Download - Himpunan Po Oi
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI Oi Nomor : 01 Tahun 2010
TENTANG
TATA URUTAN PERATURAN-PERATURAN DALAM ORMAS Oi
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA UMUM Oi :
Menimbang : 1. bahwa sesuai dengan tuntutan perkembangan dan
dinamika kelembagaan dalam penyelenggaraan Ormas dan pelayanan anggota Oi, maka Ormas Oi perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara lebih professional, efektif dan efisien;
2. bahwa untuk dapat mewujudkan ketertiban dalam pengaturan Ormas Oi dipandang perlu mengatur tata urutan peraturan-peraturan dalam Ormas Oi;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a di atas, maka pengaturan dan penetapannya dituangkan dalam Peraturan Organisasi Oi.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi; 2. Garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) BPP
Oi Tahun 2009-2012;
Memperhatikan : 1. Usulan, pendapat dan saran pembina Oi Pusat dalam Rapat Pleno BPP Oi 30 Januari 2010.
2 Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Oi I dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Oi III Tahun 2010 di Kaliurang, Yogyakarta.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI Oi TENTANG TATA URUTAN PERATURAN-PERATURAN DALAM ORMAS Oi.
Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi Oi ini yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan AD adalah Anggaran Dasar Oi;
2. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan ART adalah Anggaran Rumah Tangga Oi;
3. Ketua Umum Oi adalah Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Oi sebagai pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi Ormas Oi sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Oi;
4. Badan Pengurus Pusat Oi selanjutnya disingkat dengan BPP Oi adalah badan penyelenggara Ormas Oi tingkat nasional yang dipimpin oleh Ketua Umum Oi;
5. Badan Pengurus Wilayah Oi selanjutnya disingkat dengan BPW Oi adalah badan penyelenggara Ormas Oi tingkat provinsi yang dipimpin oleh Ketua BPW Oi;
6. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi selanjutnya disingkat dengan BPK Oi adalah badan penyelenggara Ormas Oi tingkat Kota/Kabupaten yang dipimpin oleh Ketua BPK Oi;
7. Pengurus Kelompok Oi selanjutnya disingkat dengan PK Oi adalah badan penyelenggara Ormas Oi tingkat Kelompok yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Oi;
8. Musyawarah yang selanjutnya disingkat dengan Munas adalah Musyawarah Nasional ditingkat Nasional/Pusat;
9. Musyawarah Wilayah yang selanjutnya disingkat dengan Muswil adalah Musyawarah Wilayah ditingkat Provinsi;
10. Musyawarah Kota/Kabupaten yang selanjutnya disingkat dengan Muskot adalah Musyawarah Kota/Kabupaten ditingkat Kota/ Kabupaten;
11. Musyawarah Kelompok yang selanjutnya disingkat dengan Muskel adalah Musyawarah anggota ditingkat Kelompok;
12. Sekretaris Jenderal Oi adalah Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Oi;
13. Satuan Perangkat Ormas Oi Pusat adalah Perangkat Ormas di lingkup Badan Pengurus Pusat Oi yang terdiri dari Sekretariat Jenderal, Departemen-departemen, Lembaga-lembaga Non Departemen dan Badan-badan Otonom lain di tingkat pusat yang dibentuk dengan Peraturan Organisasi Oi;
14. Satuan Perangkat Ormas Oi Wilayah adalah Perangkat Ormas di lingkup Badan Pengurus Oi Wilayah yang terdiri dari Sekretariat BPW, Biro-biro, dan Badan-badan dan/atau Lembaga-lembaga otonom lain di tingkat Wilayah yang dibentuk dengan Peraturan BPW Oi;
15. Satuan Perangkat Ormas Oi Kabupaten/Kota adalah Perangkat Ormas di lingkup Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten yang terdiri dari Sekretariat BPK, Bidang-bidang, dan Badan-badan dan/atau Lembaga-lembaga otonom lain di tingkat Kota/Kabupaten yang dibentuk dengan Peraturan BPK Oi;
16. Peraturan Organisasi selanjutnya disingkat dengan PO adalah peraturan tertinggi dalam Ormas Oi dibawah AD dan ART serta Ketetapan-ketetapan Musyawarah Nasional Oi;
17. Peraturan Khusus pengganti PO selanjutnya disingkat dengan Persus adalah peraturan tertinggi dalam Ormas Oi yang bersifat khusus dan istimewa;
18. Keputusan Ketua Umum Oi adalah peraturan operasional Oi dibawah PO;
19. Peraturan Wilayah selanjutnya disingkat dengan Perwil adalah peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus BPW Oi dan berlaku untuk wilayah provinsi yang bersangkutan;
20. Peraturan Kota/Kabupaten selanjutnya disingkat dengan Perkot adalah peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus BPK Oi dan berlaku untuk wilayah Kota/Kabupaten yang bersangkutan;
21. Peraturan Kelompok adalah peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus Kelompok Oi dan berlaku untuk Kelompok yang bersangkutan;
Pasal 2
Tata urutan peraturan dalam Ormas Oi adalah : a. AD Oi; b. ART Oi; c. Ketetapan Munas Oi; d. PO Oi; e. Persus Pengganti PO Oi; f. Keputusan Ketua Umum Oi; g. Ketetapan Muswil Oi; h. Perwil Oi; i. Ketetapan Muskot Oi; j. Perkot Oi; k. Ketetepan Muskel Oi; dan l. Peraturan Kelompok Oi.
Pasal 3
1. AD adalah peraturan tertinggi dalam Ormas Oi yang ditetapkan oleh
Munas Oi yang memuat garis besar dan pokok-pokok aturan Ormas Oi. 2. ART adalah peraturan tertinggi dalam Ormas Oi dibawah AD yang
ditetapkan oleh Munas Oi yang mengatur penjabaran lebih lanjut dari garis besar dan pokok-pokok aturan Ormas Oi.
3. AD dan ART disahkan dan ditetapkan oleh dan dalam persidangan Munas Oi.
4. Ketetapan Munas Oi, Ketetapan Muswil Oi, Ketetapan Muskot Oi dan Ketetapan Muskel Oi adalah putusan-putusan permusyawaratan anggota sebagai pengemban amanat dan aspirasi anggota-anggota Oi yang ditetapkan dalam siding-sidang permusyawaratan sesuai tingkatannya.
5. PO dibuat dan ditetapkan oleh BPP Oi dengan mendengar pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Pusat Oi sebagai pelaksanaan dari AD, ART dan Ketetapan-ketetapan Munas Oi.
6. Persus Oi dibuat dan ditetapkan oleh Ketua Umum Oi dengan mendengar pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Pusat Oi sebagai pengganti PO dalam hal ihwal terjadi kegentingan yang memaksa.
7. Keputusan Ketua Umum Oi yang bersifat mengatur dibuat dan ditetapkan oleh Ketua Umum Oi untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan operasional dan administrasi Ormas Oi.
8. Peraturan dan Keputusan Lembaga-lembaga Non Departemen dan/atau Badan-badan otonom di lingkup BPP Oi adalah peraturan teknis yang dibuat dan ditetapkan oleh Lembaga-lembaga Non Departemen dan/atau Badan-badan otonom di lingkup BPP Oi setelah mendengar pertimbangan dari Departemen terkait.
9. Perwil dan Perkot merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan-aturan diatasnya dan menampung kondisi khusus di daerah yang bersangkutan.
10. Perwil dibuat dan ditetapkan oleh BPW Oi dengan mendengar pertimbangan dari Pembina Ormas di wilayahnya.
11. Perkot dibuat dan ditetapkan oleh BPK Oi dengan mendengar pertimbangan dari Pembina Ormas di daerahnya.
12. Peraturan Kelompok dibuat oleh Pengurus Kelompok dengan mendengar pertimbangan dari Pembina Kelompoknya.
Pasal 4
1. Sesuai dengan tata urutan peraturan dalam Ormas Oi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan ini, maka setiap aturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
2. Menyimpang dari ketentuan tersebut dalam ayat 1), Pasal 4 Peraturan ini, maka dalam keadaan kegentingan yang memaksa dapat diterbitkan Persus sebagai Pengganti PO.
3. Peraturan atau Keputusan Lembaga-lembaga Non Departemen dan Badan-badan Otonom di lingkup BPP Oi dan Lembaga-lembaga atau Badan-badan di wilayah dan di Kota/Kabupaten tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
Pasal 5
1. BPP Oi berwenang menguji peraturan-peraturan dibawah PO. 2. Dalam melakukan pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1).
Pasal 5 Peraturan ini, BPP Oi membentuk suatu Badan Khusus yang bersifat adhoc yang bertugas khusus untuk itu.
3. Badan Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 2). Pasal 5 Peraturan ini terdiri atas unsur Sekretariat Jenderal BPP Oi, Departemen Ormas dan Aparatur BPP Oi, Departemen lain yang terkait, LBH Oi dan unsur independen.
4. Keputusan Badan Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 2). Pasal 5 Peraturan ini bersifat mengikat dan final.
5. Setiap anggota Oi dapat mengajukan permohonan pengujian peraturan-peraturan dibawah PO.
6. Pengujian terhadap PO dapat dilakukan apabila diajukan oleh sedikitnya 3 (tiga) BPW Oi.
7. Untuk menguji PO, BPP Oi membentuk Badan Khusus yang bersifat independen.
8. Badan Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 2). dan ayat 7). Pasal 5 Peraturan ini dapat membatalkan PO dan atau peraturan lain dibawahnya.
Pasal 6
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Organisasi Oi ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Ketua Umum Oi.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Mei 2010
KETUA UMUM Oi ttd DR. SONY TEGUH TRILAKSONO, M.Pd., MBA
Salinan sesuai dengan aslinya, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGURUS PUSAT Oi, FAUZIE ACHMAD SUJA, S.Hi.
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 02 Tahun 2010
TENTANG
KEANGGOTAAN Oi DAN PENDIDIKAN LATIHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA UMUM Oi :
Menimbang
: 1. bahwa untuk mewujudkan tertib keanggotaan dan
pengadministrasian keanggotaan Oi, dipandang perlu mengatur ketentuan ketentuan tentang keanggotaan Oi.
2. bahwa berdasarkan angka 1 diatas, maka pengaturan dan penetapannya dituangkan dalam Peraturan Organisasi Oi.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi. 2. Garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) BPP
Oi Tahun 2009-2012. 3. Peraturan Organisasi Nomor : 01 Tahun 2010
Tentang Tata Urutan Peraturan Peraturan Dalam Ormas Oi.
Memperhatikan : 1. Usulan, pendapat dan saran pembina Oi Pusat
dalam Rapat Pleno BPP Oi 30 Januari 2010. 2. Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)
Oi I dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Oi III Tahun 2010 di Kaliurang, Yogyakarta.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG KEANGGOTAAN
Oi DAN PENDIDIKAN LATIHAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan: 1. Keanggotaan Oi adalah ikatan antara perorangan warga negara
Indonesia dengan ORMAS Oi. 2. Pendaftaran anggota adalah suatu persyaratan untuk mendapatkan
pengesahan sebagai anggota Oi dari Pengurus Kelompok Oi. 3. Kartu Tanda Anggota (KTA) OI Nasional adalah Kartu bukti
keanggotaan Oi yang sah dan berlaku diseluruh wilayah negara Republik Indonesia yang diterbitkan oleh BPP Oi.
4. Iuran Anggota ialah iuran wajib yang dibayarkan setiap 1 (satu) bulan sekali oleh anggota anggota Oi kepada kelompok Oi.
BAB II
TATA CARA MENJADI ANGGOTA Oi
Pasal 2
1. Untuk dapat menjadi anggota Oi adalah dengan mengajukan Surat permohonan dan mengisi formulir pendaftaran anggota ORMAS Oi, yang dapat diperoleh dari Pengurus kelompok Oi.
2. Bentuk Surat permohonan dan Formulir menjadi anggota Oi adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Organisasi ini.
BAB III KARTU TANDA ANGGOTA Oi
Pasal 3
1. KTA diterbitkan oleh BPP Oi. 2. Nomor kode Propinsi dan Kota/Kabupaten adalah sebagaimana
tersebut dalam lampiran peraturan organisasi ini. 3. Nomor kode kelompok ditetapkan oleh BPK yang bersangkutan. 4. Nomor regitrasi keanggotaan ditetapkan oleh BPP Oi 5. Tata cara pengajuan permohonan penerbitan KTA adalah dengan
mengajukan formulir keanggotaan (asli) oleh BPK ke BPP Oi. 6. Setelah Formulir keanggotaan (asli) diisi lengkap dan dilegalisasi oleh
ketua kelompok dan ketua BPK diphoto copy dalam rangkap 3 (tiga), masing masing untuk arsip kelompok, BPK, dan BPW.
