w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
ISSN
021
5-2
916
EDISI 216 . OKTOBER 2017
SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA?
EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN
TOLERANSI MELAWAN RADIKALISME
HASIL NYATA DARIKERJA INTEGRITAS
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
3
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan perguruan
tinggi negeri tertua di Aceh yang dijuluki Jantung Hati
Rakyat Aceh. Pada tanggal 2 September 2017 lalu, Unsyiah
genap berusia 56 tahun. Berbagai perhelatan digelar untuk
memeriahkan milad perguruan tinggi ini, seperti fun bike,
jalan santai, gotong royong di makam Syiah Kuala, Bakti Sosial
Terintegrasi II di Kabupaten Pidie Jaya, dan beberapa kegiatan
pengabdian lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas
akademika Unsyiah yang melibatkan masyarakat sekitar.
Selain itu, banyak kegiatan berskala nasional dan internasional
turut memeriahkan perayaan milad Unsyiah tahun ini,
seperti International Food Festival II, The 12th CRISU-
CUPT Cenference 2017, dan The 7th Annual International
Conference. Beragam kegiatan ini bermakna jika perayaan
milad Unsyiah tidak hanya euforia kesenangan semata. Tetapi,
juga mengedepankan pelaksanaan tri dharma perguruan
tinggi yang menjadi core base lembaga ini.
Lalu bagaimana proses awal semua kegiatan ini berlangsung?
Tanpa kita sadari kemajuan Unsyiah dalam melaksanakan
kegiatan ini semakin kuat setelah institusi ini memperoleh
akreditasi A dari BAN-PT pada tahun 2015. Pencapaian
ini telah membawa kampus Unsyiah kepada pengelolaan
yang semakin baik dari hari ke hari. Ini dimulai dari sistem
perencanaan, tata kelola, sarana dan prasarana akademik,
kualitas kegiatan mahasiswa yang meningkat, serta
perkembangan dan peningkatan jumlah program studi.
Bukti nyata prestasi Unsyiah bukan hanya berdengung di
lingkungan kampus semata, tetapi juga terdengar hingga ke
tingkat nasional dan internasional. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya studi banding atau benchmarking ke Unsyiah dari
perguruan tinggi dan instansi dalam maupun luar negeri.
Bahkan, tidak sedikit di antaranya bersedia menjalin kerja
sama dengan Unsyiah.
Kepercayaan pihak luar terhadap Unsyiah semakin meningkat
dari hari ke hari. Banyak kegiatan bertaraf nasional dan
internasional digelar di kampus ini dan mempercayakan
Unsyiah sebagai penyelenggaranya. Bukan hanya sukses
sebagai tuan rumah yang baik, beberapa civitas akademika
Unsyiah juga kerap diundang sebagai pembicara di forum-
forum internasional. Ini membuktikan Unsyiah semakin dikenal
oleh masyarakat dunia. Semoga ini menjadi gerbang awal
untuk menuju world class university.
Dari sisi inovasi, Unsyiah juga tidak dapat dipandang sebelah
mata oleh perguruan tinggi lain. Walau belum bisa berbicara
banyak di kancah nasional, tetapi manfaat hasil riset yang
dihasilkan para tenaga pendidik (dosen) Unsyiah patut
diacungi jempol. Sebab telah memenuhi sebagian kearifan
masyarakat lokal di Aceh. Kondisi ini tentu tidak terlepas dari
dukungan anggaran yang terus meningkat untuk bidang
penelitian. Semoga langkah ini dapat menjadikan Unsyiah
sebagai perguruan tinggi berbasis riset. (Redaksi)
Melihat Unsyiahdi Usia 56 Tahun
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
5
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)
Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.ECut Dini Syahrani, S.Si | Uswatun Nisa, S.I.Kom.,M.ASyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom
WARTA UNSYIAHEDISI 215 . SEPTEMBER 2017
ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN
DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA
REDAKSI WARTA UNSYIAH
[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)
WARTAHasil Nyata dari Kerja Integritas
POLEMPerlee keu hase, kerja beusunggoh. Kana hek, pasti na hak
SAG
OE
PO
LEM
IFTITAH 3MELIHAT UNSYIAHDI USIA 56 TAHUN
EDUKASI 6-7GENCAR MEMPUBLIKASI JURNAL INTERNASIONAL
MAHASISWA 8-9OTSUKARESAMA DESU, JEPANG!
FOKUS 10-15HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITASMENJADI PELOPOR PENDIDIKAN BERINTEGRITAS
PROFIL 16-17NAZAR SHAH ALAMMENYELAMATKAN MUSIK ACEH
PENGABDIAN 18-19TERDIDIK UNTUK MENDIDIK
RELIGIA 26-27TOLERANSI MELAWAN RADIKALISME
PERSPEKTIF 28-29SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA?
RISET 30-31HARMONI SMONG LINTAS ABAD
KREATIF 32-33KUPU-KUPU
FAKULTAS 38-39EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN
ENGLISH 40-41UNSYIAH LIBRARY, FOR WHOM?
ASPIRASI 46-47APA HARAPANMU KEPADA UNSYIAH DI USIA KE-56 TAHUN?
8
4 DAFTAR ISIREDAKSI
40
16
6 7
Gencar Mempublikasi Jurnal Internasional
scopus internasional,” pungkas dosen
prodi Ekonomi Islam itu.
Sementara itu dalam sambutannya,
Wakil Rektor Unsyiah Bidang Akademik,
Dr. Hizir, mengatakan peserta yang
mengikuti Training of Scientific Writing
merupakan perwakilan fakultas yang
memiliki latar belakang keilmuan yang
berbeda. Menurutnya Unsyiah sangat
membutuhkan cabang ilmu berbeda
demi keberagaman ilmu.
“Terlebih lagi saat ini Unsyiah
mengharuskan setiap program studi
mengelola satu jurnal minimal level Open
Journal System (OJS),” ujar Hizir.
Hizir menyebutkan saat ini Unsyiah telah
memiliki sepuluh jurnal yang telah Open
Access Jurnal (OAJ). Setelah di-OAJ,
barulah jurnal tersebut terakreditasi
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
“Maka dalam Training of Scientific
Writing ini turut disertakan materi trik
tembus publikasi jurnal internasional.
Sebab setelah kita kirim dibaca dulu oleh
Chief Editor, baru kemudian di-review,”
ujarnya.
Hizir juga mengajak peserta agar
memiliki akun Google Schoolars supaya
terhubung langsung dengan Science
and Technology Index (SINTA) di bawah
naungan Kemristekdikti untuk skala
publikasi jurnal nasional. Terlebih
lagi ke depannya Sistem Informasi
Pengembangan Karier Dosen (SIPKD)
akan terhubung dengan SINTA.
Sekadar informasi, saat ini Unsyiah
telah memiliki 1.504 tenaga pengajar
dengan beragam bidang keilmuan.
Dari jumlah tersebut, 480 orang telah
Shabri menambahkan kegiatan ini
pertama kali diadakan pada tahun
2016 dengan menghadirkan pemateri
dari Australia. Sementara di tahun ini,
panitia menghadirkan dua pemateri dari
University Malaysia Pahang yang telah
berpengalaman terkait indeks scopus
internasional. Mereka adalah Prof. Noor,
M.M yang merupakan Chief Editor
International Journal of Automotive and
Mechanical Enginering dan Dr. Kumaran
Kadirgama, C.Eng. (UK).
“Hadirnya Chief Editor untuk
memudahkan jurnal dosen Unsyiah
dilirik reviewer. Kita ingin dosen
Unsyiah menulis artikel dengan
baik yang targetnya mencapai
menyelesaikan pendidikan S3 di dalam
dan luar negeri. Sementara 1.001 orang
telah menyelesaikan pendidikan magister.
Sebanyak 201 orang tenaga pengajar
sedang melanjutkan pendidikan mereka
di dalam dan luar negeri. Selain itu,
terdapat sebanyak 159 dosen kontrak
non-PNS di Unsyiah. Dalam tahun ini,
jumlah tenaga pengajar bergelar doktor
telah bertambah sebanyak 57 orang.
Secara umum, semangat meneliti dan
mempublikasikan hasil penelitian semakin
tumbuh di kalangan civitas Unsyiah. Tahun
ini, sebanyak 414 proposal penelitian
masuk ke Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).
Di antara jumlah tersebut, 187 proposal
penelitian berhasil didanai. Hingga saat
ini, tercatat sebanyak 6.956 artikel ilmiah
telah berhasil dipublikasi. (mr)
EDUKASIEDUKASI
Dilansir dari Webometrics, Unsyiah
menduduki peringkat ke-11
sebagai kampus yang memiliki
publikasi jurnal internasional tertinggi
tingkat nasional. Sementara berdasarkan
versi Scimago, Unsyiah menduduki
peringkat ke-4 nasional. Prestasi ini
menghantarkan Unsyiah sejajar dengan
kampus besar dan ternama di Indonesia,
seperti Universitas Indonesia dan
Universitas Gadjah Mada.
Sadar akan capaian ini, Unsyiah melatih
para dosen untuk semakin gencar
mempublikasi jurnal internasionalnya.
Cara ini dapat membantu Unsyiah
dikenal lebih luas oleh masyarakat dunia.
Ini dibuktikan dengan diselenggaranya
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
Training of Scientific Writing di ruang
seminar Perpustakaan Unsyiah pada
tanggal 9-10 Oktober. Kegiatan yang
diikuti 23 dosen Unsyiah ini merupakan
agenda tahunan dari Proyek 7 in 1
Unsyiah. Tujuannya untuk memberikan
pelatihan lebih khusus kepada dosen
yang berminat tembus publikasi jurnal
internasional terindeks scopus.
“Proyek 7 in 1 Unsyiah tidak hanya
fokus pembangunan fisik, seperti
pembangunan fakultas FMIPA, FKH, dan
FKP. Tapi juga fokus membangun sumber
daya manusia, terutama di bidang
penelitian dan publikasi ilmiah,” ucap
Ketua Panitia, Dr. M. Shabri Abd. Majid,
M.Ec.
