Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI DOSIS

BERLEBIH DAN SUBDOSIS PADA PERESEPAN OBAT

ANTIHIPERTENSI PASIEN GERIATRIK DI INSTALASI RAWAT

JALAN RSUD JOMBANG TAHUN 2011

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh :

RIZKY ALFIANI CHASANAH

NIM. M3509056

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang

telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, 24 Juli 2012

Rizky Alfiani Chasanah

NIM. M3509056

Page 4: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI DOSIS

BERLEBIH DAN SUBDOSIS PADA PERESEPAN OBAT

ANTIHIPERTENSI PASIEN GERIATRIK DI INSTALASI RAWAT

JALAN RSUD JOMBANG TAHUN 2011

RIZKY ALFIANI CHASANAH

Program Studi D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

INTISARI

Masalah medik yang umum dijumpai pada usia lanjut menyebabkan

golongan usia ini rentan terhadap timbulnya masalah-masalah yang berkaitan

dengan obat (Drug Related Problems). Kategori DRPs yang sering ditemui pada

pasien usia lanjut adalah masalah ketepatan dosis baik dosis berlebih maupun

subdosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya DRPs kategori

dosis berlebih dan subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di

Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan

deskriptif. Penelusuran dan pengumpulan data rekam medik dilakukan secara

retrospektif, sampel diambil dengan metode purposive sampling. Analisis data

dilakukan secara deskriptif dan disimpulkan dengan persentase meliputi dosis

tinggi, dosis rendah, frekuensi tinggi dan frekuensi rendah. Ketidaktepatan dosis

adalah pemberian dosis dan frekuensi yang lebih tinggi atau lebih rendah dari

standar Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 kasus ketidaktepatan dosis

terjadi pada 2 pasien dari 50 pasien. Ketidaktepatan dosis kategori dosis berlebih

sebanyak 0 kasus (0%). Ketidaktepatan dosis kategori subdosis sebanyak 2 kasus

(1,77%) meliputi dosis rendah sebanyak 1 kasus (0,885%) dan frekuensi rendah

sebanyak 1 kasus (0,885%) dari 113 pengobatan.

Kata kunci: DRPs, dosis berlebih, subdosis, geriatrik, hipertensi

Page 5: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

IDENTIFICATION OF DRUG RELATED PROBLEMS IN EXCESSIVE

DOSE AND SUB DOSE CATEGORY ON PRESCRIBING OF

ANTIHYPERTENSIVE DRUGS IN GERIATRIC PATIENTS IN

JOMBANG HOSPITAL OUTPATIENTS INSTALLATION IN 2011

RIZKY ALFIANI CHASANAH

Pharmacy Department, Mathematic and Science Faculty

Sebelas Maret University

Surakarta

Abstract

General medical problems that are commonly found in the elderly cause

this group are susceptive to the emergence of drug related problems. Categories of

DRPs that are often found in elderly patients is a matter of doses accuracy, either

excessive dose or sub dose. This study aims to identify the presence of DRPs in

excessive dose and sub dose category on prescribing of antihypertensive drugs in

geriatric patients in Jombang Hospital Outpatient Installation in 2011.

It was a non-experimental study with a descriptive approach. The medical

record was tracked and collected retrospectively with samples that taken by

purposive sampling. Data analysis was performed descriptively and concluded

with the percentage, involve high dose, low dose, high frequency and low

frequency. Inaccuracy dose is giving dose and frequency of administration that

was higher or lower compared with the Drugs for the Geriatric Patient standard in

2007.

The results showed that there were 2 cases of inaccuracy dose occurred in

2 patients of 50 patients. The inaccuracy dose of excessive dose category was 0

case (0%). The inaccuracy dose of sub dose category were 2 cases (1,77%) consist

of 1 case (0,885%) of low dose and 1 case (0,885%) of low frequency in 113

treatments.

Key words: DRPs, excessive dose, sub dose, geriatrics, hypertension

Page 6: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Kebahagiaan itu diraih, bukan diperoleh.

“If you want to be happy, be.”

--Leo Tolstoy

Page 7: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini, kupersembahkan untuk..

Ayah dan ibukku tersayang atas segala-galanya..

Yang selalu tidak pernah tidak untuk mengiyakan pintaku..

Terimalah yah, buk, ini hanya sepersekian bakti nanda yang berhingga,

di bawah kasih sayang ayah dan ibuk yang tak berujung hingga..

Page 8: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Penuh ucapan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Identifikasi

Drug Related Problems (DRPs) Kategori Dosis Berlebih dan Subdosis pada

Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan

RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya D3 Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik

pasien hipertensi geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan serta penghormatan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Direktur RSUD Jombang yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di RSUD Jombang. Ahmad Ainurofiq, M.Si.,

Apt., selaku Ketua Program Studi D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta dan dosen

Pembimbing Akademik.

Page 9: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Wisnu Kundarto, S.Farm., Apt., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

4. Jajaran Bagian Diklat, Poli Jantung, Rekam Medis dan Instalasi Farmasi

RSUD Jombang yang turut membantu dalam penelitian, pengumpulan

data dan informasi pasien.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi D3 Farmasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

6. Ayah, ibuk dan adekku tersayang, kalian segalanya.

7. Sahabat-sahabatku yang selalu ada disehat dan sakitku, disuka dan

dukaku, disantai dan sibukku.

8. Teman-teman angkatan 2009.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis

hanya dapat mengucapkan terima kasih dan semoga Allah

Subhanahuwata’ala senantiasa membalas dengan yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk perbaikan.

Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan kefarmasiaan.

Surakarta, 24 Juli 2012

Rizky Alfiani C

Page 10: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................

INTISARI ................................................................................................................

ABSTRACT .............................................................................................................

HALAMAN MOTTO ........................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang Masalah …..........................................................

B. Rumusan Masalah ........................................................................

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

D. Manfaat Penelitian .........................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI ..........................................................................

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................

1. Drug Related Problems (DRPs) ...............................................

a. Definisi DRPs ....................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xiii

xiv

xv

xvi

1

1

3

4

4

5

5

5

5

Page 11: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

b. Kategori DRPs .................................................................

c. Dosis .....................................................................................

2. Hipertensi ................................................................................

a. Klasifikasi Tekanan Darah ..............................................

b. Patofisiologi Hipertensi .................................................

c. Gejala Hipertensi ...............................................................

d. Diagnosis Hipertensi ............................................................

e. Faktor Risiko Hipertensi .................................................

f. Penatalaksanaan Hipertensi ..............................................

3. Geriatrik ...................................................................................

B. Kerangka Pemikiran .........................................................................

C. Keterangan Empiris .........................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................

A. Jenis Penelitian ................................................................................

B. Instrumen Penelitian .........................................................................

1. Alat yang digunakan ...............................................................

2. Bahan yang digunakan ...............................................................

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................

D. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................

E. Definisi Operasional Penelitian ........................................................

F. Rancangan Penelitian ......................................................................

G. Diagram Alir Penelitian ...............................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................

5

7

8

8

9

9

10

10

15

27

29

29

31

31

31

31

31

31

32

32

33

35

36

Page 12: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Karakteristik Pasien ..........................................................................

1. Distribusi Pasien Berdasarkan Usia .........................................

2. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin .......................

B. Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi…………..................

C. Identifikasi Drug Related Problems ............................................

1. Dosis Tinggi ............................................................................

2. Dosis Rendah ........................................................................

3. Frekuensi Tinggi ....................................................................

4. Frekuensi Rendah ..................................................................

D. Keterbatasan Penelitian ...............................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................................

36

36

37

39

40

40

41

42

42

43

44

44

44

45

49

Page 13: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori dan Penyebab Drug Related Problems (DRPs) ..........................

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa ............................................

Tabel III. Golongan dan Nama Obat Antihipertensi Beserta Dosis

Standarnya Untuk Pasien Geriatrik .............................................................

Tabel IV. Distribusi Usia ........................................................................................

Tabel V. Distribusi Jenis Kelamin ...........................................................................

Tabel VI. Persentase Obat Antihipertensi yang Digunakan ....................................

Tabel VII. Kasus Dosis Rendah ..............................................................................

Tabel VIII. Kasus Frekuensi Rendah ..................................................................

6

9

25

36

37

39

41

42

1

1

3

4

4

Page 14: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Algoritme Terapi Hipertensi ..............................................................

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian ...........................................................

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian ......................................................................

18

29

35

1

1

3

4

4

5

5

5

Page 15: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pasien .......................................................................................

Lampiran 2. Data Obat-Obat yang Digunakan Oleh Pasien ...................................

