Transcript

LAPORAN SENTIMEN PASAR PROPERTI DI ASIA (H2) 2013

Dipresentasikan oleh Andy RobertsGeneral Manager Rumah123.com

20 Agustus 2013

METODOLOGI SURVEITujuan Untuk memahami sentimen di 4 pasar

kunci jaringan kami, Malaysia, Indonesia, Hong Kong dan Singapura.

Untuk memberikan pemahaman yang berharga agar membantu konsumen mempekirakan sentimen pasar properti

Pelaksanaan Survei 3 Juni – 2 Juli 2013

Jumlah Sampel Total 28,024 responden

13,145 responden di Malaysia 10,179 responden di Indonesia 1,875 responden di Hong Kong 2,825 responden di Singapura

Instrumen Penelitian Survei Online – Responden survei diberikan tautan untuk mengumpulkan informasi spesifik melalui serangkaian pertanyaan

KONDISI PASAR DI 6 BULAN TERAKHIR

• Pertumbuhan ekonomi di semester 1 yaitu 6,1%• Kenaikan suku bunga• Peningkataan harga perumahan mewah di Jakarta

sebesar 38 %• Pemberlakuan Regulasi LTV (loan to value) untuk KPR

(Kredit Pemilikan Rumah)• Subsidi BBM dikurangi/Kenaikan harga BBM

Tinjauan di Asia – H2 2013 Faktor - faktor MALAYSIA INDONESIA HONG KONG SINGAPURA

Jumlah Responden 13,145 10,179 1,875 2,825

Jenis Kelamin

Pekerjaan 40% Executive/Managerial

40% - Clerical/Administrative

37% - Clerical/Administrative

32% Executive/Managerial

Usia 50% diusia26 – 35 tahun

45% diusia20 – 30 tahun

40% diusia30 – 39 tahun

29% diusia41 – 50 tahun

Pendapatan per tahun USD$ 24,611.91 to

USD$49,223.20Less than

USD$9,700.00 USD$25,788.93 to

USD$51,577.60USD$31,698.24 to

USD$47,547.36

57%

43%

57%

43%

56%

45%

58%

42%

Tinjauan di Asia – H2 2013 Faktor - faktor MALAYSIA INDONESIA HONG KONG SINGAPURA

Menganggap Diri Mereka sebagai

29% - Pembeli Rumah Pertama26% - Pemilik Properti19% - Pembeli Properti

58% - Pembeli Rumah Pertama15% - Pembeli Properti10% - Pemilik Properti

34% - Tenan33% - Pemilik Properti24% - Pembeli Rumah Pertama

44% - Pemilik Properti19% - Pembeli Rumah Pertama15% - Pembeli Properti

Kepemilikan Properti

29% - Tidak Punya 32% - Satu 21% - Dua

67% - Tidak Punya23% - Satu 6% - Dua

8% - Satu 29% - Dua27% - Tiga

26% - Tidak Punya 54% - Satu 12% - Dua

Properti yang dimiliki

54% - Terrace Houses51% - Private Condominium

86% Terrace Houses

60% - Private housing 29% - Public Housing

68% - HDB Flats 35% - Private Condominiums 7% - Terrace Houses

Tinjauan di Asia – H2 2013 Faktor - faktor MALAYSIA INDONESIA HONG KONG SINGAPURA

Lama Menempati 55% 0 – 5 tahun

55% less than 6 tahun

47%0 – 5 tahun

44%0 – 5 tahun

Faktor Pertimbangan Untuk Membeli

1. harga 2. lokasi 3. keamanan

1. lokasi 2. harga 3. Apresiasi

potensi modal

1. harga 2. lokasi 3. Lingkungan

tinggal

1. harga 2. lokasi 3. ukuran

Kapan akan membeli

30% - 6 – 12 bulan kedepan

62% - 6 – 12 bulan kedepan

26% - 6 bulan kedepan

37% - setidaknya dua tahun atau

lebih

Apa yang mereka ingin beli?