Terlebih lagi saat ini Unsyiah mengharuskan setiap program studi mengelola satu jurnal minimal level Open Journal System (OJS).
“
8
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
MAHASISWA
yang tepat dan tingkat kejahatan yang rendah. Jepang adalah negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. Di sini saya melihat banyak koban (pos polisi) yang bertebaran di sudut-sudut kota. Mereka rutin melakukan patroli. Pernah suatu hari saya kehilangan handphone dan esok harinya melapor ke pos polisi terdekat. Setelah beberapa lama di cek ternyata handphone saya ada di pos polisi lain. Ada seseorang yang membawanya ke tempat tersebut. Pengalaman sama juga pernah dialami oleh teman saya yang kehilangan barang dan dapat ditemukan kembali. Sungguh ini merupakan hal yang mengagumkan.
Setahun di Jepang adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi. Ada banyak hal baru yang saya temukan dan rasakan. Mulai dari bertemu dengan teman dari berbagai belahan dunia, memperkenalkan tari Aceh di Jepang, dipercaya menjadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)
di Fukui, bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang melakukan research di Jepang, berdiskusi, melakukan arubaito (kerja paruh waktu), hingga menaiki gunung tertinggi di Jepang, Gunung Fuji.
Walau demikian, Jepang tidak seluruhnya sempurna. Ada beberapa hal yang menurut saya sangat aneh. Di tengah tingkat kriminalitas rendah, kasus pencurian sepeda dan payung sering terjadi. Saya juga kurang paham kenapa hal ini bisa terjadi. Selain itu, biaya hidup di Jepang tinggi sekali. Bahkan, teman saya yang orang Jepang juga mengeluhkan hal tersebut. Bayangkan harga sebotol air mineral bisa tiga kali dari harga di Indonesia. Ini juga berlaku dengan barang-barang lainnya. Terlepas dari itu semua, Jepang telah melakukan hal fantastis dalam banyak hal. Ada banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari negara ini. Otsukaresama desu, Jepang! (un)
Otsukaresama Desu, Jepang!
9MAHASISWA
Banyak hal yang membuat saya kagum selama di Jepang. Salah satunya saat saya melihat murid sekolah dasar yang berjalan kaki ke sekolah setiap hari tanpa ditemani orang tua.
“
Otsukaresama desu kata yang selalu terdengar di Jepang. Kata ini diucapkan
saat menyelesaikan aktifitas bersama-sama, seperti berakhirnya proses belajar mengajar di kelas. Biasanya sensei akan mengucapkan kata tersebut dan murid akan membalasnya dengan arigatou gozaimashita yang artinya terima kasih. Otsukaresama desu artinya kerja bagus atau dapat diartikan terima kasih atas kerja kerasnya. Kata ini merupakan bentuk apresiasi atas aktifitas yang dilakukan. Ini merupakan salah satu budaya Jepang yang menurut saya patut
gakko (sekolah). Hal menarik lainnya adalah para orang tua murid tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah, tetapi pendaftaran dilakukan di balai kota setempat. Kemudian murid-murid tersebut ditempatkan di sekolah yang jaraknya dekat dari rumah sehingga dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Hal-hal mengagumkan ini tentu saja tidak terjadi begitu saja. Hal tersebut didukung dengan sistem
MUHAMMAD MUFTI
MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNSYIAH, PESERTA PROGRAM
PERTUKARAN PELAJAR KE JEPANGdiacungi jempol. Budaya yang saling menghargai antar sesama.
Sejak September 2016, saya telah menginjakkan kaki di Jepang mengikuti University of Fukui Students Exchange Program (UFSEP) sebuah program pertukaran pelajar antar Unsyiah dengan Universitas Fukui, Jepang. Program ini sudah berjalan lumayan lama. Setiap tahunnya, Unsyiah selalu mengirim mahasiswa untuk program ini. Di tahun 2016, saya dan teman saya, Putra Bahagia, dari Fakultas Pertanian Unsyiah terpilih mengikuti program UFSEP.
Banyak hal yang membuat saya kagum selama di Jepang. Salah satunya saat saya melihat murid sekolah dasar yang berjalan kaki ke sekolah setiap hari tanpa ditemani orang tua. Saya melihat mereka bergerombolan berangkat ke sekolah dengan membawa randoseru (tas sekolah). Terkadang mereka juga membawa beberapa tas lain untuk keperluan sekolahnya.
Di Jepang, murid sekolah dasar dan sekolah menengah pertama wajib berjalan kaki. Siswa sekolah menengah atas juga hanya diperbolehkan membawa sepeda ke
10
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
11
Hasil Nyatadari Kerja Integritas
12
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
13FOKUSFOKUS
Peringatan milad Unsyiah ke-56
tahun ini menghadirkan Kepala
Staf TNI Angkatan Laut periode
2012-2015, Laksamana TNI (Purn) Dr.
Marsetio, M.M, sebagai Dies Reader.
Jenderal Bintang Empat tersebut
menyampaikan orasi ilmiahnya dengan
tema Kedaulatan Maritim di Serambi
Mekkah: Prespektif Budaya dan
Pariwisata.
Sebelum memulai orasi, Marsetio
menyampaikan apresiasinya atas
serangkaian prestasi Unsyiah selama
ini. Ia kagum dengan pencapaian
Unsyiah yang melaju cepat dalam
Scopus juga cukup mengagumkan.
Unsyiah berhasil menduduki peringkat
ke-16 secara nasional dengan jumlah
946 judul artikel.
Bahkan, menurut data yang dirilis
Webometrics, kampus Jantoeng Hatee
Rakyat Aceh ini merupakan perguruan
tinggi terbaik kelima secara nasional
untuk publikasi ilmiah internasional
bereputasi yang disitasi oleh para
ilmuwan dunia. Unsyiah bersaing
bersama empat perguruan tinggi
nasional yang berada di atasnya yaitu
Institut Teknologi Bandung, Universitas
Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor,
dan Universitas Indonesia.
“Secara umum, pencapaian Unsyiah
di akhir periode master plan ini cukup
memuaskan. Bahkan, beberapa di
antaranya melebihi target pencapaian
milestone yang ditargetkan,” kata
Rektor.
beberapa tahun belakangan. Hal
ini pula yang membuat Marsetio
memendam cita-cita untuk hadir di
kampus ini.
“Saya sebenarnya sudah lama ingin
hadir di Unsyiah, bahkan ketika masih
sebagai KSAL. Tapi kesempatan itu
baru datang sekarang,” ujarnya.
Kekaguman Marsetio terhadap Unsyiah
bukan tanpa alasan. Di usianya yang
lebih setengah abad, capaian prestasi
Unsyiah memang telah melampaui
target. Satu di antaranya adalah
prestasi publikasi ilmiah.
Meski beberapa target telah dicapai,
namun Rektor kembali menegaskan
kepada civitas akademika Unsyiah
untuk tidak cepat berpuas diri. Sebab
kampus ini masih memiliki peluang
dan kesempatan yang sangat terbuka
untuk terus berkembang di masa
depan.
“Meski secara institusi kita sedang
berada di jalur yang tepat untuk
program pengembangan mutu
berkelanjutan, namun komitmen
kita untuk terus perbaikan dan
penyempurnaan di segala bidang
masih sangat diperlukan,” harap
Rektor.
Peluang-peluang besar inilah yang
menurut Rektor harus menjadi
perhatian Unsyiah. Apalagi dalam
waktu dekat Unsyiah akan meraih
status Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PK-BLU). Keleluasaan
pengelolaan anggaran setelah PK-BLU
ini akan semakin mengoptimalkan
pendapatan institusi dan meningkatkan
kesejahteraan civitas akademika
Unsyiah.
“Proses pengusulan dan negosiasi
masih sedang berlangsung dan insya
Allah dalam tahun ini status PK-BLU
akan kita peroleh,” tekad Rektor.
Pencapaian demi pencapaian yang
diraih Unsyiah sejak tahun 2012 telah
menempatkan kampus ini dalam
beberapa hal sejajar dengan institusi
pendidikan ternama lainnya di Indonesia.
Oleh sebab itu, menurut Rektor,
momentum milad Unsyiah tahun ini akan
menjadi titik krusial untuk mengevaluasi
kiprah Unsyiah selama setahun belakang
dalam upaya menjalankan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Semangat kejujuran,
keikhlasan, dan kebersamaan yang
selama ini telah menjadi jati diri Unsyiah
harus semakin ditingkatkan. Sebab
semua pencapaian Unsyiah selama ini
adalah hasil nyata dari realisasi nilai-nilai
integritas tersebut. (ib)Seperti yang diungkapkan Rektor
Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal
M.Eng, hingga tahun ini Unsyiah telah
berhasil mempublikasikan sebanyak
6.956 judul artikel ilmiah dalam
berbagai bentuk publikasi. Sebanyak
4.054 judul di antaranya telah dimuat
dalam berbagai jurnal dan 1.878 judul
dalam berbagai prosiding.
“Selain itu, sebanyak 291 buku serta
26 paten telah dihasilkan oleh ilmuwan
Unsyiah hingga saat ini,” ungkap Rektor.
Hasil penelitian Unsyiah yang telah
dipublikasikan pada jurnal berindeks
Secara umum, pencapaian Unsyiah di akhir periode master plan ini cukup memuaskan. Bahkan, beberapa di antaranya melebihi target pencapaian milestone yang ditargetkan.
“
14 15
membina dua perguruan tinggi swasta di
Aceh yaitu Universitas Jabal Ghafur dan
Universitas Serambi Mekkah.
“Terkait hal itu, saya selalu
menyampaikan bahwa selain metoda dan
strategi yang kita susun secara sistematis,
kita juga menanamkan semangat
kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan
ke dalam setiap individu di institusi ini,”
jelas Rektor.
