Download - Hindia Belanda Tugas Sejarah
Hindia-Belanda
Hindia-Belanda
Koloni Belanda
←
←
1800–19421945–1949*
→
→
→
Bendera Lambang
Peta Hindi- Belanda yang menunjukkan wilayahnya dari tahun
1800 hingga pendudukan Jepang tahun 1942.
Ibu kota Batavia, kini Jakarta
Bahasa Melayu, Belanda, berbagaibahasa asli
Agama Buddhisme, Katolik, Hindu,Islam, Protesta
n
Pemerintaha
n
Pemerintahan kolonial
Gubernur
Jenderal
Daftar Gubernur Jenderal
Sejarah
- Masa VOC 1603–1800
- Nasionalisas
i VOC
1 Januari 1800
- Pendudukan
Jepang[1]
Februari 1942 – Agustus 1945
- Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
17 Agustus 1945
- Belanda
mengakui
kedaulatan
Indonesia
27 Desember 1949
Populasi
- Perkiraan
1930
60,727,233
Mata uang Gulden Hindia-Belanda
Kini bagian
dari
Indonesia
Hindia-Belanda (bahasa Belanda: Nederlands(ch)-Indië) adalah sebuah wilayah koloni Belanda yang
diakui secara hukum de jure dan de facto. Kepala negara Hindia-Belanda adalah Ratu/Raja Belanda
dengan perwakilannya yang berkuasa penuh seorang Gubernur-Jendral.
Hindia-Belanda juga merupakan wilayah yang tertulis dalam UU Kerajaan Belanda
tahun 1814 sebagai wilayah berdaulat Kerajaan Belanda, diamandemen tahun 1848, 1872,
dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda.
Hindia-Belanda dahulu kala adalah sebuah jajahan Belanda, sekarang disebut Indonesia. Jajahan
Belanda ini bermula dari propertiVereenigde Oostindische Compagnie (atau VOC) yang antara lain
memiliki Jawa dan Maluku serta beberapa daerah lain semenjak abad ke-17. Setelah VOC
dibubarkan pada tahun 1798, semua properti VOC menjadi milik pemerintah Republik Batavia.
Pada abad ke-19 hanya pulau Jawa saja yang secara keseluruhan milik Belanda. Lalu pada tahun-
tahun selanjutnya semua daerah lain diNusantara ditaklukkan atau “dipasifikasikan” (didamaikan).
Hindia-Belanda adalah salah satu koloni Eropa yang paling berharga yang termasuk dalam
kekuasaan Imperium Belanda.Penguasaan atas koloni ini turut menyumbang kepada semakin
kuatnya pengaruh ekonomi global Belanda, terutama dalam perdagangan rempah dan komoditas
perkebunan lainnya, dalam abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada puncaknya pada tahun 1942,
Hindia-Belanda meliputi semua daerah Indonesia saat ini. Selain itu, kota Melaka, Taiwan, Sri
Lanka pernah dimiliki VOC dan pemerintah Belanda.
Perbatasan Hindia-Belanda dengan negara tetangganya ditentukan dengan perjanjian-perjanjian
legal antara Kerajaan Belanda denganKerajaan Sarawak (protektorat Inggris di bawah dinasti Brooke
"the White Rajah"), Borneo Utara Britania (Sabah), Kerajaan Portugis (Timor Portugis), Kekaisaran
Jerman (Papua Nugini Utara), Kerajaan Inggris (Papua Nugini Selatan).
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Belanda menentang dan
memerangi para pejuang kemerdekaan. Baru pada 27 Desember 1949, kedaulatan Indonesia
diakui. Papua bagian barat (Irian Jaya) masih dikuasai Belanda sampai tahun 1961.
Etimologi
Kata Hindia berasal dari bahasa bahasa Latin: Indus. Nama Hindia-Belanda tercatat di
dokumen Vereenigde Oostindische Compagnie(VOC) pada awal tahun 1620-an
Sosial budaya
Pada tahun 1898, penduduk Jawa berjumlah 28.000.000 dengan yang lain tujuh juta di pulau-pulau
terluar Indonesia.
Paruh pertama abad ke-20, imigrasi besar-besaran dari Eropa Belanda dan lainnya untuk koloni,
mereka bekerja di sektor pemerintah atau swasta. Pada 1930, ada lebih dari 200.000 orang dengan
status hukum Eropa di koloni itu.
Tingkat Penduduk Jumlah Penduduk Persentasi
1 Pribumi 59,138,067 97.4%
2 Cina 1,233,214 2.0%
3 Eropa 240,417 0.4%
4 Penduduk Timur Asing 115,535 0.2%
Total 60,727,233 100%
Selama dan setelah hegemoni Belanda di seluruh kepulauan Indonesia, secara sistematis
menghilangkan perbudakan, pembakaran janda, perburuan-kepala, kanibalisme, pembajakan, dan
peperangan. Orang Belanda membentuk kelas sosial istimewa atas tentara, administrator, manajer ,
guru dan perintis. Mereka hidup terkait dengan subyek asli mereka, namun secara terpisah di bagian
atas kasta rasial dan sosial yang kaku mereka mendirikan masyarakat Hindia. Hindia-Belanda
memiliki tiga kelas hukum warga:
Kelas Eropa
Kelas Pribumi/Bumiputera (bahasa Belanda: inlander)
Timur Asing (India, Pakistan, Arab) (bahasa Belanda: Vreemde Oosterlingen) ditambahkan pada
tahun 1920.
Pada tahun 1901, Belanda menerapkan apa yang mereka sebut Kebijakan Etis, suatu kebijakan
pemerintah kolonial yang memiliki tugas untuk memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia di bidang
kesehatan dan pendidikan. Kebijakan baru lainnya termasuk program irigasi, transmigrasi,
komunikasi, mitigasi banjir, industrialisasi, dan perlindungan industri asli. Meskipun lebih progresif dari
kebijakan sebelumnya, kebijakan kemanusiaan akhirnya tidak memadai. Sementara elit kecil dari
Indonesia sekunder dan tersier berpendidikan dikembangkan, mayoritas rakyat Indonesia masih buta
huruf. Sekolah Dasar didirikan dan resmi terbuka untuk semua, tetapi pada 1930, hanya 8% anak
usia sekolah mendapat pendidikan.
Industrialisasi secara signifikan tidak mempengaruhi mayoritas penduduk Indonesia, dan Indonesia
tetap menjadi koloni pertanian. Pada 1930, ada 17 kota dengan populasi lebih dari 50.000 dengan
jumlah penduduk gabungan 1,87 juta. Namun, reformasi pendidikan, dan reformasi politik sederhana,
menghasilkan elit kecil berpendidikan tinggi Indonesia asli, yang mempromosikan ide yang
independen dan Indonesia bersatu yang akan menyatukan kelompok-kelompok adat yang berbeda
dari Hindia-Belanda. Sebuah periode disebut Kebangkitan Nasional Indonesia, paruh pertama abad
ke-20 melihat gerakan nasionalis mengembangkan kuat, tetapi juga menghadapi penindasan
Belanda.
Sejarah Nusantara (1800-1942)Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah Indonesia Era Hindia Belanda.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Alur waktu
o 1.1 Abad ke-19
1.1.1 1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles)
1.1.2 1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa)
1.1.3 1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar)
1.1.4 1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria)
1.1.5 1881-1899
o 1.2 Abad ke-20
1.2.1 1900-1910
1.2.2 1911-1920
1.2.3 1921-1930
1.2.4 1931-1940
Alur waktu
Abad ke-19
1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles)
1800
VOC resmi dibubarkan pada 1 Januari; hak miliknya dialihkan kepada pemerintah Belanda.
Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi
milik Perancis.
Sultan dari Kraton Kanoman di Cirebon dibuang ke Ambon oleh pemerintah Belanda.
Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di bawah pimpinan Bagus Rangin.
1801
Britania menguasai wilayah Minahasa, hingga tahun 1889
1802
Malaka dan Maluku dikembalikan dari Britania ke tangan Belanda melalui Perjanjian Amiens.
Belanda mulai mengirim tambahan militer ke Jawa.
1803
Pemerintah Belanda (Republik Batavia) mengeluarkan keputusan kolonial yang menjadikan
pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab kepada pemerintah Belanda (berbeda dengan
VOC).
Tiga orang haji dari Minangkabau kembali setelah perjalanan naik haji ke Mekkah, dan bertemu
dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang mulai menguat di Arabia dan menguasai
Mekkah. Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai dengan pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh,
tempat keberangkatan orang-orang yang naik haji. Gerakan Padri mulai berkembang di daerah
Minangkabau, mengembangkan ajaran Islam yang lebih ortodoks yang melawan praktik-praktik
tradisional setempat.
Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda.
Mahmud Badaruddin II menjadi Sultan Palembang-Darussalam menggantikan ayahnya
Sultan Muhamad Bahauddin.
1805
Pangeran Diponegoro
1806
Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-tentara Prancis dan Belanda di lepas pantai
Jawa.
Britania merebut Bangka.
Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda.
"Republik Batavia" di Belanda, di bawah kekuasaan Prancis, diubah menjadi "Kerajaan Belanda",
dengan Louis, saudara laki-laki Napoleon, sebagai rajanya.
1807
Tondano memimpin pemberontakan melawan Britania di Minahasa.
Britania kembali menguasai Malaka.
Pemerintahan Belanda yang dikuasai Perancis menunjuk Daendels sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda.
1808
1 Januari Daendels tiba. Ia memindahkan tempat kediaman resminya ke Buitenzorg (kini
dinamai Bogor). Daendels memerintah dengan menjalankan prinsip-prinsip pembaharuan dengan
metode-metode kediktatoran ke Jawa. Daendels berusaha memberantas ketidakefisienan,
korupsi, penyelewengan-penyelewengan dalam administrasi Eropa. Akibat rasa tidak suka dari
naluri-naluri anti feodal, Daendels menganggap penguasa Jawa sebagai pegawai administrasi
Eropa. Sehingga dimulailah suatu masa konflik yang sangat panjang.
Daendels secara resmi menguasai Lampung untuk Belanda.
Pakubuwono IV mengadakan hubungan damai dengan Daendels; Hamengkubuwono
II menentangnya.
Mangkunegara II membentuk "Legiun Mangkunegaran" dengan pendanaan Belanda.
Daendels membebaskan Sultan Cirebon yang dibuang sebelumnya, namun pemberontakan di
daerah pedesaan sekitar Cirebon berlanjut.
18 Agustus Daendels menata kembali wilayah-wilayah di bawah kekuasaan Belanda di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Para bupati dan penguasa setempat dijadikan pegawai pemerintah
Belanda.
Daendels memerintahkan serangkaian pekerjaan umum di sekitar Banten, termasuk
pembangunan jalan-jalan raya dan sebuah pelabuhan baru, yang dilaksanakan oleh pekerja-
pekerja setempat. Para pekerja itu memberontak karena beban pekerjaannya; Residen Belanda
di Banten dibunuh. Daendels mengirimkan suatu pasukan militer untuk memadamkan
pemberontakan dan menggantikan Sultan, yang dibuang ke Ambon.
Britania memutuskan untuk melepaskan Malaka; Stamford Raffles, yang saat itu seorang pegawai
kecil, menulis surat yang penting kepada India yang isinya mendesak agar keputusan itu diubah.
Keputusan diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka.
Sulaiman Saidullah menjadi Sultan Banjar.
1809
Daendels membangun jalan pegunungan dari Batavia ke Cirebon (Jalan Raya Pos/Groote
Postweg), memerintahkan pemindahkan kota Bandung ke jalan tersebut (tempatnya sekarang).
Pangeran Kornel, pemerintah setempat di Sumedang, menolak bekerja sama karena perlakuan
yang buruk terhadap rakyat setempat.
Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin demi mengonsolidasikan
kekuasaannya di Jawa.
1810
Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin.
Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon, Ternate and Tidore.
Raden Rangga , ipar Sultan, memulai pemberontakan yang gagal melawan Belanda di
Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya
kepada Hamengkubuwono III.
Napoleon menganeksasi Belanda untuk Perancis. Daendels mengibarkan bendera Perancis di
Batavia.
Raffles mengunjungi Lord Minto, Gubernur Jenderal Britania di India, di Kolkata (Kalkuta),
mendesaknya agar mengusir Perancis dan Belanda dari Jawa. Minto setuju.
1811
Januari, Daendels memaksakan perjanjian-perjanjian baru terhadap Yogyakarta dan Surakarta,
isinya mencakup penghentian pembayaran uang sewa Belanda kepada kedua Sultan untuk
wilayah-wilayah pantai utara.
Hamengkubuwono III menyerahkan Pangeran Natakusuma kepada Belanda, karena dicurigai
terlibat dalam pemberontakan 1810.
Mei, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. (Tak lama kemudian Daendels bekerja di
bawah Napoleon dalam peperangannya yang gagal di Moskwa.)
3 Agustus pasukan-pasukan Britania dengan puluhan kapal berlabuh di Jawa.
Para pangeran setempat di Banten, yang masih dilanda pemberontakan karena beban pekerjaan-
pekerjaan umum yang diperintahkan Daendels, menangkap dan memenjarakan Sultan Banten
dan bekerja sama dengan Britania.
26 Agustus Perang Jawa Britania-Belanda dimulai. Britania di bawah Lord Minto merebut Batavia.
Belanda, yang menderita kekalahan yang hebat, mengundurkan diri ke Semarang. Jansen
mundur ke daerah Semarang.
18 September Pemerintahan Belanda dibawah Jansen menyerah kepada Britania di Salatiga.
Thomas Stamford Raffles sebagai wakil kerajaan Britania, diangkat sebagai Letnan Gubernur
Jenderal Jawa. Dia berusaha menunjukkan perhatiannya terhadap kesejahteraan penduduk asli
sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain itu tindakan kebijaksanaan Raffles yang terkenal di
Indonesia adalah memasukkan sistem landrente (pajak tanah) yang selanjutnya meletakkan
dasar begi perkembangan perekonomian, Raffles juga mengenalkan sistem uang dan penekanan
desa sebagai pusat administrasi.
Bagus Rangin ditangkap oleh Britania; pemberontakan di sekitar Cirebon mereda.
Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya dibunuh, diduga karena perintah Sultan
Mahmud Badaruddin II; Britania memerintahkan Badruddin digulingkan dan digantikan oleh
saudara lelakinya, Husin Diauddin.
Hamengkubuwono II merebut kembali gelarnya di Yogyakarta.
Desember Raffles mengunjungi Kraton Yogyakarta sehingga membangkitkan sikap bermusuhan.
Pakubuwono IV mengirimkan surat-surat rahasia ke Yogyakarta yang menawarkan bantuan
kepada Britania, namun juga mengharapkan Yogyakarta akan dapat memperluas daerahnya;
Britania mulai melakukan perundingan rahasia dengan Hamengkubuwono III; Natakusuma
menawarkan bantuan kepada Britania.
1812
12 Januari Raffles mengeluarkan pengumuman untuk menata ulang dan memodernisasikan
sistem pengadilan.
Juni, Britania dibantu prajurit Legiun Mangkunegara menembaki Yogyakarta dengan meriam,
merebut, dan merampok kota itu. Pakubuwono IV dari Surakarta tidak banyak membantu.
Hamengkubuwono II disingkirkan oleh Britania, dibuang ke Padang, dan digantikan kembali oleh
Hamengkubuwono III.
