Transcript
Page 1: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Gangguan Akibat Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi II

Dosen Pengampu : Ns. Siswoyo, S.Kep

Oleh :

NAMA : M. Ulul Amri

NIM : 082310101059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009

1

Page 2: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah yang disusun untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah fisiologi 2 yang berjudul “Gangguan Akibat

Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh” tepat pada waktu yang telah

ditentukan.

Tak lupa saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang terkait dalam proses penbuatan makalah ini. saya juga mengucapkan

banyak terima kasih pada Ns. Siswoyo, S.Kep selaku dosen pembimbing.

Demikian kata pengantar dari saya. Saya mengetahui makalah ini masih

jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat dharapkan demi perbaikan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi pembaca

Jember, 19 januari 2010

Penyusun

2

Page 3: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga

kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh

adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.

Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari

keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra

sel) dan di luar sel (cairtan ekstra sel) harus dipertahankan tetap seimbang.

Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan

perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri

dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia

yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika

berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui

makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh

bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi

yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang

lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Jumlah air dalam tubuh berkaitan erat dengan jumlah elektrolit

tubuh. Konsentrasi natrium darah merupakan indikator yang baik dari jumlah

cairan dalam tubuh. Tubuh berusaha untuk mempertahankan jumlah total

cairan tubuh sehingga kadar natrium darah tetap stabil. Jika kadar natrium

terlalu tinggi, tubuh akan menahan air untuk melarutkan kelebihan natrium.

Akan timbul rasa haus dan lebih sedikit mengeluarkan air kemih. Jika kadar

natrium terlalu rendah, ginjal mengeluarkan lebih banyak air untuk

mengembalikan kadar natrium kembali ke normal.

3

Page 4: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud cairan dan elektrolit pada tubuh?

2. Apa fungsi dari cairan dan elektrolit?

3. Apa Dampak Dari Gangguan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

pada tubuh?

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil makalah ini adalah

1. Pembaca mengetahui definisi dari cairan dan elektrolit

2. Pembaca mengetahui fungsi dan kegunaan dari cairan elektrolit

3. Pembaca mengetahui dampak dari gangguan ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit pada tubuh

4

Page 5: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi cairan dan elektrolit

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler

dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel

di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar

sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan

interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di

dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,

sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan

serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan

nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan

dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon

dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium

(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),

bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit

dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi

meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik

menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah

muatan-muatan positif.

5

Page 6: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

2.2 Fungsi Cairan Dan Elektrolit

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir

semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme

tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk

menggantikan cairan yang hilang.

Fungsi cairan tubuh antara lain :

1. Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2. Melancarkan peredaran darah

Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini

disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.

Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

3. Membuang racun dan sisa makanan

Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan

racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui

keringat, air seni, dan pernafasan.

4. Kulit

Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan

air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan

elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

5. Pencernaan

Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen

melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang

cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena

gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan

lancar.

6. Pernafasan

Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah

dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa

6

Page 7: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita

menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun

dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

7. Sendi dan otot

Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot

tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,

perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir

resiko kejang otot dan kelelahan.

8. Pemulihan penyakit

Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang

memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

7

Page 8: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter

penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal

mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan

keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur

keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi

asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Jumlah cairan yang relatif sedikit dalam aliran darah itu sangat penting

untuk fungsi tubuh dan harus terus dijaga agar tetap konstan.

Air yang berada diluar aliran darah berfungsi sebagai cadangan yang dapat

mengisi maupun menyerap kelebihan air dalam darah sesuai kebutuhan. Air

masuk ke dalam tubuh terutama melalui penyerapan dari saluran pencernaan.

Air meninggalkan tubuh terutama sebagai air kemih yang dikeluarkan dari ginjal.

Ginjal bisa mengeluarkan sampai beberapa liter air kemih dalam sehari atau dapat

menahannya dengan membuang kurang dari 0,5 L air kemih dalam sehari.