1. Terrace House 2. Private

Condominiums

1. Terrace houses 2. Land 3. Semi-detached

houses

1. Private Housing

2. Public Housing 3. Serviced

Apartment

1. Private Condominium

2. HDB Flats 3. Terrace Houses

Tinjauan di Asia – H2 2013 Faktor - faktor MALAYSIA INDONESIA HONG KONG SINGAPURA

Dimana mereka akan beli? Klang Valley Jabodetabek Hong Kong District 19

Motivasi untuk membeli

1. Ingin memiliki rumah sendiri

2. Untuk penghasilan melalui penyewaan

3. Untuk investasi jangka panjang

1. Ingin memiliki rumah sendiri

2. Untuk investasi jangka panjang

3. Untuk masa pensiun

1. Ingin memiliki rumah sendiri

2. Keinginan untuk rumah yang lebih besar

3. Keterjangkauan rumah

1. Untuk investasi jangka panjang

2. Untuk penghasilan melalui penyewaan

3. Ingin memiliki rumah sendiri

Anggaran USD$107,411.50 – USD$153,445.00

Less than USD$19,400

USD$386,832– USD$644,720

Less than USD$396,228

Kekhawatiran terbesar

Keterjangkauan & Peningkatan harga

Keterjangkauan & Peningkatan harga

Harga properti terlalu tinggi Keterjangkauan

Tinjauan di Asia – H2 2013 Faktor – faktor MALAYSIA INDONESIA HONG KONG SINGAPURA

Investasi di Luar Negeri

21% Yes49% No30% Belum diputuskan

41% - Ya26% - Tidak32% - Belum diputuskan

10% - Ya 74% - Tidak17% - Belum diputuskan

40% - Ya36% - Tidak24% - Belum diputuskan

Dimana

1. Australia 2. Singapore 3. United

Kingdom

1. Singapore 2. Australia 3. Malaysia

1. China2. United

Kingdom 3. Australia

1. Malaysia 2. Australia 3. Thailand

Kapan 76% - 2 tahun or more 14% - 6 to 12 bulan 41% - 2 tahun or

more 44% - 2 tahun or

more

Kenapa Investasi menguntungkan

Perlambatan ekonomi di negara tersebut membuat

harga turun

Potensi keuntungan tinggi

Investasi menguntungkan

INDONESIA: DIPERKIRAKAN TERUS TUMBUH DI TENGAH REGULASI BARU

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Mayoritas pembeli rumah pertama yang lebih condong ke rumah tapak

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Male Female 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

60%

40%

56%

45%

2013 (H1)2013 (H2)

Ada peningkatan responden perempuan dan penurunan pada responden laki-laki dibandingkan dengan 6 bulan lalu. Mayoritas responden (52%) sudah menikah dan terutama dari Jakarta (29%), sementara 20% dan 12% masing-masing berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Respondenjelas dari provinsi di Indonesia yang penduduknya padat.

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Below 20

20 – 25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 50 Above 50

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

11%

25%

23%

19%

11%10%

2%

5%

17%

26%

23%

14%12%

3%

2013 (H1)2013 (H2)

Responden terutama berada di kelompok Gen Y. Dibandingkan dengan temuan pada survei H1 2013, ada penurunan responden di bawah 25 tahun, dan peningkatan di kelompok usia lain.

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Menurut Bank Dunia, lebih dari 32 juta penduduk Indonesia saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan secara nasional yaitu dengan pendapatan Rp 200,262 per bulan.

83% dari responden yang disurvei sebagian besar dari kelompok berpendapatan tahunan ‘di bawah Rp 100 juta‘, sementara 11% ada di kelompok ‘ Rp 101 hingga Rp 200 juta. Hasil ini terjadi mungkin karena responden survei terdiri dari 40% Karyawan/Administrator, sedangkan Pelajar 23% (naik dari 10% pada survei sebelumnya) dan 13% adalah pengusaha.

