Download - HASIL PENELITIAN Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian Departemen
Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup
tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari
perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai
kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi.(1)
Berdasarkan laporan WHO dan CDC (2002), diperkirakan penderita
hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian setiap
tahun. Di Amerika diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi, dan
stroke merupakan masalah utama. Oleh sebab itu, Amerika telah mengharuskan
penduduk yang berusia di atas 20 tahun untuk memeriksakan tekanan darahnya
minimal 1 kali dalam 2 tahun.(2)
Adapun data yang diperoleh peneliti dari Puskesmas Towata Kabupaten
Takalar dimana penyakit hipertensi pada tahun 2007 berjumlah 614 orang, 2008
sebanyak 811 orang dan tahun 2009 sebanyak 908 orang kunjungan hipertensi dan
menduduki peringkat ke 3 dari 10 distribusi penyakit di Puskesmas Towata
Kabupaten Takalar (3)
1
Oleh karena itu berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengetahui gambaran faktor resiko hipertensi di Puskesmas Towata Kabupaten
Takalar
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “bagaimanakah gambaran faktor
resiko hipertensi di Puskesmas Towata Kabupaten Takalar?
I.3. Tujuan Penelitian
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendapatkan gambaran faktor resiko hipertensi di Puskesmas Towata
Kabupaten Takalar
2 Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran umur dengan hipertensi .
b. Mengetahui gambaran jenis kelamin dengan hipertensi
c. Mengetahui gambaran obesitas dengan hipertensi
d. Mengetahui gambaran merokok dengan hipertensi ..
I.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi Puskesmas Towata Kabupaten Takalar Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang dapat membantu tenaga
2
kesehatan untuk memberikan pelayanan yang optimal di Puskesmas
Towata Kabupaten Takalar.
2. Bagi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
3. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah wawasan
peneliti mengenai karakterstik faktor resiko penyakit hipertensi .
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Defenisi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan
spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset
menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak
atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30 menit setelah merokok atau
minum kopi.(1)
Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah melampaui tekanan darah
normal. Berdasarkan The Joint National Committee on Prevention, detection,
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) VII tahun 2003, tekanan
darah disebut normal apabila tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik <
80 mmHg. (4)
Berdasarkan hasil dari beberapa randomized clinical drug trials, hipertensi
telah didefenisikan dan diklasifikasikan berdasarkan tingkatan tekanan darah.
Klasifikasi ini telah ditetapkan oleh The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure (JNC VII) pada tahun 2003, yang dapat dilihat pada tabel berikut. (5)
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa ( > 18 tahun )
4
KategoriSistolik(mmHg)
Diastolik(mmHg)
NormalPre HipertensiHipertensi Stage 1 Stage 2
<120120 – 139
140 – 159≥160
Danatau
atauatau
<8080 – 89
90 – 99≥ 100
Sumber : The Joint National Committee VII (JNC)
(dikutip dari kepustakaan : 4)
Hipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena penderita
umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. (4)
II.2. Epidemiologi
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab
kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua
hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil
Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih
banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%).(1)
Surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas sentinel di Sulawesi
Selatan pada tahun 2008, ditemukan sebanyak 99.862 kasus penyakit tidak menular,
yang terdiri dari perempuan (50.862) kasus dan laki-laki (48.449) kasus. Jumlah
kematian karena PTM sebanyak 666 orang (0,7%).(11)
5
Lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain
hipertensi (57,48%), kecelakaan lalu lintas (16,77%), asma (13,23%), diabetes
mellitus (7,95%), dan osteoporosis (1,20%). Tetapi 5 urutan penyebab kematian
karena PTM yang ditemukan pada puskesmas sentinel antara lain hipertensi
(63,66%), kecelakaan lalu lintas (14,86%), asma (9,91%), diabetes mellitus (9,76%),
dan tumor genital (1,50%).(11)
Secara umum prevalensi hipertensi tahun 2004 berkisar antara 15-
20%. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan
53,9% pada wanita sedangkan pada Amerika Serikat prevalensi tahun 2005 adalah
21,7%.(8)
Adapun laporan bulanan data kesakitan Dinas kesehatan Kabupaten
Takalar tahun 2009 dimana penyakit hipertensi berjumlah 8002 (5,92%) dan
menempati urutan ke 5 dari 10 penyakit terbesar di Takalar.(3)
II.3. Etiologi.