Natakusuma menjadi Pangeran Pakualam I, mendirikan Dinasti Pakualam.
Oktober Britania menandatangani perjanjian dengan Sultan Banjar.
Britania merebut Timor.
Britania menguasai Palembang, Britania mengangkat pangeran Adipati menjadi sultan dengan
gelar Ahmad Najamuddin II atau Husin Diauddin
Britania menguasai Belitung sebagai ganti rugi untuk "pembantaian" di Palembang pada tahun
sebelumnya.
1813
Britania berdamai dengan Palembang, Mahmud Badaruddin II naik tahta kembali menjadi Sultan
Palembang
Raffles menghapuskan Kesultanan Banten; Sultan akan diberikan uang pensiun oleh pemerintah
Britania.
November, Pemberontakan di Belanda melawan Napoleon.
1814
Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung serta promotor Raffles meninggal dunia.
Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti tidak bersalah.
21 Juni Perjanjian antara bangsa-bangsa yang berperang melawan Napoleon untuk mendirikan
sebuah "Kerajaan Belanda" yang baru.
13 Agustus Britania setuju bahwa semua harta dan kekuasaannya di Hindia
Belanda dikembalikan kepada Belanda.
Perang Britania dengan orang-orang Bali di Buleleng dan Karangasem karena perdagangan
budak.
Bone menyerang kekuasaan Britania.
Orang-orang Britania ditempatkan di Banjarmasin dan Pontianak.
Hamengkubuwono IV berkuasa di Yogyakarta. Diponegoro (kakak laki-lakinya yang menolak naik
takhta) ditunjuk sebagai wali dari Sultan yang baru berusia 13 tahun.
Ekspedisi Britania melaporkan penemuan Borobudur dan Prambanan ke Eropa untuk pertama
kalinya.
1815
Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau dibunuh oleh para pendukung Padri; kaum
Padri mulai memperluas penyebaran Islam ke daerah-daerah Batak.
April-Juli, Gunung Tambora di Sumbawa meletus: 12.000 orang meninggal karena letusan itu
sendiri, belakangan 50.000 meninggal karena kelaparan yang disebabkan letusan itu. Gunung
Tambora menyemburkan debu vulkanik sejauh beribu-ribu kilometer sehingga iklim dunia
berubah drastis.
Mei, Raffles mengunjungi Borobudur.
Raffles memerintah langsung atas Cirebon, menyingkirkan kekuasaan dari para Sultannya.
Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan tentang pemerintahan Hindia Belanda. (Aturan-
aturan ini kelak menjadi semacam konstitusi untuk Hindia Belanda, dalam suatu bentuknya atau
yang lainnya, hingga 1942.)
Pada Kongres Wina, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan kekuasaan
Hindia-Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiriPerang
Napoleon.
1816
Bone kembali menyerang Britania.
19 Agustus , Belanda kembali berkuasa di Batavia. Cornelis Elout melanjutkan kebijakan-
kebijakan pembaruan Raffles. Penyerahan kekuasan dari Inggris (letnan Gubernur John Fendall)
kepada Belanda (Komisaris Jenderal yang terdiri dari Tiga orang, yakni Elout, Buijskes, Van der
Capellen). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai
bagian dari penyusunan kembali secara menyeluruh urusan-urusan Eropa setelah perang-perang
Napoleon. Thomas Stamford Raffles meninggalkan Jawa kembali ke Inggris.
Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja Bali menerima kekuasaan Belanda.
Wilayah Hindia Belanda
1817
Wilayah Madura disatukan menjadi satu kabupaten/keresidenan.
Pattimura memimpin pemberontakan melawan Belanda yang kini kembali di Ambon; digantung
pada Desember.
8 Mei , Kebun Raya didirikan di Bogor.
Gunung Ijen meletus di Jawa Timur.
1818
Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin benteng Britania di Bengkulu. Dari
sana ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di Hindia.
Raffles mengirim sebuah pasukan kecil ke Lampung untuk membangun kekuasaan Britania di
sana; para pegawai Perusahaan Hindia Timur Britania di Kolkata memanggilnya kembali.
Raffles mengirim pasukan-pasukan ke Palembang untuk mencampuri perundingan-perundingan
antara Sultan dan Belanda. Mereka ditangkap dan dikirim ke Batavia. Para pejabat Britania sekali
lagi memerintahkan Raffles untuk mengundurkan diri.
Di bawah Cornelis Elout, Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
Belanda kembali ke Melaka.
Belanda kembali ke Pontianak.
1819
19 Januari , Raffles mendirikan Singapura, setelah membeli pulau itu dari Sultan Johore.
Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan aksi-aksi anti-Belanda di
pedesaan Minangkabau.
Perang Menteng meletus di Palembang.
Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin III menggantikan
ayahnya Sultan Mahmud Badaruddin II.
1820
Pakubuwono V menjadi Susuhunan Solo.
Belanda mengirim ekspedisi ke Kepulauan Aru.
Komisi payung dibentuk untuk mengawasi gereja-gereja Protestan di Hindia Belanda.
1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa)
1821
Para bangsawan Minangkabau yang tersisa menandatangani perjanjian yang menyerahkan
Minangkabau kepada Belanda sebagai pembayaran untuk perlindungan terhadap kaum Paderi.
"Perang Padri" meletus, hingga 1837.
Kolera muncul pertama kali di Jawa; panen padi gagal.
Britania menguasai Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarganya ditangkap dan
diasingkan ke Ternate.
Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin IV.
1822
Hamengkubuwono IV meninggal, sementara menyebar desas-desus bahwa ia telah diracuni.
Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru. Diponegoro kecewa karena penanganan
situasinya oleh para pejabat Belanda.
Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta.
1823
Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum Padri di Lintau.
Gubernur Jenderal van der Capellen menghapuskan penyewaan tanah di Jawa Tengah. Dia
memerintahkan sewa-menyewa tanah dihapuskan dan mengembalikan uang muka yang telah
dibayarkan penyewa Tionghoa dan Eropa kepada pemilik tanah untuk dikembalikan. Hal ini
menjadikan bengsawan kehilangan sumber pendapatannya sementara uang muka yang telah
diterima sudah habis digunakan.
Pakubuwono VI naik takhta di Solo.
Kramo Jayo menjadi Sultan Palembang.
Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk, kembali ke Inggris.
1824
17 Maret , Britania dan Belanda menandatangani Perjanjian London dan membagi Hindia Belanda
di antara mereka sendiri. Belanda mengklaim Sumatra, Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain.
Britania mengklaim Malaya dan Singapura, dan mempertahankan kepentingannya di Borneo
Utara. Aceh diharapkan akan tetap independen.
Bone merebut wilayah-wilayah Belanda di Sulawesi selatan.
Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan - Gubernur Jenderal van der Capellen menawarkan
koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta Britania, Palmer and Co., sebagai ganti pinjaman
untuk menebus pemerintahan kolonial. (Pemerintah Belanda yang merasa dipermalukan oleh
kejadian-kejadian ini, memberikan pinjaman besar kepada Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.)
Belanda membentuk pemerintahan langsung di Riau.
1825
29 Maret , Nederlandsche Handel Maatschappij (Perusahaan Dagang Belanda) dibentuk.
Komoditi-komoditi ekspor seperti kopi, gula, nila yang dihasilkan masyarakat dikapalkan ke Eropa
oleh perusahaan ini.
Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang Diponegoro; pertempuran sporadik berlanjut
selama bertahun-tahun.
para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli selatan. Raja Sisingamangaraja X dari Batak
terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri.
Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik haji untuk memperoleh paspor dan membajar
pajak seharga 110 gulden.
Mei, Diponegoro dan para penguasa istana bentrok karena pertikaian menyangkut jalan yang
baru yang akan dibangun di dekat Tegalreja yang melewati makam dan tanah leluhur.