49

54

1

1

3

4

4

5

5

5

Page 16: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACEI : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor

AINS : Anti Inflamasi Non Steroid

ARB : Angiotensin II Receptor Blocker

BB : Beta Blocker

Ca++

: ion Kalsium

CCB : Calsium Channel Blocker

Cl- : ion Klorida

DRPs : Drug Related Problems

g : gram

HDL : High Density Lipoprotein

HST : Hipertensi Sistolik Terisolasi

JNC VII : The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

K+ : ion Kalium

Kg : Kilogram

Kg/m2

: kilogram per meter persegi

m : meter

mg : miligram

mg/dL : miligram per desiliter

mmHg : milimeter air raksa

Na+ : ion Natrium

NaCl : Natrium Klorida

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

TDD : Tekanan Darah Diastolik

TDS : Tekanan Darah Sistolik

WHO : World Health Organization

α-1 : Alpha 1

α-2 : Alpha 2

β-1 : Beta 1

β-Blocker : Beta Blocker

Page 17: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin meningkatnya harapan hidup, semakin kompleks penyakit yang

diderita oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi. Setelah

umur 69 tahun, prevalensi hipertensi meningkat sampai 50% (Kuswardhani,

2006).

Tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik meningkat sesuai

dengan meningkatnya umur. Tekanan darah sistolik meningkat secara progresif

sampai umur 70-80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai

umur 50-60 tahun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan

adanya kekakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan arteri dan ini

mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur (Rigaud dan

Forette, 2001).

Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal

jantung dan penyakit koroner, yang diperkirakan memiliki peran lebih besar pada

orang lanjut usia dibandingkan pada orang yang lebih muda. Hipertensi pada

lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), dan pada

umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya hipertensi, baik HST maupun

kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas

untuk orang lanjut usia (Kaplan, 1999).

Sejumlah perubahan akan terjadi dengan bertambahnya usia, termasuk

anatomi, fisiologi, psikologi, juga sosiologi. Perubahan fisiologi yang terkait

Page 18: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lanjut usia akan memberikan efek serius pada banyak proses yang terlibat dalam

penatalaksanaan obat (Prest, 2003).

Umur dan adanya penyakit merupakan faktor yang akan mempengaruhi

metabolisme dan distribusi obat, sehingga harus dipertimbangkan dalam

memberikan obat. Hendaknya pemberian obat dimulai dengan dosis kecil dan

kemudian ditingkatkan secara perlahan (Kuswardhani, 2006).

Dengan masalah medik yang kompleks yang umum dijumpai pada pasien

usia lanjut menyebabkan golongan usia ini rentan terhadap timbulnya masalah-

masalah yang berkaitan dengan obat (drug related problems) (Pramantara, 2007).

Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan

dari pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial

mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan.

Kategori dosis menempati urutan kedua dari kategori DRPs berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Minnesota Pharmaceutical Care Project selama 3

tahun terhadap 9399 pasien. Penggunaan obat dosis lebih maupun dosis kurang

merupakan indikasi DRPs yang dapat menyebabkan kegagalan terapi atau tidak

tercapainya hasil terapi yang diinginkan (Cipolle et al., 1998). Penelitian

Widianingrum (2009) menunjukkan adanya ketidaktepatan dosis yang terjadi pada

21 pasien dari 38 pasien dengan total kasus DRPs sebanyak 27 kasus.

Ketidaktepatan dosis kategori dosis tinggi sebanyak 14 kasus meliputi besaran

tinggi sebanyak 13 kasus dan frekuensi tinggi sebanyak 1 kasus. Sementara dosis

rendah sebanyak 13 kasus meliputi besaran rendah sebanyak 10 kasus dan

frekuensi rendah sebanyak 3 kasus.

Page 19: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Ketepatan dalam penanganan penyakit hipertensi pada pasien geriatrik

harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Penanganan terhadap

penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan terapi farmakologi maupun terapi

nonfarmakologi. Dalam terapi farmakologi, tentunya sangat diperlukan ketepatan

obat dan dosisnya, dengan memperhatikan kondisi pasien sehingga dapat dicapai

keberhasilan terapi.

Uraian di atas melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang

identifikasi ada tidaknya Drug Related Problems kategori dosis berlebih dan

subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan subdosis pada

peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Jombang tahun 2011?

2. Berapakah angka kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan subdosis pada

peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Jombang tahun 2011 dibandingkan dengan dosis obat antihipertensi untuk

geriatrik menurut standar Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007?

Page 20: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan

1. Mengetahui ada tidaknya kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan

subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

2. Mengetahui besarnya angka kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan

subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Jombang tahun 2011 dibandingkan dengan dosis obat antihipertensi

untuk geriatrik menurut standar Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan kejadian DRPs dosis berlebih dan subdosis pada

peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik dengan mengacu standar Drugs for

the Geriatric Patient tahun 2007.

2. Manfaat bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan untuk

evaluasi kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan subdosis pada peresepan obat

antihipertensi pasien geriatrik maupun untuk evaluasi pelayanan baik oleh dokter

dan farmasis dalam upaya meningkatkan pelayanan medis dan kefarmasian bagi

pasien hipertensi geriatrik pada khususnya dan seluruh pasien pada umumnya.

Page 21: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Drug Related Problems (DRPs)

a. Definisi DRPs

Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak

diharapkan dari pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga

potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan (Cipolle

et al., 1998). Sebagai pengemban tugas pelayanan kefarmasian, seorang

farmasis memiliki tanggung jawab terhadap adanya DRPs yaitu dalam hal:

1) Mengidentifikasi DRPs yang terjadi.

2) Mengatasi DRPs yang terjadi.

3) Mencegah terjadinya DRPs yang mungkin terjadi (Rovers et al., 2003 ).

b. Kategori DRPs

Drug Related Problems (DRPs) apabila tidak diatasi atau diperhatikan

akan sangat mempengaruhi hasil terapi. DRPs dapat dikategorikan menjadi

indikasi belum diterapi, pemilihan obat yang tidak tepat (obat salah), terapi

tanpa indikasi, dosis berlebih, subdosis, reaksi obat merugikan, dan kegagalan

dalam menerima obat (Priyanto, 2008). Kategori serta penyebab timbulnya

DRPs dapat dilihat dalam Tabel I.

Page 22: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tabel I. Kategori dan Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle et al., 1998)

Kategori DRPs Penyebab DRPs

Indikasi belum

diterapi

1. Pasien memerlukan terapi obat baru

2. Pasien dengan penyakit kronis yang memerlukan terapi

obat lanjutan

3. Pasien yang memerlukan farmakoterapi kombinasi

untuk mencapai efek yang potensial

4. Pasien berisiko mengalami kejadian yang tidak

diharapkan akibat terapi obat yang tidak dicegah

dengan terapi profilaksis

Terapi tanpa

indikasi

1. Terapi non obat lebih sesuai bagi pasien, misalnya

perubahan pola hidup

2. Pasien menerima obat tanpa ada indikasi yang jelas

3. Pasien diberikan obat kombinasi, padahal hanya satu

obat yang diperlukan

4. Pasien dengan masalah pengobatan yang berkaitan

dengan penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol dan

rokok

5. Pasien menerima obat untuk mengatasi efek samping

akibat obat yang sebenarnya dapat dicegah

Obat salah 1. Pasien yang berisiko kontraindikasi dengan

penggunaan obat tersebut

2. Pasien alergi dengan pengobatan

3. Pasien menerima obat tetapi tidak aman

4. Obat yang diberikan kepada pasien bukan merupakan

obat yang paling efektif untuk penyakitnya

5. Pasien menerima obat efektif tetapi harganya mahal

6. Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang

diberikan

Subdosis 1. Kadar obat dalam darah berada di bawah kisaran terapi

yang diharapkan

2. Dosis terlalu rendah untuk menimbulkan respon

3. Dosis dan fleksibilitas tidak cukup untuk pasien

4. Durasi terapi terlalu pendek

5. Frekuensi pemberian obat terlalu panjang atau jarak

pemberian obat terlalu lama

Dosis berlebih 1. Dosis terlalu tinggi untuk pasien

2. Dosis obat meningkat terlalu cepat

3. Konsentrasi obat dalam serum pasien di atas kisaran

terapi obat yang diharapkan

4. Frekuensi pemberian obat terlalu dekat atau obat

diberikan terlalu cepat

5. Durasi terapi terlalu panjang

Page 23: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Reaksi obat

merugikan

1. Pasien dengan faktor risiko efek samping yang

berbahaya bila obat digunakan

2. Pasien mengalami alergi terhadap obat

3. Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi

dengan obat lain atau makanan pasien

Tabel I. Lanjutan…

4. Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan

pasien

5. Efek dari obat diubah enzim inhibitor atau induktor dari

obat lain

6. Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari

binding site oleh obat lain

Kegagalan dalam

menerima obat

1. Pasien tidak menerima obat yang sesuai karena

medication error (peresepan, peracikan, atau pemberian

obat)

2. Pasien tidak menggunakan obat karena kurangnya

pengetahuan secara langsung

3. Pasien tidak patuh dengan aturan pengobatan yang

digunakan

4. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan

karena kurang mengerti

5. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan

secara konsisten karena merasa sudah sehat

6. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena

harganya mahal

c. Dosis

1) Dosis kurang

Dosis kurang adalah dosis yang terlalu kecil yaitu kurang dari 20% dari

yang seharusnya diberikan pada pasien, atau frekuensi pemberiannya kurang

dari frekuensi pemberian berdasarkan dosis standar. Kejadian DRPs akibat

dosis merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat menambah biaya

terapi bagi pasien. Sebaik apapun diagnosis dan penilaian yang dilakukan, hal

itu tidak akan ada artinya apabila pasien tidak menerima dosis yang tepat

Page 24: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sesuai dengan kebutuhannya. Pengobatan dapat dikatakan sebagai dosis

kurang apabila suatu regimen obat dianggap sesuai dengan indikasinya dan

pasien tidak mengalami efek samping akibat obat, namun pasien tidak

memperoleh manfaat terapi seperti yang diharapkan (Cipolle et al., 1998).

