yang mempunyai
program serta aktivitas edukasi yang mengarah kepada kesadaran dari
warga tempat berlatih terhadap area. Tempat berlatih Adiwiyata
merupakan salah satu program Kementerian Area Biotik dalam rangka
mendorong terciptanya pengetahuan serta kesadaran warga tempat
berlatih dalam upaya pelestarian area biotik atau Tempat berlatih
Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang mempunyai area biotik serta
melakukan pengelolaan area biotik ditempat berlatih itu sendiri.
Seperti halnya yang dijelasnya dalam Hadits berikut:
رضا ميتة فهي له )رواه الترمذى عن جابر بن عبد الله( من احيى ا
6
Terjemahnya:
Barang siapa mengbiotikkan suatu bumi yang mati, maka bumi itu
baginya (miliknya). (H.R. at-Tarmizi dari Jabir bin Abdullah No.
1300).
Hadits di atas menjelaskan kalau, siapa saja yang mengbiotikkan
bumi yang mati maka dia berhak atas bumi itu. Artinya yang dimaksud
bumi yang mati. Pertama, bumi itu kering (tidak berair) sehingga tidak
dapat menumbuhkan tanaman. Kedua, bumi itu tidak terawat sehingga
tidak memberi manfaat atau bisa berarti sebenarnya tanah itu subur,
namun tidak terawat bersama baik, bahkan manusia justru merusaknya.
Manusia mempunyai tanggung jawab dalam menjaga kelestarian
area karena ketika area yang kita tempati dipelihara bersama baik maka
akan memberikan manfaat yang baik agar kita, akan tetapi ketika kita
merusak area yang kita tempati maka bencanapun akan menghampiri kita.
Area tempat berlatih dikatakan baik jika didukung terciptanya situasi
berlatih yang kondusif. Area yang kondusif itu apabila di tempat berlatih
serta sekitarnya terdapat sejumlah hal yang dibutuhkan oleh tempat
berlatih. Area tempat berlatih yang kondusif itu merupakan kalau tempat
berlatih yang sesuai bersama peragarannya sebagai lokasi tempat
berlatih. Fasilitas transportasi yang lancar, saluran air memadai, serta
pepohonan sesuai bersama aturan area biotik. Area yang berada dalam
lokasi tempat berlatih yakni ruang level, halaman, kantin, tempat sampah,
WC, tempat parkir, serta taman atau kebun.
7
Unsur utama serta penunjang mempunyai keterkaitan serta
ketergantungan, artinya murid, pengajar serta materi pelajaran akan
berarti sesuai bersama yang diharapkan apabila di dalamnya terdapat
unsur seperti kelancaran transportasi, ruangan level yang memadai,
halaman tempat berlatih yang luas, kantin yang sesuai bersama standar
yang telah ditetapkan pihak berwenang, WC yang memenuhi syarat
kesehatan, tempat parkir yang sesuai bersama kebutuhan, serta tanaman
yang hijau serta indah.
Berdasarkan uraian di atas, edukasi dapat memberikan kontribusi,
bersama banyaknya tempat berlatih di Makassar khususnya pulau
Barrang Lompo yang kini menaruh perhatiannya terhadap masalah area
(Tempat berlatih Adiwiyata). Tempat berlatih Adiwiyata tidak lain agar
menanamkan nilai kesadaran area terhadap semua warga tempat berlatih,
termasuk murid. Kantor Area Biotik (KLH) “gencar” bekerjasama bersama
tempat berlatih mengembangkan empat prinsip tempat berlatih
berwawasan area, seperti: kebijakan berwawasan area, pelaksanaan
kurikulum berbasis area, kegiatan area berbasis partisipatif serta
pengelolaan sarana ramah area.
Adiwiyata yakni sebuah program yang bertujuan agar menciptakan
kondisi yang baik bagi tempat berlatih agar menjadi tempat pemberlatihan
serta penyadaran warga tempat berlatih (pengajar, murid, serta pekerja
lainnya), agar mendorong upaya upaya penyelamatan area serta
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang pada
8
akhirnya dapat mewujudkan kelembagaan tempat berlatih yang peduli
serta berbudaya area berdasarkan norma kebersamaan, keterbukaan,
kejujuran, keadilan, serta kelestarian area biotik serta sumber daya alam.
Mewujudkan tempat berlatih berwawasan area biotik merupakan
komitmen tempat berlatih secara sistematis yang mengembangkan
program-program agar menginternalisasikan nilai-nilai area ke dalam
seluruh aktivitas tempat berlatih. Tampilan fisik tempat berlatih ditata
secara rapi sehingga menjadi wahana pemberlatihan bagi seluruh warga
tempat berlatih agar bersikap arif serta berprilaku ramah area. Area
Tempat berlatih yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses
pemberlatihan yang bermutu.
Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar
(Basri, 2017: 107) sebagai berikut :
a. Partisipatif: Komunitas tempat berlatih terlibat dalam manajemen
tempat berlatih yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi sesuai tanggung jawab serta peran.
b. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
serta terus menerus secara komprehensif.
Program Adiwiyata mempunyai tujuan, agar mencapai tujuan itu,
maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu
kesatuan utuh dalam mencapai tempat berlatih Adiwiyata. Keempat
komponen itu merupakan:
1. Kebijakan Berwawasan Area.
9
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Area.
3. Kegiatan Area Berbasis Partisipatif.
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Area.
Tempat berlatih yang peduli akan areanya perlu mendapat perhatian
kita semua, alasannya sederhana, “Bumi kita semakin rusak” area tempat
kita berada sudah tidak lagi memberikan rasa nyaman. Siapakah yang
merusak bumi ini? jangan sepenuhnya menyalahkan pihak lain atau orang
lain. Siapa yang harus memperbaiki area?. Memahami makna tempat
berlatih yang peduli area seharusnya berbuat agar menciptakan kualitas
area tempat berlatih yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata serta
berkelanjutan, tentunya bersama cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif
bersama menganut nilai-nilai serta kearifan budaya lokal.
Tempat berlatih yang peduli area merupakan salah satu program
Kementrian Negara Area Biotik dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan serta kesadaran warga tempat berlatih dalam upaya
pelestarian area biotik. Program ini diharapkan setiap warga tempat
berlatih di SD Negeri di Barrang ikut serat berkontribusi dalam kegiatan
tempat berlatih menuju area yang sehat agar menghindari dampak area
negatif.
Hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri di Barrang Lompo
diperoleh data peneliti melaksanakan pra riset di SD Negeri di Barang
Lompo dari tanggal 4-6 Maret 2019, bersama menggunakan alat
pengumpul data awal berupa observasi serta wawancara. Pra riset itu
10
dilaksanakan oleh peneliti bersama maksud agar mengetahui lebih
mendalam tentang pelaksanaan program Adiwiyata di SD Negeri Barrang
Lompo pada hari Senin, 4 Maret 2019 pukul 09.02-09.21 wita, peneliti
mewawancarai Kepala tempat berlatih di SD Negeri Barrang Lompo, yakni
MD Beliau menuturkan kalau Program Adiwiyata yang dilakukan oleh
warga SD Negeri Barrang Lompo tahun 2018 merupakan berupa kegiatan
tahunan yang dicanangkan serta dipelaksanaankan melalui upaya
perlindungan serta pengelolaan area biotik yang terencana bagi warga
tempat berlatih.
Berdasarkan penuturan Kepala tempat berlatih, Kegiatan Adiwiyata
dimulai dari tahun 2018 sebagai wujud dari pencapaian Visi yakni “
Mewujudkan murid yang kreatif berbudi pekerti luhur, cinta serta peduli
area berlandaskan iman serta takwa.” serta Misi yakni “1) Meningkatkan
kualitas murid yang beriman serta bertaqwa, 2) Meningkatkan prestasi,
keterampilan, serta pelestarian alam murid dalam berkarya, 3)
Meningkatkan perilaku berbudi pekerti luhur serta rasa cinta terhadap
alam, 4) Meningkatkan kesadaran warga tempat berlatih dalam program
MTR (Makassar Tidak Rantasa) serta LISA (Lihat Sampah Ambil), serta 5)
Meningkatkan kedisiplinan pendidik serta murid”. Berdasarkan Visi serta
Misi itu warga tempat berlatih mempunyai tanggung jawab dalam
mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata agar mewujudkan Edukasi Area
biotik di SD Negeri di Barrang Lompo.
11
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan kalau SD Negeri
Barrang Lompo merupakan salah satu tempat berlatih yang menerapkan
program Adiwiyata serta menemukan permasalahan seperti kurangnya
kesadaran murid tentang pentingnya menjaga kebersihan area, serta
besarnya sertaa/anggaran yang digunakan di dalam mengelola
pemberdayaan area, serta partisipasi murid dalam program Adiwiyata
masih dalam batas mengikuti kegiatan seminar pengelolaan area biotik.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan riset lebih
dalam terkait“Pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan
Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri Barrang Lompo”.
B. Fokus serta Deskripsi Fokus Riset
Fokus riset ini merupakan batasan penulis agar jelas ruang lingkup
yang akan diteliti. Riset ini berjudul “Pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri Barrang
Lompo”, maka riset ini akan difokuskan pada pelaksanaan Adiwiyata
dalam upaya mewujudkan edukasi Area Biotik pada SD Negeri Barrang
Lompo.
Fokus riset ini merupakan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Edukasi Area Biotik
pada SD Negeri Barrang Lompo.
2. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Program Adiwiyata di SD
Negeri Barrang Lompo.
12
C. Tujuan Penelitiaan
Berdasarkan fokus riset di atas, tujuan riset yang diharapkan
merupakan:
1. Agar mengetahui pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan
Edukasi Area Biotik pada SD Negeri Barrang Lompo.
2. Agar mengetahui faktor yang Mempengaruhi Munculnya Program
Adiwiyata di SD Negeri Barrang Lompo.
D. Manfaat Riset
Berangkat dari kedua tujuan itu serta keyakinan kalau segala
sesuatu mempunyai manfaat, penulis berharap riset ini berguna. Di antara
manfaat itu ialah:
1. Manfaat Teoretis
a) Menjadi bahan masukan bagi pengajar agar mejadikan agar proses
pemberlatihan lebih baik .
b) Hasil riset dapat menjadikan bahan bacaan perpustakaan di Fakultas
Ilmu Agama Islam serta Kepengajaran Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Manfaat Praktis
a) Kontribusi positif bagi pendidik dalam upaya mewujudkan asertaya
edukasi area biotik, maka pentingnya bagi pendidik pelaksanaan
Adwiyata pada SD Negeri di Barrang Lompo.
13
b) Sebagai referensi dalam pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik pada SD Negeri Barrang Lompo.
c) Sebagai bahan atau referensi penambah wawasan tempat berlatih
dalam menciptakan tempat berlatih Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik pada SD Negeri Barrang Lompo.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Riset
1. Pelaksanaan Adiwiyata dalam Mewujudkan Area Biotik pada
Riset Sebelumnya.
Penulis akan melakukan penelusuran berbagai sumber yang
mempunyai relevansi pada pokok permasalahan dalam riset ini bersama
tujuan, riset ini bukan merupakan pengulangan riset-riset sebelumnya,
melainkan mencari sisi lain yang signifikan agar diteliti serta
dikembangkan demi meningkatkan mutu secara umum serta khususnya
mutu akademik.
Riset ini pada dasarnya bukan riset yang benar-benar baru,
sebelumnya sudah ada yang mengkaji objek riset tentang tempat berlatih
Adiwiyata. Berdasarkan penelusuran penulis berkaitan topik yang akan
diteliti, terdapat literatur yang membahas, pelaksanaan Adiwiyata
termasuk beberapa karya tulis ilmiah yang relevan bersama judul tesis ini,
antara lain:
Riset itu yang dilakukan oleh Adisendjaja (2014 : 23-24), didalam
risetnya yang berjudul “Pemberlatihan Edukasi Area Biotik Berlatih Dari
Pengalaman Serta Berlatih Dari Alam”, (Jurnal Pemberlatihan Edukasi
Area Biotik Berlatih Dari Alam). Riset ini mengemukakan kalau masalah
area merupakan masalah nyata yang dihadapi manusia serta disebabkan
pola perilaku manusia yang tidak selaras bersama area, bersama berlatih
15
dari alam dalam memelihara areanya yakni bersama prinsip keberlanjutan
serta menerapkan beberapa pendekatan pemberlatihan yang melibatkan
murid aktif secara mental sesuai bersama filsafat kontruktivis seperti
pemberlatihan berbasis masalah, pemecahan masalah, inkuiri,
pemberlatihan kontekstual serta klarifikasi nilai diharapkan pemberlatihan
PLH menjadi lebih efektif. Selain filosofi serta pendekatan yang sesuai
juga diperlukan pengajar yang tidak hanya menguasai konsep dasar
pengetahuan area tetapi juga menguasai konsep dasar manusia.
Landriany (2014). Pelaksanaan Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik di SMA Kota Malang, Dalam
penellitiannya membuktikan tentang asertaya kebijakan yang tertuang
dalam surat keputusan serta juga sudat terintegrasi pada setiap mata
pelajaran. Selanjutnya, ada proses sosialisasi agar beberapa kegiatan
utama bersama pendekatan terhadap murid bertujuan agar menuai
dukungan yang utuh demi menciptakan hasil kesepakatan yang mutlak,
kalau tempat edukasi yang dimaksud benar-benar tempat berlatih yang
berwawasan area.
Ardiayanto (2017). Pelaksanaan Program Adiwiyata Terhadap
Sikap Peduli Murid pada Area di SMA Negeri 1 Bandar Kabupaten
Batang. Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Bandar sudah
terlaksana bersama baik. Seluruh komponen Adiwiyata yakni : 1)
kebijakan berwawasan area, 2) pelaksanaan kurikulum berbasis area, 3)
16
kegiatan area berbasis partisipatif, serta 4) pengelolaan sarana
pendukung ramah area dapat terlaksana bersama baik.
Rotari serta Komalasari (2017). Peran Program Adiwiyata Mandiri
Dalam Meningkatkan Kepedulian Area Murid. Peran program Adiwiyata
mandiri dalam meningkatkan kepedulian area murid (Studi Kasus Di SMP
Negeri 13 Kota Palembang) dapat meningkatkan kepedulian area murid.
Adapun temuan yang ditunjukkan dilapangan kalau program Adiwiyata
mandiri telah menjadi suatu program yang bermanfaat bagi seluruh murid
di SMP Negeri 13 kota Palembang, dimana program Adiwiyata mandiri,
merupakan program yang berwawasan area sesuai bersama visi SMP
Negeri 13 kota Palembang dapat mengajarkan murid agar turut serta
peduli terhadap area baik itu area disekitar level, tempat berlatih ataupun
diarea sekitar mereka atau penduduk .
Paparang, Peran Serta Warga Tempat berlatih dalam
Melaksanakan Program Adiwiyata di SMA Negeri 9 Lepake Samarinda.
Hasil riset menunjukkan kalau upaya tempat berlatih dalam melaksanakan
program Adiwiyata mendapat respon positif dari warga tempat berlatih,
peran serta warga tempat berlatih dalam mewujudkan program Adiwiyata
dilaksanakan dalam pengelolaan sampah, kegiatan jumat bersih, serta
penghijauan. Pelaksanaan berwawasan area sudah terlaksana bersama
merubah visi misi yang mendukung pengelolaan serta perlindungan area
biotik, kurikulum bersama berwawasan area bersama mengintegrasikan
materi wawasan area kedalam mata pelajaran, kegiatan area berbasis
17
partisipatif dilaksanakan melalui aksi area, seperti kegiatan rutin jumat
bersih, serta mengelola sarana area bersama memanfaatkan Green
House serta kebun tempat berlatih.
Perbedaan serta kesamaan antara riset diatas bersama riset yang
akan dilakukan oleh peneliti. Persamannya terletak pada model risetnya
yang bersifat kualitatif kemudian membahas tentang Adiwiyata
sesertagkan agar perbedaannya sendiri terletak pada pada objek riset.
Objek riset yang akan diteliti nantinya lebih kepada pelaksanaan Adiwiyata
yang sifatnya ke lembaga edukasi khususnya SD, sesertagkan riset
sebelumnya ada yang membahas tentang peran program Adiwiyata
mandiri, program Adiwiyata dalam membentuk kemandirian murid,
olehnya itu bersama asertaya perbedaan itu peneliti menganggap kalau
riset yang akan dilakukan terkait pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik merupakan riset yang masih sangat
jarang yang melakukan riset, sehingga peneliti menganggap kalau judul
riset ini perlu agar diteliti lebih jauh.
2. Edukasi Area Biotik pada Riset Sebelumnya
Riset ini pada dasarnya bukan riset yang benar-benar baru,
sebelumnya sudah ada yang mengkaji objek riset tentang tempat berlatih
Adiwiyata berdasarkan penelusuran penulis berkaitan topik yang akan
diteliti, terdapat literatur yang membahas, pelakasanaan Adiwiyata
termasuk beberapa karya tulis ilmiah yang relevan bersama judul tesis ini,
antara lain:
18
Riset yang dilakukan oleh Nasution serta Syahrin (2010). Studi
kasus Provinsi Sumatera Utara yang berjudul Model Pengelolaan Perilaku
Area Biotik Komunitas Tempat berlatih sebagai Upaya Mempersiapkan
Generasi Berwawasan Pembangunan Berkelanjutan. Ia mengemukakan
kalau Peranan kepala tempat berlatih, pengajar, komite tempat berlatih,
orang tua, pengetahuan murid, serta sikap murid berpengaruh dalam
pengelolaan area biotik di tempat berlatih.
Purnaweni (2014). Kebijakan Pengelolaan Area Di Kawasan
Kedeng Utara Provinsi Jawa Tengah. (Jurnal Ilmu Area). Hasil risetnya
merupakan: (1) Kebijakan pengelolaan kawasan karst di Kecamatan
Sukolilo terwujud dalam Peraturan Menteri serta Keputusan Gubernur
Jawa Tengah, terkait bersama karakteristik geografis. (2) Pengelolaan
area memenuhi tiga unsur POAC (Planning, Organizing ,Actuating) yang
menjadi fokus riset ini. Rekomendasinya merupakan: (1) Kebijakan
kawasan karst sebaiknya mempertimbangkan keunikan-keunikan
kawasan karst, kondisi social ekonomi sebagian penduduk yang masih
bersifat tradisional, serta dukungan publik perlu digalang oleh pimpinan
agar dilakukannya pembangunan yang seharusnya menguntungkan
semua pihak, serta mengacu pada pembangunan berkelanjutan; (2)
Pengelolaan area: (a) Planning/Perencanaan: pembangunan
berkelanjutan seharusnya dikedepankan, bersama menekankan pada
terwujudnya pembangunan sosial dimana peran serta serta keadilan
menjadi bagian penting dalam pembangunan; (b)
19
Organizing/Pengorganisasian: kepentingan yang bersinggungan dalam
pengelolaan kawasan karst antara pimpinan, swasta, serta penduduk,
yang seharusnya dilakukan bersama mengedepankan win-win solution,
misalnya bersama pelaksanaan zonasi; (c) Actuating/Pelaksanaan: harus
dimunculkan pelaksanaan optimatisasi pemanfaatan sumber daya alam
secara efisien, bersama memanfaatkan teknologi yang ramah area,
sekiranya pabrik semen jadi didirikan di wilayah Sukolilo.
Riset yang dilakukan oleh Tamara (2016), bersama Judul Peranan
Area Sosial Terhadap Pembentukan sikap Peduli Area Murid di SMA
Negeri Kabupaten Cianjur. Hasil risetnya yakni kalau area sosial, baik itu
dalam area keluarga, tempat berlatih maupun area penduduk, sama-sama
mempunyai peranan penting serta tanggung jawab terhadap
pembentukan karakter sikap peduli area murid. Area sosial murid yang
menerapkan sikap cinta area dalam kebiotikan sehari-hari, baik disadari
ataupun tidak, dapat membentuk murid menjadi pribadi yang mempunyai
kecintaan terhadap area sekitarnya.
Riset yang dilakukan oleh Mulyana (2009) bersama Judul
Penanaman Etika Area Melalui Tempat berlatih Peduli serta Berbudaya
Area, Ia menemukan kalau edukasi area biotik yang dilakukan di tempat
berlatih peduli serta bebudaya area dinilai efektif dalam menanamkan
kepedulian terhadap kelestarian sumber daya alam serta area.
Penanaman nilai-nilai peduli area itu dapat dilakukan melalui proses
20
berlatih mengajar formal, penyediaan area tempat berlatih yang asri serta
di tunjang oleh fasilitas tempat berlatih yang mendukung.
Terdapat perbedaan serta kesamaan antara riset diatas bersama
riset yang dilakukan oleh peneliti. Persamannya terletak pada model
risetnya yang bersifat kualitatif kemudian membahas tentang area biotik
sesertagkan agar perbedaannya sendiri terletak pada pada objek riset.
Objek riset yang diteliti lebih kepada area biotik dalam menciptakan
tempat berlatih Adiwiyata, sesertagkan riset sebelumnya membahas
tentang area sosial serta bentuk-bentuk kebijakan terkait area biotik,
olehnya itu bersama asertaya perbedaan itu peneliti menganggap kalau
riset yang dilakukan terkait pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik merupakan riset yang masih sangat
jarang yang melakukan riset, sehingga peneliti menganggap kalau judul
riset ini perlu agar diteliti lebih jauh.
B. Tinjauan Teori serta Konsep
1. Konsep Tempat berlatih Adiwiyata
Program Adiwiyata merupakan salah satu penerapan edukasi area
biotik dalam tempat berlatih. Sebagaimana diungkapkan oleh Kementerian
Negara Area Biotik (2010: 2) “Program Adiwiyata merupakan salah satu
program Kementerian Negara Area Biotik dalam rangka mendorong
terciptanya pengetahuan serta kesadaran warga tempat berlatih dalam
upaya pelestarian area biotik”.
