Download - HUBUNGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DAN …
HUBUNGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 12-59 BULAN
DI DESA TANJUNG GUSTI DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PETUMBUKAN
SKRIPSI
HERISMAN BAZIKHO
P01031214075
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2018
HUBUNGAN PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DENGAN STATUS GIZIANAK USIA 12-59 BULAN
DI DESA TANJUNG GUSTI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PETUMBUKAN
Skripsi diajukan sebagai syarat untuk Menyelesasikan Program Studi
Diploma IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
HERISMAN BAZIKHO
P01031214075
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Partisipasi Ibu Ke Posyandu dan
Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi
Anak Usia 12-24 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Petumbukan
Nama Mahasiswa : Herisman Bazikho
Nomor Induk Mahasiswa : P01031214075
Program Studi : Diploma IV
Menyetujui
Efendi S. Nainggolan, SKM, M.Kes
Pembimbing Utama
Urbanus Sihotang, SKM, M. Kes Dr.Tetty Herta Doloksaribu, STP,MKM
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Dr. Oslida Martony, SKM, M. Kes
NIP. 196403121987031003
Tanggal Lulus : 22 Agustus 2018
ABSTRAK
Herisman Bazikho“Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dan Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Usia 12-59 Bulan Di Desa Tanjung Gusti Di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan”(Di Bawah Bimbingan Efendi S. Nainggolan) Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2013 prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U <- 2 SD) memberikan gambaran yang Fluktuatif dari 18,4% (2007) menurun menjadi 17,9% (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6% (tahun 2013). Sumatera utara menduduki peningkat ke-16 dari 33 Provinsi di Indonesia. Angka diatas belum mencapai sasaran MDGs tahun 2015 yaitu 15,55%.(Kemenkes, 2013). Berdasarkan hasil prevalensi balita menurut status gizi (BB/U) diprovinsi Sumatera Utara kurang 14,3% sedangkan prevalensi balita menurut status gizi (BB/U) Kabupaten/kota Deli Serdang kurang16,8%.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan partisipasi ibu ke posyandu dan kelengkapan imunisasi dengan status gizi anakusia 12-59 bulan di DesaTanjung Gustidi wilayah kerja puskesmas petumbukan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Observasional dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu : Cross sectional Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Gusti di wilayah kerja Puskesmas Petumbukan pada bulan Agustus 2018.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi dengan p<0.05 TB/U(p=0,042), BB/U(p=0,058). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Partisipasi ibu dengan status gizi dengan p<0.05 TB/U(p=0,042), BB/U(p=0,058).
.
Kata kunci : Partisipasi ibu, Kelengkapan Imunisasi
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi,
yang berjudul “Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dan Kelengkapan
Imunisasi dengan Status Gizi Anak Usia 12-59 Bulan di Desa Tanjung Gusti
di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan”.
Penulis menyadari bahwa tanpa dorongan, bantuan dan bimbingan dari
pihak Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Oslida Martony SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes RI Medan. .
2. Efendi S. Nainggolan SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dengan kesabaran memberikan bimbingan,
nasehat serta motivasi dalam penulisan skripsi.
3. Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen penguji I
4. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku dosen penguji II
5. Seluruh dosen dan pegawai yang bekerja di jurusan gizi poltekkes medan.
6. Bapak Agus Siregar selaku Ka.UPT Pusk Petumbukan yang telah
memberikan ijin kepada saya sehingga saya bisa penelitian di desa Tanjung
Gusti.
7. Kepada Ibu dan balita yang udah meluangkan waktu menjadi responden
dalan penelitian ini hingga selesai
8. Kepada kedua Orang Tua (Taliaro Bazikho dan Penari Hati Sarumaha) kakak
dan adek tersayang (Leni Bazikho, Agusman Bazikho, Derni Bazikho dan
Noverman Bazikho) yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan
kepada penulis..
9. Teman-teman mahasiswa Prodi D-IV dan D-III Jurusan Gizi Lubuk Pakam
yang turut yang ikut dalam membantu dan memberikan dorongan pada
penulis sehingga selesainya Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan dan
penyempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................. 5
a. Tujuan Umum ................................................................... 5
b. Tujuan Khusus ................................................................. 5
D. Manfaat ............................................................................... 5
a. Bagi Masyarakat ............................................................... 5
b. Bagi kader Posyandu ........................................................ 5
c. Bagi Peneliti ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
A. Status Gizi ............................................................................. 6
1. Pengertian ...................................................................... 6
2. Macam-macam Status Gizi .............................................. 6
3. Metode Pengukuran Status Gizi ...................................... 7
4. Klasifikasi Status Gizi ....................................................... 8
B. Partisipasi .......................................................................... 12
1. Pengertian .................................................................... 12
2. Tingkat Partisipasi Masyarakat ...................................... 13
3. Syarat-syarat Terwujudnya Partisipasi........................... 13
4. Partisipasi Ibu Di Posyandu ............................................ 14
5. Cara Mengukur Partisipasi ............................................. 14
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu .......... 14
C. Kelengkapan Imunisasi ....................................................... 15
1. Pengertian ..................................................................... 15
vi
2. Tujuan Imunisasi ............................................................ 16
3. SasaranImunisasi……………………………………… ...... 16
4. Jenis-jenis Imunisasi ...................................................... 16
a. Imunisasi Wajib ................................................... 16
b. Imunisasi Pilihan ................................................. 17
5. Jadwal Pemberian Vaksinasi ........................................ 17
6. Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi ..... 17
7. Hubungan Partisipasi Ibu di Posyandu dengan
status gizi ...................................................................... 18
8. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Status
Gizi ......…………………………………………………… 19
D. Kerangka teori ..................................................................... 20
E. Kerangka Konsep ............................................................... 21
F. Defenisi Operasional ........................................................... 22
G. Hipotesis ............................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 25
A. Lokasi dan Waktu penelitian .............................................. 25
B. Jenis dan Desain Penelitian ................................................ 25
C. Populasi dan Sampel .......................................................... 25
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................... 26
E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................... 32
B. Hasil Penelitian .................................................................. 35
C. Pembahasan ....................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 45
A. Kesimpulan ......................................................................... 45
B. Saran ................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47
LAMPIRAN........................................................................................... 49
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kategori dan ambang batas status gizi ..................................... 8
2. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi ................................... 17
3. Defenisi Operasional ................................................................ 22
4. Gambaran karakteristik Responden Ibu ................................... 32
5. Gambaran Karakteristik Responden Balita ............................... 34
6. Distribusi Frekuensi Partisipasi Ibu Keposyandu ...................... 35
7. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi ............................ 36
8. Distribusi Frekuensi Mengukur Status Gizi ............................... 36
9. Distribusi Frekuensi Hubungan Partisipasi Ibu Keposyandu dengan
status gizi .................................................................................. 38
10. Distribusi Frekuensi Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan
status gizi .................................................................................. 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Kerangka Teori ........................................................................ 20
2. Kerangka Konsep ..................................................................... 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Lampiran 1 Master Tabel .......................................................... 49
2. Lampiran 2 Frekuensi Variabel ................................................. 51
3. Lampiran 3 Hasil Uji Statistik ..................................................... 51
4. Lampiran 4 Surat Pernyataan .................................................. 59
5. Lampiran 5.Daftar Riwayat Hidup ............................................. 60
6. Lampiran 6 Informed Consent ................................................... 61
7. Lampiran 7 Kuesioner penelitian .............................................. 62
8. Lampiran 8 Lembar Bukti Bimbingan Skripsi ............................. 65
9. Lampiran 11 Bukti bimbingan skripsi ........................................ 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia sampai kini masih terdapat empat masalah gizi utama
yang harus ditanggulangi yaitu masalah kurang energi protein (KEP),
kurang vitamin A (KVA), masalah anemia gizi besi (AGB), dan masalah
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Masalah gizi kurang di
Indonesia pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi. Pengetahuan Ibu sangat
mempengaruhi keadaan gizi dari balita, karena ibu memiliki peranan besar
terhadap penyediaan makan di rumah tangga. Pengetahuan ibu rumah
tangga juga sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakat dari
keluarga itu sendiri misalnya penghasilan keluarga yang minim sehingga
secara tidak langsung dapat mempengaruhi perhatian ibu terhadap
penyediaan makanan di rumah tangga (Almatsier, 2011). Sehingga
masalah gizi kurang pada anak balita 12-59 bulan mengalami kekurangan
energi, protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKI) dan kurangvitamin A. Kekurangan sumber dari empat diatas pada
anak balita dapat menghambat pertumbuhan, mengurangi daya tahan
tubuh sehingga rentan terhadap penyakit infeksi, mengakibatkan
rendahnya tingkat kecerdasan, penurunan kemampuan fisik, gangguan
pertumbuhan jasmani dan mental, stunting, kebutaan serta kematian pada
anak balita (Almatsier, 2011).
Menurut Alan Berg 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan
terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan
produktifitas manusia karena semua itu mempengaruhi potensi ekonomi
manusia. Keadaan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu
keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi kurang. Keadaan
gizi lebih terjadi apabila gizi yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan
2
gizi. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang
dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang menggambarkan
kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Diseluruh dunia angka gizi kurang masih sangat tinggi. Terutama
negara Indonesia yang merupakan negara berkembang menduduki
peringkat ke 7 dari 11 negara di Asia Tenggara. Berdasarkan Data
Riskesdas tahun 2013 prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U < - 2 SD)
memberikan gambaran yang Fluktuatif dari 18,4% (2007) menurun
menjadi 17,9% (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6% (tahun
2013). Sumatera utara menduduki peningkat ke-16 dari 33 Provinsi di
Indonesia. Angka diatas belum mencapai sasaran MDGs tahun 2015 yaitu
15,55%.(Kemenkes, 2013). Berdasarkan hasil prevalensi balita menurut
status gizi (BB/U) diprovinsi Sumatera Utarakurang 14,3% sedangkan
prevalensi balita menurut status gizi (BB/U) Kabupaten/kota Deli Serdang
kurang 16,8%.
Status gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang cukup
mendapatkan prioritas dari pemerintah, kegiatan yang dilakukan
pemerintah untuk mengatasi penyediaan pangan ditingkat rumah tangga
karena periode balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang
anak. Masalah gizi dipergaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Penyebab langsung yaitu asupan makanan yang kurang
dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak, dan penyakit tidak
langsung yaitu dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan
pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup (Unicef, 2012).
