Download - gravitasi 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang pertanian dan pangan adalah
penggunaan sinar gamma untuk meradiasi bahan pangan dan produk-
produk pertanian lainnya. Iradiasi terhadap komoditi pertanian dapat dilakukan
untuk tujuan pengawetan makanan, atau untuk membunuh hama dan penyakit
yang mungkin masih terkandung dalam tanaman untuk tujuan karantina,
menjaga kebersihan serta kesehatan tanaman (sanitary and phytosanitary). Masyarakat
awam telah lama meragukan keamanan penggunaan iradiasi gamma untuk bahan pangan,
namun sejak tahun 1997 Badan Pangan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa teknik ini
aman untuk digunakan.
Cabai (Capsicum annuum) adalah tanaman sayuran penting di Indonesia. Selain
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri produk cabai merah juga diekspor. Di lapangan
tanaman ini sering diserang oleh berbagai jenis hama seperti ulat buah kepik pengisap
buah kepik hijau, ulat grayak lalat buah, trips dan tungau. Petani harus
mengendalikan hama-hama ini untuk mempertahankan produksinya dan pada umumnya
pengendalian dilakukan secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida. Insektisida
yang biasa digunakan pada tanaman cabai adalah insektisida yang berasal dari
golongan organofosfat, antara lain adalah dimetoat. Insektisida ini digunakan untuk
mengendalikan hama kutu daun Myzus persicae dan hama Thrips sp.
Sudah menjadi paradigma baru bagi para pengguna pestisida untuk keberhasilan
usaha manusia, mengingat tingkat efektifitas dan efisensi cara kerjanya dalam
pengendalian hama maupun penyakit yang menjadikan insektisida sebagai dewa
penyelamat produksi pertanian. Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat
dan keuntungan. Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman
dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara
penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan
disimpan. Manfaat yang lain, secara ekonomi penggunaan pestisida relatif
menguntungkan. Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak
buruk. Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan.
Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode
pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah
diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan. Manfaat yang lain,
secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, bukan berarti
penggunaan insektisida tidak menimbulkan dampak buruk baik bagi lingkungan maupun
bagi kesehatan tubuh. Dengan adanya dampak buruk dari insektisida, para petani lebih
dianjurkan menggunakan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia
sama sekali. Tetapi pertanian dengan metode ini juga memiliki resiko yaitu rentan untuk
terserang hama. Tetapi hasil dari pertanian ini sangat sehat dan tidak akan mengganggu
kesehatan.
Peranan insektisida dalam sistem pertanian sudah menjadi dilema yang sangat
menarik untuk dikaji. Berpihak pada upaya pemenuhan kebutuhan produksi pangan
sejalan dengan peningkatan perumbuhan penduduk Indonesia, maka pada konteks
pemenuhan kuantitas produksi pertanian khususnya produk hortikultura insektsiida sudah
tidak dapat lagi dikesampingkan dalam sistem budidaya pertanian. Di pihak lain
penggunaan insetisida membawa bencana yang sangat hebat terhadap kesehatan petani
dan konsumen akibat mengkonsumsi produk hortikultura yang mengandung residu
insektisida. Menurut WHO setiap setengah juta kasus insektisida terhadap manusia, 5000
diakhiri dengan kematian. Dampak lain yang tidak kalah pentingnya adalah timbulkan
pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organisme
lainnya di biosfer ini
Berdasarkan fenomena tersebut kami sebagai penulis dengan segenap
kemampuan mencoba melakukan suatu penelitian studi kepustakaan untuk
menemukan alternatif lain sebagai pengganti penggunaan insektisida pada cabai
tetapi tetap tidak mengesampingkan kualitas cabai itu sendiri dan keuntungan
ekonomis yang akan diperoleh petani. Alternatif tersebut yaitu dengan
memanfaatkan teknologi pengembangan radiasi sinar gamma untuk meningkatkan
kualitas cabai
Adapun dalam penelitian ini, kami akan membahas lebh jelas mengenai
konsep kerja sinar gamma terhadap tanaman cabai serta metode
pengembangannya dalam meningkatkan kualitas tanaman cabai.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep kerja radiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?