2) Dosis lebih

Dosis berlebih dalam penelitian ini adalah obat yang diterima pasien

melebihi dosis pemakaian normal. Batasan dosis yang dianggap dosis

berlebih adalah dosis yang diberikan 20% lebih tinggi dari dosis standar.

Apabila seorang pasien telah mengalami efek abnormal potensial atau non

aktual dari pengobatan seharusnya dosis obat atau interval pengobatan

diturunkan (Cipolle et al.,1998).

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah

yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul

kerusakan lebih berat (Mosterd et al., 2006). Secara umum, seseorang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg

sistolik atau 90 mmHg diastolik (Kaplan, 1998).

a. Klasifikasi Tekanan Darah

The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)

mengklasifikasikan tekanan darah untuk pasien dewasa (umur >18 tahun)

berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau

lebih kunjungan klinis. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori

Page 25: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penyakit. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa menurut JNC 7 dapat

dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa (Chobanian et al., 2004). Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi Stage 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi Stage 2 ≥160 atau ≥100

b. Patofisiologi Hipertensi

Pada sebagian besar pasien, lebih dari 90% kasus, hipertensi yang terjadi

merupakan hipertensi esensial atau primer yang penyebabnya tidak diketahui.

Faktor genetik dan lingkungan berperan penting dalam terjadinya hipertensi

esensial (Dipiro et al., 2008). Faktor genetik mempengaruhi kepekaan

terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah

terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang

termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress, emosi,

obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2007).

Hipertensi yang diketahui penyebab terjadinya adalah hipertensi sekunder.

Terdapat 5-10% penyebab hipertensi yang kasusnya diketahui, seperti

penggunaan estrogen, penyakit ginjal, dan kehamilan (Priyanto, 2008).

c. Gejala Hipertensi

Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun

adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur,

nyeri ini biasanya hilang setelah bangun. Gangguan hanya dapat dikenali

Page 26: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dengan pengukuran tensi dan adakalanya melalui pemeriksaan tambahan

terhadap ginjal dan pembuluh darah (Tjay dan Raharja, 2007).

d. Diagnosis Hipertensi

Hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran tekanan

darah, tetapi dapat ditegakkan setelah 2 kali atau lebih pengukuran pada

kunjungan yang berbeda, kecuali terjadi peningkatan tekanan darah yang

tinggi atau gejala-gejala klinis pendukung pada pemeriksaan yang pertama

kali (Priyanto, 2008). Pada semua umur, diagnosis hipertensi memerlukan

pengukuran berulang dalam keadaan istirahat, tanpa ansietas, kopi, alkohol,

atau merokok (Kuswardhani, 2006).

e. Faktor Risiko Hipertensi

Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas:

1) Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

a) Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Dengan bertambahnya umur,

risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi

dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan

kematian sekitar 50 % di atas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003).

Sebenarnya wajar bila tekanan darah meningkat dengan bertambahnya

umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,

pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai

Page 27: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi (Staessen et

al., 2003).

b) Jenis Kelamin

Pria dan wanita menopause mempunyai pengaruh yang sama untuk

terjadinya hipertensi (Mansjoer, 2001). Namun pada wanita

menopause kemungkinan lebih banyak yang menderita hipertensi

dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen

pada wanita (Bustan, 1997). Hormon estrogen dapat melindungi

wanita dari penyakit kardiovaskuler. Hormon estrogen ini kadarnya

akan semakin menurun setelah menopause (Armilawaty dan

Amiruddin, 2007). Selain sebagai hormon pada wanita, estrogen juga

berfungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus

plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi

teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah

proses oksidasi LDL, sehingga kemampuan LDL untuk menembus

plak akan berkurang. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai

pelebar pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah menjadi lancer

dan jantung memperoleh suplai oksigen yang cukup (Khomsan, 2004).

c) Riwayat Keluarga

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya menderita hipertensi (Soenarta, 2007). Hipertensi cenderung

merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita

Page 28: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25%

kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita

mempunyai hipertensi, kemungkinan kita mendapatkan penyakit

tersebut 60% (Sheps, 2005).

Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer

apabila dibiarkan secara alamiah tanpa terapi, bersama lingkungannya

akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar

30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala (Qiu et al., 2003).

2) Faktor yang dapat diubah/dikontrol

a) Kebiasaan Merokok

Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler

telah banyak dibuktikan (Suyono, 2001). Selain dari lamanya, risiko

merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.

Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan

hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok (Price dan Wilson,

1995). Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida

yang dihisap melalui rokok, masuk ke dalam aliran darah dan dapat

merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri sehingga

mengakibatkan proses atherosclerosis dan hipertensi (Nurkhalida,

2003).

b) Konsumsi Garam

Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan

prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara

Page 29: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %

(Gunawan, 2005). Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam

tubuh sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah

(Kaplan, 1998).

c) Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan

peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi (Sheps,

2005). Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis

yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah (Hull, 1996).

d) Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali

dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak

yang telah rusak. Penggunaan minyak goreng sebagai media

penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan

terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi kandungan asam lemak

tidak jenuh pun memiliki nilai tambah hanya pada gorengan pertama

saja, selebihnya minyak tersebut menjadi rusak. Penggunaan minyak

jelantah dapat meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan

sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu

terjadinya penyakit hipertensi (Khomsan, 2003).

e) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab

sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas

Page 30: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat

hipertensi sebesar dua kali. Mekanisme alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Namun sudah menjadi

kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum-minuman beralkohol

berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ lain (Stranges et al.,

2004).

f) Obesitas

Obesitas atau kegemukan dengan berat badan mencapai indeks

massa tubuh >25 merupakan salah satu faktor risiko terhadap

timbulnya hipertensi. Indeks massa tubuh didapat dari berat badan (kg)

dibagi kuadrat tinggi badan (m) (Suyono, 2001). Makin besar massa

tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen

dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar

melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi

tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.

Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air

(Sheps, 2005).

g) Olahraga

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko kelebihan berat

badan sehingga meningkatkan risiko menderita hipertensi. Melalui

olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-

Page 31: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah. (Sheps, 2005).

h) Stres

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas,

berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat

merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan

memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga

tekanan darah akan meningkat (Gunawan, 2005). Stres dapat

meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres

sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali (Nurkhalida, 2003).

Apabila stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peningkatan

tekanan darah yang menetap (Suyono, 2001).

Hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga

dari seluruh faktor yang telah disebutkan di atas, belum dapat diketahui

dengan pasti faktor yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi. Oleh

karena itu, menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting untuk

pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi (Sugiharto, 2007).

f. Penatalaksanaan Hipertensi

Hipertensi sebenarnya tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu

dikontrol dan dikendalikan, karena hipertensi merupakan keadaan ketika

pengaturan tekanan darah kurang berfungsi sebagaimana mestinya yang

disebabkan oleh banyak faktor. Mengobati hipertensi memang harus dimulai

dengan modifikasi gaya hidup yang sehat dan apabila hal ini tidak berhasil

Page 32: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

maka mulai diberikan obat. Modifikasi gaya hidup terbukti dapat menurunkan

tekanan darah, meningkatkan kinerja obat-obat antihipertensi dan mengurangi

risiko terserang penyakit kardiovaskuler (Chobanian et al., 2004). Strategi

terapi hipertensi dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi dan terapi

farmakologi.

1) Terapi Nonfarmakologi

Perubahan gaya hidup adalah kunci utama dalam pengendalian penyakit

hipertensi. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan cara:

a) Menurunkan berat badan. Berat badan berlebihan menyebabkan

bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot

ekstra dihilangkan, tekanan darah dapat turun lebih kurang 0,7/0,5

mmHg setiap kilogram penurunan berat badan. Indeks massa tubuh yang

dianjurkan antara 18,5-24,9 kg/m2.

b) Mengurangi garam dalam diet. Ion natrium mengakibatkan retensi

air, sehingga volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan

pembuluh meningkat. Secara statistik, ternyata bahwa pada kelompok

penduduk yang mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih

banyak hipertensi daripada orang-orang yang mengkonsumsi sedikit

garam.

c) Membatasi konsumsi kolesterol. Hal ini dapat mencegah terjadinya

atherosclerosis dengan mengurangi atau menghindari asupan lemak

jenuh.

