Download - HEMOROID 1

Transcript
Page 1: HEMOROID 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat

umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan

luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra

abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan

hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang

disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa

waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal

yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal

disebut hemorod eksternal. (brunner & suddarth, 1996)

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%

penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden

penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun.

Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang

sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit

hemoroid.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada klien hemoroid.

1.2.2 Tujuan Khusus

(1). Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan pada klien hemoroid.

(2). Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien hemoroid.

(3). Mahasiswa dapat menambah wawasan baru mengenai angka kejadian penyakit hemoroid.

Page 2: HEMOROID 1

BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Definisi

Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi

namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah

hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat awam. Sudah pasti

kehadirannya akan mengundang segelintir rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja

mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.

Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah,

walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan

varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki,

sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di

daerah anorektal. (dr.delken kuswanto)

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Rektum panjangnya 15 – 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula – mula mengikuti

cembungan tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada

ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya

rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi

ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang

peritoneum dan bagian anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis berjalan

ektraperitoneal. Haustra (kantong) dan tenia (pita) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan

otot longitudinalnya berkesinambungan.

Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas

yakni ampula rektum bila ini terisi maka imbullah perasaan ingin buang air besar. Di bawah

ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap – sayap ke dalam lumen rektum, dua yang

lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar

pada sisi kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5 – 8 cm dari anus. Melalui kontraksi

Page 3: HEMOROID 1

serabut – serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut

otot longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.

Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang

sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian

luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis

berpigmen yang bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa

kolon mencapai dua pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 – 10 lipatan

longitudinal berbentuk gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini

terlontar keatas oleh simpul pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak

bertanduk. Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan

lipatan transversal. Alur – alur diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal

pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang

panjangnya kira – kira 1 cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun

ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan membentuk dasar hemorhoid interna.

Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah

pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh

mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa

pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan

depan ( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil

terdapat di antara ketiga letak primer tesebut. Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran

dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis

mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus.

Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan

merupakan awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus.

Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya

ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui

daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.

2.3 Klasifikasi

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

2.3.1 Hemoroid interna

Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah

pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat

muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.

Page 4: HEMOROID 1

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak

adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan

terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang

wasir.

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di

temukan dengan proktoskopi.

Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi

seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di

dorong

Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat

di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti infeksidan kadang

kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan -

akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena

muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat

membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi. Inkaserata maka setelah beberapa saat akan

timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps

hemoroid .

2.3.2 Hemoroid eksterna

Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan

berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir

anus yang terasa sakit dan gatal.

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.

Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

Page 5: HEMOROID 1

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

1. Sering rasa sakit dan nyeri

2. Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit

merupakan reseptor rasa sakit .

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit

anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

2.4 Etiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering

mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor

rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid

karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu

system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.

Faktor Resiko hemoroid :

1. Keturunan

Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

2. Anatomic

Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat

sokongan otot dan fasi sekitarnya

3. Pekerjaan

Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, memounyai

predisposisi untuk hemoroid

4. Umur

Pada umur tua timbul digenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis

dan atonis

5. Endokrin

Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)

6. Mekanis

Page 6: HEMOROID 1

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut.

Misalnya penderita hipertrofi prostat

7. Fisiologis

Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau

sikrosis hepatis

8. Radang

Adalah faktpr penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang

2.5 Patofisiologi

Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi

menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan

intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang

berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas

menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan

akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada

udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan. Proses di

atas menimbulkan diagnosa gangguan intregritas kulit, nyeri, kekurangan volume cairan, dan

kelemahan .

Mengedan saat defekasi Konstipasi menahun Kehamilan Obesitas

Peningkatan tekanan intra abdominal.

Ditransmisi ke daerah anorektal

Elevasi tekanan yang berulang-ulang

Vena heroidalis mengalami prolaps

Hemoroid

Gatal atau Pruritus Anus Perdarahan Udema dan Radang

Gangguan Integritas Kulit Nyeri

Page 7: HEMOROID 1

Nyeri Kekurangan Kelemahan

Volume Cairan

2.6 Manifestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan

berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri

hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah

pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan

nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar

dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba

sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat

diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.

Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan

colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop

dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop

dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan

penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang

menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran

hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,

derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor

ganas harus diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Page 8: HEMOROID 1

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan

oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan

keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya

darah samar.

4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

2.8 Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan Medik

Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal

yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang

mengandung buah dan sekam mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan, bila tindakan

ini gagal, laksatif yang berfungsi mengapsorpsi air saat melewati usus dapat membantu. Tirah

baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.

Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi

inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk

melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk

hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah prolaps.

2. Penatalaksanaan Surgikal

Terapi bedah

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada

penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan perdarahan

berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih

sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat

dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan dalam

hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar

berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan

tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi

tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa. Ada

Page 9: HEMOROID 1

tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional (menggunakan pisau dan

gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong) dan bedah stapler (menggunakan

alat dengan prinsip kerja stapler).

1. Bedah Konvensional

Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :

1. Teknik Milligan – Morgan

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa

hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum.

Kemudian dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis.

Penting untuk mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.

Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi elips

dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus

dan eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara

keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah

kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara

longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.

Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu waktu.

Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu

banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak

jaringan.

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan

mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan

reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa

kembali.

3. Teknik Langenbeck

Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan

jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas

klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih

sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan

parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis. Dalam melakukan operasi diperlukan

narkose yang dalam karena sfingter ini harus benar-benar lumpuh.

Page 10: HEMOROID 1

2. Bedah Laser

Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya alat

pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan terpatri sehingga

tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal. Pada

bedah dengan laser, nyeri berkurang karena saraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat

banyak saraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada

saat memotong jaringan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak mengerut sedangkan

selubungnya mengerut. Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf

menempel jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk

hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas

operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka akan mengering.

Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.

3. Bedah Stapler

Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter,

terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.

Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus. Fungsinya

adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m.sfingter ini

untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur.

Teknik PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis

mukokutan dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena

jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu

dibuang semua.

Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang

dinamakan dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat

stapler dimasukkan ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium

diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan

posisi jaringan hemoroid tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam

stapler. Dengan memutar sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong

jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai

darah ke jaringan tersebut terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan

sendirinya.

Page 11: HEMOROID 1

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu

fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian

sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga

rawat inap di rumah sakit semakin singkat.

2.9 Komplikasi

1. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.

2. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena

disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.

3. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya

jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat

membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam

ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu

perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit

yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis,

sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah

karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk

lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa

mengakibatkan kematian.

2.10 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

2. Keluhan utama

Page 12: HEMOROID 1

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus

atau nyeri pada saat defikasi.

3. Riwayat penyakit

1. Riwayat penyakit sekarang

Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa

hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

2. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali.

Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga

di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.

3. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut

4. Riwayat sosial

Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

4. Pemeriksaan Fisik

Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)

Sirkulasi

Gejala : kelemahan/nadi periver lemah

Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

Membran kulit

Eliminasi

Gejala : perubahan pola defekasi

Perubahan Karakteristik

Tanda : nyeri tekan abdomen , distensi

Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)

Page 13: HEMOROID 1

Akonstipasi dapat terjadi

Nutrisi :

Gejala : Penurunan berat badan

Anoreksia

Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah

Pola tidur

Gejala : Perubahan pola tidur

Terasa nyeri pada anus saat tidur

Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap

Mobilisasi

Gejala : membatasi dalam beraktifitas

Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

B. Diagnosa Keperawatan

Pre Operatif

1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus

hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang

ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.

3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada

daerah eksternal.

Postoperasi

1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan

pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.

2. Resikol terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak

adekuat

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan

dirumah.

Page 14: HEMOROID 1

3. Intervensi

Preoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervenasi Rasional

1. Resiko

kekurangan

nutrisi

berhubungan

dengan

pecahnya vena

plexus

hemmoroidalis

ditandai dengan

perdarahan

yang terus -

menerus waktu

BAB.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam, resiko

kekurangan

nutrisi

terpenuhi.

KH:

1. Tidak

terdapat

anemis,

2. perdarahan

terhenti

3.BB tidak

turun.

1. Observasi

tanda-tanda

anemis

2. Diet rendah

sisa atau serat

selama terjadinya

perdarahan

3.Berikan

penjelasan

tentang

pentingnya diet

kesembuhan

penyakitnya.

4. Beri kompres

es pada daerah

terjadinya

perdarahan

5. Beri obat atau

terapi sesuai

1. Tanda – tanda anemis

diduga adanya

kekurangan zat besi

(Hb turun)

2. Dapat mengurangi

perangsangan pada

daerah anus sehingga

tidak terjadi

perdarahan.

3. Pendidikan tentang diet,

membantu keikut

sertaan pasien dalam

meningkatkan keadaan

penyakitnya.