Gangguan gizi yang terjadi pada balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan, baik pada masa balita maupun masa
berikut, Sehingga perlu mendapat perhatian, Upaya penanggulangan gizi
kurang harus mengedepankan upaya promosi dan pencegahan artinya
mengupayakan anak yang sehat agar tetap sehat. Seandainya saja setiap
anak ditimbang di posyandu, berat badannya diplot didalam KMS maka
dengan mudah ibu dan kader dapat mengetahui gangguan pertumbuhan
anak sedini mungkin sebelum anak jatuh pada kondisi gizi kurang atau
3
buruk. Kementerian Kesehatan memprioritaskan untuk selalu
meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu, utamanya untuk
meningkatkan cakupan pemantauan pertumbuhan anak (Kemenkes RI,
2007 dalam Mathi, dkk 2013).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
Partisipasi ibu di posyandu dalam Pemantauan pertumbuhan balita yang
dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 12-59
bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung
meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3
persen (2013) dan partisipasi ibu di posyandu di Sumatera Utara sangat
terendah yaitu 12,5%.
Partisipasi ibu balita berkunjung ke posyandu dapat dipengaruhi
dengan petugas kesehatan atau kader, tingginya biaya yang dikeluarkan
untuk menjangkau posyandu dan tidak adanya dukungan dari teman atau
keluarga. Sehingga dampak yang ditimbulkan oleh ibu yang tidak
berkunjung ke posyandu adalah Ibu tidak mengetahui status gizi anaknya
apakah gizi anak berada pada bawah garis merah buku KIA (gizi buruk)
atau setara dengan garis hijau buku KIA (gizi baik), ibu tidak mengetahui
status imunisasi anaknya apakah sudah lengkap atau belum dan ibu tidak
mengetahuiperkembangan anak.
Program imunisasi dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu tuberkulosis, difteri,
pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.Selain setiap jenis
imunisasi, anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkap bila sudah
mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali HB-0, satu kali BCG, tiga
kali DPT-HB, empat kali polio, dan satu kali imunisasi campak. Jadwal
imunisasi untuk HB-0, BCG, polio, DPT-HB, dan campak berbeda,
sehingga bayi umur 0-11 bulan tidak dianalisis(Kemenkes, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan tiap jenis
imunisasi yaitu HB-0, BCG, polio empat kali (polio 4), DPT-HB kombo tiga
4
kali (DPT-HB 3), dan campak menurut provinsi. Berdasarkan jenis
imunisasi persentase tertinggi adalah BCG (87,6%) dan terendah adalah
DPT-HB3 (75,6%). Imunisasi lengkap cenderung meningkat dari tahun
2007 (41,6%), 2010 (53,8%), dan 2013 (59,2%), Akan tetapi masih
dijumpai 32,1 persen yang diimunisasi tapi tidak lengkap, serta 8,7 persen
yang tidak pernah diimunisasi, dengan alasan takut panas, sering sakit,
keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat
imunisasi, serta sibuk/repot, Sedangkan angka prevalensi Sumatera Utara
imunisasi yaitu lengkap 39,1%,imunisasi tidak lengkap 44,5 % dan tidak
imunisasi 16,4%.
Faktor yang menyebabkan kelengkapan imunisasi, faktor tersebut
antara lainsikap petugas, lokasi imunisasi, kehadiran petugas, usia ibu,
tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga perbulan,
kepercayaan terhadap dampak buruk pemberian imunisasi, status
pekerjaan ibu, tradisi keluarga, tingkat pengetahuan ibu, dan dukungan
keluarga(Depkes, 2010).
Menurut Suparyanto 2011, yang menyatakan bahwa faktor dengan
kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah pengetahuan, motif,
pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu,
lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.
Apakah tingginya prevalensi gizi kurang Di Kapubaten Deli Serdang
di sebabkan oleh buruknya partisipasi dan tidak lengkap imunisasi,
Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk mempelajari
“Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dan Kelengkapan
Imunisasidengan Status Gizi Anak Usia 12-59 Bulan di Desa Tanjung
Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan”.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut : Adakah Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dan
Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi Anak Usia 12-59 Bulan di
Desa Tanjung Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan partisipasi ibu ke posyandu dan kelengkapan
imunisasi dengan status gizi anak usia 12-59 bulan di Desa Tanjung Gusti
di wilayah kerja puskesmas petumbukan.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai Partisipasi Ibu ke Posyandu
b. Menilai Kelengkapan Imunisasi
c. Mengukur Status Gizi Anak
d. Menganalisis Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dengan
Status Gizi Anak
e. Menganalisis Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Status
Gizi Anak
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi kepada
ibu yang memiliki status gizi anak di posyandu.
b. Bagi Kader Posyandu
Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan yang diterkait
dengan posyandu agar dapat menjalankan fungsi dengan baik.
c. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga, menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam menulis skripsi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Status Gizi
1. Pengertian
Status gizi balita adalah status kesehatan balita yang di hasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi
dapat diukur melalui pengukuran berat badan, panjang badan atau tinggi
badan, lingkar lengan dan lingkar kepala. Penilaian status gizi dapat
menggunakan Antropometri menurut standar World Health Organization –
National Center for Health Statistics (NCHS) yang didasarkan pada angka
klasifikasi status gizi menurut z-score (Depkes RI, 2007).
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Sulistyoningsih, 2016).
2. Macam-macam Status Gizi Balita
Status gizi anak balita dibedakan menjadi empat yaitu status gizi
lebih, status baik, gizi buruk dan status gizi kurang.
a. Status Gizi Lebih (Over weight)
Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah
berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan
(Almatsier, 2005).
Kelebihan berat badan pada balita terjadi karena ketidak mampuan
antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu bamyak makan, terlalu
sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan berat badan anak tidak boleh
diturunkan, karena penyusutan berat badan sekaligus menghilangan zat
gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan (Arisman, 2007).
7
b. Status Gizi Baik (Well Nourished)
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memugkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi (Almatsier, 2005).
c. Status gizi kurang (under weight)
Status gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau lebih
zat-zat esensial yang diperlukan (Almatsier,2005).
d. Gizi buruk (severe PCM)
Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan
kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada
dibawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, KEP (Kurang Energi Protein) adalah
salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita (Depkes
RI, 2005).
3. Metode Pengukuran Status Gizi
menurut Supariasa (2014) penilaian status gizi secara langsung
dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
a. pengukuran biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine,
tinja, hati, dan otot (Supariasa, 2014).
b. pengukuran biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan (Supariasa, 2014).
c. pengukuran klinis
Pengukuran klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini berdasarkan pada perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat
gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut,
8
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid (Supariasa, 2014).
d. pengukuran antropometri
secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (supariasa, 2014).
4. Klasifikasi Status Gizi
Tabel 1. kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan
Indeks
Indeks Kategori
status gizi
Ambang Batas
(Z-Score)
Berat Badan menurut
(BB/U)
Anak Umur 0-60 bulan
Gizi buruk <-3 SD
Gizi kurang -2 SD s/d 2 SD
Gizi baik >2 SD
Gizi lebih <- 2 SD
Tinggi Badan menurut umur
(TB/U)
Anak Umur 0-60 bulan
Sangat pendek <-3 SD
Pendek -3 SD s/d<-2 SD
Normal -2 SD s/d 2 SD
Tinggi > 2 SD
Berat Badan menurut tinggi
badan
(BB/TB)
Anak Umur 0-60 bulan
Sangat kurus < -3 SD
Kurus -3 SD s/d <-2 SD
Normal -2 SD sampai dgn 2 SD
Gemuk > 2 SD
Sumber: (Kemenkes RI, 2011)
9
Berdasarkan indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) di uraikan tentang berbagai
indeks antropometri (Supariasa, 2014).
a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah
makanan yang konsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri
yang sangat dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik
dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin,
maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
mengambarkan status gizi seseorang saat ini(current nutritional status)
(Supariasa, 2014).
b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi tumbuh
seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak
seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekuangan
gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap
tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama Berdasrkan
karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini mengambarkan status gizi
masa lalu (Supariasa, 2014).
c. Berat Badan Merurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat Badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinngi badan dengan kecepatan tertentu
(Supariasa, 2014).
10
d. Cara Mengukur Berat Badan
1) Persiapan
a) Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya
b) Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (Perhatian Posisi
Baterai)
c) Letakan alat timbang pada lantai yang datar
d) Petugas berada di sebelah kanan responden yang akan di timbang
e) Sampel yang akan di timbang di minta membuka alas kaki dan
jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti jajanan,
uang receh, dll.
2) Penimbangan
a) Aktifkan alat timbang dengan cara menekan kaca alat timbang Mula-
mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul angka
0,00. Bila muncul angka 0,00 kaca display, berarti timbangan siap
digunakan.
b) Sampel diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
c) Timbang sampel. Dan lihat angka pada kaca display hingga angka
berhenti.
d) Catat angka yang tertera di alat timbangan di formulir isian.
e) Minta sampel turun dari timbangan dan tunggu sampai kaca display
mati.
11
e. Cara Mengukur Tinggi Badan
1. Persiapan
a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang
microtoise di dinding agar tegak lurus.
b. Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul
tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan
atau tonjolan (rata).
c. Taprik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan
benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada
jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL).
d. Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas
microtoise.
e. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat
pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
2. Pengukuran Tinggi Badan
a) Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi
(penutup kepala).
b) Pastikan alat geser berada diposisi atas.
c) Sampel diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser .
d) Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
e) Pandangan lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung
bebas.
f) Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala
responden.
g) Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap
menempel pada dinding.
h) Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang
lebih besar (ke bawah) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka
(skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
12
i) Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus
berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
j) Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka
dibelakang koma (0,1 cm).
3. Partisipasi
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010),
sebanyak 80,6% partisipasi masyarakat menggunakan posyandu sebagai
sarana pelayanan pemantauan pertumbuhan anak.
