Transcript

GANGGUAN PENDENGARAN PADA GERIATRI

Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga tuli konduktif atau tuli campuran.

Organ-organ pendengaran akan mengalami proses degeneratif. Pada telinga luar terjadi perubahan pada berkurangnya elastisitas jaringan daun telinga dan liang telinga. Kelenjar-kelenjar sebasea dan seruminosa mengalami gangguan fungsi sehingga produksinya berkurang, juga terjadi penyusutan jaringan lemak sebagai bantalan di sekitar liang telinga. Hal ini menyebabkan kulit daun telinga maupun liang telinga menjadi kering dan mudah mengalami trauma. Serumen cenderung mengumpul, mengeras, dan menempel dengan jaringan kulit liang telinga.

Bagian liang telinga 2/3 dalam mudah luka saat mengeluarkan kotoran karena kulit yang melapisinya lebih tipis.

Serumen cenderung menumpuk karena terjadi peningkatan produksi serumen dari bagian 1/3 liang telinga, bertambah banyaknya rambut liang telinga, yang tampak lebih tebal dan panjang.

Bagian telinga lain seperti membran timpani, tulang-tulang pendengaran, otot-otot di telinga tengah juga mengalami perubahan walaupun tidak terlalu bermakna.

Perubahan mikroskopis struktur telinga tengah menurut Etholm dan Belai (1974) didapatkan:

1. Membran timpani menipis dan lebih kaku

2. Arthritis sendi sering terjadi pada antar tulang-tulang pendengaran

3. Atrofi dan degenerasi serabut-serabut otot pendengaran di telinga tengah

4. Proses penulangan dan perkapuran pada tulang rawan di sekitar Tuba Eustachius.

Struktur telinga bagian dalam yaitu sensorik, saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang, maupun sinaps saraf, rentan terhadapat proses degeneratif. Organ corti paling rentan terhadap proses degeneratif. Perubahan pada sel-sel rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya dalam penurunan ambang pendengaran pada usia lanjut.TULI KONDUKTIF PADA GERIATRI

Pada telinga luar dan telinga tengah proses degeneratif dapat menyababkan kelainan berupa;

1. Berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun telinga

2. Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga

3. Penumpukan serumen

4. Membran timpani bertambah tebal dan kaku

5. Kekauan sendi tulang-tulang pendengaran

Kelenjar-kelenjar serumen mengalami atrofi, sehingga produksi kelenjar serumen berkurang dan menyebabkan serumen menjadi lebih kering, sehingga terjadi serumen prop, membran timapani bertambah kaku dan tebal , kekakuan pada persendian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduksi.

TULI SARAF PADA GERIATRIPresbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya pada usia 65 tahun, simetris pada telinga kiri dan kanan, terjadi pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.

Etiologi

Presbikusis merupakan akibat proses degenerasi yang memiliki hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan, arterioskerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan.

Patologi

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N.VIII. Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga terjadi pada stria vaskularis. Ukuran sel-sel ganglion, saraf, dan myelin akson saraf juga mengalami penurunan jumlah.

Klasifikasi

No.JenisPatologi

1.Sensorik Lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ Corti, jumlah sel-sel rambut dan sel-sel penunjang berkurang.

2.Neural Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berurang.

3. Metabolik (Strial presbycusis)Atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik menurun.

Fungsi sel dan keseimbangan bio-kimia/bioelektrik koklea berkurang.

4.Mekanik (Cochlear presbycusis)Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis.

Atrofi ligamentum spiralis.

Membran basilaris lebih kaku.

Berdasrkan perubahan patologik yang trjadi, Schuknecht dkk menggolongkan presbikusis menjadi 4 jenis yaitu,

Gejala Klinik

Keluhan utama presbukusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinag. Kapan berkurangnya pendenngan tidak diketahui pasti.

Keluhan lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan, tapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang bising (cocktail party deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment).

Diagnosis

Dengan pemeriksaan otoskopik, tampak membran timpani suram, mobilitasnya berkurang. Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural. Pemeriksaan audiometrik nada murni menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral, dan simetris.

Pada tahap awal terdapat penurunan tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz. Ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural.

Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan. Pada tahap lanjut terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.

Pemeriksaan audiometrik tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech discrimination). Tampak pada presbikusis neural dan koklear.

Penatalaksanaan

Rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Perlu dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (audiotory training).


Top Related