Transcript
Page 1: Hubungan Limbah Cair Dan Lingkungan

Hubungan Limbah Cair Dan Lingkungan

Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan, meningkatkan penyakit pada manusia, dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya.Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan molusca, terutama bila limbah cair tersebut mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn. Akumulasi racun dalam tubuh pada konsentrasi yang tidak dapat ditoleransi bisa melumpuhkan organ bahkan mematikan fungsi kerja otak.

Limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya dapat menimbulkan dampak negatif pada manusia dan lingkungannya.Keseimbangan ekosistem tanah,air,dan udara dapat terganggu karena pencemaran ekosistem itu oleh berbagai jenis bahan pencemar biologis,kimiawi,maupun fisik yang terdapat pada limbah cair.Daya dukung lingkungan akan menurun sampai tingkat yang sangat kritis akibat pencemaran limbah cair pada ekosistem.Pembuangan limbah cair yang dilaksanakan dengan semestinya,secara aman dan saniter akan mencegah pencemaran lingkungan.Hal ini jelas sangat mendukung upaya pelestarian lingkungan (Suparmin,2010).

Contoh kasus perusakan lingkungan akibat limbah cair

Pencemaran Sungai Ciujung Akibat Limbah PT IKPP Semakin Membahayakan

Selasa, 11 September 2012

[SERANG] Pencemaran yang terjadi pada Sungai Ciujung, akibat limbah dari pabrik kertas yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) yang terletak di Kecamatan Keragilan, Kabupaten Serang semakin membahayakan. Namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang sendiri belum memiliki langkah konkrit untuk mengatasi pencemaran Sungai Ciujung tersebut.

Bahkan audit lingkungan yang saat ini sedang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup terhadap beberapa perusahaan yang diduga melakukan pencemaran dianggap tidak akan objektif. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang, Ahmad Soleh mengaku sangat pesimistis dengan hasil audit wajib tersebut. Sebab, seluruh pembiayaan audit ditanggulangi oleh perusahaan yang diaudit, dalam hal ini PT IKPP. “Kendati diserahkan kepada tim independen, hasilnya tidak akan objektif selama biaya audit lingkungan itu dibiayai oleh perusahaan yang diaudit. Logikanya, kalau saya memberikan uang untuk mereka, saya pun bisa memberikan pesanan terhadap mereka. Artinya hasilnya bisa saja disetir oleh saya

Page 2: Hubungan Limbah Cair Dan Lingkungan

meskipun hanya sekian persennya. Sama halnya dengan yang terjadi pada PT IKPP. Hasilnya sudah bisa diduga pasti tidak akan objektif,” tegas Ahmad Soleh di Serang, Senin (10/9). Soleh memaparkan bahwa tempat penampungan limbah yang dimiliki PT IKPP, tidak cukup untuk menampung seluruh limbah yang dikeluarkan yang kemudian diproses agar saat dialirkan ke Sungai Ciujung sesuai dengan buku mutu air yang dapat digunakan. “Faktanya, kekuatan penampung ipalnya hanya 32 ribu meter kubik per hari. Sementara setiap harinya PT IKPP membuang limbahnya hampir 38 ribu meter kubik,” jelasnya. Dikatakan, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukannya, saat ini saja bau Sungai Ciujung tercium hingga satu kilometer. Sementara airnya sendiri sudah tidak dapat digunakan lagi. “Mata saja sampai berair jika kita terlalu dekat akibat aroma limbah dari PT IKPP yang begitu menyengat,” katanya. Menurut Soleh, Pemkab Serang dan Pemprov Banten belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi limbah dari PT IKPP tersebut. Karena itu, masyarakat harus berani bersuara. “Manajemen PT IKPP  secara perlahan telah membunuh masyarakat Serang Timur dan Utara. Sementara pemerintah tidak pernah tegas menutup perusahaan yang jelas-jelas sudah melanggar undang-undang,” tegasnya. Sementara, Kepala Badan Lingkungan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Serang, Anang Mulyana hingga saat ini masih menunggu hasil audit tim independen dari Kementerian LH. Sebelum lebaran, kata Anang, pihaknya bersama dewan sudah menanyakan hasil audit tersebut. “Kita juga sudah melayangkan surat ke Kementerian LH untuk segera memberitahu hasil auditnya. Katanya, September 2012 ini akan diberikan,” jelasnya. Dikatakan Anang, audit tersebut merupakan audit wajib karena pencemaran limbah dari PT IKPP sudah dianggap membahayakan. Anang juga tidak menyangkalnya jika PT IKPP masih membuang limbahnya ke Sungai Ciujung meskipun debit airnya saat ini minim akibat musim kemarau.

Sumber : http://www.suarapembaruan.com

Tanggapan :

Kerusakan lingkungan akibat industrialisasi yang terjadi beberapa tahun ini semakin menjadi benang kusut yang sulit untuk diurai. pencemaran oleh industri dan limbah rumah tangga belumlah dipremasalahkan secara khusus kecuali di kota-kota besar,inilah yang mengakibatkan industri di pedesaan kurang memperhatikan lingkungan dan hanya fokus pada tingkat produktivitas mereka.Masyarakat yang dirugikan selalu dalam posisi lemah ketika berhadapan dengan Pengusaha. Teriakan pegiat lingkungan dan Media Massa belum mampu mengubah keadaan,padahal telah ada ebih dari 14 produk hukum mulai dari undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, dan sejumlah Peraturan Daerah berupaya Melindungi Masyarakat dari dampak Negatif  Industri, tetapi masih minim penegakan. Kurang tegasnya peraturan ini dikarenakan takut akan berlarinya Investor apabila ditindak.

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air sebenarnya telah diatur melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebelum dialirkan atau dibuang ke Sungai. bagaimana Industri harus mengolah limbah telah jelas peraturannya.Namun keyataannya,

Page 3: Hubungan Limbah Cair Dan Lingkungan

sebagian besar pengusaha diduga belum melaksakan Tata Aturan yang benar sesuai undang undang.

Sementara kemungkinan  Semua industri memang memiliki IPAL, tetapi sebagian besar tidak dijalankan. IPAL hanya menjadi formalitas Apalagi dengan situasi Ekonomi sekarang, Industri semakin memperketat Biaya Produksi. Selain menekan Biaya Produksi melalui Pengurangan Karyawan, Industri juga mengurangi biaya Pengelolaan Limbah. Biaya operasional IPAL sangat mahal. Daripada keluar uang banyak, mereka memilih jalan pintas yakni langsung membuang limbah tanpa diolah sebagaimana mestinya.Mestinya sejak awal pendirian pabrik, Pengusaha memasukkan item Pengolahan Limbah sebagai Biaya Produksi, bukan biaya Investasi Lingkungan. Akibatnya ketika Ongkos Produksi membengkak, Operasional IPAL ditekan untuk mengurangi beban Perusahaan,

Lebih parah lagi, ketika kasus pencemaran lingkungan oleh industri terus terjadi, Pemda tidak mampu menyelesaikan akar masalah, melainkan memediasi Pengusaha dan Masyarakat Korban Limbah untuk dibuatkan Kompensasi. Misalnya, Ganti Rugi Pengobatan, Pemberian air bersih, dan Sembako.hal inilah yang menjadikan penanganan limbah tidak pernah terealisasi dengan baik.Seharusnya pihak industri yang tidak memperhatikan lingkungan dituntut karena Aktivitas Ekploitasi yang telah dilakukan,terlebih jika sudah keterlaluan dapat diberi sanksi tidak boleh beroperasi.Sanki-sanksi keras seperti ini akan memaksa pihak industri untuk mematuhi peraturan mengenai pengolahan air limbah industri.

Masalah limbah cair berhubungan erat dengan masalah lingkungan hidup dan masalah kesehatan masyarakat.Masalah yang ada akan dapat dieliminasi,ditekan,atau dikurangi apabila faktor penyebab masalah dikurangi derajat kandungannya,dijauhkan,atau dipisahkan dari kontak dengan manusia.Sebagai contoh,agar tidak berperan sebagai sumber penularan penyakit.Limbah cair dari suatu sumber baru boleh dibuang ke lingkungan,tanah atau badan air setelah melalui proses pengolahan yang dapat menekan kandungan bahan pencemarnya sampai tingkatan tertentu yang sesuai dengan baku mutu limbah cair.

Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup dapat dilakukan dengan memperkuat sanksi dan memperluas jangkauan peraturan-peraturan tentang pencemaran lingkungan hidup.

dapus

Suparmin.2010.Pembuangan tinja & limbah cair: suatu pengantar.jakarta:EGC Hak Cipta.

Page 4: Hubungan Limbah Cair Dan Lingkungan

Top Related