21
Program ini menjelaskan setiap warga tempat berlatih diharapkan
agar ikuit serta terlibat dalam aktifitas serta kegiatan tempat berlatih
menuju area yang sehat serta terhindar dari dampak yang negatif.
Adwiyata berasal dari kata atau bahasa Sansekerta yakni adi serta wiyata.
Adi berarti agung, besar, ideal, baik atau sempurna sesertagkan “Wiyata”
merupakan tempat seseorang menimba ilmu serta pengetahuan serta
berlatih etika serta norma. Bila disatukan menjadi Adiwiyata mempunyai
arti yakni tempat ideal yang baik agar memperoleh ilmu serta
pengetahuan serta norma serta etika. Program Adiwiyata bertujuan
menciptakan kondisi yang ideal serta baik bagi tempat berlatih agar
menjadi tempat proses berlatih mengajar serta proses penyadaran agar
warga tempat berlatih.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang
baik serta ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan serta
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju
terciptanya kesejahteraan biotik kita serta menuju kepada cita‐cita
pembangunan berkelanjutan (Basri, 2017: 107). Tujuan program
Adiwiyata merupakan mewujudkan warga tempat berlatih yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan serta pengelolaan area
biotik melalui tata kelola tempat berlatih yang baik agar mendukung
pembangunan berkelanjutan.
(Susy, 2011:3) sebagai “ Tempat yang baik serta ideal dimana dapat
diperoleh segala ilmu pengetahuan serta berbagai norma serta etika yang
22
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan biotik kita
serta menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan”. Adiwiyata
atau area biotik merupakan suatu ruang atau tempat yang ideal serta
strategis, karena di dalamnya terjadi interaksi secara kondusif agar
mencapai kebiotikan yang lebih baik, selain itu tujuan program Adiwiyata
juga “mewujudkan warga tempat berlatih yang bertanggung jawab dalam
upaya perlindungan serta pengelolaan area biotik melalui tata kelola
tempat berlatih yang baik agar mendukung pembangunan yang
berkelanjutan”. Terciptanya kondisi kondusif dalam area merupakan
tanggung jawab semua warga yang ada dalam tempat berlatih itu.
Adiwiyata merupakan program pengelolaan area biotik, maka dari itu
setiap tempat berlatih yang ingin menjadi tempat berlatih Adiwiyata harus
mempunyai beberapa persyaratan yakni :
a. Mempunyai wawasan yang tinggi terhadap area sekitar.
b. Mempunyai tempat berlatih yang bersih.
c. Mempunyai pepohonan yang rinsertag disekitar.
d. Menyelenggarakan sarana ramah area.
e. Mengikuti standar Adiwiyata.
Program Adiwiyata merupakan program pengelolaan area biotik di
tempat berlatih. Program ini merupakan sebuah penghargaan bagi tempat
berlatih yang telah menerapkan edukasi area biotik. Penghargaan
Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada tempat berlatih yang
mampu melaksanakan upaya peningkatan edukasi area biotik secara
23
benar, sesuai bersama kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan
diberikan pada tahap pemberdayaan selama kurun waktu kurang dari 3
tahun serta tahap kemandirian selama kurun waktu lebih dari 3 tahun .
Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua)
kategori, yakni:
1. Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai telah
berhasil dalam melaksanakan Edukasi Area Biotik.
2. Calon Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai
telah berhasil dalam Pengembangan Edukasi Area Biotik.
Setiap tempat berlatih dapat diajukan oleh Pimpinan Daerah
sebagai calon Tempat berlatih Adiwiyata sesuai bersama kuota yang telah
ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Area Biotik. Pengajuan calon
sebagaimana yang dimaksud diatas dilakukan bersama mengisi kusioner
serta menyertai lampiran yang diperlukan sesuai bersama formulir yang
telah disediakan oleh Kantor Negara Area Biotik. Calon Tempat berlatih
Adiwiyata serta Tempat berlatih Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh
Dewan Pertimbangan Adiwiyata.
Upaya pelestarian area biotik program Adiwiyata merupakan
merupakan program yang tepat agar warga tempat berlatih dalam
menciptakan serta mendorong warga tempat berlatih agar mempunyai
kesadaran serta pengetahuan. Tempat berlatih yang menerapkan
program Adiwiyata akan menuai keuntungan yakni:
24
a. Efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional tempat berlatih
akan meningkat serta asertaya pemanfaatan secara maksimal
sumber daya, fasilitas, sarana serta prasarana yang ada di tempat
berlatih.
b. Penghematan sumber sertaa bersama pengurangan konsumsi pada
sumber daya serta energi akan meningkat, sebab, Adwiyata juga
program yang mengedepankan penghematan serta memanfaatkan
SDA secara bijak.
c. Program Adiwiyata dapat meningkatkan kenyamanan dalam proses
berlatih mengajar.
d. Program Adiwiyata dapat memberikan kondisi kebersamaan yang baik
bagi semua warga tempat berlatih, sebab dalam program Adiwiyata
kerjasama serta keterlibatan seluruh warga tempat berlatih sangat
dibutuhkan.
e. Meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai resiko serta dampak
area negatif di masa yang akan datang.
f. Melalui program Adiwiyata memberikan pengetahuan mengenai area
biotik karena disampaikan secara komprehensif serta praktis,
sehingga tempat berlatih akan menjadi tempat bagi generasi muda
tentang nilai-nilai pemeliharaan serta area biotik yang kondusif.
g. Melalui program Adiwiyata tempat berlatih akan mendapatkan
penghargaan dari pimpinan sebagai bukti keberhasilan tercapainya
25
tempat berlatih yang mempunyai area yang berbudaya serta baik
serta mempunyai kepedulian sebagai tempat berlatih Adiwiyata.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan kalau, Adiwiyata
merupakan program yang diciptakan agar meningkatkan sumber daya
manusia serta mendorong terciptanya pengetahuan serta kesadaran
warga tempat berlatih dalam upaya pelestarian area biotik yang mampu
menciptakan peningkatan efisiensi kegiatan operasional tempat berlatih,
meningkatkan penghematan sumber sertaa melalui pengurangan
konsumsi berbagai sumber daya serta energi, meningkatkan kondisi
berlatih mengajar yang lebih nyaman serta kondusif bagi semua warga
tempat berlatih, menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga
tempat berlatih, meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko
dampak area negatif di masa yang akan datang, menjadi tempat
pemberlatihan bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan serta
pengelolaan area biotik yang baik serta benar.
Adiwiyata merupakan program yang dilaksanakan serta diletakkan
pada dua prinsip dasar yakni:
a. Partisipatif: Komunitas tempat berlatih terlibat dalam manajemen
tempat berlatih yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi sesuai tanggung jawab serta peran.
b. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
serta terus menerus secara komprehensif.
26
4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh
dalam mencapai tujuan tempat berlatih Adiwiyata. Keempat komponen itu
merupakan:
1. Kebijakan Berwawasan Area.
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Area.
3. Kegiatan Area Berbasis Partisipatif.
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Area.
Program Adiwiyata mencakup program utama yakni mewujudkan
kelembagaan tempat berlatih yang mempunyai kepedulian serta budaya
area yang baik bagi tempat berlatih, baik tempat berlatih dasar atau pun
menengah di indonesia. Mengembangkan program Adiwiyata harus
berdasarkan norma-norma dasar serta berkebiotikan yang meliputi
kebersamaan, kejujuran, keterbukaan, adil serta kelestarian fungsi area
biotik serta sumber daya alam. Prinsip yang harus diperhatikan dalam
program Adiwiyata merupakan partisipatif serta berkelanjutan.
2. Konsep Edukasi Area Biotik
a. Ruang Lingkup Edukasi Biotik
Edukasi area biotik dapat ditempuh melalui dua jalur yakni jalur
edukasi non formal maupun melalui jalur edukasi formal (Trivedi P.R,
2004: 8-9). Pada jalur edukasi formal edukasi area biotik dapat ditempuh
bersama dua pendekatan yakni, pendekatan monolitik serta integratif.
Pendekatan monolitik merupakan pendekatan yang didasarkan pada
suatu pemikiran kalau setiap mata pelajaran merupakan komponen yang
27
berdiri sendiri dalam kurikulum serta mempunyai tujuan tertentu dalam
suatu sistem. Pendekatan ini dapat ditempuh melalui dua cara yakni,
membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama Edukasi Area Biotik
(PLH) yang nantinya dijadikan mata pelajaran yang terpisah dari ilmu-ilmu
lain serta membangun paket PLH yang merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri. Pendekatan integratif merupakan pendekatan yang
didasarkan pada pemikiran kalau suatu mata pelajaran itu dapat
diintegrasikan ke dalam pelajaran lain yang sesuai.
(Daryanto, 2013: 1) Edukasi area biotik (PLH) merupakan edukasi
tentang area biotik dalam konteks internalisasi secara langsung maupun
tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak
serta pola pikir murid /peserta diklat sehingga dapat merefleksikan dalam
kebiotikan sehari hari.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kalau
Edukasi area biotik merupakan upaya pimpinan Indonesia dalam menjaga
serta melestarikan area demi menghindari kerusakan area yang lebih
parah di kemudian hari. Tidak hanya pimpinan Indonesia yang bergerak
agar peduli akan edukasi area biotik tetapi berbagai pihak di dunia juga
berupaya melakukan program peduli terhadap kelestarian area.
Kementerian Negara Area Biotik pada tahun 2006 mencanangkan
program Adiwiyata, dalam hal ini penjelasan mengenai Adiwiyata
mengacu atau yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Nomor 05
Tahun 2013 serta buku panduan Adiwiyata.
28
b. Tujuan Edukasi Area Biotik
Permasalahan utama dari area merupakan ketidak mampuan
mengembangkan sistem nilai sosial, gaya biotik yang tidak mampu
membuat biotik kita selaras bersama area. Membangun gaya biotik serta
sikap terhadap area agar biotik selaras bersama area bukan pekerjaan
mudah serta bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Jalur edukasi merupakan sarana yang tepat agar membangun
penduduk yang menerapkan prinsip keberlanjutan serta etika area. Jalur
edukasi yang bisa ditempuh mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak
sampai bersama Perpengajaran Tinggi (Daryanto, 2013: 1). Tujuan jangka
panjang PLH merupakan mengembangkan warga negara yang
mempunyai pengetahuan tentang area biofisik serta masalahnya yang
berkaitan, menumbuhkan kesadaran agar terlibat secara efektik dalam
tindakan menuju pembangunan masa depan yang lebih baik, dapat dihuni
serta membangkitkan motivasi agar mengerjakannya.
Tujuan edukasi area itu dapat dijabarkan menjadi enam kelompok,
yakni (a) Kesadaran, yakni memberi dorongan kepada setiap individu agar
memperoleh kesadaran serta kepekaan terhadap area serta masalahnya;
(b) Pengetahuan, yakni membantu setiap individu agar memperoleh
berbagai pengalaman serta pemahaman dasar tentang area serta
masalahnya; (c) Sikap, yakni membantu setiap individu agar memperoleh
seperangkat nilai serta kemampuan mendapatkan pilihan yang tepat serta
mengembangkan perasaan yang peka terhadap area serta memberikan
29
motivasi agar berperan serta secara aktif didalam peningkatan serta
perlindungan area; (d) Keterampilan, yakni membantu setiap individu agar
memperoleh keterampilan dalam mengidentifikasi serta memecahkan
masalah area; (e) Partisipasi, yakni memberikan motivasi kepada setiap
individu agar berperan serta secara aktif dalam pemecahan masalah area;
(f) Evaluasi, yakni mendorong setiap individu agar mempunyai
kemampuan mengevaluasi pengetahuan area ditinjau dari segi ekologi,
sosial, ekonomi, politik, serta faktor-faktor edukasi. (Daryanto, 2013: 12-
13).
Berdasarkan tujuan di atas, tersirat kalau masalah area biotik
terutama berkaitan bersama manusia bukan hanya area, oleh karena itu
dalam pengembangan program PLH harus ditujukan pada aspek tingkah
laku manusia, terutama interaksi manusia bersama area biotiknya serta
kemampuan memecahkan masalah area, tetapi juga harus mempunyai
pemahaman mendasar tentang manusia.
c. Peran Warga Tempat berlatih dalam Edukasi Area Biotik
Warga tempat berlatih merupakan anggota tempat berlatih berupa
komponen biotik yang terdiri dari masukan sumber daya manusia (human
resources input), masukan area (environmental input), serta masukan
mentah (raw input). Warga tempat berlatih meliputi kepala tempat berlatih,
pengajar, tenaga tata usaha, pesuruh atau tukang kebun, komite tempat
berlatih serta murid. Pengertian peranan dalam KBBI yakni tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Berdasarkan kedua
30
pengertian itu disimpulkan kalau peranan warga tempat berlatih yakni
tindakan yang dilakukan anggota tempat berlatih yang meliputi kepala
tempat berlatih, pengajar, tenaga tata usaha, wali level, pesuruh, komite
tempat berlatih serta murid dalam peristiwa tertentu.
Peranan warga tempat berlatih dalam pelaksanaan edukasi area
biotik dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan anggota tempat
berlatih yang meliputi kepala tempat berlatih, pengajar, tenaga tata usaha,
wali level, pesuruh, komite tempat berlatih serta murid dalam menerapkan
edukasi area biotik.
1) Peran Kepala Tempat berlatih
Kemampuan kepala tempat berlatih dalam menjalankan roda
kepemimpinan sangat penting agar menggapai visi serta misi edukasi. Visi
serta misi harus diamalkan oleh kepala tempat berlatih dalam bentuk
tindakan. Tempat berlatih yang peduli serta berbudaya harus terwujud
mejadi kenyataan. Menurut (Mulyasa, 2007: 98) dinas edukasi telah
menetapkan kalau kepala tempat berlatih harus mampu menerapkan
perannya sebagai educator, manager, administrator, serta supervisor.
Bahkan seiring bersama perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
peran kepala tempat berlatih menjadi bertambah yakni sebagai leader,
innovator, motivator, figure, serta mediator. Peran, tugas serta fungi
kepala tempat berlatih dapat menjadikan visi agar jadi aksi:
a) Kepala tempat berlatih sebagai educator (pendidik)
31
Kepala tempat berlatih berperan sebagai pendidik yang harus
mempunyai kemampuan agar menjadi pembimbing bagi pendidik, tenaga
pendidik yang bukan pengajar, pendidik bagi murid, mengembangkan
tenaga edukasi, serta mengikuti bimbingan tekhnologi serta memberikan
contoh mengajar (Mulyasa,2007: 101), agar dapat berbudaya area
sebelum mengajarkan kepada anak didik, kepala tempat berlatih harus
mempunyai strategi yang baik serta tepat dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga edukasi.
b) Kepala tempat berlatih sebagai manajer
Kepala tempat berlatih merupakan pemegang kebijakan dalam
segala hal, termasuk edukasi area biotik. Tempat berlatih Adiwiyata
dibentuk tim Adiwiyata , kepala tempat berlatih merupakan penanggung
jawabnya, tidak ada kegiatan atau aksi area apapun tanpa melalui
keputusan dari kepala tempat berlatih.
Pelaksanaan kegiatan edukasi area biotik oleh warga tempat
berlatih maka harus didukung oleh kebijakan tempat berlatih, dalam
mewujudkan tempat berlatih yang berbudaya serta peduli dibutuhkan
beberapa kebijakan yang tidak lepas dari prinsip dasar program Adiwiyata
yakni partisipatif serta berkelanjutan.
c) Kepala tempat berlatih Sebagai Administrator
Kepala tempat berlatih sebagai administrator menurut
(Mulyasa,2002: 44). Menunjang produktifitas tempat berlatih, kepala
tempat berlatih harus mampu melakukan aktifitas pengelolaan
32
administrasi yang sifatnya pencatatan, penyusunan, serta pendokumenan
seluruh program tempat berlatih secara efektif serta efisien. Kepala tempat
berlatih harus mempunyai kemampuan agar megelola kurikulum,
administrasi sarana serta prasarana, administrasi arsip serta administrasi
keuangan.
d) Kepala tempat berlatih sebagai supervisor
Kepala tempat berlatih .harus berperan sebagai supervisor yang
dapat mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenapa pendidik.
Kepala tempat berlatih harus melakukan pengawasan, pengendalian serta
peningkatan kinerja tenaga pendidik.
Program Adiwiyata kepala tempat berlatih harus memperhatikan
prinsip-prinsip hubungan konsultatif, kolegial bukan hierarkis. Edukasi
area biotik, kepala tempat berlatih mempunyai kewajiban menyusun,
melaksanakan sekaligus memantau program edukasi edukasi area biotik.
e) Kepala tempat berlatih sebaga leader
Kepala tempat berlatih sebagai leader harus bisa memberikan
petunjuk serta pengawasan, meningkatkan minat tenapa pendidik,
membuka komunitas dua arah, serta mendelegasikan tugas. Kemampuan
kepala tempat berlatih sebagai leader dapat dilihat dari kepribadian,
pengetahuan, visi misi tempat berlatih, kemampuan mengambil keputusan
serta berkomunikasi.
33
Kepala tempat berlatih juga berperan sebagai motor penggerak
pelaksanaan edukasi area biotik mempunyai pengetahuan serta
kemampuan yang cukup dalam mengambil keputusan.
f) Kepala tempat berlatih sebagai innovator
Sebagai innovator kepala tempat berlatih harus mempunyai strategi
tepat dalam menjalin hubungan harmonis dalam area, harus mencari
gagasan baru, merelevansikan setiap kegiatan, memberikan contoh
taulaserta yang baik, serta mengembangkan model-model pemberlatihan,
sebagai kepala tempat berlatih ia harus menjadi pencetus utama,
pembuat kebijakan yang pro dalam area.
g) Kepala tempat berlatih sebagai motivator
Sebagai motivator kepala tempat berlatih perlu mempunyai strategi
yang baik serta tepat dalam memberikan motivasi kepada para pendidik
agar melakukan berbagai tugas serta fungsinya. Motivasi dalam
pelaksanaan edukasi area biotik dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
area fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
secara efektif, serta penyediaan berbagai sumber berlatih melalui
pelatihan.
2) Peran Pengajar
Menurut (Wijaya, 1992: 107-108) Peran pengajar sangat beragam
sekali diantaranya merupakan.
34
a) Pengajar sebagai Pembimbing
Seorang pengajar bukan satu-satunya penyampai informasi serta
satu-satunya sumber pengetahuan bagi murid, pengajar hanya bertugas
sebagai pembangkit motivasi berlatih murid. Program Adiwiyata
merupakan cara menumbuhkan karakter tempat berlatih yang peduli serta
berbudaya area. Pengajar dalam hal ini memberikan bimbingan serta
konseling harus bisa menjadi pioner serta kordinator pada program
Adiwiyata.
b) Pengajar sebagai Pengatur Area.
Pada hakikatnya mengajar itu merupakan mengatur area agar terjadi
proses berlatih mengajar yang baik. Seorang pengajar harus bisa
menciptakan suasana level yang efektif sehingga murid dapat berlatih
bersama nyaman.
b) Pengajar sebagai Konselor
Pengajar sebagai konselor harus menyampaikan nilai-nilai edukasi
karakter peduli serta berbudaya area dimanapun serta kapan pun
melaksanakan tugasnya. Konselor tempat berlatih secara sadar
mempunyai kewajiban agar melaksanakan edukasi karakter peduli serta
berbudaya area dalam menunaikan tugasnya. Dukungan sistem pengajar
pembimbing memahami program Adiwiyata secara luas serta mendalam.
Memahami program Adiwiyata diharapkan pembimbing dapat memahami
serta mengembangkan program bimbingan serta konseling sesuai
bersama apa yang diharapkan oleh tempat berlatih yang peduli serta
35
berbudaya area sehingga dapat membantu kesulitan yang dihadapi murid
serta meningkatkan profesionalisme pengajar bimbingan serta konseling
agar lebih sensitif terhadap isu-isu baru.
c) Pengajar sebagai Motivator
Melalui dukungan sistem pengajar pembimbing memahami program
Adiwiyata secara luas serta mendalam. Memahami program Adiwiyata
diharapkan pembimbing dapat memahami serta mengembangkan
program bimbingan serta konseling sesuai bersama apa yang diharapkan
oleh tempat berlatih yang peduli serta berbudaya area sehingga dapat
membantu kesulitan yang dihadapi murid serta meningkatkan
profesionalisme pengajar bimbingan serta konseling agar lebih sensitif
terhadap isu-isu baru.
3. Pelaksanaan Program Adiwiyata
Mewujudkan program Adiwiyata dibutuhkan 4 (empat) indikator
yang harus dipenuhi oleh tempat berlatih yakni:
a. Penyusuna Program Berwawasan Area
Meter, dkk. Dalam Rohman (2009: 134) mengatakan kalau
pelaksanaan kebijakan dimaksudkan sebagai keseluruhan tindakan yang
dilakukan oleh individu-individu, pejabat atau kelompok pimpinan atau
swasta yang diarahkan kepada pencapaian tujuan kebijakan yang telah
ditentukan. Tindakan itu merupakan usaha sesaat yang bertujuan
mentransformasikan keputusan kedalam istilah operasional, atau pun
36
usaha berkelanjutan agar mencapai perubahan-perubahan besar serta
kecil yang diamanatkan pada keputusan –keputusan kebijakan.
Buku panduan Adiwiyata 2012 ada enam indikator kebijakan yang
perlu terus menerus diusahakan. Pertama, pengembangan visi serta misi
yang terdapat dalam dokumen yang tercermin sebagai upaya
perlindungan serta penegelolaan area biotik. Kedua, visi misi diuraikan ke
dalam program, kegiatan tempat berlatih serta dipahami oleh semua
warga tempat berlatih. Ketiga, asertaya kebijakan dalam pengembangan
materi pemberlatihan edukasi area biotik. Kriteria terakhir merupakan
asertaya kebijakan alokasi rencana kegiatan serta anggaran tempat
berlatih (RKAS) minimal 10% serta dialokasikan secara proporsional demi
upaya pengelolaan area tempat berlatih.