1) Pengertian
Partisipasi didefenisikan sebagai mengetahui apa yang dibutuhkan,
ikut memikirkan dan merencanakan langkah-langkah yang akan
dikerjakan, ikut berupaya dalam pelaksanaan, ikut menilai keberhasilan
serta ikut menikmati hasil pembangunan. Pada hakekatnya, partisipasi
bertitik pangkal dari sikap dan perilaku (Notoadmodjo, 2012).
Partisipasi masyarakat adalah keikut sertaan anggota masyarakat
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut.
Partisipasi masyarakatdibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh
anggota masyarakat dan memecahkan masalah kesehatan mereka
sendiri (Notoadmodjo, 2012).
Partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu balita adalah keikutsertaan
ibu dalam mengikuti kegiatan di Posyandu yang membantu ibu untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan pada anak. Ibu yang mengikuti
kegiatan Posyandu akan lebih mengetahui status gizi anaknya karena
dapat melihat dan selalu memantau di buku KMS, selain itu dengan
mengikuti kegiatan di Posyandu ibu juga bisa memperoleh penyuluhan
kesehatan termasuk penyuluhan mengenai gizi pada balita (Mubarak dan
Chayatin, 2009).
Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk
perilaku. Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu
balita dalam program Posyandu, yang mewujudkan dengan membawa
anak mereka untuk ditimbang berat badannya ke Posyandu secara teratur
setiap bulan, karena perilaku keluarga sadar gizi (keluarga yang
13
mampumengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap
anggotanya) salah satunya dapat dilihat dari indikator menimbang berat
badan balita secara teratur ke Posyandu. Penimbangan balita dikatakan
baik apabila minimal ada empat kali anak balita ditimbang ke Posyandu
secara berturut-turut dalam enam bulan dan dikatakan tidak baik apabila
kurang dari empat kali secara berturut-turut ke Posyandu dalam enam
bulan (Depkes RI, 2006).
2) Tingkat Partisipasi Masyarakat
Menurut pembagian WHO yang dikutip Budioro (2002) tingkat
partisipasi masyarakat memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
1) Marginal partisipation,dimana peran serta masyarakat sifatnya pasif
dan dampaknya pada pembangunan kesehatan belum mengesankan.
2) Substantive participation,dimana masyarakat sudah secara aktif ikut
berperan dalam menentukan prioritas dan pengambilan keputusan, dan
sudah mampu menyediakan sebagian sumber daya yang diperlukan
dalam pembangunan kesehatan, meskipun masih bertaraf lokal.
3) Structural participation,dimana peran dari partisipasi masyarakat sudah
merupakan bagian yang integral dari struktur penentu kebijaksanaan dan
pengambilan keputusan pada jenjang yang lebih tinggi.
3) Syarat-Syarat Terwujudnya Partisipasi
Partisipasi dapat terwujud apabila syarat-syarat berikut terpenuhi:
a. Adanya rasa saling percaya antara anggota dalam masyarakat,
maupun anggota masyarakat dan pihak petugas. Rasa saling percaya
diciptakan melalui suatu niat baik untuk melakukan sesuatu demi
kesejahteraan masyarakat.
b. Adanya ajakan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk
berperan serta dalam kegiatan atau program.
c. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh
masyarakat. Konsep ini penting karena masyarakat biasanya bersikap
praktis.
d. Adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin
masyarakat, terutama mada masyarakat yang bercorak paternalistik.
14
4) Partisipasi Ibu Di Posyandu
Kehadiran ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan
balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring
tumbuh kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap
kelainan tumbuh kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat
segera ditentukan intervensi lebih lanjut. Kesenjangan antara angka
pencapaian partisipasi masyarakat atau ketidak kehadiran ibu dalam
melakukan kunjungan bulanan ke Posyandu dengan target pada
Posyandu dimungkinkan oleh beberapa faktor. Pengetahuan yang baik
diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam membawa anaknya
ke posyandu (Notoatmodjo, 2012).
5) Cara mengukur partisipasi
Menurut Almatsier (2011) dikatakan baik apabila ibu melakukan
penimbangan pada anaknya dan mengisi KMSnya:
a. Baik apabila 10-12 kali pertahun
b. Sedang apabila 6-9 kali pertahun
c. Kurang apabila < 6 kali pertahun
d. Sangat kurang apabila tidak pernah melakukan penimbangan
6) Faktor-faktor yang mempengaruh partisipasi ibu
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebh baik dan lebih matang pada
diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2017).
15
b. Pendapatan
Pendapatan adalah pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang skunder.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
d. Umur Balita
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya
dri orang yang belum tinggi kedewasaannya.
4. Kelengkapan Imunisasi
a) Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten. Anak
diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu
kebal terhadap penyakit yang lain ( Kemenkes, 2015).
Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar
dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak (Supartini, 2009).
16
b) Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk
rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuber kulosis
(Kemenkes, 2015).
c) Sasaran Imunisasi
1. Imunisasi pada Bayi
2. Imunisasi pada Anak Balita
3. Imunisasi pada Anak Sekolah
4. Imunisasi pada Wanita Usia Subur (WUS)
d) Jenis-Jenis Imunisasi
a. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam
rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya
dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi
rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus (Kemenkes, 2015).
1) Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang
dilaksanakan secara terus-menerus sesuai jadwal.
2) Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu
yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis
pada periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan adalah Backlog fighting,Crash program, PIN
(Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak
dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)(Kemenkes, 2015).
3) Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang
dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit
17
tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan perjalanan
menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar
biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi
Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi
Anti-Rabies.
b. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib,
Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus,
Japanese Ensephalitis, dan HPV (Kemenkes, 2015).
e) Jadwal Pemberian Vaksinasi
Tabel 3. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
VAKSIN PEMBERIAN UMUR
HB-0 1x 0-7 hari
BCG 1x 1bulan
DPT-HB
3x
I, II, III
3 bulan
Polio 3X
I, II, III, IV
IPV
4 bulan
CAMPAK 1X 9 bulan
Sumber: Kemenkes RI (2015)
f) Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
a) Faktor Pemudah (Presdiposing Factors)
Faktor-faktor ini mencakup tingkat pendidikan ibu, pengetahuan
ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak, dan dukungan dari
pihak keluarga (Notoatmodjo, 2012).
18
b) Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
sumber fasilitas kesehatan, misalnya air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi,
dan sebagainya. termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti
pukesmas, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan swasta,
dan sebagainya, serta kelengkapan alat imunisasi, uang, waktu, tenaga,
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
c) Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor ini meliputi faktor sikap, perilaku tokok masyarakat dan
perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
g) Hubungan Partisipasi Ibu di Posyandu dengan Status Gizi
Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi peran
serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat dalam
mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar
ditimbang di Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya. Dengan
demikian cakupan balita ditimbang merupakan indicator partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Kemenkes,2015).
Partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu balita adalah keikut
sertaan ibu dalam mengikuti kegiatan di posyandu yang membantu ibu
untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan pada anak. Ibu yang
mengikuti kegiatan posyandu akan lebih mengetahui status gizi anaknya
karena dapat melihat dan selalu memantau dibuku KMS, selain itu dengan
mengikuti kegiatan di Posyandu ibujuga bisa memperoleh penyuluhan
kesehatan termasuk penyuluhan mengenai gizi pada balita (Mubarakdan
Chayatin, 2009).
19
h) Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi
Imunisasi sangat penting untuk mencegah infeksi pada bayi dan
masa sesudahnya. Imunisasi memberikan zat kekebalan tubuh balita
sehingga balita tersebut menjadi tidak rentan terhadap penyakit. Pada
umum penyakit infeksi sering terjadi pada balita karena pada masa ini
balita memiliki system kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap
penyakit. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi
kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit
tertentu (Probowo, 2012).
Menurut hasil penelitian Erwin (2015) menyebut bahwa dengan
melakukan imunisasi kepada balita, tidakhanya memberikan
perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak
lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan
mengurangi penyebaran infeksi.
20
5. Kerangka Teori
Sumber Enny Susilowati 2013
Gambar 1.KerangkaTeori
Kelembangan
Politik dan Ideologi
Kebijakan Ekonomi
Sumberdaya, Lingkungan, Teknologi dan
Penduduk
Asupan
Pangan gizi
Kesehatan
Aksesibilitas Pola Asuh Sarana Pelayanan
Kesehatan
Status Gizi
21
6. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Partisipasi Ibu
Ke Posyandu
Kelengkapan
Imunisasi
Status Gizi
Penyakit
Infeksi
22
7. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Alat ukur Skala
Partisipasi Ibu Kehadiran ibu balita yang
dilihat dari KMS (buku KIA)
dalam 1 tahun terakhir bulan
Januari s/d Desember 2017.
Dikategorikan:
a.Baik = 10-12 kali pertahun
b.Sedang = 6-9 kali pertahun
c.Kurang = < 6 kali pertahun
d.Sangat kurang apabila tidak
pernah melakukan
penimbangan
KMS Ordinal
Kelengkapan
Imunisasi
Kelengkapan imunisasi
disesuaikan dengan umur
anak dilihat dari Kartu
Imunisasi atau KMS (buku
KIA) 1 Tahun terakhir dari
Januari s/d Desember 2017.
Dapat dikategorikan :
a. Lengkap : Semua jenis
vaksin diperoleh sesuai
dengan umur terdiri dari HB-0
1kali, BCG 1 kali, DPT 3 kali,
Polio 4 kali, dan Campak 1
kali.
b.Tidak Lengkap :Tidak
semua vaksin diperoleh
semua dengan umur terdiri
Kartu
imunisasi
Nominal
23
dari HB-0 1 kali, BCG 1 kali,
DPT 3 kali, Polio 4 kali dan
Campak 1 kali.
Status Gizi
Status gizi merupakan
gambaran ukuran
terpenuhinya kebutuhan gizi
yang diperoleh dari asupan
dan penggunaan zat gizi oleh
tubuh. Penetuan status gizi
berdasarkan pada indeks
BB/U, TB/U. Ambang batas
menggunakan baku/standar
WHO antro 2005. Dapat
dikategori status gizi
ditentukan berdasarkan SK
Menkes No. 1995 tahun 2011.
1.Menurut indeks BB/U
a.Gizi Buruk < -3 SD
b.GIZI Kurang -3 SD s/d<-2
SD
c.Gizi Baik -2 SD s/d 2 SD
d. Gizi Lebih >2 SD
1. 2.Menurut indeks TB/U
a.Sangat pendek <-3 SD
b.Pendek -3 SD s/d <-2 SD
c.Normal -2 SD s/d 2 SD
d.Tinggi >2 SD
1.