Semangat inilah yang selalu dijaga
Unsyiah sehingga dengan nilai-nilai
integritas tersebut kampus ini menjadi
pusat perhatian. Serangkaian kerja
“Salah satu sisi yang masih kita perkuat
adalah bidang kerja sama,” tegas Rektor.
Tahun ini, Unsyiah telah menandatangani
kerja sama sebanyak 175 MoU. Di
antaranya terdapat 93 MoU dengan
instansi internasional yang dilakukan oleh
lembaga perguruan tinggi. Selain itu,
sebanyak 18 negara juga telah memiliki
MoU dengan Unsyiah termasuk dengan
negara-negara maju seperti Amerika,
Jerman, Jepang dan Australia.
“Baru-baru ini kita bahkan
menandatangangi MoU dengan Timor
Leste,” ungkap Rektor.
FOKUSFOKUS
Menjadi Pelopor Pendidikan Berintegritas
intelektual kelas dunia. Ini sesuai dengan
misi Aceh Caroeng,” ujar Irwandi.
Sejauh ini prestasi Unsyiah memang
telah menjadi daya tarik tersendiri dalam
dunia pendidikan Indonesia. Seperti
lompatan nilai akreditasi Unsyiah dari
C ke A. Prestasi ini ternyata menjadi
pertimbangan Kemenristekdikti untuk
merekomendasikan kepada universitas
lain di Indonesia agar belajar akreditasi ke
Unsyiah.
“Pencapaian ini telah mengundang
18 universitas dari luar Aceh untuk
mempelajari cara, metoda, dan semangat
Ada kejadian menarik saat Rapat
Senat Terbuka memperingati
milad Universitas Syiah Kuala
ke-56 tahun beberapa waktu lalu. Ketika
anggota senat Unsyiah memasuki gedung
AAC Dayan Dawood dan duduk di
kursinya masing-masing, seketika itu pula
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, bangkit
dari tempat duduk dan menyalami satu
per satu anggota senat. Spontan seisi
ruangan AAC Dayan Dawood bertepuk
tangan melihat pemimpin Aceh tersebut.
Momen singkat tersebut memberi warna
lain pada Rapat Senat Terbuka Unsyiah
yang biasanya berlangsung formal.
Hari itu adalah kali pertama Irwandi
hadir di Unsyiah setelah dilantik
menjadi Gubernur Aceh untuk kedua
kalinya. Dalam sambutannya, gubernur
yang pernah menjadi dosen Unsyiah
ini mengatakan jika Pemerintah
Aceh sangat mengapresiasi segenap
pencapaian Unsyiah selama ini. Salah
satu prestasi yang cukup mencuri
perhatian Irwandi adalah keberhasilan
EDISI 216 . OKTOBER 2017
Pencapaian ini telah mengundang 18 universitas dari luar Aceh untuk mempelajari cara, metoda, dan semangat Unsyiah dalam mencapai lompatan nilai yang belum pernah terjadi di Indonesia ini.
“Unsyiah meraih akreditasi A. Menurut
Irwandi, hal ini menunjukkan bahwa
para sarjana Unsyiah adalah lulusan
yang bermutu. Prestasi ini pun menjadi
sebuah kebanggaan kolektif masyarakat
Aceh. Ia berharap Unsyiah dapat
menjadi pelopor pendidikan yang
berintegritas.
“Mudah-mudahan prestasi ini dapat
mendorong Unsyiah menjadi pelopor
dalam melahirkan generasi Aceh yang
berintegritas, bertakwa, serta memiliki
EDISI 216 . OKTOBER 2017
Unsyiah dalam mencapai lompatan nilai
yang belum pernah terjadi di Indonesia
ini,” kata Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir.
Samsul Rizal, M.Eng.
Selain itu, Unsyiah bersama 26 Perguruan
Tinggi terkemuka di Indonesia ditunjuk
Kemenristekdikti melalui Dirjen Belmawa
sebagai Perguruan Tinggi Asuh untuk
sama antara Unsyiah dengan berbagai
pihak adalah buktinya. Segenap
pencapaian dan kualitas yang Unsyiah
miliki membuat mitra Unsyiah yakin
untuk menjalin kerja sama. Maka,
Unsyiah pun tidak ingin mengecewakan
mitra kerjanya. Hal inilah yang selalu
menjadi komitmen Rektor dalam setiap
penandatanganan MoU.
Perjanjian kerja sama ini adalah wujud
kepercayaan berbagai pihak terhadap
Unsyiah. Kepercayaan ini pun tidak lahir
sendiri. Ada kerja keras serta komitmen
untuk menjadi universitas seperti
Gubernur Aceh harapkan, menjadi
pelopor pendidikan yang berintegritas.
(ib)
PROFIL16 17PROFIL PROFIL
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017
ama Nazar Shah Alam kian dikenal setelah grup musiknya, Apache 13, berhasil menarik perhatian publik.
Bahkan, saat Warta Unsyiah hendak mewawancarainya, Nazar sedang bersiap-siap menuju Lhokseumawe untuk roadshow.
Rambutnya gondrong serta berpenampilan energik di atas panggung telah menjadi ciri khas lelaki kelahiran Kuta Bak Drien, 5 September 1989 ini.
Suara Nazar pun telah begitu familiar di kalangan Apachian, sebutan untuk penggemarnya Apache 13.
Meski pendatang baru, namun grup musik ini tergolong cepat mencuri hati masyarakat Aceh. Memang tidak seperti lagu Aceh pada umumnya, Apache 13 tampil dengan nafas baru. Orisiniltas menjadi nadi grup musik ini. Bahkan, Apache punya aturan sendiri dalam membuat lagu. Setiap personilnya dilarang keras mengutip nada, bahkan
menjadikan lagu orang lain sebagai sumber inspirasinya.
“Kami percaya bahwa kita diberikan akal untuk berfikir. Diberikan imajinasi untuk menggali. Nah, ketika enggak mau menggunakan imajinasi dan akal, itu sama saja kita tidak tahu malu sama yang telah memberikan akal itu,” ungkapnya.
Hal ini diungkapkan Nazar karena kegelisahannya dengan musik Aceh. Plagiasi seakan menjadi hal biasa yang
seolah tidak ada lagi penghargaan terhadap kreativitas. Selain itu, Nazar juga gelisah menyaksikan lirik-lirik lagu yang merusak tatanan bahasa Aceh.
“Jujur saja, saya pribadi sebagai alumni bahasa Indonesia, saya pelajari bahasa Aceh. Salah satu kepunahan bahasa adalah akibat bercampur-baurnya bahasa itu,” katanya.
Setelah terjun ke dunia musik, mata Nazar kian nanar menyaksikan mirisnya kondisi musik Aceh.
“Dunia industri musik di Aceh itu kejam betul. Dalam artian ada banyak pembajakan. Kita baru tahu bahwa yang original itu enggak begitu penting,” lirihnya.
Oleh sebab itu, menurut Nazar, Apache 13 lahir karena membawa mimpi besar yaitu menyelamatkan musik Aceh. Nama Apache yang merupakan nama suku Indian di Amerika, sengaja mereka pilih karena suku ini memiliki semangat perlawanan yang sama dengan mereka.
“Kita lihat Apache itu suku yang cukup berani melawan negara. Ketika mereka memutuskan untuk melawan, mereka enggak pikir musuhnya siapa. Mereka tetap serang!” ungkap Nazar.
Darah seni Nazar mengalir dari Umminya, Armiji AR, yang merupakan seorang syech pembaca hikayat serta qariah. Bagi Nazar, Ummi lebih dari sekadar orang tua. Beliaulah yang menjadi inspirasi semangat hidupnya.
“Ummi sosok yang paling kuat dan dia enggak pernah menyerah dengan hidupnya,” cerita Nazar.
Jika sedang tidak bersemangat, Nazar langsung menghubungi Umminya. Baginya, mendengar suara canda Ummi sudah cukup membangkitkan semangat hidupnya lagi. Padahal dalam mendidik, Ummi tergolong keras apalagi urusan agama. Nazar ingat, dirinya hampir dibantai Ummi karena enggan pergi mengaji.
“Jadi Ummi itu enggak ada manja-manjain anaknya. Enggak ada itu raya-rayain selamat ulang tahun,” ucapnya sambil tertawa.
Sebelum terjun ke dunia musik, Nazar terlebih dahulu dikenal sebagai penulis, penyair, serta pembaca hikayat. Berangkat dari rasa penasaran, Nazar serius menekuni semua kreativitas itu. Menariknya, semua kreativitas yang Nazar tekuni selalu membuahkan hasil. Sebab Nazar menyakini, bahwa tidak ada orang yang dilahirkan karena bakat. Orang dilahirkan karena dibentuk, berkemauan keras, rajin serta siap untuk berproses.
“Setiap kreativitas yang saya masuki, maunya jadi hasil. Saya enggak main-main. Kalau menulis saya serius. Baca hikayat saya serius. Jadi enggak ada ini hanya sebatas memuaskan keinginan saja,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, meskipun Nazar tahu beratnya industri musik di Aceh. Namun, ia tetap yakin untuk mendedikasikan hidupnya pada jalan ini. Terlebih lagi ia berhasrat mengubah wajah musik Aceh selama ini agar lebih bermartabat.
“Ketika berpikir untuk menyelamatkan, kita tidak pernah berhenti untuk berkarya,” pungkasnya. (ib)
Menyelamatkan
Musik Aceh
Nazar Shah AlamVokalis Apache 13Alumni Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia,Unsyiah
N
Dunia industri musik di Aceh itu kejam betul. Dalam artian ada banyak pembajakan. Kita baru tahu bahwa yang original itu enggak begitu penting
“
18 PENGABDIAN 19PENGABDIAN
Berbicara soal pendidikan berarti
kita sedang berbicara tentang
merajut masa depan. Sejak
kecil, pendidikan sudah menjadi hal
yang sangat berharga bagi saya.