1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan
Pelaksanaan suatu kebijakan menghasilkan keberhasilan yang
diharapkan oleh pembuat kebijakan serta kelompok yang menjadi sasaran
kebijakan itu. Rohman (2009:147) menyatakan, kalau ada tiga faktor yang
dapat menentukan kegagalan serta keberhasilan dalam Pelaksanaan
kebijakan yakni:
a) Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh
para pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak,
sasarannya tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah
diinterpretasikan atau tidak, serta terlalu sulit dilaksanakan atau tidak
37
b) Faktor yang terletak pada personil pelaksana, yakni yang menyangkut
tingkat edukasi, pengalaman, motivasi, komitmen, kesetiaan, kinerja,
kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan, serta kemampuan kerja sama
dari para pelaku pelaksana kebijakan. Termasuk dalam personil
pelaksana merupakan latar belakang budaya, bahasa, serta ideologi
kepartaian masing-masing. Semua itu akan sangat mempengaruhi
cara kerja mereka secara kolektif dalam menjalankan misi
pelaksanaan kebijakan.
c) Faktor yang terletak pada system organisasi pelaksana, yakni
menyangkut jaringan sistem, hierarki kewenangan masing-masing
peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dari pemimpin
organisasinya, aturan main organisasi, target masing-masing tahap
yang ditetapkan, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi
yang dipilih.
b. Program Kurikulum Berbasis Area
Suryobroto (2004:32) Kurikulum berbasis area merupakan
kurikulum yang memuat tentang materi pengelolaan serta perlindungan
terhadap area biotik yang disampaikan bersama beragam cara dalam
upaya memberikan pemahaman tentang area biotik.
Kurikulum merupakan segala pengalaman edukasi yang diberikan
oleh tempat berlatih pada seluruh anak didik, baik dilakukan dalam tempat
berlatih maupun di luar tempat berlatih. Rusman (2009:3) menyatakan
kalau kurikulum merupakan perangkat rencana serta pengaturan
38
mengenai tujuan, isi serta bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pemberlatihan demi
mecapai tujuan edukasi tertentu. Pendapat lain dari Alberty ( Rusman,
2009:3) berpendapat kalau kurikulum sebagai semua kegiatan yang
diberikan kepada murid di bawah tanggung jawab tempat berlatih.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kalau kurikulum
merupakan serangkaian aktivitas pengalaman edukasi agar murid yang
diberikan kepada tempat berlatih demi mencapai tujuan edukasi yang
telah ditentukan.
1) Latar Belakang Edukasi Area Biotik
UU Pasal 65 ayat 2 tentang Perlindungan serta Pengelolaan Area
Biotik (PPLH) menyebutkan “setiap orang berhak mendapatkan edukasi
area biotik, akses informasi, serta hak atas area yang baik serta sehat
keadilan dalam memenuhi hak atas area biotik yang baik serta sehat”.
Amanat Undang-Undang itu telah dinyatakan bersama jelas kalau setiap
Warga Negara mempunyai hak agar mendapatkan edukasi area biotik
selain juga akses partisipasi serta akses keadilan dalam memenuhi hak
atas area yang baik serta sehat. Menurut buku Panduan Pelatihan serta
Penilaian Pelaksanaan Program Adiwiyata Tahun 2012. Edukasi Area
Biotik (PLH) merupakan :
“Upaya mengubah perilaku serta sikap yang dilakukan oleh
berbagai pihak atau elemen penduduk yang bertujuan agar
meningkatkan pengetahuan keterampilan serta kesadaran
penduduk tentang nilai – nilai area serta isu permasalahan area
yang pada akhirnya dapat menggerakkan penduduk agar berperan
39
aktif dalam upaya pelestarian serta keselamatan area agar
kepentingan generasi sekarang serta yang akan datang”
1) Tujuan Edukasi Area Biotik
Menurut buku Panduan Pelatihan serta Penilaian Pelaksanaan
Program Adiwiyata Tahun 2012, Edukasi Area Biotik (PLH) merupakan
agar mendorong seseorang memberikan penduduk kesempatan agar
memperoleh beragam keterampilan serta pengetahuan bersama harapan
kalau penduduk mempunyai kesadaran agar melindungi, memperbaiki
serta memanfaatkan area biotik secara bijaksana agar kepentingan jangka
pendek serta jangka panjang. Yusuf (Hamzah: 2013) menambahkan kalau
tujuan pokok yang hendak dicapai dalam edukasi area biotik merupakan
(1) membantu anak didik memahami area biotik bersama tujuan akhir
agar mereka mempunyai kepedulian dalam menjaga serta melestarikan
area biotik serta sikap yang bertanggung jawab, serta (2) memupuk
keinginan serta mempunyai keterampilan agar melestarikan area biotik
dapat melestarikan area biotik dalam sistem kebiotikan bersama bersama
bekerja secara rukun serta aman.
Konferensi Tbilisi 1977 (Hamzah, 2013) lebih lanjut merinci tujuan
yang ingin dicapai dalam edukasi area biotik merupakan (1) agar
membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian tentang
saling keterkaitan antara ekonomi. Sosial, politik serta ekologi di kota
maupun di wilayah pedesaan. (2) agar memberikan kesempatan pada
setiap orang agar mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen,
40
serta kemampuan yang dibutuhkan agar melindungi serta memperbaiki
area biotik, serta (3) agar menciptakan pola perilaku yang berupa serta
individu, kelompok, serta penduduk sebagai suatu keseluruhan terhadap
area biotik.
2) Penyusunan Kurikulum Berbasis Area
Fajarisma (2014:167) kurikulum berbasis area secara sederhana
dapat dipelaksanaankan bersama cara penyampaian materi area biotik
melalui kurikulum yang beragam variasi agar memberikan pemahaman
tentang area biotik yang dikaitkan dalam kebiotikan sehari-hari. Panduan
Adiwiyata (2012:20) dijelaskan kalau, indikator yang harus dikembangkan
bersama pengembangan kurikulum berbasis area yakni mengintgrasikan
edukasi area biotik pada mata pelajaran serta monolitik sebagai mata
pelajaran tersendiri atau muatan lokal bersama menyusun kurikulum,
silabus edukasi area biotik yang monolitik serta terintegrasi.
Hal ini bisa dibuktikan bersama jumlah pengajar yang mengampu
edukasi area biotik baik monolitik maupun terintegrasi bersama
mempunyai edukasi area biotik sesuai beban materi yang diajarkan.
Pengembangan kurikulum berbasis area juga ditandai bersama
tersedianya bahan ajar literatur/referensi sekurang – kurangnya 10 judul
yang relevan bersama isu area, yang tidak kalah pentingnya merupakan
asertaya dokumentasi hasil berlatih edukasi area biotik setiap murid.
Pengembangan Kurikulum berbasis area juga harus ditandai bersama
41
teridentifikasinya isu area lokal yang dapat mendukung perlindungan serta
pengelolaan area biotik.
Kriteria yang ketiga merupakan pengembangan metode berlatih
berbasis area serta budaya ditandai bersama asertaya aksi provokatif
yang mendorong terciptanya karakter peduli serta berbudaya area,
dilakukannya edukasi area biotik secara proporsional antara teori serta
praktik, penerapan secara variatif metode pemberlatihan yang berfokus
pada murid sesuai bersama kebutuhan antara lain FGD (Focus Group
Discussion), penugasan, observasi, project work, dll. Pemanfaatan nara
sumber antara lain tokoh penduduk, pakar area biotik, orang tua murid
secara terencana, serta terkait bersama mata pelajaran, pemanfaatan nilai
kearifan serta budaya lokal dalam pemberlatihan area biotik, pemanfaatan
area sekitar dalam pengembangan metoda berlatih baik biotik maupun
abiotik.
Kriteria yang terakhir merupakan pengembangan kegiatan kurikuler
agar meningkatkan pengetahuan serta kesadaran murid tentang area
biotik yang ditandai bersama terlaksananya kegiatan perlindungan serta
pengelolaan edukasi area biotik yang terkait bersama pelaksanaan
kurikulum, serta hasil kegiatannya yang mendukung peningkatan
pengetahuan serta kesadaran tentang edukasi area biotik sesuai bersama
50% dari jumlah mata pelajaran yang diintegrasikan serta monolitik,
mengpelaksanaankan hasil pemberlatihan edukasi area biotik secara
terbuka bagi penduduk melalui pameran, seminar atau workshop minimal
42
dua (2) kegiatan per tahun, dapat disimpulkan kalau pelaksanaan
kurikulum berbasis area dapat dilakukan bersama penerapan metode
berlatih bersama mengaitkan nilai nilai pengelolaan area biotik,
pengembangan isu pemberlatihan area biotik serta asertaya literatur atau
referensi yang mendukung pengelolaan area biotik.
c. Program Kegiatan Area Berbasis Partisipatif
Kegiatan area berbasis partisipasif merupakan kegiatan yang
melibatkan warga tempat berlatih serta penduduk di sekitarnya dalam
melakukan berbagai kegiatan bersama bentuk kerja sama yang
memberikan manfaat baik bagi warga tempat berlatih, penduduk maupun
areanya dalam rangka kegiatan pengelolaan area biotik.
1) Dasar Kerja sama Kegiatan
Bentuk-bentuk kerja sama Lembaga Edukasi bersama Penduduk
seperti yang telah disebutkan kalau kegiatan area berbasis partisipatif
bertujuan menjalin kerja sama bersama penduduk. Bentuk kerja sama
antara tempat berlatih bersama penduduk dapat dilakukan dalam berbagai
bisertag. Suryosubroto (1998:63) menyebutkan bisertag kerja sama itu
contohnya: bisertag edukasi moral, bisertag edukasi olah raga, bisertag
pendidiikan kesenian, bisertag anak berkebutuhan khusus, serta bisertag
keterampilan, bersama beragamnya kemungkinan bisertag kerja sama
yang dapat dijalin, tentunya dalam setiap bisertag menggunakan teknik
kerja sama yang berbeda. Tim Dosen AP (2010:108) teknik kerja sama
bersama penduduk dapat dilakukan bersama berbagai cara, antara lain:
43
1. Penyuluhan :
a) Melalui Komite Tempat berlatih
b) Melalui Konsultasi
c) Melalui Surat Menyurat
d) Melalui Rapat bersama
e) Melalui Bazar Tempat berlatih
f) Melalui Penyusunan Program Bersama
g) Melalui kegiatan ilmiah, serta
h) Melalui radio.
2.Pembinaan Murid :
a) Pengertian Murid
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendikan Nasional,
murid merupakan anggota penduduk yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pemberlatihan yang tersedia pada jalur,
jenjang, serta jenis edukasi tertentu. Murid merupakan individu yang
mempunyai keperibadian, tujuan, cita-cita biotik serta potensi diri (Prihatin,
2011:3). Hamalik (Tim Dosen AP UPI, 2013:205) berpendapat kalau murid
sebagai suatu komponen masukan dalam sistem edukasi,yang
selanjutnya diproses dalam proses edukasi, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai bersama tujuan edukasi nasional. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan kalau murid merupakan individu
yang mempunyai kepribadian, tujuan serta cita-cita yang sesertag
44
mengembangkan potensi diri melalui proses edukasi sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai bersama tujuan edukasi nasional.
b) Manajemen Murid
Manajemen murid dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap murid mulai dari murid itu masuk tempat berlatih sampai
bersama mereka lulus tempat berlatih. (Knezevich, 2011). Sementara
menurut Prihatin (2011:4) manajemen murid dapat diartikan sebagai
usaha pengaturan terhadap murid mulai dari murid itu masuk tempat
berlatih sampai bersama mereka lulus tempat berlatih. Menurut Tim
Dosen UPI (2013:205), manajemen murid atau Pupil Personnel
Administration merupakan layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan, serta layanan murid di level serta di luar level
seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia
matang, sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan kalau manajemen
murid merupakan usaha pengaturan murid agar membantu kelancaran
dalam upaya perkembangan melalui proses edukasi.
c) Tujuan Manajemen Murid
Beberapa ahli berpendapat kalau tujuan manajemen murid
merupakan agar menciptakan kondisi area tempat berlatih yang baik serta
agar murid dapat berlatih bersama tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran yang efektif serta efisien. Pendapat itu senada bersama
Prihatin (2011:9) kalau tujuan umum dari manajemen murid merupakan
45
mengatur kegiatan-kegiatan murid agar kegiatan-kegiatan itu menunjang
proses berlatih mengajar ditempat berlatih; lebih lanjut, proses berlatih
mengajar di tempat berlatih dapat berjalan lancar, tertib serta teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tempat
berlatih serta tujuan edukasi secara keseluruhan”.
2) Pembinaan serta Pengembangan Murid
Semua kegiatan ditempat berlatih pada akhirnya ditujukan agar
membantu murid mengembangkan potensi diri. Upaya itu akan optimal
apabila murid secara sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai
bersama program-program yang dilakukan tempat berlatih. Program yang
dimaksud merupakan kegiatan yang disebut kegiatan ekstra kurikuler.
Menurut Tim Dosen AP UPI (2013:212) kegiatan ekstra kulikuler
merupakan semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum
yang pelaksanaannya dilakukan pada luar jam-jam pelajaran.
Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses berlatih mengajar di level
bersama nama mata pelajaran atau bisertag studi yang ada di tempat
berlatih. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya terbentuk berdasarkan bakat
serta minat yang dimiliki oleh murid, sehingga tidak harus mengikuti
kegiatan. Bagi murid yang mempunyai bakat serta minat dapat mengikuti
serta memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan potensi
didalam dirinya. Contoh kegiatan kurikuler itu merupakan: OSIS,
Kelompok Basket, Pramuka, PMR serta lain-lain.
46
Kegiatan pembinaan serta pengembangan inilah murid diproses
agar menjadi manusia yang diharapkan sesuai bersama tujuan edukasi.
Bakat, minat serta kemampuan murid harus ditumbuh kembangkan secara
optimal melalui kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Manajemen murid, tidak boleh ada anggapan kalau kegiatan
ekstrakurikuler lebih penting dari pada kegiatan kurikuler. Kedua kegiatan
ini harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam proses pembinaan
serta pengembangan kemampuan murid.
d. Penyusunan Kegiatan Area Berbasis Partisipasif
Mengikuti kegiatan aksi area yang dilakukan oleh pihak luar serta
membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan
edukasi area biotik di tempat berlatih. Menurut Pedoman Adiwayata
(2012:42) dijelaskan kalau pengembangan kegiatan berbasis partisipatif
ditandai bersama menciptakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dalam
pemberlatihan persoalan area biotik bagi warga tempat berlatih minimal 1
kegiatan secara rutin yang bertema area biotik pada setiap program ekstra
kurikuler/kokurikuler serta terlaksananya kegiatan area berbasis partisipasi
yang diprakarsai oleh tempat berlatih bersama melibatkan penduduk
sekitar lebih dari 4 kegiatan pertahun.
Mengikuti kegiatan aksi area biotik yang dilakukan oleh pihak luar
bersama telah mengikuti lebih dari empat (4) kegiatan aksi area biotik
yang diprakarsai oleh pihak luar sebagai kegiatan ekstrakurikuler murid.
Kriteria yang terakhir merupakan membangun kegiatan kemitraan atau
47
memprakasai pengembangan edukasi area biotik bersama melakukan
lebih dari lima (5) kegiatan kemitraan serta memprakarsai berbagai
kegiatan aksi area biotik serta senantiasa membangun kerja sama jangka
panjang serta berkelanjutan agar pengembangan program area biotik
bersama berbagai pihak.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan kalau kegiatan
berbasis partisipasi dapat dilaksanakan melalui pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler bersama tema pengelolaan area biotik yang diprakarsai
oleh mitra maupun penduduk sekitar bersama tujuan menambah wawasan
mengenai pengelolaan area biotik Pengelolaan Sarana Pendukung
Ramah Area. Menurut Juhairyah (Tim Dosen AP, 2011:79), manajemen
sarana serta prasarana merupakan semua komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses edukasi
agar mencapai tujuan edukasi itu sendiri.
Suharno (2008:30) manajemen sarana serta prasarana edukasi
bertugas mengatur serta menjaga sarana serta prasarana edukasi agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal serta berarti pada jalannya
proses edukasi. Ibrahim (2008:2) mengatakan kalau manajemen
perlengkapan tempat berlatih merupakan proses kerja sama
pendayagunaan semua perlengkapan edukasi secara efektif serta efisien.
Prihatin (2011: 57) mendefinisikan manajemen sarana serta prasarana
edukasi merupakan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua
sarana serta prasarana edukasi secara efektif serta efisien. Manajemen
48
sarana serta prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai
dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan, serta penghapusan serta penataan lahan,
bangunan, perlengkapan, serta perabot tempat berlatih secara tepat guna
serta tepat sasaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kalau manajemen
sarana prasarana merupakan pendaya gunaan seluruh kegiatan edukasi
agar tujuan edukasi dapat tercapai. Proses pendayagunaan itu meliputi
pengadaan pendistribusian, penggunaan serta pemanfaatan,
pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan.
1) Tujuan Pengelolaan Sarana serta Prasarana Edukasi
Prihatin (2011: 57) menyebutkan kalau tujuan manajemen sarana
serta prasarana edukasi ditempat berlatih merupakan agar memberikan
layananan secara profesional di bisertag sarana serta prasarana edukasi
dalam rangka terselenggaranya proses edukasi secara efektif serta
efisien. Tujuan manajemen sarana serta prsasarana edukasi di tempat
berlatih sebagai berikut:
a) Mengupayakan pengadaan sarana serta prasarana tempat berlatih
melalui sistem perencanaan serta pengadaan yang hati-hati serta
saksama, sehingga tempat berlatih mempunyai sarana serta prasarana
yang baik, yang sesuai bersama kebutuhan tempat berlatih, serta
bersama sertaa yang efisien.
49
b) Mengupayakan pemakaian sarana serta prasarana tempat berlatih
secara tepat serta efisien.
c) Mengupayakan pemeliharaan sarana serta prasarana edukasi
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap
diperlukan oleh semua personel tempat berlatih.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan kalau tujuan
dari pengelolaan saran serta prasarana tempat berlatih merupakan
agar mengupayakan sarana serta prasarana tempat berlatih yang
disesuaikan bersama serta asertaya kebutuhan tempat berlatih,
mengupayakan ketersediaan serta pemeliharaan sarana serta
prasarana sehingga keberadaan sarana serta prasarana selalu dalam
siap kondisi dipakai.
2) Pengelolaan Sarana serta Prasarana
Sarana serta prasarana tempat berlatih dalam program Adiwiyata
mempunyai fungsi sebagai media pemberlatihan area biotik, bersama
demikian diperlukan kegiatan pengelolaan saran serta prasarana. Menurut
Prihatin (2011:57) pengelolaan sarana serta prasarana edukasi meliputi:
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan,
penggunaan, pemeliharaan, serta penghapusan. Sementara Suharno
(2008: 30) menambahkan dalam kegiatan pengelolaan sarana serta
prasarana edukasi meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, serta penghapusan serta
penataan.
50
Tim Dosen AP (2011:79-87) mengatakan kalau pengelolaan
sarana serta prasarana meliput pengadaan, pendistribusian, penggunaan
serta pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi serta penghapusan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan kalau kegiatan umum
dalam pengelolaan sarana serta prasarana merupakan pengadaan,
pendistribusian, penggunaan serta pemanfaatan, pemeliharaan,
inventarisasi serta penghapusan pengadaan.
Menurut Tim Dosen AP (2011:80) mengatakan kalau pengadaan
merupakan menghadirkan alat atau media dalam menunjang pelaksanaan
proses pemberlatihan. Pengadaan dapat dilakukan dalam berbagai cara.
Suryosubroto (2004:116) mengemukakan beberapa cara yang dapat di
tempuh dalam pengadaan sarana serta prasarana edukasi, yakni:
a) pembelian bersama biaya pimpinan,
b) pembelian bersama biaya dari SPP,
c) bantuan dari BP3 serta,
d) bantuan dari penduduk lainnya.
Pendapat itu hampir sama bersama pendapat Gunawan (Tim Dosen
AP, 1982:23), kalau pengadaan sarana serta prasarana dapat dilakukan
bersama cara: 1) Pembelian tanpa lelang atau bersama dellang, 2)
membuat sendiri, 3) menerima bantuan atau hibah, serta 4) bersama cara
menukar. Prihatin (2011: 59) mengemukakan hal yang sama mengenai
cara-cara pengadaan yakni misalnya agar pengadaan tanah bisa
dilakukan bersama cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai,
51
menukar serta sebagainya. Pengadaan gedung/bangunan dapat
dilakukan bersama cara membangun baru, membeli, menyewa, menerima
hibah serta menukar bangunan.
Pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan bersama
jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi,
atau yang belum jadi. Pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan
bersama jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi
pimpinan, baserta-baserta swasta, penduduk, perorangan, serta
sebagainya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan kalau
kegiatan pengadaan dapat dilakukakan bersama berbagai cara, antara
lain: pembelian (baik dari sertaa pimpinan atau SPP), membuat sendiri,
hibah, menyewa serta menukar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan kalau sarana serta
prasarana yang berasal dari barang milik negara hendaknya dilakukan
inventarisasi berdasarkan ketentuan-ketentuan serta pedoman yang
berlaku.