4. Pasien dengan

pecahnya vena plexus

hemoriodalis perlu obat

yang dapat membantu

pencegahan terhadap

perdarahan yang

Page 15: HEMOROID 1

dengan pesanan

doktermememrlukan penilaian

terhadap respon secara

periodik.

5. Pasien dengan

pecahnya vena flexus

hemmoroidalis perlu

obat yang dapat

membantu pencegahan

terhadap perdarahan

yang memerlukan

penilayan terhadap

respon obat tersebut

secara periodik.

2. Gangguan rasa

nyaman

berhubungan

dengan adanya

massa anal atau

anus, yang

ditandai

benjolan

didaerah anus,

terasa nyeri dan

gatal pada

daerah anus

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam,gangguan

rasa nyaman

terratasi.

KH:

1.Nyeri

berkurang

2.Rasa gatal

berkurang

3.Massa

mengecil.

1. Berikan

randam duduk

2. Berikan

pelicin pada saat

mau BAB

3. Beri diet

randah sisa

4. Anjurkan

pasien agar

jangan bannyak

berdiri atau

duduk ( harus

dalam keadaan

1. Menurunkan

ketidaknyamanan lokal,

menurunkan edema dan

meningkatkan

penyembuhan.

2. Membantu dalam

melancarkan defikasi

sehingga tidak perlu

mengedan.

3. Mengurangi rangsangan

anus dan melemahkan

feses.

4. Gaya gravitasi akan

mempengaruhi

timbulnya hemoroid

dan duduk dapat

meningkatkan tekanan

Page 16: HEMOROID 1

seimbang).

5. Observasi

keluhan pasien

6. Berikan

penjelasan

tentang

timbulnya rasa

nyeri dan

jelaskan dengan

singkat

7. Beri pasien

suppositoria

intra abdomen.

5. Membantu

mengevaluasi derajat

ketidak nyamanan dan

ketidak efektifan

tindakan atau

menyatakan terjadinya

komplikasi.

6. Pendidikan tentang hal

tersebut membantu

dalam keikut sertaan

pasien untuk

mencegah / mengurangi

rasa nyeri.

7. Dapat melunakan feces

dan dapat mengurangi

pasien agar tidak

mengejan saat defikasi.

3. Defisit personal

hygene pada

anus

berhubungan

dengan massa

yang keluar

pada daerah

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, terjaganya

kebersihan

1. Berikan sit

bath dengan

larutan permagan

1/1000% pada

pagi dan sore

hari. Lakukan

digital(masukan

1. Meningkatkan

kebersihan dan

memudahkan terjadinya

penyembuhan prolaps.

Page 17: HEMOROID 1

eksternal. anus.

KH:

1. tidak ada

tanda-tanda

infeksi.

2. tidak terasa

gatal-gatal

pada daerah

anus.

3. rasa gatal

pada anus

berkurang

prolaps dalam

tempat semula

setelah di

bersihkan)

2.Obserpasi

keluhan dan

adanya tanda-

tanda perdarahan

anus

3. Beri

penjelasan cara

membersihkan

anus dan

menjaga

kebersihanya

2. Peradangan pada anus

menandakan adanya

suatu infeksi pada anus

3. Pengetahuan tentang

cara membersihkan

anus membantu

keikutsertaan pasien

dalam mempercepat

kesembuhanya.

Postoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervenasi Rasional

1. Gangguan rasa

nyaman (Nyeri)

pada luka operasi

berhubungan

dengan adanya

jahitan pada luka

operasi dan

terpasangnya

cerobong angin.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, gangguan

rasa nyaman

terpenuhi.

1. Beri posisi

tidur yang

menyenangkan

pasien.

2. Ganti balutan

setiap pagi sesuai

tehnik aseptik

1. Dapat menurunkan

tegangan abdomen

dan meningkatkan

rasa kontrol.

2. Melindungi pasien

dari kontaminasi

silang selama

penggantian balutan.

Balutan basah

Page 18: HEMOROID 1

KH:

1.Tidak

terdapat rasa

nyeri pada luka

operasi, 2.

pasien dapat

melakukan

aktivitas ringan.

3. skala nyeri 0-

1.

4. klien tampak

rileks.

3. Latihan jalan

sedini mungkin

4. Observasi

daerah rektal

apakah ada

perdarahan

5. Cerobong anus

dilepaskan sesuai

advice dokter

(pesanan)

6. Berikan

penjelasan tentang

tujuan

pemasangan

cerobong anus

(guna cerobong

anus untuk

mengalirkan sisa-

sisa perdarahan

yang terjadi

didalam agar bisa

keluar).

bertindak sebagai

penyerap

kontaminasi

eksternal dan

menimbulkan rasa

tidak nyaman.

