Download - Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak
![Page 1: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH
HAK CIPTA PERANGKAT LUNAK
“Untuk Memnuhi Tugas Mata Kuliah Hak Kekayaan Intelektual”
DiSusun Oleh :
Asep Ansori (1241177004306)
Cici Emilia Sukmawati (1241177004278)
Febri Krisnanto (1241177004268)
Rida Putra Perwira (1241177004308)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2015
![Page 2: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini, khususnya pada
perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, sudah menjadi kebutuhan bagi
semua pihak terutama di dunia bisnis. Banyak keuntungan yang dapat diraih oleh umat
manusia dengan adanya kemajuan teknologi, dengan teknologi ini orang tidak perlu lagi
bersusah payah mencari beragam informasi yang diperlukan dengan cara mendatangi
perpustakaan, tetapi cukup dengan mengakses media internet dan mendapatkan apa yang
akan dibutuhkan.
Kondisi yang demikian pada satu pihak membawa manfaat bagi masyarakat,
karena memberi kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai aktivitas terutama
yang terkait dengan pemanfaatan informasi, tetapi disisi lain fenomena tersebut dapat
memicu lahirnya berbagai bentuk konflik di masyarakat sebagai akibat dari penggunaan
yang tidak bertanggung jawab, seperti dalam penggunaan perangkat lunak software.
Fenomena ini mempunyai dua akibat yang berbeda terhadap perilaku manusia.
Pertama, ada sebagian yang memanfaatkan internet ini dengan baik, artinya tidak
menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua, ada sebagian lagi yang
memanfaatkan internet ini untuk memenuhi keperluannya dengan menggunakan segala
cara tanpa memperhatikan etika/moral dan hukum yang ada .
Untuk mengantisipasi permasalahan kedua ini, maka etika dan hukum sangat
diperlukan dalam upaya menjaga tingkat harmonisasi, perlindungan dan ketertiban para
pengguna media internet. Hak Cipta sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual
merupakan suatu persoalan yang menarik dari beragamnya aktivitas di internet. Beberapa
hal yang perlu dilindungi berkaitan dengan Hak Cipta di internet meliputi semua bentuk
informasi yang tersedia secara online, termasuk perangkat lunak (Software).
Penerbit perangkat lunak mungkin lebih suka memberikan lisensi karena ia
menghendaki untuk menyimpan hak cipta atas perangkat lunak dan bebas untuk
memberikan lisensi-lisensi kepada pihak lain. Sebagaimana halnya dengan tipe-tipe
perangkat lunak lain, orang yang memperoleh perangkat lunak tersebut tidak membeli
perangkat lunak atau hak cipta atas perangkat lunak demikian melainkan hanya
memperoleh lisensi, seperti apabila orang yang mendapatkannya, yaitu pelangggan
(customer) yang melakukan penyimpangan dari syarat dalam perjanjian lisensi yang
dinyatakan menentukan perjanjian. Suatu syarat yang mengharuskan pelanggan tidak
mengalihkan perangkat lunak tersebut kepada pihak ketiga akan merupakan suatu contoh.
Perlindungan terhadap perangkat lunak ini tidak begitu tegas, karena masih
banyak orang yang membajak atau meniru secara tidak sah maupun mengalihkan
perangkat lunak itu tanpa seizin pemegang hak cipta. Oleh karena itu perlindungan
![Page 3: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/3.jpg)
hukum terhadap perangkat lunak ini harus benar-benar dilindungi dari orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
Pada dasarnya, yang dimaksud lisensi adalah suatu bentuk pemberian izin oleh
pemilik lisensi kepada penerima lisensi untuk memanfaatkan dan menggunakan suatu
kekayaan intelektual yang dipunyai pemilik lisensi berdasarkan syarat-syarat tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu, yang umumnya disertai dengan imbalan berupa royalti
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, adalah :
1. Untuk mengetahui tentang Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak
2. Dapat mengetahui jenis lisensi pada Perangkat Lunak.
![Page 4: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Sejarah HAKI
Undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di Venice, Italia yang
menyangkut masalah paten pada tahun1470. Caxton, Galileo, dan Guttenberg tercatat
sebagai penemu-penemu yangmuncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak
monopoli atas penemuanmereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian
diadopsi oleh kerajaanInggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir
hukum mengenai patenpertama di Inggris yaitu Statuteof Monopolies (1623). Amerika
Serikat baru mempunyai undang-undangpaten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam
bidang HaKI pertama kali terjaditahun 1883 dengan lahirnya konvensi Paris untuk
masalah paten, merek dagang dandesain. Kemudian konvensi Berne 1886 untuk masalah
Hak Cipta (Copyright).