Page 33: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Berhenti merokok. Tembakau mengandung nikotin yang

memperkuat kerja jantung dan menciutkan arteri kecil sehingga sirkulasi

darah berkurang dan tekanan darah meningkat.

e) Membatasi minum kopi sampai maksimum 3 cangkir sehari.

Kofein dalam kopi berkhasiat menciutkan pembuluh yang secara akut

dapat meningkatkan tekanan darah.

f) Membatasi minum alkohol sampai 2-3 konsumsi (bir, anggur)

sehari. Minum lebih dari 40 g sehari untuk jangka waktu panjang dapat

meningkatkan tensi diastolis sampai 0,5 mmHg per 10 g alkohol.

g) Cukup istirahat dan tidur adalah penting, karena selama periode itu

tekanan darah menurun.

h) Olahraga. Walaupun tekanan darah meningkat pada waktu

mengeluarkan tenaga akut, namun olah raga secara teratur dapat

menurunkan tekanan darah yang tinggi, karena saraf parasimpatik (yang

berperan dalam vasodilatasi) akan menjadi relatif lebih aktif daripada

sistem simpatik (Tjay dan Raharja, 2007).

2) Terapi Farmakologi

Selain terapi nonfarmakologi, dalam penatalaksanaan hipertensi juga

digunakan obat-obat antihipertensi. Algoritme penatalaksanaan hipertensi

untuk pasien dewasa menurut JNC 7 tahun 2004 ditunjukkan pada Gambar

1.

Page 34: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 1. Algoritme Terapi Hipertensi (Chobanian et al., 2004)

Tekanan darah di atas target

(≥ 140/90 mmHg)

Mulai dengan obat antihipertensi

Indikasi khusus Hipertensi tanpa komplikasi

1. Gagal jantung

Terapi diuretik, BB, ACEI,

ARB, atau antagonis

aldosteron

2. Infark Miokard

Terapi ACEI, BB atau

antagonis aldosteron

3. Risiko tinggi penyakit

koroner

Terapi diuretik, BB, ACEI

atau CCB

4. Diabetes mellitus

Terapi diuretik, BB, ACEI,

ARB, atau CCB

5. Penyakit ginjal kronik

Terapi ACEI atau ARB

6. Stroke

Terapi diuretik atau ACEI

Hipertensi Stage 2

(TDS ≥160 atau TDD ≥100

mmHg)

Terapi kombinasi dua obat

(Biasanya diuretik Thiazid

dengan ACEI atau ARB atau

BB atau CCB)

Hipertensi Stage 1

(TDS 140-159 atau TDD 90-

99 mmHg)

Terapi diuretik thiazid

Dipertimbangkan juga

ACEI, ARB, BB, CCB, atau

kombinasi

Tekanan darah di atas target

Optimasi dosis atau penambahan antihipertensi lain

yang berbeda golongan, konsultasi dengan spesialis

hipertensi

Page 35: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Obat-obat Antihipertensi

Antihipertensi hanya menghilangkan gejala tekanan darah tinggi dan

tidak penyebabnya, maka obat harus diminum dalam jangka waktu yang

lama, setelah beberapa waktu dosis pemeliharaan pada umumnya dapat

diturunkan. Terapi hipertensi harus dimulai dengan dosis rendah agar

penurunan tekanan darah tidak terlalu drastis atau mendadak dan setiap 1-2

minggu dosis berangsur-angsur dinaikkan sampai tercapai efek yang

diinginkan. Begitu pula penghentian terapi harus secara berangsur pula

(Tjay dan Raharja, 2007). Dikenal 5 kelompok obat lini pertama yang lazim

digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu diuretik, penyekat

reseptor beta (β- blocker), penghambat Angiotensin Converting Enzyme

(ACE-inhibitor), Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) dan Calcium

Channel Blocker (CCB) (Nafrialdi, 2007).

a) Diuretik

Diuretik meningkatkan pengeluaran garam dan air oleh ginjal hingga

volume darah dan tekanan darah menurun, dan diperkirakan berpengaruh

langsung terhadap dinding pembuluh, yakni penurunan kadar natrium

membuat dinding lebih kebal terhadap noradrenalin, sehingga daya

tahannya berkurang. Efek hipotensifnya relatif ringan dan tidak

meningkat dengan memperbesar dosis (Tjay dan Raharja, 2007). Diuretik

merupakan obat pertama yang diberikan dan efektif dalam waktu 3-4 hari

(Karyadi, 2002).

Page 36: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Antihipertensi diuretik dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:

(1) Golongan Tiazid

Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama

NaCl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl

-

meningkat. Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan tiazid

antara lain hidroklorotiazid, bendroflumotiazid dan diuretik lain yang

memiliki gugus aryl-sulfonamida (indapamid dan klortalidon)

(Nafrialdi, 2007).

Efek samping tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan

hipokalemia yang dapat berbahaya pada pasien yang mendapat

digitalis. Tiazid juga dapat menyebabkan hiponatremia,

hipomagnesemia, serta hiperkalsemia. Selain itu, tiazid dapat

menghambat ekskresi asam urat dari ginjal, dan pada pasien

hiperurisemia dapat mencetuskan serangan gout akut. Untuk

menghindari efek ini, tiazid harus digunakan dalam dosis rendah dan

dilakukan pengaturan diet (Nafrialdi, 2007).

(2) Diuretik Kuat (loop diuretics)

Diuretik kuat bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal

dengan menghambat kotransport Na+, K

+, Cl

- dan menghambat

resorbsi air dan elektrolit. Mula kerjanya lebih cepat dan efek

diuretiknya lebih kuat daripada golongan tiazid, oleh karena itu

diuretik kuat jarang digunakan sebagai antihipertensi kecuali pada

Page 37: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2,5 mg/dL)

atau gagal jantung (Nafrialdi, 2007).

Efek samping diuretik kuat hampir sama dengan tiazid, kecuali

bahwa diuretik kuat menimbulkan hiperkalsiuria dan menurunkan

kalsium darah, sedangkan tiazid menimbulkan hipokalsiuria dan

meningkatkan kadar kalsium darah. Golongan diuretik kuat antara lain

furosemid, torsemid, bumetanid dan asam etakrinat (Nafrialdi, 2007).

(3) Diuretik Hemat Kalium

Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia bila

diberikan pada pasien gagal ginjal, atau bila dikombinasikan dengan

penghambat ACE, ARB, β-blocker, AINS atau dengan suplemen

kalium. Penggunaannya terutama dalam kombinasi dengan diuretik

lain untuk mencegah hipokalemia. Golongan diuretik hemat kalium

misalnya amilorid dan triamteren (Nafrialdi, 2007).

(4) Antagonis Aldosteron

Spironolakton dan eplerenon merupakan obat golongan antagonis

aldosteron. Obat ini sangat berguna pada pasien dengan hiperurisemia,

hipokalemia dan dengan intoleransi glukosa. Spironolakton tidak

mempengaruhi kadar Ca++

dan gula darah. Efek samping

spironolakton antara lain ginekomastia, gangguan menstruasi, dan

penurunan libido pada pria (Nafrialdi, 2007).

Page 38: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b) Penyekat Reseptor Beta (β-blocker)

Contoh obat golongan β-blocker adalah atenolol, bisoprolol,

propranolol, betaxolol, nadolol, dan timolol (Chobanian et al., 2004).

Menurut Nafrialdi (2007) berbagai mekanisme penurunan tekanan darah

akibat penggunaan β-blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor

β1, antara lain:

(1) Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard

sehingga menurunkan curah jantung.

(2) Hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomerular ginjal dengan

akibat penurunan produksi angiotensin II.

(3) Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas simpatis, perubahan

pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron

adrenergik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin.

c) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Mekanisme kerja obat ini adalah menghambat pembentukan

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah)

(Nafrialdi, 2007). Golongan obat ini antara lain captopril, enalapril,

lisinopril, fosinopril. Sering digunakan pula untuk pengobatan terapi

awal hipertensi ringan sampai sedang terutama bila diuretik dan β-

blocker tidak dapat digunakan karena adanya kontraindikasi. Efek

samping yang bisa timbul antara lain batuk, mual, muntah, diare,

hipotensi terutama pada penderita yang mendapat diuretik, hiperkalemia

terutama pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, serta kelainan

Page 39: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kulit seperti angioedema, urtikaria (bengkak-bengkak seperti biduran)

(Karyadi, 2002).

d) Angiotensin Reseptor Blocker II (ARB)

Golongan obat ini cara kerjanya menyerupai ACE-inhibitors tapi lebih

langsung menghambat reseptor Angiotensin II, efektivitas dan

toleransinya mirip dengan ACEI, namun golongan ini tidak menimbulkan

efek samping antara lain batuk kering dan angioedema seperti yang

sering terjadi dengan ACEI. Termasuk ARB yang spesifik adalah

losartan, kandesartan dan valsartan (Karyadi, 2002).

e) Calcium Channel Blockers (CCB)

Kalsium antagonis juga dikenal dengan Calcium Channel Blockers

(CCB) yang termasuk sebagai obat baru. Mekanisme kerjanya adalah

mencegah atau menghambat kalsium masuk ke dalam dinding pembuluh

darah. Kalsium diperlukan otot untuk melakukan kontraksi, jika

pemasukan kalsium ke dalam sel-sel otot dihambat, maka otot tersebut

tidak dapat melakukan kontraksi sehingga pembuluh darah akan melebar

dan akibatnya tekanan darah akan menurun (Siaw, 1994).

Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan golongan obat ini

antara lain gangguan lambung-usus, hipotensi (penurunan tekanan darah)

akibat vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) umum. Pada keadaan

hipotensi hebat pemberian obat golongan ini tidak dianjurkan, karena

mempunyai resiko terjadinya serangan angina dan infark jantung.

Golongan obat CCB yang bekerja lama, sering digunakan untuk

Page 40: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pengobatan awal hipertensi (Karyadi, 2002). Obat-obat yang termasuk

golongan CCB adalah nifedipin, amlodipin, isradipin, verapamil,

felodipin, diltiazem, nicardipin, dan nisoldipin (Chobanian et al., 2004).

f) Antihipertensi Golongan Lain

Termasuk dalam golongan ini adalah antihipertensi dari golongan

penyekat α-1, agonis sentral α-2, antagonis adrenergik, dan vasodilator.

Reseptor α dan β berperan dalam pengaturan umpan balik pelepasan

norepineprin. Stimulasi reseptor α-2 dapat menyebabkan penghambatan

pelepasan norepineprin dengan begitu tekanan darah tidak naik. Agonis

reseptor α-2 antara lain metildopa dan klonidin (Chobanian et al., 2004).

Reseptor α-1 pada arteri dan vena apabila distimulasi akan terjadi

vasokonstriksi yang dapat menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

Prazosin, terazosin, doksazosin, dan bunazosin merupakan penghambat

reseptor α-1 yang memberikan efek vasodilatasi sehingga tekanan darah

turun (Chobanian et al., 2004).

Antagonis adrenergik misalnya adalah reserpin, bekerja menghambat

efek sistem parasimpatis yang merespon stress dengan menaikkan

tekanan darah. Obat ini memblokir reseptor-reseptor sehingga terjadi

vasodilatasi.

Obat vasodilator bekerja secara langsung merelaksasikan otot polos

pembuluh darah sehingga tekanan vaskuler sistemik turun dan tekanan

darah turun. Obat ini antara lain nitrogliserin, hidralazin, minoksidil,

diazoksida, natrium nitroprusid (Karyadi, 2002). Golongan dan nama

Page 41: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

obat antihipertensi beserta dosis standar untuk pasien geriatri dapat

dilihat pada Tabel III.

Tabel III. Golongan dan Nama Obat Antihipertensi Beserta Dosis Standarnya Untuk Pasien

Geriatrik (Shorr et al., 2007)

N

o.

Golongan Nama Obat Dosis Standar

1. Diuretik

Klortalidon dosis awal 25 mg/hari

Hidroklortiazid awal 12,5-25 mg sekali sehari, dapat

ditingkatkan sampai 50-100/hari dalam dosis

tunggal atau dosis terbagi

Indapamid awal 1,25 mg, dapat ditingatkan hingga 2,5

mg/hari setelah 4 minggu atau 5 mg/hari

setelah tambahan 4 minggu

Metolazone aksi lambat: 2,5-5 mg/hari. aksi cepat: awal

0,5 mg/hari, dapat ditingkatkan hingga 1

mg/hari

Bumetanide awal 0,5 mg/hari, jarak 1-4 mg/hari,

maksimum 5 mg/hari, dosis besar dapat

diberikan 2-3 dosis/hari

Furosemide awal 20-80 mg/hari, dapat ditingkatkan

sampai 20-40 mg setiap 6-8 jam

Torsemide awal 2,5-5 mg/hari, dapat ditingkatkan

hingga 10mg/hari jika tidak ada respon

selama 4-6 minggu, jika tidak ada respon,

maka diberikan tambahkan antihipertensi

Triamteren 25-100 mg/hari sebagai dosis tunggal atau

dalam 2 dosis terbagi, maksimum 300

mg/hari

Spironolakton 25-50 mg/hari dalam 1-2 dosis/hari

2. ACE

Inhibitor

Captopril awal 12,5-25 mg 2-3 kali/hari, dosis

pemeliharaan 25-50 mg 2-3 kali/hari

Lisinopril awal 2,5-5 mg/hari, maksimum: 40 mg/hari

Ramipril awal 2,5 mg/hari, dosis pemeliharaan 2,5-20

mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi

menjadi 2 dosis

Enalapril awal 2,5-5 mg/hari, dapat dinaikkan dengan

interval 1-2 minggu, jarak 10-40 mg/hari

dalam 1-2 dosis terbagi

Quinapril awal 10-20 mg/hari, penyesuaian dosis

setidaknya pada interval 2 minggu atau

lebih. Pemeliharaan 20-80 mg/hari sebagai

dosis tunggal atau 2 dosis terbagi.

Maksimum 80 mg/hari

Fosinopril awal 10 mg/hari, pemeliharaan 20-40

Page 42: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel III. Lanjutan…

3. Penyekat

Reseptor

Angiotensin

Kandesartan awal 16 mg sekali sehari. Dapat diberikan

sekali atau 2 kali sehari dengan total dosis

harian 8-32 mg

Losartan awal 50 mg sekali sehari. Maksimum

dapat diberikan sekali atau 2 kali sehari,

dengan total dosis harian 25-100 mg

Valsartan awal 80-160 mg/hari, maksimum 320

mg/hari

4. Penyekat

Beta

Bisoprolol awal 2,5 mg/hari, dapat ditingkatkan

sampai 2,5-5 mg/hari, maksimum: 20

mg/hari

Atenolol dosis awal 25 mg sehari

Metoprolol awal 100 mg/hari sebagai dosis tunggal

atau dosis terbagi. Dinaikkan setiap

minggu atau lebih. Pemeliharaan 100-450

mg/hari

Propranolol awal 40 mg 2 kali sehari. Dosis dapat

ditingkatkan setiap 3-7 hari. Jarak hingga

320 mg/hari dalam dosis terbagi.

Maksimum 640 mg/hari

Nadolol awal 20 mg/hari, dapat ditingkatkan

secara bertahap. Jarak 20-240 mg/hari

Timolol awal 10 mg 2 kali sehari, tunggal atau

kombinasi dengan antihipertensi lain.

Secara bertahap ditingkatkan dengan

interval tidak kurang dari 1 minggu.

Pemeliharaan 20-60 mg/hari dalam 2

dosis terbagi

5. Antagonis

Kalsium

Nifedipin awal 30-60 mg/hari, dosis pemeliharaan

hingga 120 mg/hari

Amlodipin awal 5 mg/hari dalam dosis tunggal,

maksimum 10 mg/hari

Felodipin awal 2,5 mg/hari, pemeliharaan 2,5-10

mg/hari, jarak 2,5-20 mg/hari

Diltiazem sustained release, awal: 60-120 mg

2xsehari, dapat ditingkatkan pada interval

14 hari, pemeliharan 240-360 mg/hari

Verapamil sustained release: 120-240 mg/hari, jarak

120-360 mg/hari sebagai dosis tunggal

mg/hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2

dosis terbagi. Maksimum 80 mg/hari

Page 43: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

atau 2 dosis terbagi

6. Golongan

Lain

Prazosin awal 1 mg 2-3 kali sehari. Pemeliharaan

3-15 mg/hari dalam dosis terbagi.

Maksimum 20 mg/hari

Terazosin awal 1 mg pada waktu tidur. Jarak 1-5

mg/hari sebagai dosis tunggal atau 2 dosis

terbagi. Maksimum 20 mg

Doksazosin awal 1 mg sekali sehari. Dapat

ditingkatkan hingga maksimum 16

mg/hari

Tabel III. Lanjutan…

Klonidin awal 0,1 mg pada waktu tidur. Dapat

ditingkatkan secara bertahap

Metildopa awal 250 mg 2-3 kali sehari. Jarak 250-100

mg/hari dalam 2 dosis terbagi

Reserpin dosis awal 0,5 mg perhari selama 1-2

minggu. Pemeliharaan dikurangi 0,1-0,25

mg/hari

Hidralazin awal 10 mg 2-3 kali sehari. Dapat

ditingkatkan 10-25 mg dalam 2-3 hari

Minoksidil awal 2,5 mg/hari, dapat ditingkatkan secara

bertahap. Pemeliharaan 10-40 mg/hari.

maksimum: 100 mg/hari

3. Geriatrik

Menurut WHO, pembagian terhadap populasi usia tua meliputi tiga tingkatan,

yaitu lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun, tua (old) 75-90 tahun dan

sangat tua (very old) dengan kisaran umur lebih dari 90 tahun (Setianto, 2005).

