Download - Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
1/8
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa
penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.[1] Ujung dari suatu gula pereduksi adalah
ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa,
galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai
gula pereduksi.[1] Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim,
dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan.[1]
Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro
salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm.[1] Semakin tinggi nilai absorbansi
yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.[2]
glucose
fructose
UJI IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Posted: 19 November 2010 inall about my task
0
A. Tujuan
Memahami metode identifikasi karbohidrat.B. Teori Dasar
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapatdiubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan
monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan
hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkanoleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk
glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu, untuk sumber energi, pemanis pada makanan,
penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena
konstipasi (sembelit), dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang lainnya.Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut
organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga
http://nikku92.wordpress.com/category/uncategorized/all-about-my-task/http://nikku92.wordpress.com/category/uncategorized/all-about-my-task/http://nikku92.wordpress.com/category/uncategorized/all-about-my-task/http://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-karbohidrat/#respondhttp://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-karbohidrat/#respondhttp://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-karbohidrat/#respondhttp://nikku92.wordpress.com/category/uncategorized/all-about-my-task/ -
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
2/8
golongan yaitu :
1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebihsederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida
merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa,
galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida,
contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanankarbohidrat.
Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat :
1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai senyawa yang
dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawafurfural akan membentuk kompleks dengan -naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan
memberikan warna ungu pada larutan.2. Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang
mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua
golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang
berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya
fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendapsebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan
natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis
dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutanBenedict.
3. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pHserta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed
mengandung senyawa tembaga asetat.
4. Uji SeliwanoffPrinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh
asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang
menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoffyang akan memberikan warna jingga pada larutan.
5. Uji Hidrolisis PatiPati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan
iodium yang akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
3/8
dengan uji Benedict.
C. Alat dan Bahan
Alat :- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi- Gelas ukur
- Penangas air (hot plate)
- Stirrer- Kertas saring
- Kertas lakmus
- Plat tetes- Penjepit kayu
Bahan :
- Larutan Iodium 0,05 M
- Larutan NaOH 2 %- Larutan HCl 2 N
Pereaksi :- Pereaksi Molisch
- Pereaksi Benedict
- Pereaksi Barfoed
- Pereaksi SeliwanoffLarutan Karbohidrat :
- 0,1 M Sukrosa
- 0,1 M Glukosa
- 0,1 M Arabinosa
- 0,1 M Maltosa- 0,1 M Galaktosa
- 0,1 M Fruktosa- 0,1 M Laktosa
- Larutan Pati (amilum) 1%
D. Prosedur Percobaan
Uji Molisch3 tetes pereaksi Molisch
1 ml larutan karbohidrat ( 0,1 M glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, larutan 1% amilum, dan
selulosa/kapas yang disuspensikan dalam air.)
Dikocok perlahan
1 ml asam sulfat pekat
Uji Benedict3 tetes larutan karbohidrat
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
4/8
dimasukkan
Tabung reaksi 2 ml reagen Benedict
Penangas air mendidih selama 3 menit
Dibiarkan dingin dan diperhatikan perubahan warna serta endapan (endapan hijau, kuning ataumerah, menunjukkan reaksi positif).
Uji Barfoed
1 ml larutan karbohidrat
Tabung reaksi 1 ml reagen Barfoed segar
Penangas air mendidih dan direbus selama 1 menit atau lebih. Jika perlu hingga reaksi reduksiterjadi. Biarkan dingin pada air mengalir selama 2 menit.
Uji Seliwanoff3 tetes larutan karbohidrat (sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa)
dimasukkan
3 ml pereaksi Seliwanoffdididihkan di atas api kecil selama 30 detik
Penangas air mendidih 1 menit
Perubahan warna merah jingga dan endapan, menunjukkan reaksi positif ketosa. Bila endapan
dilarutkan dalam alkohol menjadi merah.
Uji Hidrolisis Pati
Tabung reaksi 5 ml amilum 1%
2,5 ml HCl 2 N
Dikocok sampai tercampur
Penangas air mendidihSetelah 3 menit
Uji dengan Iodium : 2 tetes larutan + 2 tetes Iodium dalam plat tetes
Perubahan warna dicatat dan diamati
Uji Iodium dilakukan setiap 3 menit sampai hasil larutan berwarna kuning pucat
Hidrolisis dilanjutkan 5 menit lagi
didinginkan2 ml larutan hasil hidrolisis diambil
dinetralkan
NaOH 2 %, lalu diuji kertas lakmus merah
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
5/8
diuji
Pereaksi Benedict
Apa yang dihasilkan dari hidrolisis pati disimpulkan
E. Data Pengamatan
Pada uji molisch direaksikan berbagai macam larutan karbohidrat seperti : glukosa, sukrosa,maltosa, arabinosa, amilum 1 %, selulosa, dengan pereaksi molisch. Pereaksi molisch memiliki
bentuk larutan dan berwarna jingga sedangkan macam-macam larutan karbohidrat berwarnaputih bening.
Pereaksi Molisch + Glukosa Larutan berwarna putih keruh, dan ada endapan putih yangmengapung-ngapung.