2. Pengertian HAKI
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan terjemahan atas istilah ''
Intellectual Property Right''(IPR). Istilah tersebut terdiri dari tiga kata kunci yaitu:
''Hak'',''Kekayaan'' dan ''Intelektual''. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat:dimiliki,
dialihkan, dibeli, maupun dijual. Sedangkan ''Kekayaan Intelektual''merupakan kekayaan
atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir sepertiteknologi, pengetahuan, seni,
sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, danseterusnya. Terakhir, HaKI merupakan
hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuatsesuatu atas Kekayaan Intelektual tersebut,
yang diatur oleh norma-norma atauhukum-hukum yang berlaku.
Hak itu sendiri dapatdibagi menjadi dua. Pertama, ``Hak Dasar (Azasi)'', yang
merupakan hak mutlakyang tidak dapat diganggu-gugat. Umpama: hak untuk hidup, hak
untuk mendapatkankeadilan, dan sebagainya. Kedua, ``Hak Amanat/ Peraturan'' yaitu hak
karenadiberikan oleh masyarakat melalui peraturan/perundangan. Di berbagai
negara,termasuk Amrik dan Indonesia, HaKI merupakan ''Hak Amanat/Pengaturan'',
sehingga masyarakatlah yang menentukan, seberapa besar HaKI yang diberikankepada
individu dan kelompok. Sesuai dengan hakekatnya pula, HaKI dikelompokkansebagai
hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud (intangible).Terlihat bahwa HaKI
merupakan Hak Pemberian dari Umum (Publik) yang dijamin olehUndang-undang. HaKI
bukan merupakan Hak Azazi, sehingga kriteria pemberian HaKImerupakan hal yang
dapat diperdebatkan oleh publik.
3. Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak
Di Indonesia, HaKI Perangkat Lunak termasuk ke dalam kategori Hak Cipta
(Copyright). Beberapa negara, mengizinkan pematenan perangkat lunak. Pada industri
perangkat lunak, sangat umum perusahaan besar memiliki portfolio paten yang berjumlah
ratusan, bahkan ribuan. Sebagian besar perusahaan perusahaan ini memiliki perjanjian
crosslicensing, artinya ''Saya izinkan anda menggunakan paten saya asalkan saya boleh
![Page 5: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/5.jpg)
menggunakan paten anda''. Akibatnya hukum paten pada industri perangkat lunak sangat
merugikan perusahaan-perusahaan kecil yang cenderung tidak memiliki paten. Tetapi ada
juga perusahaan kecil yang menyalahgunakan hal ini.Banyak pihak tidak setuju terhadap
paten perangkat lunak karena sangat merugikan industri perangkat lunak. Sebuah paten
berlaku di sebuah negara. Jika sebuah perusahaan ingin patennya berlaku di negara lain,
maka perusahaan tersebut harus mendaftarkan patennya di negara lain tersebut. Tidak
seperti hak cipta, paten harus didaftarkan terlebih dahulu sebelum berlaku.
4. Lisensi Perangkat Lunak
Di Indonesia, HaKI Perangkat Lunak termasuk ke dalam kategori Hak Cipta
(Copyright). Beberapa negara, mengizinkan pematenan perangkat lunak. Pada industri
perangkat lunak,sangat umum perusahaan besar memiliki portfolio paten yang berjumlah
ratusan,bahkan ribuan. Sebagian besar perusahaan-perusahaan ini memiliki perjanjian
cross-licensing, artinya''Saya izinkan anda menggunakan paten saya asalkan saya
boleh menggunakan paten anda''. Akibatnya hukum paten pada industri perangkat lunak
sangat merugikan perusahaan-perusahaan kecil yang cenderung tidak memiliki paten.
Tetapi ada juga perusahaan kecil yang menyalahgunakan hal ini.
Banyak pihak tidak setuju terhadap paten perangkat lunak karena sangat
merugikan industri perangkat lunak. Sebuah paten berlaku di sebuah negara. Jika sebuah
perusahaan ingin patennya berlaku di negara lain, maka perusahaan tersebut harus
mendaftarkan patennya di negara lain tersebut. Tidak seperti hak cipta, paten harus
didaftarkan terlebih dahulu sebelum berlaku.
1. Perangkat Lunak Berpemilik (Propriety)
Perangkat lunak berpemilik “Propriety” ialah perangkat lunak yang tidak bebas
atau pun semi-bebas. Seseorang dapat dilarang, atau harus meminta izin, atau akan
dikenakan pembatasan lainnya jika menggunakan, mengedarkan, atau
memodifikasinya.