Sekitar 1 L air juga dibuang setiap harinya melalui penguapan dari kulit

dan paru-paru. Keringat yang berlebihan (misalnya karena latihan berat atau cuaca

panas), bisa meningkatkan jumlah air yang hilang melalui penguapan. Dalam

keadaan normal, sedikit air dibuang melalui saluran pencernaan. Pada muntah

yang berkepanjangan atau diare yang berat, sebanyak 3,84 L air bisa hilang

melalui saluran pencernaan. Bila asupan cairan sesuai dengan cairan yang hilang,

cairan tubuh akan tetap seimbang. Untuk menjaga keseimbangan cairan, orang

sehat dengan fungsi ginjal yang normal dan tidak berkeringat berlebihan, harus

minum sedikitnya 1 L cairan/hari. Untuk mencegah dehidrasi dan pembentukan

batu ginjal, dianjurkan untuk minum cairan sebanyak 1,5-2 L/hari. Bila otak dan

8

Page 9: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

ginjal berfungsi dengan baik, tubuh dapat mengatasi perubahan yang ekstrim

dalam asupan cairan.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan

nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan

sel

c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan

interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang

merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan

komponen ada.

Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:

• Ginjal

Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:

- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif

cairan tubuh.

- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang

dibutuhkan .

- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.

- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.

Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena

ginjal tidak dapat berfungsi.

• Jantung dan pembuluh darah

Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan

yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu

perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.

9

Page 10: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

• Paru-paru

Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari

pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk

yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik

dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.

• Kelenjar pituitari

Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga

hormon penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel

dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur

volume darah.

• Kelenjar adrenal

Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus).

Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga

ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan

banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.

• Kelenjar paratiroid

Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid

(PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari

usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.

10

Page 11: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

3.2 Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :

• Volume

• Osmolalitas

• Komposisi

Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler

(ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam

jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan

volume ekstraseluler (ECF).

Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler

(ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam

jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan

dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting

untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang

ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total

dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan

perubahan komposisional.

a. Ketidakseimbangan Volume

• kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)

Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai

kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam

jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan

dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif

mengakibatkan hipernatremia.

- Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan

cairan

tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).

- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya

melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,

11

Page 12: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Dextrose

5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.

- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya

kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl

0,33 %.

Kekurangan volume cairan tubuh dapat mengaibatkan terjadinya dehidrasi

tubuh. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan natrium. Bergantung pada

komposisicairan yang hilang secara akut, bila natrium yang hilang bersama air

konsentrasinya lebih tinggi dari kadar natrium cairan ekstraseluler maka akan

terjadi dehidrasi hipoosmotik. Bila kurang lebih sama akan terjadi dehidrasi iso‐

osmotik, dan bila lebih rendah akan terjadi dehidrasi hiperosmotik akibat

tingginya kadar natrium dalam cairan ekstraseluler. Gejala klinis dehidrasi

dipengaruhi oleh berat ringannya kehilangan cairan dan kadar natrium cairan

ekstraseluler. Tanda yang dapat dijumpai antara lain, berat badan turun, turgor

kulit menurun, ubun‐ubun cekung, mata cekung, mukosa kering, nadi cepat dan

tekanan darah turun, serta jumlah urin sedikit dan pekat. Laboratorium

menunjukan kenaikan hematokrit dan kenaikan

berat jenis urin.

• Kelebihan Volume ECF :

Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-

duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya

cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan

berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.

Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat

terlokalisir atau generalisata.

12

Page 13: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

b. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional

Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam

cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif

secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi)

adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan

hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga

perubahan komposisional di bawah ini :

• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5

mEq/L.

• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama

dengan

5,5 mEq/L.

• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan

ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang

3.3 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit

tubuh antara lain :

a. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant

dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding

usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan

dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban

udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit

melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas

dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

13

Page 14: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

c. Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika

intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak

sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal

keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini

akan menyebabkan edema.

d. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan

pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan

retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan

dan elektrolit tubuh Misalnya :

- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan

pemenuhan intake

cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f .Tindakan Medis

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.

g. Pengobatan :

Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada

kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h. Pembedahan :

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan

darah selama pembedahan.