KMS Ordinal
24
8. Hipotesis
Ha : Ada Hubungan Partipasi Ibu ke Posyandu dan Kelengkapan
Imunisasi dengan Status Gizi Anak Usia 12-59 bulan di Desa
Tanjung Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Gusti di Wilayah Kerja
Puskesmas Petumbukan. Penelitian berlangsung dari September 2017-
Juli 2018. Pengumpulan data dilakukan dibulan juli 2018.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Observasional dengan
rancangan penelitian yang digunakan yaitu : Cross sectional yang
mengetahui Hubungan Partisipasi Ibu Ke Posyandu dan Kelengkapan
Imunisasi dengan Status Gizi Anak Usia 12-59 bulan di Desa Tanjung
Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Semua anak balita yang berusia 12-59 bulan di Desa Tanjung Gusti di
Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan berjumlah 171 orang.
2. Sampel
Sampel yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), Sampel dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Rumus =
n = N
1+ N (d²)
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d =Tingkat Kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1²)
Maka :
n = 171
1+171(0,1²)
= 63 orang
26
Dengan penggunaan rumus ini besar sampel berjumlah 63 orang dan
dipilih dengan menggunakan systematic random sampling.
Langkah – langkah systematic random sampling.
a) Menyiapkan datfar nama balita sebanyak 171 orang .
b) Menghitung interval l = 171 = 2,71 (dibulatkan 3)
63
c) Menentukan sampel pertama secara acak
d) Menambahkan n 1+ interval sampel 63 orang
Cara menentukan sampel :
1. mengumpulkan semua kader posyandu yang ada di desa Tanjung
Gusti.
2. menjelaskan cara pengambilan sampel dengan menggunakan
system acak setiap rumah tangga yang ada balitanya dan yang
memiliki buku KMS/KIA.
3. Setiap kader mengambil buku KMS atau KIA balita system acak
(ditemani oleh enumerator), serta kami melakukan penimbang berat
badan dan tinggi badan pada anak balita.
3. Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu atau
orang terdekat yang mengasuh balita yang telah ditetapkan sebagai
sampel.
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a) Data Primer
a. Data berat badan dengan menimbang menggunakan timbangan
digital dengan ketelitian 0,1 kg,
b. Data tinggi badan dengan mengukur menggunkan microtise dan
mencatat tanggal lahir dan jenis kelamin.
b) Data Sekunder
1. Data partisipasi ibu dengan mencatat dari KMS (buku KIA)
diambil dari ibu balita yang membawa KMS dari rumah responden.
27
2. Data kelengkapan Imunisasi anak dengan mencatat dari KMS
(buku KIA) atauminta kartu imunisasi dari rumah responden.
3. Gambaran umum dilokasi penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peniliti dibantu oleh 5enumerator, yaitu
mahasiswi semester V dan VII Politeknik prodi D-III Kesehatan Medan
Jurusan gizi yang terlebih dulu di latih.
Adapun Cara Pengumpulan Data Meliputi :
a. Identitas Ibu dan Balita
1. Identitas Ibu; Meliputi, (Nama, tanggal lahir , Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat) diperoleh melalui wawancara oleh peniliti dan
enumerator dengan mengisi form identitas pada lembar kuesioner
yang telah disediakan.
2. Identitas Balita; Meliputi, (Nama, tanggal lahir, Jenis Kelamin) di
peroleh dengan mewawancarai langsung ibu menggunakan
kuesioner yang tersediakan.
b. Status Gizi
Untuk memperoleh status gizi diperoleh melalui pengukuran
secara antropometri. Pengukuran dilakukan oleh peneliti. langkah-
langkah pengukuran berat badan dengan timbangan digital merek
GEA :
1) Persiapan
a) Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya
b) Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (PERHATIKAN
POSISI BATERAI)
c) Letakan alat timbang pada lantai yang datar
d) Petugas berada di sebelah kanan responden yang akan di
timbang
e) Sampel yang akan di timbang di minta membuka alas kaki dan
jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti jajanan,
uang receh, dll.
28
2) Penimbangan Anak
a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan kaca alat timbang
Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul
angka 0,00. Bila muncul angka 0,00 kaca display, berarti
timbangan siap digunakan.
b. Sampel diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
c. Timbang sampel. Dan lihat angka pada kaca display hingga angka
berhenti.
d. Catat angka yang tertera di alat timbangan di formulir isian.
e. Minta sampel turun dari timbangan dan tunggu sampai kaca
display mati.
3. Tinggi Badan Anak
Tinggi badan anak diperoleh melalui pengukuran
antropomteri. Menggunakan microtoise. Langkah-langkah pengukuran
tinggi badan :
1) Persiapan
a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang
microtoise di dinding agar tegak lurus.
b. Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari
bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan
ada lekukan atau tonjolan (rata).
c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan
benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka
pada jendela baca menunjukkan angka 0 (Nol).
d. Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas
microtoise.
e. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi
perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
2) Pengukuran Tinggi Badan
1. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi
(penutup kepala).
29
2. Pastikan alat geser berada diposisi atas.
3. Sampel diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser .
4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan
tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
5. Pandangan lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung
bebas.
6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
responden . Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala
responden.
7. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap
menempel pada dinding.
8. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang
lebih besar (ke bawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan
angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
9. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus
berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
10. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka
dibelakang koma (0,1 cm).
E. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
1) Data identitas sampel dan responden diperiksa dan dilengkapi. Data
tersebut diolah secara manual dengan menggunakan program
komputerisasi.
2) Data Partisipasi Ibu
Untuk pemberian skor atau nilai keaktifan ibu balita dalam kegiatan
posyandu bisa dilihat dari buku KMS (Kartu Menuju Sehat) dalam
satu tahun terakhirbulanJanuari s/d Desember 2017.
Partisipasi ibu dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu:
a) Baik = 10-12 kali pertahun
b) Sedang = 6-9 kali pertahun
c) Kurang = < 6 kali pertahun
d) Sangat kurang apabila tidak pernah melakukan penimbangan
30
3) Kelengkapan Imunisasi
Kelengkapan anak di dalam imunisasi dilihat dari Kartu Imunisasi atau
KMS.
Dapat dikategorikan :
a. Lengkap : Semua jenis vaksin diperoleh sesuai dengan umur terdiri
dari HB-0 1 kali, BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1
kali.
b. Tidak lengkap : Tidak semua vaksin diperoleh semua dengan umur
terdiri dari HB-0 1 kali, BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan
Campak 1 kali.
4) Data Status Gizi Balita
Status gizi diolah dengan computer WHO antro 2015. Status gizi
dikategori menurut SK menkes No. 1995 tahun 2011. Menurut indeks
BB/U Kategorinya yaitu:
a) Menurut Indeks BB/U
1. Gizi Burukjika = < -3 SD
2. GIZI Kurang jika = -3 SD s/d<-2 SD
3. Gizi Baik jika = -2 SD s/d 2 SD
4. Gizi Lebih jika = >2 SD
b) Menurut Indeks TB/U
a.Sangat pendek jika = <-3 SD
b.Pendek jika = -3 SD s/d<-2 SD
c.Normal jika = -2 SD s/d 2 SD
d.Tinggi jika = >2 SD
31
b. Analisis Data
1. Analisis Univariat untuk menggambarkan variabel yang di teliti
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan di
analisis berdasarkan presentase atau secara deskriptif.
2. Analisis Bivariat untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunkan uji chi
Square. Bila nilai p value < 0,05, maka Ha diterima artinya ada
hubungan antara Variable bebas dan variable terikat (Notoatmodjo,
2010).
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Petumbukan merupakan puskesmas yang terletak di
Jalan Kesehatan Desa Petumbukan, Kecamatan Galang, Kabupaten
Deli Serdang. Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan merupakan
daerah perumahan dengan jalan yang sudah diaspal dan dapat dilalui
kendaraan roda dua dan empat. Wilayah Kerja Puskesmas
Petumbukan memiliki luas 34,66 km yang memiliki 14 Desa.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 29.074 penduduk, 14.667
orang penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 14.407 orang berjenis
kelamin perempuan. Mata pencarian masyarakat sebagian besar
adalah pedagang atau wiraswasta.
Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan berbatasan dengan beberapa
wilayah antara lain:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Pagar Merbau
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Bangun Purba
c. Sebelah Timur : Kecamatan Galang
d. Sebelah Barat : Kecamatan Tanjung Morawa
1. Gambaran Karakteristik Responden
a. Umur Ibu
Umur adalah lama waktu menjalani kehidupan yang dimulai sejak
lahir hingga sekarang yang diukur dengan patokan skala tahun. Adapun
kelompok usia ibu dilingkungan desa Tanjung Gusti bervariasi seperti
terlihat pada tabel di bawah ini :
33
Tabel 1. Distribusi Ibu Balita Menurut Kelompok Umur (Tahun) Di
desa Tanjung Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas
Petumbukan.
No Kelompok Umur
(Tahun)
n %
1 21-31 43 68,3
2 32-42 17 27,0
3 43-50 3 4,8
Jumlah 63 100,0
Dari Tabel.1 diatas dapat dinyatakan bahwa kelompok usia
terbanyak adalah 21-31 tahun sejumlah 68,3% sebanyak 43 orang. Pada
umumya ibu-ibu yang menjadi responden masih tergolong muda. Dilihat
dari usia ibu yang paling muda akan berdampak pada pengetahuan ibu
sehingga masih kurangnya pengetahuan ibu dalam memberikan makanan
yang seimbangan untuk balitanya.
b. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses seseorang dalam memperoleh
pengetahuan yang lebih luas yang dapat dari pendidikan formal maupun
non formal. Adapun ibu yang mempunyai balita dilingkungan Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan memiliki tingkat
pendidikan yang bervariasi seperti pada tabel dibawah ini .