C. Kerangka Konsep
Pemberlatihan Edukasi Area Biotik yang kini telah serta semakin
semarak di terapkan di tempat berlatih merupakan bukan mempekerjakan
murid sebagai pekerja di area tempat berlatih, tetapi membangun jiwa
cinta area, bersama harapan kalau generasi berikut menjadi generasi
yang berbudaya area serta menjadi sebuah kebiasaan bagi semua civitas
tempat berlatih, agar maksud itu hendaknya pihak tempat berlatih serta
52
semua stake-holder serta pemerhati area biotik melakukan konsistensi
yang holistik kepada konsumen edukasi tentang peran area terhadap
keberlangsungan kebiotikan di bumi, ancaman terhadap kebiotikan serta
solusi penyelamatan kebiotikan di bumi, serta menjelaskan tentang porsi
perhatian tempat berlatih dalam hal ini murid terhadap ekosistem area
biotik sekitarnya.
Fokus dalam riset ini merupakan program Adiwiyata menghendaki
setiap kebijakan yang diambil dari tempat berlatih harus lebih
memperhatikan aspek area . aspek yang dimaksud merupakan visi, misi
serta tujuan serta kurikulum yang digunakan di tempat berlatih. Selain itu
tempat berlatih juga memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pemberlatihan, maupun sarana serta prasarana dalam
menunjang edukasi area biotik.
Agar memahami alur riset ini, maka berikut ini penulis menyajikan
sebuah skema yang merupakan alur serta gambaran riset yang akan
dilakukan, adapun skemanya atau kerangka konseptual sebagai berikut:
53
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual
Edukasi Area Biotik
1. Kesadaran
2. Sikap
3. Keterampilan
4. Evaluasi
Tempat berlatih Adiwiyata
1. Kebijakan Berwawasan Area.
2. Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Area.
3. Kegiatan Area Berbasis
Partisipatif.
4. Pengelolaan Sarana
Pendukung RamahArea.
Area Biotik
Adiwiyata dalam
Mewujudkan Edukasi Area
Biotik pada SD Negeri di
Barrang Lompo
54
BAB III
METODE RISET
A. Pendekatan Riset
1. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan sosiologi merupakan cara yang digunakan agar
mengetahui tentang sifat, perilaku, serta perkembangan penduduk, ilmu
tentang struktur sosial, proses sosial, serta perubahannya (Nasution,
2010: 184). Penulis menggunakan pendekatan sosiologi agar mengetahui
proses sosial serta perubahan yang terjadi pada area tempat berlatih baik
dari pengajar ke pengajar maupun dari pengajar ke murid terkait
permasalahan Adiwiyata dalam mewujudkan edukasi area biotik pada SD
Negeri di Barrang Lompo.
2. Pendekatan Deskriptif
Pendekatan deskriptif (Nazir, 1999: 64) merupakan metode riset
yang menggambarkan keadaan serta situasi yang terjadi, sehingga data-
data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Pada riset ini peneliti mencoba
menggambarkan keadaan yang terjadi di SD Negeri Barrang Lompo
terkait pelaksanaan Adiwiyata di area tempat berlatih.
B. Lokasi serta Waktu Riset
1. Lokasi Riset
Lokasi riset ini bertempat di SD Negeri Barrang Lompo.
55
2. Waktu Riset
Riset ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2019. Kegiatan riset
ini dilaksanakan 3 bulan.
C. Unit Analisis serta Penentuan Informan
Berikut merupakan penjabaran informan yang digunakan penulis
dalam riset ini :
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung oleh informan atau data dari hasil wawancara dari narasumber
saat riset. Sumber data primer dalam riset merupakan sumber data utama
yang diambil langsung di lokasi riset. Informan utama yang akan diteliti
merupakan 13 orang yang terdiri dari kepala tempat berlatih serta
pengajar di SD Negeri Barrang Lompo.
Daftar informan dalam riset ini lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Daftar Informan
No Nama Keterangan
1 H. Mohd. Darwis Tajuddin, S.Pd. Kepala Tempat berlatih
2 Edy Syam, S.Pd. Pengajar Level 6A
3 Tarman, S. Pd. Pengajar Level 6B
4 Sukria, S. Pd. Pengajar level 5A
5 Hj, Asia S. Pd. Pengajar Level 5B
56
6 Herlina Natsir, S. Pd. Pengajar Level 4A
7 Devi Arya Utami, S. Pd. Pengajar Level 4B
8 Hasniah, S. Pd. Pengajar Level 3A
9 Hj, Syamsiah S. Pd. Pengajar Level 3B
10 HJ. SITTI SORAYA, S. Pd. Pengajar Level 2A
11 Mardiyanto, S. Pd. Pengajar Level 2B
12 Nurmi Nurdin, S. Pd. Pengajar Level IB
13 Narsi Ayu Lestari, S.Pd. I Pengajar Edukasi
Agama Islam
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yakni sumber data yang diperoleh penulis
agar mendukung sumber data primer yang telah diperoleh yakni dari
bahan pustaka, literature, riset terdahulu, buku, situs di internet yang
berkenaan bersama riset yang dilakukan serta lain sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2005: 101) berpendapat teknik pengumpulan data
merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan itu menjadi sistematis serta
dipermudah. P eneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yakni
wawancara, observasi langsung, serta dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan bersama maksud tujuan tertentu
yang dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara (interviewer) yang
57
mengajukan pertanyaan serta terwawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186).
Peneliti mewawancarai kepala tempat berlatih serta pengajar terkait
pelaksanaan Adiwiyata di SD Negeri Barrang Lompo.
2. Observasi
Ghony serta Almanshur (2012:165) mengatakan metode observasi
(pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan bersama ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,
peristiwa, tujuan, serta perasaan. Metode observasi digunakan dalam riset
ini agar mengamati secara langsung dalam pelaksanaan Adiwiyata dalam
upaya mewujudkan edukasi area biotik selain itu agar memperoleh data
tentang situasi umum dari objek yang diteliti, meliputi: letak geografis,
proses pemberlatihan PLH, kegiatan PLH, sarana serta prasarana di SD
Negeri Barrang Lompo .
3. Dokumentasi
Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam
mengumpulkan data atau informasi bersama cara membaca surat-surat,
pengumuman, pernyataan tertulis kebijakan tertentu serta bahan-bahan
tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena
dapat dilakukan bersama tanpa mengganggu obyek atau suasana riset.
Peneliti bersama mempelajari dokumen-dokumen itu dapat mengenal
58
budaya serta nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti (Sarwono,
2006: 225).
Kajian dokumen digunakan agar menggambarkan data dari hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen, arsip serta foto yang terkait
bersama pelaksanaan pelaksanaan Adiwiyata dalam upaya mewujudkan
edukasi area biotik.
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010:335) mengatakan analisis data merupakan proses
mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, serta dokumentasi, bersama cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting serta yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Aktivitas analisis data yakni Reduksi data, Penyajian data, Penarikan
kesimpulan. (Sugiyono, 2007: 234). Berikut penjelasan mengenai ketiga
aktivitas analisis data:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang berhasil dikumpulkan dari lapangan perlu dicatat secara
teliti serta rinci. Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan
semakin banyak serta kompleks serta rumit, oleh karena itu, perlu segera
59
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting serta membuang hal tidak penting yang tidak berkaitan bersama
variabel riset.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya merupakan
menyajikan data. Data mengenai edukasi area biotik yang dikumpulkan
sangat banyak, sehingga akan sulit agar melihat inti dari apa yang telah
diteliti, maka peneliti harus menganalisis lebih jauh lagi, sehingga nantinya
data yang ada dapat segera dituangkan dalam bentuk yang lebih
sederhana.
3. Conclusion Drawing (Penarikan Data)
Proses selanjutnya merupakan penarikan data, kesimpulan data
yang ditulis mengenai Adiwiyata dalam upaya mewujudkan edukasi area
biotik harus senantiasa diverifikasi selama riset berlangsung, agar
kesimpulan yang dihasilkan tidak diragukan serta dapat dipercaya.
F. Pengecekan Keabsahan Temuan
Akhir riset, peneliti mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan agar riset yang dilakukan sesuai bersama prosedur serta
laporan yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Menguji keabsahan data, disini peneliti menggunakan metode
triangulasi yakni pengecekan data dari berbagai sumber bersama
berbagai cara, serta berbagai waktu (Sugiyono, 2010: 372). Riset ini
60
menggunakan triangulasi sumber serta triangulasi teknik. Adapun
penjabarannya sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber yakni bersama cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber, serta mengecek kebenaran data
serta bersama mencari informasi lain dari sumber yang berbeda.
2. Triangulasi teknik yakni mengecek data kepada sumber yang sama
bersama teknik yang berbeda. Peneliti melakukan wawancara
bersama pertanyaan yang sama serta mengecek data dari sumber
bersama teknik yang berbeda.
61
BAB IV
HASIL RISET
A. Sejarah Singkat SD Negeri Barrang Lompo
Barrang Lompo merupakan salah satu nama pulau di kota
Makassar. Tepatnya Pulau Barrang Lompo Kecamatan Kepulauan
Sangkarrang Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Tempat
berlatih negeri ini bersama kepala tempat berlatih Bapak H. Mohd.
Darwis Tajuddin, S.Pd. Tempat berlatih yang didirikan sejak tahun
1955 yang sekarang bersama menggunakan kurikulum 2013.
Tempat berlatih ini mempunyai satu operator bernama Tarman,
S.Pd, yang mengakses data dapodik serta administrasi tempat berlatih
lainnya. Mempunyai jumlah pengajar 17 orang yang terdiri dari 10
pengajar PNS serta 7 orang termasuk pengajar Honor Daerah Tk. II
Kab/Kota Makassar. Pengajar level terdiri dari 12 orang serta 6 lainnya
merupakan pengajar mata pelajaran.
1. Visi tempat berlatih
Menghasilkan murid yang kreatif, berbudi pekerti yang luhur, cinta
alam, serta peduli area berlandaskan iman serta taqwa.
2. Misi Tempat berlatih
a) Meningkatkan kualitas murid yang beriman serta bertaqwa.
b) Meningkatkan prestasi, keterampilan murid dalam berkarya.
61
62
c) Meningkatkan perilaku budi pekerti luhur, serta rasa cinta
terhadap alam.
d) Meningkatkan kesadaran warga tempat berlatih dalam hal
program MTR (Makassar Tidak Rantasa) serta LISA (Lihat
Sampah Ambil)
e) Meningkatkan kedisiplinan pendidik serta murid.
B. Pelaksanaan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Edukasi Area
Biotik pada SD Negeri Barrang Lompo
Tujuan program Adiwiyata di tempat berlatih SD Negeri Barrang
Lompo merupakan agar mewujudkan warga tempat berlatih yang
bertanggung jawab bersama upaya perlindungan serta pengelolahan
area biotik melalui tata kelola tempat berlatih yang baik dalam
mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Program Adiwiyata
akan menciptakan warga tempat berlatih, khususnya murid yang peduli
serta berbudaya area, sekaligus mendukung serta mewujudkan
sumber daya manusia, mempunyai karakter bangsa terhadap
perkembangan ekonomi, sosial, serta areanya agar mencapai
pembangunan berkelanjutan di daerah. Mewujudkan tempat berlatih
dalam melaksanakan program tempat berlatih Adiwiyata, tentu saja
mempunyai berbagai perencanaan agar mencapai tujuan itu, seperti
yang dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam wawancanya yang
menyatakan :
63
“Kami warga tempat berlatih melakukan gerakan kebersihan dalam level 15 menit sebelum jam pertama serta 15 menit sebelum jam terakhir. Pembuatan serta pemasangan logo-logo, semboyan/mutu tentang kebersihan/tempat berlatih konservasi berwawasan area biotik berkelanjutan di tempat-tempat strategis. serta pengumpulan serta pengolahan sampah atau botol plastik serta kardus yang sudah terkumpul dalam tempat yang disediakan.”
Hasil observasi yang ditemukan di lapangan warga tempat
berlatih melakukan pembiasaan membersihkan area tempat berlatih
sebelum proses berlatih serta jam pelajaran berakhir, sejalan bersama
hasil wawancara kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari di tempat
berlatih merupakan melakukan gerakan kebersihan 15 menit sebelum
serta setelah melakukan pemberlatihan di level, bersama tujuan agar
lebih meningkatkan kenyamanan dalam berlatih. Kebersihan dalam
level sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan dalam melakukan
interaksi berlatih mengajar, jika kebersihan dapat terjaga maka tujuan
pemberlatihan yang dilakukan bisa dikatakan dapat tercapai sesuai
tujuan dari proses berlatih.
Tujuan dalam membuat logo-logo atau semboyan yang berisikan
tentang kebersihan, tentu saja akan menjadi perhatian agar seluruh
warga tempat berlatih agar lebih bisa menjaga kebersihan, bersama
melakukan pengumpulan plastik atau botol-botol bekas yang bisa
dijadikan karya yang mampu menjadi perhatian serta keindahan bagi
yang memansertagnya. Memanfaatkan bahan bekas akan lebih
mempunyai nilai tersendiri. Semua yang dilakukan di tempat berlatih
64
tentu saja bersama kerjasama yang baik antar warga tempat berlatih,
seperti yang dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam
wawancaranya yang menyatakan
“Agar mewujudkan tercapainya program tempat berlatih Adiwiyata, tentu saja tidak semudah itu, kami dari pihak tempat berlatih melibatkan seluruh warga tempat berlatih, baik itu pengajar, murid, komite serta juga kami membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan edukasi area biotik di tempat berlatih, seperti halnya kegiatan bakti area penduduk di luar tempat berlatih.”
Hasil observasi yang ditemukan di lapangan program Adiwiyata
di tempat berlatih berjalan bersama lancar karena asertaya sinergitas
antara pihak tempat berlatih serta orang tua murid sesuai bersama
hasil wawancara, sebuah lembaga edukasi akan dapat mewujudkan
tempat berlatih Adiwiyata apabila perencanaanya tertata bersama rapi.
Sebelum membuat perencanaan diharapkan agar memperhatikan
kondisi serta situasi area tempat berlatih, baik dari segi sarana sampai
kepada kebutuhan sertaa yang memadai. Hal itu sangatlah penting
agar dijadikan pertimbagan dalam mengambil sebuah keputusan.
Kerjasama bersama berbagai pihak akan lebih menjanjikan suatu
keberhasilan suatu program yang telah direncanakan,bersama begitu
semua aspek dalam ketercapaian program ini merupakan bentuk
dukungan serta juga motivasi dari pengajar, serta juga para penduduk
sekitar. Bentuk kerja sama ini pastinya bersama pengorganisasian
yang cukup agar mencapainya tujuan yang telah direncanakan, seperti
dalam wawancara, MD kepala tempat berlatih menyatakan
65
“Pelaksanaan Program Adiwiyata mempunyai dua prinsip dasar yakni: pertama partisipatif yakni komunitas tempat berlatih terlibat dalam manajemen tempat berlatih yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi sesuai tanggung jawab serta peran, serta kedua berkelanjutan yakni seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana serta terus menerus secara komprehensif” Hasil obervasi di lapangan menemukan kegiatan Adiwiyata di
tempat berlatih membentuk tim serta tersusun secara terprogram
sesuai bersama hasil wawancara kalau program Adiwiyata yang
dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam berperikebiotikan
yang meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran,
keadilan serta kelestarian fungsi area biotik serta sumber daya alam.
Tujuannya merupakan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi
tempat berlatih agar menjadi tempat pemberlatihan serta penyadaran
warga tempat berlatih agar ikut bertanggung jawab dalam upaya-upaya
penyelamatan area serta pembangunan yang berkelanjutan.
Ppelaksanaan program tempat berlatih Adiwiyata yang sangat
memerlukan dukungan serta kerja sama, dalam wawancara MD kepala
tempat berlatih menyatakan
“Semua pihak diharapkan dapat turut serta dalam melakukan penyelamatan serta pelestarian area biotik bersama mengembangkan sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial serta kemampuan individu yang mencintai area.” Edukasi area biotik di tempat berlatih merupakan salah satu
penerapan edukasi karakter. Edukasi karakter serta edukasi area biotik
menanamkan nilai karakter kepada seluruh warga tempat berlatih yang
66
meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran (afektif), serta tindakan
(psikomotor) dalam melaksanakan nilai-nilai itu. Lembaga edukasi
dapat mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata jika perencanaanya
tertata rapi. Sebelum membuat perencanaan diharapkan agar
memperhatikan kondisi serta situasi di area tempat berlatih, baik segi
sarana sampai kebutuhan sertaa yang memadai. Hal itu sangatlah
penting agar dijadikan pertimbagan agar mengambil sebuah
keputusan.
Edukasi karakter serta Edukasi area biotik yang telah diterapkan
di SD. Negeri Barrang Lompo sehingga mendapatkan predikat sebagai
tempat berlatih Adiwiyata, seperti yang dikatakan oleh MD kepala
tempat berlatih
“tempat berlatih kami telah menerapkan edukasi karakter serta edukasi area biotik sehingga bisa mendapatkan predikat tempat berlatih Adiwiyata sekitar 5 tahun yang lalu sampai sekarang. Itu semua karena bentuk kerja sama dari semua pihak tempat berlatih serta sekitarnya.”
Terlaksananya program Adiwiyata tentu saja akan menciptakan
warga tempat berlatih, khususnya murid yang peduli serta berbudaya
area, sekaligus bisa mendukung serta mewujudkan sumber daya
manusia yang mempunyai karakter bangsa terhadap perkembangan
ekonomi, sosial, serta areanya dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan di daerah itu.
Selanjutnya kepala tempat berlatih hanya akan memberikan
pengawasan, agar pekerjaan dalam mewujudkan tempat berlatih
67
Adiwiyata di tempat berlatih berjalan sesuai bersama visi, misi, aturan
serta program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kepala tempat berlatih
yang berperan sebagai penanggung jawab dari semua program yang
telah direncanakan, seperti yang dikatakan oleh SK pengajar level 5A
dalam wawancaranya yang menyatakan:
“kepala tempat berlatih membuat perencanaan yang didukung oleh seluruh warga tempat berlatih termasuk komite serta juga pengawas, sehingga semua akan lebih mudah dalam mengelola suatu program. Seperti kepala tempat berlatih kami memberikan kemudahan serta kepercayaan agar lebih berbuat sesuai bersama apa yang telah direncanakan.”
Sesuai bersama tugas yang diemban oleh kepala tempat
berlatih itu yang tergambar kalau kepala tempat berlatih sebagai
pemimpin suatu lembaga edukasi harus mampu mengembangkan
serta menyalurkan kebebasan berfikir pada seluruh pengajar serta
perangkat tempat berlatih yang ada sehingga dapat tercipta suasana
kerja yang efektif serta efisien. Selain itu kepala tempat berlatih juga
harus bisa mendorong terjadinya sikap saling menghargai dalam
menyelesaikan tugas yang berkaitan serta saling menghormati dalam
menyelesaikan tugas yang berkaitan dalam kemajuan tempat berlatih
Tentu saja dalam membuat perencanaan, bukan hanya kepala
tempat berlatih yang terlibat, akan tetapi semua pihak tempat berlatih
serta sekitarnya yang membantu terlaksananya program itu, seperti
yang dikatakn oleh SS pengajar level 2A dalam wawancaranya yang
menyatakan:
68
“Tempat berlatih kami yang mendapatkan predikat tempat berlatih Adiwiyata, tentu saja karena bentuk kerja sama yang baik antara pihak tempat berlatih serta juga kepala tempat berlatih. Selain dari itu kepala tempat berlatih juga melibatkan penduduk sekitar yang selaku orang tua murid serta juga pihak yang berkaitan degan terlaksananya program tempat berlatih Adiwiyata ini .”
Kepala tempat berlatih merupakan pemimpin yang bertanggung
jawab dalam meningkatkan mutu lembaga tempat berlatih yang
dipimpinnya. Sebagai orang yang bertanggung jawab agar
perkembangan maju mundurnya tempat berlatih yang dia pimpin,
maka seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang bisa diterima
serta disenangi oleh orang yang dipimpinnya. seorang kepala tempat
berlatih sudah bisa disenangi oleh seluruh warga tempat berlatih atau
semua komponen yang terkait di tempat berlatih itu. Kepala tempat
berlatih juga perlu memperhatikan beberapa hal dalam mengelola
edukasi yang dapat meningkatkan serta mengembangkan tempat
berlatih yakni harus mempunyai sifat yang bisa menunjang
keberhasilan yang dapat mempengaruhi pengajar-pengajar serta
bawahan lainnya. Selain dari itu warga tempat berlatih juga harus
mengetahui bentuk pengorganisasian yang dilakukan kepala tempat
berlatih dalam mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata, seperti hasil
wawancara yang dilakukan pada NN pengajar level 1B, dalam
wawancaranya yang menyatakan
“Agar tercapainya tujuan program Adiwiyata, maka perlu ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan dalam mencapai tempat berlatih Adiwiyata. yakni 1)
69
kebijakan yang berwawasan area. 2). pelaksanaan kurikulum yang berbasis area. 3). kegiatan area yang berbasis partisipatif. Serta 4). pengelolaan sarana pendukung yang ramah pada area..”
Tercapainya komponen program tempat berlatih Adiwiyata yang
dimana tenaga pendidiknya harus mempunyai kompetensi yang
mampu mengembangkan kegiatan pemberlatihan yang berbasis area.
Selain dari itu bentuk kurikulumnya juga perlu mengupayakan
kurikulum berbasis perlindungan serta pengelolaan area serta memuat
program upaya perlindungan serta pengelolaan area.
Mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata yang juga harus
mempunyai sarana pendukung yang memadai, yakni tersedianya
sarana serta prasarana pendukung yang ramah akan area, seperti
bentuk pelaksanaan yang dilakukan kepala tempat berlatih dalam
mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata yang tentu saja bisa menjadi
acuan tercapainya program itu. Hasil wawancara ED pengajar level
6A yang menyatakan
“bentuk pelaksanaan yang dilakukan oleh kepala tempat berlatih selama ini merupakan yang pertama membuat SK pengangkatan penpengajars/tim Adiwiyata, serta program-program kerja yang telah disusun sebelumnya bersama seluruh warga tempat berlatih.”
