i
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS GURU A
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH B
DI SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
MARSELINUS SUGIARTO MOSES
NIM : 131424054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap orang punya jatah gagal
Habiskan jatah gagalmu selagi kamu masih muda
(Dahlan Iskan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marselinus Sugiarto Moses
NIM : 131424054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS GURU A
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH B DI
SLEMAN YOGYAKARTA. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Marselinus Sugiarto Moses “Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis
Guru A Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Sekolah B Di Sleman
Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018.
Tujuan penelitian ini untuk (1) Mengetahui bagaimana tingkat gaya
kepemimpinan demokratis guru A Sekolah B di Sleman Yogyakarta (2)
Mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di
Sleman Yogyakarta (3) Mengetahui bagaimana hubungan antara gaya
kepemimpinan demokratis guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah
B di Sleman Yogyakarta.
Sampel penelitian ini berjumlah 32 siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta. Instrument yang digunakan adalah kuisioner, observasi dan
wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi
pearson yang menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) gaya kepemimpinan demokratis guru A
Sekolah B di Sleman Yogyakarta, yaitu berada pada kategori baik, dengan
persentase nilai rata-rata yaitu 68,294 %; (2) motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta, yaitu berada pada kategori baik, dengan
persentase nilai rata-rata yaitu 69,85 %; (3) ada hubungan positif dan signifikan,
yang berada pada level korelasi sedang, diantara gaya kepemimpinan demokratis
guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta.
Kata kunci: kepemimpinan, demokratis, motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Marselinus Sugiarto Moses “The Relation between the Democratic Leadership
Style of the A Teacher and the Learning Motivation of the Class X at B
School, Sleman Yogyakarta”. Physics Education Study Program
Department of Mathematics and Science Faculty of Teachers Training
and Education Sanata Dharma University 2018.
The aims of this research ware (1) To identify the category of democratic
leadership style used by teacher A at School B, Sleman Yogyakarta, (2) To
measure the category of learning motivation in class X at School B, Sleman
Yogyakarta, (3) To measure the relations between the democratic leadership style
used by teacher A and the learning motivation in class X at School B, Sleman
Yogyakarta.
The sample of this research were 32 students in class X at B School, Sleman
Yogyakarta. The instruments used were questionnaire, observation, and interview.
The data analysis was done by using Pearson correlation test which drew the
conclusions as the research’s results.
The research’s results show that (1) the democratic leadership style used by
teacher A at School B, Sleman Yogyakarta, belongs to the good category, with the
average percentage 68,294 %; (2) the learning motivation in class X at School B,
Sleman Yogyakarta, belongs to the good category, with the average percentage
69,85 %; (3) there is a positive and significant relation at moderate correlation
level between the democratic leadership style used by teacher A and the learning
motivation in class X at School B, Sleman Yogyakarta.
Keywords: leadership, democratic, motivation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan cinta-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Antara
Gaya Kepemimpinan Demokratis Guru A Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Sekolah B Di Sleman Yogyakarta. Perlu diketahui bahwa, nama guru dan nama
sekolah pada penelitian ini adalah bukan nama yang sebenarnya. Nama guru dan
nama sekolah adalah nama samaran, tujuannya yaitu untuk menjaga nama baik
guru dan institusi. Maka, peneliti memberi inisial kepada guru yang bersangkutan
yaitu sebagai “Guru A”, dan sekolah yang bersangkutan yaitu sebagai “Sekolah
B”.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini, penulis
mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
masukan dan saran selama pengerjaan skripsi.
2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
3. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA, atas bantuannya dalam melayani
pembuatan surat ijin penelitian.
4. Bapak Kepala Sekolah B yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
5. Guru A selaku guru fisika di Sekolah B atas memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas guru A.
6. Siswa kelas X Sekolah B yang menjadi sampel penelitian , atas bantuannya
mengisih angket yang di bagikan oleh penulis.
7. Kepada kedua orang tua, Bapak Simon Moses dan Ibu Adel Siti Sumandri
yang sudah memberikan dukungan maupun doa untuk kelancaran
pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Eva Setia Putri Saragih yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Oktovianus Morais Amaral yang sudah menjadi teman dalam pengerjaan
skripsi ini.
10. Teman-teman: Sintus, Alos, Vigi, Erlin, Sari, Titin, Indri, Leo, Sandro dan
semua sahabat Pendidikan Fisika 2013 lainnya, terima kasih atas dukungan,
saran, pendapat, dan motivasinya.
11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah membantu dan memberikan dukungan, semangat, doa,
saran, pendapat, dan motivasi sehingga sangat membantu penyelesaian
penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca, khususnya dalam bidang
ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...............vi
ABSTRAK ......................................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 7
A. Kepemimpinan ........................................................................................................ 7
1. Pengertian kepemimpinan ................................................................................... 7
2. Pengertian gaya kepemimpinan .......................................................................... 9
3. Macam-macam gaya kepemimpinan menurut para ahli ................................... 10
4. Fungsi kepemimpinan ....................................................................................... 19
5. Pendekatan-pendekatan kepemimpinan ............................................................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Guru Sebagai Pemimpin ....................................................................................... 26
C. Guru Yang Demokratis ......................................................................................... 28
D. Motivasi Belajar .................................................................................................... 36
1. Pengertian motivasi ........................................................................................... 36
2. Jenis-jenis motivasi belajar ............................................................................... 37
3. Ciri-ciri orang yang termotivasi ........................................................................ 39
4. Fungsi motivasi dalam belajar .......................................................................... 41
5. Faktor-faktor yang berpegaruh terhadap motivasi ............................................ 42
6. Upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan pembelajaran. ........... 43
7. Prinsip-prinsip motivasi .................................................................................... 44
E. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 49
A. Desain Penelitian .................................................................................................. 49
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 50
1. Populasi ............................................................................................................. 50
2. Sampel............................................................................................................... 50
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 50
1. Tempat .............................................................................................................. 50
2. Waktu ................................................................................................................ 50
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 50
1. Penyebaran angket ............................................................................................ 51
2. Observasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas ........................................ 51
3. Wawancara kepada guru dan siswa................................................................... 52
E. Instrumen .............................................................................................................. 52
1. Instrumen gaya kepemimpinan demokratis guru .............................................. 53
2. Instrumen motivasi belajar siswa ...................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
F. Uji Coba Instrumen ............................................................................................... 56
1. Uji validitas angket gaya kepemimpinan demokratis guru ............................... 57
2. Uji validitas angket motivasi belajar siswa ....................................................... 60
G. Metode Analisis Data ........................................................................................ 61
1. Analisis gaya kepemimpinan demokratis guru ................................................. 62
2. Analisis motivasi belajar siswa ......................................................................... 63
3. Analisis data hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis guru dengan
motivasi belajar siswa. .............................................................................................. 64
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DATA, ANALISIS DATA, DAN
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 66
A. Deskripsi Penelitian .............................................................................................. 66
B. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 67
1. Gaya kepemimpinan demokratis guru .............................................................. 67
2. Motivasi belajar siswa ....................................................................................... 73
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................................................. 80
D. Pembahasan Umum .............................................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 91
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 91
B. Saran ..................................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 93
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru …….... 53
Tabel 2. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa …………………........ 55
Tabel 3. Hasil uji validitas angket gaya kepemimpinan demokratis
guru …………………………………………………………...
58
Tabel 4. Kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru
setelah uji validitas …………………………………………...
59
Tabel 5. Hasil uji validitas angket motivasi belajar siswa …………...... 60
Tabel 6. Penilaian angket gaya kepemimpinan demokratis guru dan
angket motivasi belajar siswa ………………………………...
61
Tabel 7. Penyebaran item positif dan negatif pada angket gaya
kepemimpinan demokratis guru ……………………………...
62
Tabel 8. Persentase penyebaran skor gaya kepemimpinan demokratis
guru …………………………………………………………...
63
Tabel 9. Penyebaran item positif dan item negatif pada angket
motivasi belajar siswa ………………………………………...
63
Tabel 10. Persentase penyebaran skor motivasi belajar siswa ………...... 64
Tabel 11. Uraian pelaksanaan penelitian ……………………………...... 67
Tabel 12. Skor gaya kepemimpinan demokratis guru A ……………...... 69
Tabel 13. Persentase penyebaran skor gaya kepemimpinan demokratis
guru A ………………………………………………………...
70
Tabel 14. Persentase skor rata-rata gaya kepemimpinan demokratis
guru A ………………………………………………………...
71
Tabel 15. Persentase skor rata-rata tiap masing-masing indikator pada
gaya kepemimpinan demokratis guru A ……………………...
74
Tabel 16. Skor motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B ……………… 75
Tabel 17. Persentase penyebaran skor motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B ……………………………………………………..
76
Tabel 18. Persentase skor rata-rata motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B ……………………………………………………..
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 19. Persentase skor rata-rata untuk masing-masing indikator pada
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B ……………………
80
Tabel 20. Interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan ……. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman menuntut kita untuk semakin kuat
menghadapi persaingan global. Untuk dapat bersaing dengan sehat,
setiap orang dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya. Orang yang memiliki potensi diri yang rendah akan tertinggal,
sebaliknya orang yang memiliki potensi diri yang tinggi akan mampu
bersaing.
Pendidikan merupakan salah satu komponen terpenting dalam
mengembangkan potensi diri seseorang. Karena, melalui pendidikan
seseorang dengan segala potensi yang ada pada dirinya akan
dikembangkan dan dibentuk, sehingga akan menjadi manusia yang
memiliki potensi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kepemimpinan di dalam suatu institusi selalu dibutuhkan,
termasuk di dalam institusi pendidikan. Kepemimpinan akan berjalan
efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang memiliki
pemimpin. Peran pemimpin di dalam sebuah sekolah yaitu,
mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi orang lain, seperti staf
sekolah maupun peserta didik untuk mencapai tujuan sebuah istitusi.
Komponen utama dalam pendidikan adalah guru dan siswa. Guru
merupakan kompomnen yang sangat menentukan keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidikan di sekolah karena, guru mempunyai hubungan yang sangat
dekat dengan siswa dalam hal pendidikan sehari-hari di sekolah.
Ketika kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, yang menjadi
pemimpin adalah seorang guru. Maka, guru dituntut untuk bisa
mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi siswanya, yang
nantinya bertujuan untuk mencapai tujuan dari sebuah proses
pembelajaran di dalam kelas tersebut.
Ketika kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, begitu
banyak persoalan-persoalan yang dihadapi, entah itu yang dihadapi
oleh guru maupun persoalan yang dihadapi oleh siswa. Oleh karena
peran guru di dalam kelas itu sebagai pemimpin maka, semestinya
tugas guru juga yaitu mencari solusi untuk persoalan-persoalan yang
dihadapi tersebut, bukan hanya mencari solusi untuk persoalan sendiri
namun juga dituntut untuk mencari solusi untuk persoalan yang
dihadapi peserta didiknya. Beberapa contoh nyata yang ditemui
peneliti ketika melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di salah satu sekolah di daerah Yogyakarta misalnya, siswa
yang tidur ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa yang sibuk
sendiri maupun dengan teman di sekelilingnya tanpa memperhatikan
penjelasan dari guru, siswa yang sering keluar masuk kelas ketika
pembelajaran berlangsung dengan alasan pergi ke toilet namun
kenyataanya karena merasa jenuh, siswa yang bolos saat mata
pelajaran tertentu, dan masih banyak lagi persoalanya yang sering kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
jumpai di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapun
penyebab munculnya persoalan-persoalan di atas yaitu, karena
kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Hal ini diketahui ketika
peneliti meminta siswa untuk mengevaluasi cara peneliti mengajar.
Dari sekian banyak kertas evaluasi yang ditulis siswa, bahwa inti dari
permasalahan yang mereka hadapi yaitu, mereka merasa bosan dengan
cara peneliti mengajar. Hal ini yang membuat motivasi mereka untuk
belajar sangatlah rendah.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam
proses pembelajaran, karena prestasi belajar yang baik dipengaruhi
oleh motivasi belajar. Dengan motivasi belajar yang tinggi, siswa akan
lebih semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi tidak akan mudah putus asa
dalam menghadapi kesulitan. Selain itu, siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi bukan tidak mungkin prestasi belajarnya
juga meningkat.
Indikator motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat dilihat
dalam kegiatan sehari-hari ketika proses belajar sedang berlangsung
yakni, bergairah, senang, ceria, siap menerima pelajaran baru, suka
tantangan, suka mengerjakan soal dan mampu berargumentasi.
Motivasi merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh sebab itu, perlu menentukan penerapan motivasi yang dapat
meyakinkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan pendidikan dan
pembelajaran tersebut. Maka dari itu, diharapkan guru dapat menjadi
pemimpin yang baik ketika proses pembelajaran, agar siswa yang
mengikuti proses pembelajaran dapat termotivasi untuk belajar.
Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam
memotivasi semangat belajar siswa, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa menurut uraian di atas adalah gaya kepemimpinan seorang guru.
Oleh karena itu, peneliti memandang perlu melakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan guru
dengan motivasi belajar siswa. Maka, peneliti menyusun sebuah
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan
Demokratis Guru A Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Sekolah B Di
Sleman Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat gaya kepemimpinan demokratis guru A
Sekolah B di Sleman Yogyakarta?
2. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di
Sleman Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis
guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di
Sleman Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ingin diteliti di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana tingkat gaya kepemimpinan demokratis
guru A Sekolah B di Sleman Yogyakarta?
2. Mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta?
3. Mengetahui bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan
demokratis guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta?
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, yakni:
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang konkret mengenai gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi sekolah
Sebagai masukan informasi guna meningkatkan motivasi
belajar siswa melalui penerapan gaya kepemimpinan guru yang
sesuai dengan kondisi siswa di sekolah tersebut.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti karena, sebagai
sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah
pada situasi yang sesungguhnya dilapangan. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan acuan bagi peneliti dalam mengajar di masa yang
akan datang.
4. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti lain karena,
bisa menjadi masukan untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut yang serupa maupun yang berkaitan dengan topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan
1. Pengertian kepemimpinan
Pemahaman terhadap definisi tentang sesuatu objek
adalah awal yang sangat penting di dalam kerangka mempelajari,
memahami, menganalisa, serta menarik kesimpulan terhadap
suatu objek. Demikian pula apabila seseorang mempelajari dan
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan kepemimpinan,
perlu terlebih dahulu mengerti dan paham arti atau batasan istilah
kepemimpinan.
Beberapa pengertian tentang definisi kepemimpinan
dikemukakan oleh beberapa orang, antara lain: Yukl (2008: 3)
menurut kajiannya terhadap pendapat House, kepemimpinan
adalah kemampuan individu tertentu untuk mempengaruhi,
memotivasi, dan membuat orang lain bisa berkontribusi demi
efektivitas dan keberhasilan organisasi. Wirawan (2013: 7),
mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pemimpin
menciptakan visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhi
dengan para pengikutnya untuk merealisasikan visi.
Wahjosumidjo (1984: 21) menurut kajiannya terhadap pendapat
Stogdill, mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan
pencapaian tujuan. Sutarto (1986: 17) menurut kajiannya
terhadap pendapat George R. Terry, kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin.
Sutrisno (2011: 214) menurut kajiannya terhadap pendapat
Blancard & Hersey, kepemimpinan adalah proses dimana
seseorang mempengaruhi kegiatan individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Menurut Wahyudi
(2009: 120), kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus
mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap
mandiri dalam bekerja untuk kepentingan percepatan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa, kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja
sama dalam pencapaian tujuan bersama ataupun tujuan
organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Pengertian gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan sangatlah penting karena, gaya
kepemimpinan mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin
dalam mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan
visinya. Nursalam (2015: 87), gaya diartikan sebagai suatu cara
penampilan karakterisitik atau tersendiri. Gaya didefinisikan
sebagai hak istimewa tersendiri dari si ahli dengan hasil akhir
yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Nursalam
(2015: 87), menurut kajiannya terhadap pendapat Gilles 1996
menyatakan bahwa, gaya kepemimpinan dapat didefinisikan
berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan. Wirawan
(2013: 352), gaya kepemimpinan yaitu, sebagai pola perilaku
pemimpin dalam mempengaruhi sikap, perilaku, dan sebagainya
para pengikutnya. Thoha (1983: 51), gaya kepemimpinan
merupakan, norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orag lain seperti
yang ia lihat. Wahyudi (2009: 123), gaya kepemimpinan
dimaksudkan sebagai cara berperilaku yang khas dari pemimpin
pada pengikutnya. Dengan demikian, gaya kepemimpinan adalah
cara pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai anggota kelompoknya untuk mempengaruhi bawahan
untuk mencapai tujuan. Mulyasa (2009: 108), mengemukakan
bahwa, gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin untuk
mempengaruhi para pengikutnya.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa, gaya kepemimpinan adalah perilaku dari
pemimpin untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan memotivasi
orang lain agar dapat mencapai suatu tujuan organisasi atau
tujuan tertentu.
3. Macam-macam gaya kepemimpinan menurut para ahli
Gaya kepemimpinan seseorang cendrung sangat bervariasi
dan berbeda-beda. Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi
antara lain sebagai berikut (Nursalam, 2015: 87-92):
a. Menururt Nursalam (2015) berdasarkan kajiannya terhadap
pendapat Tannenbau & Warrant H. Schmitdt
Gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua
titik ekstrim yaitu, kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut
dipengaruhi oleh faktor manajemen, faktor karyawan, dan
faktor situasi. Jika pemimpian memandang bahwa
kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dengan kepemimpinan individu, maka pemimpin akan lebih
otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman
yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka
pemimpin dapat menerangkan gaya partisipasi.
b. Menurut Nursalam (2015) berdasarkan kajiannya terhadap
pendapat Likert
Mengelompokan gaya kepemimpinan dalam empat
system.
1). Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai
kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya,
memotivasi bawahannya melalui ancaman atau
hukuman. Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah
ke bawah (top-down).
2). Sistem Benevolent-Otoritatif (Authoritative)
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada
tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman
atau hukuman tetapi tidak selalu, dan membolehkan
komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide
bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun
dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3). Sistem konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup
besar terhadap bawahan. Pemimpin menggunakan
balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman.
Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik
yang dibuat oleh bawahan.