Juli, Belanda mengirim pasukan-pasukannya untuk menangkap Diponegoro, yang
mengumumkan pemberontakan. Tegalreja direbut dan dibakar, Diponegoro berhasil melarikan
diri. Inilah awal dari "Perang Diponegoro", yang berlangsung hingga 1830. Perjuangan
Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan.
Adam al-Wasi' Billah menjadi Sultan Banjar.
Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda membentuk pemerintahan langsung.
Belanda mengeluarkan perintah untuk menangkap Raden Intan di Lampung. Raden Intan
meninggal dan digantikan oleh Raden Imba Kusuma.
1826
Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Timur.
Belanda mulai mengorganisasi pasukan-pasukan khusus untuk berperang di Hindia Belanda.
Van der Capellen digantikan oleh Du Bus sebagai Gubernur Jenderal.
Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan di Ambon, dan
mengangkatnya kembali sebagai Sultan Yogyakarta.
Oktober, Diponegoro dikalahkan di Gowok, dekat Surakarta. Pasukan-pasukannya dipukul balik.
1827
Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam Perang Diponegoro, mengganti dengan
taktik-taktik yang lebih fleksibel, mengadakan serangan-serangan terhadap para pasukan gerilya.
1828
April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi Belanda.
Madura menjadi satu keresidenan dengan Surabaya.
Wabah cacar di Bali.
Fort Du Bus didirikan Belanda di Papua.
November Kyai Maja, penasihat rohani Diponegoro, ditangkap Belanda setelah pertempuran
berlangsung.
1829
September Pangeran Mangkubumi (paman dari Diponegoro) menyerah. Ia diizinkan kembali ke
istananya.
Oktober, Panglima Sentot Alibasyah menyerah. Belanda mengangkatnya menjadi Letnan kolonel.
1830
Mataram setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830.
Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan Magelang, ditangkap dan dibuang ke
Manado, lalu ke Makassar (hingga meninggal tahun 1855).
Pakubuwono VI , dicurigai oleh Belanda, dibuang ke Ambon (hingga 1849). Pakubuwono
VII menjadi Susuhunan Solo.
Johannes van den Bosch tiba sebagai Gubernur Jenderal yang baru, mulai menerapkan cultuur
stelsel atau "tanam paksa". Setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami
komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah
kolonial dengan harga yang sudah dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada
pemerintah kolonial.
Tanam paksa tumbuhan indigo (nila) diperkenalkan di Priangan.
Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda.
Nederlands Zendelinggenootschap (NZG - Perhimpunan Zending Belanda) mulai menawarkan
pendidikan kepada anak-anak pribumi.
4 Desember Van den Bosch secara resmi mengorganisasi pasukan Belanda dari Perang Jawa
menjadi Oost-Indische Leger, atau "Tentara Hindia Timur" (belakangan dikenal sebagai KNIL).
1831
Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat anggaran berimbang.
Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri di Sumatra dan mencapai wilayah Bonjol.
1832
Belanda menggulingkan Sultan Jailolo dan menguasai Halmahera.
Kapal-kapal AS menembaki desa-desa pantai di Aceh dalam upaya mengatasi perompakan.
1833
Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol bangkit dalam pemberontakan rakyat;
pasukan-pasukan Belanda di daerah itu dibantai. Perang Padri memanas; Belanda menyegel
daerah pantai. Sentot berperang di pihak Belanda, namun kemungkinan di dalam hatinya ia tidak
memihak Belanda. Belanda menempatkan Sentot di bawah pengawasan di Bengkulu
(hingga 1855).
Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk melawan Palembang.
1834
Belanda memaksa Sultan Muhammad Fahruddin dari Jambi mengakui kekuasaan Belanda.
Pemerintah Portugis mengusir para pastor Dominikan dari Timor Timur.
1836
Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua.
1837
Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan Belanda dalam Perang Padri. Tuanku Imam
Bonjol menyerah dan dikirim ke pembuangan.
1838
Kemenangan Belanda di Daludalu mengakhiri Perang Padri di Minangkabau. Pemerintahan
langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan (hukum adat dan para bangsawan tampaknya
pro-Belanda, para pemimpin Islam anti-Belanda).
Ekspedisi Belanda melawan Flores.
Bone memperbarui Perjanjian Bungaya; peperangan melawan Belanda mereda.
Belanda meresmikan kehadirannya di Nias.
Sulaiman mewarisi takhta Aceh, tetapi Tuanku Ibrahim memerintah sebagai wali, dan berkuasa di
Aceh hingga 1870.
Kerajaan Mataram di Lombok menguasai seluruh pulau, ditambah Karangasem di Bali.
1839
Pedagang Denmark, Mads Lange, membuka sebuah pos perdagangan di Kuta, Bali.
1840
Cultuur Stelsel sudah menghadapi berbagai masalah. Tanda-tanda penderitaan dikalangan orang
pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak. Khususnya didaerah penanaman tebu. Pabrik-pabrik gula
bersaing dengan pertanian padi untuk jatah air. Tibul paceklik dan harga beras menjadi sangat
mahal.
1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar)
1841
Raja-raja Badung, Klungkung, Karangasem dan Buleleng di Bali menandatangani perjanjian yang
mengakui kekuasaan Belanda; para raja itu diberikan hak untuk tetap berkuasa ke dalam.
James Brooke mulai membangun sebuah kerajaan pribadi untuk dirinya sendiri di Sarawak.
1842
Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah utara Palembang karena kekuatiran
Britania.
Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai menghasut pemberontakan.
1843
Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda.
Kelaparan di Cirebon.
1844
Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan Belanda, dan menolak untuk
mengesahkan perjanjian.
1845
Industri vanila dimulai di Jawa.
1846
Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng; raja-raja lain diam-diam mendukung
kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja dihancurkan. Raja Buleleng menandatangani
perjanjian penyerahan. Hindia Belanda menempatkan sebuah pos pasukan di Singaraja.
Ekspedisi Hindia Belanda melawan Flores.
Wabah tipus merebak di Jawa.
Hindia Belanda menguasai Samarinda.
Tambang batu bara komersial pertama dibuka di Martapura, Kalimantan Selatan.
Pemberontakan di Banten.
1847
Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
1848
Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali untuk menghadapi konflik yang timbul
karena pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat. Pasukan ini dikalahkan oleh suatu
pasukan Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Jilantik di Jagaraga, dan menarik diri dari pulau itu.
Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara (parlemen) Belanda mempunyai kuasa atas urusan-
urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen menuntut diadakannya perubahan di tanah jajahan
dan mendesak diadakannya pembaharuan liberal. Pengurangan peranan pemerintah dalam
perekonomian kolonial, pembebasan terhadap pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya
tanam paksa.
Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui untuk Hindia Belanda diperkenalkan, dan
berlaku hanya untuk keturunan Eropa saja.
Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh Baron van Hoevell (seorang pendeta Hervormd Belanda),
memohon kepada Raja Belanda agar diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah untuk
masyarakat, dan perwakilan untuk Hindia Belanda di Dewan Negara.
Sekolah-sekolah karesidenan untuk pendidikan dan latihan anak-anak para pemerintah dan
bangsawan setempat, mulai dibuka.
1849
April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam jumlah besar dikirim ke Bali. Gusti Ketut
Jilantik gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda menguasai Buleleng dan pantai utara Bali.
Mei Pasukan-pasukan Hindia Belanda memasuki Bali selatan untuk pertama kalinya, bergerak
melalui Karangasem dan Klungkung untuk memadamkan perlawanan.
Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem.
Belanda menguasai penuh Palembang.
1850
Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku Batak di Sumatra utara. Pemerintah Hindia
Belanda melarang para misionaris Katolik memasuki daerah suku Batak di Sumatra atau Toraja di
Sulawesi. Hanya para misionaris Protestan yang diizinkan masuk ke sana.
Bala kelaparan di Jawa Tengah.
Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di Flores.
