HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN
DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN
NASIONAL DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
ARESY QURATUL AINI
NIM: 109104000008
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2013
Aresy Quratul Aini
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, September 2013
Aresy Quratul Aini, NIM: 109104000008
The Relationship between Coping and The Confidence of Students in
National Examinations in SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
xviii + 72 pages + 10 tables + 2 figures + 8 appendixes
ABSTRACT
National examination is one stressor that can cause stress for students. Students
who use appropriate coping is predicted can increase their confidence to do
national exams. This study aims to determine the relationship between coping and
their confidence in national examinations.
This study was done in SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. The study sample
was 84 students and taken by simple random sampling technique. This study uses
associative design with quantitative approach. Data collection using research
instrument such as questionnaires. The data analysis technique which used is the
chi square statistics with the aid program in its processing application.
The results of this study indicate that students with adaptive coping (85,7%),
maladaptive (14,3%), and students with high confidence (78,6%), moderate
(21,4%), while students with low self-esteem doesn’t exist. Statistical test results
showed that there was no relationship between coping and the confidence of
students in the national exams with p value 0,664 or sig>0,05.
Researcher suggest the school to conduct counseling program by optimizing the
role of nurses as counselor to prepare the optimal steps to boost confidence of
students, especially to do national exams.
Key Word: Coping, Confidence, National Exams
References: 56 (1998 – 2013)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, September 2013
Aresy Quratul Aini, NIM: 109104000008
Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi
Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
xviii + 72 halaman + 10 tabel + 2 gambar + 8 lampiran
ABSTRAK
Ujian nasional merupakan salah satu stressor yang dapat menimbulkan stres pada
siswa. Siswa yang menggunakan koping yang tepat diprediksi dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan koping dengan
kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Sampel
penelitian yang digunakan sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan
teknik simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang
digunakan adalah chi square dengan menggunakan bantuan program aplikasi
statistik dalam pengolahannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan koping adaptif
sebanyak 85,7 %, maladaptif 14,3 %, dan siswa dengan kepercayaan diri tinggi
sebanyak 78,6 %, sedang 21,4 %, sedangkan siswa dengan kepercayaan diri
rendah tidak ada. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional
dengan P value sebesar 0,664 atau Sig>0,05.
Peneliti menyarankan agar pihak sekolah mengadakan program konseling dengan
mengoptimalkan peran perawat sebagai conselor untuk menyiapkan langkah-
langkah yang optimal untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, khususnya
dalam menghadapi ujian nasional..
Kata Kunci: Koping, Kepercayaan Diri, Ujian Nasional
Daftar Bacaan: 56 (1998 – 2013)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Aresy Quratul Aini
NIM: 109104000008
Pembimbing I
Malina Handayani, S.Kp, M.Sc
NIP. 19790210 200501 2002
Pembimbing II
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19731106 200501 2003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
Aresy Quratul Aini
NIM: 109104000008
Pembimbing I
Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc
NIP. 19790210 200501 2002
Pembimbing II
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19731106 200501 2003
Penguji I
Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc
NIP. 19800802 200604 2001
Penguji II
Ernawati, S.Kp, M.Kep Sp.KMB
NIP. 19731106 200501 2003
Penguji III
Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc
NIP. 19790210 200501 2002
vii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN KOPING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
DI SMP NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
Aresy Quratul Aini
NIM: 109104000008
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM
NIP. 19790520 20091 1012
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR(hc). dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : ARESY QURATUL AINI
Tempat, tanggal Lahir : Tangerang, 2 April 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15,
Kecamatan Pondok Kacang Timur, Kelurahan
Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten 15225
HP : +6285777785909
E-mail : [email protected]
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 08 Pondok Aren 1997 – 2003
2. SMP Negeri 1 Pondok Aren 2003 – 2006
3. SMA Negeri 2 Ciputat 2006 – 2009
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 – Sekarang
ORGANISASI
1. PMR 2003 – 2005
2. Rohis 2006 – 2009
3. BEM FKIK 2010 – 2012
4. BEM IK 2012 – 2013
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ku Persembahkan untuk
Mama dan Papa yang Sangat Ku Cintai
Dalam setiap irama tubuhmu kau selalu menyapa penuh semangat..
Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan kau selalu tersenyum…
Dalam kerinduan yang sangat kau tak pernah lepas dari kasih sayang…
Kaulah pengantar luasnya pengetahuan
Kala ilmu ku hanya bagai tetesan air
Kaulah yang memenuhinya hingga bagai lautan
Kaulah bintang berkilau yang menyinari dunia
Andai ku bisa… Kan ku balas segenap cinta dan kasihmu
Andai ku mampu… Kan ku persembahkan permata seterang kilauanmu, setulus kasihmu, dan sebijak nasihatmu
Ya Allah.... Ku tengadahkan tangan berharap kau membahagiakannya
Ya Rabbi... Ku memohon berilah mereka mimpi yang selalu indah
Ya Rabbul Izzati... Ku berharap padaMu anugerahkan mereka kecupan hangat
Seperti yang selalu ia berikan pada hati kami
Ya Illahi... Sejahterakanlah mereka
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur tak terhingga penulis haturkan kepada my savior of live -
Allah SWT- the only reason I do what I do and I live what I live yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia serta ridha-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri
Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di Smp Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan.”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,
banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan
penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril
maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi dan
Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi selama penulis belajar di Program Studi Ilmu
Keperawatan.
xi
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku pembimbing 1 dan Ibu Ernawati,
S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing 2 yang dengan sabar
membimbing, memberikan saran dan kritiknya bagi penulisan skripsi ini.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tua, kakak, dan adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa
dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang telah memberi
persetujuan awal kepada penulis untuk penelitian di SMP Negeri 5 kota
Tangerang Selatan.
9. Guru-guru SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu
penulis dalam pengambilan data.
10. Sahabat-sahabat terbaik ku (Febriyani Pamikatsih, Ike Yulianti, Musiskah, Siti
Namira, Henditania Indrasetiawati) yang selalu ada dalam senang maupun
susah, mendukung dan memberi semangat.
11. Teman-teman ku di Ilmu Keperawatan angkatan 2009 terutama Ummi, Eva,
Desi, Sri, Walida, Inggar, Anggi dan Rus yang telah memberi kenangan dan
semangat selama kebersamaan yang telah dilalui.
12. Kakak-Kakak dan Adik-adik ku seperjuangan di Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan semangat dan perhatiannya.
13. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam
persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam
kesempatan ini.
xii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini kea rah yang lebih baik. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, September 2013
Aresy Quratul Aini
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
Pernyataan Keaslian Karya ..............................................................................ii
Abstract ............................................................................................................iii
Abstrak .............................................................................................................iv
Pernyataan Persetujuan ....................................................................................v
Lembar Pengesahan .........................................................................................vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................viii
Lembar Persembahan .......................................................................................ix
Kata Pengantar .................................................................................................x
Daftar Isi ..........................................................................................................xiii
Daftar Tabel .....................................................................................................xvi
Daftar Bagan ....................................................................................................xvii
Daftar Lampiran ...............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Perumusan Masalah .......................................................................6
C. Pertanyaan Penelitian .....................................................................7
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................8
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepercayaan Diri ..........................................................................10
1. Definisi Kepercayaan Diri ........................................................10
2. Faktor Pembentuk Rasa Percaya Diri .......................................12
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri .............................................15
4. Aspek Kepercayaan Diri ..........................................................17
Halaman
xiv
5. Karakteristik Remaja Kurang Percaya Diri ..............................21
B. Koping ..........................................................................................22
1. Definisi Mekanisme Koping ....................................................22
2. Macam-Macam Koping ...........................................................23
3. Faktor yang Mempengaruhi Koping .........................................28
4. Hasil dari Koping (Coping Outcome) .......................................30
C. Remaja ..........................................................................................31
1. Definisi Remaja ......................................................................31
2. Ciri Masa Remaja ...................................................................32
D. Ujian Nasional ..............................................................................36
E. Penelitian Terkait ...........................................................................39
F. Hubungan antara Koping dengan Kepercayaan Diri ....................40
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep ..........................................................................43
B. Definisi Operasional .....................................................................44
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................45
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..........................................................................46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................46
C. Populasi dan Sampel .....................................................................47
D. Teknik Pengambilan Sampel .........................................................49
E. Instrumen Penelitian .....................................................................50
F. Teknik Pengujian Instrumen .........................................................52
G. Tahap Pengambilan Data ..............................................................54
H. Teknik Analisa Data .....................................................................55
I. Etika Penelitian .............................................................................56
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Profil SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan ..............................58
B. Hasil Analisis Univariat ................................................................59
xv
C. Hasil Analisis Bivariat ..................................................................62
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat .........................................................................63
B. Analisis Bivariat ...........................................................................67
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................70
B. Saran .............................................................................................71
Daftar Pustaka
Lampiran
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
5.1
5.2
5.3
5.4
Indikaator Perilaku dari Rasa Percaya Diri
Definisi Operasional
Daftar Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Penelitian
Bobot Nilai
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Karakeristik Siswa berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional
Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional
Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam
Menghadapi Ujian Nasional
21
44
47
51
52
54
59
60
61
62
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1
3.1
Kerangka Teori
Konstelasi antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
42
43
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Tabulasi Data
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas
Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seseorang dikatakan remaja (adolescence) bila berusia antara 10
sampai 19 tahun (World Health Organization, 2004). Remaja juga dapat
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional
yang dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18
sampai 22 tahun (Santrock, 2003). Banyaknya perubahan yang terjadi pada
masa remaja, membuat mereka sering dilanda stres. Stres merupakan reaksi
tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan
(Patel, 1996 dalam Nasir & Muhith, 2011).
Survei yang dilakukan pada 60 orang remaja, penyebab utama dari
stres pada remaja dapat berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga,
tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah,
masalah ekonomi, dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka seperti
kematian, perceraian, atau penyakit yang dideritanya atau anggota
keluarganya (Walker, 1985 dalam Walker, 2002). Penyebab tercetusnya stres
biasa disebut dengan stressor. Stressor dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
internal yang berasal dari dalam individu itu sendiri dan eksternal yang berasal
dari lingkungan (Russell, 2005). Tekanan dari lingkungan sekolah merupakan
salah satu contoh penyebab stres yang sering terjadi pada remaja yang berasal
2
dari lingkungan (Namara, 2000 dalam Suldo, Shaunessy, & Hardesty, 2008).
Ujian merupakan penyebab utama dari stres akademik (Schafer, 1996 dalam
Rafidah, et al., 2009).
Periode usia 13 hingga 15 tahun umumnya usia siswa pada tingkatan
pendidikkan sekolah menengah pertama (kemdiknas.go.id). Siswa untuk naik
ke tingkat pendidikkan selanjutnya, harus melalui suatu tes atau ujian. Ujian
Nasional (UN) menurut Permendiknas Nomor 78 Tahun 2008 adalah kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada
jenjang pendidikkan dasar dan menengah (hukum.unsrat.ac.id).
UN sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya kurikulum 1968,
1984, dan 1994, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari tahun 1945
sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS)
dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun 2001 sampai
2005, yang selanjutnya berganti nama menjadi Ujian Nasional sejak 2005
sampai sekarang (Asiah & Rofieq, 2011). Kemdiknas menyatakan bahwa
ujian nasional tahun ini mengalami sejumlah perubahan, seperti bertambahnya
variasi soal yang sebelumnya berjumlah lima, kini menjadi dua puluh variasi
soal, hingga digunakannya sistem barcode pada naskah soal dan lembar
jawaban UN (LJUN). Komposisi bobot soal pun juga berubah, bila tahun lalu
bobot soal mudah sebanyak 10%, sedang 80%, dan sulit 10%, tahun ini bobot
soal sulit ditambah lagi 10 % sehingga komposisi bobot soal pada UN 2013
ini menjadi 10% soal mudah, 70% sedang, dan 20% sulit (kemdiknas.go.id).
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2013 menyatakan bahwa kriteria
kelulusan ujian nasional tahun 2013 yaitu apabila nilai rata-rata 5,5
3
(kemdiknas.go.id). Kriteria kelulusan ujian nasional tahun ini tidak mengalami
perubahan dari tahun lalu, namun masih dianggap hal yang menakutkan bagi
berbagai pihak, terutama bagi siswa itu sendiri yang akan menghadapinya.
Ketakutan oleh bayangan tidak lulus ujian nasional membuat para siswa
dilanda stres, seperti yang terjadi pada siswi di Bengkulu yang gagal
mengikuti UN 2012 yang diduga mengalami gangguan kejiwaan yang
disebabkan rasa takut yang berlebihan terhadap ujian nasional (sidomi.com).
UN dapat dikatakan sebagai stressor yang dapat menimbulkan stres
pada siswa yang akan menghadapinya, sehingga diperlukan mekanisme
koping yang adaptif untuk dapat mengatasi stres yang terjadi pada siswa.
Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan
masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik
secara kognitif maupun perilaku (Nasir & Muhith, 2011).
Mekanisme koping pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu
mekanisme koping berfokus pada masalah dan mekanisme yang berfokus
pada emosi. Remaja yang menggunakan koping berfokus masalah akan
mencoba untuk menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
Remaja yang memiliki koping berfokus emosi, mereka cenderung bersifat
emosional terutama dengan melakukan penilaian defensif, seperti menghindar,
atau menyangkal bahwa hal itu tengah terjadi (Lazarus, 1966, 1990, 1993
dalam Santrock, 2003).
Kepercayaan diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah
dan berusaha untuk menyelesaikannya (Bednar, Wells, & Peterson, 1989;
Lazarus, 1991 dalam Santrock, 2003). Percaya diri merupakan salah satu
4
konsep diri yang positif yang termasuk dari inti pola kepribadian (Surya,
2010). Siswa yang memiliki kepercayaan diri, tidak tergantung pada orang
lain dan akan percaya pada kemampuan yang dimilikinya (Rini, 2002).
Kurang percaya diri pada siswa juga dapat ditunjukkan dengan beberapa
perilaku, salah satunya yaitu mencontek saat menghadapi ujian atau tes
(Hakim, 2002).
Pelaksanaan ujian nasional pada tahun-tahun sebelumnya, sering
diwarnai dengan berbagai kecurangan yang dilakukan oleh siswa maupun
oknum yang tidak bertanggung jawab. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menerima 254 pengaduan. Pengaduan yang paling banyak
mengenai isu kecurangan yaitu 54 pengaduan di antaranya adalah 27
pengaduan kebocoran, 20 pengaduan tentang kunci jawaban, 6 pengaduan jual
beli soal, 2 pengaduan mengenai soal tertukar, dan 1 pengaduan soal yang
rusak (tempo.co.id). Hal ini sangat disayangkan bila mengingat Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menginginkan pendidikan yang bermutu bagi rakyat Indonesia
(menkokesra.go.id).
Percaya diri dalam menghadapi ujian nasional berpengaruh terhadap
kecemasan siswa, semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah
kecemasan siswa dalam menghadapi UN, begitu juga dengan sebaliknya
(Tariman, 2012). Kecemasan dapat menyebabkan lahan persepsi seseorang
berkurang sehingga cenderung untuk memusatkan perhatian pada sesuatu
yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain (Stuart &
Sundeen, 1998). Siswa yang cemas saat ujian nasional akan menyebabkan
5
konsentrasi yang buruk, dan dapat berdampak pada saat mengerjakan soal-soal
ujian nasional. Siswa yang kurang percaya diri juga dapat berdampak pada
masa depannya. Sukses dalam karier jarang datang pada orang yang kurang
memiliki keyakinan diri, ketabahan, dan kurang percaya diri. Seseorang
memiliki rasa percaya diri yang tinggi atas kemampuan atau potensi yang
dimilikinya, berarti orang tersebut memiliki ketahanan diri meniti karir
menuju keberhasilan, sebaliknya jika tidak memiliki rasa percaya diri terhadap
kemampuannya akan membuat seseorang cenderung stagnan dan tidak maju-
maju dalam karirnya (Yusuf, 2005).
Perawat memiliki beberapa peran, salah satunya adalah sebagai
counsellor. Seorang perawat sebagai counsellor dapat memberikan
bimbingan/ konseling kepada klien (Doheny, 1982 dalam Kusnanto, 2004).
Pemberian konseling ini juga dapat diberikan kepada para siswa untuk dapat
menggunakan koping yang sesuai atau adapatif sehingga dapat meningkatkan
rasa percaya diri pada siswa khususnya yang akan mengahadapi ujian
nasional.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tariman (2012) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dan
kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) siswa
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau
P < 0,05, dan penelitian terkait mekanisme koping dalam menghadapi ujian
nasional diteliti oleh Naviska (2012) menunjukkan bahwa 51% siswa
menggunakan mekanisme koping berfokus masalah yang artinya sudah
memiliki koping yang baik dalam mengatasi masalah UN yang mereka
6
hadapi, sementara 49% siswa masih menggunakan mekanisme koping
berfokus emosi.