Sejumlah perubahan akan terjadi dengan bertambahnya usia, termasuk anatomi,

fisiologi, psikologi juga sosiologi. Perubahan fisiologi yang terkait lanjut usia

akan memberikan efek serius pada banyak proses yang terlibat dalam

penatalaksanaan obat (Prest, 2003).

Page 44: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung

dan penyakit koroner, dan diperkirakan berperan lebih besar pada orang lanjut

usia dibandingkan pada orang yang lebih muda. Hipertensi pada lanjut usia

sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), dan pada umumnya

merupakan hipertensi primer. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi

sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk

orang lanjut usia (Kaplan, 1999).

Pada usia lanjut terdapat berbagai keadaan yang sering menjadi masalah

dalam penentuan tekanan darah. Penentuan tekanan darah pada usia lanjut

hendaknya dengan perhatian khusus, mengingat beberapa usia lanjut

menunjukkan pseudohipertensi (pembacaan sphygmomanometer tinggi palsu)

akibat kekakuan pembuluh darah yang berat. Sebelum menegakkan diagnosis

hipertensi pada lanjut usia, hendaknya paling sedikit dilakukan pemeriksaan di

klinik sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda dalam beberapa minggu

(Kuswardhani, 2006).

Sasaran tekanan darah untuk hipertensi lanjut usia yaitu tekanan darah sistolik

≤ 140 mmHg dan diastolik ≤ 90 mmHg. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut

usia prinsipnya tidak berbeda dengan hipertensi pada umumnya, yaitu terdiri dari

modifikasi pola hidup dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemberian obat-

obat antihipertensi. Obat yang umum digunakan pada hipertensi lanjut usia adalah

diuretik dan antagonis kalsium, dengan prinsip dosis awal yang kecil dan

ditingkatkan secara perlahan. Antagonis kalsium nikardipin dan diuretik tiazid

sama dalam menurunkan angka kejadian kardiovaskuler (Kuswardhani, 2006).

Page 45: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang mendasari dilakukannya penelitian digambarkan

pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Pasien geriatrik (≥60

tahun), terjadi

penurunan kemampuan

dan fungsi tubuh

sehingga memerlukan

penyesuaian dosis obat

yang diberikan

Hipertensi sering

terjadi pada pasien

geriatrik

Permasalahan berkaitan

dengan pengobatan

(DRPs) kategori dosis

berlebih dan subdosis

pada peresepan obat

antihipertensi

Penelitian mengenai DRPs

kategori dosis berlebih dan

subdosis pada peresepan

obat antihipertensi pasien

geriatrik di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Jombang

Page 46: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Keterangan Empiris

Data penelitian Widianingrum (2009) menunjukkan adanya ketidaktepatan

dosis yang terjadi pada 21 pasien dari 38 pasien dengan total kasus sebanyak 27

kasus. Ketidaktepatan dosis kategori dosis tinggi sebanyak 14 kasus dan dosis

rendah sebanyak 13 kasus. Peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik idealnya

menggunakan standar dosis khusus bagi pasien geriatrik. Hal ini dilakukan untuk

mencegah kejadian yang tidak diinginkan terkait dengan dosis seperti dosis

berlebih dan subdosis. Penggunaan obat dosis lebih maupun dosis kurang

merupakan indikasi DRPs yang dapat menyebabkan kegagalan terapi atau tidak

tercapainya hasil terapi yang diinginkan.

Page 47: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan pendekatan

deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai kemungkinan adanya Drug

Related Problems (DRPs) kategori dosis berlebih dan subdosis pada peresepan

obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun

2011.

B. Instrumen Penelitian

1. Alat yang digunakan

Alat penelitian yang digunakan adalah lembar pengumpul data untuk rekam

medik, standar Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007, jurnal-jurnal, dan

buku-buku yang terkait penelitian.

2. Bahan yang digunakan

Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medik pasien geriatrik di

Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua pasien geriatrik yang mendapatkan

terapi obat antihipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan karakteristik tertentu sesuai dengan kriteria inklusi di

bawah ini:

1. Rekam medik rawat jalan untuk pasien geriatrik (≥ 60 tahun).

Page 48: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Rekam medik hanya mencantumkan peresepan obat antihipertensi.

3. Rekam medik tidak mengalami pengulangan pengambilan.

4. Merupakan rekam medik pada tahun 2011.

5. Rekam medik mencantumkan usia, jenis kelamin, nama obat antihipertensi,

dosis, frekuensi pemberian, dan jumlah obat.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 di Instalasi Rekam Medik

Rawat Jalan RSUD Jombang.

E. Definisi Operasional Penelitian

Pembatasan ruang lingkup penelitian akan dijelaskan dalam definisi

operasional yang meliputi:

1. DRPs yang diidentifikasi mencakup dosis berlebih dan subdosis.

2. Batasan dosis yang dianggap dosis berlebih adalah dosis yang diberikan 20%

lebih tinggi dari dosis standar atau apabila frekuensi pemberiannya lebih

banyak dari dosis standar.

3. Batasan dosis yang dianggap subdosis adalah dosis yang diberikan 20% lebih

rendah dari dosis standar atau apabila frekuensi pemberiannya kurang dari

dosis standar.

4. Pasien geriatrik adalah pasien dengan usia lebih dari sama dengan 60 tahun

yang dirawat di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

5. Rekam medik yang diidentifikasi adalah rekam medik pasien geriatrik yang

mendapatkan terapi antihipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang

tahun 2011.

Page 49: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6. Obat yang diidentifikasi adalah obat antihipertensi yang ditulis dokter pada

peresepan obat untuk pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang

tahun 2011.

7. Rumah sakit tempat penelitian dilaksanakan adalah RSUD Jombang.

F. Rancangan Penelitian

Tahap-tahap penelitian meliputi:

1. Perizinan

Surat izin penelitian diajukan kepada program studi untuk memperoleh tanda

tangan dari Ketua Program Studi D3 Farmasi UNS, kemudian surat dikirim

kepada Direktur RSUD Jombang untuk mendapatkan izin melakukan penelitian

dan pengambilan data.

2. Penelusuran Data

Penelusuran data dilakukan secara retrospektif dimulai dari observasi rekam

medik pasien geriatrik pada tahun 2011 di Instalasi Rekam Medik Rawat Jalan

RSUD Jombang. Berdasarkan penelusuran, diperoleh data rekam medik yang

memenuhi kriteria inklusi. Kemudian dilakukan pencatatan dan pengelompokan

maka dapat diketahui jumlah pasien geriatrik yang mendapatkan terapi obat

antihipertensi.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diidentifikasi dan dianalisis meliputi karakteristik pasien

dan DRPs kategori ketidaktepatan dosis.

a. Karakteristik pasien meliputi umur dan jenis kelamin.

b. Gambaran penggunaan obat antihipertensi.

Page 50: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c. Identifikasi DRPs kategori ketidaktepatan dosis meliputi dosis dan

frekuensi.

Pencatatan data dilakukan dalam lembar laporan data meliputi nomor

registrasi, umur, jenis kelamin, dan terapi obat (nama obat, dosis, jumlah, dan

frekuensi pemberian). Hasil pencatatan data kemudian diolah dengan Microsoft

Office Excel tahun 2007 dalam bentuk tabel agar dapat diketahui jumlah pasien

geriatrik yang mendapatkan terapi obat antihipertensi, umur, jenis kelamin, nama

obat dan presentase obat antihipertensinya. Data yang diperoleh dibandingkan

dengan standar Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007 dan dihitung angka

kejadiannya.

Cara perhitungan angka kejadian DRPs adalah sebagai berikut:

a. Persentase dosis tinggi atau frekuensi tinggi dihitung dari jumlah obat

yang mengalami dosis terlalu tinggi atau frekuensi tinggi, dibagi total

pengobatan dikalikan 100%.

b. Persentase dosis rendah atau frekuensi rendah dihitung dari jumlah obat

yang mengalami dosis terlalu rendah atau frekuensi rendah, dibagi total

pengobatan dikalikan 100%.

Page 51: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

G. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian digambarkan dalam Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

Pembuatan

proposal

Perizinan

Penelusuran data

Pengolahan dan analisis data

Identifikasi DRPs kategori

dosis berlebih dan subdosis

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Page 52: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan mengambil data

rekam medik pasien hipertensi geriatrik usia ≥ 60 tahun yang menjalani rawat

jalan di RSUD Jombang pada tahun 2011. Dari sekian banyak pasien geriatrik

diambil data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelusuran

diperoleh 50 data rekam medik pasien sebagai bahan penelitian. Data rekam

medik yang diambil meliputi nomor registrasi, jenis kelamin, umur, tekanan

darah, dan terapi (nama obat, dosis, aturan pakai, dan durasi terapi).