Berdasarkan penyebabnya, hipetensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi
essensial/primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial/primer adalah jenis
hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita
hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan
lebih banyak lagi ditujukan bagi penderita hipertensi essensial.Hipertensi sekunder
adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pada
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal atau
6
pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik amin (efedrin,
fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin, dan eritropoetin.(4)
Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini
disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan
oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat
tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum
pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif
hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. (6)
Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur,
jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres,
obesitas dan nutrisi. (7)
a. Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. 14 Selain
7
itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi
dalam keluarga.(6)
b. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.
Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.(6)
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh
karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan
darah juga akan eningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan
mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada
lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh
darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh
sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai decade kelima dan
keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan
darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah
berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah
ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.(7)
8
c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang
berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita
umur 45-55 tahun.(6)
d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada
yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang
lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar.(8)
e. Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for
9
Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32%
untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk
wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar
internasional).(9)
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan
hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya
resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem
renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi
energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial
menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah
secara terus menerus.(7)
f. Pola asupan garam dalam diet
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.(6)
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
10
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi. (6)
Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium.
Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur),
penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat.
Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih
dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya,
konsumsi berlebih karena budaya masakmemasak masyarakat kita yang
umumnya boros menggunakan garam dan MSG.(6)
g. Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat
dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.(
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari
Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek
yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36%
merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari
dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus
diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini
yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari. (10)
11
h. Tipe kepribadian
Secara statistik pola perilaku tipe A terbukti berhubungan dengan
prevalensi hipertensi. Pola perilaku tipe A adalah pola perilaku yang sesuai
dengan kriteria pola perilaku tipe A dari Rosenman yang ditentukan dengan
cara observasi dan pengisian kuisioner self rating dari Rosenman yang sudah
dimodifikasi. Mengenai bagaimana mekanisme pola perilaku tipe A
menimbulkan hipertensi banyak penelitian menghubungkan dengan sifatnya
yang ambisius, suka bersaing, bekerja tidak pernah lelah, selalu dikejar waktu
dan selalu merasa tidak puas. Sifat tersebut akan mengeluarkan katekolamin
yang dapat menyebabkan prevalensi kadar kolesterol serum meningkat,
hingga akan mempermudah terjadinya aterosklerosis.(6)
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal. (6)
II.4. Patofisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi
jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak
12
faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam
terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah (lihat gambar 1 )(5):
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis
dan/atau variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan
meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll
Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan
vasokonstriktor
Asupan natrium (garam) berlebihan
Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya
produksi angiotensin II dan aldosteron
Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide
Natriuretik
Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi
tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada
pembuluh darah kecil di ginjal
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
13
Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,
karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
Berubahnya transpor ion dalam sel Gambar :
Gambar 1: Mekanisme patofisiologi dari hipertensi.
(Sumber :Kepustakaan 5)
14
BAB III
KERANGKA KONSEP
III.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Dari tinjauan pustaka telah diperoleh beberapa faktor yang berhubungan
dengan hipertensi. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat
adanya interaksi dari berbagai faktor yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian
telah menghubungkan antara berbagai faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.
Beberapa faktor resiko yang merupakan faktor yang dapat menyebabkan
hipertensi yaitu: umur, jenis kelamin, obesitas, merokok, genetik, , penyakit ginjal
dan diabetes melitus.
Dalam penelitian ini kerangka konsep merupakan modifikasi dari berbagai
sumber yaitu:
1 Umur, jenis kelamin, obesitas, merokok, merupakan variabel independen.
2 Hipertensi merupakan variabel dependen.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah akan alur
penelitian ini digambarkan dalam kerangka konseptual di bawah ini:
15
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
16
Umur
Jenis kelamin
Obesitas
MerokokHipertensi
Genetik
Penyakit ginjal Diabetes
mellitus
Asupan garam
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan
rancangan studi cross sectional. Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian
dimana variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel yang termasuk efek
diobservasi pada waktu yang sama.