4). Sistem partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya
terhadap bawahan, selalu memanfaatkan ide bawahan,
serta menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi bersifat dua arah dan menjadikan
bawahan sebagai kelompok kerja.
c. Menurut Nursalam (2015) berdasarkan kajiannya terhadap
pendapat Dauglas Mc Gregor
Menyebutkan bahwa, prilaku seseorang dalam suatu
organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua kutub utama,
yaitu sebagai teori X dan Sebagai Teori Y. Teori X
mengasumsikan bahwa, bawahan itu tidak menyukai
pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,
cendrung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin dari
pada memimpin. Sebaliknya, teroi Y mengasumsikan bahwa,
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi, dan kreatif. Berdasarkan teori ini, gaya
kepemimpinanan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1). Gaya kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan
menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman
dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori
X.
2). Gaya kepemimpinan Otokratis
Pada dasarnya, gaya kepemimpinan ini hampir
sama dengan gaya kepemimpinan dictator, namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada
ditangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak
dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari
Teori X.
3). Gaya kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adannya peran peserta dari bawahan
dalam pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan
dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini pada
dasarnya sesuai dengan Teori Y.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4). Gaya kepemimpinan Santai
Peranan dari kepemimpinan hampir tidak terlihat
karena segala keputusan diserahkan ke bawahan. Gaya
kepemimpinan ini sesuai dengan Teori Y.
d. Menurut Nursalam (2015) berdasarkan kajiannya terhadap
pendapat Lippits & K. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: otoriter,
demokratis, dan liberal.
1). Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara
lain:
a). Wewenang mutlak ada pada pemimpin;
b). Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
c). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan;
d). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan
kepada bawahan;
e). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan, atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara ketat;
f). Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin;
g). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat;
h). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
i). Lebih banyak kritik dari pada pujian;
j). Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa syarat;
k). Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat;
l). Cendrung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman;
m). Kasar dalam bersikap;
n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan.
2). Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah
kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
a). Wewenang pimpinan tidak mutlak;
b). Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan;
c). Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan;
d). Komunikasi berlangsung timbal balik;
e). Pengawasan dilakukan secara wajar;
f). Prakarsa dapat datang dari bawahan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
g). Banyak kesempatan dari bawahan untuk
menyampaikan saran dan pertimbangan;
h). Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat
permintaan daripada intruktif;
i). Pujian dan kritik seimbang;
j). Pimpinan mendorong prestasi sempurna para
bawahan dalam batas masing-masing;
k). Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar;
l). Pimpinan memperhatikan perasaaan dalam bersikap
dan bertindak;
m). Terdapat suasana saling percaya, saling
menghormati, dan saling menghargai;
n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung
bersama-sama.
3). Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire
adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan
cara lebih banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai
kegiatan kepada bawahan.
Ciri-ciri kepemimpinan ini antara lain:
a). Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya
kepada bawahan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b). Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
c). Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
d). Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahan;
e). Prakarsa selalu berasal dari bawahan;
f). Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan;
g). Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok;
h). Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok;
i). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul
oleh perorangan.
e. Menurut Nursalam (2015) berdasarkan kajiannya terhadap
pendapat Gilles
Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 4, yaitu:
1). Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan
posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada
kepentingan tugas. Motivasi dilakukan dengan imbalan
dan hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2). Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan
posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri,
membuat rencana dan pengontrolan dalam
penerapannya, informasi diberikan seluas-luasnya dan
terbuka.
3). Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan
demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran
dan kritik staf serta mempertimbangkan respon staf
terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil
bergantung pada kelompok.
4). Bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan
menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi
dan koordinasi. Bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai
dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber
informasi dan pengendalian secara minimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Fungsi kepemimpinan
Wirawan (2013: 64) mengemukakan beberapa fungsi
kepemimpinan secara umum:
a. Menciptakan visi
Persyaratan seorang pemimpin adalah mempunyai
visi. Ia harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan
visi. Visi adalah apa yang diimpikan, keadaan masyarakyat
yang dicita-citakan, apa yang ingin dicapai oleh pemimpin
dan para pengikutnya di masa yang akan datang. Jadi, visi
yang menarik pemimpin dan pengikut untuk bergerak ke arah
masa depan. Visi yang memotivasi dan mendorong serta
mengenergi mereka bergerak untuk menciptakan perubahan.
b. Mengembangkan budaya organisasi
Visi pemimpin hanya dapat terealisasi jika para
pengikut berpikir, bersikap dan berprilaku tertentu,
mempunyai memampuan dan kemauan bergerak untuk
merealisasikan visi. Untuk itu, pemimpin mengembangkan
budaya organisasi. Budaya organisasi adalah norma, nilai,
asumsi, filsafat organisasi, dan sebagainya yang
dikembangkan oleh pemimpin organisasi dan diajarkan
kepada para anggota baru dan diterapkan dalam perilaku
organisasi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Menciptakan sinergi
Tugas penting seorang pemimpin adalah
mempersatukan para pengikut dan menggerakan mereka
untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap anggota organisasi
yang berbeda di unit-unit organisasi yang mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, wajib memberikan kontribusinya untuk
mencapai tujuan organisasi.
d. Menciptakan perubahan
Seorang pemimpin merupakan agen perubahan yang
berupaya menciptakan perubahan secara terus-menerus. Ia
orang yang cerdik dan mampu menciptakan terobosan
(breakthrough) meninggalkan masa lalu menuju ke masa
depan yang lebih baik. Perubahan merupakan perbedaan
keadaaan A ke waktu B. keadaan waktu B lebih banyak,
lebih baik, lebih tinggi, dan lebih sempurna dari pada
keadaan waktu A.
e. Memotivasi para pengikut
Sebagian besar teori kepemimpinan menyatakan
bahwa fungsi dan tugas pemimpin adalah memotivasi diri
sendiri dan para pengikutnya. Memotivasi para pengikut
merupakan upaya yang memerlukan pemikiran sistematis
mengenai keadaan para pengikut dan teknik motivasi yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
f. Memberdayakan para pengikut
Pemberdayaan merupakan salah satu aspek
pengembangan organisasi yang menyangkut pengembangan
sumber daya manusia. Pengembangan organisasi merupakan
pendekatan sistematik terintegrasi dan terencana untuk
memperbaiki efektifitas kelompok orang dan keseluruhan
orgainsasi atau unit organisasi.
g. Memwakili system sosial
Seorang pemimpin memwakili sistem sosial atau
organisasi yang dipimpinnya. Ia bertindak sebagai tokoh,
simbol dan wajah sistem sosial yang dipimpinnya. Misalnya
Bung Karno mencerminkan wajah Negara Indonesia pada
masa Orde Lama dan Suharto menggambarkan wajah
pemerintahan Indonesia pada Era Orde Baru.
h. Manajer konflik
Pemimpin harus memimpin para pengikutnya yang
mempunyai latar belakang, ras, agama, pendidikan, jenis
kelamin, budaya, pengalaman, dan sebagainya. Keadaan ini
dapat menimbulkan konflik kalau pemimpin tidak mampu
mempersatukannya. Maka, dalam kaitan dengan konflik,
pemimpin berfungsi sebagai manajer konflik yang berperan
menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Organisasi yang mapan mempunyai asumsi, kebijakan, dan
prosedur menyelesaikan konflik yang terjadi.
i. Membelajarkan organisasi
Pemimpin bertugas untuk mengembangkan organisasi
dan anggota organisasi secara terus-menerus agar mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakyat yang
dilayani. Untuk itu, pemimpin harus membelajarkan
organisasi secara terus-menerus. Pembelajaran organisasi
merupakan keadaan dimana para anggota organisasi secara
terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk
menciptakan hasil-hasil yang mereka inginkan, dimana pola
berpikir baru dan ekspansif dipelihara, dimana inspirasi
kolektif dibebaskan, dan dimana orang secara terus-menerus
belajar dan bagaimana belajar bersama.
5. Pendekatan-pendekatan kepemimpinan
Menurut Sutarto (1986), ada empat pendekatan-pendekatan
kepemimpinan:
a. Pendekatan sifat
Hampir setiap karangan tentang kepemimpinan
memuat uraian yang berhubungan dengan sifat-sifat yang
diperlukan oleh seorang pemimpin. Para pengarang pada
umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
itu mempunyai sifat-sifat baik tertentu. Pandangan semacam
ini dinamakan pendekatan sifat.
Thoha (1983: 36) menurut kajiannya terhadap
pendapat Keith Davis, merumuskan empat sifat umum yang
nampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi:
1). Kecerdasan
Hasil penelitian pada umumnya membuktikan
bahwa, pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang
lebih tinggi dengan yang dipimpin. Namun demikian,
yang sangat menarik dari penelitian tersebut ialah
pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari
kecerdasan pengikutnya.
2). Kedawasaan dan Keluasan hubungan sosial
Pemimpin cendrung menjadi matang dan
mampunyai emosi yang stabil, serta mempunyai
perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
Dia mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.
3). Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai
dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka
bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang
intrinsik dibandingkan dari yang ekstrinsik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4). Sikap-sikap hubungan kemanusiaan
Pemimpin-pemimpin yang berhasil, mau
mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya
dan mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah
penelitian Universitas Ohio, pemimpin itu mempunyai
perhatian dan kalau mengikuti istilah penemuan
Michigan, pemimpin itu berorientasi pada karyawan,
bukannya berorientasi pada produksi.
b. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa,
keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya
bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya
bersikap dan bertindak akan nampak dari cara melakukan
sesuatu pekerjaan antara lain, akan nampak dari cara
memberikan perintah, cara memberikan tugas, cara
berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong
semangat bawahannya, cara memberikan bimbingan, cara
menegakan disiplin, cara mengawasi pekerjaan bawahan,
cara meminta laporan dari bawahan, cara memimpin rapat,
cara menegur kesalahan bawahannya, dan lain-lain.
Apabila dalam melakukan kegiatan tersebut
pemimpin menempuh dengan cara tegas, keras, sepihak,
yang penting tugas selesai dengan baik, yang bersalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
langsung dihukum, maka gaya kepemimpinan seperti itu
cendrung dinamakan gaya kepemimpinan otoriter.
Sebaliknya apabila dalam melakukan kegiatan tersebut
pemimpin menempuh dengan cara halus, simpatik, interaksi
timbal balik, melakukan ajakan, menghargai pendapat,
memperhatikan perasaan, membina hubungan serasi, maka
gaya kepemimpinana itu cendrung dinamakan gaya
kepemimpinan demokratis.
c. Pendekatan Kontingensi/Situasional
Dalam tiap organisasi, memiliki ciri khusus, tiap
organisasi adalah unik. Bahkan organisasi yang sejenis pun
akan menghadapi masalah yang berbeda, lingkungan yang
berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda.
Oleh karena itu, tidak mungkin pemimpin perilaku tunggal
untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi
dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda juga. Oleh
karena itu, muncul pendekatan yang disebut “contingency
approach” yang apabila diterjemahkan secara harafiah
berarti pendekatan kemungkinan. Di atas telah dikemukakan
bahwa, situasi yang berbeda harus dihadapi dengan prilaku
kepemimpinan yang berbeda pula, maka pendekatan tersebut
dinamakan pula “situational approach” (pendekatan
situasional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Guru Sebagai Pemimpin
Disamping sebagai tenaga pendidik, guru juga sebagai
pemimpin dalam pendidikan dan pembelajaran di kelas dan dalam
pembelajaran mata pelajaran yang diampuhnya. Ia harus
mempengaruhi para siswa agar bersikap dan berprilaku berdasarkan
norma-norma tertentu. Ia harus mempengaruhi siswanya agar
mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang diajarkannya.
Dengan kata lain, guru merupakan pemimpin bagi anak didiknya
(Wirawan, 2013: 554).
Agustina (2014: 38) menurut kajiannya terhadap pendapat
Daresh & Playco, mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran
sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang
pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya.
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-
komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen
(penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru, layanan
yang optimal dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas
belajar disekolah.
Menurut Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUTGD) menyatakan bahwa,
”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”
(Wirawan, 2013: 554).
Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa, guru merupakan pemimpinan bagi para siswanya dalam proses
belajar mengajar dikelas.
Untuk menjadi guru, minimal harus mempunyai empat
kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
guru dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, sebagai seorang
profesional, guru perlu mempunyai kompetensi professional.
Kompetensi ini diatur dalam pasal 7 dan 8 UUTGD. Kedua,
kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelolah pembelajaran
peserta didik. Ketiga, kompetensi sosial adalah suatu konsep yang
kompleks dan multi dimensional yang terdiri dari sosial, emosional
(misalnya mempengaruhi peraturan), kognitif (misalnya informasi,
keterampilan, untuk memproses dan memperoleh, pembuatan
perspektif), dan perilaku (misalnya keterampilan percakapan, perilaku
prososial), keterampilan dan motivasi dan ekspektansi (misalnya
perkembangan moral, kemampuan diri) kebutuhan adaptasi sosial
yang berhasil. Keempat, kompetensi kepribadian, guru merupakan
pribadi yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan program
pembelajaran di sekolah. Agar program pembelajaran berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, guru harus mempunyai
kompetensi kepribadian tertentu (Wirawan, 2013: 554-556).
Seorang guru harus efektif dan efisien dalam melaksanakan
tugasnya. Untuk itu, seorang guru memerlukan karakteristik sebagai
berikut (Wirawan, 2013: 556-558):
1. Mencintai anak didiknya;
2. Pemimpin;
3. Energik dan antusias;
4. Kreatif dan inovatif;
5. Optimis dan idealis;
6. Rasa humor;
7. Mengembangkan iklim kelas;
8. Manajemen waktu;
9. Penampilan yang menarik;
10. Adil.
C. Guru Yang Demokratis
Menurut Suparno (2004:31), mengajar secara filsafat
kontruktivisme atau pengajaran demokratis lebih menekankan bahwa,
siswa itu sudah tahu sesuatu meski belum sempurna, bahwa guru tidak
maha tahu, dan bahwa siswa dapat belajar sendiri. Secara jelas filsafat
ini menyatakan bahwa, siswa hanya akan menjadi tahu bila mereka
sendiri belajar. Tanpa belajar sendiri, siswa tidak akan pernah tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Maka tugas utama guru adalah membantu siswa agar mau belajar
sendiri secara aktif.
Dalam sistem tersebut, peran guru berubah. Guru lebih
dianggap sebagai fasilitator dan moderator. Guru lebih membantu
siswa agar siswa aktif belajar dan menemukan pengetahuan mereka.
Dalam pengertian ini, tugas guru lebih pada merangsang siswa belajar,
mendukung, memberikan motivasi agar terus belajar, memantau, dan
mengevaluasi yang ditemukan siswa. Guru menanyai, mendengarkan,
memperhatikan, menyemangati, dan menemani siswa dalam belajar.
Guru juga menantang siswa, mempersoalkan pengertian yang mereka
temukan, mencari bersama, dan saling mengkomunikasikan pemikiran
mereka. Tekanan pada mengaktifkan siswa, dan bukan gurunya sendiri
yang aktif, atau jadi aktor tunggal. Maka, guru tidak akan senang bila
semua siswa diam saja, tunduk, atau tidak aktif. Guru akan senang bila
siswa aktif, punya macam-macam kreativitas. Guru akan merasa
senang bahwa siswa punya gagasan lain, bahkan yang bertentangan
dengan gagasan guru. Nilai bukan monopoli guru, kebenaran bukan
monopoli guru, tetapi milik bersama, hasil pencarian bersama secara
rasional (Suparno, 2004:32).
Menurut Suparno (2004:34), dalam pembelajaran demokratis,
guru akan senang bila siswa berani mengungkapkan gagasan mereka,
berani mendebat apa yang dijelaskan guru karena mereka melihat segi
yang lain. Guru selalu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengungkapkan gagasan-gagasan alternatif. Guru akan sangat senang
dan menghargai siswa yang dapat mengerjakan suatu persoalan
dengan cara-cara yang berbeda dengan cara baru saja dijelaskan guru.
Kebebasan berpikir dan berpendapat sangat dihargai dan diberi ruang.
Akibatnya suasana kelas akan sungguh hidup, menyenangkan, dan
menyemangati siswa untuk senang belajar.
Secara ringkas, sikap yang perlu dipunyai guru sebagai
fasilitator dan moderator dalam membantu siswa belajar secara
konstruktivis adalah sebagai berikut (Suparno, 2004:34):
1. Siswa dianggap bukan tabula rasa, tetapi subyek yang sudah tahu
sesuatu;
2. Model kelas: siswa aktif, guru menyertai;
3. Bila ditanyai siswa dan tidak dapat menjawab, tidak usah marah
dan mencerca;
4. Menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi;
5. Guru dan siswa saling belajar;
6. Yang penting bukan bahan selesai, tetapi siswa belajar untuk
belajar sendiri;
7. Memberikan ruang ke siswa untuk boleh salah;
8. Hubungan guru-siswa dialogal;
9. Pengetahuan yang luas dan mendalam;
10. Mengerti konteks bahan yang mau diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Suparno (2004: 90-97), ada tiga sikap ideal guru
demokratis terhadap siswa:
1. Mencintai Siswa
Seperti orang tua yang anaknya mengalami banyak
kesulitan, hanya akan tetap teguh dan kuat membantu anaknya
bila mereka sungguh mencintai anak mereka. Tanpa cinta itu,
orang tua tidak akan tahan. Cinta itulah yang menyemangati
orang tua, meski harus berkorban, tetap mendampingi dan
membantu anak mereka. Maka, sama halnya dengan guru, ketika
guru itu benar-benar mencintai anak didiknya maka, Ia akan
dengan sunguh-sungguh membantu dan mendampingi anak
didiknya jika mengalami kesulitan. Jadi, dalam hal ini guru bisa
jadi orang tua kedua dari siswa.
Ada beberapa sikap guru yang tercermin ketika mereka
benar-benar mencintai anak didiknya seperti:
a. Membantu dan memotivasi anak didiknya untuk maju dan
berkembang;
b. Memberikan perhatian dan membantu anak didiknya yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran;
c. Tidak cepat marah dan putus asa bila mengalami kesulitan
dalam mendamping dan mengatur anak didiknya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Guru yang tidak takut direpoti anak didiknya dan juga rela
meluangkan waktunya untuk membantu anak didiknya yang
membutuhkan bantuannya;
e. Guru akan senang didekati anak didiknya, ditanyai anak
didiknya, dan didatangi di kantornya,
f. Guru yang tetap berani menunjukan jalan yang benar kepada
anak didik, mengarahkan, dan juga menegur bila mereka
salah.
g. guru membantu anak didik yang lamban mengerti, yang
punya problem pribadi, dan yang tersingkir diantara teman-
teman.