+ H2SO4 Larutan menjadi dua lapis, lapisan atas berwarna putih keruh dengan endapan putihdan lapisan bawah berwarna putih dan endapan berwarna ungu.
Pereaksi Molisch + Sukrosa Larutan berwarna putih keruh, dan ada endapan putih yangmengapung-ngapung.
+ H2SO4 Larutan menjadi dua lapis, lapisan atas berwarna putih keruh dengan endapan putih
dan lapisan bawah berwarna putih dan endapan berwarna hitam. Pereaksi Molisch + Maltosa Larutan berwarna putih keruh, dan ada endapan putih yangmengapung-ngapung.
+ H2SO4 Larutan menjadi dua lapis, lapisan atas berwarna putih keruh dengan endapan putih
dan lapisan bawah berwarna putih dan endapan berwarna hitam.
Pereaksi Molisch + Arabinosa Larutan berwarna putih keruh, dan ada endapan putih yangmengapung-ngapung.
+ H2SO4 Larutan menjadi dua lapis, lapisan atas berwarna putih keruh dengan endapan putih
dan lapisan bawah berwarna putih dan endapan berwarna ungu kehitaman.
Pereaksi Molisch + Amilum 1% Larutan berwarna putih keruh, dan ada endapan putih yangmengapung-ngapung.
+ H2SO4 Larutan menjadi dua lapis, lapisan atas berwarna putih keruh dengan endapan putihdan lapisan bawah berwarna putih dan endapan berwarna ungu.
Pereaksi Molisch + Selulosa Selulosa menjadi berwarna jingga.
+ H2SO4 Selulosa bagian atas berwarna putih bening agak kehijauan, bagian tengahnyaberwarna hijau kehitaman, dan bagian bawahnya berwarna hitam.
Dalam uji Benedict direaksikan berbagai macam larutan karbohidrat seperti : fruktosa, galaktosa,
maltosa, glukosa, sukrosa, dan arabinosa. Reagen Benedict memiliki bentuk larutan danberwarna biru sedangkan macam-macam larutan karbohidrat berwarna putih bening.
Reagen Benedict + Fruktosa Larutan tetap berwarna biru, tidak berubah.
Reagen Benedict + Galaktosa Endapan berwarna merah.
Reagen Benedict + Maltosa Endapan berwarna merah.
Reagen Benedict + Glukosa Endapan berwarna merah.
Reagen Benedict + Sukrosa Larutan tetap berwarna biru, tidak berubah.
Reagen Benedict + Arabinosa Endapan berwarna merah.Uji Barfoed direaksikan berbagai macam larutan karbohidrat seperti : laktosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa, arabinosa, glukosa, sukrosa, amilum. Reagen Barfoed memiliki bentuk
larutan dan berwarna biru sedangkan macam-macam larutan karbohidrat berwarna putih bening.
Reagen Barfoed + Laktosa tidak ada perubahan warna.
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
6/8
Reagen Barfoed + Fruktosa tidak ada perubahan warna.
Reagen Barfoed + Galaktosa tidak ada perubahan warna.
Reagen Barfoed + Maltosa tidak ada perubahan warna.
Reagen Barfoed + Arabinosa tidak ada perubahan warna.
Reagen Barfoed + Glukosa tidak ada perubahan warna.
Reagen Barfoed + Sukrosa tidak ada perubahan warna. Reagen Barfoed + Amilum larutan berwarna biru keruh, dan terbagi dua lapisan. Lapisan atas
adalah amilum, lapisan bawah adalah reagen barfoed.Uji Seliwanoff direaksikan berbagai macam larutan karbohidrat seperti : sukrosa, galaktosa,
fruktosa, glukosa, arabinosa. Reagen Seliwanoff berbentuk larutan berwarna bening, dan macam-
macam larutan karbohidrat berwarna putih bening.
Reagen Seliwanoff + Sukrosa setelah dipanaskan 20 menit berubah warna menjadi merahjingga.
Reagen Seliwanoff + Galaktosa setelah dipanaskan berubah warna menjadi jingga pucat.
Reagen Seliwanoff + Fruktosa setelah dipanaskan 50 menit berubah warna menjadi merahjingga.
Reagen Seliwanoff + Glukosa setelah dipanaskan berubah warna menjadi jingga pucat.
Reagen Seliwanoff + Arabinosa setelah dipanaskan berubah warna menjadi jingga pucat.Pada uji hidrolisis pati, amilum 1% direaksikan dengan HCl 2 N. Larutan amilum memiliki
bentuk larutan yang berwarna putih keruh sedangkan HCl 2 N memiliki bentuk larutan berwarna
putih bening. Setelah direaksikan hasil larutan berwarna putih agak bening, dan dihidrolisiswarna menjadi semakin bening. Kemudian hasil hidrolisis diambil 2 tetes dan direaksikan
dengan 2 tetes iodium yang berwarna jingga, hasilnya larutan berubah warna menjadi ungu
kehitaman. Lalu, hasil hidrolisis tadi diuji menggunakan kertas lakmus merah dan hasilnya kertas
lakmus tidak berubah menjadi biru. Terakhir, setelah diuji dengan kertas lakmus hasil hidrolisisdiuji dengan pereaksi Benedict. Hasilnya tidak ada perubahan warna apapun, larutan tetap
berwarna bening.