IV.2. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1 Umur
Adalah usia individu yang terhitung sejak seseorang lahir sampai ulang tahun
terakhir yang dihitung dalam tahun.
Kriteria objektif:
1) Umur 40 – 59 tahun
2) Umur 60 tahun keatas
2 Jenis Kelamin
Adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang bersifat permanen dan
merupakan perbedaan yang sudah dikodratkan Tuhan.
Kriteria objektif:
1) Laki-laki
2) Perempuan
17
3 Obesitas
Adalah penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga
menimbulkan kenaikan berat badan yang diukur dengan menggunakan
timbangan berat badan dan meteran.
Kriteria objektif:
IMT normal : 19-29.9 [BB (kg) / TB (m2)]
1) Obesitas : Jika IMT > dari 30
2) Tidak obesitas : Jika IMT ≤ dari 30
4 Merokok
Adalah suatu kebiasaan seseorang mengisap rokok baik rokok batangan atau
rokok cerutu atau rokok pipa setiap hari dan merokok dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan Hipertensi, dengan wawancara.
Kriteria objektif:
1) Merokok
2) Tidak merokok
5 Hipertensi
Adalah gangguan yang dimana ada peningkatan tekanan darah lebih atau
sama dengan 140/90 mmHg yang diukur dengan menggunakan tensi meter
dan steteskop
Kriteria objektif:
1) Hipertensi : Jika TD ≥ 140/90 mmHg.
18
2) Tidak hipertensi : Jika TD < 140/90 mmHg.
IV.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1 Populasi
Jumlah pasien hipertensi yang berobat terhitung tanggal 5 april 2010 sampai
dengan 29 april 2010 di Puskesmas Towata Kecamatan Polombangkeng Utara
Kabupaten Takalar.
2 Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah yang memenuhi kriteria
inklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan
atau layak untuk diteliti. Adapun cara pengambilan sampel adalah
nonprobability sampling yaitu dengan purposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
dalam penelitian).
Sampel ditentukan dengan rumus :
N n = 1 + N (d)2
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan besar sampel
d : Tingkat signifikansi (0,1)
19
Kriteria inklusi:
a) Menderita hipertensi.
b) Dapat diajak berkomunikasi.
c) Berusia antara 40 - > 60 tahun keatas.
d) Berada di Puskesmas Towata Kabupaten Takalar.
IV.4. Teknik pengumpulan Data
1 Data primer
Dilakukan dengan cara wawancara berstruktur dan observasi langsung kepada
penderita hipertensi yang dijadikan sampel. Adapun alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah steteskop, tensi meter, meteran, timbangan berat
dan badan
2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Towata Kabupaten Takalar
IV.5. Pengolahan Data
1. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk table dengan penjelasan table
serta disusun dan dikeleompokan sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Data diperoleh akan diolah secara manual dengan bantuan kalkulator
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Towata Kabupaten Takalar mulai
dari tanggal 5 April sampai dengan 25 April 2010. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling . Banyaknya sampel yang digunakan sebanyak 33
orang (3 orang tak terduga).
Tabel 3Distribusi Hipertensi Tiap Desa Di Wilayah Kerja
Puskesmas Towata Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar
No DesaJumlah
N %1 Towata 11 33,332 Lassang 8 24.243 Parangluara 7 21,214 Kampong Beru 7 21,21
Total 33 100Sumber: Data primer 2010
Data primer diambil melalui teknik wawancara berstruktur dan observasi
langsung yang dilakukan pada responden. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan,
maka hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut :
1. Distribusi Umur
Distribusi Hipertensi berdasarkan umur di Puskesmas Towata Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
21
Tabel 4Distribusi Hipertensi Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Towata Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar
No UmurJumlah
N %1 40 – 59 tahun 14 42,422 60 – > tahun 19 57,58
Total 33 100Sumber: Data primer 2010
Pada tabel 4 distribusi hipertensi yang berdasarkan umur menunjukkan lebih
dari setengah total responden berumur 60 tahun ke-atas yaitu sebanyak 19
orang (57,58%)
2. Distribusi Jenis kelamin
Distribusi hipertensi berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Towata
Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5
Distribusi Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Towata Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar
No Jenis KelaminJumlah
N %1 Laki-laki 18 54,552 Perempuan 15 45,45
Total 33 100Sumber: Data primer 2010
22
Pada tabel 5 distribusi hipertensi yang berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan lebih dari setengah total responden laki-laki yaitu sebanyak 18
orang (54,55%).