7. Setelah permohonan diproses oleh BPP Oi, KTA didistribusikan melalui BPK yang bersangkutan.
8. KTA harus dibubuhi Stempel kepengurusan ORMAS Oi dan ditandatangani Oleh Ketua Umum Oi.
Pasal 4
1. Anggota-anggota Oi yang telah didaftarkan oleh Kelompoknya, wajib memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional sebagai tanda bukti keanggotaan Oi;
2. Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional dapat diberikan kepada anggota-anggota Oi setelah mengikuti masa orientasi keanggotaan yang diselenggarakan oleh BPK Oi dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat Oi;
3. Masa berlaku Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional adalah selama anggota yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota Oi;
4. Penggantian Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional yang hilang atau rusak dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
5. Anggota-anggota Oi yang telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional tidak diwajibkan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Lokal;
6. Atas rekomendasi Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten, Badan Pengurus Pusat Oi sewaktu-waktu dapat mencabut Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional apabila : a. Anggota Oi yang bersangkutan menyatakan berhenti dan/atau
keluar dari keanggotaan Oi atas permintaan sendiri; b. Anggota Oi yang bersangkutan tidak lagi memenuhi ketentuan dan
syarat-syarat keanggotaan Oi dan diberhentikan keanggotaannya oleh Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten berdasarkan rekomendasi Pengurus Kelompoknya;
c. Anggota Oi yang bersangkutan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi dan atau peraturan-Peraturan Organisasi Oi lainnya yang berlaku dan anggota Oi yang bersangkutan dinyatakan bersalah berdasarkan Keputusan Musyawarah Kelompoknya.
7. Anggota-anggota Oi yang menyatakan berhenti dan keluar dari keanggotaan Oi atas permintaan sendiri atau diberhentikan keanggotaannya sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c ayat 7) Pasal 3 Peraturan ini, terhitung sejak tanggal anggota Oi yang bersangkutan menyatakan berhenti atau diberhentikan keanggotaannya, maka Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional yang bersangkutan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 5
Sistem Penomoran KTA adalah sebagai berikut : 1. 2 digit pertama merupakan kode BPW 2. 2 digit kedua merupakan kode BPK 3. 2 digit ketiga merupakan kode Pengurus Kelompok Oi 4. 2 digit keempat merupakan kode tahun masuk anggota 5. 6 digit kelima merupakan kode urut anggota diberikan BPP
Pasal 6
1. Nomor anggota ORMAS Oi tidak dapat berubah dan tidak dapat
dipertukarkan. 2. Satu orang anggota ORMAS Oi hanya berhak mempunyai satu nomor
anggota dan berlaku selama yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaannya
3. Format dan ukuran KTA adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Organisasi
BAB IV LAPORAN PERKEMBANGAN KEANGGOTAAN Oi
Pasal 7
1. Semua tingkatan kepengurusan ORMAS Oi berkewajiban memelihara
daftar anggota yang berada di daerah dan saling koordinasi berdasarkan apa yang telah di himpun oleh Pengurus kelompok Oi
2. Setiap 6 bulan BPW Oi berkewajiban melaporkan jumlah anggota yang berada di wilayahnnya kepada BPP Oi
BAB V PENDIDIKAN DAN LATIHAN Oi (DIKLAT Oi)
Pasal 8
1. Pendidikan dan Latihan Oi (DIKLAT Oi) terdiri dari 4 (empat) tahapan :
a. DIKLAT Oi I diselenggarakan oleh PK dibawah koordinasi BPK yang diadakan minimal 6 bulan sekali atau jika pendaftar minimal telah mencapai 10 orang.
b. DIKLAT Oi II diselenggarakan oleh BPK dibawah koordinasi BPW yang diadakan minimal 1 tahun sekali.
c. DIKLAT Oi III diselenggarakan oleh BPW dibawah koordinasi BPP. d. DIKLAT Oi IV diselenggarakan oleh BPP.
2. Kepesertaan DIKLAT Oi adalah:
a. DIKLAT Oi I adalah anggota biasa. b. DIKLAT Oi II adalah PK-PK yang berada dibawah BPK – yang akan
menempuh karier kepemimpinan menjadi Pengurus Kota. c. DIKLAT Oi III adalah BPK-BPK yang berada dibawah BPW – yang
akan menempuh karier kepemimpinan menjadi pengurus Wilayah. Diadakan Minimal 2 tahun sekali
d. DIKLAT Oi IV adalah BPW-BPW yang berada di bawah BPP yang dipersiapkan untuk menduduki kepemimpinan tinggi ORMAS Oi. Diadakan minimal 3 tahun sekali.
3. Dalam hal disuatu daerah belum terdapat BPK atau BPW maka penyelenggaraan DIKLAT Oi I dapat diselenggarakan tanpa koordinasi dengan BPK. Dan DIKLAT Oi II dapat diselenggaran tanpa koordinasi dengan BPW.
4. Pengisi materi DIKLAT Oi disemua tingkatan dianjurkan dan diutamakan diisi oleh pengurus ditingkat atasnya.
Pasal 9
1. Pada akhir DIKLAT Oi disetiap tingkatan, peserta wajib mengucapkan Ikrar Anggota Oi.
2. Teks Ikrar adalah sebagai berikut:
IKRAR ORMAS Oi Oi…Bersatulah…
Kami, Anggota ORMAS Oi berikrar: 1. Oi…Ketuhanan Yang Maha Esa, Keyakinanku 2. Oi…Indonesia Bangsaku, Pancasila azasku 3. Oi...Siap Sedia Mengabdikan Diri, Berjanji dan Berteguh Hati
Melaksanakan Tugas Suci, Berbakti pada Ormas. 4. Oi…SOPAN karyaku, Bersatu & Berdaya Cita-citaku 5. Oi…Jujur, Bersahabat, Bertanggung Jawab, Berani, Peduli, Merdeka
dan Bermartabat. 6. Oi…Aku Percaya Padamu.
Pasal 10
Materi materi DIKLAT Oi secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Materi DIKLAT Oi I meliputi : a. Ke Oi an / Orientasi Oi b. Ke Indonesiaan, Pancasila & Nilai-nilai perjuangan bangsa. c. Praktek lapangan / Outbond (melatih Kerjasama, Solidaritas, Jujur,
Sportif, Menghargai, Persahabatan dan nilai-nilai positif lainnya. Dapat pula hal-hal yang harus dipraktekkan terkait 4 pilar Oi. Misalnya Praktek Niaga, maka anggota harus dapat menjual sesuatu sampai terjual, dsb).
d. Wawasan Lingkungan Hidup e. Pengabdian Masyarakat
2. DIKLAT Oi II, meliputi : a. Teori-teori KeOrmasan b. Tehnis Persidangan c. Tehnik Komunikasi, Negosiasi dan Lobbying d. Event Organizer e. Praktek Lapangan atau Outbond (melatih dan mempraktekkan hal-
hal yang telah didapatkan secara teoritis diatas) f. Pengabdian Masyarakat
3. DIKLAT Oi III, meliputi : a. Leadership b. Management c. Enterpreunership d. Praktek Lapangan atau Outbond (melatih dan mempraktekkan hal-
hal yang telah didapatkan secara teoritis diatas) e. Pengabdian Masyarakat
4. DIKLAT Oi IV, meliputi : a. Pengantar Tata Negara & Ormas Kenegaraan b. Analisis Wacana Hukum, Sosial & Politik c. Analisis Lembaga Sosial/ORMAS/NGO Dalam dan Luar Negeri d. Ideologi-ideologi Dunia
5. Penyelenggara DIKLAT Oi sesuai dengan tingkatannya dapat menambahkan materi lain sesuai dengan kebutuhannya.
Pasal 11
Hal-hal tehnis pelaksanaan DIKLAT Oi diseluruh tingkatan seperti waktu, tempat dan modul materi diatur oleh penyelenggara.
Pasal 12
1. Peserta DIKLAT Oi berhak menerima sertifikat jika dinyatakan lulus oleh
penyelenggara. 2. Sertifikat ditandatangani oleh ketua pengurus dan ketua penyelenggara
disetiap tingkatannya.
BAB VI JENJANG KARIR ANGGOTA
Pasal 13
Jenjang karir kepengurusan dan kepemimpinan Oi adalah sebagai berikut: 1. Anggota berhak menjadi Pengurus dan atau Ketua kelompok jika telah
mengikuti DIKLAT Oi I. 2. Anggota berhak menjadi Pengurus dan atau Ketua BPK Oi, jika telah
menjadi anggota Oi minimal 1 tahun dan pernah mengikuti DIKLAT Oi II. 3. Anggota berhak menjadi Pengurus dan atau ketua BPW Oi, jika telah
menjadi anggota Oi minimal 2 tahun dan pernah mengikuti DIKLAT Oi III.
4. Anggota berhak menjadi Pengurus dan atau ketua BPP Oi, jika telah
menjadi anggota Oi minimal 3 tahun dan pernah mengikuti DIKLAT Oi IV.
BAB VII PENUTUP
Pasal 14
Hal hal yang tidak diatatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dalam keputusan Ketua Umum Oi.
Pasal 15
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Mei 2010
KETUA UMUM Oi ttd DR. SONY TEGUH TRILAKSONO, M.Pd., MBA
Salinan sesuai dengan aslinya, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGURUS PUSAT Oi, FAUZIE ACHMAD SUJA, S.Hi
Lampiran_1 PERATURAN ORGANISASI Nomor : 02 Tahun 2010
Untuk kebutuhan penggandaaan/copy di wilayah, Formulir dalam format (Jpg) dapat diupload dalam www.Ormas-oi.org
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI Nomor : 02 Tahun 2010
Kartu Tanda Anggota (KTA)
Kertas yang digunakan adalah kertas sejenis Kartu Tanda Penduduk (KTP)
di Indonesia.
Lampiran_3 PERATURAN ORGANISASI
Nomor: 02 Tahun 2010
CONTOH SERTIFIKAT
Keterangan: Sertifikat diatas hanya sebagai contoh. Design dapat ditentukan oleh setiap Penyelenggara DIKLAT. Dengan tetap meletakkan Logo Oi sebagaimana diatur dalam penerapan logo Oi pada PO
No. 05 Tahun 2010
Lampiran _4 PERATURAN ORGANISASI Nomor : 02 Tahun 2010
DAFTAR KODE BPW DAN BPK Oi
(Data diambil dari website DEPDAGRI Tahun 2010)
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten No. Kode
BPK Kab. Aceh Selatan 01 Kab. Aceh Tenggara 02 Kab. Aceh Timur 03 Kab. Tengah 04 Kab. Aceh Barat 05 Kab. Aceh Besar 06 Kab. Pidie 07 Kab. Aceh Utara 08 Kab. Simeulue 09 Kab. Aceh Singkil 10 Kab. Bireun 11 Kab. Aceh Barat Daya 12 Kab. Gayo Lues 13 Kab. Aceh Jaya 14 Kab. Nagan Jaya 15 Kab. Aceh Tamiang 16 Kab. Bener Meriah 17 Kota Banda aceh 18 Kota Sabang 19 Kota Lhokseumawe 20 Kota Langsa 21 Kota Subulussalam 22
01 Nanggroe Aceh Darussalam
Kab. Pidie Jaya 23
No. Kode BPW
Provinsi Kota/Kabupaten No.
Kode BPK
Kab. Tapanuli Tengah 01 Kab. Tapanuli Utara 02 Kab. Tapanuli selatan 03 Kab. Nias 04 Kab. Langkat 05 Kab. Karo 06 Kab. Deli Serdang 07 Kab. Simalungun 08 Kab. Asahan 09 Kab. Labuhan Batu 10 Kab. Dairi 11 Kab. Toba Samosir 12 Kab. Mandailing Natal 13 Kab. Nias Selatan 14 Kab. PakPak Barat 15 Kab. Humbang Hasundutan 16 Kab. Samosir 17
02 Sumatera Utara
Kab. Serdang Bedagai 18
Kota Medan 19 Kota Pematang Siantar 20 Kota Sibolga 21 Kota Tanjung balai 22 Kota Binjai 23 Kota Tebing Tinggi 24 Kota Padang Sidempuan 25 Kab. Nias Barat 26 Kab. Nias Utara 27 Kab. Labuhanbatu Selatan 28 Kab. Labuhanbatu Utara 29 Kab. Padang Lawas 30 Kab. Padang Lawas Utara 31 Kota Gunungsitoli 32 Kab. Batubara 33
No. Kode BPW
Provinsi Kota/Kabupaten No.