1851
Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan di Gambir (Weltevreden), Batavia.
Billiton Maatschappij memulai pertambangan timah di Belitung. Banyak buruh Tionghoa yang
didatangkan ke sana.
1852
Aceh mengirim utusan kepada Napoleon III dari Perancis.
Pohon kola diperkenalkan di Jawa.
Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon jemaah haji.
1853
Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara.
Mangkunegara IV mengambil gelarnya di Surakarta.
1854
Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu pembaruan konstitusional untuk daerah Hindia Belanda
("Regeeringsreglement"). Para penguasa setempat di Hindia Belanda akan tetap memiliki
kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan berkuasa atas nama Belanda. Pemisahan yang
ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander diakui di dalam undang-undang.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda memperoleh kuasa untuk mengasingkan siapapun juga;
terhukum tidak memiliki hak untuk naik banding atau meninjau ulang keputusannya.
Aceh menegakkan kekuasaannnya atas Langkat, Deli dan Serdang di pantai timur Sumatra
("pelabuhan lada").
Tanaman cinchona (kina) diperkenalkan di Priangan, di Cibodas, Jawa Barat.
1855
Hamengkubuwono VI menjadi Sultan Yogyakarta.
Militer Belanda melakukan ekspedisi ke Nias.
Belanda memperluas kekuasaannya atas Kalimantan Barat.
Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Rotterdam, Makassar.
1856
Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada Gubernur Jenderal untuk melakukan sensor
pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik banding atau peninjauan kembali.
Maret, Eduard Douwes Dekker dipecat dari posisinya di pemerintahan di Jawa Barat setelah
menuduh para bupati setempat melakukan korupsi. (Belakangan, dengan nama pena "Multatuli",
ia menulis novel "Max Havelaar", yang mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan di Jawa
oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di Belanda.)
Ekspedisi militer Belanda ke Flores.
1857
Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan Banjarmasin, dengan
mendukung Tamjidillah daripada Hidayatullah yang lebih populer.
Kabel telegraf pertama diletakkan dari Batavia ke Buitenzorg (Bogor).
1858
Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan.
Ratu Taha Saifuddin dari Jambi menolak perjanjian dengan Belanda, melarikan diri ke hutan-
hutan dengan membawa pusaka (lambang kekuasaan keluarganya), dan berjuang hingga 1904.
Belanda mengambil Siak di Sumatra utara melalui perjanjian dan memindahkan pasukan-
pasukannya untuk mencegah para petualang Britania mendapatkan tempat berpijak di sana.
Perbatasan Siak ditetapkan hingga mencakup Langkat dan Deli, yang berbatasan dengan wilayah
Aceh.
Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit karena biaya-biaya militer.
Pakubuwono VIII menjadi Susuhunan Solo.
1859
Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari; Belanda menarik dukungannya
terhadap Tamjidillah, mengirimnya ke Buitenzorg (kini Bogor).
Portugis menandantangani perjanjian dengan Belanda: Portugis melepaskan pos-posnya yang
jauh dan klaim-klaimnya atas Flores dan Solor kepada Belanda, dan mempertahankan haknya
atas Timor Portugis. Pembagian antara Timor Barat dan Timur diputuskan.
Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia Belanda.
Ekspedisi militer Belanda ke Bone untuk menggulingkan Ratu Basse Kajuara.
Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga Singapura.
1860
"Max Havelaar" diterbitkan.
Belanda membuka Pulau Sabu.
Belanda menghapuskan Kesultanan Banjarmasin, dan memaksakan pemerintahan kolonial
langsung.
Belanda memperluas wilayah protektoratnya hingga mencakup Kesultanan Wajo di Sulawesi.
1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria)
1861
Pakubuwono IX menjadi Susuhunan Solo.
Para misionaris Protestan Jerman mulai bekerja di sekitar Danau Toba di Sumatera Utara.
1862
Pangeran Hidayatullah menyerah di Banjarmasin, dan dibuang ke Jawa. Antasari meninggal
karena cacar, perang gerilya berlanjut.
Wajib tanam lada dihentikan.
1863
Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat dan "pelabuhan-pelabuhan lada lainnya " di
Sumatra.
1 Juli , Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia Belanda.
Tanaman tembakau diperkenalkan di Sumatera Utara.
Fransen van de Putte , seorang bekas pemilik perkebunan di Jawa dan penentang sistem tanam
paksa, menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda.
Wajib tanam cengkeh dan pala diakhiri.
1864
1 April , Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan.
Belanda bereksperimen dengan tanaman karet di Jawa dan Sumatra.
Belanda mengklaim Kepulauan Mentawai.
Sultan Siak terakhir turun takhta.
1865
Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.
Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan Sumatera Utara.
Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan Asahan di Sumatera Utara dan
menyingkirkan Sultan ke Riau.
Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru diperkenalkan.
1866
Wajib tanam tembakau diakhiri.
Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Sumba.
1867
Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang meninggal.
"Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari
keuangan Belanda.
Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.
1868
Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu.
1869
Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.
Aceh memohon perlindungan kepada Kerajaan Ottoman.
Deli Maatschappij didirikan oleh para investor swasta.
Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya perjalanan
antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti Aceh jauh lebih penting
dan strategis.
1870
Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung Belanda.
Sultan Mahmud Syah memerintah di Aceh hingga 1874.
Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan agrikultur.
Penyakit melanda tanaman kopi di Jawa.
Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka.
1871
Undang-undang Agraria, Agrarische Wet, menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai
membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia
Belanda sebagai tindak lanjut atas kemenangan partai Liberal di Belanda, sekaligus
menggantikan politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan penanaman modal pengusaha
Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung berdirinya perkebunan-perkebunan
besar Belanda di Hindia Belanda, sehingga dapat disebut sebagai upaya menarik modal swasta
ke Hindia Belanda.
Wabah cacar membunuh 18.000 orang di Bali.
Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke Australia.
November, Traktat Sumatra antara Britania dan Belanda: Belanda memberikan Pantai
Emas kepada Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh kontrak dari India ke Guiana
Belanda (kini: Suriname); Belanda bebas bertindak di Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai
hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak ada lagi keberatan terhadap upaya
Belanda menaklukkan Aceh.
1872
Perang Batak dimulai di Sumatra utara, berlangsung hingga 1895.
Peta peperangan Hindia Belanda
1873
25 Januari Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan dengan konsul Amerika di Singapura,
namun Washington menolak memberikan bantuan AS. Belanda menjawab dengan peperangan.
26 Maret Perang Aceh meletus. Belanda mengebom Banda Aceh.
8 April Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya di Banda Aceh.
25 April pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda mundur.
Sultan Kutai menandatangani perjanjian yang mengakui Belanda.
Tanaman teh Assam dari India diperkenalkan untuk menggantikan tanaman teh dari Tiongkok,
yang hasilnya mengecewakan. Produksi teh mulai meningkat.
Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa.
11 November Belanda menyerang Aceh kembali, dan mempertahankan posisi mereka, namun
mengalami kerugian besar karena penyakit.
Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun, berusaha menguasai Aceh, namun tidak
pernah benar-benar berhasil.
1874
24 Januari Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan mengundurkan diri ke daerah
perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh telah berakhir.
Sultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan; Sultan Ibrahim Mansur Syah memimpin
kesultanan di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang bangsawan Aceh, memimpin
pasukan-pasukan Aceh.
Ekspedisi Belanda ke Flores.
Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru.
1875
Hindia Belanda, Australia, dan Jerman menetapkan perbatasan antara klaim-klaim mereka
di New Guinea.
1876
Tanaman karet diperkenalkan di Jawa.
Baba Hassan memimpin pemberontakan di Halmahera.
1877
Hamengkubuwono VII menjadi Sultan Yogyakarta.
Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi dengan keuangan yang merugi.
1878
Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.