2. Menghargai nilai kemanusiaan lebih dari aturan formal
Sikap penghargaan nilai kemanusiaan itu kiranya perlu
menjadi nilai dan sikap yang dipunyai guru atau dikembangkan
dalam hidup seorang guru. Sikap itu pertama-tama harus nampak
dalam sikap guru terhadap siswa dan juga dalam aturan sekolah.
Nilai kemanusian itu sendiri tercermin dalam sila kedua
pancasila yaitu “kemanusian yang adil dan beradap”.
Pengamalan nilai kemanusian yang adil dan beradap
mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak,
cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela
kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gorong royong (Rianto,
2016: 83).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pengamalan Pancasila tersebut dapat disebut sebagai butir
nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:
a. Mengakui dan memperlakuan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelompok,
kedudukan sosial, warana kulit, dan sebagainya;
c. Saling mencintai sesama manusia;
d. Mengembangkan sikap tenggang rasa;
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain;
f. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;
g. Gemar melakukan kegiataan kemanusiaan;
h. Berani membela keadilan dan kebenaran;
i. Menyadari bahwa bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia;
j. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan kerjasama
dengan bangsa lain (Rianto, 2016: 83).
Jika sebagian butir nilai-nilai pancasila di atas diterapkan
oleh guru untuk mengamalkan nilai kemanusian dalam
pembelajaran maka, guru tersebut sudah menghargai nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kemanusiaan. Berikut adalah beberapa contoh sikap guru yang
menghargai nilai kemanusian:
a. Guru menghargai siswanya walaupuun Dia tau kalau
kedudukannya lebih tinggi daripada siswanya;
b. Guru menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan latar
belakang siswanya;
c. Guru menggunakan tutur kata yang baik dan sopan dalam
berbicara dan menegur siswanya yang bersalah;
d. Demi aturan sekolah, guru menghukum setiap siswanya yang
melanggar aturan tanpa memperhatikan alasan mengapa
mereka melanggar aturan tersebut;
e. Guru bersikap semena-mena kepada siswanya;
f. Guru menggunakan kekerasan dalam memberi hukuman
kepada siswanya;
3. Sikap membebaskan dan bukan membelenggu
Banyak guru yang suka berlaku sebagai diktator, suka
memaksakan kehendak kepada anak didik dan bahkan dengan
kekerasan. Dalam sistem ini, anak didik akan takut, pasif, dan
tidak berkembang menjadi pribadi yang bebas. Dijaman modern
yang demokratis, pendidik diharapkan lebih demokratis, lebih
dialog, lebih memberikan kebebasan kepada anak didik untuk
dapat menentukan yang mau dibuat, dan dikembangkan. Maka,
pendidik yang cocok dengan jaman ini adalah yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengembangkan kebebasan anak untuk berpikir, menentukan
mana yang baik dan tidak, mengambil keputusan secara
bertanggung jawab. Tanpa kebebasan, sebenarnya tidak ada
tanggung jawab. Dengan kebebasan, anak akan terbuka, tidak
main topeng dan jujur. Bahkan anak tidak takut untuk salah.
Berikut adalah beberapa contoh sikap guru yang
membebasankan dan bukan membelenggu kepada siswa, seperti:
a. Guru tidak memaksakan kehendak kepada siswanya;
b. Guru memberikan kesempatan ke siswanya untuk bertanya;
c. Guru memberi kesempatan ke siswa untuk boleh
mengerjakan suatu persoalan dengan cara yang berbeda;
d. Guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk mencari
pendekatan dan cara sendiri dalam belajar dan menemukan
sesuatu;
e. Guru memberi waktu ke siswa untuk berpikir dan
merumuskan gagasan mereka;
f. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswannya
untuk mengungkapkan gagasan-gagasan mereka;
g. Guru menghargai gagasan dan ide-ide dari siswanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, guru yang
demokratis merupakan guru yang memiliki sekurang-kurangnya 3
sikap ideal yang ada pada dirinya yaitu, sikap mencintai siswanya
layaknya seperti orang tua mencintai anaknya, sikap menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
nilai kemanusian, dan juga sikap membebaskan atau tidak
memaksakan kehendak.
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi
Di dalam kelas, masalah besar bagi guru dan peserta didik
adalah motivasi. Motivasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar, tanpa motivasi
tidak ada kegiatan yang nyata. Oleh karena itu, dengan adanya
motivasi dalam diri seseorang akan mampu untuk mencapai suatu
prestasi.
Djamarah (2011: 32) menurut kajiannya terhadap
pendapat Mc Donald, motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut
Sugihartono (2007: 78), motivasi belajar adalah siswa
mempunyai niat untuk belajar guna meraih prestasi atau
keberhasilan yang menjadi tujuan belajarnya. Sedangkan menurut
Prayitno (1989: 67), motivasi belajar adalah sebuah dorongan
untuk berprestasi dan sukses dalam belajar dengan menyelesaikan
tugas-tugasnya. Handoko (2001: 9), motivasi adalah suatu tenaga
atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan,
menggerakan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dalam proses belajar, motivasi sangatlah diperlukan sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
akan gairah dalam melakukan aktivitas belajar. Dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
suatu pendorong yang dapat mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Jenis-jenis motivasi belajar
Dalam winkel (2004: 194-195), Motivasi belajar
dibedakan mejadi dua, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik
a. Motivasi ekstrinsik merupakan suatu aktivitas belajar yang
berdasarkan kebutuhan dan dorongan dan tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri. Motivasi
ekstrinsik bukanlah motivasi yang dipandang berdasarkan
faktor luar siswa misalnya orang lain. Motivasi belajar selalu
berpusat dari kebutuhan yang dihayati khusus bagi orang itu
sendiri. Maka dengan kata lain bahwa, motivasi ekstrinsik
merupakan aktivitas yang dilakukan siswa untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhannya, tidak hanya dapat melalui
aktivitas belajar melainkan dapat dilakukan dengan cara lain.
Misalnya, siswa belajar dengan tekun karena hanya ingin
mendapatkan pujian dari orang tua dan gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Winkel (2004: 195) merumuskan beberapa hal yang
tergolong dalam bentuk motivasi belajar ekstrinsik, antara
lain:
1). Belajar demi memenuhi tujuan;
2). Belajar demi menghindari hukuman dan ancaman;
3). Belajar demi memperoleh hadiah material yang
dijanjikan;
4). Belajar demi menghindari gengsi sosial;
5). Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang
penting, misalnya guru dan orang tua;
6). Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau
demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang atau
golongan administratif.
b. Motivasi intrinsik berbeda dengan motivasi ekstrinsik yang
berpusat pada hasil atau efek dari kebutuhan yang diinginkan
dengan menggunakan aktivitas belajar sebagai salah satu opsi
untuk mendapatkan efek tersebut, dengan kata lain bukan
mutlak dari aktivitas belajar, motivasi ini lebih berpusat pada
aktivitas belajar yang dilakukan siswa tersebut yaitu,
kebutuhan dan dorongan yang mutlak berasal dari aktivitas
belajar yang dilakukan siswa. Misalnya, siswa melakukan
aktivitas belajar karena siswa tersebut ingin mengetahui akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
permasalahan tersebut atau ingin menjadi ahli dalam bidang
tersebut.
3. Ciri-ciri orang yang termotivasi
Orang yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang
ada pada orang tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa
pendapat tentang ciri-ciri dalam motivasi belajar siswa.
Leskona (2017: 30) menurut kajiannya terhadap pendapat
Dedi Supriyadi, menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dapat
diamati dari beberapa aspek yaitu: memperhatikan materi,
ketekunan dalam belajar, komitmennya dalam memenuhi tugas-
tugas sekolah, semangat dalam belajar, dan kehadiran siswa di
sekolah.
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar menurut
kajian Leskona (2017: 31) terhadap pendapat Hamzah B.Uno
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
d. Adanya penghargaan dalam belajar;
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sardiman (2008: 83) mengemukakan ciri-ciri orang yang
termotivasi adalah sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas;
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan;
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah;
d. Lebih senang bekerja mandiri;
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin;
f. Dapat mempertahakan pendapatnya;
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu benar;
h. Senang memecahkan masalah-masalah soal.
Sedangkan menurut Winkel (2004: 97-98), ciri-ciri siswa
yang mempunyai motivasi belajar adalah:
a. Kecendrungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang
menantang namun tidak berada di atas kemampuannya;
b. Keinginan untuk bekerja dan berusaha mandiri serta
menemukan penyelesaian masalah secara sendiri tanpa
disuapi terus menerus oleh guru;
c. Keinginan yang kuat untuk maju dan mencari taraf
keberhasilan yang sedikit di atas taraf tercapai sebelumnya;
d. Orientasi pada masa depan. Kegiatan belajar dipandang
sebagai jalan menuju ke realisasi cita-cita;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan teman itu
bukan atas dasar simpati atau perasaan senang terhadap
teman itu;
f. Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan.
4. Fungsi motivasi dalam belajar
Menurut Sardiman (2008: 83-87), dalam belajar sangat
diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal
kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang akan diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menentukan arah pembuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa
yang akan mengadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca
komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil
yang baik. Dengan kata lain bahwa, adanya motivasi dapat
mendorong seseorang yang belajar itu memperoleh prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasinya.
5. Faktor-faktor yang berpegaruh terhadap motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu
(Dimyati & Mudjino, 2009: 97-101):
a. Cita-cita aspirasi siswa;
b. Kemampuan siswa;
c. Kondisi siswa;
d. Kondisi lingkungan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Nara & Siregar (2011: 53) mengemukakan enem unsur
atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses
pembelajaran. Keenem faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajaran;
b. Kemampuan pembelajar;
c. Kondisi pembelajar;
d. Kondisi lingkungan pembelajar;
e. Unsur-unsur dinamis belajar atau pembelajaran;
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran.
6. Upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan
pembelajaran.
Dalam kenyataan, motivasi dalam belajar kadang kala
naik begitu pesat tetapi, juga kadang turun drastis. Karena itu,
perlu adanya upaya untuk memotivasi pembelajaran. Nara &
Siregar (2011: 55), mengemukakan empat upaya yang dilakukan
oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar dalam
pembelajaran. Empat cara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengopitmalkan penerapan prinsip-prinsip belajar;
b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran;
c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar;
d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk
menggerakan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya.
Misalnya, dengan memberi angka atau skor yang tinggi jika benar
dan memotivasi siswa yang nilainya kurang, memberikan pujian,
memberikan hadiah, memberikan tugas kerja kelompok, dan lain
sebagainya.
7. Prinsip-prinsip motivasi
Dari berbagai teori motivasi yang dikembangkan, Nara &
Siregar (2011: 52-53) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip
motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang
disebut ARCS model yaitu, Attention (perhatian), Relevance
(relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction
(kepuasan),
Dalam proses belajar dan pembelajaran keempat kondisi
motivasi tersebut sangatlah penting dipraktikan untuk terus dijaga
sehingga, motivasi siswa terpelihara selama proses belajar dan
pembelajaran. Berikut dijelaskan secara rinci dari keempat
prinsip-prinsip motivasi menurut Nara & Siregar (2011: 52-53).
a. Attention (perhatian)
Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi,
dapat pula menunjuk pada minat yaitu perasaan tertarik pada
suatu masalah yang sedang dipelajari atau rasa ingin tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Minat siswa dalam belajar bisa dilihat dari siswa
yang memiliki perasaan senang dan konsentrasi dalam
belajar dan sebaliknya, siswa dalam kondisi tidak senang
maka akan kurang berminat dalam belajarnya dan mengalami
kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap pelajaran yang
sedang berlangsung.
Berikut adalah beberapa sikap yang mencerminkan
bahwa siswa tersebut perhatian atau tertarik pada suatu
masalah yang sedang dipelajari (rasa ingin tahu):
1). Siswa tertarik terhadap pembelajaran, sehingga siswa
merasa senang dalam proses pembelajaran;
2). Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh
guru;
3). Siswa mengajukan pertanyaan jika tidak mengerti.
b. Relevance (relevansi)
Relevansi yang dimaksud di sini dapat diartikan
sebagai keterkaitan atau kesesuaian antara materi
pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar
siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini, otomatis dapat
menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa, karena
siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan
mempunyaai manfaat langsung secara pribadi dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa akan bangkit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa, apa yang
dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta
sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya.
Berikut adalah beberapa sikap siswa yang dapat
terlihat:
1). Siswa tahu tujuan dan manfaat pembelajaran atau materi
yang dipelajari;
2). Siswa dapat mengaitkan isi pembelajaran dengan apa
yang dia temukan di dalam kehidupan sehari-hari.
c. Confidence (kepercayaan diri)
Kepercayaan diri yaitu merasa diri kompeten atau
mampu, merupakan potensi untuk dapat berintereaksi dengan
lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya harapan untuk berhasil.
Berikut adalah beberapa sikap siswa yang memiliki
kepercayaan diri:
1). Siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki;
2). Siswa dapat menjawab atau mengerjakan tugas dari guru
tanpa ragu-ragu.
d. Satisfaction (kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan
gembira, perasaan ini dapat menjadi positif yaitu timbul
kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri
siswa yang nantinya dapat membangkitkan semangat belajar.
Berikut adalah beberapa sikap yang terdapat pada
siswa jika mereka memiliki kepuasan dalam belajar:
1). Siswa merasa puas karena mampu menerapkan
keterampilan baru yang telah dipelajari;
2). Siswa merasa puas jika siswa dapat menyelesaikan
latihan soal;
3). Siswa merasa puas jika siswa dapat memahami
pembelajaran dengan baik.
E. Kerangka Berpikir
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang memiliki
pemimpin. Peran pemimpin di dalam sebuah sekolah yaitu
mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi orang lain, seperti staf
sekolah maupun siswa untuk mencapai sebuah tujuan istitusi.
Gaya kepemimpinan dalam suatu instansi pendidikan bisa
berpengaruh dengan semangat belajar siswa, dengan adanya gaya
kepemimpinan yang sesuai, diharapkan mampu untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah
satu dari beberapa macam gaya kepemimpinan.
Ketika kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, yang menjadi
pemimpin adalah seorang guru, dimana guru sebagai penanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
jawab pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk bisa menumbuhkan motivasi belajar
siswa, yang nantinya bertujuan untuk mencapai tujuan dari sebuah
proses pembelajara tersebut.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting di dalam
kegiatan belajar mengajar, karena prestasi belajar yang baik
dipengaruhi oleh motivasi belajar.
Oleh sebab itu, perlu menentukan penerapan motivasi belajar
yang dapat meyakinkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan
untuk mencapai kesuksesaan dalam mencapai tujuan pendidikan dan
pembelajaran tersebut.
Maka, skema hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis
guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta dalam penelitian ini dapat dilihat seperti dibawah ini.
Gambar 1. Hubungan antara variabel
Keterangan :
X : Gaya kepemimpinan demokratis guru A
Y : Motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta.
X Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitiannya dikatakan kuantitatif
karena, dalam mengukur gaya kepemimpinan demokratis guru A dan
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta datanya
berupa angka-angka. Sedangkan penelitian ini dikatakan kualitatif karena,
peneliti menjelaskan gaya kepemimpinan demokratis guru A dan motivasi
belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta secara deskriptif
dan data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif. Penelitian kualitatif ini
bermanfaat untuk memperkuat data kuantitatif mengenai gaya
kepemimpinan demokratis guru dan motivasi belajar siswa.
Dilihat dari masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini
merupakan penelitian korelasi, Karena tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara variabel X dengan
variabel Y, dimana variabel X adalah gaya kepemimpinan demokratis guru
A dan variabel Y adalah motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di
Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh dari jumlah populasi yaitu 32
orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah B, Sleman Yogyakarta.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2018.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam suatu penelitian adalah data yang
berkualitas, karena dengan data yang berkualitas diharapkan dapat
memperoleh hasil yang akurat. Sedangkan kualitas data sangat dipengaruhi
oleh ketepatan dan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu, peneliti menyusun beberapa metode yang
dilakukan dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Penyebaran angket
Alat pengumpulan data yang paling utama pada penelitian
ini yaitu berupa angket. Angket yang digunakan yaitu ada dua,
angket gaya kepemimpinan demokratis guru dan angket motivasi
belajar siswa. Penyebaran angket dilakukan di kelas X Sekolah B
di Sleman Yogyakarta, dengan banyaknya sampel yang mengisih
angket adalah 32 siswa. Dari angket yang disebarkan ke sampel
penelitian, peneliti dapat memperoleh data jawaban dan pernyataan
dari siswa, sedangkan tugas peneliti setelah itu adalah memberi
skor kepada tiap-tiap angket hasil jawaban dari siswa. Kemudian,
data yang diperoleh ini yang selanjutnya akan digunakan untuk
data analisis.
2. Observasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
Untuk data pendukung dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi. Observasi dilaksanakan sebelum penyebaran
angket dilaksanakan. Observasi dilaksanakan di kelas X Sekolah B
di Sleman Yogyakarta. Observasi kegiatan belajar mengajar
dilakukan selama dua kali pertemuan.
Hasil observasi yaitu berupa catatan kegiatan yang dilihat
peneliti terhadap apa yang dilakukan guru dan siswa selama
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Catatan observasi ini
nantinya yang akan digunakan peneliti untuk data pendukung dari
data angket penelitiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Wawancara kepada guru dan siswa
Wawancara dilakukan setelah melihat hasil dari data
angket. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Tujuan dari
wawancara ini yaitu untuk konfirmasi atas hasil jawaban sampel
penelitian pada data angket. Dalam penelitian ini, pertanyaan
wawancara yang diajukan peneliti yaitu tentang item soal dengan
skor terendah dan item soal dengan skor paling tinggi dalam data
angket yang sudah disebarkan sebelumnya.
Hasil wawancara yaitu berupa catatan rekaman jawaban
dari siswa maupun guru berkaitan dengan topik yang ditanyai oleh
peneliti. Rekaman hasil wawancara ini nantinya yang akan
digunakan peneliti untuk data pendukung dari data angket
penelitiaan.
E. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara,
dokumentasi, observasi (Suparno, 2014: 53). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrumen gaya kepemimpinan demokratis
guru (X) dan intrumen motivasi belajar siswa (Y). Berdasarkan variabel
yang ingin diteliti, disusun 5 instrumen terdiri dari, 2 instrumen utama
yaitu, 1 instrumen angket gaya kepemimpinan demokratis guru dan 1
instrumen angket motivasi belajar siswa dan juga terdapat 3 instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pendukung yaitu, 1 instrumen observasi kegiatan belajar mengajar, dan 2
instrumen wawanncara.
Berikut akan dijelaskan secara rinci yaitu sebagai berikut:
1. Instrumen gaya kepemimpinan demokratis guru
Instrument gaya kepemimpinan demokratis guru yaitu berupa
angket, observasi kegiatan belajar mengajar, dan wawancara.
Instrument gaya kepemimpinan demokratis guru dikembangkan
berdasarkan teori yang tercantum pada Bab II.
a. Angket
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan
kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru. Kisi-kisi
tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini.
Tabel 1. Kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru
Indikator Item (+) Item (-) Jumlah
1). Mencintai Siswa 1, 2, 4, 6 3, 5, 7 7
2). Menghargai nilai
kemanusiaan lebih
dari aturan formal
8, 9, 10, 11, 12, 13 6
3). Sikap membebaskan
dan bukan
membelenggu
16, 17, 18,
20
14, 15, 19 7
Total 11 9 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh
alat indera (Suparno, 2014: 62). Instrument observasi dilakukan
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi
ini nanti digunakan untuk data penguat dari jawaban siswa yang
terdapat dalam anket gaya kepemimpinan demokratis guru.
Hasil observasi yaitu berupa catatan yang dibuat peneliti yang
berisi tentang hasil pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dalam proses mengajar.
c. Wawancara
Instrument wawancara dilakukan setelah instrument
angket diberikan. Instrument wawancara ini digunakan untuk
penguat data dari jawaban siswa yang terdapat dalam angket
gaya kepemimpinan demokratis guru. Pada instrumen
wawancara, yang menjadi narasumber yaitu siswa.
2. Instrumen motivasi belajar siswa
Instrument motivasi belajar siswa yaitu berupa angket,
observasi kegiatan belajar mengajar, dan wawancara. Instrument
motivasi belajar siswa dikembangkan berdasarkan teori yang
tercantum pada Bab II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Angket
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan
kisi-kisi angket variabel motivasi belajar siswa. Kisi-kisi
tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini.
Tabel 2. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa
Indikator Item (+) Item (-) Jumlah
1). Perhatian (Attention) 1, 2 3 3
2). Relevansi (Relevance) 5 4 2
3). Kepercayaan diri (Convidence) 7 6 2
4). Kepuasan (Satisfaction) 9, 10 8 3
Total 6 4 10
b. Observasi
Instrument observasi dilakukan ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hasil observasi ini nanti digunakan
untuk data penguat dari jawaban siswa yang terdapat dalam
anket motivasi belajar siswa. Hasil observasi yaitu berupa
catatan yang dibuat peneliti yang berisi tentang hasil
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dalam
proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Wawancara
Instrument wawancara dilakukan setelah instrument
angket diberikan. Instrument wawancara akan digunakan untuk
penguat data dari jawaban siswa yang terdapat dalam angket
motivasi belajar siswa. Pada instrumen wawancara, yang
menjadi narasumber yaitu guru.
F. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang
benar-benar tepat sebelum instrumen tersebut digunakan untuk
pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya. Uji coba instrumen
yang dipakai yaitu uji validitas. Instrumen yang dipakai hendaknya
mempunyai validitas yang memenuhi syarat yang ditentukan.
Validitas yaitu mengukur atau menentukan apakah suatu tes
sungguh mengukur apa yang mau diukur, apakah sesuai dengan tujuan
(valid untuk). Validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian,
bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang
dikumpulkan. (Suparno, 2014: 65).
Uji validasi yaitu menggunakan rumus korelasi product moment.
dengan angka kasar (Riduwan, 2013: 98):
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
√[𝑁 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2][𝑁 ∑ 𝑦𝑖
2−(∑ 𝑦𝑖)2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi person
𝑥𝑖 = Skor responden tiap item
𝑦𝑖 = Total skor tiap responden seluruh item
∑ xi = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ yi = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ 𝑥𝑖2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑ 𝑥𝑖2 = Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah Responden
Jika rhitung > rtabel maka, butir pertanyaan tersebut valid. Jika rhitung
< rtabel maka, butir pertanyaan tersebut tidak valid. Perhitungan dibantu
dengan menggunakan program Software Statistical Package for Social
Science (SPSS) v19.
Uji validitas instrumen gaya kepemimpinan guru dan motivasi
belajar siswa dilakukan diluar populasi yang akan diteliiti. Pada penelitian
ini pengujian instrumen dilakukan pada siswa kelas X Sekolah B di
Sleman Yogyakarta, dengan banyaknya sampel yaitu 32 siswa.
1. Uji validitas angket gaya kepemimpinan demokratis guru
Dari hasil pengujian 20 item pertanyaan pada angket gaya
kepemipinan demokratis guru, maka didapat hasil uji seperti pada
tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3. Hasil uji validitas angket gaya kepemimpinan demokratis guru
Nomor Item rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0,436 > 0,349 Valid
Item 2 0,506 > 0,349 Valid
Item 3 0,523 > 0,349 Valid
Item 4 0,312 < 0,349 Tidak Valid
Item 5 0,614 > 0,349 Valid
Item 6 0,413 > 0,349 Valid
Item 7 0,555 > 0,349 Valid
Item 8 0,365 > 0,349 Valid
Item 9 0,521 > 0,349 Valid
Item 10 0,595 > 0,349 Valid
Item 11 0,154 < 0,349 Tidak Valid
Item 12 0,788 > 0,349 Valid
Item 13 0,339 < 0,349 Tidak Valid
Item 14 0,797 > 0,349 Valid
Item 15 0,119 < 0,349 Tidak Valid
Item 16 0,039 < 0,349 Tidak Valid
Item 17 0,600 > 0,349 Valid
Item 18 0,643 > 0,349 Valid
Item 19 0,576 > 0,349 Valid
Item 20 0,525 > 0,349 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari data hasil uji validitas angket gaya kepemimpinan
demokratis guru pada tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa ada 5 item
pertanyaan yang tidak valid yaitu, item 4, item 11, item, 13, item 15,
dan item 16. Namun, berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan
dosen pembimbing, item 4 dan item 11 tidak dihapus, tetapi diubah
pertanyaannya. Sedangkan, untuk item 13, item 15 dan item 16
dihapus. Jadi, total item soal yang masih terpakai yaitu 17 item
pertanyaan.
Maka, kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru
diubah seperti yang terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi angket gaya kepemimpinan demokratis guru
setelah uji validitas
Indikator Item (+) Item (-) Jumlah
1). Mencintai Siswa 1, 2, 4, 6 3, 5, 7 7
2). Menghargai nilai
kemanusiaan lebih dari
aturan formal
8, 9, 10,
11, 12
5
3). Sikap membebaskan dan
bukan membelenggu
14, 15, 17
13, 16
5
Total 10 7 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Uji validitas angket motivasi belajar siswa
Dari hasil pengujian 10 item pernyataan pada angket motivasi
belajar siswa, maka didapat hasil uji sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil uji validitas angket motivasi belajar siswa
Nomor Item rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0,695 > 0,349 Valid
Item 2 0,462 > 0,349 Valid
Item 3 0,442 > 0,349 Valid
Item 4 0,731 > 0,349 Valid
Item 5 0,522 > 0,349 Valid
Item 6 0,704 > 0,349 Valid
Item 7 0,624 > 0,349 Valid
Item 8 0,757 > 0,349 Valid
Item 9 0,571 > 0,349 Valid
Item 10 0,757 > 0,349 Valid
Dari data hasil uji validitas angket motivasi belajar siswa pada
tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa semua item pernyataan pada anket
dinyatakan valid. Jadi semua 10 item pernyataan dipakai. Karena
semua item valid, jadi tidak ada perubahan pada kisi-kisi angket
motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan, cara atau teknik yang digunakan
peneliti dalam mengelolah data yang diperoleh untuk mendapatkan
jawaban terhadap tujuan yang telah dibuat.
Angket yang diberikan kepada siswa yaitu angket gaya
kepemimpinan demokratis guru dan angket motivasi belajar siswa. Dari
jawaban siswa, peneliti kemudian memberi skor kepada angket yang diisi
siswa. Pada angket gaya kepemimpinan demokratis guru dan angket
motivasi belajar siswa terdapat item (+) dan item (-). Untuk memberi skor
jawaban siswa pada kedua angket ini, peneliti menggunakan ketentuan
yang ada pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Penilaian angket gaya kepemimpinan demokratis guru dan angket
motivasi belajar siswa
Jawaban Tiap Item
Skor
Item (+) Item (-)
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Analisis gaya kepemimpinan demokratis guru
Jumlah item pertanyaan pada angket gaya kepemimpinan
demokratis guru adalah 17 item, terdiri dari item positif dan item
negatif. Penyebaran item positif dan item negatif dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 7. Penyebaran item positif dan negatif pada angket gaya
kepemimpinan demokratis guru
Item Nomor Item Pada Angket
Positif 1, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 17
Negatif 3, 5, 7, 11, 12, 13, 16
Setiap item pada angket diberikan skor masing-masing
berdasarkan ketentuan pada tabel 6. Dari skor yang diperoleh dapat
dianalisis sebagai berikut:
a. Jumlah item = 17;
b. Skor minimal yang dimiliki siswa adalah: 1 x 17 item = 17;
c. Skor maksimal yang dimiliki siswa adalah: 4 x 20 item = 68;
d. Range skornya adalah: 68 - 17 = 51;
e. Lebar interval adalah: 51 : 4 = 12,75.
Sehingga, intervalnya adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 8. Persentase penyebaran skor gaya kepemimpinan
demokratis guru
Interval Keterangan Jumlah
Orang
Persentase
(%)
55,25 < skor ≤ 68 Sangat Baik
42.5 < skor ≤ 55,25 Baik
29,75 < skor ≤ 42,5 Cukup Baik
Skor ≤ 29,75 Kurang Baik
Total
2. Analisis motivasi belajar siswa
Jumlah item pada angket motivasi belajar siswa adalah 10
item, terdiri dari item positif dan item negatif. Penyebaran item
positif dan item negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Penyebaran item positif dan item negatif pada angket
motivasi belajar siswa.
Item Nomor item pada angket
Positif 1, 2, 5, 7, 9, 10.
Negatif 3, 4, 6, 8.
Setiap item pada angket diberikan skor masing-masing
berdasarkan ketentuan pada tabel 6. Dari skor yang diperoleh dapat
dianalisis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
a. Jumlah item = 10;
b. Skor minimal yang dimiliki siswa adalah: 1 x 10 item = 10;
c. Skor maksimal yang dimiliki siswa adalah: 4 x 10 item = 40;
d. Range skornya adalah: 40 - 10 = 30;
e. Lebar intervalnya adalah: 30 : 4 = 7,5.
Sehingga intervalnya adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Persentase penyebaran skor motivasi belajar siswa
Interval Keterangan Jumlah
Orang
Persentase
(%)
32,5 < skor ≤ 40 Sangat Baik
25 < skor ≤ 32,5 Baik
17.5 < skor ≤ 25 Cukup Baik
Skor ≤17,5 Kurang Baik
Total
3. Analisis data hubungan antara gaya kepemimpinan
demokratis guru dengan motivasi belajar siswa.
Untuk menguji adanya hubungan atau korelasi antara gaya
kepemimpinan demokratis guru (Variabel X) dengan motivasi
belajar siswa (Variabel Y), maka digunakan teknik korelasi
Product Moment. Rumus yang digunakan dalam uji korelasi
Product Pearson adalah sebagai berikut (Suparno, 2014: 80 - 81).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
𝑟𝑥𝑦 = ∑(𝑥𝑖− �̅�)(𝑦𝑖− �̅�)
√∑(𝑥𝑖− �̅�)2 ∑(𝑦𝑖− �̅�)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi person
𝑥𝑖 = Gaya kepemimpinan demokratis guru
�̅� = Rata-rata kepemimpinan demokratis guru
𝑦𝑖 = Motivasi belajar siswa
�̅� = Rata-rata motivasi belajar siswa
Jika koefisien korelasi sampel sudah diketahui, untuk
membuktikan apakah korelasi sungguh signifikan, caranya adalah
sebagai berikut:
a. H0 : ρxy = 0 (hipotesa nol)
b. Hi : ρxy ≠ 0 (hipotesa alternatif)
c. Signifikant level α = 0.05
d. Df = derajat kebebasan = N - 2 ( N adalah jumlah sampel
penelitian)
e. rcrit (koefisien kritikal) dicari dari tabel korelasi
f. kesimpulan: Jika rxy (koefisien korelasi perhitungan), maka
hipotesa nol ditolak. Bila tidak, maka diterima.
g. Bila │ robs │>│ rcrit │ maka signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, DATA, ANALISIS DATA, DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah B Sleman Yogyakarta pada 32
siswa kelas X. Data terkait gaya kepemimpinan demokratis guru dan
motivasi belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket pada kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta. Jumlah keseluruan sampel adalah 32
siswa. Penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2018 sampai bulan Mei
2018.
Berikut pada tabel 11 di bawah ini adalah uraian pelaksanaan
penelitian yang telah dilakukan:
Tabel 11. Uraian pelaksanaan penelitian
No .
Tanggal, Bulan,
Tahun
Uraian Kegiatan
1. 26 Februari 2018 Penyerahan surat ijin penelitian ke Sekolah B,
Sleman Yogyakarta.
2. 27 Februari 2018 Minta konfirmasi dari sekolah terkait surat ijin
penelitian dan ketemu guru A selaku guru kelas
X di Sekolah B, Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. 01 Maret 2018 Penyebara angket untuk keperluan validasi butir
soal.
4. 11 April 2018 Observasi pertama kegiatan belajar mengajar.
5. 18 April 2018 Observasi kedua kegiatan belajar mengajar dan
penyeberan angket untuk data final.
6. 30 April 2018 Melakukan wawancara terhadap beberapa bagian
dari sampel penelitian
7. 02 Mei 2018 Melakukan wawancara terhadap guru A.
B. Hasil Penelitian
Beradasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil
sampel penelitian pada kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta. Sampel
penelitian yang mingisi kuesioner sebanyak 32 siswa.
1. Gaya kepemimpinan demokratis guru
Banyaknya butir angket pada variebel gaya kepemimpinan
demokratis guru ini berjumlah 17 item. Berikut pada tabel di bawah
ini adalah skor gaya kepemimpinan demokratis guru A menurut
penilaian masing-masing siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 12. Skor gaya kepemimpinan demokratis guru A
Sampel Skor
1 51
2 48
3 40
4 42
5 51
6 43
7 49
8 44
9 53
10 41
11 45
12 45
13 43
14 50
15 36
16 49
17 55
18 42
19 41
20 47
21 48
22 47
23 56
24 51
25 43
26 46
27 30
28 50
29 61
30 50
31 50
32 39
Total 1486
Data skor pada tabel 12 di atas, kemudian dimasukan ke dalam
tabel persentase penyebaran skor gaya kepemimpinan demokratis guru
A. Hal ini bertujuan untuk lebih mudah melihat penyebaran skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari angket gaya kepemimpinan demokratis guru A. Adapun
hasilnya dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Persentase penyebaran skor gaya kepemimpinan
demokratis guru A
Interval Keterangan Jumlah
Orang
Persentase
(%)
55,25 < skor ≤ 68 Sangat Baik 2 6,25
42.5 < skor ≤ 55,25 Baik 22 68,75
29,75 < skor ≤ 42,5 Cukup Baik 8 25
Skor ≤ 29,75 Kurang Baik 0 0
Total 32 100
Berdasarkan hasil penilaian dari 32 sampel penelitian terhadap
gaya kepemimpinan demokratis guru A, diperoleh data penyebaran
skor yaitu seperti pada tabel 13 di atas. Dari tabel terlihat bahwa 68,75
% sampel penelitian menilai bahwa gaya kepemimpinan demokratis
guru A termasuk pada kategori baik, sedangkan sisanya yaitu, 6,25 %
sampel menilai sangat baik dan 25 % sampel menilai cukup baik.
Dari skor yang ada pada tabel 12 di atas, dapat di cari juga
nilai rata-rata gaya kepemimpinan demokratis guru A,
Jumlah skor total jawaban siswa = 1486 dan skor maksimal
untuk 17 butir soal adalah 17 x 4 = 68, maka nilai rata-rata dan
persentase nilai rata-ratanya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Rata-rata = jumlah skor total jawaban siswa
banyaknya siswa
Rata-rata = 1486
32 = 46,4375 dibulatkan menjadi 46,44
Persentase = rata−rata
skor maksimal x 100
Persentase = 46,44
68 x 100 = 68,294 %
Untuk mengetahui sebaik apa gaya kepemimpinan demokratis
guru A berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, maka dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 14. Persentase skor rata-rata gaya kepemimpinan demokratis
guru A
Interval Keterangan Rata-Rata Persentase (%)
55,25 < skor ≤ 68 Sangat Baik - -
42.5 < skor ≤ 55,25 Baik 46,44 68,294
29,75 < skor ≤ 42,5 Cukup Baik - -
Skor ≤ 29,75 Kurang Baik - -
Pada tabel 14 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata gaya
kepemimpinan demokratis guru A yaitu 46,44, nilai ini berada pada
kategori baik. Sedangkan, untuk persentase nilai rata-ratanya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
68,294 %. Nilai rata-rata di atas adalah nilai untuk keseluruhan gaya
kepemimpinan demokratis guru A.