Less

than IDR 100 m

illion

IDR 101 m

illion – ID

R 200 millio

n

IDR 201 m

illion – ID

R 300 millio

n

IDR 301 m

illion – ID

R 400 millio

n

IDR 401 m

illion – ID

R 500 millio

n

IDR 501 m

illion – ID

R 600 millio

n

More than ID

R 601 millio

n0%

20%

40%

60%

80%76%

15%4% 2% 1% 1% 1%

83%

11% 3%1% 1% 1% 1%

2013 (H1)2013 (H2)

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

58%

15%

4%

10%4% 5% 0% 4%

First time home buyer

Property buyer

Property seller

Property owner

Tenant

Investor

Expatriate

Real estate professional/ property agent

58% dari responden yang disurvei adalah pembeli rumah pertama. Hal ini mungkin disebabkan karena setengah dari responden berusia di bawah 30 tahun. Ada perbedaan besar dari responden yang menganggap diri mereka sebagai pembeli properti (turun dari 52% menjadi 15%), dan mereka yang menganggap dirinya Pemilik Properti (turun dari 16% menjadi 10%).

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

0 55%

29%

10%

3%

3%

0 67%

23%

6%

2%

2%

2013 (H1) 2013 (H2)Ada penurunan jumlah properti

yang dimiliki dibandingkan dengan semester pertama

tahun ini. Hal ini dapat dihubungkan dengan fakta bahwa 59% dari responden

adalah pembeli rumah pertama yang mencari untuk membeli

properti . Serupa dengan temuan sebelumnya, sebagian besar responden telah tinggal

di tempat mereka saat ini kurang dari 6 tahun

Kepemilikan Properti

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

In the Next 6 - 12 bulan

Looking to

62% responden mencari properti untuk Investasi 6-12 bulan kedepan. 68% ingin

membeli properti baru.

Responden terus memilih rumah sebagai pilihan favorit mereka (ada kenaikan jumlah dari 64% menjadi 79%). Tanah di posisi kedua di 21%,

sedangkan rumah-kantor turun di posisi ketiga di 18% dibandingkan temuan H1. Indonesia memiliki lebih banyak tanah dibandingkan

dengan Singapura dan Hong Kong, dan tren meningkat, sehingga potensi modal yang lebih

besar untuk penilaian properti tapak, maka tidak mengherankan jika sebagian besar responden

saat ini memilih rumah tapak

62%10%

28%

Yes No Undecided

Akan membeli properti pada jangka waktu 6 – 12 bulan kedepan

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Sumber Informasi & Berita tentang Properti

dan hal lain terkait Lainnya

75%Mesin Pencari - Online

45%Majalah / Koran

41%Pameran Properti

33%Flyer / Brosur

Mengacu pada Keluarga dan Teman

1

2

3

4

Mesin pencari online yang paling populer, hal ini mungkin karena sebagian besar jumlah responden kali ini adalah anak muda

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

59%20%

11%7% 2% 1%

Less than IDR 200 million

IDR 201 million - IDR 300 million

IDR 301 million - IDR 500 million

IDR 501 million - IDR 1 bil-lion

IDR 1 billion - IDR 2 billion

IDR 2 billion - IDR 3 billion

IDR 3 billion - IDR 4 billion

More than IDR 4 billion

Mereka yang mencari untuk membeli properti di bawah Rp 200 juta sebesar 59%, sedangkan yang lain dengan anggaran antara Rp 201 dan

Rp 300 juta sebesar 20%, dan kelompok lain yang memiliki anggaran antara Rp 301 dan Rp 500 juta ada 11%

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Top 5 Informasi yang Mereka Cari Melalui Online

Perbandingan Harga

Foto-foto

Informasi detil mengenai properti

Informasi lingkungan sekitar

Kalkulator KPR

SIAPAKAH RESPONDEN KAMI

Faktor yang menjadi pertimbangan saat Membeli Properti

10.6/12Lokasi

9.5/12Harga

7.5/12Potential Rental Yield

6.2/12Situasi Politik & Ekonomi

10.7/12Lokasi

10.5/12Harga

7.1/12Potential Rental Yield

6.6/12Status Kepemilikan Properti

Hak Milik / Hak Pakai

6.1/12Ukuran

6.1 / 12Financing Eligibility &

ukuran

2013 (H1) 2013 (H2)

MINAT ORANG ASING PADA PROPERTI DI INDONESIA TERBATAS KARENA ADA KESULITAN MEMILIKI

PROPERTI

Properti Di Luar Negeri

Sebuah RUU saat ini sedang dirancang oleh Pemerintah Indonesia untuk memungkinkan pembeli asing memiliki properti, termasuk orang Singapura.