Ekspedisi di bawah Jenderal Van der Heijden membakar habis 500 desa di Aceh.
Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh.
1879
R.A. Kartini dilahirkan di Jepara.
Tanaman koka diperkenalkan di Jawa.
1880
Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan.
Koelie Ordonnantie ("Ordonansi Kuli") menguraikan undang-undang kontrak tenaga kerja:
majikan harus menyediakan perumahan dan pemeliharaan kesehatan yang memadai, buruh
hanya terikat dengan perkebunan selama kontrak yang berlaku. Kontrak harus ditandatangani di
hadapan hakim, dan dapat dipertikaian di pengadilan.
Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari Australia.
1881-1899
1881
Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai bergaji dari Hindia Belanda.
Mangkunegara IV wafat.
Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang bernama Haji Jamahri memulai kebiasaan
mencampurkan cengkeh dalam rokok yang dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya
mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal-usul "kretek". Namun demikian, produksi kretek secara
komersial baru dimulai secara serius pada 1930-an.
1882
Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Buleleng dan Jembrana di Bali.
Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok menjadi sebuah
Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini, namun tetap berperang di
antara mereka sendiri.
Kepulauan Aru dan Tanimbar ditempatkan di bawah administrasi Belanda.
6 Agustus Tjokroaminoto dilahirkan.
Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa.
Ekspedisi militer Belanda di Seram.
Minyak ditemukan di sekitar Kutai di Kalimantan.
Pengadilan Islam ("priesterraden") diberikan kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi
pada hukum keluarga.
1883
Sisingamangaraja XII diusir dari wilayah Batak.
Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan Lampung meninggal sebagai korban letusan
ini.
A.J. Zijlker mendapatkan persetujuan dari Belanda untuk memulai pengeboran minyak di Langkat,
Sumatra Uara.
Pemberontakan yang mendukung Pangeran Suryengalaga gagal di Yogyakarta.
1884
Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun "Geconcentreerde Linie" (Garis
Konsentrasi) di Aceh: suatu rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk mengepung para
gerilyawan.
Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli.
Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke dalam PTT (Post Telegraaf
Telefoon).
1885
Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk berkuasa atas nama Belanda.
Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura.
Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya
untuk tujuan-tujuan hukum dagang semata.
1886
Pelabuhan modern dibangun di Tanjung Priok, Batavia (kini Jakarta).
1887
Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati saja.
Depresi ekonomi melanda Jawa.
1888
Gempa bumi terjadi di Bali.
Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan keluarga Mangkunegara.
Pemberontakan di Banten dipimpin oleh kelompok Qadiriyya.
Kalimantan Utara (Sabah) menjadi protektorat Britania.
Koninklijke Paketvaart Maatschappij dibentuk sebagai perusahaan pengiriman barang dan
penumpang kapal utama antar pulau.
1890
Zijlker mendirikan perusahaan yang kelak menjadi Royal Dutch Shell.
Ekspedisi Belanda melawan Flores.
Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.
1891
Mengwi di Bali dikuasai oleh Badung.
Pemerontakan Naqshbandiyya di Lombok melawan pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut
campur.
Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan berangkat ke Suriname di Amerika
Selatan.
1893
Pakubuwono X menjadi Susuhunan Solo.
Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk pribumi Indonesia dibentuk.
1894
Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para bangsawan melakukan puputan;
Karangasem menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda.
"Perang Batak" berakhir.
Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.
Hindia Belanda mengorganisasi monopoli opium yang diselenggarakan negara untuk menguasai
perdagangan candu (Opiumregie).
1895
Jami'at Khair didirikan, organisasi ini berdedikasi dalam mengembangkan pendidikan Arab.
Timor Portugis , yang mulanya diadministrasi dari Makau, mendapatkan administrasinya sendiri.
Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara klaim-klaim mereka atas
Pulau Papua.
1896
Raja Chulalongkorn dari Thailand melakukan kunjungan ke negaraan ke Hindia Belanda.
Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh dengan pasukan-pasukan khusus (Korps
Marechaussee).
1898
Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.
Van Heutsz menjadi Gubernur Belanda di Aceh. Penasihatnya, Snouck
Hurgronje memperkenalkan "Korte Verklaring", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian singkat yang
isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang
rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan aliansi dengan para uleebalang
dalam melawan para pemimpin Islam.
Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie, Aceh.
1899
R.A. Kartini memulai kariernya dalam menulis surat-surat.
Pesantren Tebuireng , sebuah sekolah Islam yang terkenal, didirikan di Jombang, Jawa Timur.
Teuku Umar terbunuh dalam suatu serangan Belanda.
Van Deventer , seorang pembaharu kolonial, menerbitkan "Een Eereschuld", yang isinya menuntut
agar uang yang dikumpulkan pada masa lampau dari Hindia Belanda dikembalikan ke Hindia
Belanda untuk menolong membayar utang kolonial yang kian meningkat.
Abad ke-20
1900-1910
1900
Raja Gianyar di Bali takluk kepada kekuasaan Belanda.
Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan Probolinggo ditata kembali untuk
mendidik orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai negeri.
17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK mendirikan sekolah-
sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah pada tahun 1934.
1901
Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan Residen Belanda di Palembang pada saat munculnya
masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang terkait.
Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta Berita di Padang, surat kabar berbahasa
Indonesia pertama dengan tulisan latin.
Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch diperluas hingga ke Kalimantan.
Belanda menempatkan pasukan keamanan di Kepulauan Mentawai.
6 Juni Soekarno dilahirkan.
Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan " Politik Etis" untuk Hindia Belanda.
1902
Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan dalam urusan haji.
12 Agustus Mohammad Hatta dilahirkan.
1903
Sultan Aceh , Tuanku Daud Syah, menyerah kepada Belanda, namun tetap mempertahankan
hubungan rahasia dengan para gerilyawan.
Hindia Belanda mulai membuka sekolah-sekolah MULO untuk pendidikan dasar.
Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi kepada pemerintahan lokal dan
provinsi kepada penduduk pribumi di Hindia Belanda. Pemilu untuk pertama kalinya diadakan di
Jawa.
Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah air Belanda.
1904
Van Heutsz , yang sebelumnya adalah Gubernur militer di Aceh, menjadi Gubernur
Jenderal (hingga 1909).
Taha dari Jambi dibunuh oleh Belanda.
Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai Sanur, Bali. Penduduk setempat menjarah kapal
itu; si pemilik kapal menuntut ganti rugi pemerintah Hindia Belanda. Akibatnya, hubungan antara
Hindia Belanda dengan Raja Badung di Bali memburuk.
Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah Batak di Sumatra.
Suatu ekspedisi di bawah Kapten Van Daalen ke daerah pegunungan di Aceh menyebabkan
matinya lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk lebih dari 1.000 kaum perempuan dan anak-
anak.
Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman untuk pembayaran kembali utang
Hindia Belanda.
Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah sekolah untuk kaum perempuan.
1905
Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama lima bulan di Kalimantan.
Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan pemberontakan di Seram.
Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di Pare Pare. Pasukan Belanda mencapai
kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis, Makasar, Toraja dikuasai untuk seterusnya.
Penguasa Bone digulingkan.
Para pemberontak Aceh menghubungi konsul Jepang di Singapura untuk meminta pertolongan.
Belanda menduduki Kepulauan Mentawai.
Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh kereta api.
16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi, mula-mula untuk
melindungi kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di Surakarta.
Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.
Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas petani Jawa yang dipindahkan ke
Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
1906
15 September Belanda membuat berbagai kemajuan besar di Bali; armada Hindia Belanda
membuang jangkar di lepas pantai Sanur.
16 September Pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerbu Sanur.
20 September Angkatan Laut Belanda menembaki Denpasar dengan meriam.
Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah puputan, sambil berbaris di jalan
utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh.