Kode BPK
Kab. Pesisir Selatan 01 Kab. Solok 02 Kab. SW. Lunto 03 Kab. Tanah Datar 04 Kab. Padang Pariaman 05 Kab. Agam 06 Kab. Lima Puluh Kota 07 Kab. Pasaman 08 Kab. Kepulauan Mentawai 09 Kab. Dharmasraya 10 Kab. Solok Selatan 11 Kab. Pasaman Barat 12 Kota Padang 13 Kota Solok 14 Kota Sawhlunto 15 Kota Padang Panjang 16 Kota Bukit Tinggi 17 Kota Payakumbuh 18
03 Sumatera Barat
Kota Pariaman 19
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kampar 01 Kab. Indragiri Hulu 02 Kab. Bengkalis 03 Kab. Indragiri Hilir 04 Kab. Pelalawan 05 Kab. Rokon Hulu 06 Kab. Rokon Hilir 07 Kab. Siak 08 Kab. Kuantan Singingi 09 Kota Pekan Baru 10 Kota Dumai 11
04 Riau
Kab. Kepulauan Meranti 12
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kerinci 01 Kab. Meangin 02 Kab. Sarolangun 03 Kab. Batanghari 04 Kab. Muaro Jambi 05 Kab. Tanjung Jabung Barat 06 Kab. Tanjung Jabung Timur 07 Kab. Bungo 08 Kab. Tebo 09 Kota Jambi 10
05 Jambi
Kota Sungai Penuh 11
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Ogan Komering Ulu 01 Kab. Ogan Komering Ilir 02 Kab. Muara Enim 03 Kab. Lahat 04 Kab. Musi Rawas 05 Kab. Musy Banyuasin 06 Kab. Banyuasin 07 Kab. Oku Timur 08 Kab. Oku Selatan 09 Kab. Ogan Ilir 10 Kota Palembang 11 Kota Pagar Alam 12 Kota Lubuk Linggau 13 Kota Prabumulih 14
06 Sumatera Selatan
Kab. Empat Lawang 15
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Bengkulu Selatan 01 Kab. Rejang Lebong 02 Kab. Bengkulu Utara 03 Kab. Kaur 04 Kab. Seluma 05 Kab. Muko-muko 06 Kab. Lebong 07 Kab. Kepahiang 08 Kota Bengkulu 09
07 Bengkulu
Kab. Bengkulu Tengah 10
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Lampung Selatan 01 Kab. Lampung Tengah 02 Kab. Lampung Utara 03 Kab. Lampung Barat 04 Kab. Tulang Bawang 05 Kab. Tanggamus 06 Kab .Lampung Timur 07 Kab. Way Kanan 08 Kota Bandar Lampung 09 Kota Metro 10 Kab. Mesuji 11 Kab. Pesawaran 12 Kab. Tulang Bawang Barat 13
08 Lampung
Kab. Pringsewu 14
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Bangka 01 Kab. Belitung 02 Kab. Bangka Selatan 03 Kab. Bangka Tengah 04 Kab. Bangka Barat 05 Kab. Bangka Timur 06
09 Bangka Belitung
Kota Pangkal Pinang 07
No. Kode BPW Provinsi
Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kepulauan Riau 01 Kab. Karimun 02 Kab. Natuna 03 Kab. Lingga 04 Kota Batam 05 Kota Tanjung Pinang 06
10 Kepulauan Riau
Kab. Bintan 07
No. Kode BPW Provinsi
Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Adm.Kep.Seribu 01 Kodya Jakarta Pusat 02 Kodya Jakarta Utara 03 Kodya Jakarta Barat 04 Kodya Jakarta Selatan 05
11 DKI Jakarta
Kodya Jakarta Timur 06
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Bogor 01 Kab. Sukabumi 02 Kab. Cianjur 03 Kab. Bandung 04 Kab. Garut 05 kab. Tasik Malaya 06 Kab. Ciamis 07 Kab. Kuningan 08 Kab. Cirebon 09 Kab. Majalengka 10 Kab. Sumedang 11 Kab. Indramayu 12 Kab. Subang 13 Kab. Purwakarta 14 Kab. Karawang 15 Kab. Bekasi 16 Kota Bogor 17 Kota Sukabumi 18 Kota Bandung 19 Kota Cirebon 20 Kota Bekasi 21 Kota Depok 22 Kota Cimahi 23 Kota Tasikmalaya 24 Kota Banjar 25 Kab. Bandung Barat 26 Kab. Semarang 22 Kab. Temanggung 23 Kab. Kendal 24 Kab. Batang 25 Kab. Pekalongan 26 Kab. Pemalang 27 Kab. Tegal 28 Kab. Brebes 29 Kota magelang 30 Kota Surakarta 31 Kota Salatiga 32 Kota Semarang 33 Kota Pekalongan 34
12 Jawa Barat
Kota Tegal 35
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Cilacap 01 Kab. Banyumas 02 Kab. Purbalingga 03 Kab. Banjar Negara 04 Kab. Kebumen 05 Kab. Purworejo 06
13 Jawa Tengah
Kab. Wonosobo 07
Kab. Magelang 08 Kab. Boyolali 09 Kab. Kelaten 10 Kab. Sukoharjo 11 Kab. Wonogiri 12 Kab. Karanganyar 13 Kab. Sragen 14 Kab. Grobogan 15 Kab. Blora 16 Kab. Rembang 17 Kab. Pati 18 Kab. Kudus 19 Kab. Jepara 20 Kab. Demak 21 Kab. Semarang 22 Kab. Temanggung 23 Kab. Kendal 24 Kab. Batang 25 Kab. Pekalongan 26 Kab. Pemalang 27 Kab. Tegal 28 Kab. Brebes 29 Kota magelang 30 Kota Surakarta 31 Kota Salatiga 32 Kota Semarang 33 Kota Pekalongan 34 Kota Tegal 35
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kulon Progo 01 Kab. Bantul 02 Kab. Gunung Kidul 03 Kab. Sleman 04
14 Yogyakarta
Kota Yogyakarta 05
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Pacitan 01 Kab. Ponorogo 02 Kab. Trenggalek 03 Kab. Tulungagung 04 Kab. Blitar 05 Kab. Kediri 06 Kab. Malang 07 Kab. Lumanjang 08 Kab. Jember 09 Kab. Banyuwangi 10 Kab. Bondowoso 11 Kab. Situbondo 12 Kab. Probolinggo 13
15 Jawa Timur
Kab. Pasuruan 14
Kab. Sidoarjo 15 Kab. Mojokerto 16 Kab. Jombang 17 Kab. Nganjuk 18 Kab. Madiun 19 Kab. Magetan 20 Kab. Ngawi 21 Kab. Bojonegoro 22 Kab. Tuban 23 Kab. Lamongan 24 Kab. Gresik 25 Kab. Bangkalan 26 Kab. Sampang 27 Kab. Pamekasan 28 Kab. Sumenep 29 Kota Kediri 30 Kota Blitar 31 Kota Malang 32 Kota Probolinggo 33 Kota Pasuruan 34 Kota Mojokerto 35 Kota Madiun 36 Kota Surabaya 37 Kota Batu 38
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Pandegelang 01 Kab. Lebak 02 Kab. Tangerang 03 Kab. Serang 04 Kota Tangerang 05 Kota Cilegon 06 Kota Serang 07
16 Banten
Kota Tangerang Selatan 08
Kab Jembarana 01 Kab. Tabanan 02 Kab. Badung 03 Kab. Gianyar 04 Kab. Klungkung 05 Kab. Bangli 06 Kab. Karangasem 07 Kab. Buleleng 08
17 Bali
Kota Denpasar 09
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Lombok Barat 01 Kab. Lombok Tengah 02 Kab. Lombok Timur 03 Kab. Sumbawa 04 Kab. Dompu 05
18 Nusa Tenggara Barat
Kab. Bima 06
Kab. Sumbawa Barat 07 Kota Mataram 08 Kota Bima 09 Kab. Lombok Utara 10
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kupang 01 Kab.Timor Tengah Selatan 02 Kab.Timor Tengah Utara 03 Kab. Belu 04 Kab. Alor 05 Kab. Flores Timur 06 Kab. Sikka 07 Kab. Ende 08 Kab. Ngada 09 Kab. Manggarai 10 Kab. Sumba Timur 11 Kab. Sumba Barat 12 Kab. Lembata 13 Kab. Rate Ndao 14 Kab. Manggarai Barat 15 Kota Kupang 16 Kab. Manggarai Timur 17 Kab. Sumba Barat Daya 18 Kab. Sumba Tengah 19 Kab. Nagekeo 20
19 Nusa Tenggara Timur
Kab. Sabu Raijua 21
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Sambas 01 Kab. Pontianak 02 Kab. Sanggau 03 Kab. Ketapang 04 Kab. Sintang 05 Kab. Kapuas Hulu 06 Kab. Bengkayang 07 Kab. Landak 08 Kab. Melawai 09 Kab. Sekadau 10 Kota Pontianak 11 Kota Singkawang 12 Kab. Kayong Utara 13
20 Kalimantan Barat
Kab. Kubu Raya 14
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. KotaWaringi Barat 01 Kab. KotaWaringi Timur 02 Kab. Kapuas 03 Kab. Barito Selatan 04
21 Kalimantan Tengah
Kab. Barito Utara 05
Kab. Katingin 06 Kab. Seruyan 07 Kab. Sukamara 08 Kab. Lamandau 09 Kab. Gunung Mas 10 Kab. Pulang Pisau 11 Kab. Murung Raya 12 Kab. Barito Timur 13 Kota Palangkaraya 14
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Tanah Laut 01 Kab. Kota Baru 02 Kab. Banjar 03 Kab. Barito Kuala 04 Kab. Tapin 05 Kab. Hulu Sungai Selatan 06 Kab. Hulu Sungai Tengah 07 Kab. Hulu Sungai Utara 08 Kab. Tabalong 09 Kab. Tanah Bambu 10 Kab. Balangan 11 Kota Banjarmasim 12
22 Kalimantan Selatan
Kota Banjar Baru 13
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Pasir 01 Kab. Kuatai Kerta Negara 02 Kab. Berau 03 Kab. Bulungan 04 Kab. Nunukan 05 Kab. Malinau 06 Kab. Kuatai Barat 07 Kab. Kuatai Timur 08 Kab. Penajam Paser Utara 09 Kota Balik Papan 10 Kota Samarinda 11 Kota Tarakan 12 Kota Bontang 13
23 Kalimantan Timur
Kab. Tana Tidung 14
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Bolaang Mangondow 01 Kab. Minahasa 02 Kab. Kepulauan Sangihe 03 Kab. Kepulauan Talaud 04 Kab. Minahasa Selatan 05 Kab. Minahasa Utara 06 Kota Manado 07
24 Sulawesi Utara
Kota Bitung 08
Kota Tomohon 09 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 10 Kab. Bolaang Mongondow Timur 11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 12 Kab. Minahasa Tenggara 13 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 14 Kota Kotamobagu 15
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Banggai 01 Kab. Poso 02 Kab. Donggala 03 Kab. Toli-Toli 04 Kab. Buol 05 Kab. Morowali 06 Kab. Banggai Kepulauan 07 Kab. Parigi Moutong 08 Kab. Tojouna 09 Kota Palu 10
25 Sulawesi Tengah
Kab. Sigi 11
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Selayar 01 Kab. Bulukumba 02 Kab. Bantaeng 03 Kab. Janeponto 04 Kab. Takalar 05 Kab. Gowa 06 Kab. Sianjai 07 Kab. Bone 08 Kab. Maros 09 Kab. Pangkajene Kep 10 Kab. Barru 11 Kab. Soppeng 12 Kab. Wajo 13 Kab. Sidenreng Rapang 14 Kab. Pinrang 15 Kab. Enrekang 16 Kab. Luwu 17 kab. Tana Toraja 18 Kab. Luwu Utara 19 Kab. Luwu Timur 20 Kota Makasar 21 Kota Parepare 22 Kota Palopo 23
26 Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara 24
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Kolaka 01 Kab. Konawe 02 Kab. Muna 03 Kab. Buton 04 Kab. Konawe Selatan 05 Kab. Bombana 06 Kab. Wakatobi 07 Kab. Kolaka Utara 08 Kota Kendari 09 Kota Bau Bau 10 Kab. Buton Utara 11
27 Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe Utara 12
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Gorontalo 01 Kab. Boalemo 02 Kab. Bone Bolango 03 Kab. Pahuwato 04 Kota Gorontalo 05
28 Gorontalo
Kab. Gorontalo Utara 06
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Mamuju Utara 01 Kab. Mamuju 02 Kab. Mamasa 03 Kab. Polwali Mamasa 04
29 Sulawesi Barat
Kab. Majene 05
No. Kode BPW Provinsi
Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Maluku Tenggah 01 Kab. Maluku Tenggara 02 Kab. Maluku Tenggara Barat 03 Kab. Buru 04 Kab. Seram Bagian Timur 05 Kab. Seram Bagian Barat 06 Kab. Kepulauan Aru 07 Kota Ambon 08 Kab. Buru Selatan 09 Kota Tual 10
30 Maluku
Kab. Maluku Barat Daya 11
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Halmahera Barat 01 Kab. Halmahera Tengah 02 Kab. Halmahera Utara 03
31 Maluku Utara
Kab. Halmahera Selatan 04
Kab. Kepulauan Sula 05 Kab. Halmahera Timur 06 Kota Ternate 07 Kota Tidore Kepulauan 08 Kab. Pulau Morotai 09
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Marauke 01 Kab. Jaya Wijaya 02 Kab. Jaya Pura 03 Kab. Nabire 04 Kab. Yapen Waropen 05 Kab. Biak Numfor 06 Kab. Puncak Jaya 07 Kab. Paniai 08 Kab. Mimika 09 Kab. Sarmi 10 Kab. Keerom 11 Kab. Pegunungan Bintang 12 Kab. Yahukimo 13 Kab. Tolikara 14 Kab. Waropen 15 Kab. Boven Digoel 16 Kab. Mappi 17 Kab. Asmat 18 Kab. Sapiori 19 Kota JayaPura 20 Kab. Yalimo 21 Kab. Supiori 22 Kab. Nduga 23 Kab. Puncak 24 Kab. Mamberamo Raya 25 Kab. Mamberamo Tengah 26 Kab. Lanny Jaya 27 Kab. Kepulauan Yapen 28
32 Papua
Kab. Deiyai 29
No. Kode BPW Provinsi Kota/Kabupaten
No. Kode BPK
Kab. Sorong 01 Kab. Manok Wari 02 Kab. Fak Fak 03 Kab. Sorong Selatan 04 Kab. Raja Ampat 05 Kab. Teluk Bentuni 06 Kab. Teluk Wondama 07 Kab. Kaima 08 Kota Sorong 09 Kab. Tambrauw 10
33 Irian Jaya Barat
Kab. Maybrat 11
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI Nomor : 03 Tahun 2010
TENTANG
PENDAFTARAN KELOMPOK Oi, SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN
PENDIRIAN KELOMPOK (SKPPK) Oi, TANDA DAFTAR KELOMPOK (TDK)
Oi, DAN IURAN KELOMPOK Oi
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA UMUM Oi:
Menimbang : 1. bahwa untuk mewujudkan tertib Ormas dan tertib administrasi keanggotaan Oi dipandang perlu mengatur ketentuan-ketentuan tentang pendaftaran Kelompok Oi dan berbagai prosedur serta mekanisme pendaftaran Kelompok Oi sehingga diperoleh hasil yang berdaya guna;
2. bahwa salah satu sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Oi Kelompok dan Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten adalah dari penerimaan pendaftaran dan iuran anggota sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi.