Seperti yang dijelaskan pada bab 3, untuk gaya
kepemimpinan demokratis guru terdiri dari 3 indikator. Untuk lebih
mengetahuai seberapa baik gaya kepemimpinan guru A pada
masing-masing indikator, maka akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Mencintai Siswa
Pada indikator ini terdapat 7 butir soal yaitu, nomor 1
sampai 7. Dari jumlah skor total jawaban siswa untuk indikator
ini, dapat dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 612 dan skor
maksimal untuk 7 butir soal adalah 7 x 4 = 28, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = 612
32 = 19,125
Persentase = 19,125
28 x 100 = 68,303 %
b. Menghargai nilai kemanusiaan lebih dari aturan formal
Pada indikator ini terdapat 5 butir soal yaitu, nomor 8
sampai 12. Dari jumlah skor total jawaban siswa untuk indikator
ini, dapat dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 441 dan skor
maksimal untuk 5 butir soal adalah 5 x 4 = 20, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Rata-rata = 441
32 = 13,781
Persentase = 13,781
20 x 100 = 68,905 %
c. Sikap membebaskan dan bukan membelenggu
Pada indikator ini terdapat 5 butir soal yaitu, nomor 13
sampai 17. Dari jumlah skor total jawaban siswa untuk indikator
ini, dapat dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 433 dan skor
maksimal untuk 5 butir soal adalah 5 x 4 = 20, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Total skor = 433, maka nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = 433
32 = 13,531
Persentase = 13,531
20 x 100 = 67,655 %
Untuk mengetahui sebaik apa gaya kepemimpinan demokratis
guru A pada masing-masing indikator berdasarkan nilai rata-rata yang
diperoleh, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 15. Persentase skor rata-rata tiap masing-masing indikator pada
gaya kepemimpinan demokratis guru A
Interval Keterangan
Persentase rata-rata tiap indikator %
I.1 I.2 I.3
75 < skor ≤ 100 Sangat Baik - - -
50 < skor ≤ 75 Baik 68,303 68,905 67,655
25 < skor ≤ 50 Cukup Baik - - -
Skor ≤ 25 Kurang Baik - - -
Pada tabel 15 di atas terlihat bahwa, persentase skor rata-rata
gaya kepemimpinan demokratis guru A untuk masing-masing
indikator adalah sebagai berikut, 1) Mencintai siswa yaitu 68,303 %,
2) Menghargai nilai kemanusiaan lebih dari aturan formal 68,905 %,
dan 3) Sikap membebaskan dan bukan membelenggu yaitu 67,755
%. Ketiga indikator ini persentase nilai rata-ratanya berada pada
kategori baik.
2. Motivasi belajar siswa
Banyaknya butir angket pada variebel motivasi belajar siswa
ini berjumlah 10 item. Berikut pada tabel di bawah ini adalah skor
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 16. Skor motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B
Sampel Skor
1 28
2 30
3 25
4 26
5 27
6 28
7 24
8 27
9 32
10 29
11 22
12 26
13 26
14 28
15 24
16 28
17 28
18 31
19 24
20 31
21 30
22 34
23 34
24 29
25 25
26 27
27 30
28 27
29 30
30 30
31 31
32 23
Total 894
Data skor pada tabel 16 di atas, kemudian dimasukan ke dalam
tabel persentase penyebaran skor motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B. Hal ini bertujuan untuk lebih mudah melihat penyebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Persentase penyebaran skor motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B
Interval Keterangan Jumlah
Orang
Persentase
(%)
32,5 < skor ≤ 40 Sangat Baik 2 6,25
25 < skor ≤ 32,5 Baik 23 71,875
17.5 < skor ≤ 25 Cukup Baik 7 21,875
Skor ≤17,5 Kurang Baik 0 0
Total 32 100
Berdasarkan hasil jawaban dari 32 sampel penelitian terhadap
motivasi belajar mereka dalam mengikuti pelajaran, diperoleh data
penyebaran skor yaitu seperti pada tabel 17 di atas. Dari tabel terlihat
bahwa 71,875 % motivasi belajar mereka dalam mengikuti pelajaran
masuk pada kategori baik, sedangkan sisanya yaitu, 6,25 % masuk
dalam kategori sangat baik dan 25 % masuk dalam kategori cukup
baik.
Dari skor yang ada pada tabel 16 di atas, dapat di cari juga
nilai rata-rata motivasi belajar siswa kelas X sekolah B,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Jumlah skor total jawaban siswa = 894 dan skor maksimal
untuk 10 butir soal adalah 10 x 4 = 40, maka nilai rata-rata dan
persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = jumlah skor total jawaban siswa
banyaknya siswa
Rata-rata = 894
32 = 27,9375 dibulatkan menjadi 27,94
Persentase = rata−rata
skor maksimal x 100
Persentase = 27,94
40 x 100 = 69,85 %
Untuk mengetahui sebaik apa motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B diberdasarkan nilai rata-rata yang di peroleh, maka dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Persentase skor rata-rata motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B
Interval Keterangan Rata-Rata Persentase (%)
32,5 < skor ≤ 40 Sangat Baik - -
25 < skor ≤ 32,5 Baik 27.94 69,85
17.5 < skor ≤ 25 Cukup Baik - -
Skor ≤17,5 Kurang Baik - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pada tabel 18 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata motivasi
belajar siswa kelas X Sekolah B yaitu 27,94, nilai ini berada pada
kategori baik. Sedangkan, untuk persentase nilai rata-ratanya yaitu
69,85 %. Nilai rata-rata di atas adalah nilai untuk keseluruhan
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B.
Untuk mengetahuai seberapa baik motivasi belajar siswa dari
masing-masing indikator, maka akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Perhatian (Attention)
Pada indikator ini, terdapat 3 butir soal yaitu, nomor 1
sampai 3. Dari total skor jawaban siswa untuk indikator ini,
dapat dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 276 dan skor
maksimal untuk 3 butir soal adalah 3 x 4 = 12, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = 276
32 = 8,625
Persentase = 8,625
12 x 100 = 71,875 %
b. Relevansi (Relevance)
Pada indikator ini, terdapat 2 butir soal yaitu, nomor 4
dan 5. Dari total skor jawaban siswa untuk indikator ini, dapat
dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Jumlah skor total jawaban siswa = 164 dan skor
maksimal untuk 2 butir soal adalah 2 x 4 = 8, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = 164
32 = 5,125
Persentase = 5,125
8 x 100 = 64,062 %
c. Kepercayaan diri (Convidence)
Pada indikator ini, terdapat 2 butir soal yaitu, nomor 6
dan 7. Dari total skor jawaban siswa untuk indikator ini, dapat
dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 169 dan skor
maksimal untuk 2 butir soal adalah 2 x 4 = 8, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
Rata-rata = 169
32 = 5,281
Persentase = 5,281
8 x 100 = 66,012 %
d. Kepuasan (Satisfaction)
Pada indikator ini, terdapat 3 butir soal yaitu, nomor 8
sampai 10. Dari total skor jawaban siswa untuk indikator ini,
dapat dicari nilai rata-rata yaitu seperti di bawah ini.
Jumlah skor total jawaban siswa = 285 dan skor
maksimal untuk 3 butir soal adalah 3 x 4 = 12, maka nilai rata-
rata dan persentase nilai rata-ratanya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Rata-rata = 285
32 = 8,906
Persentase = 8,906
12 x 100 = 74,216%
Untuk mengetahui seberapa baik motivasi belajar siswa kelas
X Sekolah B pada masing-masing indikator berdasarkan nilai rata-rata
yang diperoleh, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 19. Persentase skor rata-rata untuk masing-masing indikator
pada motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B
Interval Keterangan
Persentase rata-rata tiap indikator %
I.1 I.2 I.3 I.4
75 < skor ≤ 100 Sangat Baik - - -
50 < skor ≤ 75 Baik 71,875 64,062 66,012 74,216
25 < skor ≤ 50 Cukup Baik - - -
Skor ≤ 25 Kurang Baik - - -
Pada tabel 19 di atas terlihat bahwa, persentase nilai rata-rata
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B untuk masing-masing
indikator adalah sebagai berikut, 1) Perhatian (Attention) yaitu
71,875 %, 2) Relevansi (Relevance) yaitu 64,062 %, 3) Kepercayaan
diri (Convidence) yaitu 66,012 %, dan 4) Kepuasan (Satisfaction)
yaitu 74,216 %. Keempat indikator ini, persentase nilai rata-ratanya
berada pada kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data kuesioner gaya kepemimpinan demokratis guru
A dan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B maka, peneliti
menganalisis korelasi antara gaya kepemimpinan demokratis guru A
dengan motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta.
Hasil perhitungannya sebagai berikut:
Diketahui : ∑(xi - �̅�) (yi - 𝑦) = 236,83
∑(xi - 𝑥)2 = 1171,76
∑(yi - �̅�)2 = 279,775
Ditanya : rxy …..?
𝑟𝑥𝑦 = ∑(𝑥𝑖− �̅�)(𝑦𝑖− �̅�)
√∑(𝑥𝑖− �̅�)2 ∑(𝑦𝑖− �̅�)2
𝑟𝑥𝑦 = 236.83
√(1171.76)(279.775) =
236.83
√327829.154 =
236.83
572.563
𝑟𝑥𝑦 = 0,4135.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai robs = 0,4135. Untuk
sampel sebanyak 32 orang pada taraf signifikan pada α = 0,05, nilai rcrit =
0,349.
Karena robs (0,4135) > rcrit (0,349), maka signifikan. Dimana ada
korelasi yang positif antara gaya kepemimpinan demokratis guru A dengan
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kata lain, semakin baik gaya kepemimpinan demokratis guru maka,
motivasi belajar siswa juga semakin baik.
Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antara
variabel, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi (KK)
sebagai patokan, Hasan (2004: 44).
Tabel 20. Interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan
No . Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1. Nilai KK = 0,00 Tidak ada korelasi
2. 0,00 > nilai KK ≤ 20 Korelasi lemah sekali
3. 0,20 > nilai KK ≤ 0,40 Korelasi lemah
4. 0,40 > nilai KK ≤ 0,70 Korelasi sedang
5. 0,70 > nilai KK ≤ 0,90 Korelasi kuat
6. 0,90 > nilai KK ≤ 1,00 Korelasi kuat sekali
7. Nilai KK = 1,00 Korelasi sempurna
Jika nilai robs dari hasil penelitian dibandingkan dengan nilai pada
tabel “Interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan”, maka
untuk robs = 0,4135 berada pada interval 0,40 > nilai KK ≤ 0,70, yaitu pada
korelasi sedang.
Maka, berdasarkan hasil perbandingan nilai robs dengan tabel
“Interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan” di atas, gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kepemimpinan demokratis guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta, yaitu berada pada korelasi sedang.
D. Pembahasan Umum
Dalam pelaksanaan pendidikan, guru adalah komponen terpenting
dalam hal membangkitkan motivasi belajar siswa karena, dalam
kesehariannya gurulah yang setiap hari bersama siswa dalam kegiatan
proses belajar mengajar.
Indikator motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat dilihat dalam
kegiatan sehari-hari ketika proses belajar sedang berlangsung yakni,
bergairah, senang, ceriah, siap menerima pelajaran baru, suka tantangan,
suka mengerjakan soal dan mampu berargumentasi. Motivasi merupakan
faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu
menentukan penerapan motivasi yang dapat meyakinkan bahwa peserta
didik memiliki kesempatan untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai
tujuan pendidikan dan pembelajaran tersebut. Maka dari itu, diharapkan
guru dapat menjadi pemimpin yang baik ketika proses pembelajaran, agar
siswa yang mengikuti proses pembelajaran dapat termotivasi untuk belajar.
Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana tingkat gaya
kepemimpinan demokratis guru dalam pembelajaran, bagaimana tingkat
motivasi belajar siswa, dan bagaimana hubungan gaya kepemimpinan
demokratis guru dengan motivasi belajar siswa. Untuk mengetahui
bagaimana tingkat gaya kepemimpinan demokratis guru, bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tingkat motivasi belajar siswa, dan bagaimana hubungan gaya
kepemimpinan demokratis guru dengan motivasi belajar siswa, peneliti
melakukan penelitian. Serangkaian cara pengumpulan data telah
dilakukan, mulai dari melakukan observasi terhadap guru dan siswa pada
saat kegiatan belajar mengajar, pengisian angket yang dilakukan oleh
siswa, dan juga wawancara terhadap siswa dan guru. Dari hasil
pengumpulan data ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana tingkat gaya
kepemimpinan demokratis guru dalam pembelajaran, dan bagaimana
tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelaran.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar, guru A yang sebagai subyek penelitian masih
kurang maksimal menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, hal itu
terlihat dari hasil penilaian siswa terhadap guru tersebut, dimana hasilnya
berada pada daerah interval “baik” dengan persentase nilai rata-rata yaitu
68,294 %.
Jika melihat skor total dari massing-masing ke-17 butir soal pada
instrument gaya kepemimpinan demokratis guru A, dapat dilihat bahwa
skor total paling rendah yaitu pada butir soal nomor “(3) guru cepat marah
ketika kesulitan mengatur siswanya”, dengan perolehan skor total yaitu 69,
dan disusul dengan butir soal nomor “(11) apapun alasannya, guru
menghukum siswa yang melakukan kesalahan”, dengan skor total yaitu
71. Sedangkan untuk skor total paling tinggi yaitu dimiliki oleh butir soal
nomor “(9) guru menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
belakang siswanya”, dengan skor total yaitu 99, dan tertinggi ke-2 yaitu
dimiliki oleh butir soal nomor “(5) guru marah ketika ditanyai siswanya”,
dengan skor total yaitu 98.
Untuk konfirmasi skor yang dimiiki butir soal nomor 3 dan 11,
peneliti melakukan wawancara ke beberapa siswa dan juga melakukan
observasi di kelas untuk memperoleh data pendukung. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa, untuk butir
soal nomor 3 mendapat jawaban positf dari siswa. Menurut hasil
wawancara, penyebab rendahnya skor untuk butir soal nomor 3 yaitu,
siswa mengangap gurunya sering menyindir siswanya jika mereka
melakukan kesalahan. Misalnya, “Bukan marah sih mas, tapi gimana ya,
lebih sering nyindir ke murid gitu mas dari pada marah-marah”, dikutip
dari salah satu jawaban siswa. Sedangkan untuk butir soal nomor 11 juga
mendapatkan jawaban positif dari siswa. Menurut hasil wawancara,
penyebab rendahnya skor untuk butir soal nomor 11 yaitu, bahwa gurunya
sering menyuruh siswa untuk minta surat ijin ke BK jika mereka terlambat
masuk kelas, bahakan jika itu terlambat beberapa menit pun. Misalnya,
“Biasanya kalau terlambat gitu ngetok pintu, terus masuk, tapi kalau
gurunya lagi absen gitu harus nunggu sampai guru selesai absen, terus
nanti kalau enggak bawa surat ijin dari BK, suruh ke BK dulu”, dikutip
dari salah satu jawaban siswa.
Sementara itu untuk konfirmasi skor yang dimiiki butir soal
dengan skor tertinggi, yaitu nomor 9 dan 5, peneliti juga melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
wawancara ke beberapa siswa dan juga melakukan observasi di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa
siswa, untuk butir soal nomor 9, mendapat jawaban positf dari siswa.
Menurut hasil wawancara, bahwa memang di kelas guru tidak membeda-
bedakan siswanya. Semuanya diperlakukan sama rata atau adil. Misalnya,
“Iya mas, semua murid diperlakukkan sama kok, adil kok mas ibunya”,
dikutip dari salah satu jawaban siswa. Sedangkan untuk butir soal nomor
5, peneliti tidak mengajukan pertanyaan wawancara ke siswa, sebab pada
butir soal ini peneliti memperoleh data penguat ketika melakukan
observasi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat
bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa guru marah ketika ditanyai siswanya.
Malah sebaliknya, guru memberikan tawaran ke siswa untuk bertanya jika
ada materi atau soal yang belum dimengerti.
Untuk angket motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta, diperoleh persentase nilai rata-rata motivasi belajar siswa
yaitu 69,85 % dan berada pada dearah interval “baik”. Sama seperti
instrument gaya kepemimpinan demokratis guru, instrument motivasi
belajar juga ada skor total terendah dan ada skor total tertinggi.
Untuk instrument motivasi belajar siswa, total skor terendah dari
10 butir soal yaitu pada butir soal nomor “(1) saya senang belajar fisika”,
dan butir soal nomor “(5) saya dapat menghubungkan materi fisika yang
saya pelajari dengan kehidupan sehari-hari”, dengan skor total ke-2 butir
soal ini sama yaitu 79. Sedangkan untuk butir soal tertinggi yaitu, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
butir soal nomor “(2) saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh
guru saat KBM berlangsung”, dan pada butir soal nomor “(9) saya merasa
puas karena dapat menyelesaikan latihan soal fisika secara mandiri”,
dengan skor total ke-2 butir soal ini sama yaitu 99.
Untuk konfirmasi skor yang dimiiki butir soal nomor 1 dan 5,
peneliti melakukan wawancara ke guru A dan juga melakukan observasi di
kelas. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru
A, rendahnya skor untuk butir soal nomor 1 mendapat pengakuan dari
guru A, memang hal itu benar. Menurut guru A, pada saat kegiatan belajar
mengajar di kelas, tidak semua siswa merasa senang, “fisika itu kan susah,
biasanya tidak semua senang sih, tapi ada satu dua siswa yang suka gitu,
ya sekitar 1/3 bagian dari siswa”, kata guru A. Menurut guru, kurangnya
antusias siswa dalam pelajaran fisika dikarenakan lemahnya basik siswa
dalam matematika, jadi sangat mempengaruhi antusias dalam belajar.
“Soalnya tergantung sama basic nya juga mas, biasanya kalau basic
matematikanya kuat ya enggak masalah, tapi kan biasanya kalau siswa itu
basic matematika itu sudah bawaan dari sananya itu lemah, sehingga
kalau di tuntut untuk bisa kan itu susah”, kata guru A.
Sedangkan untuk butir soal nomor 5 juga mendapatkan jawaban
positif berdasarkan hasil wawancara terhadap guru A. Menurut guru A,
untuk siswa dapat mengkaitkan materi yang sudah dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari itu masih belum, karena guru menilai bahwa
memang pelajaran fisika itu susah bagi siswa, materinya rumit sekali,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
waktunya singkat, dan juga masih di tuntut PR dari mata pelajaran yang
lain yang lain. “Kalau mengkaitkan seperti itu masih belum, ya karena itu
tadi wong pelajarannya aja susah, materinya rumit sekali, waktunya
singkat, masih dtuntut PR yang lain yang lain, jadi biasanya susah”, kata
guru A.