Kepala SD Negeri Barrang Lompo sebagai penanggung jawab
sepenuhnya terhadap program adiwiyita yang sangat selektif dalam
memilih pengajar agar diangkat sebagai ketua tim Adiwiyata tempat
berlatih. Setelah itu ketua tim bermusyawarah bersama beberapa
pengajar lainnya yang akan membantu serta bekerja sama bersama
70
ketua tim. Kepala tempat berlatih juga melibatkan komite tempat
berlatih, pengajar, tenaga administrasi serta murid dalam mewujudkan
tempat berlatih Adiwiyata. Kepala tempat berlatih yang berperan
sebagai penanggung jawab pada program Adiwiyata tempat berlatih
sangat melaksakan tugas bersama baik. Kepala tempat berlatih
melaksakan tugas yang di bantu oleh komite tempat berlatih, pengajar,
tenaga administrasi serta para murid.
SD Negeri Barrang lompo yang mendapatkan predikat sebagai
tempat berlatih Adiwiyata, secara terus menerus meningkatkan kerja
sama antara semua pihak tempat berlatih serta penduduk setempat,
seperti yang dikatakan oleh TM pengajar level 6B dalam
wawancaranya yang menyatakan
“tempat berlatih kami yang mendapat predikat tempat berlatih Adiwiyata, sudah berjalan 5 tahun da insya Allah masih bisa dipertahankan sampai sekarang, serta tentu saja itu semua karena bentuk kerja sama yang baik antara pihak tempat berlatih, pimpinan serta penduduk. Sehingga program ini dapat tercapai bersama baik .”
Mempertahankan serta meningkatkan predikat sebagai tempat
berlatih Adiwiyata, maka penpengajars tim Adiwiyata mempunyai
usaha tersendiri, yakni berproses serta selalu memperbaiki kualitas
pengajaran serta kegiatan yang dapat mendukung program Adiwiyata
itu.
Terlepas dari itu tempat berlatih juga menyediakan kegiatan
pelatihan-pelatihan yang dapat lebih meningkatkan mutu serta bisa
mempertahankan predikat tempat berlatih Adiwiyata, seperti yang
71
dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam wawancaranya yang
menyatakan
“Agar mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata yang tentu saja saya selaku kepala tempat berlatih yang bertanggung jawab penuh pada program ini, yang selalu membimbing pengajar agar melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.” Tindakan kepala tempat berlatih dalam mewujudkan tempat
berlatih Adiwiyata di SD Negeri Barrang Lompo tempat berlatih sebagai
penanggung jawab dalam program tempat berlatih Adiwiyata yang
melaksanakan tugas bersama baik. Kepala tempat berlatih melaksakan
tugas yang di bantu oleh komite tempat berlatih, tenaga pendidik,
tenaga administrasi serta juga murid. Melaksanakan tugasnya,
masing-masing elemen yang mendapat tugas sesuai bersama bisertag
serta tempatnya masing-masing. Program pelaksanaan tempat berlatih
Adiwiyata meliputi program penanggulangan sampah, program
makanan di area tempat berlatih, program penanggulangan air serta
program penghijauan. Kepala tempat berlatih selalu mengontrol dalam
mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata. Mewujudkan tempat berlatih
Adiwiyata ini, pengontrolan dilakukan oleh beberapa pihak yang terkait,
seperti dari unsur dinas edukasi serta area biotik Kota Makassar,
Kepala Tempat berlatih, Komite Tempat berlatih, para pendidik serta
juga para murid. Termasuk juga dalam mengontrol langsung mengenai
program khusus.
72
Terlepas dari pengontrolan kegiatan guna mewujudkan tempat
berlatih Adiwiyata, tentu juga bersama menyiapkan atau persiapan
yang akan mendapatkan predikat tempat berlatih Adiwiyata, seperti
yang dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam wawancaranya yang
menyatakan
“sebelum melakukan pelatihan atau tindakan agar lebih meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pengajar terkait bersama akan diadakan tempat berlatih Adiwiyata. Tentu saja kami dari pihak tempat berlatih membentuk tim yang akan bekerja sama agar mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata. Bersama begitu semua pengajar mendapatkan tugas masing-masing yang sesuai bersama bisertagnya, mereka akan mengikuti pelatihan sesuai bersama bisertagnya. Serta itu akan mempermudah dalam mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata.” Tempat berlatih Adiwiyata di SD Negeri Barrang Lompo sudah
memasuki usia 5 tahun, serta sampai akhir ini para pendidik masih
tetap konsisten bersama tugasnya masing-masing agar lebih
meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya. Selain dari itu
kepala tempat berlatih juga memberikan kesempatan kepada
pengajarnya agar mengikuti kegiatan pelatihan yang membangun agar
lebih memberikan pemahaman bersama kegiatan yang akan dilakukan
di tempat berlatih nanti.
Terwujudnya tempat berlatih Adiwiyata tidak akan bisa dicapai
bersama sangat mudah, karena tentu saja membutuhkan waktu yang
cukup lama serta juga kerja sama yang baik antar pihak tempat
berlatih, penduduk serta pimpinan setempat. Pihak tempat berlatih
yang telah diberikan tanggung jawab agar meningkatkan
73
kemampuannya, dalam wawancara MD kepala tempat berlatih
menyatakan
“dalam kegiatan agar mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata, saya selaku kepala tempat berlatih yang selaku penanggung jawab penuh, seperti yang saya katakan sebelumnya, kalau kita membuat tim terlebih dahulu, di dalam tim itu sudah tertera pembagian kerja agar masing-masing pengajar. Serta saya yakin bersama asertaya pembagian tugas itu, pengajar-pengajar akan bertanggung jawab bersama tugasnya.” Bersama dewan pengajar serta komite tempat berlatih melakukan
rapat tempat berlatih yang membentuk tim dalam pelaksanaan tempat
berlatih Adiwiyata. Kepala tempat berlatih melaksakan tugas di bantu
oleh komite tempat berlatih, edukasi, tenaga administrasi serta para
murid, dalam melaksakan tugasnya, masing-masing elemen mendapat
tugas sesuai bersama bisertag serta tempatnya masing-masing.
Program pelaksanaan tempat berlatih Adiwiyata meliputi program
penanggulangan sampah seperti, setiap murid diberi satu lembar
kantong kresek. Sampah yang didapatkan secara pribadi langsung
masuk ke kresek itu. Setiap hari, baik dari level, kantin tempat berlatih
termasuk dari alam (daun-daun serta ranting pohon yang jatuh karena
sudah tua), di pilah dalam bentuk sampah organik serta non organik,
Tempat berlatih juga menciptakan area yang bersih serta sehat,
program makanan di area tempat berlatih seperti makanan yang dijual
diseleksi oleh pengelola kantin, apabila tidak memenuhi syarat yang
aman, makanan itu tidak dapat dijual di kantin tempat berlatih.
74
Setelah mendapatkan tugas dari masing-masing pengajar, maka
pengajar akan mendapatkan kesempatan agar mengikuti pelatihan-
pelatihan atau kegiatan yang mendukung tercapainya tempat berlatih
Adiwiyata, yang tentu saja didukung sepenuhnya oleh kepala tempat
berlatih. Menurut MD kepala tempat berlatih dalam wawancaranya
yang menyatakan
“saya selaku penanggung jawab yang tentunya mengharapkan kegiatan ini berjalan bersama baik, sesuai bersama rencana yang telah kita susun bersama baik. Jadi agar mencapai tujuan itu, maka saya memberian kesempatan pada tim serta juga pengajar lainnya yang berperan sebagai penggerak kegiatan itu agar mengikuti pelatihan-pelatihan atau kegiatan yang dapat mendukung tercapainya program itu. Seperti jika ada pelatihan atau pertemuan agar kegiata tempat berlatih Adiwiyata, maka saya serta beserta tim lainnya harus mengikuti kegiatan itu agar mendapatkan informasi guna tercapainya program ini.” Kepala tempat berlatih beserta dewan pengajar yang tentu saja
mengharapkan kegiatan ini berjalan sesuai yang diharapkan.
Perjuangan tim SDN Barrang Lompo tidak akan berhenti bersama
mendapatkannya gelar tempat berlatih Adiwiyata tingkat
kota/kabupaten. Kepala tempat berlatih beserta pengajar akan lebih
bekerja sama lagi agar senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
tempat berlatih, agar mempertahankan predikat tempat berlatih
Adiwiyata tentu saja penpengajars Adiwiyata mempunyai kiat-kiat
tersendiri, yakni mengikut sertakan dalam berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya predikat itu.
Hal itu yang terkait bersama program tempat berlatih Adiwiyata,
yang mempunyai bergagai macam kegiatan agar mempertahankan
75
atau lebih meningkatkan kualitas, tim tempat berlatih akan lebih giat
lagi dalam kegiatan itu. Seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh
HA pengajar level 5A, yang menyatakan
“semua proses yang berkaitan bersama tempat berlatih Adiwiyata tentu saja mengikutsertakan semua pengajar, meskipun ada pengajar yang terlihat sangat cuek atau bahkan selalu mempunyai ide tersendiri. Tapi disisi lain pengajar tetap melakukan kerja sama yang baik agar memberikan sumbangsih, seperti ada pengajar yang aktif dilapangan serta ada juga pengajar yang lebih aktif di penyusunan administrasi. Seperti penyusunan RPP berbasis area.” Kiat-kiat agar mendapatkan predikat tempat berlatih Adiwiyata
tidaklah mudah, karena sangat membutuhkan tenaga serta juga
pemikiran yang matang. Mempertahankan predikat itu tentu saja warga
tempat berlatih akan lebih berusaha semaksimal mungkin. Adapun
strategi yang dilakukan yakni, selalu ada inovasi-inovasi baru yang
tentu saja didukung oleh seluruh stakeholders tempat berlatih, bersama
asertaya ide-ide baru maka pihak tempat berlatih akan mempersiapkan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan, seperti yang dikatakan oleh
MR selaku pengajar level 2B dalam wawancaranya
“bersama asertaya ide-ide baru atau ada inovasi-inovasi Adiwiyata yang menarik yang dalam terlaksananya tempat berlatih Adiwiyata, tentu saja tempat berlatih mendukung kegiatan itu bersama cara mengikutkan sertakan pengajar dibisertag itu agar mengikuti pelatihan yang terkait serta tentu saja telah dipersiapkan sebelumnya.” Kepala tempat berlatih yang berperan sebagai penanggung jawab
sepenuhnya dalam setiap kegiatan, tentu saja akan mempersiapkan
lebih matang agar mempertahankan atau lebih meningkatkan lagi
76
usaha pencapaian tempat berlatih Adiwiyata. Sebagai seorang
pemimpin dilembaga itu, tentu saja akan memberikan peluang pada
pengajarnya agar mengikuti berbagai kegiatan yang membangun
terlaksananya tujuan yang akan dicapainya.
Terlaksananya tempat berlatih Adiwiyata tentu saja membutuhkan
konsistenan pendidik dalam menegakkan peraturan dalam segala
bentuk kegiatan yang telah direncanakan. Terkait bersama itu tentu
saja terlaksananya tempat berlatih Adiwiyata dapat berjalan bersama
baik, seperti hasil wawancara HN pengajar level 4A yang menyatakan
“tentu saja bersama bentuk kerjasanma yang kami lakukan sehingga predikat sekoah Adiwiyata didapatkan tempat berlatih kami, karena bentuk tim yang telah dibagi bersama berbagai tugas masing-masing, maka akan mempermudah terlaksananya kegiatan yang telah kami susun bersama.” SDN Barrang Lompo bersama predikat tempat berlatih Adiwiyata
tentu saja merupakan kebanggan, serta semua itu dapat dicapai karena
asertaya campur tangan dari pihak tempat berlatih, baik itu kepala
tempat berlatih, pengajar, komite, seluruh penduduk setempat serta
juga para sisiwa. Pengajar akan melakukan sesuatu berdasarkan apa
yang diperintahkan serta apa yang telah mereka lakukan. Kegiatan
awal yang dilakukan oleh para warga tempat berlatih merupakan
bersama mendapatkan bekal tentang tempat berlatih Adiwiyata, serta
pastinya didapatkan dari kegiatan pelatihan atau pertemuan-pertemuan
terkait bersama tempat berlatih Adiwiyata.
77
Kepala tempat berlatih bersama berbagai usaha yang
dilakukannya yang tentu mendapatkan berbagai dukungan dari pihak
terkait. Kepala tempat berlatih selaku penanggung jawab akan
membiarkan pengajarnya mengikuti pelatihan tempat berlatih Adiwiyata
yang dibuktikan bersama surat tugas dari kepala tempat berlatih, hasil
wawancara DA pengajar level 4B yang menyatakan
“saya selaku ketua tim dalam terlaksananya tempat berlatih Adiwiyata, kami dari tempat berlatih telah membentuk tim pembagian tugas, serta saya sebagai ketua tentu saja mendapatkan beban kerja lebih berat agar bisa membimbing serta membantu teman-teman agar mendapatkan pengetahuan terkait tempat berlatih Adiwiyata. Jadi kepala tempat berlatih sering menugaskan saya agar mengikuti pelatihan-pelatihan tempat berlatih Adiwiyata jika ada kegiatan yang di selenggarakan oleh pimpinan kota.” Selaku penanggung jawab serta ketua tim tempat berlatih
Adiwiyata, tentu saja akan mendapatkan beban kerja lebih berat agar
kegiatan Adiwiyata, bersama beratnya beban itu maka, bersama
mengikuti pelatihan-pelatihan akan membantu terlaksanya tempat
berlatih Adiwiyata bersama baik. Mengikuti pelatihan tim pengajar akan
mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan tugasnya. Setelah
kepala tempat berlatih serta tim mengikuti pelatihan yang dilakukan
oleh pimpinan kota/kabupaten maka, ketua tim akan membentuk
kegiatan pelatihan mini di tempat berlatih agar menyampaikan apa
yang telah mereka dapatkan diluar sana, bersama begitu akan lebih
mempermudah terlaksananya kegiatan tempat berlatih.
78
Kegiatan yang telah disusun tidaklah mudah jika hanya dilakukan
bersama sindiri-sendiri, maka dari itu perlunya kerja tim agar setiap
kegiatan akan lebih mudah dilakukan, dalam wawancara MD kepala
tempat berlatih yang menyatakan
“agar lebih memudahkan setiap kegiatan merupakan bersama melakukan kerja sama. Kami Menyusun tim dari berbagai kegiatan. Setiap kegiatan mempunyai ketua tim. Jadi ketua timnya nanti yang akan mengukiti pelatihan di luar, setelah itu baru kami menyampaikan rencana yang akan dilakukan selanjutnya bersama ketua tim serta juga anggota-anggotanya, sehingga rencana kegiatan yang telah disusun akan terlaksana bersama baik karena kerja sama tim.” Usaha kepala tempat berlatih dalam membina serta mengarahkan
pengajar sehingga terlaksananya suatu program akan lebih mudah,
bersama begitu setiap tim yang bekerja sesuai tupoksinya akan
terlaksana bersama baik. Keberhasilan suatu tempat berlatih
merupakan dikarenakan bentuk kerja sama yang baik antar warga
tempat berlatih. Penyusunan program kegiatan tempat berlatih
Adiwiyata, maka setiap pengajar mempersiapkan diri agar mencapai
apa yang telah direncanakan, MD kepala tempat berlatih berkata dalam
wawancaranya
“saya serta para tim membentuk jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan nanti. Adapun bentuk kegiatan yang kami rencanakan merupakan tempat berlatih ramah area, penanggulangan sampah, menciptakan tempat berlatih yang sehat serta bersih, program makanan sehat di kantin, serta kurikulum 2013 tetapi berbasis area.” Pendidik atau pengajar diharapkan dapat menerapkan
pendekatan, strategi, metode serta teknik pemberlatihan yang
79
melibatkan murid atau murid yang secara aktif dalam pemberlatihan,
seperti setiap murid diberikan atau membuat keterampilan tas sampah.
Jadi pengajar membimbing murid agar membuat tas dari plastik atau
barang bekas lainnya agar dibuat menjadi tas selempang, yang akan
digunakan nanti saat istirahat. Jadi jika mereka jajan di kantin tentu saja
sampah yang didapatkan akan masuk dalam tasnya, sehingga tidak
ada lagi sampah yang berserahkan di mana-mana. Semua dimulai dari
pembiasaan murid yang dibina dari pengajar levelnya masing-masing.
Selain dari itu ada beberapa kegiatan yang dapat mewujudkan
tempat berlatih Adiwiyata, serta tentu saja telah disusun sebelumnya,
seperti yang dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam
wawancaranya
“seperti yang saya katakan tadi kalau kami menggunakan kurikulum 2013 yang berbasis area, jadi pelaksanaan kegiatan berlatih diintegrasikan bersama pelaksanaan Edukasi area. Sehingga dari itu murid tidak hanya mendapatkan prakteknya akan tetapi dibekali pula bersama teorinya. Serta saya rasa itu akan mempermudah pemahaman anak terhadap kebersihan area.” Agar mendukung pelaksanaan tempat berlatih Adiwiyata, pihak
tempat berlatih menetapkan kurikulum berbasis area. Adapun
kurikulum yang digunakan SDN Barrang Lompo merupakan kurikulum
2013 yang berbasis area, yakni pemberlatihan di level dimana pengajar
akan senantiasa menintegrasikan edukasi area biotik disetiap
pemberlatihannya, bersama seperti itu murid akan merasa kalau
betapa pentingnya terhadap area bagi kebiotikan sehari-hari kita. Jadi
80
murid tidak hanya mendapatkan prakteknya akan tetapi juga
mendapatkan teori tentang ramah area.
Pendidik atau pengajar level yang berperan penting terhadap
keberhasilan suatu tujuan pemberlatihan yang telah dibuat, maka tentu
saja mempunyai tanggung jawab yang berat. Seperti yang dikatakan
HN pengajar level 3B dalam wawancaranya
“kurikulum yang kami gunakan merupakan kurikulum 2013, karena tempat berlatih kami tempat berlatih Adiwiyata jadi berbasis area. Saat kami membuat penyusunan rencana pemberlatihan, kami akan melihat tema serta KD apa yang berkaitan bersama area, maka disitu kami akan menyusun suatu RPP yang berbasis area.” Peneliti dapat melihat melalui observasi, kalau kegiatan
pemberlatihan yang melibatkan murid secara aktif. Kegiatan yang
dilakukan merupakan bersama pemberlatihan bagian tumbuhan,
bersama mengetahui bagian tumbuhan serta kegunaannya bagi
manusia, maka murid akan sangat memperhatikan cara merawat
tumbuhan itu yang pastinya tetap menjaga kebersihan area.
Setelah mendapatkan teori pentingnya tumbuhan bagi manusia,
maka pengajar akan memberikan kesempatan pada murid agar
merawat tumbuhan, seperti hasil wawancara HS pengajar level 3A
yang menyatakan:
“kegiatan Adiwiyata lainnya merupakan Edukasi area biotik, jadi saya menjelaskan pada murid bagaimana pentingnya area biotik yang bersih terhadap manusia, setelah itu akan memberikan kesempatan pada murid agar menjaga kebersihan, seperti sebelumnya bersama penanggulangan sampah, serta juga seperti bersama menanam bunga serta merawatnya, jadi saya
81
akan menugaskan pada setiap murid agar menanam bunga di dalam pot kemudian bagaimana cara merawatnya.” Seorang pengajar bukan hanya kaya akan teori yang hanya bisa
disampaikan pada muridnya, akan tetapi pengajar juga harus
mempunyai banyak keterampilan sehingga bisa dipelaksanaankan
pada muridnya. Murid akan memulai dari kebiasannya, bila diajarkan
tentang area bersih sejak dini, maka itu akan terbawa sampai dewasa
nanti. Tugas kita sebagai seorang penddik, harus memberikan teori
serta praktik yang bisa bersama mudah murid memahaminya.
Selain dari pengajar serta murid, pihak tempat berlatih lainnya
juga harus teribat dalam tempat berlatih yang ramah area ini, serta
tentu saja agar kegiatan Adiwiyata. Hasil wawancara NA pengajar
edukasi agama Islam, dalam wawancaranya yang menyatakan
“selain kepala tempat berlatih, pengajar, serta juga seluruh warga tempat berlatih akan menjaga kebersihan area tempat berlatih, akan tetapi setiap murid akan terlibat serta juga seluruh penduduk setempat atau para orang tua murid yang mendukung program tempat berlatih Adiwiyata yang ramah akan area serta kebersihan tempat berlatih.” Menjaga kebersihan memang bukan hal yang mudah, akan tetapi
kembali pada kebiasaan, maka dari itu orang tua serta pengajar harus
bisa menerapkan kebersihan terhadap anaknya serta juga muridnya.
Keberhasilan seorang anak akan tercapai bersama campur tangan
orang tua serta pengajarnya. Murid yang mendapat pelajaran yang baik
serta diterapkan dalam kebiotikan sehari-harinya akan menjadi
82
kebanggaan tersendiri dari orang tuanya, maka dari itu perlunya
dukungan serta bimbingan orang tua.
Keberhasilan seorang pengajar tidak akan didapatkan tanpa
asertaya kerja sama dari berbagai pihak yang mendukungnya, seperti
bersama melakukan pelatihan atau seminar lainnya yang dapat
mendukung profesinya. Tempat berlatih Adiwiyata yang melakukan
berbagai kegiatan sehingga bisa mendapatkan predikat tempat berlatih
Adiwiyata, tentu saja karena ketekunan pengajar dalam berbuat sesuai
bersama apa yang telah diberikan sebagai bentuk tanggug jawabnya.