2. Bagaimana metode pemanfaatan sinar gamma dalam meningkatkan kualitas tanaman
cabai?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep kerja radiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan tanaman cabai
2. Mengetahui metode pemanfaatan sinar gamma dalam peningkatan kualitas tanaman
cabai
1.2 MANFAAT
Adapun manfaat dari tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memperluas pengetahuan mengenai manfaat radiasi sinar gamma bagi pertumbuhan
tanaman
2. Menambah wawasan mengenai konsep kerja radiasi sinar gamma terhadap
pertumbuhan tanaman
3. Sebagai sumber referensi untuk mengetahui metode pemanfaatan sinar gamma dalam
peningkatan kualitas tanaman cabai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDEFINISIAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2009, 201) Pengaruh adalah
dampak, hasil yang ditimbulkan dari sesuatu hal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2009, 244) Sinar adalah
cahaya yang ditimbulkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2009, 111) gamma adalah
sinar X.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2009, 111) sinar gamma
adalah cahaya hasil reaksi elektromagnetik berupa sinar x energi tinggi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2009, 282) peningkatan adalah
proses meningkatkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) (2009, 121) Kualitas adalah
mutu barang; nilai suatu barang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) (2009, 80) Cabai adalah salah
satu jenis tanaman hortikultura.
2.2 DESKRIPSI UMUM
Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi misalnya, sebagaimana yang terjadi pada senjata
nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif. Tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi
elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra
violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Yang membuat
radiasi terjadi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis
lurus ke segala arah) dari suatu sumber. Geometri ini secara alami mengarah pada sistem
pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi
dapat berbahaya.
Sinar gamma adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energy tinggi yang
diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi
elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir,
ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gamma energi rendah dan sinar-X
energi tinggi. Sinar gama (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani
gamma, γ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran
elektron-positron. Sinar gamma merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka
lebih menembus dari radiasi alfa atau beta.
2.3 SINAR GAMMA
Sinar gamma membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka
seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun
radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat
menunjuk kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal
antara sinar gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama untuk
radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah
dua nama untuk cahaya tampak
Sifat-sifat sinar Gamma antara lain :
Daya tembus sangat besar
Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik dan magnet
Memiliki panjang gelombang terpendek
Energi sangat besar dan sangat merusak
Kurang mengionisasi
Dalam hal ionisasi, radiasi gamma berinteraksi dengan bahan melalui tiga proses
utama: efek fotoelektrik, penyebaran Compton, danproduksi pasangan.
a. Efek fotoeletrik, adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan
radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis
permukaan. Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak
digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode
diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah.
.
b. Penyebaran Compton, adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah
penyinaran terhadap suatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari 3 proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu
materi sebagian daripada energinya akan diberikan kepada materi tersebut,
sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan.
c. Produksi pasangan adalah salah satu efek interaksi suatu penyinaran pada suatu
benda atau materi.Sinar gamma dengan tingkat energi yang besar ( beberapa MeV )
bila menghantam sebuah inti atom dapat mengubah energi tersebut menjadi massa
yang bergerak dengan kecepatan tertentu E=mc². Dalam waktu yang bersamaan
muncul dari inti atom yang dikenaisinar gamma sepasang partikel yang
satu positron yang bermuatan positif dan yang lain elektron bermuatan negatif. Foton
yang baru dihasilkan ini harus mempunyai energi yang besarnya minimal massa
kedua partikel tersebut dalam keadaan tenang atau sebelum disinar; besarnya kurang
lebih 2.0,51 MeV ( besar energi minimal Foton ). Energi Foton yang berlebih akan
diubah menjadi energikinetik kedua partikel tersebut.
Manfaat dari sinar gamma diantaranya :
Digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu
benda. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam sinar X.
Digunakan dalam bidang kedokteran, yaitu dalam teknologi yang canggih
yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner)
Digunakan pula pada kasus bedah saraf, dalam bentuk pisau gamma
Digunakan dalam proses sterilisasi. Sterilisasi sangat baik dipakai untuk
produk jaringan biologi.
Digunakan untuk proses pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi
Digunakan untuk membuat serangga menjadi mandul.