Berbagai perjuangan sudah saya lalui
demi memperoleh pendidikan yang
lebih baik. Perjuangan dimulai setelah
menamatkan sekolah dasar di kampung.
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 215 . SEPTEMBER 2017
Terdidik untuk Mendidik
bahwa organisasi bukanlah pelengkap
bagi mahasiswa, tetapi bagian tak
terpisahkan dalam pengembangan nilai
dan moral seorang mahasiswa.
Kegiatan bakti sosial yang pertama saya
lakukan adalah bakti sosial di Kampung
Pulo, Kemukiman Lamteuba, Kabupaten
Aceh Besar. Kampung yang terletak
tepat di kaki Gunung Seulawah Agam
ini dikaruniai tanah yang subur sehingga
mayoritas penduduknya bekerja sebagai
petani. Di awal survei, kami menemukan
tingkat kesadaran masyarakat terhadap
pendidikan di kampung ini masih sangat
rendah. Sebagian besar orang tua masih
memiliki persepsi bahwa anaknya lebih
baik bekerja di kebun daripada sekolah.
Sekolah dianggap tidak memberikan
modal apapun sehingga banyak dari
anak-anak mereka hanya mengenyam
pendidikan di tingkat sekolah dasar dan
menengah.
Keadaan inilah yang menjadi tantangan
bagi saya dan teman-teman untuk
mengubah cara pandang masyarakat
Kampung Pulo terhadap pendidikan.
Kegiatan bakti sosial yang berlangsung
tujuh hari ini kami manfaatkan untuk
bersosialisasi dan menyadarkan
masyarakat tentang pentingnya
pendidikan. Ini memberikan manfaat
nyata bagi masyarakat di sana. Terbukti
saat ini murid di Kampung Pulo telah
melanjutkan pendidikan di berbagai
jenjang ilmu, seperti di SMA, SMK,
Pesantren.
Pada tahun 2013, saya juga dipercayakan
menjadi ketua bakti sosial pasca gempa
di Tangse, Kabupaten Pidie. Ada banyak
sekolah dan rumah penduduk yang
mengalami kerusakan ringan maupun
berat. Anak-anak juga mengalami trauma
dan enggan ke sekolah. Keadaan ini
menggerakkan saya dan dan teman-
teman dari Himpunan Mahasiswa Fisika
(HIMAFI) memberikan terapi trauma
healing untuk menghilangkan gangguan
psikologis pasca gempa. Anak-anak
diajak tertawa dan bermain bersama
sehingga melupakan hal-hal yang
mengganggu pikiran mereka.
Tahun 2014, saya kembali terlibat
sebagai relawan bidang pendidikan
ketika banjir bandang di Lhoksukon,
Saat itu, orang tua menawarkan untuk
melanjutkan pendidikan menengah
pertama di ibukota Kabupaten Aceh
Tamiang. Letak kampung yang berjarak
puluhan kilometer dari pusat kabupaten
menjadi salah satu penyebab lemahnya
kualitas pendidikan di daerah saya.
Awalnya saya merasa kesulitan sebab
harus hidup mandiri sebagai anak kos di
usia 12 tahun. Sembari membayangkan
anak-anak lain seusia saya yang masih
memiliki tingkat ketergantungan yang
besar terhadap kedua orang tua mereka.
Namun, saya yakin tidak ada perjuangan
yang sia-sia.
Menjadi mandiri sejak usia muda
membuat saya terbiasa dengan berbagai
Di awal survei, kami menemukan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di kampung ini masih sangat rendah. Sebagian besar orang tua masih memiliki persepsi bahwa anaknya lebih baik bekerja di kebun daripada sekolah.
“
MUHAMMAD ISNAINI MA’ARIF
MAHASISWA MAGISTER PENDIDIKAN IPA, UNSYIAH
kondisi serta selalu berusaha untuk tidak
bergantung kepada siapapun, termasuk
kepada orang tua. Setelah menamatkan
SMP, saya melanjutkan sekolah ke SMA
yang juga tidak dekat dengan kampung
halaman. Kali ini tidak lagi tinggal di
kamar kos karena SMA tempat saya
menimba ilmu memiliki fasilitas asrama.
Tiga tahun kemudian, saya akhirnya
merantau ke ibukota provinsi untuk
melanjutkan pendidikan di Universitas
Jantong Hatee Rakyat Aceh, Universitas
Syiah Kuala.
Sejak awal kuliah, saya sudah tertarik
dengan berbagai organisasi yang
bergerak dalam bidang pendidikan.
Karena ketertarikan tersebut, saya
sering dipercayakan sebagai koordinator
saat diadakan kegiatan di kampus
maupun di luar kampus. Menjadi bagian
dari organisasi memberikan banyak
pengalaman dan ilmu yang tidak
didapatkan di ruang kelas. Saya meyakini
Kabupaten Aceh Utara. Banjir yang
disertai lumpur ini menyebabkan rusaknya
berbagai fasilitas. Bahkan, ada beberapa
rumah yang hanyut dan tidak dapat
dihuni lagi. Setelah banjir surut seluruh
bangunan ditutupi lumpur tebal. Saya
bersama para relawan bergotong royong
membersihkan lumpur tebal yang ada
di sekolah. Diperlukan tenaga ekstra
untuk membersihkan lumpur agar kondisi
sekolah kembali seperti sedia kala.
Kegiatan bakti sosial ini diakhiri dengan
pembagian buku dan alat tulis kepada
siswa korban banjir.
Semangat melaksanakan bakti sosial
seakan terus tumbuh dalam jiwa saya.
Semakin banyak berbakti, semakin
banyak pengalaman berharga yang
bisa saya dapatkan. Saya juga belajar
bagaimana caranya bersyukur setelah
beberapa kali melihat kondisi penduduk
yang kurang beruntung di lokasi bakti
sosial. Tahun 2015 lalu, saya juga
berpartisipasi sebagai relawan bagi
20 PENGABDIAN 21PENGABDIAN
anak-anak pengungsi Rohingya di
Lhokseumawe bersama teman-teman
dari BEM Unsyiah. Anak-anak mengalami
trauma mendalam setelah lari dari negara
mereka di Myanmar. Meski komunikasi
yang terjalin sangat terbatas karena
perbedaan bahasa, namun bakti sosial
tetap berlangsung sesuai harapan. Saat
itu, bakti sosial fokus pada pengendalian
trauma melalui pendekatan psikologis.
Kami juga mengajarkan beberapa
kosakata bahasa Indonesia kepada anak-
anak Rohingya untuk memudahkan
mereka berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar.
Saat ini, saya masih aktif mengajar di
pondok yatim milik Yayasan Pos Keadilan
Peduli Umat (PKPU) Banda Aceh. Seluruh
siswa yang belajar di pondok ini adalah
anak-anak yang berasal dari daerah
tertinggal di Provinsi Aceh. Meski berasal
dari daerah, saya yakin anak-anak di
pondok ini memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan. Mereka belajar
mandiri di usia yang jauh lebih muda dari
saya dulu. Bahkan, sebagian besar siswa
tidak memiliki orang tua (yatim piatu).
Walaupun begitu, semangat mereka
dalam menuntut ilmu masih sangat
tinggi.
Dari serangkaian pengalaman yang sudah
saya lalui, saya percaya bahwa pendidikan
merupakan lingkaran proses abadi yang
tidak ada habisnya. Mereka yang terdidik
memiliki kewajiban untuk mendidik
apapun bidangnya. Melalui pengabdian
dan pendidikan kita disadarkan untuk
selalu bersyukur atas apa yang kita
peroleh saat ini. Terlalu egois jika kita
hanya peduli untuk membahagiakan diri
sendiri tanpa melihat keadaan sekitar.
Mengutip kalimat CEO Facebook, Mark
Zuckerberg, dalam pidatonya di Harvard
beberapa waktu yang lalu, “Menemukan
tujuan hidup Anda saja tidaklah cukup.
Tantangan bagi generasi kita adalah
bagaimana menciptakan dunia dimana
setiap orang memiliki tujuan hidup”. (un)
Mereka yang terdidik memiliki kewajiban untuk mendidik apapun bidangnya. Melalui pengabdian dan pendidikan kita disadarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang kita peroleh saat ini.
“
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 215 . SEPTEMBER 2017
pixabay
22 23GALERIGALERI
Sebanyak 600 peserta ikut memeriahkann Unsyiah Drum Band Competition III (UDBC III). Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian milad Unsyiah ke-56 tahun. Kemeriahan ini terlihat saat dimulainya Street Parade UDBC III di depan halaman Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bekerja sama dengan PT. Astra International Tbk membangun Kampung Berseri Astra (KBA) di kampung Alue Naga. Kerja sama ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah, Prof. Adlim, M.Sc, dan Manajer Astra, Riza Daliansyah.
Office of International Affairs (OIA) Universitas Syiah Kuala berkerja sama dengan OIA Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Digital Entrepreneurship di ruang VIP AAC Dayan Dawood.
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
24 25GALERIGALERI
Workshop Audit Internal dalam rangka persiapan ISO 9001:2015 di Ruang Seminar LPPM Unsyiah. Kegiatan ini diikuti Biro Perencanaan dan Humas (BPHM) dan Biro Akademik, Unsyiah.
Ketua MPR Republik Indonesia, Dr. Zulkifli Hasan, SE., MM, membuka kegiatan pelatihan untuk pelatih (training of trainers) sosialisasi empat pilar MPR RI kepada para pendidik di Gedung AAC Dayan Dawood. Kegiatan ini diikuti perwakilan dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-provinsi Aceh yang berlangsung pada tanggal 29 September hingga 3 Oktober 2017 di Banda Aceh.
Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI hasil garapan sutradara Arifin C Noer. di Gedung AAC Dayan Dawood. Pemutaran film ini bertujuan agar generasi muda dapat mengetahui sejarah Indonesia di masa lalu.