A. Karakteristik Pasien

1. Distribusi Pasien Berdasarkan Usia

Tabel IV. Distribusi Usia

No Usia (tahun) Jumlah Pasien Persentase (%)

1 60-75 45 90

2 75-90 5 10

3 >90 0 0

Total 50 100

Hasil penelitian diperoleh usia pasien hipertensi geriatrik memiliki kisaran

usia antara 60 tahun sampai dengan yang paling tua adalah 82 tahun. Tingkatan

usia berkaitan dengan harapan hidup. Semakin bertambahnya usia maka akan

terjadi sejumlah perubahan termasuk perubahan fisiologi yang semakin

mengalami penurunan fungsi. Penelitian Widianingrum (2009), menunjukkan usia

60-75 tahun menempati persentase usia terbanyak (76,31%) penderita hipertensi

geriatrik. Menurut Irza (2009), faktor usia memiliki pengaruh yang paling besar

terhadap kejadian hipertensi. Risiko untuk mengalami hipertensi bagi subjek

Page 53: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berusia >40 tahun adalah 17,726 kali lebih besar dibandingkan dengan subjek

yang berusia ≤40 tahun.

Salah satu faktor yang terbukti merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi

adalah usia. Usia yang semakin tua berisiko terserang hipertensi (umur 36–45

tahun sebesar 1,23 kali, umur 45–55 tahun 2,22 kali dan umur 56–65 tahun 4,76

kali), dibandingkan dengan umur yang lebih muda (Sugiharto, 2007).

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan

bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat risiko hipertensi. Ini sering

disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung,

pembuluh darah dan hormon. Pada usia lanjut sering ditemukan menderita

hipertensi karena TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya

umur. TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan

TDD meningkat sampai umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap atau

sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan adanya

pengkakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan arteri dan mengakibatkan

peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur (Kuswardhani, 2006).

2. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel V. Distribusi Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)

1 Perempuan 30 60

2 Laki-laki 20 40

Total 50 100

Dari data di atas dapat dilihat bahwa persentase pasien perempuan (60%) lebih

tinggi daripada pasien laki-laki (40%). Penelitian Ningrum (2011) juga

menyebutkan bahwa pasien wanita ditemukan lebih banyak menderita hipertensi

Page 54: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(60%) dibandingkan dengan pasien pria yang menderita hipertensi (40%).

Penelitian Sugiharto (2007) menyimpulkan lain, yakni jenis kelamin tidak terbukti

sebagai faktor risiko hipertensi dengan persentase penderita hipertensi pada

perempuan 48,4% dan laki-laki 51,6%.

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita. Namun

wanita terlindung dari penyakit kardiovaskular sebelum menopause. Wanita yang

belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan

dalam meningkatkan kadar HDL. Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor

pelindung dalam mencegah terjadinya proses atherosclerosis. Namun pada masa

premenopause wanita mulai kehilangan hormon estrogen yang selama ini

melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dan jumlah

hormon estrogen semakin berkurang secara alami seiring dengan peningkatan

usia, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun, sehingga di atas

usia tersebut prevalensi hipertensi pada wanita menjadi lebih tinggi (Kumar et al.,

2005).

Jenis kelamin bukan faktor penentu utama terjadinya hipertensi. Tingginya

prevalensi pada jenis kelamin perempuan kemungkinan juga dipengaruhi oleh

faktor lain yang lebih kuat sebagai faktor risiko hipertensi. Bukan tidak mungkin,

laki-laki dengan gaya hidup tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alkohol,

mengkonsumsi garam, dan tidak pernah berolahraga) memiliki faktor risiko tinggi

terkena hipertensi.

Page 55: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi

Distribusi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di Instalasi

Rawat Jalan RSUD Jombang dapat dilihat pada Tabel VI.

Tabel VI. Distribusi penggunaan obat antihipertensi

Nama Obat

Antihipertensi

Dosis dan

Frekuensi

Jumlah

Pengobatan

Persentase (%)*

Bisoprolol fumarate 1 x 5 mg 14 12,39

1 x 2,5 mg 9 7,96

Furosemid 1 x 40 mg 6 5,31

1 x 20 mg 13 11,50

Nifedipin 3 x 10 mg 13 11,50

3 x 5 mg 1 0,88

1 x 10 mg 1 0,88

Captopril 3 x 12,5 mg 5 4,42

3 x 25 mg 3 2,65

Amlodipine

besylate

1 x 5 mg 6 5,31

1 x 10 mg 1 0,88

Hydrochlorothiazide 1 x 25 mg 1 0,88

1 x 12,5 mg 6 5,31

Amdixal ® 1 x 10 mg 1 0,88

1 x 5 mg 5 4,42

Bisovell ® 1 x 5 mg 3 2,65

1 x 2,5 mg 3 2,65

Adalat OROS ® 1 x 30 mg 5 4,42

Interpril ® 1x 5 mg 4 3,54

Noperten ® 1 x 5 mg 2 1,77

1 x 10 mg 1 0,88

Tensiphar ® 1 x 5 mg 3 2,65

Cardace ® 1 x 2,5 mg 1 0,88

1 x 5 mg 1 0,88

Comdipin ® 1 x 10 mg 1 0,88

Concor ® 1 x 2,5 mg 1 0,88

Spironolacton 1 x 25 mg 1 0,88

Dopamet ® 2 x 250 mg 1 0,88

Tensivask ® 1 x 5 mg 1 0,88

Total 113 100 Keterangan:

*Persentase dihitung dari jumlah pengobatan dibagi total pengobatan dikalikan 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bisoprolol fumarate yang merupakan

obat antihipertensi golongan beta blocker, paling banyak diresepkan untuk pasien

Page 56: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang. Obat ke dua yang banyak

diresepkan setelah bisoprolol fumarate adalah furosemide dari golongan diuretik

kuat. Kemudian diurutan ke tiga yang paling banyak diresepkan adalah dari

golongan antagonis kalsium yaitu nifedipin. Hal ini sesuai dengan JNC VII yang

menyebutkan bahwa pilihan pertama untuk pengobatan pada penderita hipertensi

lanjut usia adalah diuretik atau penyekat beta. Pada HST, juga direkomendasikan

penggunaan diuretik dan antagonis kalsium (NICS-EH, 1999).

C. Identifikasi Drug Related Problems

Kejadian DRPs kategori dosis terdiri dari dosis berlebih dan subdosis.

Dosis berlebih terdiri dari dosis tinggi dan frekuensi tinggi. Subdosis terdiri dari

dosis dosis rendah dan frekuensi rendah. Terdapat dua kasus DRPs kategori dosis

pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Jombang tahun 2011 yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Dosis Tinggi

Dosis tinggi adalah pemberian dosis obat pada pasien yang lebih tinggi dari

dosis lazim yang tercantum dalam standar. Penelitian menunjukkan tidak terdapat

kasus pasien hipertensi geriatrik yang mendapatkan terapi obat antihipertensi

melebihi dosis yang telah ditentukan oleh standar Drugs for Geriatric Patients

tahun 2007. Jadi peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di RSUD Jombang

tahun 2011 telah sesuai dengan standar. Data pasien, terapi obat antihipertensi

dan dosis standar dapat dilihat di Lampiran 1.

Apabila dosis yang diberikan kepada pasien berlebih, hal ini dapat

menimbulkan efek farmakologik yang berlebihan (efek toksik). Kejadian

Page 57: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

hipotensi dapat terjadi pada pasien yang menerima obat antihipertensi dalam

dosis terlalu tinggi.

2. Dosis Rendah

Dosis rendah adalah dosis yang terlalu kecil atau kurang dari dosis lazim

yang tercantum dalam standar. Kasus dosis rendah akan disajikan pada tabel di

bawah ini.

Tabel VII. Kasus Dosis Rendah

Nama Obat Dosis Frekuensi Dosis Standar No.

Kasus

Persentase

(%)*

Nifedipin 10 mg 3 x 1/2 awal 30-60

mg/hari, dosis

pemeliharaan

hingga 120

mg/hari.

14 0,885

Total 1 0,885

Keterangan:

*Persentase dihitung dari jumlah kasus DRP dosis rendah dibagi total pengobatan dikalikan 100%

Pada Tabel VII, terdapat satu kasus dosis rendah yang terjadi pada pemberian

nifedipin. Pada kasus nifedipin 10 mg diberikan hanya setengah tablet (5 mg)

dalam sehari sebanyak 3 kali. Menurut Drugs for the Geriatric Patient tahun

2007, dosis nifedipin yang dianjurkan adalah dosis awal 30-60 mg/hari, dosis

pemeliharaan maksimal 120 mg/hari. Jadi dosis yang diberikan kepada pasien

termasuk dalam dosis rendah.

Dosis awal maupun dosis pemeliharaan yang diberikan terlalu rendah dari

dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan tidak tercapainya efek klinik yang

diinginkan. Apabila efek klinik tidak tercapai maka tujuan pengobatan pun tidak

tercapai dan obat menjadi tidak efektif bagi pasien (Cipolle et al., 1998).

Page 58: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Frekuensi Tinggi

Frekuensi tinggi adalah frekuensi pemberian obat yang lebih tinggi dari

frekuensi pemberian yang sudah dianjurkan dalam standar. Jika frekuensi

pemberian obat antihipertensi lebih tinggi dari anjuran, maka kadar obat dalam

darah akan terakumulasi sehingga bisa menyebabkan efek hipotensi. Penelitian

menunjukkan tidak terdapat kasus pasien hipertensi geriatrik yang mendapatkan

terapi obat antihipertensi melebihi frekuensi yang telah ditentukan oleh standar

Drugs for Geriatric Patients tahun 2007.