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti belum
menemukan penelitian terkait hubungan antara koping dengan kepercayaan
diri dalam menghadapi ujian nasional. Peneliti juga berpikir bahwa koping
dan kepercayaan diri penting untuk diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji
lebih mendalam mengenai “Hubungan Koping dan Kepercayaan Diri Siswa
dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Sejumlah perubahan yang terjadi pada ujian nasional tahun 2013
seperti bertambahnya jumlah bobot soal sulit sebanyak 10 % serta variasi soal
menjadi 20 membuat para siswa dilanda stres karena takut tidak lulus, oleh
karena itu diperlukan mekanisme koping yang tepat untuk mengatasi stres
pada siswa. Mekanisme koping yang digunakan oleh siswa untuk mengatasi
stres yang timbul akibat ujian nasional berbeda-berbeda setiap individu, ada
yang menggunakan mekanisme koping berfokus masalah dan ada juga
mekanisme koping berfokus emosi. Siswa yang menggunakan mekanisme
koping yang kurang tepat dapat membuat kurangnya persiapan siswa dalam
menghadapi ujian nasional sehingga dapat menimbulkan ketidakpercayaan
diri. Hasil studi penelitian yang dilakukan pada 15 orang siswa kelas IX di
SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan, 7 siswa mengatakan bahwa belum siap
menghadapi ujian nasional dan merasa tidak percaya diri, dengan demikian
7
masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara koping dan
kepercayaan diri siswa dalam mengahadapi ujian nasional di SMP Negeri 5
kota Tangerang Selatan.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan,
maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran koping siswa dalam menghadapi ujian nasional di
SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan?
2. Bagaimana gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian
nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara koping dan kepercayaan diri
siswa dalam menghadapi ujian nasional?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara koping dan kepercayaan diri siswa dalam
menghadapi ujian nasional.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran koping siswa dalam menghadapi ujian
nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan.
b. Diketahuinya gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi
ujian nasional di SMP Negeri 5 kota Tangerang Selatan.
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk dapat menggunakan
mekanisme koping yang adaptif sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai cara
meningkatkan kepercayaan diri para siswa dan mempersiapkan langkah-
langkah yang optimal dalam menghadapi ujian nasional. Lebih lanjut,
diharapkan dapat mengoptimalkan peran perawat UKS untuk dapat
berkolaborasi dengan BK dalam memberikan konseling kepada para
siswa.
3. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi keperawatan anak yang
berguna dalam mengkaji mental dan psikis pada anak secara menyeluruh
khususnya dalam bidang pendidikan.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna
untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
9
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan
kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian terkait hubungan koping
dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Hal yang
membedakan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel
yang diteliti. Penelitian sebelumnya hanya meneliti terkait koping yang
digunakan siswa dalam menghadapi ujian nasional serta variabel kepercayaan
diri yang dihubungkan dengan variabel lain, seperti kecemasan. Populasi
penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan yang akan mengikuti ujian nasional yang berjumlah 309 orang.
Sampel penelitian ini sebanyak 84 orang dan teknik yang digunakan dengan
teknik simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah chi
square dengan bantuan program aplikasi statistik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepercayaan Diri
1. Definisi Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri termasuk dalam penerimaan diri positif.
Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasan/frustasi
dari kebutuhan penerimaan positif orang lain (Rogers, 1960 dalam
Alwisol, 2009). Kepercayaan diri juga termasuk dalam kebutuhan rasa
harga diri. Memperoleh kepuasan dari kebutuhan ini memungkinkan
individu memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan dan
penampilannya menjadi lebih kompeten, produktif dalam semua aspek
kehidupan, sebaliknya apabila seseorang mengalami kegagalan dalam
memperoleh kepuasan atau mengalami lack of self-esteem dia akan
mengalami rendah diri, tidak berdaya, tidak bersemangat, dan kurang
percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah kehidupan
yang dihadapinya (Maslow, 1960 dalam Hamdali & Jaenudin, 2013).
Rasa percaya diri (self-esteem) adalah dimensi evaluatif yang
menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau
gambaran diri (Santrock, 2003). Rasa percaya diri juga diartikan sebagai
sikap mental optimisme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri
untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri melakukan
penyesuaian-penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi (Surya, 2007).
11
Kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu untuk
menentukan bagaimana harus berperilaku sesuai dengan apa yang
dibutuhkan (Susanti, 2008). Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
akan lebih yakin untuk melakukan sesuatu atau masuk dalam suatu
lingkungan (Shintia, 2011).
Rasa percaya diri yang sejati berarti memiliki beberapa hal yang
meliputi integitas diri, wawasan pengetahuan, keberanian, sudut pandang
yang luas, dan harga diri yang positif. Alasan utama seseorang merasa
kurang percaya diri adalah karena tidak mengetahui apa sebenarnya yang
bisa dilakukan dan tidak mempunyai cukup pengalaman (Lumpkin, 2005).
Kepercayaan diri memampukan mengatasi tantangan baru,
meyakini diri sendiri dalam situasi sulit, melewati batasan yang
menghambat, menyelesaikan hal yang belum pernah dilakukan, dan
mengeluarkan bakat serta kemampuan sepenuhnya (Perry, 2005). Rasa
percaya diri juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar (Rifki,
2008).
Weinberg dan Gould menjelaskan bahwa rasa percaya diri
memberikan dampak positif pada hal-hal berikut ini (Setiadarma, 2000
dalam Yulianto & Nashori, 2006).
a. Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih
mudah mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan.
b. Konsentrasi, seorang individu akan lebih memusatkan perhatiannya
pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir.
12
c. Sasaran, individu cenderung mengarahkan pada sasaran yang cukup
menantang, karenanya ia juga akan mendorong dirinya untuk berupaya
lebih baik.
d. Usaha, individu tidak mudah patah semangat atau frustasi dalam
berupaya meraih cita-cita dan cenderung tetap berusaha kuat secara
optimal sampai usahanya berhasil.
e. Strategi, individu mampu mengembangkan berbagai strategi untuk
memperoleh hasil usahanya.
f. Momentum, individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah
patah semangat, terus berusaha, mengembangkan dan membuka
peluang bagi dirinya.
2. Faktor Pembentuk Rasa Percaya Diri
Percaya diri merupakan bagian dari karakteristik keperibadian
seseorang, sedangkan proses pembentukannya atau peningkatan percaya
diri sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis maupun aspek keterampilan
teknis yang dimiliki seseorang (Surya, 2010).
a. Aspek psikologis
Aspek psikologis yang mempengaruhi dan membentuk percaya diri,
yaitu gabungan unsur karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra
sosial, aspirasi, prestasi dan emosional, antara lain:
1) Self control (pengendali diri)
Fungsi self control ini mengatur power atau kekuatan dorongan
dan keinginan dalam diri yang menjadi inti tingkat kesanggupan,
13
keyakinan, keberanian, perasaan dan emosi dalam diri seseorang.
Self control dalam diri memberi kekuatan dan menggerakkan
percaya diri positif atau negatif.
2) Suasana hati yang sedang dihayati
Gambaran keadaan suasana hati (senang, bahagia, cemas, atau
sedih) atau perasaan sangat mempengaruhi pembentukkan suara
hati seseorang. Efek senang dan gembira merupakan sumber energi
yang mempengaruhi pembentukkan suara hati positif dan
berdampak meningkatkan power atau self control sehingga
pematangan konsep percaya diri pun semakin mantap. Perasaan
terpuruk, sedih, pesimis, cemas, marah, dan kesal sebaliknya akan
membebani hati dan berdampak pada suara hati negatif yang
mempengaruhi, menyedot, atau menurunkan power atau self
control sehingga membuat orang tidak percaya diri.
3) Citra fisik
Kondisi fisik seseorang sangat mempengaruhi suasana hati maupun
self control diri seseorang. Penerimaan terhadap kondisi fisik
cukup memuaskan akan memberikan suasana hati yang
menyenangkan. Dampaknya pada pembentukkan suara hati pun
positif dan mampu menggerakkan self control sehingga percaya
diri yang terbentuk pun positif.
4) Citra sosial
Salah satu unsur yang dapat mempengaruhi pematangan percaya
diri seseorang adalah bagaimana penilaian dan penerimaan
14
lingkungan sosial terhadap diri seseorang. Penerimaan lingkungan
yang baik dapat meningkatkan percaya diri secara positif,
sebaliknya penerimaan lingkungan yang buruk terhadap seseorang,
seperti remaja dianggap nakal, bodoh, jelek, dan sebagainya dapat
membuat remaja menilai negatif dirinya, merasa tak berharga atau
tak pantas dan rendah diri. Hal ini akan membuat remaja memiliki
suara hati negatif dan rasa percaya diri menjadi sangat lemah.
5) Citra diri (self image)
Citra diri ini merupakan gambaran yang meliputi:
a) nilai profil diri, seperti tingkat kecerdasan, status sosial,
ekonomi dan peranan dalam lingkungan sosial,
b) cita-cita ideal yang ingin dicapai dan seberapa besar pengaruh
tokoh-tokoh ideal yang diidolakan, baik yang ada di
lingkungan atau idola fantasi,
c) keberartian diri (kebanggaan diri) terhadap nilai peran diri di
lingkungan.
Meningkatkan citra diri perlu meningkatkan kemampuan pribadi,
nilai peran dalam lingkungan keluarga maupun pergaulan. Jika,
kemampuan cukup baik dan nilai peran cukup, maka suara hati pun
semakin mantap dan rasa percaya diri akan meningkat.
b. Aspek keterampilan teknis
Aspek keterampilan teknis, yaitu kemampuan menyusun kerangka
berpikir daan keterampilan berbuat secara terfokus, terarah, dan
terukur step by step untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan.
15
Aspek keterampilan teknis akan membantu individu untuk mampu
menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hingga
dapat diwujudkan dan diselesaikan, yang meliputi pengetahuan taktis,
metodis, dan imajinatif.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Empat cara untuk meningkatkan rasa percaya diri remaja
(Santrock, 2003), yaitu melalui:
a. Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri
Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri remaja merupakan langkah
yang penting untuk memperbaiki tingkat rasa percaya diri. Penelitian
yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa untuk meningkatkan rasa
percaya diri secara signifikan harus dilakukan intervensi terhadap
penyebab dari rendahnya rasa percaya diri. Remaja memiliki tingkat
rasa percaya diri yang paling tinggi ketika mereka berhasil di dalam
domain-domain diri yang penting, sehingga remaja harus didukung
untuk mengidentifikasikan dan menghargai kompetensi-kompetensi
mereka (Harter 1990b dalam Santrock, 2003).
b. Dukungan emosional dan penerimaan sosial
Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi
dari orang lain merupakan pengaruh yang juga penting bagi rasa
percaya diri remaja (Harter, 1990b dalam Santrock, 2003). Sumber
dukungan alternatif secara informal seperti dukungan dari seorang
guru, pelatih, atau orang dewasa lain yang berpengaruh, maupun
16
secara formal melalui program seperti kakak laki-laki asuh (Big
Brothers) dan kakak perempuan asuh (Big Sisters). Dukungan orang
dewasa dan teman sebaya menjadi faktor yang berpengaruh terhadap
rasa percaya diri remaja. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa
dukungan orang tua dan teman sebaya sama-sama berhubungan
dengan harga diri remaja secara keseluruhan (Robinson, 1995 dalam
Santrock, 2003).
c. Prestasi
Prestasi juga dapat memperbaiki tingkat rasa percaya diri remaja
(Bednar, Wells, & Peterson, 1989 dalam santrock, 2003). Rasa percaya
diri remaja meningkat menjadi lebih tinggi karena mereka tahu tugas-
tugas apa yang penting untuk mencapai tujuannya, dan karena mereka
telah melakukan tugas-tugasnya tersebut atau yang serupa dengan
tugas-tugasnya tersebut. Penekanan dari pentingnya prestasi dalam
meningkatkan tingkat rasa percaya diri remaja memiliki banyak
kesamaan dengan konsep teori belajar sosial kognitif Bandura
mengenai kualitas diri (self-efficacy) yang merupakan keyakinan
individu bahwa dirinya dapat menguasai suatu situasi dan
menghasilkan sesuatu yang positif (Santrock, 2003).
d. Koping
Rasa percaya diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah
dan berusaha untuk mengatasinya, bukan hanya menghindarinya
(Bednar, Wells, & Peterson, 1989; Lazarus, 1991 dalam santrock,
2003). Hal ini sesuai dengan pengertian koping adaptif yaitu koping
17
yang mendukung fungsi integrasi seperti dengan memecahkan masalah
(Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011). Remaja
menjadi lebih mampu menghadapi masalah secara nyata, jujur, dan
tidak menjauhinya ketika remaja memilih mengatasi masalahnya dan
bukan menghindarinya. Perilaku ini menghasilkan suatu evaluasi diri
yang menyenangkan yang dapat mendorong terjadinya persetujuan
terhadap diri sendiri yang bisa meningkatkan rasa percaya diri.
Perilaku yang sebaliknya dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya
diri (Santrock, 2003).
4. Aspek Kepercayaan Diri
Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri
proposional (Rini, 2002), diantaranya adalah:
a. Percaya akan kompetensi/ kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat
dari orang lain.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima
oleh orang lain atau kelompok.
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain (berani
menjadi diri sendiri).
d. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil).
e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
18
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/
mengharapkan bantuan orang lain).
f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain
dan situasi di luar dirinya.
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya
dan situasi yang terjadi.
Orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif juga memiliki
ciri-ciri (Lauster, 2003), sebagai berikut:
a. Ambisius
Ambisi merupakan dorongan untuk mencapai hasil yang diperlihatkan
kepada orang lain. Ambisi juga dimaksudkan untuk mempertinggi rasa
harga diri sendiri dan memperkuat kesadaran atas diri sendiri menurut
ilmu jiwa. Orang yang percaya diri cenderung memiliki ambisi yang
tinggi. Mereka selalu berpikiran positif dan berkeyakinan bahwa
mereka mampu berhasil dalam melakukan sesuatu.
b. Tidak tergantung pada orang lain
Ketidaktergantungan pada orang lain adalah tujuan yang dikejar
banyak orang, namun tidak mudah didapatkan dalam hidup. Orang
yang tidak bergantung pada orang lain, bebas dari pendapat orang lain,
tidak begitu memperhatikan norma-norma sosial, tahan terhadap
tekanan dan tidak begitu mengacuhkan kekuasaan.
19
c. Optimis
Optimis adalah kecenderungan manusia yang utama. Manusia sadar
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui. Akal pun tidak
dapat memberikan sesuatu pengetahuan yang pasti tentang masa
depan, individu membangun pengharapan yang diharapkan. Individu
yang optimis akan selalu berpikiran positif dan terbuka, selalu
beranggapan bahwa akan berhasil, serta dapat menggunakan
kemampuan dan kekuatannya secara efektif.
d. Tidak mementingkan diri sendiri
Tidak mementingkan diri sendiri adalah keramahan manusia murni
tanpa tujuan untuk mendapatkan balas jasa pujian maupun sanjungan
atau mengharapkan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dari
orang lain. Orang yang percaya diri tidak hanya mementingkan
kebutuhan pribadi akan tetapi peduli terhadap orang lain.
e. Toleransi
Seseorang dikatakan toleransi jika dia dapat menerima perbedaan
orang lain (pendapat, kelakuan, tingkah laku, warna kulit, gaya hidup).
Orang yang mencapai tingkat toleransi menyadari bahwa perbedaan
pendapat bukanlah sesuatu yang ditakutkan, tetapi merupakan gejala
yang biasa.
20
Sikap percaya diri juga dibagi menjadi empat ciri utama yang khas
pada individu (Lidenfield,1997 dalam Shintia, 2011), yaitu:
a. Cinta diri, individu yang percaya diri mencintai dirinya dan peduli
tentang dirinya karena perilaku dan gaya hidup individu untuk
memelihara dirinya.
b. Pemahaman diri, individu sangat sadar diri dan individu ingin tahu
bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya.
c. Tujuan yang jelas, hal ini disebabkan karena individu mempunyai
pikiran yang jelas mengapa individu melakukan tindakan tertentu.
Dengan memiliki sikap seperti ini individu dapat dengan mudah
membuat keputusan.
d. Berpikir positif, individu yang percaya diri biasanya merupakan teman
yang menyenangkan, salah satu sebabnya ialah karena individu biasa
melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan individu mengharap serta
mencari pengalaman dari hasil yang bagus.
