DeliriumGejala-gejala yang jelas : - gangguan kesadaran (kesadaran yang
berkabut)- gangguan fungsi kognitif- Biasanya juga disertai dengan labilitas
emosional, halusinasi atau ilusi, serta perilaku yang tidak sesuai, impulsif, irrasional, atau dengan kekerasan
Pada umumnya bersifat akut dan reversibel, tapi dapat pula menjadi irreversibel
3
Pada umumnya terjadi saat rawat inap di rumah sakit
Biasanya berakhir dalam 1 minggu, tetapi beberapa gejala dapat bertahan bahkan sampai pasien keluar dari rumah sakit
Dapat terjadi pergantian secara cepat dari keadaan hiperaktif dan hipoaktif
Keadaan hiperaktif : biasanya berhubungan dengan efek samping pengobatan dan sindrom putus zat
Keadaan hipoaktif : Lebih sering pada lanjut usiaMelibatkan disfungsi pada formasio retikularis
dan transmisi asetilkolin
4
Prevalensi- Tertinggi jumlahnya pada lanjut usia yang
menjalani rawat inap di rumah sakit- Di komunitas secara umum : 1 – 2 %- Pada lanjut usia (>85 tahun) : 14 %- Pada lanjut usia yang dibawa ke unit gawat
darurat : 10 – 30 %- Seringkali mengindikasikan adanya suatu
kondisi/penyakit medis umum- Insidensi selama rawat inap di rumah sakit umum
6 – 56 % - Lanjut usia pasca operasi : 15 – 53 %- Lanjut usia pada perawatan intensif : 70 – 87 %
5
Delirium : Perjalanan PenyakitKebanyakan individu dengan delirium akan
mengalami pemulihan yang penuh dengan atau tanpa pengobatan
Pengenalan dan intervensi dini : memperpendek durasi dari delirium
Dapat berkembang semakin parah : stupor, koma, kejang, sampai kematian, terutama jika penyebab yang mendasari tidak diobati
Sekitar 40 % penderita, terutama yang disebabkan oleh penyakit2 keganasan dan penyakit medis berat lainnya, akan mengalami kematian dalam setahun setelah ditegakkan diagnosis delirium
6
Delirium : Faktor Risiko dan PrognosisLingkungan : risiko delirium meningkat pada
individu yang mengalami hendaya fungsional, immobilitas, riwayat terjatuh, aktivitas yg rendah, dan penggunaan zat2 psikoaktif (terutama alkohol dan antikolinergik)
Genetik dan fisiologikal : demensia dapat meningkatkan risiko dan komplikasi, individu yang lebih tua lebih rentan, pada anak2 berhubungan dengan penyakit2 dengan gejala utama demam dan beberapa medikasi (antikolinergik)
7
Delirium : Kriteria Diagnostik (DSM-IV-TR)A. Gangguan kesadaran (penurunan kesadaran
terhadap lingkungan sekitar) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, dan memindahkan perhatian
B. Suatu perubahan kognisi (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yg tidak lebih baik dijelaskan oleh adanya/perkiraan adanya demensia
8
Delirium : Kriteria DiagnostikC. Gangguan tersebut berkembang dalam
suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam sampai hari) dan cenderung berfluktuasi dalam perjalanan hariannya
D. Terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratorium, bahwa gangguan tersebut diakibatkan oleh konsekuensi fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum / intoksikasi atau sindrom putus zat
9
Delirium : Diagnosis BandingGangguan2 psikotik dan gangguan mood
dengan ciri psikotik : presentasi gejala yang khas untuk skizofrenia dan gangguan mood
Gangguan stres akut : paparan terhadap kejadian traumatik (+)
Demensia : onset yg perlahan dan kesadaran yg relatif tidak berubah
Malingering dan Gangguan Buatan : presentasi gejala yg tidak khas, penyakit medis umum/riwayat penggunaan zat (-)
10
Delirium : PenatalaksanaanIdentifikasi dan obati penyebab yang mendasariKoreksi dan perbaiki : abnormalitas metabolik,
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan giziIdentifikasi dan jika mungkin hentikan medikasi
penyebabPerbaiki lingkungan pasien (turunkan stimulasi
lingkungan yg berlebihan)Agitasi (+) : antipsikotik dosis rendah (cth :
haloperidol 2-5 mg), atau benzodiazepin (cth : lorazepam 1-2 mg) terutama untuk pasien dengan risiko kejang
11
DemensiaDefek yang signifikan dalam kognisi dengan
tingkat kesadaran yang stabilFungsi neurokognitif yg dipengaruhi :
orientasi, daya ingat, inteligensia, bahasa, perhatian, konsentrasi, daya pertimbangan, pemecahan masalah, dan kemampuan sosial
Dapat disertai dengan perubahan yang jelas pada kepribadian, afek, dan perilaku
Didiagnosis sesuai dengan etiologi yang mendasari
12
Demensia : EtiologiPenyebab tersering : penyakit alzheimer (50-
60% kasus)Penyakit2 vaskular (cth: arteriosklerosis)Trauma kapitisPenyakit huntingtonPenyakit parkinsonInfeksi HIVPenyakit creutzfelt-jacobDll
13
Demensia : EpidemiologiSekitar 5% penduduk AS diatas 65 tahun :