Digunakan untuk membunuh bakteri dan virus pada hasil tanaman dan
makanan tertentu
Adapun kerugian yang dapat ditimbulkan dari sinar gamma adalah
Nafsu makan berkurang atau hilang
Pusing
Terjadi diare
Demam
Berat badan turun
Kanker darah/leukimia
Meningkatnya denyut jantung
Daya tahan tubuh berkurang
2.4 RADIASI SINAR GAMMA
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel, gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi (BATAN,
2008). Radiasi energi tinggi adalah bentuk-bentuk energi yang melepaskan tenaga dalam
jumlah yang besar dan kadang -kadang disebut juga radiasi ionisasi karena ion-ion
dihasilkan dalam bahan yang dapat ditembus oleh energy tersebut (Crowder, 1986).
Radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan dibebani
oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau mengubah reaksi
kimia sel tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
susunan kromosom tanaman (Poespodarsono, 1988).
Faktor yang mempengaruhi terbentuk- nya mutan antara lain adalah besarnya
dosis iradiasi. Dosis iradiasi diukur dalam satuan Gray (Gy), 1 Gy sama dengan
0,10 krad yakni 1 J energi per kilogram iradiasi yang dihasilkan (Anonimous
1997). Dosis iradiasi dibagi tiga, yaitu tinggi (> 10 k Gy), sedang (1-10 k Gy), dan
rendah (< 1 k Gy). Perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau
mengakibatkan sterilitas. Pada umumnya dosis yang rendah dapat mempertahan-
kan daya hidup atau tunas, dapat mem- perpanjang waktu kemasakan pada buah-
buahan dan sayuran, serta meningkatkan kadar pati, protein, dan kadar minyak pada
biji jagung, kacang dan bunga matahari. Tanaman mutan juga memiliki daya tahan
yang lebih baik terhadap serangan patogen dan kekeringan. Warna bunga atau daun
dapat pula berubah sehingga diperoleh mutan komersial (Broertjes 1982; Bhatnagar
dan Tiwari 1991; Micke)Secara langsung setelah peristiwa mutasi induksi akan
terjadi bentuk khimera yang solid pada sel, jaringan atau organ. Sering kali
penampakan akibat mutasi baru muncul setelah generasi selanjutnya.
Teknik radiasi sinar gamma menimbulkan efek genetika berupa terjadinya
perubahan struktur dan komposisi pada kromosom dan molekul asam
deoksiribonukleat AND ( DNA). Pada berbagai jenis tanaman pangan. Proses tersebut
dapat menimbulkan bebagai macam bentuk "mutasi" pada keturunan tanaman
dengan sifat - sifat yang berbeda dengan sifat induknya. Hal ini memungkinkan para
ahli genetika dan ahli pemulian tanaman untuk mendapatkan bibit yang lebih unggul
Mutasi pada tanaman merupakan perubahan spontan materi- materi genetika
dalam sel yang disebabkan oleh terjadinya pengaturan kromosom. Mutasi induksi yang
disebut mutagen disebabkan oleh bahan-bahan pereaksi dari luar yang dapat
dibedakan atas dua mutagen kimia dan mutagen fisika.
2.5 PERLINDUNGAN UNTUK SINAR GAMMA
Perlindungan untuk sinar g membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan
untuk perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gamma diserap lebih banyak oleh bahan
dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar
gamma, makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gamma
biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas
dari sinar gamma setengahnya. Misalnya, sinar gamma yang membutuhkan 1 cm (0,4
inchi) “lead" untuk mengurangi intensitasnya sebesar 50% juga akan mengurangi
setengah intensitasnya dengan konkrit 6 cm (2,4 inchi) atau debut paketan 9 cm (3,6
inchi).
2.6 PERBEDAAN SINAR GAMMA DENGAN SINAR LAIN
Dengan sinar a dan b:
Sinar g lebih berbahaya dibanding sinar a dan b karena radiasi b sinar hanya
dapat menembus kertas tipis, dan sinar a hanya dpt menembus beberapa milimeter
udara.
Dengan sinar X:
Yaitu pada proses pembentukannya. Sinar g adalah hasil perubahan dalam nukleus,
sedangkan sinar X dipancarkan bila elektron atomik mengalami perubahan orbit.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Konsep kerja radiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan tanaman cabai
Secara fisiologis, radiasi dengan sinar gamma menyebabkan
terbentuknya elektron bebas yang dapat menginduksi terbentuknya radikal yang
dapat bereaksi dengan makromolekul (IAEA, 1977). Reaksi radikal dengan
makromolekul dapat bersifat merusak. Bila makromolekul yang mengalami kerusakan
adalah metabolit beracun yang berakumulasi selama proses penuaan atau
penghambat perkecambahan, maka radiasi dapat meningkatkan daya kecambah
(Schmitdt, 2000). Elektron bebas yang terbentuk pada ionisasi radiasi mungkin
juga masuk dalam jalur respirasi yang biasanya menggunakan elektron yang
dilepas dari penggunaan ATP menjadi ADP (Wilkins, 1990). Dengan demikian
elektron dari radiasi dapat meningkatkan metabolisme yang diperlukan selama
perkecambahan.