Sosialisasi penyelesaian kasus pelanggaran disiplin atau permasalahan kepegawaian dalam lingkungan Unsyiah yang berlangsung di Ruang AAC Dayan Dawood.
Tak hanya itu, jika dilihat sekilas dari
luar, Masjid Rahmatullil Alameen sama
sekali tidak tampak bagaikan masjid.
Kita baru bisa merasakan suasana masjid
tatkala melihat ke dalam melalui jendela-
jendelanya. Di dalam masjid berwarna
hijau itu terdapat rak berisikan Alquran
dan buku-buku islami. Selain itu, juga
terdapat mimbar sederhana berupa kursi,
serta dua saf sajadah yang tersusun rapi.
Sedangkan di halaman masjid berdiri
sebuah kantin yang juga berbentuk
kontainer. Di sanalah pedagang
menjajakan beberapa cemilan halal.
Rahmatullil Alameen dikelola oleh
seorang muslim berkebangsaan Pakistan.
Ia yang menyelesaikan segala tugas yang
berkaitan dengan kemakmuran masjid.
Mulai dari menyapu pelataran masjid,
menjadi imam, sekaligus penceramah.
Sehari-harinya jamaah yang mengunjungi
masjid ini cukup variatif, baik dari
warga lokal maupun muslim dari
berbagai penjuru dunia yang menetap
di Okinawa. Umumnya mereka berasal
dari Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan
beberapa negara lainnya.
Kita bisa mengenali negara asal para
jamaah masjid melalui perawakan dan
pakaian yang dikenakan. Muslim dari
Timur Tengah misalnya, mereka identik
dengan jubah dan perawakan Arab
yang kuat. Sementara orang Indonesia
biasanya mengenakan baju koko dan
sarung. Pemandangan seperti itu sudah
biasa ditemui tatkala berlangsungnya
ibadah shalat Jumat. Sedangkan jumlah
muslim di Okinawa sendiri terbilang
fluktuatif karena sebagian besar di
antaranya bukan berstatus penduduk
tetap. Mereka hanya mahasiswa dan
pekerja yang umumnya akan kembali ke
kampung halamannya masing-masing.
Meski demikian, semangat warga muslim
di Okinawa dalam mengembangkan
masjid ini terbilang luar biasa. Jika
diperhatikan di salah satu dinding di
bagian dalam masjid, terpajang sebuah
rancangan bangunan yang tak lain
merupakan sketsa masjid baru yang akan
dibangun. Ke depan masjid ini akan
dibangun bukan lagi dari kontainer dan
akan memiliki kubah. Menurut pengurus
masjid, perencanaan pembangunan
masjid sudah rampung hanya belum
menemukan lokasi yang cocok.
Terwujudnya perencanaan itu tentu tak
luput dari eratnya hubungan silaturahmi
dan rasa kekeluargaan yang terjalin
antar sesama muslim di Okinawa.
Pernah suatu ketika, saat saya berada di
sebuah koperasi untuk mencari sepotong
roti, seorang muslim berkebangsaan
Bangladesh menghampiri saya. Ia
membantu saya menemukan sepotong
roti yang halal. Tak lama kemudian,
ternyata dari belasan jenis roti yang
26 27RELIGIARELIGIA
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
tersedia, ia menyampaikan bahwa hanya
satu jenis yang dapat dipastikan halal.
Berdasarkan pengalaman tersebut maka
semakin terasa bahwa tolong-menolong
sesama muslim di daerah minoritas
seperti di Okinawa sangat dibutuhkan.
Lantas bagaimana dengan kita yang
hidup di Aceh yang notabene mayoritas
muslim? Seberapa besar sikap saling
tolong-menolong terjalin dan seberapa
antusias kita memakmurkan masjid yang
sudah dibangun sedemikian megah dan
nyaman. Jadi mulai sekarang marilah
mengintropeksi diri dan bersyukur
kepada Allah Swt dengan cara beramai-
ramai memakmurkan masjid. (Rz)Sebagaimana diketahui, orang-
orang yang datang ke Aceh
sangat mudah menemukan
tempat ibadah bagi umat muslim. Kita
bisa menemukan masjid atau meunasah
megah di mana-mana dengan hiasan
kubah yang menawan di bumi Serambi
Mekkah. Berbeda dengan Okinawa
yang merupakan sebuah pulau di
bagian selatan negara Jepang. Di sana
hanya terdapat sebuah masjid kecil
yang didirikan dari sebuah kontainer
tanpa kubah. Masjid tersebut bernama
Rahmatullil Alameen.
Kabarnya Masjid Rahmatullil Alameen
merupakan satu-satunya rumah ibadah
umat Islam yang ada di Okinawa. Berdiri
di atas sepetak tanah sempit, masjid
tersebut hanya mampu menampung
30 jamaah di bagian dalam dan 10
jamaah di bagian selasar masjid. Dengan
kapasitas yang terbatas, masjid ini tidak
dapat menampung semua jamaah
muslim di Okinawa yang diperkirakan
berjumlah 250 jiwa. Keterbatasan itu
sangat terasa ketika perhelatan hari-hari
besar Islam seperti shalat ied.
NUR FAJRI ALDI
MAHASISWA JURUSAN STATISTIKA FMIPA UNSYIAH
Rahmatullil Alameen,Masjid Kontainer di Okinawa
Cara ampuh untuk mengatasi masuknya paham radikal yakni dengan menanamkan rasa toleransi dan kasih sayang.
“
juang para pemuda demi kemerdekaan negara ini. Pemuda masa kini tidak merasakan jiwa nasionalisme yang tumbuh dari diri pejuang. Pemuda saat ini juga tidak dituntut untuk berperang di medan perang yang menghasilkan tetesan darah dan air mata di setiap perjuangannya.
Saat ini bukan zamannya perang menggunakan senjata, tidak perlu angkat rencong atau bambu runcing untuk mempertahankan bangsa ini. Berperanglah menggunakan akal dan pikiran. Peranglah memajukan bangsa ini dengan pengetahuan serta
kesempatan yang ada untuk memakmurkan bangsa ini. Dedikasikan ilmu dan energi yang kita miliki untuk memberikan dampak nyata bagi perubahan bangsa ke hal yang lebih baik. Manfaatkan kesempatan yang ada. Kesempatan terbuka untuk bersaing secara global melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Persiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang memadai dalam menghadapi bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi merupakan keadaan dimana usia angkatan kerja mencapai 60 persen.
28 29PERSPEKTIFPERSPEKTIF
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017
SUMPAH PEMUDA,KITA BISA APA?
Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hasil
Kongres Pemuda ke-2 yang menjadi salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda adalah janji yang diikrarkan para pemuda-pemudi Indonesia ke dalam tiga sumpah. Isi dari sumpah pemuda yaitu:
Pertama, kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
berjuang bersama-sama demi bangsa Indonesia.
Sumpah yang pertama adalah bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Maksud dari sumpah ini adalah memperjuangkan Indonesia sampai titik darah penghabisan. Menjunjung tinggi harkat martabat bangsa demi terwujudnya suatu tanah air yang merdeka serta terbebas dari penjajahan. Hal ini mengindikasikan tidak peduli jutaan tetesan darah yang jatuh di medan perang demi kemerdekaan bangsa ini.
Sumpah kedua yaitu berbangsa satu, bangsa Indonesia. Hal ini diikarkan guna mempersatukan perjuangan setiap daerah yang awalnya hanya menjunjung
daerahnya masing-masing. Hadirnya sumpah ini menerangkan bahwa semua daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke berjuang bersama demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Semua menyadari bagian dari Indonesia.
Dan sumpah yang ketiga adalah berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sumpah yang terakhir ini mengandung makna dalam mempersatukan bangsa Indonesia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki beragam bahasa dari suku dan budaya yang berbeda. Maka demi meningkatkan rasa persatuan bangsa, disepakatilah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu komunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat erat dengan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sumpah Pemuda menjadi landasan jiwa kebangsaan yang seharusnya tertanam dalam jiwa pemuda-pemudi bangsa. Sumpah Pemuda bukan sekadar sumpah yang diikrarkan oleh pemuda di masa lalu untuk dijadikan momentum sejarah, tetapi makna yang terkandung di dalamnya benar-benar menjadi tonggak perjuangan bangsa. Peristiwa Sumpah Pemuda telah berlalu 89 tahun, apa yang dapat disikapi pemuda saat ini terhadap peristiwa bersejarah tersebut?
Kita sebagai pemuda masa kini dapat menikmati kemerdekaan berkat para perjuang di masa lalu. Pemuda masa lalu memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sehingga dapat menyerukan merdeka atau mati. Jiwa cinta tanah air inilah yang seharusnya ada para diri pemuda-pemudi masa kini. Kita yang hidup di masa kini tidak merasakan berkobarnya semangat
Ketiga, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah ini disusun untuk mewujudkan cita-cita persatuan bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan titik temu dalam mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Dengan lahirnya Sumpah Pemuda, para pemuda meyakini bahwa kemerdekaan dapat dicapai dengan
Indonesia perlu menyiapkan para pemuda yang memiliki SDM memadai, sehingga dapat merasakan dampak bonus demografi bukan bencana demografi.
Pemuda harus bangkit melihat peluang yang ada. Sudah cukup tidur lama dalam buaian peringatan hari bersejarah nasional 28 Oktober. Bangun, berdiri, berlari untuk mengejar ketinggalan. Mari maknai Sumpah Pemuda tahun ini dengan membuat perubahan. Salam hari Sumpah Pemuda! Satu darah, satu bangsa, dan satu bahasa. (syr)
kontribusi nyata sebagai pemuda. Jadilah pemuda mengharumkan Indonesia. Jadilah sebenar-benarnya the agent of change. Jadilah senyata-nyatanya the agent of development dan the agent of modernization. Jadilah pemuda yang memberi banyak tanpa mengharap banyak pada bangsanya, seperti ucapan John F. Kennedy, “Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!”