Aturan yang ada saat ini memperbolehkan orang asing untuk pemilik bangunan atau lahan selama 25 tahun. Aturan ini sekarang sedang Revisi dan menunggu persetujuan dari DPR dan Kementerian Koordinator Perekonomian.

Dari hasil survey, 58% dari responden tidak ingin pemerintah untuk mengizinkan orang asing membeli apartemen / kondominium di Indonesia.

KETERTARIKAN PADA PROPERTI DI INDONESIA

Hanya 3% dari responden di Malaysia dan Singapura ingin berinvestasi properti Indonesia. Mereka

melihatnya sebagai a good investment dan memiliki intensi untuk membeli properti di sini dalam jangka

waktu 2 tahun atau lebih.

PROPERTI DI LUAR NEGERI – KETERTARIKAN MASIH HANGAT MESKI ADA PENGURANGAN ANGGARAN

Properti Di Luar Negeri

41% responden ingin membeli properti di luar negeri, sedangkan 32% belum memutuskan

Responden menunjukkan minat kuat di Singapura (58%), Australia (26%) dan Malaysia (17%). Singapura tetap menarik bagi pembeli asing, karena stabil dengan perlindungan yang baik hak milik dan minim risiko mata uang.

Responden yang disurvei lebih cenderung untuk membeli properti hunian (71%) dan

properti komersial (34%) di luar negeri.

55% menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi di negara-negara telah membawa penurunan harga. Hal ini konsisten dengan data yang dirilis oleh Urban Redevelopment Authority (URA) Singapura yang menunjukkan bahwa harga rumah di Singapura naik mencapairekor pada kuartal kedua sebagai keuntungan dalam nilai perumahan pinggiran kota dipercepat. 

BELIDIMANA?

APA?

KENAPA?

Properti Di Luar Negeri

Sumber utama informasi properti masih website / mesin pencari online, sedangkan pameran properti dan koran / majalah masing-masing di tempat kedua dan ketiga

Sebagian besar responden (86%) belum berinvestasi di Properti Di Luar Negeri dalam 6 sampai 12 bulan kedepan. Pada akhir 2012, laporan properti banyak menyoroti Jakarta sebagai tujuan investasi utama di Asia Tenggara pada tahun 2013. Hal ini mungkin memberi indikasi mengapa orang Indonesia tidak terburu-buru untuk berinvestasi di properti di luar negeri.

Ada pengurangan anggaran karena ada sedikit peningkatan responden yang akan menghabiskan kurang dari Rp 1 miliar untuk Properti Di Luar Negeri (naik dari 62% menjadi 68%), sementara 18% (turun dari 23%) akan menghabiskan antara Rp1 miliar dan Rp3 miliar . Mereka yang akan menghabiskan di atas Rp3 miliar adalah 14%. 

CARI INFO?KAPAN?

ANGGARAN?

SENTIMEN - MEMILIH TINGGAL DI PUSAT KOTA, DAN INGIN ADA EDUKASI MENGENAI KEBIJAKAN YANG LEBIH BAIK

SENTIMEN

51% responden merasa bahwa pemilu mendatang telah mempengaruhi pasar properti, sementara 28% tidak melihat perbedaan apapun.

SENTIMEN 63% responden merasa bahwa pilihan properti mereka telah berkembang dari pelaksanaan berbagai infrastruktur seperti pembangunan enam jalan baru tol dalam kota dan infrastruktur seperti monorail dan MRT.

