Download - Geologi Karst System Karst
SYSTEM KARST
Oleh :MOh. KhaIdir NoOr
Pengertian KarstKarst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang
diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan
gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya
tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan,
namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk istilah
bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams
(1989) mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi
hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah
larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang
baik.
Karst dicirikan oleh (Widyastuti dan Haryono) :
1. Terdapatnya goa dari sistem drainase bawah tanah.
2. Banyak terdapat gua
3. Terdapat lembah kering
4. Terdapat sungai bawah tanah
5. Terdapat aliran sungai yang masuk ke bawah tanah (sinking
stream)
6. Terdapat doline/telaga, ponor
7. Terdapat bukit-bukit yang sambung menyambung
(bergerombol)
Proses Terbentuknya Karst
• Asal mula topografi karst adalah adanya pengendapan
gamping di dasar laut, kemudian terangkat di atas muka air
laut dan selanjutnya oleh air hujan batu gamping tersebut
terlarutkan menjadi bentuk-bentuk kubah, dan cekungan.
• Bila batugamping sudah terlarut biasanya akan
menyisakan bagian-bagian yang tidak dapat larut dalam
air, terbentuk persenyawaan karbonat. Sisa-sisa ini
berkomposisi besi, berwarna merah atau merah coklat.
Klasifikasi Karst
Klasifikassi karst secara umum ada 3 :
1. Klasifikasi cvijic
Holokarst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna,
baik dari sudut pandang bentuklahannya maupun hidrologi
bawah permukaannya.
Merokarst, merupakan karst dengan perkembangan tidak
sempurna atau parsial dengan hanya mempunyai sebagian ciri
bentuklahan karst (Contoh karst ini disekitar Rengel
Kabupaten Tuban).
Karst Transisi, berkembang di batuan karbunat relatif tebal
yang memungkinkan perkembangan karst bawah tanah,
akan tetapi batuan dasar yang impermeable tidak sedalam di
holokarst, sehingga evolusi karst lebih cepat. (Contoh karst
adalah Karst Gunung Sewu (Gunungkidul), Karst Maros
(Sulsel).
2. Klasi fikasi gvozdeckij (1965)
Bare karst, lebih kurang sama dengan karst Dinaric
(holokarst)
Tropical karst of cone karst, merupakan karst yang terbentuk
di daerah tropis.
Permaforst karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah
bersalju.
3. Klasifikasi Sweeting
True karst, merupakan karst dengan perkembangan
sempurna.
Glasiokarst, merupakan karst yang terbentuk karena
karstifikasi yang didominasi oleh proses glasiasi dan pross
glacial di daerah batugamping
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst
1. Faktor Fisik Ketebalan batugamping batu gamping yang tebal dan masif Porositas dan permeabilitas berpengaruh dalam sirkulari air dalam
batuan. Intensitas struktur (kekar), Kekar yang baik untuk proses karstifikasi
adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar mempertinggi porositas dan permeabilitas.
2. Faktor Kimiawi Kondisi kimia batuan, diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan
dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi
mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).
3. Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat
menghasilkan humus yang menutup batuan dasar,
mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air
permukaan masuk ke zona anaerobic.
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih
rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik,
sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
Bentuk-bentuk Sisa pelarutan
Adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi berjalan sangat lanjut ehingga meninggalkan sisa erosi yang khas
Contoh : Kerucut karst ,Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979)
Menara Karst Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial
Gua dan Sungai Karst
Kawasan karst pada umumnya terbagi menjadi
dua, yaitu eksokarst dan endokarst. Contoh-
contoh eksokarst (morfologi permukaan)
adalah dolina, uvala, dan polje. Contoh-contoh
endokarst (morfologi bawah permukaan)
adalah gua, terowongan, sungai bawah tanah,
saluran.
Gua karst merupakan bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktivitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut.
Proses Pembentukan Gua
Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang
rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke
sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah
larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut
semakin membesar.
Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar
sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal.
Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan
mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit-
langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu
sistem gua horisontal yang lama dan membentuk
surupan (sumuran gua).
Menurut proses pembentukannya gua terbagi :
Gua batu kapur (terbentuk oleh air hujan yang
mengandung karbondioksida yang diserap dari
atmosfer, oleh karena itu bersifat asam) asam
inilah yang melarutkan kalsium karbonat dan
membentuk saluran-saluran yang dalam jangka
waktu yang panjang membentuk gua dengan
sungai yang mengalir didalamnya (PPLH, 2007).
evaporasi di dalam gua berlangsung sangat
lamban karena tidak adanya radiasi matahari
untuk menarik molekul air dan pergerakan udara
yang begitu kecil. Stalagtit dan stalagmit
merupakan pilar kalsium katbonat dimana
pertumbuhan panjang dari keduanya diperkirakan
hanya berkisar 0,2 mm/tahun (PPLH, 2007)
• Gua lahar (gua ini terbentuk ketika lelehan lahar
gunung berapi yang mengandung berbagai
komposisi kimia mendingin dengan laju yang
berbeda) muntahan lahar turun menuruni
punggung gunung sampai kebawah, jika lahar
masuk kelubang-lubang tanah makan akan
membentuk gua lahar (PPLH, 2007)
• Gua buatan (gua ini terbentuk bukan karena proses alam tapi terbentuk dengan mengali lereng-lereng bukit yang mempunyai ciri-ciri sebagaimana gua ala (PPLH, 2007).
(penampang gua)
(penampang gua)
Proses pembentukan sungai bawah tanah (Thornbury,1969):
Sungai Bawah Tanah dibagi menjadi dua yaitu :
1. Autochthonous → Air yang berasal dari gua itu sendiri
biasa disebut juga Percolation Water, Dicirikan dengan
Kandungan CaCO3 yang tinggi.
2. Allochthoconous → Air yang berasal dari luar gua biasa
disebut Vadose Water atau Vadose Stream. Kandungan
CaCO3 minim, Suhu air terpengaruh dengan suhu udara
luar gua.
Syarat penting pembentukan morfologi Kars (Thornbury,1969):
• Adanya batuan yang mudah larut & tersingkap atau tertutupi
sedimen yang tipis
• Batuan massive & memiliki kekar
• Arus air tanah rendah
• Curah hujan cukup tinggi
Litologi
Batugamping massive & tebal Berlapis, Kandungan CaCO
60%-90%, Porositas sekunder, Permeabilitas baik.
Struktur Geologi:
Kekar / sesar
Kekar/sesar yang intensif akan menjadi zona lemah yang
mempermudah proses karstifikasi (air asam akan mudah
masuk dan melarutkan batuan)
Curah Hujan
Diperlukan intensitas curah hujan yang cukup tingggi untuk
membentuk topografi kars
Proses Geologi
1. Proses Endogenik
Pengangkatan
Pengekaran/ penyesaran
2. Proses Eksogenik
Pelarutan
Erosi, dll
Karst Maros Pangkep
Karst Maros Pangkep yang memiliki deretan bukit cadas
(Tower Karst) satu yang membedakan karena Karst lain
yang ada di Indonesia berbentuk bukit bukit kerucut
(Conicall Hill Karst) sedangkan karst Maros Pangkep
berbentuk menara tinggi berdiri sendiri atau juga
berkelompok, Karst Maros Pangkep membentuk gugusan
batu gamping yang tinggi hampir mirip dengan Karst yang
ada di Vietnam Cina Selatan, kawasan Karst Maros Pangkep
juga memiliki gua yang jumlahnya hampir 268 Gua.
Singkapan batu gamping yang luas di Sulawesi Selatan ini
membentuk tipe karst tersendiri. Bukit-bukit berlereng terjal
(yang sebagian besar genesanya dipengaruhi oleh struktur
geologi, sebelum diperlebar dan diperluas oleh proses
pelarutan atau Karstifikasi) membentuk bangun menara
yang sangat khas (tower karst). Bukit-bukit menara Karst
Maros-Pangkep serupa dengan karst yang ada di China
Selatan dan Vietnam (Samodra 2001).
Karst Maros
Sungai Karst Maros
Gua Karst Maros
Gua Kalibong Aloa
Gua Saripah