Transcript
Page 1: Fraktur Enamel Dentin Riwan

FRAKTUR ENAMEL DENTIN

Pendahuluan

Fraktur mahkota merupakan jenis fraktur yang terjadi pada bagian enamel hingga ke bagian tulang gigi dengan atau tanpa patahnya sebagian elemen. Disebut juga sebagai fraktur mahkota uncomplicated (AADP, 2011) . Dalam hal ini, yang termasuk dalam jenis fraktur ini adalah jenis fraktur Ellis 1 dan Ellis 2.(riyanti, 2010) Fraktur Enamel Dentin Merupakan fraktur yang terjadi pada sebagian email, dan dentin tanpa terbukanya jaringan pulpa. Fraktur ini biasanya terjadi pada gigi anterior dan patah pada bagian sudut mesial maupun sudut distal. Biasanya jenis fraktur ini tidak menimbulkan rasa sakit, namun apabila fraktur terjadi hingga mencapai dentin, maka rasa sakit akan terasa terutama pada saat makan maupun karena perubahan suhu. Rasa sakit pada saat mengunyah juga bisa terjadi karena jaringan periodontal juga mengalami kerusakan. Pada pemeriksaan perkusi biasanya tidak disertai rasa sakit. Namun jika hal ini terjadi maka kemungkinan fraktur sudah melibatkan jaringan pulpa dan akar. Pada pemeriksaan mobility dalam batas normal, pemeriksaan tes sensitivitas memberikan respon positif (dental trauma guidelines revised, 2011)

Page 2: Fraktur Enamel Dentin Riwan

1.3.2.1 Penatalaksanaan emergensi

Jika fragmen gigi masih ada, maka bisa dilakukan penyambungan kembali pada gigi aslinya. Jika diakukan sebagai perawatan sementara maka pada dentin terbuka tersebut bisa ditutup dengan Glass Ionomer atau bahkan bisa langsung dilakukan penambalan dengan resin composite. Jika dentin yang terbuka mengenai jaringan pulpa kurang dari 0.5 mm maka bisa langsung diaplikasikan calcium hidroksida dengan dilapisi Glass Ionomer. (dental trauma guidelines revised, 2011)

1.3.2.2 Restorasi fraktur mahkota

Perawatan yang mungkin dilakukan berdasarkan skala prioritas perawatan (Peter Cathro, 2005) :

1. Re-attachment fragmen gigi dengan menggunakan resin composite

Sisa fragmen gigi dapat dipertahankan dengan penyambungan kembali. Kedua teknik re attachment fragmen gigi dan merestorasi struktur gigi dengan resin komposit dapat diharapkan bertahan untuk beberapa tahun ketika dilakukan sesuai dengan instruksi pabrik. Kedua jenis teknik restorasi ini dapat diulang beberapa kali sebelum treatmen yang lebih luas dan destruktif perlu dilakukan. Untuk gigi tunggal, preparasi yang adekuat diperlukan untuk memastikan ikatan yang baik dengan bahan resin komposit.Kemungkinan gagalnya restorasi komposit bisa karena kurang memperhatikan hubungan oklusinya .

Page 3: Fraktur Enamel Dentin Riwan

2. VeneersVeneer komposit atau veneer keramik dapat dipertimbangkan setelah beberapa kali

rebonding fragmen / restorasi resin komposit telah dilakukan namun tidak berfungsi lagi dengan baik. Jangan gunakan veneer pada fraktur insisal jika lebih dari seperempat dari permukaan labial gigi yang direstorasi dengan resin komposit, karena tidak akan bisa mendapatkan ikatan resin yang baik antara veneer dan gigi.

3. CrownsMahkota dapat dipertimbangkan setelah restorasi resin komposit dan restorasi veneer

tidak lagi berfungsi dalam jangka waktu yang lama

1.3.2.3 Perlindungan dentin dan pulpa

Page 4: Fraktur Enamel Dentin Riwan

Perawatan:

1. Jika fragmen masih ada maka bisa dilakukan reattachement2. Bersihkan area dengan water spray, saline dan chlorhexidine3. Disinfeksi area dengan sodium Hipoklorit4. Aplikasikan kalsium Hidroksida jika dentin terbuka mendekati pulpa. Sebagai

tindakan mergensinya Glass Ionomer bisa diaplikasikan sebagai tambalan sementara5. Lakukan X ray foto dengan tampak aoklusal, periapikal dan eksentrik6. Restorasi dengan resin komposit (jika sebelumnya diapikasikan glass ionomer, maka

buang lah terlebh dahulu seblu direstorasi)

1.3.2.4 Follow Up dan Prognosis

Follow Up pada perawatan ini bisa dilihat dilakukan setelah 6-8 weeks bahkan 1 year kemudian. Hasil yang diharapkan setelah follow up adalah tidak adanya keluhan, respon positif terhadap tes pulpa, adanya perbaikan jaringan akar pada gigi tetap muda. Sedangkan kegagalan perawatan dapat ditandai dengan adanya keluhan , respon negative pada tes pulpa, tidak adanya perbaikan pada jaringan periapikal dan selanjutnya memerlukan perawatan endodontik . Investigasi terkini mengevaluasi prognosis dari vitalitas gigi setelah terjadi trauma akut pada 3144 gigi insisif permanet dengan fraktur enalem dentin yang hanya dikarenakankerusakan adalah 923 insisif dengan adanya keluhan (Ravn JJ, 1981) . Prognosis fraktur mahkota terutama tergantung pada cedera tersebut melibatkan ligamentum periodontal atau tidak dan yang kedua tergantung pada sejauh mana dentin tersebut terbuka. Hasil perawatan yang optimal mengacu pada evaluasi waktu dan perawatan berkala. (AAPD, 2011)

Referensi:

Page 5: Fraktur Enamel Dentin Riwan

1. Riyanti E. Penatalaksanaan trauma gigi pada anak. 12 Juni 2010. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/06/penatalaksanaan_trauma_gigi_pada_anak.pdf. 17 November 2011.

2. dental trauma guidelines revised, 2011. http://www.dentaltraumaguide.org/Permanent_enamel-dentin_fracture_Treatment.aspx

3. Peter Cathro .Evidence based guidelines for restoration of endodontically treated anterior teeth were presented by specialist endodontist at the 2005 NZDA meeting in Auckland.

4. American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). Guideline on Management of Acute Dental Trauma.2011

5. Ravn, J.J.: Follow-up study of permanent incicors with enamel – dentin after acute trauma. Scand.J.Dent. Res. 1981:89:355-365


Top Related