23 September Belanda membuat kemajuan di Tabanan, Bali. Raja Tabanan menawarkan
penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan mempertahankan gelar dan tanahnya. Residen
Belanda menawan Raja hingga ia dapat mendapatkan jawaban dari pemerintah Hindia Belanda di
Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh diri di tahanan.
Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan berbagai varitas tanaman baru.
Belanda menguasai Sumba.
Belanda membentuk sebuah protektorat terhadap Berau di Kalimantan Timur.
Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan harus diserahkan dalam tempo 24
jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau.
1907
Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan kini berkuasa penuh.
Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan.
Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda Aceh.
Raja Sisingamangaraja XII memberontak melawan Belanda, dan ditembak dalam konflik itu.
Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha dagang.
Samin Surosentiko , pencetus ajaran Samin, ditangkap di Jawa dan diasingkan
ke Padang, Sumatera.
Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan Shell Transport and Trading dan
menjadi Royal Dutch Shell.
Belanda mengirim polisi ke Kepulauan Tanimbar untuk menghentikan konflik antar suku.
Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud menawarkan pendidikan tiga tahun
untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum.
1908
Klungkung memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan puputan untuk
mempertahankan kehormatan mereka.
Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai
wilayah itu.
Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.
VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-anggota orang Indonesia diterima.
20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk
dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya era Kebangkitan nasional
Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo meninggalkan
organisasi ini.
Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda.
Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
1909
Tjokroaminoto menjadi pemimpin Sarekat Dagang Islamiyah.
Putri Hindia, sebuah penerbitan untuk kaum perempuan, didirikan.
Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram.
Belanda menguasai Buru.
Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di Padang
1910
Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk
kaum Muslim keturunan Arab di Indonesia.
Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan Dom Boaventura.
Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa, sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa.
Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan penemuan komodo kepada masyarakat di
Eropa untuk pertama kalinya.
1911-1920
1911
Abendanon menerbitkan surat-surat R.A. Kartini dengan judul "Door Duisternis Tot Licht " ("Habis
Gelap Terbitlah Terang").
Surat kabar Al-Munir mulai terbit di Padang.
Wabah penyakit sampar melanda Pulau Jawa.
1912
10 September Sarekat Dagang Islamiyah berganti nama menjadi Sarekat Islam dibawah
pimpinan Tjokroaminoto.
Indische Partij dibentuk oleh Setiabudi (Douwes Dekker), Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara. Setahun kemudian, tiga serangkai ini diasingkan.
Portugal meredam pemberontakan di Timor Timur.
18 November Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke kepulauan Tanimbar.
Setelah proklamasi Republik Rakyat Cina pada bulan Januari, organisasi-organisasi Tionghoa
yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik.
1913
Januari, kongres Sarekat Islam di Surabaya memutuskan meluaskan aktivitas mereka ke seluruh
Hindia.
Yayasan Kartini berdiri di Belanda untuk mendukung pendidikan kaum perempuan di Jawa.
Gubernur Jenderal Idenburg menyatakan Sarekat Islam sebagai sebuah organisasi yang legal.
Indische Partij dilarang; para pemimpinnya diasingkan ke Belanda.
Organisasi Paguyuban Pasundan berdiri sebagai sebuah
organisasi sosial dan budaya Sunda di Jawa Barat tanggal 20 Juli.
Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk meminjam uang tanpa harus izin terlebih
dahulu kepada pemerintah Kerajaan Belanda.
Suwardi Suryaningrat (dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara) bersama Komite Boemi
Poetera menerbitkan "Als Ik Eens Nederlander Was", sebuah tulisan nasionalisme. Ia diasingkan
ke Belanda hingga 1919.
Liem Seeng Tee membuka sebuah toko tembakau di luar Surabaya - cikal bakal perusahaan
rokok kretek Sampoerna.
1914
Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
9 Mei , Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), nantinya
menjadi PKI.
Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan menggunakan milisi dari Indonesia.
Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh Pakubuwono X dari Surakarta dan
rombongannya.
Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan penerbangan di Surabaya untuk
mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.
KNIL membentuk sebuah angkatan udara.
Nias sepenuhnya dikuasai Belanda.
Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi biasa.
Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali dari pengasingan.
1915
Haji Agus Salim masuk Sarekat Islam, memperkenalkan modernisasi Islam.
Tri Koro Dharma terbentuk sebagai sebuah organisasi pemuda dari Budi Utomo (Berganti nama
menjadi Jong Java pada 1918).
Soedirman lahir.
Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan perbatasan antara Borneo Utara
(Sabah) dan Hindia Belanda.
1916
Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain mengunjungi
Belanda
Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek Inlichtingen Dienst", sebuah pasukan polisi
khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama menjadi "Algemene
Recherche").
J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-Jenderal hingga 1921.
Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di rumah Tjokroaminoto.
Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di Bandung; beberapa anggota dan kelompok
Jawa tradisional tidak suka dengan modernisasi.
Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya di Surakarta.
Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk pembentukan
sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal dengan Volksraad) untuk Hindia Belanda.
1917
Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta
Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-pemerintah.
Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di Sarekat Islam
dibawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang mereka.
Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas militer; anggota sayap kiri di Sarekat
Islam menentang.
Aisyiyah , organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri.
Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
1918
18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang
Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan
anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan
berfungsi sebagai dewan penasihat saja.
Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad.
Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana.
ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-dewan) di Surabaya.
"Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia, mulai terbentuk. Anggotanya
termasuk Musso (dan kemungkinan juga Tjokroaminoto).
Sarekat Sumatra didirikan.
Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
Organisasi Jong Minahasa didirikan.
Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas ‘’soviet-soviet’’ ISDV, mengusir anggota-anggota
Belanda dari gerakan komunis.
"Janji November": pemerintah Belanda mengatakan bahwa Indonesia akan memiliki
pemerintahan sendiri pada masa depan yang belum ditetapkan.
14 November anggota-anggota orang Indonesia di Volksraad mengecam Pemerintah Hindia
Belanda karena lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan orang Eropa.
Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
Douwes Dekker kembali dari pembuangan.
1919
Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat Belanda di Toli-toli, Sulawesi dibunuh. Belanda
menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B.
Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo",
sementara pada saat yang sama juga mendukung Belanda.
Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di Surakarta
Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota; menyelenggarakan kongres di
Yogyakarta.
KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia.
1920
27 Mei ISDV mengganti namanya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (belakangan PKI).
PKH menerbitkan tulisan-tulisan Lenin.
Technische Hoogeschool didirikan di Bandung (sekarang ITB: Institut Teknologi Bandung).
Sarekat Ambon didirikan.
Konflik antara kaum Komunis dan Sarekat Islam berkembang.
25 Desember PKH bergabung dengan Komunis Internasional.
1921-1930
1921
Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung; Soekarno berbicara di kongres untuk
menganjurkan pembaruan bahasa.
Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga 1926.
Timorsch Verbond didirikan.
Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.
Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat Islam melarang anggota-anggota SI merangkap sebagai
anggota partai-partai lain, termasuk PKI.
Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-Merah) yang mengikuti Semaun dan (SI-
Putih) yang mengikuti Tjokroaminoto.
Semaun berangkat ke Uni Soviet.
Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan dalam Sarekat Islam.
PKI menolak Tjokroaminoto.
Sukarno muda mulai belajar di Technische Hoogeschool di Bandung.
Soeharto dilahirkan.
Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta.
Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
1922
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad
Hatta, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan
peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia
pada tahun 1950-an).
Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.
April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil menunggu bandingnya.
Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa
dukungan pemerintah untuk mengembangkan kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-
modernis); menciptakan istilah "demokrasi terpimpin".
Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara
dalam pertemuan-pertemuannya.
Semaun kembali dari Belanda.
Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja"
Pemogokan berlanjut.
Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan hangat pecah antara pandangan-anggota
yang "modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam.
Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk melayani Sumatra utara.
1923
Februari, Partai Katolik didirikan.
Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya
ditangkap dan dibuang; banyak serikat buruh yang kini didominasi Komunis.
Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam yang baru.
Para pendukung komunis meninggalkan organisasi ini, dan membawa serta banyak anggota
bersama mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat Rakyat.
Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis di Guangdong,
Tiongkok.
12 September Persatuan Islam (atau Persis), sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di
Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda adalah salah satu anggota pertamanya.
Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke Bandung.
Wajib militer diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia.
1924
Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia, memutuskan
untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan PKI.
"Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat,
kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.
Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club.
Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam. Penerbangan memakan waktu hampir
dua bulan.
Biro Malaria Pusat didirikan untuk mengoordinasikan program-program pemberantasan malaria.
Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia
1925
Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat, Volksraad mendapatkan kekuasaan
legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa
secara resmi didefinisikan sebagai "vreemde oosterlingen"
Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota
lainnya keturunan Arab atau Tionghoa.
Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura.
Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro kemerdekaan di Bandung, menganjurkan
kesatuan bangsa.
23 September Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah
Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir.
Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek Indonesia
Sensor film diberlakukan.
Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di Prambanan untuk merencanakan
pemberontakan terbuka.
1926
Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI mendapatkan
instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan instruksi ini. Musso
merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak memberontak).
31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke
Arab Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak
menjadi benih Nahdlatul Ulama.)
Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua
Mohammad Tabrani (Jong Java)
12 November PKI memberontak di Banten, Batavia, Bandung, Padang. PKI mengumumkan
pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap
sekitar 13.000 orang. Tan Malaka menentang pemberontakan.
Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam bidang Arsitektur di Bandung.
Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan
menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931.
31 Desember Kyai Haji Hasjim Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Muslim
yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
1927
Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatera Barat dihancurkan.
Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial di Brussel bersama dengan
banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.
4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia
ditangkap.
Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke pembuangan di Banda. Ia tinggal di
pembuangan selama 11 tahun.
Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven Digul di Papua untuk menampung para
tahanan politik.
Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp.
Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), kelompok yang
menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung.
Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam
sidang Volksraad
1928
PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia, menerima bendera Merah-Putih,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia Raya" ciptaan W.R. Supratmansebagai
lagu kebangsaan.
Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan; pidato-pidato Hatta jelas-jelas anti
Belanda.
28 Oktober , Kongres Pemuda II di Batavia menerima "sumpah pemuda": satu nusa, satu bangsa,
dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI)
Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah darahku".
KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda.
Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan di Bukittinggi sebagai organisasi pendidikan untuk
kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
1929
Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI agar menghentikan
aktivitas-aktivitas mereka.
Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di Volksraad, yang tetap merupakan
sebuah lembaga penasihat.
Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga menjadi penguasa setempat yang
berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah upacara yang panjang di Besakih.
29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan
di Bandung.
Wilayah birokrasi Hindia Belanda
Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang sudah
bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda. Biru muda
diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda
1930
Muhammad Husni Thamrin membentuk sebuah fraksi nasionalis di Volksraad; menuntut otonomi.
Pemerintah Hindia Belanda memulai produksi pesawat ringat secara terbatas di lapangan
terbang Andir di Bandung (model AVRO-AL), dengan menggunakan sebuah rancangan Kanada
dan kayu-kayu setempat.
Juni, Pangeran Surjodiningrat mendirikan Pakempalan Kawula Ngayogyakarta sebagai sebuah
organisasi kebudayaan untuk penduduk Yogyakarta, yang menjadi sangat popular.
18 Agustus Sukarno diadili di Bandung. Ia menyampaikan pidato-pidato yang membangkitkan
semangat di pengadilan.
Jepang mendirikan Borneo Oil Company.
Gunung Merapi meletus dan membunuh 1300 orang.
Jamiyatul Washliyah didirikan dengan partisipasi yang besar dari orang-orang Batak Karo.
22 Desember Sukarno dihukum empat tahun penjara karena kegiatan-kegiatan nasionalisnya.
PNI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1931-1940
1931
Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.
25 April PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya. Partai Indonesia atau Partindo dibentuk
sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa.
Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia bersama Hatta ("PNI-Baru").
Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.
Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk memerintah dengan pemerintahan
mandiri setempat.
De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.
Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers.
Ong Hok Liong mendirikan perusahaan rokok Bentoel.
31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung.
1932
Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat.
Agustus Hatta kembali dari Belanda.
Mohammad Natsir , 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang
baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia yang baru.
Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari pemerintah;
fraksi-fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini.
1933
5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven
Provincien”. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun
Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik.
Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan para pemimpin politik di
Minangkabau.
Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno dibuang ke Ende di Flores tanpa pengadilan.
Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger).
Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.
Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru
1934
Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produk-produk Jepang yang
lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih mahal.
Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan politiknya yang terbuka.
Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp tahanan Boven Digul di Papua.
Belanda melarang kongres Partindo.
Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan.
Tjokroaminoto wafat.
1935
Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan.
Nahdlatul Wathan , sebuah organisasi untuk pendidikan Islam, didirikan di Lombok.
Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu negara di mana
Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang.
Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk membentuk Partai
Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat
sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja
sama dengan Belanda.
1936
Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga
sekurang-kurangnya tahun 1945.
Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.
Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10
tahun.
29 September Volksraad memutuskan untuk mendukung petisi untuk otonomi Indonesia di dalam
konstitusi Belanda.
Becak menjadi sarana transportasi di Batavia.
November, Partindo dibubarkan.
Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan
emas — di Papua.
1937
24 Mei Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan. Anggotanya antara lain meliputi Yamin
dan Amir Sjarifuddin. Sebagai sebuah organisasi Gerindo mendukung kemerdekaan, namun
cenderung bekerja sama dengan Belanda dalam melawan Jepang.
21 September Majlis Islam A'laa Indonesia (MIAI) didirikan, sebuah organisasi payung untuk kerja
sama antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, dan kelompok-kelompok Islam
lainnya.
17 Desember Kantor Berita Antara didirikan.
1938
Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke Bengkulu.
Orang-orang luar pertama mencapai Lembah Baliem di Papua.
Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung para penguasa Batak setempat.
Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di Minangkabau dan Banjarmasin.
Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan aktivitas-aktivitas anti-Belanda.
Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada.
16 November Pemerintah Belanda menolak petisi otonomi 1936 untuk Indonesia.
1939
Pakubuwono X dari Surakarta wafat, Pakubuwono XI adalah Susuhunan yang baru.
Jepang menduduki Kepulauan Spratly.
Mei, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA didirikan oleh Muhammad Da'ud Beureu'eh untuk
mengoordinasi kegiatan-kegiatan anti-Belanda di Aceh.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI), sebuah organisasi payung dari berbagai organisasi
nasionalis, dibentuk. Thamrin adalah salah seorang penganjur utamanya.
Kartosuwirjo dan pengikut-pengikutnya memisahkan diri dari Partai Sarekat Islam, dan membawa
serta banyak pendukungnya di Jawa Barat.
Desember GAPI mengorganisasi Kongres Rakyat Indonesia, sebuah pertemuan representatif
yang besar di Batavia, yang mengajukan tuntutan untuk parlemen yang sepenuhnya terpilih untuk
Hindia.
1940
Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda.
13 Februari Jepang menolak perjanjian arbitrase dengan Belanda.
18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta.
Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah Belanda melarikan diri ke London.
28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang dengan Belanda.
Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
Agustus, Jepang menyatakan bahwa Perancis Indochina dan Hindia Belanda harus disatukan
dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-Prosperity Sphere".
9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia".
23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan
GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi.
September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis Indochina.
12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan dengan delegasi
Jepang di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau bekerja sama dengan tuntutan
Jepang untuk bahan bakar penerbangan.
26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia
Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-Prosperity Sphere".
12 November Kuota atas penjualan minyak ke Jepang dari Hindia Belanda ditetapkan dalam
perjanjian