HUBUNGAN KERJA
PENGERTIAN :
Hubungan yang terjalin antara penerima kerja dan
pemberi kerja berdasar perjanjian kerja /
kesepakatan kerja ( PKWT maupun PKWTT ) yang
mengandung adanya unsur pekerjaan, upah,
perintah.
Hub. Kerja terjadi setelah
adanya perjanjian kerja TIMBUL
Hak
&
Kewajiban
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang
dan jasa (pekerja, pengusaha dan
pemerintah).
Sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan jasa
(pekerja, pengusaha dan pemerintah) yang
didasarkan atas nilai-nilai yang merupakan
manifestasi dari Pancasila dan UUD’45, yang
tumbuh dan berkembang diatas kepribadian
bangsa dan kebudayaan Nasional Indonesia.
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa → Bekerja bukan hanya sekedar mencari
nafkah, tetapi sebagai pengabdian kpd Tuhan, sesama manusia, masyarakat,
Bangsa dan Negara
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab → Pekerja bukan hanya sekedar
faktor produksi belaka.
3. Persatuan Indonesia → Pekerja dan Pengusaha mempunyai kepentingan
yang sama.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan → Setiap perbedaan pendapat antara
Pekerja dg Pengusaha harus diselesaikan melalui Musyawarah untuk mencapai
mufakat.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia → Keseimbangan Hak dan
Kewajiban kedua belah pihak dalam Perusahaan, yang dicapai bukan berdasar
atas perimbangan kekuatan ( balance of power ), akan tetapi atas dasar rasa
keadilan dan kepatutan.
PANCASILA DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL
Fungsi
◊ Menjadi sarana untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, pemerataan
hasil pembangunan serta stabilitas keamanan yang dinamis.
◊ Menjadi sarana aktualisasi diri pekerja dan pengusaha serta perwujudan demokrasi
industri dalam dunia kerja.
◊ Menjadi sarana pengembangan kemitraan sosial melalui Bipartit & Tripartit
◊ Menjadi salah satu landasan etika Industrial, etika bisnis, budaya perusahaan & Prod
Tujuan
◊ Penciptaan ketenangan, keterntraman, ketertiban, kegairahan kerja.
◊ Ketenangan usaha, meningkakan Produksi atau produktifitas.
◊ Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya sesuai dengan
harkat dan martabat manusia.
FUNGSI DAN TUJUAN HIP
SIKAP SOSIAL DAN SIKAP MENTAL
TRIDARMA PEKERJA
☺ Rumongso Melu Handarbeni
☺ Rumongso Melu Hangrukebi
☺ Mulatsariro Hangorosowani
SIKAP MENTAL PEKERJA YANG DIHARAPKAN
SIKAP MENTAL PENGUSAHA YANG DIINGINKAN
“MEMANUSIAKAN MANUSIA”
☺ Pekerja → Manusia dengan segala harkat dan martabatnya
☺ Meningkatkan Derajat, Martabat, Harga Diri dan Kesejahteraan Pekerja
adalah Merupakan Kewajiban dan Tugas Kemanusiaan.
Dengan Prinsip dan Nilainya HIP mengajarkan : Pengusaha dan Pekerja adalah Teman Sekerja dalam Proses
Produksi, Dalam Pembagian Hasil Usaha dan dalam bertanggungjawab kepada Tuhan YME, Bangsa & Negara,
Perusahaan, Pekerja Beserta Keluarganya
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
MEMBANGUN KEKUATAN BERSAMA
SARANA – SARANA DALAM HIP
• UU Naker
• PP / PKB
• LKS Bipartit
• LKS Tripartit
• SP / SB
• Asosiasi Pengusaha
• LP PHI
HARMONIS, DINAMIS DAN BERKEADILAN
HAK NORMATIF PEKERJA MENURUT PERATURAN PERUNDANGAN KETENAGAKERJAAN
A. PENGUPAHAN
■ UU No. 13 tahun 2013 ( Ps. 88 ayat 3 )
Kebijakan Pengupahan yang melindungi pekerja/buruh
1. Upah Minimum
2. Upah Kerja Lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan diluar
pekerjaannya
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Denda dan potongan upah
8. Struktur dan skala upah
9. Upah sebagai dasar pembayaran pesangon
10. Upah sebagai dasar pembayaran PPh.
■ PP 78 Th 2015
Pengupahan
■ Permenaker No. 13 Tahun 2012
Komponen KHL
■ Permenaker No. 06 Tahun 2016
THR
■ Permenaker No. 01 Tahun 2017
Struktur dan Skala Upah
■ Kepmenaker No. 102 Tahun 2004
Upah Lembur
B. ISTIRAHAT TAHUNAN
■ UU No. 13 tahun 2013 Ps. 79
Ketenagakerjaan
■ PP No. 21 Tahun 1954
Peraturan Istirahat Tahunan bagi Buruh
C. PERLINDUNGAN PEKERJA WANITA
■ UU No. 13 tahun 2013 Ps. 76, 81, 82, 83
Ketenagakerjaan
■ Permenaker No. 3 Tahun 1989
Larangan PHK bagi pekerja wanita karena menikah, hamil,
melahirkan.
■ Permenaker No. 4 Tahun 1989
Tatacara mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari
1. UU No. 1 Th 1970
Keselamatan Kerja
2. Kepmenaker No. 2 Tahun 1970
Pembentukan Panitia Keselamatan & Kesehatan Kerja
3. Permenaker No. 02 Tahun 1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja di Tempat Kerja
4. Permenaker No. 7 Tahun 1964
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Tempat Kerja
5. Permenaker No. 65 Tahun 1996
Penyelenggaraan Kursus / Latihan Kader – kader K3
6. Permenaker No. 03 tahun 1982
Pelayanan Kesehatan Kerja
D. PERLINDUNGAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
E. HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING
1. UU No. 18 tahun 1956
Ratifikasi ILO No. 98 Mengenahi Hak u/
Berorganisasi dan Berunding Bersama
2. UU No. 21 tahun 2000
Organisasi Serikat Pekerja
3. UU No. 13 tahun 2003
4. Konvensi ILO No. 83 Tahun 1995
Kebebasan Berserikat
5. Permenaker No. 28 Tahun 2018
PP dan PKB
6. Permenaker No. 232 Tahun 2003
Akibat Hukum Mogok yang Tidak Sah
G. PERLINDUNGAN ATAS PHK
■ UU No. 13 tahun 2013 Ps. 150 - 172
Ketenagakerjaan
■ UU No. 2 Tahun 2004
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
F. KESEJAHTERAAN
■ UU Nomor 40 Tahun 2004
SJSN
■ UU No. 24 Tahun 2011
BPJS
■ PP No. 44, 45, 60 Tahun 2015
TERIMA KASIH
Copyright @ Kweetegho