Sebagai pemuda Indonesia, ambillah
NADIRAMAHASISWI INTERNATIONAL
ACCOUNTING PROGRAM, FEB UNSYIAH
terkandung dalam syair 1907 memiliki makna cukup tinggi, bahkan jika keliru dalam menafsirkan, bisa saja syair ini dipahami “melampaui kuasa Sang Maha Pencipta”. Meskipun, makna sesungguhnya adalah semata untuk membentuk mental generasi anak cucu mereka untuk mampu hidup berdampingan dengan alam. Syair yang menceritakan gempa bumi/tsunami pada tahun 1907 aslinya dalam bahasa daerah, berikut petikan syairnya;
Bahasa Daerah Simeulue
“Engel mon sao surito,
Inang maso semonan, manoknop sao fano.
Unen ne alek linon, fesang bakat ne malli.
Manoknop sao hampung tibo-tibo mauwi.
Ede smong kahanne, turiang da nenekta.
Miredem teher ere pesan nafi-nafi da.
mereka segera melakukan evakuasi dituntun oleh para tetuah desa/gampong.
Belum cukup membekali pengetahuan masyarakat melalui syair yang menceritakan peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 1907, budayawan di pulau setempat juga mengisahkan peristiwa yang sama pada tahun 2004. Berikut petikan syairnya;
Bahasa Daerah Simeulue
Aher tahön duo ribu ampek
Akduon mesa singa mangilla
Pekeranta rusuh masarek
Aceh fulawan nitimpo musibah
Sumeneng bano tandone linon
Huru-hara ata bak kampöng
Mataöt ata mangida smong
Bakdö nga tantu bano humoddöng
Huru-hara ata bak kampöng
Mataöt ata smong ne malli
Molo ngang tantu bano humoddöng
Delok sibau rok tanggo basi
Bahasa Daerah Simeulue
Aher tahön duo ribu ampek
Akduon mesa singa mangilla
Pekeranta rusuh masarek
Aceh fulawan nitimpo musibah
Sumeneng bano tandone linon
Huru-hara ata bak kampöng
Mataöt ata mangida smong
Bakdö nga tantu bano humoddöng
Huru-hara ata bak kampöng
Mataöt ata smong ne malli
Molo ngang tantu bano humoddöng
Delok sibau rok tanggo basi
(Sumber: Penulis himpun langsung dari bu-
dayawan Pulau Simeulue)
30 31RISETRISET
Tiga pembelajaran pokok dapat dipetik dari syair di atas. Pertama, menceritakan bagaimana trauma masyarakat Simeulue rasakan pada akhir tahun 2004 karena guncangan bumi yang kuat dan gelombang air laut menyapu daratan. Kedua, mengandung pengetahuan tentang tanda-tanda alam sesaat sebelum gempa bumi terjadi. Berupa keheningan/kehampaan pada lingkungan alam seperti tidak ada suara gesekan angin pada pepohonan. Senyap, tidak ada kicauan burung maupun suara hewan di sekitar. Ketiga, menyampaikan perintah arah evakuasi masyarakat yang telah ditentukan jika tsunami terjadi. Gunung Sibao pada syair di atas adalah gunung tertinggi di Pulau Simeulue. Memaknai perintah bahwa jika terjadi smong/tsunami, maka segera mencapai tempat setinggi mungkin dari pinggir pantai. Karena tidak ada yang tahu ketinggian tsunami akan mencapai daratan. Semakin tinggi tempat berlari, maka semakin berkurang pula risiko yang ditimbulkan.
Syair smong tahun 1907 dan 2004 memiliki tujuan yang sama yaitu nasehat kepada masyarakat untuk menyelamatkan diri jika terjadi tsunami. Kata smong telah menjadi salah satu simbol di Pulau Simeulue. Perangkat pengetahuan smong bersifat lokal karena hasil interaksi dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang tentu berbeda antara wilayah satu sama lain. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa nilai-nilai kearifan lokal smong dikreasikan dan dimanfaatkan komunitas-komunitas lain, terutama pada komunitas yang menghadapi suatu lingkungan yang situasi dan kondisi yang kurang lebih sama. (Un)
RASLI HASAN SARI, SKM., M.SI
ALUMNI PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBENCANAAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017
Smong dumek-dumek mo.
Linon uwak-uwak mo.
El’aik keudang-keudangmo.
Kilek suluh-suluhmo.
Anga linon ne malli, oek suruik sahuli
Miheya mihawali fano metinggi”.
Bahasa Indonesia
Dengarlah suatu kisah,
Pada zaman dahulu kala, tenggelam suatu
desa.
Ada gempa yang mengawalinya, disusul air
yang surut.
Tenggelam seluruh kampung secara tiba-tiba.
Itulah tsunami namanya. Kata nenek moyang
kita.
Ingatlah pesan dan nasehat ini.
Tsunami air mandimu.
Gempa ayunanmu.
Petir gendang-gendangmu.
Halilintar lampumu.
Jika datang gempa kuat disusul air yang surut,
Segera cari tempat dataran yang tinggi, agar
selamat.
(Dikutip dari buku “Kapita Selekta Hukum
Adat Aceh Dan Qanun Wali Nanggroe” Karya
Taqwaddin Husin, 2016).
Syair di atas diceritakan secara turun-temurun oleh orang tua kepada anak-anaknya, demikian seterusnya. Diseminasi informasi ini tidak terputus pada satu generasi. Melalui ikhtiar dan atas kehendak Allah Swt, peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 2004 tidak begitu banyak merenggut korban jiwa hanya kurang dari sepuluh orang saja. Hal ini didasari atas pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi gejala alam. Saat warga merasakan gempa yang kuat kemudian melihat air laut tiba-tiba mengering, spontan satu sama lain meneriakkan, “Smong! Smong! Ayo lari ke bukit.” Berbondong-bondong
Budaya bertutur yang mengisahkan peristiwa gempa bumi dan tsunami melalui syair lagu dalam
bentuk kesenian daerah sepertinya masih bersemai di tengah kehidupan sosial masyarakat Pulau Simeulue. Setelah syair yang menceritakan kedahsyatan gempa bumi/tsunami pada tahun 1907 yang konon merenggut 70 persen korban jiwa dari jumlah penduduk Pulau Simeulue pada waktu itu meluas, kini para budayawan dan sastrawan setempat kembali merefleksikan peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 2004 melalui media yang sama. Bentuk kearifan lokal ini adalah bagian dari upaya kesiapsiagaan bencana tempatan yang bertujuan untuk meminimalisir korban mana kala sewaktu-waktu gempa bumi/tsunami terjadi lagi.
Kandungan antara syair pada tahun 1907 dengan tahun 2004 hakikatnya sama yakni menjelaskan pengetahuan tentang pratanda tsunami dan juga cara menyelamatkan diri. Pratanda tsunami yang terpatri dalam benak warga Pulau Simeulue dapat diamati melalui gejala alam, diantaranya:
Harmoni Smong Lintas Abad
diawali dengan gempa yang kuat diikuti air laut menyusut dengan kecepatan tinggi, berikut angin dingin berhembus dari arah laut hingga penampakan gelombang raksasa disertai suara gemuruh yang sangat keras. Selain itu, pratanda tsunami dapat juga diamati melalui perubahan perilaku hewan. Berdasarkan kesaksian penyintas bencana tsunami 2004, sesaat setelah gempa bumi, gerombolan kerbau, sapi dan kambing yang berada di pinggir laut tiba-tiba melarikan diri ke arah hutan.
Ditinjau dari segi pemaknaan, terdapat sedikit perbedaan antara syair smong tsunami 1907 dengan 2004. Informasi yang penulis himpun dari para sastrawan setempat bahwa beberapa alenia yang
bbc.com
Kupu-Kupu
32
EDISI 216 . OKTOBER 2017
33KREATIFKREATIF
EDISI 216 . OKTOBER 2017
IIbuku pernah berkata, jika seekor
kupu-kupu menempel di salah satu
sudut rumahmu, itu berarti kau akan
kedatangan tamu.
Perkataan Ibu perihal kedatangan kupu-
kupu selalu membekas di dalam ingatanku.
Sederhana memang, hanya seekor kupu-
kupu yang datang bertamu ke rumah kami
pada suatu malam. Seekor kupu-kupu
berwarna putih abu-abu dan memiliki
sayap dengan warna keputihan. Seekor
kupu-kupu cantik yang terlihat berbeda
dibandingkan kupu-kupu lain. Seekor kupu-
kupu cantik yang menempel di salah satu
kursi di sudut ruang tamu kami.
Suamiku, Bang Derga, malah tertawa lebar
saat aku menceritakan perihal kupu-kupu
yang pernah diceritakan oleh Ibu.
Sewaktu kecil, Ibu pernah menunjukkan
seekor kupu-kupu yang menempel di salah
satu ruang keluarga kami. Beberapa hari
kemudian, keluarga kami kedatangan tamu
jauh. Adalah paman. Ia datang membawa
banyak makanan lezat dari seberang pulau.
Bang Derga masih tertawa mendengar
ceritaku, “Itu cuma kebetulan, Sayang.”
“Ya, bisa jadi,” aku mengangguk-angguk.
Meski tidak ada kebetulan untuk yang
kedua kali.
Setiap hari, aku menyaksikan seekor kupu-
kupu cantik yang masih menempel di ruang
tamu kami. Di salah satu kursi yang paling
sudut. Aku menyentuh sayapnya dengan
gerakan lembut. Tetapi, ia tak kunjung
RAMAJANI SINAGAALUMNI PENDIDIKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA UNSYIAH ANGKATAN 2011
kedatangan tamu. Nayla, teman kantor,
yang akhir-akhir ini jarang ke kantor karena
sIbuk mengurusi suaminya juga terbahak
ketika aku bercerita perihal seekor kupu-
kupu yang datang bertamu ke rumah.
