Transcript
Page 1: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Gizi Buruk dan Imunisasi Tidak Lengkap

Novy Triandani Limbong

102011095

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6,Jakarta 11510

[email protected]

Pendahuluan

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia masih banyak terjadi, salah satunya

adalah gizi buruk dan cakupan imunisasi yang rendah. Gizi buruk sering dialami oleh anak

bayi dan balita. Selain itu cakupan imunisasi yang rendah pada anak bayi dan balita juga

mempengaruhi gizi buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, faktor

paling utama adalah faktor ekonomi suatu keluarga dan pengetahuan ibu. Sebagai negara

berkembang, Indonesia masih memiliki banyak penduduk yang miskin dan berpendidikan

rendah.

Banyak program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah

gizi buruk dan cakupan imunisasi yang rendah di Indonesia. Salah satu program pemerintah

yang dijalani oleh pemerintah. Program-program yang dilaksanakan puskesmas untuk

meningkatkan gizi dan cakupan imunisasi masyarakat terdapat pada upaya wajib dari

puskesmas meliputi KIA dan upaya peningkatan gizi masyarakat. Program-program

puskesmas yang lain juga mendukung keberhasilan program imunisasi dan gizi.

Epidemiologi

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan

imunisasi dasar di seluruh provinsi di Indonesia rata-rata untuk tiap jenis imunisasi adalah:

BCG 77,9%, polio 66,7%, DPT-HB 61,9%, dan campak 74,4%; sedangkan berdasarkan

kelengkapannya, hanya 53,8% anak usia 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

lengkap (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian kesehatan RI, 2010).

Pencapaian tersebut belum memenuhi target Universal Childhood Immunization (UCI) yang

telah ditetapkan oleh WHO dan UNICEF, yaitu 80% bayi yang ada di seluruh desa telah

1

Page 2: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang meliputi Hepatitis B satu kali, BCG satu

kali, Polio empat kali, DPT-HB tiga kali dan Campak 1 kali.1

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Pengertian

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan masyarakat yang

dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Dengan semakin

maningkatnya peran ibu dan ayah sebagai figure sentral dalam keluarga, baik menunjang

kebutuhan keluarga maupun fungsi pokok lainnya. Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah

satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang memberi pelayanan kesehatan kepada ibu

hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan

ibu dan anak merupakan salah satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu

wilayah atau negara.2

Tujuan

A. Tujuan umum

Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak

untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan dasar bagi

peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

B. Tujuan khusus

a) Meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil dengan frekuensi pemeriksaan

paling sedikit 4 kali per kehamilan dan sekaligus tercapat cakupan imunisasi TT2

ibu hamil serta pemberian tablet besi pada ibu hamil.

b) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk bidan di desa meningkat

menjadi dua kali lipat di pedesaan dan perkotaan,

c) Meningkatkan cakupan pemeliharaan pasca persalinan bagi ibu-ibu menyusui.

d) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada balita.

e) Meningkatkan cakupan anak TK terbina secara teratur

Kegiatan KIA meliputi:

2

Page 3: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

a. Periksa 5T + 1K:

i. Timbang berat badan

ii. Tekanan darah

iii. Tinggi fundus uteri

iv. Tetanus toksoid 2 dosis

v. Tablet tambah darah

vi. Konseling dan pemecahan masalah klien

b. Pemeriksaan Hb dan Urine atas indikasi

c. Kemo profilaksis malaria pada daerah endemis

d. Perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan dan nasehat

perbaikan kualitas makan ibu dan hamil di rumah

e. Perawatan payudara mulai trimester I

f. Deteksi dini kehmailan resiko tinggi dengan menggunakan KMS ibu

hamil dan penatalaksanaanya

g. Penatalaksnaan penyulit dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan

gawat janin serta memanfaatkan penggunaan KMS ibu hamil dan

partogram

h. Penyuluhan ibu hamil dan keluarganya mengenai kesehatan ibu dan

bayinya serta tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan

2. Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir

a. Pertolongan persalinan dengan 3 bersih (bersih tangan, bersih alat dan

bersih tempat)

b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dan

dukun terlatih (dukun binaan)

3

Page 4: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

c. Nasehat pemberian ASI dalam waktu 30 menit setelah persalinan

kepada ibu yang ditolong persalinannya.

d. Deteksi dini resiko tinggi dengan menggunakan partogram dan

penatalaksana kegawat daruratan obstetric dan neonatal.