2. Perangkat Lunak Komersial
Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh
kalangan bisnis untuk memperoleh keuntungan dari penggunaannya. `Komersial
dan kepemilikan adalah dua hal yang berbeda. Kebanyakan perangkat lunak
komersial adalah berpemilik, tapi ada perangkat lunak bebas komersial, dan ada
perangkat lunak tidak bebas dan tidakkomersial. Sebaiknya, istilah ini tidak
digunakan.
3. Perangkat Lunak Semi-Bebas
Perangkat lunak semibebas adalah perangkat lunak yang tidak bebas, tapi
mengizinkan setiap orang untuk menggunakan, menyalin, mendistribusikan, dan
memodifikasinya (termasuk distribusi dari versi yang telah dimodifikasi) untuk
tujuan tertentu (Umpamanirlaba). PGP adalah salah satu contoh dari program
semibebas. Perangkat lunak semibebas jauh lebih baik dari perangkat lunak
![Page 6: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/6.jpg)
berpemilik, namun masih ada masalah, dan seseorang tidak dapat
menggunakannya pada sistem operasi yang bebas.
4. Public Domain
Perangkat lunak public domain ialah perangkat lunak yang tanpa hak cipta. Ini
merupakan kasus khusus dari perangkat lunak bebas non- copyleft, yang berarti
bahwa beberapa salinan atau versi yang telah dimodifikasi bisa jadi tidak bebas
sama sekali. Terkadang ada yang menggunakan istilah “public domain'' secara
bebas yang berarti “cuma-cuma” atau”tersedia gratis”. Namun “Public
Domain” merupakan istilah hukum yang artinya “tidak memiliki hak cipta”.
Untuk jelasnya, kami menganjurkan untuk menggunakan istilah “Public Domain”
dalam arti tersebut, serta menggunakan istilah lain untuk mengartikanpengertian
yang lain. Sebuah karya adalah public domain jika pemilik hak ciptanya
menghendaki demikian. Selain itu, hak cipta memiliki waktu kadaluwarsa.
Sebagai contoh, lagu-lagu klasik sebagian besar adalah public domain karena
sudah melewati jangka waktu kadaluwarsa hak cipta.
5. Freeware
Istilah ”Freeware” tidak terdefinisi dengan jelas, tapi biasanya digunakan untuk
paket-paket yang mengizinkan redistribusi tetapi bukan pemodifikasian (dan kode
programnya tidaktersedia). Paket-paket ini bukan perangkat lunak bebas.
6. Shareware
Shareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang-orang untuk
meredistribusikan salinannya, tetap imereka yang terus menggunakannya diminta
untuk membayar biaya lisensi. Dalam prakteknya, orang-orang sering tidak
mempedulikan perjanjian distribusi dantetap melakukan hal tersebut, tapi
sebenarnya perjanjian tidak mengizinkannya.
7. GNU General Public License(GNU/GPL)
GNU/GPL merupakan sebuah kumpulan ketentuan pendistribusian tertentu untuk
meng-copyleft-kan sebuah program. Proyek GNU menggunakannya sebagai
perjanjian distribusi untuk sebagian besar perangkat lunak GNU. Sebagai contoh
adalah lisensi GPL yang umum digunakan pada perangkat lunak Open Source.
GPL memberikan hak kepada oranglain untuk menggunakan sebuah ciptaan
asalkan modifikasi atau produk derivasidari ciptaan tersebut memiliki lisensi
yang sama. Kebalikan dari hak ciptaadalah public domain. Ciptaan dalam public
domain dapat digunakan sekehendaknyaoleh pihak lain.