Sementara itu untuk konfirmasi skor yang dimiiki butir soal
dengan skor tertinggi, yaitu nomor 2 dan 9, peneliti juga melakukan
wawancara terhadap guru A dan juga melakukan observasi di kelas. Untuk
butir soal nomor 2, peneliti masih belum bisa mengambil kesimpulan dari
hasil wawancara terhadap guru A, karena jawaban guru A tidak mengarah
ke topik tersebut. Tapi, menurut hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti, terlihat bahwa memang benar jika siswa kelas X Sekolah B sangat
memperhatikan penjelasan dari guru ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Jika dilihat keseluruhannya, hampir 90 %
siswa memperhatikan penjelasan saat kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan, untuk butir soal nomor 9 mendapatkan konfirmasi dari
hasil wawancara terhadap guru A. Menurut guru A, ketika diberikan
latihan soal hampir semuanya terlibat aktif untuk mengerjakan, walaupun
ada 2 atau 3 orang yang tidak begitu aktif, namun menurut guru itu wajar.
“Kalau kaitan dengan latihan soal, lumayan aktif. Tapi ya, namanya 32
anak itu, satu, dua ada yang enggak kerja gitu kan ya wajar, kalau kaitan
dengan latihan soal aktif mas, ya lumayan. Meskipun adakalanya
kendalanya ya itu tadi, perhitungan, satuan itu masih banyak yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
paham, karena itu tadi, balik lagi matematika itu toh. Kalau berkaitan
dengan antusiasnya ya lumayan”, kata guru A . Hal ini juga nampak
sewaktu peneliti melakukan observasi, dimana siswanya sangat antusias
mengerjakan latihan soal, dan jika mereka menemukan kesulitan mereka
tidak takut menghampiri guru untuk bertanya.
Jika pada pembahasan di atas dijelaskan bahwa, gaya
kepemimpinan demokratis guru A dan motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta berada pada kategori baik, maka
bagaimana hubungan antara kedua variabel ini?
Berdasarkan hasil perhitungan pada data angket gaya
kepemimpinan demokratis guru dan juga angket motivasi belajar siswa,
maka diperoleh nilai robs dari perhitungan yaitu = 0,4135. Untuk sampel
sebanyak 32 orang pada taraf signifikan pada α = 0,05, nilai rcrit = 0,349.
Karena robs (0,4135) > rcrit (0,349), maka signifikan, dimana ada
korelasi yang positif antara gaya kepemimpinan demokratis guru A dengan
motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta. Dengan
kata lain, semakin baik gaya kepemimpinan demokratis guru maka
semakin baik pula motivasi belajar siswa.
Sedangkan berdasarkan perbandingan nilai robs dengan Tabel
“Interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan”, maka untuk robs
= 0,4135 berada pada interval 0,40 > nilai KK ≤ 0,70, yaitu pada korelasi
sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Maka berdasarkan hasil penelitian ini, hubungan antara gaya
kepemimpinan demokratis guru A dengan motivasi belajar siswa kelas X
Sekolah B di Sleman Yogyakarta, yaitu berada pada korelasi sedang.
Adanya hubungan positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan demokratis guru dengan motivasi belajar siswa
menunjukan hal itu benar, karena salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa adalah faktor eksternal, salah satunya yaitu dari
guru.
Dari hasil penelitian ini, peneliti mengambil makna bahwa, guru
yang baik akan selalu menjadi guru favorit bagi siswa. Dengan menjadi
guru favorit di hati siswa, maka siswa akan mempunyai semangat dalam
mengikuti pelajaran. Semangat belajar inilah yang membuat motivasi
belajar siswa semakin tinggi dan semangat belajar juga membuat siswa
akan berjuang jika menemukan kesulitan, tidak cepat putus asa dalam
belajar, dan juga dapat menetukan keberhasilan seorang siswa untuk
mencapai tujuan belajarnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
kutipan dari salah satu siswa yang menjadi sampel penelitian. Ketika
diwawancarai, siswa berkata bahwa, siswa jaman sekarang menyukai mata
pelajaran itu tergantung dari gurunya. Jika gurunya tidak baik, maka
persepsi siswa ke matapelajaran yang diampuh guru tersebut juga akan
tidak baik. “Padahal mas siswa jaman sekarang suka pelajaran itu
tergantung gurunya, kalau gurunya nggk enak pasti pelajarannya jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
enggak suka mas”,kata salah satu siswa kelas X Sekolah B di Sleman
Yogyakarta yang menjadi sampel penelitian.
Maka dari itu, peran guru di dalam proses pembelajaran sangatlah
penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti diketahui,
banyak orang yang tidak menyukai fisika karena beranggapan bahwa,
pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang cukup sulit. Oleh karena itu,
peran guru dalam hal ini adalah, bagaiamana cara agar orang yang tidak
menyukai fisika mejadi suka fisika, dengan menyukai fisika maka
anggapan orang tentang sulitnya mata pelajaran fisika pasti akan
berkurang.
Oleh karena itu, penting bahwa guru harus memiliki kompetnsi
yang tinggi, bukan hanya dapat menguasai materi dengan baik, tapi juga
banyak kompetensi yang di butuhkan guru agar menjadi guru favorit di
hati siswa, salah satunya yaitu gaya kepemimpinan seorang guru. Banyak
aspek yang harus dimiliki guru untuk menjadi guru dengan gaya
kepemimpinan yang baik. Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah
satu dari berbagai macam gaya kepemimpinan. Ada 3 aspek yang harus di
perhatikan dalam gaya kepemimpinan demokratis, yaitu: mencintai
siswanya, menghargai nilai kemanusiaan lebih dari aturan formal, dan ikap
membebaskan dan bukan membelenggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan tentang hubungan
antara gaya kepemimpinan demokratis guru A dengan motivasi belajar
siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta, dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan demokratis guru A Sekolah B di Sleman
Yogyakarta yaitu berada pada kategori baik, dengan persentase
nilai rata-rata yaitu 68,294 %.
2. Motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta
yaitu berada pada kategori baik, dengan persentase nilai rata-rata
yaitu 69,85 %.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan demokratis guru A dengan motivasi belajar siswa
kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta. Dengan kekuatan
hubungan yaitu berada pada korelasi sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka, dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Dengan diketahui hasil dari penelitian ini, diharapkan agar
kepala sekolah dapat mensosialisasikan ke guru-guru tentang gaya
kepemimpinan demokratis. Karena hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa, ada hubungan positif antara gaya
kepemimpinan demokratis guru terhadap motivasi belajar siswa.
Dengan begitu, harapan selanjutnya yaitu dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru
Dengan diketahui hasil dari penelitian ini, diharapkan guru
dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
kebutuhan siswanya. Banyak kompetensi yang dibutuhkan guru
agar menjadi guru favorit di hati siswa, salah satunya yaitu gaya
kepemimpinan seorang guru itu sendiri. Banyak aspek yang harus
dimiliki guru untuk menjadi guru dengan gaya kepemimpinan yang
baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat
mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan aspek lain
sebagai variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ratnasari. 2014. (Skripsi) Hubungan Gaya Kepemimpinan
Guru Terhadap Prestasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Se Gugus
Minomartani Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Djamarah, S. Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Handoko, T. Hani. 2001. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku.
Yogyakarta: Kanisius.
Hasan, Iqbal. 2004. Anlisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Leskona, Tami. 2017. (Skripsi) Pengaruh Penerapan Metode Inquiry
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar
Siswa Kelas XI IPA Pada Materi Persamaan Gas Ideal Di SMA
Kristen Tual. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nara, H. & Siregar, E. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Prayitno, Elida. 1989. Panduan Pengajaran Buku Motivasi Dalam
Belajar. Jakarta: Dekdikbud.
Rianto, Hadi. 2016. (Skripsi) Implementasi Nilai Kemanusiaan Yang Adil
Dan Beradap Di Lingkungan Sekolah. Pontianak: IKIP-PGRI.
Riduwan. 2013. BelajarMudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. 2008. Interaksi Dan Moivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis Di Era Reformasi. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana.
Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sutarto. 1986. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta:
UGM.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta:
Rajawali Pres.
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan Dan Motivasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi
Pembelajaran (Learning Organizaion). Jakarta: Alfabeta.
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Wirawan. 2013. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Prilaku organisasi,
Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yukl, Gary. 2008. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: PT
Prehalindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket gaya kepemimpinan demokratis guru sebelum validasi
Lampiran 2. Angket gaya kepemimpinan demokratis guru setalah validasi
Lampiran 3. Angket motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah validasi
Lampiran 4. Hasil validitas angket gaya kepemimpinan demokratis guru
Lampiran 5. Hasil validitas angket motivasi belajar siswa
Lampiran 6. Contoh angket yang diisi sampel
Lampiran 7. Skor tiap item butir soal pada angket gaya kepemimpinan
demokratis guru
Lampiran 8. Skor tiap item butir soal pada angket motivasi belajar siswa
Lampiran 9. Perhitungan nilai rxy
Lampiran 10. Hasil wawancara gaya kepemimpinan demokratis guru
Lampiran 11. Hasil wawancara motivasi belajar siswa
Lampiran 12. Hasil observasi kegiatan belajar mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 1
INSTRUMEN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS GURU
Nama/No.Absen :
Kelas :
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi check list (√)
pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Guru memotivasi siswanya untuk maju dan berkembang
2. Guru memberikan perhatian dan membantu siswanya yang
mengalamai kesulitan atau bermasalah dalam pembelajaran
Fisika
3. Guru cepat marah ketika kesulitan mengatur siswanya
4. Guru meluangkan waktunya untuk siswa yang
membutuhkan bantuannya sekalipun dia lagi sibuk
5. Guru marah ketika ditanyai siswanya
6. Guru menegur siswanya ketika mereka salah, dan setelah
itu memberikan arahan yang baik
7. Guru mengabaikan siswanya yang lamban mengerti, yang
punya masalah pribadi, yang tersingkir dari teman-
temannya
8. Guru menghargai siswanya walaupuun dia tau kalau
kedudukannya lebih tinggi dari pada siswanya
9. Guru menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan latar
belakang siswanya
10. Guru menggunakan tutur kata yang baik dan sopan dalam
berbicara dan menegur siswanya yang bersalah
11. Demi aturan sekolah, guru menghukum setiap siswanya
yang melanggar aturan tanpa memperhatikan alasan
mengapa mereka melanggar aturan tersebut
12. Guru bersikap semena-mena kepada siswanya
13. Guru menggunakan kekerasan dalam memberi hukuman
kepada siswanya
14. Guru suka memaksakan kehendak kepada siswanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
15. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
bertanya
16. Guru memberi kesempatan ke siswa untuk boleh
mengerjakan suatu persoalan dengan cara-cara yang
berbeda
17. Guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk mencari
pendekatan dan caranya sendiri dalam belajar dan
menemukan sesuatu
18. Guru memberi waktu ke siswanya untuk berpikir dan
merumuskan gagasan mereka
19. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
mengungkapkan gagasannya
20. Guru menghargai gagasan dan ide-ide dari siswanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2
INSTRUMEN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS GURU
Nama/No.Absen :
Kelas :
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi check list (√)
pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Guru memotivasi siswanya untuk maju dan berkembang
2. Guru memberikan perhatian dan membantu siswanya
yang mengalamai kesulitan atau bermasalah dalam
pembelajaran Fisika
3. Guru cepat marah ketika kesulitan mengatur siswanya
4. Guru bersedia meluangkan waktu untuk siswa yang
membutuhkan bantuannya
5. Guru marah ketika ditanyai siswanya
6. Guru menegur siswanya ketika mereka salah, dan setelah
itu memberikan arahan yang baik
7. Guru mengabaikan siswanya yang lamban mengerti, yang
punya masalah pribadi, yang tersingkir dari teman-
temannya
8. Guru menghargai siswanya walaupuun dia tau kalau
kedudukannya lebih tinggi dari pada siswanya
9. Guru menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan latar
belakang siswanya
10. Guru menggunakan tutur kata yang baik dan sopan dalam
berbicara dan menegur siswanya yang bersalah
11. Apapun alasannya, guru menghukum siswa yang
melakukan kesalahan
12. Guru bersikap semena-mena kepada siswanya
13. Guru suka memaksakan kehendak kepada siswanya
14. Guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk
mencari pendekatan dan caranya sendiri dalam belajar
dan menemukan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
15. Guru memberi waktu ke siswanya untuk berpikir dan
merumuskan gagasan mereka
16. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswanya
untuk mengungkapkan gagasannya
17. Guru menghargai gagasan dan ide-ide dari siswanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 3
INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nama/No.Absen :
Kelas :
Petunjuk : Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memberi check list (√)
pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang belajar fisika
2. Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru
saat KBM berlangsung
3. Saya lebih memilih diam dari pada bertanya kepada guru
atau teman apabila saya tidak mengerti meteri fisika
4. Saya tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari materi fisika
yang saya pelajari
5. Saya dapat menghubungkan materi fisika yang saya pelajari
dengan kehidupan sehari-hari
6. Saya tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki
untuk menyelesaikan tugas-tugas fisika yang diberikan oleh
guru
7. Saya yakin berhasil dengan apa yang sudah saya kerjakan
dan tidak ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru
8. Saya tidak memperoleh manfaat apa-apa setelah
mempelajari materi fisika
9. Saya merasa puas karena dapat menyelesaikan latihan soal
fisika secara mandiri
10. Saya merasa puas dapat mengerti dan memahami pelajaran
fisika yang disampaikan oleh guru dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 4
Uji validitas angket gaya kepemimpinan guru.
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10
No.1
Pearson Correlation 1 0.161 0.262 -.404* 0.009 0.265 0.268 -0.057 .354* 0.325
Sig. (2-tailed)
0.378 0.148 0.022 0.96 0.143 0.138 0.756 0.047 0.069
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.2
Pearson Correlation 0.161 1 0.194 0.292 0.226 0.043 0.083 .432* 0.197 0.209
Sig. (2-tailed) 0.378
0.287 0.104 0.214 0.815 0.651 0.013 0.28 0.25
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.3
Pearson Correlation 0.262 0.194 1 0.102 0.116 0.101 0.161 0.118 .405* -0.04
Sig. (2-tailed) 0.148 0.287
0.578 0.527 0.583 0.377 0.522 0.022 0.828
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.4
Pearson Correlation -.404* 0.292 0.102 1 0.322 0.087 0.283 .460** 0 0.151
Sig. (2-tailed) 0.022 0.104 0.578
0.073 0.638 0.117 0.008 1 0.408
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.5
Pearson Correlation 0.009 0.226 0.116 0.322 1 0.213 0.329 0.269 .626** .494**
Sig. (2-tailed) 0.96 0.214 0.527 0.073
0.242 0.066 0.136 0 0.004
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.6
Pearson Correlation 0.265 0.043 0.101 0.087 0.213 1 .501** 0.088 0.194 .558**
Sig. (2-tailed) 0.143 0.815 0.583 0.638 0.242
0.003 0.632 0.286 0.001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.7
Pearson Correlation 0.268 0.083 0.161 0.283 0.329 .501** 1 -0.066 0.293 .435*
Sig. (2-tailed) 0.138 0.651 0.377 0.117 0.066 0.003
0.718 0.103 0.013
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.8
Pearson Correlation -0.057 .432* 0.118 .460** 0.269 0.088 -0.066 1 0.258 0.329
Sig. (2-tailed) 0.756 0.013 0.522 0.008 0.136 0.632 0.718
0.154 0.066
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.9
Pearson Correlation .354* 0.197 .405* 0 .626** 0.194 0.293 0.258 1 .486**
Sig. (2-tailed) 0.047 0.28 0.022 1 0 0.286 0.103 0.154
0.005
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.10
Pearson Correlation 0.325 0.209 -0.04 0.151 .494** .558** .435* 0.329 .486** 1
Sig. (2-tailed) 0.069 0.25 0.828 0.408 0.004 0.001 0.013 0.066 0.005
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.11
Pearson Correlation -0.088 -0.004 .407* -0.032 0.089 -0.3 -0.138 0.01 0 -0.238
Sig. (2-tailed) 0.633 0.983 0.021 0.861 0.628 0.095 0.451 0.957 1 0.189
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.12
Pearson Correlation 0.201 0.289 .488** 0.195 0.326 0.273 .421* 0.187 0.305 .373*
Sig. (2-tailed) 0.27 0.108 0.005 0.286 0.068 0.131 0.016 0.305 0.089 0.035
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.13
Pearson Correlation -0.172 0.207 .415* 0.295 0.066 0.046 0.189 0.246 0 -0.043
Sig. (2-tailed) 0.347 0.256 0.018 0.102 0.718 0.801 0.3 0.174 1 0.817
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.14
Pearson Correlation 0.343 .405* .439* 0.089 .469** 0.217 .382* 0.194 .429* .449**
Sig. (2-tailed) 0.055 0.022 0.012 0.628 0.007 0.232 0.031 0.288 0.014 0.01
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.15
Pearson Correlation 0.138 0.021 -0.116 -0.025 -0.043 -0.213 -0.023 -0.162 -.417* -0.19
Sig. (2-tailed) 0.45 0.911 0.527 0.893 0.813 0.242 0.901 0.377 0.018 0.298
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.16
Pearson Correlation 0.275 0.261 0.046 -0.263 -0.214 0.165 -0.188 -0.014 0 0.121
Sig. (2-tailed) 0.128 0.15 0.801 0.146 0.24 0.366 0.302 0.94 1 0.508
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.17
Pearson Correlation .440* 0.208 0.29 0.179 .440* 0.308 0.299 0.234 0.302 .421*
Sig. (2-tailed) 0.012 0.253 0.108 0.327 0.012 0.087 0.097 0.198 0.094 0.016
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.18
Pearson Correlation .546** 0.343 0.176 -0.021 .382* 0.152 0.301 -0.046 0.236 0.312
Sig. (2-tailed) 0.001 0.055 0.335 0.909 0.031 0.406 0.094 0.804 0.193 0.082
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.19
Pearson Correlation -0.021 0.03 0.229 0.255 .540** 0.019 0.243 0.102 .351* 0.307
Sig. (2-tailed) 0.908 0.869 0.208 0.159 0.001 0.917 0.18 0.579 0.049 0.088
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.20
Pearson Correlation 0.299 .393* -0.062 0.222 .492** 0.249 0.194 .483** 0.326 .499**
Sig. (2-tailed) 0.097 0.026 0.737 0.222 0.004 0.169 0.287 0.005 0.069 0.004
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Total
Pearson Correlation .436* .506** .523** 0.312 .614** .413* .555** .365* .521** .595**
Sig. (2-tailed) 0.013 0.003 0.002 0.082 0 0.019 0.001 0.04 0.002 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 No.16 No.17 No.18 No.19 No.20 Total
-0.088 0.201 -0.172 0.343 0.138 0.275 .440* .546** -0.021 0.299 .436*
0.633 0.27 0.347 0.055 0.45 0.128 0.012 0.001 0.908 0.097 0.013
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.004 0.289 0.207 .405* 0.021 0.261 0.208 0.343 0.03 .393* .506**
0.983 0.108 0.256 0.022 0.911 0.15 0.253 0.055 0.869 0.026 0.003
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.407* .488** .415* .439* -0.116 0.046 0.29 0.176 0.229 -0.062 .523**
0.021 0.005 0.018 0.012 0.527 0.801 0.108 0.335 0.208 0.737 0.002
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.032 0.195 0.295 0.089 -0.025 -0.263 0.179 -0.021 0.255 0.222 0.312
0.861 0.286 0.102 0.628 0.893 0.146 0.327 0.909 0.159 0.222 0.082
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.089 0.326 0.066 .469** -0.043 -0.214 .440* .382* .540** .492** .614**
0.628 0.068 0.718 0.007 0.813 0.24 0.012 0.031 0.001 0.004 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.3 0.273 0.046 0.217 -0.213 0.165 0.308 0.152 0.019 0.249 .413*
0.095 0.131 0.801 0.232 0.242 0.366 0.087 0.406 0.917 0.169 0.019
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.138 .421* 0.189 .382* -0.023 -0.188 0.299 0.301 0.243 0.194 .555**
0.451 0.016 0.3 0.031 0.901 0.302 0.097 0.094 0.18 0.287 0.001
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.01 0.187 0.246 0.194 -0.162 -0.014 0.234 -0.046 0.102 .483** .365*
0.957 0.305 0.174 0.288 0.377 0.94 0.198 0.804 0.579 0.005 0.04
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0 0.305 0 .429* -.417* 0 0.302 0.236 .351* 0.326 .521**
1 0.089 1 0.014 0.018 1 0.094 0.193 0.049 0.069 0.002
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.238 .373* -0.043 .449** -0.19 0.121 .421* 0.312 0.307 .499** .595**
0.189 0.035 0.817 0.01 0.298 0.508 0.016 0.082 0.088 0.004 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
1 0.221 0.299 0.171 0.04 -.384* -0.059 -0.066 0.189 -0.174 0.154
0.225 0.096 0.35 0.826 0.03 0.75 0.718 0.3 0.341 0.4
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.221 1 .532** .699** 0.183 -0.175 0.288 .417* .638** 0.134 .788**
0.225 0.002 0 0.316 0.338 0.11 0.018 0 0.466 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.299 .532** 1 0.266 0.146 -.416* -0.211 -0.071 0.182 -0.129 0.339
0.096 0.002 0.141 0.425 0.018 0.246 0.698 0.32 0.48 0.058
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.171 .699** 0.266 1 0.067 0.01 .420* .386* .482** 0.294 .797**
0.35 0 0.141 0.715 0.958 0.017 0.029 0.005 0.103 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.04 0.183 0.146 0.067 1 -0.056 -0.063 .406* 0.046 0.051 0.119
0.826 0.316 0.425 0.715 0.76 0.732 0.021 0.804 0.782 0.517
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-.384* -0.175 -.416* 0.01 -0.056 1 0.212 0.296 -0.187 0.242 0.039
0.03 0.338 0.018 0.958 0.76 0.245 0.099 0.305 0.183 0.832
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.059 0.288 -0.211 .420* -0.063 0.212 1 .552** 0.251 .515** .600**
0.75 0.11 0.246 0.017 0.732 0.245 0.001 0.165 0.003 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.066 .417* -0.071 .386* .406* 0.296 .552** 1 .402* .447* .643**
0.718 0.018 0.698 0.029 0.021 0.099 0.001 0.023 0.01 0
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.189 .638** 0.182 .482** 0.046 -0.187 0.251 .402* 1 0.175 .576**
0.3 0 0.32 0.005 0.804 0.305 0.165 0.023 0.338 0.001
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
-0.174 0.134 -0.129 0.294 0.051 0.242 .515** .447* 0.175 1 .525**
0.341 0.466 0.48 0.103 0.782 0.183 0.003 0.01 0.338 0.002
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0.154 .788** 0.339 .797** 0.119 0.039 .600** .643** .576** .525** 1
0.4 0 0.058 0 0.517 0.832 0 0 0.001 0.002
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 5
Uji validitas angket motivasi belajar siswa.