4. Frekuensi Rendah

Frekuensi rendah adalah frekuensi pemberian obat yang lebih rendah dari

frekuensi pemberian yang sudah dianjurkan dalam standar. Kasus frekuensi

rendah akan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel VIII. Kasus Frekuensi Rendah

Nama Obat Dosis Frekuensi Dosis Standar No.

Kasus

Persentase

(%)*

Nifedipin 10 mg 1 x 1 awal 30-60

mg/hari, dosis

pemeliharaan

hingga 120

mg/hari.

18 0,885

Total 1 0,885

Keterangan:

*Persentase dihitung dari jumlah kasus DRP dosis rendah dibagi total pengobatan dikalikan 100%

Sementara pada kasus kedua, terjadi DRPs frekuensi rendah pada pemberian

nifedipin 10 mg yang hanya diberikan sekali sehari. Menurut Drugs for the

Geriatric Patient tahun 2007, dosis nifedipin yang dianjurkan adalah dosis awal

30-60 mg/hari, dosis pemeliharaan maksimal 120 mg/hari. Jika frekuensi

pemberian obat lebih rendah dari frekuensi yang dianjurkan dalam standar, maka

Page 59: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dapat mengarah ke sub dosis (kadar obat dalam darah berada di bawah konsentrasi

efektif minimum).

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di RSUD Jombang merupakan penelitian

retrospektif dengan mengambil data rekam medik pasien sehingga peneliti tidak

mengetahui kondisi pasien secara langsung dan sebenarnya.

Page 60: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian identifikasi Drug Related Problems kategori

dosis berlebih dan subdosis pada pasien hipertensi geriatrik di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Jombang tahun 2011 dapat disimpulkan:

1. Tidak terdapat kejadian DRPs kategori dosis berlebih, namun terdapat

kejadian DRPs kategori subdosis yaitu dosis rendah dan frekuensi rendah pada

peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Jombang tahun 2011.

2. Angka kejadian DRPs kategori subdosis sebanyak 2 kasus (1,77%) dengan

penyebab dosis rendah sebesar 1 kasus (0,885%) dan frekuensi rendah sebesar 1

kasus (0,885%) dari 113 pengobatan pada 50 pasien hipertensi geriatrik di

Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang tahun 2011.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian prospektif mengenai DRPs kategori dosis

berlebih dan subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik

sehingga dapat diketahui efektivitas terapi dan efek samping yang mungkin

timbul.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai DRPs kategori dosis

berlebih dan subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di

bagian rawat inap.

Page 61: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

DAFTAR PUSTAKA

Armilawaty, H.A., dan Amiruddin, R., 2007, Hipertensi dan Faktor Risikonya

dalam Kajian Epidemiologi,

http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-

risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/, diakses 20 April 2012.

Bustan, M.N., 1997, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta,

Jakarta.

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A.,

Izzo,J.L.,Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., and Wright, J.T.,

2004, The Seventh Report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure, National Institutes of Health, U.S. Departement of Health

and Human Services, New York.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice,

Mc Graw Hill, New York.

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M.,

2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7th

edition, Mc

Graw Hill, New York.

Gunawan, L., 2005, Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Hull, A., 1996, Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Irza, S., 2009, Analisi Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo

Tanjuang Sumatera Barat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Kaplan, N.M., 1998, Hypertension in The Population at large In Clinical

Hypertension: Seventh Edition, Williams & Wilkins, Baltimore,

Maryland USA.

Kaplan, N.M., 1999, Hypertension in the Elderly, Martin Dunitz, London.

Karyadi, E., 2002, Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung

Koroner, Penerbit PT Intisari Media Utama, Jakarta.

Kenward, C. I., Tan, C. K., 2002, Penggunaan Obat pada Gangguan Hati dalam

Aslam, M., Tan, C. K., Prayitno, A., Farmasi Klinis Menuju

Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, PT. Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Khomsan, A., 2003, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., 2005. Hypertensive Vascular Disease dalam

Irza, Syukraini, 2009, Analisi Faktor Risiko Hipertensi pada

Masyarakat Nagari Bungo Tanjuang Sumatera Barat, Skripsi, Fakultas

Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kuswardhani, R.A.T., 2006, Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia, Jurnal

Penyakit Dalam. 7: (2), 135-140.

Mansjoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Media Aesculapius FKUI,

Jakarta.

Page 62: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Mosterd, A., D’Agostino, R.B., Halit, S., Pamela, A.S., William, B.K., Diederick

E.G., Daniel, L., 1999, Trends in the Prevalence of Hypertension,

Antihypertensive therapy, and Left Ventricular Hypertrophy from

1950 to 1989. The New England Jurnal of Medicine, 340: (16), 1221-

1227.

Nafrialdi, 2007, Antihipertensi dalam Gunawan, S.G., Farmakologi dan Terapi

edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

National Intervention Cooperative Study in Elderly Hypertensives Study Group

(NICS-EH), 1999, Randomized Double-Blind Comparison of a

Calcium Antagonist and a Diuretic in Elderly Hypertensives,

Hypertension, 34:1129-1133.

Ningrum, H.R., 2011, Pola Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatrik

di Bangsal Rawat Inap RSUD Karanganyar Periode Januari-Desember

2010, Tugas Akhir, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Nurkhalida, 2003, Warta Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta dalam

Sugiharto, Aris, 2007, Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada

Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar), Tesis, Program

Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Pramantara, I.D.P., 2007, Kekhususan Masalah Kesehatan Usia Lanjut yang

Terkait Terapi Obat, Makalah Seminar Nasional: Menyiapkan

Strategi Terpadu untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Obat pada

Pasien Geriatri, Fak. MIPA Jur. Farmasi, UII Yogyakarta, 16 Juni

2007.

Prest, M., 2003, Penggunaan Obat pada Lanjut Usia dalam Aslam, M., Tan, C.K.,

Prayitno, A., Farmasi Klinis Menuju Pengobatan Rasional dan

Penghargaan Pilihan Pasien, PT. Elex Media Komputindo Kelompok

Gramedia, Jakarta.

Price, S.A., dan Wilson, L.M., 1995, Hipertensi dalam Patofisiologi: Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Priyanto, 2008, Farmakoterapi dan Terminologi Medis, Lembaga Studi dan

Konsultasi Farmakologi, Jakarta.

Qiu, C., Michelle, A.W., Wendy, M.L., Tanya, K.S., Ihunnaya, O.F., Jennifer,

C.D., David, A.L., 2003, Family History of Hypertension and Type 2

Diabetes in Relation to Preeclampsia Risk, Hypertension, 41: (3), 408-

413.

Rigaud, A. S., dan Forette, B., 2001, Hypertension in Older Adults, J. Gerontol

56A:M217-5 dalam Kuswardhani, R.A.T., 2006, Penatalaksanaan

Hipertensi Pada Lanjut Usia, Jurnal Penyakit Dalam. 7: (2), 135-140.

Rovers, J.P., Curie, J.D., Hagel, H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, A

Practical to Pharmaceutical Care, 2nd., American Pharmaceutical

Association, Washington DC.

Setianto B, 2005, Pengetahuan Fisik Usia Lanjut, http://www.pjnhk.go.id/berita-

artikel, diakses tanggal 22 November 2011.

Page 63: IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) …... · Peresepan Obat Antihipertensi Pasien Geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Jombang Tahun 2011”, sebagai ... a. Definisi DRPs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Sheps, Sheldon G, 2005, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah

Tinggi. PT Intisari Mediatama, Jakarta.

Shorr, R. I., Angela, B. H., Nathan, R., 2007, Drugs for the Geriatric Patient,

Saunders Elsevier, Philadelphia.

Siaw, I. S., 1994, Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi), Penerbit Dabara, Solo.

Soenarta, A.A., 2007, Konsensus Penanggulangan Hipertensi,

http://www.majalah-farmacia.com, diakses 25 Maret 2012.

Staessen, J.A., Jiguang, W., Giuseppe, B., Willem, H.B., 2003, Essential

Hypertension, The Lancet, 361: (9369), 1629-1641.

Stranges, S., Tiejian, W., Joan, M.D., Jo, L.F., Paola, M., Eduardo, F., Marcia, R.,

Thomas, H.N., Maurizio, T., 2004, Relationship of Alcohol Drinking

Pattern to Risk of Hypertension: A Population-Based Study,

Hypertension, 44: 813-819.

Sugiharto, Aris, 2007, Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat

(Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar), Tesis, Program Pasca

Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Suyono, S, 2001, Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II, Balai Pustaka, FKUI,

Jakarta.

Tjay, T, H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan,

dan Efek-Efek Sampingnya, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Widianingrum, T., 2009, Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial

Kategori Ketidaktepatan Dosis pada Pasien Hipertensi Geriatri di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.


Top Related