Seorang analis properti menyatakan bahwa apartemen-apartemen adalah pilihan properti yang karena mereka menawarkan keamanan, keselamatan dan akses mudah. Ledakan bangunan baru saat ini dianggap berkelanjutan karena populasi meningkat, pengembangan properti komersial seperti mal dan kantor dan pembangunan infrastruktur transportasi baru seperti monorel, mass rapid transit (MRT) dan jalan tol baru. 

SENTIMEN

LTV oleh Bank Indonesia

45% responden berpendapat bahwa kebijakan LTV masih relevan sedangkan 26% tidak setuju.

Bank Indonesia (BI) mulai mengharuskan pemberi pinjaman untuk menuntut uang muka minimum untuk kredit perumahan dan kendaraan pada bulan Juni tahun lalu. Aturan ini mencakup pengaturan rasio LTV untuk pinjaman properti sebesar maksimum 70% dan pembayaran awal minimum untuk sepeda motor sebesar 25%.

Pada Juli 2013, BI mengeluarkan peraturan baru tentang LTV kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk menghindari gelembung spekulatif. Dalam kerangka baru ini, calon penerima KPR (Kredit Pemilikan Rumah) untuk rumah dengan luas 70m² harus melakukan deposit sebesar 30% dari harga beli properti. Selanjutnya, di bawah sistem rasio LTV progresif, deposit diperlukan untuk peminjam yang pembeli rumah kedua adalah 40% dari harga beli dan untuk pembeli rumah ketiga kalinya 50%.

SENTIMEN

Sebagian besar responden (63%) tidak memahami Kebijakan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan / Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)

Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengungkapkan bahwa pembangunan perumahan bersubsidi FLPP sudah mencapai 25%. Dari target FLPP 120.000 rumah tahun 2013, sekitar 30.000

unit rumah telah terwujud. Pemerintah telah mengalokasikan lebih dari Rp 6 triliun untuk membantu subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam kasus ini, rumah-

rumah akan tersedia untuk pembelian di tingkat bunga tetap sebesar 7,25% dari pinjaman dengan uang muka murah.

SENTIMEN

63% tidak berpikir bahwa rumah tapak akan kehilangan daya tariknya meskipun ada peningkatan unit apartemen di pasar.

Jumlah apartemen yang dibangun di pusat kota CBD (Central Business District) meningkat, dimana harga dan sewa naik di angka dua digit. Apartemen masih mendominasi karena kurangnya lahan yang terjangkau di lokasis utama seperti CBD Sudirman, Kuningan, Menteng, Senayan, Kebayoran Baru, Pondok Indah, Kemang, dan TB Simatupang di Jakarta Selatan. MT. Haryono, di Jakarta Timur, Pantai Mutiara dan Kelapa Gading di Jakarta Utara dan Puri Indah di Jakarta Barat.

SENTIMEN

Sebagian besar responden (65%) tidak percaya bahwa sesama pembeli properti mereka memahami kewajiban yang tinggal di gedung-gedung tua

68% dari responden yang disurvei tidak tertarik tinggal di pinggiran kota. Ini mungkin karena infrastruktur di daerah pinggiran kota tidak terlalu baik seperti di area kota-kota saat ini.

SENTIMEN

Lebih dari setengah (58%) dari responden merasa bahwa suku bunga KPR saat ini berat, sementara 36% merasa bahwa itu adalah pada tingkat yang ideal.

Bank Indonesia mendorong suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 6,5% pada bulan Juli 2013. Kenaikan biaya perumahan juga telah memberikan sumbangan inflasi di Indonesia. Suku bunga di Indonesia rata-rata 7,77% dari tahun 2005 hingga

2013, mencapai posisi tertinggi sepanjang masa dari 12,75% pada April 2006 dan rekor rendah 5,75% pada Februari 2012.

SENTIMEN

72% juga setuju bahwa gaji karyawan swasta 'harus dikurangi untuk

berkontribusi terhadap Tapera. DPR menggagas RUU tentang Tapera

untuk membantu individu berpenghasilan rendah dengan pembiayaan premi rendah

untuk membeli rumah.