e. Melakukan rujukan medis dan non-medis

f. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai upaya

kesehatan ibu agar ibu dan bayi baru lahir sehat, tidak ada tanda

bahaya pada masa nifas dan masa neonatal

3. Pelayanan kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir

a. Bimbingan dan penyuluhan tentang perawatan ibu nifas

b. Pemeriksaan kesehatan neonatal termasuk pengawasan perawatan bayi

baru lahir di rumah minimal 2 kali kunjungan

c. Pelayanan kontrasepsi dan KIE

d. Perbaikan gizi ibu menyusui melalui nasehat pemeberian makanan

tambahan minimal selama menyusui efektif

e. Deteksi dini resiko tinggi, penyulit dna komplikasi masa nifas dan bayi

baru lahir.

f. Bekerja sama dengan lintas program dan tim kesehatan lain dalam

rujukan khusus

g. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan

payudara dan pemberian ASI eksklusif

4. Pelayanan kesehatan balita dan pemeliharaan kesehatan anak TK

a. Pemeliharaan kesehatan anak melalui health check up

i. Pemeriksaan pada bayi minimal 4kali dalam 1 bulan

ii. Pemeriksaan anak pra-sekolah minimal 4 kali dalam 1 bulan

b. Imunisasi dasar lengkap sebelum umur 12 bulan

4

Page 5: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

i. BCG, DPT dan Polio 1 dimulai pada bayi berusia 2 bulan

ii. DPT 2 dan Polio 2 satu bulan kemudian

iii. DPT 3 dan Polio 3 satu bulan kemudian

c. Pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan balita setiap

bulan disertai upaya perbaikan gizi

d. Pemberian PMT secara swadaya masyarakat

e. Pemberian paket perolongan gizi bayi: vitamin A dosis tinggi pada

anak balita setahun 2 kali

f. Pemantauan perkembanhan anak melalu KPSP (kuesioner pra skrining

perkembangan) disertai pembinaan kemampuan dasar perkembangan

anak:

i. Pada bayi minimal 4 kali pemantauan

ii. Pada anak balita dan prasekolah 1-6 kali setahun minimal 2 kali

pemantauan

g. Peningkatan optimalisasi perkembangan kemampuan dasar anak

melalui

i. Tindakan dini pada balita dengan retardasi ringan atau retardasi

sosial cultural yang dilakukan di rumah sesuai petunjuk petugas

kesehatan

ii. Stimulasi dini tumbuh kembang anak melalui kegiatan

penggunan aat pemaninan edukatif

iii. Menangani rujukan blaita dengan retardasi sedang/berat atau

balita dengan kecacatan yang mempengaruhi perkembangannya

disesuaikan dengan dukungan potensi masayarakat setempat

(dinas sosial, panti anak cacat dan lembaga sosial masyarakat)

iv. Penatalaksanaan standar kasus penyakit pada balita terutama

diare/penuomnia

5

Page 6: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

v. Penatalakasanaan rujukan balita ke tempat pelayanan kesehatan

yang lebih tinggi

5. Pembinaan kelompok peminat KIA yang dibina oleh kader dan petugas

puskesmas tentang meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kesehatan anak.

6. Pembinaan dukun bayi

a. Pemantauan dan rujukan ibu hamil

b. Pertolongan persalinan tiga bersih

c. Perawatan dirumah ibu nifas dan bayi neonatus secara tepat dan benar

d. Perawatan dan pemeliharaan dukun kit dan peralatan penunjang

lainnya

e. Pencatatan dan pelaporan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang

ditolong

7. Pemantauan Wilayah Setempat KIA

a. Pemantauan bulanan hasil kegiatan KIA yang disajikan dalam bentuk

grafik balik, gambar yang dapat menggambarkan kemajuan serta

permasalahan operasional upaya KIA di puskesmas

b. Upaya tindak lanjut dan koreksi perbaikan pelaksanaan kegiatan KIA

baik teknis maupun non teknis

c. Umpan balik hasil pemantauan KIA kepada sektor terkait untuk

memperoleh dukungan non teknis dalam upaya tindak lanjut dan

koreksi perbaikan.

8. Penyuluhan kesehatan masyarakat rujukan kasus

a. Pengadaan sarana dan fasilitas untuk puskesmas dan rawat inap,

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling

b. Penyediaan sarana dan obat-obatan untuk kegiatan KIA di puskesmas

rawat inap, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, pondok bersalin,

posyandu, pos obat desa dan dukun bayi.