demensia beratSekitar 20% penduduk AS diatas 80 tahun :
demensia beratPertambahan usia : faktor risiko terbesarSeperempat pasien : memiliki penyakit medis
yang dapat diobati
14
Demensia : Kriteria Diagnosis (Demensia Alzheimer)A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang
dimanifestasikan oleh :- Gangguan memori- Satu atau lebih gangguan kognitif berikut
(afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif)
B. Defisit kognitif pada kriteria A diatas menyebabkan gangguan yang signifikan pada fungsi sosial atau okupasional dan memperlihatkan penurunan signifikan dari fungsi sebelumnya
15
Demensia : diagnosis (DA)C. Perjalanan penyakit dikarakteristikkan oleh onset penurunan
kognitif yang bertahap dan berlanjutD. Defisit kognitif pada kriteria A tidak diakibatkan oleh hal-hal
berikut :- Kondisi sistem saraf pusat lainnya yang menyebabkan defisit
progresif pada memori dan kognisi (cth: penyakit serebrovaskular)
- Kondisi sistemik yang diketahui menyebabkan demensia (cth: hipotiroidisme)
- Kondisi yang diinduksi oleh zatE. Defisit tidak terjadi secara khusus selama suatu perjalanan
deliriumF. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan aksis I
lainnya
16
Demensia : PenatalaksanaanPsikologikal : Terapi suportif, terapi
kelompok, dan rujukan pada organisasi untuk keluarga dari pasien demensia
Farmakologikal : - Cholinesterase inhibitors : donepezil,
rivastigmin, galantamin, dan tacrine- Hindari golongan barbiturat dan
benzodiazepin- Agitasi : antipsikotik dosis rendah
17
Major Depresif Disorder (MDD) Gejala-gejala yang dialami berlangsung minimal 2
minggu dan memperlihatkan suatu perubahan yang jelas dari fungsi sebelumnya
Lebih sering pada wanita daripada pria (2:1)Kejadian pencetus ada pada sekitar seperempat
pasienDapat sebagai episode tunggal pada seseorang, atau
dapat pula berulangPrevalensi 1 tahun di AS : sekitar 7% dari populasi
umumPrevalensi pada kelompok umur 18-29 tahun 3 kali
lipat dari kelompok umur 60 tahun ke atas19
MDD : EtiologiA. Faktor biologi :- Neurotransmiter (penurunan aktivitas
sistem serotonin, norepinefrin, dan dopamin)
- Neurotrofik dan neuroplastisitas- Irama sirkadian- Neuroendokrin- Kindling- Dll
20
MDD : EtiologiB. Faktor psikologis :- Teori psikodinamika- Teori perilaku- Teori kognitifC. Faktor sosial :- Relasi dan dukungan sosial- Etnis dan budaya
21
MDD : Diagnosis (DSM-IV-TR)A. Terdapatnya satu (episode tunggal) / dua atau
lebih (berulang) dari episode depresif mayorB. Episode depresif mayor tidak lebih baik
dijelaskan sebagai gangguan skizoafektif, dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, atau gangguan psikotik yang tak tergolongkan
C. Tidak pernah ada riwayat suatu episode manik, campuran, atau hipomanik
Catatan : Kriteria eksklusi tidak dipakai jika episode seperti manik, campuran atau hipomanik terjadi akibat medikasi atau penggunaan zat, atau efek fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum
22
MDD : Diagnosis Episode Depresif MayorA. Lima (atau lebih) dari simtom di bawah ini sudah
ada secara bersama-sama selama 2 minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi dari sebelumnya, minimal terdapat 1 simtom dari (1)mood depresif atau (2)hilangnya minat atau kesenangan
Catatan : jangan masukkan simtom yang jelas akibat dari suatu kondisi medis umum, atau waham atau halusinasi yang tidak sesuai mood
1. Mood depresi hampir setiap hari, yang ditunjukkan oleh baik laporan subyektif (perasaan sedih, kosong, tak ada harapan), atau observasi orang lain (terlihat menangis)
Catatan : pada anak-anak atau remaja dapat berupa mood iritabel
23
2. Secara nyata terdapat penurunan minat atas seluruh atau hampir seluruh rasa senang pada aktivitas harian, hampir setiap hari
3. Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa usaha khusus (perubahan 5% atau lebih dari berat badan dalam 1 bulan terakhir) atau penurunan atau peningkatan nafsu makan yang terjadi hampir setiap hari (pada anak-anak kegagalan mencapai berat badan yang diharapkan)
4. Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari5. Agitasi atau retardasi psikomotor6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap
hari7. Perasaan tak berdaya atau rasa bersalah yang
berlebihan atau tak sesuai hampir setiap hari
24
8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau penuh keragu-raguan hampir setiap hari
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati), pikiran berulang tentang ide bunuh diri dengan atau tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana untuk bunuh diri yang jelas