Hanya sedikit, lebih dari setengah (52%) menyadari soal

uang-muka hak karyawan.

SENTIMEN

JABODETABEK1. Bogor – 36%2. Serpong, Tangerang and Bekasi – sama-sama 20%3. Cibubur – 18%

KOTA YANG LEBIH DISUKAI UNTUK BERINVESTASI

1. Bandung – 50% 2. Yogyakarta – 33% 3. Denpasar – 28%

APA YANG KAMI PELAJARI DARIPEMBELI PROPERTI DI RUMAH123.COM

Bintaro BSD Cibubur Harapan Indah

Kemang Gading Serpong

Kelapa Gading

Cinere0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

FebJuly

8 AREA PENCARIAN PALING FAVORIT DI JABODETABEK

Meningkat 5%

Source: Rumah123.com

8 AREA PENCARIAN PALING FAVORIT DI JABODETABEK

Source: Rumah123.com

Perbandingan Harga Rata-rata yang dicari – Dalam Jutaan Rupiah

Bintaro BSD Cibubur Harapan Indah

Kemang Gading Serpong

Kelapa Gading

Cinere0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

FebJuly

3 DAERAH DI LUAR JAKARTA YANG LEBIH DISUKAI PEMBELI PROPERTI

Source: Google Analytics

Bandung Yogyakarta Denpasar0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

FebJul

2 DAERAH DI LUAR JAKARTA YANG SEDANG TREN BAGI PEMBELI PROPERTI

Source: Google Analytics

Medan Balikpapan0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

FebJul

KESIMPULANDARI DATA HASIL SURVEY

KESIMPULAN

Indonesia terus menarik minat dari investor asing yang ingin mengembangkan strategi pasar yang sedang berkembang, dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan prospek ekonomi yang solid menyajikan sebuah iklim investasi yang positif. Sebagian besar investasi ini sampai sekarang telah didominasi oleh kelompok-kelompok domestik karena stok terbatas dan adanya peluang, ditambah dengan persaingan domestik yang kuat telah membuat sulit bagi pembeli asing untuk memasuki pasar.

KESIMPULAN

Sektor properti khususnya mencatat pertumbuhan yang spektakuler tahun ini. Menurut REI diperkirakan tahun 2013 ini, sektor properti Indonesia tumbuh 20 persen.

Ujungnya belum terlihat karena permintaan domestik untuk properti tetap kuat dan pengembang properti di Indonesia diharapkan berkontribusi pada laba bersih yang naik sekitar 30 persen pada 2013. Dengan demikian, sektor properti bisa tumbuh hingga 90 persen menjelang akhir 2013.

KESIMPULAN

Ada kekhawatiran tentang munculnya ledakan gelembung properti, namun hal ini tidak terjadi bagi Indonesia di masa mendatang.Dalam dua atau tiga tahun, harga properti memang tumbuh tajam, tetapi hal ini datang dari basis yang rendah. Harga-harga sekarang mencapai tingkat seperti terlihat sebelum krisis keuangan Asia tahun 1998.

KESIMPULAN

Ada kepercayaan bahwa pasar properti di beberapa kota-kota besar di Jawa (pulau terpadat di Indonesia) telah mulai menjadi jenuh. Jakarta, Bandung dan Surabaya disebutkan memiliki kota-kota yang memperlihatkan peningkatan pengembangan properti di tahun-tahun terbaru dimana perspektif masa depan akan direvisi turun. Pulau-pulau lain, seperti Sumatera dan Kalimantan, dikatakan memiliki pasar yang berpotensi besar, meskipun saat ini belum berkembang secara signifikan.

KESIMPULAN

Lebih banyak hal harus dilakukan untuk mengedukasi pembeli properti dan responden-responden pada berbagai kebijakan yang diperkenalkan oleh pemerintah.

Ada populasi besar pembeli rumah pertama kali dan jelas, keterjangkauan dan peningkatan harga rumah terus menjadi perhatian.


Top Related