14

Page 15: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir

semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme

tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk

menggantikan cairan yang hilang.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter

penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal

mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan

dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran

garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan

kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam

mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion

hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang

turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan

mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam

cairan tubuh.

Gangguan akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh

dapat menyebabkan terjadinya kondisi-kondisi yaitu : Hypervolemia (peningkatan

volume cairan), Hypovolemia (penurunan volume cairan), Ketidakseimbangan

isotonis, Hyponatremi, Hypernatremi, Hypokalsemia, Hyperkalsemia.

15

Page 16: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

4.2 Saran

1. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami dan mengerti arti dan

fungsi cairan dan elektrolit pada tubuh.

2. Agar tidak terjadi gangguan pada tubuh, hendaknya mengatur pola

keseimbangan cairan dan elektrolit sesuia dengan kebutuhan.

3. Olahraga secara teratur dan biasakanlah minum air putih 8 liter per hari

16

Page 17: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

DAFTAR PUSTAKA

http://sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh/

htt p://uchiha-jefri.blogspot.com/2009/01/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-

window.html http://garduguru.blogspot.com/2009/10/video-game

menyehatkan-mata.html

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ketidakseimbangan-cairan-dan-

elektrolit/

http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit

http://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektrolit

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1917450-cairan-dan-

elektrolit/

17

Page 18: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

LAMPIRAN

Akibat Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Akibat Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Dalam artikel sebelumnya saya sudah ceritakan tentang perlunya keseimbangan cairan dalam tubuh kita. Sekarang, apa yang terjadi jika ada yang tidak seimbang?? Yukk kita liat lagi...

Secara garis besar penyebab berkurangnya cairan tubuh adalah karena asupan cairan berkurang atau pengeluaran cairan bertambah karena keadaan tertentu. Akibatnya bisa terjadi dehidrasi dan syok, bahkan kematian.

Pengeluaran air berlebihan dapat disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa.

Kehilangan cairan tubuh sebesar 2 % dari berat badan mulai menunjukkan tanda dehidrasi seperti timbulnya rasa haus, rasa tidak nyaman, hilangnya nafsu makan, dan kulit kering. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4 % dari berat badan, terjadi penurunan gangguan performa, produksi urin menurun, mulut kering, kulit memerah, mual, dan lethargy. Kehilangan cairan 5- 6 % dari berat badan akan meningkatkan frekuensi nadi, meningkatkan frekuensi pernafasan, mengganggu konsentrasi, sakit kepala, mual, dan mengantuk. Kehilangan cairan tubuh 10 %-15 % dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulit keriput, gangguan penglihatan, gangguan buang air kecil, dan gangguan kesadaran. Kehilangan cairan lebih dari 15 % akan mengakibatkan kematian.

Untuk menjaga agar kita terhindar dari dehidrasi, pada saat tubuh kita mengeluarkan keringat berlebihan kita harus minum lebih awal dan cukup artinya jangan tunggu sampai timbul rasa haus tetapi segera minum pada saat tubuh berkeringat. Pada kondisi berkeringat berlebihan tubuh kita juga akan mengeluarkan elektrolit yang bila dibiarkan, akan terjadi kekurangan elektrolit. Karenanya dibutuhkan minuman yang mengandung elektrolit yang sesuai dengan keringat kita yang terbuang.

18

Page 19: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Ketidakseimbangan Cairan dan   Elektrolit Ditulis oleh nurmufid di/pada 03/04/2009

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.Proporsi cairan tubuhBBL : 80 % bbAnak : 70 % bbDewasa : 60 % bbUsila : 40 –45 % bb

B.Distribusi cairan tubuhIntra sel : 40 %Extracell : interstitial 15% bb plasma (intra vaskuler) 5 %bbDarah menyimpan panas 36 0 c

C.Fungsi cairan tubuh :Pembentuk struktur tubuhSarana transportasiMetabolisme selPelarut elektrolit dan non elektrolitMemelihara suhu tubuh

D.Keseimbangan intake – outputIntake :IngestionJumlah tergantung dari usia,bbOxidasi sel kurang lebih 10 ml/100 ml yang dibakarOutput :Iwl tergantung dari usia, bb dipengaruhi oleh :Suhu tubuhKerja fisikKondisi atmUrine :1 – 2 ml/kgbb/jam atau pada orang dewasa kurang lebih 1000 – 1500 ml

E.Komposisi cairan :Fungsi pelarut, reaksi kimia, metabolisme. Regulator : ADH, aldosteron1.Air :2.Elektrolit :Lebih banyak di extrasell, fungsi untuk mempertahankan isotonisitas cairan extrasell.Natrium :memberikan lingkungan kimia listrik yang pentingNatrium dan kalium : untuk kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Regulator : aldosteronChlorida (cl) :

19

Page 20: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Berperan sebagai electron netral diluar intracell>> pada cairan lambung dan keringatFungsi mengatur keseimbangan asam basaRegulator : faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma

Kalium dan Phospor (ca & p ) :Kalium : >> Untuk pembekuan darah, metabolismepada tulang tulang, kontraksi otot dan transmisi impuls saraf & Menentukan permeabilitas membran selPhospor :berperan dalam pembekuan tulang, komponen ATP, sebagai buffer dalam mempertahankan keseimbangan asam basa intrasell.Phospor :3.Non elektrolitGlikosa dan fruktosaUreum kreatininProtein

PERGERAKAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1.Antara plasma – interstitialDipengaruhi oleh :Permeabilitas membran selTekanan hydrostatik kapilerTekanan osmotic koloidMekanisme transport :DifusiOsmosa2.Antara interstitial – intrasellMekanisme transport:Simple difusi: O2, CO2, Cl, alkohol.Facilitated difusi : glukosaTransport aktif : Na,KOsmosa

KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN :

1.Hypervolemia ( peningkatan volume cairan )Terjadi oleh karena :Peningkatan intake —- infus >> , psychotic drinking episodePenurunan output —- renal failure, chd, ketidakseimbangan endokrin, penggunaan obat-obat steroid.

Tanda dan gejala :Peningkatan plasma :Dilusi protein bermol besar, RBC —- penurunan konsentrasi protein plasma, penurunan HCT.Peningkatan tekanan darah, distensi vena jugularis, overload sirkulasi.

20

Page 21: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Peningkatan cairan interstitial —- edema, peningkatan bb, peningkatan turgor kulit, bengkak pada kelopak mata.

Edema paru :Batuk-batuk dg dahak berbusa, bercak darahDyspnea

Asites : dyspnea

2.Hypovolemia (penurunan volume cairan)Terjadi oleh karena :Peningkatan output : >>> perspitasi, drainage pada luka bakar, abses, diare, muntah-muntah, gastric —- suction.HemorrhagicDiabetes insipidusPenurunan intake —- ketidakseimbangan elektrolitTanda dan gejala :Penurunan plasma : peningkatan konsentrasi plasma protein, peningkatan hct (kecepatan pada hemorrhagic); penurunan tekanan darah —- penurunan cardiac output —- diuresis menurun dan kolaps pembuluh darah superficial —- kulit dingin dan berkeringat.Penurunan cairan interstitial —- penurunan turgor kulit, mukosa membran kering, mata cekung, penurunan bb, peningkatan temp.

KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Ketidakseimbangan isotonis —- perubahan volume cairan extracell yang disertai dengan perubahan elektrolit secara proporsional isotonic Tidak terjadi sel edema / keriputdengan cairan intracellPenyebab :Peningkatan —- >>> infus nacl 0,9 %, hypersekresi aldosteron; peningkatan volume cairan keseimbangan peningkatan dengan jumlah natriumPenurunan —- kehilangan cairan yg mengandung natrium secara proporsional —- perdarahan, >>> respirasi drainage luka

Ketidakseimbangan Natrium :Terjadi oleh karena :Peningkatan/penurunan natrium, volume cairan tetap.Natrium tetap, penurunan/penungkatan volume cairan

HyponatremiOleh karena :Penurunan ointake natriumPeningkatan output natrium>> cairan hypotonisEnema dengan air kran

21

Page 22: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Penurunan output cairanSekresi adh oleh karena stress, cancer, cerebral disorder, pain, trauma surgical, penggunaan morphin/obat anestesi.

Konsentrasi Na extracell menurunCairan extracell —– intracell —-cell edemaEdema cell otak —- neural symptomTwitchingHyper irritableDisorientasiConvulsiComaEdema tempat lain —-lemah, anorexia, nausea, vomiting, abdominal cramp, diarhe.

HypernatremiOleh karena :Peningkatan intake natriumPenurunan volume darah —- sulit menelan,gangguan rasa haus, penurunan air di lingkungan, diabetes insipidus, >> perpitasi.

Konsentrasi cairan extracell meningkatCairan intracell —- extracell —- cell keriput, rasa haus.Keriput sel otak —- tampak ketakutan, gelisah, koma.Keriput sel lain —- kulit kering,mukosa membran kering, mata cekung, lidah beralur jelas.

Tanda dan gejala lain pada :HyponatremiHypernatremi—- tergantung pada penyebab.

HypokalemiaPenurunan kalium extracell oleh karena :Penurunan intake kaliumPeningkatan output kalium : gastrointestinal losses — diare, >>> urine, peningkatan sekresi aldosteron, alkalosis.

Penurunan respon otot terhadap rangsang sarafGangguan pada otot polos git —- distensi abdomen, vomiting, illeus paralitic.Penurunan tonus vaskuler —- hypotensiGangguan pada otot rangka —- pernafasan dangkal, kelemahan otot-otot.Gangguan pada otot jantung —- arrytmia —- heart block, perubahan ekg ( st segment depresi) flattenea t wave,.peningkatan sensitivitas terhadap digitalis.Alkalosis

22

Page 23: Gangguan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Hyperkalemia > 6 mgPeningkatan k extracell oleh karena :Peningkatan intake k : >> infus, transfsi.Penurunan output k : renal failure, addison’s disease, aldosteron inhibiting drugs (aldactone).Shift of K Out of intracell : asidosis, luka bakar, crushing injuries, hypoxia selluler.Peningkatan respon otot terhadap rangsang sarafPenurunan kekuatan kontraksi otot.Gangguan pada otot rangka —- kelemahan otot pernafasan dangkalGangguan pada otot jantung : penurunan kekuatan kontraksi, —- dilatasi dan flaccidity —- penurunan rate jantung / stop, peningkatan respon terhadap rangsang saraf —- arrytmia ( ventrikel fibrilasi )

Hypokalsemia —- penurunan ca extracellOleh karena :Penurunan absorbsi ca pada git: defisiensi vitamin d, defisiensi nutrisi, penurunan sekresi pth, penyakit liver, empedu, pancreas.>> deposit ca pada tulang, peningkatan exkresi ca, alkalosis

Peningkatan permiabilitas dan irritabilitas jaringan saraf dan otot

Pada otot rangka : twitching, carpopedal spasm, tetany, spasmus larink,epilepsy —- like seizure.Pada otot pembuluh darah : numbress, tingling pada jariNeuromuskuler : troulsean tes +, chvostex’s sign +.Pada otot jantung : arrytmia

Hypercalcemia —–peningkatan ca extrecellOleh karena :Peningkatan absorsi ca git —- >> dietPeningkatan pemecahan ca dari tulang : peningkatan sekresi pth, immobilisasi >>>, kanker tulangPenurunan exkresi ca pada renal asidosis

Penurunan permiabilitas dan irritabilitas jaringan saraf dan ototPenurunan aktivitas otot dan saraf —- penurunan tonus ototOtot polos git —- distensi abdomen, kembung, konstipasi, nausea, vomiting.Penurunan fungsi saraf : lethargy, kelemahan, penurunan reflex normal >Kecuali pada otot jantung —- peningkatan rangsang jantung —- peningkatan cardiac output & bp jika >>> —- arrytmia. Penurunan pompa jantung —- penurunan BP. Peningkatan ca extracell / plasma —- peningkatan deposit ca pada jaringan lunak — batu ginjal, renal failure.

23


Top Related