“Ha-ha-ha… Itu cerita lucu yang pernah
kudengar. Apa hubungannnya sekor kupu-
kupu dan manusia?”
“Tapi, kupu-kupu itu memang masih di
rumah kami, sampai sekarang dia masih
menempel di kursi ruang tamu kami.”
“Mungkin kau memang akan kedatangan
tamu. Ehem! Bayi…” ujar Nayla sembari
memandangi perutku.
Aku tersentak. Oh, ya, ya, bisa jadi! Bisa jadi
kedatangan kupu-kupu itu sebagai jawaban
atas doa-doa kami selama ini. Seekor kupu-
kupu sebagai penanda kalau kami akan
memiliki seorang bayi.
Nayla tertawa. Aku malah memasang wajah
serius, “Tapi, Nay, aku sudah divonis dokter
tak akan memiliki keturunan. Aku wanita
mandul.”
Nayla memandang mataku. Ia memelukku.
“Mungkin belum saatnya, tapi yakin
waktunya akan tiba suatu saat nanti,”
ujarnya menguatkan.
***
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-
kupu menempel di salah satu sudut
rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan
tamu.
Sepulang dari kantor, aku mencari kupu-
kupu cantik itu. Mencari di ruang tamu
tempat biasa ia menempelkan tubuhnya.
Aku mencari-cari di bawah kursi, di bawah
meja, di bawah bunga-bunga hias, di
sekitar guci antik, di balik lukisan-lukisan
absurd yang tergantung. Tetapi, kupu-kupu
tidak berada di sana.
“Kupu-kupu itu sudah pergi,” gumamku
dalam hati sembari mengambil napas lega.
Ketika aku masuk ke kamar, alangkah
terkejutnya aku ketika mendapati seekor
kupu-kupu cantik itu sudah menempel di
tepi tempat tidur kami.
“Ya, Tuhan. Kau masih membicarakan
kupu-kupu itu?” Bang Derga menyejajarkan
bahu kami. Aku bisa memandang matanya
lebih jauh.
“Jangan percaya dengan kupu-kupu itu.
Lupakan, sayang. Lupakan,” kata Bang
Derga sembari mengecup keningku. Setelah
itu, ia mengambil seekor kupu-kupu yang
menempel di tepi tempat tidur kami.
“Daripada kau terus membicarakan seekor
binatang yang tidak ada artinya ini. Lebih
baik binatang ini kusingkirkan saja, ya,”
ujarnya sambil membawa kupu-kupu
tersebut keluar rumah. Barangkali ia
membunuh seekor kupu-kupu cantik itu.
***
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-
kupu menempel di salah satu sudut
rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan
tamu.
Astaga! Pagi itu, aku sudah berada
di Jalan Jenderal Sudirman dan harus
kembali ke rumah ketika salah satu berkas
kantorku tertinggal. Buru-buru aku pulang.
Membuka pintu dan masuk ke rumah.
Suasana rumah sedikit hening. Seekor
kupu-kupu cantik tidak lagi menempel dan
mengganggu pikiranku. Syukurlah, Bang
Derga sudah menyingkirkannya.
Langkah kakiku dengan sigap menuju
ruang kamar kami. Di sana, aku
meninggalkan berkas-berkas penting
yang harus kugunakan untuk rapat nanti.
Langkah kakiku terhenti ketika pintu kamar
setengah terbuka dan telingaku mendengar
suara-suara.
Aku memajukan sedikit kepala di depan
pintu kamar yang agak terbuka dan tampak
dua manusia di dalam sana. Aku tidak
salah lihat. Aku melihat Bang Derga dan
Nayla berada di tepi tempat tidur kami. Sisi
tempat tidur di mana aku melihat kupu-
kupu pernah menempel di sana.
“Perempuan mandul!” Kata Bang Derga
sambil tertawa cekikikan, “Dia sudah
setengah gila. Setiap hari dia membicarakan
kupu-kupu. Sudah gila, kan, dia?”
Nayla tertawa.
“Di kantor juga dia membicarakan itu
padaku.”
Kedua tangan Nayla melingkar di leher
Bang Derga. Bang Derga mengecup kening
Nayla dengan perlahan, “Aku mencintaimu,
sayang…”
Ibu, sampai sekarang, aku masih percaya
padamu, jika seekor kupu-kupu akan
membawa seorang tamu.
Setetes air hangat terbit dari dua bola
mataku.
Dan Ibuku pernah berkata, jika seekor
kupu-kupu menempel di salah satu sudut
rumahmu. Itu berarti kau akan kedatangan
tamu. Sampai sekarang dan seterusnya, aku
sungguh masih mempercayai ucapan Ibu.
(cds)
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-
kupu menempel di salah satu sudut
rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan
tamu.
Ketika aku pergi ke kantor di pagi hari,
kupu-kupu itu masih di sana. Menempel
di kursi paling sudut. Dan ketika pulang di
malam yang larut, seekor kupu-kupu cantik
itu masih menempel di sana dengan setia.
***
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-
kupu menempel di salah satu sudut
rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan
tamu.
Hampir sebulan, kupu-kupu cantik itu masih
bertahan di sana. Tapi, kami tidak kunjung
beranjak. Ia masih berdiam diri di sana.
***
34
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
35GALERIGALERI
BNI 46 menawarkan solusi pengelolaan keuangan yang terintegrasi dalam mendukung implementasi Perguruan Tinggi Negeri-Badan Layanan Umum (PTN-BLU) di Unsyiah. Hal ini disampaikan dalam pertemuan yang menghadirkan Manager Corporate Platform Management Group BNI 46, Auzaiy, dan Head of Network Services (HNS) 2 BNI Wilayah Medan. Hari Sandjojo, di Balai Senat Unsyiah.
Tenaga Kependidikan Universitas Syiah Kuala menyerahkan bantuan kepada para korban kebakaran di Desa Limpok, Aceh Besar. Kebakaran tersebut menghanguskan lima unit rumah milik Nasruddin, M. Rizal, Nurlaili, Fatimah, dan Mardiana.
Bank Tabungan Negara (BTN) melatih ratusan mahasiswa Unsyiah untuk berbisnis properti melalui kegiatan bertema Pelatihan Literasi Properti 10.000 Young Entrepreneur in Property di ruang Flamboyan AAC Dayan Dawood.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan PT. Astra International Tbk menjalin kerja sama untuk menginisiasi hadirnya Kampung Berseri (Bersih, Sehat, Cerdas, dan Produktif) Astra di Provinsi Aceh. Kerja sama ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Gedung Rektorat Unsyiah.
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
36 37GALERIGALERI
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengunjungi salah satu stand dalam acara International Food Fest (IFF) II di halaman gedung Gelanggang Mahasiswa Prof. A. Madjid Ibrahim.
Sejumlah pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Aceh berkumpul melakukan rapat koordinasi di Balai Senat Universitas Syiah Kuala. Rapat koordinasi ini sebagai persiapan menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia untuk Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme di Nusa Dua, Bali, yang turut dihadiri Presiden Jokowi.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar Workshop Penguatan Pengolaan Laboratorium Sains Dasar untuk para laboran di lingkungan Unsyiah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Proyek 7 in 1 Unsyiah ini berlangsung di gedung Flamboyan AAC Dayan Dawood.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menjadi salah satu pemateri di Seminar Nasional Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (FesTIK) di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.
EDISI 216 . OKTOBER 2017
“Kalau kita kembali ke sini
(empat pilar bangsa),
yakin cita-cita Indonesia
merdeka dapat tercapai.”
Penegasan ini diutarakan oleh Ketua
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR RI), Dr. Zulkifli Hasan,
SE., MM, saat membuka kongres ketiga
Himpunan Mahasiswa Politik (Himapol)
Indonesia di Gedung AAC Dayan
Dawood, Unsyiah, Kamis (28/9).
Kongres dengan tema Local Wisdom
Aceh dalam Bingkai NKRI ini berlangsung
pada tanggal 28 September-2 Oktober
2017 yang diikuti 27 universitas
dari seluruh Indonesia. Dalam
kesempatan yang sama, Zulkifli turut
mensosialisasikan empat pilar bangsa di
depan ribuan mahasiswa.
Ia mengatakan, Indonesia sepatutnya
bersyukur sebab pendiri bangsa telah
membangun bangsa ini dengan nilai-
nilai empat pilar bangsa, yaitu Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhineka Tunggal Ika. Sebab menurutnya,
dengan menghayati dan mengamalkan
empat pilar tersebut, Indonesia mampu
melewati beragam permasalahan dan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Zulkifli juga mengapresiasi kongres yang
mempertemukan seluruh mahasiswa ilmu
politik di Indonesia.
“Kita berharap pertemuan ini mampu
menyatukan seluruh mahasiswa.
Karena mahasiswa merupakan agen
perubahan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bang Zul–sapaan
akrab Zulkifli Hasan–menghimbau untuk
memilih pemimpin yang memiliki akal
sehat dan telah berbuat nyata untuk
bangsa.
“Mahasiswa harus terus kampanyekan
pentingnya memilih pemimpin
berdasarkan integritas dan kapasitasnya,
sesuai amanat dari nilai-nilai Pancasila,”
ujarnya.
Pria kelahiran Lampung, 17 Mei 1962
itu menambahkan jika bangsa Indonesia
kembali ke nilai-nilai luhur bangsa, maka
cita-cita kemerdekaan akan tercapai.
“Mahasiswa politik bisa berperan
menjadikan masyarakat sadar politik,
bahwa kedaulatan rakyat ditangan rakyat
dan tidak bisa ditukar dengan apapun,”
tuturnya.
Hal senada juga dikatakan oleh
Wakil Rektor I Unsyiah, Dr. Hizir,
yang mengapresiasi ditunjuknya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Unsyiah sebagai tuan rumah.