3. menurunkan masalah

yang terjadi karena

imobilisasi.

4. Perdarahan pada

jaringan, imflamasi

lokal atau terjadinya

infeksi dapat

meningkatkan rasa

nyeri.

5. Meningkatkan fungsi

fisiologis anus dan

memberikan rasa

nyaman pada daerah

anus pasien karena

tidak ada sumbatan.

6. Pengetahuan tentang

manfaat cerobong

anus dapat membuat

pasien paham guna

cerobong anus untuk

kesembuhan

lukanya.

2. Resiko terjadinya

infeksi pada luka

Setelah

dilakukan

1. Observasi tanda

vital tiap 4 jam

1. Respon autonomik

meliputi TD,

Page 19: HEMOROID 1

berhubungan

dengan

pertahanan

primer tidak

adekuat

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam,resiko

infeksi teratasi.

KH:

1. tidak

terdapat tanda-

tanda infeksi

(dolor, kalor,

rubor, tumor,

fungsiolesa).

2. radang luka

mengering.

3. hasil LAB :

- leukosit

- trombosit

2. Obserpasi

balutan setiap 2 –

4 jam, periksa

terhadap

perdarahan dan

bau.

3. Ganti balutan

dengan teknik

aseptik

4. Bersihkan area

perianal setelah

setiap depfikasi

5. Berikan diet

rendah serat/ sisa

dan minum yang

cukup

respirasi, nadi yang

berhubungan

denagan keluhan /

penghilang nyeri .

Abnormalitas tanda

vital perlu di

observasi secara

lanjut.

2. Deteksi dini

terjadinya proses

infeksi dan /

pengawasan

penyembuhan luka

oprasi yang ada

sebelumnya.

3. Mencegah meluas

dan membatasi

penyebaran luas

infeksi atau

kontaminasi silang.

4. mengurangi /

mencegah

kontaminasi daerah

luka.

5. mengurangi

ransangan pada anus

dan mencegah

mengedan pada

Page 20: HEMOROID 1

waktu defikasi.

3. Kurang

pengetahuan yang

berhubungan

dengan kurang

informasi tentang

perawatan

dirumah.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam,kurangnya

pengetahuan

teratas.

KH:

1. klien tidak

banyak

bertanya

tentang

penyakitnya.

2. pasien dapat

menyatakan

atau mengerti

tentang

perawatan

dirumah.

3. keluarga

klien paham

tentang proses

penyakit.

4. klien

menunjukkan

wajah tenang

1. Diskusikan

pentingnya

penatalaksanaan

diet rendah sisa.

2. Demontrasikan

perawatan area

anal dan minta

pasien

menguilanginya

3. Berikan rendam

duduk sesuai

pesanan

4. Bersihakan area

anus dengan baik

dan keringkan

seluruhnya setelah

defekasi.

5. Berikan balutan

6. Diskusikan

gejala infeksi luka

untuk dilaporkan

kedokter.

1. Rasionalisasi:

Pengetahuan tentang

diet berguna untuk

melibatkan pasien

dalam merencanakan

diet dirumah yang

sesuai dengan yang

dianjurkan oleh ahli

gizi.

2. Pemahaman akan

meningkatkan kerja

sama pasien dalam

program terapi,

meningkatkan

penyembuhan dan

proses perbaikan

terhadap

penyakitnya.

3. Meningkatkan

kebersihan dan

kenyaman pada

daerah anus (luka

atau polaps).

4. Melindungi area

anus terhadap

kontaminasi kuman-

kuman yang berasal

dari sisa defekasi

agar tidak terjadi

Page 21: HEMOROID 1

7. Diskusikan

mempertahankan

difekasi lunak

dengan

menggunakan

pelunak feces dan

makanan laksatif

alami.

8. Jelaskan

pentingnya

menghindari

mengangkat

benda berat dan

mengejan.

infeksi.

5. Melindungi daerah

luka dari

kontaminasi luar.

6. Pengenalan dini dari

gejala infeksi dan

intervensi segera

dapat mencegah

progresi situasi

serius.

7. Mencegah mengejan

saat difekasi dan

melunakkan feces.

8. Menurunkan tekanan

intra abdominal yang

tidak perlu dan

tegangan otot.

BAB III

KASUS

Page 22: HEMOROID 1

Ny. B ( 37 th ) didiagnosa hemoroid sejak kehamilan anak keduanya. Hemoroid

semakin parah setelah klien melahirkan anak kembarnya secara normal kurang lebih 1,5

tahun yang lalu. Sejak saat itu klien mengalami hemoroid yang sering kambuh dan sembuh

dengan pengobatan.