Hasil wawancara MD kepala tempat berlatih yang menyatakan
“melakukan evaluasi tentu saja akan saya lakukan apabila kita tidak melihat hasil, tapi melakukan evaluasi bukan hanya karena agar menjatuhkan pengajar akan tetapi akan melihat sampai dimana kemampuannya, seperti dalam penyusunan pemberlatihan yang berbasis area, jika masih ada yang kurang memahaminya, maka kami akan kembali melakukan pelatihan mini, agar membantu pengajar yang masih kurang paham.” Melakukan sesuatu tentu membutuhkan evaluasi, sama seperti
bersama program tempat berlatih Adiwiyata, yang tentu memerlukan
tenaga serta pemikiran yang matang. Setelah memberikan kesempatan
pada setiap pengajar agar melakukan kegiatan sesuai bersama
tugasnya, maka sebagai kepala tempat berlatih akan melakukan
evaluasi agar mengetahui sampai dimana kemampuan pengajar itu
dalam melakukan tugasnya.
Apabila masih ada pengajar yang kurang memahaminya maka
akan melakukan tindak lanjut agar lebih membuat pengajar itu lebih
83
memahaminya, atau kembali mengikutkannya dalam pelatihan jika
masih ada. Setelah melakukan evaluasi, maka kepala tempat berlatih
akan kembali melakukan pengawasan pada kegitan itu, seperti yang
dikatakan MD kepala tempat berlatih dalam wawancaranya yang
menyatakan
“setelah melakukan evaluasi serta kembali melakukan pertemuan agar memperbaiki serta meningkatkan pengetahuan pengajar agar keberhasilan suatu program, maka saya akan kembali melakukan pengawasan agar lebih bisa mengetahui sampai dimana kegiatan pengajar.” Melakukan pengawasan bukan berarti agar menjatuhkan
pengajar, akan tetapi agar mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program, pengawasan bisa dilakukan bersama melakukan supervisi
agar mengetahui tingkat kemampuan pengajar dalam penyusunan
program berbasis area biotik. Terkasertag memang ada pengajar yang
butuh bimbingan agar lebih memahaminya, jadi selaku kepala tempat
berlatih tentu akan melakukan apapun agar keberhasilan pengajarnya.
Pengajar akan merasakan keberhasilan itu setelah mendapatkan
pujian atau jempol setelah dilakukan evaluasi, karena bersama evaluasi
mereka akan mengetahui tingkat keberhasilannya, seperti wawancara
SK pengajar level 5B yang menyatakan
“iya betul. Kepala tempat berlatih melakukan evaluasi setelah diberikan waktu dalam melakukan suatu kegiatan, seperti bersama cara kita disupervisi atau melihat bagaimana keseharian yang kami lakukan bersama para murid kami.” Pengajar yang profesional tidak akan takut atau mundur jika akan
diadakan evaluasi dari kepala tempat berlatih atau pemangku
84
kebijakan, akan tetapi pengajar itu akan merasa senang karena
bersama melakukan evaluasi mereka akan mengetahui tingkat
kemampuannya, serta mereka akan lebiah giat lagi berlatih agar
memperbaikinya, akan tetapi tidak semua pengajar siap agar itu.
Kepala tempat berlatih melakukan evaluasi serta pengawasan
agar mengetahui sampai dimana kemampuan pengajarnya dalam
melakukan sesuatu, setelah melakukan evaluasi maka kepala tempat
berlatih akan kembali melakukan pengawasan guna mengukur
kemampuan pengajar. Wawancara TM pengajar level 6B yang
menyatakan
“kami selaku pengajar yang melakukan kegiatan agar tempat berlatih Adiwiyata yang tentunya kepala tempat berlatih akan terus memantau tingkat keberhasilan kami, yang terkasertag kepala tempat berlatih meninjau langsung keadaan di level, kantin serta juga kebersihan tempat berlatih.” Keberhasilan suatu program tempat berlatih yang dipimpin
seorang kepala tempat berlatih serta didukung oleh para pengajar serta
komite. Pengajar melakukan sesuatu yang tentu saja dalam
pengawasan kepala tempat berlatih. Tempat berlatih Adiwiyata
merupakan satu predikat yang membanggakan, bukan hanya pengajar,
kepala tempat berlatih serta komite akan tetapi penduduk pun ikut
bangga.
Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang
mencerminkan ramah area, dimana setiap pengajar serta murid
mempunyai kewajiban memelihara area agar tetap terjaga, kegiatan
85
Adiwiyata mencakup kegiatan penanggulangan sampah, jumat bersih,
ekstrakurikuler pramuka, pemberlatihan berbasil area.
C. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Program Adiwiyata di SD
Negeri Barrang Lompo
Mewujudkan tempat berlatih berbasis area biotik merupakan
komitmen tempat berlatih secara sistematis yang akan
mengembangkan program-program agar menginternalisasikan nilai-
nilai area kedalam seluruh aktivitas tempat berlatih. Tampilan fisik
tempat berlatih ditata sedemikian mungkin sehingga bisa menjadi
wahana pemberlatihan bagi seluruh warga tempat berlatih, agar lebih
arif serta berprilaku ramah area.
Pengetahuan serta pembetukan kesadaran tentang perilaku biotik
yang bersih serta sehat akan terasa efektif jika dilakukan pada murid
sejak mereka masih duduk dibangku tempat berlatih dasar. Area
tempat berlatih yang kondusif sangat diperlukan agar memperoleh
pemberlatihan yang bermutu. Wawancara MD selaku kepala tempat
berlatih yang menyatakan
“agar mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata tentu saja tidak hanya dibisertag administrasi akan tetapi perlu asertaya bukti yang nyata seperti tempat berlatih kami mempunyai sarana prasarana penghijauan yang akan mendukung tempat berlatih Adiwiyata.” Hasil observasi yang ditemukan di lapangan sarana prasarana
serta usaha penghijauan area tempat berlatih merupakan faktor
pendukung utama dalam mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata sejalan
86
hasil wawancara kalau pemberlatihan di level yang berbasis area,
terkasertag tidak hanya dilakukan dalam level saja, akan tetapi lebih
pada area itu sendiri, murid akan lebih memahami jika langsung
melihatnya dilapangan, maka dari itu tempat berlatih membutuhkan
sarana area yang mendukung keberhasilan suatu pemberlatihan.
Memenuhi sarana area yang memadai perlu asertaya campur
tangan penduduk setempat agar membantu menjaga area tempat
berlatih agar tetap terjaga. Tentu saja bersama kerja sama yang baik
bersama pihak tempat berlatih, seperti hasil wawancara MD selaku
kepala tempat berlatih yang menyatakan
“tempat berlatih Adiwiyata dapat diraih oleh SDN Barrang Lompo, yang tentu saja berkat kerja sama pihak tempat berlatih. Saya selaku kepala tempat berlatih berperan sebagai penanggung jawab serta memberikan masukan-masukan agar kelangsungan berjalannya program kegiatan tempat berlatih model.” Sebagai pemimpin disuatu lembaga yang berperan sebagai
penanggung jawab berjalannya suatu kegiatan, maka kepala tempat
berlatih sangat berperan bersama keberhasilan tempat berlatih. Kepala
tempat berlatih bukan hanya bertugas mengevaluasi serta mengawasi
akan tetapi sangat memerlukan bantuan dari pihak lain, seperti
penduduk setempat. Kepala tempat berlatih harus melakukan
pendekatan serta juga membangun kerja sama bersama penduduk.
Keikutsertaan penduduk dalam melaksanakan tempat berlatih
Adiwiyata sangat diperlukan dalam berjalannya tempat berlatih
Adiwiyata itu.
87
Selain bersama penduduk komite, murid pengajar juga
mempunyai peran yang sama pentingnya. Pengajar sebagai penggerak
berjalannya suatu program. Hasil wawancara MD kepala tempat
berlatih yang menyatakan
“semua pengajar yang ada di SDN Barrang Lompo sangat berperan bersama keberhasilan serta tercapainya tempat berlatih Adiwiyata, pengajar sebagai penggerak berjalannya program yang telah dibuat. Pengajar memberikan masukan serta juga bisa bekerja sama bersama murid serta orang tua murid, pengajar bukan hanya menpengajarsi administrasi levelnya akan tetapi juga memberikan sumbangsih dalam pembinaan tempat berlatih berbasis area biotik .” Penduduk atau orang tua murid mempunyai kerja sama yang baik
guna mewujudkan tempat berlatih Adiwiyata, memanglah bukan hal
yang mudah, karena tidak semua orang tua bisa berkontribusi bersama
program yang telah disusun, akan tetapi terkasertag orang tua tidak
bisa berkontribusi secara materi akan tetapi mampu dalam bisertag
lainnya, contohnya bisa membantu melakukan penghijauan atau
merawat tanaman yang ada diarea tempat berlatih, atau diantara
mereka ada yang membantu bersama sumbangsih makanan, sehingga
program kegiatan bisa terlaksana.
Selain dari perkataan kepala tempat berlatih, pengajar juga dapat
mengungkapkan kalau pemberlatihan yang berbasis area bersama
membawa murid langsung melihatnya akan lebih memberikan
pemahaman pada murid itu, seperti yang dikatakan SS pengajar level
2A dalam wawancaranya yang menyatakan
88
“tempat berlatih kami mempunyai sarana serta prasarana area hijau, jadi kami selaku pengajar akan lebih mempermudah proses berlatih bersama berbasis area, contohnya di pemberlatihan kami ada KD yang membahas bagian-bagian tumbuhan serta bagian-bagian bunga, bersama pemberlatihan itu kami bisa membawa langsung murid ke lapangan atau taman tempat berlatih agar bisa observasi langsung sesuai bersama materi pemberlatihan.” Pengajar yang kreatif serta profesional tentu saja akan mencari
cara agar memberlatihkan muridnya bersama menyenangkan,
menciptakan suasana pemberlatihan yang aktif. Terkasertag murid
akan lebih memahami bersama melihat langsung benda yang ada
dimateri pemberlatihannya. Pemberlatihan yang berbasis lapangan
akan lebih memudahkan pengajar agar mencapai tujuan pemberlatihan
yang diinginkan.
Asertaya taman tempat berlatih atau penghijauan di tempat
berlatih tidak akan tumbuh secara alami, tentu saja membutuhkan
pemikiran serta biaya agar membangun sarana serta prasarana area
penghijauan. Perannya kepala tempat berlatih dalam mengkontribusi
pemikiran-pemikiran yang bisa memberikan masukan-masukan demi
tercapainya tempat berlatih yang ramah area. Wawancara MR pengajar
level 2B yang menyatakan :
“Asertaya taman hijau di tempat berlatih kami itu semua karena bentuk dukungan penduduk, pengajar, murid serta yang pastinya kepala tempat berlatih yang selalu memberikan masukan-masukan demi terbangunnya taman tempat berlatih kami, yang sangat membantu serta juga mempercantik lapangan tempat berlatih kami.” Hasil observasi di lapangan penghijauan yang dilaksanakan di
tempat berlatih merupakan kerja keras dari pihak tempat berlatih serta
89
dukungan penduduk sesuai hasil wawancara selain dari kerjasama
yang baik bersama berbagai pihak, sepala tempat berlatih serta
pengajar tentu saja mempunyai banyak ide-ide agar membangun
tempat berlatih yang ramah area serta juga menciptakan suasana
berlatih yang kondusif. Pengajar mempunyai ide baru serta kepala
tempat berlatih bertugas memberikan kesempatan kepada pengajar
agar lebih kreatif lagi dalam meningkatkan mutu tempat berlatih.
Kepala tempat berlatih selalu memberikan dukungan yang baik
selama pengajar melakukan yang berguna pula. Peranan pengajar
sangat membantu keberhasilan kepala tempat berlatih serta juga
meningkatkan mutu bagi tempat berlatih itu. Hasil wawancara DA
pengajar level 4B menyatakan:
“pengajar di SDN Barrang Lompo semuanya mempunyai kompetensi yang tentunya akan membantu dalam kelangsungan proses berlatih ataupun bersama keterlibatan dalam bisertag pencapaian tempat berlatih Adiwiyata. Pengajar kami mempunyai kemampuan yang berbeda serta justru itu yang sangat membantu karena mereka cukup bisa melakukan kerja sama yang baik bersama sesama pengajar, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan sesuatu,bersama kata lain kita bisa saling membantu.” Pengajar yang baik merupakan pengajar yang tidak hanya pintar
agar dirinya sendiri, akan tetapi mampu berbagi bersama sesamanya.
Saling memberikan dukungan serta bisa bekerjasama agar mencapai
suatu keberhasilan. Pengajar bukan hanya dituntut secara administrasi
akan tetapi juga bersama mempunyai keterampilan sehingga bisa
mengeluarkan output yang berkompetensi. Pengajar yang mempunyai
90
kemampuan akan lebih mudah memberikan kontribusi pada tempat
berlatih. Bantuan para teman pengajar atau penduduk tentu akan lebih
mempermudah terlaksananya atau bersama meningkatkan tempat
berlatih Adiwiyata.
Tempat berlatih Adiwiyata tidak akan bisa tercapai apabila tidak
ada campur tangan penduduk, karena bersama itu keberhasilan akan
semakin mudah agar dicapai. Wawancara MD kepala tempat berlatih
yang menyatakan
“tempat berlatih Adiwiyata tidak akan bisa kami dapatkan selama tidak ada bentuk kerja sama teman-teman pengajar, murid, komite serta paling pentinya penduduk setempat, karena keterlibatan penduduk sangat membantu merawat serta memelihara area penghijauan yang telah kami rancang sebelumnya.” Pelaksanaan tempat berlatih Adiwiyata yang diperlukan
merupakan kemauan serta semangat yang tinggi. Dukungan serta
komitmen bersama yang telah disepakati oleh semua warga tempat
berlatih yang terdiri dari murid, pengajar, komite, serta didukung oleh
penduduk. Keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki pengajar
bersama beragam macamnya, akan memberikan dukungan
keberhasilan dalam setiap pelaksanaan pengelolaan tempat berlatih
Adiwiyata yang tentu saja bersama bantuan serta kerja sama penduduk
setempat.
Kepala tempat berlatih juga sangat berterima kasih bersama
asertaya dukungan dari penduduk setempat, karena bersama
91
bantuannya tempat berlatih Adiwiyata dapat diraih dari SDN Barrang
Lompo. Hasil wawancara MR pengajar level 2B yang menyatakan
“Bukan cuma kami dari pengajar yang berkontribusi akan tetapi penduduk setempat juga sangat membantu kami, contohnya mereka membantu dalam menjaga tanaman-tanaman yang ada di area bersama membantu menyiram serta juga mengawasi asertaya hewan-hewan yang akan memangsa tumbuhan kami.” Hasil wawancara yang ditemukan dilapangan terlihat warga
tempat berlatih merawat tanaman bersama cara meyiram setiap pagi
hari serta sore hari sejalan bersama hasil wawancara kalau warga
tempat berlatih serta penduduk terdekat sangat membantu
berlangsungnya program tempat berlatih Adiwiyata. Tempat berlatih
yang bersama predikat tempat berlatih Adiwiyata tentu mempunyai
banyak program agar mencapai gelar itu. Penduduk yang sangat
membantu menjaga area tempat berlatih agar tetap aman. Satu
kesyukuran bersama bantuan penduduk.
Penduduk yang sadar akan pentingnya Edukasi akan tahu
bagaimana cara membantu memajukan tempat berlatih itu. Tempat
berlatih serta penduduk memang membutuhkan keterkaitan agar
mencapai tempat berlatih yang berbasis area, karena selain dari warga
tempat berlatih penduduklah yang akan melihat perkembangan tempat
berlatih itu. Hasil wawancara DA pengajar level 4B yang menyatakan:
“Tempat berlatih bersama predikat tempat berlatih Adiwiyata bukanlah hal yang mudah, akan tetapi bersama perjuangan, tidak semua pengajar mampu diajak kerja sama serta begitupun bersama penduduk tidak semuanya warga bisa membantu, mungkin bukan karena tidak mau membantu akan tetapi mereka
92
sibuk sehingga sangat jarang menghadiri rapat atau pertemuan wali murid.” Bukan karena gelar yang membuat mereka merasakan
kebanggaan akan tetapi bagaimana perjuangannya agar mencapai
predikat tempat berlatih Adiwiyata. Tempat berlatih Adiwiyata
mempunyai banyak dampak positif dalam meningkatkan proses berlatih
mengajar, kemajuan tempat berlatih, keindahan tempat berlatih serta
juga kebersihan tempat berlatih. Asertaya tempat berlatih Adiwiyata
diharapkan para murid dapat lebih meningkatkan kebiasaannya dalam
menjaga kebersihan, serta kebiasaannya yang peduli area. Para
pendidik juga akan lebih giat lagi dalam membina para muridnya agar
tetap melakukan pembiasaannya.
Mempertahankan atau lebih meningkatkan tempat berlatih
Adiwiyata pengajar juga mempunyai berbagai macam kendala, bukan
hanya itu saja ada beberapa dari mereka yang masing kurang mampu
dalam penggunaan teknologi, seperti hasil wawancara TM pengajar
level 6B yang menyatakan:
“program tempat berlatih Adiwiyata sangat baik, karena bisa membantu kami agar lebih giat lagi berlatih, mengasah pemikiran kami, serta juga membiasakan kami bersama proses yang ramah area, secara tidak langsung kami dulu yang harus terbiasa barulah akan diterapkan pada murid, selain dari itu masih banyak dampak yang kami alami, contohnya dulu kami masih belum paham bersama teknologi, akan tetapi sekarang kita sudah bisa mengaplikasikannya.” Banyak hal yang menjadikan lebih baik dari asertaya program
tempat berlatih model ini, karena dari situ banyak pengajar yang dahulu
93
kurang mampu serta sekarang sudah bisa dikatakan mahir, contohnya
dalam penggunaan teknologi, serta kerana asertaya program tempat
berlatih Adiwiyata maka pengajar lebih dituntun lagi agar mengetahui
serta mengaplikasikan teknologi, serta juga bisa lebih membantu
pengajar agar membiasakan ramah area.
Selain dari itu juga lebih memberikan pemahaman pada pengajar
agar lebih bisa menggunakan pemberlatihan berbasis area.
Pemberlatihan berbasis area sangat membantu bersama asertaya
program tempat berlatih Adiwiyata, karena tempat berlatih
memfokuskan bersama kebersihan serta penghijauan area.
D. Pembahasan
Sebagaimana yang telah kita ketahui, kalau telah ditemukan data
yang peneliti harapkan dari hasil observasi, wawancara serta
dokumentasi. Peneliti akan menyajikan uraian pada pembahasan ini
sesuai bersama hasil riset yang ditemukan di lapangan. Fokus dalam
riset ini merupakan upaya mewujudkan Edukasi area biotik serta faktor
yang mempengaruhi munculnya program tempat berlatih Adiwiyata.
1) Upaya mewujudkan Edukasi area biotik di SDN Barrang
Lompo
Hasil riset menggambarkan kalau upaya mewujudkan tempat
berlatih Adiwiyata merupakan bersama membentuk tim, dalam
penyusunan tim ini kepala tempat berlatih melakukan rapat
94
bersama dewan pengajar, komite serta juga pengawas tempat
berlatih. Setelah membuat tim barulah mereka menyusun program
kegiatan berdasarkan tim masing-masing pengajar. Setiap pengajar
melakukan kegiatan yang telah mereka susun yang tentu saja tetap
dipantau oleh kepala tempat berlatih selaku penanggung jawab.
Menyusun program tempat berlatih yang ramah area,
melakukan pembersihan yang dinamakan jumat bersih yang
dilakukan oleh semua warga tempat berlatih setiap hari jum’at.
Menyusun jadwal kebersihan di level masing-masing sehingga
kebersihan level tetap terjaga.
Kebijakan tentang pengembangan materi pemberlatihan
Edukasi area biotik yakni bersama melaksankaan kegiatan rutin
bertema area biotik yang sangat mendukung pemberlatihan area
biotik sekurang-kurangnya sekali sebulan. Selain dari itu perlu juga
asertaya program atau kebijakan peningkatan dibisertag area
melalui kegiatan seminar, lokakarya atau workshop. Selain dari itu
perlu juga asertaya kebijakan tempat berlatih dalam upaya efisiensi
penggunaan air, listrik, alat tulis kantor serta lain sebagainya yang
termasuk dalam petunjuk teknis serta pelaksanaannya yang
didukung oleh komite serta tentu juga melibatkan seluruh warga
tempat berlatih serta bersama tetap melaksanakan monitoring
secara rutin.
95
Kebijakan lainnya merupakan bersama asertaya peraturan
atau tata tertib tempat berlatih yang mengatur kebersihan serta juga
kesehatan area tempat berlatih, seperti sampah, toilet, kantin ruang
level serta kawasan tempat berlatih lainnya. Tata tertib atau aturan
itu tentu saja dapat disosialisasikan melalui upacara, spanduk,
rapat atau spanduk agar semua warga tempat berlatih serta
sekitarnya dapat mengetahuinya.
Indikator lain yang perlu dikembangkan dalam Edukasi area
biotik merupakan bersama mengintegrasikan pada mata pelajaran.
Kurikulum 2013 yang berbasis area biotik. Setiap pengajar
menyusun perencanaan pemberlatihan bersama berbasis area
yang sesuai bersama KD yang ada pada program pemberlatihan
mereka. Pemberlatihan berbasis area akan lebih menekankan
murid pada peduli area, murid akan berlatih tentang teori yang
ramah area serta kemudian bersama mempraktekkan di lapangan.
Jumlah pengajar yang mengampu Edukasi area biotik yang
diintegrasikan bersama pemberlatihan tematik merupakan bersama
tersedianya bahan ajar serta asertaya dokumentasi hasil berlatih
Edukasi area biotik setiap kegiatan.