F. PembahasanPereaksi molisch terdiri dari -naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfural
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat
pekat terhadap karbohidrat dan akan membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa,fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, arabinosa, dan pati. Hal ini menunjukkan bahwa uji molisch
sangat spesifik untuk membuktikan adanya karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat
pekat adalah untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfural. Hasil reaksi
yang positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji mengandung karbohidrat, sedangkan hasilreaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif, pada percobaan yang memberikan reaksi
positif adalah glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, dan amilum. Dalam hasil percobaan, hampir
seluruhnya larutan karbohidrat yang direaksikan dengan asam sulfat pekat memebentuk larutanmenjadi dua lapisan dan pada bidang batas kedua lapisan tersebut akan terbentuk cincin ungu
yang disebut kwnoid.
-
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
7/8
Reaksi uji Molisch :
Pada uji Benedict larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuproksida yang berwarna. Gula pereduksi beraksi
dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugusaldehid dan OH laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan
karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam
bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil
aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksiberbagai macam reduktor. Hasil uji positif ditunjukkan oleh galaktosa, glukosa, maltosa, dan
arabinosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis fruktosa, sukrosa dan pati menunjukkan hasilnegatif. Fruktosa memberikan hasil yang negatif yang seharusnya memberikan hasil positif,
karena fruktosa bukanlah gula pereduksi. Tetapi memiliki gugus -hidroksi keton, maka fruktosaakan berubah menjadi glukosa dan manosa dalam suasana basa serta memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict. Sedangkan sukrosa tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom
karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagiterdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini
menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi Benedict.
Reaksi uji Benedict :O O|| [o] ||
RCH + Cu2+ OH- RCOH + Cu2O (merah bata)
Pada percobaan uji Barfoed, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida
atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang
menjadi dasar untuk membedakan antara monosakarida, oligosakarida/disakarida, danpolisakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa
berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam
mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkanlebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Disakarida juga akan memberikan hasil
positif pada larutan memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan bila
didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis. Tapi dalam percobaan, hasil yang diperoleh sama
sekali tidak ada yang memberikan hasil yang positif, melainkan tidak ada perubahan warna samasekali. Hal ini terjadi dikarenakan proses hidrolisis kurang cukup waktu dan suhu yang masih
kurang panas.
Reaksi karbohidrat dengan Cu pada uji Barfoed :O O
RCH + CuCH3COO RCOH + Cu2O (s) + CH3COOH
http://nikku92.files.wordpress.com/2010/11/uji-molisch.jpg -
8/2/2019 Gula Pereduksi Merupakan Golongan Gula
8/8
Di dalam uji Seliwanoff ada pembentukan 4-hidroksimetilfurfural yang terjadi pada reaksi antara
fruktosa, sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosa yang mendasari uji seliwanof. Fruktosamerupakan ketosa, dan sukrosa terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan
pereaksi Seliwanof akan menghasilkan senyawa berwarna jingga. Warna jingga yang muncul
disebabkan oleh senyawa kompleks. Dalam percobaan yang dilakukan sukrosa dan fruktosa
memberikan warna merah jingga, sedangkan pada galaktosa, glukosa, dan arabinosa memberikanwarna jingga pucat. Hidroksimetilfurfural yang mengalami kondensasi akan membentuk
senyawa kompleks.
Reaksi uji Seliwanoff :
Pada percobaan uji hidrolisis pati, amilum yang direaksikan dengan HCl menjadi berwarna
bening kemudian dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna ungu
kehitaman. Hal ini karena ada dua macam amilum atau pati, yaitu pati yang larut dan pati yangtidak larut. Contoh pati yang larut adalah amilosa, dan pati yang tidak larut adalah amilofektin.
Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru, sedangkan jika amilofektin
direaksikan dengan iodium akan memberikan warna ungu kehitaman. Jadi, hasil yang diperolehmerupakan jenis pati yang yang tidak larut, yaitu amilofektin.
G. Kesimpulan
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat
diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis.
Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu : monosakarida, oligosakarida/disakarida, danpolisakarida.
Uji Molisch : uji untuk membuktikan adanya karbohidrat dengan memberikan warna ungupada larutan. Uji Benedict : uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi, dengan memberikan
warna merah bata pada karbohidrat. Uji Barfoed : uji untuk membedakan monosakarida dan
disakarida. Uji Seliwanoff : prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinatdan hidroksimetil furfural oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi
hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah. Uji
Hidrolisis Pati : untuk mengetahui kelarutan amilum, dengan mereaksikan pati dan iodium yangakan membentuk ikatan kompleks berwarna biru.
H. Daftar Pustaka
Murray RF; Granner OK; Rodwell V. Harpers Review of Biochemistry. Penerbit : BukuKedokteran. Jakarta. 1995.
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta. Erlangga.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga.
Anonim. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Umum. Universitas Indonesia FMIPA Jurusan
Kimia. 1998 : 115-118.
http://nikku92.files.wordpress.com/2010/11/600px-seliwanow-svg.png