Suatu penelitian yang menggunakan observasi tingkah laku untuk
mengukur rasa percaya diri menunjukkan bahwa beberapa tingkah laku
positif dan juga negatif dapat memberi petunjuk tentang rasa percaya diri
remaja (Savin-Wiliams & Demo, 1983 dalam Santrock, 2003). Indikator
dari perilaku rasa percaya diri juga dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
21
Tabel 2.1 Indikator Perilaku dari Rasa Percaya Diri
Indikator Positif Indikator Negatif
1. Mengarahkan atau memerintah orang lain
2. Menggunakan kualitas suara yang
disesuaikan dengan situasi
3. Mengekspresikan pendapat
4. Duduk dengan orang lain dalam
aktivitas sosial
5. Bekerja secara kooperatif dalam kelompok
6. Memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara
7. Menjaga kontak mata selama pembicaraan berlangsung
8. Memulai kontak yang ramah dengan orang lain
9. Menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain
10. Berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan
1. Merendahkan orang lain dengan cara menggoda, memberi nama
panggilan, dan menggosip 2. Menggerakkan tubuh secara
dramatis atau tidak sesuai konteks
3. Melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak
fisik 4. Memberikan alasan-alasan ketika
gagal melakukan sesuatu
5. Melihat sekeliling untuk memonitor orang lain
6. Membual secara berlebihan tentang prestasi, keterampilan, dan penampilan fisik
7. Merendahkan diri sendiri secara verbal, depresiasi diri
8. Berbicara terlalu keras, tiba-tiba, atau dengan nada suara yang dogmatis
9. Tidak mengekspresikan pendapat atau pandangan, terutama ketika ditanya
10. Memposisikan diri secara submisif
Sumber: R. C. Savin-Williams dan D. H. Demo, “Conceiving or Misconceiving the Self: Issues in
Adolescent Self-Esteem” in Journal of Early Adolescence, 3:121-140. (dalam Santrock, 2003)
5. Karakteristik Remaja Kurang Percaya Diri
Gejala perilaku tidak percaya diri di kalangan remaja, terutama
yang berusia sekolah antara SMP dan SMA (Hakim, 2002), antara lain:
a. Takut menghadapi ulangan.
b. Menarik perhatian dengan cara yang kurang wajar.
c. Tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat.
d. Salah tingkah atau gugup saat tampil di depan kelas.
e. Timbulnya rasa malu yang berlebihan.
22
f. Tumbuhnya sikap pengecut.
g. Sering mencontek saat menghadapi tes.
h. Mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi.
i. Salah tingkah dalam menghadapi lawan jenis.
j. Tawuran dan main keroyok.
B. Koping
1. Definisi Mekanisme Koping
Setiap individu yang mengalami stres dapat menimbulkan
ketidaknyamanan akibat ketegangan fisik dan emosional. Hal ini akan
membuat seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk
mengatasinya. Hal-hal yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari
koping (Nasir & Muhith, 2011).
Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan
dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
yang melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985 dalam
Nasir & Muhith, 2011). Mekanisme koping juga diartikan sebagai
mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang
diterima, apabila mekanisme koping yang digunakan berhasil maka
individu tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi
(Nursalam & Kurniawati, 2007). Penggunaan mekanisme koping menjadi
efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada
individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan
dapat mengatasi ansietasnya (Asmadi, 2008).
23
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi
dua (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011), yaitu:
a. Mekanisme koping adaptif, yaitu mekanisme koping yang mendukung
fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan.
Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah
secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang, dan aktivitas
konstruktif.
b. Mekanisme koping maladaptif, yaitu mekanisme koping yang
menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan
otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan.
2. Macam-Macam Koping
Dua strategi yang dapat dilakukan dalam koping (Lazarus &
Folkman, 1984 dalam Nasir & Muhith, 2011), yaitu:
a. Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping)
Problem focused coping, yaitu usaha untuk mengatasi stres dengan
cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan
sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Problem focused
coping ditujukan dengan mengurangi demands dari situasi yang penuh
dengan stres atau memperluas sumber untuk mengatasinya. Seseorang
cenderung menggunakan metode problem focused coping apabila
mereka percaya bahwa sumber atau demands dari situasinya dapat
diubah. Strategi yang dipakai dalam problem focused coping antara
lain sebagai berikut:
24
1) Confrontative coping: usaha untuk mengubah keadaan yang
dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan
yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko.
2) Seeking social support: usaha untuk mendapatkan kenyamanan
emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
3) Planful problem solving: usaha untuk mengubah keadaan yang
dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan
analitis.
b. Koping Berfokus pada Emosi (emotion focused coping)
Emotion Focused Coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara
mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
dianggap penuh tekanan. Emotion focused coping ditujukan untuk
mengontrol respon emosional terhadap situasi stres. Seseorang dapat
mengatur respon emosionalnya melalui pendekatan perilaku dan
kognitif. Strategi yang digunakan dalam emotional focused coping
antara lain sebagai berikut:
1) Self control: usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi
situasi yang menekan
2) Distancing: usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti
menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau
menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti
menganggap masalah sebagai lelucon.
25
3) Positive reappraisal: usaha untuk mencari makna positif dari
permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri, biasanya
juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius.
4) Accepting Responsibility: usaha untuk menyadari tanggung jawab
diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba
menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.
Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan
tindakannya sendiri, namun strategi ini menjadi tidak baik bila
individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah
tersebut.
5) Escape/ avoidance: usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan
lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada
hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-
obatan.
Selain yang telah diuraikan di atas, ada ciri-ciri tertentu dari
seseorang dalam memecahkan suatu masalah berdasarkan tuntutan yang
dihadapi, (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011), di
antaranya adalah:
a. Gaya koping positif
Merupakan gaya koping yang mampu mendukung integritas ego.
Berikut ini adalah macam gaya koping positif:
1) Problem solving, merupakan usaha untuk memecahkan masalah.
Masalah harus dihadapi dan dipecahkan, dan bukan dihindari atau
ditekan di alam bawah sadar, seakan-akan masalah itu tidak berarti.
26
Pemecahan masalah ini digunakan sebagai cara untuk menghindari
tekanan atau beban psikologis akibat adanya stressor yang masuk
dalam diri seseorang.
2) Utilizing social support, merupakan tindak lanjut dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika masalah itu belum
terselesaikan. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan manusia dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tidak semua orang mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini terjadi karena rumitnya
masalah yang dihadapi. Sebagai makhluk sosial, bila seseorang
mempunyai masalah yang tidak mampu diselesaikannya sendiri,
seharusnya tidak disimpan sendiri dalam pikirannya, namun carilah
dukungan dari orang lain yang dapat dipercaya dan mampu
memberikan bantuan dalam bentuk masukkan dan saran dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi tersebut. Semakin banyak
dukungan dari orang lain, maka semakin efektif upaya
penyelesaian masalahnya.
3) Looking for silver lining. Kepelikan masalah yang dihadapi
terkadang akan membawa kebuntuan dalam upaya menyelesaikan
masalah. Walaupun sudah ada upaya maksimal, terkadang masalah
tersebut belum didapatkan titik temunya. Sesulit dan sepelik
apapun masalah yang dihadapi, setidaknya manusia harus tetap
berpikir positif dan mengambil hikmahnya. Manusia diharapkan
mau menerima kenyataan ini sebagai sebuah ujian dan cobaan
27
yang harus dihadapi tanpa menurunkan semangat dan motivasi
untuk selalu berusaha menyelesaikan masalahnya.
b. Gaya koping negatif
Merupakan gaya koping yang akan menurunkan integritas ego, dimana
penentuan gaya koping akan merusak dan merugikan dirinya sendiri,
yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
1) Avoidance, merupakan bentuk dari proses internalisasi terhadap
suatu pemecahan masalah ke dalam alam bawah sadar dengan
menghilangkan atau membebaskan diri dari suatu tekanan mental
akibat masalah-masalah yang dihadapi. Cara ini dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mengatasi situasi tertekan dengan lari dari
situasi tersebut atau menghindari masalah yang berujung pada
penumpukkan masalah dikemudian hari. Bentuk pelarian diri
diantaranya dengan beralih pada hal lain, seperti makan, minum,
merokok, atau menggunakan obat-obatan dengan tujuan
menghilangkan masalah sesaat untuk tujuan sesaat, padahal hanya
upaya untuk menunda masalah dan bukan menyelesaikan masalah.
2) Self-blame, merupakan bentuk dari ketidakberdayaan atas masalah
yang dihadapi dengan menyalahkan diri sendiri tanpa evaluasi diri
yang optimal. Kegagalan orang lain dialihkan dengan menyalahkan
dirinya sendiri sehingga menekan kreativitas dan ide yang
berdampak pada penarikan diri dari struktur sosial.
3) Wishfull thinking, kegagalan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan seharusnya tidak menjadikan seseorang berada pada
28
kesedihan yang mendalam. Hal ini terjadi karena dalam penentuan
standar diri, diset atau dikondisikan terlalu tinggi sehingga sulit
untuk dicapai. Penentuan standar yang terlalu tinggi menjadikan
seseorang terbuai dalam khayalan dan impian tanpa kehadiran
fakta yang nyata. Menyesali kegagalan berakibat kesedihan yang
mendalam merupakan bentuk dari berduka yang disfungsional,
dimana hal tersebut merupakan pintu dari seseorang mengalami
gangguan jiwa.
3. Faktor yang Mempengaruhi Koping
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan individu untuk
mengatasi situasi tertentu (Christensen & Kenney, 2009), yaitu:
a. Karakteristik personal
Karakteristik personal yang mempengaruhi koping meliputi tahap
perkembangan, nilai dan tujuan personal, kepercayaan mengenai diri,
peran, dan tanggung jawab. Persepsi individu terhadap situasi dan
pengalaman koping masa lalu terhadap situasi serupa adalah juga
termasuk karakteristik individual yang mempengaruhi koping.
b. Sumber daya yang tersedia
Sumber-sumber yang tersedia bagi individu meliputi sumber internal
maupun eksternal, seperti status kesehatan, waktu, dan energi yang
tersedia, status keuangan, dan status pendukung interpersonal.
29
c. Situasi
Situasi dapat menjadi jangka panjang atau jangka pendek, dan
diklasifikasikan sebagai situasi fisik, psikologis/ intelektual, sosial,
atau lingkungan. Situasi fisik dapat berupa penyakit, pembedahan,
bekerja berlebihan, atau bahaya fisik. Situasi psikologis atau
intelektual berupa stimulasi yang berlebihan, berjuang untuk
keberhasilan, tidak ada tujuan yang ditetapkan, dan kebosanan. Situasi
sosial meliputi banyaknya tuntutan peran, tekanan untuk menyesuaikan
diri, dan isolasi. Situasi lingkungan meliputi cuaca, kondisi tempat
tinggal yang padat, dan polusi.
d. Pola koping yang dikembangkan
Pola koping bersifat individual dan dibangun untuk membantu
individu menghadapi situasi yang berbahaya, mengancam,
menimbulkan konflik, atau menantang. Pola koping digambarkan
sebagai langsung dan tidak langsung. Pola koping tidak langsung
adalah tindakan-tindakan untuk mengurangi kecemasan yang
disebabkan oleh situasi tertentu tanpa adanya perubahan situasi. Pola
koping langsung adalah tindakan-tindakan yang berhadapan dengan
situasi khusus. Kedua tipe koping tersebut sama-sama bermanfaat,
namun pola koping tidak langsung lebih bersifat sementara dan pada
akhirnya tidak mengubah situasi
30
4. Hasil dari Koping (Coping Outcome)
Koping yang efektif adalah koping yang membantu seseorang
untuk menoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan
tekananan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus & Folkman, 1984 dalam
Nasir & Muhith, 2011). Strategi koping perlu mengacu pada lima fungsi
tugas koping yang dikenal dengan istilah coping task, agar koping dapat
dilakukan dengan efektif (Cohen & Lazarus, dalam Taylor, 1991 dalam
Nasir & Muhith, 2011) yaitu:
a. Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan
prospek untuk memperbaikinya.
b. Menoleransi dan menyusaikan diri dengan kenyataan yang negatif.
c. Mempertahankan gambaran diri yang positif.
d. Mempertahankan keseimbangan emosional.
e. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain.
Efektifitas koping bergantung pada keberhasilan pemenuhan
coping task (Taylor, 1991 dalam Nasir dan Muhith, 2011). Setelah koping
dapat memenuhi sebagian atau semua fungsi tugas tersebut, maka dapat
terlihat bagaimana coping outcome yang dialami tiap individu. Coping
outcome adalah kriteria hasil koping untuk menentukan keberhasilan
koping. Beberapa coping outcome (Nasir & Muhith, 2011), adalah sebagai
berikut:
a. Ukuran fungsi fisiologis, yaitu koping dinyatakan berhasil bila koping
yang dilakukan dapat mengurangi indikator dan membangkitkan
31
(arousal) stres seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung, detak
nadi, dan sistem pernapasan.
b. Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia
mengalami stres dan seberapa cepat ia dapat kembali. Koping
dinyatakan berhasil bila koping yang dilakukan dapat membawa
individu kembali pada keadaan seperti sebelum individu mengalami
stres.
c. Efektifitas dalam mengurangi psychological distress. Koping
dinyatakan berhasil jika koping tersebut dapat mengurangi rasa cemas
dan depresi pada individu.
C. Remaja
1. Definisi Remaja
Seorang dikatakan remaja (adolescence) bila berusia diantara 10
sampai 19 tahun (WHO, 2004). Masa remaja juga diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2003).
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian
kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990 dalam Jahja,
2011). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Bagian dari masa
dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi
32
reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir
secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001, dalam Jahja, 2011).
Masa remaja yang secara literatur berarti “tumbuh hingga
mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis, sosial, dan
kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas (Wong dkk, 2008).
Pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang
meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama
masa remaja awal (Santrock, 2003).
Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal dan masa remaja
akhir (Santrock, 2003). Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira
sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup kebanyakan
perubahan pubertas, berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16-17 tahun
(Santrock, 2003; Jahja, 2011). Masa remaja akhir (late adolescence), yaitu
usia matang secara hukum berkisar antara usia 16-17 tahun hingga 18
tahun (Jahja, 2011).
Jadi dapat didefinisikan bahwa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak menjadi dewasa berkisar usia belasan yaitu antara usia 11 tahun
hingga 19 tahun yang ditandai dengan perubahan yang cepat baik biologis,
psikologis, maupun sosial.
2. Ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan
manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,
2003). Pendapat lain bahwa masa remaja juga dikatakan sebagai masa
33
perubahan (Jahja, 2011). Beberapa perubahan yang terjadi masa remaja, di
antaranya perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional (Wong dkk,
2008).
a. Perubahan Fisik
Terdapat lima perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja,
yaitu pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh),
perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi,
perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem
respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh
(Tanner, 1989 dalam Batubara, 2010). Perubahan fisk yang terjadi,
yang paling tampak nyata semasa pubertas adalah meningkatnya tinggi
dan berat, serta kematangan seksual (Santrock, 2003).
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja (Jahja, 2011). Remaja menunjukkan
perhatian yang besar terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
dan mengembangkan gambaran pribadi mengenai seperti apa tubuh
mereka (Santrock, 2003).
b. Perubahan Kognitif
Berpikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan
berpikir abstrak. Pada tahap ini, yaitu periode operasional formal,
merupakan tahap Piaget yang ke empat dan terakhir. Remaja tidak lagi
dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri berpikir
konkret (Wong dkk, 2008). Piaget juga mengatakan bahwa remaja
34
termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan berpikirnya
untuk mendapat informasi baru (Santrock, 2003).
Remaja dalam pandangan Piaget, secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka (Jahja,
2011). Dengan kata lain, pada saat ini mereka lebih jauh ke depan.
Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat
membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi seperti
kemungkinan kuliah dan bekerja, memikirkan bagaimana segala
sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan
dengan orang tua, dan akibat tindakan mereka, misalnya dikeluarkan
dari sekolah (Wong dkk, 2008).
c. Perubahan Sosial
Proses untuk memperoleh kematangan pada remaja penuh
dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua (Wong dkk,
2008). Remaja menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka
takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung
jawab terkait dengan kemandirian (Jahja, 2011).
Kebebasan pada remaja memerlukan perkembangan hubungan
sosial di luar keluarga yang membantu remaja mengidentifikasi peran
di masyarakat. Perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan
kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia
dan Olds, 2001 dalam Jahja, 2011). Teman sebaya menyediakan sarana
35
untuk perbandingan secara sosial dan sumber informasi tentang dunia
di luar keluarga (Santrock, 2003).
d. Perubahan Emosional
Masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari
perubahan fisik yang sedemikian cepat pada masa pubertas (Hall
dalam Aghla, 2004). Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat
pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm & stress.
Segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya
(Jahja, 2011).
Sebuah survei yang dilakukan pada 60 orang remaja, penyebab
utama dari stres pada remaja dapat berasal dari hubungan dengan
teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan
orang lain, tekanan di sekolah, masalah ekonomi, dan tragedi yang ada
dalam kehidupan mereka seperti kematian, perceraian, atau penyakit
yang dideritanya atau anggota keluarganya (Walker, 1985 dalam
Walker 2002). Salah satu contoh penyebab stres yang sering terjadi
pada remaja yang berasal dari lingkungan yaitu tekanan dari
lingkungan sekolah (Namara, 2000 dalam Suldo, Shaunessy, &
Hardesty, 2008).