Tabel 2. Distribusi Ibu Balita Menurut Tingkat Pendidikan ibu Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Kategori pendidikan ibu n %
1 Tidak tamat SD 7 9,1
2 Tamat SD 30 39,1
3 Tamat SLTP 16 20,8
4 Tamat SLTA 10 13
Jumlah 63 100,0
Dari Tabel. 2 di atas dapat dinyatakan bahwa pendidikan ibu bervariasi
dari Tidak Tamat SD-Tamat SLTA. Menurut pengelompokkan pendidikan
ditemukan kelompok pendidikan ibu terbanyak adalah tamat SD sejumlah
34
39,1%. Sedangkan kelompok ibu yang Tidak Tamat SD hanya 9,1%.
Sedangkan pendidikan ibu Tamat SLTA sejumlah 13%. Dan pendidikan
ibu Tamat SLTP sejumlah 20,8%. Rendahnya tingkat pendidikan ibu
berdampak pada kemampuan ibu yang masih belum tahu pentingnya
membawa balita ke posyandu.
c. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan merupakan salah satu sumber penghasilan bagi tiap
keluarga. Diman penghasilan yang di dapat dijadikan pokok kehidupan,
sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Berdasarkan
status pekerjaan ibu di desa Tanjung Gusti memiliki pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga sebanyak 63 orang yang menjadi responden.
2. Gambaran Karakteristik Balita
a) Usia Balita
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Adapun
kelompok kategori usia balita dilingkungan di desa Tanjung Gusti yang
bervariasi seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Distribusi Menurut kategori Usia Balita (Bulan) Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No kategori bulan balita n %
1 18-19 5 7,9
2 20-29 36 57,1
3 30-39 17 27,0
4 41-49 5 7,9
Jumlah 63 100,0
Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 63 sampel anak
balita yang berusia 12-59 bulan. Proporsi usia terbanyak terdapat pada
kelompok usia 20-29 bulan sebanyak 36 orang 57,1%, usia 30-39 bulan
sebanyak 17 orang 27,0%, usia 18-19 bulan sebanyak 5 orang 7,9%, usia
41-49 bulan sebanyak 5 orang 7,9%.
35
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin menggambarkan perbedaan antara perempuan
dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Distribusi Sampel
berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 4. Distribusi Menurut kategori Jenis Kelamin Balita Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Kategori Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 32 50,8
2. Perempuan 31 49,2
Jumlah 63 100,0
Berdasarkan Tabel. 4 menunjukkan bahwa porporsi balita usia 12-59
bulan berdasarkan jenis kelamin balita yang paling banyak adalah laki-
laki sebanyak 32 orang 50,8% dibandingkan dengan perempuan
sebanyak 31 orang 49,2%.
B. Hasil Penelitian
1. Tingkat Partisipasi Ibu
Partisipasi adalah keikutsertaan anggota masyarakat dalam
memecahkan permasalahan permasalahan masyarakat tersebut
(Notoadmodjo, 2012). Distribusi Tingkat Partisipasi ibu ke posyandu desa
Tanjung Gusti disajikn pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisiwpasi Ibu Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Kategori Tingkah
Partisipasi Ibu
n %
1. Baik 59 93,7
2. Sedang 4 6,3
3. Kurang 0 0
4. Sangat Kurang 0 0
Jumlah 63 100,0
Dari Tabel. 5 di atas dapat dinyatakan bahwa tingkah partisipasi ibu
baik sebesar 93,7% dan tingkat partisipasi ibu sedang sebesar 6,3%.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), sebanyak
36
80,6% tingkat partisipasi ibu menggunakan posyandu sebagai sarana
pelayanan pemantauan pertumbuhan anak.
2. Kelengkapan Imunisasi Balita
Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar
dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak (Supartini, 2009). Distribusi Frekuensi kelengkapan
imunisasi balita di desa Tanjung Gusti yang bervariasi seperti terlihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Balita Di desa
Tanjung Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Kategori Kelengkapan n %
1. Lengkap 59 93,7
2. Tidak Lengkap 4 6,3
Jumlah 63 100,0
Pada Tabel 7. Di atas dapat dijelaskan bahwa kelengkapan imunisasi
menurut pengkagetorian imunisasi lengkap sebesar 93,7% sedangkan
imunisasi tidak lengkap sebesar 6,3%.
3. Status Gizi
Status gizi merupakan kondisi tubuh yang disebabkan karena
terjadinya keseimbangan antara asupan antara makanan dan
penggunaan zat gizi (Soekirman dalam Suwoyo, 2017). Distribusi sampel
berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
37
a) Indeks BB/U
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Status Gizi Indeks BB/U Di desa Tanjung
Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Frekuensi Status Gizi n %
1. Gizi Buruk 0 0
2. Gizi Kurang 7 11,1
3. Gizi Baik 56 88,9
4. Gizi Lebih 0 0
Jumlah 63 100,0
Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa status gizi menurut indeks BB/U
dengan kategori baik (88,9%), gizi kurang 11,1%. Sedangkan gizi lebih
dan gizi buruk (0%).
b) Indeks TB/U
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Status Gizi Indeks TB/U Di desa Tanjung
Gusti di wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan.
No Frekuensi Status Gizi n %
1. Sangat Pendek 0 0
2. Pendek 6 9,5
3. Normal 57 90,5
4. Tinggi 0 0
Jumlah 63 100,0
Dari Tabel 8 menunjukkan bahwa status gizi menurut indeks TB/U
dengan kategori normal (95,5%), pendek 9,5%. Sedangkan tinggi dan
sangat pendek (0%).
38
4. Hubungan Partisipasi Ibu Keposyandu Dengan Status Gizi
a. Partisipasi ibu keposyandu dengan Indeks TB/U
Tabel 9. Distribusi Hubungan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi
Anak
Tingkat
partisipasi
Status Gizi (TB/U) Total P-
Value Pendek Normal
n % n %
Sedang 2 50,0 2 50,0 4 0.042
Baik 4 6,8 55 93,2 59
Kurang 0 0 0 0 0
Sangat kurang 0 0 0 0 0
Total 6 57 63
Dari tabel 9 menunjukkan bahwa partisipasi sedang dengan status gizi
kategori pendek dan normal sebesar 50%, Sedangkan tingkat partisipasi
baik dengan status gizi kategori pendek sebesar 6,8% dan kategori
normal sebesar 93,2%. Berdasarkan uji Statistik Chi Square diperoleh nilai
p= 0,042 <0,05 hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara partisipasi ibu keposyandu dengan status gizi di desa
tanjung gusti.
b. Partisipasi ibu keposyandu dengan Indeks BB/U
Tabel 10. Distribusi Hubungan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi
Anak
Tingkat
partisipasi
Status Gizi (BB/U) Total P-
Value Gizi kurang Gizi baik
n % n %
Sedang 2 50,0 2 50,0 4 0.058
Baik 5 8,5 54 91,5 59
Kurang 0 0 0 0 0
Sangat kurang 0 0 0 0 0
Total 7 56 63
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa partisipasi ibu dengan sedang
dengan status gizi kategori gizi kurang dan gizi baik sebesar 50%,
39
Sedangkan tingkat partisipasi baik dengan status gizi kategori kurang
sebesar 8,5% dan kategori gizi baik sebesar 91,5%. Berdasarkan uji
Statistik Chi Square diperoleh nilai p= 0,058 <0,05 hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara partisipasi
ibu keposyandu dengan status gizi di desa tanjung gusti.
5. Hubungan Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi
a. Kelengkapan Imunisasi dengan Indeks TB/U
Tabel 11. Distribusi Hubungan kelengkapan imunisasi dengan Status
Gizi
Kelengkapan
imunisasi
Status Gizi (TB/U) Total P-
Value Pendek Normal
n % n %
Tidak lengkap 2 50,0 2 50,0 4 0.042
Lengkap 4 6,8 55 93,2 59
Total 6 57 63
Dari tabel 11 menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dengan tidak
lengkap dengan status gizi kategori pendek dan normal sebesar 50%,
Sedangkan lengkap dengan status gizi kategori pendek sebesar 6,8% dan
kelengkapan imunistatus status gizi kategori normal sebesar 93,2%.
Berdasarkan uji Statistik Chi Square diperoleh nilai p= 0,042 <0,05 hasil
tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kelengkapan imunisasi dengan status gizi di desa tanjung gusti.
b. Kelengkapan Imunisasi dengan Indeks BB/U
Tabel 12. Distribusi Hubungan kelengkapan imunisasi dengan Status
Gizi
Kelengkapan
imunisasi
Status Gizi (BB/U) Total P-
Value Gizi kurang Gizi baik
n % n %
Tidak lengkap 2 50,0 2 50,0 4 0.058
Lengkap 5 8,5 54 91,5 59
Total 7 56 63
40
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dengan tidak
lengkap memiliki status gizi kategori kurang dan kategori gizi baik sebesar
50%, Sedangkan lengkap dengan status gizi kategori kurang sebesar
8,5% dan kelengkapan imunisasi status gizi kategori baik sebesar 91,5%.
Berdasarkan uji Statistik Chi Square diperoleh p=0,058 <0,05 hasil
tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
kelengkapan imunisasi dengan status gizi di desa tanjung gusti.
C. Pembahasan
1. Status gizi
Status gizi merupakan kondisi tubuh yang disebabkan oleh karena
terjadinya keseimbangan antara asupan antara makanan dan
penggunaan zat gizi.Status gizi yang optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efesien,
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak
dalam kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin (Soekirman dalam Suwoyo, 2017).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menurut BB/U status gizi
anak balita dengan kategori baik (88.9) dan sisanya status gizi kategori
kurang (11.1%). Sedangkan menurut TB/U status gizi anak balita
dengan kategori normal (90.5%) dan sisanya status gizi kategori
pendek (9.5%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar anak memiliki status gizi baik.
Penyebab langsung dari kurang gizi atau yang bisa mempengaruhi
status gizi pada anak adalah asupan makanan dan penyakit infeksi,
serta penyebab tidak langsung diantaranya pola pengasuhan anak
yang dilakukan oleh orang tua.Penyakit infeksi yang menyerang anak
akan mempengaruhi status gizi anak karena dengan penyakit infeksi
dapat menyebabkan turunnya nafsu makan sehingga masukan zat gizi
berkurang. Dan disisi lain kebutuhan tubuh akan makanan meningkat
akibat dari adanya infeksi, sehingga bila anak menderita penyakit
infeksi yang berkepanjangan maka akan berdampak pada status gizi
anak menjadi kurang bahkan anak bisa memiliki status gizi buruk
41
(Adnani (2011). Dalam penelitian ini tidak ada anak yang memiliki
riwayat penyakit infeksi yang bersifat kronis, hal ini memungkinkan
anak memiliki status gizi yang baik. Dari observasi sebagian besar anak
dengan status gizi baik dan tidak ditemukan anak dengan status gizi
buruk.
Dalam penelitian ini sebagian besar ibu berpendidikan tamat SD
(47.6%) bahkan ada 10 ibu (15.9%) dengan pendidikan tamat SMA.
Dengan latar belakang pendidikan responden yang sebagian besar
berpendidikan minimal SMA maka memungkinkan untuk memiliki
pengetahuan yang baik tentang gizi pada anak, hal ini bisa menjadi
faktor pendukung sehingga sebagian besar anak di posyandu di desa
Tanjung Gusti memiliki status gizi yang baik.
Selain pendidikan, status pekerjaan ibu juga bisa mempengaruhi
status gizi anak. Menurut Berg dalam Wardani (2012), Ibu yang bekerja
dari pagi hingga sore kurang memiliki waktu yang cukup bagi anak -
anak dan keluarga, karena ibu memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu
rumah tangga dan wanita pekerja, sehingga ibu perlu memiliki strategi
dalam mengatur waktu supaya peran ganda yang dijalankan bisa
seimbang termasuk dalam memperhatikan makanan anak yang sesuai
dengan kebutuhan serta kecukupannya. Dalam penelitian ini lebih
banyak ibu adalah ibu rumah tangga 63 orang (100%), Sehingga
memungkinkan ibu memiliki lebih banyak waktu di rumah untuk
merawat anak termasuk dalam memberikan makan yang sesuai bagi
anak dan ibu juga memiliki waktu untuk membawa anaknya
keposyandu. Dengan mengikuti posyandu maka pertumbuhan atau
status gizi anak dapat terpantau setiap bulan. Kondisi tersebut bisa
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak
sehingga sebagian besar balita di posyandu di desa Tanjung Gusti
memiliki status gizi yang baik.
2. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan status gizi
Hasil analisis fisher’s exact test yang dilakukan terhadap
kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita diperoleh nilai p value
42
sebesar 0,042 (<0,05), hal ini berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita
menurut indeks TB/U. menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi
lengkap, dengan kategori status gizi normal (93.2%), kategori pendek
(6.8%), kelengkapn imunisasi tidak lengkap dengan kategori status gizi
normal,kategori status gizi pandek masing-masing (50%). Sedangkan
kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita diperoleh nilai p value
sebesar 0,058 (<0,05), hal ini berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita
menurut indeks BB/U. menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi
tidak lengkap dengan kategori status gizi baik, kategori gizi kurang
masing-masing (50%), kelengkapan imunisasi lengkap dengan
kategori status gizi baik (91.5%), kategori status gizi kurang (8.5%).
Imunisasi sangat penting untuk memiliki status gizi yang baik.
Imunisasi yang lengkap biasanya menghasilkan status gizi yang baik.
Sebagai contoh adalah dengan imunisasi seorang anak tidak mudah
terserang penyakit yang berbahaya, sehingga anak lebih sehat, dengan
tubuh yang sehat asupan makanan dapat masuk dengan baik,
nutrisipun terserap dengan baik. Nutrisi yang terserap oleh tubuh balita
dimanfaatkan untuk pertumbuhannya, sehingga menghasilkan status
gizi yang baik.
Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Wilhendra, 2010 bahwa
anak yang tidak mendapatkan imunisasi tidak memiliki kekebalan
tubuh terhadap serangan penyakit infeksi tertentu, sehingga anak
akan jatuh sakit, mungkin akan menyebabkan turunnya status gizi.
Hal ini karena penyakit infeksi dan fungsi kekebalan saling
berhubungan erat satu sama lain, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi status gizi berupa penurunan status gizi pada anak.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Rasyid (2015)
menyatakan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan
status gizi balita. Juga diperkuat penelitian Novitasari (2012)
43
menyatakan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan
status gizi balita menurut TB/U.
Menurut Sastroasmoro (2007) upaya untuk memperoleh kekebalan
dalam hal ini kekebalan terhadap penyakit infeksi adalah dengan
melakukan imunisasi. Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional
adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif
dalam upaya menurunkan angka kematian balita.
Pendapat Ranuh (2008) dalam Erwin (2015) menyebutkan bahwa
dengan melakukan imunisasi kepada balita, tidak hanya memberikan
perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak
lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan
mengurangi penyebaran infeksi.
3. Hubungan Partisipasi Ibu Keposyandu dengan Status Gizi
Hasil analisis fisher’s exact test yang dilakukan terhadap partisipasi
ibu keposyandu dengan status gizi balita diperoleh nilai p value
sebesar 0,042 (<0,05), hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat
partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi balita
menurut indeks TB/U. Menunjukkan bahwa tingkat partisipasi sedang,
dengan kategori status gizi normal, kategori pendek masing-masing
(50%), tingkat partisipasi yang baik dengan kategori status gizi normal
(93.2%), kategori pendek (6.8%) dan tingkat partisipasi kurang dan
sangat kurang dengan kategori status gizi normal dan pendek masing-
masing (0%). Sedangkan tingkat partisipasi ibu keposyandu dengan
status gizi balita diperoleh nilai p value sebesar 0,058 (<0,05), hal ini
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat partisipasi
ibu dengan status gizi balita menurut indeks BB/U. menunjukkan bahwa
tingkat partisipasi sedang, dengan kategori status gizi baik, kategori
gizi kurang masing-masing (50%), tingkat partisipasi baik dengan
kategori status gizi baik (91.5%), kategori status gizi kurang (8.5%),
tingkat partisipasi kurang dan sangat kurang dengan kategori status gizi
baik, kategori gizi kurang masing-masing (0%).
44
Cakupan penimbangan balita di posyandu merupakan salah satu
upaya peningkatan gizi balita. Balita yang dilakukan penimbangan
secara rutin di posyandu maka pertumbuhannya akan terpantau secara
intensif. Apabila terdapat gangguan pertumbuhan maka dapat segera
dilakukan upaya pemulihan atau pencegahan sehingga tidak menjadi
gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan maka
penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik
(Kemenkes, 2015).
Kegiatan lain yang dilakukan di posyandu adalah pemberian
makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang, penyuluhan,
pemberian oralit untuk menanggulangi diare, dan pengobatan penyakit
sebagai pertolongan pertama (Mubarak dan Chayatin, 2009). Dengan
kegiatan tersebut maka akan membantu balita tetap dalam keadaan
sehat sehingga asupan nutrisi meningkat dan balita akan memiliki
status gizi yang baik.
Demikian juga analisa pada hasil penelitian ini dimana ibu yang
rutin mengikuti kegiatan posyandu memungkinkan pertumbuhan dan
kesehatan anaknya terpantau sehingga jika ada gangguan maka cepat
diketahui dan ditindak lanjuti. Dengan mengikuti kegiatan posyandu ibu
juga bisa memperoleh informasi mengenai kesehatan anak khususnya
dalam memenuhi nutrisi yang dibutuhkan bagi anak.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Sugiyarti, Aprilia dan Hati 2014),
yang berjudul hubungan kepatuhan kunjungan posyandu dan status gizi
balita. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi kepatuhan
kunjungan balita ke posyandu mempengaruhi status gizi balita.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan oleh (Lanoh, Sarimin,dan
Karundeng 2015), menunjukkan ada hubungan positif antara
pemanfaatan posyandu dengan status gizi balita yaitu balita yang
memanfaatkan posyandu memiliki status gizi baik yang lebih tinggi
dibanding balita yang tidak memanfaatkan posyandu.
Demikian juga pada penelitian ini tingkat partisipasi ibu dalam
kegiatan posyandu mempengaruhi status gizi balita, dimana semakin
baik partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu maka semakin baik pula
status gizi anak.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Partisipasi ibu mengikuti kegiatan posayandu sebesar 93,7%.
2. Balita yang lengkap imunisasi sebesar 91.5%.
3. Menurut BB/U status gizi anak balita dengan kategori baik (88.9) dan
sisanya (11.1%) status gizi kategori kurang. Sedangkan menurut TB/U
status gizi anak balita dengan kategori normal sebesar 90.5% dan
sisanya (9.5%) status gizi kategori pendek.
4. Ada hubungan partisipasi ibu keposyandu dengan status gizi balita
menurut indek TB/U (p=0,042). Sementara itu tidak ada hubungan
partisipasi ibu keposyandu dengan status gizi balita menurut BB/U
(p=0,058)
5. Ada hubungan imunisasi yang lengkap dengan status gizi balita menurut
indek TB/U (p=0,042). Sementara itu tidak ada hubungan kelengkapan
imunisasi dengan status gizi balita menurut BB/U (p=0,058).
B. Saran
1. Bagi orang tua yang memiliki anak balita agar meningkatkan
partisipasinya dalam kegiatan posyandu untuk meningkatkan status gizi
balita.
2. Bagi puskesmas petumbukan diharapkan hasil penelitian ini dijadikan
media untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara yang baik
untuk meningkatkan status gizi balita serta meningkatkan konseling atau
memberikan penyuluhan kesehatan dan gizi kepada masyarakat
khususnya para ibu balita.
3. Bagi kader posyandu hendaknya tetap memotivasi ibu balita untuk aktif
berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dalam upaya untuk
meningkatkan status gizi balita serta melakukan kunjungan ke rumah-
rumah balita yang belum menerima imunisasi.
4. Imunisasi yang lengkap yaitu HB-0 1 kali, BCG 1kali DPT 3 kali , POLIO 4
kali dan Campak 1 kali
5. Kelengkapan imunisasi yang belum lengkap yaitu HB-0 1 kali dan POLIO
4 kali
46
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia. Jakarta
Indriati, Ratna, Christin Lidyawati. 2017. Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu
Mengikuti Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Mulur RT 03/VI
Bendosari Sukoharjo. Jurnal Kosala. Bendosari Sukoharjo. Vol. 5. No. 1
Kemenkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Kemenkes. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan : Tentang standar antropometri
penilaian status gizi anak. Direktorat Bina Gizi. Jakarta.
Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kemenkes. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan. Jakarta Selatan.
Lumbangaol, Krisna, Maureen I Punuh, Nancy S.H Malonda. 2016. Faktor –
Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kombos Kota Manado. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Mathi, Hindu, Heru Santosa, Maya Fitria. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat partisipasi ibu dalam penimbangan balita ke Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah. Medan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Rineka
Cipta. Jakarta
47
Nuzula, Firdawsyi, Maulida Nurfazriah Oktaviana, Roshinta Sony Anggari. 2014.
Analisis terhadap faktor-faktor penyebab gizi kurang pada balita di Desa
Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Banyuwangi. Keperawatan Akademi
Kesehatan Rustida. Banyuwangi
Oktavianis. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada balita
di Puskesmas Lubuk kilangan. Journal Human Care. Padang. Vol 1, No.
3.
Rahmawati, Adzaniyah Isyani dan Chatarina Umbul. 2014. Faktor yang
memperngaruhi imunisasi dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal
Berkala Epidemiologi. Surabaya. Vol. 2, No. 1.
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Ibu dan Anak.
Supariasa, I Made Nyoman. 2014. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta
Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak. Duta Prima
Airlangga. Surabaya.
48
Lampiran 1. Master Tabel
No Nama Ibu umur pendidikan pekerjaan nama balita JK umur balita Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Skor Kat.Psp TB Z.score TB/U Kat.TB/U BB Z.score.BB/U Kat.BB/U
Kelengkapan imunisasi Ket
1 Peniati 36 SMA IRT Joko L 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 93 -1.02 Normal 11 -0.51 gizi bzik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
2 Sinta 39 SMA IRT mega mal P 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 79 1.87 Normal 10 -1.28 gizi bzik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
3 Warmatik 38 SMP IRT Ade Bagu L 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 93 1.91 Normal 10 -1.54 gizi bzik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
4 Putri 21 SMP IRT Arumi P 23/bln 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 sedang 81 -1.21 Normal 10 -0.61 gizi bzik Tidak lengkap HB-0 dan polio 4
5 Iriani S 33 TIDAK TAMAT IRT Habib Al L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 97 -0.75 Normal 11 -0.96 gizi bzik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
6 Andriyan 25 SMP IRT Arka Gio L 26bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 80 -2.08 Pendek 9 -2.1 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
7 Jumiatik 31 SMP IRT M.Jeri L 20/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 76 0.98 Normal 10 -0.53 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
8 Vina Pan 31 SMA IRT Aira Ani P 23/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 96 2.00 Normal 11 0.09 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
9 Siti Roh 24 SD IRT M. Refan L 23/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 79 -2.14 Pendek 9 -2.03 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
10 Siti Rah 50 SMA IRT Khanifa P 32/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 76 -0.57 Normal 9 -1.55 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
11 Martina 29 SMP IRT M.Alfian L 34/bln 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 9 sedang 89 -1.47 Normal 12 -0.88 gizi baik Tidak lengkap HB-0 dan polio 4
12 Eva Afri 28 SMA IRT Faris Al L 26/bln 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 sedang 80 -2.02 Pendek 9 -2.26 gizi kurang Tidak lengkap polio 4
13 Miranuru 30 SMP IRT M. Rifai L 29/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 86 -1.55 Normal 12 -0.39 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
14 Nani ros 30 SD IRT Sifa P 43/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 87 -0.09 Normal 14 -0.6 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
15 Indah Ca 30 SMA IRT Raka L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 95 2.00 Normal 10 -1.33 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
16 Ayu 25 SMA IRT Faiz L 37/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 90 -1.08 Normal 11 -1.73 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
17 Ria 27 SMP IRT Manira P 39/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 94 -0.66 Normal 12 -1.34 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
18 Sri Devi 22 SMP IRT Adiba Uf L 39/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 92 -1.16 Normal 12 -1.38 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
19 Sri Wahy 32 SMP IRT Fikri P 35/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 91 -2.25 Pendek 10 -2.32 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
20 Wahyuni 38 SD IRT Azka P 39/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 95 -0.47 Normal 13 -0.6 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
21 Heksa Ka 26 SMA IRT Akbar L 19/bln 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 9 sedang 90 -1.97 Normal 11 -0.12 gizi baik Tidak lengkap HB-0 dan polio 4
22 Rita Dew 27 SMA IRT Deviana P 22/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 76 -2.05 Pendek 8 -2.89 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
23 Lita 22 SD IRT Afriyans L 28/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 81 -1.94 Normal 10 -1.76 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
24 Fadila 26 TIDAK TAMAT IRT Anisa Be P 28/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 87 -0.76 Normal 11 -0.85 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
25 Sri Wahy 25 SMP IRT Kayla Ad P 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 89 0.76 Normal 10 -0.63 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
26 Tuli Anr 27 TIDAK TAMAT IRT Mutiara P 18/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 74 -1.93 Normal 8 -1.95 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
27 yuyun 28 SD IRT Riri P 23/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 87 0.66 Normal 10 -0.67 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
28 Melyanti 37 TIDAK TAMAT IRT Melin Sa P 39/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 90 -1.82 Normal 12 -1.45 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
29 Erni 29 SMP IRT Alike Az P 44/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 88 -1.71 Normal 12 -1.71 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
30 Sri Sund 32 SD IRT Satyati P 33/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 82 0.99 Normal 12 -0.8 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
31 Dede Kri 33 SD IRT Safinatu P 23/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 76 -1.96 Normal 10 -1.1 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
32 Ita 28 SMP IRT Alias Kh P 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 80 -0.04 Normal 11 -0.51 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
33 Maya 34 SMP IRT Fatin P 26/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 80 -1.12 Normal 10 -1.35 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
34 Dewi 24 SD IRT Anisa Iz P 29/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 89 0.31 Normal 11 -0.15 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
35 Tiara 32 SMP IRT Data Pra L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 81 -1.96 Normal 11 -1.54 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
36 Septika 27 SD IRT Sultan R L 22/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 85 0.50 Normal 11 -1.03 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
37 Rusliani 24 TIDAK TAMAT IRT Senja Sa L 26/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 89 1.14 Normal 12 0.14 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
38 Sari 29 SD IRT Haikal L 18/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 80 0.81 Normal 11 -0.62 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
39 Eva 22 SD IRT Zakira M P 20/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 79 -0.52 Normal 7 -2.6 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
40 Yuli 30 SMA IRT Adam L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 92 -1.98 Normal 11 0.41 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
41 Tini 28 SD IRT Dimas Ar L 23/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 96 -1.46 Normal 11 -0.52 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
42 winda 26 SD IRT M.Alif L 21/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 85 -0.55 Normal 11 -0.8 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
43 Yuni 28 SD IRT Rey Baga L 27/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 89 1.60 Normal 9 -1.92 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
44 Ratik 29 SD IRT Fadilah L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 92 0.67 Normal 10 -2.1 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
45 Irian 33 SMP IRT Alpipati L 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 90 -2.24 Pendek 8 -2.89 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
46 Nurfadil 27 TIDAK TAMAT IRT Varen L 26/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 93 1.45 Normal 11 -0.84 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
47 Tini 40 SD IRT M.Dwi Al L 49/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 98 -0.73 Normal 13 -1.19 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
49
48 Isam 22 SD IRT M.Rizky L 43/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 95 -1.12 Normal 11 -2.61 gizi kurang Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
49 Neneng 48 SD IRT Aisyah R P 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 94 -1.38 Normal 13 -1.05 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
50 Nurfadil 26 SD IRT Radisa V L 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 84 -1.5 Normal 10 -1.29 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
51 Wila 26 SD IRT Athaya P 25/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 84 -0.54 Normal 9 -1.31 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
52 Katmi 32 SD IRT Azzahra L 36/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 83 -1.79 Normal 11 -1.12 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
53 Yuni 36 SMP IRT Lutfi P 29/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 91 -1.09 Normal 12 -1.02 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
54 Dinda Pr 32 SD IRT Putri P 30/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 96 1.57 Normal 12 -0.16 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
55 Miaesih 29 SD IRT Windi sy P 30/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 90 -0.12 Normal 12 -0.04 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
56 Sifit 50 SD IRT Oka L 34/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 94 -0.18 Normal 12 -1.32 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
57 Sri 29 SD IRT Tyas P 19/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 79 -0.54 Normal 8 -1.53 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
58 indah 25 SD IRT Ayunda P 30/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 85 -1.74 Normal 10 -1.89 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
59 Ayu Afri 26 SD IRT Noviana P 33/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 92 -0.19 Normal 11 -0.92 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
60 Yani 26 SD IRT Raya P 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 81 -1.63 Normal 9 -1.89 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
61 Sulatri 26 SD IRT Darma L 19/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 84 0.50 Normal 10 0.29 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
62 Yani 31 SD IRT Firman L 24/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 86 -0.48 Normal 10 -1.09 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
63 Elita 28 TIDAK TAMAT IRT M.Ananda L 39/bln 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 89 -1.25 Normal 13 -1.09 gizi baik Lengkap HB-0,BCG, DPT-HB,POLIO,CAMPAK
50
Lampiran 2
1. Uji Univariat
a) Umur Ibu
kategori umur ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21-31 43 68.3 68.3 68.3
32-42 17 27.0 27.0 95.2
43-50 3 4.8 4.8 100.0
Total 63 100.0 100.0
b) Pendidikan Ibu
pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tamat SD 7 11.1 11.1 11.1
TAMAT SD 30 47.6 47.6 58.7
Tamat SLTP 16 25.4 25.4 84.1
Tamat SLTA 10 15.9 15.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
c) Pekerjaan Ibu
pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 63 100.0 100.0 100.0
51
d) Usia Balita
kategori bulan balita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18-19 5 7.9 7.9 7.9
20-29 36 57.1 57.1 65.1
30-39 17 27.0 27.0 92.1
41-49 5 7.9 7.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
e) Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 32 50.8 50.8 50.8
Perempuan 31 49.2 49.2 100.0
Total 63 100.0 100.0
f) Status Gizi
kategori BB_U
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid GIZI KURANG 7 11.1 11.1 11.1
GIZI BAIK 56 88.9 88.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
52
kategori TB_U
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PENDEK 6 9.5 9.5 9.5
NORMAL 57 90.5 90.5 100.0
Total 63 100.0 100.0
g) Tingkat Partisipasi
tingkat partisipasi ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 59 93.7 93.7 93.7
Sedang 4 6.3 6.3 100.0
Total 63 100.0 100.0
h) Kelengkapan Imunisasi
kelengkapan imunisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lengkap 59 93.7 93.7 93.7
Tidak Lengkap 4 6.3 6.3 100.0
Total 63 100.0 100.0
53
Lampiran 3
1. Hasil Uji Chi Square
a. Hubungan tingkat partisipasi ibu keposyandu dengan status
gizi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat partisipasi ibu *
kategori TB_U 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
tingkat partisipasi ibu * kategori TB_U Crosstabulation
Count
kategori TB_U
Total PENDEK NORMAL
tingkat
partisipasi
ibu
Baik 4 55 59
Sedang 2 2 4
Total 6 57 63
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.121a 1 .004
Continuity Correctionb 3.880 1 .049
Likelihood Ratio 4.828 1 .028
Fisher's Exact Test .042 .042
Linear-by-Linear Association 7.992 1 .005
N of Valid Casesb 63
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,38.