3. Distribusi Obesitas
Distribusi hipertensi berdasarkan obesitas di Puskesmas Towata Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 6Distribusi Hipertensi Berdasarkan Obesitas
Di Puskesmas Towata Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar
No ObesitasJumlah
N %1 Ada 14 42,422 Tidak 19 57,58
Total 33 100Sumber: Data primer 2010
Pada tabel 6 distribusi Hipertensi yang berdasarkan obesitas menunjukkan
lebih dari setengah total responden yang tidak obesitas yaitu sebanyak 19
orang (57,58%).
4. Distibusi merokok
Distribusi hipertensi berdasarkan merokok di Towata Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
23
Tabel 7Distribusi Hipertensi Berdasarkan Merokok
Di Puskesmas Towata Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar
No MerokokJumlah
N %1 Pernah 17 51,522 Tidak Pernah 16 48,48
Total 33 100Sumber: Data primer 2010
Pada tabel 7 distribusi Hipertensi yang berdasarkan merokok menunjukkan
lebih dari setengah total responden yang merokok yaitu sebanyak 17 orang
(51,52%).
24
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini berjudul “Gambaran Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Towata Kec.Polobangkeng Utara Kab. Takalar”. Bertempat di Puskesmas
Towata yang berada di wilayah Kecamatan Polobangkeng Utara, Kabupaten Takalar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan design
penelitian Cross Sectional. Data yang diambil merupakan data primer dan sekunder
yang berasal dari wawancara serta laporan tahunan puskesmas towata . Subjek
penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat di Puskesmas Aeng
Towa april 2010 sebanyak 33 sampel.
Dalam proses pengumpulan data penulis memiliki beberapa hambatan.
Puskesmas Towata merupakan puskesmas yang tergolong masih baru dan sedang
dalam perbaikan, sehingga data - data yang ada pada puskesmas tidak lengkap dan
tidak tersusun dengan baik.
Berdasarkan umur, pada penderita didapatkan lebih banyak diatas umur 60
tahun yaitu sebanyak 19 orang (57,58 %). Berbagai perubahan fisiologik berlaku
seiring dengan peningkatan usia. Pada Usia diatas 50 tahun ini mengalami kelainan
hemodinamik yang utama adalah vasokonstriksi pada arteriole.. Kelainan
hemodinamik yang berlaku pada kondisi ini adalah penurunan disentibilitas arteri-
arteri besar. (4)
25
Pada kriteria jenis kelamin didapatkan dominasi penderita laki-laki dibanding
perempuan,yaitu sebanyak 18 0rang (54,55%).
Namun prevalensi hipertensi dibawah umur 50 tahun pada perempuan
disbanding dengan laki-laki menunjukkan possibilitas terdapatnya kaitan dengan efek
protektif estrogen. Setelah menopause, prevalensi hipertensi meningkat dengan cepat
pada perempuan.(4)
Berdasarkan kriteria obesitas, terdapat 14 orang (42,42%) sedangkan yang
tidak obesitas sebanyak 19 orang (57,58%). Ini dikarenakan masih banyak Kriteria
mayor atau etiologi dari hipertensi yang lebih berpengaruh .
Hipertensi karena obesitas sering dianggap sebagai salah satu bentuk khusus
hipertensi, tetapi berdasarkan kebanyakan bukti mengindikasikan bahwa kelebihan
berat badan merupakan penyebab terbesar terjadinya hipertensi esensial pada
manusia. Obesitas menyebabkan perubahan hemodinamika dan sistem
kardiovaskular pada tubuh manusia. Penambahan berat badan yang cepat
meningkatkan aliran darah regional, kadar curah jantung, dan denyut jantung
berdasarkan studi eksperimental pada hewan dan manusia. Individu yang mengalami
obesitas secara umum mengalami hipertensi karena resistensi insulin dan
hiperlipidemia hasil dari peningkatan massa lemak. (12)
Berdasarkan kriteria merokok didapatkan sebanyak 17 orang (51,52%)
dengan kebiasaan merokok.