Pengembangan kurikulum yang berbasis area biotik perlu
asertaya dukungan atau kebijakan tentang perlindungan serta
pengelolaan area biotik dari pimpinan setempat, bersama
96
teridentifikasinya maka pemberlatihan Edukasi area biotik dapat
terlaksana bersama baik.
Pelaksanaan kurikulum berbasis area didukung asertaya
kegiatan pemberlatihan tentang perlindungan serta pengelolaan
area biotik yang dilakukan oleh murid. Permendikbud nomor 65
tahun 2013 menekankan pentingnya kreativitas tenaga didik dalam
kegiatan berlatih mengajar. Hal itu diwujudkan bersama
keterampilan beradaptasi serta berinovasi dalam menerapkan
berbagai pendekatan, metode, serta model pemberlatihan.
Pengembangan metode berlatih berbasis area biotik dapat
ditandai bersama terciptanya karakter peduli area biotik. Edukasi
area biotik secara proporsional antara teori serta praktik yang
difokuskan pada murid, pemanfaatan nilai kearifan lokal dalam
pemberlatihan area biotik, pemanfaatan area sekitar dalam
pengembangan metode berlatih biotik maupun abiotik.
Tempat berlatih juga perlu menyediakan pengembangan
fungsi pendukung lainnya dalam mewujudkan Edukasi area biotik,
seperti tersedinya sarana prasarana tempat berlatih sebagai media
pemberlatihan area biotik. Tempat berlatih perlu melakukan
peningkatan kualitas pengelolaan area diluar serta dalam tempat
berlatih. Penyediaan sarana serta prasarana yang ramah area
seperti pengaturan cahaya ruang, ventilasi udara secara alami,
pemeliharaan pohon peneduh atau penghijau.
97
Tempat berlatih juga harus berupaya dalam melakukan
penghematan penggunaan air bersih, penggunaan listrik, serta
pengaturan kantin bersama syarat kebersihan ramah area, selain
itu tempat berlatih juga perlu mengembangkan pengelolaan
sampah yang bertanggung jawab.
Tempat berlatih Adiwiyata bukan hanya bermakna
pengetahuan akan tetapi juga pada tataran perubahan perilaku
yang berarti akan membawa suatu perubahan sikap serta perilaku.
Perubahan perilaku yang dimaksud merupakan yang dilandasi
bersama iman, ilmu pengetahuan serta keterampilan.
Pengembangan kegiatan dalam meningkatkan pengetahuan
serta kesadaran murid terhadap area biotik yang dapat ditandai
bersama terlaksananya kegiatan perlindungan serta pengelolaan
Edukasi area biotik yang terkait bersama pemberlatihan serta hasil
kegiatan yang mendukung peningkatan pengetahun serta
kesadaran tentang pentingnya Edukasi area biotik.
Berdasarkan hasil riset diatas maka, sarana program
Adiwiyata merupakan kepala tempat berlatih, pengajar, komite
tempat berlatih, tenaga administrasi, penduduk setempat, serta
murid. Semua warga tempat berlatih berkewajiban mengikuti
program Adiwiyata, diantaranya bersama menanam pohon,
menanam bunga, menjaga kebersihan.
98
2) Faktor yang mempengaruhi munculnya program tempat
berlatih Adiwiyata di SDN Barrang Lompo
Faktor yang mempengaruhi merupakan sesuatu yang menjadi
penyebab terjadinya sesuatu. Faktor yang mendukung merupakan
asertaya kerja sama yang baik antar pihak pimpinan setempat,
penduduk serta juga warga tempat berlatih. Hal itu perlu dilakukan
agar seluruh warga tempat berlatih dapat saling bekerja sama serta
mendukung tercapainya tujuan program tempat berlatih Adiwiyata.
Semua warga tempat berlatih harus mempunyai komitmen
yang tinggi dalam berlangsungnya pelaksanaan tempat berlatih
Adiwiyata. Ketua tim program tempat berlatih Adiwiyata mempunyai
komitmen yang tinggi serta mempunyai target agar jangka waktu
yang dekat, menengah serta jangka panjang, semuanya harus
saling mendukung agar terlaksananya program tempat berlatih
Adiwiyata bersama cara memberikan komitmen yang tinggi.
Sesuatu yang sangat berharga dari satu lembaga tempat
berlatih merupakan tingkat keberhasilannya. Lembaga Edukasi
dipercaya menjadi tempat berlatih yang baik. Mempunyai inovasi
yang prospektif serta berkelanjutan, sehingga bisa dikatakan
tempat berlatih sebagai tempat berlatih yang baik. Inovasi
pemberlatihan yang berbasis area biotik bisa menumbuhkan
kesadaran warga tempat berlatih agar lebih dapat menumbuhkan
99
kesadaran dalam menjaga serta memelihara area hijau, bersih,
indah serta sehat.
Melalui edukasi area biotik diharapkan mampu
membangkitkan serta mewujudkan kepedulian area, adapun
caranya merupakan bersama mengenalkan kepada anak-anak
tentang pentingnya menjaga area. Pemberlatihan dapat dilakukan
bersama mengajarkan pada anak agar membuang sampah pada
tempatnya, menyayangi serta merawat tumbuh-tumbuhan, serta
mampu menjaga kebersihan di tempat mana pun dia berada.
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan sebelumnya,
sikap peduli area merupakan sikap yang perlu diwujudkan dalam
kebiotikan sehari-hari dalam melestarikan, memperbaiki serta
mencegah kerusakan serta pencemaran area, serta yang perlu
dilakukan agar melestarikan area merupakan bersama peningkatan
kesehatan kebersihan selokan, toilet, terpeliharanya air bersih.
Kebersihan ruangan, termasuk jendela serta ventilasi udara hemat
pemakaian listrik menghemat pemakaian air bersih, pemanfaatan
kebun atau pekarangan tempat berlatih bersama menanam
tumbuh-tumbuhan yang berguna.
Hal ini berguna agar murid lebih dituntut agar memahami
pentingnya area biotik. Keterlibatan pihak tempat berlatih bersama
pimpinan sangat penting dalam pengontrol berjalannya program
edukasi area biotik di tempat berlatih. Mewujudkan tempat berlatih
100
yang berwawasan area (Adiwiyata) merupakan komitmen tempat
berlatih secara sistematis agar mengembangkan program dalam
menginternalisasikan nilai-nilai area ke dalam pemberlatihan di
tempat berlatih.
Tampilan fisik tempat berlatih ditata secara ekologis agar
menjadi wahana pemberlatihan bagi semua warga tempat berlatih
agar bersikap arif serta berperilaku ramah area. Pemberlatihan
berbasis area biotik merupakan pembentukan kesadaran tentang
perilaku biotik bersih serta sehat akan sangat efektif apabila
dilakukan pada murid sejak dibangku tempat berlatih dasar.
Keterlibatan warga tempat berlatih dapat dikembangkan
melalui dua bentuk kegiatan aksi area yakni: yang pertama
merupakan kegiatan pengelolaan tempat berlatih seperti menjaga
kebersihan area level. Memanfaatkan fasilitas tempat berlatih
sesuai bersama fungsinya, mengembangkan aksi area dalam
setiap kegiatan ekstrakurikuler serta berinovasi bersama
berlandaskan budaya peduli area, serta mengikuti aksi area biotik
disekitar area tempat berlatih. Kegiatan aksi yang kedua
merupakan menjalin kerja sama bersama lembaga lain di luar
tempat berlatih agar mengembangkan Pelestarian Area Biotik
(Haris: 2018)
Area tempat berlatih yang kondusif diperlukan agar tercipta
proses pemberlatihan yang berkualitas sesuai bersama tujuan
101
Edukasi itu sendiri. Tujuan Adiwiyata atau Edukasi area biotik
merupakan agar menciptakan kondisi yang baik bagi tempat
berlatih agar bisa menjadi tempat pemberlatihan serta dapat
menyadarkan warga tempat berlatih, sehingga warga tempat
berlatih dapat turut serta bertanggung jawab agar penyelamatan
area biotik serta pembangunan yang berkelanjutan.
Tempat berlatih terlibat dalam manajemen tempat berlatih
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan serta
evaluasi yang sesuai tanggung jawab serta peran, serta
berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan tempat berlatih harus
dilakukan secara terencana serta terus menerus secara
komperensif. Adiwiyata bermakna sebagai tempat berlatih
berwawasan area yang seharusnya merupakan melakukan sesuatu
agar menciptakan kualitas area tempat berlatih yang kondusif aman
serta nyaman agar dapat mendukung hubungan makhluk biotik
serta area alam sekitarnya. Fakta di SD Negeri Barrang Lompo
merupakan tempat berlatih yang ditata sedemikian rupa sehingga
dapat dilihat dari tampilan fisik sudah kelihatan kalau tempat
berlatih ini sangat nyaman serta aman mulai dari penataan taman /
kebun tempat berlatih, penataan kantin termasuk sanitasi kantin
tempat berlatih, serta pengadaan sarana lainnya. Tempat berlatih
ini mendapatkan penghargaan tempat berlatih sehat. Tempat
102
berlatih inipun mendapatkan prestasi tempat berlatih Adiwiyata
yakni tempat berlatih sehat yang berwawasan area.
Berdasarkan hasil riset diatas bawah selain dari keunggulan
yang dimiliki tempat berlatih, yang menjadi persoalan lainnya
merupakan dalam proses pengelolaannya membutuhkan biaya
yang besar, bersama asertaya kesadaran dari warga tempat
berlatih agar bersama-sama dalam menjaga serta melestarikan
area yang bersih serta sehat di tempat berlatih, mempertahankan
serta juga menjaga area, serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengeloaan tempat berlatih Adiwiyata. Biaya
perawatan serta pengelolaan diperoleh dari sumbangan penduduk
sekitar serta orang tua murid yang turut beranggung jawab
bersama tempat berlatih yang menjadi kebanggaan mereka. Kepala
Tempat berlatih sebagai penanggung jawab edukasi serta
pemberlatihan di tempat berlatih, kepala tempat berlatih hendaknya
dapat meyakinkan kepada penduduk kalau segala sesuatunya
telah berjalan bersama baik, termasuk perencanaan pelaksanaan,
evaluasi, penyediaan serta pemanfaatan sumber daya pengajar,
serta kerja sama tempat berlatih serta orang tua.
Kepala Tempat berlatih merupakan orang yang berada di
garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya agar meningkatkan
pemberlatihan bermutu. Kepala tempat berlatih bukan satu-satunya
orang yang akan bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan
103
Edukasi di tempat berlatih, karena masih banyak faktor lain yang
perlu diperhitungkan seperti: pengajar, murid, serta area yang
mempengaruhi proses pemberlatihan.
Sesuai bersama Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Area Biotik (PLH) serta Peraturan Menteri
Area Biotik Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata menjelaskan kalau
Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang peduli
serta berbudaya area
Berdasarkan pengertian dari Adiwiyata didalam Peraturan
Menteri Negara Area Biotik No. 2 pada Tahun 2009 mengenai
program Adiwiyata. Adiwiyata di pasal 1 merupakan tempat berlatih
yang baik serta ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu
pengetahuan serta berbagai norma serta etika yang dapat menjadi
dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan biotik juga cita-
cita pengembangan berkelanjutan.
Fungsi program Adiwiyata merupakan agar seluruh pelajar
ikut terlibat dalam segala kegiatan atau aktivitas pertempat
berlatihan demi menuju area yang sehat serta juga mampu
menghindari dampak area yang negatif. Pedoman pelaksanaan
program Adiwiyata itu mempunyai tujuan agar memberikan acuan
kerja pelaksanaan program Adiwiyata bagi tim peninjau lapangan
program Adiwiyata. Tujuan tempat berlatih Adiwiyata yang secara
104
umum menerangkan dalam mewujudkan penduduk tempat berlatih
yang peduli serta juga berbudaya dalam area bersama
mencipatakan kondisi yang lebih baik bagi pada tempat berlatih
agar menjadi wadah pemberlatihan serta juga penyadaran segenap
warga tempat berlatih diantaranya Murid, Pengajar, Orang Tua/Wali
Murid, serta juga area penduduk demi terciptanya upaya
pelestarian area biotik. Dalam melaksanakan program Adiwiyata
itu, tempat berlatih-tempat berlatih mendapatkan penilaian serta
juga akan diberikan penghargaan yang diberikan bersama secara
berjenjang.
E. Keterbatasan Peneliti
Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam
proses riset ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami serta
dapat menjadi beberapa faktor yang agar dapat agar lebih
diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih
menyempurnakan risetnya karena peneliti ini sendiri tentu
mempunyai kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam riset-
riset kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam riset ini
merupakan:
1. Jumlah subjek yang hanya 17 orang, tentunya masih kurang
agar menggambarkan keadaan sesungguhnya.
2. Proses pengambilan data, informasi yang diberikan subjek
terkasertag tidak menunjukkan pendapat subjek yang
105
sebenarnya, hal ini terjadi karena perbedaan pemikiran,
anggapan serta pemahaman yang berbeda tiap subjek serta
juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian
pendapat subjek dalam kusioner.
Program Adiwiyata bisa terwujud apabila kepala tempat
berlatih, pengajar, komite tempat berlatih, tenaga administrasi,
penduduk setempat, serta murid, berkewajiban mengikuti program
Adiwiyata. Program Adiwiyata itu diantaranya bersama menanam
pohon, menanam bunga, serta juga menjaga kebersihan.
Pengetahuan tentang program Adiwiyata masih terbatas maka ke
depan program Adiwiyata perlu dioptimalkan bersama cara
pelatihan bagi tim program Adiwiyata.
Program Adiwiyata tempat berlatih berusaha menciptakan
area hijau serta sehat agar merawat pohon, bunga, serta menjaga
kebersihan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka program
adiwiyat di tempat berlatih belum optimal sehingga ke depannya
perlu pembenahan area yang lebih hijau tanaman serta perlu
perawatan, diharapkan dalam riset selanjutnya pengetahuan
tentang Adiwiyata serta biaya perawatan tidak menjadi kendala.
106
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset serta pembahasan yang telah diuraikan
pada BAB IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya mewujudkan Edukasi area biotik di SDN Barrang Lompo,
Kepala tempat berlatih Menyusun Tim penggerak agar lebih
memudahkan kegiatan tempat berlatih berbasis area biotik.
Melakukan pembiasaan tempat berlatih yang ramah area, bersih
serta sehat. Melakukan proses pemberlatihan yang berbasis area
biotik. Melakukan Kerjasama yang baik antara kepala tempat
berlatih, pengajar, tenaga administrasi, komite, pimpinan setempat,
serta juga para murid.
2. Faktor yang mempengaruhi munculnya tempat berlatih Adiwiyata
merupakan karena asertaya kerjasama yang baik antar warga
tempat berlatih, penduduk setempat, pimpinan setempat, serta
sekitarnya. Semua warga tempat berlatih harus mempunyai
komitmen yang tinggi dalam berlangsungnya pelaksanaan tempat
berlatih Adiwiyata, semuanya harus saling mendukung agar
terlaksananya program tempat berlatih Adiwiyata bersama cara
memberikan komitmen yang tinggi, sehingga program Adiwiyata
tempat berlatih dapat terlaksana serta mewujudkan area biotik serta
area yang sehat.
106
107
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut, yakni:
1. Agar Peneliti Selanjutnya
a). Disarankan agar mengambil objek yang lebih banyak, hal ini
bertujuan agar keakuratan data yang lebih baik dalam risetnya.
b). Melakukan riset yang berkelanjutan, hal ini agar dapat melihat
serta menilai setiap perubahan yang ada dari waktu ke waktu.
c). Diharapkan asertaya tambahan variable lain yang mungkin juga
mempengaruhi banyak hal dari riset ini.
2. Agar Tempat berlatih
a) Para pendidik serta seluruh warga tempat berlatih membangun
kerjasama yang baik dalam mendukung program tempat
berlatih Adiwiyata, agar tidak menimbulkan kesalah pahaman
yang memicu terhambatnya pelaksanaan program tempat
berlatih Adiwiyata.
b) Pemimpin memberikan dukungan agar tujuan yang telah
direncanakan segera tersampaikan tanpa asertaya kendala.
c) Pengajar harus menjadi telaserta bagi murid dalam rangka
pemeliharaan serta pengelolaan area hudup.
2. Penduduk kepulauan ikut mendukung kegiatan yang ada ditempat
berlatih utamanya kegiatan dalam pemeliharaan kelestarian area.
108
108
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fajarisma Budi. 2014. “Analisis Pelaksanaan Kebijakan Kurikulum
Berbasis Area Biotik Pada Program Adiwiyata Mandiri di SDN
Dinoyo Malang”.Jurnal Kebijakan serta Pengembangan Edukasi
(Volume 2, Nomor 2, Juli)
Aini N., K. Bintani, serta A. Haris. 2009. Papan Partikel Dari Pelepah Kelapa Sawit. Jurnal Permukiman Vol. 4. Anonim. 1958. FAO Report of International Consultation on Instalation Board (Hardboard and Particleboard).
Azizah Hanim Nasution serta Alvi Syahrin, 2010, (Studi kasus Propinsi
Sumatera Utara). Pengelolaan Perilaku Area Biotik Komunitas
Tempat berlatih sebagai Upaya Mempersiapkan Generasi
Berwawasan Pembangunan Berkelanjutan.
Basri.2017:107s.Manajemen Kepala tempat berlatih dalam Mewujudkan
Tempat berlatih Adiwiyata (Studi Kasus di SD Negeri 02 Tanah Pak
Lambik Kota Pasertag Panjang). Jurnal Al- Fikrah, Vol.V, No.1 ,
Cece Wijaya.Dkk.1992. Upaya Pembaharuan dalam Edukasi serta
Pembaharuan serta Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Depdiknas, Kementerian Area Biotik serta Kementerian Edukasi serta
Kebudayaan. 2012.“Panduan Adiwiyata: Tempat berlatih Peduli
serta Berbudaya Area”. Jawa Tengah: Baserta Area Biotik.
Daryanto. 2013. Pengantar Edukasi Area Biotik. Yogyakarta:Gava Media.
Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Riset Kualitatif.
Yogyakarta : AR-RUZZ Media.
E. Mulyasa, 2002. Managemen Berbasisi Tempat berlatih.
Bandung:Remaja Rosda Karya.
---------------. 2007. Menjadi Kepala tempat berlatih Profesional, Rosda
Karya:Bandung.
Eka Prihatin. 2011. Manajemen Murid. Bandung: Alfabeta.
109
Ellen Landriany, 2014. Pelaksanaan Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya
Mewujudkan Edukasi Area Biotik di SMA Kota Malang . Jurnal
Kebijakan serta Pengembangan Edukasi. Malang.
Haris, Ensertag. 2018. Tempat berlatih Adiwiyata. Penerbit Erlangga
Husaini, Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik, Serta Riset
Edukasi.Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, Bafadal. 2008. Manajemen Perlengkapan Tempat berlatih:Teori
serta aplikasinya. Jakarta: Bumi aksara.
Jonathan Sarwono. 2006. Metode Riset Kuantitatif & Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Khoiruddin Nasution. 2005. Pengantar Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo.
Khairi, Bintani. 2012. Peranan warga tempat berlatih dalam
menyukseskan tempat berlatih peduli serta berbudaya area (tempat
berlatih Adiwiyata) di SMP negeri 2 ciamis. S1 thesis, universitas
negeri yogyakarta.
Lexy J. Moleong. 2007. Metode Riset Kualitatif.Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Moh. Nazir. 1999. Metode Riset , Ghalia Indonseia Jakarta..
Mardi Wiyono, 2006. Pengembangan Edukasi Area Biotik Melalui
Pendekatan Pemberlatihan Kontekstual, di dalam Makalah yang
disampaikan pada Konferensi Nasional XVIII Baserta Koordinasi
Pusat Studi Area seluruh Indonesia. di Banjarmasin Kalimantan
Selatan tanggal 15-16 Mei.
Nasution, M.A. 2003. Metode Riset Naturalistik Kualitatif. Bandung :
Tarsito.
Peraturan Menteri Negara Area Biotik Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2012 tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistim Hutan.
110
Peraturan Menteri Negara Area Biotik Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Rahmat Mulyana.2009.Penanaman Etika Area Melalui Tempat berlatih
Peduli serta Berbudaya Area. Jurnal Tabularasa PPs Unimed Vol. 6
No. 2 Desember.
R.Suyanto Kusumaryono. 2013.Model Pemberlatihan Agar Meningkatkan
Kreativitas Nyata Pada Mata Pelajaran Muatan Lokal Edukasi Area
Biotik (Studi Di SMP Kabupaten Garut) Universitas Edukasi
Indonesia|repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu .
Rusman.2009.Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafi Indo
Persada.
Rohman, Arif. 2009.Politik Ideologi Edukasi. Yogyakarta:Laks Bang
Mediatama Yogyakarta.
Syukri Hamzah. 2013. “Edukasi Area Sekelumit Wawasan
Pengantar.Bandung: PT Rafika Aditama. Tim Dosen Administrasi
Edukasi Universitas Edukasi Indonesia.
Sumardi Suryabrata,1998. Metodologi Riset . Jakarta : Raja Grafindo.
Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Riset. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suharno. 2008. Manajemen Edukasi. Surakarta: UNS Press.
Sugiyono. 2010. Metode Riset Kuantitatif Kualitatif Serta R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sudiyono. 2007. Dari Formulasi ke Pelaksanaan Kebijakan Edukasi. Buku
Ajar Jurusan Administrasi Edukasi Fakultas Ilmu Edukasi UNY.
Susy, HR, Sadikin, dkk. 2011. Panduan Adiwiyata. Jakarta.
Suryosubroto.2004. Manajemen Edukasi Tempat berlatih. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
111
Tim Peneliti Balitbang Propinsi Jawa tengah . 2007. Perilaku Sosial Anak
Tempat berlatih Terhadap Area Biotik serta Upaya Pelestarian Area
Biotik .