Diharapkan kongres ini mampu
memberikan penyadaran hak-hak
kekhususkan Aceh sehingga membawa
semangat baru bagi Aceh dan Indonesia.
Terlebih lagi Aceh pernah mengalami
masa suram saat konflik berkepanjangan
dan musibah tsunami. Dengan
kekhususan yang dimiliki, Aceh kembali
meraih harapan sehingga dapat kembali
bangkit dan memulai pembangunan.
Menurut Hizir, kekhususan Aceh
sangat penting sebab berdampak bagi
pembangunan, serta meningkatkan
sumber daya alam dan manusia.
“Kesempatan masih terbuka bagi Aceh
untuk lebih baik ke depan. Terlebih
Aceh telah menunjukkan patriotik dan
semangat tidak putus asa dari setiap
masalah yang dihadapi,” ujarnya.
Selain Ketua MPR RI,
pembukaan kongres Himapol juga
dihadiri Ketua Komite I DPD RI, Drs.
H. Akhmad Muqowam, Staf Presiden
Deputi IV Bidang Komunikasi Politik, Eko
EDISI 216 . OKTOBER 2017
38 39FAKULTASFAKULTAS
Sulityo, Pakar Otonomi Daerah, Prof. Dr.
Djohermansyah Djohan, MA, Anggota
Senator DPD RI, Fachrul Razim M.IP,
Gubernur IPDN Kementerian Dalam
Negeri, Prof. Dr. H. Ermaya Suradinata,
SH., MH., MS, Ketua Ikatan Keluarga
Alumni Unsyiah, Sulaiman Abda, dan
jajaran Forkopimda.
Seperti diketahui, kongres pertama
Himapol Indonesia digelar di Universitas
Andalas Padang. Sementara pada
kongres kedua Himapol Indonesia
departemen program studi ilmu politik
yang setaraf dengan lembaga perguruan
tinggi di seluruh Indonesia. Himpunan
Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia
berasaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Visinya agar
menjadi wadah dan sarana penempaan
mahasiswa ilmu politik Indonesia dalam
menjalani proses berkemahasiswaan dan
mewujudkan masyarakat yang sadar
politik.
Kehadiran Himapol Indonesia bertujuan
Empat PilarMeneguhkan Kemerdekaan
dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Di kongres sebelumnya, Unsyiah
juga mengirimkan utusannya.
Dilansir dari laman resminya, Himapol
Indonesia dibentuk pada tanggal 17
Februari 2015 di Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat. Himpunan
Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia
berkedudukan pada himpunan
mahasiswa program studi atau
untuk membentuk mahasiswa ilmu politik
yang kreatif, inovatif, kritis serta objektif
yang dilandasi oleh nilai-nilai agama,
moral dan intelektual dalam kehidupan
bernegara. Selain itu, Himapol Indonesia
berfungsi sebagai sarana pembangunan
persaudaraan antar anggota yang
dilandasi dengan prinsip kekeluargaan
dan gotong royong serta berkontribusi
secara nyata untuk masyarakat Indonesia.
(mr)
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
Syiah Kuala University or mostly
called as Unsyiah is one of the
popular national university in Aceh
Province. This campus gets a high place
for the people of Aceh so that dubbed
The Heart of Aceh People’s. Not to show
off, considering Unsyiah as the oldest and
the best campus in Aceh that has been
getting A accreditation. With that various
achievements, Unsyiah still improving by
being a center of advanced education in
Indonesia.
This thing can not be separated from the
participation of Syiah Kuala University
Library. By using the name of one of the
rectors who once led Unsyiah namely
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, M.Sc, the library
has earned A accreditation prior to the
same accreditation rank achieved by
Unsyiah. By calling as ‘The Heart of Aceh
People’s’, it means the library is also part
of the name too.
Unsyiah library is continuously improving
to achieve the mission of becoming
a leading and competitive library in
Southeast Asia in 2018. All sorts of to
make visitors, especially the students
feel comfortable and interest in reading
and do anything to fulfill their duty as
students by upgrading facilities and
services. The library is headed by Dr.
Taufiq Abdul Gani M. Eng. Sc has now
become closer to the youth. All about
good changing is motivated by the desire
to target students who are still unsyiah
productive age. Students are prospective
scholars who will plunge into the field
to give a direct role to the community
40 ENGLISH 41ENGLISH
through the application of science that
has been obtained on campus. Therefore,
students are the most appropriate target
to be a generation of science lovers.
In fact, with all of positive improvements
that have been made by Unsyiah library,
unfortunately has not been maximally
utilized by Unsyiah students. The big
question is, for whom?. The Unsyiah
Library is owned by the students, it’s
because 1% of UKTB dues (Uang Kuliah
Tunggal Berkeadilan) paid by students
will be used for library development.
The money is used for the repair and
addition of facilities and pay the cost
of international journal subscriptions.
For your information, to subscribe some
international journals, it takes a huge
cost. For example ScienceDirect, the
library must spend a billion every year
to be able to access this International
journal. Likewise with other international
journal providers who subscribed to the
cost is not small.
The billions of money spent by the
campus to provide the widest range
of information services to the Unyiah
community are certainly not cheap.
Whose money? of course student’s
money. Unsyiah Library provides access
to online journals with the aim of helping
students obtain information other than
reading books. Especially in the era of
globalization that has penetrated the
boundaries of state administration,
science is easier to obtain. Unsyiah library
has taken the role with the concept of
“More Than just a Library” by providing
various forms of facilities that facilitated
visitors with access to information.
Among them by subscribing online
journals, digital corner facilities, even WiFi
is provided for free.
With all the advantages, it is unfortunate
if the Unsyiah library only serve as the last
berth at the time of the thesis. Especially
thesis as the final project is a scourge for
students to be able to hold the status of
the bachelor. Not a few students who
are still confused to find the source of
reference due to unwillingness to go
to the library. Years of college, but not
using library is a big loss. In addition,
because the UKTB dues paid will be
used for developing of the library, and
for those who are not students are
part of unsyiah community it will cost
Rp.5.000 once entered. This regulation is
exempted for the general public who are
already members with certain terms and
conditions.
Unsyiah Library is owned by students,
then good utilization will produce good
results as well. All the facilities provided
can be used for all positive activities for
students. Moreover, at this time Unsyiah
library holds a lot of students in various
activities such as reading ambassadors,
Unsyiah Library Fiesta, Shelving Crew,
Volunteer Crew, Relax and Easy, and
many more. Therefore, as the phrase
is plastered real in front of the Library
Unsyiah “knowledge is free at our library,
just bring your container”, let’s take
advantage of Unsyiah library as long as
you can still use it. (uni)
UNSYIAH LIBRARY,
FOR WHOM?
CURRICULUM VITAE:n Name : Mulkan Kautsar n Education: Soil Science/Agriculture Faculty 2013n Place/date of birth: Pante pisang,
05 october 1995
ACHIEVEMENT :n Awarded as top 10 friendly participate in Agri-
Relationship of ASEAN Universities Network at Thaksin University of Thailand 2017
n 1st winner Unsyiah Reading Ambassador 2017n 1st winner essay competition of FOKUSHIMITI
2016n 1st winner essay competition of Islamic Dental
fair 2016n Top 15 finalist of Banda Aceh Tourism
Ambassador 2016
n Favorite II (3rd place) king and queen of Reading of Aceh province 2016
n Unsyiah delegation for KKN Kebangsaan in Maritim Raja Ali Haji University, Kepulauan Riau 2016
n 5th winner of agriculture-based innovation of 1st UTU in Award Teuku Umar University 2015
n 2nd winner of Scientific paper of PILMITANAS in Andalas University, Padang 2015
n 2nd winner of Quiz competition of PILMITANAS in Andalas University, Padang 2015
Mulkan KautsarUnsyiah ReadingAmbassador 2017
42 GALERI 43GALERI
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memperingati milad
ke-56 tahun melalui Rapat Senat Terbuka di gedung
AAC Dayan Dawood. Hadir sebagai Dies Reader Kepala
Staf TNI Angkatan Laut priode 2012 – 2015, Laksamana
TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M., yang menyampaikan
orasi ilmiah dengan tema Kedaulatan Maritim di
Serambi Mekkah: Prespektif Budaya dan Pariwisata.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng,
mengatakan Unsyiah telah meraih banyak prestasi
yang cukup membanggakan, salah satunya lompatan
nilai akreditasi Unsyiah dari C ke A. Secara umum,
capaian Unsyiah di akhir periode master plan ini cukup
memuaskan, bahkan beberapa melebihi target milestone.
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, mengatakan jika Pemerintah
Aceh sangat mengapresiasi pencapaian prestasi besar
Unsyiah selama ini, terutama akreditasi A. Ini menunjukkan
jika lulusan Unsyiah merupakan lulusan terbaik dan bermutu
sehingga menjadi kebanggaan bagi Provinsi Aceh.
Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M., dalam orasi
Ilmiahnya menjelaskan kedaulatan maritim bisa dilihat
dari perspektif sejarah dan budaya. Di lihat dari sejarah,
Aceh memiliki potensi maritim yang luar biasa. Begitu pula
dalam perspektif budaya di mana Aceh merupakan daerah
yang tidak pernah dijajah. Terbukti pula dengan beberapa
pengalaman Aceh yang memiliki semangat pengorbanan
serta kemaritiman.
Dalam rangkaian acara milad ini, Unsyiah juga
memberikan lencana penghargaan kepada tokoh yang
telah berjasa membangun Unsyiah yaitu Drs. Mahdi A
Hasyimi (Putra Prof. Ali Hasyimi), Mardi Gaharu (Putra
Brigjen (Purn) Syamaun Gaharu) dan Dr.dr. Reihana
Marzuki Nyakman (Putri Drs. Marzuki Nyakman). Selain
itu, Unsyiah juga memberikan penghargaan kepada
dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa berprestasi
Unsyiah tahun 2017.
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
44 GALERI 45GALERI
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017
46 47ASPIRASIASPIRASI