Stres yang berkaitan dengan sekolah di bagi dua, (1) academic
pressures (tekanan akademik) meliputi pengaruh dari lingkungan
sekolah berupa cara guru mengajar, tugas-tugas, beban mata pelajaran,
tidak dapat mengelola waktu belajar, ujian dan (2) peer pressures
36
(tekanan sebaya), berupa konflik, persaingan, diterima atau ditolak
kelompok sebaya, lawan jenis juga dapat mempengaruhi stres siswa
(Greenberg, 2002 dalam Arief 2012).
D. Ujian Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional, pasal 1 ayat (5) menyatakan bahwa Ujian
Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun
2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SLB),
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009, pasal 1 ayat (1) menyatakan
bahwa Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi
peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
(kemdiknas.go.id).
Ujian Nasional (UN) sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya
kurikulum 1968, 1984, dan 1994, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari
tahun 1945 sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
(EBTANAS) dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun
37
2001 sampai 2005, yang selanjutnya berganti nama menjadi Ujian Nasional
sejak 2005 sampai sekarang (Asiah & Rofieq, 2011). Ujian Nasional (UN)
tahun ini mengalami sejumlah perubahan di antaranya bertambahnya variasi
soal yang sebelumnya hanya berjumlah 5, kini menjadi 20 variasi soal, hingga
digunakannya sistem barcode pada naskah soal dan lembar jawaban UN
(LJUN), selain itu, komposisi bobot soal juga berubah. Bila tahun lalu bobot
soal mudah sebanyak 10%, sedang 80%, dan sulit 10%, tahun ini bobot soal
sulit ditambah lagi 10%, sehingga komposisi bobot soal pada UN 2013 ini
menjadi 10% soal mudah, 70% sedang, dan 20% sulit (kemdiknas.go.id).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional, pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa kriteria
kelulusan peserta didik dari UN untuk SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK, Program Paket B, dan Program Paket C apabila
nilai rata-rata dari semua Nilai Akhir (NA) paling rendah 5,5 dan nilai setiap
mata pelajaran paling rendah 4,0. NA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diperoleh dari gabungan Nilai Sekolah/Madrasah/Pendidikan kesetaraan dari
mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan nilai UN, yaitu dengan
pembobotan 40% nilai S/M/PK dari mata pelajaran yang diujikan secara
nasional dan 60% dari nilai UN (kemdiknas.go.id).
Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dalam pelaksanaannya tentunya
memiliki landasan hukum. Landasan hukum penyelenggaraan UN tahun 2013
menurut Permendikbud No. 3 Tahun 2013 (kemdiknas.go.id), yaitu:
38
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukkan dan
Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia.
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukkan, Tugas,
dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara.
6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu II.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
39
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang
Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket
C.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket
A, Program Paket B, dan Program Paket C.
13. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012
tentang Pendidikan Keagamaan Islam.
E. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian terkait koping dan kepercayaan diri dalam
menghadapi ujian nasional adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Naviska (2012), menunjukkan bahwa 51 %
siswa SMAN 1 Purwakarta menggunakan mekanisme koping berfokus
masalah yang artinya sudah memiliki koping yang baik dalam mengatasi
masalah Ujian Nasional yang mereka hadapi, sementara 49 % siswa
SMAN 1 Purwakarta masih menggunakan mekanisme koping berfokus
emosi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tariman (2012), menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dan kepercayaan
diri terhadap kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) siswa SMAN 1
40
Kota Tangerang Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau P <
0,05. Adapun nilai R square (R2) dari semua variabel penelitian yang telah
diujikan adalah sebesar 0,302 atau 0,2% dan sisanya sebesar 69,8% dapat
disebabkan oleh faktor lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap
kecemasan menghadapi UN.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rini (2013), menunjukkan adanya
hubungan negatif yang sangat signifikan antara self efficacy dengan
kecemasan. Hal ini berarti apabila self efficacy tinggi maka kecemasan
menghadapi ujian nasional rendah, dan sebaliknya jika nilai self efficacy
rendah maka kecemasan dalam menghadapi ujian nasional tinggi.
4. Penelitian yang dilakukan Ratih (2012), menunjukkan adanya hubungan
antara tingkat kecemasan dengan koping siswa dalam menghadapi ujian
nasional dengan P = 0,000.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti belum
menemukan penelitian terkait hubungan antara koping dengan kepercayaan
diri dalam menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, peneliti merasa layak
penelitian ini untuk diteliti lebih lanjut.
F. Hubungan antara Koping dengan Kepercayaan Diri
Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam
upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang
melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985 dalam Nasir &
Muhith, 2011). Ada dua gaya koping yang digunakan individu dalam
menyelesaikan masalahnya yaitu gaya koping positif atau adaptif serta gaya
41
koping negatif atau maladaptif (Stuart & Sundeen, 1995, dalam Nasir &
Muhith, 2011).
Kepercayaan diri adalah kemampuan mengatasi tantangan baru,
meyakini diri sendiri dalam situasi sulit, melewati batasan yang menghambat,
menyelesaikan hal yang belum pernah dilakukan, dan mengeluarkan bakat
serta kemampuan sepenuhnya (Perry, 2005). Aspek-aspek kepercayaan diri di
antaranya ambisius, tidak tergantung pada orang lain, optimis, tidak
mementingkan diri sendiri, dan toleransi (Lauster, 2003).
Mencermati uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa seorang siswa
yang menggunakan mekanisme koping yang tepat, akan dengan sendirinya
dapat meningkatkan rasa percaya diri. Siswa akan menghadapi masalahnya
dan berusaha untuk menyelesikannya sehingga kepercayaan diri yang ada di
dalam dirinya akan semakin meningkat. Oleh karena itu, semakin tepat koping
yang digunakan, maka akan semakin tinggi kepercayaan diri siswa. Dengan
demikian, diduga ada hubungan positif antara koping dengan kepercayaan diri
siswa.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan model kerangka teori secara
sederhana seperti gambar 2.1
42
Gambar 2.1. Model Kerangka Teori Penelitian Hubungan antara Koping dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas IX dalam Menghadapi Ujian Nasional (Santrock, 2003; Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Nasir dan Muhith, 2011; Walker, 1985
dalam Walker 2002; Wong dkk, 2008)
Remaja
1. Perubahan fisik 2. Perubahan kognitif 3. Perubahan sosial
4.
Stres
Problem solving Utilizing social
support Looking for silver
lining
Avoidance Self-blame
Wishfull thinking
Perubahan
emosional
Hubungan dengan teman dan keluarga Tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan
orang lain Masalah ekonomi Tragedi yang ada dalam kehidupan, seperti
kematian, perceraian, atau penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya
Tekanan di sekolah → ujian
Koping
Adaptif Maladaptif
Kepercayaan Diri ↑ Kepercayaan Diri ↓
43
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengkaji dua variabel yang terdiri dari satu variabel
bebas (independen), yaitu koping dan satu variabel terikat (dependen), yaitu
kepercayaan diri. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
digambarkan dalam bentuk konstelasi antar variabel seperti pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Konstelasi antara Variabel Bebas dengan Varibel Terikat
Koping Kepercayaan
Diri
44
B. Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel koping sebagai
variabel independen dan kepercayaan diri sebagai variabel dependen.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat
Ukur
Hasil Ukur Skala
Independen: Koping
Strategi/ upaya penyesuian diri
untuk mengatasi stressor
Menggunakan skala Likert
dengan 18 pernyataan.
Kuesioner B
Penilaian: 1. Adaptif,
jika: Skor adaptif >
Skor maladaptif
2. Maladaptif, jika: Skor
adaptif < Skor
maladaptif
Ordinal
Dependen: Kepercayaan Diri
Suatu sikap optimis pada kemampuan
diri sendiri untuk dapat
mengeluarkan kemampuan yang dimiliki
sepenuhnya sehingga dapat
mengatasi segala hambatan
untuk mencapai
sukses
Menggunakan skala Likert dengan 18
pernyataan.
Kuesioner C
Penilaian: 1. Rendah,
jika:
Skor < 24 2. Sedang,
jika: 24 ≤ Skor < 48
3. Tinggi, jika:
48 ≤ Skor
Ordinal
45
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2009). Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan yang signifikan antara koping
dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP
Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
Sebuah penelitian mengandung metode yang harus dilalui sebagai syarat
dalam penelitian. Bab ini menguraikan beberapa cara pelaksanaan penelitian
dengan menyajikan metode-metode yang digunakan serta teknik analisis untuk
menjawab rumusan masalah penelitian.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Desain penelitian yang direncanakan
adalah penelitian asosiatif/ hubungan dengan rancangan penelitian cross
sectional. Pendekatan penelitian dengan kuantitatif lebih memberikan makna
dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara
kebahasaan dan kulturalnya (Siregar, 2013). Penelitian asosiatif/ hubungan
dengan cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat (Nursalam, 2009).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
yang beralamat di Jl. Prima Barat No. 59 Perumahan Pondok Kacang Prima
Kecamatan Pondok Aren–Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada
18 April 2013.
47
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
IX yang mengikuti ujian nasional tahun 2013 di SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan yang berjumlah 309 orang yang terbagi dalam 9 kelas.
Daftar jumlah siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan yang mengikuti ujian nasional tahun 2013 tercantum dalam Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan yang Mengikuti Ujian Nasional Tahun 2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1. 9.1 35 siswa
2. 9.2 35 siswa
3, 9.3 34 siswa
4. 9.4 33 siswa
5. 9.5 32 siswa
6. 9.6 35 siswa
7. 9.7 35 siswa
8. 9.8 34 siswa
9. 9.9 36 siswa
Jumlah 309 siswa
Sumber: SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
48
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Sampel digunakan disebabkan karena adanya kendala
tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi banyaknya subjek
penelitian disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya
(Arikunto, 2010). Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, maka
sampel yang diambil harus representative, yaitu mewakili populasi, dalam
arti semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada pada populasi tercermin
dalam sampel (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian harus memenuhi
kriteria, sebagai berikut:
a. Siswa kelas IX yang akan mengikuti ujian nasional tahun 2013
b. Bersekolah di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
c. Bersedia menjadi responden
Rumus yang digunakan dalam mengambil sampel menggunakan
rumus uji beda dua proporsi (Dahlan, 2010), adalah sebagai berikut:
n1 = n2 =
Keterangan:
Zα = deviat baku alfa, sebesar 1,96
Zβ = deviat baku beta, sebesar 0,84
P2 = 0,5 (proporsi maksimal karena tidak diketahui nilainya)
Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,5 = 0,5
P1–P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna, sebesar 0,3
P1 = P2 + 0,3 = 0,5 + 0,3 = 0,8
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,8 = 0,2
49
P = proporsi total = (P1 + P2)/2 = (0,8 + 0,5)/2 = 0,65
Q = 1 – P = 1 – 0,65 = 0,35
Penghitungan sampel dengan rumus uji beda dua proporsi,
diperoleh sampel sebanyak:
n1 = n2 =
=
= 38,4 (dibulatkan menjadi 38)
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 38 x 2 yaitu 76
siswa, namun untuk mengantisipasi kesalahan dalam pengambilan data
maka peneliti menambah jumlah sampel 10% dari jumlah yang seharusnya
sehingga jumlah responden menjadi 84 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dipilih secara
acak berdasarkan penentuan sampel yang telah dilakukan. Pengambilan data
responden, peneliti membagi masing-masing kelas menjadi sekitar 9
responden, namun ada tiga kelas dengan 10 responden yaitu kelas 9.1, 9.2, dan
9.3. Peneliti dalam menyebarkan kuesioner menggunakan teknik simple
random sampling dengan melakukan lotre terhadap semua populasi.
Kuesioner yang telah terkumpul pada masing-masing kelas, diberi nomor urut.
Dengan kertas gulungan yang berisi nomor-nomor subjek, dilakukan lotre
seperti cara lotre yang umum sudah dikenal.
50
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan
mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan
secara tertulis (Nursalam, 2009). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jumlah item dan alternatif
jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012). Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, antara lain:
1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa kelas,
usia, dan jenis kelamin.
2. Kuesioner B berisi 26 pernyataan terkait koping yang digunakan oleh
siswa dalam menghadapi ujian nasional.
3. Kuesioner C berisi 21 pernyataan terkait kepercayaan diri yang diri siswa
dalam menghadapi ujian nasional.
Instrumen yang digunakan untuk kedua variabel, dikembangkan oleh
peneliti melalui indikator dari masing-masing variabel, kemudian berdasarkan
indikator itu dibuat item-item pernyataan beserta skala pengukurannya.
Instrumen penelitian variabel koping, peneliti kembangkan dari teori Stuart &
Sundeen (1995) dalam Nasir & Muhith (2011), sedangkan instrumen
penelitian untuk variabel kepercayaan diri, peneliti kembangkan dari teori
Lauster (2003). Kisi-kisi instrumen dari variabel penelitian, dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
51
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Penelitian
Variabel Indikator
Nomor Item
Favorable Unfavorable
Koping (X)
Adaptif
Problem solving 3, 12, 16,
18, 23, 25 22
Utilizing social support
20, 26 19
Looking for silver lining
1, 15, 24
Maladaptif
Avoidance 5, 6, 8, 14,
21 10,17
Self-blame 7,9, 11
Wishful thinking 4, 13 2
Kepercayaan Diri (Y)
Ambisius 11, 14 13, 18
Tidak tergantung
orang lain 15, 17 9, 12, 16
Optimis 4, 6, 8, 19,
21
Tidak mementingkan
diri sendiri
1, 2, 3, 20
Toleransi 7,10 5
Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang
koping dan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
dalam menghadapi ujian nasional tahun 2013 dalam bentuk skala sikap versi
Likert dengan memberi bobot pada setiap jawaban.
Instrumen koping dan kepercayaan diri menggunakan skala 1-5,
dengan kategori:
1. Selalu (SL) yang berarti Sangat Sesuai/ Sangat Memadai/ Sangat Tinggi.
2. Sering (SR) yang berarti Sesuai/ Memadai/ Tinggi.
3. Kadang-kadang (KD) yang berarti Cukup Sesuai/ Cukup Memadai/ Tanpa
Pernyataan.
52
4. Jarang (JR) yang berarti Kurang Sesuai/ Kurang Memadai/ Rendah.
5. Tidak Pernah (TP) yang berarti Tidak Sesuai/ Tidak Memadai/ Sangat
Rendah.
Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih
sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. skor dari
pernyataan yang dipilih dapat dilihat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Bobot Nilai
Kategori Respon SL SR KD JR TP
Favorable 4 3 2 1 0 Unfavorable 0 1 2 3 4
Interpretasi skor yang digunakan pada skala koping dengan membagi
menjadi 2 skor, yaitu koping adaptif dan koping maladaptif. Skor dari koping
adaptif maupun skor maladaptif akan dibandingkan. Subjek akan
dikategorisasikan ke dalam koping adaptif atau maladaptif, jika salah satu skor
tersebut lebih besar.
Interpretasi skor yang digunakan pada skala kepercayaan diri dengan
menggunakan rumus kategorisasi jenjang dengan menggolongkan subjek ke
dalam 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah (Azwar, 2012).
F. Teknik Pengujian Instrumen
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji coba instrumen
penelitian yang berjumlah 47 item pernyataan dari 2 skala, yaitu koping
sebanyak 26 item dan kepercayaan diri sebanyak 21 item. Uji instrumen
penelitian dilakukan pada 60 siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
Uji Validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program aplikasi statistik.
53
1. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan instrumen dalam
menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Metode yang digunakan pada
pengujian validitas instrumen menggunakan pendekatan korelasi product
moment ketentuan kevalidan instrumen apabila nilai r hitung > nilai r tabel
(0,254) pada N = 60 atau nilai signifikansi < 0,05.
Hasil uji validitas untuk skala koping didapatkan pernyataan yang
tidak valid masing-masing 1 pernyataan untuk koping adaptif yaitu nomor
22, dan 4 pernyataan untuk koping maladaptif yaitu nomor 2, 5, 17, dan
21, namun peneliti menginginkan hanya terdapat 9 pernyataan dari koping
adaptif maupun maladaptif sehingga item pernyataan dari koping adaptif
akan dihilangkan sebanyak 3 yaitu nomor 3, 19, dan 24. Hasil uji validitas
untuk skala kepercayaan diri didapatkan pernyataan yang tidak valid ada
tiga yaitu pernyataan nomor 5, 9 dan 11.
Jumlah pernyataan yang valid ada 36 pernyataan dengan rincian 18
pernyataan untuk koping dengan masing-masing 9 pernyataan untuk
koping adaptif dan maladaptif serta 18 pernyataan untuk kepercayaan diri.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam
waktu yang berlaianan (Nursalam, 2009). Jenis pengujian reliabilitas
instrumen yang digunakan adalah dengan Alpha Cronbach, yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan,
54
2007), Hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach >
0.6 (Siregar, 2013). Hasil pengujian reliabilitas instrumen dirangkum
dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Alpha
Cronbach
Keputusan
Koping
Adaptif 0.699 Reliabel
Maladaptif 0.627 Reliabel
Kepercayaan diri 0.723 Reliabel
G. Tahapan Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2013. Data yang
dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam
pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Tahap pertama yaitu persiapan. Peneliti menentukan subjek penelitian,
tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian. Peneliti mengajukan surat
izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil
data penelitian di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
2. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, yaitu dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden dengan dibantu oleh guru di SMP Negeri 5
Kota Tangerang Selatan. Peneliti memperkenalkan identitas serta
memberikan lembar inform consent dengan menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian kepada responden, setelah itu peneliti membagikan
kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian
kuesioner.
55
3. Tahap ketiga, yaitu pengolahan data. Setelah data terkumpul, peneliti
melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau
belum. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan
untuk mempermudah saat analisis data. Langkah selanjutnya adalah
memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data
dari kuesioner ke program aplikasi statistik. Langkah yang terakhir yaitu
pengecekkan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau
tidak.
H. Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang
dikumpulkan, yaitu koping dan kepercayaan diri secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel
(Umar, 2003) yaitu untuk melihat hubungan variabel koping dan variabel
kepercayaan diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu uji Chi Square.
Uji chi square (X2) digunakan untuk mengadakan pendekatan
(mengestimasi) dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang
diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan
dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau
tidak (Riduwan, 2007). Hasil uji chi square hanya dapat menyimpulkan
56
ada/tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain
hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya hubungan dua variabel kategorik
(Hastono, 2007).
Pengambilan keputusan untuk uji chi square jika Sig < 0,05 maka
Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara koping
dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional, namun
jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi
ujian nasional. Pengujian hipotesis dengan uji chi square menggunakan
bantuan program aplikasi statistik.
I. Etika Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis
(Nursalam, 2009), sebagai berikut:
1. Prinsip manfaat
a. Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi subjek
penelitian.
b. Informasi yang telah diberikan oleh subjek, tidak akan dipergunakan
untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia
a. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun.
b. Subjek mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian
yang akan dilaksanakan.
57
3. Prinsip keadilan
a. Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi.
b. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaan dengan tidak mengikutsertakan
nama dari subjek.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan
penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil
penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.
A. Profil SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sudah berdiri sejak tahun
pelajaran 1983-1984 yang sebelumnya bernama SMP Negeri 1 Pondok Aren.
Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar masih menumpang di SD
Negeri 2 dan 3 Pondok Aren. Gedung tersebut beralamat di Jl. Puskesmas,
Pondok Aren. SMP Negeri 1 Pondok Aren atau yang sekarang dikenal dengan
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sejak tahun pelajaran 1991-1992 sudah
memiliki gedung sendiri beralamat di Jl. Prima Barat No. 59, Pondok Aren.
Pondok Aren adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Tangerang
Selatan. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada tahun
2008, Pondok Aren merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang
dengan luas terbesar 29,88 km2 (tangerangselatankota.go.id).
Tahun 2013, siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan berjumlah
965 siswa dengan rincian 360 siswa kelas VII, 296 siswa kelas VIII, dan 309
siswa kelas IX. Sekolah ini memiliki ruang kelas sebanyak 27 ruang serta
ruang lain yang mendukung proses belajar mengajar siswa seperti ruang
59
perpustakaan, ruang laboratorium, serta ruang multimedia. Pelaksana harian
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan saat ini dijabat oleh Bapak Alan
Suherlan, S.Pd dan dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah seperti wakasek
kurikulum, kesiswaan, humas, serta sarana dan prasarana (SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan, 2013).
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan memiliki visi dan misi, yaitu:
Visi:
Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah
Misi:
1. Mengembangkan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan IPTEK.
2. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama.
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat.
5. Mewujudkan manajemen partisipatif dilandasi azas kekeluargaan.
B. Hasil Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Karakteristik Siswa berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-Laki 41 48,8 %
Perempuan 43 51,2 %
Total 84 100 %
Sumber: data primer diolah (2013)
60
Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 84
responden, mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 43
orang (51,2%), sedangkan responden laki-laki berjumlah 41 orang
(48,8%).
2. Gambaran Koping Siswa
Variabel koping terdiri atas 18 pernyataan. Gambaran distribusi
jawaban responden terhadap pernyataan variabel koping dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Koping Siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional
Koping Frekuensi (n) Persentase (%)
Adaptif 72 85,7 %
Maladaptif 12 14,3 %
Total 84 100 %
Sumber: data primer diolah (2013)
Data yang ada pada Tabel 5.2 di atas terlihat bahwa dari 84
responden, mayoritas siswa menggunakan koping adaptif yaitu sebanyak
72 orang (85,7%), sedangkan siswa yang menggunakan koping maladaptif
sebanyak 12 orang (14,3%).
61
3. Gambaran Kepercayaan Diri
Variabel kepercayaan diri terdiri atas 18 pernyataan. Gambaran
distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel kepercayaan
diri dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam Menghadapi Ujian Nasional
Kepercayaan Diri Frekuensi (n) Persentase (%)
Tinggi 66 78,6 %
Sedang 18 21,4 %
Rendah 0 0 %
Total 84 100 %
Sumber: data primer diolah (2013)
Data yang ada pada Tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 84
responden, mayoritas siswa memiliki kepercayaan diri tinggi yaitu
sebanyak 66 orang (78,6%), siswa dengan kepercayaan diri sedang
sebanyak 18 orang (21,4%), sementara siswa dengan kepercayaan diri
rendah tidak ada.
62
C. Hasil Analisa Bivariat
1. Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam
Menghadapi UN
Analisa hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa
dalam menghadapi ujian nasional dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam
Menghadapi Ujian Nasional
Koping Kepercayaan Diri
Total P value Rendah Sedang Tinggi
Maladaptif 0 2
(2,4%)
10
(11,9%)
12
(14,3%) 0,664
Adaptif 0 16
(19%)
56
(66,7%)
72
(85,7%)
Total 0 18
(21,4%) 66
(78,6%) 84
100%)
Sumber: data primer diolah (2013)
Hasil yang diperoleh dari Tabel 5.4 yaitu dari 84 responden dapat
diketahui bahwa siswa yang menggunakan koping adaptif dengan
kepercayaan diri tinggi sebanyak 56 orang (66,7%), koping adaptif dengan
kepercayaan diri sedang sebanyak 16 orang (19%), dan koping adaptif
dengan kepercayaan diri rendah tidak ada, sementara siswa yang
menggunakan koping maladaptif dengan kepercayaan diri tinggi sebanyak
10 orang (11,9%), koping maladaptif dengan kepercayaan diri sedang
sebanyak 2 orang (2.4%) dan koping maladaptif dengan kepercayaan diri
rendah tidak ada. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan P=0,664
(Sig>0,05), maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian
nasional.
63
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang
dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan
penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan
penelitian.
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri
5 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah responden
yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 84 orang. Responden laki-laki
berjumlah 41 orang (48,8%), dan responden perempuan berjumlah 43
orang (51,2%). Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini
yaitu perempuan, namun berbeda dengan jumlah populasi siswa
perempuan yang lebih sedikit dibanding siswa laki-laki kelas IX di SMP
Negeri 5 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2012/2013. Total siswa
perempuan yaitu sebanyak 142 orang, sedangkan siswa laki-laki yaitu
sebanyak 167 orang. Hal ini dikarenakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik random sampling, dimana sampel yang
dikehendaki dapat diambil secara acak dan memiliki peluang yang sama
untuk dipilih tanpa pandang bulu.
64
2. Gambaran Koping Siswa
Ujian merupakan penyebab utama dari stres akademik (Schafer,
1996 dalam Rafidah, et al., 2009). Hal ini akan menyebabkan individu
melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yang biasa disebut dengan koping
(Nasir & Muhith, 2011). Koping yang digunakan setiap siswa dalam
menghadapi ujian nasional pun berbeda. Hasil uji statistik menunjukkan
siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dalam menghadapi
ujian nasional mayoritas menggunakan koping adaptif, yaitu sebanyak
85,7%, sementara 14,3% yang menggunakan koping maladaptif. Data
tersebut menunjukkan bahwa 85,7% siswa SMP Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan sudah memiliki koping yang baik dalam menghadapi ujian
nasional walaupun masih terdapat 14,3% siswa yang menggunakan koping
maladaptif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Ratih (2012) yang menyatakan bahwa siswa dalam
menghadapi ujian nasional lebih banyak menggunakan koping yang
adaptif dibanding koping maladaptif. Koping yang dilakukan siswa saat
mengatasi kecemasan diantaranya menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan, melakukan kegiatan selingan melalui berbagai
atraksi, games atau ice break terutama dilakukan pada saat suasana tidak
kondusif, serta memberikan materi dan tugas-tugas dengan tingkat
kesulitan rendah.
Koping yang digunakan setiap individu berbeda tergantung jenis
masalah yang dihadapi. Strategi koping yang biasa digunakan individu,
65
antara lain Problem focused coping yaitu usaha untuk mengatasi stres
dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan
lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan, dan Emotion
Focused Coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon
emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan
ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan
(Lazarus & Folkman, 1984 dalam Nasir & Muhith, 2011). Hal ini
disebabkan kemampuan individu dalam mengatasi situasi tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik personal, sumber
daya yang tersedia, situasi, dan pola koping yang dikembangkan
(Christensen & Kenney, 2009).
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan sudah membekali para
siswa dengan nilai-nilai keagaman yang terlihat dari visi misi yang
dicapai, sehingga para siswa sudah memiliki kesiapan mental dalam
menghadapi ujian nasional. Hal ini sejalan dengan hasil tanggapan
responden mengenai dimensi-dimensi dari koping, terlihat bahwa dimensi
looking for silver lining memiliki rata-rata dimensi tertinggi dibandingkan
dengan dimensi lainnya, artinya apapun yang terjadi dalam ujian nasional,
siswa akan selalu berpikiran positif dan mengambil hikmah tanpa
menurunkan semangat dan motivasi.
3. Gambaran Kepercayaan Diri Siswa
Kepercayaan diri memiliki pengertian yaitu meyakini diri sendiri
dalam situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan
66
hal yang belum pernah dilakukan, dan mengeluarkan bakat serta
kemampuan sepenuhnya (Perry, 2005). Hasil penelitian mengenai
gambaran kepercayaan diri menunjukkan bahwa sebanyak 78,6 % siswa
memiliki kepercayaan diri yang tinggi, 21,4 % siswa memiliki
kepercayaan diri sedang, sementara siswa yang memiliki kepercayaan diri
rendah tidak ada. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 5
Kota Tangerang Selatan dalam menghadapi ujian nasional sudah memiliki
kepercayaan diri yang baik. Berdasarkan hasil tanggapan responden terkait
dimensi-dimensi kepercayaan diri, terlihat bahwa dimensi optimis
memiliki rata-rata tertinggi, artinya siswa dalam menghadapi ujian
nasional mereka sudah memiliki kepercayaan bahwa dirinya mampu
dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi ujian
nasional.
Penelitian ini dilakukan empat hari sebelum pelaksanaan ujian
nasional, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas IX SMP Negeri 5
Kota Tangerang Selatan sudah melakukan proses kegiatan untuk
menghadapi ujian nasional seperti belajar dan mengikuti bimbingan
belajar yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Proses kegiatan inilah
yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa. Hal ini senada dengan
teori yang menyatakan bahwa aspek keterampilan teknis dapat
mempengaruhi proses pembentukkan dan peningkatan percaya diri
seseorang, artinya individu mampu menyusun kerangka berpikir dan
keterampilan berbuat secara terfokus, terarah, dan terukur step by step
untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan (Surya, 2010).
67
Kepercayaan diri pada siswa perlu ditingkatkan. Rasa percaya diri
dapat membuat seorang individu lebih kompeten, produktif dalam semua
aspek kehidupan (Maslow, 1960 dalam Hamdali & Jaenudin, 2013). Siswa
yang memiliki kepercayaan diri juga akan berdampak positif seperti salah
satunya adalah siswa akan lebih berkonsentrasi. Hal ini senada dengan
pendapat Weinberg dan Gould yang menyatakan bahwa salah satu dampak
positif dari rasa percaya diri yaitu individu akan lebih memusatkan
perhatiannya pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir (Setiadarma,
2000 dalam Yulianto & Nashori, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh
Tariman (2012) menyatakan bahwa dimensi kepercayaan diri yang
signifikan memberikan sumbangan pengaruh terhadap kecemasan siswa
dalam menghadapi ujian nasional yaitu percaya akan kemampuan dan
pengendalian diri.
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam
Menghadapi Ujian Nasional
Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi
square karena kedua variabel berbentuk data kategorik. Hasil penelitian
mengenai hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam
menghadapi ujian menunjukkan bahwa responden yang memiliki
kepercayaan diri tinggi dan menggunakan koping adaptif lebih banyak
(66,7 %), namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara koping dengan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi
68
ujian nasional, artinya koping yang digunakan siswa tidak memiliki
hubungan dengan peningkatan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi
ujian nasional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada remaja
secara teori dapat meningkat selain dengan koping yaitu melalui
mengidentifikasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri, dukungan
emosional dan penerimaan sosial, serta prestasi (Santrock, 2003).
Pendapat lain menyatakan bahwa pembentuk dan peningkat rasa percaya
diri sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis maupun aspek keterampilan
teknis yang dimiliki seseoarang (Surya, 2010).
Penyebab dari tidak terdapatnya hubungan yang signifikan
mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti dukungan emosional, dimana
dukungan dari guru, orang tua, teman sebaya, atau orang lain yang
berpengaruh menjadi faktor yang memberi pengaruh terhadap rasa percaya
diri remaja (Santrock, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Khusnia &
Rahayu (2010) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan kepercayaan diri.
Faktor lain yang mungkin juga dapat memberi pengaruh terhadap
rasa percaya diri remaja, yaitu aspek keterampilan teknis. Aspek
keterampilan teknis yang dimiliki siswa dapat membantu untuk mampu
menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hinggga dapat
diwujudkan dan diselesaikan. Penelitian ini dilakukan empat hari sebelum
pelaksanaan ujian nasional berlangsung. Pihak sekolah maupun siswa
yang menghadapi ujian nasional sudah mempersiapkan sejak jauh hari,
69
sehingga dapat dikatakan bahwa sudah melewati beberapa tahapan untuk
menghadapi ujian nasional seperti belajar, mengikuti bimbingan belajar
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Meningkatnya aspek keterampilan
teknis yang dimiliki siswa maka rasa percaya diri pun juga akan
meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian
ini. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaan penelitian ini, seperti saat pelaksaanaan penelitian ini
berlangsung, peneliti tidak diberi waktu yang cukup banyak karena
dilaksanakan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung sehingga siswa
dalam mengisi kuesioner tergesa-gesa, sehingga tidak dapat berkonsentrasi.
Siswa juga tidak dapat bertanya kepada peniliti bila ada pernyataan dalam
kuesioner yang tidak dimengerti karena peneliti tidak dapat masuk ke semua
kelas.
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan
temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut:
1. Gambaran koping siswa dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri
5 Kota Tangerang Selatan yaitu siswa yang menggunakan koping adaptif
ada 72 orang (85,7%), sedangkan yang menggunakan koping maladaptif
ada 12 orang (14,3%).
2. Gambaran kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional di
SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan yaitu siswa yang memiliki
kepercayaan diri tinggi ada 66 orang (78,6%), kepercayaan diri sedang ada
18 orang (21,4 %) dan kepercayaan diri rendah tidak ada (0 %).
3. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,664 atau Sig > 0,05 maka Ho
diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan
kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional.
71
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat
diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan
koping dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi ujian nasional sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa perlu mempertahankan koping yang sudah tepat serta mencari cara
untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional.
2. Bagi Pendidikkan/ Sekolah
a. Sekolah perlu mengadakan program konseling untuk mengarahkan
siswa dalam menggunakan koping yang tepat serta menyiapkan
langkah-langkah yang optimal untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa dalam menghadapi ujian nasional.
b. Sekolah perlu mengoptimalkan peran perawat untuk dapat
berkolaborasi dengan guru BK (Bimbingan Konseling) dalam
memberikan konseling kepada para siswa.
3. Bagi Keperawatan
Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat ikut
terlibat dalam bimbingan konseling yang ada di sekolah sebagai suatu
intervensi dari keperawatan anak dalam mengkaji mental dan psikis pada
anak secara menyeluruh khususnya dalam bidang pendidikan.
72
4. Bagi Peneliti
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas judul penelitian
seperti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada
siswa khususnya dalam menghadapi ujian nasional.
b. Penelitian selanjutnya lebih mempersiapkannya dari jauh hari karena
penelitian yang terkait kegiatan seperti ujian nasional sudah ditentukan
jadwal oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Aghla, U. (2004). Mengakrabkan Anak pada Ibadah. Jakarta: Almahira.
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: Umm Press.
Arief, K. B. (2012). Faktor Penyebab Stres Akademik . http://konselingkita.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=47:faktor-penyebab-stress-akademik&catid=42:artikel&Itemid=64 diunduh pada 4 April 2013
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asiah, S., & Roefiq, A. (2011). Analisa Kebijakan Ujian Nasional Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan. Edukasi, Vol. 3(1), 75-92.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development: Perkembangan Remaja. Sari
Pediatri, Vol. 12(1), 21-29.
Christensen, P. J., & Kenney, J. W. (2009). Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual. Jakarta: EGC.
Dahlan, S. (2010). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Agung Seto.
Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hamdali, A., & Jaenudin, U. (2013). Psikologi Kepribadian Lanjutan: Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia.
Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kemdiknas. (2012). Sekolah Menengah Pertama.
http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama diunduh pada 25 Juni 2013.
Kemdiknas. (2013). UN 2013, Bobot Soal Sulit Ditambah 10 Persen.
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1112 diunduh pada 12 Maret 2013
Khusnia, S., & Rahayu, S. A. (2010). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri Remaja Tuna Netra. Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 1
(1), 40-47.
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Lumpkin, A. (2005). You Can be Postive, Confident, and Courageous. Jakarta:
Erlangga.
Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Naviska, N. (2012). Gambaran Mekanisme Koping Siswa Kelas 3 SMA di SMAN
1 Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Menjelang Ujian Nasional. Skripsi S1 Fakultas Ilmu keperawatan, Universitas Indonesia.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, & Kurniawati, N. D. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
Perry, M. (2005). Confidence Boosters: Pendongkrak Kepercayaan Diri. Jakarta: Esensi.
Ratih, N. K. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan terhadap Koping Siswa SMUN 16 dalam menghadapi Ujian Nasional. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Rafidah, K., Azizah, A., Norzaidi, M. D., Chong, S. C., & Noraini, I. (2009). The Impact of Perceived Stress and Stress Factors on Academic Performance
of Pre-Diploma Science Students: A Malaysian Study. International Journal of Scientific Research in Education, Vol. 2(1), 13-26.
Riduwan. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rifki, M. (2008). Pengaruh Rasa Percaya Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa di
SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Skripsi SI Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
Rini, H. P. (2013). Self Efficacy dan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional.
Jurnal Online Psikologi Vol. 1(1), 30-39.
Rini, J. F. (2002). Memupuk Rasa percaya Diri. http://www.e-
psikologi.com/epsi/search.asp diunduh pada8 Maret 2013.
Rusell, J. (2005). Introduction to Psychology for Health Carers: Foundation in
Nursing and Health Care. Cheltenham: Nelson Thornes.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Shintia, R. (2011). Hubungan antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas dengan Kepercayaan Diri pada Siswa Kelas I SLTP XXX Jakarta. Kependidikan
Triadik, Vol. 14(1), 37-44.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Suldo, S. M., Shaunessy, E., & Hardesty, R. (2008). Relationship Among Stress, Coping, and Mental helath in High-Achieving High School Student. Psychology in the School, Vol. 45(4), 273-290.
Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Surya, H. (2010). Jadilah Pribadi yang Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Surya, H. (2007). Percaya Diri Itu Penting: Peran Orang Tua dalam Membangun Percaya Diri Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Susanti, F. R. (2008). Hubungan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Sosial
Siswa Kelas VIII SMP Santa Maria Fatima. Psiko-Edukasi Vol. 6(1), 21-33.
Tariman. (2012). Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri terhadap
Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional (UN) Siswa SMAN 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi S1 Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Umar, H. (2003). Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Walker, J. (2002). Teens in Distress Series Adolescent Stress and Depression.
http://www.extension.umn.edu/distribution/youthdevelopment/DA3083.html diunduh pada 16 Maret 2013.
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC.
WHO. (2004). Adolescent Health and Development in Nursing and Midwifery
Education. Geneva: WHO.
Yulianto, F., & Nashori, H. F. (2006). Kepercayaan Diri dengan Prestas Atleti Tae Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas
Diponegoro Vol. 3(1), 55-62.
Yusuf, M. (2005). Kiat Sukses dalam Karier. Bogor: Ghalia Indonesia.
________ (2012). Masih Banyak Kecurangan dalam Ujian Nasional. www.tempo.co/read/news/2012/04/17/079397574/masih-ada-kecurangan-
dalam-ujian-nasional diunduh pada 15 Maret 2013.
________ Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/Permendikbud-
Nomor3-Tahun2013.pdf diunduh pada 16 Maret 2013.
________ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009.
http://hukum.unsrat.ac.id/men/permendiknas_78_2008.pdf diunduh pada 29 Maret 2013.
________ (2012). UN 2012 Sebabkan Beberapa Siswa Alami Gangguan Jiwa.
http://sidomi.com/85999/un-2012-sebabkan-beberapa-siswa-alami-gangguan-jiwa/ diunduh pada 17 Maret 2013.
________ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. http://www.menkokesra.go.id/node/337 diunduh pada 17 Maret 2013.
________(2011). Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan.
http://tangerangselatankota.go.id/main/page/gambaran-umum diunduh pada 16 Juli 2013.
________ (2013). Buku Panduan Peserta Didik. Tangerang: SMP Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan
KEMENTERHN AGAMAI.INIYERSITAS ISLAM NEGERI ( TIIN )SYARIF' IIIDAYATULLAH JAKARTA
FAKT'LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANTelp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21\ 7N4985
Jl. Kertamukti No. 5 Pisaagan Ciputat 15419 Wabsite : www.uinjkt.ac.id; E-maii : [email protected]
Nomor : Un.01/Fl0/I(M.Ol.2l zozLtZOtlLampiran : -Hal : Permohonan Izin Penelitian
Ciputaf ZZMei2Ol3
Kepala Sekolah SMPN 5 Kota Tangselor
Tangerang Selatan
''.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul 'Tlubungan Koping DenganKepercayaan Diri Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMp Negeri5 Kota Tangerang Selatan".
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama :
Nama
NIMSemester
Program Studi
Fakultas
kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.
Aresy Quratul Aini109104000008
YIIIIlmu Keperawatan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tlIN SyarifHidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima
lgRlA,r
v*
'W widjajakusumah, ArF., pFK
Tembusan:Dekan FKIK
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATANDINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 5JL Prima Barat No59 Komp. PKP Pondok Aren Tangerang8 (A2U 7318761
E-MaiI : [email protected]
SURAT. KETERANGANNomor z O7 Ol 421.3 {O9SDAI3
Yangbertandatangan dibawah ini :
Nama
NIPJabatan
Menerangkan bahwa :
ALAFI SUHERLAIY, S.Pd. M.lU.
T9621205 198403 1 008
Kepala Sekolah
ARESY QrlRATrlL ArIU
109104000008
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusau Fakultas Kedokteran dan Iknu Kesehatan
Nama
NMUniversitas
Benar telah melaksanakan Penelitian Pendidikan dengan judul : *Ilubungan Koping denganKepercayaan Diri Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 KotaTangerang Selatan", pada tanggal 18 April 2013.
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
f qlNlA\$rc
Wf
25 April
LAMPIRAN 2
INFORMED CONSENT
Kepada Yth. Tangerang, April 2013
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aresy Quratul Aini
NIM : 109104000008
Alamat : Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15 Pondok Aren
Tangerang Selatan
Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dengan
judul penelitian “Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam
Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.”
Penelitian ini memberikan manfaat tidak langsung kepada responden,
yaitu dapat mengetahui koping dalam menghadapi ujian nasional melalui
kuesioner yang diberikan peneliti. Penelitian ini tidak akan merugikan responden.
Saya selaku peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai
responden dalam penelitian ini. Bersama surat ini kami lampirkan lembar
persetujuan menjadi responden. Saudara dipersilahkan menandatanganu lembar
persetujuan apabila bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian.
Besar harapan kami agar saudara bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih.
Hormat saya
Peneliti
Lanjutan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Aresy Quratul Aini
NIM : 109104000008
Alamat : Komplek Pondok Kacang Prima Blok I2 No. 15 Pondok Aren
Tangerang Selatan
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahsiakan. Semua
berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait
penelitian.
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada
pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negative pada
saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti
memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
resiko apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan.
Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
Tangerang, April 2013
( )
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
2. Kelas :
3. Usia : ............... Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam angket ini sesuai denga kondisi yang adik-adik
alami selama ini dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda
SILANG (X) pada setiap pernyataan.
2. Pilihlah:
SL, Jika Anda SELALU melakukan pernyataan tersebut
SR, Jika Anda SERING melakukan pernyataan tersebut
KD, Jika Anda KADANG-KADANG melakukan pernyataan tersebut
JR, Jika Anda JARANG dengan pernyataan tersebut
TP, Jika Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut.
3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga
tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika
anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang
sebenarnya
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdapak pada
siapapun. Kami akan menjaga kerahasiaan jawaban anda.
5. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, kami
mengucapkan terimakasih.
Skala Koping Menghadapi Ujian Nasional
Berilah tanda (X) pada pernyataan yang menurutmu adalah keadaan pada saat ini!
NO. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SL SR KD JR TP
1. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam
menghadapi UN, hasilnya saya akan pasrahkan kepada
Tuhan YME
2. Saya menghabiskan waktu untuk meratapi hasil tryout
UN
3. Saya menghabiskan waktu dengan browsing internet
(misal facebook, twitter, atau sosial media lainnya)
4. Saya sedih berlarut-larut jika tidak dapat mengerjakan
soal yang diberikan
5. Saya menghabiskan waktu dengan bermain game
6. Saya merasa sangat bodoh jika tidak dapat mengerjakan
soal yang diberikan
7. Saya akan berusaha masuk sekolah setiap hari agar
tidak ketinggalan pelajaan
8. Saya menghabiskan waktu untuk menyalahkan diri
sendiri jika tidak mengerjakan soal yang diberikan
9. Saya belajar di rumah setiap hari
10. Saya hampir menghabiskan waktu untuk menangis
karena khawatir tidak lulus UN
11. Selama menjelang UN saya makan/ minum lebih
banyak dari biasanya
12. Saya akan tetap berpikir positif dan mengambil hikmah
apapun yang akan terjadi saat UN
13. Saya mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah
14. Saya berlatih mengerjakan soal-soal UN tahun lalu
15. Saya menemui guru BK untuk konsultasi bagaimana
cara belajar yang efektif
SL SR KD JR TP
16. Saya belajar kelompok bersama teman-teman untuk
menyelesaikan soal-soal yang belum dipahami
17. Saya mengurangi waktu bermain agar mempunyai
waktu untuk belajar lebih banyak
18. Saya bertanya kepada kakak kelas mengenai
pengalaman UN yang telah dijalani
Skala Kepercayaan Diri Menghadapi Ujian Nasional
Berilah tanda (X) pada pernyaataan yang menurutmu adalah keadaan pada saat ini!
NO. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SL SR KD JR TP
1. Saya tidak membutuhkan pujian dari teman-teman bila
saya dapat mengerjakan soal UN
2. Saya tidak membutuhkan rasa hormat dari siapapun jika
saya bisa menghadapi UN dengan sukses
3. Bila ada teman yang mengajak untuk belajar kelompok,
saya akan terima ajakannya
4. Saya berpikir diri saya bisa menghadapi semua masalah
UN nanti
5. Saya yakin lulus UN dengan nilai yang memuaskan
6. Saya mau belajar bersama untuk persiapan UN dengan
teman walau berbeda suku, agama, maupun tingkat
social
7. Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal sulit saat UN
nanti
8. Saya akan menerima saran/ masukkan dari teman
bagaimana cara belajar yang efektif
9. Saya berpikir teman-teman saya tidak akan diam saja
jika saya dalam kesulitan menjawab soal UN nanti
10. Saya berharap lulus UN walaupun ada nilai yang jelek
11. Saya tidak pernah merasa puas dengan hasil try out UN
yang saya capai
12. Saya menganggap keberhasilan UN ada di tangan saya
sendiri
13. Saya mencari cara agar dapat mencontek saat UN nanti
14. Saya tidak mengaharapkan bantuan dari guru maupun
pihak lain untuk lulus UN nanti
15. Saya tidak terlalu berharap mendapat nilai yang bagus
pada UN nanti
SL SR KD JR TP
16. Saya tidak mudah menyerah dalam menghadapi UN
17. Saya akan membantu teman saya yang kesulitan dalam
belajar
18. Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal yang akan
diujikan karena saya sudah terbiasa mengerjakan soal-
soal latihan UN
LAMPIRAN 4
TABULASI DATA
SUBJEK KOPING ADAPTIF SKOR
1 9 12 13 14 15 16 17 18 TOTAL
1 4 1 4 1 1 0 2 2 0 15
2 4 1 4 2 2 0 3 1 4 21
3 2 2 2 0 2 0 2 4 4 18
4 1 2 3 3 2 0 2 1 3 17
5 4 1 4 0 1 0 1 1 1 13
6 4 2 4 0 4 0 2 4 4 24
7 4 1 3 0 3 0 0 1 0 12
8 4 4 4 4 3 0 2 4 4 29
9 1 1 4 1 4 1 1 2 2 17
10 4 3 4 0 2 2 2 1 1 19
11 4 2 4 2 1 1 3 1 4 22
12 4 4 4 2 4 2 4 4 2 30
13 4 1 4 0 2 2 2 2 3 20
14 3 4 3 0 3 0 2 2 1 18
15 3 3 4 1 2 1 2 3 3 22
16 4 2 4 0 2 3 0 3 4 22
17 4 2 4 1 2 1 1 2 3 20
18 4 3 4 1 0 1 2 1 2 18
19 4 3 4 0 4 3 1 1 4 24
20 3 4 4 4 4 3 2 3 4 31
21 2 2 2 0 3 0 1 1 1 12
22 4 1 4 0 2 0 2 0 1 14
23 4 1 4 1 2 0 2 4 0 18
24 4 2 4 0 4 2 3 4 2 25
25 1 1 2 0 2 1 2 2 2 13
26 3 2 3 3 2 0 1 2 0 16
27 2 2 4 0 2 2 3 2 1 18
28 2 2 4 0 2 2 3 2 1 18
29 3 2 3 2 3 1 2 3 1 20
30 0 2 4 0 2 2 1 2 3 16
31 4 1 4 1 2 1 2 2 3 20
32 3 2 3 2 2 3 3 3 1 22
33 4 2 4 0 2 1 3 3 3 22
34 3 2 4 0 3 2 1 4 0 19
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KOPING ADAPTIF
SKOR 1 9 12 13 14 15 16 17 18
35 4 1 4 2 2 0 1 0 1 15
36 3 2 2 2 1 2 0 2 1 15
37 3 2 3 2 2 3 3 3 1 22
38 4 2 4 0 1 0 3 2 4 20
39 4 1 4 1 2 1 2 2 3 20
40 3 2 2 0 1 0 0 2 2 12
41 4 1 3 0 1 1 1 1 2 14
42 4 1 4 0 2 1 2 2 1 17
43 4 2 4 0 4 2 3 4 2 25
44 4 3 4 0 4 2 2 4 2 25
45 4 1 4 0 2 0 2 0 1 14
46 4 3 4 4 3 2 2 4 1 27
47 1 3 3 3 2 0 3 3 4 22
48 3 3 3 0 2 0 2 4 1 18
49 3 3 3 0 2 0 2 4 1 18
50 4 4 4 2 4 0 3 4 0 25
51 4 4 4 2 4 4 3 3 2 30
52 4 2 4 4 3 1 2 3 1 24
53 4 2 4 4 3 3 2 3 0 25
54 4 3 4 1 3 2 2 4 4 27
55 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
56 4 2 4 2 4 0 2 4 4 26
57 3 1 4 2 3 1 2 3 1 20
58 4 3 4 1 4 1 3 3 1 24
59 4 3 4 1 4 2 3 4 1 26
60 3 2 4 3 1 0 1 2 0 16
61 4 3 4 3 4 0 2 4 4 28
62 4 2 3 3 3 1 1 3 2 22
63 4 2 4 0 4 4 2 4 4 28
64 3 3 4 1 3 2 2 3 3 24
65 4 4 4 4 1 1 3 3 0 24
66 4 3 4 1 3 2 3 4 3 27
67 3 2 4 0 2 0 0 2 0 13
68 3 3 3 0 2 0 2 4 1 18
69 3 3 4 2 3 2 1 3 3 24
70 4 3 4 4 3 2 2 3 3 28
71 4 3 3 4 3 1 3 2 3 26
72 4 4 4 1 4 4 4 3 2 30
73 4 4 4 4 4 0 2 4 0 26
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KOPING ADAPTIF
SKOR 1 9 12 13 14 15 16 17 18
74 4 4 4 4 4 2 3 4 4 33
75 4 2 4 2 4 0 2 4 4 26
76 4 4 4 2 4 1 2 4 4 29
77 4 3 4 1 3 2 3 2 1 23
78 4 3 4 3 2 1 3 3 2 25
79 4 2 4 3 4 1 2 3 1 24
80 4 3 4 3 4 0 2 4 4 28
81 4 3 4 4 3 1 2 2 3 26
82 3 3 3 1 3 1 1 4 3 22
83 4 3 4 1 3 2 3 3 3 26
84 4 4 4 4 3 2 2 3 1 27
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KOPING MALADAPTIF
SKOR 2 3 4 5 6 7 8 10 11
1 0 3 2 3 1 3 1 0 1 14
2 3 1 1 2 3 0 2 1 1 14
3 2 1 0 2 2 4 3 2 1 17
4 1 1 2 2 3 0 1 1 3 14
5 2 3 3 3 4 2 1 1 2 21
6 2 2 0 2 0 4 2 0 0 12
7 1 0 0 2 3 4 1 0 2 13
8 4 0 0 0 2 4 1 4 4 19
9 1 1 2 2 2 0 2 2 1 13
10 1 1 3 1 3 0 2 0 1 12
11 2 2 3 2 4 4 0 0 3 20
12 0 0 2 2 0 2 0 0 0 6
13 2 1 0 0 4 3 1 2 3 16
14 1 4 0 4 1 3 2 3 3 21
15 2 2 0 1 3 2 2 1 2 15
16 4 0 3 2 4 1 4 0 2 20
17 1 1 0 1 1 3 3 2 0 12
18 2 3 0 1 0 4 0 0 1 11
19 3 2 1 2 3 1 4 4 1 21
20 4 2 2 4 4 0 3 2 2 23
21 1 4 2 4 3 2 3 0 3 22
22 1 1 0 4 4 4 0 0 2 16
23 0 0 2 2 3 0 0 0 0 7
24 0 0 0 0 2 0 0 0 3 5
25 2 1 2 1 2 3 2 2 1 16
26 1 1 2 1 3 0 1 0 1 10
27 1 1 1 2 3 2 0 0 1 11
28 1 1 1 2 3 2 0 0 1 11
29 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5
30 1 2 1 3 2 3 3 2 0 17
31 0 3 0 4 2 3 0 2 3 17
32 1 1 2 0 4 2 1 0 2 13
33 1 0 0 0 2 1 1 1 3 9
34 4 2 0 4 0 4 0 1 0 15
35 1 3 2 4 4 3 0 0 1 18
36 1 1 2 2 2 3 1 2 1 15
37 1 1 2 0 4 2 1 0 2 13
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KOPING MALADAPTIF
SKOR 2 3 4 5 6 7 8 10 11
38 1 3 0 1 0 2 1 2 0 10
39 0 3 0 2 2 3 0 2 3 15
40 1 3 1 3 3 1 1 0 2 15
41 0 2 2 4 2 1 0 0 0 11
42 0 1 2 2 3 2 2 0 1 13
43 0 0 0 0 2 0 0 0 3 5
44 0 0 0 1 2 0 0 0 0 3
45 1 1 0 4 4 4 0 0 2 16
46 0 2 1 2 3 0 1 0 1 10
47 4 3 0 4 0 1 1 0 0 13
48 0 1 0 1 2 1 1 0 3 9
49 0 1 2 2 1 1 0 0 0 7
50 0 4 2 4 4 4 0 0 4 22
51 0 1 0 1 0 0 4 0 2 8
52 0 2 0 4 1 1 1 0 0 9
53 0 2 0 3 2 1 1 0 0 9
54 0 1 0 2 1 0 1 0 2 7
55 0 1 0 4 0 0 0 0 1 6
56 2 2 2 1 4 0 1 2 4 18
57 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
58 0 1 0 2 1 0 2 0 2 8
59 2 1 0 3 2 0 2 1 2 13
60 2 3 2 1 3 1 3 0 3 18
61 0 0 0 1 3 0 1 1 0 6
62 1 0 3 1 2 0 1 0 1 9
63 4 2 0 4 2 1 0 3 2 18
64 0 0 0 2 2 0 0 0 2 6
65 0 0 2 3 2 0 2 0 2 11
66 0 1 0 2 2 0 0 0 2 7
67 0 1 0 0 3 4 0 1 2 11
68 0 1 0 1 2 1 1 0 3 9
69 0 2 2 0 2 1 1 1 2 11
70 0 1 0 0 0 3 0 0 0 4
71 2 1 1 1 2 1 3 3 1 15
72 0 2 0 0 0 0 1 0 1 4
73 0 4 4 4 4 0 0 0 2 18
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KOPING MALADAPTIF
SKOR 2 3 4 5 6 7 8 10 11
74 0 2 0 2 0 0 0 0 2 6
75 2 2 2 2 4 0 0 0 4 16
76 0 1 1 0 3 1 0 0 2 8
77 0 1 0 1 1 0 0 0 2 5
78 1 2 1 2 1 0 0 0 1 8
79 0 1 0 2 0 0 0 0 0 3
80 0 0 0 1 3 0 0 1 0 5
81 3 1 2 1 0 2 2 3 1 15
82 1 0 2 1 1 1 1 1 2 10
83 0 1 0 2 2 0 0 0 2 7
84 1 2 1 2 3 0 1 0 1 11
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KEPERCAYAAN DIRI SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 2 4 2 0 2 0 3 4 0 2 0 4 4 3 2 0 0 33
2 4 4 4 3 4 4 4 4 0 0 2 4 3 3 4 4 1 1 53
3 0 0 3 2 3 3 4 4 1 0 4 4 3 0 3 3 3 2 42
4 3 3 3 3 4 0 3 3 1 3 3 4 4 1 4 4 3 2 51
5 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3 0 4 1 1 3 4 2 3 53
6 0 1 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 4 2 4 56
7 2 1 4 2 3 1 4 3 4 0 4 4 3 3 4 3 3 4 52
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 70
9 1 0 4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 52
10 2 2 4 4 4 4 4 4 1 3 0 4 4 4 3 4 2 4 57
11 2 2 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 1 3 0 4 56
12 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 60
13 1 4 4 2 4 4 4 4 1 0 2 0 4 2 2 2 2 3 45
14 0 2 4 4 4 4 4 4 0 2 4 4 4 3 4 3 2 4 56
15 0 2 0 4 4 4 3 4 3 0 3 4 3 2 2 1 0 2 41
16 4 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 3 0 4 4 4 2 57
17 0 0 4 3 4 2 3 3 4 2 1 3 4 0 2 4 2 4 45
18 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 0 4 4 4 4 4 2 3 61
19 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 0 4 2 4 59
20 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 2 3 1 3 3 4 56
21 4 3 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 1 4 2 1 56
22 3 0 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 2 60
23 0 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 61
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 2 4 4 2 4 64
25 2 4 4 4 4 4 4 4 3 0 2 4 3 4 2 4 1 4 57
26 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 3 2 4 3 4 2 1 1 54
27 0 0 2 4 4 4 2 4 3 2 1 4 4 2 3 4 0 2 45
28 0 0 2 4 4 4 2 4 3 2 1 4 4 2 3 4 0 2 45
29 1 0 3 3 3 3 4 1 1 0 1 4 4 3 4 3 1 3 42
30 0 4 4 4 4 4 4 4 3 0 1 4 3 4 2 4 4 4 57
31 3 3 3 3 4 4 2 4 2 1 2 2 2 2 4 2 1 1 45
32 1 0 4 2 2 4 1 4 3 2 4 4 4 0 2 3 0 2 42
33 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 65
34 2 0 4 4 4 4 4 4 2 0 2 4 4 4 4 4 3 4 57
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KEPERCAYAAN DIRI
SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
35 3 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 2 57
36 4 2 4 3 1 2 2 4 4 0 4 4 4 1 1 3 1 2 46
37 1 1 4 2 2 4 1 4 3 2 4 4 4 0 2 3 0 2 43
38 0 0 4 3 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 3 3 57
39 3 3 3 3 4 4 3 4 2 1 2 2 2 2 4 2 1 1 46
40 1 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 1 41
41 1 1 2 3 3 3 3 3 4 0 1 3 3 2 1 2 1 2 38
42 2 0 1 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 1 4 2 2 2 42
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 2 4 4 2 4 64
44 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 2 4 62
45 2 2 3 4 4 4 4 4 3 0 2 4 3 2 4 3 2 2 52
46 2 0 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 59
47 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 0 2 54
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 67
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 2 4 66
50 0 2 0 3 3 2 4 2 4 4 0 2 4 0 4 3 0 2 39
51 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 0 4 52
52 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 3 2 3 63
53 3 1 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 0 3 58
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 71
55 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 56
56 2 0 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 65
57 4 0 4 4 4 4 4 4 4 0 2 4 4 4 4 4 0 4 58
58 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 66
59 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 69
60 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 4 54
61 0 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 60
62 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 2 1 58
63 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 59
64 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 3 3 62
65 2 1 2 4 4 2 4 4 4 4 3 0 4 0 4 4 2 4 52
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 71
67 0 0 0 4 4 2 4 4 0 4 2 4 4 4 4 4 2 4 50
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 67
69 1 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 52
70 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 65
71 0 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 1 4 3 2 3 55
72 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 0 4 56
73 0 0 0 4 4 0 4 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 4 32
Lampiran 4 (Lanjutan)
SUBJEK KEPERCAYAAN DIRI
SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
74 0 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 2 4 56
75 0 0 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 0 4 4 4 4 58
76 4 4 2 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 4 4 0 4 58
77 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 0 4 4 4 4 63
78 1 1 3 4 3 3 3 3 2 0 2 4 4 3 2 4 2 4 48
79 4 0 4 4 4 4 4 4 4 0 3 4 4 4 4 4 0 4 59
80 0 0 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 0 4 4 4 4 57
81 1 2 4 4 4 3 4 1 3 4 1 4 4 1 4 4 2 4 54
82 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 2 3 59
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 71
84 2 0 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 1 3 50
LAMPIRAN 5
HASIL UJI VALIDITAS
1. Hasil Uji Validitas Koping Adaptif
Correlations
Q1 Q3 Q12 Q15 Q16 Q18 Q19 Q20 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 SKOR
Q1 Pearson
Correlation
1 -.020 .164 .640** .154 .396** .066 .160 .067 .334** -.091 .234 .086 .478**
Sig. (2-
tailed)
.881 .210 .000 .239 .002 .614 .223 .610 .009 .488 .071 .512 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q3 Pearson
Correlation
-.020 1 -.073 -.024 .066 .285* .169 -.010 -.058 -.102 .105 .050 .095 .275*
Sig. (2-
tailed)
.881
.577 .857 .618 .027 .196 .939 .659 .438 .424 .703 .472 .033
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q12 Pearson
Correlation
.164 -.073 1 .205 .222 .145 .195 .132 .170 .368** .263* .484** .030 .517**
Sig. (2-
tailed)
.210 .577
.116 .088 .270 .136 .313 .194 .004 .043 .000 .821 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q15 Pearson
Correlation
.640** -.024 .205 1 .301* .192 .022 .230 -.052 .313* .247 .213 .020 .451**
Sig. (2-
tailed)
.000 .857 .116
.020 .142 .868 .077 .694 .015 .057 .103 .879 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q16 Pearson
Correlation
.154 .066 .222 .301* 1 .101 -.102 .180 -.304* .146 -.114 .119 .047 .370**
Sig. (2-
tailed)
.239 .618 .088 .020
.441 .436 .168 .018 .265 .386 .365 .722 .004
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q18 Pearson
Correlation
.396** .285* .145 .192 .101 1 .107 .232 .183 .375** -.005 .462** .389** .665**
Sig. (2-
tailed)
.002 .027 .270 .142 .441
.416 .074 .161 .003 .969 .000 .002 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q19 Pearson
Correlation
.066 .169 .195 .022 -.102 .107 1 .090 .283* -.067 .168 .209 .018 .367**
Sig. (2-
tailed)
.614 .196 .136 .868 .436 .416
.495 .028 .609 .199 .109 .893 .004
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q20 Pearson
Correlation
.160 -.010 .132 .230 .180 .232 .090 1 -.057 .328* .085 .195 .296* .517**
Sig. (2-
tailed)
.223 .939 .313 .077 .168 .074 .495
.663 .010 .517 .135 .022 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q22 Pearson
Correlation
.067 -.058 .170 -.052 -.304* .183 .283* -.057 1 .005 -.023 .102 -.064 .221
Sig. (2-
tailed)
.610 .659 .194 .694 .018 .161 .028 .663
.968 .859 .438 .627 .089
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q23 Pearson
Correlation
.334** -.102 .368** .313* .146 .375** -.067 .328* .005 1 .260* .550** .251 .571**
Sig. (2-
tailed)
.009 .438 .004 .015 .265 .003 .609 .010 .968
.044 .000 .053 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q24 Pearson
Correlation
-.091 .105 .263* .247 -.114 -.005 .168 .085 -.023 .260* 1 .336** .178 .280*
Sig. (2-
tailed)
.488 .424 .043 .057 .386 .969 .199 .517 .859 .044
.009 .173 .030
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q25 Pearson
Correlation
.234 .050 .484** .213 .119 .462** .209 .195 .102 .550** .336** 1 .340** .684**
Sig. (2-
tailed)
.071 .703 .000 .103 .365 .000 .109 .135 .438 .000 .009
.008 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q26 Pearson
Correlation
.086 .095 .030 .020 .047 .389** .018 .296* -.064 .251 .178 .340** 1 .515**
Sig. (2-
tailed)
.512 .472 .821 .879 .722 .002 .893 .022 .627 .053 .173 .008
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SKOR Pearson
Correlation
.478** .275* .517** .451** .370** .665** .367** .517** .221 .571** .280* .684** .515** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .033 .000 .000 .004 .000 .004 .000 .089 .000 .030 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Hasil Uji Validitas Koping Maladaptif
Correlations
Q2 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q13 Q14 Q17 Q21 SKOR
Q2 Pearson
Correlation
1 -
.360**
-.025 -
.399**
-.060 -
.352**
-.044 -.235 -.051 -
.338**
-.192 .350** -.208 -.150
Sig. (2-
tailed)
.005 .847 .002 .648 .006 .738 .071 .698 .008 .141 .006 .110 .253
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q4 Pearson
Correlation
-
.360**
1 .099 .234 .206 .239 .125 -.055 .132 .576** .073 -.165 .252 .481**
Sig. (2-
tailed)
.005
.453 .072 .114 .066 .341 .678 .315 .000 .579 .207 .052 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q5 Pearson
Correlation
-.025 .099 1 -.073 -.169 -.038 .135 -.086 -.072 -.043 .233 -.170 .194 .167
Sig. (2-
tailed)
.847 .453
.581 .196 .773 .302 .512 .586 .746 .073 .195 .137 .202
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q6 Pearson
Correlation
-
.399**
.234 -.073 1 .149 .301* .004 .316* .083 .094 .211 -.269* .125 .370**
Sig. (2-
tailed)
.002 .072 .581
.256 .020 .975 .014 .527 .473 .106 .038 .343 .004
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q7 Pearson
Correlation
-.060 .206 -.169 .149 1 -.002 .392** .137 .394** .284* .234 .058 -.029 .587**
Sig. (2-
tailed)
.648 .114 .196 .256
.987 .002 .298 .002 .028 .072 .662 .827 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q8 Pearson
Correlation
-
.352**
.239 -.038 .301* -.002 1 .031 -.105 .049 .046 .135 -.258* .111 .257*
Sig. (2-
tailed)
.006 .066 .773 .020 .987
.813 .425 .712 .726 .305 .047 .398 .048
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q9 Pearson
Correlation
-.044 .125 .135 .004 .392** .031 1 .175 .162 .156 .356** -.015 .002 .585**
Sig. (2-
tailed)
.738 .341 .302 .975 .002 .813
.180 .216 .234 .005 .912 .986 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q10 Pearson
Correlation
-.235 -.055 -.086 .316* .137 -.105 .175 1 -.012 .047 .114 .122 .002 .346**
Sig. (2-
tailed)
.071 .678 .512 .014 .298 .425 .180
.926 .723 .385 .354 .986 .007
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q11 Pearson
Correlation
-.051 .132 -.072 .083 .394** .049 .162 -.012 1 .290* .240 -.151 -.107 .451**
Sig. (2-
tailed)
.698 .315 .586 .527 .002 .712 .216 .926
.025 .065 .248 .418 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q13 Pearson
Correlation
-
.338**
.576** -.043 .094 .284* .046 .156 .047 .290* 1 .183 .065 .299* .529**
Sig. (2-
tailed)
.008 .000 .746 .473 .028 .726 .234 .723 .025
.163 .621 .020 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q14 Pearson
Correlation
-.192 .073 .233 .211 .234 .135 .356** .114 .240 .183 1 .004 .077 .580**
Sig. (2-
tailed)
.141 .579 .073 .106 .072 .305 .005 .385 .065 .163
.976 .561 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q17 Pearson
Correlation
.350** -.165 -.170 -.269* .058 -.258* -.015 .122 -.151 .065 .004 1 .135 .142
Sig. (2-
tailed)
.006 .207 .195 .038 .662 .047 .912 .354 .248 .621 .976
.303 .280
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q21 Pearson
Correlation
-.208 .252 .194 .125 -.029 .111 .002 .002 -.107 .299* .077 .135 1 .237
Sig. (2-
tailed)
.110 .052 .137 .343 .827 .398 .986 .986 .418 .020 .561 .303
.069
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SKOR Pearson
Correlation
-.150 .481** .167 .370** .587** .257* .585** .346** .451** .529** .580** .142 .237 1
Sig. (2-
tailed)
.253 .000 .202 .004 .000 .048 .000 .007 .000 .000 .000 .280 .069
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Hasil Uji Validitas Kepercayaan Diri
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
Q1
0
Q1
1
Q1
2
Q1
3
Q1
4
Q1
5
Q1
6
Q1
7
Q1
8
Q1
9
Q2
0
Q2
1
SK
OR
Q1 Pearso
n
Correla
tion
1 .63
6**
.23
7
.05
7
-
.15
6
.00
3
.17
7
-
.16
0
.01
5
-
.04
4
.31
4*
.20
9
-
.02
0
.24
0
.21
5
.02
9
.40
7**
.03
9
.00
9
.36
4**
.05
7
.588
**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.06
9
.66
4
.23
5
.98
2
.17
6
.22
2
.90
8
.74
0
.01
4
.11
0
.88
0
.06
5
.09
9
.82
3
.00
1
.76
7
.94
7
.00
4
.66
6
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q2 Pearso
n
Correla
tion
.63
6**
1 .17
1
.10
8
-
.14
3
.02
4
.30
5*
-
.04
9
-
.01
6
.03
6
.09
5
.33
4**
.06
3
.26
7*
.12
3
.12
5
.39
8**
.05
3
.14
4
.30
3*
.20
7
.642
**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.19
1
.41
2
.27
4
.85
8
.01
8
.71
0
.90
2
.78
2
.46
9
.00
9
.63
0
.03
9
.34
9
.34
1
.00
2
.68
6
.27
4
.01
9
.11
3
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q3 Pearso
n
Correla
tion
.23
7
.17
1
1 .24
7
.06
3
.24
3
.57
5**
.20
2
.01
4
.35
2**
.05
4
.15
5
-
.12
5
.26
6*
.57
3**
.16
2
.07
4
-
.07
1
.33
5**
.23
6
.35
5**
.557
**
Sig. (2-
tailed)
.06
9
.19
1
.05
7
.63
4
.06
1
.00
0
.12
1
.91
7
.00
6
.68
4
.23
7
.34
3
.04
0
.00
0
.21
6
.57
6
.58
8
.00
9
.06
9
.00
5
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q4 Pearso
n
Correla
tion
.05
7
.10
8
.24
7
1 .23
1
.47
9**
.03
8
.56
6**
-
.06
4
.38
3**
-
.01
9
.10
4
.15
2
.20
4
.11
7
.20
5
.03
6
.07
2
.79
4**
.23
6
.41
3**
.493
**
Sig. (2-
tailed)
.66
4
.41
2
.05
7
.07
6
.00
0
.77
1
.00
0
.62
9
.00
3
.88
8
.42
7
.24
5
.11
8
.37
2
.11
6
.78
6
.58
4
.00
0
.07
0
.00
1
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q5 Pearso
n
Correla
tion
-
.15
6
-
.14
3
.06
3
.23
1
1 .04
2
-
.05
9
.34
9**
-
.02
3
.23
9
.10
3
-
.05
9
-
.12
9
-
.29
7*
.14
7
.00
4
.13
2
.11
8
.17
9
-
.22
5
.24
5
.120
Sig. (2-
tailed)
.23
5
.27
4
.63
4
.07
6
.75
2
.65
7
.00
6
.86
0
.06
6
.43
5
.65
3
.32
7
.02
1
.26
4
.97
5
.31
5
.36
9
.17
1
.08
3
.05
9
.359
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q6 Pearso
n
Correla
tion
.00
3
.02
4
.24
3
.47
9**
.04
2
1 .21
1
.50
0**
-
.03
7
.41
8**
-
.06
5
.12
0
-
.14
9
.06
5
.10
3
.21
5
.05
1
-
.15
5
.65
0**
.13
7
.36
6**
.304
*
Sig. (2-
tailed)
.98
2
.85
8
.06
1
.00
0
.75
2
.10
5
.00
0
.77
9
.00
1
.62
3
.36
0
.25
7
.62
3
.43
5
.09
9
.70
1
.23
6
.00
0
.29
6
.00
4
.018
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q7 Pearso
n
Correla
tion
.17
7
.30
5*
.57
5**
.03
8
-
.05
9
.21
1
1 .06
5
-
.06
8
.36
1**
.07
1
.30
9*
-
.10
1
.17
6
.39
7**
.08
6
-
.07
9
.02
4
.17
8
.20
3
.17
8
.462
**
Sig. (2-
tailed)
.17
6
.01
8
.00
0
.77
1
.65
7
.10
5
.61
9
.60
4
.00
5
.59
0
.01
6
.44
4
.17
9
.00
2
.51
1
.55
0
.85
6
.17
4
.11
9
.17
2
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q8 Pearso
n
Correla
tion
-
.16
0
-
.04
9
.20
2
.56
6**
.34
9**
.50
0**
.06
5
1 -
.05
1
.40
0**
.04
3
-
.03
0
.02
0
-
.10
4
.01
3
.22
5
.06
6
.17
6
.63
7**
.00
8
.29
7*
.300
*
Sig. (2-
tailed)
.22
2
.71
0
.12
1
.00
0
.00
6
.00
0
.61
9
.69
7
.00
2
.74
5
.82
2
.87
8
.42
9
.92
2
.08
3
.61
5
.17
8
.00
0
.95
2
.02
1
.020
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q9 Pearso
n
Correla
tion
.01
5
-
.01
6
.01
4
-
.06
4
-
.02
3
-
.03
7
-
.06
8
-
.05
1
1 -
.07
6
-
.06
7
.15
7
.21
5
-
.15
6
-
.04
7
.75
3**
.03
7
.33
5**
-
.07
0
.01
2
-
.10
3
.095
Sig. (2-
tailed)
.90
8
.90
2
.91
7
.62
9
.86
0
.77
9
.60
4
.69
7
.56
2
.61
3
.23
2
.09
9
.23
5
.72
2
.00
0
.78
1
.00
9
.59
7
.92
8
.43
2
.471
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q10 Pearso
n
Correla
tion
-
.04
4
.03
6
.35
2**
.38
3**
.23
9
.41
8**
.36
1**
.40
0**
-
.07
6
1 .15
0
.01
8
.03
2
.25
1
.07
4
.03
0
.14
7
.16
0
.48
0**
.05
4
.43
3**
.456
**
Sig. (2-
tailed)
.74
0
.78
2
.00
6
.00
3
.06
6
.00
1
.00
5
.00
2
.56
2
.25
2
.88
9
.80
9
.05
4
.57
4
.82
3
.26
2
.22
1
.00
0
.68
4
.00
1
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q11 Pearso
n
Correla
tion
.31
4*
.09
5
.05
4
-
.01
9
.10
3
-
.06
5
.07
1
.04
3
-
.06
7
.15
0
1 -
.05
1
-
.04
5
.04
4
-
.03
1
-
.12
9
.16
2
.12
0
-
.03
4
.15
8
-
.08
4
.229
Sig. (2-
tailed)
.01
4
.46
9
.68
4
.88
8
.43
5
.62
3
.59
0
.74
5
.61
3
.25
2
.70
0
.73
5
.74
0
.81
6
.32
7
.21
6
.36
2
.79
8
.22
8
.52
4
.078
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q12 Pearso
n
Correla
tion
.20
9
.33
4**
.15
5
.10
4
-
.05
9
.12
0
.30
9*
-
.03
0
.15
7
.01
8
-
.05
1
1 .15
2
.07
7
-
.12
4
.30
3*
-
.02
6
.18
2
.24
8
.02
5
-
.07
3
.365
**
Sig. (2-
tailed)
.11
0
.00
9
.23
7
.42
7
.65
3
.36
0
.01
6
.82
2
.23
2
.88
9
.70
0
.24
5
.55
7
.34
5
.01
9
.84
4
.16
5
.05
6
.85
2
.58
1
.004
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q13 Pearso
n
Correla
tion
-
.02
0
.06
3
-
.12
5
.15
2
-
.12
9
-
.14
9
-
.10
1
.02
0
.21
5
.03
2
-
.04
5
.15
2
1 -
.05
8
-
.21
6
.08
8
.12
7
.41
9**
.09
4
.12
1
.03
0
.266
*
Sig. (2-
tailed)
.88
0
.63
0
.34
3
.24
5
.32
7
.25
7
.44
4
.87
8
.09
9
.80
9
.73
5
.24
5
.66
2
.09
8
.50
6
.33
5
.00
1
.47
3
.35
6
.82
2
.040
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q14 Pearso
n
Correla
tion
.24
0
.26
7*
.26
6*
.20
4
-
.29
7*
.06
5
.17
6
-
.10
4
-
.15
6
.25
1
.04
4
.07
7
-
.05
8
1 .10
8
-
.08
6
.12
3
-
.26
4*
.20
2
.30
9*
.05
2
.344
**
Sig. (2-
tailed)
.06
5
.03
9
.04
0
.11
8
.02
1
.62
3
.17
9
.42
9
.23
5
.05
4
.74
0
.55
7
.66
2
.41
3
.51
4
.34
9
.04
1
.12
2
.01
6
.69
5
.007
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q15 Pearso
n
Correla
tion
.21
5
.12
3
.57
3**
.11
7
.14
7
.10
3
.39
7**
.01
3
-
.04
7
.07
4
-
.03
1
-
.12
4
-
.21
6
.10
8
1 .01
8
.11
3
-
.11
2
.14
2
.11
7
.16
4
.340
**
Sig. (2-
tailed)
.09
9
.34
9
.00
0
.37
2
.26
4
.43
5
.00
2
.92
2
.72
2
.57
4
.81
6
.34
5
.09
8
.41
3
.89
1
.39
0
.39
2
.27
8
.37
2
.21
2
.008
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q16 Pearso
n
Correla
tion
.02
9
.12
5
.16
2
.20
5
.00
4
.21
5
.08
6
.22
5
.75
3**
.03
0
-
.12
9
.30
3*
.08
8
-
.08
6
.01
8
1 .13
4
.29
4*
.29
1*
.06
2
.02
9
.292
*
Sig. (2-
tailed)
.82
3
.34
1
.21
6
.11
6
.97
5
.09
9
.51
1
.08
3
.00
0
.82
3
.32
7
.01
9
.50
6
.51
4
.89
1
.30
7
.02
2
.02
4
.63
6
.82
9
.024
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q17 Pearso
n
Correla
tion
.40
7**
.39
8**
.07
4
.03
6
.13
2
.05
1
-
.07
9
.06
6
.03
7
.14
7
.16
2
-
.02
6
.12
7
.12
3
.11
3
.13
4
1 .17
8
.11
6
.12
1
.16
5
.521
**
Sig. (2-
tailed)
.00
1
.00
2
.57
6
.78
6
.31
5
.70
1
.55
0
.61
5
.78
1
.26
2
.21
6
.84
4
.33
5
.34
9
.39
0
.30
7
.17
3
.37
9
.35
6
.20
9
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q18 Pearso
n
Correla
tion
.03
9
.05
3
-
.07
1
.07
2
.11
8
-
.15
5
.02
4
.17
6
.33
5**
.16
0
.12
0
.18
2
.41
9**
-
.26
4*
-
.11
2
.29
4*
.17
8
1 .01
5
.09
0
.00
9
.326
*
Sig. (2-
tailed)
.76
7
.68
6
.58
8
.58
4
.36
9
.23
6
.85
6
.17
8
.00
9
.22
1
.36
2
.16
5
.00
1
.04
1
.39
2
.02
2
.17
3
.90
7
.49
2
.94
6
.011
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q19 Pearso
n
Correla
tion
.00
9
.14
4
.33
5**
.79
4**
.17
9
.65
0**
.17
8
.63
7**
-
.07
0
.48
0**
-
.03
4
.24
8
.09
4
.20
2
.14
2
.29
1*
.11
6
.01
5
1 .15
9
.47
0**
.542
**
Sig. (2-
tailed)
.94
7
.27
4
.00
9
.00
0
.17
1
.00
0
.17
4
.00
0
.59
7
.00
0
.79
8
.05
6
.47
3
.12
2
.27
8
.02
4
.37
9
.90
7
.22
5
.00
0
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q20 Pearso
n
Correla
tion
.36
4**
.30
3*
.23
6
.23
6
-
.22
5
.13
7
.20
3
.00
8
.01
2
.05
4
.15
8
.02
5
.12
1
.30
9*
.11
7
.06
2
.12
1
.09
0
.15
9
1 .22
0
.503
**
Sig. (2-
tailed)
.00
4
.01
9
.06
9
.07
0
.08
3
.29
6
.11
9
.95
2
.92
8
.68
4
.22
8
.85
2
.35
6
.01
6
.37
2
.63
6
.35
6
.49
2
.22
5
.09
1
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Q21 Pearso
n
Correla
tion
.05
7
.20
7
.35
5**
.41
3**
.24
5
.36
6**
.17
8
.29
7*
-
.10
3
.43
3**
-
.08
4
-
.07
3
.03
0
.05
2
.16
4
.02
9
.16
5
.00
9
.47
0**
.22
0
1 .462
**
Sig. (2-
tailed)
.66
6
.11
3
.00
5
.00
1
.05
9
.00
4
.17
2
.02
1
.43
2
.00
1
.52
4
.58
1
.82
2
.69
5
.21
2
.82
9
.20
9
.94
6
.00
0
.09
1
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SK
OR
Pearso
n
Correla
tion
.58
8**
.64
2**
.55
7**
.49
3**
.12
0
.30
4*
.46
2**
.30
0*
.09
5
.45
6**
.22
9
.36
5**
.26
6*
.34
4**
.34
0**
.29
2*
.52
1**
.32
6*
.54
2**
.50
3**
.46
2**
1
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.35
9
.01
8
.00
0
.02
0
.47
1
.00
0
.07
8
.00
4
.04
0
.00
7
.00
8
.02
4
.00
0
.01
1
.00
0
.00
0
.00
0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN 6
HASIL UJI RELIABILITAS
1. Hasil Uji Reliabilitas Koping Adaptif
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.699 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Q1 3.58 .787 60
Q12 2.68 .930 60
Q15 3.78 .524 60
Q16 2.23 1.511 60
Q18 2.82 .948 60
Q20 1.37 1.235 60
Q23 2.05 .790 60
Q25 3.08 .926 60
Q26 1.92 1.476 60
2. Hasil Uji Reliabilitas Koping Maladaptif
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.627 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Q4 .98 1.186 60
Q6 1.30 .997 60
Q7 .83 1.028 60
Q8 1.88 1.250 60
Q9 1.98 1.255 60
Q10 .98 1.308 60
Q11 .98 1.081 60
Q13 .63 1.008 60
Q14 1.53 1.081 60
3. Hasil Uji Reliabilitas Kepercayaan Diri
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.723 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Q1 2.18 1.578 60
Q2 1.80 1.624 60
Q3 3.12 1.121 60
Q4 3.70 .619 60
Q6 3.90 .354 60
Q7 3.52 .930 60
Q8 3.82 .469 60
Q10 3.67 .572 60
Q12 3.28 1.075 60
Q13 2.53 1.546 60
Q14 2.60 1.182 60
Q15 3.67 .933 60
Q16 3.92 .334 60
Q17 2.45 1.610 60
Q18 3.30 1.293 60
Q19 3.68 .596 60
Q20 2.12 1.290 60
Q21 3.30 .889 60
LAMPIRAN 7
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
Statistics
Jenis Kelamin Koping Kepercayaan Diri
N Valid 84 84 84
Missing 0 0 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 41 48.8 48.8 48.8
Perempuan 43 51.2 51.2 100.0
Total 84 100.0 100.0
Koping
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Maladaptif 12 14.3 14.3 14.3
Adaptif 72 85.7 85.7 100.0
Total 84 100.0 100.0
Kepercayaan Diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sedang 18 21.4 21.4 21.4
Tinggi 66 78.6 78.6 100.0
Total 84 100.0 100.0
LAMPIRAN 8
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KOPING * PD 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Koping * PD Crosstabulation
PD
Total Sedang Tinggi
Koping Maladaptif Count 2 10 12
Expected Count 2.6 9.4 12.0
% within Koping 16.7% 83.3% 100.0%
% of Total 2.4% 11.9% 14.3%
Adaptif Count 16 56 72
Expected Count 15.4 56.6 72.0
% within Koping 22.2% 77.8% 100.0%
% of Total 19.0% 66.7% 85.7%
Total Count 18 66 84
Expected Count 18.0 66.0 84.0
% within Koping 21.4% 78.6% 100.0%
% of Total 21.4% 78.6% 100.0%
KOPING * PD Crosstabulation
Count
PD
Total SEDANG TINGGI
KOPING MALADAPTIF 2 10 12
ADAPTIF 16 56 72
Total 18 66 84
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .189a 1 .664
Continuity Correctionb .003 1 .957
Likelihood Ratio .198 1 .656
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .186 1 .666
N of Valid Cases 84
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.57.
b. Computed only for a 2x2 table