Tim Dosen AP. 2010. Manajemen Edukasi. Yogyakarta: UNY
Press.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Edukasi
Nasional.
Trivedi, P.R. 2004. Environmental Education, New Delhi: A P H Publishing
Corporations.
Undang-Undang RI Tentang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003. Cet. II;
Jakarta: Fokus Media.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan serta
Pengelolaan Area Biotik. Jakarta, Kementerian Area Biotik.
Yusuf Hilmi Adisendjaja. Pemberlatihan Edukasi Area Biotik Berlatih Dari
Pengalaman Serta Berlatih Dari Alam. Jurnal riset. Bandung
112
RIWAYAT BIOTIK
Nuraeni atau yang lebih akrab disapa ce gu nen merupakan
seorang anak yang lahir dari pasangan suami istri yang bernama H. Kai
Udu serta Hj. Koboriah, anak ke 3 dari 5 bersaudara. Penulis memulai
kariernya di Tempat berlatih Dasar Negeri Barrang Lompo sebagai
pengajar honorer level IV pada tahun 2005 setelah lulus dari Universitas
Muhammaddiyah Makassar. Tahun 2010 penulis dinyatakan lolos
mengikuti ujian seleksi pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, serta
pada tahun 2011 penulis resmi menjadi menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Penulis lahir di Ujung Pansertag, 9 Maret 1983; umur 37 tahun. Penulis
menempuh edukasi dimulai dari SDN Barrang Lompo ( lulus tahun 1996 ),
melanjutkan ke SMPN 28 Makassar ( lulus tahun 1999 ), melanjutkan
SMAN 14 Makassar ( lulus tahun 2002 ,) D2 PGSD Universitas
Muhammadiyah Makassar ( lulus tahun 2005 ) ,serta Universitas Terbuka
Makassar ( lulus tahun 2009 ), hingga akhirnya bisa menempuh masa
kuliah di Magister Edukasi Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
114
115
116
`
117
117
VALIDITAS ISI
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
SD NEGERI DI BARRANG LOMPO
NURAENI
Kepada Yth. Bapak/Ibu...... Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dan memberi saran terhadap
instrumen penilaian yang saya kembangkan dalam rangka penelitian “IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA SD NEGERI DI BARRANG LOMPO “.
Hasil penilaian dari Bapak/Ibu merupakan bantuan yang tak terhingga nilainya dalam rangka penulisan tugas akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu beserta keluarga.
Atas partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan banyak terima kasih.
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
118
FORMAT VALIDITAS ISI SOAL
A. Petunjuk
Dalam rangka penyusunan tesis untuk penyelesaian program magister (S2), peneliti akan melakukan
penelitianImplementasi Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri di Barrang
Lompo.
Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan:
1. Penilaian dengan meninjau beberapa aspek dan saran-saran untuk memenuhi Instrumen Pedoman wawancara dalam
penelitianImplementasi Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada SD Negeri di Barrang
Lompo yang telah disusun.
2. Penilaian dengan meninjau beberapa aspek dengan memberi tanda cek (√) pada kolom nilai yang telah tersedia
dengan melihat relevansi antara dimensi/indikator dengan butir pernyataan berdasarkan skala penilaian sebagai
berikut:
1 : Tidak Relevan
2 : Kurang Relevan
3 : Relevan
4 : Sangat Relevan
3. Untuk revisi-revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada naskah yang perlu untuk direvisi atau menuliskannya
pada bagian saran yang telah disediakan.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian secara objektif
119
B. Lembar Penilaian
KISI – KISI PEDOMAN WAWANCARA
Fokus Penelitian Indikator
Sumber Data Nomor Butir
Informasi yang Dijaring
Guru Kepse
k
Pelaksanaan Adiwiyata
dalam Upaya
Mewujudkan Pendidikan
Lingkungan Hidup pada
SD Negeri di Barrang
Lompo
Melakukan kegiatan
perencanaan dalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
√ √ 1,2,3,4,
5,
19,20,2
1,22,23.
Penyusunan visi, misi dan
tujuan sekolah
Perencanaan yang disiapkan
kepala sekolah dan guru guna
mendukung pelaksanaan
kegiatan Adiwiyata.
Melakukan kegiatan
pengoraganisasian dalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
√ √ 6,7,8,9,
24,25,2
6,27
Melakukan kegiatan
pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan
mengenai sekolah Adiwiyata.
Melakukan pembagian kerja
120
kepada guru-guru terkait
kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam menciptakan
sekolah Adiwiyata.
Melaksanakan kegiatan
dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyatadi SD
Negeri Barrang Lompo
√ √ 10,11,1
2,28,29,
30.
Melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah direncanakan guna
menciptakan sekolah
Adiwiyata.
Bentuk-bentuk kegiatan
program Adiwiyata dalam
mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup.
Orang-orang yang terlibat
dalam kegiatan Adiwiyata
dalam mewujudkan sekolah
Adiwiyata
Melaksanakan kegiatan
pengontrolan yang
dilakukandalam
mewujudkan sekolah
√ √ 13,14,3
1,32.
Melakukan evaluasi setelah
melakukan pelatihan.
Memberikan pengawasan
pada proses pelaksanaan
121
Adiwiyata Adiwiyata
Faktor yang
Mempengaruhi
Munculnya Program
Adiwiyata di SD Negeri
di Barrang Lompo
Faktor Internal yakni
peran warga sekolah
dalam mewujudkan
pendidikan lingkungan
hidup
√ √ 15,16,1
7,33,34,
35.
Peran sarana dan prasarana
yang dapat menunjang
pelakasanaan Adiwiyata
Peran kepala sekolah
Peran Guru
Faktor Eksternal yakni
peran masyarakat dalam
mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup
√ √ 18,36,3
7,38.
Lingkungan sekolah dan
masyarakat
122
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Komponen Indikator No.
butir Pertanyaan
Skala
Penilaian Ket.
1 2 3 4
Pelaksanaan
Adiwiyata dalam
Upaya Mewujudkan
Pendidikan
Lingkungan Hidup
pada SD Negeri di
Barrang Lompo
Melakukan kegiatan
perencanaan dalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
1. Menurut Bapak/ Ibu apa saja
bentuk perencanaan yang
dilakukan dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyata di SD Negeri
Barrang Lompo?
√
2. Siapa – siapa sajakah yang Bapak/
Ibu libatkan dalam membuat
sebuah perencanaan?
√
3 Menurut Bapak / Ibu bagaimana
bentuk pengorganisasian yang
dilakukan dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyata di SD Negeri
Barrang Lompo?
√
4 Bagaimana bentuk pelaksanaan
kegiatan dalam mewujudkan √
123
sekolah Adiwiyata di SD Negeri
Barrang Lompo?
5 Sejak Kapan SD Negeri Barrang
Lompo mendapatkan predikat
sebagai sekolah Adiwiyata/
√
Saran:
Melakukan kegiatan
pengoraganisasian
dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyata
6 Apakah Bapak/ibu melakukan
kegiatan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan
mengenai sekolah Adiwiyata?
√
7 Persiapan apa saja yang Bapak/ibu
lakukan sebelum diadakan
pelatihan?
√
8 Apakah Bapak/ibu di berikan
pembagian kerja terkait kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan
dalam menciptakan sekolah
√
124
Adiwiyata?
9 Bagaimana bentuk pelatihan yang
diberikan kepada Bapak / Ibu dalam
mewujudkan sekolah Adiwiyata di
SD Negeri Barrang Lompo?
√
Saran:
Melaksanakan kegiatan
dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyatadi SD
Negeri Barrang Lompo
10 Bagaimana Bapak/Ibu melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan?
√
11 Bentuk-bentuk kegiatan program
Adiwiyata apa saja yang dilakukan
dalam mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup?
√
12 Menurut Bapak/ Ibu siapa saja yang
terlibatkegiatan Adiwiyatadalam
mewujudkan pendidikan lingkungan
hidup?
√
125
Saran:
Melaksanakan kegiatan
pengontrolan yang
dilakukandalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
13 Apakah diadakan evaluasi setelah
dilaksanakan pelatihan?
√
14 Apakah Bapak/ ibu melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
Adiwiyata dalam mewujudkan
pendidikan lingkungan hidup?
√
Saran:
Faktor yang
Mempengaruhi
Munculnya Program
Adiwiyata di SD Negeri
di Barrang Lompo
Faktor Internal yakni
peran warga sekolah
dalam mewujudkan
pendidikan lingkungan
hidup
15 Apakah di sekolah Bapak/ibu
memiliki sarana dan prasarana
seperti taman hijau yang
menunjang terciptanya sekolah
Adiwiyata?
√
16 Apakah Kepala sekolah berperan √
126
dalam menciptakan sekolah
Adiwiyata?
17 Apakah Guru berperan dalam
menciptakan sekolah Adiwiyata? √
Saran:
Faktor eksternal yakni
masyarakat dalam
mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup
18 Bagaimana bentuk partisipasi
masyarakat dalam mendukung
terciptanya sekolah adiiwiyata? √
Saran:
127
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Komponen Indikator No.
butir Pertanyaan
Skala
Penilaian Ket.
1 2 3 4
Pelaksanaan
Adiwiyata dalam
Upaya Mewujudkan
Pendidikan
Lingkungan Hidup
pada SD Negeri di
Barrang Lompo
Melakukan kegiatan
perencanaan dalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
19. Menurut Bapak/ Ibu apakah kepala
sekolah membuat perencanaan
dalam mewujudkan sekolah
Adiwiyata di SD Negeri Barrang
Lompo?
√
20 Siapa saja yang dilibatkan oleh
kepala sekolah dalam membuat
perencanaan?
√
21 Menurut Bapak / Ibu bagaimana
bentuk pengorganisasian yang
dilakukan oleh Kapala Sekolah
dalam mewujudkan sekolah
Adiwiyata di SD Negeri Barrang
Lompo?
√
128
22 Bagaimana bentuk pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan kepala
sekolah dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyata di SD Negeri
Barrang Lompo?
√
23 Sejak Kapan SD Negeri Barrang
Lompo mendapatkan predikat
sebagai sekolah Adiwiyata/
√
Saran:
Melakukan kegiatan
pengoraganisasian
dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyata
24 Apakah Kepala Sekolah
menlibatkan guru-guru dalam
kegiatan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan
mengenai sekolah Adiwiyata?
√
25 Persiapan apa saja yang dilakukan
Kepala Sekolah sebelum diadakan
pelatihan?
√
129
26 Apakah dalam melakukan
pembagian kerja terkait kegiatan
yang akan dilakukan guru – guru
dapat menciptakan sekolah
Adiwiyata?
√
27 Bagaimana bentuk pelatihan yang
dilakukan oleh bapak/ ibu guru
dalam mewujudkan sekolah
Adiwiyata di SD Negeri Barrang
Lompo?
√
Saran:
Melaksanakan kegiatan
dalam mewujudkan
sekolah Adiwiyatadi SD
Negeri Barrang Lompo
28 Bagaimana Bapak/Ibu melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan?
√
29 Bentuk-bentuk kegiatan program
Adiwiyata apa saja yang dilakukan
dalam mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup?
√
130
30 Menurut Bapak/ Ibu siapa saja
yang terlibat dalam kegiatan
Adiwiyata dalam mewujudkan
pendidikan lingkungan hidup?
√
Saran:
Melaksanakan kegiatan
pengontrolan yang
dilakukandalam
mewujudkan sekolah
Adiwiyata
31 Apakah kepala sekolah
mengadakan evaluasi setelah guru-
guru mengikuti kegiatan pelatihan?
√
32
Apakah Kepala Sekolah
memberikan pengawasan
pelaksanaan Adiwiyata dalam
mewujudkan pendidikan lingkungan
hidup?
√
Saran:
Faktor yang
Mempengaruhi
Munculnya Program
Faktor Internal yakni
peran warga sekolah
dalam mewujudkan
33 Apakah di sekolah Bapak/ibu
memiliki sarana dan prasarana
seperti taman hijau yang
√
131
Adiwiyata di SD Negeri
di Barrang Lompo
pendidikan lingkungan
hidup
menunjang terciptanya sekolah
Adiwiyata?
34 Apakah Kepala sekolah berperan
dalam menciptakan sekolah
Adiwiyata?
√
35 Apakah Bapak/ Ibu guru berperan
dalam menciptakan sekolah
Adiwiyata?
√
Saran:
Faktor eksternal yakni
masyarakat dalam
mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup
36 Bagaiaman peran masyarakat
dalam mendukung terciptanya
sekolah adiiwiyata?
√
37 Menurut Bapak/ ibu apakah
adadampak positif program
Adiwiyata ini terhadap pendidikan
Lingkungan Hidup di SD Negeri
Barrang Lompo?
√
132
38 Apakah ada kendalayang
Bapak/ibu guru alami dalam
menjalankan program Adiwiyata?
√
Saran:
Makassar, 3 Januari 2020 Validator
133
INSTRUMEN
PEDOMAN OBSERVASI
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
PADA SD NEGERI BARRANG LOMPO
Hari/Tanggal : Senin, 5 Oktober 2019 Waktu : Pukul 10.00-10.30
Tempat : SDN Barrang Lompo Sumber :
NO
FOKUS PENELITIAN
KOMPONEN
ASPEK YANG DIOBSERVASI
DESKRIPSI
Ya Tidak
1. Pelaksanaan Adiwiyata
dalam upaya
mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup pada
SD Negeri Barrang
Lompo
Srategi kepala
sekolah
Ketersediaan visi, misi dan tujuan sekolah
√
Rencana persiapan yang mendukung
pelaksanaan Adiwiyata √
134
2. Faktor yang
mempengaruhi
munculnya Program
Adiwiyata di Sd Negeri
Barrang Lompo
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
Sarana dan prasarana yang dapat menunjang
program Adiwiyata
√
135
PEDOMAN DOKUMENTASI
IMPLEMENTASI ADIWIYATA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
PADA SD NEGERI BARRANG LOMPO
A. PetunjukPelaksanaan
1. Data yang diambil dari dokumen disesuaikan dengan kebutuhan penelitian
2. Dokumen yang menjadi rahasia instansi/lembaga tidak dipaksa untuk meminjam atau memperolehnya.
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ada” apabila aspek yang diamati muncul dan berilah tanda cek (√) pada kolom
“Tidak” apabila aspek yang diamati tidak muncul serta tuliskan deskripsi mengenai aspek yang diamati jika diperlukan.
B. Data Yang Diperlukan
NO DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN JENIS DOKUMEN KETERANGAN
ADA TIDAK
1 Profil Sekolah Foto √
2 Visi, misi dan tujuan sekolah Foto √
3 Tata tertib sekolah Foto √
136
4 Daftar nama-nama guru kelas Foto
√
5 Daftar hadir guru, kepala sekolah sekolah Foto √
6 Laporan hasil kegiatan tentang pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan
Foto √
7 Daftar hadir bulanan guru Foto √
8 Data sarana dan prasarana yang mendukung Program Adiwiyata
Foto √
137
DAFTAR PEDOMAN OBSERVASI
NO ITEM PERNYATAAN JAWABAN
YA TIDAK
1 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat ruang kelas √
2 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat kantor √
3 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat televise √
4 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat telepon √
5 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat bangku siswa √
6 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat meja siswa √
7 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompot erdapat kursi guru √
8 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat meja guru √
9 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat papan tulis √
138
10 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Lemari buku √
11 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat kipas angin √
12 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat AC √
13 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat ruangan UKS √
14 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat kantin Kejujuran √
15 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Perpustakaan √
16 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Alat peraga Pembelajaran
√
17 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Mading √
18 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Papan pengumuman
√
19 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Tempat sampah √
20 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Mushollah √
21 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Laboratorium √
139
DAFTAR PEDOMAN OBSERVASI
NO ITEM PERNYATAAN
JAWABAN
YA TIDAK
22 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat komputer √
23 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Akses Internet √
24 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat lapangan upacara √
25 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Toilet Guru √
26 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Toilet Siswa √
27 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Aula kegiatan Ekstrakurikuler
√
28 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Inventaris kegiatan Ekstrakurikuler
√
29 Di sekolah Dasar Negeri 57 Bulu-Bulu terdapat Lapangan Olahraga √
140
30 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Papan Wicara √
31 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Struktur Organiasasi Sekolah
√
32 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat Bel sekolah √
33 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat tempat parkir motor
√
34 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat tempat parkir mobil
√
35 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat dapur sekolah √
36 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat taman sekolah √
37 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo terdapat rumah Bujang
√
141
DAFTAR PEDOMAN OBSERVASI
NO ITEM PERNYATAAN
JAWABAN
YA TIDAK
1 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo membentuk tim untuk melaksanakan program sekolah Adiwiyata √
2 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo warga sekolah dan masyarakat melaksanakan kegiatan penanaman pohon √
3 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo melaksanakan pembiasaan bersih lingkungan sebelum jam pembelajaran dan sesudah pembelajaran
√
4 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo peserta didik menyadari pentingnya menjaga lingkungan sehat √
5 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo peserta didik melakukan penanaman pohon √
6 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo warga sekolah bbekerjasama dengan orangtua peserta didik dalam melaksanakan program sekolah Adiwiyata
√
142
7 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo menyediakan tempat sampah kering dan sampah basah √
8 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo melaksanakan kegiatan kerja bakti penghijauan lingkungan √
9 Di sekolah Dasar Negeri Barrang Lompo peserta didik menanam dan merawat tanaman √
143
DAFTAR NAMA INFORMAN
NO INISIAL NAMA KETERANGAN
1 MD H. MOH. DARWIS TAJUDDIN, S. Pd. KEPALA SEKOLAH
2 ES EDY SYAM, S. Pd. GURU KELAS 6A
3 TM TARMAN, S. Pd. GURU KELAS 6B
4 SK SUKRIA, S. Pd. GURU KELAS 5A
5 HA HJ. ASIA, S. Pd. GURU KELAS 5B
6 HN HERLINA NATSIR, S. Pd. GURU KELAS 4A
7 DA DEVI ARYA, S. Pd. GURU KELAS 4B
8 HS HASNIAH, S. Pd. GURU KELAS 3A
144
9 SY HJ. SYAMSIAH, S. Pd. GURU KELAS 3B
10 SS HJ. SITTI SORAYA, S. Pd. GURU KELAS 2A
11 MR MARDIYANTO, S. Pd. GURU KELAS 2B
12 NN NURMI NURDIN, S. Pd. GURU KELAS IB
13 NA NARSI AYU LESTARI GURU PAI
Surat-surat
145
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
Foto Sekolah tampak dari depan
146
Ruangan Kepala Sekolah dan Guru
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
Daftar Nama-nama guru
147
Kantin masih perlu direnovasi sesuai dengan
standar kantin yang sehat
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
148
Visi dan Misi Sekolah yang di pajang di dalam
ruangan kepala sekolah dan guru
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
149
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
Profil Sekolah, Visi dan Misi yang di Pajang Di
luar Kantor / depan Kantor
150
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
Halaman samping sudah tersedia tempat sampah
kering dan tempat sampah basah
151
Halaman tampak asri dengan pepohonan yang rimbun
DOKUMENTASI PROFIL SDN BARRANG LOMPO
Lapangan upacara terlihat bersih dan asri
152
DOKUMENTASI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Latihan Pramuka yang dilakukan tiap hari
kamis dan jumat sore
Latihan Pramuka yang dilakukan tiap hari
kamis dan jumat sore
153
DOKUMENTASI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Latihan Gabungan Persiapan Persami
Mendengarkan arahan dari kakak pembina
154
FOTO PEMBIASAAN PESERTA DIDIK
DOKUMENTASI PEMBIASAAN PESERTA DIDIK
Pembiasaan yang yang di lakukan peserta
didik , membawa air minum dari rumah
Pembiasaan yang dilakukan setiap hari jumat
Shalat dhuha bersama
155
DOKUMENTASI KEGIATAN DOKCIL (DOKTER KECIL)
Peatihan Dokcil yang di Pimpin oelh dokter dari
Puskesmas Barrang Lompo
Mencatat Materi yang diberikan oleh dokter
Puskesmas barrang Lompo
156
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Penanaman pohon pendukung program
sekolah Adiwiyata
Penanaman pohon pendukung program
sekolah Adiwiyata
157
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Guru dan Peserta didik bersama
menanam pohon untuk penghijauan di
halaman sekolah
Penanaman pohon pendukung program
sekolah Adiwiyata
158
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Penanaman pohon pendukung program
sekolah Adiwiyata
Bersama rekan guru menanam pohon
159
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Pemilahan sampah basah dan kering
Peserta didik antusias dalam mengumpulkan sampah
160
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Setaiap Pagi tanaman disiriami agar tumbuh subur
Setaiap Pagi tanaman disiriami agar tumbuh subur
161
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Sabtu bersih, peserta didik membersihkan rumput halaman
depan sekolah
162
DOKUMENTASI KEGIATAN ADIWIYATA
Memanfaatkan gallon bekas untuk membuat pot
bunga
163
DOKUMENTASI PELATIHAN ADIWIYATA
Pelatihan yang dihadiri Kepala sekolah dan tim
Adiwiyata SDN Barrang Lompo tentang undang-
undang lingkungan hidup
Pelatihan yang dihadiri Kepala sekolah dan tim
Adiwiyata SDN Barrang Lompo tentang undang-
undang lingkungan hidup
164
DOKUMENTASI PELATIHAN ADIWIYATA
Pelatihan Pengelolaan lingkungan hidup yang di
hadiri oleh Kepala sekolah.
Pelatihan Pembinaan Sekolah Sehat.
165
DOKUMENTASI PENGHARGAAN ADIWIYATA
Kepala Sekolah menerima penghargaan sekolah
adiwiyata tingkat kota.
166
DOKUMENTASI PENGHARGAAN ADIWIYATA