Radiasi ionisasi juga dapat merubah struktur molekul lemak pada
membran sel sehingga perkecambahan dapat diperbaiki. Pengaruh radiasi yang paling
penting pada organisme adalah efek terhadap kromoson karena berisi
Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang merupakan unit materi genetik yang
diturunkan (gen). Efek geologi yang penting terhadap kromoson ialah terjadinya
penyimpangan (abberasi kromoson), di antaranya terjadinya pematahan pada lengan
kromoson. Hanya dalam waktu 30 menit kromoson yang patah tersebut dapat
bergabung kembali. Bila proses penggabungan lengan ini gagal maka fragmen yang
patah tersebut akan hilang dan menyebabkan hilangnya kumpulan gen yang ada di
dalamnya, sehingga proses tersebut akan menghasilkan individu yang abnormal
atau terjadinya mutasi. Abberasi yang lebih komplek terbentuk apabila dua atau
lebih fragmen patahan dari kromoson yang sama atau kromoson yang berbeda
bergabung kembali dalam bentuk lain, sehingga pada pembelahan sel berikutnya
akan mengakibatkan terjadinya inverse, translokasi, defisiasi, dan dulikasi yang
masih memungkinkan sel hidup pada pembelahan berikutnya tetapi tidak normal.
Jumlah dan tipe bberasi yang terjadi tergantung dari status sel dalam pembelahan,
kecepatan dosis yang dipancarkan, dan jenis dari radiasi (Brown, 1973).
Pada dasarnya radiasi dapat merusak makluk hidup namun kalau dosis
radiasi yang diberikan pada benih tepat maka induksi mutasi pada generasi
berikutnya akan terjadi. Jika radiasi yang diberikan terlalu rendah maka benih yang
diradiasi tidak berubah, dan sebaliknya jika radiasinya terlalu tinggi maka benih-
benih tersebut akan mati. Dengan radiasi yang optimal maka akan menaikkan
frekuensi mutasi sebesar 100.000 kali. Dosis optimal untuk induksi mutasi
bervariasi menurut materi tanaman, varietas tanaman, dosis radiasi sinar gamma
atau sinar X yang digunakan. Dengan dosis di bawan 5 krad, frekuensi mutasi
berkurang, sedang pada dosis lebih dari 25 krad radiasi terlalu tinggi dan banyak
organisme yang mati (Sutrisno, 2006).
Ada dua kemungkinan terjadinya kerusakan biologi akibat radiasi, yaitu efek
langsung dan tidak langsung. Efek langsung yaitu suatu molekul biologi yang
penting misalnya DNA terkena langsung radiasi dan pecah menjadi fragmen-
fragmen yang tidak berguna lagi. Efek tidak langsung terjadi apabila molekul air
yang terkena radiasi terurai menjadi ion-ion dan radikel bebas yang reaktif dan
dapat bereaksi dengan molekul DNA (Brown, 1973).
4.2 Metode pemanfaatan sinar gamma dalam peningkatan kualitas tanaman cabai
4.2.1 Metode Peningkatan Mutu Fisiologis
Pada beberapa percobaan radiasi pada benih, radiasi pada dosis rendah
dapat meningkatkan persen perkecambahan. Kendala utama yang sering
dijumpai pada benih tanaman hutan adalah dormansi dan sifat penurunan
mutu fisiologis benih yang cepat. Penerapan teknologi radiasi pada benih-benih
tersebut kemungkinan dapat diterapkan karena elektron dari radiasi dapat
meningkatkan metabolisme yang diperlukan selama perkecambahan. Radiasi
ionisasi juga dapat merubah struktur molekul lemak pada membran sel sehingga
perkecambahan dapat diperbaiki.
4.2.2 Metode Peningkatan Mutu Genetik
Teknologi radiasi digunakan oleh pemulia untuk mendapatkan mutan.
Radiasi dilakukan pada dosis kematian 50% dengan pertimbangan bahwa
kerusakan fisiologis berimbang dengan perubahan genetik yang diperoleh.
Teknik induksi mutasi dapat digunakan untuk mendapatkan bibit tanaman unggul.
Konsep dasar induksi mutasi ialah menambah variabilitas (keragaman)
tanaman yang tersedia untuk seleksi oleh pemulia tanaman agar diperoleh
perbaikan sifat tanaman yang diinginkan, seperti produktivitas tinggi, tahan
penyakit dan daur panen yang lebih singkat. Pada tahun 1958, swedia
melepas 7 varietas barley yang berasal dari induksi mutasi dengan sinar X.
Pada tahun 1987, jumlah varietas barley yang dilepas sudah 845 varietas
(Lannunziata and Legg, 1980). Perkembangan yang sangat pesat ini telah
mendorong pengembangan radisi terhadap jenis lainnya. Pada saat ini telah
banyak varietas yang dilepas, dimana kurang lebih 90% -nya merupakan hasil
induksi mutasi dengan radiasi. Di Indonesia, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop
Pada dasarnya, pemuliaan dengan radiasi ini tidak bisa diarahkan
atau bersifat acak. Namun dengan terciptanya keragaman baru hasil induksi
mutasi, pemulia akan mempunyai keragaman dasar yang lebih luas untuk
selanjutnya melakukan seleksi sesuai dengan tujuan pemuliaan tersebut. Pada
beberapa jenis tanaman cabai keragaman dasar untuk kegiatan pemuliaan
seringkali sangat sempit, khususnya untuk jenis-jenis yang diintroduksi dari luar.
Menurut Sabarnurdin (2000), adanya dugaan kurang luasnya keragaman
dasar dari jenis-jenis yang telah didomestikasi seringkali menyebabkan kegagalan
tanaman.
Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan dengan introduksi
atau eksplorasi jenis-jenis tersebut. Selain itu dapat juga dilakukan melalui
radiasi. Dengan teknologi radiasi, keragaman genetik yang sempit kemungkinan
dapat diperluas. Melalui seleksi dan uji multi lokasi dari beberapa mutan
dimungkinkan diperolehnya bibit-bibit baru yang lebih unggul. Varietas-
varietas terbaik dapat dikembangkan lebih lanjut melalui hibridisasi. Dengan
demikian, selain kemungkinan munculnya keragaman dan varietas baru,
penerapan teknologi radiasi untuk pemuliaan juga diharapkan mampu
mempersingkat waktu karena pemuliaan konvensional yang umumnya
memakan waktu lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan analisis tentang “Pengaruh Pengembangan Radiasi
Sinar Gamma terhadap Peningkatan Kualitas Tanaman Cabai” maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk peningkatan kualitas tanaman cabai yaitu
dengan konsep kerja penyinaran sesuai dengan dosis. Pada dasarnya radiasi dapat
merusak makluk hidup namun kalau dosis radiasi yang diberikan pada benih
tepat maka induksi mutasi pada generasi berikutnya akan terjadi.
2. Ada 2 metode pengembangan sinar gamma yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan kualitas tanaman cabai, yaitu :
Metode peningkatan materi fisiologis yaitu dengan memperbaiki stuktur molekul
lemak pada membran sel sehingga perkecambahan dapat diperbaiki.
Metode peningkatan materi genetik yaitu Peningkatan keragaman genetik dapat
dilakukan dengan teknologi radiasi. Dengan metode ini keragaman genetik yang
sempit kemungkinan dapat diperluas. Melalui seleksi dan uji multi lokasi dari
beberapa mutan dimungkinkan diperolehnya bibit-bibit baru yang lebih unggul.
5.2 SARAN
1. Agar tulisan ini dapat dikaji lebih jauh dengan melakukan penelitian untuk
mendapatkan hasil yang jelas dan akurat.
2. Agar peneliti yang lebih memahami konsep radiasi sinar gamma terhadap
peningkatan kualitas tanaman mulai memperkenalkan metode tersebut pada
masyarakat khususnya para petani sehingga dari penggunaan insektisida, petani
dapat beralih ke metode perkembangbiakan tanaman dengan teknik mutasi. Dengan
demikian dampak buruk dari penggunaan insektisida dapat terminimalisir.