Saat ini klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus. Nyeri saat duduk dan

berbaring terutama saat tidur malam hari. Klien menceritakan BAB terakhir seminggu yang

lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah segar bersama feses, bahkan darah menetes setelah

BAB. Menurut klien BAB terakhir sangat keras, sehingga harus mengedan karenanya

hemoroid klien kambuh lagi. Menurut klien, pola BABnya memang tidak normal dari dulu,

klien BAB 1-2 / minggu walaupun sering makan sayur dan buah – buahan. Klien mengatakan

saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut merasakan nyeri dan perdarahan seperti

sebelumnya.

Perawat melakukan pemeriksaan fisik didapatkan data : TD = 90/60 mmHg , N = 96x/

menit, S = 36,70C , P = 18x/ menit. Klien tampak lemah, konjungtiva pucat, distensi abnomen

( + ), teraba massa pada regio bawah abdomen, pemeriksaan anus adanya benjolan di bawah

kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru – biruan , berukuran kurang lebih

1cm, benjolan harus di dorong dengan tangan agar masuk ke dalam anus. Hasil Lab Hb = 8.9

gr / dl, dokter mengatakan klien menderita hemoroid derajat III dan disarankan untuk

melakukan hemoroidektomi. Klien mengaku cemas untuk melakukan operasi, klien lebih

memilih pengobatan seperti biasanya.

1. Data Fokus

Ds :

1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.

2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring terutama saat tidur malam hari.

3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah srgar

bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB.

4. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus mengedan karena hemoroid

klien kambuh lagi.

5. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2 kali

/minggu, walupun sering makan sayur dan buah-buahan.

6. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut meresakan

nyeri dan perdarahan seperti sebelumnya.

Page 23: HEMOROID 1

7. Klien mengatakan hemoroid semakin parah setelah klien melahirkan anak kembarnya

secara normal kurang lebih 1,5 tahun yang lalu.

8. Klien mengatakan hemoroid sering kambuh dan sembuh dengan pengobatan.

9. Klien mengaku cemas untuk operasi, klien memilih pengobatan seperti biasa.

Do :

1. TTV : TD = 90/60 mmHg, N = 96 X /menit, S = 36,7 oC, P = 18 X /menit

2. Klien tampak lemah

3. Konjungtiva pucat

4. Distensi abdomen (+)

5. Teraba massa pada regio bawah abdomen

6. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang,

berwarna kebiru – biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan

agar masuk kedalam anus.

7. Hasil Lab : Hb = 8,9 gr/dl

8. Dokter mengatakan klien menderita hemoroid derajat III dan disarankan untuk

melakukan hemoroidektomi.

Analisa Data

No. Ds & Do Masalah

keperawatan

Etiolgi

1. Ds :

1. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa

sangat nyeri dan keluar darah segar bersama dengan

feses,bahkan darah menetes saat BAB.

2. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga

harus mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi.

3. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal

dari dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering

makan sayur dan buah-buahan.

Konstipasi Ketakutan

nyeri saat

defekasi

Page 24: HEMOROID 1

4. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum

BAB karena takut meresakan nyeri dan perdarahan

seperti sebelumnya.

Do :

1. Distensi abdomen (+)

2. Teraba massa pada regio bawah abdomen.

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit

kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–

biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong

dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :

1. Pola BAB tidak teratur.

2. Karakteristik feses (warna,konsistensi).

2. Ds :

1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.

2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan

berbaring terutama saat tidur malam hari.

3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa

sangat nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan

feses,bahkan darah menetes saat BAB.

Do :

1.TTV :

TD = 90/60 mmHg

2. Distensi abdomen (+)

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit

kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–

biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong

dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :

1. skala nyeri 7

Nyeri Adanya

hemoroid pada

daerah anus

Page 25: HEMOROID 1

2. klien tampak meringis

3. klien tampak memegangi daerah nyeri.

4. klien tidak dapat tidur.

3. Ds : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena

keluar darah segar bersama feses bahkan darah

menetes saat BAB

DO :

1. TTV : TD = 90/60 mmHg

2. klien tampak lemah

3. Konjungtiva pucat

4. hasil lab :

Hb= 8,9 gr/dl

Data Tambahan :

1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri.

2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.

3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang

lain

Kelemahan Perdarahan

vena

hemorrhoidalis

2. Diagnosa keperawatan :

1. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan nyeri saat defekasi.