3. bahwa oleh karenanya dan dalam rangka pelaksanaan penataan sistem baru dalam registrasi Kelompok Oi dan registrasi keanggotaan Oi, dipandang perlu untuk menetapkan besaran tarif maksimal Pendaftaran Kelompok Oi, tarif Penerbitan Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi, tarif Penerbitan Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi, tarif Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi dan Iuran Kelompok Oi.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi; Keputusan-keputusan Munas Oi ke IV di Pondok
Pesantren Lirboyo- Kediri pada tanggal 30 Oktober – 1 November 2009
2. Rekomendasi Team Adhoc di Bandung pada tanggal 3 Desember 2010
3. Garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) BPP Oi Tahun 2009-2012;
Memperhatikan : 1. Usulan, pendapat dan saran pembina Oi Pusat
dalam Rapat Pleno BPP Oi 30 Januari 2010. 2 Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Oi
I dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Oi III Tahun 2010 di Kaliurang, Yogyakarta.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DEPARTEMEN ORMAS DAN APARATUR
BADAN PENGURUS PUSAT Oi TENTANG
PENDAFTARAN KELOMPOK Oi, SURAT KEPUTUSAN
PENGESAHAN PENDIRIAN KELOMPOK (SKPPK) Oi,
TANDA DAFTAR KELOMPOK (TDK) Oi, DAN IURAN
KELOMPOK Oi
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Pendaftaran Kelompok ialah salah satu persyaratan untuk
mendapatkan pengesahan pendirian Kelompok dari Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten;
2. Kelompok Oi baru ialah Kelompok-kelompok Oi yang didirikan setelah
diterbitkannya Peraturan ini;
3. Kelompok Oi lama ialah Kelompok-kelompok Oi yang didirikan sebelum
diterbitkannya Peraturan ini;
4. Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi adalah
Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten sebagai bentuk pengesahan (legalisasi) pendirian
Kelompok Oi;
5. Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi adalah dokumen sah yang diberikan
oleh Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten kepada Kelompok yang telah
memenuhi ketentuan dan syarat-syarat pendirian Kelompok dan telah
mendapatkan Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok dari
Ketua Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten;
6. Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional adalah kartu bukti
keanggotaan Oi yang sah dan berlaku diseluruh wilayah negara
Republik Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pengurus Pusat Oi;
7. Sistem Akreditasi Nasional (SAN) Oi adalah suatu sistem penilaian dan
evaluasi terhadap kelayakan kinerja pengelolaan Ormas dan
manajemen Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten dan Kelompok-
kelompok Oi yang bersifat komprehensif untuk mengukur tingkat
kemajuan, perkembangan dan kelayakan kinerja Ormas Badan
Pengurus Oi Kota/Kabupaten dan Kelompok-kelompok Oi berdasarkan
jenjang (peringkat);
8. Tim Akreditasi Oi Nasional adalah satuan tugas yang dibentuk oleh
Badan Pengurus Pusat Oi;
9. Tim Akreditasi Oi Tingkat Kota/Kabupaten adalah satuan tugas yang
dibentuk oleh Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten;
10. Iuran Anggota ialah iuran wajib yang dibayarkan setiap 1 (satu) bulan
sekali oleh anggota-anggota Oi kepada Kelompoknya.
11. Iuran Kelompok ialah iuran wajib yang dibayarkan setiap 1 (satu)
bulan sekali oleh Kelompok-kelompok Oi kepada Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten.
Pasal 2
1. Pendaftaran Kelompok Oi dilakukan hanya 1 (satu) kali pada saat awal
pendirian Kelompok;
2. Pendaftaran Kelompok Oi dilakukan oleh para pendiri Kelompok
dengan mengisi Formulir Pendaftaran Kelompok Oi dan dilengkapi
dengan persyaratan administratif lainnya yang ditentukan;
3. Pendaftaran Kelompok Oi dilakukan melalui Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten tempat dimana Kelompok Oi yang bersangkutam
didirikan;
4. Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat 2) Pasal 3
Peraturan ini, antara lain ialah :
a. memenuhi jumlah minimal keanggotaan Kelompok Oi minimal 15
(Lima Belas) orang;
b. menyerahkan formulir biodata pengurus dan anggota-anggota
Kelompok;
c. menyerahkan pas foto pengurus dan anggota-anggota Kelompok
berukuran 2x3, masing-masing sebanyak 4 (empat) lembar
dengan ketentuan 1 (satu) lembar untuk arsip Kelompok yang
bersangkutan; 1 (satu) lembar untuk arsip Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten; 1 (satu) lembar untuk arsip Badan Pengurus
Pusat Oi dan 1 (satu) lembar untuk dilekatkan pada Kartu Tanda
Anggota (KTA) Oi Nasional dalam format cetak maupun digital
(jpg/tiff);
d. membayar biaya pendaftaran Kelompok, biaya penerbitan Tanda
Daftar Kelompok (TDK) Oi, biaya Administrasi Kartu Tanda
Anggota (KTA) Oi Nasional dan biaya Iuran Kelompok Oi untuk 1
(satu) bulan pertama.
5. Kelompok-kelompok yang telah memenuhi ketentuan dan syarat-syarat
pendirian berdasarkan penelitian atas dokumen-dokumen persyaratan
dan verifikasi faktual di lapangan oleh Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten, selanjutnya dicatat dalam buku/database Register
Kelompok/Keanggotaan dan disahkan oleh Ketua Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten yang bersangkutan;
6. Pengesahan pendirian Kelompok Oi dilakukan dengan penerbitan Surat
Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi oleh Ketua
Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten yang mensahkan pendirian
Kelompok Oi dimaksud dan penerbitan Tanda Daftar Kelompok (TDK)
Oi;
7. Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi berlaku untuk masa 5 (lima) tahun
sejak didaftarkan dan setelahnya dapat diperpanjang dengan
memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan;
8. Tanda Daftar Kelompk (TDK) Oi diterbitkan oleh Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten;
9. Pengukuhan pendirian Kelompok Oi dan pelantikan Pengurus
Kelompok Oi yang telah dinyatakan sah berdiri diatur dalam Peraturan
Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten yang bersangkutan;
10. Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten setiap saat dapat mencabut Surat
Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi dan Tanda
Daftar Kelompok (TDK) Oi, apabila :
a. Kelompok Oi yang bersangkutan menyatakan membubarkan diri
berdasarkan Keputusan Musyawarah Kelompoknya;
b. Kelompok Oi yang bersangkutan tidak lagi memenuhi ketentuan
dan syarat-syarat pendirian Kelompok Oi berdasarkan rekomendasi
Tim Akreditasi Kelompok (TAK) Tingkat Kota/Kabupaten;
c. Kelompok Oi yang bersangkutan melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Oi dan atau peraturan-Peraturan Organisasi Oi lainnya yang
berlaku;
11. Kelompok Oi yang telah dicabut Surat Keputusan Pengesahan
Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi dan Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi
nya berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b ayat
11) Pasal 2 Peraturan ini, maka terhadap anggota-anggota Oi yang
masih ada dapat didaftarkan ke Kelompok-kelompok Oi terdekat atau
sesuai pilihan anggota yang bersangkutan atau anggota-anggota Oi
yang bersangkutan membentuk Kelompok Oi baru dengan memenuhi
ketentuan dan syarat-syarat pendirian Kelompok Oi yang berlaku;
Pasal 3
1. Anggota-anggota Oi wajib membayar iuran kepada Kelompoknya yang
jumlah dan ketentuannya ditentukan dengan Peraturan Kelompok Oi
yang bersangkutan;
2. Kelompok-kelompok Oi wajib membayar kontribusi kepada Badan
Pengurus Oi Kota/Kabupaten yang bersangkutan berupa iuran
Kelompok yang dibayarkan setiap 1 (satu) bulan sekali;
3. Pembayaran iuran Kelompok Oi dapat dilakukan setiap 1 (satu) bulan
sekali atau untuk 12 (dua belas) bulan sekaligus;
4. Pembayaran iuran Kelompok Oi yang dilakukan untuk 12 (dua belas)
bulan sekaligus dapat dikenakan potongan pembayaran berupa diskon
yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Badan Pengurus Oi
Kota/Kabupaten;
5. Pembayaran iuran Kelompok Oi dilakukan dengan mengisi formulir
pembayaran iuran Kelompok Oi dan selanjutnya diserahkan melalui
Bendahara Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten atau Bendaharawan
khusus yang ditunjuk oleh Ketua Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten;
6. Bendahara Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten atau Bendaharawan
khusus yang ditunjuk oleh Ketua Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten
selanjutnya menerbitkan tanda terima pembayaran (kuitansi);
7. Pembayaran iuran Kelompok Oi adalah merupakan salah satu
persyaratan wajib dalam memenuhi ketentuan Sistem Akreditasi
Kelompok (SAK) Oi;
8. Kelompok-kelompok Oi yang tidak membayar iuran Kelompok Oi
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas dapat
dikenakan sanksi administratif dan atau sanksi lainnya oleh Badan
Pengurus Oi Kota/Kabupaten;
9. Sanksi administratif dan atau sanksi lainnya sebagaimana dimaksud
dalam ayat 8) Pasal 4 Peraturan ini diberikan dalam bentuk :
a. teguran;
b. peringatan dan penagihan tertulis sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali;
c. tidak mendapatkan pelayanan dalam urusan Ormas, keanggotaan
maupun pelayanan administrasi lainnya sebagaimana mestinya;
d. tidak dilibatkan dan atau dilarang mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Oi Kota/Kabupaten
maupun Badan Pengurus Pusat Oi, jika setelah melalui teguran dan
peringatan tertulis Kelompok Oi yang bersangkutan tetap tidak
mengindahkannya.
10. Kelompok-kelompok Oi yang tidak membayar iuran Kelompok selama
12 (dua belas) bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas dapat
dikenakan sanksi pencabutan Surat Keputusan Pengesahan Pendirian
Kelompok (SKPPK) Oi dan Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi dan
Kelompok Oi yang bersangkutan dinyatakan bubar;
Pasal 4
1. Kelompok-kelompok Oi lama yang telah berdiri sebelum diterbitkannya
Peraturan ini wajib mendaftarkan kembali Kelompoknya untuk
mendapatkan Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok
(SKPPK) Oi dan Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi dengan memenuhi
ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam huruf a
sampai huruf d ayat 5) Pasal 2 Peraturan ini dengan membayar biaya
pendaftaran Kelompok yang besarnya tidak lebih besar dari biaya
pendaftaran kelompok Oi baru;
2. Besaran tarif maksimum yang dapat dipungut untuk Pendaftaran
Kelompok Oi, tarif penerbitan Surat Keputusan Pengesahan Pendirian
Kelompok (SKPPK) Oi, tarif penerbitan Tanda Daftar Kelompok (TDK)
Oi, tarif administrasi Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional dan serta
Iuran Anggota/Kelompok Oi adalah sebagaimana tersebut dalam
lampiran Peraturan ini;
Pasal 5
1. Ketentuan-ketentuan tentang Sistem Akreditasi Kelompok Oi diatur
dalam Peraturan tersendiri;
2. Ketentuan-ketentuan mengenai format Surat Keputusan Pengesahan
Pendirian Kelompok (SKPPK) Oi, Tanda Daftar Kelompok (TDK) Oi dan
Kartu Tanda Anggota (KTA) Oi Nasional adalah sebagaimana tersebut
dalam lampiran Peraturan Organisasi ini.
3. Dengan diterbitkannya Peraturan ini, maka Peraturan-peraturan
dan/atau keputusan-keputusan Badan Pengurus Pusat Oi yang
pernah diterbitkan sebelumnya yang mengatur tentang Pendaftaran
Kelompok Oi, Kartu Tanda Anggota Anggota (KTA) Oi dan Iuran
Anggota/Kelompok Oi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi;
4. Peraturan-peraturan dan/atau keputusan-keputusan Badan Pengurus
Oi Kota/Kabupaten yang pernah diterbitkan sebelumnya yang
mengatur tentang Pendaftaran Kelompok Oi, Kartu Tanda Anggota
Anggota (KTA) Oi dan Iuran Anggota/Kelompok Oi, wajib menyesuaikan
dengan Peraturan ini;
5. Hal-hal yang tidak diatur dalam Keputusan ini akan diatur kemudian
dalam Peraturan tersendiri.
Pasal 6
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Mei 2010
KETUA UMUM Oi ttd DR. SONY TEGUH TRILAKSONO, M.Pd., MBA
Salinan sesuai dengan aslinya, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGURUS PUSAT Oi, FAUZIE ACHMAD SUJA, S.Hi
Lampiran_1 PERATURAN ORGANISASI Nomor : 03 Tahun 2010
BESARAN TARIF PENDAFTARAN KELOMPOK Oi, SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN PENDIRIAN KELOMPOK (SKPPK) Oi, TANDA DAFTAR KELOMPOK (TDK) Oi, DAN IURAN KELOMPOK Oi
No JENIS TARIF BESARAN TARIF MAKS
1 PENDAFTARAN KELOMPOK Oi ( BARU ) PER
KELOMPOK Rp. 25.000,00
2 PENDAFTARAN ULANG KELOMPOK Oi ( LAMA )
PERKELOMPOK Rp. 10.000,00
3 PENERBITAN SKPPK Oi Rp. 0,00
4 PENERBITAN TDK Oi Rp. 15.000,00
6 PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)
Oi NASIONAL Rp. 0.00
7 ADMINISTRASI KARTU TANDA ANGGOTA (KTA) Oi NASIONAL PER-KTA (KE BPP Oi)
Rp. 5.000,00
8 IURAN ANGGOTA KEPADA KELOMPOK Oi Diatur oleh
Kelompok
9 IURAN KELOMPOK Oi ( PER KELOMPOK )
KEPADA BPK Rp. 10.000,00
10 PENGGANTIAN KTA Oi NASIONAL (
HILANG/RUSAK ) (KE BPP Oi) Rp. 10.000,00
11 PENGGANTIAN SKPPK Oi ( HILANG/RUSAK ) Rp. 15.000,00
12 PENGGANTIAN TDK Oi ( HILANG/RUSAK ) Rp. 15.000,00
13 DISKON PEMBAYARAN IURAN KELOMPOK Oi KE BPK Oi YANG DIBAYARKAN 1 (SATU) TAHUN SEKALIGUS
Diatur oleh BPK Oi
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI NOMOR: 03 Tahun 2010
Formulir Pendaftaran Kelompok (untuk penggandaan dapat di download di www.ormas-oi.org)
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI NOMOR: 03 Tahun 2010
Contoh Format Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok (SKPPK)
Lampiran_3 PERATURAN ORGANISASI NOMOR: 03 Tahun 2010
Contoh Tanda Daftar Kelompok (TDK)
Halaman Depan
Lampiran_3 PERATURAN ORGANISASI NOMOR: 03 Tahun 2010
Halaman Belakang
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI Nomar: 4 Tahun 2010
TENTANG
PROSEDUR SURAT MENYURAT ORMAS Oi
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA UMUM Oi :
Menimbang : 1. bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi
umum ORMAS Oi disemua tingkatan dipandang perlu mengatur ketentuan ketentuan tentang Prosedur surat menyurat
: 2. bahwa berdasarkan angka 1 diatas, maka pengaturan dan penetapannya dituangkan dalam Peraturan Organisasi Oi.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi. 2. Garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) BPP
Oi Tahun 2009-2012. 3. Peraturan Organisasi Nomor : 01 Tahun 2010
Tentang Tata Urutan Peraturan Peraturan Dalam Ormas Oi.
Memperhatikan : 1. Usulan, pendapat dan saran pembina Oi Pusat
dalam Rapat Pleno BPP Oi 30 Januari 2010. 2 Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Oi
I dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Oi III Tahun 2010 di Kaliurang, Yogyakarta.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG PROSEDUR SURAT MENYURAT ORMAS Oi.
BAB I UMUM
Pasal 1
Prosedur surat menyurat Ormas Oi yang selanjutnya dalam Peraturan Organisasi ini disebut PESO-Oi merupakan mekanisme korespondensi yang digunakan oleh seluruh jajaran Ormas Oi dari tingkat pusat sampai dengan Kelompok, baik untuk keperluan intern maupun ekstern.
Pasal 2
PESO-Oi disusun dalam rangka memberikan pedoman bagi semua tingkatan kepengurusan Ormas Oi agar dalam menjalankan tugasnya terdapat keseragaman serta untuk memudahkan koordinasi dan sinkronisasi dalam melakukan komunikasi dan korespondesi secara formal.
Pasal 3
Penyelenggaraan PESO-Oi ini meliputi perangkat lunak yang meliputi fungsi-fungsi: sekretariat, korespondensi dan pengaturan tentang klasifikasi surat, surat keluar dan surat masuk, tata cara penggunaan stempel dan wewenang penandatanganan surat serta didukung dengan kelengkapan surat menyurat berupa kop surat, stempel dan amplop.
BAB II
SEKRETARIAT
Pasal 4
1 Sekretariat adalah organ yang bertanggung jawab atas kelancaran korespondensi yang meliputi segala tugas-tugas koordinasi dalam menyampaikan infOrmasi melalui saluran yang dilakukan dengan menggunakan kelengkapan surat menyurat.
2 Petugas sekretariat dalam melaksanakan tugasnya, wajib menjamin dan
bertanggung jawab atas kelancaran surat menyurat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
Sekretariat berada di bawah kendali Sekretaris Jenderal. Sekretariat Ormas Oi bertugas : 1. Melakukan koordinasi melalui penyampaian kebijaksanaan Ormas yang
akan diteruskan ke semua jenjang. 2. Membantu kelancaran kegiatan Ormas dalam menyampaikan/
mendistribusikan keputusan dan kebijaksanaan Ormas dengan cepat dan tepat dengan menggunakan berbagai saluran infOrmasi.
3. Memperlancar arus surat, baik surat masuk maupun surat keluar, baik
intern maupun ekstern.
Pasal 6
Dalam memberikan informasi yang diperlukan pengurus Ormas, Sekretariat dapat pula menyusun laporan-laporan Ormas, meneliti dan mengolah data, baik yang bersumber dari lingkungan intern maupun ekstern Ormas dengan sepengetahuan Sekretaris Jenderal/Sekretris Ormas Oi, dan selanjutnya disusun dalam berbagai bentuk laporan maupun terbitan, yang dapat digunakan sebagai bahan infOrmasi.
BAB III STANDARISASI
Pasal 7
Standarisasi adalah penyeragaman bentuk, warna, ukuran dan tulisan dari alat-alat yang digunakan dalam PESO-Oi.
Pasal 8
Standarisasi meliputi korespondensi; klasifikasi dan derajat surat; bentuk dan ukuran kertas surat Ormas; stempel Ormas; bentuk, warna, ukuran tulisan kop/amplop surat; serta singkatan dan akronim.
BAB IV KORESPONDENSI
Pasal 9
Korespondensi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian surat-surat dan berita, baik tertulis maupun lisan yang timbul dari pencatatan, laporan, perencanaan, program atau keputusan yang mungkin masih menimbulkan adanya permintaan penjelasan, sehingga pengarahan atau pengurusan semua kegiatan dapat dilaksanakan secara tepat dan benar.
Pasal 10
1. Yang dimaksud dengan surat adalah alat untuk menyampaikan berita secara tertulis yang berisi maksud sebagaimana yang diatur pada pasal 13 Peraturan Organisasi ini.
2. Prinsip pokok pembuatan surat terdiri dari menentukan tujuan dan
maksud penulisan surat; merancang yaitu mewujudkan ide agar menjadi isi surat dengan urutan-urutan dan menggunakan tata bahasa yang baik; dengan penulisan yang singkat dan jelas, tanpa mengurangi kesopanan dan kelengkapan.
Pasal 11
1. Surat resmi terdira dari surat intern dan surat ekstern. 2. Surat intern adalah ditujukan kepada lingkungan internal Ormas Oi.
3. Yang dimaksud dengan pihak internal Ormas Oi adalah kepengurusan Ormas Oi semua tingkatan, personalia pinisepuh; personalia pengurus; personalia pembina, kader dan anggota.
4. Surat eksternal adalah surat yang diujukan kepada pihak luar Ormas
Oi.
Pasal 12
1. Maksud isi surat dapat memuat keputusan, perintah/instruksi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan dan lain-lain yang dianggap penting.
2. Tujuan umum surat menyurat adalah menyampaikan maksud dalam
bentuk tulisan agar tindakan yang dikehendaki dapat tercapai dengan tepat dan cepat.
Pasal 13
1. Jenis surat dalam SPO-Oi terdiri dari surat biasa, surat yang bersifat
mengatur dan memorandum. 2. Surat biasa terdiri dari :
a. Laporan yaitu suatu pertanggung jawaban sesuai dengan tugas tertentu yang diberikan Ormas, sebagaimana yang diatur pada ayat 3 butir c
b. Undangan yaitu surat permintaan untuk menghadiri suatu kegiatan Ormas Oi, baik yang bersifat intern maupun ekstern.
c. faksimili dan e-mail adalah penyampaian berita yang harus segera diselesaikan dan atau disampaikan kepada pihak yang dituju. Isinya singkat, padat dan menghilangkan kata-kata yang tidak perlu tanpa mengaburkan arti.
d. Dalam pengiriman surat resmi via email. Pengirim harus men-scan surat aslinya yang bertanda tangan menjadi format jpg/pdf.
e. Surat Keterangan berisi keterangan resmi Ormas yang diberikan kepada pengurus atau anggota untuk digunakan sesuai dengan isi keterangan.
f. Surat Pengantar adalah surat untuk memberitahukan asal dan maksud suatu surat lain.
g. Surat Permohonan adalah surat yang berisi permohonan kepada perorangan atau institusi, baik internal maupun eksternal agar memenuhi maksud tertentu sebagaimana yang dimaksud pada pokok surat.
h. Pemberitahuan adalah surat yang berisi infOrmasi tentang sesuatu hal yang harus diketahui oleh pengurus/anggota.
3. Surat yang bersifat mengatur terdiri dari :
a. Keputusan yaitu surat yang dibuat berdasarkan hasil rapat pengurus yang memuat suatu kebjaksanaan pokok yang harus ditaati oleh seluruh atau sebagian anggota Ormas Oi.
b. Peraturan Organisasi yaitu surat yang memuat ketentuan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan tindakan administratif/keOrmasan.
c. Intruksi/Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis yaitu surat yang berisicara pelaksanaan dari suatu keputusan yang memuat unsur-unsur teknis dan biasanya merupakan tindak lanjut dari suatu keputusan.
d. Surat Perintah/Mandat/Tugas adalah surat pernyataan pelimpahan suatu wewenang dari Ormas yang diberikan kepada Ormas setingkat di bawahnya atau seorang/beberapa orang pengurus/anggota atau orang lain untuk bertindak atas nama Ormas melakukan sesuatu sesuai dengan perintah/mandat/tugas yang diberikan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu. Surat perintah/mandat/tugas ini harus dipertanggung jawabkan oleh yang menerimanya.
e. Surat Edaran yaitu pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada semua pengurus, anggota ataupun pihak luar yang tidak memuat petunjuk pelaksanaan secara teknis ataupun menurut suatu aturan yang telah ditetapkan.
4. Memorandum adalah mekanisme komunikasi atau korespondensi
informal secara tertulis antar pengurus dalam Ormas. Tidak dibenarkan menggunakan kop surat untuk membuat memorandum.
BAB V KLASIFIKASI DAN DERAJAT SURAT
Pasal 14
1. Klasifikasi adalah penentuan dan penegasan tentang pentingnya suatu
surat; yang berhak menerima, membaca dan bertanggung jawab; serta cara penangan dan pengamanannya. Klasifikasi ini terdiri dari Sangat Rahasia, Rahasia, Terbatas dan Biasa.
2. Yang dimaksud dengan Sangat Rahasia adalah surat yang hanya orang tertentu di dalam Ormas yang berhak mengetahuinya dan tidak boleh disebarluaskan kepada yang tidak berhak sebab akan membahayakan Ormas. Biasanya surat dengan klasifikasi Sangat Rahasia ini segera dimusnahkan setelah dikomunikasikan kepada yang berhak.
3. Yang dimaksud dengan Rahasia adalah surat yang diketahui oleh kalangan terbatas dalam Ormas dan berisi keterangan yang bila disebarluaskan kepada yang tidak berhak dapat berakibat menurunnya derajat dan kewibawaan Ormas yang pada akhirnya merugikan Ormas.
4. Yang dimaksud Terbatas adalah surat yang dianggap perlu diketahui oleh pengurus tertentu saja dan jika pelaksanaannya telah berjalan maka klasifikasi keterbatasannya sudah tidak berlaku lagi.
5. Yang dimaksud surat Biasa adalah yang bersifat umum dan tidak terdapat kerahasiaan.
6. Yang mempunyai wewenang untuk menentukan klasifikasi surat adalah Ketua Umum/ Ketua dan atau pengurus lain yang ditunjuk.
7. Teknis penggunaan amplop surat menurut klasifikasi serta pengirimannya dapat dilihat pada Lampiran 1 PSO-Oi ini.
Pasal 15
1. Yang dimaksud dengan derajat surat adalah kecepatan sampainya surat kepada si alamat berdasarkan waktu penyampaian/pengiriman.
2. Derajat surat terbagi 4 tingkatan, yaitu: a. Kilat, yaitu surat yang harus dikirim seketika setelah surat
tersebut dibuat. b. Sangat Segera, yaitu surat yang harus dikirim pada sst itu juga. c. Segera, yaitu surat yang harus dikirim dalam waktu 24 jam. d. Biasa, yaitu surat yang dikirim berdasarkan jadwal pelayanan
pos. 3. Derajat Surat dibubuhkan pada amplop di sudut kanan atas.
BAB VI
SURAT KELUAR DAN SURAT MASUK
Pasal 16
1. Berdasarkan lalulintas pengiriman, maka surat terbagi dua yaitu surat keluar dan surat masuk.
2. Baik surat keluar maupun surat masuk terbagi menjadi dua macam, yaitu internal Ormas dan eksternal Ormas.
3. Surat keluar internal Ormas adalah surat Ormas yang dikirimkan atau disampaikan kepada pengurus atau anggota Ormas Oi pada semua tingkatan.
4. Surat keluar eksternal Ormas adalah semua surat Ormas yang dikirim atau disampaikan kepada pihak diluar Ormas Oi.
Pasal 17
1. Yang dimaksud surat masuk adalah semua surat/tulisan atau berita
yang diterima Ormas dari pihak lain, baik dari internal maupun eksternal Ormas Ormas Oi.
2. Penerimaan surat-surat masuk dipusatkan di sekretariat sebelum didistribusikan.
3. Penelitian surat masuk didasarkan pada klasifikasi dan derajat surat, surat masuk berklasifikasi sangat rahasia, rahasia dan terbatas diteruskan dalam keadaan sampul masih tertutup kepada yang berhak menerimanya, dan surat biasa dapat dibuka oleh petugas sekretariat yang diberi wewenang, dicatat dan diteruskan kepada yang berhak menerimanya.
4. Semua surat/tulisan atau berita yang masuk harus dicatat oleh petugas sekretariat sesuai dengan sifat surat tersebut ke dalam :
a. Buku agenda umum, untuk mencatat semua surat masuk yang berklasifikasi biasa.
b. Buku agenda rahasia, untuk mencatat semua surat masuk yang berklasifikasi sangat rahasia, rahasia dan terbatas.
5. Lembaran penerus dipergunakan oleh Ketua Umum/ Sekretaris Jenderal dan Ketua/ Sekretarisuntuk ditujukan kepada pengurus yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan penyelesaian atas maksud isi surat masuk tersebut. Contoh lembar penerus dapat dilihat pada Lampiran 2 PSO-Oi ini.
6. Penyimpanan surat masuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan sebaik-baiknya.
Pasal 18
1. Susunan dan cara penulisan surat keluar diatur sebagaimana pada Lampiran 3 PSO-Oi ini.
2. Daftar singkatan yang diperlukan untuk keperluan surat menyurat diatur dalam Lampiran 4 PSO-Oi.
3. Penomoran surat diawali dengan singkatan keterangan surat disertai angka numerik secara berurutan dimulai dari nomor 1, diikuti tingkatan kepengurusan, bulan dan tahun. Tanggal surat dimulai pada tanggal 1 Januari dan di tutup tanggal 31 Desembersetiap tahun. Tata cara penomoran surat dapat dilihat pada Lampiran 5 PSO-Oi ini.
4. Jika surat keluar memerlukan lebih dari satu halaman maka lembar pertama tidak perlu diberi nomor halaman sedangkan lembar berikutnya diberi nomor halaman. Hanya lembar pertama yang menggunakan kop surat, sedangkan lembar berikutnya menggunakan kertas putih tanpa kop surat. Untuk menghubungkan pengertian halaman pertama dengan halaman berikutnya di sudut kanan bawah dicantumkan nomor halaman berikutdiikuti satu kata pertama yang tertera pada halaman berikutnya.
5. Khusus untuk surat Keputusan/Surat Mandat/Surat Tugas apabila memerlukan lampiran tidak perlu dicantumkan nomor urut halaman tetapi menyebutkan lampirannya dengan mencantumkan nomor dan tanggalnya.
6. Tembusansurat dapat dibuat bila diperlukan sebagai laporan atau pemberitahuan yang ditujukan kepada pejabat atau pihak lain yang berkepentingan dan pada prinsipnya tembusan surat hanya untuk arsip.
7. Tanda tangan dan stempel Ormas dalam surat keluar harus asli dan tidak boleh menggunakan fotocopy, terutama surat keluar ekstern Ormas, untuk surat keluar intern Ormas tanda tangan dapat difotocopy tetapi stempel Ormas harus asli.
BAB VII KELENGKAPAN SURAT MENYURAT
Pasal 19
1. Kop surat adalah lembar kertas surat resmi Ormas Oi berwarna putih
yang diatasnya terdapat gambar lambang dan tulisan tingkat kepengurusan Ormas Oi.
2. Stempel kepengurusan adalah cap berbentuk lingkaran yang bertuliskan tingkat kepengurusan Ormas Oi dan berwarna biru langit.
3. Amplop adalah sampul surat resmi yang di atasnya terdapat gambar dan tingkat kepengurusan Ormas Oi. Untuk korespondensi ekstern pada amplop tertera juga alamat sekretariat Ormas Oi.
4. Bentuk, ukuran dan contoh kelengkapan surat menyurat (Kop Surat dan Stempel) adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Organisasi ini.
BAB VIII PENGGUNAAN KELENGKAPAN SURAT MENYURAT DAN
WEWENANG PENANDATANGANAN SURAT
Pasal 20
1. Kop surat hanya digunakan untuk kepentingan surat menyurat Ormas Oi sesuai dengan tingkatannya.
2. Amplop digunakan sebagai sampul surat menyurat resmi Ormas Oi.
Pasal 21
1. Yang dapat menggunakan stempel Ormas adalah pengurus Ormas Oi di semua tingkatan yang diberi wewenang dan hanya dipergunakan untuk kepentingan Ormas.
2. Stempel Ormas Oi ada dua jenis yaitu : a. Cap ukuran besar dipergunakan untuk surat-surat sebagaimana
diatur pada pasal 13 ayat 2 dan ayt 3 kecuali untuk laporan pertanggungjawaban perorangan sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat 2 butir a Peraturan Organisasi ini.
b. Stempel ukuran kecil dipergunakan untuk kartu anggota
Pasal 22
1. Wewenang penandatanganan surat hanya dilakukan oleh Ketua Umum dan atau Sekretaris Jenderal di tingkat pusat, Ketua atau Sekretaris di tingkat wilayah, kota/kabupaten, kelompok.
2. Untuk tingkat pusat, bila Ketua Umumdan atau Sekretaris Jenderal berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Ketua dan atau Wakil Sekretaris Jenderal yang diberi mandatuntuk itu.
3. Untuk tingkat wilayah, kota/kabupaten, kelompok, bila Ketua dan atau Sekretaris berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan atau wakil Sekretaris yang diberi wewenang/mandat untuk itu.
Pasal 23
1. Untuk surat yang sifatnya mengatur sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 13 ayat 3 butir a, b dan c harus ditandatangani Ketua Umum/ Ketua dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris.
2. Untuk surat biasa sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat 2 butir b, c, d, e, f, dan g serta ayat 3 butir d dan e cukup ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris.
3. Untuk surat yang sifatnya spesifik dan intern cukup ditandatangani oleh Ketua yang membidangi atau pejabat yang mempunyai dan diberi kewenangan untuk itu.
BAB IX MEKANISME SURAT MENYURAT SECARA VERTIKAL
Pasal 24
1. Hubungan surat menyurat dapat dilakukan secara vertikal baik dari atas
ke bawah maupun dari bawah ke atas. 2. Hubungan langsung dari atas ke bawah dapat dilakukan sebanyak-
banyaknya dua tingkat dengan tembusan diberikan kepada kepengurusan satu tingkat di atas yang dituju.
3. Hubungan langsung dari bawah ke atas hanya dapat dilakukan satu tingkat di atasnya. Apabila hendak melakukan hubungan dua tingkat, harus melalui kepengurusan di atasnya.
Pasal 25
Untuk keperluan yang amat mendesak dan sangat penting hubungan dua tingkat ke atas dapat dilakukan secara langsung dengan sepengetahuan kepengurusan di atasnya melalui pemberian tembusan surat dimaksud.
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Hal hal yang tidak diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dalam keputusan Ketua Umum Oi.
Pasal 27
Dengan berlakunya Peraturan Organisasi ini, maka semua ketentuan Ormas Oi yang mengatur tentang prosedur surat menyurat sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 28
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Mei 2010
KETUA UMUM Oi
ttd
DR. SONY TEGUH TRILAKSONO, M.Pd., MBA Salinan sesuai dengan aslinya, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGURUS PUSAT Oi, FAUZIE ACHMAD SUJA, S.Hi
Lampiran_1 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010
TEKNIS PENGGUNAAN AMPLOP SURAT MENURUT KLASIFIKASI DAN PENGIRIMANNYA
I. TEKNIS PENGGUNAAN AMPLOP. A. Untuk klasifikasi Surat Sangat Rahasia digunakan 3 (tiga) amplop:
1. Amplop pertama yang berisi surat dilak atau dengan cellotape, distempel pada sambungan amplop di tiga tempat, di bagian belakang. Pada ujung kanan amplop distempel klasifikasi surat.
2. Masukkan amplop pada amplop kedua. 3. amplop kekedua diperlakukan sama dengan amplop pertama dan
distempel pada sambungan amplop di dua tempat, kemudian dimasukkan pada amplop ketiga.
4. Pada amplop ketiga di sebelah kiri amplop distempel dan di sebelah kanan amplop dicap klasifikasi surat
B. Untuk amplop Rahasia digunakan 2 (dua) amplop.
1. Amplop pertama yang berisi surat diperlakukan sama dengan amplop pertama surat sangat rahasia.
2. Amplop kedua diperlakukan sama deengan amplopketiga surat sangat rahasia.
C. Untuk surat konfidensial/terbatas digunakan satu amplop dengan
distempel cap konfidensial/terbatas dan cap Ormas. D. Untuk surat biasa digunakan satu amplop dengan distempelcap Ormas. II. PENGIRIMAN SURAT MENURUT KLASIFIKASI.
A. Untuk Surat Sangat Rahasia harus dibawa sendiri oleh staf sekretariat yang ditunjuk oleh Sekjen/ sekretaris untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya secara langsung.
B. Surat Rahasia harus disampaikan melalui kurir khusus dengan pesan yang jelas dan diperintahkan untuk disampaikan langsung kepada yang berhak menerimanya dan apabila dalam keadaan memaksa dapat dikirim melalui pos secara tercatat/kilat khusus atau sarana lain secara tercatat.
C. Surat konfidensial/Terbatas disampaikan melalui kurir kepada yang berhak menerimanya atau dapat dikirim melalui pos secara tercatat/kilat atau sarana lain secara tercatat.
D. Surat biasa penyampaiannya menurut prosedur biasa.
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010
SUSUNAN DAN CARA PENULISAN SURAT Susunan dan cara penulisan surat keluar diatur sebagai berikut : A. Kepala surat terdiri dari :
1. Nama pihak yang dituju, yaitu kepada siapa surat ini ditujukan. 2. Tempat dan tanggal ; disusun sebagai berikut :
a. Nama tempat, tanggal (angka) nama bulan dan tahun. b. Contoh : Jakarta, 18 Febuari 2010.
3. Nomor surat diawali dengan keterangan surat dan penomoran dilakukan dengan sistem nomor urut dari nomor 1 dan seterusnya, dimulai pada tanggal 1 Januari dan ditutup tanggal 31 Desember setiap tahun.
B. Cara penomoran surat dilakukan ssebagai berikut :
1. Keterangan Surat 2. Nomor Urut. 3. Tingkat Kepengurusan. 4. ORMAS-Oi. 5. Bulan (angka romawi) 6. Tahun.
C. Klasifikasi; hanya dipakai apabila surat itu masuk dalam kategori Sangat Rahasia dan Konfidensial/Terbatas.
D. Lampiran; menyebutkan jumlah dan jika perlu dengan macam atau nama lampiran.
E. Perihal; memuat inti surat dengan singkat. F. Alamat; dalam surat ditulis sebagai berikut (diamplop maupun didalam
surat); Contoh : Kepada Yth ;
Saudara Ketua BPW Ormas Oi Jawa Barat Jl. RAA Wiratanuningrat 26. Tasikmalaya
G. u. p. (bila perlu) u.p. adalah singkatan ”untuk perhatian” dipergunakan untuk surat yang ditujukan kepada pihak tertentu, supaya langsung diterima. Nama belakang u.p. tersebut untuk alamat di amplop, juga pada alamat di dalam surat. Contoh: Yang Terhormat; Menteri Dalam Negeri RI u.p.Dijen PUOD. Jl. Merdeka Utara 10.Jakarta Pusat.
H. Pembukaan, bila perlu menggunakan ” Dengan Hormat” atau kata-kata
lain yang lazim digunakan.Isi surat, harus jelas, singkat dan padat serta pembagian-pembagiannya adalah sebagai berikut: 1. isi surat dapat dibagi menjadi beberapa alinea (bila perlu). 2. satu alinea mempersoalkan satu segi perihal surat.
3. satu susunan kalimat memuat satu pokok pikiran. 4. dalam penulisan surat diperlukan menggunakan singkatan istilah
yang sudah umum/lazim. 5. jika pengertian surat memerlukan lebih dari satu halaman maka
untuk menghubungkan penretian halaman pertama dan berikutnya di sudut kanan dicantumkan ’2’ dst... 10 ketukan dari pinggir kiri ke kanan. Pada halaman selanjutnya dicantumkan nomor halaman lanjutan diletakkan di bawah surat 2 cm dari pinggir bawah.
6. khusus untuk surat Keputusan/Surat Mandat, apabila memerlukan lampiran tidak perlu dicantumkan nomor urut halaman dari surat Keputusan/Surat Mandat tersebut tetapi menyebutkan : Lampiran Keputusan/Surat Mandat, dengan mencantumkan Nomor dan Tanggalnya, cara penempatan kalimat tersebut di sebelah kiri atas halaman lampiran.
I. Penutup, ditulis dengan jarak yang sesuai dengan keperluan. J. Tembusan (bila perlu), penentuan tembusan kepada pejabat pihak
lain yang berkepentingan dan pada prinsipnya tembusan surat hanya dibuat untuk arsip.
K. Khusus untuk PO, Keputusan Ketua Umum, Perwil, Perkot, dan Peraturan Kelompok, Penempatan logo Oi berada diposisi tengah atas kertas surat. Seperti contoh dibawah ini/lihat format PO ini:
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI Oi Nomor : 04 Tahun 2010
Tentang .......................................
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
KEPUTUSAN KETUA UMUM Oi Nomor. : 22 Tahun 2010
Tentang ...............................................
Lampiran_3 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010
Contoh Kop Surat BPP. BPW, BPK, PK Oi (A4 atau Legal sesuai kebutuhan)
Lampiran_4 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010 Ketentuan Stempel Kepengurusan disetiap tingkatan
Lampiran_5 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010 DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
ACC = ACCEPTED ADM = ADMINISTRASI AGT = AGUSTUS AI = AD INTERIM AL = ANTARA LAIN APR = APRIL BAG = BAGIAN BANG = PENGEMBANGAN BDB = BEBAS DARI BEA BHS = BAHASA BHW = BAHWA BD = BAHWA BIN = PEMBINAAN BLN = BULAN BPP = BADAN PENGURUS PUSAT BPW = BADAN PENGURUS WILAYAH BPK = BADAN PENGURUS KOTA PK = PENGURUS KELOMPOK BUD = KEBUDAYAAN BYL = BULAN YANG LALU BYAD = BULAN YANG AKAN DATANG CC = CONFIRMATION COPY DA = DAERAH D/A = DENGAN ALAMAT DES = DESA/DESEMBER DGN = DENGAN DH = DENGAN HORMAT DIK = PENDIDIKAN DLM = DALAM DLL = DAN LAIN-LAIN DLS = DAN LAIN SEBAGAINYA DN = DALAM NEGERI DOM = DOMESTIK DPT = DAPAT DTO = DITANDATANGANI OLEH ETA = ESTIMATED TIME ARRIVAL ETD = ESTIMATED TIME DEPARTURE EV = EVALUASI EXTN = EXTENSION EXP = EXPRESS FAC = FACSIMILE FEB = FEBRUARI GAL = PENGGALANGAN GOL = GOLONGAN HADIKSE = HARAP DIKIRIM SEGERA HAL = PERIHAL, HALAMAN HAJASE = HARAP JAWAB SEGERA HBS = HABIS HRS = HARUS
HUB = PENGHUBUNG ID = IDEM IND = INDONESIA INST = INSTRUKSI JAN = JANUARI JLN = JALAN JR = JUNIOR JUK = PETUNJUK JUN = JUNI JUL = JULI KA = KEPALA KEL = KELUARGA KEP/KPTS = KEPUTUSAN KMA = KOMA KOMP = KOMPLEK KOM = KOMUNIKASI KONTR = KONTRAK KOPWIR = KOPERASI DAN WIRASWASTA KOR = KOORDINATOR KPD = KEPADA KRM = KIRIM KRGB = KURUNG BUKA KRGT = KURUNG TUTUP KTR = KANTOR KET = KETERANGAN KWT = KAWAT KMR = KAMAR LAK = PELAKSANAAN LAPTHN = LAPORAN TAHUNAN LAPBLN = LAPORAN BULANAN LAPHR = LAPORAN HARIAN LAPLA = LAPORAN BERKALA LAPTRIW = LAPORAN TRIWULAN LAT = PELATIHAN LIT = PENELITIHAN LKS = LEKAS MAR = MARET MAX = MAXIMUM MEDMAS = MEDIA MASSA MODIKSE = MOHON DIKIRIM SEGERA MOJASE = MOHON JAWAB SEGERA MKK = MENUNJUK KAWAN KAMI MKS = MENUNJUK KAWAN SAUDARA MSK = MENUNJUK SURAT KAMI MSS = MENUNJUK SURAT SAUDARA NAL = FUNGSIONAL NAKER = TENAGA KERJA NB = NOTA BENE NEG = NEGERI NIS = TEKNIS NO = NOMOR NOV = NOVEMBER OKK = ORMAS, KEANGGOTAAN DAN KADERISASI OKT = OKTOBER OLH = OLEH
OPS = OPERASIONAL ORG = ORANG ORGAN = ORMAS ORMAS = ORMAS MASSA/KEMASYARAKATAN PBR = PEMBERITAHUAN PCT = PERSEN PD = PADA PIMP = PIMPINAN PJS = PEJABAT SEMENTARA PO = PERATURAN ORGANISASI PRES = PRESIDEN PRO = UNTUK/KEPADA PROG = PROGRAM PS = PASAL PST/PUS = PUSAT PSW = PESAWAT RAK = PENGGERAK RANTAP = RANCANGAN KETETAPAN RANTUS = RANCANGAN KEPUTUSAN RDG = RADIOGRAM RED = REDAKSI REF = REFERENSI REN = RENCANA RHS = RAHASIA RMH = RUMAH SE = SURAT KEDARAAN SK/SKEP = SURAT KEPUTUSAN SPRINT = SURAT PERINTAH SBB = SEBAGAI BERIKUT SBG = SEBAGIAN SBGN = SEBAGAIMANA S/D = SAMPAI DENGAN SDH = SUDAH SEK = SEKRETARIS SET = SEKRETARIAT SGR = SEGERA SPY = SUPAYA STP = STOP TAP = KETETAPAN TAYAN = TANI NELAYAN TDK = TIDAK TEK = TEKNIK TELP = TELEPON TELEGR = TELEGRAM TER = TERITORIAL TGL = TANGGAL THD = TERHADAP THN = TAHUN TKS = TERIMA KASIH TLH = TELAH TMT = TERHITUNG MULAI TANGGAL TRM = TERIMA TSB = TERSEBUT TTD = TERTANDA TTG = TENTANG
TTGL = TERTANGGAL TTK = TITIK TTKDUA = TITIK DUA TTKHBS = TITIK HABIS TTKMA = TITIK KOMA UB = UNTUK BELIAU UM = UMUM UMP = UMPAMA UP = UNTUK PERHATIAN VS = VERSUS WAKA = WAKIL KETUA WK = WAKIL WIB = WAKTU INDONESIA BARAT WIL = WILAYAH WIT = WAKTU INDONESIA TIMUR WITA = WAKTU INDONESIA TENGAH YAD = YANG AKAN DATANG YBL = YANG BARU LALU YBS = YANG BERSANGKUTAN YG = YANG
Lampiran_5 PERATURAN ORGANISASI
Nomar: 4 Tahun 2010 TATA CARA PENOMORAN SURAT Setiap surat keluar diberi nomor sesuai dengan jenisnya secara berurutan dari nomor 1 dan seterusnya, dimulai tanggal 1 Januari dan ditutup tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Cara penomoran dilakukan sebagai berikut : 1. Keterangan Jenis Surat UM = Pengumuman SE = Surat Edaran SPRIN = Surat Perintah JUKLAK = Petunjuk Pelaksanaan JUKNIS = Petunjuk Teknis JUKOPS = Petunjuk Operasional SM = Surat Mandat KET = Keterangan UND = Undangan INST = Instruksi LAP = Laporan Untuk surat biasa dapat diberi nomor tanpa keterangan jenis surat. 2. Nomor urut dari nomor 01 dan seterusnya. 3. Tingkat Kepengurusan BPP, BPW, BPK, PK. 4. Nama Ormas Oi. 5. Bulan dengan angka romawi dari I sampai XII. 6. Tahun Contoh: Surat Edaran, Nomor: SE-01/BPP/Oi/II/2010 adalah Surat Edaran nomor 1 yang dikeluarkan BPP Ormas Oi dan dibuat pada bulan Februari tahun 2010.
BADAN PENGURUS PUSAT Oi
PERATURAN ORGANISASI NOMOR : 05 Tahun 2010
TENTANG
ATRIBUT DAN KELENGKAPAN ORMAS Oi
KETUA UMUM Oi;
Menimbang : 1. bahwa telah menjadi kewajiban Pengurus OI
diseluruh tingkatan untuk melaksanakan seluruh ketetapan MUNAS Oi ke IV tahun 2009.
2. bahwa Ormas Oi sebagai Ormas masyarakat perlu memiliki Atribut dan Kelengkapan Ormas secara nasional guna penyeragaman sebagai tanda identitas Ormas.
3. bahwa Atribut dan kelengkapan Ormas Oi harus memiliki makna dan arti simbolik yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita Ormas Oi.
4. bahwa Untuk itu perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaannnya dan disahkan dengan surat keputusan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi. 2. Garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) BPP
Oi Tahun 2009-2012. 3. Peraturan Organisasi Nomor : 01 Tahun 2010
Tentang Tata Urutan Peraturan Peraturan Dalam Ormas Oi.
Memperhatikan : 1. Usulan, pendapat dan saran pembina Oi Pusat
dalam Rapat Pleno BPP Oi 30 Januari 2010. 2 Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Oi
I dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Oi III Tahun 2010 di Kaliurang, Yogyakarta.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG ATRIBUT DAN KELENGKAPAN ORMAS Oi
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Atribut Ormas Oi merupakan suatu perangkat keras yang digunakan oleh seluruh jajaran Ormas Oi dalam peranannya sebagai Organisasi Kemasyarakatan.
Pasal 2 Atribut Ormas adalah seperti yang termuat dalam Anggaran Dasar Bab VI Pasal 9 yaitu :
1. Lambang 2. Panji/Pataka 3. Bendera 4. Seruan dan Salam 5. Mars dan Hymne 6. Seragam Anggota dan kelengkapannya.
BAB II L A M B A N G
Pasal 3
1. Bentuk, Makna dan Arti Lambang Ormas Oi adalah sebagaimana
diatur dalam Annggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi. 2. Warna lambang Oi terdiri dari warna merah, Putih dan Hitam 3. Lambang Oi belatar belakang berwarna putih. 4. Huruf ”O”berwarna putih 5. Lambang Oi wajib digunakan pada seleruh kelengkapan Ormas
Oi. 6. Untuk membedakan antara Badan Pengurus Pusat, Badan
Pengurus Wilayah dan Badan Pengurus kota maupun Pengurus Kelompok maka pada bagian bawah lambang dapat dituliskan nama wilayah, kota atau nama kelompoknya.
7. Penggunaan lambang Oi untuk keperluan diluar kepentingan organisasi wajib mendapatkan izin dari Badan Pengurus Pusat Oi sebagai pemegang Hak Paten lambang Oi.
8. Dalam hal Lambang Oi diletakan pada dasar warna bukan putih. Maka Lambang Oi harus diberi dasar/Blok warna putih berbentuk bujur sangkar dan/atau lingkaran dengan ukuran proporsional atau mengelilingi area lambang.
9. Untuk keperluan artistik seperti dalam pembuatan marchendise dan promo lainnya, lambang Oi harus tetap berada atau diasumsikan berada pada background putih, akan tetapi dapat dibuat dengan outline putih atau outer glow putih.
10. Lambang Oi hanya dapat digunakan pada tempatnya dan cara yang terhormat.
BAB III PANJI DAN PATAKA
Pasal 4
1. Panji/pataka adalah tanda kebesaran dalam bentuk bendera 2. Panji/ pataka adalah bendera Pusaka bendera lambang Ormas;
panji-panji: 3. Pada setiap pelantikan pemimpin Oi yg baru disetiap tingkatan agar
mengucapkan sumpah/ikrar Oi sambil memegang ujung bendera panji/pataka.
4. Panji/pataka Oi digunakan pada Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional, HUT Oi dan acara penting lainnya yang bersifat nasional.
5. Gambar dan ukuran Panji/pataka Oi terdapat di dalam Lampiran Peraturan Organisasi ini.
BAB IV
S E R U A N DAN SALAM
Pasal 5
1. Oi mempunya seruan: “Oi...Bersatulah” 2. Seruan Oi bersatulah dimaksudkan untuk Mengajak, menganjurkan,
dan memanggil dengan suara nyaring “Oi Bersatulah”. Dapat juga diartikan sebagai ungkapan semangat yang mengarah pada hal-hal dan nilai nilai positif.
3. Dalam setiap pertemuan, setiap orang yang akan bicara atau menyampaikan pendapat dianjurkan mengucapkan “salam Oi” dengan suara lantang.
4. Salam Oi diucapkan dengan lantang sebagai berikut: “Salam Oi...Oi...Oi...!!!
BAB V
MARS DAN HYMNE
Pasal 6
1. Mars dan Hymne Ormas Keluarga Besar Oi adalah lagu-lagu yang memuat semangat juang, rasa kebangsaan, pengamal dan pembela Pancasila, pewaris jiwa sapta marga yang kesemuanya itu merupakan tekad dan kehendak perjuangan Keluarga Besar Oi.
2. Mars dan Hymne ORMAS Oi serta tata cara penggunaannya diatur dalam akan diatur dalam keputusan Ketua Umum Oi.
BAB VI B E N D E R A
Pasal 7
1. Bendera Oi digunakan pada musyawarah dan rapat kerja disemua tingkatan, dan acara-acara yang dianggap penting lainnya.
2. Bentuk bendera Oi adalah empat Persegi panjang, dengan ukuran skala perbandingan 2 : 3
3. Warna Dasar kain bendera adalah putih 4. Apabila bendera Oi ditempatkan bersama-sama dengan bendera
kebangsan merah putih, maka posisi bendera Oi berada disamping kiri bendera kebangsaan.
5. Untuk membedakan bendera antara Badan Pengurus Pusat, Badan Pengurus Wilayah dan Badan Pengurus kota maupun Pengurus Kelompok maka pada bagian bawah lambang dapat dituliskan nama kota dan/atau nama kelompok Oi.
BAB VII PAKAIAN SERAGAM DAN KELENGKAPANNYA
Pasal 8
1. Seragam Pengurus berupa kemeja sebagaimana tersebut dalam
lampiran Peraturan Organisasi ini. 2. Seragam Pengurus sebagaimana dimaksud Pasal 8 Ayat 1 Peraturan
Organisasi ini digunakan oleh seluruh jajaran pengurus disemua tingkatan.
3. Anggota anggota Oi (bukan pengurus) pada lingkup kelompok dan atau lingkup kota/kabupaten/wilayah dapat membuat seragam sesuai citra daerah masing masing.
4. Pakaian seragam pengurus digunakan dalam acara acara resmi ORMAS Oi.
5. Fungsi seragam memperkuat identitas, Mencirikan jati diri Ormas Oi, sebagai motivasi menggapai visi-misi, membangun jiwa ke Oi-an, mengandung daya tarik, memotivasi pengendalian disiplin, menjalin kebersamaan, mencerminkan kerapian dan dapat menjadi kenang-kenangan.
6. Seragam Oi memiliki etika dan estetika, tidak melanggar norma norma kemasyarakatan dapat dipakai pada kegiatan di lapangan maupun ruangan.
7. Seragam Oi adalah motif yang didesain asli untuk Ormas Oi, tidak menjiplak dan tidak atau belum digunakan oleh Ormas lain.
BAB VIII KELENGKAPAN ORMAS OI LAINNYA
Pasal 9
1. Semua jajaran pengurus disetiap tingkatan dapat membuat kelengkapan ORMAS Oi lainnya berupa : Piagam, Stiker, Kaos Oi, Vandel, Plakat dan bentuk marchendise yang dapat menunjang kegiatan maupun sebagai identitas Ormas Oi.
2. Untuk setiap kelengkapan yang dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 peraturan organisasi ini yang bersifat harus mendapatkan izin khusus dari BPP Oi sebagai pemegang hak Paten Lambang Oi.
Pasal 10
1. Setiap kantor sekretariat pengurus Oi disetiap tingkatan wajib memasang papan nama ORMAS Oi.
2. Format Penulisan papan nama sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Organisasi ini.
3. Bentuk dan ukuran papan nama kantor sekretariat Oi disesuaikan dengan kondisi masing masing.
Pasal 11
1. Atribut dan kelengkapan Ormas Oi lainnya hanya boleh digunakan oleh Anggota Oi.
2. Masyarakat umum yang bukan anggota Oi dapat menggunakan kelengkapan berupa marchendise.
BAB IX P E N U T U P
Pasal 12
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dengan Keputusan Ketua umum Oi.
Pasal 13
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Mei 2010
KETUA UMUM Oi ttd DR. SONY TEGUH TRILAKSONO, M.Pd., MBA
Salinan sesuai dengan aslinya, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGURUS PUSAT Oi, FAUZIE ACHMAD SUJA, S.Hi
Lampiran_1 PERATURAN ORGANISASI
Nomor: 05 Tahun 2010 PANJI/PATAKA
BENDERA
Badan Pengurus Pusat Oi
Bahan Kain Nylon warna Putih dikelilingi rumbai-rumbai warna emas Ukuran Skala 2 x 3
BPK Oi JAYAPURA
3
2
3
2
Kain warna Putih Ukuran Skala 2 x 3
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI
Nomor: 05 Tahun 2010
LAMBANG
Untuk kebutuhan penggandaan atau cetak, jika anda membutuh format (jpg/gif) Logo Oi.. Lambang yang benar dapat di www.ormas-oi.org. (warning: Dalam mendesign perbesar atau perkecil, harus diperhatikan presisinya). Tips: Jika ingin perbesar/perkecil lambang dalam word, maka Tekan CTRL+SHIFT sebelum menggerakan tools bounding kanan-kiri bukan atas-bawah. Atau ALT+SHIFT dalam Photoshop.
Putih
Hitam
Merah
Lampiran_2 PERATURAN ORGANISASI
Nomor: 05 Tahun 2010
Contoh Lambang, bila akan diletakkan pada dasar/media selain warna putih.
Untuk kebutuhan artistik jika lambang harus berada pada warna dasar yang bukan putih. Seperti pembuatan marchendise dan media promo.
Lampiran_3 PERATURAN ORGANISASI
Nomor: 05 Tahun 2010 BAJU SERAGAM PENGRUS ORMAS Oi (Berlaku pada semua tingkatan kepengurusan) - Motif 2 warna - Atas: Merah - Bawah : Hitam - Antara Hitam putih terdapat list putih dibagian dada. - Kerah berwarna Hitam - Kantong berwarna hitam, bermotif list list putih - Di pundak dan di lengan terdapat lidah kancing berwarna hitam - Di dada kiri terdapat lambang Oi (tunggal tanpa teks), dengan
background putih lingkaran. - Lengan kanan terdapat emblem Garuda Pancasila dengan backgraound
merah putih berbentuk lingkaran - Lengan kiri terdapat emblem/bordir bentuk design stempel masing
masing tingkat kepengurusan (lihat design stempel di lampiran PO. Nomor 4 2010)
- Dibagian belakang atas terdapat lambang Oi, dengan dibawahnya teks seruan Oi..Bersatulah !!!
- Dibagian bawah dati teks Oi bersatulah terdapat ketengan tingkatan kepengurusan ( BADAN PENGURUS PUSAT, BADAN PENGURUS WILAYAH, BADAN PENGURUS KOTA, PENGURUS KELOMPOK)
Lanjutan Lampiran_3
PERATURAN ORGANISASI Nomor: 05 Tahun 2010
HITAM
MERAH
DEPAN BELAKANG
Sesuai Tingkatan Pengurus
Sesuai design Stempel Disetiap Tingkatan Pengurus
PAPAN NAMA
Bentuk isi pesan dan ukuran Papan Nama Ormas Oi
1. Bentuk papan nama Ormas Oi berbentuk empat persegi panjang. 2. Ukuran papan nama Ormas Oi disesuaikan dengan luas dan
keadaan sekretariat dan bentuk dibebaskan sesuaikan dengan kreatifitas masing kepengurusan.
3. Berikut contoh standar Papan Nama:
BADAN PENGURUS KOTA Oi PEMALANG
JAWA TENGAH
Jl. Surohadikusumo No. 1, Pemalang - Jawa Tengah Telp. xxxx-xxxxx Kodepos: xxxxx
Email: [email protected]; Website: xxx-xxxx.xxx