26
Konsumsi nikotin, suatu bahan kimia yang terdapat didalam rokok dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menurunkan oksigen ke jantung,
meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, meningkatkan pembekuan darah
dan merusak sel-sel pada pembuluh darah. (10,13)
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Towata Kec.
Polobangkeng Utara Kab.Takalar dari tanggal 05 April sampai dengan 25 April 2010
dapat disimpulkan bahwa :
1. Distribusi penyebaran Hipertensi lebih dominan pada desa towata
sebanyak 11 orang (33,33%).
2. Gambaran faktor resiko hipertensi sesuai umur di Puskesmas Towata
yang lebih dominan adalah umur 60 tahun ke-atas sebanyak 19 orang
(57,58%).
3. Gambaran faktor resiko hipertensi menurut jenis kelamin di
Puskesmas Towata yang lebih dominan adalah laki-laki sebanyak 18 orang
(54,55%).
4. Gambaran faktor resiko hipertensi menurut obesitas di Puskesmas
Towata yang lebih dominan adalah yang tidak obesitas sebanyak 19 orang
(57,58%).
5. Gambaran faktor resiko hipertensi menurut kebiasaan merokok di
Puskesmas Towata yang lebih dominan adalah yang pernah merokok
sebanyak 17 orang (51,52%).
28
VI.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Agar pihak Instansi Puskesmas Towata Kecamatan Polongbangkeng
Utara Kabupaten Takalar lebih memperhatikan kesehatan masyarakat yang
dikategorikan 50 tahun ke-atas dan memperhatikan faktor stres yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Umur, jenis kelamin dan genetik tidak
dapat di intervensi karena itu diharapkan adanya adaptasi terhadap stres
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.
2. Demi meningkatkan keilmuan dan mutu penatalaksanaan kesehatan
yang diberikan, diharapkan memperhatikan pengembangan informasi
khususnya tentang faktor-faktor yang erat hubungannya terhadap terjadinya
hipertensi. Sehingga baik masyarakat dan stakeholeder kesehatan, yaitu
Dokter maupun Perawat sebagai pemberi pelayanan, kesemuanya mendapat
kepuasaan masing-masing.
3. Melihat masih tingginya kasus hipertensi di Puskesmas Towata
Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilakukan
29
penelitian ulang bagi peneliti yang berminat sehingga dapat menurunkan
morbilitas hipertensi.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Hipertensi Faktor Resiko Utama Penyakit KardiovaskulerAvailable at (http://dinkesbanggai.wordpress.com/2009/03/10/hipertensi-faktor-resiko-utama-penyakit-kardiovaskuler/)
2. Mukhtar, D. September – Desember 2007. Faktor Risiko Penyakit Degeneratif Pada Usia Lanjut Sedenter : Studi Kasus Pada Perempuan Usia Lanjut di Panti Wreda Khusnul Khotimah, Tangerang.jurnal kedokteran YARSI. 15 (3): 161 – 170.
3. Laporan Puskesmas Towata Kecamatan Pol-Ut Kabupaten Takalar (2009). Tidak diterbitkan.
4. Informasi Produk Terapetik. 2008, 2 November. Hipertensi. hlm. 3 – 10.
5. pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi (direktorat bina farmasi komunitas dan klinik ditjen bina kefarmasian dan alat kesehatan).Jakarta.2006
6. Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com
7. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.
8. Armilawaty, Amalia H., Amiruddin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi. New Paradigm Public Health. Posted 08 Dec 2007.
. Available at : http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hipertensi-dan- faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/
9. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.
10. Dominguez, J., Tobacco Smoking. dr. Dominguez website. . Available at : http://www.religion-cults.com/deliverance/smoking.htm
11. Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sulsel yang Dominan : Hipertensi, Kecelakaan, Asma dan DM Available at http://dinkes-sulsel.go.id//view.php?id=600
31
12. Goldman, Ausiello. Cecil’s Textbook of Medicine, 22nd edition. . Philadelphia:Lipincot Wiliams & Wilkins; 2002.
13. Semijurnal Farmasi & Kedokteran Etichal digest. 2009, Juni. Waspadai Dampak Hipertensi. hlm. 20 – 30.
32