B. Simtom-simtom tidak memenuhi kriteria untuk suatu episode campuran
C. Simtom-simtom menyebabkan distres atau hendaya klinis yang signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
D. Simtom-simtom tidak diakibatkan efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum atau penggunaan zat
E. Simtom-simtom tidak lebih baik dijelaskan sebagai duka cita
25
MDD : Faktor risiko dan prognosisTemperamen : neuroticism (afektivitas
negatif)Lingkungan : pengalaman masa anak yang
buruk, kejadian2 hidup yang stresfulGenetik dan fisiologikal : anggota keluarga
derajat pertama memiliki risiko 2 hingga 4 kali lipat daripada populasi umum
Adanya gangguan2 psikiatrik mayor lainnya (cth: gangguan2 ansietas) : meningkatkan risiko berkembangnya MDD
26
MDD : Diagnosis BandingGangguan mood akibat kondisi medis umumGangguan depresi/bipolar akibat
medikasi/penggunaan zatEpisode campuranEpisode manik dengan mood iritabelGangguan penyesuaian dengan mood
depresifDuka cita
27
MDD : PenatalaksanaanFarmakologis :- SSRI (cth: fluoxetin 20-80 mg/hari, sertralin)- SSNRI (cth: duloxetin)- Trisiklik (cth: amitriptylin)- MAOI (cth: moclobemid)- MirtazapinPsikologis :- Berorientasi psikoanalitik- Terapi kognitif-perilaku- Terapi interpersonal- Terapi kelompok
28
Gangguan Bipolar IUsia rata-rata onset pertama : sekitar 18
tahunOnset episode manik pada lanjut usia :
kemungkinan ada kondisi medis umum/penggunaan zat
Lebih dari 90% individu dengan episode manik tunggal akan berlanjut dengan episode mood lainnya
Sekitar 60% episode manik terjadi beberapa saat sebelum suatu episode depresif mayor
Wanita dan laki-laki sama berisiko (1:1)Prevalensi 1 tahun di AS : 0,6 %
30
GB I : Faktor Risiko dan PrognosisLingkungan : lebih sering pada negara2
berpenghasilan tinggi, individu dengan perpisahan atau perceraian
Genetik dan fisiologikal : riwayat keluarga yang kuat, 10 kali lipat pada anggota keluarga yg terkena
Bunuh diri : risiko bunuh diri 15 kali lipat daripada populasi umum
31
GB I, Episode Kini Manik: Diagnosis (DSM-IV-TR) A. Akhir-akhir ini dalam suatu episode manikB. Terdapat sebelumnya suatu riwayat setidak-
tidaknya satu episode depresif mayor, campuran, atau manik
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan sebagai gangguan skizoafektif, dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, atau gangguan psikotik yang tak tergolongkan
32
Episode Manik : diagnosis A. Suatu periode yang jelas dari mood yang
meningkat, ekspansif, atau iritabel yang abnormal dan menetap selama sekurangnya 1 minggu
B. Selama periode gangguan mood, 3 (atau lebih) dari simtom2 berikut telah menetap dan signifikan :
1. Harga diri yang meningkat atau rasa kebesaran2. Penurunan kebutuhan untuk tidur3. Berbicara lebih banyak daripada biasanya atau
usaha untuk terus berbicara4. Ide-ide yang beterbangan atau pengalaman
subyektif dari pikiran yang saling berlomba5. Distraktibilitas (perhatian yg mudah teralihkan)
33
6. Peningkatan aktivitas yang bertujuan atau agitasi psikomotor
7. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang memiliki potensi tinggi mengalami konsekuensi yang menyakitkan (belanja berlebihan, terlibat investasi yang tidak masuk akal)
C. Simtom2 tidak memenuhi kriteria episode campuran
D. Gangguan mood cukup berat menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, atau kebutuhan untuk hospitalisasi karena bahaya mencederai diri atau orang lain, atau adanya ciri psikotik
E. Simtom2 tidak diakibatkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu penggunaan zat atau dari suatu kondisi medis umum
34
GB I : Diagnosis BandingGangguan depresif mayorGangguan bipolar akibat
medikasi/penggunaan zatGangguan bipolar IIGangguan kepribadianGangguan-gangguan ansietas
35
GB I : PenatalaksanaanFarmakologis : ‘penstabil mood’- Lithium - Carbamazepin- Valproic acid/Divalproex- Olanzapine- Verapamil- LamotriginePsikologis :- Terapi berorientasi psikoanalitik- Terapi kognitif-perilaku- Terapi kelompok- Terapi keluarga
36
Referensi1. First MB, Tasman A. DSM-IV-TR Mental Disorders
Diagnosis, etiology and treatment. 1 ed. Chicester : John Wiley & Sons, 2005, p: 736-863
2. Sadock BJ, Sadock VA. Pocket handbook of Clinical Psychiatry. 4th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2005, p: 45-66, 145-69
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorders. 5th ed. American Psychiatric publishing. Arlington VA. 2013, p: 155-88, 591-602
4. Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis kedokteran Jiwa Indonesia. Panduan gangguan Depresi mayor. 2013 , hal: 5-21
38