Transcript
Page 1: GILDIDI&pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/galamedia...2012/02/24  · ranyangpluralharuslahditerap- Dadan Sutisna dalam da-kan, agar marginal pemikiran luang.com, bahasa

GILDIDI&o Senin o Mingguo Selasa 0 Rabu o Kamis • Jumat o Sabtu

2 317 18 19

456 720 21 22

8 9 10 1123 ~ 25 26

12 1327 28

14 15 1629 30 31

OJun OJul 0 Ags ONov ODesOJan ePeb oMar OApr OMei OSep OOkt

8ahasa Ibu V8ahasa Sla

P ERBEDAAN bahasaantar kolektif menjadisuatu variasi dan ciri

khas tersendiri agar lebih mudahdikenali di samping untuk mem-perkokoh identitas suatu kolek-tif. Hal inilah yang disebut seba-gai bahasa ibu, bahasa pertamayang dipelajari seseorang dalamhidupnya, seperti yang diung-kapkan oleh Kepala Bidang Ke-budayaan Dinas Pariwisata DanKebudayaan Jawa Barat, WianaSondari (dalamAgustina, 2012).Menurutnya untuk mencontohkearifan lokal, seorang ibu dini-lai dari kelembutannya, kebi-jaksanaannya, serta kasih sayangyang harus ditimbulkan padasifat anak Indonesia, meski rea-litanya keberadaan bahasa ibu

. justru tenggelam dalam lautanslang.Tampaknya para remaja, khu-

susnya di wilayah kota Bandung,lebih senang menggunakan ba-hasa slang daripada bahasa ibu,karena titel gaul yang melekatdan gengsi yang dianggap lebihtinggi kedudukannya. Sadar atautidak, tanpa mendiskriminasi ko-munitas yang menjunjung ba-hasa slang, sebenarnya muncul-nya gelombang bahasa slangmemiliki andil yang cukup besardalam proses penguburan ba-hasaIbu.Bahasa slang atau prokem ru-

panya telah menggeser bahasaibu di masyarakat. Menurut ka-mus Webster's New World Dic-tionary of the American Lan-guage (dalam Danandjaja, 2007),slang adalah kosa kata dan idiompara penjahat gelandang ataukolektifkhusus, yang diciptakanuntuk menyamarkan arti bahasaterhadap orang luar. Namun ki-ni, slang dianggap sebagai suatuyang lumrah digunakan, sesuatuyangjustru dipelajari agar tam-

pak lebih menonjol dan me-ngikuti perkembangan zaman.Salah satu bahasa slangyang ten-gah mewabah dalam dunia re-maja saat ini adalah istilah ke-.po, yang berarti selalu ingin tahuurusan orang lain.Menumbuhkan kecintaanBahasa, termasuk bahasa ibu,

tetap menjadi suatu tema eksotikyang selalu menarik untuk di-perbincangkan. Bahkan 21Feb-ruari telah dinyatakan sebagaihari bahasa ibu oleh UNESCO.Persoalannya bukan lagihanya

sekadar isu tunggal yang mem-perdebatkan kapan atau dimanaseharusnya bahasa ibu diguna-kan, melainkan telah bercabang dalam menggunakan bahasamenjadi bagaimana menumbuh- tersebut.kan rasa bangga pada penggu- Bahasa Sundanaannya, dan bagaimana mena- Bahasa ibu kerap kali dip an-ngani peliknya keadaan bahasa dang dengan sebelah mata, bah-ibu yang kian unstabil dalam ge- kan dengan mata tertutup, se-lombangmultibahasayangtidak hingga kilauan keindahannyamenguntungkan. tidak tampak. Jika dilihat secaraBahasa ibu tidak melulu ber- subjektif, bahasa Sunda sebagai

singgungan dengan budaya yang cabang Melayu- Polinesia dalamharus dilindungi, melainkan te- rumpun bahasaAustronesia ada-lah berkembang menghasilkan lah bahasa ibu yang penggunaansuatu variasi dalam alat berko- tetap berjaya, dengan penggunamunkasi.juga sebagai kekayaao ~g cukup ba~ak"termasukkolektif yang perln diperta- pendatang dan pribumi tatarhankan. sunda itu sendiri. Bahkan berda-Dalam menyikapinya, pemiki- sarkan data esayyang ditulis oleh

ranyangpluralharuslahditerap- Dadan Sutisna dalam da-kan, agar marginal pemikiran luang.com, bahasa Sunda bera-yang ada tidak lantas menyem- da di urutan ke-32 sebagai ba-pitkan sudut pandang, dan mere- hasa ibu dengan jumlah penuturmehkan persoalan bahasa. Mam- 27 juta di J awa Barat.pu memfiltrasi dengan baik se- Meskipun dalam perkembang-tiapisuyangmencuat, termasuk annya penutur bahasa Sundapemikiran para ahli mengenai meningkat, namun pada saatisu kepunahan bahasa ibu kare- bersamaan keluargayang meng-najarangnya digunakan dan ser- gunakannya dalam kegiatan se-buan bahasa asing. Telah men- hari-hari cukup berkurang, di-jadi hal yang mutlak,jika seseo- tambah pergeseran perspektifrang mendekatkan diri dengan para pemuda yang lebih memen-suatu kolektif dan ada proses tingkan gengsi, sehingga situasipembelajaran bahasa di san a, yangtercipta adalah keadaan di-maka ia akan semakin terampil mana pribumijustru mengikuti

OlehAULIYA MILLATINA FAlWAH

Kllping Humas Onpad 201a

Page 2: GILDIDI&pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/galamedia...2012/02/24  · ranyangpluralharuslahditerap- Dadan Sutisna dalam da-kan, agar marginal pemikiran luang.com, bahasa

·gaya bahasa yang dibawa olehpendatang.Dalam keseharian, bahasa

Sunda utuh sendiri, sebagian be-sar hanya digunakan oleh ko-munitas tertentu dan sesepuh.Sedangkan usia produktif seba-gian besar menggunakan bili-ngual, yakni bahasa Sunda danIndonesia, sedangkan generasiyang lebh muda lagihampir tidakbegitu dekat dengan bahasa Sun-da, hanya mengenal, namun cu-kupsulit ketika pengaplikasian.Justru yang mudah ditemukandalam keseharian adalah peng-gunaan bahasa sunda untuksaling mencerca dan menghina,dengan imbuhan harsh word.PenggunaanbahasaSundayangmerosot dalam pergaulan, akanmenimbulkan dampak besar ba-gi kedepannya, karena dapatmemicu kepunahan.Adapun beberapa penyebab

mengapa bahasa Sunda menja-di kurang dipandang antara lainadalah gencarnya injeksi bahasaasing yang masuk ke Indonesia,juga kurangnya apresiasi daripenutur asli sendiri.lstilahrapresiasi berasal dari

bahasa'Latin apreciatio yang be-ra~i;iifengindahkan at'au meng-hargai. Dalam konteks yang lebihluas, istilah apresiasi menu rutGave (dalamAminnudin, 2009)mengandung makna pengenalanmelalui perasaan atau kepekaanbatin dan pemahaman dan pen-gakuan terhadapnila-nilai kein-dahan yang diungkapkan pen-garang. Pada sisi lain, Squire danTaba (dalamAminnudin, 2009)berkesimpulan bahwa prosesapresiasi melibatkan tiga unsurinti, yakni aspek kognitif, aspekemotif, dan aspek evaluatif.Untuk memenuhi tiga unsur

inti dalam apresiasi, bahasa Sun-da harus diletakan lebih propor-------------~--~---

sional, baik dalam pergaulanmaupun penggunaannya padaproses baca tulis. Pada aspek kog-nitif yang melibatkan intelek, halini dapat disambungkan padapemberian materi bahasa Sun-da sebagai muatan lokal wajib,sebagaimana yang telah dica-nangkan. Namun tidak berakhirdi stu saja, karena masih banyakhal yang perlu diluruskan berkai-tan dengan beberapa titik danmengingat bahwa pelajaran ba-hasa Sunda hanya di berikan se-lama satujam pelajaran, kuranglebih 45 menit, setiap min-ggunya.Aspek emotif yang berkaitan

dengan keterlibatan emosi, sa-ngat berperan dalarn penilaiansecara subjektif, dimana antusi-asme sangat memiliki andil. Ku-rangnya antusiasme penutur asli,secara tidak langsung memberi-kan penilaian bahwa bahasa Sun-da telahjauh tertinggal kepopu-lerannya dibandingkan bahasaIndonesia yang terus berkern-bang secara fleksibel. Agar apre-siasi terhadap bahasa Sundatidak padam, maka emosi harusdimainkan, menumbuhkan rasakecintaan dan kebanggaan ter-hadap bahasa ibu.Karena de-ngan mempelajari bahasa Sun-da berarti seseorang termasukke dalam bilingual, karena men-guasai bahasa lan selain bahasanasional, dan itu akan memper-mudah ketika seseorang mem-pelajari bahasa asing atau bahasalain kedepannya.Aspek evaluatifberkaitan de-

ngan penilaian, seperti yang ditu-lis oleh Andi Nuronni dalam in-ilahjabar.com, inisiatif masyara-kat Sunda dalam menjaga Ba-hasa Sunda layak untuk diapre-siasi. (Penulis, mahasiswaSastra Indonesia FakultasIlmu Budaya Unpad)**


Top Related