6

Page 7: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

c. Pengadaan dan penyebaran pedoman pelaksanaan pelayanan standar,

buku pintar bagi tenaga kesehatan, kader dukun bayi dan ibu-ibu

kelompok peminat KIA di desa

d. Pengadaan dan penyebaran kartu ibu, anak, KMS, ibu hamil,

partogram, formulir.buku pencatatan dan pelaporan di tiap jenjang

kesehatan

9. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral

10. Konseling dan pemecahan masalah klien

a. Membantu klien dalam mengambil keputusan

b. Memecahkan masalah yang dialami klien

11. Penemuan kasus secara pasif dan aktif

a. Pasif: mendeteksi kasus-kasus resiko tinggi pada waktu pemeriksaan

kesehatan ibu, anak, dan bayi yang memerlukan pelayanan lebih lanjut

b. Aktif: mengadakan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan ibu, anak,

dan bayi secara aktif di masyarakat terutama di wilayah desa binaan

12. Administrasi dan logistik

a. Invertarisasi peralatan medik dan non medik serta fasilitas lainnya

b. Pengadaan dan penyebaran fasilitas kesehatan untuk KIA, seperti

kebutuhan peralatan.

13. Penatatan dan pelaporan dilaksanakan tiap bulan secara rutin, disamping

laporan tribulanan dan semesteran maupun tahunan disesuaikan dengan

kebutuhan.2

Imunisasi

7

Page 8: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan dengan antigen serupa , tidak terjadi

penyakit.

Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan aktif

dan pasif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat

oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau

kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak

berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Kekebalan aktif adalah kekebalan

yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau

terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif relative lebih lama karena adanya memori

imunologik.3

Jenis Imunisasi Wajib Dasar

Di Indonesia terdapat 5 jenis imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah, .

imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan

hepatitis B.

Imunisasi BCG

Imunisasi BCG ( basillus calmette Guerin ) merupakan imunisasi yang digunakan

untuk mencegah terhadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadi penyakit TBC yang

primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Vaksin

BCG diberikan secara intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah

terjadinya ulkus pada daerah suntikan , limfadenitis regionalis dan reaksi panas.

Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi

pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6

tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular. Angka kejadian hepatitis B

pada anak balita juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian balita.

Imunisasi DPT

8

Page 9: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Imunisasi DPT ( diphtheria, pertussis , tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan

untuk mencegah terjadinya penyakit difteri , pertussis dan tetanus. Vaksin DPT ini

merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat

racunnya,namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti . pemberian pertama zat anti

terbentuk masih sangat dikit terhadap vaksin dan menaktifkan organ-organ tubuh membuat

zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT

diberikan melalui intramuscular. Pemberian DPT dapat terjadi pembengkakkan , nyeri pada

tempat penyuntikan dan demam. Efek berat bisa terjadi menangis hebat, kesakitan kurang

lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopato dan syok.

Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit

campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus

yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui suntikan subkutan. Memiliki efek

ruam di kulit tempat penyuntikan dan panas.

Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin

ini adalah virus yang dilemahkan.

Imunisasi Tambahan

Imunisasi tambahan adalah imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah. Dapat

digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk

kepentingan tertentu.

Beberapa contoh imunisasi tambahan yang dapat diberikan seperti PVC (pnemokokus

polyvinvyl chloride) yang diberikan pada usia lebih dari 1 tahun. PVC diberikan dengan

interval 2 bulan pada usia 2-5 tahun diberikan 1 kali lagi. Influenza diberikan pada usia <dari

8 tahun dengan ketentuan pertama kali harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4

minggu . hepatitis A diberikan pada usia > dari 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12

bulan. Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada usia > 2 tahun diboster ulang setiap 3 tahun.

9

Page 10: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Tata Cara Pemberian Imunisasi

Sebelum melakukan vaksinasi ,dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut :

1. Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak di

vaksinasi.

2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi

ikutan yang tidak diharapkan.

3. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa

mendapatkan persetujuan orangtua.

4. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan

5. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan

6. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik.

7. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan. Periksa

tanggal kadaluarsa dan catat bila ada tanda kerusakan vaksin seperti terjadi perubahan

warna.

8. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai dengan jadwal dan ditawarkan pula

vaksin lain utnuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila diperlukan

9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum

suntik dan lokasi penyuntikan.

10. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut :

- Berilah petunjuk kepada orangtua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam

kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat.

- Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis

- Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada dinas kesehatan bidang

P2m ( pemberantasan penyakit menular )

- Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk

mengejar ketinggalan bila diperlukan.

Cara Pemberian yang baik dan benar :

1. Pembersihan kulit pada tempat suntikan sebelum dilakukan imunisasi.

2. Pemberian Suntikan diberikan melalui intramuscular atau subkutan dalam .

3. Jarum suntik yang digunakan berukuran 23 dengan panjang 25 mm

10

Page 11: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

4. Jarum suntik harus disuntikan dengan sudut 45-600 kedalam otot deltoid. Tempat

pemberian dapat diberikan pada paha anterolateral untuk bayi dan anak-anak dibawah

12 bulan sedangkan region deltoid adalah untuk vaksinasi anak yang lebih besar. 3

Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi

No Jenis ImunisasiBulan

1 2 3 4 5 6 9 15

1 Hepatitis B I II III

2 BCG X

3 DPT I II III

4 Polio I II III IV

5 Campak X

Kekebalan kelompok

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada

antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya

berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik.

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh

individu itu sendiri contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu,

atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan

pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.

Kekebalan kelompok adalah kekebalan yang dimiliki karena seseorang berada dalam

kelompok yang kebal terhadap suatu penyakit.

Kekebalan silang adalah kekebalan yang dimiliki seseorang terhadap suatu penyakit

karena ia kebal terhadap kuman yang memiliki spesies yang sama.3

Rantai Vaksin (Cold chain)

Rantai Vaksin atau Cold Chain adalah Pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk

menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan.

11

Page 12: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Peralatan Rantai Vaksin

Peralatan rantai vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan

vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan.

Sarana rantai vaksin atau cold chain dibuat secara khusus untuk menjaga potensi

vaksin dan setiap jenis sarana cold chain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing.

Lemari Es

Setiap puskesmas harus mempunyai 1 lemari es sesuai standar program (buka

atas) Pustu potensial secara bertahap juga dilengkapi dengan lemari es.

Mini Freezer

Sebagai sarana untuk membekukan cold pack di setiap puskesmas diperlukan

1 buah freezer.

Vaccine Carrier

Vaccine carrier biasanya di tingkat puskesmas digunakan untuk pengambilan

vaksin ke kabupaten/kota. Untuk daerah yang sulit vaccine carrier sangat cocok

digunakan ke lapangan, mengingat jarak tempuh maupun sarana jalan, sehingga

diperlukan vaccine carrier yang dapat mempertahankan suhu relatif lebih lama.

Thermos

Thermos digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan/posyandu. Setiap

thermos dilengkapi dengan cool pack minimal 4 buah @ 0,1 liter. Mengingat daya

tahan untuk mempertahankan suhu hanya kurang lebih 10 jam, maka thermos sangat

cocok digunakan untuk daerah yang transportasinya mudah dijangkau.

Cold Box

Cold Box di tingkat puskesmas digunakan apabila dalam keadaan darurat

seperti listrik padam untuk waktu cukup lama, atau lemari es sedang mengalami

kerusakan yang bila diperbaiki memakan waktu lama.

Freeze Tag/Freeze Watch

12

Page 13: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Freeze Tag untuk memantau suhu dari kabupaten ke puskesmas pada waktu

membawa vaksin, serta dari puskesmas sampai lapangan/posyandu dalam upaya

peningkatan kualitas rantai vaksin.

Kotak dingin cair (Cool Pack)

Kotak dingin cair (Cool Pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat,

besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang kemudian didinginkan pada suhu +2ºC

dalam lemari es selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong

plastik bening.

Kotak dingin beku (Cold Pack)

Kotak dingin beku (Cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat,

besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang kemudian pada suhu -5ºC − 15ºC

dalam freezer selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong

plastik bening.3,4

Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK )

UPGK adalah kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi

dalam tiap keluarga di Indonesia. Usaha ini dbimbing pemerintah melalui departemen terkait

yaitu kesehatan, pertanian, BKKBM, Agama , dan lain-lain.

Pengertian secara lebih rinci bahwa UPGK :

1. merupakan usaha keluarga untuk mempergaiki gizi seluruh anggota keluarga

2. dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak

masyarakat and petugas berbagai sektor sebagai pembimbing dan Pembina.

3. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan juga merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

4. Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk

melaksanakan alih teknologi sederhana kepada keluarga/masyarakat.

13

Page 14: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Langkah-langkah kegiatan UPGK meliputi 3 komponen besar yaitu :

1. Penyuluhan Gizi Masyarakat

Tujuan kegiatan ini adalah terjadinya proses perubahan , pengertian , sikap dan perilaku

yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan gizi yang tersedia

dimasyarakat.

2. Pelayanan Gizi Melalui Posyandu

Tujuan pelayanan ini adalah menurunnya angka kurang kalori protein (KKP) dan

kebutaan karena kekurangan vitamin A pada balita serta anemia gizi pada bayi hamil.

3. Peningkatan Pemanfaatan Tanaman Perkarangan

Salah satu kegiatan pelayanan gizi di posyandu adalah pemberian makanan tambahan

( PMT ) kepada anak balita yang dilaksanakan oleh kader-kader PKK atau kaderdesa

lainnya dengan bimbingan teknis oleh petugas gizi puskesmas. 3,4

Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal

anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan

pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan

tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat KMS di

Indonesia digunakan sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan

pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak

secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan

status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) menindaklanjuti

setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya

berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.3

Fungsi Kartu Menuju Sehat

Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;

a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik

pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang

anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan

anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil

risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat

badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko

mengalami gangguan pertumbuhan.

14

Page 15: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat

pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin

A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.

c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan

anak pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.

Langkah-langkah pengisian Kartu Menuju Sehat

1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin

2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

3. Mangisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak

4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

6. Menentukan status pertumbuhan anak

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

8. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A

9. Isi kolom pemberian ASI eksklusif

Gambar 1 : Kartu Menuju Sehat (KMS)

Posyandu

Pengertian Posyandu

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti

halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat ( BKKBN, 1998).4,5

15

Page 16: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat namun keberadaannya di

masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi

posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk

mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu

dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan

anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu ( Depdagri,

1999).5

Fungsi Posyandu

Fungsi posyandu menurut Depkes RI 2006 adalah :

Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat

dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.

Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Tujuan Posyandu:

Menurunkan Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Ibu ( ibu

hamil, melahirkan dan nifas )

Membudayakan NKKBS

Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu meliputi Panca Krida Posyandu dan Sapta Krida Posyandu.

Kegiatan ini tergantung dari kesiapan masing-masing wilayah.

16

Page 17: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

1. Lima Kegiatan Posyandu ( Panca Krida Posyandu ), meliputi :

Kesehatan ibu dan anak

Keluarga berencana

Imunisasi

Peningkatan gizi

Penanggulangan diare

2. Tujuh Kegiatan Posyandu ( Sapta Krida Posyandu ), meliputi :

Kesehatan ibu dan anak

Keluarga berencana

Imunisasi

Peningkatan gizi

Penanggulangan diare

Sanitasi dasar

Penyediaan obat esensial

Pada saat ini dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah

diselenggarakan antara lain :

Bina Keluarga Balita ( BKB )

Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak ( KP-KIA )

Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

( KLB ), misalnya : ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak,

difteri, pertusis, tetanus neonatorum.

Pengembangan Anak Usia Dini ( PAUD )

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD )

Penyedian air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)

Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,

melalui Tanaman Obat Keluarga ( TOGA )

Desa Siaga

Pos Malaria Desa ( Polmades )

Kegiatan ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga ( UP2K ), usaha simpan pinjam.

Tabungan Ibu Bersalin ( Tabulin ), Tabungan masyarakat ( Tabumas )

Penimbangan SKDN dan KMS

17

Page 18: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

S: Semua balita di wilayah kerja posyandu. 

K: Semua balita yang memiliki KMS. 

D: Balita yang ditimbang. 

N: Balita yang Berat Badannya naik.

Sistem pelaksanaan pada posyandu yang dipakai sekarang adalah system 5 meja:

Meja 1: Pendaftaran

Pendaftaran Balita

Balita didaftar dalam pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak

sudah ditimbang, KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas, diselipkan di

KMS. Kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan.

Bila anak belum mempunyai KMS, berarti ia baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS

baru, isi kolomnya secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini

diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.

Pendaftaran Ibu Hamil

Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil. Jika tidak membawa balita,

diminta langsung menuju ke meja 4, untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader, serta

pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.

Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, selanjutnya kertas

diserahkan kepada petugas.

Meja 2: Penimbangan

1. Dacin sudah siap, kemudian anak ditimbang.

2. Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, selipkan kertas ini kedalam

KMS.

3. Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke meja 3 untuk dicatat.

Meja 3: Pencatatan

1. Buka KMS balita yang bersangkutan.

2. Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS-nya.

18

Page 19: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

3. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai dengan

ingatan ibu.

4. Bila ibu tidak ingat semua dan hanya tahun umur anaknya sekarang, perkirakan bulan

lahir anak dan catat.

5. Cantumkan bulan lahir anak pada kolom KMS.

6. Kemudian isilah kolom bulan secara berurutan.

7. Setelah anak ditimbang, tulislah titik berat badannya pada titik temu garis tegak

(sesuai dengan bulan penimbangan) dengan garis datar (sesuai hasil penimbangan

dalam kilogram).

8. Pada penimbangan selanjutnya di bulan yang kedua, tulis kembali titik berat badannya

sesuai dengan hasil penimbangan bulan itu, kemudian hubungkan titik bulan

sebelumnya dengan titik bulan ini dengan garis.

9. Apabila pada penimbangan di bulan ketiga tidak hadir, kemudian baru hadir pada

penimbangan di bulan keempat, titik berat badan di bulan keempat tidak dihubungkan

dengan titik berat badan di bulan kedua.

10. Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua kejadian yang diderita

anak. Kejadian itu dicatat dalam garis tegak sesuai bulan yang bersangkutan.

Misalnya keadaan kesehatannya, mengenai makanannya, keadaan keluarganya, dan

lain-lain.

Meja 4: Penyuluhan

Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.

Penyuluhan untuk Semua Balita

1. Ibu balita diberi penyuluhan sesuai dengan kondisi anak. Pentingnya menimbang

balita setiap bulan. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut tidak naik atau

balita yang berat badannya berada di bawah garis merah harus dirujuk ke tenaga

kesehatan.

2. Pentingnya ASI eksklusif sampai anak umur 6 bulan.

3. Pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI bagi anak berumur di atas 6 bulan.

4. Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun.

5. Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita (lihat pada

kolom imunisasi pada KMS-nya).

19

Page 20: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

6. Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh

anak.

7. Pentingnya latihan/ stimulasi perkembangan anak balita di rumah.

8. Bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa, walaupun anak sedang

diare.

9. Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita dengan batuk pilek dengan nafas sesak

atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

10. Demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, atau demam

berdarah, dapat membahayakan kesehatan, segera rujuk kepada petugas kesehatan.

11. Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Penyuluhan untuk Semua Ibu Hamil

1. Perlu istirahat cukup.

2. Perlu Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

3. Tiap hari makan hidangan bergizi.

4. Pentingnya KB.

5. Pengenalan tanda bahaya kehamilan:

a. Bahaya anemia.

b. Gangguan akibat kekurangan garam yodium.

c. Pentingnya kolostrum. ASI segera diberikan dalam 30 menit setelah bayi lahir.

d. Pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.

6. Anjurkan agar ibu memeriksa kehamilannya minimal 4 kali kepada petugas kesehatan

atau bidan.

Penyuluhan untuk Semua Ibu Menyusui

1. ASI yang segera diberikan dalam 30 menit.

2. Bayi 0-6 bulan cukup diberi ASI saja (ASI eksklusif).

3. ASI diberikan setiap bayi menangis, baik siang ataupun malam semakin sering

semakin baik.

4. ASI diberikan sampai anak umur 2 tahun.

5. Minum paling sedikit 8 gelas setiap hari.

6. Anjurkan ibu makan hidangan bergizi 1 piring lebih banyak dari biasanya.

7. ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

8. Ibu menyusui di daerah gondok diberi 1 kapsul yodium sekali saja.

20

Page 21: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

9. Beri 2 kapsul vitamin A sekali saja.

Meja 5: Pelayanan Kesehatan

1. Imunisasi

2. Pemberian vitamin A dosis tinggi.

3. Pembagian pil KB atau kondom.

4. Pengobatan ringan.

5. Konsultasi KB.

Keluarga Berencana

Pengertian KB adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada

waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat

dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan

seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera (NKKBS). Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,

tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga

secara menyeluruh.5

Tujuan umum program KB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

serta keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi

terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk

Indonesia.5

Tujuan khusus KB antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam penggunaan alat

kontrasepsi

2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan

kelahiran bayi.