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 Total
No.1
Pearson Correlation 1 0.254 0.043 .640** 0.241 .583** .459** .483** 0.168 .418* .695**
Sig. (2-tailed)
0.16 0.816 0 0.183 0 0.008 0.005 0.358 0.017 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.2
Pearson Correlation 0.254 1 -
0.003 0.181 0.138 0.002 0.22 .379* .446* .469** .462**
Sig. (2-tailed) 0.16
0.986 0.323 0.452 0.99 0.226 0.033 0.011 0.007 0.008
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.3
Pearson Correlation 0.043 -
0.003 1 .453** 0.013 0.326 0.244 0.267 0.181 0.247 .442*
Sig. (2-tailed) 0.816 0.986
0.009 0.942 0.069 0.178 0.14 0.322 0.173 0.011
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.4
Pearson Correlation .640** 0.181 .453** 1 0.151 .595** 0.263 .461** 0.229 .397* .731**
Sig. (2-tailed) 0 0.323 0.009
0.41 0 0.145 0.008 0.208 0.025 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.5
Pearson Correlation 0.241 0.138 0.013 0.151 1 .385* .418* .452** 0.339 0.279 .522**
Sig. (2-tailed) 0.183 0.452 0.942 0.41
0.029 0.017 0.009 0.058 0.121 0.002
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.6
Pearson Correlation .583** 0.002 0.326 .595** .385* 1 .502** .357* 0.098 .457** .704**
Sig. (2-tailed) 0 0.99 0.069 0 0.029
0.003 0.045 0.595 0.009 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.7
Pearson Correlation .459** 0.22 0.244 0.263 .418* .502** 1 .450** 0.233 .352* .624**
Sig. (2-tailed) 0.008 0.226 0.178 0.145 0.017 0.003
0.01 0.199 0.048 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.8
Pearson Correlation .483** .379* 0.267 .461** .452** .357* .450** 1 .405* .497** .757**
Sig. (2-tailed) 0.005 0.033 0.14 0.008 0.009 0.045 0.01
0.022 0.004 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.9
Pearson Correlation 0.168 .446* 0.181 0.229 0.339 0.098 0.233 .405* 1 .560** .571**
Sig. (2-tailed) 0.358 0.011 0.322 0.208 0.058 0.595 0.199 0.022
0.001 0.001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No.10
Pearson Correlation .418* .469** 0.247 .397* 0.279 .457** .352* .497** .560** 1 .757**
Sig. (2-tailed) 0.017 0.007 0.173 0.025 0.121 0.009 0.048 0.004 0.001
0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Total
Pearson Correlation .695** .462** .442* .731** .522** .704** .624** .757** .571** .757** 1
Sig. (2-tailed) 0 0.008 0.011 0 0.002 0 0 0 0.001 0
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 7
Skor tiap item angket gaya kepemimpinan demokratis guru A Sekolah B di Sleman Yogyakarta
Siswa Skor Item Angket Gaya Kepemimpinan Demokratis Guru
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 51
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 48
3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 40
4 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 42
5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 51
6 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 43
7 3 3 2 3 4 2 2 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 49
8 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 44
9 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 53
10 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 41
11 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 45
12 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 1 3 45
13 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 43
14 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
15 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 1 2 36
16 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 49
17 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 55
18 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 42
19 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 41
20 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 47
21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 48
22 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 47
23 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 56
24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 51
25 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 43
26 3 3 2 2 4 3 1 2 4 3 1 4 1 3 3 4 3 46
27 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 30
28 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 50
29 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 61
30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 50
31 3 3 1 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 3 3 50
32 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39
Total 95 91 69 88 98 92 79 87 99 90 71 94 80 95 89 84 85 1486
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 8
Skor tiap item angket motivasi belajar siswa kelas X Sekolah B di Sleman Yogyakarta
Siswa Skor Item Angket Motivasi Belajar Siswa
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 4 4 2 2 3 3 2 3 3 28
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 25
4 2 4 1 3 3 2 2 3 3 3 26
5 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 27
6 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
7 2 3 4 1 2 1 3 2 3 3 24
8 2 3 4 2 2 2 3 2 4 3 27
9 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 32
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
11 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 22
12 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26
13 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 26
14 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28
15 2 2 4 3 2 3 2 3 2 1 24
16 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 28
17 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 28
18 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 31
19 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 24
20 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
22 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34
23 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 34
24 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 29
25 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 25
26 2 4 4 2 2 1 2 4 3 3 27
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
28 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
32 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23
Total 79 99 98 85 79 84 85 93 99 93 894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 9
Perhitungan nilai rxy
Siswa x1 �̅� x1 – 𝒙 (x1 –�̅�)2 y1 �̅� y1 – �̅� (y1 –�̅�)2 (x1 – �̅�)( y1 – �̅�)
1. 51 46.44 4.56 20.79 28 27.94 0.06 0.003 0.27
2. 48 46.44 1.56 2.43 30 27.94 2.06 4.24 3.21
3. 40 46.44 -6.44 41.47 25 27.94 -2.94 8.64 18.93
4. 42 46.44 -4.44 19.71 26 27.94 -1.94 3.76 8.61
5. 51 46.44 4.56 20.79 27 27.94 -0.94 0.88 -4.28
6. 43 46.44 -3.44 11.83 28 27.94 0.06 0.003 -0.20
7. 49 46.44 2.56 6.55 24 27.94 -3.94 15.52 -10.08
8. 44 46.44 -2.44 5.95 27 27.94 -0.94 0.88 2.29
9. 53 46.44 6.56 43.03 32 27.94 4.06 16.48 26.63
10. 41 46.44 -5.44 29.59 29 27.94 1.06 1.12 -5.76
11. 45 46.44 -1.44 2.07 22 27.94 -5.94 35.28 8.55
12. 45 46.44 -1.44 2.07 26 27.94 -1.94 3.76 2.79
13. 43 46.44 -3.44 11.83 26 27.94 -1.94 3.76 6.67
14. 50 46.44 3.56 12.67 28 27.94 0.06 0.003 0.21
15. 36 46.44 -10.44 108.99 24 27.94 -3.94 15.52 41.13
16. 49 46.44 2.56 6.55 28 27.94 0.06 0.003 0.15
17. 55 46.44 8.56 73.27 28 27.94 0.06 0.003 0.51
18. 42 46.44 -4.44 19.71 31 27.94 3.06 9.36 -13.58
19. 41 46.44 -5.44 29.59 24 27.94 -3.94 15.52 21.43
20. 47 46.44 0.56 0.31 31 27.94 3.06 9.36 1.71
21. 48 46.44 1.56 2.43 30 27.94 2.06 4.24 3.21
22. 47 46.44 0.56 0.31 34 27.94 6.06 36.72 3.39
23. 56 46.44 9.56 91.39 34 27.94 6.06 36.72 57.93
24. 51 46.44 4.56 20.79 29 27.94 1.06 1.12 4.83
25. 43 46.44 -3.44 11.83 25 27.94 -2.94 8.64 10.11
26. 46 46.44 -0.44 0.19 27 27.94 -0.94 0.88 0.41
27. 30 46.44 -16.44 270.27 30 27.94 2.06 4.24 -33.86
28. 50 46.44 3.56 12.67 27 27.94 -0.94 0.88 -3.34
29. 61 46.44 14.56 211.99 30 27.94 2.06 4.24 29.99
30. 50 46.44 3.56 12.67 30 27.94 2.06 4.24 7.33
31. 50 46.44 3.56 12.67 31 27.94 3.06 9.36 10.89
32. 39 46.44 -7.44 55.35 23 27.94 -4.94 24.40 36.75
∑
1486
1171.76
894
279.775
236.83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
𝑟𝑥𝑦 = ∑(𝑥𝑖− �̅�)(𝑦𝑖− �̅�)
√∑(𝑥𝑖− �̅�)2 ∑(𝑦𝑖− �̅�)2
𝑟𝑥𝑦 = 236.83
√(1171.76)(279.775) =
236.83
√327829.154 =
236.83
572.563 = 0,4135
𝑟𝑥𝑦 = robs = 0,4135
rcrit = 0,349
Karena robs (0,4135) > rcrit (0,349), maka signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 10
INSTRUMEN WAWANCARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS GURU
Keterangan : P : Peneliti
S : Siswa
No. Hasil Wawancara
3. Guru cepat marah ketika kesulitan mengatur siswanya.
1. Siswa 1
P : Dek, guru A kalau di kelas itu kayak bagaimana orangnya?
S : Kalau waktu pelajaran, gurunya serius mas, bisa dibilang bikin
spaneng.
P : Spaneng itu apa sih dek?
S : Spaneng itu tegang mas.
P : Ow iya kah?, emang gurunya suka marah gitu?, atau gimana?, kok bisa
tegang gitu?
S : Bukan marah sih mas, tapi gimana ya, lebih sering nyindir ke murid gitu
mas daripada marah-marah.
P : Ow iya dek, pernah enggak guru A marah-marah gitu kalau misalnya
kesulitan mengatur kalian di kelas?
S : Iya mas, pernah. Temanku pernah tuh.
P : Temannya diapain dek?
S : Ya pernah temanku ngapain gitu, terus tiba-tiba guru A nya nyindir gitu,
abis itu temanku disuruh maju kedepan, terus dibawah bukunya, disuruh
ngerjain nggk bisa, terus bukunya dikasih ke guru, terus temanku duduk
lagi.
2. Siswa 2
P : Dek, guru A kalau di kelas itu kayak bagaimana orangnya?
S : Biasa aja sih mas kalau menurutku, soalnya aku enggak terlalu ambil
hati sama omongannya. Orangnya tegas gitu, tapi nggk keras.
P : Berarti baik ya dek gurunya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
S : Ya, lumayan sih mas.
P : Oke dek. Guru A orangnya pemarah enggak dek?
S : Enggak terlalu sih mas, hanya tegas aja orangnya.
P : Ow iya dek, pernah enggak guru A marah-marah gitu kalau misalnya
kesulitan mengatur kalian di kelas?
S : Yaaa, pernah mas. Bukan marah sih mas kalau menurutku, cuman
greget aja.
P : Greget bagaimana maksutnya dek?
S : Gemes gitu mas. Jadi kalau pada enggak bisa diatur, gurunya itu jadi
gemes sendiri gitu. Enggak marah, tapi kalaupun marah itu caranya
halus, enggak dibentak gitu.
3. Siswa 3
P : Dek, guru A kalau di kelas itu kayak bagaimana orangnya?
S : Guru A itu galak kak, tapi dikit kak. Tergantung moodnya sih kak.
P : Galak bagaimana maksudnya dek?
S : Ya, gimana ya kak, susah dijelasin. Gimana gitu. Tapi ada enaknya juga
sih kak. Enaknya itu kalau pas ulangan gitu, kan jaman sekarang banyak
orang suka nyontek, tapi kalau pas mata pelajaran fisika itu enggak mau
kak nyontek, takut ketauan guru A. Jadi kalau pas ulangan gitu, kelasnya
jadi tenang. Tapi guru A itu cuman kadang nakutin, tapi kadang juga
baik, suka bercanda.
P : Jadi menurut adek, guru A baik atau bagaimana dek?
S : Setengah-setengah kak, tergantung mood nya kak.
P : Terus dek mau tanya juga, guru A cepat marah enggak kalau misalnya
kesulitan mengatur kalian di kelas?
S : Iya kak kalau itu. Cepat marah sih kadang iya, apalagi kalau ada murid
yang telat baru beberapa menit gitu, kalau sama guru lainnya
dimaklumin, tapi kalau sama guru A tetap harus ke BK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Siswa 4
P : Dek, guru A kalau di kelas itu kayak bagaimana orangnya?
S : Kemarin pencitraan mas (ketika peneliti melakukan observasi).
Biasanya to mas kalau ngajar itu cuman ngasih lembaran tugas, terus
suruh nyari jawabannya, terus beliau cuman duduk mainin laptop sambil
senyum-senyum. Nah, kemarin waktu masnya ada, beliau jalan-jalan liat
pekerjaan muridnya to mas, nah itu pencitraan mas.
P : Ow iya?, emang biasanya enggak kayak gitu dek gurunya?, pas ada
saya aja gitunya?
S : Iya mas, makane kemarin teman-teman pada ngomongin beliau, karena
kok tumben beliau jalan-jalan. Nah kemarin masnya enggak masuk toh ,
beliau cuman duduk dengan kebiasaan yang sama. Padahal mas siswa
jaman sekarang suka pelajaran itu tergantung gurunya, kalau gurunya
nggk enak pasti pelajarannya jadi enggak suka mas.
P : Wuahhh, berarti salah dong apa yang saya lihat sewaktu observasi
kemarin dek?
S : Jangan menilai berdasarkan cover mas.
P : Terus dek, mau tanya juga, guru A sering enggak marah-marah gitu
kalau misalnya kesulitan mengatur kalian?
S : Sering banget mas, nyindir-nyindir gitu.
P : Itu nyindirnya kayak bagaimana dek?, bisa tolong sebutkan satu
contoh?
S : Pernah itu mas, ada teman ku waktu baru mau searching jawaban, ehh
malah dikira selfi, terus beliau bilang “hp itu di pakai buat searching,
bukan selfi atau buka yang lain”. Terus disuruh ke BK minta surat apa
gitu mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
6. Guru menegur siswanya ketika mereka salah, dan setelah itu memberikan
arahan yang baik.
1. Siswa 1
P : Dek, misalnya kalau ada siswa yang berbuat salah atau berbuat
masalah begitu, guru A sering tegur enggak?
S : Ho mas, ditegur. Tapi nyindir mas.
P : Menurut adek, itu tegur atau mengarahkan agar lebih baik dek?.
Misalnya begini loh dek, kalau orang tua kan kalau anaknya ada
berbuat salah begitu pasti pertamanya marah gitu dulu, tapi setelah itu
pasti anaknya diarahkan lagi agar lebih baik. Intinya agar anak berubah
sikapnya agar lebih baik.
S : Iya mas, terkadang kayak begitu, yaa pertamanya marah-marah to, terus
abis itu dikasih tau yang benar bagaimana.
P : Berarti bisa dibilang kayak orang tua juga ya?, mengarahkan kalian ke
yang lebih baik.
S : Iya mas, mengarahkan kayak orang tua. Yaaa, tapi caranya aja yang
beda. Tiap orang punya cara sendiri-sendiri mas.