2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.

3. Kelemahan berhubungan dengan perdarahan vena hemorrhoidalis.

3. Intervensi

No

.

Diagnosa Tujuan &

KH

Intervensi Rasional

1. Konstipasi Setelah 1. Berikan dan 1. Mencegah dehidrasi

Page 26: HEMOROID 1

berhubunga

n dengan

ketakuatan

nyeri saat

defekasi.

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 2

x 24 jam,

konstipasi

teratasi.

KH :

1. Pola

BAB 1-

2x/minggu

.

2.

Konsistens

i feses

lunak.

3. warna

feses

kuning.

4. klien

tidak takut

untuk

BAB.

5. tidak

ada darah

pada feses.

6. tidak

ada nyeri

pada saat

BAB.

anjurkan

minum kurang

lebih 2 liter

perhari

2. Berikan posisi

fowler pada

tempat tidur

3. Berikan dan

anjurkan

makanan tinggi

serat.

2. Auskultasi bunyi usus

3. Hindari makanan yang

membentuk gas

4. Berikan laksatif sesuai

program dokter.

5. pastikan kebiasaan

defekasi pasien dan

gaya hidup

sebelumnya

6. anjurkan makanan /

cairan yang tidak

mengiritasi jika

masukan oral

diberikan

7. yakinkan pola diet /

pilihan makanan

8. berikan rendam duduk

secara oral

2. Meningkatkan

usaha evakuasi

feses

3. Makanan tinggi

serat dapat

melancarkan proses

defikasi

4. Bunyi usus secara

umum meningkat

pada diare dan

menurun pada

konstipasi.

5. Menurunkan distres

gastrik dan distensi

abdomen.

6. Membantu

melancarkan proses

defikasi.

7. untuk mecegah

terjadinya

konstipasi berulang

Page 27: HEMOROID 1

9. kurangi / batasi

makanan seperti

produk susu

8. menurunkan risiko

iritasi hemoroid

9. mempertimbangkan

pilihan menu dapat

membantu dalam

mengontrol masalah

10. meningkatkan

relaksasi otot,

meminimalkan

ketidaknyamanan

11. makanan ini

diketahui sebagai

penyebab konstipasi

2. Nyeri

berhubunga

n dengan

adanya

hemoroid

pada daerah

anus.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 3

X 24 jam,

nyeri

teratasi

KH :

1. Wajah

pasien

tampak

tenang.

2. Pasien

1. Berikan posisi yang

nyaman

2. Berikan bantalan dibawah

bokong saat duduk

3. Observasi tanda-tanda vital

4. Ajarkan teknik untuk

mengurangi rasa nyeri seperti

membaca, menonton, menarik

nafas panjang, menggosok

punggung, dan lain-lain.

5. Pada nyeri awal berikan

kompres dingin pada daerah

anus 3 – 4 jam dilanjutkan

dengan rendam duduk hangat

1. Meminimalkan

stimulasi/

meningkatkan

relaksasi.

2. Meminimalkan

tekanan di bawah

bokong/

meningkatkan

relaksasi.

3. Untuk menentukan

intervensi

selanjutnya

4. Pengalihan

perhatian melalui

Page 28: HEMOROID 1

mengataka

n nyeri

berkurang

atau hilang

3. Pasien

dapat

istirahat

tidur

4. klien

tidak

memegang

i daerah

yang nyeri.

5. Tanda-

tanda vital

normal

TD : 120 /

80 mmHg

3 – 4 x/hari

6. Berikan lingkungan yang

tenang

7. Kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian analgetik,

pelunak feces dan

dilakukannya

hemoroidektomi.

kegiatan-kegiatan

5. Meningkatkan

relaksasi

6. Menurunkan

ketidaknyamanan

fisik.

7. Mengurangi nyeri

dan menurunkan

rangsang sistem

saraf simpatis dan

untuk mengangkat

hemoroid.

3. Kelamah-an

berhubunga

n dengan

perdarahan

vena

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 3

1. Kaji TTV.

2. monitor banyaknya

perdarahan klien.

1. untuk menentukan

intervensi yang tepat.

2. untuk menentukan

tingkat kehilangan cairan.

Page 29: HEMOROID 1

hemorhoidal

is

X 24 jam,

kekuranga

n nutrisi

terpenuhi

KH :

1.

konjungtiv

a klien

merah

muda.

2. klien

tidak

tampak

lemah

3. Hb

normal

(12-14

g/dl)

4. tidak

ada

perdarahan

pada vena

hemoroid.

5. Pasien

dapat

melakukan

aktivitas

mandiri.

6. Klien

tidak cepat

lelah

setelah

beraktivita

3. kaji tingkat toleransi

aktifitas klien.

4. memandirikan klien dalam

melakukan aktifitas sehari-

hari.

Kolaborasi :

1. konsultasikan nutrisi untuk

klien dengan ahli gizi

2. berikan vitamin K sesuai

indikasi.

3.berikan vitamin B12 sesuai

indikasi.

4.konsultasi dengan ahli gizi.

5. berikan infus.

3. untuk mengetahui tingkat

kelemahan klien.

4.mengurangi

ketergantungan aktifitas

klien dengan bantuan

perawat.

Kolaborasi :

1.untuk menentukan

kebutuhan nutrisi yang

tepat pada klien.

2.untuk membantu proses

pembekuan darah.

3. peningkatan produksi sel

darah merah.

4.untuk menentukan diet

yang tepat bagi klien.

5. untuk menggantikan

banyaknya darah yang

hilang selama perdarahan.

Page 30: HEMOROID 1

s.

7.Aktifitas

klien

sudah

tidak

dibantu

oleh

perawat.

4. Implementasi

No. Hari, tgl/ jam No.

Dx

Implementasi Paraf

1. 10 januari 2011

08.00 WIB

11.00 WIB

12.00 WIB

14.00 WIB

1 1. Memberikan dan menganjurkan minum

kurang lebih 2 liter perhari

RH: Klien mengatakan minum 8 gelas air perhari.

2. Memberikan dan menganjurkan makanan tinggi

serat

RH : Klien mengatakan makan banyak sayur dan

buah

3.Memberikan laktasif sesuai program dokter

RH : Klien mengatakan BAB cair.

4.Menganjurkan pasien untuk segera BAB bila

timbul keinginan untuk BAB.

RH: Klien mengatakan saat ingin BAB segera untuk

BAB.

5. Evaluasi.

Hari,tgl No. Evaluasi Paraf

Page 31: HEMOROID 1

Dx

12 Januari 2011 1 S :

1. Klien mengatakan pada saat BAB tidak merasakan

nyeri.

2. Klien mengatakan sudah tidak mengedan

berlebihan saat BAB.

3. Klien mengatakan pola BAB sudah teratur ( 1-

2x /minggu).

4. Klien mengatakan sudah tidak takut lagi pada saat

BAB.

O :

1. Distensi abdomen (-)

2. Tidak teraba massa pada regio bawah abdomen.

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

BAB IV

PEMBAHASAN

Faktor penyebab terjadinya hemoroid pada Ny. B adalah mengedan saat defekasi,

konstipasi menahun, dan kehamilan. Ketiga hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan

intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi tekanan yang berulang-

ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan

gejala perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan

perdarahan. Proses di atas menimbulkan diagnosa konstipasi, nyeri dan kelemahan.

Pada kasus ditemukan data yang tidak terdapat pada teori antara lain hemoroid

menyebabkan rasa panas pada daerah anus karena adanya tekanan berlebih saat duduk dan

berbaring. Klien mengalami hemoroid interna karena pada saat pemeriksaan, benjolan masih

dapat didorong dengan tangan agar masuk ke dalam anus. Pada kasus klien selalu

Page 32: HEMOROID 1

mengonsumsi sayur dan buah-buahan tetapi mengalami konstipasi, hal ini dikarenakan klien

sering menahan keinginannya untuk BAB karena takut merasakan nyeri dan perdarahan

seperti sebelumnya sehingga feses yang tertahan mengalami penyerapan yang lebih lama di

usus dan menyebabkan feses menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan.

Pada teori dilakukan pemeriksaan diagnostik antara lain: inspeksi dan

rektaltouche (colok dubur), anoskopi atau rectoscopy, proktosigmoidoskopi, rontgen,

kolonoskopi, pemeriksaan darah, urin, dan feses sebagai pemeriksaan penunjang. Sedangkan

pada kasus, klien hanya melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah (Hb).

Hal ini dikarenakan pada kasus ini, hemoroid sudah masuk ke derajat III sehingga dapat

dikaji hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Kami mengangkat diagnosa utama konstipasi berhubungan dengan ketakutan nyeri

saat defekasi dikarenakan pada kasus, klien mengalami konstipasi akibat menahan BAB

karena takut merasakan nyeri dan perdarahan saat BAB. hal ini harus di atasi terlebih dahulu

agar tekanan pada hemoroid berkurang dan perdarahan akibat gesekan pada hemoroid dengan

feses yang keras dapat dikurangi. Bila masalah ini tertangani maka diagnosa selanjutnya

dapat ikut teratasi.

Kami mengangkat diagnosa kedua nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada

daerah anus karena pada kasus, dengan adanya hemoroid pada anus dapat menimbulkan nyeri

akibat tekanan yang kuat pada saat defekasi dan perdarahan. Nyeri pada anus tidak akan

hilang sebelum dilakukannya hemoroidektomi. Oleh karena itu, klien disarankan untuk

melakukan hemoroidektomi tetapi klien lebih memilih pengobatan seperti biasanya karena

klien mengaku cemas untuk melakukan operasi.

Kami mengangkat diagnosa ketiga kelemahan berhubungan dengan perdarahan vena

hemorrhoidalis karena pada kasus, saat klien BAB darah keluar bersama feses dan darah

menetes setelah BAB sehingga Hb klien rendah yaitu 8,9 g/dl. Hal ini terjadi karena banyak

sel darah merah keluar dari tubuh saat perdarahan sehingga banyaknya darah yang diedarkan

ke seluruh tubuh menjadi berkurang. Berdasarkan diagnosa ketiga klien tampak lemah dan

konjungtiva pucat.

Intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa utama, konstipasi berhubungan dengan

ketakutan nyeri saat defekasi adalah berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter perhari

untuk mencegah dehidrasi secara oral, berikan posisi fowler pada tempat tidur untuk

meningkatkan usaha evakuasi feses, berikan dan anjurkan makanan tinggi serat karena

makanan tinggi serat dapat melancarkan proses defikasi, auskultasi bunyi usus karena bunyi

usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi, hindari makanan yang

Page 33: HEMOROID 1

membentuk gas untuk menurunkan distres gastrik dan distensi abdomen dan berikan laksatif

sesuai program dokter untuk membantu melancarkan proses defikasi.

Intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa kedua, nyeri berhubungan dengan

adanya hemoroid pada daerah anus adalah berikan posisi yang nyaman untuk meminimalkan

stimulasi/ meningkatkan relaksasi, berikan bantalan dibawah bokong saat duduk untuk

meminimalkan tekanan di bawah bokong/ meningkatkan relaksasi, observasi tanda-tanda

vital untuk menentukan intervensi selanjutnya, ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri

seperti membaca, menonton, menarik nafas panjang, menggosok punggung, dan lain-lain

dapat mengalihan perhatian klien pada nyeri yang sedang terjadi, pada nyeri awal berikan

kompres dingin pada daerah anus 3 – 4 jam dilanjutkan dengan rendam duduk hangat 3 – 4

x/hari untuk meningkatkan relaksasi, berikan lingkungan yang tenang untuk menurunkan

ketidaknyamanan fisik, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, pelunak

feces dan dilakukannya hemoroidektomi untuk mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang

sistem saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid.

Intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa ketiga, kelemahan berhubungan

dengan perdarahan vena hemorrhoidalis adalah kaji TTV untuk menentukan intervensi yang

tepat, monitor banyaknya perdarahan klien untuk menentukan tingkat kehilangan cairan, kaji

tingkat toleransi aktifitas klien untuk menentukan tingkat kehilangan cairan, memandirikan

klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari mengurangi ketergantungan aktifitas klien

dengan bantuan perawat, konsultasikan nutrisi untuk klien dengan ahli gizi untuk menentukan

kebutuhan nutrisi yang tepat pada klien, berikan vitamin K sesuai indikasi untuk membantu

proses pembekuan darah, berikan vitamin B12 sesuai indikasi peningkatan produksi sel darah

merah, konsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat bagi klien, dan berikan

infus untuk menggantikan banyaknya darah yang hilang selama perdarahan.

BAB V

Page 34: HEMOROID 1

SIMPULAN DAN SARAN

1. 5.1 Simpulan

Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang

diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih

dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah

timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga

aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan

komplikasi,diantaranya adalah terjadi trombosis,peradangan,dan terjadi perdarahan.Hemoroid

juga dapat menimbulkan cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan

pengobatannya.

1. 5.2 Saran

Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya

pada penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya

hemoroid dengan cara :

1. Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12.

2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah bokong.

3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah besar

hemoroid.

4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi hemoroid.

5. Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid telah

mencapai derajat 3 hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Page 35: HEMOROID 1

Djuhari,Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Doenges (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.

Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Parakrama,Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.

Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

Diposkan oleh Vian's di 03.52

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook


Top Related