Kegiatan pelayanan KB meliputi:

1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

21

Page 22: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

a. Pelayanan medis KB:

i. Kesempatan dalam klinik keluarga berencana yang dapat

memotivasi cara memilih alat kontrasepsi dan sasarannya yang

sudah siap menerima jenis alat kontrasepsi yang terpilih

ii. Kesempatan di luar klinik keluarga berencana dan sasarannya

yang telah siap menerima KIE

2. Pelayanan kontrasepsi

a. Metode pelayanan kontrasepsi:

i. Metode sederhana

ii. Metode efektif

iii. Metode mantap dengan operasi

b. Tempat pelayanan kontrasepsi:

i. Pelayanan kontrasepsi melalui klinik KB

ii. Pelayanan kontrasepsi safari KB senyum terpadu

c. Pencatatan dan pelaporan

3. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta keluarga berencana

a. Posyandu

b. Puskesmas pembantu

c. Puskesmas

d. Pondok berslain desa bagi desa yang mempunyai pondok bersalin dan

bidan di desa

4. Pelayanan rujukan KB

a. Rujukan medis KB

b. Rujukan non medis

22

Page 23: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

5. Pencatatan dan pelaporan

a. Pencatatan dari hasil kegiatan pelayanan KB, baik dari hasil di dalam

gedung maupun di luar gedung:

i. Administrasi perlengkapan

ii. Administrasi keuangan

iii. Administrasi obat efek samping

iv. Administrasi hasil pelayanan kontrasespsi KB

v. Pelaporan yang terpenting perlu adanya pembuatan laporan

hasil kegiatan pelayanan medis KB.

Sistem Rujukan

a. Definisi

Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjandinya

penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu

kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal,

kepada yang lebih kompeten, terjangkau, dan dilakukan secara rasional.6

b. Jenis rujukan

Secara konsepsional meliputi :

1) Rujukan Medik

a) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan

operatif dan lain-lain

b) Pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih

lengkap.

c) Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli

untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.

c. Rujukan Kesehatan

Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat

preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan :

a) Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar

biasa atau berjangkitnya penyakit menular.

b) Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.

23

Page 24: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

c) Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanngulangan

keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal.

d) Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi

atas terjadinya bencana alam.

e) Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah

kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.

f) Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan sebagainya.

d. Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

i. Umum :

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung

mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

ii. Khusus :

a) Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat

kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.

Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat prventif

dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

Jalur rujukan berlangsung sebagai berikut :

1. Intern antar petugas Puskesmas

2. Antara Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas

3. Antara masyarakat dengan Puskesmas

4. Antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain

5. Antara Puskesmas dengan RS, Laboratorium atau fasilitas

kesehatan lainnya

e. Upaya Kesehatan Rujukan

1. Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan :

a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung

rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan dari masyarakat.

b. Mengadakan “Pusat Rujukan Antara” dengan mengadakan ruangan

tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat

pada lokasi yang strategis.

24

Page 25: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan keshatan

dengan perantaraan telepon atau radio komunikasi pada setiap unit

pelayanan kesehatan.

d. Menyediakan puskesmas keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk

kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio

komunikasi.

e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi

sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan.

f. Meningkatkan dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan

rujukan.6

Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari

istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan

Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan

kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses

penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka

perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial

masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu

mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan

adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),

baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.5,6

Penyuluhan

Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan

kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap

tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan kesehatan adalah

penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau

instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu,

kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga

dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat.6

25

Page 26: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

Langkah-langkah Penyuluhan

Untuk melaksanakan program penyuluhan harus membuat perencanaan penyuluhan

terlebih dahulu. Suatu perencanaan yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dapat dilaksanakan terus menerus.

2. Berorientasi ke masa depan.

3. Dapat menyelesaikan suatu masalah.

4. Mempunyai tujuan.

Menurut Herijulianti (2002) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun

perencanaan penyuluhan adalah :

1. Analisis Situasi.

Analisis situasi merupakan suatu kegiatan dalam mengumpulkan data tentang keadaan

wilayah, masalah-masalah sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah

yang dihadapi.

2. Penentuan Prioritas Masalah

Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan

urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

metode, antara lain dengan cara pembobotan.

3. Penentuan Tujuan

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku yang tidak sehat ke

arah perilaku sehat.

4. Penentuan Sasaran

Sasaran untuk penyuluhan dapat dibedakan menjadi :

a. Masyarakat umum

b. Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapai

26

Page 27: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

c. Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang membantu

menggerakkan dan menyebarkan informasi.

5. Penentuan Pesan

Pesan merupakan informasi yang akan disampaikan kepada sasaran. Pesan yang

disampaikan harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan.

6. Penentuan Metode

Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang ingin dicapai,

apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif atau psikomotor (contoh : untuk

mengubah kognitif/pengetahuan dapat memilih dengan menggunakan metode

ceramah ataupun diskusi).

7. Penentuan Media

Dalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan alat bantu peraga. Pemilihan

media dan metode yang tepat serta didukung oleh kemampuan dari tenaga penyuluh

merupakan suatu hal untuk mempermudah proses belajar mengajar.

8. Penentuan Rencana Penilaian

Penilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan tolak ukur

yang akan digunakan untuk penilaian.

9. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang disesuaikan

dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas penyuluh, waktu dan

rencana penilaian.5

Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya

suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila digunakan secara tepat

yaitu sesuai dengan kebutuhan. Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam

penyuluhan, yaitu :

27

Page 28: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

1. Metode One Way Methode

Menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi

kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah : metode ceramah, siaran

melalui radio, pemutaran film, penyebaran selebaran, pameran.

2. Metode Two Way Methode

Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.Yang

termasuk dalam metode ini adalah : wawancara, demonstrasi, sandiwara, simulasi,

curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab.

Berdasarkan jumlah sasaran, metode yang dapat digunakan antara lain :

1. Kelompok Besar (lebih dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok besar

ini antara lain adalah ceramah, demonstrasi dan seminar.

2. Kelompok Kecil (kurang dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok ini

antara lain : diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), memainkan peran

(roleplay).

Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan penyuluh

guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga yang

merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera

manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang

disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi

lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam

alat bantu, yaitu sebagai berikut :

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indera

mata (penglihatan pada waktu terjadinya proses pendidikan). Alat ini ada dua bentuk,

yaitu alat yang diproyeksikan (slide, film, dan film strip) dan alat-alat yang tidak

diproyeksikan.

2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasi

indra pendengar pada waktu proses penyampaian dalam pendidikan, misalnya

piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.

28

Page 29: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

3. Alat bantu lihat/dengar (audio-visual aids) seperti televisi dan video cassete. Alat

bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap

manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang

digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula

pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Elgar dale (cit, Notoatmodjo, 2005),

membagi alat bantu alat peraga tersebut atas sebelas macam dan menggambarkan

tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Secara berurutan dari

intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai

berikut : 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran;

7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda Tiruan; 11). Benda Asli.

Alat bantu dalam melakukan penyuluhan sangat membantu agar pesanpesan dapat

disampaikan lebih jelas dan tepat.

Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menurut pembuatan

dan penggunaannya :

1. Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide, dan sebagainya

yang menggunakan listrik dan proyektor.

2. Alat peraga sederhana seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata

seperti buah-buahan dan sebagainya. Selain itu juga poster, spanduk, leaflet, flanel

graph, boneka wayang dan sebagainya.

Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau

informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak, elektronik dan

media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat

berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

Menurut bentuknya media penyuluhan dibedakan atas :

1. Media visual : media yang sifatnya dapat dilihat (slide, transparansi,).

2. Media audio : media yang sifatnya dapat didengar (radio).

3. Media audiovisual : media yang dapat didengar dan dilihat (televisi, film).

4. Media tempat memperagakan (papan tulis, papan tempel, OHP, papan planel).

29

Page 30: Gizi Buruk Imunisasi Tdk Lengkap 26

5. Media pengalaman nyata atau media tiruan (simulasi, benda nyata).

6. Media cetakan (buku bacaan, leaflet, folder, poster, brosur).5,6

Kesimpulan

Program-program puskesmas terutama program gizi dan imunisasi perlu ditingkatkan

kualitas dan kuantitasnya untuk mencakup semua warga di wilayah puskesmas dan

mengurangi kejadian gizi buruk dan meningkatkan cakupan imunisasi. Dari semua tujuan itu

yang terpenting adalah mengurangi angka kematian anak.

1) Rudhiati F. Penggunaan teknoogi informasi untuk memperluas cakupan imunisasi.

Ed. 21 Desember 2012. Diunduh dari http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-

anak/2012/12/21/penggunaan-teknologi-informasi-untuk-memperluas-cakupan-

imunisasi--517822.html, 29 Juni 2013.

2) Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartaasmita CB, Ismoedijanto,

Soedjatmiko. Pedoman imunisasi diindonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikata Dokter

Anak Indonesia. 2008.h.4-65.

3) Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta :

Penerbit Salemba Medika. 2008.h.55-8.

4) Suparmanto SAS. Petunjuk teknis pengembangan dan penyelenggaraan posyandu.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009.h.30-62.

5) Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di

puskesmas. Magelang: Podorejo Offset. 2000.h.141-62.

6) Pontoh I. Dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit In Media. 2013.h.

99-102.

30


Top Related