2. Siswa 2
P : Dek ini mau tanya juga, misalnya kalau ada yang berbuat salah atau
berbuat masalah begitu, guru A sering tegur begitu enggak?
S : Sering mas.
P : Itu tegurnya kayak mengarahkan siswanya untuk berubah atau
bagaimana dek?, atau hanya marah begitu saja?
S : Kayak kasih kode begitu mas, sama kasih perbandingan kearah yang
bagus sih mas, enggak sampai marah.
3. Siswa 3
P : Terus ini tanya lagi dek. Kalau ada siswa yang berbuat salah begitu,
guru A sering tegur enggak?
S : Sering banget kak kalau yang itu. Tapi enggak langsung tunjukin yang
salah, paling cuman nyindir gitu aja, biar peka sendiri mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
P : Itu selanjutnya ada kayak arahan begitu enggak dek?
S : Ada kak, misalnya yang telat datang itu kadang dikasih tau untuk
berangkat jam 6 dari rumah.
4. Siswa 4
P : Ow iya dek, tadi kan yang dikira selfi itu salah paham kan. Nahh,
pernah enggak dek, misalnya siswa berbuat salah benaran begitu terus
ditegur?, atau dibiarkan saja?
S : Ditegur mas, tapi ya itu, terus diungkit, terus disindir-sindir gitu.
P : Setelah itu ada enggak teguran yang memberikan arahan yang baik
begitu?
S : Iya mas, dia itu selalu bilang “saya itu pengennya kalian ……..”, tapi
cuman ngomong doang mas. Teman-teman udah terlanjur sakit hati mas
setiap salah disindir, abis itu di ungkit-ungkit terus. Jadi udah pada
malas mas.
P : Tapi paling tidak kan ada keinginan untu kalian dapat berubah.
S : Sebenarnya bagiku kalau enggak suka ya enggak suka mas. Tapi
mungkin ada kebaikan yang tidak aku akui mas, jadi ada aja lah, hitung-
hitung aku beramal baik kepada guru A
9. Guru menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan latar belakang siswanya.
1. Siswa 1
P : Ow iya dek, mau tanya juga, kalau di kelas teman-temannya dari daerah
mana aja?
S : Kebanyakan daerah Sleman dan Jogja mas. Aku sendiri Klaten, udah
beda provinsi.
P : Ada yang dari luar Pulau Jawa enggak dek?
S : Enggak ada mas kalau di kelas ku kalau di kelas lain ada.
P : Tapi kalau di kelas guru A memperlakukan siswanya sama rata atau
bagaimana dek ?
S : Iya mas, semua murid diperlakukkan sama kok, adil kok mas gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2. Siswa 2
P : Ow iya dek, mau tanya juga, kalau di kelas teman-temannya dari daerah
mana aja?
S : Mayoritas Jogja sih mas, ada yang dari Perambanan, Klaten juga.
P : Ada yang dari luar Pulau Jawa nggk dek?
S : Enggak ada sih, adanya keturunan luar Jawa aja mas.
P : Tapi kalau di kelas guru A memperlakukan siswanya sama rata atau
bagaimana dek?
S : Iya mas, sama rata kok mas, enggak ada yang dibeda-bedain.
3. Siswa 3
P : Dek, mau tanya juga, di kelas itu teman-temannya kebanyakan dari
mana aja asalnya dek?, ada yang dari luar Pulau Jawa begitu?
S : Kayaknya semuanya dari Pulau Jawa kak.
P : Guru A kalau di kelas perlakuan ke siswanya sama rata enggak dek?,
atau ada siswa tertentu yang dia suka atau enggak suka?
S : Sama rata kok kak.
4. Siswa 4
P : Dek, teman-teman di kelas aslinya dari mana aja dek?, ada yang dari
luar Pulau Jawa?
S : Enggak kayaknya mas, asli Jawa semua.
P : Guru A kalau di kelas perlakuan ke siswa sama rata enggak dek?, atau
ada siswa tertentu yang dia suka atau enggk suka?
S : Aku merasa semua dia enggak suka mas, enggak tau deng mas, aku kan
di pihak kontra, jadi aku selalu merasa tersisihkan.
P : Yaaa bukan begitu juga dek, pasti lah adek bisa melihat, guru A itu
senangnya sama siswa yang mana-mana saja.
S : Sama yang selalu bertanya kepadanya kayaknya mas, atau yang bisa
jawab pertanyaannya.
P : Tapi intinya enggak dibeda-bedakan kan kalau di kelas?
S : Enggak kayaknya mas, soalnya aku enggak pernah peduliin itu mas,
mau dibedain mau enggak aku cuek aja mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
P : Okelah dek, baguslah kalau begitu.
S : Oke mas. Sudah terlanjur enggak suka, jadi maaf kalau jawabannya
frontak gitu mas.
11. Apapun alasannya, guru menghukum siswa yang melakukan kesalahan.
1. Siswa 1
P : Dek ini mau tanya juga nih. Guru A sering nggk beri hukuman ke kalian
kalau kalian melakukan kesalahan begitu?
S : Enggak kok mas. Cuman kadang disuruh maju ngerjain aja. Kalau ada
yang telat disuruh minta surat ke BK dulu, tapi enggak sering kok. Jadi
minta surat ke BK dulu baru boleh masuk kelas.
P : Guru A enggak tanyain alasan mengapa siswanya terlambat?
S : Waktu itu temanku enggk ditanyain, langsung disuruh minta surat ijin
masuk ke BK, nanti di kertas itu ada alasannya.
2. Siswa 2
P : Dek ini mau tanya juga nih. Guru A sering enggak beri hukuman ke
kalian kalau kalian melakukan kesalahan begitu?
S : Selama ini enggak pernah sih mas.
P : Keteman-teman yang lain juga enggak dek?
S : Semua sama kok mas.
P : Tapi kalau misalnya ada siswa yang terlambat begitu dek, guru A tanya
enggak “kenapa terlambat” begitu ?, atau langsung disuruh masuk aja?
S : Disuruh minta surat izin ke BK sama di tegur mas.
3. Siswa 3
P : Dek, ini mau tanya juga, pernah enggak guru A menghukum siswa yang
melakukan kesalahan atau melanggar aturan gitu?
S : Belum pernah kak.
P : Tapi kalau misalnya ada siswa yang terlambat begitu dek, guru A tanya
enggak “kenapa terlambat” begitu?, atau langsung disuruh masuk aja ?
S : Biasanya kalau terlambat gitu ngetok pintu, terus masuk, tapi kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
guru A lagi absen gitu harus nunggu sampai guru A selesai absen, terus
nanti kalau enggak bawa surat ijin dari BK, suruh ke BK dulu.
P : Berarti enggak pernah guru A sendiri yang beri sanksi ke siswa ya?
S : Enggak pernah kak.
4. Siswa 4
P : Dek ini mau tanya juga nih. Guru A sering enggak beri hukuman ke
kalian kalau kalian melakukan kesalahan begitu?
S : Belum mas kalau itu.
P : Belum bagaimana maksudnya dek ?, guru A enggak pernah beri
hukuman ke siswanya?
S : Belum kalau sekarang mas, enggak tau besok.
P : Tapi bagaimana kalau ada siswa yang terlambat datang atau masuk
kelas begitu dek, guru A membolehkan siswa untuk masuk kelas?
S : Boleh mas, tapi disuruh minta surat izin ke BK dulu. Abis itu kalau ada
yang telat sepersekian menit begitu palingan disindir gitu mas “kalau
udah tau telat ki ya mampir ke BK sekalian minta surat izin, jangan
langsung masuk, sana ke BK”, begitu mas.
P : Berarti belum ada ya, yang guru A sendiri beri hukuman ke siswa?
S : Belum ada mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 11
INSTRUMEN WAWANCARA MOTIVASI BELAJAR SISWA
Keterangan : P : Peneliti
G : Guru
No. Hasil Wawancara
1. Saya senang belajar fisika.
P : Dari reaksi siswa ketika belajar, menurut guru A apakah siswa senang
mengikuti pelajaran fisika?
G : Gi mana ya mas, kalau mau dibilang senang ya pasti enggak juga. Fisika
itu kan susah, biasanya tidak semua senang sih, tapi ada satu dua siswa
yang suka gitu, ya sekitar 1/3 bagian dari siswa. Biasanya itu tergantung
sama materinya. Soalnya tergantung sama basicnya juga mas, biasanya
kalau basic matematikanya kuat ya enggak masalah, tapi kan biasanya
kalau siswa itu basic matematika itu sudah bawaan dari sananya itu
lemah, sehingga kalau dituntut untuk bisakan itu susah.
2. Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat KBM
berlangsung.
3. Saya lebih memilih diam daripada bertanya kepada guru atau teman apabila
saya tidak mengerti materi fisika.
P : Bagaimana respon siswa ketika pelajaran fisika berlangsung, apakah
mereka benar-benar memperhatikan penjelasan guru?, apakah mereka
sering bertanya?
G : Tergantung juga mas, tergantung materi, tergantung kelasnya, ya udah
semuanya tergantung. Karena ya itu lagi balik ke basic nya itu tadi loh,
karena memang adakalanya ya mau menghindari kok ketemu, kadangkala
ditanya PR kemarin aja ada yang tidak mengerjakan ada yang
mengerjakan, ditanya “sudah jelas ?” juga tidak menjawab, ya karena
memang matapelajarannya itu sebenarnya Teknologi dan Sains itu kan
berdampingan gitu loh, tapi kenyataannya kan adakalanya ada yang
terlupkan, karena mereka juga masih berpikir untuk besok, besok itu mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dipakai buat apa. Tuntutan mereka itu kan banyak sekali yo, wong mata
pelajaranya banyak sekali, sekarang pelajaran fisika, baru abis fisika
mau ulangan, abis fisika ulanngan berikutnya jurusan nanti ambil nilai,
itukan mempengaruhi. Akhirnya kan mereka mau tidak mau ambil
prioritas salah satu atau malah salah dua dikorbankan dalam tanda petik
“ya sudahlah”.
5. Saya dapat menghubungkan materi fisika yang saya pelajari dengan
kehidupan sehari-hari.
P : Fisika tidak terlepas dari aktifitas keseharian, menurut guru A apakah
siswa sudah mampu mengaitkan materi pelajaran yang sudah dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari?
G :Kalau mengkaitkan seperti itu masih belum, ya karena itu tadi wong
pelajarannya aja susah, materinya rumit sekali, waktunya singkat, masih
dituntut PR yang lain yang lain, jadi biasanya susah.
6. Saya tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki untuk menyelesaikan
tugas-tugas fisika yang diberikan oleh guru.
7. Saya yakin berhasil dengan apa yang sudah saya kerjakan dan tidak ragu-ragu
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
9. Saya merasa puas karena dapat menyelesaikan latihan soal fisika secara mandiri.
P : Jika diberikan latihan soal, bagaimana respon siswa, apakah mereka aktif
untuk mengerjakannya?
G : Kalau kaitan dengan latihan soal, lumaya aktif. Tapi ya, namanya 32 anak
itu, satu, dua ada yang enggak kerja gitu kan ya wajar, kalau kaitan
dengan latihan soal aktif mas, ya lumayan. Meskipun adakalanya
kendalanya ya itu tadi, perhitungan, satuan itu masih banyak yang belum
paham, karena itu tadi, balik lagi matematika itu toh. Kalau berkaitan
dengan antusiasnya ya lumayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 12
INSTRUMEN OBSERVASI
A. Observasi I: Rabu, 11 April 2018
Pada observasi hari pertama di kelas X Sekolah B, Sleman Yogyakarta, siswa
yang hadir adalah 32 orang dari jumlah seluruhnya yaitu 32, atau hadir semua.
Alokasi waktu mata pelajaran fisika di kelas X Sekolah B, Sleman Yogyakarta yaitu
3 jam per minggu, dengan pembagian waktu yaitu 1 x 45 menit. Jadwal mata
pelajaran fisika di kelas X Sekolah B, Sleman Yogyakarta yaitu setiap hari Rabu dan
dimulai pada pukul 07:00 sampai 09:15.
Pada observasi hari pertama, guru masuk ke kelas pada pukul 07:04, setalah
itu guru mempersiapkan segala perlengkapan untuk mengajar. Setelah hampir 5
menit ada beberapa siswa terlamabat, namun guru memperbolehkan untuk masuk
kelas. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru memberi kesempatan ke siswa
untuk tanya tentang apa saja kesulitan UTS minggu lalu, karena berhubung mereka
melaksanakan UTS minggu sebelumnya. Guru pun menanyai siswa, “soal berapa
yang bingung?”, namun siswa tidak ada yang menjawab. Setelah itu, guru
melanjutkan pertanyaan lagi, “apa-apa kendala dalam UTS?”, dan beberapa siswa
menjawab “hitungan”, namun siswa tidak menjawab soal nomor berapa. Karena
tidak ada yang menjawab soal nomor berapa yang bingung, guru pun mulai
membahas soal nomor 1, guru membaca soal terus memberitahu rumus apa yang
dipakai, dan terlihat siswa mencatat. Sambil menunggu siswa mencatat, guru pun
meninggalkan ruangan kelas. Ketika guru keluar, hampir 80 % siswa ngobrol
dengan teman di sekelilingnya. Setalah hampir 5 menit lamanya, guru pun kembali
lagi ke kelas, dan melanjutkan pengerjaan soal berikutnya, yaitu no 3, dan terlihat
siswa cukup antusias dalam mencatat dan mengerjakan soal. Sembari siswa
memperbaiki atau mengerjakan soal, guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan
siswa, dan juga guru terlihat sesekali mencoba menjelaskan dan membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
Total soal yang dibahas adalah 6 soal dari soal 10 nomor soal. Soal yang
dibahas yaitu nomor 1, 3, 6, 7, 8, dan 10. Sedangkan, untuk soal nomor 2, 4, 5, dan
9, guru tidak membahas, karena guru menganggap siswa dapat menyelesaikannya.
Setiap kali membahas soal terlihat bahwa, siswa sangat antusias dalam memecahkan
atau menyelesaikan soal, ada yang berdiskusi dengan teman di sampingnya, ada juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
yang langsung menghampiri gurunya, dan ada juga yang berusaha untuk kerja
sendiri. Sedangkan, guru terlihat sering berkeliling mengecek pekerjaan siswa dan
juga sesekali guru mencoba untuk memberi penjelasan ke siswa jika siswa
menemukan kesulitan. Sambil membahas soal guru pun sempat mengeluarkan kata-
kata seperti “teliti dalam berhitung dan ingat satuan”, “berusaha”, “kalian yang
masuk disini adalah siswa pilihan, kalian pasti bisa jika berusaha”.
Setelah selesai bahas soal UTS, guru kembali ke tempat duduknya, dan
membuka daftar nilai UTS siswa di power point, dan terlihat ada skor maksimal
yaitu 86 dan minimal 52. Karena ada beberapa siswa yang nilainya cukup rendah,
guru pun berkata “nggk papa rendah, asalkan selanjutnya latihan yang banyak”.
Dan juga ada beberapa kata lain yang diucap guru, seperti “percaya diri kalau aku
bisa”, “biasakan latihan soal”, “biasakan mengenal satuan”, hampir 5 menit
lamanya guru berceramah. Setalah selesai ceramah, guru pun memberi tugas lagi ke
siswa untuk dikerjakan. Guru, “boleh buka buku, tapi tidak boleh kerja dengan
teman, tidak boleh buka hp”. Dan terlihat siswa sangat antusias mengerjakan soal
yang diberikan guru, sedangkan guru duduk di bangku sambil buka laptop. Setalah
jam pelajaran selesai, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugas mereka.
B. Observasi II: Rabu, 18 April 2018
Pada observasi hari kedua di kelas X Sekolah B, Sleman Yogyakarta, siswa
yang hadir adalah 31 orang dan 1 siswa tidak hadir dengan alasan sakit. Pada
observasi hari kedua, guru masuk ke kelas pada pukul 07:03, dan sesaat setelah itu,
guru langsung absen. Pada pukul 07:09, sementara guru absen salah satu orang siswa
cowok terlambat, dan guru pun menanyakan alasan siswa terlambbat. Setelah
beberapa menit, tepatnya pukul 07:12, tiga siswa perempuan terlambat, guru pun
menanyakan alasan siswa terlambat dan sedikit memberikan teguran. Dilihat dari
raut muka salah satu dari 3 siswa yang terlambat, siswanya kelihatannya tidak suka
karena guru menegur mereka.
Pembelajaran pun dimulai ketika guru memberitahu siswa tentang materi yang
akan di pelajari hari tersebut. Setelah itu, guru menyuruh salah satu siswa untuk
membagi buku pelajaran dan LKS ke siswa-siswa yang lain. Sambil bukunya dibagi,
guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS yang diberikan guru, dan guru
memberi instruksi ke siswa untuk diskusi dengan teman di sekeliling. Setelah guru
selesai memberi instruksi ke siswa, tanpa tunggu lama siswa pun langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
mengerjakan LKS yang diberikan guru. Selama proses pengerjaan LKS, terlihat
bahwa siswa sangat antusias, ada yang diskusi dengan teman di samping, ada juga
yang diskusi dengan teman yang di depan ataupun yang di belakang, namun ada juga
yang mencoba untuk mengerjakan sendiri.
Sementara siswa mengerjakan LKS, guru pun memantau pekerjaan siswa
sambil berkeliling. Sesekali guru membantu siswa jika siswa merasa kesulitan,
walaupun kadangkala jika guru sudah merasa cukup untuk berkeliling, guru kembali
ke tempat duduknya, namun setelah itu kembali berkeliling lagi untuk memeriksa
pekerjaan siswa dan sambil memberikan penjelasan ke siswa jika ada siswa yang
merasa kebingungan ataupun kesulitan.
Selama pengerjaan LKS, siswa begitu antusias. Kadangkala jika mereka
menemukan kesulitan, mereka langsung menghampiri guru untuk bertanya, dan
respon guru juga sangat baik. Guru langsung membantu siswa yang datang
menghampirinya, walaupun gurunya lagi sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.
Hampir 1 jam sebelum jam pelajaran berakhir, digunakan untuk koreksi
pekerjaan siswa, guru memanggil berdasarkan nomor absen, siswa membawa
pekerjaan siswa ke guru. Gurupun memeriksa. Jika ada kesalahan, guru langsung
menjelaskan dan memberitahu, sehingga siswa dapat paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI