B. 3. 6
Tugas ini di tujukan untuk memenuhi tugas“Akuntansi Biaya”.
Dosen Pengampuh :Adibah yahya SE,MM,
Metode Harga pokok proses merupakan cara penentuanharga pokok dimana biaya-biaya produksi dikumpulkanuntuk mengolah produknyasecara massa.
untuk mengisi persediaan di gudangdimana proses produksi dilakukan terus-
menerus
Produk yang dihasilkan bersifat homogendan bentuknya standar
Harga pokok produksi dihitung pada akhirperiode, misalkan setiap akhir bulan
Harga pokok per unit dihitung dengan rumus berikut :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎
Ket : Unit setara (produksi ekuivalen) adalah jumlah produksi dimana produk dalam pengolahan dinyatakan dalam ukuran selesai.
UE = Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian)
Untuk mencatat adanya pengaruh produk hilangselama proses produksi diadakan pembedaan antara
produk hilang dalam proses sebagai berikut :
1) Produk Hilang Awal ProsesDalam hal ini pengaruhnya ke perhitungan harga
pokok adalah :Di departemen Awal :Produk yang hilang awal tidak dihitung dalam
menentukan jumlah unit ekuivalen.Di Departemen Lanjutan : (dept 2 dst)Harga pokok dari departemen sebelumnya
disesuaikan dengan jumlah satuan setelah adanya produkhilang.
Contoh Kasus
PT. Pelita Bangsa memiliki 2 departemen
produksi untuk menghasilkan produknya :
Departemen A dan Departemen B. Data
produksi dan biaya produksi ke dua departemen
tersebut untuk bulan Januari 2015 disajikan
dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 2015
Keterangan Departemen
A
Departemen
B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg -
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -
Produk selesai yang ditransfer ke gudang - 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
200 kg
-
-
100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Biaya produksi Bulan Januari 2015
Keterangan Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 45.800 24.750
Rumus : Unit Ekuivalen = Produk Selesai + (PDP Akhir x TP)
Harga Pokok Unit = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑈𝐸
Ket TP = Tingkat Penyelesaian
•Data Produksi
•Produk masuk proses 1000 kg
•Produk Selesai Departemen A 700 kg
•PDP akhir Departemen A 200 kg
(Biaya Bahan Baku & Biaya Bahan penolong 100%
Biaya Konversi ( 40%) )
•Produk hilang Awal proses 100 kg
PT PELITA BANGSA
LAPORAN HARGA POKOK PROSES
DEPARTEMEN A
BULAN JANUARI 2015
Perhitungan biaya dibebankan pada Departemen A bulan januari 2015
Jenis biaya Biaya produksi
Departemen A
Jumlah produk yang dihasilkan
oleh departemn A ( unit
ekuivalensi)
Biaya per kg produk
yang dihasilkan oleh
departemen A
Biaya bahan
baku
Rp 22.500 700 kg + 200kg x 100 % = 900 kg Rp 25/kg
Biaya bahan
penolong
Rp 26.100 700 kg + 200 kg x 100 % = 900 kg Rp 29/kg
Biaya tenaga
kerja
Rp 35.100 700 + 200kg x 40% = 780kg Rp 45/kg
Biaya overhead
pabrik
Rp 46.800 700 + 200kg x 40% = 780kg Rp 60/kg
Total Rp 130.500 Rp 159/kg
Perhitungan Harga Pokok Departemen A bulan Januari
2015
Harga pokok produk selesai dari Dept A yang ditransfer
ke Departemen B : 700kg x Rp 159/kg
Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800
Rp 19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A setelah produk
hilang pada awal proses
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
departemen A
Rp 111.300 : 700
Rp
159,00/kg
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam
proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : (
700 kg-200 kg)
Rp
222,60/kg
-
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk
yang berasal dari Departemen A
Rp 63,60/kg
PT PELITA BANGSALAPORAN HARGA POKOK PROSES
DEPARTEMEN BBULAN JANUARI 2015
Data Produksi
- Produk Selesai yang masuk ke gudang 400 kg
- PDP akhir Departemen B 100 kg
(Biaya Bahan penolong 60% & Biaya Konversi ( 40%) )
- Produk hilang Awal proses 200 kg
Perhitungan biaya dibebankan Departemen B bulan
januari 2015
Jenis biaya Jumlah biaya
produksi yang
ditambahkan di
departemen B
Jumlah produk yang dihasilkan
oleh departemen B ( unit
ekuivalensi)
Biaya per kg
yang
ditambahkan
Departemen B
Biaya bahan
penolong
Rp 16.100 400 kg + 100 kg x 60 % = 460 kg Rp 35
Biaya tenaga
kerja
Rp 22.500 400 kg + 100 kg x 50 % = 450 kg Rp 50
Biaya
overhead
pabrik
Rp 24.750 400 kg + 100 kg x 50 % = 450 kg Rp 55
Total Rp 63.350 Rp 140
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan
Januari 2015
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
x Rp 140
Rp 56.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100
kg):
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 63,6= Rp 6.360
Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100
Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500
Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 % x Rp 55 =2.750
Rp 13.710
Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 69.710
Dalam Laporan Harga Pokok Produksi disajikan 3 jenis
informasi :
Data Produksi
Biaya Dibebankan
Perhitungan Harga Pokok
Harga pokok per unit dihitung dengan rumus berikut :
Harga Pokok per unit =Jumlah Biaya
Unit Setara
UE = Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat
Penyelesaian)
Untuk mencatat adanya pengaruh produk hilang selama proses
produksi diadakan pembedaan antara produk hilang dalam proses
sebagai berikut :
1) Produk Hilang Awal Proses
Dalam hal ini pengaruhnya ke perhitungan harga pokok
adalah :
Di departemen Awal :
Produk yang hilang awal tidak dihitung dalam menentukan
jumlah unit ekuivalen.
Di Departemen Lanjutan : (dept 2 dst)
Harga pokok dari departemen sebelumnya disesuaikan
dengan jumlah satuan setelah adanya produk hilang.
Metode Rata-rata
1. Harga pokok PDP Awal dipecah kembali ke
dalam setiap elemen biaya.
2. Setiap elemen biaya harga pokok PDP Awal
langsung digabung dengan setiap elemen
biaya bulan yang bersangkutan.
3. Tidak dibedakan asal dari produk selesai,
apakah dari PDP Awal atau dari produksi
sekarang.