8. SumberTerbuka (Open Source)
Walaupun Perangkat Lunak memegang peranan yang penting, pengertian publik
terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak (HaKI PL) masih relatif
minim. Kebinggungan ini bertambah dengan peningkatan pemanfaatan dari
Perangkat Lunak Bebas (PLB) – Free Software – dan Perangkat Lunak Sumber
![Page 7: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/7.jpg)
Terbuka (PLST) – Open Source Software (OSS). PLB ini sering disalahkaprahkan
sebagai PLST, walau pun sebetulnya terdapat beberapa berbedaan yang mendasar
diantara kedua pendekatan tersebut. Pada dasarnya, PLB lebih mengutamakan hal
fundamental kebebasan, sedangkan PLST lebih mengutamakan kepraktisan
pemanfaatan PL itu sendiri. Konsep Perangkat Lunak KodeTerbuka (Open
Source Software) pada intinya adalah membuka kode sumber (source code) dari
sebuah perangkat lunak. Konsep ini terasa aneh pada awalnya dikarenakan kode
sumber merupakan kunci dari sebuah perangkat lunak. Dengan diketahui logika
yang adadi kode sumber, maka orang lain semestinya dapat membuat perangkat
lunak yang sama fungsinya. Open source hanya sebatas itu. Artinya, tidak harus
gratis. Kita bisa saja membuat perangkat lunak yang kita buka kode-sumber-
nya, mempatenkan algoritmanya ,medaftarkan hak cipta, dan tetap menjual
perangkat lunak tersebut secara komersial (alias tidak gratis). Definisi open
source yang asli seperti tertuang dalam OSD(Open Source Definition) yaitu
sebagai berikut :
1. Free Redistribution
2. Source Code
3. Derived Works
4. Integrityof the Authors Source Code
5. No Discrimination Against Persons or Groups
6. No Discrimination Against Fields of Endeavor
7. Distribution of License
8. License Must Not Be Specific to a Product
9. License Must Not Contaminate Other Software
9. Copyleft
Copyleft adalah pelesatan dari copyright (Hak Cipta). Copyleft merupakan
PLByang turunannya tetap merupakan PLB. Contoh lisensi copyleft ialah adalah
GNU/GPL General Public License. Perangkat lunak copy lefted merupakan
perangkat lunak bebas yang ketentuan pendistribusinya tidak memperbolehkan
untuk menambah batasan-batasan tambahan – jika mendistribusikan atau
memodifikasi perangkat lunak tersebut. Artinya, setiap salinan dariperangkat
lunak, walaupun telah dimodifikasi, haruslah merupakan perangkat lunak bebas.
Perangkat lunak bebas non-copyleft dibuat oleh pembuatnya yang mengizinkan
seseorang untuk mendistribusikan dan memodifikasi, dan untuk menambahkan
batasan-batasan tambahan dalamnya. Jika suatu program bebastapi tidak copyleft,
maka beberapa salinan atau versi yang dimodifikasi bisa jadi tidak bebas
samasekali. Perusahaan perangkat lunak dapat mengkompilasi programnya,
dengan atautanpa modifikasi, dan mendistribusikan file tereksekusi sebagai
produk perangkatlunak yang berpemilik. Sistem X Window menggambarkan hal
ini.
10. Ilustrasi Lisensi
![Page 8: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/8.jpg)
GNU/GPL bukan merupakan satu-satunya lisensi copyleft.Terdapat banyak
lisensi lainnya seperti sebagai berikut :
1. LisensiApache
2. LisensiArtistic
3. LisensiFreeBSD
4. LisensiOpenLDAP
5. Dll.
11. Perangkat Keras Rahasia
Para pembuat perangkat keras cenderung untuk menjaga kerahasiaan spesifikasi
perangkat mereka. Ini menyulitkan penulisan driver bebas agar Linux dan
XFree86 dapat mendukung perangkatkeras baru tersebut. Walau pun kita telah
memiliki sistem bebas yang lengkap dewasa ini, namun mungkin saja tidak di
masa mendatang, jika kita tidak dapat mendukung komputer yang akan datang.
12. Pustaka Tidak Bebas
Pustaka tidak bebas yang berjalan pada perangkat lunak bebas dapat menjadi
perangkap bagi pengembang perangkat lunak bebas. Fitur menarik dari pustaka
tersebut merupakan umpan, jika anda menggunakannya, anda akan terperangkap,
karena program anda tidakakan menjadi bagian yang bermanfaat bagi sistem
operasi bebas. Jadi, kita dapat memasukkan program anda, namun tidak akan
berjalan jika pustaka-nya tidak ada. Lebih parah lagi, jika program tersebut
menjadi terkenal, tentunya akan menjebak lebih banyak lagi para pemrogram.
13. Paten Perangkat Lunak
Ancaman terburuk yang perlu dihadapi berasal dari paten perangkat lunak, yang
dapat berakibat pembatasan fitur perangkat lunak bebas lebih dari dua puluh
tahun. Paten algoritma kompresi LZW diterapkan 1983, serta hingga baru-baru
ini, kita tidak dapat membuat perangkat lunak bebas untuk kompresi GIF. Tahun
1998 yang lalu, sebuah programbebas yang menghasilkan suara MP3 terkompresi
terpaksa dihapus dari distroakibat ancaman penuntutan paten.