b. Computed only for a 2x2 table
54
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat partisipasi ibu *
kategori BB_U 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
tingkat partisipasi ibu * kategori BB_U Crosstabulation
Count
kategori BB_U
Total GIZI KURANG GIZI BAIK
tingkat partisipasi ibu Baik 5 54 59
Sedang 2 2 4
Total 7 56 63
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6.540a 1 .011
Continuity Correctionb 3.012 1 .083
Likelihood Ratio 4.163 1 .041
Fisher's Exact Test .058 .058
Linear-by-Linear Association 6.436 1 .011
N of Valid Casesb 63
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,44.
b. Computed only for a 2x2 table
55
2. Hubungan kelengkapan imunisasi dengan status gizi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelengkapan imunisasi *
kategori TB_U 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
kelengkapan imunisasi * kategori TB_U Crosstabulation
Count
kategori TB_U
Total PENDEK NORMAL
kelengkapan imunisasi Lengkap 4 55 59
Tidak Lengkap 2 2 4
Total 6 57 63
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.121a 1 .004
Continuity Correctionb 3.880 1 .049
Likelihood Ratio 4.828 1 .028
Fisher's Exact Test .042 .042
Linear-by-Linear Association 7.992 1 .005
N of Valid Casesb 63
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,38.
b. Computed only for a 2x2 table
56
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelengkapan imunisasi *
kategori BB_U 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
kelengkapan imunisasi * kategori BB_U Crosstabulation
Count
kategori BB_U
Total GIZI KURANG GIZI BAIK
kelengkapan imunisasi Lengkap 5 54 59
Tidak Lengkap 2 2 4
Total 7 56 63
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6.540a 1 .011
Continuity Correctionb 3.012 1 .083
Likelihood Ratio 4.163 1 .041
Fisher's Exact Test .058 .058
Linear-by-Linear Association 6.436 1 .011
N of Valid Casesb 63
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,44.
b. Computed only for a 2x2 table
57
Lampiran 4.
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : HERISMAN BAZIKHO
NIM : P01031214075
Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Skripsi saya
adalah benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian
ulang (ujian utama saya dibatalkan).
Lubuk Pakam, Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
(Herisman Bazikho)
58
Lampiran 5.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : HERISMAN BAZIKHO
Tempat/TanggalLahir : Teluk dalam, 26 Desember 1993
Jumlah Anggota Keluarga : 5 Orang
Alamat Rumah : Jln. Saonigeho KM.1 Kec. Pasar Teluk dalam
, kabupaten Nias Selatan
No Handphone : 081269874512
Riwayat Pendidikan : 1. SD N.1 Teluk Dalam
2. SMP N.1 Teluk Dalam
3. SMA N.1 Teluk Dalm
4. PoltekkesKemenkes Medan JurusanGizi
Hobby : Foot ball, Berenang
Motto : Hidup ini adalah pilihan
59
Lampiran 6.
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Selamat Pagi/Siang/Sore
Saya Herisman Bazikho mahasiswa semester VII, Program Studi
D-IV Jurusn Gizi Poltekkes Kemenkes Medan, bermaksud melakukan
penelitian mengenai “ Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu Dan
Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi Anak Usai 12-59 Bulan di
Desa Tanjung Gustidi Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan “
Penelitian ini dilakukan bagian dari proses pembelajaran dalam
penyelesaian studi di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
Saya berharap kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian
ini dimana akan dilakukan pengisian kuesioner melalui wawacara dan
berkunjungan ketempat (home visit) responden yang terkait dengan
penelitian dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan
hanya digunakan untuk penelitian.
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ......................................................
Tempat,Tanggal Lahir:……………………………
Alamat : ......................................................
No.Telpon /HP :……………………………………
Demikian pernyataan ini dibuat untuk seperlunya dan apabila
dalam penelitian ini ada perubahan dan keberatan menjadi responden
dapat mengajukan pengunduran diri. Atas perhatian dan ketersedian
Bapak/Ibu menjadi respoden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima
kasih.
Lubuk Pakam, 2018
Peneliti Responden
( Herisman Bazikho ) ( )
60
Lampiran 7.
I. Kuesioner Partisipasi Ibu Ke Posyandu
Nomor Sampel :
Nama Posyandu :
A. Data Umum Responden
1. Nama :
2. Tempat/Tgl Lahir :
3. Nama Anak :
4. Tgl. Lahir Anak :
5. Alamat :
B. Pendidikan Responden
1. Tidak Tamat SD
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SLTA/SMA/MA
5. Tamat Diploma/PT
C. Pekerjaan Responden :
1. IRT
2. PNS
3. Peg. Swasta
4. Petani
5. Wiraswasta
61
Kehadiran ibu ke Posyandu dengan mencatak dari KMS dan Buku
Register Posyandu pada kader atau bidan. (beri tanda √ pada kolom hadir
/tidak hadir sesuai dengan bulan penimbangan)
No Bulan Penimbangan Tingkat Partisipasi Ibu
Hadir Tidak Hadir
1. Januari 2017
2. Februari 2017
3. Maret 2017
4. April 2017
5. Mei 2017
6 Juni 2017
7. Juli 2017
8. Agustus 2017
9. September 2017
10. Oktober 2017
11. November 2017
12. Desember 2017
62
II. KUESIONER KELENGKAPAN IMUNISASI
1. Nama anak :
2. Tempat Tanggal Lahir :
3. Anak ke :
4. Berat Badan :
5. Tinggi Badan :
5. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
No Jenis Imunisasi Tanggal Pemberian Vaksin
1 HB-0
2 BCG
3 DPT-HB
4 Polio
5 Campak
63
Lampiran 8.
LEMBAR BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA D-IV JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
NAMA MAHASISWA : Herisman Bazikho
NIM : P01031214075
JUDUL SKRIPSI : Hubungan Partisipasi Ibu ke Posyandu dan
Kelengkapan Imunisasi Dengan Status Gizi
Anak Usia 12-59 Bulan Di Desa Tanjung Gusti
Di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan
BIDANG PEMINATAN : Gizi Masyarakat
NAMA PEMBIMBING : Efendi S. Nainggolan SKM, M.Kes
NIP : 196109091985011001
64
Lampiran 9.
BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Herisman Bazikho
NIM : P01031214075
Judul : Hubungan Partisipasi Ibu keposyandu
dan Kelengkapan Imunisasi dengan Status
Gizi anak Usia 12-59 Bulan di Desa
Tanjung Gusti di Wilayah Kerja Puskesmas
Petumbukan.
No
Hari/
Tanggal
Topik Bimbingan
T. Tangan
Mahasiswa
T.Tangan
Pembimbing
1. 04/10/2017 Penelusuran Topik
1. Mencari masalah isu
mutahir
2. Mencari jurnal yang terkait
dengan topik masalah
3. Mengaris bawahi kutipan
yang perlu diambil
4. Memulai membuat Outline
2. 09/10/2017 Pendalaman topik yang dipilih
1. Menjelaskan literatur terkait
tentang topik permasalah
anemia
2. Menjelaskan literatur terkait
dengan variabel penelitian
3. Mencari data permasalahan
prevalensi anemia di dunia,
65
Indonesia dan sumatera utara
4. Memulai menyusun BAB I
3. 11/10/2017 Membahas BAB I
1. Berapa prevalensi anemia
2. Faktor-faktor penyebab
anemia
3. Uraikan literatur penelitian
yang mendukung penyebab
anemia
4. Uraikan literatur penelitian
yang mendukung pemberian
tablet Fe dengan kadar Hb.
4. 17/10/2017 1. Revisi bab 1
2. Perbaikan bab 1 cari
literatur yang mendukung
latar belakang
3. Masalah prevalensi
indonesia dan sumatera
utara.
5. 19/10/2017 1. Tujuan khusus dirumuskan
dengan jelas
66
2. Menyelesaikan bab 1 sampai
bab 3
6.
23/10/2017 1. Mengganti topik proposal
2. Cari masalah literatur
tentang partisipasi ibu dan
kelengkapan imunisasi
3. Menyelesaikan bab 1
sampai bab 3
7.
26/10/2017 1. Revisi bab 1sampai bab 3
2. Menambahkan metode
pengukuran status gizi
3. Menambahkan baku
WHO
4. Klasifikasi tentang
antropometriSk menkes
5. Menambahkan partisipasi
diposyandu
6. Kelengkapan imunisasi
8.
14/11/2017 1. Revisi Bab I, ll dan lll
9.
15/11/2017 1. Revis Bab l, ll dan lll
10. 21/06/2018 1. Data selesai ditellti
11. 15/08/2918 1. Pengolahan data
67
12. 16/08/2018 1. Pengolahan data dan
pembuatan master tabel
13. 17/08/2018 1. Fix master tabel
14. 18/08/2018 1. Merapi BAB III dan memu
15. 20/08/2018 1. Penulisan Bab IV dan Bab
V serta kesimpulan dan
saran
16. 20/08/2018 1. Penyusunan lampiran
17. 21/08/2018 1. Fix Bab IV dan Bab V
18. 21/08/2018 1. Pembuatan power point
sebelum ujian