14. Perangkat Lunak Bebas (Free Software)
Perangkat lunak bebas ialah perangkat lunak yang mengizinkan siapa pun untuk
menggunakan, menyalin, dan mendistribusikan, baik dimodifikasi atau pun tidak,
secara gratis atau pun dengan biaya. Perlu ditekankan, bahwa kode sumber dari
program harus tersedia. Jika tidak ada kode program, berarti bukan perangkat
lunak. Perangkat Lunak Bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya untuk
menjalankan, menggandakan, menyebarluaskan, mempelajari, mengubah dan
meningkatkan kinerja perangkat lunak. Tepatnya, mengacu pada empat jenis
kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak :
1. Kebebasan 0 : Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa
saja.
![Page 9: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Kebebasan 1: Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu
bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda. Akses pada kode
program merupakan suatu prasyarat.
3. Kebebasan 2: Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan
perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama anda.
4. Kebebasan 3: Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan
dapatmenyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati
keuntungannya.
Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga. Suatu program
merupakan perangkat lunak bebas, jika setiap pengguna memiliki semua dari
kebebasan tersebut. Dengan demikian, anda seharusnya bebas untuk
menyebarluaskan salinan program itu, dengan atau tanpa modifikasi (perubahan),
secara gratis atau pun dengan memungut biaya penyebarluasan, kepada siapa pun
dimana pun. Kebebasan untuk melakukan semua hal di atas berarti anda tidak
harus meminta atau pun membayar untuk izin tersebut. Perangkat lunak bebas
bukan berarti ``tidak komersial''. Program bebas harus boleh digunakan untuk
keperluan komersial. Pengembangan perangkat lunak bebas secara komersial pun
tidak merupakan hal yang aneh; dan produknya ialah perangkat lunak bebas yang
komersial.
5. Aturan Hak Cipta Terhadap Perangkat Lunak
Aturan hak cipta terkait dengan perangkat lunak komputer diatur dalam Undang-
undang Negara Republik Indonesia No 19 Tahun 2000 yang terdiri dari 15 bab dan 78
pasal. Sebelumnya, negara kita pernah memiliki Undang-undang Hak Cipta, yaitu :
1. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1987
3. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997
Undang-undang Hak Cipta dibuat untuk melindungi hasil karya atau ciptaan dari
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
Berikut ini kutipan dari Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 :
Pasal 49
a. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain
yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman
suara dan/ atau gambar pertunjukkannya.
b. Produser rekaman suara memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau
melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan/atau
menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi.
6. Komersialisasi Perangkat Lunak
![Page 10: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/10.jpg)
Bebas pada kata perangkat lunak bebas tepatnya adalah bahwa para pengguna
bebas untuk menjalankan suatu program, mengubah suatu program, dan mendistribusi
ulang suatu program dengan atau tanpa mengubahnya. Berhubung perangkat lunak bebas
bukan perihal harga, harga yang murah tidak menjadikannya menjadi lebih bebas, atau
mendekati bebas. Jadi jika anda mendistribusi ulang salinan dari perangkat lunak bebas,
anda dapat saja menarik biaya dan mendapatkan uang. Mendistribusi ulang perangkat
lunak bebas merupakan kegiatan yang baik dan sah; jika anda melakukannya, silakan juga
menarik keuntungan. Beberapa bentuk model bisnis yang dapat dilakukan dengan Open
Source :
1. Support/seller, pendapatan diperoleh dari penjualan media distribusi, branding,
pelatihan, jasa konsultasi, pengembangan custom, dan dukungan setelah
penjualan.
2. Loss leader, suatu produk Open Source gratis digunakan untuk menggantikan
perangkat lunak komersial.
3. Widget Frosting, perusahaan pada dasarnya menjual perangkat keras yang
menggunakan program Open Source untuk menjalankan perangkat keras seperti
sebagai driver atau lainnya.
4. Accecorizing, perusahaan mendistribusikan buku, perangkat keras, atau barang
fisik lainnya yang berkaitan dengan produk Open Source, misal penerbitan buku
O Reilly.
5. Service Enabler, perangkat lunak Open Source dibuat dan didistribusikan untuk
mendukung ke arah penjualan service lainnya yang menghasilkanuang.
6. Brand Licensing, Suatu perusahaan mendapatkan penghasilan dengan penggunaan
nama dagangnya.
7. Sell it, Free it, suatu perusahaan memulai siklus produksinya sebagai suatu produk
komersial dan lalu mengubahnya menjadi produk open Source.
8. Software Franchising, ini merupakan model kombinasi antara brand licensing dan
support/seller
7.
![Page 11: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB 3
PENUTUP
![Page 12: Hak Kekayaan Intelektual Perangkat Lunak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081805/5695d02b1a28ab9b02914b79/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA